jiwa

23
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.M Umur : 26 Tahun Jenis Kelamin : Wanita Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Warga Negara : Indonesia Pendidikan : MTS Pekerjaan : Penjaga Toko Alamat : Sekampung udik lampung timur Masuk RS Tanggal : 2 Desember 2013 ANAMNESIS PSIKIATRI (Autoanamnesis pada tanggal 13 Januari 2014) I. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama dan Alasan MRS Melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas B. Riwayat Gangguan Sekarang

description

diah

Transcript of jiwa

Page 1: jiwa

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIEN

Nama                           : Ny.M

Umur                           : 26 Tahun

Jenis Kelamin              : Wanita

Status Perkawinan      : Belum Menikah

Agama                         : Islam

Suku Bangsa               : Jawa

Warga Negara             : Indonesia

Pendidikan                  : MTS

Pekerjaan                    : Penjaga Toko

Alamat                        : Sekampung udik lampung timur

Masuk RS Tanggal     : 2 Desember 2013

ANAMNESIS PSIKIATRI (Autoanamnesis pada tanggal 13 Januari 2014)

I.    RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama dan Alasan MRS

Melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas

B.  Riwayat Gangguan Sekarang

Keluhan dan gejala dialami kurang lebih 6 tahun yang lalu sampai saat ini

hilang timbul. Menurut pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena

sering melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga sering

marah-marah secara tiba-tiba, gelisah, mondar-mandir, dan sering bicara

sendiri dengan kata kata kasar dan sulit dimengerti.

Menurut keluarga, pasien tidak pernah mau berkumpul dengan tetangga atau

teman sebayanya. Pasien lebih senang mengisi waktu luangnya di rumah

Page 2: jiwa

dengan menyendiri di kamar. Selama ini, pasien lebih banyak berbincang-

bincang dengan kakaknya..

Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.

Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal

dan marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada

tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering

membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak

sekolah.

Pasien mengatakan sering sedih dan menangis sendiri dirumah karena

keinginan pasien untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi tidak

terlaksana dikarenakan keluarga tidak ada biaya. Menurut pasien, perasaannya

semakin lama semakin sedih sehingga pasien lebih memilih untuk tinggal

dirumah dan menyendiri dirumah.

Pada tahun 2009, menurut keluarga keadaan pasien semakin lama semakin

parah dan hampir tiap kali terjadi setiap pasien hendak melakukan aktivitas di

rumahnya. Pasien mudah mengalami perubahan dari senang kemudian tiba

tiba menangis, semakin sering marah-marah, berbicara sendiri ngelantur

tanpa, hingga melempari barang barang kerumah tetangga tanpa sebab yang

jelas. Sehingga keluarga pasien pun membawa pasien berobat ke puskesmas

dan dirujuk akhirnya ke RSJ Provinsi Lampung untuk pertama kalinya pada

tahun 2009. Sejak 3 tahun yang lalu pasien tidak pernah kontrol ke RSJ

sehingga pada Desember 2013 pasien datang kembali dengan gejala yang

sama seperti pertama kali datang.

Saat ini, pasien merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari neneknya

bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan

saudaranya sendiri. Bisikan tersebut membuat pasien tidak mau bertemu pria

Page 3: jiwa

lain dikarenakan pasien sudah dijodohkan. Ketika bisikan itu terdengar pasien

tiba tiba menangis tanpa sebab yang jelas. Menurut keluarga, pasien tidak

memiliki pacar atau pria yang sedang dekat dengan pasien karena sehari-hari

pasien hanya mengurung diri di kamar.

Selain itu, menurut pasien, pasien adalah seorang wanita cantik yang

memiliki rambut panjang, pintar dan solekha sehingga banyak pemuda yang

mengejar ngejar untuk melamar pasien. Menurut pasien, pasien sudah

menolak dan mengecewakkann banyak pemuda sehingga pasien sering merasa

bersalah dan sedih dengan tiba tiba menangis karena telah mengecewakan

pemuda tersebut.

C.  Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat gangguan jiwa sebelumnya: pasien pernah dirawat tahun 2009

dengan keluhan yang sama

Riwayat penyakit dahulu : trauma (-) infeksi (-), kejang (-)

Riwayat penggunaan zat psikoaktif (-),  merokok (-), alkohol (-)

D. Riwayat Pramorbid

· Riwayat kehamilan dan persalinan: menurut keluarga lahir normal, cukup

bulan, dibantu oleh dukun, tidak ada kecacatan waktu lahir·        

Riwayat bayi dan balita: menurut keluarga sesuai dengan bayi seusianya

Riwayat anak dan remaja: menurut keluarga, pasien merupakan anak yang

cenderung pendiam jika ada masalah selalu dipendam.

