Jakarta Raya-Edisi 1

20
21 JAKARTA RAYA Edisi 01 / Tahun I / Juni 2010 ORATOR

Transcript of Jakarta Raya-Edisi 1

Page 1: Jakarta Raya-Edisi 1

21 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 ORATOR

Page 2: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA RAYA

n Desain cover: Para pemain Inter Milann foto: Para pemain Inter Milan

Penerbit: DPD Partai Gerindra DKI Jakarta | PemimPin umum Dan Perusahaan: M Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI) | WaKiL PemimPin umum Dan Perusahaan: Husni Thamrin | PemimPin reDaKsi: Heryanto | reDaKtur PeLaKsana: Taufan Aji Nugara | DeWan reDaKsi: Ir. Sufni Dasco Ahmad, SH. MH., Harun Al Rasyid, Drs. H. Syaifudin N, HM Sanusi, Taufik Hadiawan, Iman Satria, Rani Mauliani, Ir. Endah S. Pardjoko, SE, MM., S. Andyka, Syarif, Mahendra Dito, Zecky Andi Alatas | KoresPonDensi: Mustafa Surkatty M.Sed, M. Perkasa Alam SH, Feraditya Harsoyo, SH. Dahlia, SH, Arief Rahman, SH., Metty Kadar, Mujahidin, Renvil | Keuangan: Fatchan Syarif dan Sofyan - Pemasaran/sirKuLasi: Teguh Purwanto | reDaKtur/WartaWan: Hakim Mustafa | staf reDaKsi: Imam Mahdi, Agus Winuliyo, Lovi Kasim, Cahyo, dan Dwi Zulkarnaen | fotografer: Sugeng P | Layout Dan Desain artistiK: Pudji Utomo | KePaLa rumah tangga: Mang Usep

alamat redaksi, sirkulasi, iklan, dan berlangganan:Sekretariat DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Jalan Raya Bendungan Hilir (Benhil) 118, Jakarta Pusat.

telp: (021) 570 2978. fax: (021) 572 0022. e-mail: [email protected]

TAJUK JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 2

Daftar IsI

tarif Iklanhalaman 1 bawah fc (banner) 5X7 cm rp 10 juta. belakang fc (banner atas) 5X7cm, rp 7,5 juta. belakang fc (banner bawah) 5X7cm rp. 6.5 juta. belakang fc 1 halaman 5X42 cm rp 15 juta. belakang fc 1/2 halaman 5X21cm rp 10 juta. Dalam fc 1 halaman 5X42 cm rp 11 juta. Dalam bW 1 halaman 5X42 cm rp 10 juta. Dalam bW 1/2 halaman 5X21 cm rp 7.5 juta, dan iklan Kolom 1X5 cm rp 800 ribu.

Redaksi menerima sumbangan tulisan, tanpa ada imbalan. Ketik lewat komputer maksimal 2,5 halaman kuarto. Setiap tulisan yang diterbitkan sudah melewat proses editing sesuai dengan prosedur redaksi.

JADI MOMENTUM KELAHIRANJAKARTA RAYA

seLamat Hari Ulang Tahun (HUT) ko­ta Jakarta ke­483. Bersamaan dengan me­me riahkan HUT ibu kota Indonesia, Dewan Pim pinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta melahirkan media internal bernama JAKARTA RAYA yang sekaligus untuk kon -sumsi dan kontribusi semua lapisan ma-syarakat.

Momentum HUT kota Jakarta, dijadikan momentum kelahiran JAKARTA RAYA yang memiliki tebal 20 halaman dan oplah pada edisi perdana sebanyak 3000 eksemplar yang terbit setiap bulan sementara ini, setidaknya memudahkan calon pembaca atau masyarakat umum mengingat JAKARTA RAYA sebagai bentuk perayaan dalam rangka HUT Jakarta. Jadi, ingat HUT Jakarta, akan ingat kelahiran JAKARTA RAYA, selain perayaan Pekan Raya Jakarta (PRJ), dan perayaan­perayaan sejenis lainnya.

Sementara ini, JAKARTA RAYA disebarkan secara gratis. Tidak hanya diberikan kepada seluruh kader dan struktur Partai Gerindra DKI, tapi juga instansi dan lembaga kompeten di seluruh DKI Jakarta. Misalnya, instansi dinas­dinas, lima kantor wali kota dan satu kabupaten Kepulauan Seribu, kecamatan, hingga kelurahan. Terkait dengan struktural Partai Gerindra, kepada seluruh Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI sebanyak enam anggota dewan dan Fraksi Gerindra DPR RI atau berjumlah 26 orang mendapatkan JAKARTA RAYA yang memilih tema Media Komunikasi Rakyat untuk Indonesia Raya.

Kami berharap, kehadiran media JAKARTA RAYA bisa betul-betul menjalin komunikasi semua pihak yang kami sebutkan. Sehingga ujung-ujungnya dapat ikut menyejahterakan rakyat, minimal lewat informasi dari para nasumber. Karena media ini, biar pun diterbitkan oleh DPD Partai Gerindra DKI, tapi tidak melulu berisi tentang internal Gerindra. Pembaca sekalian dapat informasi lain, seperti hiburan, olahraga, ekonomi, dan tentu politik umum.

Biarpun bertepatan dengan HUT Jakarta, kami memilih materi berita utama tentang isu Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) 2012. Menyusul deklarasi Panitia Bersama atau disebut Panbers yang dipelopori DPD Partai Gerindra DKI. Selain Gerindra, ada Partai Golkar, PDS, dan Hanura. Panbers bukan mau mencalonkan gubernur dan wakil gubernur sendiri, tapi mencari dan merangkum seluruh masukan tentang kriteria dari masyarakat tentang Gubernur dan Wakil Gubernur DKI ke depan. Sehingga hasil Pemilukada betul-betul berdasarkan bottom down bukan bottom up. Dan ini otomatis menjadi posisi tawar bagi partai besar yang bisa mengusung calon sendiri. Yaitu Partai Demokrat dan PKS. Dengan harapan tidak lagi tampil dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Bayangkan provinsi ibu kota yang majemuk masyarakatnya, tapi minim calon. Inilah yang mendasari kelahiran Panbers dan jadi berita utama pada edisi perdana. Selamat Membaca dan Wassalam.

Fraksi Gerindra DPR RI Terkait Kasus Century03 CENTER

Mensaktikan Kembali Pancasila06 LEGISLATIF NEWS

• SBY: Ayo Rekreasi dan Belanja ke PRJ• GERINDRA Tolak Kenaikan PT 5%

08 GERINDRA NEWS

Rachel Maryam: Ngotot Hak Asuh Anak10 SENI-HIBURAN & BUDAYA

DKI Butuh RTH untuk Olah Raga12 JAKARTA PUSAT

Mensaktikan Kembali Pancasila13 JAKARTA TIMUR

DKI Butuh RTH untuk Olah Raga14 JAKARTA SELATAN

Sayap Partai Gerindra, SATRIA Ikut Konsolidasi15 JAKARTA BARAT

Pekerjakan Kader di Perusahaan Setempat16 JAKARTA UTARA

Bank DKI Beri Kredit Kepemilikan17 EKONOMI KERAKYATAN

BRAZIL vs PANTAI GADING18 SPIRIT SPORT

Sikap Pragmatis Hancurkan Falsafah Pancasila20 ORATOR

Page 3: Jakarta Raya-Edisi 1

3 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 SENTER

Analisanya karena Muncul Lima Pasangan

Kursi Gubernur Fauzi BowoBisa Lepas di 2012

KEMUNGKINAN, kursi jabatan yang diduduki Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bisa lepas, karena memang ada alasan itu. Antara lain, isu munculnya jumlah pasangan bakal calon gubernur (balongub) dan bakal calon wakil gu-bernur (balonwagub) di Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012 nanti. Diprediksi jumlah pasangan ba-longub dan balonwagub muncul seba-nyak empat pasangan. Ini berdasarkan persentasi jumlah total suara partai-par-tai di Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 yang bisa ikut mengusung pasangan calon masing-masing.

Seperti diketahui, syarat bagi partai politik untuk mengusung calon sendiri harus memiliki jumlah suara sekurang-kurangnya 15 persen dari total jumlah jumlah perolehan suara di Pileg 2009 dan atau jumlah kursi di DPRD DKI. Jadi rata-rata setiap balongub dan balo-nwagub harus mendapatkan kendaraan parpol yang memiliki minimal 14 kursi.

Kalau analisa itu benar, maka DKI bisa muncul minimal empat pasangan calon. Pertama, Partai Demokrat yang memiliki 32 kursi atau lebih 19 dari syarat 15 persen tadi. Kedua, PKS dengan 18 kursi sudah lebih dari 14. Ketiga koalisi PDI-P (11), PPP (7), PAN (4), dan PKB (1) yang totalnya berjumlah 23 kursi. Jumlah ini sudah lebih juga dari 14 kursi yang disyaratkan. Terakhir atau ketiga koalisi empat partai yang terdiri dari Par-tai Golkar (7), Gerindra (6), PDS (4), dan Hanura (4). Total jumlah kursi dari em-pat partai ini mendapat 21 kursi. Ini juga lebih dari syarat 14 kursi. Jumlah pasan-gan calon ini bertambah satu dari jalur in-dependen. Ini seiring pemberlakuan UU Pemilu, pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 nanti sudah memberi kesempatan calon lewat jalur independent. Pencalo-

nan lewat jalur indepen-den ini diprediksi bakal ramai, terutama dari calon-calon yang tidak bersimpati dengan par-pol akibat rasa kecewa dan alasan sejenis lain-nya.

Sekarang tinggal komitmen dari masing-masing partai yang dikelompokkan untuk berkoalisi dalam rangka ikut bertarung meramai-kan Pemilukada DKI Jakarta 2012. Sehingga sebagai ibu kota tidak sepi pasangan seperti terjadi, di Pemilukada 2007 dengan hanya dua pasangan cagub dan cawagub. Yaitu mantan Wakapolri Adang Da-radjatun berpasangan dengan Dani Anwar dari PKS dan cagub dan cawagub pasangan Fauzi Bowo/Prijanto yang menggunakan kendaraan koalisi besar, Demokrat, PDIP, PPP, PAN, PDS, PKB, dan partai gurem lain. PKS yang punya kader militan harus me-ngakui kekalahannya.

Pertanyaan selanjutnya, siapa na-ma-nama yang masuk kriteria pantas di-calonkan masing-masing parpol itu. Nah, empat partai yang mendeklarasikan diri Panitia Bersama (Panbers), Golkar, Ge-rindra, PDS, dan Hanura secara inten-sif menggodok kriteria cagub cawagub. Tapi penggodokannya lewat bottom down. Yaitu mendengar masukkan lewat seminar, diskusi, dan sejenisnya. Masuk-

kan itu diakumulasi menjadi kriteria yang nanti menjelang jatuhnya Pemilukada dikembalikan pada warga Jakarta untuk menentukan calon. Barulah partai-partai diharapkan bisa menawarkan nama-na-ma calon.

Biar pun terhitung masih lama dari sisi waktu, tapi namanya peta perpoliti-kan sudah menjadi isu dari sekarang. Apalagi posisi Fauzi Bowo saat ini me-mang terbilang rawan atau terancam karena beberapa sandungan, terutama kasus Tanjung Priok berdarah, awal Maret 2010 lalu. Foke, diminta bertang-gungjawab. Dan partai-partai pendukung perlu dipertanyakan lagi komitmen dan

keinginannya ke depan, tak terke-cuali PKS setelah mengakui ke-menangan Fauzi Bowo sebagai gu-bernur.

Ketua Dewan Pimpinan Dae-rah (DPD Partai Gerindra DKI Ja-karta, M Taufik, bisa saja partai-partai pendukung Foke di Pilkada 2007-2012 tidak lagi memberikan dukungan, terma-suk di Pemilukada DKI Jakarta 2012. Pasalnya, ke-menangan Partai Demokrat di Pileg 2009 untuk DKI Jakarta dengan 32 kursi DPRD

DKI memberi peluang mencalonkan jagoan sendiri.

“Bisa jadi kepercayaan masyakarat sudah turun kepada Fauzi Bowo dikare-nakan tragedi berdarah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ditambah kinerja selama menjabat dan saya dengar partai-partai pendukung mulai mempertanyakan kon-tribusi Fauzi Bowo. Nah, karena setiap pergantian gubernur di mana pun selalu menarik, maka terbentuklah Panbers itu,” papar M Taufik, ketua DPD Partai Gerin-dra DKI di kantornya, Jalan Raya Benhil, No 118, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Dapil Jakarta, Dani An-

war pun memprediksikan bursa cagub dan cawagub di Pemilukada DKI Jakarta 2012, setidaknya ada lima pasangan bakal calon akan mucul dalam kompetisi tersebut. Namun menurutnya, prediksi ini bisa saja berubah karena masing-ma-sing partai punya hak untuk mengajukan jagoan-jagoan mereka selagi memenuhi syarat kuota lima belas persen.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Dae-rah (KPUD) DKI Jakarta, Juri Ardiantoro tidak menanggapi ikhwal deklarasi Pa-niti Bersama yang bertugas merumsu-kan kriteria bagi calon di Pemilukada DKI Jakarta 2012. Juri kelihatan tidak serius. Menurut dia, apa yang dilakukan partai mendeklarasikan Panbers merupakan bagian dari urusan partai politik mereka dan KPUD tidak tahu menahu dan ti-dak perlu tahu menahu pula tentang hal itu. Karena memang bukan bagian dari KPUD juga. “KPUD hanya mengurus syarat administratif. Adapun ketentuan serta mekanisme pemilihan calon belum ada pembahasan di KPUD mengingat pelaksanaannya masih tersisa waktu dua tahun kedepan. Kalaupun keempat partai (Panbers, red) telah melakukan atau menentukan kriteria bakal calon itu mekanisme partai. KPUD tidak harus mengeluarkan statemen untuk hal itu,” kelit Juri Ardianto, mantan anak buah M Taufik periode 2005-2007.

