Jamkesmas

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang- Undang Nomor 23/ 1992 tentangKesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 1 Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin mahal. 1 Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintak 1

Transcript of Jamkesmas

Page 1: Jamkesmas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/

1992 tentangKesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat

berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.1

Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari

indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka

kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000

kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan

tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih

besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan

kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin

mahal. 1

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan,

sejak tahun 1998 pemerintak melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan

kesehatan penduduk miskin. Pada tahun 2005 pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin diselenggarakan dalam mekanisme asuransi kesehatan yang

dikenal dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin/Askeskin. Atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan,

peningkatan mutu, transparansi, dan akuntabilitas dilakukan perubahan

mekanisme pada tahun 2008 yang dikenal dengan jaminan kesehatan

masyarakat. Bila masih ada masyarakat yang miskin dan perlu pengobatan dan

terapi tidak terdaftar dalam kuota Jamkesmas maka menjadi tanggung jawab

pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan pengelolaanya mengikuti mekanisme

1

Page 2: Jamkesmas

Jamkesmas (SE 028/MENKES/2009) dengan menberikan jaminan kesehatan

masyarakat daerah/jaminan kesehatan daerah.

Jamkesmas adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2008) program jamkesmas pada dasarnya adalah upaya

penyempurnaan program askeskin yang telah berjalan 4 tahun khususnya

dalam hal ketepatan sasaran. 2

Beberapa masalah selama pelaksanan jamkesmas , jamkesmasda/jamkesda

masih banyak ditemui sehingga manfaat yang dirasakan belum optimal. 1

2

Page 3: Jamkesmas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PENGERTIAN JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA

Jamkesmas merupakan singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat dan

merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses

dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan

sehingga tidak ada lagi maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan

kesehatan karena alasan biaya. 3

Jamkesmasda merupakan tanggung jawab pemerintah Kota bagi

masyarakat miskin yang membutuhkan pengobatan tetapi tidak terdaftar

dalam kuota Jamkesmas, yang pengelolaannya mengikuti mekanisme

Jamkesmas.

II.2 TUJUAN DAN SASARAN JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA

Tujuan umum :

Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin

dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien. 4

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat

pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit.

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 4

Sasaran :

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai

jaminan kesehatan lainnya. 4

3

Page 4: Jamkesmas

II.3 TATA LAKSANA KEPESERTAAN

Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa

ketentuan umum yang antara lain : 4

1) Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu

selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan

memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

2) Jumlah sasaran peserta program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta

Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari

data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar

penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes Kesehatan

RI (MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes

membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota.

3) Berdasarkan kuota/kota sebagaimana butir kedua di atas, bupati/walikota

menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/kota dalam satuan jiwa berisi

nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/walikota.

Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/walikota

melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung

jawab Pemda setempat.

4) Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap

dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang

sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen

elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada :

a) PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan

didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan.

4

Page 5: Jamkesmas

b) Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta

Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan,

monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan

analisis.

c) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas

Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi dan bahan

analisis.

d) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas

Provinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaa,

monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan.

e) Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional,

bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah

sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta

pengawasan.

5) Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan

nama, masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses

penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat

Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang

bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh

bupati/ walikota.

6) Bagi pemerintah kabupaten/kota yang belum menetapkan jumlah, nama

dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai

dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut

sampai dengan penertbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu

peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu

tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran

masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan

kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah setempat.

5

Page 6: Jamkesmas

7) Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang

pencetakan blanko, entry data, penertbitan dan distribusi kartu sampai ke

peserta menjadi tangung jawab PT Askes (Persero).

8) Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum

tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan

penarikan kartu peserta.

9) Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti

gelandangan, pengemis, anak terlantar, karena sesuatu hal tidak terdaftar

dalam surat keputusan bupai/ walikota, akan dikoordinasikan oleh PT

Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya.

10) Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi

peserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung

hilang hak kepesertaanya. 4

BAGAN 1

Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta JAMKESMAS Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmasda terdapat beberapa

ketentuan umum yang antara lain : 4

1. Bagi masyarakat miskin yang tidak terdaftar dalam Kuota Jamkesmas yang

membutuhkan pengobatan terapi

6

Page 7: Jamkesmas

2. Setiap peserta Jamkesmasda wajib memiliki identitas berupa kartu

Jamkesmasda bukti sah atas hak peserta untuk memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kartu Jamkesmasda sebagaimana yang dimaksud tercantum nama, nomor dan

status peserta, tanggal lahir,alamat, pemberi pelayanan kesehatan serta masa

berlaku kartu.

Kartu

Bagan 2

Alur registrasi kartu JAMKESMASDA

II.4 PELAYANAN KESEHATAN

4.1 Pelayanan Jamkesmas

1. Setiap peserta Jamkesmas berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang

meliputi :

7

PT. ASKES

MASKIN

Pemda Kota bagian Kesra

Lurah dan Camat

RT

Page 8: Jamkesmas

a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

b. Pelayanan Rawat inap tingkat pertama (RITP)

c. Pelayanan pertolongan persalinan

d. Pelayanan gawat darurat

e. Pelayanan Rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL)

f. Pelayanan Rawat inap tingkat lanjutan (RITL)

2. Pelayanan kesehatan dalam program ini adalah menerapkan pelayanan

berjenjang berdasarkan rujukan dan berdasarkan wilayah pukesmas.

3. Perawatan rawat jalan tingkat pertama dinerikan di Pukesmas dan

jaringannya, perawayatan tingkat lanjutan diberikan di Rumah Sakit yang

bekerjasama dengan pemerintah daerah.

4. Pelayanan diberikan di Pukesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas 3 di

Rumah sakit Pemrintah dan Rumah Sakit Swasta yang bekerjasama dengan

pemerintah daerah. (Dinas kesehatan kota Jambi)

5. Pada keadaan gawat darurat seluruh pemberi pelayanan kesehatan (PPK)

wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun tidak sebagai PPK

jaringan Jamkesmas sebagai sebagian dari fungsi sosisal PPK, selanjutnya

PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan Jamkesmas untuk penangan

lebih lanjut.

6. Pelayanan obat di Pukesmas beserta jaringanya dan di rumah sakit dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmas adalah obat pelayanan

kesehatan dasar (PKD) yang tersedia di Pukesmas dan jaringannya.

b. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmas di rumah sakit adalah obat

dan habis pakai di Rumah Sakit mengacu pada Formularium obat

Jamkesmas

c. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaimana dimaksud

pada huruf a maka pemenuhan kebutuhan obat masih dapat mengajukan

permintaan Buffer Stock yang ada di Provinsi

8

Page 9: Jamkesmas

d. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaima dimaksud pada

huruf b maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui

koordinasi dengan Dinas Kesehatan

e. Pemberiaan obat untuk pasien Rawat Jalan tingkat pertama (RJPP) dan

Rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) diberikan selama 3 hari kecuali untuk

penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 hari sesuai

dengan ketentuan medis

f. Instalasi Farmasi atau Apotik dapat mengganti obat sebagaimana

dimaksud pada huruf b dengan obat-obatan sejenis dan harganya sepadan

dengan sepengetahuan dokter penulis resep.

g. Pada kasus-kasus diagnosis sederhana dokter yang memeriksa harus

mencantumkan nama jelas serta menandatangani berkas pemeriksaa

(Resume Medik)

h. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang komplek harus dicantumkan

nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh Komite Medik

Rumah sakit

i. Pembayaran pelayanan kesehatan mengacu pola tarif paket jamkesmas

(INADRG)

j. Vertifikasi pelayanan di pukesmas dilaksanakan oleh tim pengelola

Jamkesmas Kota Jambi.

k. Vertifikasi pelayanan jamkesmas di rumah sakit dilaksaanakan oleh

pelaksana vertifikasi Indepent.

l. Pesereta tidak dikenakan biaya termasuk menebus resep obat di Apoti

Rumah sakit.

m. Dokter dilarang memberikan resep obat, bahan medis habis pakai dan

vaksin kepada peserta untuk di beli pada Apotik di luar Rumah Sakit.

