Jawaban,Mmk
description
Transcript of Jawaban,Mmk
1. Kenapa Merokok dapat menyebabkan AMD?
Tembakau dapat meningkatkan risiko degenerasi makula dua sampai tiga kali dari orang-
orang yang tidak pernah merokok. Age-Related Eye Disease Study (AREDS)
menunjukkan bahwa risiko terjadinya neovaskular AMD lebih tinggi dua kali lipat pada
mereka yang pernah merokok. The Physician’s Health Study menyatakan bahwa pada
perokok laki-laki memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena AMD. Nurse’s Health
Study menyatakan hal yang sama untuk perempuan (Yonekawa, 2015). Merokok
cenderung memiliki efek toksik pada retina.
2. Hipertensi dan Diabetes kenapa dapat menyebabakan AMD?
Degenerasi makula menyerang para penderita penyakit diabetes, atau tekanan darah
tinggi karena mudah terpecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil (trombosis) sekitar
retina.Trombosis mudah terjadi akibat penggumpalan sel-sel darah merah dan penebalan
pembuluh darah halus.
3. Perubahan apa yang ng terjadi pada AMD?
(1) berkurang jumlah sel – sel fotoreseptor,
(2) perubahan – perubahan ultrastruktural epitel pigmen retina (EPR) seperti pengurangan
granula melanin, terbentuknya granula lipofuchsin, serta timbunan residual bodies, (3)
timbunan deposit laminar basal, serta (4) perubahan pada kapiler koroid
4. Drusen adalah endapan putih kuning, bulat, diskret, dengan ukuran bervariasi di belakang
epitel pigmen dan tersebar di seluruh makula dan kutub posterior. Seiring dengan waktu,
drusen dapat membesar, menyatu, mengalami kalsifikasi dan meningkat jumlahnya.
Secara histopatologis sebagian besar drusen terdiri dari kumpulan lokal bahan eosinifilik
yang terletak di antara epitel pigmen dan membran Bruch; drusen mencerminkan
pelepasan fokal epitel pigmen. Drusen dapat di bagi berdasarkan klinik dan histopatologi
yakni drusen keras ( nodular), drusen diffus ( konfluent), drusen halus ( granular ), dan
drusen kalsifikasi . Selain drusen, dapat muncul secara progresif gumpalan-gumpalan
pigmen yang tersebar secara tidak merata di daerah-daerah depigmentasi atrofi di seluruh
makula
5. Maksud neovaskularisasi
Eksudatif: Pada pemeriksaan fundus, terlihat darah subretina, eksudat, lesi koroid hijau
abu-abu di makula. Neovaskularisasi koroid merupakan perkembangan abnormal dari
pembuluh darah pada epitel pigmen retina pada lapisan retina. Pembuluh darah ini bisa
mengalami perdarahan dan menyebabkan terjadinya scar yang dapat menghasilkan
kehilangan pusat penglihatan. Scar ini disebut dengan Scar Disciform dan biasanya
terletak di bagian sentral dan menimbulkan gangguan penglihatan sentral permanen.
6. FFA: Akan terlihat jelas gambaran neovaskularisasi koroid dan dapat menentukan
tindakan/ pengobatan dan prognosis pasca pengobatan. Untuk mendiagnosis ada atau
tidaknya edema makula, dapat ditentukan melalui FFA di mana dapat membedakan
antara edema makula tipe difus atau fokal (Yonekawa, 2015). Angiografi fluoresein dapat
sangat menolong pasien yang dicurigai telah mengalami neovaskularisasi koroid untuk
menegakkan indikasi pengobatan. Pemeriksaan ini bukan untuk test screening untuk mata
yang mempunyai drusen atau atrofi geografik, yang tidak memiliki gejala baru atau tidak
adanya neovaskularisasi.2
7. Oftalmoskop: Bayangan tegak diperbesar 14 kali, tampak gambar satu bidang (tidak
stereoskopis).
8. Optical Coherence Tomography (OCT)
Daerah makula akan tampak jelas penebalan makula sentral karena proses
neovaskularisasi khoroidal di bawahnya. OCT sangat bermanfaat untuk mendiagnosis
dan follow-up pengobatan secara periodik. Pada pemeriksaan OCT juga dapat diketahui
kuantitas dari edema makula selain itu juga dapat ditemukan drusen, yang nampak
sebagai deposit kuning, bulat pada retina (Yonekawa, 2015)
9. Proses penuaan
Bagian paling luar dari sel fotoreseptor yang berbentuk keeping sering di “makan” oleh
epitel pigmen retina (EPR) dengan pola diurnal, yaitu keping terluar sel batang dimakan
pada siang hari dan keping terluar sel kerucut dimakan pada malam hari. keping yang
tidak terfagosit akan tertimbun dalam EPR yang disebut lipohfuhsin. Lipohfusin akan
menghambat degradasi makromolekul seperti protein dan lemak, mempengaruhi ekspresi
gen yang mengatur keseimbangan antara vascular endothelial growth factor (VEGF)
dengan produksi pigment epithelial derived factor yang merupakan zat anti angiogenik,
serta bersifat fotoreaktif, akibatnya menimbulkan terjadinya apoptosis EPR. Lipohfusin
yang tertimbun dalam sel EPR akan mengurangi volume sitoplasma, sehingga makin
menurunkan kemampuan EPR untuk memfagosit keping-keping sel fotoreseptor.
Lipohfuhsin tertimbun diantara sitoplasma dan membrane basalis sel EPR, membentuk
lapisan yang disebut basal laminar deposit, yang ikut bertanggungjawab dalam
penebalan membrane Bruch.
10. Teori iskemi
Angiogenesis terjadi karena adanya iskemik pada jaringan yang memacu timbulnya suatu
agen angiogenik antara lain VEGF. Pada penelitian didapatkan fakta yang menunjukkan
bahwa pada AMD iskemia tidak memegang peranan yang penting. Sel fotoreseptor hanya
terpapar oleh sedikit oksigen, sedangkan EPR terpapar olek oksigen dalam konsentrasi
yang sangat tinggi. Pada kenyataannya, sel fotoreseptor tidak memproduksi VEGF, justru
sel EPR yang memproduksi VEGF dalam jumlah besar. Disamping itu ditemukan pula
tanda-tanda adanya sel-sel radang pada jaringan coroid neovascular (CNV) yang dieksisi,
sehingga diduga bahwa lebih besar kemungkinannya CNV tumbuh sebagai reaksi
perbaikan luka dari pada sebagai reaksi terhadap iskemi.
11. Teori kerusakan oksidatif
Kerusakan oksidatif terjadi karena terbentuknya zat yang disebut reactive oxygen
substance (ROS) yang dihasilkan oleh oksidasi pada mitokondria. Adanya ROS
menimbulkan gangguan metabolism intrasel antara lain metabolism protein dan lemak.
Lemak yang sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif adalah asam lemak tak jenuh
ganda. Sel EPR yang mengalami kerusakan oksidatif akan memproduksi VEGF dalam
jumlah besar, yang memacu timbulnya CNV. Retina sangat mudah mengalai kerusakan
oksidatif karena beberapa alasan: Bagian luar fotoreseptor mengandungi sangat banyak
asam lemak tak jenuh ganda. Bagian dalam sel batang mengandung sangat banyak
mitokondria yang dapat membocorkan ROS. Penyediaan oksigen yang sangat tinggi pada
koroid. Paparan terhadap sinar menimbulkan preses foto-oksidatif oleh ROS