E.    Riwayat Pendidikan

- SD : SD, tamat 6 tahun.

- SMP : MTS, tamat 3 tahun.

Pasien berkeinginan melanjutkan sekolah tetapi tidak ada biaya.

Page 4: jiwa

E.    Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah

F.    Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai penjaga toko selama 2 tahun namun sudah tidak

bekerja lagi.

G. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien adalah anak keempat dari 4 bersaudara (♀,♀,♂,♀)

Menurut pasien hubungan dengan keluarga baik.

H. Situasi Sekarang

Pasien tinggal bersama kakaknya di sekampung udik lampung timur, biaya

hidup lebih banyak ditanggung oleh kakaknya.

I. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien merasa sehat dan tidak menyadari dirawat dirumah sakit jiwa

AUTOANAMNESIS TANGGAL 31 DESEMBER 2013

Dokter Muda (DM), Pasien (P)

DM      : ”Selamat siang mbak. Perkenalkan, saya Diah,

dokter muda yang sedang bertugas disini ”

P          : ”................” (diam saja)

DM      : ”mbak, bisa bincang-bincang sebentar ?”

P          : ”Iya.”

DM      : ”Sudah berapa hari  mbak dirawat di sini ?”

P          : ”saya sudah satu bulan disini”

DM      : ”Ada apa ibu di bawa ke sini?”

Page 5: jiwa

P         : ”karena saya ingin memasang kawat gigi mbak,nih gigi saya berantakan.kan

kata orang biar giginya bagus rapih dan saya tambah cantik,tapi kok dokternya blum

datang datang ya mbak.Mbak lihat gak dokternya hari ini.saya jadi gak sih dipasang

kawat gigi tapi kata orang kalau mau pakai harus rajin gosok gigi,nih makanya tadi

saya habis gosok gigi biar bisa dipasang,tapi mana ya mbak dokternya,hahahaha”

DM      : ”Siapa yang membawa mbak ke sini?”

P          : ”kakak saya”

DM      : ”Kalau boleh tahu, sekarang mbak sudah berumur berapa tahun  ?”

P          : ”26 tahun dan belum menikah loh mas,hahahaha”

DM     : ” kenapa belum menikah mbak?”

P          : ”saya punya rahasialoh mas,tapi janjji jangan bilang siapa siapa ya”

DM      : “iah saya janjji,apa rhasianya mbak?”

P : “Saya malu mbak,saya dijodohkan dengan saudara saya sendiri dan akan

menikah dengan saudara saya nenek saya melarang saya pacaran karena akan

dijodohkan mbak.”

DM : “terus yang dirasakan mbak apa?”

P : “Saya sering dibisikkin sama nenek saya kalau saya sudah dijodohkan dan

saya sering menutup telinga saya sambil berkata tidak tidak tidak mau dengar.”

DM : “Ibu, ingat ini hari apa? Dan tanggal berapa?”

P : “Hari apa ya mbak.hahahaha hari saya jatuh cinta mbak”

DM : “jatuh cinta sama siapa mbak?”

P : “samaaaa kamuuuhhhhh” (tertawa)

DM : “mbak punya pacar gak?

P : “saya tidak boleh pacaran mbak,tapi tiap hari ada kekasih saya yang dtang

mau ketemu saya dan ingin menikah dengan saya tadi malah datang saudara

saudaranya untuk bertemu saya namun sayakan bilang kalau saya selesai sekolah saya

mau menikah namun bukan sama kamu.kita putus kalau saya sudah potong rambut

dan sekarang saya sudah potong rambut jadi saya sudah putus. Saya gak mau ngasih

tahu pacar saya mbak kalau saya sudah dijodohkan sama saudara saya sendiri karena

itukan aib ya mbak jadi setiap hari saya berusaha ngasih alas an ke pacar saya

Page 6: jiwa

itu.terus ya mbak banyak laki laki yang ingin menikah dengan saya karena sayakan

cantik,lulusan pesantren solekhah dulu waktu masih sekolah saya pinter sekolahnya

saya tahu kan pelajaran IPA terus saya lakuin dirumah mbak seperti pecah coklat ituh

ya mbak metode saya yang buat tiap hari saya lakuin dirumah.”

