hasil bimbingan JCI
-
Upload
tiewie-imut -
Category
Documents
-
view
47 -
download
1
Transcript of hasil bimbingan JCI
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
1/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
TEMUAN STANDARD &
ME
REKOMENDASI
Internt!"n# Pt!ent n$ S%et G"#' (IPSG)I$ent!%!*'! P'!en
Terdapat temuan ketidak seragaman
penggunaan two identifier di
lungkungan rumah sakit. Para staf
rumah sakit mempunyai pengertian
yang berbeda tentang dua
identifikasi pasien.
Pada label produk darah, resep dan
rekam medis penulisan identifikasi
pasien belum dialankan dengan
baik dan benar sesuai !"P.
#P!$ 1
%& 1 ' 2 ' (
%elakukan peninauan ulang terhadap !"P yang dibuat sehubungan dengan
penerapan #P!$ 1
)! harus melakukan penge*ekkan kembali terhadap pemahaman staf tentang
identifikasi pasien.
Pada pasien T+. , proses identifikasi tidak diketahui oleh staf
)! harus melakukan edukasi kembali kepada semua staf rumah sakit terkait
pemahaman #P!$ 1 ini.
Proses konfirmasi dengan identifikasi pasien sebelum memulai tindakan
in-asif belum dialankan.
%elakukan penilaian berkala terhadap *apaian penerapan #P!$ 1 dengan
pembuatan matriks dengan skala dan target setiap bulannya sampai fully
compliance
%elakukan reedukasi, monitoring dan e-aluasi dalam waktu sesingkat
singkatnya.K"+n!*'! E%e*t!%
Pemahaman tentang komunikasi efektif
dengan penggunaan metode !/) dan
T/ belum seragam di seluruh area
#P!$ 2
%& 1,2,3,
%elakukan peninauan kembali terhadap !P" yang berkaitan dengan standar ini.
Terdapat perbedaan pemahaman dan penerapan aplikasi !/) dan T/ sesuai
standar
Terdapat pemahaman yang berbeda diantara staf medik terkait penerapan !/) dan
T/ ini
1
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
2/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
rumah sakit. Penggunaan stempel
T/ belum dialankan di seluruh
area rumah sakit
%elakukan reedukasi ulang terhdapa penerapan T/
H!- A#ert Me$!/t!"n'
%asih ditemukannya obatobat high
alert di lokasi yang sangat mungkin
terangkau oleh pasien dan keluarga.
Pemahaman obatobat high alert masih
belum sama antara instalasi farmasi
dengan perawat atau dokter di ruang
igd atau rawat inap.
#P!$ 3
%& 3 '
%elakukan tinauan terhadap obatobat apa saa yang masuk dalam daftar obat igh
lert %edi*ation.
%elakukan peninauan terhadap #nstruksi era.
Pihak #nstalasi 4armasi harus benarbenar paham dan mengatur distribusi serta
perlakukan terhadap obat ini.
"bat high alert medi*ation yang ada di dalam trolley emergen*y harus diberikan
label yang elas
%elakukan reedukasi terhadap penerapan ini.
Pener0n TIME OUT 'e1e#+
t!n$*n !n2'!%
Time "ut belum dilakukan pada saat
sebelum tindakan in-asi-e
/elum adanya formulir serta
pemantauan Time "ut sebelum
tindakan in-asi-e
Penandaan area tindakan atau operasi
yang belum benar.
&dukasi kepada pasien dan keluarga
terhadap penandaan area operasi belum
#P!$
%& 1,2,3
!&$&) membuat dan menetapkan daftar tindakan in-asif rumah sakit yang
merupakan masukan dari setiap !%4, berisi tentang nama tindakan, dan keperluan
protokol uni-ersal 5informed *onsent, site marking dan time out6.
%embuat !P" dan #nstruksi era, serta satu formulir yang berlaku umum di )!.
4atmawati tentang daftar tindakan in-asif.
