jiwa
-
Upload
mrizkidm2301 -
Category
Documents
-
view
7 -
download
4
description
Transcript of jiwa
![Page 1: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : MTS
Pekerjaan : Penjaga Toko
Alamat : Sekampung udik lampung timur
Masuk RS Tanggal : 2 Desember 2013
ANAMNESIS PSIKIATRI (Autoanamnesis pada tanggal 13 Januari 2014)
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama dan Alasan MRS
Melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan gejala dialami kurang lebih 6 tahun yang lalu sampai saat ini
hilang timbul. Menurut pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena
sering melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga sering
marah-marah secara tiba-tiba, gelisah, mondar-mandir, dan sering bicara
sendiri dengan kata kata kasar dan sulit dimengerti.
Menurut keluarga, pasien tidak pernah mau berkumpul dengan tetangga atau
teman sebayanya. Pasien lebih senang mengisi waktu luangnya di rumah
![Page 2: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/2.jpg)
dengan menyendiri di kamar. Selama ini, pasien lebih banyak berbincang-
bincang dengan kakaknya..
Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.
Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal
dan marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada
tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering
membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak
sekolah.
Pasien mengatakan sering sedih dan menangis sendiri dirumah karena
keinginan pasien untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi tidak
terlaksana dikarenakan keluarga tidak ada biaya. Menurut pasien, perasaannya
semakin lama semakin sedih sehingga pasien lebih memilih untuk tinggal
dirumah dan menyendiri dirumah.
Pada tahun 2009, menurut keluarga keadaan pasien semakin lama semakin
parah dan hampir tiap kali terjadi setiap pasien hendak melakukan aktivitas di
rumahnya. Pasien mudah mengalami perubahan dari senang kemudian tiba
tiba menangis, semakin sering marah-marah, berbicara sendiri ngelantur
tanpa, hingga melempari barang barang kerumah tetangga tanpa sebab yang
jelas. Sehingga keluarga pasien pun membawa pasien berobat ke puskesmas
dan dirujuk akhirnya ke RSJ Provinsi Lampung untuk pertama kalinya pada
tahun 2009. Sejak 3 tahun yang lalu pasien tidak pernah kontrol ke RSJ
sehingga pada Desember 2013 pasien datang kembali dengan gejala yang
sama seperti pertama kali datang.
Saat ini, pasien merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari neneknya
bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan
saudaranya sendiri. Bisikan tersebut membuat pasien tidak mau bertemu pria
![Page 3: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/3.jpg)
lain dikarenakan pasien sudah dijodohkan. Ketika bisikan itu terdengar pasien
tiba tiba menangis tanpa sebab yang jelas. Menurut keluarga, pasien tidak
memiliki pacar atau pria yang sedang dekat dengan pasien karena sehari-hari
pasien hanya mengurung diri di kamar.
Selain itu, menurut pasien, pasien adalah seorang wanita cantik yang
memiliki rambut panjang, pintar dan solekha sehingga banyak pemuda yang
mengejar ngejar untuk melamar pasien. Menurut pasien, pasien sudah
menolak dan mengecewakkann banyak pemuda sehingga pasien sering merasa
bersalah dan sedih dengan tiba tiba menangis karena telah mengecewakan
pemuda tersebut.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat gangguan jiwa sebelumnya: pasien pernah dirawat tahun 2009
dengan keluhan yang sama
Riwayat penyakit dahulu : trauma (-) infeksi (-), kejang (-)
Riwayat penggunaan zat psikoaktif (-), merokok (-), alkohol (-)
D. Riwayat Pramorbid
· Riwayat kehamilan dan persalinan: menurut keluarga lahir normal, cukup
bulan, dibantu oleh dukun, tidak ada kecacatan waktu lahir·
Riwayat bayi dan balita: menurut keluarga sesuai dengan bayi seusianya
Riwayat anak dan remaja: menurut keluarga, pasien merupakan anak yang
cenderung pendiam jika ada masalah selalu dipendam.
E. Riwayat Pendidikan
- SD : SD, tamat 6 tahun.
- SMP : MTS, tamat 3 tahun.