4.2 Pelayanan Jamkesmasda

Setiap peserta Jamkesmasda berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi:

a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

9

Page 10: Jamkesmas

b. Pelayanan Rawat inap tingkat pertama (RITP)

c. Pelayanan pertolongan persalinan

d. Pelayanan gawat darurat

e. Pelayanan Rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL)

f. Pelayanan Rawat inap tingkat lanjutan (RITL)

1. Pelayanan kesehatan sebagai mana dimaksud diatas menerapkan pelayanan

berjenjang berdasarakan rujukan

2. Perawatan Rawat jalan tingkat pertama sebagaiman dimaksud diatas pada huruf a

diberikan dipukesmas dan jaringannya, perawatan rawat jalan lanjutan diberikan

dirumah sakit H. Abdul Manap, Raden Mattaher, Rumah Sakit jiwa dan rujukan

luar daerah Provinsi.

3. Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud di ats pada huruf b diberikan di

pukesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas 3 di rumah sakit H. Abdul

Manap, Raden Mattaher, Rumah Sakit jiwa dan rujukan luar daerah Provinsi.

4. Pelayanan gawat darurat sebagai manan dimaksud diatas pada huruf d seluruh

pemberi pelayanan kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada

peserta walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmasda sebagai bagian dari

fungsi PPK, selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan jaringan

Jamkesmasda untuk penangan lebih lanjut.

5. Pelayanan obat di Pukesmas beserta jaringanya dan di rumah sakit H Abdul

manap dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmasda di pukesmas adalah obat

pelayanan kesehatan dasar (PKD) yang tersedia di Pukesmas dan

jaringannya.

b. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmasda di rumah sakit adalah

obat dan habis pakai di Rumah Sakit sesuai dengan DPHO.

c. Pemberiaan obat untuk pasien Rawat Jalan tingkat pertama (RJPP) dan

Rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) diberikan selama 3 hari kecuali untuk

10

Page 11: Jamkesmas

penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 hari sesuai

dengan ketentuan medis.

d. Instalasi Farmasi atau Apotik dapat mengganti obat sebagaimana

dimaksud pada huruf b dengan obat-obatan sejenis dan harganya sepadan

dengan sepengetahuan dokter penulis resep.

e. Pada kasus-kasus diagnosis sederhana dokter yang memeriksa harus

mencantumkan nama jelas serta menandatangani berkas pemeriksaa

(Resume Medik)

f. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang komplek harus dicantumkan

nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh Komite Medik

Rumah sakit

g. Pesereta tidak dikenakan biaya termasuk menebus resep obat di Apoti

Rumah sakit.

h. Dokter dilarang memberikan resep obat, bahan medis habis pakai dan

vaksin kepada peserta untuk di beli pada Apotik di luar Rumah Sakit.

4.3 Prosedur pelayanan Jamkesmas dan jamkesda

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta sebagai berikut :

a. Peserta yang memelurkan pel;ayanan kesehatan dasar berkunjung ke

pukesmas dan jaringannya.

b. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan peserta harus menunjukkan

kartu identitas jamkesmas dan jamkesda

c. Peserta yang memelurkan pelayanan rujukan maka yang bersangkutan

dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan disertai surat rujukan dari

pukesmas dan kartu peserta yang ditumjukkan sejak awal sebelum

mendapatkan pelayanan kesehatan, keculai kasus emergensi

Pelayanan rujukan sebagaimana dimaksud diatas pada huruf c meliputi :

a. Pelayanan rawat jalan lanjutan spesialistik di rumah sakit

11

Page 12: Jamkesmas

b. Pelayanan rawat inap kelas 3 di rumah sakit

c. Pelayanan obat-obatan

d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik

II.5. PENDANAAN DANA

5.1 Pendanaan Jamkesmas

Dana program jamkesmas di puskesmas dan jaringannya bersumber dari

DIPA sekretarian Ditjen Bina kesehatan Masyarakat.

1. Alokasi dana program Jamkesmas merupakan satu kesatuan untuk

pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.

2. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada angaka 1 untuk setiap

pukesmas di tetapkan denga keputusan kepala dinas kesehtan

berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan tetang alokasi dana

perkabupaten atau Kota.

