ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

85
ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS DAN UKURAN LIMBAH DI PT. MARUKI INTERNASIONAL INDONESIA ASTI NUR PRATIWI 105951106116 SKRIPSI PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Transcript of ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

Page 1: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS DAN UKURAN LIMBAH

DI PT. MARUKI INTERNASIONAL INDONESIA

ASTI NUR PRATIWI

105951106116

SKRIPSI

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH

BERDASARKAN JENIS DAN UKURAN LIMBAH

DI PT. MARUKI INTERNASIONAL INDONESIA

ASTI NUR PRATIWI

105951106116

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Strata Satu ( S-1 )

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2021

Page 3: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …
Page 4: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …
Page 5: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirraamaanirraahiim

Puji syukur Penulis Panjatkan kehadirat Allah Subhanallahuwata’ ala atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini setelah melalui proses yang panjang. Salawat dan salam semogah selalu

tercurah kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai satu-satunya teladan kita

dalam menjalani segala aktivitas di atasmuka bumi ini, juga kepada keluarga

beliau, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang selalu istiqamah menjalani

hidup dengan islam sebagai agama satu-satunya yang diridhai Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini mulai

menyusun hingga tahap penyelesaian sepenuhnya masih banyak kekurangan

sebagai akibat dari keterbatasan penulis. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi akan penulis terima

dengan lapang hati. Walaupun demikian, penulis berupaya semaksimal mungkin

untuk menyempurnakan tugas ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan

manfaat yang besar baik bagi para pembaca khususnya bagi saya sendiri dan

semua Mahasiswa Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian, Amin.

Penulis mengucapkan terima kasih yang terhingga kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan arahan yang merupakan pengalaman yang

tidak dapat diukur secara materi. Olehnya, dengan segala kerendahan hati Penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang

Tua saya terutama Bapak saya Alam Nur dan Ibu saya ST. Maemunah yang

Page 6: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

vii

tercinta dengan sabar selalu memberikan dukungan berupa Do’a. Pesan moral dan

materi kepada Penulis.

Dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar – besarnya kepada

1. Ayahanda Dr.H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hikmah, S.Hut.,M.Si.,IPM. Selaku Pembimbing I yang telah

memberikan masukan terhadap penyusunan serta pengetahuan dan

motivasinya.

3. Bapak Ir. Muhammad.Tahnur S.Hut.,M.Si.,IPM. Selaku Pembimbing II yang

telah memberikan masukan terhadap penyusunan serta pengetahuan dan

motivasinya

4. Dr. Ir. Hasanuddin Molo., S.Hut, M.P, IPM sebagai penguji I dan Ir. M,Daud.

S.Hut., M.Si., IPM, C.EIA sebagai penguji II yang tak hentinya memberikan

arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta Staf Tata Usaha

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.

6. Bapak Andi Muhammad Amin selaku President Direktur PT. Maruki

Internasional Indonesia beserta jajarannya yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

Page 7: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

viii

7. Kakak Ashary Alam. S.Pd.,M.Pd. dan Adik Astuti Alawiah selaku saudara

kandung penulis yang telah memberikan dukungan moral berupa materi demi

keberhasilan studi dari saya.

8. Kepada Teman-teman keluarga besar BERINGIN 016 dan semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan semangat

yang selalu ada untuk peneliti, terima kasih atas persaudaraanya dan

pengertiannya.

Akhirnya Penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan

balasan dari Allah SWT, dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, Februari 2021

Penulis

Page 8: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

ix

ABSTRAK

ASTI NUR PRATIWI. 105951106116. Analisis Potensi Pemanfaatan Limbah Berdasarkan Jenis Dan Ukuran Limbah Di PT. Maruki Internasional Indonesia. Dibimbing oleh Ibunda Hikmah dan Ayahanda Muhammad.Tahnur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pemanfaatan limbah yang bisa dibuat berdasarkan jenis kayu, jenis limbah, dan ukuran limbah dari industri butsudan di PT. Maruki Internasional Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di PT. Maruki Internasional. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggiunakan metode kualitatif melalui wawancara pada setiap Factory dari factory 1 sampai Factory 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis kayu yaitu jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album). Jenis limbah kayu yang dihasilkan berupa papan dan balok, sabetan, potongan kayu, tatal, sukita, serbuk kayu, dan debu pengemplasan. Proses pengolahan lanjutan dari limbah kayu berpotensi untuk produk souvenir, produk jam tangan, produk briket kayu, produk anyaman tikar,

Kata Kunci :Jenis Kayu,Jenis Limbah kayu, dan Potensi Produk

Page 9: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ASTI NUR PRATIWI

Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 12 Agustus 1998

NIM : 105951106116

Program Studi : Kehutanan

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS DAN UKURAN LIMBAH DI PT. MARUKI INTERNASIONAL INDONESIA

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini

Makassar, Februari 2021

Asti Nur Pratiwi

105951106116

Page 10: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

v

α Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021

Hak Cipta dilindungi undang – undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis skripsi ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan,

karya ilmiah, penyususan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan yang wajar Unismuh Makassar.

Dilarang Mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis skripsi dalam bentuk laporan apapupn tanpa izin Unismuh Makassar

Page 11: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI .................................................................... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI .... iv

HAK CIPTA MILIK UNISMUH MAKASSAR, TAHUN 2021 ................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

I. PENDAUHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4. Kegunaan Penelitian.................................................................................... 5

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

2.1. Kayu ............................................................................................................ 6

2.2. Limbah Industri Kayu ................................................................................. 8

2.3. Jenis – Jensi Industri ................................................................................... 10

2.4. Tantangan Industri Kayu ............................................................................. 11

Page 12: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xii

2.5. Pengolahan Limbah Kayu ........................................................................... 12

2.6. Jenis – Jenis Limbah Kayu .......................................................................... 13

2.7. Kerangka Pikir ............................................................................................ 14

III METODE PENELITIAN .......................................................................... 17

3.1. Waktu dan tempat ........................................................................................ 17

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................ 17

3.3. Teknik pengumpulan data ........................................................................... 17

3.4. Analisis data ................................................................................................ 19

3.5. Defenisi Operasional ................................................................................... 20

IV. KEADAAN UMUM LOKASI ................................................................... 22

4.1. Gambaran Utama PT. Maruki Internasional Indonesia ............................... 22

4.2. Visi dan Misi Perusahan .............................................................................. 23

4.3. Produk dan Tujuan Pemasaran .................................................................... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 37

5.1. Jenis Kayu ................................................................................................... 37

5.2. Factory 1...................................................................................................... 40

5.3. Factory 2...................................................................................................... 46

5.4. Factory 3...................................................................................................... 53

5.5. Factory 4...................................................................................................... 57

5.6. Factory 5...................................................................................................... 59

VI. PENUTUP .................................................................................................. 60

6.1. Kesimpulan ................................................................................................. 60

Page 13: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xiii

6.2. Saran ............................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xiv

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Penyajian Data ............................................................................................ 16

2. Limbah Kayu Factory 1 ............................................................................... 40

3. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu ............................................................. 43

4. Limbah Kayu Factory 2 ............................................................................... 46

5. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu ............................................................. 49

6. Limbah Kayu Factory 3 ............................................................................... 53

7. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu ............................................................. 55

Page 15: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Maruki Internasional Indonesia ............................. 25

2. Jenis Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia roxb) ................................. 38

3. Jenis Kayu Nyato (Palaquium rostratum) .................................................. 38

4. Jenis Kayu Amara (Diospyros celebica ) ..................................................... 39

5. Jenis Kayu Cendrana (Santalum album) ..................................................... 39

6. Jenis Kayu Eboni (Diospyros celebica) ..................................................... 39

7. Jenis kayu Jati (Tectona grandis) ............................................................... 40

8. Limbah Papan Dan Balok ........................................................................... 42

9. Limbah Sabetan ........................................................................................... 42

10. Potensi Produk Papan dan balok (Gagang pisau dan sarangkanya) ........... 45

11. Potensi Produk Sabetan (anyaman gantungan tas) ..................................... 45

12. Prodak souvenir ......................................................................................... 46

13. Limbah Tatal .............................................................................................. 48

14. Limbah Potongan Kayu ............................................................................. 48

15. Limbah Sukita ........................................................................................... 48

16. Potensi Produk Potongan Kayu ( Jam Tangan ) ......................................... 51

17. Potensi Produk Tatal (Alas kandang peternakan hamster ) ........................ 52

18. Potensi Poduk Sukita ( Anyaman Tikar) ................................................... 52

19. Proses Pengemplasan ................................................................................. 54

20. Limbah Serbuk Kayu ................................................................................. 54

Page 16: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xvi

21. Potensi Produk Serbuk Kayu (Briket Kayu) .............................................. 56

22. Proses Assembling ..................................................................................... 58

23. Proses Pewarnaan Akhir ............................................................................ 58

24. Proses Packing ........................................................................................... 59

25. Produk Butsudan Siap Di Ekspor ............................................................... 59

Page 17: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Factory I ....................................................................................................... 63

2. Factory 2....................................................................................................... 64

3. Factory 3 ...................................................................................................... 65

4. Produk Souvenir ........................................................................................... 65

5. Potensi Produk Potongan Kayu (Jam Tangan) ............................................ 66

6. Potensi Produk Serbuk Kayu (Briket Kayu) ................................................ 66

7.Proses Assembling Pada Factory 4 ............................................................... 67

8. Proses Packing Pada Factory 5 ................................................................... 67

Page 18: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kayu di indonesia merupakan material struktural dan banyak disediakan

oleh alam dan sangat diminati yang memiliki potensial untuk dipakai sebagai

bahan baku. Sehingga permintaan kayu sebagai bahan baku sangat meningkat

dikarenakan kayu mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Sejalan dengan

kondisi kayu di Indonesia dimana Indonesia mengalami defisit kebutuhan kayu

bulat (log) untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan kayu.