Ditanya soal kemungkinan ada pe-rubahan aturan maupun mekanisme menyangkut Pemilukada itu, Juri me-ngakui bisa ada bisa tidak. “Pastinya ada perubahan aturan, tentu yang mengacu pada UU. Seperti mulai nanti DKI Jakarta boleh memasukkan calon independent. Kemudian soal mekanisme pemilihan, dan banyak lagi. Semua itu mulai diba-has, pada 2011 nanti,” pungkasnya. (hery s/dwie z/imam m)

SK Foke Tidak Akan Pernah KeluarMEMANG Pemilihan umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012 masih lama, tapi untuk perbaikan citra dan menyiapkan basis suara dibutuh-kan waktu panjang. Disinyalir, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang menjabat Ketua PW NU DKI Jakarta tidak sah. Karena itu, Surat Keputusan (SK) PBNU berkekuatan PJS (pejabat sementara). Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo tidak bisa diberikan SK penuh karena ter-ganjal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Komisi Organisasi Muktamar Nahd-latul Ulama (NU) ke-32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar April 2010 lalu, telah memutuskan setiap ketua Pengurus Wilayah (PW) dan Pengurus Cabang (PC) NU tidak diperkenankan dicalonkan atau ikut dalam pemilihan jabatan politik.

Pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU, Pasal 45 ayat 4 menyimpulkan bahwa Rois Aam, wakil Rois Aam NU, ketua umum PBNU dan wakil ketua umum PBNU di pengurus besar maupun Rois dan ketua PW dan PC di wilayan masing-masing, tidak diperkenankan mencalonkan atau dicalonkan dalam jabatan politik.

Begitu pula pada ayat 5, jabatan poli-tik yang dimaksud presiden, wakil pres-iden, menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, wakil wa-likota, DPR, DPD, dan MPR. Di pasal 45 ayat 6 menyatakan, apabila Rois dan wakil Rois, ketua umum PBNU dan wakil ketua umum PBNU mencalonkan atau dicalonkan, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri atau diberhen-tikan.

Pertanyaannya, mengapa Foke me-

nerima saja SK Pjs? Ini bisa dikaitkan erat dengan kepentingan Pemilukada 2012. Karena bertentangan dengan AD/ART PBNU kalau diberikan SK penuh. Dalam Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-64 di Istoran Senayan, Jakarta, Se-lasa (15/6), Ketua umum PBNU Said Agil Siradj mencontohkan Pemilukada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang di-menangkan pimpinan NU setempat dan yang bersangkutan langsung mengun-durkan diri sebagai petinggi NU. Di Jem-ber, lanjut Agil, terdapat seorang ketua NU yang mencalonkan diri sebagai bu-pati. Namun hal itu ditolak Agil mentah-mentah. Pada kesempatan yang sama, Agil mencontohkan Fauzi Bowo yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta. Tahun ini, Foke terpilih kembali menjadi Ketua PWNU DKI Jakarta.

“Biar saja. Tapi ingat! Surat Keputu-

san (SK, red) pengangkatan Fauzi Bowo sebagai Ketua PWNU DKI Jakarta tidak akan pernah keluar. Saya dan Rais Aam, KH Sahal Mahfudh tidak akan mengelu-arkan SK itu,” tandas Agil usai acara saat dicegat wartawan.

Dengan pernyataan Agil itu, bisa jadi basis suara dari kalangan Nah-dliyin yang digadang-gadang Foke un-tuk Pemilukada 2012 bisa menghilang. Bagaimana pula dengan basis suara dari kalangan Betawi? Ini pun rawan kondis-inya. Karena terletak pada Ketua umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat H Nachrowi Ramli. Nachrowi yang menggantikan Foke sebagai ketua Bamus, periode 2008-2015 akan men-jadikan sekoci politiknya, jika kalkulasi politik berpihak padanya untuk maju seb-agai cagub di Pemilukada 2012. Karena potensinya terbuka menyusul jabatan Nachrowi sebagai bos Demokrat DKI dan mantan tim sukses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tinggal persoalan hati. Sebagai teman dan sesame orang Betawi, mungkinkan Nachrowi menga-lah?

Bamus Betawi sebagai wadah ber-himpun organisasi Betawi tentu sangat bergantung pendekatan dan sosialisasi

agar tidak mudah terpecah. Makanya, bagaiaman kinerja Foke di mata Forkabi (Forum Komunikasi Anak Betawi) se-bagai organisasi terbesar di Jabodeta-bek? Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Forkabi Abdul Latief ternyata mendu-kung dan menilai kinerja Foke masih bagus. “Forkabi mendukung Foke agar berhasil melaksanakan tugas, visi mis-inya hingga 2012. Program yang baik kita dukung dan Forkabi akan bersikap kritis terhadap kebijakan Pemda (pemer-intah daerah, red). Ini agar kita Jakarta sebagai ibukota negara menjadi aman, tentram, tertib, dan tidak anarkis,” beber Abdul Latief, Sekjen DPP Forkabi dari ponselnya, Selasa (15/6), pukul: 15.00 WIB.

Forkabi bersikap egaliter dan santun. Sehingga aspirasi masyarakat Betawi melalui Forkabi betul-betul terakomodir. Terkait pencalonan gubernur DKI Jakar-ta di 2012, Latief mengatakan, Forkabi belum memikirkannya. “Forkabi memiliki mekanisme organisasi untuk menentu-kan sosok figur pemimpin di Jakarta ini. Kami tidak mau terburu-buru menentu-kan dan untuk membicarakannya saat ini. Waktunya belum tepat,” kilahnya me-nutup perbicangan. (cahyo)

Page 4: Jakarta Raya-Edisi 1

SENTER JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 4

PDIP Lepas Dukungan atas Fauzi BowoPanbers Nilai Kinerjanya Bagus

BOLEH jadi satu per satu partai politik pendukung pasangan Gubernur DKI Ja-karta Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto berguguran sebelum sampai finish, pada 2012. Pasalnya, pasangan yang diusung koalisi besar, seperti De-mokrat, PDIP, Golkar, PPP, PAN, dan PDS ini konon tidak mencatat kinerja baik dan minim kontribusinya ke partai.

Partai yang telah terus terang me-nyatakan melepas dukungan terhadap Fauzi Bowo adalah PDIP. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Ja-karta Hendro Sayogo mengaku kecewa dengan Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo. Dan hampir memastikan tidak men-calonkan lagi Foke di Pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012. Walaupun jumlah kursi yang di-miliki PDIP di DPRD DKI hanya 11 dan itu tidak cukup untuk mengusung calon sendiri, tapi kelihatan PDIP sudah anti-klimaks. Kabarnya ini dipicu Foke yang tidak ada kontribusinya pada PDI-P. Se-hingga dalam mencari partai koalisi un-tuk menjadi kendaraan para pasangan balongub/balonwagub yang searah dan sesuai tawaran PDIP.

“PDIP akan melepaskan dukungan terhadap Fouzi Bowo di Pemilukada DKI Jakarta 2012. Alasan kita karena selama ini kinerjanya (Foke, red) tidak menampakkan perwujudan dari amanah masyarakat Jakarta. Sehingga ini me-micu kekecewaan warga PDIP dari mulut tingkat grassroot sampai kalangan elit partai,” ungkap Hendro Sayogo, ketua DPD PDIP DKI Jakarta melalui ponsel-nya, Selasa (15/6), pukul: 12.30.

Kekecewaan warga PDIP itu, kutip

Sayogo, disampaikan di sela-sela perin-gatan Hari Lahir Pancasila, pada 1 juni 2010 di kantor DPD PDIP DKI Jakarta. Karena alasan itulah, PDIP akan lebih berhati-hati untuk menentukan criteria sosik figure calon gubenur mendatang.

“Masalah kriteria sosok atau figure peng-ganti Foke nampaknya lebih berhati-hati. Kami tidak ingin mengulang kesalahan di masa lalu yang mengecewakan ma-syarakat Jakarta,” beber Hendro Sayogo yang juga wakil ketua DPRD DKI.

Di bagian lain Sayogo menyesalkan peran gubernur dengan wakil gubernur yang dinilainya tidak jelas di dalam kin-erja Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Menurut dia, banyak hal yang tidak me-nonjolkan peran Wagub DKI Jakarta, Pri-

janto. Sehingga terjadi kebuntuan komu-nikasi yang mengakibatkan seakan-akan terjadi gab (pertentangan) antara guber-nur dengan wakil gubernur yang meru-pakan dwitunggal pilihan rakyat Jakarta. “Seharus pembagian peran ini diperjelas dari awal. Sehingga peran wagub tidak dinomorduakan dalam setiap pengambil kebijakan penyelenggaraan Pemprov DKI Jakarta,” sindirnya.

Kritikan terhadap kinerja Fauzi Bowo datang dari Dani Anwar. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Jakarta ini sebenarnya enggan berkomentar soal kinerja Fauzi Bowo yang bisa jadi alasan untuk mengusung atau tidak Fauzi Bowo. Mantan anggota DPRD DKI dari PKS dan mantan cawagub yang diusung PKS berpasangan dengan mantan Wakapolri Adang Daradjatun yang dikalah Fauzi Bowo/Prijanto ini beralasan kurang mengikuti isu pemerintahan di DKI. Na-mun kritiknya terhadap Fauzi Bowo yang diklaim sebagai sahabatnya itu, tentang belum ada yang istimewa dari kinerja Fauzi Bowo. Karena tidak terlalu men-

colok. Soal tragedi berdarah Mbah Priok di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo, diakui Dani, itu bentuk kekurangannya. “Ya, pantas disayangkan. Itulah bentuk kekurangan dari pemerintah. Menurut saya, humasnya kurang mampu melaku-kan komunikasi yang mengimbas pada pemimpinnya (Fauzi Bowo, red) karena pemimpin tidak bisa lepas tanggan be-gitu saja,” belanya.

Ini berbeda dengan partai-partai yang tergabung dalam Panbers. Sep-

erti Partai Golkar dan PDS yang meni-lai seragam kinerja Foke cukup baik. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar DKI Jakarta, Prya Rama-dhani mengatakan, sebagai salah satu partai yang masuk koalisi besar men-gusung pasangan Fauzi Bowo/Prijanto di Pemilukada DKI Jakarta 2007, masih memberi penilaian baik terhadap kinerja Fauzi Bowo. “Partai Golkar menilai kin-erja Fauzi Bowo masih bagus. Meskipun masih perlu perbaikan di sana-sini,” puji Prya Ramadhani Ketua DPD I Partai Gol-kar DKI Jakarta lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 18 WIB.

Ini diamini Ketua DPD Partai Damai Sejahtera (PDS) DKI Jakarta, Sahrianta Tarigan. Menurut Sahrianta, sampai saat ini kinerja Fauzi Bowo cukup baik. Tapi ke depan memang harus lebih lagi. “Ibarat mobil, sekarang melaju dengan kecepa-tan 60 km/jam, tapi kita menginginkan pada gubernur agar melaju kendaraan-nya 80 km/jam,” puji Sahrianta Tarigan, Ketua DPD PDS DKI Jakarta dari pon-selnya, Senin (14/6), pukul: 15.00 WIB.

Begitu pun dengan Ketua DPD Par-tai Gerindra DKI Jakarta, M Taufik. Se-

cara eksplisit, Tau-fik menilai kinerja Foke tergantung dari bawahannya. Karena lemahnya dalam melakukan reformasi birokrasi, akhirnya terkesan kinerja Foke bu-ruk. Seperti kasus Mbah Priok berda-rah. Kesalahan akhirnya dilimpah-kan pada Foke. “Saya tidak dalam posisi menilai kin-erja Fauzi Bowo baik atau buruk. Tapi berkaca pada beberapa kasus, kelihatannya Fauzi Bowo memang le-

mah,” ujar di kantor DPD Partai Gerindra DKI, Jalan Benhil No 118, Tanah Abang, Senin (14/6).

Hal senada disampaikan Ketua DPD Hanura DKI Jakarta, Ongen Sangaji. Sebagai partai baru di tengah perjala-nan kinerja Fauzi Bowo, Hanura menilai kinerja Foke relatif sedang-sedang saja. Belum ada yang menonjol seperti guber-nur terdahulu. “Kami belum menyusun penilaian yang dimaksudkan sebagai dasar kriteria cagub di Pemilukada DKI

2012. Kami menilai kinerja Fauzi Bowo tidak dengan asumsi untuk pencalonan-nya di Pemilukada 2012,” pungkas On-gen Sangaji, Ketua DPD Hanura DKI Jakarta lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 20.30.

Pandangan netral disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN DKI Jakarta, Andi Azhar. Menurut Andi, masalah kinerja maupun kebijakan Fauzi Bowo bermanfaat untuk kepent-ingan rakyat, maka PAN akan mendu-kungnya. Namun bila tidak bermanfaat, PAN pun akan mengkritisinya. “PAN ma-sih memberikan kesempatan pasangan Fauzi Bowo-Priyanto untuk memperbaiki kinerja dan kebijakannya hingga akhir masa jabatannya,” ujar Andi panggilan akrab Andi Azhar.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Dae-rah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso menilai kinerja Fauzi Bowo cu-kup baik dan biarkan menuntaskan dulu hingga 2012. Jadi kinerja Fauzi Bowo ini tak boleh dikaitkan dengan wacana-wa-cana dalam Pemilukada nanti. Menurut Santoso, partai Demokrat belum men-garah pada siapa calon cagub di Pemi-lukada 2012.

“Kinerja dan seputar dukungan Par-tai Demokrat. Saya tidak bisa memberi tanggapan banyak tentang kinerja Gu-bernur DKI, Fauzi Bowo saat ini dan seputar dukungan tanggapannya Partai Demokrat terhadap menyokong figur lain yang notabene merupakan tokoh sentral Betawi saat ini. Belum haya menyapai-kan Partai Demokrat belum mengarah pada siapan calon gubernur,” ungkap Santoso, Wakil Ketua DPD Partai De-mokrat DKI Jakarta, melalui ponselnya, Jumat (18/6) pukull: 13.59 WIB.