5.2 Jamkesmasda

Dana program Jamkesmasda di pukesmas dan jaringannya bersumber dari

APBD kota Jambi

1. Alokasi dana program Jamkesmasda merupakan satu kesatuan untuk

pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.

2. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada angaka 1 untuk setiap

pukesmas di tetapkan denga keputusan kepala dinas kesehatan Kota

jambi setelah mendapatkan ketetapan oleh walikota Jambi

3. Alokasi dana tiap pukesmas dihitung berdasarakan jumlah masyarakat

miskin di kali Rp. 1000. Dikali 12 bulan.

4. Alokasi dana jamkesmasda setiap pukesmas dibayarkan langsung

kepukesmas melalui rekening Giro POS pada masing-masing

Puskesmas.

5.3 Pencairan dan Pemanfaatan Dana di Puskesmas

12

Page 13: Jamkesmas

a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan

disepakati sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.

b. Kegiatan dan pembiayaan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a

disepakati oelh Tim Pengelola jamkesmas kota jambi dalam

Minilokakarya setiap bulan.

c. Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada huruf b disetuji oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kota Jambi.

d. Pencairan dana berikutnya dilakukan dengan tetap membuat:

1. Rencana kegiatan dan pembiayaan (POA) dari hasil minilokakarya;

dan

2. Membuat laporan pemanfaatan dana sebelumnya dan laporan hasil

kegiatan.

e. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf d divertifikasi oleh Tim

Pengelola Jamkesmas Dinas Kesehatan Kota Jambi.

II.6 PEMANFAATAN DANA

Pemamfaatan dana Jamkesmas dan Jamkesmasda

1. Setiap peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda yang memperoleh pelayanan

kesehatan dikenakan retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku.

2. Retribusi jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada angka 1 disetor ke kas

Daerah.

3. Penyetoran sebagaimana dimaksud diatas untuk rawat jalan disetorkan sebanyak

55% sedangkan sisanya 45% digunakan langsung untuk jasa medis dan jasa

sarana.

4. Penyoran sebgai mana maksud diatas untuk raway inap disetorkan sebanyak 100%

sedangkan, jasa medis dan jasa sarana diberikan dengan rincian sebagai berikut :

a. Jasa medis 20 %

b. Jasa sarana 20%

5. Besarnya biaya jasa pelayanan di tentukan sebagai berikut :

13

Page 14: Jamkesmas

a. Pelayanan rawat inap paket Rp. 50.000/hari

b. Pertolongan pertolongan persalinan normal Rp. 480.000

c. Pertolongan persalinan dengan penyulit paket Rp. 700.000/persalinan

d. Pelayannan spesialis Rp. 20.000/konsultasi

e. Transportasi rujukan kendaraan roda empat

f. Transportasi pengatar laporan jamkesmasda

g. Transportasi Pusling

II.7. PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNJAWABAN DANA DI PUKESMAS

Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung jawabkan

dengan dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah kunjungan dan

rujukan), RITP, Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan Spesialistik oleh Tim

Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota. 4

Verifikasi

Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK

yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada standar

penilaian klaim. Tujuan dilaksanakannya verifikasi adalah diperolehnya hasil

pelaksanaan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang

menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu. Tiap-tiap

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM akan ditempatkan pelaksana verifikasi

yang jumlahnya diperhitungkan dari jumlah TT yang tersedia di

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan beban kerja. 4

Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi

administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan.

Pelaksana Verifikasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari di

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM berdasarkan beban kerja di bawah

koordinasi Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/ Kota. 4

Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas

nama Menteri Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian

14

Page 15: Jamkesmas

administrasi klaim yang diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar

penilaian klaim, dan memproses klaim sesuai dengan hak dan tanggung

jawabnya. 4

Proses verifikasi dalam pelaksanaan JAMKESMAS, meliputi: 4

1. Pengecekan kebenaran dokumen identitas peserta program Jaminan Kesehatan

Masyarakat

2. Pengecekan adanya Surat Rujukan dari PPK dan Penerbitan SKP (Surat

Keabsahan Peserta), (1 dan 2) Oleh PT Askes.

