Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

12
JENIS-JENIS PENELITIAN Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek di antaranya yaitu aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian. A. Berdasarkan Tujuan Klasifikasi bentuk penelitian berdasarkan aspek tujuan yaitu: 1. Penelitian Dasar Suatu bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Penelitian ini banyak dilakukan oleh negara- negara maju yang memang tidak mempunyai masalah dengan dengan dana pendidikan maupun dana penelitian. Hasil penelitian mungkin belum dimanfaatkan saat ini tetapi mungkin sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik dalam abad teknologi dan informasi di masa yang akan datang. 2. Penelitian Terapan (Applied Research) Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat sekitarnya. Tujuan utama para peneliti adalah pemecahan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk

Transcript of Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

Page 1: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

JENIS-JENIS PENELITIAN

Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek di antaranya yaitu

aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian.

A. Berdasarkan Tujuan

Klasifikasi bentuk penelitian berdasarkan aspek tujuan yaitu:

1. Penelitian Dasar

Suatu bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang

melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada

pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Penelitian ini

banyak dilakukan oleh negara-negara maju yang memang tidak mempunyai masalah

dengan dengan dana pendidikan maupun dana penelitian. Hasil penelitian mungkin

belum dimanfaatkan saat ini tetapi mungkin sangat berguna untuk kehidupan yang lebih

baik dalam abad teknologi dan informasi di masa yang akan datang.

2. Penelitian Terapan (Applied Research)

Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang

signifikan dan hidup di masyarakat sekitarnya. Tujuan utama para peneliti adalah

pemecahan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

manusia, baik secara individual maupun secara kelompok maupun keperluan industry

atau pengusaha dan bukan untuk wawasan keilmuan. Hasil dari penelitian ini berupa

jawaban yang nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan.

B. Berdasarkan Metode

Klasifikasi bentuk-bentuk penelitian berdasarkan aspek metode yang digunakan

yaitu:

1. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat

Page 2: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Lehmann-

1979). Isaac dan Michael (1980) menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah:

“to describe systematically the facts and characteristics of a given population or area of

interest”.

Pada penelitian ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian

yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif

disebut juga penelitian praeksperimen karena dalam penelitian ini mereka melakukan

eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi

terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.

Penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial

terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke

lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide

dalam penelitian.

Ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu:

a) Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau

masalah/kejadian yang actual dan berarti.

b) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan situasi atau kejadian secara tepat

dan akurat.

Langkah-langkah pokok penelitian deskriptif yaitu:

1) Tentukan masalah atau bidang yang diamati dan rumuskan sub maslaah secara jelas

dan terinci

2) Rumuskan secara jelas tujuan yang akan dicapai

3) Lakukan penelaahan kepustakaan yang tepat dan benar

4) Rumuskan metodologi penelitian antara lain:

a) Prosedur pengumpulan data

b) Pilih/susun alat/instrumen yang tepat

c) Populasi dan sampel

d) Pembakuan instrumen

e) Latihan pengumpul data

5) Turun ke lapangan dalam rangka pengumpulan data

6) Analisis data

7) Penulisan laporan

Page 3: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

Penelitian deskriptif mempunyai beberapa kelemahan di antaranya sebagai

berikut.

a) Topik atau masalah yang dipilih tidak diformulasikan secara jelas dan spesifik

sehingga mengakibatkan kerancuan dalam perumusan hipotesis dan atau instrumen.

b) Data yang dikumpulkan lebih yang bersifat umum sehingga kurang mendukung

masalah khusus dalam penelitian itu.

c) Pengambilan sampel kurang sesuai dengan yang sebenarnya karena tidak

memperhatikan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir.

d) Teknik analisis yang dipakai kurang dirancang secara tepat dari permulaan, kadang-

kadang ditentukan setelah data dikumpulan.

e) Kesahihan isi intrumen yang dipakai kurang mendapat perhatian dari para peneliti.

2. Penelitian sejarah (historical research)

Penelitian historis merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat, dan objektif kejadian atau peristiwa

yang terjadi di masa lampau dengan menggunakan pendekatan normatif dan

interpretatif. Melalui tipe penelitian historis , peneliti membuat rekonstruksi masa

lampau dengan mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisa dan mensintesakan

fakta-fakta yang ada dengan teliti sehingga memungkinkan gambaran yang tepat pada

masa lampau memberikan latar masa sekarang dan persfetif masa yang akan datang.