Pasien berkeinginan melanjutkan sekolah tetapi tidak ada biaya.
![Page 4: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/4.jpg)
E. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai penjaga toko selama 2 tahun namun sudah tidak
bekerja lagi.
G. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien adalah anak keempat dari 4 bersaudara (♀,♀,♂,♀)
Menurut pasien hubungan dengan keluarga baik.
H. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama kakaknya di sekampung udik lampung timur, biaya
hidup lebih banyak ditanggung oleh kakaknya.
I. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa sehat dan tidak menyadari dirawat dirumah sakit jiwa
AUTOANAMNESIS TANGGAL 31 DESEMBER 2013
Dokter Muda (DM), Pasien (P)
DM : ”Selamat siang mbak. Perkenalkan, saya Diah,
dokter muda yang sedang bertugas disini ”
P : ”................” (diam saja)
DM : ”mbak, bisa bincang-bincang sebentar ?”
P : ”Iya.”
DM : ”Sudah berapa hari mbak dirawat di sini ?”
P : ”saya sudah satu bulan disini”
DM : ”Ada apa ibu di bawa ke sini?”
![Page 5: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/5.jpg)
P : ”karena saya ingin memasang kawat gigi mbak,nih gigi saya berantakan.kan
kata orang biar giginya bagus rapih dan saya tambah cantik,tapi kok dokternya blum
datang datang ya mbak.Mbak lihat gak dokternya hari ini.saya jadi gak sih dipasang
kawat gigi tapi kata orang kalau mau pakai harus rajin gosok gigi,nih makanya tadi
saya habis gosok gigi biar bisa dipasang,tapi mana ya mbak dokternya,hahahaha”
DM : ”Siapa yang membawa mbak ke sini?”
P : ”kakak saya”
DM : ”Kalau boleh tahu, sekarang mbak sudah berumur berapa tahun ?”
P : ”26 tahun dan belum menikah loh mas,hahahaha”
DM : ” kenapa belum menikah mbak?”
P : ”saya punya rahasialoh mas,tapi janjji jangan bilang siapa siapa ya”
DM : “iah saya janjji,apa rhasianya mbak?”
P : “Saya malu mbak,saya dijodohkan dengan saudara saya sendiri dan akan
menikah dengan saudara saya nenek saya melarang saya pacaran karena akan
dijodohkan mbak.”
DM : “terus yang dirasakan mbak apa?”
P : “Saya sering dibisikkin sama nenek saya kalau saya sudah dijodohkan dan
saya sering menutup telinga saya sambil berkata tidak tidak tidak mau dengar.”
DM : “Ibu, ingat ini hari apa? Dan tanggal berapa?”
P : “Hari apa ya mbak.hahahaha hari saya jatuh cinta mbak”
DM : “jatuh cinta sama siapa mbak?”
P : “samaaaa kamuuuhhhhh” (tertawa)
DM : “mbak punya pacar gak?
P : “saya tidak boleh pacaran mbak,tapi tiap hari ada kekasih saya yang dtang
mau ketemu saya dan ingin menikah dengan saya tadi malah datang saudara
saudaranya untuk bertemu saya namun sayakan bilang kalau saya selesai sekolah saya
mau menikah namun bukan sama kamu.kita putus kalau saya sudah potong rambut
dan sekarang saya sudah potong rambut jadi saya sudah putus. Saya gak mau ngasih
tahu pacar saya mbak kalau saya sudah dijodohkan sama saudara saya sendiri karena
itukan aib ya mbak jadi setiap hari saya berusaha ngasih alas an ke pacar saya
![Page 6: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/6.jpg)
itu.terus ya mbak banyak laki laki yang ingin menikah dengan saya karena sayakan
cantik,lulusan pesantren solekhah dulu waktu masih sekolah saya pinter sekolahnya
saya tahu kan pelajaran IPA terus saya lakuin dirumah mbak seperti pecah coklat ituh
ya mbak metode saya yang buat tiap hari saya lakuin dirumah.”
DM :” mbak lulusan apa sekolahnya mbak?