Sekretaris DPD Partai Demokrat, Firmansyah malah tidak ambil peduli. “Jakarta tidak memberikan tanggapan,” jawabnya singkat ketika dihubungi pon-selnya, Jumat (18/6), pukul: 20.00 WIB. Ditanya soal deklarasi Panbers, Santoso mengaku betul-betul siap. Mekanisme dan kriteria pemilihan calon Gubernur DKI Jakarta sewaktu disinggung tentang kemungkinan Partai Demokrat melaku-kan koalisi dengan partai lain di Pemi-lukada DKI Jakarta 2012 nanti, Santoso mengatakan, mengenai hal itu di dalam mekanisme Pemilukada tahun 2012. Santoso meramalkan, seperti banyak grup lenong sudah pada mati. Partai Demokrat sedang menunggu undang-undang. Sekarang yang menarik di dalamnya, kutip Santoso, harus diper-juangkan tentang apakah gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dipilih atau melalui DPRD, rakyat atau Oleh Pres-iden,” pungkas Rani. (agus w/imam m/lovi k/cahyo/hery s)

Foke selalu menyempatkan berkomunikasi dengan warga disela-sela kunjungan nya

Nama Partai Jumlah Kursi Persentasi Cagub

I. Partai Demokrat 32 19 (14) Nachrowi Ramli

II. PKS 18 18 (14) 1.Fauzi Bowo 2. Internal PKS

III. Partai Golkar 7 Gerindra 6 PDS 4 Hanura 4 21 21 (14) 1. Fauzi Bowo 2. Jan Farid 3. Prijanto 4. Nachrowi 5. Internal Koalisi

IV. PDIP 11 PPP 7 PAN 4 PKB 1 23 21 (14) 1. Prijanto 2. Internal Koalisi V. INDEPENDEN 1. Fauzi Bowo 2. dll

Koalisi PDIP, PPP, PAN, dan PKB Sifatnya Asumsi PELUANG koalisi untuk menjadi satu gerbong pengusung calon guber-nur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) sendiri bisa antara PDIP yang memiliki kursi DPRD DKI (11), PPP (7), PAN (4), dan PKB (1). Ini jumlahnya 23 yang berarti lebih dari 14 kursi yang disyaratkan sebagai kendaraan pengu-sung cagub/cawagub di Pemilukada DKI Jakarta 2012.

Menurut Sayogo, Pemilukada DKI Jakarta 2012 mendatang hanyalah sa-saran antara bagi PDIP untuk mengha-dapi Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Mengenai ke-mungkinan koalisi dengan partai lain, kata Sayogo, PDIP membuka kesem-patan bagi partai manapun asal memiliki azas dan garis perjuangan yang sama.

“Kami terbuka dengan siapapun un-tuk berkoalisi, tapi harus jelas azas dan garis perjuangannya. Harus sama de-

ngan PDIP. Kalau tidak sama, ya, untuk apa berkoalisi. Soal koalisi dengan PPP atau PAN yang disebut-sebutkan itu, saya pikir asumsi saja dan tidak bisa di-pertanggungjawabkan. Walaupun pelu-ang itu ada, tapi perlu penjajakan intensif dulu, kan? Dan selama ini belum dilaku-kan. Apalagi pendekatan secara serius sama sekali belum,” kelitnya.

Begitu pun soal kedekatan Prijanto dengan PDIP, Sayogo enggan mengo-mentari. Menurut dia, tidak bisa diartikan sebagai kedekatan jika Prijanto banyak menghadiri kegiatan PDIP. “Itu namanya hubungan eksekutif dengan legislatif dan warga Jakarta. Kita belum menen-tukan calon. Kita utamakan koalisi dulu,” kilahnya.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta Matnoor Tind-aon mengatakan, di tubuh PPP ada me-kanisme partai berupa penjaringan bakal

calon gubernur dan bakal calon wakil gu-bernur. Ajang penjaringan ini namanya Mukerwil (Musyawarah Kerja Wilayah) DPW PPP yang di dalamnya nanti me-mutuskan siapa calon yang diusung. Saat bersamaan, PPP melakukan ko-munikasi politik kepada parpol untuk mewujudkan koalisi. “Nanti diputuskan di koordinasi wilayah sebagai arus dari bawah, baru dibawa ke tingkat Mukerwil. Jadi seperti apa keinginan arus bawah terhadap calon, wilayah tinggal mereko-mendasi,” ujarnya.

Soal upaya menyusun criteria di ten-gah waktu yang masih relatif panjang, Matnoor mengatakan, kalau ada keco-cokan kriteria dari parpol lain dengan usulan arus bawah tidak perlu bagi PPP melakukan rumusan kriteria,” kelit Mat-noor yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD DKI.

Pendekatan ke parpol mana yang

ingin diajak berkoalisi, kata Matnoor tidak bisa seka-rang. “Pokoknya partai yang punya calon dengan konsep

ingin Jakarta lebih baik. Sejauh ini be-lum ada komunikasi dengan PDIP atau lainnya. Itu baru isu yang menyatakan PDIP mendekati PPP. Prinsipnya kita bisa koalisi dengan partai yang ingin melengkapi Jakarta sebagai provinsi plural. Kerjasama dengan PDIP mung-kin saja. Lihat kebutuhan warga Jakarta disesuaikan dengan parpol. Di Jakarta ini segalanya multi. PDIP juga belum tahu pada siapa mengajak koalisinya. Bisa saja tidak sama dengan PPP,” pungkas Matnoor.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta, Andi Azhar terlalu dini un-tuk memunculkan calon lain di luar Fauzi Bowo-Prijanto. “Fauzi Bowo dan Prijanto adalah dwitunggal yang dipilih rakyat untuk kali pertama dalam model pemili-han gubernur dan wakil gubernur di DKI

Jakarta. Jadi biarkan ia menuntaskan pekerjaannya hingga akhir jabatan. Jadi terlalu dini untuk memikirkan calon lain di luar beliau berdua,” kelit Andi Azhar, Ketua DPW PAN DKI Jakarta di ruang kerjanya gedung DPR RI, Senayan, Se-lasa (15/6), pukul: 14.00 WIB.

Sejauh ini, lanjut Andi, PAN me-mandang tidak tepat jika untuk memun-culkan calon dengan dasar kinerjanya. Apalagi kinerjanya belum bisa jadi pe-nilaian karena menyisakan waktu cukup panjang. “Begitu soal kemungkinan PAN berkoalisi dengan partai lain untuk me-nyusul deklarasi Panbers, dengan empat kursi di DPRD DKI Jakarta yang dimiliki PAN, kita realistis untuk berkomunikasi dengan siapapun, khususnya partai sepaham. Kalau mereka membentuk Panbers, itu sah-sah saja. Tapi bagi PAN lebih mengedepankan komunikasi politik yang efektif dengan partai-partai sepa-ham. Soalnya tidak mungkin PAN ber-juang sendirian,” tandas Andi, yang juga anggota Fraksi PAN DPR-RI. (agus w/cahyo/hery s)

Page 5: Jakarta Raya-Edisi 1

5 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 SENTER

Belum Tentu PKS Usung Incumbent (Fauzi Bowo)SATU - satunya partai berazas Islam di Indonesia adalah Partai Keadilan Se-jahtera (PKS). Jumlah kursi PKS di DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 sebanyak 18 kursi. Ini berarti me-lebihi ambang batas jumlah kursi untuk mengusung sendiri calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pemilu Kepala daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012 sebanyak 14 kursi.

Dengan demikian PKS tidak butuh koalisi dengan partai lain. Ini seperti di-tunjukkan pada Pemilukada 2007. Di mana PKS mencalonkan pasangan gubenur dan wakil gubernur Adang Da-radjatun yang mantan Wakapolri dengan Dani Anwar Ketua Komisi E DPRD DKI, saat itu. Ditambah lagi, PKS punya sikap idealis yang selalu mengusung calon dari internal PKS sendiri.

Namun yang menarik, rumor di Pe-milukada 2012, PKS akan mengusung

calon gubernur (cagub) incumbent Fauzi Bowo. Ini seperti dicetuskan mantan calon wakil gubernur (cawagub), Dani Anwar. Namun Dani mengakui, dukun-gan yang itu bersifat pribadi. Karena Dani mengklaim Fauzi Bowo sebagai sahabatnya. Tapi politisi PKS yang kini duduk sebagai anggota Dewan Per-wakilan Daerah (DPD) asal DKI Jakar-ta, ini tetap mendukung jika pihak PKS mengusung atau punya cagub lain selain Fauzi Bowo.

“Saya dukungan atas pengusun-gan Fauzi Bowo sebagai kandidat bakal calon gubernur DKI Jakarta di Pemilu-kada 2012 mendatang oleh PKS. Dukun-gan saya sifatnya pribadi. Karena Fauzi Bowo sahabat saya. Tapi posisi lain, saya mendukung semua cagub yang diusung PKS nantinya. Asal mekanisme pencalonannya tetap melalui mekanisme yang ada,” ungkap Dani Anwar di ruang

kerjanya gedung DPD RI, Senayan, Ja-karta Selatan, Kamis (3/6).

Soal wacana pengusungan Fauzi Bowo sebagai bakal cagub DKI Jakarta di Pemilukada 2012 oleh PKS, Dani mengakui belum mendengar langsung dari PKS maupun Fauzi Bowo. Yang pasti, kata dia, penentuan bakal calon gubernur itu akan dibahas dalam forum kepartaian dan ada waktunya. “Saya kurang mendengar hal tersebut. Karena saya lebih fokus pada kegiatan saya di DPD RI,” kelit Dani

Isu wacana dirinya kembali maju se-bagai bakal calon wakil gubernur, Dani menolak berkomenter dengan alasn ter-lalu dini. “Secara mekanisme bakal calon gubernur dan wakil gubernur itu ditunjuk langsung oleh setiap kader yang ada di partai. Kita tidak bisa mencalonkan diri begitu saja. Nanti ada tahapan dan mekanisme dalam mengikuti pemilihan

kader yang memilih,” kelitnya.Untuk Pemilukada men-

datang, Dani menyarankan se-tiap kandidat tidak di lihat ber-dasarkan asal usulnya. “Yang penting, apapun back ground-nya asalkan mampu dan peduli dengan masyarakat Jakarta,

khususnya betawi. Soal syarat kandidat cagub dan cawagub sudah ditentukan undang-undang. Jadi calonnya tidak mesti orang Betawi. Sekarang pemim-pinnya orang Betawi, tapi apa yang dira-sakan masyarakat? Kalau disurvei siapa yang peduli dengan DKI, siapun pasti menjawab, Ali Sadikin yang notabene bukan orang Betawi,” ujarnya.

Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Tri-wisaksana mengatakan, saat ini belum bisa menilai kinerja Fauzi Bowo. Dengan alasan baru setengah periode masa ja-batannya. Mungkin pada tahun keem-pat, baru bisa dinilai,” ujar Sani, sapaan akrab Triwisaksana melalui ponselnya, Senin (14/6).

Soal PKS kemungkinan mencalonk-an gubernur dan wakil gubernur dari dalam partai, Sani kembali belum mau terus terang. Wakil ketua DPRD DKI Ja-karta ini mengatakan, PKS belum men-

gadakan pembicaraan apapun mengenai hal itu hingga saat ini. Jadi, PKS belum bisa menentukan apakah punya calon sendiri (dari dalam partai) sebagai partai kader atau tidak atau mau mencalonkan orang luar partai. “Jadi tidak benar ka-lau ada wacana-wacana yang berkem-bang soal Pemilukada 2012. Kita akan matangkan dulu melalui rapat partai,” pungkasnya. (dwie z/lovi k)

Panbers tak Menutup Pintu Partai Lain GabungTujuannya Cari Kriteria untuk Rumusan CagubMESKIPUN pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu-kada) DKI Jakarta 2012, waktunya tergolong lama, tapi warga kota Jakarta dikejutkan dengan deklarasi Panbers (Panitia Bersama) oleh empat partai DKI Jakarta, di Cava Kafe, kawasan Cikini, Jakarta Pu-sat, 12 Mei 2010, pukul: 15.00 WIB. Deklarasi ditanda tangani lang-sung para bos partai, Prya Ramadhani (Ketua DPD I Partai Golkar DKI Jakarta), M Taufik (Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta), Sahrianta Tarigan (Ketua DPW PDS DKI Jakarta), dan Ongen Sangaji (Ketua DPD Hanura DKI Jakarta).

Deklarasi ini bertujuan mencari calon pemimpin Jakarta yang me-miliki visi ke depan membangun Jakarta sebagai ibukota negara se-cara lebih baik dalam insfrastruktur dan mensejahterakan masyarakat yang mampu akhirnya mampu sejajar dengan ibukota negara-negara lain. Dalam deklarasi itu, ditunjukkan komitmen dan konsisten untuk masa depan Jakarta lebih baik dan mengharapkan partai-partai lain ikut serta dan terlibat dalam menentukan masa depan Jakarta, teru-tama dalam merumuskan criteria calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagup) DKI Jakarta 2012.

“Kami tidak sedang berkoalisi. Makanya, tidak menutup kemung-kinan bagi partai lain bisa bersama membahas masa depan Jakarta serta menentukan kriteria cagub di Pemilukada DKI 2012. Untuk bisa menentukan serta mengusung calon, maka setiap partai harus me-miliki 2/3 dari suara atau paling tidak 15 persen dari jumlah kursi di DPRD. Panbers mengantongi 32 persen suara dan ini melebihi am-bang batas suara yang menjadi tiket untuk mengusung pasangan cagub/cawagub di Pemilukada DKI 2012. Seperti diketahui jumlah kursi Partai Golkar (7), Gerindra (6), PDS dan Hanura sama (4). Jadi jumlahnya 21 dan ini lebih dari 14 kursi yang menjadi sarat kendaraan pasangan cagub/cawagub. Kecuali lewat jalur independent yang su-dah memungkin bagi DKI Jakarta di Pemilukada 2012.