Jenis industri kayu merupakan bagian dari cabang industri yang

mempunyai ciri khusus yang sama atau hasilnya bersifat akhir dalam proses

produksi, yang ditetapkan sesuai klasifikasi dalam Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia. Jenis-jenis Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) hanya

ada 5 (lima) yaitu: Industri penggergajian kayu, Industri serpih kayu (wood chip),

Industri vinir (veneer), Industri kayu lapis (plywood) dan Laminated Veneer

Lumber. Adanya industri yang banyak berkembang, semakin banyak juga bahan

yang dibutuhkan, untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, atau dengan kata

lain untuk memenuhi kebutuhan pasar. Melihat keadaan tersebut bisa dipastikan

bahwa dalam produksi suatu industri, pasti menghasilkan limbah yang terbuang.

Sehingga kurang bermanfaat, misalnya limbah dari bekas potongan dalam

pembuatan kerajinan, dan sebitan bekas pembelahan kayu.

Menurut Komarayati, (1992) yang dimaksud dengan Limbah kayu adalah

sisa-sisa kayu atau bagian kayu yang dianggap tidak bernilai ekonomi lagi

dalam proses tertentu, pada waktu tertentu dan tempat tertentu yang mungkin

Page 19: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

2

masih dimanfaatkan pada proses dan waktu yang berbeda. Yang umumnya terdiri

atas: sisa gergajian, sisa potongan panjang dan pendek, dan kulit kayu.

Jenis limbah yang dihasilkan pada industri merupakan sisa potongan

kecil-kecil baik sisa potongan atau sisa belahan kayu yang dianggap tidak

ekonomis lagi dalam suatu proses, waktu, dan tempat tertentu, akan tetapi

mungkin masih dapat dimanfaatkan pada proses, tempat, dan waktu yang

berbeda. Jenis limbah yang dihasilkan seperti sebetan, potongan kayu, limbah

tatal, limbah serbuk, potongan lembaran veener, dan debu pengemplasan.

Pemanfaatan limbah kayu secara umum telah di manfaatkan sebagai papan

blok, papan partikel (particle board) maupun sebagai bahan bakar pemanas dan

arang kayu, bahan kerajinan berupa anyaman dinding, furniture, pembuatan

sangkar burung, pembuatan bantalan palet, pemanfaatan potongan serpihan

sebagai box ikan asin dan box telur.

Perkembangan industri-industri saat ini setidaknya dipengaruhi oleh 2

faktor, yang pertama kemudahan dalam mancari bahan baku berbagai jenis kayu,

yang kedua meningkatnya permintaan pasar, baik dalam negeri maupun pasar

internasional. Potensi tersebut menjadi salah satu peluang usaha, dan juga dapat

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian oleh (Cahyandari,(2007)) yang berjudul

pemanfaatan limbah kayu sebagai bahan dasar pembuatan papan partikel

diperoleh data yaitu untuk memanfaatkan limbah tersebut adalah dengan

mengolahnya menjadi papan partikel, bahwa penggunaan serbuk kayu keras dan

adhesive dari bahan phenol formaldehyde mempunyai sifat mekanik yang paling

Page 20: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

3

baik yaitu mempunyai kekuatan tarik 0.46 N/mm 2 dan kekuatan tekuk : 17.26

N/mm 2 dibandingkan penggunaan bahan lainnya.

Penelitian (Purwanto,(2009)) yang berjudul Pengolahan Kayu Di

Kalimantan Selatan. menyebutkan bahwa industri penggergajian kayu

menghasilkan limbah sebesar (40,48 %) volume, terdiri atas sebetan (22,32 %),

potongan kayu (9,39 %) dan serbuk gergaji (8,77 %). Sedangkan limbah industri

kayu lapis sebesar (54,81 %) volume dengan rincian potongan dolok (3,69 %),

sisa kupasan dolok (18,25 %), venir basah (8,50 %), penyusutan (3,69 %), venir

kering (9,60 %), pengurangan tebal (venir kering) (1,90 %), potongan tepi kayu

lapis (3,90 %), serbuk gergaji (2,2 %) dan debu kayu lapis (3,07 %). Pemanfaatan

pada kedua jenis limbah tersebut antara lain sebagai bahan bakar, inti papan blok,

papan blok, papan partikel, dan sambungan venir inti, atau venir belakang kayu

lapis.

Hasil penelitian (Rianto dkk,(2019)) yang berjudul Potensi dan

Pemanfaatan Limbah Gergajian Pada Stand Kayu di Distrik Manokwari Barat

menunjukkan terdapat tiga jenis bahan baku kayu gergajian yaitu Merbau (Intsia

sp.), Matoa (Pometia sp.) dan Rimba Campuran. Jenis limbah yang dihasilkan

berupa sabetan, serbuk, dan tatal. Sortimen olahan balok dan papan sebanyak 30

m3, dihasilkan limbah sebanyak 46,73%/m3 dengan rata-rata jenis limbah sebetan

sebanyak 7,47%/m3, serbuk 6,80%/m3 dan tatal 32,47%/m3. Proses pengolahan

lanjutan dari limbah masih belum terlihat dimana semua limbah biasanya hanya

dibakar.

Page 21: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

4

PT. Maruki International Indonesia adalah perusahaan ekspor-impor yang

bergerak di bidang industri manufaktur, perakitan, serta pengolahan kayu

menjadi produk furnitur spesifik bernama Butsudan, yaitu lemari bernilai budaya

dan seni tinggi yang digunakan masyarakat Jepang sebagai tempat

persembahan serta media komunikasi kepada leluhurnya, sehingga target pasar

perusahaan adalah masyarakat Jepang. Perusahaan ini memiliki visi Quality dan

Morality, dimana diterapkan sistem kerja Kaizen, yaitu konsep dari Jepang

tentang perbaikan kualitas (meliputi sumber daya manusia, bahan, peralatan,

pemasok, dan prosedur) secara berkesinambungan. Setiap bahan baku hingga

proses pengerjaan memiliki tingkat pengawasan kualitas yang sangat ketat,

berdasarkan Buku Panduan Factory PT. Maruki International Indonesia serta

observasi awal peneliti.

PT. Maruki sendiri memproduksi lebih dari 1000 jenis dan tipe komponen

Butsudan melalui 5 factory yang terbagi atas unit-unit spesialisasi kerja. Sistem

produksi dilakukan pada setiap factory 1 sampai factory 5 yang menghasilkan

limbah kayu yang berbeda-beda berdasarkan jenis dan ukuran limbah yang

berpotensi menjadi suatu produk. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

tentang Analisis Pemanfaatan Limbah Berdasarkan Jenis Dan Ukuran Limbah Di

PT. Maruki Internasional Indonesia. (Achmad, Yakin.2015)

Limbah – limbah yang dihasilkan di PT. Maruki Internasional Indonesia

mulai Factory 1 hingga Factory 5 hingga saat ini belum di manfaatkan hanya

dibuang saja. Berdasarkan hal tersebut, Penulis tertarik untuk meneliti Analisis

Page 22: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

5

Potensi Pemanfaatan Limbah Berdasarkan Jenis dan Ukuran Limbah di PT.

Maruki Internasioanl Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah penelitian ini adalah jenis-jenis pemanfaatan limbah yang

bisa dibuat berdasarkan jenis kayu, jenis limbah, dan ukuran limbah dari industri

Butsudan di PT. Maruki Internasional Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pemanfaatan limbah

yang bisa dibuat berdasarkan jenis kayu, jenis limbah, dan ukuran limbah dari

industri Butsudan di PT. Maruki Internasional Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi memanfaatkan limbah hasil

pengolahan industri kayu untuk diolah menjadi suatu prodak dari proses Factory 1

hingga Factory 5 pada sisa potongan yang tidak dimanfaatkan sebagai bahan baku

dalam suatu produk Butsudan.

Page 23: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu

1. Pengertian kayu

Kayu adalah bahan yang terdiri dari sel-sel. Struktur yang terdiri atas

sel tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan ciri-ciri yang unik.

Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap

volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu

proporsi volume rongga kosong.

Dewasa ini industri perkayuan di Indonesia semakin diminati oleh

negara lain, akan tetapi karakteristik kayu yang dihendaki lebih spesifik,

diantaranya kadar air yang sesuai dengan iklim pada masing-masing negara.

Kadar air yang dikehendaki mencapai hingga dibawah 10 %. Keadaan tersebut

tidak dapat dicapai jika pengeringan dilakukan secara alamiah, karena itu di

perlukan pengeringan buatan ( Budianto, 1996).

2. Sifat-Sifat Kayu

a) Sifat Utama Kayu

Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang.

Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai

sifat-sifat utama,yaitu sifat-sifat yang menyebabkan kayu tetap selalu

dibutuhkan manusia.

Page 24: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

7

b) Sifat Fisis dan Mekanis kayu

1) Sifat Fisis Kayu

(a) Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan

kekuatan dari pada kayu atau sifat-sifat mekanisnya. Makin tinggi

berat jenis suatu kayu maka makin tinggi pula kekuatannya.

(b) Kadar Air Kayu

Kadar air didefinisikan sebagai banyaknya air yang terdapat

dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering

tanurnya.

2) Sifat Mekanis Kayu

Sifat mekanis kayu meliputi keteguhan kayu, yaitu perlawanan

yang diberikanoleh suatu jenis kayu terhadap perubahan-perubahan

bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar.

a. Keteguhan Tarik (Tension Strength)

Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu

terhadap dua buah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan

dan gaya ini bersifat tarik.

b. Keteguhan Tekan (Compression Strength)

Keteguhan tekan adalah kekuatan atau daya tahan kayu

terhadap gaya-gaya tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus

serat kayu.(Simpson. 1999)

Page 25: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

8

2.2. Limbah Industri Kayu

Di Indonesia ada tiga macam industri kayu yang secara dominan

mengkonsumsi kayu dalam jumlah relatif besar, yaitu penggergajian, vinir/kayu

lapis dan pulp/kertas. Yang menimbulkan masalah adalah limbah penggergajian

yang kenyataannya dilapangan masih ada yang di tumpuk sebagian dibuang ke

aliran sungai (pencemaran air), atau dibakar secara langsung (ikut menambah

emisi karbon di atmosfir).

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri sekunder adalah industri yang bahan

mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.

Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya

Produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 2.6 juta m3 per tahun

(Forestry Statistics of Indonesia 1997/1998). Dengan asumsi bahwa jumlah

limbah yang terbentuk 54,24 persen dari produksi total maka dihasilkan limbah

penggergajian sebanyak 1.4 juta m3 per tahun, angka ini cukup besar karena

mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian.

Adanya limbah yang dimaksud menimbulkan masalah penanganannya

yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya

berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu

dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya

Page 26: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

9

menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi terapan dan kerakyatan

sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat.

Hasil evaluasi menunjukkan beberapa hal berpeluang positif sebagai

contoh teknologi terapan dimaksud dapat diterapkan secara memuaskan dalam

mengkonversi limbah industri pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket

arang, arang aktif, arang kompos dan soil conditioning.

Penerapan teknologi aplikatif atau terapan dan kerakyatan ini dapat

dikembangkan menjadi skala besar (pilot dan komersial) baik secara teknis

maupun ekonomis. Keberhasilan pemanfaatan limbah dapat memberi manfaat

antara lain dari segi kehutanan dan industri kayu dapat mengurangi

ketergantungan terhadap bahan baku konvensional (kayu) sehingga mengurangi

laju penebangan/kerusakan hutan dan mengoptimalkan pemakaian kayu serta

menghemat pengeluaran bulanan keluarga dan meningkatkan kesuburan tanah.

Namun demikian mengubah pola kebiasaan masyarakat tidak mudah,

diperlukan proses yang panjang. Untuk industri besar dan terpadu, limbah serbuk

kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan arang aktif

yang dijual secara komersial. Namun untuk industri penggergajian kayu skala

industri kecil yang jumlahnya mencapai ribuan unit dan tersebar di pedesaan,

limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal, seperti industri penggergajian di

Jambi yang berjumlah 150 buah yang kesemuanya terletak ditepi sungai Batang

hari limbah kayu gergajian yang dihasilkan dibuang ke tepi sungai tersebut

sehingga terjadi proses pendangkalan dan pengecilan ruas sungai teknologi

terapan dimaksud dapat diterapkan secara memuaskan dalam mengkonversi

Page 27: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

10

limbah industri pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket arang, arang aktif,

arang kompos dan soil conditioning.(Cahyandari, D. 2007)

2.3. Jenis – Jenis Industri

1. Industri berdasarkan bahan baku

a. Industri ekstaktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh

langsung dari alam, misalnya:Industri kerajinan genteng, batu bata,

dan lain sebagainya.

b. Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil

industri lain. Misalnya, industri kayu lapis dan industri kain.

c. Industri fasilitatif, yaitu kegiatan industri yang menjual jasa seperti

angkutan dan lain-lain.

2. Industri berdasarkan produuk yang dihasilkan

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Misalnya: industri anyaman, industri

konveksi, industri makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda

yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau

digunakan. Mislanya: industri permintalan benang, industri ban, industri

baja, industri tekstil.

c. Industri tersier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau

benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun

tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah

atau membantu kebutuhan masyarakat. misalnya industri angkutan,

Page 28: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

11

industri perbankan, industri perdagangan dan industri

pariwisata.(Saleh.2007).

2.4. Tantangan Industri Kayu

Keberadaan dan peran industri hasil hutan utamanya kayu di Indonesia

dewasa ini menghadapi tantangan yang cukup berat berkaitan dengan adanya

ketimpangan antara kebutuhan bahan baku industri dengan kemampuan produksi

kayu secara lestari. Bila memperhatikan kondisi hutan alam yang makin menurun

berarti makin langkanya bahan baku kayu, serta besarnya tantangan berbagai

aspek khususnya di sektor kehutanan (lingkungan, ekolabel, perdagangan karbon)

maka perlu dilakukan perubahan mendasar dalam kebijakan pembangunan

kehutanan, salah satunya dengan mengedepankan peran inovasi teknologi yang

lebih berpihak kepada masyarakat khususnya industri kecil, meningkatkan

efisiensi pengolahan hasil hutan serta memaksimalkan pemanfaatan kayu dan

limbah biomassa yang mengarah kepada zero limbah.

Limbah utama dari industri kayu dibedakan menjadi beberapa jenis, di

antaranya kulit kayu, potongan-potongan kecil dan serpihan-serpihan kayu hasil

penggergajian dan pemotongan, serta serbuk kayu dan debu. Limbah tersebut

sangat sulit dikurangi. Saat ini, kebanyakan produsen hanya dapat memanfaatkan

limbah mereka seoptimal mungkin menjadi barang lain yang memiliki nilai

ekonomis, seperti kulit kayu untuk bahan kerajinan, potongan kayu untuk

dijadikan arang, serbuk kayu yang diolah menjadi briket, dan lain sebagainya.

Limbah kayu inilah yang kemudian dapat di daur ulang dan dimanfaatkan

untuk berbagai macam hal dan kerajinan lainnya. Dalam rangka efisiensi

Page 29: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

12

penggunaan kayu perlu diupayakan pemanfaatan limbah kayu menjadi produk

yang lebih bermanfaat. namun mereka yang mengerjakan home industri kayu itu

rata-rata adalah pengusaha kecil dan menengah. Meski sudah dipasarkan hingga

keluar kota, para perajin mengaku belum mampu melakukan ekspor.

Hambatannya adalah kualitas dan pengetahuan yang masih minim.

Beribu lembar kayu irisan dengan ukuran standar itu ternyata setiap pabrik

menghasilkan juga limbah kayu yang ukurannya tidak standar. Limbah itu ada

yang besar, lebar, sempir, panjang dan pendek sesuai dengan sisa gergajian dari

kayu asli yang masuk ke dalam mesin-mesin gergajian otomatis yang merajai

pabrik kayu olahan yang ada di beberapa tempat di Pontianak di Kalimantan

Barat. Kayu-kayu limbah sisa ini hampir tidak ada harganya.

Limbah ini dibuang begitu saja oleh pabrik pengolah, bahkan kadang-

kadang bisa menjadi limbah yang berbahaya karena tidak ada yang

memanfaatkannya, tertumpuk liar di tempat pembuangan limbah di sekitar pabrik

atau di tempat-tempat pembuangan limbah yang makin sarat dengan limbah

serupa. Dengan adanya sentuhan seni seperti yang dikerjakan oleh pengrajin di

Bali, mungkin bisa merubah limbah kayu itu menjadi benda seni yang laku

dijual.ini hampir tidak ada harganya..(Saleh,.2007).

2.5. Pengolahan Limbah Kayu

Limbah kayu adalah kayu sisa potongan dalam berbagai dan ukuran yang

terpaksa harus dikorbankan dalam bentuk proses produksinya karena tidak dapat

menghasilkan produk (output) yang bernilai tinggi dari segi ekonomi dengan

Page 30: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

13

tingkat teknologi pengolahan tertentu yang digunakan (Departmen Pertanian,

1970).

Limbah kayu adalah sisa-sisa kayu atau bagian kayu yang dianggap tidak

bernilai ekonomi lagi dalam proses tertentu, pada waktu tertentu dan tempat

tertentu yang mungkin masih dimanfaatkan pada proses dan waktu yang berbeda.

Setiap kegiatan pembalakan maupun penggergajian menghasilkan limbah.

Limbah penggergajian adalah potongan kayu dalam bentuk dan ukuran tertentu

yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan tetapi ditinggalkan karena keterbatasan

tingkat teknologi pengolahan kayu yang ada pada waktu itu. Dengan kata lain

limbah penggergajian merupakan produk sampingan dari suatu proses

penggergajian yang dapat di manfaatkan bila teknologinya telah

tersedia.(Rachman dan Malik, 2011)

2.6. Jenis-jenis Limbah Kayu

Limbah kayu dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Limbah kayu yang terjadi pada kegiatan eksploitasi hutan berupa pohon yang

ditebang terdiri dari batang sampai bebas cabang, tunggak dan bagian diatas

cabang pertama.

2. Limbah kayu yang berasal dari industri pengolahan kayu antara lain berupa

lembaran veneer rusak, log end atau kayu penghara yang tidak berkualitas, sisa

kupasan, potongan log, potongan lembaran veneer, serbuk gergajian, serbuk

pengamplasan, sebetan, potongan ujung dari kayu gergajian dan kulit.

a. Limbah Sebetan

Limbah sabetan (offcut/slab) adalah limbah yang dihasilkan dari proses

Page 31: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

14

pelurusan (aligment) mesin gergaji utama dan gergaji ulang (resaw) untuk

mendapatkan ukuran sortimen yang dihasilkan.

b. Limbah Tatal

Limbah tatal kayu (shaving) adalah limbah yang dihasilkan dari proses

penghalusan permukaan kayu gergajian.

c. Limbah Serbuk

Limbah serbuk (sawdust) adalah limbah yang dihasilkan dari bekas

sayatan (kerf) bilah gergaji, baik pada pembelahan, pemotongan ujung dan

samping.

d. Potongan lembaran veener

Veneer kayu adalah lembaran kayu dengan ketebalan 0.24 mm hinga 3 mm

yang didapat melalui proses pengupasan jenis kayu yang memiliki motif kayu

yang menarik.

e. Debu Pengampelasan

Limbah debu merupakan hasil dari pengemplasan kayu.

f. Pemotongan (Trimming)

Bila ada cacat seperti mata kayu, retak, pecah dan sebagainya dapat

dihilangkan dengan melalui pemotongan.(Rachman dan Malik, 2011)

2.7. Kerangka Pikir

Penelitian diawali dengan penentuan lokasi di PT. Maruki International

Indonesia. Lokasi tersebut dipilih dan dijadikan tempat penelitian dengan harapan

memberikan informasi sebagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat. PT. Maruki

Internasional Indonesia adalah perusahaan ekspor-impor yang bergerak di bidang

Page 32: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

15

industri manufaktur, perakitan, serta pengolahan kayu menjadi produk furnitur

spesifik bernama Butsudan, yaitu lemari bernilai budaya dan seni tinggi yang

digunakan masyarakat Jepang sebagai tempat persembahan serta media

komunikasi kepada leluhurnya, sehingga target pasar perusahaan adalah

masyarakat Jepang. Pada proses pengolahan butsudan melalui 5 factory yakni

pada factory 1 antara lain perataaan permukaan, pemotongan, pengirisan dan

laminating, pada factory 2 antara lain pembentukan komponen , pada factory 3

antara lain penghalusan dan pewarnaan awal, pada factory 4 antara lain asemling,

pewarnaan akhir dan packing, tahap akhir factory 5 antara lain siap ekspor. Pada

setiap factory 1 sampai factory 5 menghasilkan limbah yang berbeda beda baik

dilihat dari jenis kayunya, ukurannya dan jenis limbah yang selanjutnya akan di

lakukan analisis pemanfaatan limbah kayu dari setiap factory yang bisa di buat

atau diolah menjadi suatu prodak apa.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Limbah

Ukuran

Potensi Pemanfaatan Limbah

Industri Butsudan PT. Maruki Internasional

Indonesia

Jenis Kayu Jenis Limbah

Factory 1 Factory 2 Factory 3 Factory 4 Factory 5

Page 33: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

16

Tabel 1. Penyajian Data

Hasil penyajian data dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Jenis

Limbah

Ulkuran Jenis

Kayu Potensi Produk

Sabetan Papan dan

balok Sukita Tatal

1.