Apabila seseorang menggunakan tipe penelitian historis berarti ia melakukan

penyelidikan, penilaian, mensintesakan bukti-bukti, dan menetapkan lokasi-lokasi

secara sistematik dan objektif untuk mendapatkan atau menetapkan fakta-fakta dan

mengambil kesimpulan yang tepat tentang objek yang telah terjadi di masa lampau.

Dengan menggunakan tipe penelitian historis dimaksudkan agar:

a. Seseorang menyadari apa yang terjadi di masa lampau sehingga seseorang dapat

belajar dari kegagalan dan eberhasilan masa lampaunya.

b. Belajar bagaimana sesuatu dikerjakan di masa lampau dan melihat kemungkinan

apakah hal itu masih merupakan suatu kepedulian dan masih dapat digunakan

dewasa ini.

c. Membantu seseorang dalam membuat prediksi.

d. Menguji hipotesis hubungan atau kecenderungan-kecenderungan.

Page 4: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

Jika dilihat secara sepintas, penelitian sejarah sama dengan penelitian deskriptif.

Keduanya sama-sama menggunakan penggambaran secara komprehensif tentang objek

atau subjek penelitian. Bedanya adalah dalam penelitian sejarah, peneliti lebih

memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah. Tujuan

dari kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap

peristiwa besar atau objek yang diteliti.

Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara

sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan,

serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan

yang kuat.

Ciri-ciri penelitian historis yaitu:

a. Lebih bergantung ada data yang diobservasi orang lain daripada yang diobservasi

oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yang

menganalisis keotentikan, ketepatan, dan pentingnya sumber-sumbernya.

b. Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian histois haruslah tertib-ketat,

sistematis, dan tuntas.

c. Tergantung kepada dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari sumber primer yaitu peneliti secara langsung melakukan

observasi. Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder yaitu peneliti melaporkan

hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya.

Sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama

dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.

d. Untuk menentukan bobot data, biasanya dilakukan dua macam kritik yaitu kritik

eksternal dan kritik internal. Kritik ekternal menanyakan “Apakah data itu otentik:,

sedangkan kritik internal menanyakan “Apabila data itu otentik, apakah data tersebut

akurat dan relevan?”. Kritik internal harus menguji motif, keberatsebelahan, dan

keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu

dan memberikan informasi yang palsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan

penelitian historis itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih demanding

daripada studi eksperimental.

e. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului

lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan historis adalah lebih

tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. Penelitian historis juga

menggali informasi-informasi yang lebih tua daripada yang umum dituntut dalam

Page 5: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak diterbitkan

yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.

Oleh karena tidak semua masalah dapat diteliti dengan menggunakan pendekatan

penelitian historis. Sehubungan dengan itu sebelum ditetapkan untuk meneruskan suatu

topik dengan menggunakan penelitian historis, topik itu perlu dikaji dari segi:

1) Dimana kejadian yang berlangsung

2) Siapa yang terlibat dalam kejadian itu

3) Kapan kejadian itu terjadi

4) Jenis kegiatan/kejadian kemanusiaan yang bagaimanakah yang dilibatkan

Kekurangtepatan dalam pemilihan topik yang akan diteliti akan membawa

dampak pada perumusan pertanyaan dan instrumen yang diajukan dan kritik internal

maupun eksternal.

Sehubungan dengan itu perlu dipertimbangkan beberapa kelemahan yang selalu

menjadi sorotan dalam penelitian historis:

a) Problem/masalah dinyatakan terlalu luas

b) Kecenderungan menggunakan cara yang mudah dengan mengambil data dari sumber

kedua mengakibatkan hasil yang kurang tepat, sebab ketetapan dan keotentikan data

akan menentukan bentuk analisis yang akan dilakukan.

c) Kritik internal maupun eksternal kurang dilakukan secara tajam dan tepat terhadap

data yang ditemukan.

d) Kegagalan dalam menginterpretasikan kata-kata dan ekspresi dalam konteks yang

diterima sesuai dengan keadaan semula.

e) Kegagalan dalam membedakan fakta-fakta yang berarti dalamsatu situasi itu

sehingga kadang-kadang menjadi fakta yang tidak relevan dan tidak penting.

f) Pelaksanaan penelitian dipengaruhi oleh “bias” pribadi peneliti tersebutsehingga

menumpulkan interpretasi dari yang seharusnya.

g) Karena banyaknya fakta yang dikumpulkan maka laporan yang disusun hanya

merupakan kumpulan fakta-fakta yang banyak dan bukan menampilkan sintesa ke

dalam generalisasi yang berarti.

h) Sering juga terjadi analisis yang terlalu berlebihan yang kurang didukung oleh bukti-

bukti yang cukupatau terjadinya analogi yang salah atau konklusi yang dibuat.