P :” saya lulusan Sanawiyah mbak saya ingin melanjutkan sekolah mbak tapi
gak ada biaya sehingga saya berfikir untuk bekerja sambil sekolah mbak,terus saya
melamar pekerjaan di PT tidak masuk karena wawasan saya sempit kan saya tinggal
dipondok pesantren terus saya juga mencoba di indomaret gak masuk juga mbak”d
DM : “ sekarang bekerja dimana mbak?”
P : “ saya ituh kan punya fikiran bekerja terus uangnya untuk sekolah tapi ayah
saya sakit mbak dan tidak ada biaya jadi saya kerja sekarang di toko
mbak.nungguin toko punya bibi saya didesa dekat rumah mbak tapi
upahnya dipake buat ngobatin ayah saya yang sakit mbak makanya saya
gak bias sekolah.”
DM : “Oh gitu ya mbak, apa yang mbak rasain sekarang?”
P : “Sedih mbak saya nangis terus dirumah,kalau nangis berjam jam mbak terus
saya pukul-pukul bantal dirumah mbak,saya sedih gak bias sekolah mbak saya jadi
sering dirumah terus menyendiri mbak.
DM : “saat ini kan tidak dirumah nih,kalau ditempat inih apa perasaan mbak?”
P :” sekarang udah gak sedih mbak saya senang sekarang”
DM :“ mbak pernah denger bisikan-bisikan tapi ga ad orangnya?”
P :“itu tadi mba saya merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari nenek
bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan
saudaranya sendiri”
DM :”mba pernah merasa diri mba cantiiiik sekali, hebaaat sekali dibanding orang
lain?”
P :” iya lah, saya ini wanita cantik.. punya rambut panjang, pintar dan solekha
banyak pemuda yang mengejar ngejar untuk melamar saya. Tapi saya sudah menolak
dan mengecewakkann banyak orang mba (tiba tiba menangis)
![Page 7: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/7.jpg)
DM :”mba pernah merasa curiga sama orang lain? Ngerasa orang lain ngomongin
mba?”
P :”iya itu tetangga saya, suka ngerendahin saya karena saya ga sekolah.
Kadang saya kesel saya lempar aja pake apa yang ada.”
DM : “ya sudah mba,ngobrolnya sampe sini dlu ya.mkasih ya mbak”
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Tampak seorang wanita memakai baju seragam RSJ
provinsi lampung berwarna oranye. Memakai celana pendek berwarna
hitam selutut. Perawakan pendek, wajah agak tirus sesuai umur, rambut
sebahu tersisir rapih, kulit sawo matang, kesan rapih
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas prikomotor : Tenang
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : sulit dinilai
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : appropriate
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan
taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi : Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik
4. Daya ingat : Jangka panjang baik, jangka pendek baik, dan jangka segera
baik.
5. Pikiran abstrak : Baik
![Page 8: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/8.jpg)
D. Gangguan Persepsi :
Halusinasi auditorik berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah
dijodohkan dengan saudaranya”
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
Waham kebesaran yang berupa pasien sangat cantik pintar dan solekha
sehingga dikejar kejar oleh banyak lelaki dan ingin menikahinya.
Waham kejar berupa menurut pasien tetangga-tetangganya sering
membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak
sekolah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada
tetangganya tersebut..
F. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu
G. Tilikan : Tilikan 1, pasien merasa dirinya tidak sakit.
H. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
![Page 9: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/9.jpg)
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital:
TD = 130/80 mmHg
N = 76x/menit
P = 22x/menit
S = 37◦C
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Paru : Tidak ditemukan kelainan
Jantung: Tidak ditemukan kelainan
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita berusia 26 tahun datang ke RSJ provinsi Lampung dengan
keluhan sering melempar barang-barang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga
sering marah-marah secara tiba-tiba, gelisah, mondar-mandir, dan sering bicara
sendiri dengan kata kata kasar dan sulit dimengerti.
Menurut keluarga, pasien tidak pernah mau berkumpul dengan tetangga atau
teman sebayanya. Pasien lebih senang mengisi waktu luangnya di rumah dengan
menyendiri di kamar. Selama ini, pasien lebih banyak berbincang-bincang
dengan kakaknya..
Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.
Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal dan
marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada
tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering
membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak sekolah.
![Page 10: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/10.jpg)
Pasien mengatakan sering sedih dan menangis sendiri dirumah karena keinginan
pasien untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi tidak terlaksana
dikarenakan keluarga tidak ada biaya. Menurut pasien, perasaannya semakin
lama semakin sedih sehingga pasien lebih memilih untuk tinggal dirumah dan
menyendiri dirumah.
Pada tahun 2009, menurut keluarga keadaan pasien semakin lama semakin parah
dan hampir tiap kali terjadi setiap pasien hendak melakukan aktivitas di
rumahnya. Pasien mudah mengalami perubahan dari senang kemudian tiba tiba
menangis, semakin sering marah-marah, berbicara sendiri ngelantur tanpa,
hingga melempari barang barang kerumah tetangga tanpa sebab yang jelas.
Sehingga keluarga pasien pun membawa pasien berobat ke puskesmas dan
dirujuk akhirnya ke RSJ Provinsi Lampung untuk pertama kalinya pada tahun
2009. Sejak 3 tahun yang lalu pasien tidak pernah kontrol ke RSJ sehingga pada
Desember 2013 pasien datang kembali dengan gejala yang sama seperti pertama
kali datang.
Saat ini, pasien merasa sedih karena sering mendengar bisikan dari neneknya
bahwa ia tidak boleh pacaran karena sudah dijodohkan oleh bibinya dengan
saudaranya sendiri. Bisikan tersebut membuat pasien tidak mau bertemu pria lain
dikarenakan pasien sudah dijodohkan. Ketika bisikan itu terdengar pasien tiba
tiba menangis tanpa sebab yang jelas. Menurut keluarga, pasien tidak memiliki
pacar atau pria yang sedang dekat dengan pasien karena sehari-hari pasien hanya
mengurung diri di kamar.
Selain itu, menurut pasien, pasien adalah seorang wanita cantik yang memiliki
rambut panjang, pintar dan solekha sehingga banyak pemuda yang mengejar
ngejar untuk melamar pasien. Menurut pasien, pasien sudah menolak dan
![Page 11: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/11.jpg)
mengecewakkann banyak pemuda sehingga pasien sering merasa bersalah dan
sedih dengan tiba tiba menangis karena telah mengecewakan pemuda tersebut.
Dari status mental, pasien mempunyai kesadaran berubah, psikomotor tenang,
verbalisasi tenang dengan intonasi sedang, kooperatif terhadap pemeriksa, mood
sulit di nilai, afek tumpul, keserasian approriate, empati sulit dirasakan. Pada
fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai
dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi cukup, orientasi (waktu, tempat, dan
orang) baik, daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan jangka segera baik,
pikiran abstrak baik, bakat kreatif tidak ada, dan kemampuan menolong diri
sendiri cukup. Ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik, produktivitas pikiran cukup, kontuinitas relevan, koheren. Didapatkan
Gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran. Norma sosial,
uji daya nilai, penilaian realitas terganggu. Pasien merasa dirinya tidak sakit dan
secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.
V. FORMULASI DIAGNOSIS
Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas, marah-marah,
dan melamun serta melempar barang barang tanpa sebab yang jelas. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya
sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan
gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab
organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan
Jiwa Psikotik Non-Organik.
![Page 12: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/12.jpg)
Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah dijodohkan dengan
saudaranya”. Gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran.
Gangguan ini sudah berlangsung sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu. Sehingga
berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).
Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham kejar dan halusinasi visual yang
menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis pada Aksis I diarahkan pada Skizofrenia Paranoid
(F.20.0).
Pada pasien belum dapat ditemukan ciri kepribadian yang khas sehingga
diagnosis pada Aksis II diarahkan pada Ciri kepribadian tidak khas
Pada pasien tidak ditemukan adanya kelainan fisik sehingga diagnosis pada
Aksis III adalah tidak ada diagnosis
Menurut pasien, hubungannya dengan tetangga di sebelah rumah tidak baik.
Pasien mengatakan jika ada tetangga yang menegurnya, pasien merasa kesal dan
marah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada
tetangganya tersebut. Menurut pasien tetangga-tetangganya sering
membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak sekolah.