%elakukan reedukasi se*epatnya, terhadap penerapan daftar tindakan in-asi-e serta
prosedurprosedur yang menyertainya yaitu penulisan informed *onsent sebelumtindakan yang baik dan benar, melakukan dan men*atat site marking dengan benar
serta melakukan site marking sebelum tindakan. +o Time "ut, +o #n*ision
%elakukan monitoring dan edukasi terhadap penerapan hal ini, bisa disaikan
sebagai materi 7P!, dimana hal ini dianggap penting mengingat hal ini belum
mendapat perhatian khusus dan diharapkan dalam tempo bulan, hal ini dapat
terimplementasi baik
2
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
3/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
dilakukan
Menrn*n !n%e*'! r+ '*!t
Para staf medik belum melakukan hand
hygiene dengan benar.
!atpam di #$8 mampu menelaskan
durasi pembersihan tangan dengan
menggunakan hand rubdengan benar.
Program edukasi dan reedukasi
5dengan matriks tertulis6 hand hygiene
belum dilaksanakan dengan
menyeluruh
#P!$ (
%& 2,3
7P!
%elakukan reedukasi dan monitoring terhdap penerapan hand hygiene bagi staf
medik.
al monitoring dan e-aluasi penerapan hand hygiene ini dapat pula ditetapkansebagai salah satu indi*ator medik pada penyampaian presentasi 7P!.
%elakukan reedukasi masal serta menetapkan pola penerapan yang tepat agar
seluruh staf di )! melakukan hal ini dengan benar sebagai satu kebiasaan
Menrn*n Re'!*" Jt
Penerapan penilaian awal resiko atuh
di #$8 sudah tepat. +amun penerapan
penilaian ulang dalam rangka
monitoring dan e-aluasi belum
dipahami dan dikerakan dengan baik.
8engan demikian inter-ensi
selanutnya yang diharapkan tidak
dapat dilakukan.
#P!$ 9
%& 13
%elakukan reedukasi tentang penetapan skor resiko atuh, kapan resiko atuh
dilakukan e-aluasi ulang serta inter-ensi yang dilakukan terhdap skor yang
ditetapkan.
8alam pengkaian awal dan lanutan dokter:staf medik harus tertulis dengan elas
tentang diagnosis dan tatalaksana resiko atuh yang dimiliki pasien.
A//e'' t" Cre n$ C"nt!n!t "% Cre
(ACC)
3
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
4/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
Pr"'e' Pener!+n P'!en
Proses penerimaan pasien yang
berlangsung di triase belumberlangsung sesuai dengan #
5#nstruksi era6. Penerimaan pasien
dilakukan oleh petugas kesehatan dan
bukan dokter. Penetapan ;ona
perawatan pasien paske triase tidak
dapat ditetapkan dengan sempurna oleh
petugas medis.
Proses penerimaan pasien di triase
masih belum memperhatikan pri-asi
pasien terutama bila membutuhkan
pemeriksaan fisik tertentu.
/elum adanya pemahaman terhadap
kriteria atau batas waktu yang
digunakan di triase.
/elum adanya proses dan pemahaman
serta bukti edukasi terhadap keadaan
atau waktu tunggu pasien serta
penundaan tindakan diagnostik atau
terapeutik.
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
5/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
/elum adanya koordinasi yang terlihat
elas dalam proses perawatan pasien.
Proses komunikasi sebenarnya dapatterlihat dalam e-aluasi *atatan pasien
terintegrasi
saat transfer. alhal penting dan urgen harus teraktualisasi dengan elas pada proses
transfer.
4ormulir transfer yang ada di rumah sakit sudah ada, namun, sebaiknya dapat
dibedakan antara transfer pasien untuk kebutuhan diagnosti* dan transfer pasien
untuk terapeutik. 8emikian uga harus ada formulir transfer pasien ke luar )! dan
resume medis lengkap sebagai bagian dari formulir transfer eksternal rumah sakit.
%elakukan reedukasi se*epatnya tentang hal ini.
Penet0nDischarge PlanningA3#
Penerapan dis*harge planning belum
dapat dilihat di berbagai tempat di
rumah sakit. Pemahaman tentang
perlunya dis*harge planning belum
merata diantara staf medik.