DM :” mbak lulusan apa sekolahnya mbak?

P :” saya lulusan Sanawiyah mbak saya ingin melanjutkan sekolah mbak tapi

gak ada biaya sehingga saya berfikir untuk bekerja sambil sekolah mbak,terus saya

melamar pekerjaan di PT tidak masuk karena wawasan saya sempit kan saya tinggal

dipondok pesantren terus saya juga mencoba di indomaret gak masuk juga mbak”d

DM : “ sekarang bekerja dimana mbak?”

P : “ saya ituh kan punya fikiran bekerja terus uangnya untuk sekolah tapi ayah

saya sakit mbak dan tidak ada biaya jadi saya kerja sekarang di toko

mbak.nungguin toko punya bibi saya didesa dekat rumah mbak tapi

upahnya dipake buat ngobatin ayah saya yang sakit mbak makanya saya

gak bias sekolah.”

DM : “Oh gitu ya mbak, apa yang mbak rasain sekarang?”

P : “Sedih mbak saya nangis terus dirumah,kalau nangis berjam jam mbak terus

saya pukul-pukul bantal dirumah mbak,saya sedih gak bias sekolah mbak saya jadi

sering dirumah terus menyendiri mbak.

DM : “saat ini kan tidak dirumah nih,kalau ditempat inih apa perasaan mbak?”

P :” sekarang udah gak sedih mbak saya senang sekarang”

DM :“ mbak pernah denger bisikan-bisikan tapi ga ad orangnya?”

P :“itu tadi mba saya merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari nenek

bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan

saudaranya sendiri”

DM :”mba pernah merasa diri mba cantiiiik sekali, hebaaat sekali dibanding orang

lain?”

P :” iya lah, saya ini wanita cantik.. punya rambut panjang, pintar dan solekha

banyak pemuda yang mengejar ngejar untuk melamar saya. Tapi saya sudah menolak

dan mengecewakkann banyak orang mba (tiba tiba menangis)

Page 7: jiwa

DM :”mba pernah merasa curiga sama orang lain? Ngerasa orang lain ngomongin

mba?”

P :”iya itu tetangga saya, suka ngerendahin saya karena saya ga sekolah.

Kadang saya kesel saya lempar aja pake apa yang ada.”

DM : “ya sudah mba,ngobrolnya sampe sini dlu ya.mkasih ya mbak”

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan :   Tampak seorang wanita memakai baju seragam RSJ

provinsi lampung berwarna oranye. Memakai celana pendek berwarna

hitam selutut. Perawakan pendek, wajah agak tirus sesuai umur, rambut

sebahu tersisir rapih, kulit sawo matang, kesan rapih

2. Kesadaran   :  Compos mentis

3. Perilaku dan aktivitas prikomotor : Tenang

4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup.

5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood          : sulit dinilai

2. Afek            : tumpul

3. Keserasian   : appropriate

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan

taraf pendidikan

2. Daya konsentrasi : Cukup

3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik

4. Daya ingat : Jangka panjang baik, jangka pendek baik, dan jangka segera

baik.

5. Pikiran abstrak : Baik

Page 8: jiwa

D. Gangguan Persepsi :

Halusinasi auditorik berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah

dijodohkan dengan saudaranya”

Ilusi                   : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi         : Tidak ada

E. Proses Berpikir :

1. Arus pikiran :

   a. Produktivitas              : Cukup

   b. Kontinuitas                : Relevan, koheren

   c. Hendaya berbahasa    : Tidak ada

2. Isi pikiran

Waham kebesaran yang berupa pasien sangat cantik pintar dan solekha

sehingga dikejar kejar oleh banyak lelaki dan ingin menikahinya.

Waham kejar berupa menurut pasien tetangga-tetangganya sering

membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak

sekolah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada

tetangganya tersebut..

