Jar-Tel
-
Upload
buddy-timberwolves -
Category
Documents
-
view
340 -
download
6
Transcript of Jar-Tel
V. SISTEM TRANSMISI DAN PENYAMBUNGANPOTONGAN SALURAN / THROUGH CONNECTION
V.1. SISTEM TRANSMISI
Sistem transmisi merupakan circuit penghubung antar titik (node) dari jaringan telekomunikasi. Jika sebuah circuit menggunakan bagian transmisi yang terpisah untuk setiap hubungan maka disebut dengan channel. Umumnya, sebuah channel yang lengkap harus melalui peralatan pengirim yang berupa station terminal, sebuah link transmisi yang berisi repeater pada station intermediate dan peralatan penerima yang berupa station terminal.
Channel dan signal diklasifikasikan ke dalam : analog dan digital. Signal analog adalah sebuag fungsi yang kontinu terhadap waktu, contohnya adalah speech channel. Sedangkan signal digital mempunyai nilai diskrit yaitu 0 dan 1, contohnya adalah signal telegraph dan binary coded data dari komputer.
Keuntungan dari transmisi digital dibandingkan dengan analog adalah relative tahan terhadap noise dan interferensi. * Ditinjau dari teknik penyaluran : 1. Space Transmisi
Setiap pasangan hubungan menggunakan media transmisi2. Multiplexing
Satu media digunakan oleh beberapa pasangan hubungan- Frequency multiplex Media pembawa : frekuensi
Beberapa kanal informasi ditumpangkan pada frekuensi tertentu. - Time Multiplex Beberapa informasi ditumpangkan secara bergantian pada suatu carrier / media tertentu.
* Ditinjau dari jenis media : 1. Media Non Fisis : Radio link, microwave link 2. Media Fisis : media transmisi yang dapat dilihat dan diraba secara fisik.
Ditinjau dari cara penempatannya, saluran fisik terdiri atas :1. Saluran Atas Tanah :
- Open Wire- Kabel berisolasi- Kabel koaksial- Kabel serat optik
2. Saluan Bawah Tanah- Kabel tanah tanam langsung
1
- Kabel Duck- Kabel Laut
* Ditinjau dari jumlah kawat dalam saluran : 1. Saluran Dua Kawat : * Tanpa repeater : - Jarak dekat - Dua arah * Dengan repeater : - Jarak jauh - Satu arah
2. Saluran Empat Kawat : - Jarak jauh
- Dua arah
Dengan pertimbangan bahwa :1. Peralatan switching hanya mempunyai 2 port / terminal
2. Saluran 2 kawat tetap lebih ekonomisMaka untuk transmisi jarak jauh, pada tempat tertentu yang membutuhkan
repeater, baru digunakan sistem 4 kawat.
Contoh :Berdasar spesifikasi saluran, repeater harus ditempatkan setiap
jarak 10 km, sehingga untuk hubungan / transmisi antara UP – Maros (30 km) dibutuhkan 2 repeater.
2
Pada titik sambung saluran 2 kawat dan saluran 4 kawat dibutuhkan hybrid set dan balancing network
V.2. HYBRID SET DAN BALANCING NETWORK
Untuk jarak yang jauh sinyal suara perlu diperkuat. Karena penguatan hanya dapat bekerja satu arah jadi ada bagian-bagian rangkaian dimana perlu perubahan dari sistem dua kawat ke sistem empat kawat.
Dalam setiap perubahan sistem dua kawat ke sistem empat kawat akan ada prinsip hybrid. Pada hybrid ini bisa terjadi “mismatched”, sehingga ada daya yang mengalir ke saluran yang salah. Adanya “kebocoran” ini, ditambah dengan adanya penguat-penguat bisa menimbulkan permasalahan baru yaitu echo dan singing.
Fungsi hybrid set dan balancing network :1. Memungkinkan penguatan untuk masing-masing jurusan2. Menghindari terjadinya refleksi daya yang disalurkan
3
Ket : ZBN = impedansi balansZo = impedansi karakteristik saluranZBN = Zo
L1 = L2
Aliran daya dari aknan ke kiri, dimana :N1 = Daya pada terminal (1-1)N2 = Daya pada terminal (2-2)N3 = Daya pada terminal (3-3) N4 = Daya pada terminal (4-4)
Penjelasan :1. Daya output penguat N4 akan terbagi menjadi N1 dan N2, dimana N1 = N2
karena : Z11 = Zo + ZL1
Z22 = ZBN + ZL2 Sehingga Z11 = Z22
2. Redaman antara terminal (4-4) dan (1-1) :
a4-1 = ½ ln (N4/N1) = ½ ln {N4/(0,5 N4}
= ½ ln 2 = 0,345 Np.Ketentuan CCITT : a4-1 ≤ 0,5 Np
3. Karena : N4 = N1 + N2
N1 = N2 dan L1 = L2
Maka : N1 dan N2 dikopelkan ke (3-3) dengan amplituda sama tetapi berbeda fasa 180º
4. Redaman antara terminal (4-4) dan (3-3) :a4-3 = ½ ln (N4/N3)
= ½ ln {N4/0} = ~ Daya yang disalurkan tidak ada yang kembali ke sumber / pengirim
→ Menghindari terjadinya refleksi daya
5. Besarnya penguatan total HS dan BN :Ktot = (N1/N4) (N4/N)
= ½ (N4/N) = N4/2N Jika amplifier punya penguatan K = 100x maka HS dan BN punya penguatan Ktot = 50x Analisis yang sama juga berlaku untuk aliran sinyal dari kiri ke kanan :
→ Memungkinkan penguatan untuk masing-masing jurusan.
4
* REPEATER 2 KAWAT
Sifat :
1. Aliran sinyal hanya ke satu arah 2. Kemungkinan gangguan relatif besar Gangguan oleh refleksi daya disebut “SINGING”, yaitu akibat
adanya kebocoran yang lebih besar, sehingga rangkaian berosilasi pada frekuensi tertentu. 3. Semakin banyak repeater, tingkat kestabilan semakin menurun → Jumlah repeater dibatasi4. Penyambungan potongan saluran / through connection dengan 2 kawat :
* REPEATER 4 KAWAT
Sifat : 1. Aliran sinyal dalam dua arah
2. Singing relatif kecil dan masih dapat diperkecil dengan “ECHO SUPRESSOR” Terdapat 2 type echo supressor : - Terminal echo supressor
- Intermediate echo supressor
5
3. Semakin banyak repeater, noise juga makin besar sehingga jumlah repeater dibatasi.
4. Tingkat kestabilan tidak dipengaruhi jumlah repeater 5. Through connection dengan 4 kawat :
Tingkat gangguan oleh echo ini ditentukan oleh intensitas dan delaynya. Semakin kuat echo dan semakin lama baru terdengar, terasanya semakin mengganggu si pembicara.