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
6/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
dengan baik, termasuk pemahaman
petugas, keluarga serta pengisian
formulir tersebut.
Pt!ent n$ F+!# R!-t' (PFR)Tidak adanya pembatas, gordyn atau
selimut penutup yang dapat melindungi
pri-asi pasien baik di #$8.
P4) 1,2
%& 1
Pimpinan )umah !akit dan Pimpinan #$8 bersama omite %utu, harus melakukan
identifikasi terhadap masalah stagnasi di #$8, men*oba melakukan analisisi akar
masalah. al ini akan membantu solusi masalah stagnasi di #$8.
pabila poin pertama sudah dapat dilakukan. Perbaikkan proses pelayanan pasien di
#$8 dengan menetapkan respons time sampai durasi rawat di #$8 harus ditetapkan
dan diterapkan.
esemua hal ini tentunya akan membantu pihak #$8 untuk melayani pasien dengan
baik , dalam umlah yang terprediksi sehingga data menetapkan batasan ;ona atau
ruang pasien yang melindungi pri-asi pasien baik itu di triase maupun di #$8.
!egera membuat sekat pembatas pasien : gordyn di triase dan ruang gawat darurat.
%asih banyak keluarga pasien yang
menunggu di ruang rawat pasien dalam
keadaan duduk di tempat tidur,
membawa makanan dari luar serta tidurdibawah tempat tidur pasien
P4) 1.3
%& 1 ' 2' 3
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
7/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
Pr"'e' A*!r M' H!$0
/elum adanya pemahaman terhadap
keadaan end of life serta proses yangdilakukan dalam hal ini.
P4) 2.(
%& 2
!&$&) membuat !P" tentang end of life, definisi, batasan, halahal apa saa yang
perlu dilakukan, keterlibatan unsur medis apa saa yang diperlukan dalam proses ini.
%embuat form tentang end of life.
%elakukan reedukasi terutama kepada staf medis dokter dan perawat akan hal ini.
H* $n Ke34!1n P'!en
Proses penelasan:edukasi hak dan
kewaiban pasienbelum dilaksanakan
dengan benar.
8okumentasi hal ini uga belum
dilaksanakan dengan baik.
P4) (
%& 1 ' 3
%elakukan sosialisasi dan reedukasi kembali tentang proses ini serta pengisian
formulirnya.
Proses ini harus dilakukan seak awal pasien masuk rumah sakit, yang akan terus
dilakukan setiap ada perkembangan terbaru pasien selama proses perawatan,
termasuk ak pasien mendapat penelasan medis terhadap diagnosis yang baru
ditetapkan sampai pengetahuan terhadap tatalaksana apa yang akan dilakukan.
Informed Consents
Pemahaman tentang proses informed
*onsent belum merata dan sesuai
dengan !.
Pengisian informed *onsent masih
belum lengkap dan belum sesuai
dengan tata *ara pengisiannya termasuk
didalamnya adalah penggunaan
singkatan bahkan ada singkatan yang
tidak ada dalam buku daftar singkatan.
P4) 9.1
%& 1
%elakukan peninauan !P" tentang informed consentapa saakah yang diperlukan
rumah sakit. da satu kebiakan yang menadi payung tentang semua informed
consentini, yang akan diikuti oleh berbagai instruksi kera pengisian berbagai ma*am
informed consentyang ada di )!, sesuai kebutuhan pasien.
Prose pemberian informed *onsent terdiri dari 2 proses besar yaitu informed dan
*onsent. #nformasi yang diberikan kepada pasien harus bersifat awam dan yang
mudah dimengerti pasien, sehingga penggunaan istilah atau singkatan medis yangtidak awam seharusnya dihindari agar proses edukasi dan penerimaan pasien dapat
ter*apai dengan baik.
%elakukan reedukasi segera serta melakukan telaah, monitoring dan e-aluasi
terhadap implementasi pengisian informed *onsent.
In%"r+e$ C"n'ent' Ke$n K''
Penerapan dan proses informed
P4) 9..1
%& 1
>ihat rekomendasi diatas.