Sebelum sampai pada tahap pencalonan, kata Taufik, Panbers secara bersama-sama akan menyusun beberapa langkah dan taha-pan. Utamanya merumuskan kriteria cagub lewat bentuk seminar, roundtable diskusi, inventarisasi tokoh dengan melibatkan stakehold-ers politik Jakarta, hingga pra Pemilukada. Taufik berharap masyara-kat bisa berperan aktif dalam menentukan masa depan Jakarta den-gan memilih calon gubernur yang mampu menjadikan Jakarta lebih baik. “Kita sediakan sarana memilih lewat pra Pemilukada. Nanti dari

hasil rumusan kriteria ujung-ujungnya inventaris nama-nama cagub yang dikembalikan pada masyarakat untuk jadi pegangan dalam me-milih. Jadi tidak seperti beli kucing dalam karung. Bahkan kami akan menggagas Pra Pemilukada dengan survey satu juta orang. Ini me-manfaatkan struktur partai. Jadi tidak perlu TPS (tempat pemungutan suara, red). Kita ingin melibatkan public sebanyak-banyaknya dalam Pemilukada. Jadi nama siapa yang jadi pemenang di Pra Pemilukada, saya yakin jadi potensi atau gambaran kemenangannya,” ujarnya.

Soal kriteria pemimpin Jakarta pasca Fauzi Bowo, Ketua DPD I Partai Golkar DKI Jakarta Prya Ramadhani mengatakan, Partai Gol-kar mengharapkan adanya sosok figur gubernur DKI yang memiliki kemampuan serta visi menjadikan kota Jakarta sebagai Kota Mega-politan. “Sebagai ibukota negara harus mampu setara dengan ibukota negara-negara lain. Dan calon gubernur harus dikenal atau familiar denganh warganya,” beber Prya lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 15.00 WIB.

Tentang bakal calon gubernur, Prya mengaku sudah mengan-tongi tiga nama sesuai kriteria yang diharapkan. Walaupun masih dalam tahap proses. Karena, menurut Priya, Partai Golkar tetap me-megang komitmen dan konsekwen pada Panbers dalam mentukan kriteria cagub/cawgub. “Penentuan bakal calon masih dalam proses dan penentuan bakal calon ditetapkan setelah penetapan kriteria calon gubernur. Kemungkinan menginventarisir dulu nama bakal calon kan-didat pada oktober 2010,” kilahnya.

Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta, Ongen Sangaji men-gatakan, Hanura masih intens mengembangkan komunikasi politiknya bersama Panbers berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta 2012 agar Jakarta lebih baik. “Kriteria pemimpin Jakarta ke depan, Hanura merasa belum waktunya masuk pada figur secara mendetail. Tapi leb-ih pada figur secara global saja. Yaitu figure dengan komitmen tinggi untuk membangun Jakarta, kredible, dan komunikatif, serta mencintai dan dicintai rakyat Jakarta. Mengingat DKI ibukota metropolitan,” harap Ongen Sangaji, Ketua DPD Partai Hanura lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 20.30.

Sejauh ini Ongen mengaku belum menemukan figur cagub dan cawagub. Apalagi semua melalui pengembangan komunikasi intens dengan Panbers. Karena itu, Hanura belum mendapatkan siapa sosok bakal cagub. Makanya, Hanura belum berani menyebut nama untuk dibawa ke Panbers.

Ini diamini Ketua DPW PDS DKI Jakarta Sahrianta Tarigan. Saat ini Panbers, kata Sahrianta, sedang menyusun kriteria cagub men-datang. “Jadi intinya Panbers tidak hanya melihat figur orang, tapi lebih pada kapasitasnya. Ini bisa terjadi karena Panbers masih tetap solid dan kompak. Sekali kita deklarasi, tentu kita harus solid serta konsisten sampai Pemilukada 2012,” pesan Sahrianta yang juga anggota DPRD DKI. (lovi k/agus w/imam m)

Grassroot Nilai Panbers sebagai Hindari Beli Kucing dalam Karung

MESKIPUN pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pe-milukada) DKI Jakarta 2012, waktunya tergolong lama, tapi warga kota Jakarta dikejutkan dengan deklarasi Panbers (Panitia Bersa-ma) oleh empat partai DKI Jakarta, di Cava Kafe, kawasan Cikini, Jakarta Pusat, 12 Mei 2010, pukul: 15.00 WIB. Deklarasi ditanda tangani langsung para bos partai, Prya Ramadhani (Ketua DPD I Partai Golkar DKI Jakarta), M Taufik (Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta), Sahrianta Tarigan (Ketua DPW PDS DKI Jakarta), dan Ongen Sangaji (Ketua DPD Hanura DKI Jakarta).

Deklarasi ini bertujuan mencari calon pemimpin Jakarta yang memiliki visi ke depan membangun Jakarta sebagai ibukota neg-ara secara lebih baik dalam insfrastruktur dan mensejahterakan masyarakat yang mampu akhirnya mampu sejajar dengan ibukota negara-negara lain. Dalam deklarasi itu, ditunjukkan komitmen dan konsisten untuk masa depan Jakarta lebih baik dan mengharapkan partai-partai lain ikut serta dan terlibat dalam menentukan masa de-pan Jakarta, terutama dalam merumuskan criteria calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagup) DKI Jakarta 2012.

“Kami tidak sedang berkoalisi. Makanya, tidak menutup ke-

mungkinan bagi partai lain bisa bersama membahas masa depan Jakarta serta menentukan kriteria cagub di Pemilukada DKI 2012. Untuk bisa menentukan serta mengusung calon, maka setiap partai harus memiliki 2/3 dari suara atau paling tidak 15 persen dari jumlah kursi di DPRD. Panbers mengantongi 32 persen suara dan ini melebihi ambang batas suara yang menjadi tiket untuk mengusung pasangan cagub/cawagub di Pemilukada DKI 2012. Seperti diketahui jumlah kursi Partai Golkar (7), Gerindra (6), PDS dan Hanura sama (4). Jadi jumlahnya 21 dan ini lebih dari 14 kursi yang menjadi sarat kendaraan pasangan cagub/cawagub. Kecuali lewat jalur independent yang su-dah memungkin bagi DKI Jakarta di Pemilukada 2012.

Sebelum sampai pada tahap pencalonan, kata Taufik, Panbers se-cara bersama-sama akan menyusun beberapa langkah dan tahapan. Utamanya merumuskan kriteria cagub lewat bentuk seminar, roundta-ble diskusi, inventarisasi tokoh dengan melibatkan stakeholders politik Jakarta, hingga pra Pemilukada. Taufik berharap masyarakat bisa ber-peran aktif dalam menentukan masa depan Jakarta dengan memilih calon gubernur yang mampu menjadikan Jakarta lebih baik. “Kita se-diakan sarana memilih lewat pra Pemilukada. Nanti dari hasil rumusan kriteria ujung-ujungnya inventaris nama-nama cagub yang dikemba-likan pada masyarakat untuk jadi pegangan dalam memilih. Jadi tidak seperti beli kucing dalam karung. Bahkan kami akan menggagas Pra Pemilukada dengan survey satu juta orang. Ini memanfaatkan struktur partai. Jadi tidak perlu TPS (tempat pemungutan suara, red). Kita ingin melibatkan public sebanyak-banyaknya dalam Pemilukada. Jadi nama siapa yang jadi pemenang di Pra Pemilukada, saya yakin jadi potensi atau gambaran kemenangannya,” ujarnya.

ANALISA akan munculnya empat pasangan bakal calon gubernur (balongub) di Pemilihan umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Ja-karta 2012 disambut baik pengamat politik Ray Rangkuty. Menurut Ray, sapaan akrabnya, peta politik yang memunculkan empat pas-angan balongub sangat logis. Dan jumlah itu ideal. Tidak kurang dan maksimal bagi provinsi selevel ibukota Jakarta.“Saya pikir logis dan tepat. Tapi dari nama-nama balongub yang muncul, bagi saya tidak ada yang menarik. Makanya ini peluang bagi Panbers (Panitia Bersama, red) untuk bermain. Artinya, Panbers ha-rus memunculkan nama baru selain nama-nama yang mengemuka,” harap Ray Rangkuti, Pengalamat Politik dan Koordinator Lingkar Madani melalui ponselnya, Sabtu (19/6), pukul: 13.00 WIB.

Ray sempat mentertawakan PKS yang wacananya mengusung Fauzi Bowo sebagai balongub di Pemilukada DKI 2012. Alasan dia, sebagai pengamat dan warga DKI Jakarta, kinerja Fauzi Bowo tidak ada yang berkembang. Jadi kalau Fauzi Bowo mau memperbaiki kinerjanya pun sudah terlambat. Jadi cukuplah satu periode saja. “Sepanjang kepemimpinan Fauzi Bowo, sebagai warga Jakarta saya kecewa. Karena tidak ada yang berubah. Kalau dulu jargon kam-panya Fauzi Bowo berbunyi serahkan pada ahli, ternyata keahlian tidak bisa mengembangkan pembangunan kota. Contohnya rawan crowded, banjir, sampah di mana. Bukan sampah riil, tapi sampah investasi asiang, sampah pengangguran, dan sejenisnya,” sindirnya.

Soal deklarasi Panbers, Ray menyambut gembira. Apalagi tu-juannya untuk menampung aspirasi yang diakumulasi menjadi kri-teria balongub dan ujung-ujungnya jadi inventaris nama. “Saya me-nyambut baik upaya rekrutmen balongub yang tidak mengandalkan survei. Selama ini cuma survei yang mengerjakan itu. Padahal lewat struktur partai lebih akurat karena kader mereka sendiri yang beker-ja,” pungkasnya. (hery s)

Soal kriteria pemimpin Jakarta pasca Fauzi Bowo, Ketua DPD I Partai Golkar DKI Jakarta Prya Ramadhani mengatakan, Partai Golkar mengharapkan adanya sosok figur gubernur DKI yang me-miliki kemampuan serta visi menjadikan kota Jakarta sebagai Kota Megapolitan. “Sebagai ibukota negara harus mampu setara dengan ibukota negara-negara lain. Dan calon gubernur harus dikenal atau familiar denganh warganya,” beber Prya lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 15.00 WIB.

Tentang bakal calon gubernur, Prya mengaku sudah mengan-tongi tiga nama sesuai kriteria yang diharapkan. Walaupun masih dalam tahap proses. Karena, menurut Priya, Partai Golkar tetap me-megang komitmen dan konsekwen pada Panbers dalam mentukan kriteria cagub/cawgub. “Penentuan bakal calon masih dalam proses dan penentuan bakal calon ditetapkan setelah penetapan kriteria calon gubernur. Kemungkinan menginventarisir dulu nama bakal calon kandidat pada oktober 2010,” kilahnya.

Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta, Ongen Sangaji me-ngatakan, Hanura masih intens mengembangkan komunikasi poli-tiknya bersama Panbers berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta 2012 agar Jakarta lebih baik. “Kriteria pemimpin Jakarta ke depan, Hanura merasa belum waktunya masuk pada figur secara mende-tail. Tapi lebih pada figur secara global saja. Yaitu figure dengan komitmen tinggi untuk membangun Jakarta, kredible, dan komuni-katif, serta mencintai dan dicintai rakyat Jakarta. Mengingat DKI ibu-kota metropolitan,” harap Ongen Sangaji, Ketua DPD Partai Hanura lewat ponselnya, Senin (14/6), pukul: 20.30.

Sejauh ini Ongen mengaku belum menemukan figur cagub dan cawagub. Apalagi semua melalui pengembangan komunikasi intens dengan Panbers. Karena itu, Hanura belum mendapatkan siapa so-sok bakal cagub. Makanya, Hanura belum berani menyebut nama untuk dibawa ke Panbers.

Ini diamini Ketua DPW PDS DKI Jakarta Sahrianta Tarigan. Saat ini Panbers, kata Sahrianta, sedang menyusun kriteria calgub mendatang. “Jadi intinya Panbers tidak hanya melihat figur orang, tapi lebih pada kapasitasnya. Ini bisa terjadi karena Panbers masih tetap solid dan kompak. Sekali kita deklarasi, tentu kita harus solid serta konsisten sampai Pemilukada 2012,” pesan Sahrianta yang juga anggota DPRD DKI. (lovi k/agus w/imam m)

DANI ANWAR

Ray Rangkuty:Cukup Satu Periode

Page 6: Jakarta Raya-Edisi 1

LEGISLATIF NEWS JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 6

ISU besar dalam sejarah bangsa Indonesia belakangan soal Pancasila. Ada semacam pergeseran nilai yang membuat Pancasila tidak lagi tersakralkan. Ternyata berdasarkan sejarah dari jaman Orde Lama dan Orde Baru, Pancasila memang dibutuhkan negeri ini. Jangan jadi sepele yang verbal untuk membangkitkan kembali semangat itu.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M Taufik mengatakan, saatnya untuk Mensaktikan Kembali Pancasila. Caranya mulai dari sekolah-sekolah. Jangan-jangan di sekolah pun sudah tidak ada lagi bingkai bunyi falsafah Pancasila. Ini harus ada seperti dulu. Walaupun tidak seratus persen benar, tapi bagi Taufik, pudarnya semangat Pancasila saat ini boleh jadi mengindikasi merosotnya atau terjadi degradasi mental dan moral anak bangsa.

Terbukti tawuran dan kerusuhan antarwarga dan kampng terjadi. Orang jadi gampang marah dan semangat gotong royong tidak ada lagi. Belum lagi moral asusila, seperti heboh kasus video mesum mirip artis Luna Maya dan Ariel, Cut Tari dan Ariel yang marak belakangan ini. Sekarang orang cepat marah dan bangsa ini terkesan sadis.

“Nah, Partai Gerindra mengangap ini penting. Ke depan, apalagi menghadapi penetrasi asing. Kalau Pancasila diverbalkan, saya yakin punya resapan. Ideologi Pancasila ini sangat merekat. Sekarang tidak peduli lagi. Bagi saya, lunturnya kesadaran akan Pancasila menjadi salah satu penyebab degradasi mental dan moral anak bangsa tadi,” ujar M Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta di ruang kerjanya, Rabu (26/5), pukul: 14. 00 WIB.

Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC), Tanah Abang Jakpus, H Fazarudin mengatakan, penyebab terkikisnya nilai-nilai Pancasila sebagai jatidiri bangsa saat ini, jadi pertanyaan besar bagi seluruh komponen bangsa dan ini bukan permasalahan

Mensaktikan Kembali Pancasila

kecil yang tidak harus dicari tahu akar penyebabnya. Karena mengikisnya nilai-nilai Pancasila mempengaruhi masa depan dan jatidiri generasi lima sampai sepuluh tahun ke depan. Bila tidak disikapi dengan baik, niscaya Pancasila hanya tinggal sebuah

legenda dari perjalanan bangsa. “Penyebab lunturnya nilai Pancasila saat ini adalah pengaruh budaya asing yang masuk serta mempengaruhi gaya hidup masyarakat luas, khususnya generasi muda. I ini sangat bertentangan dengan budaya bangsa kita sendiri yang saling menghargai dan menghormati serta tidak mementingkan

diri sendiri. Selain pengaruh budaya asing juga disebabkan minimnya pendidikan dan pemahaman Pancasila di dunia pendidikan,” ujarnya.

Ini seperti ditegasi beberapa pengajar sekolah menengah swasta di Jakarta Pusat yang tidak berkomentar dan malah mengucapkan, “No comment. Saya tidak faham Pancasila”.

Berkaitan masuknya budaya asing yang mempengaruhi pola hidup serta pergaulan generasi muda, ditambah minimnya pemahaman Pancasila di dunia pendidikan, H. Fazarudin mengatakan, pemerintah harus bersikap tegas. Karena Pancasila merupakan jatidiri bangsa. Apa yang akan terjadi bila kita hidup sebagai suatu bangsa kehilangan jatidirinya. “Kalau kita punya jatidiri, paling tidak bisa bersikap sebagai bangsa,” tandasnya.

Untuk menyikapinya, kata Fazarudin, nilai-nilai sepiritual serta pendidikan budi pekerti pada anak-

anaknya dimulai dari lingkungan keluarga. Disamping pendidikan di sekolah. Karena bagaimanapun

pendidikan dimulai dari lingkungan terkecil. “Dulu jaman saya sekolah ada pelajaran Pendidikan Moral Pancasila

(PMP, red) dan budi pekerti. Jadi paling tidak kita tahu tentang pendidikan moral dan beretika, minimal untuk kita sendiri. Jangan

melihat masa depan dengan mata buta. Masa lampau berguna untuk kacamata benggalnya daripada masa akan datang,” ujarnya.

Mungkin isi pidato Soekarno, pada 17 Agustus 1966 bisa menjadi semangat untuk dapat menatap dan meniti masa depan bangsa dengan baik serta memiliki karakter sebagai bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. (imam m/hery s)

MPR Programkan Sosialisasi PancasilaKETUA Poksi Komisi IV DPR RI, Farid Pransis mendukung sepenuhnya pro-gram sosialisasi Pancasila dan empat pilar negara oleh MPR. Menurut Farid, sosialisasi itu sejalan dengan dasar Par-tai Gerindra. Yaitu menjaga Negara Ke-satuan Republik Indonesia (NKRI) dan kerakyatan.

”Kita mendukung apa yang dilaku-kan MPR. Karena dasar Partai Gerindra hanya dua, menjaga kesatuan NKRI dan Kerakyatan. Melalui DPR kita berjuang agar ekonomi kerakyatan tetap diterap-kan, melalui MPR kita berjuang agar per-satuan NKRI ini dapat terwujud,” ungkap Farid Pransis yang juga wakil Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPR di sela-sela ikut kunjungan kerja Ketua MPR RI, Tau-fik Kiemas dalam Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/5).

Nampak dari program sosialiasasi ini, kata dia, keinginan Gerindra meng-hidupkan kembali Pancasila. Fraksi Ge-rindra DPR RI telah melakukan tiga rang-kaian kegiatan berkerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang, Universi-tas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Instansi Garuda, dan Pengurus Harian 45. Ketiga rangkaian kegiatan tersebut konteknya memasyarakatkan empat pi-lar negara. Karena itu garis perjuangan Partai Gerindra.

Terkait kinerja Gerindra, fraski partai berlambang Kepala Burung Garuda ini terus mendorong bagaimana infrastruk-tur berhubungan dengan petani, pede-

saan. ”Ini akan menjadi prioritas karena ini sesuai prinsip Gerindra yaitu kerak-yatan,” ujarnya.

Anggota Komisi V Fraksi Partai Ge-rindra DPR RI, Nuri Iswanto mengaku prihatin dengan pudarnya nilai-nilai Pan-casila di kalangan generasi muda. Kare-na itu ia mengimbau agar nilai-nilai Pan-casila perlu diterapkan kembali di kala-ngan masayarakat, khususnya generasi muda. ”Anak muda jangan hanya dituntut menghapalkan sila-sila Pancasila, tapi harus diajak menjadikan Pancasila se-agai realita sesungguhnya,” tandasnya.

Meskipun partai Gerindra relatif baru, tapi ini menjadi sorotan. Fraksi Gerinda, kata dia, cukup mumpuni. Sebab dalam tegang waktu kurang dari dua tahun su-dah banyak menghasilkan UU, khusunya membela kepentingan rakyat kecil. “Par-tai Gerinda cukup kritis dalam membela kepentingan Negara. Buktinya waktu kasus Bank Century kita memilih opsi C. Ini bukti kinerja Fraksi Partai Gerindra. Walaupun jumlah kita hanya 26 dari 560, tapi cukup mengigit,” pujinya.

Sebagai partai baru, Nur mengim-bau kader yang berhasil mendapatkan kursi di legislatif dari pusat hingga ka-bupaten kota untuk terus melakukan konsulidasi dan mengembangkan nama Gerindra. Karena merekalah penentu ci-tra Partai Gerindra.

Keprihatian telah memudarnya nilai pancasila, diungkapkan Anggota Komisi II, DPR RI Fraksi Gerindra Harun Al Rasyid. Ia meyakini pudarnya nilai Pan-

casila akibat dihapuskannya Program P4 (Pedoman Penghasilan Pengalaman Pancasila) yang zaman Orde Baru gen-car disosialisasikan. “Waktu zaman Pak Harto ada Penataran P4 ini dan harus dikembangkan kembali. Karena Pan-casila merupakan filter ampuh terhadap kebudayaan dari luar. Saat ini bangsa Indonesia mengalami degradasi moral. Karena itu semangat Pancasila harus

Ideologi Pancasila Tak Tergantikan

PANCASILA akan tetap menjadi satu-satunya ideologi bagi negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak ada ideologi lain yang cocok dan mampu menjadi pemersatu bangsa selain Pancasila. Untuk itu, setiap warga negara hen-daknya selalu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Ja-ngan pernah berpikir mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, karena ideologi Pancasila telah mutlak sabagai ideologi bangsa dan kesaktiannya telah teruji.

“Pancasila harus mewatak dan men-jadi jati diri bangsa Indonesia sampai kapanpun. Karena hanya dengan Pan-casila bangsa ini akan bisa kita perta-hankan,” kata Abdul Gani Yusuf, Tenaga Profesional Lembaga Ketahanan Nasi-onal (Lemhannas) RI, saat Seminar Na-sional “Pancasila Sakti Tetaplah Sakti” di Gedung Panca Gatra Dwi Warna Purwa, Lemhannas RI, Jalan Kebon Sirih, Ja-karta Pusat, Rabu (9/6).

Abdul Gani yang hadir mewakili Gubernur Lemhannas, Muladi yang ber-halangan hadir, mengatakan, tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pan-casila sudah benar, yakni berasal dari rakyat oleh rakyat dan dikembalikan lagi untuk rakyat. Maka itu, sudah seharus-nya kita mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. “Pancasila sudah benar, tidak ada yang salah de-ngan Pancasila,” ujarnya.

Abdul Gani menyebutkan, kelima sila yang terdapat dalam Pancasila itu tidak bisa dipisahkan antara satu de-ngan yang lainya. Sila pertama sampai sila ketiga meliputi hal yang bersinggu-ngan dengan individu-individu kita se-bagai manusia. Yakni Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Persatuan Indonesia. Ke-tiga sila itu menekankan bahwa kita ini sebagai manusia adalah makhluk yang bertuhan. Karena makhluk bertuhan itulah, manusia diberi kelebihan oleh Tuhan, mulai dari akal dan pikiran serta keinginan untuk bersatu. Sedangkan sila keempat dan kelima meliputi hal yang bersinggungan dengan sosial. Yakni Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam Kebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Maka untuk memahami Pancasila dan mengamal-kanya, harus melihatnya secara utuh jangan sepenggal-penggal,” katanya.

Guru Besar Tasawuf Institut Kajian Tasawuf Az-Zukhruf, Amiruddin Syah, yang juga menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut menjelaskan, Pancasila sesuai dengan mukadimah adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Pri Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerak-yatan dan Keadilan Sosial, Kesejahte-raan dan Perdamaian. Sedangkan, menurut hakekatnya, Tuhan Yang Maha Esa, Iman Yang Kukuh Kepada Tuhan, Mampu Memenuhi Kebutuhan Dunia, dan Bertafakur sampai Terbitnya Fajar.

Khusus untuk hakekat Pancasila ini dapat dijelaskan pertama, mampu mengekang, merantai hawa nafsu dunia yang dalam Pancasila digambarkan den-gan lambang rantai. Kedua, mampu ber-tafakur sebagai yang dicontohan dalam gambar kepala banteng supaya tidak

Interview Anhar GonggongJangan Hanya DimaknaiSecara Verbal

TAK bisa dipungkiri bahwa Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indo-nesia. Pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku. Na-mun, setelah berpuluh tahun se-jak pertama kali pertama diusulkan Soekarno, kondisi bangsa Indonesia seakan jauh panggang dari api. Cita-cita sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, diejawantahkan dengan

berbagai macam pembenaran terhadap agama. Kemanusiaan yang adil dan be-radab, hilangnya sifat-sifat kemanusiaan antarmanusia. Sila persatuan Indonesia, diaplikasikan dengan pertikaian yang menjurus perpecahan dan disintegrasi bangsa. Pengelolaan negara yang tidak berlandaskan sila kerakyatan yang Di-pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Begitu juga dengan sila keadilan sosial bagi se-luruh rakyat Indonesia, bagaikan tong kosong nyaring bunyinya.

Mengutip kalimat Presiden Soekarno dalam sambutannya di Istana Negara, Pancasila adalah alat pemersatu bang-sa. Tidak di atas dasar Pancasila kita terpecah belah, jelas bahwa hanya Pan-casila yang dapat tetap mengutuhkan

segera dihidupkan kembali. Sebab Pan-casila adalah pedoman yang secara spesifik mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manu-sia, serta manusia dengan alam. Nilai-nilai Pancasila harus menjadi pendoman untuk semua politisi. Artinya politisi tidak boleh tunduk pada ideologi partai, tapi harus tunduk dengan ideologi negara,” pungkas Harun Al Rasyid. (dwie z)

(Bersambung ke hal. 19)

Page 7: Jakarta Raya-Edisi 1

7 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 LEGISLATIF NEWS

Nilai-nilai Pancasila Kurang Tersosialisasi

JAKARTA - Sebagai dasar negara Re-publik Indonesia, Pancasila kini tidak banyak yang memahami maknanya. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi pemerintah yang kurang serius mengin-struksikan masyarakat untuk menjadi-kan Pancasila sebagai pedoman negara dalam kehidupan berbangsa dan berneg-ara. Selain itu, transfer knowledge terha-dap Pancasila juga tidak ada.

Pancasila sebagai dasar negara yang diketahui setiap 1 Juni selalu di-peringati. Jika kita memahaminya secara seksama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah sesuai dengan jati diri bangsa. Akan tetapi arti Pancasila itu sendiri dalam kurun waktu sekarang telah menurun tidak sesuai lagi dengan ciri bangsa Indonesia. Padahal, jika kita melihat ke masa lalu rasa nasi-onalisme terhadap Pancasila sangatlah kental, hal ini dirasakan oleh Ilyas Indra Ketua Umum DPP Generasi Muda Sriwi-jaya.

Ilyas merasakan sewaktu masih Sekolah Dasar, meski tinggal di sebuah desa kecil yang sekolahnya jauh dari layak, akan tetapi nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme terhadap bangsa ini sangatlah kental di bandingkan dengan masa lalu, kondisi yang ada saat ini sa-ngat jauh sekali.

Hasil survey yang dilakukan bersama Universitas Azzahra kepada sekolah-sekolah di Jakarta, ditemukan kurang-nya perhatian guru atau pihak sekolah untuk memakai symbol-simbol negara. Hal itu memacu kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dasar negara In-donesia, “Hal inilah yang dapat mempe-ngaruhi berkurangnya rasa nasionalisme bangsa” katanya.

Saat ini guru sekolah hanya menitik-beratkan pada kualitas kelulusan murid sehingga banyak sekolah yang lebih mengesampingkan pelajaran tentang ke-bangsaan Ilyas Indra yang juga sebagai rektor pa-ling muda ini mengatakan, bah-wa hal yang bisa mempengaruhi rasa na-sionalisme pancasila, diataranya penga-ruh politik, pertumbuhan ekonomi rakyat, dan rehdahnya pendidikan pemerintah dalam hal ini harus melakukan sosia-lisasi. (agus s)

negara kita, tetap dapat menyelamat-kan negara kita.

Berikut petikan wawancara dengan sejarawan Anhar Gonggong mengenai tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pan-casila :

* 1 Juni dan Pancasila adalah mo-mentum sejarah dan falsafah hidup bangsa Indonesia, menurut Anda?

Ya, hal itu harus dilihat dari sebuah latar belakang ketika melihat sikap Je-pang dalam menjajah bangsa kita. Sing-katnya, menjelang kejatuhannya, Jepang berusaha tetap mendapatkan dukungan dari para pemimpin bangsa Indonesia, Jepang membuka ruang-ruang tertentu, di mana mereka membuat suatu lemba-ga yang nantinya mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin Islam. Duduk dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan rencana Indonesia merdeka. Maka, tanggal 2 Mei dibentuk-lah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). De-ngan dua kali masa sidang, yang per-tama dari tanggal 29 Mei – 1 Juni. Lalu,

tanggal 1 Juni yang sangat konseptual dan jelas dalam menjawab pertanyaan Dr. Rajiman sebagai ketua BPUPKI, yaitu, ketika Soekarno yang berbicara sekitar 1 -1 ½ jam, yang merumuskan dasar negara yang diusulkan dan diaju-kan Soekarno. Tapi sebenarnya kalau orang membaca pikiran Soekarno dari buku-bukunya, terutama buku Di bawah Bendera Revolusi, maka sebenarnya Pancasila hanya dirumuskan kembali pikiran-pikiran dan tulisannya yang telah dimulai dari tahun 1926 – 1945. Jadi, dalam periode 20 tahun Soekarno ba-nyak menulis. Singkatnya, tanggal 1 Juni itu Soekarno merumuskan lima dasar negara yang disampaikan ke sidang BPUPKI sebagai calon dasar negara, nah, beliau merumuskan kebangsaan, perikemanusiaan, persatuan, demokrasi, keadilan sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah berpidato, anggota BPUPKI yang terdiri dari 62 orang, ter-belah menjadi dua kelompok. Ada yang mendukung dan ada yang tidak. Kemu-dian, nasionalis sekuler dan nasionalis

Islam yang sebenarnya juga tidak meno-lak, hanya ingin memperjelas makna dari beberapa sila tersebut.