3. Proses memastikan dikeluarkannya data entry rekapitulasi pengajuan klaim oleh

petugas RS sesuai dengan format pengajuan klaim

4. Pengecekan kebenaran penulisan paket/diagnosa, prosedur, No. Kode

5. Pengecekan kebenaran besar tarif sesuai paket/diagnosa, prosedur, No. Kode

6. Pengiriman rekapitulasi pengajuan klaim yang di tanda tangani oleh Direktur

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke TIM Pengelola JAMKESMAS

Pusat, tembusan Tim Pengelola JAMKESMAS Propinsi/Kabupaten/Kota

7. Mengirim laporan rekapitulasi dan realisasi pembayaran klaim

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke Tim Pengelola Pusat,

Propinsi,Kabupaten/Kota.

15

Page 16: Jamkesmas

BAB III

MASALAH-MASALAH JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA DI

PUKESMAS PUTRI AYU

III.1. KEPESERTAAN JAMKESMAS DI PUSKESMAS PUTRI AYU

Peserta program Jamkesmas dan jamkesmasda adalah setiap orang

miskin dan tidak mampu. Data tersebut bersumber dari data badan pusat

statistik (BPS). Berdasarkan kuota kabupaten/kota, Bupati dan Walikota telah

menetapkan peserta di wilayahnya dan telah menjadi kepesertaan Jamkesmas

nasional. Bila masih ada yang miskin dan perlu pengobatan tetapi tidak

masuk dalam SK bupati (diluar kuota) pendanaanya menjadi tanggung jawab

pemerintah Provinsi, kabupaten dan kota dengan memberikan kepesertaan

Jamkesda/Jamkesmasda. Semua peserta Jamkesmas dan jamkesmasda

mendapatkan kartu kepesertaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan. 1

Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat

didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-

anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,

kelahiran baru dan meninggal dunia.1

Tabel 1. Jumlah keluarga miskin peserta program Jamkesmas Kota Jambi

tahun 2008 di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu.

16

Page 17: Jamkesmas

No Kelurahan Jumlah

KK

Jumlah

jiwa

CBR Bayi Bumil

1 Sungai Putri 473 2483 0,0302 75 82

2 Murni 384 3806 0,0218 83 91

3 Solok Sipin 1104 4651 0,0237 110 121

4 Legok 2110 8950 0,0237 212 233

Total

Pada tabel 1. tampak bahwa peserta Jamkesmas di empat kelurahan

yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas putri ayu yang telah memiliki

kartu adalah sebanyak 4071 KK atau sebanyak 19890 jiwa.

Tabel 2 Peserta JAMKESMASDA tahun 2008 di wilayah kerja

Pukesmas Putri Ayu

NO. Kelurahan Jumlah jiwa

1. Sungai Putri 676

2. Murni 2.43

3. Solok Sipin 2.148

4. Legok 9

Total

Pada tabel 2. tampak bahwa peserta Jamkesmas di empat kelurahan

yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas putri ayu yang telah memiliki

kartu adalah sebanyak 3076 jiwa.

Pada laporan tahunan 2010 Puskesmas Putri Ayu terdapat data sebagi

berikut :

17

Page 18: Jamkesmas

1. Jumlah penduduk di wilayah kerja pukesmas Putri Ayu berdasarkan data akhir

tahun 2010 adalah 39.195 jiwa dengan rincian :

a. Legok : 14.420

b. Murni : 5.384

c. Sungai Putri : 9.168

d. Solok Sipin : 10.223

2. Jumlah kepala keluarga

a. Legok : 2.676

b. Murni : 1.125

c. Sungai Putri : 1.674

d. Solok Sipin : 2.117

3. Sedangkan jumlah Keluarga miskin yang ada 14.616 yang diambil dari angka

kepesertaan Jamkesmas sebanyak 10.111 dan Jamkesmasda 4.505.

Kepesertaan JAMKESMAS dan JAMKESMASDA merupakan salah satu

masalah yang dihadapi di Puskesmas Putri Ayu yaitu diantaranya :

1. Pertama dilihat dari jumlah data peserta jamkesmas dan jamkesmasda tahun

2008 dan pada data yang terdapat pada laporan tahunan 2010 yang berbeda

jumlahnya, untuk itu sebaiknya peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda harus

dilakukan pendataan ulang mengingat banyaknya warga yang masih

membutuhkan.