?
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
8/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
*onsents untuk keadaan khusus seperti
dialysis,
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
9/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
Pengkaian status fungsional dan nutrisi
belum diterapkan di #$8 serta belum
adanya tindak lanut bila terdapatresiko tinggi.
#P!$ 9
%& 1 ' 2
%elakukan penetapan unsure medis yang mana yang bertanggung awab tentang
proses pengkaian dan pengisian awal status nutrisi dan status fungsional ini.
%elakukan reedukasi kembali tentang hal ini
Pen-*4!n Ner!
Pengkaian nyeri belum sepenuhnya
dilakukan.
Pemahaman tentang pengkaian nyeri
ini belum dipahami oleh staf medis.
"P 1.?
%& 1 ' 2
Pengkaian nyeri sudah dilakukan oleh perawat, tidak oleh dokter.
Pengkaian nyeri harus uga dilakukan oleh dokter, melakukan pengkaian awal nyeri
dengan benar dan mengetahui dengan tepat terapi apa yang perlu diambil serta kapan
e-aluasi terhadap terapi ini harus dilakukan.
Proses pengkaian nyeri ini menadi penting mulai dari penegakan diagnosis awal
nyeri yang akan berdampak terhadap penetapan terapi serta e-aluasi berkala yang
harus dilakukan.
%elakuakn reedukasi kembali terhadap hal ini untuk dokter dan perawat.
%elakukan monitoring dan e-aluasi segera terhadap implementasinya.
Pen-*4!n Pre T!n$*n
Tidak dilakukan pengkaian pra
tindakan pada pasien yang menalani
prosedur endoskopi
"P 1.A
%& 1 ' 2
%elakukan peninauan kembali terhadap !P" pengkaian pra tindakan, pra anastesia
dan pra sedasi.
Pengkaian pra tindakan, pra sedasi dan nastesi ini sangat oenting karena, dalam
proses ini klinisi dapat memperhitungkan proses tindakan apa yang terbaik untuk
pasien sampai kepada antisipasi apa yang akan dilakukan kepada pasien apabila
terdapat keadaan yang tidak diinginkan selama tindakan.
Proses pengkaian pra tindakan ini harus ter*atat dengan baik dalam *atatan
perkembangan pasien terintegrasi, dan bukan hanya pada formulir khusus pengkaian
B
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
10/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
ra sedasi:anastesia.
!%4. nastesiologi harus melakukan kunungan persiapan pra sedasi dan pra
anastesia dan menetapkan diagnosis nya lengkap dengan proses informed *onsent
terhadap tindakan nastesia apa yang akan dialani pasien.
%elakukan reedukasi kembali terhadap hal ini.
Re''e''+ent
Proses penetapan kapan dilakukan
pengkaian ulang terhadap pasien untuk
melihat repons tatalaksana tidak
diimplementasikan dilapangan
Pemahaman terhadap kapan pengkaian
ulang perlu dilakukan belum
dimengerti staf medis
"P 2 %& 1
!< (.3 %& 1 ' 2
!< ?.3 %& 1 dan 2
!< 3 %& 1
!< (.3 %& 1
%elakukan peninauan kembali terhadap !P" yang mengatur proses pengkaian
ulang.
%enetapkan waktu pengisian pengkaian ulang diruangan.
)eassessment dilakukan ketika terdapat perubahan keadaan umum pasien, perubahan
pemeriksaan fisik pasien, perubahan diagnosis pasien serta perubahan tatalaksana
pasien. al ini harus dilakukan setiap hari mengingat proses perawatan pasien yang
dinamis.
%elakukan reedukasi kembali kepada dokter dan perawat tentang hal ini.
