Jawaban No. 6 Print (2)

15
6. Jelaskan tentang penataksanaan awal dan lanjutan pada masing-masing kasus di skenario! Jawab : Penatalaksanaan awal pasien Pasien Status Pasien Penanganan Awal Airway Breathing Circulation Disability Exposure Pasien A Pria (35 th ) tampak sianosis, takipnea, bernafas suara crowing, luka bakar(bula dan eritem) di wajah,leher,dada dan terdapat jelaga di hidung. Di beri label merah (prioritas utama) Masalah pada Merupakan penanganan paling awal yang dilakukan. Memeriksa jalan napas adakah sumbatan atau tidak, dan membersihkan jelaga di hidung. Suara napas pasien crowing maka dilakukan back blow sebanyak 5 kali, Membuka pakaian pasien, lalu memperhatikan dinding dada dan pergerakannya simetris atau tidak. Memastikan frekuensi napas pasien normal memeriksa denyut nadi pakah teraba atau tidak, lemah atau tidak. Memeriksa kesadaran (GCS) dengan AVPU (alert, respond to vocal stimulation , respond to painfull, unresponsive ) Memeriksa bagian tubuh lainnya pasien melihat adakah cedera dan luka di daerah lain dan menyelimuti untuk mencegah terjadinya hipotermi.

description

tutor

Transcript of Jawaban No. 6 Print (2)

Page 1: Jawaban No. 6 Print (2)

6. Jelaskan tentang penataksanaan awal dan lanjutan pada masing-masing kasus di skenario!

Jawab :

Penatalaksanaan awal pasien

Pasien Status PasienPenanganan Awal

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

Pasien A Pria (35th) tampak

sianosis, takipnea,

bernafas suara crowing,

luka bakar(bula dan

eritem) di

wajah,leher,dada dan

terdapat jelaga di

hidung.

Di beri label merah

(prioritas utama)

Masalah pada Airway

Merupakan penanganan

paling awal yang

dilakukan.

Memeriksa jalan napas

adakah sumbatan atau

tidak, dan membersihkan

jelaga di hidung.

Suara napas pasien

crowing maka dilakukan

back blow sebanyak 5

kali, dengan memukul

menggunakan telapak

tangan daerah diantara

tulang scapula di

punggung hingga pasien

bisa bernapas bernapas

normal.

Jika jalan naps masinh

terganggu dapat

Membuka pakaian

pasien, lalu

memperhatikan

dinding dada dan

pergerakannya

simetris atau tidak.

Memastikan

frekuensi napas

pasien normal

memeriksa denyut

nadi pakah teraba

atau tidak, lemah

atau tidak.

Memeriksa

kesadaran (GCS)

dengan AVPU

(alert, respond to

vocal

stimulation ,

respond to

painfull,

unresponsive)

Memeriksa

bagian tubuh

lainnya pasien

melihat adakah

cedera dan luka

di daerah lain dan

menyelimuti

untuk mencegah

terjadinya

hipotermi.

Page 2: Jawaban No. 6 Print (2)

dilakukan crychoitomi.

Pasien B Laki-laki (30th)

mengeluh sesak napas.

Dada terhempas aspal

dan terdapat luka bakar

di bagian aspal.

Di beri label merah

(prioritas utama)

Masalah pada

Breathing

Tidak adanya sumbatan

pada jalan napas, dan

dipastikan airway aman.

Merupan panangan

yang paling utama.

Penilaian yaitu

inspeksi : dinilai

kesimetrisan dinding

dada, dilihat apakah

trakea deviasi atau

tidak, dan adakah

pernapasan

paradoksal.

Palpasi: adakah

krepitasi atau tidak.

Perkusi: hipersonor

atau redup.

Menentukan apakah

pasien mengalami

pneumothorak, atau

hemothorak.

Lakukan dekompresi.

memeriksa denyut

nadi pakah teraba

atau tidak, lemah

atau tidak.

Jika pasien

mengalami

hemothorak maka

lakukan resusitasi

cairan.

Pemeriksaan GCS

dengan AVPU

(alert, respond to

vocal

stimulation ,

respond to

painfull,

unresponsive)

Memeriksa

bagian tubuh

lainnya pasien

melihat adakah

cedera dan luka

di daerah lain dan

menyelimuti

untuk mencegah

terjadinya

hipotermi.

Pasien C Laki—laki (17th)

berjalan dengan pincang

dan kaki terbakar.