2. Kepesertaan yang dirasakan kurang merata ini dilihat dari sebagian pasien

yang berobat adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta

JAMKESMAS dan JAMKESMASDA. Hal ini diungkapkan oleh Petugas

puskesmas :

“ ….. tidak semua masyarakat miskin yang berobat memiliki kartu peserta

Jamkesmas dan Jamkesmnasda, ada sebagian yang tidak menjadi peserta,

nah inilah salah satu masalah disini, mungkin mereka tidak terdata atau

karena tempat tinggal yang berpindah-pindah sehingga tidak terdata

sebagai orang miskin….. “

18

Page 19: Jamkesmas

3. Kepersertaan yang dirasakan kurang adil

Ini dingungkapkan oleh petugas pukesmas dan beberapa keluarga pasien

yang di wawancarai mengatakan :

“..........ada beberapa pasien yang benar-benar membutuh yang tidak

mampu/ miskin yang layak mendapatkan kartu Jamkesmas dan Jamkesmada

tapi tidak memliki kartu tersebut dikarenakan alasan kuota yang sudah

habis. Sebaliknya ada juga beberapa pasien yang dilihat secara ekonomi

mampu namun mendapatkan kartu Jamkesmas/Jamkesmasda dengan

beberapa alasan bahwa “mereka hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari namun tidak mampu untuk berobat ketika sakit “

4. Prosedur kepengurusan untuk menjadi peserta Jamkesmasda

Dari beberapa pasien yang diwawancari mengatakan prosedurnya

terlalu panjang (“ribet”), membingungkan dan tidak dimengerti oleh

beberapa orang (mungkin salah satunya disebabkan rendahnya tingkat

pendidikan dan pengetahuan masyarakat) sehingga banyak masyarakat

miskin yang belum mengurus kartu Jamkesmasda dan hanya mengurus

ketika benar-benar perlu (“kepepet) yaitu ketika sudah di rawat di Pukesmas

ini dilihat dari bebrapa pasein yang dirawat di pukesmas yang tidak memiliki

kartu Jamkesmasda dan ingin mengurus kartu tersebut karena merasa tidak

mampu dan layak mendapatkan Jamkesmasda.

Wawancara dari petugas pukesmas :

“ ….. sejauh ini masyarakat miskin yang belum memuliki kartu peserta

JAMKESMAS dan JAMKESMASDA tetap dilayani dan mereka disuruh

untuk meminta surat keterangan tidak mampu ke RT tempat tinggalnya ….. “

Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat

didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-

19

Page 20: Jamkesmas

anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,

kelahiran baru dan meninggal dunia.

Melihat dari berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksaan

Jamkesmas dan Jamkesmasda menyebabkan tujuan dan sasaran di

laksakannya program tersebut belum dapat tercapai secara optimal.

III.2. PENDANAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA

JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA

Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS) di Puskesmas Putri Ayu berasal dari APBN sektor

kesehatan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Alokasi dana di hitung

berdasarkan jumlah sasaran JAMKESMAS di wilayah Puskesmas Putri Ayu

(kuota) dikalikan Rp. 1.000,- dikalikan 12 bulan. Pembagian dana kepada

Puskesmas diatur oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.1

Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan program Jamkesmas di

Puskesmas Putri Ayu dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos Indonesia

(Persero). Untuk pencairan/pengambilan dana dari rekening giro Puskesmas,

Puskesmas Putri Ayu membuat Plan Of Action (POA) kegiatan dan

pembiayaannya. Berdasarkan POA tersebut Puskesmas mengusulkan

pencairan dana sebagai uang muka kegiatan (POA bulan pertama) kepada

dinas kesehatan kabupaten/kota. Pencairan dana bulan berikutnya tetap

dengan membuat POA dan laporan pemanfaatan dana sebelumnya serta

dilampiri laporan bulanan hasil kegiatan.