Rekomendasi CCITT, untuk delay (Δt) yang lebih besar dari 50 msec, jaringan sebaiknya dilengkapi dengan echo supressor yang dengan perkembangan teknologi meningkat menjadi echo conceller, yang berfungsi menghilangkan echonya.
TERMINAL ECHO SUPRESSOR / TES
IN
6
INTERMEDIATE ECHO SUPRESSOR / IES
Gambar. Echo dan singing pada rangkaian 4 kawat
7
Pada saluran empat kawat, keseimbangan saluran yang tidak sempurna disebabkan oleh energi signal yang ditransmisikan dari satu arah dan kembali ke arah yang lain. Sinyal yang direfleksikan ke talker end disebut talker echo sedangkan sinyal yang direfleksikan ke listener’s end disebut listener echo.
Redaman antara saluran 2 kawat dan 4 kawat dan sebaliknya adalah 3 dB. Total redaman dari saluran dua kawat ke yang lain adalah :
L2 = 6 – G4 dBDimana G4 adalah penguatan dari satu sisi dari saluran 4 kawat (yaitu gain total amplifier dikurangi total loss saluran).
Redaman yang melalui hybrid transformer dari satu sisi dari saluran 4 kawat k yang lain disebut transhybrid loss yaitu (6 + B) dB, dimana :
B = 20 log10 (N+Z) / (N-Z) dBZ adalah impedansi dari saluran 2 kawat dan N adalah impedansi dari balance network. B adalah bagian dari loss transhybrid yang mana terjadi impedansi yang tidak seimbang antara saluran 2 kawat dengan balance network dan disebut dengan balance return loss (BRL).
Redaman Lt dari echo yang berasal dari talker’s saluran 2 kawat adalah Lt = {3 – G4 + (B + 6) - G4 + 3} dB
= {2 L2 + B} dBDelay echo adalah :
Dt = 2 T4
Dimana T4 adalah delay dari rangkaian 4 kawat ( antara 2 terminal 2 kawat). Sedangkan redaman Lt dari echo listener’s saluran 2 kawat (relative terhadap sinyal yang langsung diterima) adalah :
Ll = {(B + 6) - G4 + (B + 6) – G4} dB = (2 L2 + 2 ) dB
Efek echo adalah berbeda untuk pembicara dan pendengar. Pada pembicara menyebabkan interupdari pembicaraan dan untuk pendengar terjadi pengurangan intelligibility dari pembicaraan yang diterima. Echo pada pembicara biasanya lebih bermasalah karena efek dari delay dan magnitude. Rangkaian yang lebih panjang, akan menyebabkan loss L2. Dimana dibatasi connection loss dapat bertambah untuk mengontrol echo, biasanya ketika round trip delay ( 2 T4 ) sebesar 40 ms. Delay ini dibutuhkan pada rangkaian antar pulau dan dalam pulau yang panjang sehingga sa ngat mungkin untuk loss pada transmisi menjadi rendah dan redaman echo yang tinggi. Sehingga untuk mengontrol echo digunakan echo supressor atau echo conceller.
Echo suppressor terdiri dari voice operator attenuator yang diletakkan pada salah satu bagian dari pengoperasian rangkaian 4 kawat pada sinyal pembicara pada bagian lain. Sedangkan pembicaraan adalah ditransmisikan dalam satu hubungan, transmisi pada hubungan yang berlawanan akan diredam, kemudian diinterupsi pada bagian echo yang disebut half echo suppressor pada setiap akhir rangkaian.
8
Untuk mengurangi efek echo, bagian sistem saluran empat kawat dengan rangkaian penguatnya diberi standard loss, sehingga echo yang mungkin timbul sudah kukupa kecil.
* KESTABILAN
Jika balance return loses dari terminal rangkaian 4 kawat rendah dan penguatan dari amplifier adalah tinggi, maka net gain diosenkitar loop mendekati nol dan suara akan terdengar.
Ls = 2 (B + 6 - G4) dBDimana Ls = net gain., sehingga Ls = 2 (B + L2) dB
Kondisi untuk kestabilan adalah Ls > 0dan L2 + B > 0, maka :G2 < B ( dimana G2 = - L2 )
Dalam prakteknya redaman dari singing path adalah sengaja dibuat lebih besar dari nol. Margin dan distorsi redaman disebabkan oleh echo ketika rangkaian terbuka untuk singing point. Snging point dari rangkaian adalah gain maksimum (S) (dari 2 kawat ke 2 kawat) tanpa producing singing.
Margin kestabilan adalah jumlah maksimum dari pertambahan gain (M), yang dapat sama atau simultan pada setiap hubungan transmisi. Bila L2 – 2M = 0. maka :
M = ( B + L2 ) dBKemudian stability margin adalah jumlah dari loss saluran 2 kawat dengan 2 kawat dan BRL.
Dalam prakteknya, kestabilan margin dengan M = 3 dB adalah Ls = 6 dB. Pada hubungan jarak jauh, biasanya diperlukan untuk menghubungkan sejumlah rangkaian 4 kawat. Ini memberi keuntungan untuk mengeliminate terminating dari interface antara saluran 4 kawat dibandingkan dengan hubungan nya dengan 2 kawat. Hubungan yang kompleks terdiri dari sejumlah rangkaian 4 kawat dengan 4 kawat / 2 kawat. Ini diperlukan untuk meyakinkan bahwa rangkaian komplet ini mempunyai kestabilan.
L2 = (4.0 + 0.5n) dBDimana L2 adalah overall loss (2 kawat to 2 kawat) dan n adalah jumlah dari rangkaian 4 kawat.