  

F. Daya Nilai

1. Norma sosial         : Terganggu

2. Uji daya nilai         : Terganggu

3. Penilaian realitas   : Terganggu

G. Tilikan : Tilikan 1, pasien merasa dirinya tidak sakit.

H. Taraf dapat dipercaya  : Dapat dipercaya

Page 9: jiwa

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital:

TD = 130/80 mmHg

N = 76x/menit

P = 22x/menit

S = 37◦C

Mata    : Konjungtiva tidak anemis

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Paru     : Tidak ditemukan kelainan

Jantung: Tidak ditemukan kelainan

Abdomen : Tidak ditemukan kelainan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  

Seorang wanita berusia 26 tahun datang ke RSJ provinsi Lampung dengan

keluhan sering melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga

sering marah-marah secara tiba-tiba, gelisah, mondar-mandir, dan sering bicara

sendiri dengan kata kata kasar dan sulit dimengerti.

Menurut keluarga, pasien tidak pernah mau berkumpul dengan tetangga atau

teman sebayanya. Pasien lebih senang mengisi waktu luangnya di rumah dengan

menyendiri di kamar. Selama ini, pasien lebih banyak berbincang-bincang

dengan kakaknya..

Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.

Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal dan

marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada

tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering

membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak sekolah.

Page 10: jiwa

Pasien mengatakan sering sedih dan menangis sendiri dirumah karena keinginan

pasien untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi tidak terlaksana

dikarenakan keluarga tidak ada biaya. Menurut pasien, perasaannya semakin

lama semakin sedih sehingga pasien lebih memilih untuk tinggal dirumah dan

menyendiri dirumah.

Pada tahun 2009, menurut keluarga keadaan pasien semakin lama semakin parah

dan hampir tiap kali terjadi setiap pasien hendak melakukan aktivitas di

rumahnya. Pasien mudah mengalami perubahan dari senang kemudian tiba tiba

menangis, semakin sering marah-marah, berbicara sendiri ngelantur tanpa,

hingga melempari barang barang kerumah tetangga tanpa sebab yang jelas.

Sehingga keluarga pasien pun membawa pasien berobat ke puskesmas dan

dirujuk akhirnya ke RSJ Provinsi Lampung untuk pertama kalinya pada tahun

2009. Sejak 3 tahun yang lalu pasien tidak pernah kontrol ke RSJ sehingga pada

Desember 2013 pasien datang kembali dengan gejala yang sama seperti pertama

kali datang.

Saat ini, pasien merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari neneknya

bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan

saudaranya sendiri. Bisikan tersebut membuat pasien tidak mau bertemu pria lain

dikarenakan pasien sudah dijodohkan. Ketika bisikan itu terdengar pasien tiba

tiba menangis tanpa sebab yang jelas. Menurut keluarga, pasien tidak memiliki

pacar atau pria yang sedang dekat dengan pasien karena sehari-hari pasien hanya

mengurung diri di kamar.

Selain itu, menurut pasien, pasien adalah seorang wanita cantik yang memiliki

rambut panjang, pintar dan solekha sehingga banyak pemuda yang mengejar

ngejar untuk melamar pasien. Menurut pasien, pasien sudah menolak dan

Page 11: jiwa

mengecewakkann banyak pemuda sehingga pasien sering merasa bersalah dan

sedih dengan tiba tiba menangis karena telah mengecewakan pemuda tersebut.

Dari status mental, pasien mempunyai kesadaran berubah, psikomotor tenang,

verbalisasi tenang dengan intonasi sedang, kooperatif terhadap pemeriksa, mood

sulit di nilai, afek tumpul, keserasian approriate, empati sulit dirasakan. Pada

fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai

dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi cukup, orientasi (waktu, tempat, dan

orang) baik, daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan jangka segera baik,

pikiran abstrak baik, bakat kreatif  tidak ada, dan kemampuan menolong diri

sendiri cukup. Ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi

auditorik, produktivitas pikiran cukup, kontuinitas relevan, koheren. Didapatkan

Gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran. Norma sosial,

uji daya nilai, penilaian realitas terganggu. Pasien merasa dirinya tidak sakit dan

secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

V. FORMULASI DIAGNOSIS

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang

bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas, marah-marah,

dan melamun serta melempar barang barang tanpa sebab yang jelas. Keadaan ini

menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya

sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan

gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab

organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan

Jiwa Psikotik Non-Organik.

Page 12: jiwa

Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik

berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah dijodohkan dengan

saudaranya”. Gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran.

Gangguan ini sudah berlangsung sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu. Sehingga

berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).

Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham kejar dan halusinasi visual yang

menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan

Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis pada Aksis I diarahkan pada Skizofrenia Paranoid

(F.20.0).