Seperti yang diungkapkan oleh pengurus Jamkesmas di Puskesmas Putri Ayu:

“ ….. dana program Jamkesmas ini disalurkan melalui Giro Pos, dan untuk

mencairkan dana, kita membuat POA kegiatan dan pembiayaannya untuk

mendapat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kota untuk pencairan

dana. Dana tidak bisa dicairkan jika pada bukti pengambilan tidak disahkan

oleh kepala dinas kesehatan kota ….. “

20

Page 21: Jamkesmas

Puskesmas tidak diperbolehkan mencairkan dana dari rekening giro

pos Puskesmas apabila bukti pengambilan/slip tidak disahkan oleh kepala

dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk.

Puskesmas Putri Ayu merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat jalan

tingkat pertama dan pelayanan rawat inap.

1. Pelayanan yang diberikan baik dan tidak membedakan antara pasien

JAMKESMAS, JAMKESMASDA ataupun pasien umum. Hal ini didapat

dari wawancara dengan beberapa pasien JAMKESMAS dan

JAMKESMASDA:

“ ….. kami dilayani dengan baik dan cepat, tidak dipersulit. Begitu

datang, kami ke loket mengambil kartu berobat kemudian keruang dokter

setelah itu kami ke apotek untuk mengambil obat ….. “

2. Pada pasien yang mau berobat memakai kartu jamkesmas untuk sementara

waktu di rujuk ke rumah sakit lanjutan ini disebabkan oleh belum adanya

pemberitahuan secara tertulis dari Dinkes mengenai pemberhentian dana

Jamkesmas.

III.3 SISTEM RUJUKAN

Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS,

pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun

mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan

mereka ke rumah sakit kota terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk

ke rumah sakit Raden Mattaher.

Peserta tidak diperbolehkan langsung berobat ke rumah sakit

tanpa melalui pelayanan di Puskesmas dan jaringannya. Dikarenakan

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta menerapkan

pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Sistem rujukan inilah yang

mengharuskan mereka untuk di rujuk ke rumah sakit kota dahulu. Pasien yang

baru pertama kali mengalami sistem rujukan ini biasanya tidak terlalu

21

Page 22: Jamkesmas

keberatan, lain halnya dengan pasien yang sudah pernah dirujuk sebelumnya,

mereka akan meminta agar langsung di rujuk ke rumah sakit Raden Mattaher.

Pada prakteknya sisitem rujukan banyak mengalami berbagai

macam masalah ini dilihat dari hasil wawancara petugas pukesmas dan

beberapa pasien yang berobat ke pukesmas Putri Ayu yang tidak mau

mengikuti sistem rujukan ada beberapa pasien yang datang ke pukesmas Putri

Ayu :

1. Hanya meminta Rujukan untuk berobat ke rumah sakit tanpa

berobat dahulu di pukesmas putri ayu dengan berbagai alasan

diantaranya sudah berobat di RS tersebut sebelumnya, pasienya

sedang di rawat di RS tersebut dan lain sebagainya.

2. Tidak mau dirujuk ke Rumah sakit Kota pengen langsung dirujuk

ke RS Raden Mattaher Jambi.

3. Ada juga pasien yang tidak mau dirujuk ke Rumah sakit dan hanya

mau berobat di Pukesmas Putri Ayu saja dikarenakan alasan

keyamanan dan kepuasaan pelayanan kesehatan.

22

Page 23: Jamkesmas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

a) Jamkesmas merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu program ini

diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat

miskin, sedangkan Jamkesda/Jamkesmasda merupakan program bantuan

social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu disuatu daerah program ini diselenggarakan secara nasional

namun pelaksanaannya hanya bisa dilakukan didaerah yang berlaku saja.

Fasilitas yang diberikan sama hanya berbeda dari ketentuan berlakunya

dan juga penanggung jawab dananya.

b) Berdasarkan data dari laporan tahunan , tahun 2010 jumlah keluarga

miskin yang ada di wilayah kerja Pukesmas Putri Ayu adalah sebanyak

14.616 jiwa yang diambil dari angka kepesertaan Jamkesmas sebanyak

10.111 dan Jamkesmasda 4.505.