2.

3.

4.

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Page 34: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

17

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini direncanakan pada bulan November sampai Desember 2020,

penelitian ini dilakukan di PT Maruki Internasional Indonesia jalan Perintis

Kemerdekaan, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam analisis pemanfaatan antara lain :

1. Alat tulis menulis

2. Laptop

3. kamera

4. Pita Meter

5. Quesioner

Objek dalam penelitian ini adalah pemanfaatan limbah berdasarkan jenis dan

ukuran limbah di PT. Maruki Internasional Indonesia.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian ini

dikumpulkan melalui dua tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Studi Pustaka (Library Research)

Stadi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku yang berkenaan dengan masalah dan

tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan

dioleh dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan

bahasa. Penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah dan membandingkan

Page 35: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

18

sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping

itu dengan menggunakan studi pustaka penulis dapat memperoleh informasi

tentang teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti

tidak merupakan duplikasi.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Stadi lapangan yaitu peninjauan yang dilakukan langsung oleh penulis

pada PT. Maruki Internasional Indonesia yang menjadi objek penelitian

dengan tujuan yakni, untuk mengetahui apakah manfaat limbah berdasarkan

jenis dan ukuran limbah.

a. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara berkomunikasi

secara langsung dengan pimpinan instansi dan bagian-bagian yang

menangani masalah yang diteliti dan potensi pemanfaatan limbah kayu.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang mengenai catatan buku, media elektronik, media cetak dan

sebagainya. Data yang diperoleh dengan cara mengambil data laporan

dengan mengajukan surat penelitian dan melakukan pengukuran terhadap

volume limbah kayu.

Page 36: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

19

3.4. Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan

responden tenaga kerja perusahaan dari setiap factory 1 sampai factory 5

dan responden staf perusahaan yang berhubungan dengan factory 1 sampai

factory 5 berupa data berdasarkan jenis kayu, ukuran, dan jenis limbah

yang akan diolah dan digunakan menjadi apa.

b. Pengolahan data

Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini

melibatkan transkipsi wawancara pada perusahaan, mengukur ukuran

limbah menggunakan pita meter dengan rumus Panjang x Lebar x Tebal,

mengetik data lapangan, atau menyususn data tersebut ke dalam jenis-jenis

yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

c. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks

naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

d. Penarikan kesimpulan

Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab

fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.

Page 37: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

20

3.5. Defenisi operasional

Defenisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas variable yang

diamati. Dan secara tidak langsung, mengacu pada bagaimana mengukur suatu

variable.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka batasan-batasan operasional yang

digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa yaitu :

1. Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam

alam

2. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan.

3. Limbah kayu adalah kayu sisa hasil olahan berupa sabetan, papan, balok, debu

pengemplasan, tatal, potongan kayu, sukita, dan serbuk kayu.

4. Bantalan adalah kayu yang memiliki ketebalannya 50 cm – 60 cm.

5. Sawntimber (kayu gergajian) adalah kayu yang memiliki ketebalan 0,8 cm, 1,5

cm dan 1,8.

6. Volume adalah perhitungan panjang x lebar x tebal

7. Input adalah bahan baku yang masuk di pabrik dalam bentuk bantalan dan

sawntimber berupa jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis

kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni (Diospyros celebica),

jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica),

Cendana (Santalum album).

Page 38: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

21

8. Output adalah bahan baku yang terpakai pada proses pembuatan butsudan.

9. Factory adalah tahap atau alur produksi butsudan.

10. Limbah sukita adalah limbah yang memiliki bentuk yang tipis seperti kayu

lapis.

11. Limbah tatal adalah limbah yang di hasilkan dari proses penghalusan

permukaan kayu gergajian.

12. Butsudan adalah lemari bernilai budaya dan seni tinggi yang digunakan

masyarakat Jepang sebagai tempat persembahan serta media komunikasi

kepada leluhurnya.

Page 39: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

22

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Gambaran Utama PT. Maruki Internasional Indonesia

A. Sejarah Singkat Pendiri dan Perkembangan PT. Maruki Intenasional

Indonesia

PT Maruki Internasional Indonesia terdiri pada tanggal 18 juni

1997 dengan nama PT Material Indonesia dan pada tanggal 14 juni 2003

berubah nama menjadi PT Maruki Internasional Indonesia. Perusahaan ini

dipimpin oleh Mr. Yuki Hiro Hitagawa selaku presiden direktur. Produk

utama perusahaan adalah furniture adalah untuk budaya masyarakat jepang

yang disebut butsudan.

Butsudan berfungsi sebagai tempat untuk menghormati dan

berkomunikasi dengan para leluhur yang telah wafat. Terdapat berbagai

macam jenis dan tipe Butsudan, namun umumnya berbentuk lemari.

Butsudan produksi PT Maruki Internasional Indonesia berasal bahan baku

kayu. Komposisi penggunaan material kayu adalah 40% kayu local dan 60%

kayu impor. Negara asal kayu impor, yakni afrika (Gabon), Asia (Thailand

dan Laos) dan Amerika (Mexico). Hasil produksi butsudan hanya di import

ke jepang, karena sifatnya sebagai produk budaya Jepang.

Lokasi perusahaan berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA)

dengan luas sekitar 6 Ha. Areal perusahaan berdampingan dengan

pemukiman penduduk. Oleh karena itu sebagai bagian dari masyarakat,

perusahaan sangat memperhatikan kegiatan dan program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang sudah berlangsung dan terus berlanjut,

Page 40: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

23

diantaranya adalah program beasiswa, penghijauan, taman baca, klinik

kesehatan untuk masyarakat dan berbagai kegiatan sosial lainnya. CSR

berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan ke masyarakat.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), saat ini tercatat 515 orang

karyawan. Terdiri dari 398 orang laki-laki dan 120 orang perempuan,

hampir 60% dari jumlah karyawan merupakan warga sekitar areal

perusahaan. Fasilitasfasilitas perusahaan yang sediakan untuk karyawan

antara lain: klinik kesehatan, bus karyawan, asuransi Kesehatan jamsostek,

sarana ibadah, kantin dan ruang makan.

4.2. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT Maruki internasional Indonesia

Pembentukan visi perusahaan merupakan suatu konsep yang

mengarah pada tujuan perusahaan untuk pengembanganya kedepan.

Memandang kedepan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

Visi yang jelas dan matang akan mendorong pengembangan perusahaan.

"Quality and Morality" yaitu perusahaan yang mengedepankan peningkatan

kualitas produksi dan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan serta

menjunjung semangat kerja keras.

2. Misi PT Maruki Internasional Indonesia

Misi merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan

untuk mewujudkan visinya. Misi perusahaan PT Maruki Internasional

Indonesia adalah melibatkan segenap unsur karyawan yang mengarah pada

proses perbaikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Perusahaan juga

Page 41: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

24

memiliki misi yang lebih khusus selain misi utama perusahaan, misi tersebut

sesuai dengan bidang usaha, bagian yang bersangkutan yang terdapat dalam

perusahaan. Misi dari tiap-tiap bagian organisasi tersebut, diharapkan tetap

mengacu dan sejalan dengan misi utama perusahaan.

3. Struktur PT Maruki Internasional Indonesia Beserta Tugas Operasional

Struktur Organisasi merupakan hubungan bagian-bagian dalam suatu

organisasi atau perusahaan dengan maksud untuk memudahkan dalam

melakukan koordinasi dan melakukan pelimpahan wewenang antar bagian-

bagian dalam perusahaan Dengan adanya struktur organisasi, maka

pembagian tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan

menjadi jelas, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam

pelaksanaan tugas masing-masing bagian dalam perusahaan.

Struktur organisasi dalam perusahaan pada hakekatnya terbagi ke

dalam dua aspek yaitu aspek statis berupa bagan organisasi dan aspek dinamis

berupa tanggung jawab dan tugas bagi etiap orang yang terlibat di dalamnya.

Untuk menunjang kelancaran dan menjalankan operai, manajemen PT.

Maruki International Indonesia membentuk Struktur Organisasi.

Page 42: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

25

Struktur Organisasi PT. Maruki Internasional Indonesia

Presiden Direktur

Direktur

Komisaris

General Manager Office

Interpreter

Manager Cost and Control

AST Manager Acct

AST Manager HRD

AST. Manager Material & Hory

General Manager Produksi

Manager D and D

Supervisor Material

Supervisor Gambar

Supervisor Sampel

Koujou I Koujou 2 Koujou 3 Koujou 4

Spv. Cutting Spv. Nc and Kazarid

Spv. Kenma Kararin

Spv. Asb Traditional

Spv. Hotpress

Spv. Proses Modan

Spv. Yane / Komiko

Spv. HTT and S Daiwa

Spv. Kenma Kararing

Spv. Kenma KR Modan

Spv. Modan

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Maruki Internasional Indonesia

AST. Manager Rawmaterial

Page 43: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

26

a. Bagian Manager Mempunyai Tugas, yaitu :

1. General Manager Produksi: Bertanggung Jawab atas kelancaran seluruh

proses produksi

2. Manager Cost Produksi: Menghitung Seluruh biaya produksi

3. General Manager Ofc: Mengelola order dari Jepang dan disusun dalam

bentuk Schedule Produksi dan mengelola proses Administrasi Produksi,

melakukan Evaluasi dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan dan

sasaran perusahaan, terutama realisasi target hasi leksport.

