Proposal Pelaksanaan Program Terapi Bermain

21
PROPOSAL PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI BERMAIN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga 1

description

kep anak

Transcript of Proposal Pelaksanaan Program Terapi Bermain

PROPOSAL PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI BERMAINA. LATAR BELAKANGAktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan lilin mainan akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif dan mengasah kreatifitas si anak dan juga sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan membentuk lilin mainan

B. TUJUAN1. tujuan umumTujuan umum dilakukan terapi ini adalah untuk merangsang perkembangan sensorik, motorik, intelektual, social, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain anak.2. tujuan khususa. mengambangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesuadah kegiatanb. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalahd. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah sakit

C. PRINSIP PERMAINAN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya di tempat bermain khusus yang ada di ruangan rawat.2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama5. Melibatkan orang tua

D. KEUNTUNGAN BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT1. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak3. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri4. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku yang positif

E. FUNGSI BERMAIN Anak dapat melangsungkan perkembangannya1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIKMembantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.2. PERKEMBANGAN KOGNITIFMembantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).3. KREATIFITASMengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.4. PERKEMBANGAN SOSIALDiperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.6. PERKEMBANGAN MORALInteraksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok.Contoh : dapat menerapkan kejujuran7. TERAPIBermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAINAda 5 (lima) factor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak, yaitu :1. Tahap perkembangan anakAktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Demikian juga sebaliknya karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.2. Status kesehatan anakKebutuhan bermain pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa. pada saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.3. Jenis kelamin anakAda bebarapa pndangan tentang konsep gender dalam kaitannya dengan permainan anak. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan social anak. 4. Lingkungan yang mendukungTerselenggaranya aktivitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya dan lingkungan. 5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai bagi anakmemilih permainan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Permainan membantu anak untuk meningkatkan kemampuan dalam mengenal norma dan aturan serta interaksi social dengan orang lain.Sejalan dengan pertumbuhan dan oerkembangannya, anak usia prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan social dengan temannya semakin meningkat.

G. TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA 1. Gerakan : Sudah dapat naik tangga sendiri.Dapat menendang, melempar dan menangkap bola.Dapat naik sepeda roda 3.Dapat berjinjit beberapa detik.Bisa menggoyangkan badan, tangan, dan kaki mengikuti irama musik.a. Koordinasi mata-tangan:Dapat meniru menggambar garis lurus.Dapat minum dari cangkir.Mampu menggunting dan memotongDapat mengambil benda kecil dengan jari tanpa jatuh.Mempu menggunting kertas lebar.Mampu membuka kancing dari lubangnya.2. Belajar bahasa:Mulai banyak bertanya, mengapa begini atau begitu..Dapat menggabungkan kalimat.Tertarik mendengarkan cerita dan terlibat di alamnya.Mampu menggunakan 4-5 kata untuk menyusun kalimat.Menikmati lagu dan mulai belajar menghafal lagu.a. Proses belajar:Dapat mengingat lagu sederhana. Konsentrasi meningkat.Dapat mulai menghitung 5 jari.Mulai memahami angkaMampu menggambar bentuk orang, namun belum menyatu.

3. Sosial-emosional:Percaya diri bergaul dengan teman sebaya dan orang dewasa.Mudah menangis bila kecewa.Mampu mengatur BAK dan BAB pada tidur malam.Sudah tahu makna berbohong.Mudah menangis bila teman menangis.Mampu memahami aturan sosial dengan teman bermain.Mampu memakai baju sendiri.

H. KARAKTERISTIK BERMAIAN USIA 4-6 TAHUAN1. Berkembangnya konsep diri2. Munculnya egosentris,3. Rasa ingin tahu yg tinggi4. Imanjinasi yang tinggi5. Belajar menimbang rasa6. munculnya control internal7. Belajar dari lingkungannya8. berkembangnya cara berpikir9. berkembangnya kemampuan berbahasa10. membuat kontak sosial dengan orang di luar rumah11. mulai senang membentuk kelompok 12. ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa 13. terjadinya cooperative play 14. memilih teman bermain alat permainan yang cocok untuk anak usaia 3- 4tahun1. peralatan rumah tangga2. sepedah roda tiga3. papan tulis/ kapur4. lilin, boneka, kertas5. drum, buku dengan kata simpel, kapal terbang, mobil, truk