Cre "% Pt!ent'
Ke'er-+n Pent#*'nnP'!en
Penatalaksanaan pasien pada perlakuan
setelah penetapan pengkaian awal dan
pengkaian ulang berbeda di berbagai
tempat. 8iperlukan adanya
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
11/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
keseragaman pemahaman yang
akhirnya implementasinya pun akan
sama di semua tempat perawatan
dirumah sakit
pasien rawat #$8, rawat inap dan pengkaian pasien rawat alan. pabila diperlukan
pengkaian awal khusus oleh salah satu !%4 dapat dibuatkan formulir pengkaian
khusus misalnya pengkaian awal khusus obstetri* dan ginekologi, namun tidak
mengurangi poinpoin yang ada dalam formulir pengkaian awal medis umum.Cre P#n
Proses penetapan *are plan serta
penatalaksanaan *are plan belum
dilakukan serta penerapan proses ini
belum dilakukan dalam proses
perawatan pasien
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
12/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
pasien, namun implementasinya belum
dilakukan oleh staf medis.
Proses pengisian informed *onsent
masih tidak terisi sesuai denganketentuan yang berlaku.
P4) 2.1.1 %& 1 ' 2
terhadap implementasi pengisian informed *onsent.
Tr"#! E+er-en'!, Per#tn
Re''!t'!
Trolley emergensi serta isinya tidak
seragam. Pengaturan : tata letak obat
obat emergensi dapat membingungkan
serta dapat menimbulkan keadian
*edera pada pasien.
Peralatan resusitasi tidak dilakukan
penge*ekan rutin seperti defibrillator,
-entilator di #$8, dan endoskopi.
Peralatan resusitasi seperti ambubag
tidak diletakan pada tempat yangseharusnya. #su pen*egahan terhadap
infeksi rumah sakit terkait pula dalam
hal ini.
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
13/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
pen*egahan infeksi )!.
%elakukan reedukasi tentang troli emergensi dan sitim tim medis reaksi *epat bagi
semua staf )!.
%elakukan monitoring dan e-aluasi terhadap troli emergensi serta kinera tim medis
reaksi *epat di )!.
Hn$!n- S+0e# Dr
Proses pengambilan sampel darah serta
handling sampel tidak dilakukan
dengan baik di #$8. !ampel darah
yang telah beku ditemukan dalam
kantung plastik, serta hanya tertera
nama pasien saa.
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
14/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
di*apai dalam masa perawatan.
Pen-*4!n Ner!
Pengkaian nyeri tidak dilakukan setiap
waktu yang ditetapkan. /atasan kapan
dilakukan pengkaian ulang nyeri tidak
seragam dan belum dipahami oleh staf
medik
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
15/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
%& 1,2 di )! tentang pengkaian pra dan post sedasi serta monitoring sedasi.
%elakukan telaah lanut, monitoring dan e-aluasi kepatuhan pengisian formulir ini
dan dapat diadikan indi*ator klinis sebagai target yang ingin di*apai untuk
perbaikkan sistem pelayanan)en*ana pemberian sedasi atau tipe
anastesia yang akan dilakukan oleh
pasien tidak terdokumentasi di rekam
medis
!< (
%& 1.2
!< (.1
%& 1, 2
!< (.2
%& 1,2
!< (.3
%& 1,2
!etelah adanya formulir pengkaian prasedasi terbaru, segera lakukan sosialisasi
formulir tersebut.
>akukan skrining awal 5termasuk kelengkapan dokumen6 di loket penerimaan kamar
operasi. al ini akan sangat membantu monitoring dan e-aluasi serta kepatuhan staf
medis )! untuk melakukan -isit presedasi.
%elakukan reedukasi se*epatnya.
%onitoring selama proses pemberian
sedasi atau anastesia tidak dapat
diidentifikasi dengan tepat oleh staf
medis dikamar operasi.
!taf medis di ruang pulih paska operasi
belum dapat menelaskan durasi waktu
serta indi*ator apa saa yang diperlukan
selama pasien ada diruangan tersebut
sampai pasien diputuskan untuk
!< 9.0
%& 2
!< 9.0
%& 2,
%elakukan re-isi kembali terhadap formulir pemantauan selama sedasi : anastesia
yang lebih ramah penggunaanya sehingga memudahkan staf medis mengisi dan
melengkapinya.
%elakukan reedukasi se*epatnya.