4. Manager D & D ( Departemen and Development): Mengelola data

Shiosho dari Jepang untuk penyiapan Gambar & Cutting sesuai spesifikasi

yang diinginkan konsumen berdasarkan ketentuan/standar kualitas dan

sasaran perusahaan.

b. Bagian Assisten Manager Mempunyai Tugas, yaitu :

1. Assisten Manager Finance: Membuat analisa laporan anggaran dan actual

biaya

2. Assisten Manager HRD :

a. Membuat perencanaan, pembinaan dan pengembangan tenaga kerja

sesuai kebutuhan organisasi perusahaan.

b. Mengelola dan mempertanggung jawabkan anggaran sesuai kebutuhan

yang ada dalam departemennya.

c. Mengkoordinir seluruh fungsi yang terdapat di departemennya.

d. Melakukan penyusunan program kerja, dan melakukan evaluasi

terhadap program yang telah dijalankan.

Page 44: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

27

e. Mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab seluruh staf

departemen yang dipimpinnya.

f. Memberikan arahan dan masukan untuk kelancaran tugas secara teknis.

g. Melaporkan setiap perkembangan dan permasalahan Human Resources

Department kepada Dewan Direksi dan tembusan kepada Dewan

Komisaris.

3. Assisten Inventory : Mengelola proses penyiapan Raw Material, schedule

kebutuhan dan kesiapan kebutuhan schedule produksi dan hasilnya selalu

memenuhi persyaratan, ketentuan/standar kualitas dan sasaran perusahaan,

terutama pengendalian Use Raw Material

4. Assisten Manager Factory 1:

a. Memastikan pencapaian sasaran dan tujuan produksi pada proses yang

berada di area Factory 1.

b. Menetapkan kebijakan proses Cutting, Hot Press dan Hashira-Hori.

c. Memastikan kesiapan semua peralatan dan personil yang diperlukan

untuk proses tepat waktu dan tersedia

d. Menetapkan rencana proses sesuai persyaratan & memastikan

pelaksanaannya

e. Mengarahkan dan membimbing Supervisor untuk menyusun dan

menetapkan prosedur & instruksi kerja yang terkait di masing-masing

unit proses.

Page 45: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

28

f. Memastikan pelaksanaan proses tepat waktu dan berkualitas Bersama-

sama dengan Supervisor melakukan review kinerja secara periodik

sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan management.

g. Memastikan realisasi target yang dicapai sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh perusahaan

h. Memastikan bahwa schedule produksi sudah diketahui oleh operator

i. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan supervisor dalam hal

manajerial teknis dan operator dalam penguasaan proses.

5. Assisten Manager Factory 2:

a. Memastikan pencapaian sasaran dan tujuan produksi pada proses yang

berada di area Factory 2.

b. Menetapkan kebijakan proses seluruh unit kerja yang ada di Factory 2

c. Memastikan kesiapan semua peralatan dan personil yang diperlukan

untuk proses tepat waktu dan tersedia

d. Menetapkan rencana proses sesuai persyaratan & memastikan

pelaksanaannya

e. Mengarahkan dan membimbing Supervisor untuk menyusun dan

menetapkan prosedur dan Instruksi kerja yang terkait di masing-masing

unit proses

f. Memastikan pelaksanaan proses tepat waktu dan berkualitas

g. Bersama-sama dengan Supervisor melakukan review kinerja secara

periodik sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan management.

Page 46: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

29

h. Memastikan realisasi target yang dicapai sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh perusahaan

i. Memastikan bahwa schedule produksi sudah diketahui oleh operator

j. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan Supervisor dalam hal

manajerial teknis dan operator dalam penguasaan proses.

6. Asisten Manager Factory 3:

a. Mengelola proses penghalusan dan pewarnaan komponen dan hasilnya

selalu memenuhi persyaratan, ketentuan/standar kualitas dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian Use Material/Raw Material.

b. Memastikan pencapaian sasaran dan tujuan produksi pada proses yang

berada di area Factory 3

c. Menetapkan kebijakan proses seluruh unit kerja yang ada di Factory 3

d. Memastikan kesiapan semua peralatan dan personil yang diperlukan

untuk proses tepat waktu dan tersedia

e. Menetapkan rencana proses sesuai persyaratan dan memastikan

pelaksanaannya

f. Mengarahkan dan membimbing Supervisor untuk menyusun dan

menetapkan prosedur dan instruksi kerja yang terkait di masing-masing

unit proses.

g. Memastikan pelaksanaan proses tepat waktu dan berkualitas Bersama-

sama dengan Supervisor melakukan review kinerja secara periodic

sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan management.

Page 47: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

30

h. Memastikan realisasi target yang dicapai sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh perusahaan

i. Memastikan bahwa schedule produksi sudah diketahui oleh operator

j. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan Supervisor dalam hal

manajerial teknis dan operator dalam penguasaan proses.

7. Asisten Manager Factory 4:

a. Mengelola proses finishing komponen di area Factory 4 dan hasilnya

selalu memenuhi persyaratan, ketentuan/standar kualitas dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian Use Material/Raw Material.

b. Memastikan pencapaian sasaran dan tujuan produksi pada proses yang

berada di area Factory 4.

c. Menetapkan kebijakan proses seluruh unit kerja yang ada di Factory 4

d. Memastikan kesiapan semua peralatan dan personil yang diperlukan

untuk proses tepat waktu dan tersedia.

e. Menetapkan rencana proses sesuai persyaratan dan memastikan

pelaksanaannya.

f. Mengarahkan dan membimbing Supervisor untuk menyusun dan

menetapkan prosedur dan instruksi kerja yang terkait di masing-masing

unit proses.

g. Memastikan pelaksanaan proses tepat waktu dan berkualitas bersama-

sama dengan Supervisor melakukan review kinerja secara periodic

sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan management.

Page 48: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

31

h. Memastikan realisasi target yang dicapai sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh perusahaan.

i. Memastikan bahwa schedule produksi sudah diketahui oleh operator

j. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan Supervisor dalam hal

manajerial teknis dan operator dalam penguasaan proses.

c. Bagian Supervisor Mempunyai Tugas, yaitu :

1. Security: Bertanggumng Jawab atas keamanan dan ketertiban dalam areal

perusahaan.

2. Modan / Departement and Development: Bertanggung jawab dalam

pembuatan gambar produk.

3. Modan / Departement and Development: Bertanggung jawab dalam

penyelesaian schedule gambar produksi.

4. Sample : Bertanggung jawab secara tekhnis penyelesaian Sample yang

berjalan.

5. Air Dry: Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan penyusunan material

Kayu.

6. Cutting Saw : Mengelola fungsi cutting untuk memastikan proses cutting

dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian penggunaan material.

7. Hotpress: Mengelola fungsi Hot Press untuk memastikan proses Hot Press

dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian penggunaan Material/Raw Material

dan proses.

Page 49: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

32

8. Proses Modan: Mengelola fungsi Proses Modan untuk memastikan proses

dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian penggunaan Material/Raw Material

dan proses.

9. Kumiko Yane: Mengelola fungsi Kumiko untuk memastikan proses

Kumiko dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian penggunaan Material/Raw Material

dan proses

10. Kazaridan : Mengelola fungsi Hashira - Hori untuk memastikan proses

Hashira - Hori dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan

sasaran perusahaan, terutama pengendalian penggunaan Material/Raw

Material dan proses.

11. Traditional: Mengelolah asil Kenma / Gosok dan pewarnaan komponen

Traditional dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan

sasaran perusahaan, terutama pengendalian penggunaan material.

12. Modan: Mengelola hasil Kenma / Gosok dan pewarnaan komponen

Modan dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran

perusahaan, terutama pengendalian penggunaan material.A

13. Assembling Traditional: Mengelola hasil Assembling komponen

Traditional dan hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan

sasaran perusahaan, terutama pengendalian penggunaan material.

Page 50: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

33

14. Assembling Modan: Mengelola hasil Assembling komponen Modan dan

hasilnya selalu memenuhi persyaratan, ketentuan dan sasaran perusahaan,

terutama pengendalian penggunaan material.

4. Bagian Fungsional Mempunyai Tugas, yaitu :

1. Finance:

a. Melaksanakan transaksi pembayaran kas maupun bank (kuitansi dan

kasbon) yang telah disetujui oleh Dewan Direksi.

b. Membuat status cash sesuai pembayaran yang akan dibayarkan setiap

minggunya.

c. Mengontrol penggunaan harian petty cash dan bank serta membuat

laporan harian (Daily Report).

d. Memeriksa seluruh administrasi yang berhubungan dengan bank.

e. Memeriksa dan menindak lanjuti kasbon yang belum

dipertanggungjawabkan.

2. Payment :

a. Memeriksa mutasi saldo kas kecil dan mutasi saldo bank.

b. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan kuitansi dan atau pertanggung

jawaban setiap pengeluaran.

c. Melakukan posting jurnal kedalam buku besar yaitu :Transaksi Cash,

Bank dan Memorial Journal.

d. Membuat laporan penyusutan seluruh asset perusahaan setiap bulan.

e. Membuat Laporan Keuangan berupa Neraca, Rugi/Laba dan Cost

Production.

Page 51: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

34

3. Mengelola Pajak perusahan.

4. IT dan Payroll: Mengelola dan mengawal IT Perusahaan dan pengelolaan

Gaji Karyawan.

5. Employee Servis: Mengelola dan Bertanggung jawab dalam hal kebutuhan

dan servis karyawan.