Contoh :Rangkaian 4 kawat mwmpunyai overall loss 1 dB dan balance return loss adalah 6 dB. Tentukan : a. Singing point
b. Stability marginc. Redaman dari echo pembicara dan pendengar
9
Jawab :a. Bila L2 = -B, maka Ls = 0
Jadi Singing point = + 6 dBb. M = B + L2 = 6 + 1 = 7 dBc. Lt = 2 L2 + B = 2 + 6 = 8 dB
Ll = 2 L2 + 2 B = 2 + 12 = 14 dB
V.3. PENGATURAN REDAMAN DALAM JARINGAN TELEPON
1. Kualitas informasi dalam jaringan telepon ditentukan oleh : - Intelligibility / kefahaman
- Clearity / kejelasan
2. Untuk mencapai hal tersebut maka pada : * Teknik penyambungan diusahakan : - Pelaksanaan cepat - Tidak terjadi refleksi
- Distorsi / radaman / noise minimum * Teknik penyaluran diusahakan : - Rugi saluran minimum - Distorsi / redaman / noise minimum
3. Redaman pada sistem telepon terdiri dari : a. Redaman Transmitter (mikrofon) b. Redaman receiver (loudspeaker) c. Redaman transmisi : - Saluran : Konstanta propagasi γ = ά + jβ
- Perlengkapan saluran Misal kutub 4 pasif seperti filter attenuator equalizer
Dari segi ekonomisnya diinginkan jarak antar langganan yang sejauh mingkin. Sebab semakin jauh jarak antara langganan-langganan yang dilayani oleh suatu sentral, semakin sedikit peralatan sentral yang diperlukan. Tetapi dalam praktek hal ini terbatas, karena saluran punya tahanan dan losses lainnya, yang membatasi jarak maksimum tanpa penguatan. Juga jarak maksimum langganan dari sentralnya. Dalam hubungan untuk interlokal dan interkontinental persoalan lebih ruwet lagi, karena sinyal telepon harus melalui beberapa sentral dan/atau pengulang (repeater).
Jadi harus ada standar loss untuk setiap bagian jaringan. Standar-standar ini berbeda sedikit-sedikit antara negara-negara.
10
* REDAMAN LOKAL EXCHANGE
Batasan redaman yang diizinkan tergantung kepada tingkat kefahaman yang diinginkan.
Untuk tingkat kefahaman 85 % :1. Sending Reference Equivalent SRE = 9 dB Transmit Reference Equivalent TRE = 9 dB2. Receive Reference Equivalent RRE = 3 dB3. Overall Reference Equivalent ORE = 26 dB
Junction atau trunk line dapat melalui beberapa sentral dan atau pengulang. Batas 26 dB adalah untuk jaringan yang paling dekat (junction antara dua sentral).
Untuk jarak komunikasi yang lintas nasionalatau internasional diberi batas maksimum 33 dB.
Standar loss ini mempengaruhi :- Ukuran kabel-kabel telepon yang digunakan- Radius maksimum daerah layanan sebuah sentral lokal- Jarak antara dan level penguatan stasiun-stasiun pengulang
Jadi standar loss ini pada akhirnya akan mempengaruhi harga dan kualitas suara. Standar-standar ini juga dapat berubah sesuai dengan peningkatan teknologi.
Redaman saluran adalah sebanding dengan panjang saluran / jarak tempuhnya. Sehingga pada komunikasi telepon dibutuhkan suatu batasan redaman bagi jaringan telepon, agar sinyal telepon yang sampai di tujuan masih dengan kefahaman yang memenuhi syarat :
11
Gambar. Persyaratan Redaman Jaringan telepon berdasarkan Rekomendasi CCITT
Ket. : A, B : pelanggan LE : Lokal Exchange TE : Trunk Exchange
Pada gambar diatas diberikan redaman dari jaringan telepon yang direkomendasikan oleh CCITT. Batasan yang direkomendasikan tersebut senantiasa ditinjau kembali setelah periode tertentu, disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Gambar. Hubungan tingkat kefahaman & level room noise yang merupakan redaman bagi sinyal dalam berbagai kondisi.
Ket. : p : room noise normalq : room noise dalam pesawat teleponr : room noise dalam kamar bicara telepon
12
* REDAMAN NATIONAL EXCHANGE
* REDAMAN PADA JAPANESE NETWORK
Dalam hubungan telepon, redaman dinyatakan dengan ORL (Overall Loudness Rating) yang diukur dengan membandingkan tingkat kebisingan suara yang diterima (dari eksperimen terhadap tingkat kesulitan adalah sekitar +5 db to + 15 dB) dengan yang standar (CCITT : Intermediate Reference Syatem)
Pada jaringan analog, sambungan 4 kawat mempunyai overal nominal loss menjamin kestabilan ketika komponen sambungan mempunyai losses yang kurang dari nilai nominalnya. Jika sebaliknya maka overall lossnya bertambah.
13
VI. MESSAGE ACCOUNTING /PERHITUNGAN PENTARIFAN
VI.1. PENGERTIAN UMUM
Biaya penyambungan terdiri dari :1. Biaya investasi
Initial cost yang dibebankan kepada pelanggan2. Biaya berlangganan - Bea tetap Sewa peralatan / perangkat yang dikhususkan bagi pelaksanaan - sambungan si pelanggan - Bea tidak tetap
Tergantung pada hubungan pembicaraan yang dilakukan si pelanggan.
Metode Pentarifan :* Pentarifan Lokal
Pertimbangan yang dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa setiap sambungan :1. Butuh peralatan teknis yang sama2. Butuh panjang saluran yang relatif sama3. Perbedaan hanya pada lamanya sambungan
Macam pentarifan lokal :1. Flate Rate Metering2. Unit Rate Metering
* Pentarifan Interlokal Pertimbangan yang dilakukan berdasar bahwa setiap sambungan mungkin berbeda dalam :
1. Kebutuhan peralatan teknis2. Jarak hubungan3. Lamanya sambungan4. Saat sambungan (siang/malam)
Macam pentarifan interlokal :1. Unit Rate Metering2. All Ticketing3. Multi Metering : Bulk Billing :
- Multi Metering pada akhir pembicaraan- Multi Metering selama berlangsungnya pembicaraan
14
VI.2. FLATE RATE METERING
Sifat :1. Terdapat 4 klasifikasi / kelompok pelanggan :
- Pribadi- Sosial → paling murah- Dinas- Bisnis → paling mahal
2. Untuk setiap kelompok terdapat pembayaran bea tetap3. Besarnya bea tidak tergantung pada :
- Banyaknya sambungan- Lamanya sambungan
4. Tidak ada batasan jumlah sambungan lokal→ Terdapat kecenderungan untuk melakukan sambungan
5. Bea sambungan tidak sesuai penggunaan6. Penyelenggaraan pentarifan relatif sederhana karena tidak perlu pencatatan
kecuali untuk hubungan interlokal harus ada pencatatan khusus.