Berdasarkan hal tersebut maka diagnosis pada Aksis IV adalah Stress
Psikososial dan Masalah Pendidikan.
Saat ini pasien mengalami gejala sedang dan disabilitas sedang sehingga
diagnosis Aksis V adalah GAF Scalae 60-51. Pada satu tahun terakhir pasien
mengalami gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam keluarga,
lingkungan pekerjaan. sehingga diagnosis Aksis V adalah GAF Scalae 80-71.
![Page 13: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/13.jpg)
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)
Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Stress Psikososial dan Masalah Pendidikan.
Aksis V : Current: GAF Scale 60-51HLPY: GAF Scale 80-71
VII. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelinan fisik yang bermakna, tetapi
di duga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien
memerlukan psikofarmakologi.
2. Psikologik: Tidak ditemukan hendaya dalam menilai realita tapi tampak
adanya gejala depresi sehingga pasien membutuhkan psikoterapi
3. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien butuh
sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), maka harus memenuhi kriteria umum
skizofrenia dari kriteria satu gejala (salah satu dari 4 gejala yang sangat jelas)
yaitu berupa : Thought, Delusion, Halusinasi auditorik, dan waham. Serta
kriteria dua gejala (paling sedikit 2 dari 4 gejala di bawah ini yang harus ada
secara jelas)
![Page 14: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/14.jpg)
1. Halusinasi/ waham harus menonjol
2. Arus pikiran yang terputus
3. Perilaku katatonik
4. Gejala gejala negative (gangguan afek)
Dimana gejala tersebut telah berlangsung selama lebih dari 1 bulan.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
berupa ”Dilarang neneknya berpacaran karena sudah dijodohkan dengan
saudaranya”. Waham kebesaran yang berupa pasien sangat cantik pintar dan
solekha sehingga dikejar kejar oleh banyak lelaki dan ingin menikahinya.
Waham kejar berupa menurut pasien tetangga-tetangganya sering
membicarakan, mengejek, dan memandang dirinya rendah karena tidak
sekolah sehingga langsung melempar barang serta berbicara kasar pada
tetangganya tersebut. Gangguan ini sudah berlangsung sejak kurang lebih 4
tahun yang lalu. Dimana gejala-gejala tersebut telah memenuhi kriteria umum
skizofrenia dari kriteria satu gejala (salah satu dari 4 gejala yang sangat jelas),
Sehingga di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).
Sedangkan untuk mendiagnosis Skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III
yaitu harus memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia. Dan sebagai
tambahan:
· Halusinasi dan / atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memerintah atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit,mendengung,
atau bunyi tawa.
b. Halusinasi pembauan dan pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain
lain perasaan tubuh,halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
( delusion of control ) dipengaruhi ( delusion of influence ) atau passivity
dan keyakinan dikejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
![Page 15: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/15.jpg)
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
Pada pasien ini ditemukan adanya Halusinasi Auditorik dan waham yang
menonjol sehingga diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Untuk terapi psikofarmaka diberikan haloperidol. Haloperidol termasuk dalam
obat anti-psikosis tipikal, dimana mekanisme kerja dari obat ini adalah
memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya
di sistem limbik dan sistem ekstra piramidal, sehingga efektif untuk mengatasi
gejala gejala positif. Dalam kasus ini ditemukan gejala gejala positif yang
menonjol yaitu gangguan isi pikir (waham) dan gangguan persepsi
(halusinasi). Haloperidol memiliki efek sedative lemah digunakan untuk
sindrom psikosis dengan gejala positif dan biasa digunakan pada pasien
skizofrenia dalam terapi jangka panjang
IX. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka : Haloperidol 3x5mg, THP 3x2mg
2. Psikoterapi Supportif
a. Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega
b. Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya dan memahami kondisinya lebih baik dan
menganjurkan untuk berobat teratur
c. Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan
orang sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan
lingkungan yang kondusif
![Page 16: jiwa](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072004/563dbb3a550346aa9aab5c2b/html5/thumbnails/16.jpg)
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang
diberikan.