job 4

13
LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LABORATORIUM KELOMPOK II JOB IV ANALISA AYAK AGREGAT DOSEN : PRAMUDYA KURNIAWAN, ST Ir. ETTY RABIHATI DISUSUN OLEH : TRISNO NIM : 3201101025 SEMESTER / KELAS : III (TIGA) / III A PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN 64

description

asdfghjkl

Transcript of job 4

LAPORAN PRAKTIKUMKERJA LABORATORIUMKELOMPOK IIJOB IVANALISA AYAK AGREGATDOSEN :PRAMUDYA KURNIAWAN, STIr. ETTY RABIHATIDISUSUN OLEH :TRISNONIM : 3201101025SEMESTER / KELAS : III (TIGA) / III A

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPILJURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANPOLITEKNIK NEGERI PONTIANAK2013

A. TUJUANSetelah pelaksanaan kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :1. Menentukan nilai dari persentase tertahan dan persentase lolos.2. Menuangkannya ke dalam grafik hubungan antara persentase lolos dengan diameter ayakan.3. Menggunakan semua peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sesuai dengan fungsinya, dengan baik dan benar.4. Bekerja sesuai dengan prosedur dan selalu memperhatikan keselamatan kerja.B. PERALATAN DAN BAHAN1. Peralatan 1 set ayakan agregat Timbangan digital Nampan / talam Sendok spesi Masker Peralatan untuk menulis dan lembar form.2Bahan Agregat kasar yang telah dioven selama 24 jam. Agregat halus yang telah dioven selama 24 jam.

C. LANGKAH KERJA

Dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja ini kita menempuh beberapa tahapan kerja, antara lain :

1. Analisa ayakan agregat kasar (batu pecah).

Untuk menganalisa nilai ayakan agregat kasar, kita menempuh beberapa tahapan kerja, yaitu :

Pertama sekali kita ambil batu pecah yang telah dioven selam 24 jam yang telah disediakan sebelumnya.

Gambar persiapan batu pecah yang telah dioven.Selanjutnya, batu pecah tersebut kita ambil dan timbang sebanyak 500 gram, karena kita hanya memerlukan 500 gram batu pecah saja pada praktek ini.Jika penimbangan batu pecah seberat 500 gram telah kita peroleh, maka selanjutnya kita persiapkan 1 set ayakan untuk batu pecah tersebut. Ayakan untuk batu pecah yang kami gunakan di sini memiliki diameter 31,50 mm, 25,40 mm, 19,10 mm, 16,00 mm, 12,70 mm, 9,50 mm, dan 4,75 mm, serta 0 mm (sebagai pan paling bawah).

1.1 Gambar sampel 1 set ayakan agregat kasar.Setelah ayakannya sudah dipersiapkan, maka langsung saja masukkan batu pecah yang 500 gram tadi ke dalam ayakan paling atas (31,50 mm), kemudian diayak (digoyang-goyang) lebih kurang selama 15 menit. Setiap agregat yang sudah melekat atau tertahan pada setiap ayakan jangan sampai dipaksa (ditekan) lagi, biarkan saja ia tertahan karena diameter dari agregat tersebut memang harus pada lapisan tersebut letak ukurannya. Jika proses pengayakan telah selesai, maka selanjutnya timbang masing-masing agregat yang tertahan pada setiap ayakan tersebut dengan menggunakan timbangan digital.

Setelah berat dari agregat yang tertahan pada masing-masing ayakan tersebut telah kita dapatkan, maka pekerjaan kita selanjutnya adalah menghitung persentase lolos komulatifnya, dan hasilnya dituangkan ke dalam sebuah tabel. Sehingga menjadi :

1.2 Tabel sieve analisys untuk agregat kasar (batu pecah).Setelah nilai dari persentase komulatif lolosnya kita dapatkan, maka selanjutnya kita tuangkan ke dalam Grafik Hubungan Antara Persentase Komulatif Lolos Agregat Kasar dengan Diameter Ayak. Jika pembuatan Grafik Hubungan Antara Persentase Komulatif Lolos Agregat Kasar dengan Diameter Ayak telah selesai kita laksanakan, maka pekerjaan Analisa Ayak untuk Agregat Kasar telah selesai kita laksanakan. Pekerjaan selanjutnya kita lakukan Analisa Ayak pada Agregat Halus.

1.4 Grafik hubungan antara persentase kumulatif lolos dan diameter ayak.

2. Analisa ayakan agregat halus (pasir).Untuk menganalisa nilai ayakan agregat halus, kita menempuh beberapa tahapan kerja, yaitu :

Pertama sekali kita ambil pasir yang telah dioven selam 24 jam yang telah disediakan sebelumnya.Selanjutnya, pasir tersebut kita ambil dan timbang dengan menggunakan timbangan digital sebanyak 500 gram, karena kita hanya memerlukan 500 gram pasir saja pada praktek ini.Jika penimbangan pasir seberat 500 gram telah kita peroleh, maka selanjutnya kita persiapkan 1 set ayakan untuk pasir tersebut. Ayakan untuk pasir yang kami gunakan di sini memiliki diameter 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm, 0,15 mm, dan 0,075 mm, serta 0 mm (sebagai pan paling bawah).Setelah ayakannya sudah dipersiapkan, maka langsung saja masukkan pasir yang 500 gram tadi ke dalam ayakan paling atas (4,750 mm), kemudian diayak (digoyang-goyang) lebih kurang selama 15 menit. Setiap agregat yang sudah melekat atau tertahan pada setiap ayakan jangan sampai dipaksa (ditekan) lagi, biarkan saja ia tertahan karena diameter dari agregat tersebut memang harus pada lapisan tersebut letak ukurannya.Jika proses pengayakan telah selesai, maka selanjutnya timbang masing-masing agregat yang tertahan pada setiap ayakan tersebut dengan menggunakan timbangan digital.Setelah berat dari agregat yang tertahan pada masing-masing ayakan tersebut telah kita dapatkan, maka pekerjaan kita selanjutnya adalah menghitung persentase lolos komulatifnya, dan hasilnya dituangkan ke dalam sebuah tabel. Sehingga menjadi :

1.5 Tabel sieve analisys untuk agregat halus berupa pasir.Setelah nilai dari persentase komulatif lolosnya kita dapatkan, maka selanjutnya kita tuangkan ke dalam Grafik Hubungan Antara Persentase Komulatif Lolos Agregat halus dengan Diameter Ayak.Jika pembuatan Grafik Hubungan Antara Persentase Komulatif Lolos Agregat Halus dengan Diameter Ayak telah selesai kita laksanakan, maka pekerjaan Analisa Ayak untuk Agregat Halus telah selesai kita laksanakan.

1.6 Grafik Hubungan Antara Persentase Komulatif Lolos Agregat Halus dengan Diameter Ayak.Kemudian, kita bersihkan semua peralatan yang digunakan pada kegiatan praktek ini, dan simpan pada tempatnya masing-masing. Begitu juga halnya dengan bahan yang tidak digunakan (berlebih), kita simpan kembali pada tempatnya.Bersihkan ruangan praktikum sampai selesai.72