I. TOPIK BERMAINBermain lilin (Playdough) (gambar)

J. PENGORGANISASIANLeader: TitinCo Leader: LiliObservasi: IntanFasilitator: Sartika

K. STRUKTUR KELOMPOK1. tempat kegiatan: kamar bermaian di ruang melati AWS Samarinda2. Setting tempat:

keterangan: : Leader: co Leader: anak atau klien:orang tua: pembimbing: perawat pelaksana

3. pelaksanaan:Hari: SelasaTanggal: 11 Maret 2014-03-09 Jam: 10.00 10.30 wita4. Jumlah pelaksanaan: 8 orang5. Media dan Alat: lilin mainan stik es kertas kartonpersiapan:1. persiapan klien :a. mengidentifikasi klien sesuai dengan kriteria yang telah di buatb. jumlah klien yang mengikuti terapi bermain 6 orang anak dan di dampingi oleh orang tua atau keluarga masing masingc. pelaksanaaan telah membina hubungan saling percaya2. persiapan pelaksana / terapis:a. pelaksanaan berjumlah 8 orangb. pelaksana bertugas sebagai leader, observasi, co leader, dan fasilitator dalam progam terapi bermain.

L. TATA CARA BERMAIN1. Leader :Tugas dari leader dalam terapi bermain ini antara lain:a. membuka acara dan mempersilahkan masing masing anggota kelompok memperkenalkan dirib. Menjelaskan tujuan pelaksanaan bermain.c. Menjelaskan peraturan kegiatan sebelum kegiatan dimulai.d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.e. Mampu Memimpin acara dari awal sampai akhir.

2. Co Leadera. membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatanb. menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknyac. mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpangd. menggantikan leader jika terhalang tugase. membantu memimpin jalannya kegiatan3. Fasilitator :Tugas dari fasilitator dapt berupa:a. Memfasilitasi anak yang kurang aktif.b. Berperan sebagai role model bagi anak selama kegiatan berlangsung.c. membimbing kelompok selma permainand. Membantu anak bila anak mengalami kesulitan.e. Mempersiapkan alat dan tempat permainan.4. Observer :Tugas dari seorang observer adalah:a. Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal anak selama kegiatan berlangsung.c. Memantau kelancaran acara dan perkembangan serta karakteristik anak.

M. KRITERIA SASARAN BERMAIN1. Anak usia pra-sekolah (4-5 tahun)2. Anak kooperatif3. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain

N. KRITERIA HASILevaluasi struktur1. kondisi lingkungan tetang, dialkukan di tempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan2. posisi tempat di lantai menggunkan tikar3. adik- adik sepakat untuk mengikuti kegiatan4. alat yang digunakan dalam kondisi baik5. leader, co-leader, fasilitator, obeserver berperan sebagaimana mestinya.evaluasi proses1. leader dapat mengkoordinasi sejumlah kegiatan dari awal sampai akhir2. leader mempu memimpin acara3. co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan4. fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah5. observasi sebagai pengamat melaporkanhasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebgai evaluator kelompok6. peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhirevaluasi hasil1. diharapkan 75% dari kelompok mampu :a. mampu menjelaskan apa yang dibuatb. menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan2. 25% anak menyatakan rasa senangnya

O. PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN1. Pembukaana. salam terapetik1) salam terpeutik kepada adik- adik2) pekenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua adikb. evaluasi / validasimenanyakan perasaan adik- adik2. kegiatan intia. kontrak1) leader menjelaskan tujuan kegiatan yanga kan dilaksanakan2) lama kegiatan 20-30 menitb. menjelaskan aturan main1) ketika kakak berbicara adik- adik mendengarkan2) ketika akan bertanya atau menjawab mengangkat tangan terlebih dahulu, setelah itu berbicara3) tidak diperkenankan merebut alat permainan dan alat bermain digunakan secara bersama4) tidak diperkenankan berkelahi5) merapikan semua alat permainan setelah melakukan permainanc. kegiatan bermain1) membentuk lilin mainand. penutup1) istirahat2) evaluasi kegiatan 3) doa 4) membersihkan alat

DOKUMENTASI

13