Penelitian historis juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

Page 6: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

1) Topik yang ingin diteiti tidak dapat diungkapkan melalui tipe penelitian yang lain.

2) Memungkinkan untuk penggunaan cara yang berbeda-beda dan menunjukkan bukti-

bukti yang lebih bervaiasi.

3) Dapat menyadarkan seseorang atau sekurang-kurangnya membuat seseorang

mengetahui tentang kejadian apa yang terjadi di masa lampau, serta memungkinkan

seseorang dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lampau itu.

4) Dapat membantu dalam prediksi untuk masa datang.

5) Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktek kehidupan

yang sedang terjadi dengan memperhatikan akar kehidupan dan keadaan masa

lampau.

Langkah-langkah penelitian historis adalah sebagai berikut.

a) Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat

b) Pada kegiatan berikutnya, pertimbangkanlah apakah penelitian historis merupakan

cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam memberikan pertimbangan

hendaklah diperhatikan apakah data yang penting yang diperlukan akan didapat.

Disamping itu perlu pula dipikirkan apakah hasil penelitian ini nanti cukup berguna

dan berarti bagi individu dan masyarakat atau lingkungan.

c) Rumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin dirumuskan pula hipotesis/pertanyaan

penelitian yang akan membimbing atau member warna penelitian.

d) Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih. Sumber informasi ini dapat

berupa dokumen yang ditulis maupun yang dicetak, catatan numerical, pernyataan

oral/lisan, dan objek fisik maupun karakteristik visual yang dapat menyediakan

informasi masa lampau.

e) Kumpulkan data dengan selalu mengingat sumber data primer dan sekunder.

f) Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal dan eksternal.

g) Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review sumber materil,

pernyataan asumsi, hipotesis, cara mentes hipotesis, penemuan yang ada, interpretasi

dan kesimpulan serta bibliografi.

3. Penelitian survei

Penelitian survei sering juga disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian

status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa variabel.

Para peneliti pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang luas

Page 7: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil dari penelitian survei dapat

digunakan:

a. Sebagai bentuk awal penelitian yang telah direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan

penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik

b. Dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian

c. Dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan

4. Penelitian ex post facto

Disebut penelitian ex post facto karena para peneliti berhubungan dengan variabel

yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang

diteliti. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable)

sudah dinyatakan secara eksplisit untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian

korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel

terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, para peneliti sudah

dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam pemecahan permasalahan

penelitian.

5. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan metoda inti dari model penelitian yang ada

karena dalam penelitian eksperimen, para peneliti melakukan 3 persyaratan dari suatu

bentuk penelitian yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam

penelitian ini, peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2

grup, yaitu grup treatment (yang memperoleh perlakuan) dan grup kontrol (yang tidak

memperoleh perlakuan). Hasil penelitian eksperimen dapat menentukan hubungan

kausal atau sebab akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis

dan melalui pengamatan. Peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen

yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada kontaminasi

di antara variabel yang diteliti.

6. Penelitian kuasi eksperimen

Kuasi artinya semu. Penelitian kuasi eksperimen diartikan sebagai penelitian yang

mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan

Page 8: Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Dan Metode

di bidang ilmu pengetahuan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah

manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara yang satu dengan dengan yang

lainnya. Pada penelitian kuasi eksperimen, peneliti dapat membagi grup yang ada

dengan tetap mengacu pada bentuk alami yang sudah ada. Yang membedakan antara

penelitian eksperimen dengan kuasi eksperimen adalah peneliti harus berhati-hati dalam

menarik hubungan kausal yang terjadi karena dalam penelitian kuasi eksperimen kita

tidak dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan intensif.

Tujuan penelitian ekperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau

memanipulasikan semua variabel yang relevan.

Ciri-ciri penelitian semu eksperimental:

a) Penelitian eksperimental semu secara has mengenai keadaan praktis yang

didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan

kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut.