JCI AKreditasi.doc
-
Upload
reynold-gustaf-dbradah -
Category
Documents
-
view
63 -
download
2
description
Transcript of JCI AKreditasi.doc
TELUSUR AKREDITASI VERSI 2012
1. Visi
Menjadi RSUD Terunggul di Indonesia, bermutu dan amanah2. Misi Menyelenggarakan kegiatan peningkatan pelayanan dan pendidikan secara berkesinambungan berbasis Kompetensi dan nilai-nilai syariat Islam. Menyelenggarakan Sistem Manajemen Mutu Terpadu tersertifikasi dan terakreditasi Mewujudkan SDM yang jujur, bersih, adil, ramah, komunikatif, serta ikhlas dalam meningkatkan perlindungan terhadap pelanggan Mewujudkan SDM yang jujur, bersih, adil, ramah, komunikatif, serta ikhlas dalam meningkatkan perlindungan terhadap pelanggan.3. Nilai-Nilai atau budaya kerja karyawan RSUD R.Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi menurut SK No. 105 tahun 2013 adalah Sincerity (Ketulusan), Safety (Keamanan), Satisfaction (Kepuasan) dengan pengertian sebagai berikut:
Sincerity (Ketulusan)
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan setulus hati, ikhlas untuk mendapatkan Ridho Ilahi melalui komunikasi yang baik, ramah, terarah dan efektif pada setiap aspek kegiatan dan layanan di Rumah Sakit sehingga mendapatkan keberkahan dari-NYA. Safety (Keamanan)
Mengutamakan rasa aman, nyaman dan penuh keselamatan melalui standard pasien safety & K3RS pada setiap aspek kegiatan dan layanan di Rumah Sakit.
Satisfaction (Kepuasan) Mengupayakan kepuasan pelanggan baik internal maupun eksternal melalui pencapaian target dan kualitas pada setiap aspek kegiatan dan layanan di Rumah Sakit sesuai standar yang berlaku.4. Logo Rumah Sakit adalah :
a. Bentuk perisai melambangkan ketangguhan fisik dan mental;
b. Warna hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran;
c. Gambar bintang segi lima melambangkan Pancasila yang merupakan dasar negara Republik Indonesia;
d. Gambar kujang yang merupakan senjata pusaka leluhur bangsa Indonesia di Tanah Pasundan merupakan lambang keberanian;
e. Gambar setangkai padi di sebelah kanan dan teh di bagian kiri merupakan lambang ketenteraman dan perdamaian;
f. Pita merah putih yang melingkari perisai melambangkan kebangsaan Indonesia;
g. Motto Kota Sukabumi, Reugreug Pageuh Repeh Rapih bermakna, Tangguh, Kukuh, Aman, Tenteram, dan Bersatu.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)1. Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
(Acuan : Peraturan Menkes RI No.1691/Menkes/Per/VIII/2011)
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
Pengurangan resiko pasien jatuh
2. Prosedur dalam mengidentifikasi pasien
Setiap pasien yang masuk ke rawat inap dipasangkan gelang identitas
pasien Ada 2 cara identifikasi yaitu, menggunakan NAMA PASIEN (Min 2 suku kata) dan tanggal lahir Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan kegawat daruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan memperhatikan data pada gelang identifikasi medis3. Gelang identifikasi yang digunakan di RSUD. R. Syamsudin S.H.
BIRU, untuk pasien laki-laki MERAH MUDA, untuk pasien perempuan KUNING, untuk pasien resiko jatuh MERAH, untuk pasien alegi Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN, TANGGAL LAHIR DAN NOMOR REKAM MEDIS.4. Komunikasi efektif di ruang perawatan :
A. Teknik SBAR, berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan pelaporan/serah terima pasien kepada dokter penanggung jawab pasien : Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien
Background : Informasi penting yang berhubungan dengan pasien terkini
Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien pada saat ini
5. Teknik TBaK (Komunikasi Verbal) berlaku untuk semua petugas kesehatan yng melakukan dan melakukan menerima perintah verbal atau melalui telepon : Tulis, Baca kembali, Konfirmasi ulang terhadp perintah yang diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.6. Obat-obat yang termasuk dalam golongan yang perlu diwaspadai (high alert medication) antara lain
Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium bikarbonat,NaCl 3%
Obat-obatan, narkotika, sitotoksik.
NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA(Look Alike Sound Alike)
Pengelolaan
KCl. MgSO4, KCl, Natrium bikarbonat,NaCl 3% tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU), IGD, ruangan-ruangan tersebut harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Di instalasi farmasi golongan obat tersebut diletakkan di tempat tersendiri Obat diberi penandaan atau label yang jelas: Stiker High Alert, berwarna merah
Stiker LASA, berwarna kuning
Stiker berwarna UNGU dan berlogo khusus untuk golongan
Sitotoksik, Pemberian dan penyimpanan harus dilaksanakan sesuai panduan
7. Prosedur check list keselamatan operasi
1. Check in, saaat pasien sampai di area penerimaan pasien dilkukan konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi serta surat ijin operasi (SIO), surat ijin anestesi (SIA) dan informed consent yang diisi lengkap, dilakukan oleh perawat yang berugas di area penerimaan 2. Sign in, dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum induksi anestesi, meliputi jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi, jenis anestesi
3. Time Out, dilakukan dikamar operasi sesaat sebelum insisi adalah meliputi konfirmasi identifikasi pasien, penandaan area operasi, penayangan pemeriksaan penunjang, pemberiaan antibiotika, profilaksi bila diperlukan, jenis operasi yang akan dilakukan
4. Sign out, dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka, berupa konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapann kasa, instrument, alat tajam dan kelengkapan specimen.
Proses sign in, sign time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler (Circulating Nurse) dan diiikuti oleh operator , dokter anestesi, perawat anestesi.
8. Standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit
Semua petugas RSUD. Syamsudin S.H. melakukan 6 langkah mencuci tangan pada lima moment yang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak pasien dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan aseptis
Sesudah terkena cairam tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada dua cara mencuci tangan 1. Handrub, dengan menggunakan antiseptic berbasis alkohol dengan durasi waktu sekitar 20-30 detik, dengan menggunakan 6 Langkah membersihkan tangan secara efektif.
A. Ratakan sabun atau antiseptic berbasis alkohol dengan kedua telapak tangan selama 3 hitungan
B. Gosok punggung telapak tangan kiri dengan menggunakan telapak tangan kiri, dengan jemari saling menjalin dan sebaliknya, dalam 3 hitungan\
C. Gosok kedua telapak tangan dengan jemari dengan cara menyilang selama 3 hitungan
D. Gosok punggung jemari dengan telapak tangan dalam posisi slaing mengunci, dalam 3 hitungan
E. Genggam ibu jari tangan kiri dengan tangan kanan, kemudian, gosok secara memutar dan sebaliknya, selama 3 hitungan
F. Gosokkan memutar ujung jemari tangan kiri pada telapak tangan kanan dan sebaliknya, selama 3 hitungan
2. Handwash, dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, durasi waktu 40-60 detik. Untuk cuci tangan dengan menggunakan metode ini, setelah tangan dibilas menggunakan air, dikeringkan menggunakan tissue atau handuk sekali pakai
9. Cara mengkaji pasien jatuh Penilaian pasien jatuh dilakukan saat pengkajian awal pasien dengan menggunakan metode pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD. R. Syamsudin, S.H.. Penilaian resiko pasien jatuh menggunakan skala HUMPTY DUMPTY, pada psien dewasa menggunakan skala morse. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksan lebih jelas.
Perawat memasangkan gelang resiko berwarna kuning, dipergelangan tangan pasien dan mengedukasikan kepada pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut
Pengkajian ulang dilajukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian resiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
PATIENT AND FAMILY RIGHT (PFR)
1. Hak pasien, berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009, tentang rumah sakit:
2. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
3. Pasein berhak mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban pasien
4. Pasein berhak memperoleh informasi layaanan yang manusiawi, adil, juur dan tanpa diskriminasi
5. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional6. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi7. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
8. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
9. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang memiliki surat izin praktek (SIP) baik dalam maupun luar rumah sakit
10. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data medisnya 11. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta prakiraan biaya pengobatan
12. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
13. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
14. Pasien berhak menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.15. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit
16. Pasien berhak mengajukan usul,saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya
17. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya
18. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana
19. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Prosedur pemberian informed consent kepada pasien dan keluarga dapat dilalui melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh dokter penanggung jawab pasien dalam bahasa yang mudah dipahami.
Informed consent diperoleh sebelum operasi, tindakan anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan keluarga pasien setelah mendapatkan penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari dokter penanggung jawab pasien.
Informed pasien memerlukan informasi tentang diagnosis kerja, diagnosis banding, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, prosedur tindakan, tujuan, komplikasi, prognosis, alternatif dan resiko.
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian, selanjutnya perawat akan menghubung petugas terkait sesuai dengan daftar yang ada.
Untuk melindungi privasi pasien, setelah dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tata laksana, anatar pasien akan dibatasi dengan tirai.
Kriteria kekearasan fisik di lingkungan rumah sakit terdiri atas : pelecehan seksual, penelantaraan dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu/pengunjung pasien maupun petugas.
Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat emlakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku, setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut, Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien atau name tag karyawan
Rumah sakit menghormati hak pasien untuk menolak pelayanan resusitas, keputusan untuk tidak melakukan resusitas jantung paru, harus dicatat dalam rekam medis pasien dan formulir DNR yang dilengkapi dengan tandatangan serta nama jelas keluarga. Keputusan harus dikomunikasian kepada semua orang terlibat dalam aspek perawatan pasien
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
PATIENT AND FAMILY EDUCATION (PFE)
Semua pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasikan oleh instalasi promosi kesehatan dan pemasaran. Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang diberikan, ada materi yang diberkan kepada pasien dan atau keluarga, ada dokumen yang diberikan edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
QUALITY IMPROVEMENR AND PATIENT SAFETY (QPS)
Insiden meliputi Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cidera (KTC), Kondisi Potensial Cidera (KPC) dan kejadian sentinel.
KTD adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien
KNC adalah insiden nyaris kerja
KTC adalah kondisi yang terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cidera KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera tetapi belum terjadi insiden
KS adalah suatu Kejadian Yang Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan kematian atau cidera yang serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti. Operasi pada bagian tubuh yang salah
Jenis kejadian yang sentinel :
Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh : Bunuh diri.
Kehilangan fungsi utama (mayor) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
Salah lokasi, salah proisedur, salah pasien operasi
Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orang bukan orang tuanya
Bila terjadi insiden segera melaporkan dan formulir sesuai insiden yang terjadi, ada dua macam formulir:
1. Formulir KTD/KNC/KTC dan sentinel
2. Formulir KPC
Pelaporan insiden tidak lebih dari 2x24jam ke Ka Unit Kerja/Ka Ruangan
AKSES KEPELAYANAN DAN KONTINUITAS (APK)
ACCESS TO CARE AND CONTINUITY OF CARE (ACC)
Skrinning dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS. Skrinning dilaksanakan melaui criteria visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologikm laboratorium klinik atau diagnostic imajing sebelumnnya. Rumah sakit menggunakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.Transfer Intra Rumah Sakit
PasienPetugas
PendampingKriteria
Pasien
DERAJAT 0Perawat pelaksana dan atau tenaga pekarya yang terlatih BLS atau PPGD awamPasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa dengan hemodinamik sederhana
DERAJAT 1Perawat pelaksana atau dokterPasien dengan resiko perburukan kondisi, atau pasien yang menjalani perawatan di HCU, yang sudah berkemungkinan untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sarana ruang perawatan
DERAJAT 2Perawat lanjutan atau dokter dengan kompetensi penangan pasien kritis/advance life supportPasien yang membutuhkan observasi atau intervensi lbih ketat, termasuk penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan pasca operasi besar
DERAJAT 3Dokter anestesi dan perawat penyelia dengan kemampuan advance life supportPasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut (advanced respiratory support) atau bantuan pernafasan dasar (basic respiratory support)dengan dukungan/support pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan organ.
