jiwa krisis (Autosaved)

8
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Krisis merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda, dengan penyebab yang berbeda, bias dikarena eksternal ataupun internal. Krisis adalah konflik/masalah/gangguan internal yang merupakan hasil dari keadaan stressful atau adanaya ancaman terhadap self. Krisis adalah suatu kondisi individu tak mampu mengatasi masalah dengan cara penanganan (koping) yang biasa dipakai. Krisis adalah ketidakseimbangan psikologi yang merupakan hasil dari peristiwa menegangkan atau mengancam identitas diri. 2.2 Periode Terjadinya Krisis a.Pra krisis krisis post krisis 1. Persepsi ancaman atau bahaya 2. Sisi disorganisasi 3. Penyelesaian 4. Ketidakseimbangan b. Pra Krisis Individu mengalami ancaman/bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan. Individu mencoba menangani krisis dengan berbagai cara yang dimiliki atau dengan bantuan orng lain. c. Post Krisis Penyelesaian krisis dapat menghasilkan : 1. Sama dengan sebelum krisis Hasil pemecahan masalah efektif

Transcript of jiwa krisis (Autosaved)

Page 1: jiwa krisis (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Krisis merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda, dengan penyebab yang berbeda, bias dikarena eksternal ataupun internal.

Krisis adalah konflik/masalah/gangguan internal yang merupakan hasil dari keadaan stressful atau adanaya ancaman terhadap self.

Krisis adalah suatu kondisi individu tak mampu mengatasi masalah dengan cara penanganan (koping) yang biasa dipakai.

Krisis adalah ketidakseimbangan psikologi yang merupakan hasil dari peristiwa menegangkan atau mengancam identitas diri.

2.2 Periode Terjadinya Krisis

a.Pra krisis krisis post krisis

1. Persepsi ancaman atau bahaya2. Sisi disorganisasi3. Penyelesaian4. Ketidakseimbangan

b. Pra Krisis

Individu mengalami ancaman/bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan.

Individu mencoba menangani krisis dengan berbagai cara yang dimiliki atau dengan bantuan orng lain.

c. Post Krisis

Penyelesaian krisis dapat menghasilkan :

1. Sama dengan sebelum krisisHasil pemecahan masalah efektif

2. Lebih baik daripada sebelum krisisIndividu menemukan sumber dan cara penanganan yang baru

3. Lebih rendah dari sebelum krisiske maladadaftif_ _ _ _ _ terjadi depresi, curiga

2.3 Tipe Krisis

1. Krisis perkembangan (Maturasi)

Page 2: jiwa krisis (Autosaved)

Sigmun Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 5 fase yaitu : fase oral, fase anal, fase laten, dan fase pubertas.

Sedangkan Erik Erikson membagi menjadi 8 fase yaitu : masa bayi, masa kanak-kanak, masa pra sekolah, masa remaja, masa dewasa muda, masa dewasa pertengahan dan masa dewasa lanjut.

Dalam teori yang mereka kemukakan menekankan bahwa perkembangan tersebut merupakan satu rentang yang setiap tahap mempunyai tugas dan masalah yang harus diselesaikan untuk menuju kematangan pribadi individu. Keberhasilan seseorang menyelesaikan masalah pada fase-fase tersebut akan mempengaruhi individu mengatasi stress yang terjadi dalam hidupnya. Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi yang dapat mengganggu keseimbanagan psikologis seperti pada masa pubertas, masa perkawinan, menjadi orangtua, menaopause, lanjut usia. Krisis maturasi membutuhkan perubahan peran yang memadai, sumber-sumber interpersonal dan penerimaan orang lain terhadap peran baru.`

2. krisis situasi

Krisis situasi terjadi apabila keseimbangan psikologis terganggu akibat suatu kejadian yang spesifik seperti kehilangan, kehamilan tidak diinginkan, atau penyakit akut, kehilangan orang yang dicintai, kegagalan.

Krisis situasi terjadi jika peristiwa eksternal tertentu menimbulkan ketidakseimbangan yang berupa :

a. Dapat didugaPeristiwa kehidupan mulai dari sekolah, gagal sekolah dan hubungan dalam keluarga bertambah anggota keluaraga, perpisahan, dan perceraian.

b. Tidak dapat didugaPeristiwa yang sangat traumatic dan tidak pernah diduga atau diharapkan, seperti kematian orang yang dicinyai, PHK, diperkosa, dan dipenjara.

c. Krisis sociald. Disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta menyebabkan kehilangan

ganda dan sejumlah perubahan dilingkungan seperti gunung meletus, kebakaran, banjir, perang. Krisis ini tidak dialami oleh semua orang seperti halnya krisis maturasi.

2.3 Psikodinamika kejadian krisis

1. Fase I memakai koping yang biasa, jika tidak efektif timbul ketegangan

2. fase II Respon problem solving yang biasa, jika tidak efektif ketegangan meningkat

3. fase III Emergency problem solving diaktifkan

2.4 Balancing Faktor

Page 3: jiwa krisis (Autosaved)

1. persepsi terhadap peristiwa atau kejadian

a. apa arti kejadian pada individu

b. pengaruh kejadian pada individu

c. apakah individu memandang masalah secara realitas persepsi yang realistis mendorong individu untuk menerima kenyataan sehingga dalam menghadapi masalah dapat menemukan pemecahan masalah positif. Sebaliknya persepsi yang tidak realitis membuat individu sulit untuk menerima kenyataan sehingga dalam menghadapi masalah dapat menemukan pemecahan masalah negative.

