Jon Terapi Bermain

download Jon Terapi Bermain

of 13

description

terapi bermain

Transcript of Jon Terapi Bermain

AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA

PROGRAM TERAPI BERMAIN USIA BAYI DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP 1 BANGSAL CENDANA 4 RSUP Dr. SARJITO YOGYAKARTAProposal

Oleh :

Cahyono

(121134)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATANAKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-NYA proposal terapi bermain ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Kami berharap proposal terapi bermain ini bisa diterima.

Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing di mata kuliah Keperawatan Anak II, Ibu Budi Punjastuti, M.Kes, NS. sehingga proposal terapi bermain ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai yang di harapkan.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan hidayah, bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

Yogyakarta, 19 Desember 2014 Penyusun

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Anak tidak membedakan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak hanya sekedar mengisi waktu, tetapi juga merupakan kebutuhan anak. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Anak yang mendapatkan kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif, cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas,kami melakukanterapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses penyembuhandan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di Rumah Sakit.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan program bermain pada bayi di ruang Melati RSU Karya Husada, dapat merangsang perkembangan motorik, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian.2. Tujuan Khusus

a. Menstimulasi perkembangan motorik.

b. Menstimulasi perkembangan kognitif.

BAB IITINJAUAN TEORI

1. Definisi

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999).2. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

a. Motoric Gerak Kasar

Mengangkat kepala

Miring kanan kiri Menahan kepala tegak

b. Motorik Gerak Halus

Melihat & meraih mainan

Memperhatikan benda bergerak

Memegang benda

Merasakan & meraba bentuk benda

c. Bicara & Bahasa

Berbicara / menirukan kata kata

Mengenali sumber suarad. Sosialisasi & Kemandirian

Mengajak anak tersenyum

Mengajak bayi mengamati keadaan di sekitarnya.

e.Sistem Pernapasan

Jalan napas berkembang lebih cepat daripada kolumna vertebra. Pada bayi bifurkasi trakea adalah setinggi vertebra torakal ke 4.

Bayi hanya bernapas melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati lebih sempit. Pernapasan kurang ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia dibawah 6 atau 7 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagfragma atau pernapasan abdomen.volume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak anak lebih besar daripada yang di ekspirasikan oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak mempunyai 9x jumlah alveoli dibandingkan ketika lahir.f.Sistem Kardiovaskuler

Jantung adalah besar dalam hubungan nya dengan ukuran tubuh pada bayi. Jantung terletak agak horizontal dan menempati sebagian besar cavum thoraks. Perkembangan paru-paru menyebabkan jantung terdesak ke posisi yang lebih rendah dan pada umur 7 tahun jantung dianggap seperti posisi jantung orang dewasa yang lebih oblik dan lebih rendah. Ukuran jantung meningkat pada remaja karena pertumbuhan yang cepat.

g.Sistem Integumen

Kulit, yang mualai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri dari 3 lapisan ( Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan ). Kulit mempunyai 4 fungsi utama : perlindungan terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas, dan sensor terhadap sentuhan, nyeri, panas, dan dingin.

Ph kulit yang normal adalah asam, berguna untuk melindungi kulit dari invasi bakteri. Pada bayi Ph kulit bayi lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya, bayi lebih rentan terhadap infeksi kulit daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Selanjutnya, karena pelekatan yang longgar antara dermis dan epidermis, kulit bayi dan anak anak cenderung mudah melepuh.

h.Sistem Pendengaran

Neonatus mampu membedakan suara saat lahir dan lebih mudah berespon terhadap suara dengan nada yang tinggi. Adanya mucus pada tuba eustachius dapat membatasi pendengaran ketika bayi pertama kali dilahirkan tetapi segera jelas setelah lahir. Verniks kaseosa pada saluran telinga luar dapat menyulitakan visualisasi membrane timpani.

Bayi yang lebih muda berespon terhadap kebisingan yang keras dengan refleks terkejut, berkedip, atau menghentikan gerakan. Bayi, yang berumur 6 bulan atau lebih mencoba mencari sumber suara.i. Sistem Penglihatan

Strabismus konvergen intermiten umum terjadi sampai umur 6 bulan, kemudian menghilang. Otot otot dianggap berfungsi dengan sempurna pada umur 1 tahun. Macula dan fovea sentralis secara structural mengalami diferensiasi pada umur 4 bulan. Maturasi makula dicapai saat umur 6 tahun. Perbedaan warna ada antara umur 3 dan 5 bulan. Bayi normalnya berpenglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan pada bayi mempunyai rentang dari 20/300 sampai 20/50. iris biasanya dianggap berwarna permanent saat umur 6 bulan, tetapi pada beberapa anak tidak sampai 1 tahun. Lakrimasi mulai ada saat berumur 6 12 minggu.j.Bahasa