Memeriksa dan

memastikan jalan napas

aman.

Memeriksa

pernapasan, dinding

dada dan frekuensi

Memeriksa

adakah hipotensi

dan nadi yang

Memeriksa

apakah kedua

kaki pasien dapat

Merupakan

penanganan yang

utama.

Page 3: Jawaban No. 6 Print (2)

Di beri label hijau

(prioritas ketiga)

Masalah pada

exposure/environment

napas. melemah atau

tidak.

digerakkan. Periksa kondisi

luka bakar (luas

dan derajat luka)

Bersihkan luka

dan jika luka

bakar dalam maka

lakukan

debridement.

Pasien D Laki-laki (50th) merintih,

dengan celana basah

dengan genangan darah.

Di beri label merah

(prioritas utama)

Masalah pada

circulation ( C )

Memeriksa dan

memastikan jalan napas

aman.

Memeriksa

pernapasan, dinding

dada dan frekuensi

napas.

Merupakan

penanganan yang

didahulukan.

Periksa tensi dan

denyut nadi

pasien (hipotensi,

dan takikardi)

Buka celana

pasien, periksa

apakah luka di

femur atau pelvis.

Balut tekan luka

dengan kasa

bersih,pasang

bidai.

Pasien dicurigai

pemeriksaan GCS Memeriksa

bagian tubuh

lainnya pasien

melihat adakah

cedera dan luka

di daerah lain dan

menyelimuti

untuk mencegah

terjadinya

hipotermi.

Page 4: Jawaban No. 6 Print (2)

mengalami

shock, maka di

lakukan resusitasi

cairan

(darah/cairan

koloid).

Pasien E Tampak telungkup

dengan luka bakar di

sekujur tubuh, kepala

mengerluarkan darah

segar dan tidak sadar.

Di beri label putih

Jika tenaga penolong

cukup maka dapat kita

tangani segera, namun

jika terbatas sulit karena

prioritas keselamatan

atau hidupnya sangat

kecil.

Memeriksa jalan napas

pasien, adakah hambatan

atau tidak dan

memastikannya aman.

Memeriksa frekuensi

pernapasan, jika <

12 x/mnt maka

dilakukan pemberian

napas buatan mouth

to mouth atau

melakukan RJP

(resusitasi jantung

paru).

Jika ada oksigen

pasang oksigen

dengan sungkup.

Memeriksa

bagian kepala

yang mengalami

luka lalu lakukan

balut tekan.

Melakukan

resusitasi cairan.

Periksa pupil

pasien adakah

reflek atau tidak.

pasien mengalami

koma, dengan

GCS 3-8.

Memeriksa

bagian tubuh

lainnya pasien

melihat adakah

cedera dan luka

di daerah lain dan

menyelimuti

untuk mencegah

terjadinya

hipotermi.

Penatalaksanaan lanjutan pasien

Page 5: Jawaban No. 6 Print (2)

Pasien Status Pasien Penanganan Lanjutan

Pasien

A

Pria (35th) tampak sianosis,

takipnea, bernafas suara crowing,

luka bakar (bula dan eritem) di

wajah, leher, dada dan terdapat

jelaga di hidung.

Di beri label merah (prioritas

utama)

Masalah pada Airway

Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap

dilakukan

Pemberian bronkodilator dapat dilakukan untuk mencegan resiko edema dan

obstruksi jalan napas akibat cedera inhalasi luka bakar di wajah, leher dan dada

Berikan resusitasi cairan

Pasang catheter pantau prod urin

Obat analgetik juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin

terjadi

Untuk perawatan luka bakar :

- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika

- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.

- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)

- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :

Silvaden, Burnazine, Dermazine dll

- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas

• Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian

• ATS / Toxoid

• Pasang catheter pantau prod urin

• NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

Pasien B Laki-laki (30th) mengeluh sesak Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap

Page 6: Jawaban No. 6 Print (2)

napas. Dada terhempas aspal dan

terdapat luka bakar di bagian aspal.

Di beri label merah (prioritas

utama)

Masalah pada Breathing

dilakukan

Perlu dipertimbangkan dilakukannya dekompresi dan pemasangan WSD apabila

terdapat kemungkinan tension pneumotorak dan hematotorak.