Misalnya, Soekarno menempatkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa se-bagai Sila ke-5, sedangkan yang lain meng-hendaki sila ke-1. Lalu, terjadi pertentangan diantara anggota tersebut. Tetapi, apa yang sangat penting dari pi-dato Soekarno 1 Juni adalah bahwa, Soekarno berhasil merumuskan suatu calon dasar negara berdasar atas piki-ran-pikiran yang telah dipikirkan sekian lama untuk menjadi landasan kehidupan berbangsa negara Indonesia.

*Dalam konteks kekinian, me-ngapa Pancasila memudar dalam ber-bangsa?

Sebenarnya itu adalah kesalahan pemerintah, partai politik, dan kaum in-telektual. Contohnya, secara verbal dan fanatik, kita mengatakan Pancasila se-bagai dasar negara. Persoalannya, me-ngapa Pancasila tidak pernah dirasakan sebagai sesuatu yang punya makna.

Pancasila bukan lagi menjadi pe-

TANJUNG PRIOK, Siapa pun tahu ka-wasan pelabuhan adalah pusat bongkar muat yang merupakan bagian sentra per-ekonomian Jakarta dan sekitarnya. Tak Pelak, Pelabuhan peti kemas Tanjung Priok, Jakarta Utara jadi lahan perebu-tan. Baik antarwarga maupun warga dengan pemerintah. Seperti meletus-nya kasus Tanjung Priok berdarah yang menewaskan tiga anggota Satpol PP dan ratusan korban luka-luka baik dari warga maupun aparat Satpol PP dan polisi.

Kasus dipicu rencana Peme-rintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta mengek-sekusi makam Mbah Priok di kawasan pelabahan peti kemas. Makam Mbah Priok alias Habib Hasan bin Muham-mad Al Haddad, ulama besar penyebar agama Islam dan seorang tokoh legenda Tanjung Priok. Bahkan dipercaya nama

TPF Banyak Temukan BuktiTragedi Mbah Priok Berdarah

Mbah Priok berawal dari legenda ulama besar itu.

Kasus Priok meletus pada, Rabu (14/5). Bentrok aparat dengan warga pengikuti Mbah Priok merembet keluar Koja dan sekitarnya. Anggota DPRD DKI Jakarta, S. Andika yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta Utara ikut menjadi korban terkena lemparan batu dan pukulan Satpol PP. Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI ini pun diangkat menjadi juru bicara Tim Pencari Fakta (TPF).

“TPF menemukan banyak fakta terkait kerusuhan Koja yang kemudian dibawa ke paripurna DPRD, pada 3 Juni 2010. Ini dengan menggunakan rens an-tara 0-100 tingkat kesalahan berbeda. Misalnya Pelindo, tingkat kesalahannya pada wilayah administrasi, prosedur, dan

sebagainya. Ahli waris dengan tingkat kesalahan terkait mempersenjatai diri, provokasi, dan sebagainya. Sementara tingkat kesalahan yang lain klaim tanah sama-sama belum mempunyai kedudu-kan hukum tetap,” ungkap Andyka.

Kesalahan tersebut terjadi di pihak kepolisian dan Satpol PP yang tidak menjalankan rens out. Karena sudah disepakati bila di lapangan ada senjata dan terdapat potensi konflik, tugas ke-polisian dari Polres KPPP melakukan pembersihan dan menarik senjata-sen-jata. Setelah situasi kondusif barulah Satpol PP mengambil alih. Sementara pihak Gubernuran DKI yang mengelu-arkan Ingub No 132 Tahun 2010, tanpa mempertimbangkan serta melakukan ka-jian terlebih dulu. Apakah tanah itu sah milik Pelindo atau belum? Karena masih

Pancasila Tidak Menolak Globalisasi

dalam proses gugatan dan belum memi-liki kekuatan hukum tetap. Ini bentuk ke-salahan kebijakan yang sifatnya admin-istrasi dan kurang hati-hati. “Kemudian dari Pelindo yang meminta surat per-cepatan pembongkaran. Padahal belum ada data dan TPF punya bukti Pelindo punya peran sangat vital,” terang An-dyka, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra.

Di bagian lain Andyka menyebutkan adanya pertanggungjawaban administra-si di tingkat gubernur. Pertanggungjaw-aban hukum di kedua belah pihak baik perdata maupun pidana. “Contohnya, ada korban meninggal dan luka-luka ser-ta klaim tanah, tentu harus ada pemisa-han,” ujarnya.

Warga sekitar Koja menganggap kasus tersebut tidak seharusnya terjadi,

PANCASILA tidak menolak globalisasi. Hal ini ditegaskan Bung Karno dalam pi-datonya di depan BPUPKI 1 juni 1945. Slamet Hardani, Pembina Yayasan Pendidikan Menengah 17 Agustus 1945 saat ditemui di ruang kerjanya di Tebet Barat menyatakan, prinsip internasiona-lisme mengandung pengertian nasiona-lisme Indonesia bukanlah sebuah nasi-

onalisme sempit dan chauvinish, namun nasionalisme Indonesia merupakan na-sionalisme yang memiliki tujuan menuju pada keluarga berbangsa.

Dari sini dapat disimpulkan Bung Karno telah melihat jauh ke depan de- ngan memprediksi dan menggambarkan pergulatan dan persaingan global akan terjadi di kemudian hari. Sebab itulah lima prinsip Pancasila dijadikan dasar

dan falsafah dalam mendirikan dan membangun negara Indonesia merdeka pada saat itu dengan harapan menjadi negara yang kuat serta mampu mem-berikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi bangsanya.

Akan tetapi kenyataannya Pancasila mulai kehilangan tajinya dalam mengha-dapi globalisasi saat ini. Ini disebabkan memudarnya ruh dan membiasanya Ja-tidiri bangsa hal ini terlihat dari lemahnya kedaulatan politik nasional, bergantung-nya perekonomian Indonesia, dan de-

mokrasi Indonesia yang tidak bercermin pada kepribadian dan budaya bangsa, jika keadaan ini dibiarkan berlarut, maka akan ber efek pada degradasi moral.

National Caracter Building (NCB) bangsa Indonesia harus segera diban-gun kembali melalui upaya – upaya pen-didikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat perguruan tinggi, mem-bangkitkan kesadaran nasional secara menyeluruh dari tingakatan keluarga, lingkungan masyarakat hingga lingku-ngan pendidikan formal. Sebab jika ti-dak maka hanya secara formalitas saja. (agus w)

Bung Karno dan PancasilaPANCASILA Setelah hampir kehilangan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, te-pat pada 1 Juni 2010, kemarin, banyak spanduk di mana-mana tersebar untuk memeriahkan Peringatan Hari Kesak-tian Pancasila. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut berpi-dato khusus.

Tapi bagaimana sejarahnya? Untuk mengenang, terutama bagi generasi terakhir perlu mencermati kembali. “Pan-casila kecuali suatu Weltanschauung adalah alat pemersatu, dan siapa tidak

mengerti perlunya persatuan dan siapa tidak mengerti bah-wa kita hanya dapat merdeka

dan berdiri tegak merdeka jikalau kita bersatu, siapa yang tidak mengerti itu, tidak akan mengerti Pancasila,” cetus Soekarno, Presiden I RI.

Kusno merupakan nama kecil Soe-karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901, terlahir dalam kesederhanaan Raden Soekemi Sostrodiharjo dan Ida Nyoman Rai, Sejak kecil Soekarno senang ber-gaul dengan sesamanya, dan kegema-rannya mengarang di mulai sejak ia bersekolah di Hoegere Burger School hingga saat ia menjadi mahasiswa di

Technise Hoge School (sekarang ITB) hingga mendapatkan gelar insinyur.

Di usianya ke 27, Soekarno mendiri-kan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan kemudian mendirikan Partai Indonesia (PARTINDO), demi kecintaan terhadap kemerdekaan bangsanya ia harus rela keluar masuk penjara dan tempat pen-gasingan bagi dirinya karena di anggap ingin memberontak terhadap pemerin-tahan yang ada. Dari penjara ke penjara hingga tempat pengasingan tidak meny-urutkan semangatnya untuk memerdeka-kan bangsa dan negaranya, penjara dan tempat pengasingan semakin membut Soekarno bertambah di cintai dan di

kagumi oleh rakyat dan pendukungnya.Kemerdekaan yang di cita-citakan

bagi bangsanya tertuang dalam pemiki-ran Soekarno tentang anti penindasan sesama manusia, yang bertujuanyang membangun kehidupan dalam tata nilai berdasarka kesejahteraan dan keber-samaan yang termaktub dalam butiran PANCASILA yang di pelajari dan di-hayatinya dari akar budaya dan moral bangsa, serta sebaga jiwa nasionalisme Indonesia.

gangan kehidupan bersama, karena Pancasila sebagai dasar negara tidak pernah disosialisasikan dengan benar dan tepat. Ambil sebagai contoh, pada zaman Soekarno ada Indoktrinasi Mani-pol Usdek, lalu di zaman Soeharto ada BP7 dengan penataran P4nya. Tetapi kemudian, hal itu dilakukan hanya untuk kepentingan kekuasaan, tidak untuk ke-pentingan rakyat.

Yang lebih celaka lagi, kalau parpol sebagai organ yang berhubungan lang-sung dengan rakyat, tidak pernah me-ngambil langkah yang kongrit bagaimana Pancasila itu dipahami butir-butirnya dan dijalankan oleh semua pihak dalam kai-tan berbangsa dan bernegara. Itu adalah kelemahan utama yang saya lihat de-wasa ini.

*Kalau terus seperti ini, apa yang akan terjadi?

Bisa rusak republik ini jika tidak ada makna Pancasila lagi. Itu artinya, tidak ada gunanya republik ini ada. Karena re-publik ini ada atas dasar perjuangan dari founding fathers.

*Peran eksekutif, legislatif, dan yudikatif seharusnya seperti apa?

Ya, seharusnya eksekutif yang menjalankan pemerintahan ketika membuat program sesungguhnya yang diterjemahkan adalah butir-butir Pan-casila. Apa itu Pancasila dalam suatu kesatuan utuh. Contoh, kalau meran-cang program pengentasan kemiski-nan, apakah sejalan dengan keadilan sosial di dalam Pancasila.

Di dalam 1 Juni dasar kesejahte-raan yang menjadi sila ke-4 yang di-ajukan Soekarno (ke sidang BPUPKI), mengatakan kesejahteraan adalah sila yang mewujudkan ketiadaan orang miskin dalam Indonesia merdeka, se-harusnya ini dimaknai eksekutif.

Demikian juga dengan mereka yang berada di legislatif dan yudikatif, harus membuat undang-undang yang berdasar dan berlandaskan Pancasila. Artinya, nafas-nafasnya adalah Pan-casila. Nah celakanya, selama 65 In-donesia merdeka tidak ada pemerintah yang melaksanakan itu. (lovi k)

(Bersambung ke hal. 19)

(Bersambung ke hal. 19)

Page 8: Jakarta Raya-Edisi 1

GERINDRA NEWS JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 8

Perda DKI Tidak Pro Rakyat Kecil ANGGOTA Komisi II DPR dari Fraksi Partai Gerindra Harun Al Ra-syid menilai masih banyak peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang tidak berpihak atau pro rakyat, terutama rakyat kecil. Selain merugikan rakyat, cenderung berpihak kepada pengusaha asing.

“Salah satunya kebijaksanaan membangun Carrefour dan pasar moderen lain. Itu mematikan pasar tradisional. Makanya perlu ada kebijaksanaan yang berpihak kepada rakyat, khususnya para peda-gang pasar,” ungkap Harun Al Rasyid di kantornya gedung DPR RI, Senaya, Jumat (4/6/)

Menurut Harun, Pemprov DKI harusnya dapat mempertimbang-kan dampak dari setiap kebijakan yang dikeluarkan. “Harusnya Carre-four dan sejenisnya itu tidak terlalu banyak di kota. Karena kebijakatan tersebut hanya menguntungkan pengusaha asing. Mereka pengusaha dari Perancis akhirnya mengusai pasar-pasar tradisional. Sehingga pedagang dan pengusaha pasar tradisional tersingkir dan mati,” ke-cam anggota DPR daerah Daerah Pemilihan DKI II (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepualuan Seribu).

Jadi, menurut Harun, Fraksi Partai Gerindra telah melakukan rapat dengan komisi terkait guna membahas dan meninjau kembali berbagai peraturan yang dibuat pemda pemerintahan DKI. “Karena Perda itu bukan dibuat oleh DPR. Sehingga di dalam penetapan dalam Perda tersebut harus dicabut untuk diganti dengan Perda lama yang menguntungkan masyarakat kecil. Hal ini sesuai prinsip Par-tai Gerindra yang berpihak pada rakyat kecil,” tandas mantan wakil gubenur DKI.

Bersama 21 anggota Komisi II DPR, lanjut dia, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Gubernur. Dari hasil pertemuan terse-but telah dibentuk koordinasi dalam rangka menata DKI di masa de-pan. “Dimana masih banyak hal-hal yang memprihatikan menyangkut kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilakukan Pemda DKI saat seka-rang,” tegas mantan Gubenur Kalteng.