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT
PASIENPETUGAS
PENDAMPINGKETERAMPILAN YANG DIBUTUHKANPERALATAN UTAMA DAN JENIS
DERAJAT 0Petugas ambulansBantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High Depency Service/Ambulans
DERAJAT 1Petugas ambulans & perawatBantuan hidup dasar, pemberian oksigen.Pemberian obat-obatan, keterampilan perawatan trakeostomi dan suction (PPGD basic 2 ataau Emergency Nursing Basic 2/Intermediate Level)Kendaraan HDS/ambulans, oksigen, suction,tiang infuse portable, infuse pump dengan batterei, oksimeter
DERAJAT 2Dokter, perawat dan petugas ambulansSemua keterampilan diatas, ditambah:Penggunaan alat pernafasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernafasan (bag-valve-mask) penggunaan defibrillator, penggunaann monitor intensifAmbulans, semua peralatan diatas, ditambah monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator bila diperlukan
DERAJAT 3Dokter, perawat dan petugas ambulansDokter : Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut (GELS/ACLS/ATLS)
Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien sakit berat atau kritis
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut (PPGD basic 2/Emergency Nursing Intermediate Level)
Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/kritisAmbulans lengkap/AGD Gawat Darurat, monitor EKG portable yang lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar minimal
Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan membuat discharge planning pasien yang mencakup beberapa topik dan criteria tentang bagaimana pasien akan dirawat setelah pasienakan dirawatv setelah pulang. Hal ini didokumentasikan di formulir pengkajian awal keperawatan rawat inap.ASESMEN PASIEN (AP)
ASSESSMENT OF PATIENTS (AOP)
Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Moinutrition Universal Screening Tools) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.
Tidak Nyeri Nyeri yang Nyeri yang Nyeri Nyeri
Nyeri Ringan Mengganggu Menyusahkan Hebat Sangat Hebat
PELAYANAN PASIEN (PP)
CARE OF PATIENT (COP)
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan pembusukan. makanan didistribusikan secara tepat waktu dan memenuhi permintaan.Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan.
Kelengkapan labu darah pada saat diterima harus disertai dengan: Formulir reaksi transfusi yang harus diisi ada/tidak terjadi reaksi transfusi
Formulir permintaan darah HARUS isi lengkap
setelah diisi dikembalikan kebank darah.
Cara menyimpan darah PRC, WRC, FFP yang sudah cair disimpan pada suhu 2-6 derajat celcius
Trombosit Konsentrat disimpan pada suhu 22-24 derajat celcius (suhu ruangan)
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
MEDICATION MANAGEMENT AND USE (MMU)Daftar obat-obatan LASA (look a like sound a like) / NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip). lihat SPO pengelolaan obat-obatan. contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosisi (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg). Sementara contoh obat sound alike adalah Azithromycin da erithromycin (terdengar mirip).Obat-obatan high alert (kalium klorida 7,46%) dalam ampul dan NaCl 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang gawat intensif ICU, NICU< HCU) Obat high alert tersebut diberi stiker High Alert berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat yang diberi penandaan stiker yang bertuliskan elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan.
Obat emergensi disimpan dalam troli/kit.lemari emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika uenis dan jumlahnya seudah tidak sesui lagi dengan daftar yang ditempel/digantung/lemari emergency. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut dikontrol perhari oleh petugas ruang perawatan. Troli akan diperiksa 1 bulan sekali oleh petugas monitoring dan evaluasi instalasi farmasi untuk dilihat kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimoanan dan tanggal kadaluarsa.Baik dokter maupun perawat yang menentukan terjadi medication error harus melaporkan kejadian tersebut ke kepala unit kerja. Resep harus memenuhi kelengkapan :
Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien, no rekam medis dan berat badan pasien
Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan
Mengisi kolom riwayat a;ergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual
Menuliskan tanda R pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generic, untuk obat kombinasi ditulis dengan nama dalam formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh : injeksi, tablet, kapsul, selep) serta kekuatannya (contoh 500 mg, 1 gram)
Bila obat berupa racikan dituliskan namaa setiap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat (microgram, milligram dan gram) dan untuk cairan (tetes, milliliter, liter) Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali dalam bentuk campuran tersebut terbukti aman dan efektif
Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian), untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau pro re nata), harus bertuliskan dosis maksimal dalam sehari
Resep hanya boleh ditulis oleh dokter, dan dilarang dilakukan penulisan/penyalianan (transcribing) ke resep oleh apotik atau siapapun
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
MANAGEMENT OF COMMUNICATION AND INFORMATION (MCI)
Rumah sakit mensosialisasikan standarisasi singkatan dan symbol yang boleh diguankan dalam pelayanan, rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan (DPJP, residen dan perawat) yang memberikan kepada pasien tersebut.