VI.3. UNIT RATE METERING (LOKAL)
Sifat :1. Pentarifan tergantung pada jumlah panggilan yang berhasil.2. Sehingga bea bulanan punya 2 kemungkinan :
a. Sejumlah unit tetap dan unit rateb. Hanya berdasar unit rate
3. Pencatatan pada unit rate dapat secara :- Manual- Otomat, menggunakan alat pencatat berupa : kartu / ticket, punch card,
counter.
VI.4. UNIT RATE METERING (INTERLOKAL)
Sifat :1. Prinsipnya hampir sama dengan unit rate metering lokal, hanya disini
dengan mempertimbangkan :- Zoning- Lamanya hubungan
2. Pencatatan yang dilakukan meliputi :- No. Pemanggil- Wilayah dengan no. yang dipanggil- Saat sambungan- Lamanya sambungan
15
VI.5. ALL TICKETNG
Ket. : 1. Identificator 2. Identification relay repeater
3. Memory circuit 4. Register converter
5. Translator equipment
Penjelasan :1. Merupakan pencatatan otomatis yang dilakukan di sentral dalam bentuk
punched card, magnetic tape, dll.2. Data yang dicatat :
- DN number- PN dan DN yang dipanggil- Saat dan lamanya sambungan- Zone- Tarif
3. Guna menyederhanakan pencatat / peralatan, ada kalanya lama pembicaraan dibatasi.
4. Agar tarif jatuh pada pelanggan yang berhak maka dibutuhkan identifikator.5. Operation cost tinggi6. Identificator sering tidak berfungsi dengan baik, sehingga terjadi kesalahan
pentarifan → salah pencatatan / kurang reliable
VI.6. MULTI METERING / BULK BILLING
1. Merupakan pengembangan all ticketing2. Tidak diperlukan identificator karena pencatatan dilakukan oleh counter yang
terdapat pada masing-masing pelanggan.Counter ini ditempatkan pada berkas keluar sebelum MDF (Main Distribution Frame)
16
3. Pentarifan jatuh pada yang berhak→ Bandingkan dengan all ticketing
4. Terdapat 2 macam :a. Multi metering pada akhir pembicaraanb. Multi metering selama berlangsungnya pembicaraan
VI.6.1. MULTI METERING PADA AKHIR PEMBICARAAN
Ket : CM : Call MeterTZM : Time Zone MeteringTZS : Time Zone StorageRS : Route Selector
1. Pulsa-pulsa metering untuk mengerjakan CM dihasilkan oleh TZM yang dikontrol oleh TZS.
2. Pengiriman pulsa tersebut dilakukan setelah pembicaraan selesai. Selama itu LF/GS pelanggan tetap digrendel.
Kekurangan :1. Pada akhir pembicaraan tetap ada penggrendelan sampai pulse metering habis.
Hal ini akan menurunkan efisiensi alat switching karena terhalangnya pendudukan baru yang mungkin muncul.
2. TZM ditempatkan pada setiap junction sehinggan biaya mahal.3. Agar TZM sederhana, maka lama pembicaraan dibatasi.
→ Dilakukan pemutusan paksa.
17
VI.6.2. MULTI METERING SELAMA BERLANGSUNGNYA PEMBICARAAN / TIME PULSE METERING
Ket : 1. CM : Call Meter 2. REG : Register
3. TR : Translator4. MPG : Meter Pulse Generator5. PRG : Pulse Rate Generator
Lintasan / aliran signaling :A. Digit Dialing dari pemanggilB. Info zoningC. Info Periode PulseD. Pulsa pentarifan
Cara Kerja :1. Pulsa pentarifan dikirim oleh MPG ke CM.2. Interval pulsaa diatur oleh PRG berdasarkan info zoning yang dikirim oleh
register / translator3. Info zoning ini tergantung kepada PN tujuan, sesuai pulse dialing
pemanggil.
Terdapat 2 cara :1. Time Metering
Yang dihitung hanya lama pembicaraan sedangkan jarak tidak .Bentuk ini dipakai di wilayah yang sempit.
2. Time Zone Metering
18
Periode pulsa tergantung :- Jarak hubungan- Jumlah sentral transit / alat switching yang dipakai Jumlah pulsa tergantung lamanya sambungan
Kelebihan :1. Pencatatan dimulai pada saat sambungan terbentuk dan berakhir pula saat
pembicaraan selesai.→ hemat waktu
2. Begitu hubungan selesai, maka semua alat switching dibubarkan→ Efisiensi penggunaan alat sambung
3. Tidak membutuhkan TZS.4. Tidak perlu identifikasi pelanggan5. Pencatatan selalu jatuh pada pelanggan yang berhak. 6. Metering pulse dapat berupa : - Pulse DC
- Pulse AC (out of band frequency)
VI.7. ZONING
1. Proses zoning membantu pentarifan dalam menentukan interval pulsa, berdasar jarak sambungan yang dilaksanakan.
2. Jarak sambungan tidak diukur secara eksak, akan tetapi berdasarkan klasifikasi zoning.
Terdapat 3 klasifikasi zoning :- Zoning halus- Zoning sedang- Zoning kasar
* Zoning Halus :1. Jarak hubungan diukur antar sentral lokal, sehingga paling teliti 2. Alat zoning / metering ditempatkan disentral lokal 3. Peralatan zoning / metering berjumlah besar
→ Biaya relatif mahal 4. Peralatan zoning harus menerima semua PN dari sentral lokal tujuan
19
→ Lebih rumit
* Zoning Kasar :1. Jarak hubungan diukur antar sentral tingkat paling tinggi (RC)2. Jumlah peralatan zoning / metering relatif kecil3. Tidak menggambarkan jarak yang sebenarnya4. Hanya cocok digunakan untuk hubungan international.
