Jelaskan Perbedaan Sesak Napas Antara Kardiovaskuler Dengan Non Kardiovaskuler Dan Mekanisme Sesak...

download Jelaskan Perbedaan Sesak Napas Antara Kardiovaskuler Dengan Non Kardiovaskuler Dan Mekanisme Sesak Napas Pada Penyakit Jantung

of 2

Transcript of Jelaskan Perbedaan Sesak Napas Antara Kardiovaskuler Dengan Non Kardiovaskuler Dan Mekanisme Sesak...

  • 7/21/2019 Jelaskan Perbedaan Sesak Napas Antara Kardiovaskuler Dengan Non Kardiovaskuler Dan Mekanisme Sesak Napa

    1/2

    1. Jelaskan perbedaan sesak napas antara kardiovaskuler dengan non kardiovaskuler dan

    mekanisme sesak napas pada penyakit jantung?

    A. Sesak nafas pada penyakit kardiovaskuler

    Sesak nafas karena penyakit jantung terjadi karena kongesti vena pulmonalis. Adanya

    tekanan vena pulmonalis, yang normalnya berkisar 5mmHg. Jika meningkat seperti pada

    penyakit katup mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel kiri, vena pulmonalis akan

    teregang dan dinding bronkus terjepit dan mengalami edema, menyebabkan batuk iritatif

    non produktif dan mengi. Jika tekanan vena pulmonalis naik lebih lanjut dan melebihi

    tekanan onkotik plasma (sekitar 25mmHg), jaringan paru menjadi lebih kaku karena

    edema intertisial (peningkatan kerja otot pernafasan untuk mengembangkan paru dan

    timbul dispnu), transudate akan terkumpul dalam alveoli yang mengakibatkan edema

    paru.

    Selain itu, pasien dapat mengalami ortopnea atau paroxymal nocturnal dyspnea.

    Edema paru akut adalah manifestasi paling dramatis dari kelebihan overload vena paru-

    paru dan dapat terjadi pada infark miokard baru atau pada tahap terakhir dari kegagalan

    ventrikel kiri kronis. Kardiovaskular penyebab dispnea di antaranya adalah penyakit

    katup (stenosis mitral dan insufisiensi terutama aorta), arrhythmia paroksismal (seperti

    atrial fibrilasi), efusi perikardial dengan tamponade, hipertensi sistemik atau paru-paru,

    kardiomiopati, dan miokarditis.Asupan atau administrasi cairan pada pasien dengan gagal

    ginjal oliguri juga kemungkinan dapat berperan pada terjadinya kongesti paru dan

    dyspnea.

    B. Sesak nafas pada penyakit non-kardiovaskuler

    Penyakit paru yang merupakan kategori utama lain penyebab terjadinya dyspnea , di

    antaranya adalah asma bronkial, penyakit paru obstruktif kronik, emboli paru,

    pneumonia, efusi pleura, pneumotoraks, pneumonitis alergi, dan fibrosis interstisial.

    Selain itu, dyspnea mungkin terjadi pada demam dan kondisi hipoksia serta berhubungan

    dengan beberapa kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan gangguan panik. Diabetic

    ketoacidosis jarang menyebabkan dypsnea namun pada umumnya menyebabkan

    pernafasan lambat dan dalam (pernafasan Kussmaul. Lesi serebral atau perdarahan

  • 7/21/2019 Jelaskan Perbedaan Sesak Napas Antara Kardiovaskuler Dengan Non Kardiovaskuler Dan Mekanisme Sesak Napa

    2/2

    intrakranial mungkin terkait dengan hiperventilasi kuat dan kadang-kadang napas tidak

    teratur periodik disebut pernafasan Biot. Hipoperfusi cerebral dari sebab apapun juga

    dapat mengakibatkan periode hiperventilasi dan apnea disebut respirasi Cheyne-Stokes,

    meskipun mungkin tidak ada kesulitan bernapas dirasakan oleh pasien.

    Pemeriksaan thorax dapat menunjukan peningkatan diameter anteroposterior, tingkat

    pernapasan tinggi, kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis atau scoliosis, bukti

    trauma dan penggunaan otot aksesori untuk bernapas. Kyphosis dan scoliosis bisa

    menyebabkan pembatasan paru. Auskultasi paru-paru memberikan informasi mengenai

    karakter dan simetri nafas suara seperti rales, ronki, suara tumpul atau mengi. Rales atau

    mengi dapat mengindikasikan gagal jantung kongestif, dan ekspirasi mengi saja dapat

    mengindikasikan penyakit paru-paru obstruktif.