6. Pelayanan Umum: Bertanggung jawab dalam hal pelayanan dan fasilitas

perusahaan.

7. Employee Control: Bertanggung jawab dalam hal kontrol karyawan.

8. Material: Mengontrol stock Material.

9. Boiler KD: Mengontrol dan bertanggung jawab

10. Dokument Material: Bertanggung jawab dalam hal pengurusan Dokument

kayu atau Material.

11. Admin Material: Bertanggung Jawab dalam hal administrasi Material atau

Kayu.

12. Hashira: Mengelola dalam hal penyiapan accesoris produk.

13. Hotpress: Membantu dan backup tugas sehari hari Supervisor Hotpress.

14. Program Numerical Control: Bertanggung jawab dalam hal program

numerical control router.

15. Karekumi: Bertanggung jawab dalam hal pencocokan tiap komponen

Produk

16. Kazaridan: Membantu dan backup tugas sehari hari Supervisor Kazaridan

17. Hory: Beratanggung jawab dalam hal penyiapan hory / komponen.

18. Wbs,Cut 45 : Bertanggung jawab dalam proses wbs dan cut 45.

Page 52: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

35

19. Shirin Daiwa: Mengelola dan bertanggung jawab pada proses shirin daiwa.

20. Sutandojiku: Mengelola dan bertanggung jawab pada penyiapan parts

Sutandojiku.

21. Painting Tradisional: Bertanggung jawab dalam hal proses panting

tradisional.

22. Painting Modan: Bertanggung jawab dalam hal proses panting Modan.

23. Kenma Tradisional: Bertanggung jawab dalam hal proses Kenma / gosok

pada komponen Tradisional.

24. Quality Control : Mengontrol dan Mengecek setiap komponen yang akan

keluar dari factory 3.

25. Packing : Mengontrol dan bertanggung jawab pada proses packing

Butsudan / Produk.

4.3. Produk dan Tujuan Pemasaran

Butsudan hasil produksi PT. Maruki International Indonesia yang beredar

di pasar Jepang memiliki merek paten "yuragi". Prospek pasar Butsudan masih

sangat cerah karena sampai saat ini ekspor PT. Maruki International Indonesia

hanya memenuhi 3 persen dari kebutuhan pasar Jepang. Oleh karena itu Maruki

japan secara berkala melakukan kegiatan tenjinkai (pameran) upaya untuk

meningkatkan penjualan yuragi, Mengingat persaingan makin kompetitif, maka

PT. Maruki Internasional Indonesia menyadari memerlukan strategi yang tepat

untuk menghadapi persaingan tersebut. Salah satu strategi yang digunakan

perusahaan untuk menang dalam persaingan adalah dengan menekan biaya

seminimal mungkin dalam memenuhi permintaan konsumennya, sehingga

Page 53: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

36

perusahaan membutuhkan persediaan bahan baku yang tidak sedikit jumlahya.

Agar biaya-biaya persediaan yang dikeluarkan secfisien mungkin dan tidak

menjadi persoalan yang dapat menguras biaya besar diperlukan pengendalian

bahan baku yang matang

Page 54: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Jenis Kayu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Maruki

Internasional Indonesia pada saat kegiatan proses produksi dihasilkan jenis

limbah kayu berdasarkan jenis kayu yang diolah dari factory 1 sampai factory

5. Ada 6 jenis kayu yang digunakan antara lain kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Amara (Diospyros

celebica), Cendana (Santalum album). Jenis kayu tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2 sampai dengan Gambar 7 berikut:

Gambar 2. Jenis Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia roxb)

Berdasarkan Gambar 2 Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia

Roxb) merupakan salah satu jenis kayu keras yang sangat awet dan tahan

terhadap rayap kayu ini biasa di gunakan dalam bahan dasar furniture atau

industri kayu.

Page 55: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

38

Gambar 3. Jenis Kayu Nyato (Palaquium rostratum)

Berdasarkan Gambar 3 Jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum)

merupakan jenis kayu pertukangan yang saat ini menjadi favorit untuk

digunakan sebagai bahan pintu, kusen, dan furniture.

Gambar 4. Jenis Kayu Amara (Diospyros celebica )

Berdasarkan Gambar 4 jenis kayu Amara (Diospyros celebica)

merupakan jenis kayu yang sangat kuat dan awet. Tingkat kekuatan dan juga

keawetan yang dimiliki berada di kelas kuat I karena mengandung ekstraktif

yang bersifat racun terhadap berbagai macam organisme perusak kayu.

Page 56: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

39

Gambar 5. Jenis Kayu Cendrana (Santalum album)

Berdasarkan Gambar 5 jenis kayu Cendana (Santalum album)

merupakan sumber penghasil minyak atsiri dan merupakan kelas kuat II,

kelas awet II dan tergolong mewah karena sifat kayu terasnya yang khas dan

mengandung minyak dengan aroma yang spesifik.

Gambar 6. Jenis Kayu Eboni (Diospyros celebica)

Berdasarkan Gambar 6 Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica)

merupakan jenis-jenis tumbuhan endemik mempunyai corak kayu yang

Page 57: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

40

sangat indah yang tersusun dalam strip hitam dan merah kecoklatan,

karena corak kayunya yang khas, sangat kuat dan awet.

Gambar 7. Jenis kayu Jati (Tectona grandis)

Berdasarkan Gambar 7 Jenis kayu Jati (Tectona Grandis) merupakan

jenis kayu bermutu tinggi dan sampai sekarang masih menjadi

komoditas mewah yang banyak diminati masyarakat walaupun harga

jualnya mahal dan termasuk ke dalam kelas kuat II-III dan kelas awet II.

5.2. Factory 1

Di bagian factory 1 terdiri dari kegiatan proses pemotongan, pengirisan

dan laminating, hasil proses tersebut selanjutnya menghasilkan limbah kayu

berdasarkan jenis kayunya. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

Page 58: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

41

Tabel 2. Limbah Kayu Factory 1

No Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran (cm) Papan Balok Sabetan

1. Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Papan, balok, sabetan P= 11 L= 8 T=4,5

P=19 L=5 T=5

P=126 L=8 T=0,38

2. Nyatoh (Palaquium rostratum)

Papan, balok, sabetan P = 14 L =10 T = 3

P=17 L=5 T=5

P=121 L=10 T=0,48

3. Eboni (Diospyros celebica)

Papan, balok, sabetan P = 24 L =11 T =21

P=20 L=4 T=5

P=117 L=5 T=1,0

4. Jati (Tectona Grandis)

Papan, balok, sabetan P = 24 L =10 T = 4

P=17,5 L=6 T=6

P=122 L=8 T=1,25

5. Amara (Diospyros celebica)

Papan, balok, sabetan P = 29 L = 13 T = 18

P=15,7 L=9 T=8

P=137 L=4,6 T=1,75

6. Cendana (Santalum album)

Papan, balok, sabetan P = 16 L = 11 T = 6,5

P=12,6 L=10 T=10

P=116 L=5,6 T=0,8

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 2 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data

6 jumlah jenis kayu dari proses produksi antara lain jenis kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis

kayu Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis

kayu Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan limbah kayu dan

mempunyai ukuran yang berbeda beda antara lain jenis kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) menghasilkan limbah papan dengan ukuran

panjang 11 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 4,5 cm, balok dengan ukuran panjang

19 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 5 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 11

cm, lebar 8 cm, dan tinggi 4,5 cm, jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum)

menghasilkan jenis limbah papan dengan ukuran panjang 14 cm, lebar 10 cm,

dan tinggi 3 cm, balok dengan ukuran panjang 17 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 5

Page 59: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

42

cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 121 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 0,48

cm, jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) menghasilkan limbah papan

dengan ukuran panjang 24 cm, lebar 11 cm, dan tinggi 21 cm, balok dengan

ukuran panjang 20 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 5 cm, dan sabetan dengan

ukuran panjang 117 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 1,0 cm, jenis kayu Jati

(Tectona grandis) menghasilkan limbah papan dengan ukuran panjang 24 cm,

lebar 10 cm, dan tinggi 4 cm, balok dengan ukuran panjang 17,5 cm, lebar 6

cm, dan tinggi 6 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 122 cm, lebar 8 cm,

dan tinggi 1,2 cm, jenis kayu Amara (Diospyros celebica) menghasilkan

limbah papan dengan ukuran panjang 29 cm, lebar 13 cm, dan tinggi 18 cm,

balok dengan ukuran panjang 15,7 cm, lebar 9 cm, dan tinggi 8 cm, dan

sabetan dengan ukuran panjang 29 cm, lebar 13 cm, dan tinggi 18 cm, jenis

kayu Cendana (Santalum album) menghasilkan jenis limbah papan dengan

ukuran panjang 16 cm, lebar 111 cm, dan tinggi 6,5cm, balok dengan ukuran

panjang 12,6 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 10 cm, dan sabetan dengan ukuran

panjang 116 cm, lebar 5,6 cm, dan tinggi 0,8 cm. Berdasarkan Jenis limbah

kayu dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9 berikut.

Page 60: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

43

Gambar 8. Limbah Papan Dan Balok

Gambar 9. Limbah Sabetan

Berdasarkan Gambar 8 dan Gambar 9 tersebut bahwa jenis limbah yang

dihasilkan berupa limbah Papan dan Balok merupakan limbah yang

dihasilkan dari proses produksi pemotongan, pengirisan dan laminating yang

memiliki bentuk kotak persegi dan persegi panjang. Sedangkan limbah

sabetan merupakan limbah yang dihasilkan dari potongan kayu hasil proses

produksi yang berbentuk panjang dan tidak terlalu lebar.

.... .............................................................................

Page 61: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

44

5.2.1. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi

suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan limbah kayu. Potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Tabel

3 berikut.