* Zoning Sedang :1. Jarak hubungan diukur antar sentral toll (TC) atau sentral primer (PC) 2. Alat zoning / metering ditempatkan pada TC / PC3. Jumlah peralatan zoning / metering lebih sedikit dibanding pada zoning halus
→ Biaya relatif murah4. Lebih menggambarkan keadaan sebenarnya dibandingkan zoning halus5. Peralatan zoning / metering lebih sederhana dibanding zoning halus6. Cara ini paling banyak dipakai7. Adakalanya pentarifan juga dengan membedakan waktu sambungan : - Pagi, siang, malam - Hari libur / kerja
SEJARAH PERKEMBANGAN
20
SENTRAL / EXCHANGE
TDTS : Time Division Time SharingW dan SPL : Wired & Stored Program Logics
21
III. MANUAL EXCHANGE
III.1. BAGIAN UTAMA DARI MANUAL EXCHANGE
* Peralatan dalam sentral manual terdiri dari :1. Milik Sentral2. Milik Pelanggan :
a. Terdapat dirumah pelanggan (pesawat telepon)b. Terdapat disentral
3. Exchange line / saluran pelangganBerfungsi menghubungkan pesawat pelanggan dengan sentral.
* Peralatan milik sentral :1. Cord circuit, terdiri dari :
- Calling plug- Called plug- Rele LB- Called line lamp→ jumlah cord circuit = jumlah pasang pembicaraan sesaat
2. Perangkat operator, terdiri dari :- Operator’s head set- Signal generator- Ring key- Speak and ring plug- Rele LB- Answer lamp
* Peralatan milik pelanggan :1. Terdapat dirumah pelanggan :
- Hand set (mikrofon and loudspeaker)- Bel- Cradle switch
2. Terdapat disentral :- Calling line lamp- Rele L- Answer jack
Catatan :- Main Distribution Frame / MDF
Panel yang merupakan titik sambung berkas saluran keluar dengan sentral- Intermediate Distribution Frame / IDF : sub. MDF
22
IV. STEP BY STEP EXCHANGE
Sxs exchange merupakan sentral otomat pertama.Ditemukan / didesain oleh srowger dengan selectornya yang berbentuk bidang silinder.Strowger switch punya 2 arah pergerakan : radial dan vertical.
Bangku kontak tersusun sehingga membentuk bidang silinder dengan :- Jumlah bangku kontak 175- Setiap baris punya 25 kontak- Terdapat 7 baris : I, II, …
Untuk mencapai bangku kontak 110, maka garakan wiper : - sentral : 5- rotasi : 10
Keith mengembangkan : - Sxs pre selector - Sxs dengan line finder
IV.1. SXS EXCHANGE DENGAN PRE SELECTOR
Contoh : Kapasitas sentral : 100 pelanggan, cord circuit : 15 buah
Sifat Khusus :1. Exch. Line mencari cord circuit yang bebas2. Jumlah pre selector = jumlah exch. Line3. Jumlah bangku kontak pada PS = Jumlah cord circuit4. Jumlah FS = Jumlah cord circuit5. Jumlah bangku kontak pada FS = jumlah exchange line
23
Bagian Utama Sxs Exchange dengan Pre Selector :1. Tahap Pere Selector :
- Satu bangku kontak dengan 6 posisi- Prosesor Pr. A.- Rele : L , K, DT, M, B dan LA- Motor DM : Penggerak wiper PS- Signal Generator
2. Tahap Final Selektor- Satu bangku kontak dengan 6 posisi- Prosesor Pr. B.- Rele : H, RG, F, BT dan LB- Motor DM : Penggerak Wiper Fs
3. Panel MDF / IDF : Titik sambung exchange line4. Satu exchange line
24
5. Tahap Group selektor ( bila dibutuhkan ? )
IV.2. SXS EXCHANGE DENGAN LINE FINDER
Contoh : Kapasitas sentral : 100 pelanggan, cord circuit : 15 buah
Sifat Khusus :1. Exch. Line mencari cord circuit yang bebas2. Jumlah pre selector = jumlah exch. Line3. Jumlah bangku kontak pada PS = Jumlah cord circuit4. Jumlah FS = Jumlah cord circuit5. Jumlah bangku kontak pada FS = jumlah exchange line
Bagian utama Sxs exchange dengan line finder :1. Tahap line finder :
- Satu bangku kontak dengan 6 posisi
25
- Prosessor- Rele- Motor DM / allotter : penggerak wiper LF- Signal generator
2. Tahap final selector3. Panel MDF / IDF4. Satu exchange line5. tahap group selector (bila dibutuhkan)
IV.3. FASILITAS PADA SXS EXCHANGE
1. Hunting Systema. Merupakan fasilitas bagi kelompok pelangga dengan sejumlah
exchange line yang bernomor sama. Kelompok pelangg tsb dapat berupa :
- pelanggan langsung- extension dari suatu pabx.
Ket : PSTN : Public Switch Telephone Network A, B : Pelanggan PSTN C, D : Extension, pelanggan PABX
b. Realisai teknisnya dilaksanakan melalui posisi 4 bangku kontak ps dari pelanggan ybs.
Jika dimisalkan saluran hunting yang tersedia adalah 6,maka pendeteksian sal dilakukan sebagai berikut:o potensial negatif : saluran pertama (1) o potensial : saluran terakhir (6)o kondisi open : sal .(2) s/d sal (5)
26
c. PenjelasanBila wipper ps. Sampai pada bangku kontak pelanggan tujuan dilakukan test pada posisi 3-nya.Jika bebas, proses berlanjut ke posisi 4 untuk hunting.Sekiranya wiper hunting mencapai 3. kontak dalam keadaan :- : sal 1 .bila sal 1 bebas langsung diduduki , tetapi bila sibuk wipper bergerak terus mencari 3. kontak yang bebas- : sal terakhir
sal ini diduduki dan posisi –3 otomatis . pertanda tidak ada lagi sal, yang bebas.
2. Night Service
Ket : 1, 2, 3, 4, 5, 6, : PABX , Extension PABX A, B : piket
27
1. Pada umumnya PABX dilengkapi dengan fasilitas night service yakni pelayanan yang baru difungsikan diluar jam kantor.
2. Untuk hal tersebut sebelum meninggalkan tempat depat menghubungkan salah satu exch line dengan extension tertentu . mis piket.