Salah satu kebijakan yang dinilai Harun perspektif dan tidak ma-nusiawi adalah pengusuran makam Mbah Priok. Mnurutnya tragedi berdarah tersebut tidak perlu terjadi jika masyarakat diajak berdialog untuk saling mengungkapkan berbagai permasalahan. Tidak hanya masalah kebijakan, nilai Harun, permasalahan penataan tata ruang, peningkatan kesempatan kerja dan bagaimana menangani kemiski-nan harus diperhitungkan juga. Karena permasalahan ini menjadi kon-sen Partai Gerindra. Meski demikian, Harun tidak ingin menyalahkan Pemerintah DKI semata. “Terkadang rakyat tidak bisa diatur, mereka (warga DKI, red) yang datang dari luar tidak memperhatikan tentang tata kota, makanya tidak merasakan Jakarta sebagai ibu kota negara. Akhirnya tinggal di emperan jalan bantaran kali. Sehingga kita mem-pertimbangkan untuk mensosialisasikan kebijakan itu. Itu yang pent-ing,” pungkasnya. (dwie z)

MAJELIS DISKUSI REBOAN PARTAI GERINDRA

"Persfektif Baru Asah Pikir danKepekaan Sosial dari Gerindrauntuk Semua"

Pro Kontra Dekel dari Orang ParpolSEIRING perubahan nama Dewan Ke-lurahan (Dekel) menjadi LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) yang dia-manatkan UU No 29 Tahun 2007 Ten-tang Susunan dan Kedudukan Pemda, muncul wacana agar orang-orang yang menjadi Dekel dari partai politik. Namun ini ditentang banyak pihak. Alasannya, karena Dekel dipilih berdasarkan sistem pemilihan setempat.

Seperti diketahui, Dekel dibentuk pada 2001 oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta bertujuan sebagai lembaga konsultatif di tingkat kelurahan menggantikan LKMD/K. Anggota Dekel dipilih dari dan oleh masyarakat setem-pat di tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) dan di usulkan ke tingkat Rukun Warga (RW), hingga terpilih anggota Dekel yang selanjutmya diusulkan ke tingkat kecamatan untuk di pilih kembali sebagai perwakilan menjadi Dewan Kota (Dekot). Secara job description Dekel memiliki tu-gas pokok dan fungsi sebagai lembaga konsultatif di wilayah kelurahan dengan program PPMK (Program Pemberda-yaan Masyarakat Kelurahan) untuk ma-syarakat.

“Sampai saat ini perubahan nama itu belum terealisasi. Makanya, kami mendesak anggota DPRD dan Pemda

DKI merancang Raperda (rancangan peraturan daerah, red) dan membuat Perda untuk perubahan nama itu,” pinta Norsi Sahibi, anggota Dekota Jakarta Pusat.

Namun kata Norsi, tidak tepat kalau figur anggota Dekel dipilih dari orang parpol. Soalnya Dekel dan Dekot dipilih masyarakat (nonpolitis) serta di setujui atau disahkan, kemudian dilantik Gu-bernur DKI. Wacana ini di sebarkan oleh segelintir oknum. Jadi bukan dipilih DPRD,” kecam Norsi.

Dia mensinyalir yang meluncurkan wacana itu kalangan DPRD dengan ke-inginan membentuk opini bahwa Dekel dan Dekot dipilih DPRD. Bila ini terjadi Dekel dan Dekot didukung masyarakat akan menggugat ke Mahkamah Konsti-tusi. Masa bakti Dekot sesuai Perda No 7 Tahun 2001 selama 5 tahun, dengan 4 tugas pokok dan fungsi (tupoksi) seb-agai wakil masyarakat di tingkat walikota madya, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Pemda atau Kabupaten, memberi masukan kepada Pemda/Kabupaten dalam rangka kebi-jaksanaan operasional (harus ada peru-musan bersama), membantu menjalank-an kebijakan Pemda/Kabupaten kepada masyarakat serta ikut mengawasi peny-

elenggaraan Pemda/Kabupaten. Walikota Jakarta Utara, Bambang

Sugiono menanggapi usulan Dekel dan Dekot dari orang partai sebagai wacana. Karena prosedurnya ditentukan dari ke-bijakan pemerintah. Untuk Dekel berasal dari RT dan RW tiap-tiap kelurahan saja. Namun, secara keseluruhan hal tersebut sah-sah saja.

Ketua RW 09, Bintaro, Jaksel Syarief Hidayatullah mengatakan, perubahan nama Dekel menjadi LMK dan struktural tidak keberatan. Karena pada dasarnya pembentukan Dekel awalnya dimotori pengurus partai, tapi yang ditolak warga kalau struktural yang baru seluruhnya dari pengurus parpol. “Ini akan berdam-pak pada masyarakat, seperti terjadi pengkotak-kotakan. Memang selama ini Dekel melaksanakan tugas sebatas merealisasikan tugas- tugas program pemerintah semisal menyalurkan dana PPMK kepada masyarakat. Jadi seha-rusnya lebih ditingkatkan kembali fungsi control terhadap kinerja aparatur kelu-rahan supaya lebih disiplin dan tertib administrasi “ ujar Syarief Hidayat (48), Ketua RW 09 Kelurahan Bintaro.

Syarief berharap agar cepat terse-lesaikan masalah status Dekel/Dekot ini. Kalau dibiarkan berlarut-larut akan

berujung hilangnya wibawa lembaga RT RW di mata warga masyarakat. Karena pelayanan warga mekanismenya sudah diatur sedemekian rupa melalui prosedur

RT/ RW terlebih dulu. ”Jadi tugas lembaga ini tidak hanya

ngurusi soal keributan antarwarga saja,” sindirnya. (lovi k/imam m/agus w)

Boleh Orang PartaiKETUA Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) DKI Jakarta, Saryo-no Noto Indro mengaku tidak baik diberikan pada orang parpol untuk struk-tur Dekel dan Dekot. Alasan dia, bisa tidak ada control kalau lurah atau walikotanya orang parpol. Jadi lembaga ini tidak efektif. “Sebaiknya tokoh masyarakat saja yang nonpartai. Asal kriterianya sama untuk mengarah-kan pengawasan,” sindirnya melalui ponselnya.

Ini dibantah Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerin-dra Jakarta Barat, Agus Taufiqurrohman. Menurut Agus, undang-undang-nya memang tidak ada. Selama ini bertahan menganggap fungsinya sep-erti anggota DPRD yagn bisa mengawasi lembaga kelurahan. “Jadi saya setuju kalau orang partai. Toh sistemnya tetap sama. Biarkan warga yang memilih. Artinya, mau orang partai atau bukan, silakan saja. Asal nanti diimbangi dari tokoh masyarakat dan lainnya. Karena dengan orang partai bisa memperjuangkan akses masyarakat lebih jelas, termasuk anggaran dalam saat pembahasan di Musrenbang. Apalagi perdanya pun memang tidak merinci orang partai atau bukan,” urainya.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP, Abdul Aziz mengingatkan, perda terkait Dekel/Dekot sedang digodok. Karena kha-watir menimbulkan gejolak di masyarakat, maka Juli 2010 paling lambat sudah bisa disahkan. “Kami mengerti keterlambat Perda ini menimbulkan banyak wacana dan masukkan. Karena itu, bakal dikebut dan Juli 2010 nanti beres. Soal orang partai boleh atau tidak nanti bisa dilihat dari Perda itu. Sebenarnya memang tidak pantas kalau orang partai, tapi secara skil biasa orang partai yang tahu birokrasi,” pungkas Abdul Aziz. (hery s)

Ancam Tolak KenaikkanPajak Hiburan

SELAIN jadi tempat untuk perspektif baru mengasah pemikiran dan kepekaan sosial dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta seb-agai penyelenggara, Majelis Diskusi Re-boan Partai Gerindra bertujuan menjadi tempat silaturahmi antarseluruh kader, simpatisan, sayap partai, dan semua lapisan masyarakat.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Ja-karta, M Taufik mengajak semua lapisan masyarakat untuk dapat hadir pada aca-ra bertajuk Diskusi Reboan, setiap Rabu pukul: 15.00 WIB bertempat di kantor DPD Gerindra DKI Jakarta, Jalan Raya Benhil, No 118. Benhil, Jakarta Pusat. Selain berharap kantor DPD bisa jadi rumah sendiri bagi seluruh kader Partai Gerindra mulai dari ranting hingga DPD, diyakini materi diskusi bisa jadi rumu-san untuk usulan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Karena narasum-ber yang dihadirkan semuanya dari Dinas-Dinas yang ada di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dan didampingi sebagai penyeimbang dari narasumber lain, seperti LSM (lembaga swadaya ma-syarakat), akademisi, dan stakeholders.

Sejak digulirkan kali pertama Majelis Diskusi Reboan Partai Gerindra DKI ini, pada Desember 2009, telah tampil dari Dinas Pariwisata, Pemakaman, Pendi-dikan, Pemuda dan Olahraga, Pemaka-man, Pajak, dan seterusnya. Panitia Dis-kusi Reboan yang ditunjuk DPD Partai

Gerindra DKI memang selalu memantau isu yang tengah hangat dibincangkan masyarakat untuk dijadikan materi disku-si. Sehingga pengunjung tetap antusias dan bahkan tak bisa ditampung ruangan kantor DPD.

Pada diskusi bertema Pajak Pari-wisata dan Hiburan menghadirkan Ke-pala Dinas Pariwisata Tatang Sumantri, pelaku usaha dan tempat hiburan Adrian Maulante, dan unit pajak hotel, Sugeng Rusman. Tempat pariwisata atau rekrea-si dan hiburan yang menjadi bagian roda perekonomian masyarakat setempat di-tuntut lebih eksis. Karena pada akhirnya menekan angka pengangguran dan kemiskinan serta diharapkan menjadi sumber pendapatan dan pembangunan daerah.

Adrian Maulante mengeluhkan soal nilai pajak yang makin merambat naik, terutama nilai pajak hiburan yang akan mendekati angka 75 persen. Walau-pun kalangan eksekutif dan legislatif menunggu perubahan UU No 28 Tahun 2009 Tentang Sektor Hiburan.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Ja-karta, M Taufik mengatakan kenaikkan pajak hiburan ini harus disikapi dengan tegas serta berupaya mengajak para anggota DPRD DKI Jakarta untuk me-nolak kenaikan nilai pajak. “Saya akan berkomitmen dan mengajak para ang-gota dewan untuk menolak kenaikan pa-jak, serta memperjuangkan kesejahter-aan bagi masyarakat dan bila ini tidak diperjuangkan serta pajak tetap naik, kita dorong anggota dewan walk out dari

paripurna itu,” ketusnya.Diskusi tak kalah menarik terkait re-

vitalisasi dan inventaris aset Pemerintah daerah (Pemda) DKI. Jakarta sebagai Ibukota negara terbagi atas lima wilayah kotamadya memiliki infrastruktur lebih baik dari daerah-daerah lain di Indone-sia. Infrastruktur terkait fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) yang ada termasuk dalam aset miliknya Pemda dan secara tanggungjawab ke-beradaannya di bawah dinas dan suku dinas tekait.

Aset Pemda Jakarta di lima wilayah kotamadya sebanyak 153 titik aset. Di antaranya taman bermain di lingkungan/pemukiman, fasilitas jalan MHT dan jalan protokol, bangunan gedung pendidikan seperti bangunan sekolah negri, balai kegiatan sosial seperti balai pelatihan kerja (BLK) dan sebagainya. Setiap aset di inventarisir dan di revitalisasi sesuai fungsinya oleh pemda dan di beri ke-wenangan sesuai fungsinya kepada di-nas terkait.

Reinventarisasi dimaksudkan seb-agai pendataan ulang aset-aset yang ada, sesuai UU No 6 Tahun 2006. Setelah diinventarisir, rinci Taufik, Pem-da mengoptimalisasikan fungsi dari aset tersebut melalui dinas-dinas terkait. Se-lain kewenangan aset diberikan atau di tanggung jawabkan kepada masing-ma-sing dinas. Beberapa aset pemda tentu dibangun atas dasar bentuk kerjasama antara pemda dan investor, seperti pada pembangunan PD Pasar Jaya, taman bermain di tengah kawasan peruma-

han elit atau fasilitas-fasilitas sosial dan umum di kawasan apartemen atau ka-wasan industri dan sebagainya. Secara kepemilikan aset tersebut milik pemda namun keberadaannya bersama anatara pemda dan investor seperti PD Pasar Jaya dan sebagainya.

Pemda Jakarta dalam hal ini guber-

nur dalam membangunan fasos dan fa-sum disesuaikan dengan tataletak atau tata ruang kota sesuai peruntukannya yang telah menjadi acuan pembangunan daerah seperti pada daerah penghijauan untuk resapan air di sepanjang bantaran kanal dan taman kota. (imam m)

Page 9: Jakarta Raya-Edisi 1

9 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 GERINDRA NEWS

Musrenbang ProvinsiBahas 22.352 Kegiatan MUSYAWARAH Perencanaan Pem-bangunan (Musrenbang) Provinsi yang berlangsung selama dua hari (2-3/6) di Balaikota Jakarta sukses membahas sebanyak 22.352 kegiatan dari total lima wilayah dan satu kabupaten di Jakarta. Total anggaran untuk kegiatan tersebut berjumlah Rp 8,9 triliun yang akan men-jadi proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2011. Hadir dalam acara tersebut Gubernur DKI Ja-karta Fauzi Bowo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida S. Alisjahbana, Dir-jen Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan dan Dirjen Bina Adminis-trasi dan Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri, Timbul Pudjianto.

Dalam kegiatan ini, lima walikota dan satu bupati di DKI Jakarta memaparkan hasil Musrenbang tingkat Kotamadya yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Total kegiatan yang menjadi rencana kegiatan prioritas di enam wilayah DKI Jakarta mencapai 22.352 kegiatan dengan total anggaran mencapai Rp 8,9 triliun. Jakarta Pusat misalnya, merumuskan sebanyak 2.536 kegiatan dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun. Dengan rincian, bidang pemerintahan sebanyak 608 dengan anggaran Rp 364 miliar, bidang kesejahteraan masyarakat (Kesmas) sebanyak 704 dengan anggaran Rp 493 miliar, bidang perekonomian sebanyak 469 kegiatan dengan anggaran Rp 93,7 miliar beserta prasarana dan sarana kota dan lingku-ngan hidup (PSKLH) sebanyak 755 kegiatan dengan anggaran Rp 639 miliar. Meski jumlah kegiatan hasil Musrenbang untuk proyeksi tahun 2011 lebih sedikit dibandingkan tahun 2010 yang hanya melaksanakan 2.536 kegiatan, namun kebutuhan anggaran untuk kegiatan pembangunannya meningkat sebesar empat persen.