Kepesertaan JAMKESMAS dan JAMKESMASDA merupakan salah satu

masalah yang dihadapi di Puskesmas Putri Ayu diantaranya mengenai:

Kepesertaan yang dirasakan kurang merata

Kepersertaan yang dirasakan kurang adil

Prosedur kepengurusan untuk menjadi peserta Jamkesmasda

c) Sistem rujukan yang diterapkan kepeda peserta JAMKESMAS dan

JAMKESMASDA tersebut sudah di coba sesuai dengan prosedur dan

aturan yang berlaku, namun pada kenyataannya dilapangan prosedur

tersebut malah membuat rasa ketidaknyamanan dan menimbulkan opini

yang secara tidak langsung menjelaskan rasa ketidakpuasan peserta

jamkesmas dan jamkesmasda.

23

Page 24: Jamkesmas

V.2. SARAN

Melihat dari berbagai permasalahan yang ada pada pelaksaanan Program

Jamkesmas dan Jamkesmasda untuk itu diperlukan suatu tindaka lanjut untuk

mengatasi masalah- masalah yang ada dalam pelaksanaan Program tersebut

ubtuk mencapai tujuan yang optimal yaitu diantaranya dengan cara :

Pertama, kepesertaan Jamkesmas belum mencakup semua masyarakat

miskin, masih ada sebagian masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta

Jaminan kesehatan masyarakat tersebut. Untuk itu diharapkan pendataan

terhadap masyarakat miskin hendaknya dilakukan lebih gencar dan

terkoordinir dengan baik agar tidak ada masyarakat miskin yang tidak masuk

dalam database Jamkesmas. Bila perlu data masyarakat miskin di kawasan

kerja Puskesmas segera diterbitkan, untuk dilakukan up dating data, serta

dibuat petunjuk pelaksanaan pencetakan kartu jamkesmas baru pengganti

peserta yang meninggal dunia, pindah atau bayi baru lahir. Promosi kepada

masyarakat mengenai program Jamkesmas ini hendaknya juga lebih gencar

dilakukan, mengingat sebagian masyarakat yang tinggal di derah pelosok

mungkin belum mengetahui tentang adanya program Jamkesmas dan

Jamkesmasda ini yang dapat mereka gunakan untuk berobat gratis.

Kedua permasalahan mengenai sistem merujuk pasien peserta Jamkesmas

dan jamkesmasda dimana pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta

Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Peserta

Jamkesmas dan jamkesmasda mungkin belum mengetahui mengenai sistem

pelayanan ini karena kurangnya sosialisasi mengenai program Jamkesmas dan

Jamkesmasda ini. Karena itu diharapkan dapat diadakan suatu penyuluhan

kepada peserta mengenai pelayanan yang bias mereka dapatkan dari program

jaminan kesehatan ini termasuk system rujukan yang diterapkan kepada

peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda.

24

Page 25: Jamkesmas

Dengan memperhatikan keterbatasan masyarakat tersebut, Puskesmas

diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memperbanyak upaya-upaya

kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga cakupan akan meningkat sehingga seluruh masyarakat

khususnya masyarakat miskin dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar.

Dalam pembuatan tugas ini belumlah sempurna maka kami

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan dari

tugas ini, terima kasih.

25

Page 26: Jamkesmas

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. (2009). Petunjuk Teknis Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas dan Jaringannya tahun 2009. Jakarta

2. Mukti A.G. Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi Terintegrasi.

Yogyakarta. Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 2008. Hal : 65-67.

3. Prapatan. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Akseskin.

2008. Di unduh dari : http://prapatan.dkk-bpp.com. Di akses pada tanggal 25

November 2010.

4. Depkes RI (2008). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehata Masyarakat

(JAMKESMAS). 2008. Jakarta.

5. Profil Puskesmas. Diunduh dari: http://puskesmastanjungpinang.wordpress.com.

Di akses pada tanggal 25 November 2010.

6. Mukti A.G. Good Govermance dalam Pembiayaan Pelayanan Kesehatan.

Magister KP-MAK. FK UGM. Yogyakarta. 2007

7. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. 1996. Jakarta.

26