3. Dengan demikian setiap pembicaraan yang akan masuk , secara otomatis akan tersambung ke piket.
3. Parked1. Parked merupakan fasilitas yang secara otomatis akan berfungsi bila setelah
jangka waktu tertentu, pelanggan yang angkat handset tidak mengikutinya dengan pemutaran piringan pilih.
2. Dalam keadaan praktis berarti :Pelanggan tidak meletakkan handset dengan baik sangat terdapat lintasan tertutup melalui rele l,akan menyebabkan :- prosesor Pr . A : kerja- prosesor Pr . B : siap menunggu informasi dialing.
3. Bila setelah jangka waktu itu , digit yang ditunggu tidak juga dikirim , maka rele PK kerja , kontak PK pindah posisi
→ Motor DM dan alloter tidak dapat difungsikan.4. Bila si pelanggan betul akan melakukan panggilan, maka allotter motor
DM tidak dapat kerja Kondisi mula baru dapat diperoleh, setelah rele PK dijatuhkan oleh op
sesuai laporan pelanggan.
4. Temporary Out of ServiceSituasi yang menyebabkan pelanggan tidak dapat mengadakan pembicaraan karena : - Non Paymen- NoisyDalam keadaan demikian bila ada panggilan yang datang, maka kepada dikirim sumber ungbtainable tone (nada n.u).
28
V. CROSSBAR EXCHANGE
Prinsip berupa Matriks dengan :1. Inlet : 10 – 74 baris
Outlet : 10 – 20 kolom2. Penggerak :
Magnet Seleksi untuk BarisMagnet Jembatan untuk Kolom
3. Titik Potong Vertikal dan Horisontal disebut CROSSPOINT( Max : 1480 )
29
V. 1. Bagian Utama Crossbar Exchange
1. Tahap Konsentrasi :Saat memanggil / menghubungi exchange line dengan originator junktor (OR.J), saat dipanggil menghubungkan exchange line dengan terminating junktor (T. J).
2. Tahap InterkoneksiTerdiri dari Matriks C, D dan E.Fungsinya : Menghubungkan Inlet dan OutletInlet : Originating Junctor (OR J). / Incoming Junctor (I.J)Outlet : Terminating Junctor (T.J) / outgoing Junctor (O.J)
3. Tahap RegisterTerdiri dari Matriks F dan GTahap F : Menghubungkan OR.J dengan O.R.Tahap G : Menghubungkan I.J dengan Incoming Register (I.R)
4. Register / Translator / Marker5. Jumlah Pelanggan : 60, dibagi dalam 6 seksi
V.2. Lintasan Hubungan Pembicaraan
1. Hubungan Intern :Pemanggil dan yang dipanggil berada dalam sentral yang samaMis : A → B , C → D , E → FLintasan pembicaraan :Exchange line Exchange line → konsentrasi AB → Originating junctor (OR.J) → F → Originating Register (O.R) → Translator / marker → O.R. → F → OR.J → Interkoneksi CDE → Terminating Junctor (T.J) → Konsentrasi AB → Exchange line konsentrasi AB → Originating junctor (OR.J) → F → Originating Register (O.R) → Translator / marker → O.R. → F → OR.J → Interkoneksi CDE → Terminating Junctor (T.J) → Konsentrasi AB → Exchange line
2. Hubungan Outgoing :Pemanggil berada dalam sentral, yang dipanggil berada disentral lainMis : C → E , D → ALintasan pembicaraan :
30
Exchange line → konsentrasi AB → Originating junctor (OR.J) → F → Originating Register (O.R) → Translator / marker → O.R. → F → OR.J → Interkoneksi CDE → Outgoing Junctor
3. Hubungan Incoming :Pemanggil berada disentral lain, yang dipanggil berada didalam sentralMis : F → D , A → CLintasan pembicaraan :Junction → Incoming Junctor (I.J) → G → Incoming Register (I.R)→ Translator / marker → I.R → G → I.J → Interkoneksi CDE → T.J → Konsentrasi BA → Exch. Line
4. Hubungan Transit :Pemanggil dan yang dipanggil berada dalam sentral yang lain yang berbeda. Sentral yang ditinjau hanya sebagai penghubung.Mis : A → E , F → BLintasan pembicaraan :Junction → Incoming Junctor (I.J) → G → Incoming Register (I.R)→ Translator / marker → I.R → G → I.J → Interkoneksi CDE → Outgoing Junction (O.J)
31
VI. SEMI ELECTRONICS EXCHANGE
Untuk sentral dengan kapasitas besar, dituntut / diusahakan :- High speed operation- Low cost- Large capacity data store
Guna mencapai hal tersebut, diselenggarakan proses kerja berdasar :1. Time Division
Proses pelayanan yang dilakukan sedemikian rupa dimana perangkat switching digunakan secara bergantian → sistem antrian
2. Space DivisionProses pelayanan yang dilakukan sedemikian rupa dimana perangkat switching digunakan secara bersamaan → efisiensi waktu
3. Time Division Time SharingProses pelayanan ynag dilakukan sedemikian rupa sehingga perangkat switching dimanfaatkan secara bersamaan ditinjau dari peralatan maupun waktunya sesuai kebutuhan. → Efisiensi sistem dan waktu, pelayanan semakin cepat
Pada semi electronics exchange :- Alat sambung / switching : non-electronocs (mekanis : rele)- Alat kontrol : electronics (transistor)
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih, berikut ini akan diberikan contoh / realisasi kontrol elektronics :1. Time Division Scanning :
Perangkat / cara kerja pendeteksian dari pelanggan yang minta sambungan→ New call detection oleh Common processor
2. Time Division Time SharingPerangkat / cara kerja dari register yang dalam saat yang sama dapat melayani / menyimpan / mengolah :
- Informasi / data / instruksi masuk- Informasi / data / instruksi keluar
VI.I. PERANGKAT TIME DIVISION SCANNING
1. Terdapat 210 = 1024 exchange line, masing-masing punya line address (L.A) yang terdiri dari 10 digit
32
→ Kapasitas sentral2. Address generator / line address yang terdiri 10 digit, terhubung :
a. Processor : 10 digitb. Line data store : 7 digitc. Gate G2 : 4 digitd. Gate G1 : 3 digite. Gate G3, G5 dan G7 : 3 digit
3. Common Processor4. Setiap Common Processor mempunyai 16 G2
Masing-masing diidentifikasi oleh 4 digit : digit ke 1, 2, 3 dan 45. Setiap Gate G2 mempunyai :
- 8 Gate G1, masing-masing diidentifikasi oleh 3 digit : digit ke 5, 6 dan 7- 8 kawat mk- 8 inverter- 8 transitor (Tr.2, Tr.4 dan Tr.6)
6. Setiap pasangan (Tr.2, Tr.4 dan Tr.6) mempunyai :- 8 transistor (Tr.1, Tr.3 dan Tr.5)- 8 exchange line- 8 gate (G3, G4, G5, G6), masing-masing diidentifikasi oleh 3 digit : digit
ke-8, 9 dan 10.