%enetapkan durasi waktu yang tetap dan seragam untuk semua pasien di ruang pulih
paska operasi.
%elakukan reedukasi kpada petugas kamar operasi tentang hal ini
1(
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
16/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
kembali ke ruang rawat.
>aporan operasi tidak ditemukan pada
2 dari 3 status, dan kesemuanya pun
tidak lengkap dalam hal pengisian
diagnosa paska operasi ' instruksi
medis tidak ditempatkan pada tempat
yang diharuskan, sehingga tidak
memudahkan unsur perawatan pasien
selanutnya menalankan proses
tatalaksana pasien berikutnya di ruang
rawat.
!< ?.2
%& 1,2
%elakukan peninauan kembali terhadap !"P yang mengatur tentang pembuatan dan
pengisian laporan operasi.
%elakukan diskusi lanut antara poka !< dengan semua !%4 yang melakukan
tindakan operasi : tindakan in-asi-e di kamar bedah, untuk melakukan re-isi formulir
laporan operasi serta melakukan pengkaian terhadap poinpoin penting apa saa yang
harus ditempatkan dalam formulir laporan operasi baru tersebut.
%elakukan skrining rekam medis terhadap semua pasien yang akan pulang ke ruang
rawat 5kelengkapan pengisian laporan operasi oleh dokter pelaksana tindakan :
operator6
#nstruksi paska operasi harus ditulis ditempat yang seragam yang memudahkan unsur
terkait pelayanan pasien selanutnya menalankan instruksi tersebut diruang rawat
%elakukan monitoring dan e-aluasi.
Pre2ent!"n n$ C"ntr"# "% In%e/t!"n (PCI)Perawat di amar "perasi tidak
menggunakan alas kaki setelah keluar
dari area ruang ganti.
Perawat dan staf medis masih belum
sepaham tentang perlakuan area dalamkamar operasi 5terkait penggunaan apd,
alas kaki, masker dan penutup kepala6
P
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
17/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
Probe endoskopi di lemari
penyimpanan endoskopi masih
menyentuh dasar lemari dan dalam
posisi yang dapat menyebabkanrusaknya fiber opti* skop.
Tidak terdapat pemisahan yang elas
antara alat medis steril dan tidak steril.
Terdapat banyak alat medis yang steril
namun dalam kemasan yang sudah
terbuka.
%embuat pemisahan antara ruang alat steril dan tidak steril, berikut lemari nya, hal
ini sangat penting dan akan memudahkan staf medis untuk mengambil peralatan yang
diperlukan.
%elakukan reedukasi kepada petugas dan staf medis di unit tersebut tentang hal ini.
Ter$0t 1n* #t6#t +e$!'
ter+'* !n'tr+ent 'ter!# n-
*e$#r'.
Be#+ $n SPO n- +en-tr
tentn- '!n-#e 'e $n re6'e $e2!/e',
D#+ 0r"'e' 'ter!#!''!, 't% +e$!'
t!$* $0t +enn4*n !n$!*t"r
1!"#"-!' 'ert 0e+ntn 'ter!#!t'
P
-
5/25/2018 hasil bimbingan JCI
18/18
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP. FATMAWATI 2013
%elakukan reedukasi kepada perawat, petugas sterilisasi, dan dokter akan hal ini.
%elakukan monitoring dan e-aluasi terhadap hal ini
Pe+ntn ' $! rn- -e$n-
0en-en$#!n "1t nr*"t!*.
Pen!+0nn nr*"t!* 'ert 0r"'e'
!$ent!%!*'! 0'!en '$ 1enr
%%@ Pemantauan suhu sudah dilakukan dengan benar
)eedukasi harus dilakukan terhadap petugas farmasi, terhadap apa keadaan yang akandiambil bila terpantau suhu ruangan lebih dari normal.
A#t 0e+$+ 0! r!n-n 1e#+
$!#**n 0en-e/e*n rt!n
4%! %elakukan peninauan kembali tentang instruksi kera pemeriksaan P).
%embuat formulir pemantauan P) yang komprehensif.
1A