Bahasa isyarat pada bayi atau anak usia muda di berbagai negara telah lama digunakan dan dipopulerkan sebagai parenting tool oleh baby sign, Sign2Me atau pebisnis edukasi lainnya untuk berkomunikasi antara orangtua dan bayi. Berbagai alat dan perlengkapan yang ditawarkan bervariasi dari buku, audiovisual, sampai flashcard. Meskipun metode ini bukanlah sesuatu yang baru tetapi di Indonesia belum banyak dikenal dan dilakukan oleh para orangtua. Dalam setiap negara, bahasa isyarat yang digunakan berbeda dalam jumlah dan jenisnya. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara yang berbahasa sama. Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tulis yang sama, ternyata memiliki bahasa isyarat yang berbeda. Amerika menggunakan bahasa isyarat American Sign Language sedangkan Ingris menggunakan British Sign Language. Sebaliknya ada negara yang memiliki bahasa tertulis yang berbeda, namun menggunakan bahasa isyarat yang sama. Berbagai metode dan buku tentang bahasa isyarat telah diterbitkan. Sebagian besar metoda bahasa isyarat tersebut mengacu pada American Sign Language (ASL).k.Psikososial

Kebutuhan psikososial adalah kebutuhan ASIH dan ASAH. Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan. Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin.Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat melalui pendidikan dan latihan

Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.

BAB III

RENCANA TERAPI BERMAIN1. Identitas Anak

Nama

: An. Asifa mukarohmahTanggal Lahir

: Sleman 28, September 2014Jenis Kelamin

: PerempuanAgama

: IslamPendidikan

: -

Alamat

: Sayegam, Sleman1. Identitas Orang Tua

Nama

: Bp SudionoUmur

: 30 thJenis Kelamin

: Laki-lakiAgama

: IslamPendidikan

: Sarjana PendidikanPekerjaan

: GuruAlamat

: Sayegan, Sleman2. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Personal Sosial: baikb. Motorik Halus: baikc. Motorik Kasar: baikd. Bahasa

: baik3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan dan Nifas

a. Kehamilan: 41 Minggub. Persalinan : Normalc. Nifas : 38 hari4. Permainan yang Disukai

Memegang benda yang menimbulkan suara5. Pemeriksaan Antopometri

BB

: 3,8 kgTB

: 62 cmLingkar Kepala

: 37 cmLingkar dada

: 36 cm

Lingkar paha

: 33,5 cm

LILA

: 11cm

6. Rencana Terapi Bermain

NOTUJUANKLASIFIKASI BERMAINALAT/ SARANAAKTIFITAS BERMAINWAKTU

1.Untuk meningkatkan motoric halus dan motoric kasar pada bayi. Berguling guling.

Melihat & meraih mainan

Memperhatikan benda bergerak

Memegang benda

Kicik-kicik yang menimbulkan suara

Menyiapkan tempat. menyiapkan alat-alat.

Menyiapkan bayi dan ibu.

Membuka proses terapi dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan pada ibu tentang tujuan dan manfaat kegiatan.

Menjelaskan cara bermain, mengajak bayi bermain, mengefaluasi respon bayi.

Menyimpulkan dan mengucapkan salam.20 menit

SAP PENYULUHANPokok Bahasan

: Terapi Bermain pada Bayi di Rumah Sakit

Sup Pokok Bahasan

: Terapi Bermain Bayi

Tujuan

: Mengoptimalkan tingkat Perkembangan Bayi

Tempat

: Bangsal Cendana 4 RSUP Dr. SarjitoWaktu

: 20 menitSasaran

: Klien dan Keluarga klienMetode

: Ceramah dan bermain bersamaMedia

: kicik-kicik yang berbunyi.Rencana Pelaksanaan

:

NoTerapisWaktuSubjek terapi

1Persiapan :

a. Menyiapkan ruangan

b. Menyiapkan alat-alat

c. Menyiapkan bayi dan keluarga3 menit

2Proses :

a. Membuka proses terapi bermain dengan mengucapkan salamb. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang tujuan dan manfaat bermainc. Mengajak bayi bermaind. Mengevaluasi respon anak dan keluarga15 menit-Menjawab salam, memperkenalkan diri

-Memperhatikan

-Bermain bersama

-mengungkapkan respon

3Evaluasi : Menyimpulkan, mengucapkan salam2 menit-Memperhatikan dan menjawab salam

DAFTAR PUSTAKAAcredolo, L. P., & Goodwyn, S.W. (July 2000). The long-term impact of symbolic gesturing during infancy on IQ at age 8.

Diunduh dari http/ /terapi bermain usia bayi/PaiDi MenCaRI baKaT SAP Terapi Bermain.htm. tanggal 19 Maret 2013 jam 13.00Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sandler, Wendy; & Lillo-Martin, Diane. (2001). Natural sign languages. In M. Aronoff & J. Rees-Miller (Eds.), Handbook of linguistics (pp. 533-562). Malden, MA: Blackwell Publishers.

Susan Goodwyn, Linda Acredolo, and Catherine Brown (2000). Impact of symbolic gesturing on early language development. Journal of Nonverbal Behavior, 24 (2), pp. 81-103.