Diagram Pohon :
VI.2. PERANGKAT REGISTER UNTUK TDTS
1. Empat kawat pada incoming registerKawat ini berasal dari tahap OR.J pada crossbar exchangeTerdiri dai :a. Kawat DB
33
Bila rangkaian bistable DB punya out = 1, artinya arus IE mengalir, maka IC
akan mengerjakan rele DB yang menuju ke interface switchb. Kawat P
Bila pada pihak PR.J ground, akan menyebabkan r.1 kerjac. Kawat L (2 buah)
Kedua kawat ini membentuk loop, dan bila arusnya mengalir arus tersebut akan mengakibatkan Tr.2 kerja.Arus ini selanjutnya merubah potensial kolektor dari +V → ground (1 → 0), sehingga level salah satu input dari interface gate berubah.
2. Empat kawat pada outgoing registerKawat ini akan menuju tahap OR.J. pada crossbar exchangeTerdiri dari :a. Kawat Lo ( 2 buah)
Bila reed rele A kerja, kontaknya tutup, terbentuk lingkaran melalui kedua kawat Lo.
→ Informasi terkirim ke OR.J.b. Kawat Po
Jika transistor Tr.3 dialiri arus, maka Tr.4 saturasi sehingga tegangan kolektornya berubah : +V → ≈
Akibat : kawat Po di (tanda sibuk)
3. Rangkaian Bistable yang ada :a. Bistable DB
Data yang masuk / berasal dari OR.J akan menyebabkan bistable DB On, sehingga data terkirim menuju interface switch.
b. Bistable dialing tone dan number unobtainableMengontrol kerja dari switch sehingga sesuai kebutuhan dapat dilakukan pengiriman :- Dialing tone : d.t- Number unobtainable : n.u.t
c. Bistable A : untuk mengerjakan reed relay Ad. Bistable Po : untuk mengerjakan transistor Tr.3 dan Tr.4.e. Bistable mk : untuk memberi mark ( ) kawat mk.
4. Simbol Aktifitas :
34
5. Aktifitas ini berlangsung pada setiap tahapan switching.Misal : pada crossbar exchangeSesuai tahapan switchingnya, maka konfigurasi MP dapat diklasifikasikan atas :a. Basicb. Series Divisionc. Series and Paralel Space Divisiond. Series Space and Parallel Time Division
PENJELASAN :
35
VII. SENTRAL FULL ELEKTRONICS /SENTRAL DIGITAL
VII.1. BAGIAN UTAMA
Ket : LTG : Line Trunk GroupSN : Switching NetworkCP : Coordination ProcessorSL : Saluran Luar
VII.2. LINE TRUNK GROUP
Fungsinya : merupakan interface antara saluran luar dengan SN.
LTG dapat dibedakan atas :1. LTG A
Digunakan bila saluran luar merupakan :a. Pelanggan analog yang mungkin berupa pesawat telepon rotary dial, telepon
coin, grup PBXKapasitas maksimum adalah 256 sirkit pelanggan
b. Trunk analog yang menghubungkan 2 sentral dalam satu wilayah lokal dengan kapasitas maksimum 96 sirkit
2. LTG BLTG B digunakan bila saluran luar berupa :a. Saluran digital yang terhubung maksimum ke 60 DSB (Digital Switch
Board). Masing-masing DSB punya 2 saluran pelanggan (aktif / standby)b. Sistem tansmisi digital yang dihubungkan melalui DIC (Digital Interface
Concentrator)
3. LTG C
36
Digunakan bila saluran luar berupa :a. Sistem transmisi digitalb. Trunk analog melalui PCM multiplexer
4. LTG DLTG D digunakan bila saluran luar berupa :a. Sistem transmisi digitalb. Trunk analog melalui PCM-Mux dengan :
- Common Channel Signaling CCITT No.7- Signaling No.5 dengan / tanpa echo suppressor- Signaling R.2 dengan echo suppressor
Blok Diagram LTG :
Ket : SU : Signaling UnitGS / SPMX : Group Switch / Speech MultiplexerGP : Group ProcessorLIU : Line Interface UnitLTU : Line Trunk Unit, yang dapat terhubung ke :
- Subscriber line unit- Trunk circuit- Digital Interface Unit untuk PCM
Penjelasan :
37
1. Signaling Unit : Membangkitkan audible tone ataupun arus AC yang diperlukan untuk pengebelan.
2. GS : Menyambungkan beberapa saluran transmisi untuk membentuk rangkaian panggilan dan membantu menghubungkannya dengan SU.
3. GP : Merupakan suatu microprocessor yang mengontrol setiap keadaan yang terjadi dalam LTG.
4. LIU : Meneruskan saluran 8 mbit/det dari GS / SPMX menuju SN5. LTU : Berfungsi untuk matching antara saluran telepon / trunk dengan LTG
VII.3. SWITCHING NETWORK
Dari 3 jenis penyambungan yang digunakan pada jaringan penghubung digital - Space Switch- Time Switch- Combination Switch
* SPACE SWITCH
Keterangan :1. Space Switch pada dasarnya berupa matriks dengan orde (N x N), dimana
masing-masing crosspoint adalah suatu gerbang elektronik.Masing-masing crosspoint dikontrol oleh memory yang menentukan jalan masuk / incoming highway dan jalan keluar / outgoing highway.