Pemberian medika mentosa berupa analgetik dapat dilakukan untuk mengurangi

rasa nyeri

Atau dapat dilakukan infiltrasi pada dada bila terjadi flail chest

Atau bisa juga blok intercostal untuk menghilangkan nyeri

Berikan resusitasi cairan

Untuk perawatan luka bakar :

- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika

- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.

- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)

- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :

Silvaden, Burnazine, Dermazine dll

- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas

Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian

ATS / Toxoid

Pasang catheter pantau prod urin

NGT (Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

Pasien C Laki—laki (17th) berjalan dengan Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap

Page 7: Jawaban No. 6 Print (2)

pincang dan kaki terbakar.

Di beri label hijau (prioritas ketiga)

Masalah pada

exposure/environment

dilakukan

Obat analgetik juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin

terjadi

Berikan resusitasi cairan segera sesuai dengan derajat dan luas luka bakar

Untuk perawatan luka bakar :

- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika

- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.

- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)

- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :

Silvaden, Burnazine, Dermazine dll

- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas

Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian

ATS / Toxoid

Pasang catheter pantau prod urin

NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

Pasien D Laki-laki (50th) merintih, dengan

celana basah dengan genangan

darah.

Di beri label merah (prioritas

utama)

Masalah pada circulation ( C )

Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap

dilakukan

Berikan resusitasi cairan untuk mengatasi perdarahan

Pasang catheter pantau prod urin

Setelah sumber perdarahan ditemukan, hentikan perdarahan dan balut tekan

dilakukan

Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan sinar x untuk pelvis dan tulang

Page 8: Jawaban No. 6 Print (2)

panjang, untuk melihat kemungkinan adanya fraktur dan jenis fraktur

Bila terdapat fraktur, lakukan tatalaksana sesuai kondisi fraktur, misalnya ORIF

atau OREF

Jika ada kemungkinan infeksi, pertimbangkan pemberian antibiotik

Pasien E Tampak telungkup dengan luka

bakar di sekujur tubuh, kepala

mengerluarkan darah segar dan

tidak sadar.

Di beri label hitam

Jika tenaga penolong cukup maka

dapat kita tangani segera, namun

jika terbatas sulit karena prioritas

keselamatan atau hidupnya sangat

kecil.

Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap

dilakukan

Setelah sumber perdarahan ditemukan, hentikan perdarahan dan balut tekan

dilakukan

Berikan resusitasi cairan segera sesuai dengan derajat dan luas luka bakar

Untuk perawatan luka bakar :

- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika

- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.

- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)

- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :

Silvaden, Burnazine, Dermazine dll

- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas

Pasang catheter pantau prod urin

Secondary Survey

Hanya dilakukan apabila ABC pasien sudah stabil

Page 9: Jawaban No. 6 Print (2)

Apabila saat secondary survey kondisi pasien kembali memburuk, maka lakukan lagi Primary Survey

Semua hasil pemeriksaan harus dicatat dengan baik

Prosedur pemeriksaan head-to-toe examination, dengan perhatian utama :

a. Pemeriksaan kepala

Kelainan kulit kepala dan leher

Cedera jaringan lunak periorbital

Telinga bagian luar dan membrana timpani

b. Pemeriksaan leher

Luka tembus leher

Deviasi trakhea

Emfisema subkutan

Vena yang mengembang

c. Pemeriksaan neurologis

Penilaian otak dan GCS

Penilaian raba dan sensasi reflek

Penilaian medula spinalis dan fungsi motorik

d. Pemeriksaan dada

Clavicula dan semua tulang iga

Suara napas dan jantung

Pemantauan dengan EKG bila tersedia

e. Pemeriksaan abdomen

Luka tembus abdomen yang memerlukan tindakan bedah

Page 10: Jawaban No. 6 Print (2)

Pemasangan NGT pada pasien trauma tumpul abdomen yang memenuhi indikasi

Pasang kateter kandung kemih jika tidak ada ruptur uretra

Rectal toucher

f. Pemeriksaan pelvis dan ekstremitas

Cari lokasi fraktur pada pasien yang memiliki kecurigaan adanya fraktur, tapi jangan sampai memperparah keadaan

Cari denyut nadi di daerah perifer trauma

Cari luka memar dan cedera lain

g. Pemeriksaan sinar-x bila memungkinkan untuk :

Dada dan ke-7 ruas tulang leher

Pelvis dan tulang panjang

Tulang kepala untuk melihat trauma kepala dengan deficit neurologis fokal

Foto daerah lain secara selektif.