Tabel 3. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu

No. Jenis Limbah

Jenis Kayu Potensi Pemanfaatan

(Produk)

Ket

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Eboni (Diospyros celebica)

Amara (Diospyros celebica)

Cendana (Santalum album)

1. Papan dan Balok Gagang Pisau dan Sarangkanya A Lemari A Kursi A Souvenir A Patung A Ukiran B Topeng B Kacamata B

2. Sabetan Gantungan A Sendok garpu B Asbak A Papan Nama A Replika Kapal Pinisi B Minyak Atsiri B

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020 Ket : A : Informasi Responden

B : Informasi Internet

Page 62: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

45

Jenis-jenis kayu yang diolah adalah kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Amara (Diospyros

celebica), Cendana (Santalum album). Berdasarkan Tabel 3 hasil yang

diperoleh dari data pemanfaatan jenis limbah kayu adalah di bagian factory 1

kayu yang akan diolah ada bentuk bantalan dan sawntimber. Limbah yang

dihasilkan dalam bentuk papan, balok, dan sabetan. Jenis kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan.

Limbah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi untuk dibuat

gagang pisau dan sarangkanya. jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum)

merupakan kelas keawetan III-IV, menghasilkan limbah papan, balok dan

sabetan. Limbah kayu jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi

untuk dibuat Produk sendok, garpu, asbak, papan nama, replika kapal pinisi,

dan minyak atsiri. Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) merupakan jenis

kayu kuat dan awet, menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan. Limbah

jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat produk lemari

dan kursi produk sendok, garpu, souvenir, produk patung, ukiran, dan topeng.

Jenis kayu Amara (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu yang memiliki

motif yang sangat bagus dan awet. menghasilkan limbah papan, balok dan

sabetan. Limbah kayu Amara (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat

kacamata. Jenis kayu Cendana (Santalum album) karena merupakan jenis

tekstur kayu yang halus dan awet, menghasilkan limbah papan, balok dan

Page 63: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

46

sabetan. Limbah kayu Cendana (Santalum album) produk kacamata, patung,

ukiran, dan topeng

Setelah di lakukan pengukuran volume, kemudian di potong-potong

sesuai dengan panjang, lebar dan ketebalan yang di inginkan menggunakan

mesin pemotong kayu, selanjutnya proses perekatan (laminating) dimana

kayu di rekatkan bahan kayu yang berbeda sebagai tulang kayu (untuk

menghasilkan kayu yang kuat). Berdasarkan Jenis limbah kayu dapat dilihat

pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 12 berikut:

Gambar 10. Potensi Produk Papan dan balok (Gagang pisau dan

sarangkanya), (A)

Gambar 11. Potensi Produk Sabetan (anyaman gantungan tas) (A)

Page 64: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

47

Gambar 12. Produk Souvenir (A)

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Internet

5.3. Factory 2

Di bagian factory 2 terdiri dari kegiatan proses pembentukan, hasil

proses tersebut selanjutnya menghasilkan limbah kayu berdasarkan jenis

kayunya. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 4

berikut.

Tabel 4. Limbah Kayu Factory 2

No. Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran (cm)

1. Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Potongan kayu P= 6 L = 3,2 T=2,6

2. Nyatoh (Palaquium rostratum)

Tatal -

3. Eboni (Diospyros celebica)

Sukita P= 32 L=2,8 T= 0,6

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Page 65: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

48

Berdasarkan Tabel 4 hasil yang diperoleh selama penelitian dari

data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyro celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis

kayu Amara (Diospyros celebica), jenis kayu Cendana (Santalum

album), tetapi hanya 3 jenis kayu yang dapat diteliti dari proses produksi

tersebut antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb),

jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni (Diospyros

celebica).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan jenis limbah

kayu dan mempunyai ukuran yang berbeda seperti pada Gambar 13, 14

dan 15 berikut jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

menghasilkan jenis limbah potongan kayu yang merupakan sisa hasil

olahan dari proses pembuatan produk Butsudan dengan ukuran panjang 6

cm, lebar 3,2 cm, dan tinggi 2,6 cm, jenis kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum) menghasilkan jenis limbah tatal yango9 merupakan limbah

yang dihasilkan dari proses penghalusan permukaan kayu gergajian, dan

jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) menghasilkan jenis limbah sukita

yang merupakan limbah yang memiliki bentuk yang tipis seperti kayu

lapis dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 2,8 cm, dan tinggi 0,6 cm.

Berdasarkan Jenis limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 13, Gambar

14, dan Gambar 15 berikut:

Page 66: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

49

Gambar 13. Limbah Tatal

Gambar 14. Limbah Potongan Kayu

Gambar 15. Limbah Sukita

Berdasarkan Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15 berikut

bahwa jenis limbah yang dihasilkan berupa limbah potongan kayu yang

merupakan sisa hasil olahan dari proses pembuatan produk Butsudan,

limbah tatal yang merupakan limbah yang dihasilkan dari proses

Page 67: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

50

penghalusan permukaan kayu gergajian, dan limbah sukita yang

merupakan limbah yang memiliki bentuk yang tipis seperti kayu lapis.

5.3.1. Potensi pemanfatan limbah kayu

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan

sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi

suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan

limbah kayu. Potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Tabel

5 berikut.

Tabel 5. Potensi Pemanfatan Limbah Kayu Factory 2

No. Jenis Limbah

Jenis Kayu Potensi Pemanfaatan

(Produk)

Ket.

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Eboni (Diospyros celebica)

1. Potongan kayu

Jam tangan A Pipa Cangklong B Gantungan

kunci A

Gagang Tombak A Patung B

2. Tatal Alas kandang peternakan

hamster

A

Kompos A Media tanam A

3. Sukita Anyaman tikar A Bakul B Tudung Saji B Tas B Tempat tissue A Gelang A

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Internet

Page 68: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

51

Jenis-jenis kayu yang akan diolah adalah kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), dan

kayu Eboni (Diospyros celebica). Berdasarkan Tabel 5 hasil yang

diperoleh selama penelitian dari data Pemanfaatan jenis limbah kayu

adalah di factory 2, kayu yang akan diolah dalam bentuk papan dan

balok. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk potongan kayu, tatal, dan

sukita. Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) merupakan

jenis kayu kuat dan awet, menghasilkan limbah potongan kayu dan

sukita. Limbah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi

untuk dibuat pipa cangklong, gantungan kunci, gagang tombak, patung,

dan tempat tissue.

Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu

kuat dan awet, menghasilkan limbah potongan kayu, tatal, dan sukita.

Limbah kayu Eboni (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat jam

tangan, patung, alas kandangn peternakan hamster, kompos media

tanam, anyaman tikar, bakul, tudung saji, tas, tempat tissue, dan gelang.

Jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) merupakan kelas keawetan

III-IV, menghasilkan limbah potongan kayu, tatal, dan sukita. Limbah

kayu kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi untuk dibuat

produk gantungan kunci, alas kandang peternakan, anyaman tikar, dan

tas.

Jenis limbah tatal merupakan jenis limbah kayu yang bentuknya

tipis seperti kayu lapis dan berpotensi produk alas kandang dari jenis

Page 69: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

52

Nyatoh (Palaquium rostratum) karena merupakan kelas keawetan III-

IV, produk kompos dan media tanam dengan jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu kuat dan awet, dan

jenis limbah kayu sukita berpotensi Produk anyaman tikar dengan jenis

kayu jenis Nyatoh (Palaquium rostratum) dan jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu yang awet dan

bagus, prodak bakul, tudung saji, dan gelang dengan jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu yang sangat kuat

dan awet, prodak tas dengan jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum)

dan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) karena merupakan jenis

kayu yang awet dan bagus tempat tissue dengan jenis kayu kayu

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) dan jenis kayu Eboni (Diospyros

celebica) karena merupakan jenis kayu kuat dan awet. Berdasarkan

potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 16,

Gambar 17, dan Gambar 18 berikut :

Gambar 16. Potensi Produk Potongan Kayu ( Jam Tangan ) (A)

Page 70: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

53

Gambar 17. Potensi Produk Tatal (Alas kandang peternakan hamster ) (B)

Gambar 18. Potensi Poduk Sukita ( Anyaman Tikar) (A)

Ket : A : Informasi Responden

B : Informasi Internet

Berdasarkan Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18 berikut

merupakan potensi pemanfaatan limbah tatal dan limbah sukita yang di

yang diolah dari bahan dasar jenis limbah kayu tatal dan limbah sukita,

produk ini tidak di produksi oleh PT. Maruki Intrernasinal Indonesia

Page 71: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

54

5.4. Factory 3

Di bagian factory 3 terdiri dari kegiatan proses penghalusan, proses

pengemplasan, dan proses pewarnaan awal hasil proses tersebut

selanjutnya menghasilkan jenis limbah kayu berdasarkan jenis kayunya.

Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Limbah Kayu Factory 3

No. Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran

1. Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Serbuk kayu -

2. Nyatoh (Palaquium rostratum)

Debu pengemplasan

-

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 6 hasil yang diperoleh selama penelitian dari

data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu

Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album) tetapi hanya 2

jenis kayu yang dapat diteliti dari proses produksi tersebut antara lain jenis

kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh

(Palaquium rostratum).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan jenis limbah

kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

mengasilkan jenis limbah serbuk kayu merupakan limbah yang diperoleh

dari hasil penggergajian kayu yang menggunakan mesin maupun manual,

jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) menghasilkan jenis limbah debu

Page 72: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

55

pengemplasan merupakan partikel kecil yang dihasilkan oleh proses

penghalusan mekanis. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada

Gambar 19 dan Gambar 20 berikut:

Gambar 19. Proses Pengemplasan

Gambar 20. Limbah Serbuk Kayu

Berdasarkan Gambar 19 dan Gambar 20 berikut bahwa limbah

debu pengemplasan merupakan limbah serbuk amplasan yang halus dalam

skala kecil yang dihaluskan menggunakan mesin planer dan limbah serbuk

kayu merupakan limbah yang diperoleh dari hasil penggergajian kayu

yang menggunakan mesin maupun manual.

Page 73: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

56

5.4.1. Potensi Pemanfataan Limbah

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan

sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi

suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan limbah

kayu. Potensi pemanfatan limbah kayu pada dapat dilihat pada Tabel 7

berikut.

Tabel 7. Potensi pemanfatan limbah kayu

No. Jenis Limbah

Jenis Kayu Ket

.