38
2. Beberapa PCM-Word pada incoming highway dapat disambungkan ke outgoing haighway tanpa merobah time slot.
3. Crosspoint pada jaringan penghubung tersebut berupa AND-GATE.Setiap time slot pada incoming highway akan melalui AND-GATE ini.
4. Satu pintu AND (AND-GATE) dapat menyambungkan 8000 kali/detik.Dengan demikian pada putaran penuh, ke-empat time slot akan lewat 8000 kali/detik.
5. Pengoperasian urutan ON-OFF pintu / gerbang AND pada setiap kolom matriks dilakukan oleh kontrol memori, sedangkan kontrol address dalam memori akan bekerja bila AND-GATE dalam keadaan ON sesuai dengan incoming highway yang tersambung.
Contoh : Incoming highway terdiri dari 3 jalur, masing-masing mempunyai 4 kanal.→ total = 12 kanalPenyederhanaan konfigurasi diatas :
* TIME SWITCH
39
Keterangan :1. Beberapa PCM-Word yang menempati time slot tertentu pada jalur dari
incoming highway, akan disambungkan sedemikian rupa sehingga pada outgoing highway PCM-Word tersebut menempati time slot berbeda tetapi pada jalur yang sama.
2. Proses addressing dilakukan oleh 2 buah sakelar putar.Sakelar putar pada outgoing highway akan dikendalikan oleh control memory.
3. Sampling rate : 8000Hz→ Setiap detik terkirim 8000 PCM-Word Periode sampling : 125 μdetik
4. Penyederhanaan :
5. Tujuan dari time switch :Mempersiapkan susunan / urutan PCM-Word agar pada saat diproses oleh space switch akan berada pada outgoing highway yang diinginkan.
40
6. Apa tujuannya berpindah jalur ?Penjelasan :- Konfigurasi switchnya berdasar matriks sehingga mirip crossbar switch.- Dengan demikian bila exchange line pada seksi 1 akan melakukan
hubungan :a. Intern : C(atas) → D(atas) → E(atas) C(atas) → D(tengah) → E(tengah)b. Outgoing : C(atas) → D(tengah) → E(tengah)
C(atas) → D(tengah) → E(tengah)C(atas) → D(tengah) → E(tengah)
* COMBINATION SWITCH
41
Note :- Incoming highway / outgoing highway : 4 jalur- Masing-masing jalur punya 4 kanal
→ Total = 16 kanalKeterangan :
1. Karena beroperasi pada kecepatan tinggi, maka switch dapat menyambungkan PCM-Word yang berasal dari time slot pada beberapa jalur incoming highway, menuju ke time slot lain pada beberapa jalur keluar.
2. Hal tersebut dilakukan dengan cara multipleks, dimana jalur dari multipleks ke memori data mempunyai kecepatan 4 kali kecepatan pada incoming highway.
3. Selanjutnya demultiplekser membagi PCM-Word tersebut ke 4 jalur outgoing highway seperti semula.
4. Pada prinsipnya combination switch sama dengan time switch, sehingga PCM-Word pada incoming highway dapat disambungkan ke sebarang time slot pada sebarang jalur di outgoing highway.
VII.4. SIMBOL SS, TS dan STS
42
* Simbol Space Switch (SS)
Ket : a : Jumlah time slot tiap jalurm : Jumlah jalur masuk n : Jumlah jalur keluarm = n atau m ≠ n
* Simbol Time Switch (TS)
Ket : a : Jumlah time slot pada jalur masukb : Jumlah time slot pada jalur keluara = b atau a ≠ b
* Simbol Combination Switch (STS)
Ket : a : Jumlah time slot tiap jalur masukb : Jumlah time slot tiap jalur keluar m : Jumlah jalur masukn : Jumlah jalur keluara = b atau a ≠ bm = n atau m ≠ n
VII.5. JARINGAN PENGHUBUNG DIGITAL
43
Komponen jaringan penghubung digital sedangkan kombinasi yang umum dari komponen tsb adalah ST. walaupun pada hakekatnya tergantung pada konseo sistem penyambungan maupun kapasitas sentral. Berikut ini akan dibahas jaringan penghubung dengan konfigurasi Time-Space-Time.
Tingkatan Kapasitas Jaringan Penghubung
Sentral TransitSistem Analog
Sistem PCM
Sentral Lokal
Tingkatan Kapasitas
Jlh. sal. / Trunk Group
Jlh. TrunkAntar
Sentral
Jlh. TrunkDlm sist.
PCM
Jumlah Pelanggan
Jlh. TrunkAntar
SentralD.E 3 15 1920 60 3.000 300D.E 4 63 8.064 252 12.000 1.200D.E 5 504 64.512 2.016 100.000 10.000
44
VII.6. PERENCANAAN MODUL
VII.7. PERENCANAAN SN
Yang dimaksud perencanaan disini adalah penentuan jumlah dan konfigurasi modul dalam jaringan penghubung.
VII.8. PERENCANAAN SN BAGI SUATU JARINGAN PENGHUBUNG UKURAN DE 4
45
Note : Pada sentral kapasitas besar, beberapa tahap SN dapat terhubung secara paralel. Mis : SN0, SN1, SN2, SN3Jalan masuk dan jalan keluar terhubung ke LTG
46
VII.9. COORDINATION PROCESSOR
Fungsi utama :1. Call Processing2. Operating and Maintenance (O & M)3. Safe guard
* CALL PROCESSING
Dalam fungsinya memproses panggilan, maka CP melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengevaluasi data2. Membangkitkan sinyal kontrol3. Menterjemahkan digit routing / zoning4. Menyelidiki keadaan saluran
* OPERATING & MAINTENANCE
Tugas dalam melaksanakan fungsi O & M adalah :1. Membuka / menutup saluran pelanggan2. Mengembangkan routing / zoning / kelompok trunk3. Menentukan beban panggilan / call charge dan lalu lintas data pengukuran4. Menguji / testing peralatan5. Diagnose alarm, sebagai petunjuk terjadinya gangguan.
47
* SAFE GUARDING
1. Mencari / memblokir peralatan yang mendapat gangguan2. Merubah status beban lebih menjadi siaga / standby3. Memberi peringatan sekiranya ada gangguan.
48
49