Jari Kuat Fixed

6
Keseimbangan Pada Tubuh Manusia Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Selain itu keseimbangan merupakan kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi terhadap bidang tumpu. Pusat massa dan pusat gravitasi akan berada dalam titik yang sama apabila gravitasi yang bekerja pada titik-titik massa serbasama (uniform). Keseimbangan terbagi menjadi dua kelompok : a. Keseimbangan statis. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri di atas papan keseimbangan). Syarat kesetimbangan statis adalah objek dalam keadaan diam atau pusat massa bergerak dengan kecepatan tetap, sistem musculoskeletal bekerja sebagai pengumpil/ pengungkit. Στ = 0 ΣF = 0 b. Keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk memepertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan 1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG) Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia

description

ggggg

Transcript of Jari Kuat Fixed

Page 1: Jari Kuat Fixed

Keseimbangan Pada Tubuh Manusia

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Selain itu keseimbangan merupakan kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi terhadap bidang tumpu. Pusat massa dan pusat gravitasi akan berada dalam titik yang sama apabila gravitasi yang bekerja pada titik-titik massa serbasama (uniform).

Keseimbangan terbagi menjadi dua kelompok :

a. Keseimbangan statis.Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri di atas papan keseimbangan). Syarat kesetimbangan statis adalah objek dalam keadaan diam atau pusat massa bergerak dengan kecepatan tetap, sistem musculoskeletal bekerja sebagai pengumpil/ pengungkit. Στ = 0 ΣF = 0

b. Keseimbangan dinamis.Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk memepertahankan kesetimbangan ketika bergerak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan1)   Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang di antara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

2)       Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

Page 2: Jari Kuat Fixed

  3)       Bidang tumpu (Base of Support-BOS)Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.  

Page 3: Jari Kuat Fixed

   b)       Keseimbangan Berdiri

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung  gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

Jadi pada peristiwa jari kuat, posisi duduk telah menunjukkan posisi setimbang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesetimbangan tubuh adalah garis gravitasi. Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah dengan menentukan derajat stabilitas tubuh. Ketika kita duduk dalam posisi berikut,

titik tumpu / penyokong berada pada pantat yang bersinggungan langsung dengan kursi. Pada demonstrasi yang kami lakukan keberadaan jari yang berada di depan dahi tidak berpengaruh besar, karena ketika kita berusaha bergerak untuk berdiri titik tumpu yang semula berada di atas kursi secara otomatis berpidah ke kedua kaki agar tubuh berada pada posisi setimbang.

Pada demonstrasi perubahan posisi dari duduk ke berdiri terdapat 4 fase, antara lain momentum fleksi (fase I); transfer momentum (fase II), extension / perpanjangan (fase III), dan stabilisasi (fase IV) yang digambarkan sebagai berikut.

Page 4: Jari Kuat Fixed

Fase momentum fleksi ditandai dengan terbentuknya momentum tubuh bagian atas, sementara demonstran tetap duduk; total tubuh stabil. Kemudian, fase momentum transfer dapat dibedakan dari fase momentum fleksi dari berbagai perspektif. Pertama, selama fase ini proyeksi pusat massa tubuh dipindahkan dari dasar penyokong awal ke dasar penyokong baru (kaki di lantai). Dengan demikian, pusat massa tubuh dipindahkan ke bagian depan (dan ke atas), dan bidang penyokong sangat berkurang selama fase ini.

Perbedaan mekanik kedua antara fase I dan II berkaitan dengan stabilitas tubuh. Pada inisiasi fase II, tubuh mulai bergantung pada stabilitas dinamis. Stabilitas dinamis sangat penting karena proyeksi vertikal pusat massa tubuh jauh dari pusat gaya. Posisi dan kecepatan dari pusat massa harus terkoordinasi dengan baik sebelum fase momentum transfer sehingga stabilitas dinamis terpelihara. Konsep stabilitas dinamis bisa dialami jika demonstran mencoba untuk tiba-tiba berhenti bangkit dari posisi duduk ke posisi berdiri setelah mengangkat pantat dari kursi. Fase II adalah fase transisi dalam hal itu dimulai dengan stabilitas dinamis tubuh dan berakhir dengan posisi mendekati stabilitas kuasi-statis (proyeksi vertikal pusat massa dekat dengan pusat gaya).

Selanjutnya selama fase II, momentum tampak ditransfer dari tubuh bagian atas ke total tubuh, maka disebut dengan "fase momentum transfer." Transfer momentum, dan kepentingannya, dapat dipahami dengan membandingkan dua strategi dzerent untuk bangkit dari posisi duduk ke posisi berdiri. Dalam strategi pertama, kecepatan, dan oleh karena itu momentum, dikembangkan pada tubuh bagian atas sebelum pengangkatan dimanfaatkan atau ditransfer ke tubuh total. Pada saat pengangkatan, total tubuh sudah bergerak dengan beberapa kecepatan, yaitu, memiliki momentum. Dalam strategi ini, pengangkatan dapat berlangsung sementara proyeksi vertikal pusat massa tubuh adalah posterior ke pusat gaya baru (di bawah kaki) sehingga tubuh secara inheren tidak stabil; momentum keseluruhan tubuh muncul untuk mengurangi jumlah gaya otot ekstremitas yang lebih rendah yang akan diperlukan tubuh bagian atas saat berada pada posisi istirahat saat pengangkatan. Dalam strategi kedua, batang tulang belakang pertama-tama tertekuk sehingga massanya hampir seluruhnya di atas kaki sebelum pengangkatan. Demonstran kemudian mendorong dirinya ke posisi berdiri. Karena pusat massa tubuh dibawa ke atas area penyokong sebelum pengangkatan, tubuh tetap inheren stabil pada pengangkatan.

Page 5: Jari Kuat Fixed

Dalam contoh ini, tubuh mulai mengangkat dari kursi dari kecepatan nol dan karenanya dari momentum nol.

Fase perpanjangan berbeda secara mekanik dari fase momentum fleksi dan fase transfer momentum. Tugas utama dari fase ini adalah untuk menerjemahkan tubuh secara vertikal saat berada di

posisi inheren stabil (pusat massa di atas pusat gaya). Dalam tiga fase tersebut, tugas ini adalah untuk menerjemahkan segmen tubuh melalui ruang. Pada fase keempat / fase stabilisasi, terjadi penghentian terjemahan tubuh melalui ruang (yaitu mengembalikan tubuh untuk bergoyang ke postur tubuh normal).