Pada pasien belum dapat ditemukan ciri kepribadian yang khas sehingga

diagnosis pada Aksis II diarahkan pada Ciri kepribadian tidak khas

Pada pasien tidak ditemukan adanya kelainan fisik sehingga diagnosis pada

Aksis III adalah tidak ada diagnosis

Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.

Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal dan

marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada

tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering

membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak sekolah.

Berdasarkan hal tersebut maka diagnosis pada Aksis IV adalah Stress

Psikososial dan Masalah Pendidikan.

Saat ini pasien mengalami gejala sedang dan disabilitas sedang sehingga

diagnosis Aksis V adalah GAF Scalae 60-51. Pada satu tahun terakhir pasien

mengalami gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam keluarga,

lingkungan pekerjaan. sehingga diagnosis Aksis V adalah GAF Scalae 80-71.

Page 13: jiwa

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Stress Psikososial dan Masalah Pendidikan.

Aksis V : Current: GAF Scale 60-51HLPY: GAF Scale 80-71

VII. DAFTAR PROBLEM

1. Organobiologik:  Tidak ditemukan adanya kelinan fisik yang bermakna, tetapi

di duga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien

memerlukan psikofarmakologi.

2. Psikologik: Tidak ditemukan hendaya dalam menilai realita tapi tampak

adanya gejala depresi sehingga pasien membutuhkan psikoterapi

3. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien butuh

sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad malam

Quo ad sanationam : Dubia ad malam

VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), maka harus memenuhi kriteria umum

skizofrenia dari kriteria satu gejala (salah satu dari 4 gejala yang sangat jelas)

yaitu berupa : Thought, Delusion, Halusinasi auditorik, dan waham. Serta

kriteria dua gejala (paling sedikit 2 dari 4 gejala di bawah ini yang harus ada

secara jelas)

Page 14: jiwa

1. Halusinasi/ waham harus menonjol

2. Arus pikiran yang terputus

3. Perilaku katatonik

4. Gejala gejala negative (gangguan afek)

Dimana gejala tersebut telah berlangsung selama lebih dari 1 bulan.

Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik

berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah dijodohkan dengan

saudaranya”. Waham kebesaran yang berupa pasien sangat cantik pintar dan

solekha sehingga dikejar kejar oleh banyak lelaki dan ingin menikahinya.

Waham kejar berupa menurut pasien tetangga-tetangganya sering

membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak

sekolah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada

tetangganya tersebut. Gangguan ini sudah berlangsung sejak kurang lebih 4

tahun yang lalu. Dimana gejala-gejala tersebut telah memenuhi kriteria umum

skizofrenia dari kriteria satu gejala (salah satu dari 4 gejala yang sangat jelas),

Sehingga di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).

         

Sedangkan untuk mendiagnosis Skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III

yaitu harus memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia. Dan sebagai

tambahan:

·        Halusinasi dan / atau waham harus menonjol

a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memerintah atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit,mendengung,

atau bunyi tawa.

b. Halusinasi pembauan dan pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain

lain perasaan tubuh,halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

( delusion of control ) dipengaruhi ( delusion of influence ) atau passivity

dan keyakinan dikejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.

Page 15: jiwa

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik

secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

Pada pasien ini ditemukan adanya Halusinasi Auditorik dan waham yang

menonjol sehingga diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F20.0).

Untuk terapi psikofarmaka diberikan haloperidol. Haloperidol termasuk dalam

obat anti-psikosis tipikal, dimana mekanisme kerja dari obat ini adalah

memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya

di sistem limbik dan sistem ekstra piramidal, sehingga efektif untuk mengatasi

gejala gejala positif. Dalam kasus ini ditemukan gejala gejala positif yang

menonjol yaitu gangguan isi pikir (waham) dan gangguan persepsi

(halusinasi). Haloperidol memiliki efek sedative lemah digunakan untuk

sindrom psikosis dengan gejala positif dan biasa  digunakan pada pasien

skizofrenia dalam terapi jangka panjang

IX. RENCANA TERAPI

1. Psikofarmaka : Haloperidol 3x5mg, THP 3x2mg

2. Psikoterapi Supportif

a. Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk

menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega

b. Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya dan memahami kondisinya lebih baik dan

menganjurkan untuk berobat teratur

c. Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan

orang sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan

lingkungan yang kondusif

Page 16: jiwa

X.     FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta

efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang

diberikan.