2. situasi pendukung yang mendorong

Hubungan intim yang bermakna dengan lingkungan akan memberi dukungan dan sumber pada individu.

4. Koping Individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat dalam mengatasi masalah. Jika individu tidak tahu apa yang akan dilakukan dapat menimbulkan kecemasan meningkat, dalam keadaan cemas yang meningkat, penyelesaian masalah menjadi tidak rasional sehingga menimbulkan krisis.

Page 4: jiwa krisis (Autosaved)

BAB III

Asuhan Keperawatan

3.1 pengkajian

Batasan waktu krisis dan penyelesaiannya sangat singkat yaitu paling lama enam minggu, maka pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik dan pada masalah yang aktual.

Aspek yang harus dikaji :

1. Peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan yang terancam oleh kejadian dan gejala yang timbul misalnya :a. Kehilangan orang yang dicintai, baik karena perpisahan maupun kematianb. Kehilangan bi-psiko-sosio seperti kehilangan salah satu bagian tubuh karena operasi,

sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran, social.c. Kehilangan milik pribadi misalnya harta benda, kewarganegaraan, rumah di gusur.d. Ancaman kehilangan misalnya anggota keluarga yang sakit, perselisihan yang hebat

dengan pasangan hidup.e. Perubahan-perubahan seperti pergantian pekerjaan, pindah rumah, garis kerja yang

berbeda.f. Ancaman-ancaman lain yang dapat identifikasi, termasuk semua ancaman terhadap

pemenuhan kebutuhan.2. Mengidentifikasi persepsi klien terhadap kejadian

Persepsi terhadap kejadian yang menimbulkan krisis termasuk pokook-pokok pikiran dan ingatan yang berkaitan dengan kejadian terserbut.a. Apa makna atau arti kejadian bagi individub. Pengaruh kejadian terhadap masa depanc. Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistic

3. Mengidentifikasi sikap dan kekuatan dari system pendukung meliputi keluarga, sahabat dan orang-orang penting bagi pasien yang mungkindapat membantua. Dengan siapa tinggal?b. Apakah mempunyai teman tempat mengeluh?c. Apakah bias menceritan masalah yang dihadapi bersam keluarga?d. Apakah ada orang atau lembaga yang dapat memberi bantuan?

4. Mengidentifikasi hal kekuatan dan mekanisme koping sebelumnya yang meliputi strategi koping yang berhasil dan tidak berhasil.a. Apakah yang biasa dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapib. Cara apa yang pernah berhasil dan tidak berhasil dan apa yang menyebabkan

kegagalan tersebutc. Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi sekarang

Page 5: jiwa krisis (Autosaved)

d. Apakah suka meninggalkan lingkungan untuk sementara agar dapat berpikir jernihe. Apakah suka latihan olahraga untuk mengurangi ketegangan, apakah mencetuskann

perasaannya dengan menagis.

3.2 diagnosa keperawatan

a. koping individu tidak efektif b.d klien dalam keadaan sakit, yang ditandai dengan terbatasnya kemapuan berkonsentrasi.

b. koping individu tidak efektif b.d dengan kematian putrinya yang ditandai dengan ketidakmampuan mengingat kecelakaan yang dialami putrinya tersebut.

c. koping keluarga tidak efektif untuk mendapat persetujuan b.d istri didiagnosa kanker, ditandai perasaan berduka, takut merasa bersalah.

3.4 perencanaan

a. factor pencetus

b. alternative pemecahan masalah

langkah-langkah untuk mencapai pemecahan masalah seperti menentukan lingkungan pendukung yang membantu pemecahan masalah serta bagaimana memperkuat system tersebut. Mekanisme koping yang perlu dikembangkan dan diperbuat.

Tujuan :

a. Membantu klien agar dapat berfungsi kembali sepeerti sebelum terjadi krisisb. Meningkatkan fungsi klien dari sebelum krisis bila memungkinkanc. Mencegah terjadinya dampak serius dari krisis misalnya bunuh diri.

3.3 Proses Keperawatan

Intervensi Implementasia. Manipulasi

lingkungan untuk memperoleh dukungan situasi

Manipulasi lingkungan untuk memperoleh dukungan situasi

b. Dukungan umum Buatlah klien merasa perawat ada disampingnya dan siap membantu, sikap perawat hangat, menerima,

Dukungan umum Buatlah klien merasa perawat ada disampingnya dan siap membantu, sikap perawat hangat, menerima, empati seraca penuh perhatian merupakan dukungan bagi klien.

Page 6: jiwa krisis (Autosaved)

empati seraca penuh perhatian merupakan dukungan bagi klien.

c. Pendekatan umum Membantu klien menghadapi proses berduka seperti korban bencana alam

Pendekatan umum Membantu klien menghadapi proses berduka seperti korban bencana alam

d. Pendekatan individual

Pendekatan individual

3.2 Evaluasi

1. Individu dapat menjalakan fungsinya kembali sebelum terjadi krisis.

2. Individu dapat menemukan kebutuhan utama yang dirasakan sebagai ancaman dari kejadian yang pernah terjadi.

3. Prilaku maladaktif atau symptom berkurang.

4. Mekanisme koping individu yang adaktif dapat berfungsi kembali.

5. Individu dapat menemukan system pendukung sebagai tempat bertumpu.