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAFF
STAFF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE)
Uraian jabatan menjelaskan mengenai siapa, apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan dan secara ringkas bagaimana mengerjakannnya sesuai dengan jabatan. Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian SDM, unit kerja tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh yang bersangkutan
Peserta program pendidikan dokter spesialis, perawat, bidan dan mengerti serta dapat menerangkan kewenangan klinis sesuai dengan semester yang sedang ditempuh
Peserta program profesi dokter dan program pndidikan lain yang berada dibawah supervise, mengerti batasan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan dan program pendidikan lain yang berada dibawah supervise, mengerti batasan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
PREVENTION AND CONTROL OF INFECTIONS (PCI)
Tim pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius sesuai dengan SPO penempatan pasien berdasarkan cara penularan (airbone, droplet, kontak)
Limbah medis infeksius, contohnya bekas balutan, sarung tangan, botol bekas obat, potongan tubuh, sediaan darah, spesiemen tubuh. Limbah medis dibuang ke tempat sampat medis yang dilapisi KANTONG PLASTIK KUNING.Limbah medis tajam, contoh jarum suntik bekas, jarum infuse, pisau bedah, pisau bedah. Limbah tersebut dibuang ke CONTAINER khusus yang tidak dapat ditembus dan tidak dapat digunakan ulang
Limbah non medis, seperti kertas, sisa makanan daun0daunan, dibuang ketempat sampah dengan KANTONG PLASTIK WARNA hitam
Limbah radiasi, dibuang ketempat sampah yang berwarna merah.
Komponen kewaspadaan standar meliputi :
Cuci tangan
ALat perlindungan diri
Peralatan perawatan pasien
Pengendalian lingkungan
Penanganan linen
Penanganan limbah
Kesehatan karyawan
Penempatan pasien
Penyuntikan aman
Etika batuk
Prosedur lumbal punksi
Prosedur evakuasi situasi darurat (kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, dll)Maka yang harus dilakukan, yaitu:
1. Hentikan semua pekerjaan
2. Tetap tenang, jangan panik
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Berjalanlah dengan cepat, jangan lari, ikut jalur evakuasi menuju pintu keluar
5. Bila sedang berada dilantai atas, gunakan tabffa darurat dan bantu untuk evakuasi pasien
6. Beritahu gpetugas lain atau tamu yang ada di ruangan
7. Bila terjebak kepulan asap, maka tetap meunju tangga darurat dengan mengambil nafas pendek.8. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap, maka tahanlah napas dan cepat meuju pintu darurat
9. Jangan kembali ke ruangan sebelum ada instruksi bahwa situasi telah aman,
10. Setelah keadaan terkendali, ketua tim kebakaran dan kepala instalasi KL-K3RS bertanggung jawab melakukan koordinasi investigasi bersama kepala unit kerja terkait selama 2x24jam untuk dilaporkan kepada direktur.Prosedur pelaporan insiden dan kecelakaan kerja
MILENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)
Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Kompehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Rumah akit membentuk tim/panitia PONEK untyi menjalankan program PONEK RS. Kasus
Lapor atasan langsung & mengisi form KTD/KNC/KTC
Formulir dikirim ke komite mutu & KP dengan tembusan ke bidang keperawtan
Dilakukan investigasi sederhana oleh Tim dari komite mutu & KP
DIlakukan pembuatan RCA (Root Case Analysis)
Lapor Direksi
Dirmed
Seberapa nyerikah anda?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kasus Keselamatan Kerja
Instalasi Kesling dan K3
Direktur
Pekerja terluka
Infeksius
Non Infeksius
Penapisan & penanganan pekerja di IGD
Direktur, Mutu dan keselamatan Pasien
Tim pengkajian :
Bidang medik, Instalasi Kesling, K3, Mutu dan KP
Rekomendasi atau laporan max. 3x24 jam
Sekretariat Akreditasi Rumah Sakit V. 2012.