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Potensi Pemanfaatan

(Produk) 1. Serbuk kayu

Pembuatan

briket kayu B

Rak gantungan A Hiasan dinding B Arang B

2. Debu pengemplasan

- - - -

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Ket : A : Informasi Responden

B : Informasi Dari internet

Jenis-jenis kayu yang dihasilkan adalah Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb) dan kayu Nyatoh (Palaquium rostratum). Berdasarkan

Tabel 7 hasil yang di peroleh selama penelitian dari data pemanfaatan jenis

limbah kayu adalah di bagian Factory 3, kayu yang akan diolah dalam

bentuk balok. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk serbuk kayu dan

limbah debu pengemplasan dari proses penghalusan, proses pengemplasan,

dan proses pewarnaan awal. Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia

Page 74: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

57

Roxb) menghasilkan limbah serbuk kayu. Limbah kayu kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi dibuat untuk produk pembuatan

briket kayu, rak gantungan, dan arang dengan jenis kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) karena merupakan jenis tekstur kayu yang halus

dan kuat, produk hiasan dinding. Jenis kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum) karena merupakan kelas keawetan III-IV, menghasilkan limbah

Serbuk kayu. Limbah kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi

dibuat untuk Hiasan dinding.

Setelah dilakukan pemotongan sesuai dengan komponen kayu yang

dibutuhkan dan selanjutnya jenis limbah berupa debu pengemplasan

menghasilkan limbah serbuk amplasan yang halus dalam skala kecil

yang dihaluskan dengan menggunakan mesin planer. Limbah debu

pengemplasan sulit untuk dimanfaatkan menjadi produk. Berdasarkan

potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 21 berikut.

Gambar 21. Potensi Produk Serbuk Kayu (Briket Kayu) (B)

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Dari internet

Page 75: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

58

5.5. Factory 4

Dibagian factory 4 hasil yang diperoleh selama penelitian dari

data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu

Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album) pada proses

tersebut terdiri dari kegiatan proses assembling atau menggabungkan

beberapa komponen dan pewarnaan akhir, proses ini dilakukan dengan

ketepatan ukuran agar jenis kayu yang di hasilkan tidak miring dan goyang

sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selanjutnya maka proses ini tidak

ada limbah yang dihasilkan dalam bentuk kayu yang dapat berpotensi

untuk dimanfaatkan dalam suatu produk dengan kata lain potensinya

sangat kecil karena pada factory ini hanya menghasilkan limbah serbuk

dan debu dalam skala kecil pada saat proses melubangi pada bagian yang

akan di beri bolt atau sekrup, adapun limbah lain pada factory ini yaitu

limbah cair saat dilakukan pewarnaan akhir. Berdasarkan proses produksi

tahap factory 4 dapat dilihat pada gambar 22 dan Gambar 23 berikut.

Page 76: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

59

Gambar 22. Proses Assembling

Gambar 23. Proses Pewarnaan Akhir

Berdasarkan Gambar 22 dan Gambar 23 berikut bahwa Proses

Assembling merupakan sebuah proses produksi di mana input dasar

digabungkan untuk membuat output atau diubah menjadi output. Produk

yang dirakit melewati jalur perakitan secara berurutan dari operasi ke

operasi hingga selesai, dan proses pewarnaan akhir merupakan proses

mempertajam suatu butsudan sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan

nampak lebih jelas.

Page 77: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

60

5.6. Factory 5

Proses factory 5 adalah tahap akhir dalam pembuatan produk

butsudan ini sangat menentukan produk dalam segi kualitas dan

estetikanya. proses akhir atau packing yang siap ekspor, pada tahap ini

tidak ada limbah yang di hasilkan secara signifikan jadi tidak ada limbah

yang bisa di manfaatkan. Berdasarkan proses produksi factory 5 dapat

dilihat pada gambar 24 dan Gambar 25 berikut.

Gambar 24. Proses Packing.

Gambar 25. Produk Butsudan Siap Di Ekspor.

Berdasarkan Gambar 24 dan Gambar 25 berikut bahwa Proses Packing merupakan proses akhir pada tahap ini untuk produk Butsudan yang siap ekspor.

Page 78: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

60

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di PT. Maruki Internasional

Indonesia dapat disimpulkan jenis-jenis kayu yang digunakan ada 6 jenis kayu

antara lain kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum), kayu Eboni (Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu

Amara (Diospyros celebica), dan kayu Cendana (Santalum album). Ukuran

limbah yang berpotensi untuk dimanfaatkan produk adalah kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 8 cm, dan tebal

4,5 cm, kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) dengan ukuran panjang 14 cm, lebar

10 cm, dan tebal 3 cm, dan kayu Eboni (Diospyros celebica) dengan ukuran

panjang 32 cm, lebar 2,8 cm, dan tebal 0,6 cm.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan agar PT. Maruki Internasional

Indonesia memanfaatkan limbah-limbah kayu untuk dijadikan produk atau apabila

pihak PT. Maruki Internasional Indonesia tidak memanfaatkan limbah-limbah

kayu yang dihasilkan dapat dialihkan limbah kayu tersebut kepada lembaga sosial

yang dapat memanfaatkan limbah itu menjadi produk yang hasilnya nanti dapat

dimanfaatkan untuk kebutuhan sosial dan diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan dapat memanfaatkan limbah kayu sebagai bahan dasar dalam

pembuatan suatu produk secara optimal dan menjadi mata pencaharian yang

bernilai tinggi.

Page 79: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Yakin. 2015. Bersaing ketat, PT. Maruki Jaga Kualitas Produk. Artikel Ekonomi dan Bisnis Pojok Sulsel.(online)

Budianto, A. D. 1996. Perkayuan sistem pengeringan kayu. Kanisius.

Brasit, Nurdin. 2014. Manajemen Operasional: Manufacturing and Services. Yogyakarta: Penerbit Smart Writing.

Cahyandari, D. 2007. Pemanfaatan limbah kayu sebagai bahan dasar pembuatan papan partikel. Traksi. Vol. 5. No. 1, Jurnal.unimus.ac.id

Erawati, S. 2012. Peran modal sosial dalam strategi industry Kreatif (Studi di Sentra Kerajinan Kayu Jati Desa Jepon, Kabupaten Blora Jawa Tengah). E-Journal UNY. Vol. 1 (3).

Komarayati, S. 1992. Pemanfaatan kompos anaerobik untuk meningkatkan pertumbuhan Albizia falcataria. Jurnal Penelitian Hasil Hutan,Vol. 10 (4), 125-129.

Rianto, dkk, 2019. Potensi dan Dan Pemanfaatan Limbah Gergajian Pada Stand Kayu Di Distrik Manokwari Barat, Jurnal Kehutanan Papuasia 5 (1): 33-41

Munandar, U. 1982. Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, Rajawali,Jakarta.

Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Depdiknas dan Rineka Cipta, Jakarta

Purwanto, D. 2009. Analisis jenis limbah kayu pada industry pengolahan kayu di Kalimantan selatan, Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.1, No.1.

Rachman dan Malik, 2011. Karakteristik kayu lamina dari kayu keruing berminyak setelah diekstrak. Jurnal Penelitian Hasil Hutan,

Saleh,Azhari Irzan. 2007.Industri Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta: Bina Aksara.

Simpson dan TenWolde.1999. Sifat fisik dan hubungan kelembapan kayu. Jakarta

Sinulangga, S. 2008. Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Jakarta

Supriadi, D. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek, Alfabeta,

Bandung.

Page 80: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

LAMPIRAN

1. Factory 1

No Factory Jenis Limbah

Jenis Kayu Potensi

Pemanfaatan (Produk)

Ket

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Eboni (Diospyros celebica)

Amara (Diospyros celebica)

Cendana (Santalum album)

1. 1 Papan dan Balok

Gagang Pisau dan Sarangkanya

A

Lemari A Kursi A Souvenir A Patung A Ukiran B Topeng B Kacamata B

2. Sabetan Gantungan

A

Sendok garpu B

Asbak A Papan Nama A Replika Kapal Pinisi B Minyak Atsiri B

Page 81: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

2. Factory 2

No. Factory

Jenis Limbah

Jenis Kayu Ket.

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Eboni (Diospyros celebica)

Potensi Pemanfaatan

(Produk) 1. 2 Potongan

kayu Jam tangan A Pipa Cangklong B Gantungan kunci A Gagang Tombak A Patung B

2. Tatal Alas kandang peternakan

hamster

A

Kompos A Media tanam A

3. Sukita Anyaman tikar A Bakul B Tudung Saji B Tas B Tempat tissue A Gelang A

Page 82: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

3. Factory 3

No. Factory Jenis Limbah Jenis Kayu Ket.

Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb)

Nyatoh (Palaquium rostratum)

Potensi Pemanfaatan

(Produk) 1. 3 Serbuk kayu

Pembuatan

briket kayu B

Rak gantungan A Hiasan dinding B Arang B

2. Debu pengemplasan

- - - -

4. Produk Souvenir

Page 83: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

5. Potensi Produk Potongan Kayu ( Jam Tangan )

6. Potensi Produk Serbuk Kayu (Briket Kayu)

Page 84: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

7. Proses Assembling Pada Factory 4

8. Proses Packing Dibagian Factory 5

Page 85: ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Makassar pada Tanggal 12

Agustus 1998, Merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara, pasangan Ayahanda Alam Nur dan Ibunda

Sitti Maemunah. Penulis memulai pendidikan pada

Sekolah Dasar (SD) Inpres Antang II pada Tahun 2003

dan tamat pada tahun 2009. Kemudian pada Tahun yang

sama Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 17 Makassar dan tamat pada tahun 2012. Selanjutnya Pada tahun yang

sama pula Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 10 Makassar dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 Penulis

melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, yakni

Universitas Muhammadiyah Makassar dan terdaftar sebagai Mahasiswi Program

Studi Kehutanan Strata satu (S1) Fakultas Pertanian.

Selama masa perkuliahan, Penulis memiliki pengalaman Magang di Balai

Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) wilah II, Kabupaten Makassar selama dua

bulan. Penulis juga aktif di organisasi intra kampus yaitu menjadi Anggota

pengurus Himpunan Mahasiswa Kehutanan periode 2018/2019.