Musrenbang Jakarta Timur meru-muskan 3.476 kegiatan dengan ang-garan Rp 1,92 triliun. Sebanyak 466

Tolak Kenaikan PT 5 Persen

PARTAI Gerakan Indonesia Raya (Ger-indra) menolak usul kenaikkan angka ambang batas parlemen threshold dari 2,5 persen menjadi lima persen. Ini seperti ditegaskan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani dalam diskusi bertajuk Revisi UU Parpol Meng-hambat Demokrasi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/6).

Menurut Muzani, kenaikan ambang batas parlemen akan berimplikasi meng-hilangkan suara sah. Tapi, kata dia, pe-nolakan ini bukan pesimisme ataupun ketakutan dari Partai Gerindra tidak lolos pada Pemilu mendatang. Belajar dari Pemilu 2009, lanjutnya, maka ke depan Gerindra lebih konsentrasi kepada ban-yaknya suara yang hilang. Apalagi jika angka ambang batas parlemen betul-betul dinaikkan menjadi lima persen.

suara sah yang hilang terbuang begitu saja. Harus diakui, pinta Muzani, dalam Pemilu 2009 telah menghabiskan bi-aya Rp 40 triliun, tapi membuang suara sampai 18 juta. ”Artinya bukan hanya pemborosan, tapi juga tidak adanya jaminan keterwakilan dari suara rakyat ini yang kemudian mendapatkan wakil di Senayan. Yang kami bayangkan adalah misalnya 5 persen kita setujui, tapi ada berapa puluh juta lagi suara sah yang terbuang. Karena itulah Gerindra pada posisi ini, konsen mengawasi atau lebih tepatnya menolak. Ini tidak ada kaitan-nya dengan pesimisme ataupun ketaku-tan Gerindra menghadapi Pemilu 2014. Ini hubungannya adalah jaminan bahwa pemilu adalah sarana demokrasi dari keterwakilan rakyat untuk menentukan wakilnya,” urainya panjang lebar.

Agar sistem Pemilu menjamin suara sah itu dihargai, pintanya, maka soal adanya kesepakatan-kesepakatan di an-tara internal DPR untuk membatasi par-tai politik, sampai pada angka tertentu, pihaknya ikut mendukung hal tersebut. ”Tapi kemudian jangan sampai jumlah suara rakyat yang terbuang gara-gara sebuah kesepakatan ini. Padaha men-jadi angka yang sangat signifikan. Model kesepakatan seperti ini harus diakhiri dan kita harus lebih fair lagi. Kita juga harus fair melihat kenyataan rakyat, ada pilihan-pilihan rakyat yang lain, itu yang

harus dihargai. Kalau menurut saya, angka 2,5 persen sudah cukup,” pung-kasnya.

Angota Komisi II, DPR I dari Fraksi Gerindra Harun Al Rasyid mengamini. Menurut Harun, pemberlakuan ambang batas hingga 5 persen merupakan ke-pentingan partai besar untuk membunuh partai kecil. ”Pemberlakuan PT ini (5 persen, red) sama saja dengan pember-lakuan sistem kapitalis. Karena pemodal yang besar akan membinasakan pemo-dal kecil. Ini bertentangan dengan prinsip Partai Gerindra yang mementingkan ke-pentingan kerakyatan.

Ini berbeda dengan pandangan Par-tai Amanat Nasional (PAN). Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan mengaku siap jika PT naik menjadi 5 persen di Pemilu 2014. Dirinya juga yakin wacana peningkatkan par-liamentary threshold sebesar 5 persen tidak berpengaruh pada posisi PAN di parlemen nanti. ”Terkait lima persen PT, kita yakin karena kita punya konsep kerja yang jelas. Setiap anggota dewan memiliki tugas, minimal untuk memper-tahankan suara di masing-masing dae-rah pemilihan. Mereka juga harus bisa bekerja lebih kuat lagi untuk meningkat-kan suara di daerahnya,” ungkapnya di gedung DPR RI.

Selain itu, lanjut Taufik, dalam Pe-milu 2009 PAN mencapai 6,8 persen.

Harun al-rasyid

”Geridra menilai, penyederhanan partai politik tidak harus dengan menai-kan PT (Parlementary threshold, red) dari 2,5 menjadi 5 persen, tapi lebih pada peraturan tentang partai-partai yang ti-dak lolos PT secara otomatis, tapi dapat mengikuti Pemilu tanpa harus mengikuti verifikasi KPU,” kelit Muzani yang juga anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI.

Harus diingat, pinta dia, dalam pe-milu terdahulu, PT itu disepakati karena tidak jadi divoting. Angka 2,5 persen disepakati, tapi sebagai gantinya partai-partai politik yang memiliki perwakilan di Senayan dibolehkan tanpa verifikasi dari KPU untuk jadi peserta pemilu, wa-laupun hanya dapat satu kursi. Sehingga ada banyak partai pada Pemilu 2009. Padahal kalau diverifikasi KPU, Muzani yakin mungkin tidak bisa masuk sebagai peserta Pemilu. Karena ada kesepaka-tan di Senayan inilah, sambung dia, maka otomatis menjadi peserta Pemilu 2009. ”Inilah yang jadi penyebab dari jumlah partai politik yang membengkak di Pemilu kemarin,” papar anggota DPR RI dari Dapil Lampung.

Namun ketika PT angkanya dimun-culkan menjadi 5 persen, kata Muzani, timbul persoalan. Karena mengingat catatan pemilu 2009, ternyata ada 104 juta suara sah yang dinyatakan KPU pada Pemilu 2004, dengan 2,5 persen PT ketika itu, malah sebanyak 18 juta

Karenanya PAN siap jika UU Pemilu menaikkan PT menjadi 5 persen. Namun lanjut Taufik, PAN secara arif dan bijak harus memberikan pengetahuan kepada fraksi-fraksi lain bahwa PT bukan hanya sekedar angka tapi lebih kepada filosofi-nya. ”Untuk Pemilu 2014 medatang, PAN optimis meraih banyak suara melihat pa-rameter yang terjadi sekarang. Disamp-ing PAN memiliki banyak stok pemimpin dalam pengkaderannya. Dengan sistem tersebut, partai-partai koalisi akan lebih mudah mendapatkan titik temu dalam menetapkan parliementary threshold yang rencananya naik dari 2,5 menjadi 5 persen sebagai bentuk penguatan sistem presidensial,” katanya.

Pertemuan yang kerap dilakukan diantara anggota koalisi, kutip Taufik, akan memudahkan mendapatkan angka yang tepat mengenai berapa persen bagi kondisi politik saat ini. ”Karena kebersa-maan kita selama ini, saya rasa ini akan memudahkan kita mencapai kata sepak-at mengenai angka PT yang optimal demi penguatan sistem presidensial dan demokrasi. Kalaupun saat ini kita masih berbeda pandangan mengenai berapa persen PT itu diterapkan, namun akan bisa dihilangkan perbedaan itu. Karena psikologisnya orang yang sering berkum-pul tentunya akan lebih saling mengerti dan memahami dan bisa mudah menca-pai titik temu,” ujar Taufik Jakarta, (2/6).

Taufik membantah jika pemufaka-tan itu kemungkinan untuk menggusur partai-partai kecil yang saat ini beropo-

kegiatan di bidang pemerintahan dengan anggaran Rp 208,5 miliar, 454 kegiatan bidang perekonomian dengan anggaran Rp 86,2 miliar, 798 kegiatan di bidang Kesmas dengan anggaran Rp 1,02 triliun dan 1.758 kegiatan di bidang PSKLH dengan anggaran Rp 687,1 miliar.

Jakarta Barat merumuskan 8.912 kegiatan di tahun 2011 dengan total ang-garan Rp 2,1 trilun. Diantaranya, bidang Pemerintahan ada 538 kegiatan dengan Rp 238 miliar, bidang perekonomian ada 541 kegiatan dengan anggaran Rp 179 miliar, bidang Kesmas ada 708 de-ngan anggaran Rp 498 miliar dan bidan PSKLH ada 1.353 kegiatan dengan ang-garan Rp 814,7 miliar.

Sementara di tahun 2011, ada 6.811 kegiatan dengan anggaran Rp 2,5 miliar yang akan dilaksanakan Pemerintah Jakarta Barat. Di Kepulauan seribu, mereka berhasil merumuskan rencana kegiatan tahun 2011 sebanyak 1.067 kegiatan dengan anggaran Rp 305,3 miliar. Diantaranya, 382 kegiatan bidang pemerintahan dengan anggaran Rp 105 miliar, 393 kegiatan bidang Kesmas de-ngan anggaran Rp 89,2 miliar, 132 ke-giatan bidang ekonomi dengan anggaran Rp 39,6 miliar dan 160 kegiatan bidang PSKLH dengan anggaran Rp 71,5 miliar. Dibanding tahun 2010, ada peningka-tan 69 persen dari sisi anggaran. Tahun 2010, total 820 kegiatan prioritas dengan anggaran Rp 181,1 miliar.

Hasil Musrenbang Jakarta Utara juga telah merumuskan 3.358 kegiatan dengan total anggaran Rp 1,5 triliun. Dengan rincian bidang pemerintahan se-banyak 352 kegiatan dengan anggaran Rp 105 miliar, bidang Kesmas sebanyak 845 kegiatan dengan anggaran Rp 372 miliar, bidang ekonomi sebanyak 608 kegiatan dengan anggaran Rp 337 miliar dan bidang PSKLH sebanyak 1.553 ke-giatan dengan anggaran Rp 713 miliar. Bila dibandingkan tahun 2010, ada pe-ningkatan tiga persen dari sisi anggaran yaitu tahun 2010 terdapat 2.858 kegiatan dengan anggaran Rp 1,48 triliun. (bjc/hery s)

SBY: Ayo Rekreasi dan Belanja ke PRJ

(Bersambung ke hal. 19)

MESKI dituding monopoli, PT Jakarta In-ternational Expo (PT JIExpo) tetap meny-elenggarakan Pekan Raya Jakarta (PRJ) di kawasan eks Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat. Event yang belakangan menamakan diri Jakarta Fair ini untuk memeriahkan HUT Kota Jakarta dan su-dah berlangsung, sejak 10 Juni hingga 11 Juli mendatang.

Dalam gelarannya ke-43 dan bertepatan HUT Kota Jakarta ke-483, kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka secara resmi. Dalam sambutannya, SBY meminta seluruh warga Jakarta bahkan masyarakat di seluruh Indonesia untuk berkenan berkunjung. Karena PRJ bukan lagi tempat pameran untuk transaksi bisnis, tapi sekaligus jadi tempat rekreasi. Apalagi dari tahun ke tahun dikemas lebih moderen dan diikuti peserta dari mancanegara.

“Peran PRJ memberi kontribusi ekonomi riil, seperti pajak, penyerapan tenaga kerja, menumbuhkan MICE di Jakarta. Dari sisi sosial budaya, PRJ memperkenalkan budaya

industri, pariwisata, dan potensi lain pada dunia luar. Ini mendorong tumbuhnya iklim investasi nasional dan internasional,” ungkap SBY di panggung utama PRJ, Kamis (10/6) malam.

Tiap tahun panitia mempersiapkan sesuatu yang berbeda. Tahun ini panggung utama yang nantinya diisi konser penyanyi solo maupun band papan atas Indonesia tampil bergantian selama 32 hari nonstop alias selama PRJ berlangsung. Ini bisa jadi mengantisipasi berlangsung Piala Dunia 2010 yang bersamaan waktunya. Konser musik berlangsung mulai pukul 15.30-22.00 setiap hari. Tahun ini, penyanyi kulit hitam asal Amerika Serikat, Keith Martin yang terkenal dengan hitsnya, ‘Because of You’ dijadwalkan menghibur pengunjung PRJ, pada 2 Juli bersamaan dengan penyanyi papan atas Indonesia, Glenn Fredly.

Managing Director PT JIExpo, Budi Santoso menjelaskan, bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, PT JIExpo menggelar PRJ

ke-43. “Event ini merupakan ajang promosi bisnis, pameran, dan hiburan terbesar. Diadakan bertepatan dengan musim liburan sekolah, sekaligus untuk memperingati HUT ke-483 Kota Jakarta. Diharapkan PRJ dapat menjadi tujuan wisata dan belanja bagi jutaan pengunjung dari kawasan Jabodetabek serta berbagai daerah lain di Indonesia serta wisatawan mancanegara,” ujar Budi Santoso di gedung PT JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/6).

Konser musik 32 jam nonstop digelar, lanjut Budi, merupakan konser musik terlama di Indonesia dan diramaikan puluhan penyanyi dan band musik papan Indonesia. Di antaranya Agnes Monica, Kerispatih, Iwan Fals, ST 12, Boomerang, Gigi, Sheila on 7, The Changcuters, Dewa, Andra & Backbone, Maliq & D’essential, Netral, Padi, Slank, Ungu, Cokelat, Nidji, Naif, serta band legendaris Godbless. “Kami secara khusus mengundang Keith Martin untuk menyanyi di depan para pengunjung. Tiket masuk PRJ saat pertunjukan Keith Martin tetap seharga Rp 15 ribu. Tidak dinaikkan sama sekali. Dengan membayar tiket masuk, pengunjung bisa menonton aksi Keith,” jelasnya.

Untuk harga tiket masuk PRJ masih tetap seperti tahun sebelumnya, Rp 15 ribu pada Senin-Kamis dan Rp 20 ribu, pada Jumat-Minggu. Dengan tidak naiknya harga tiket masuk, pihaknya menargetkan event tersebut dikunjungi 3,5 juta pengunjung atau rata-rata 100 ribu pengunjung setiap hari. JIExpo menargetkan nilai transaksi jual beli seluruh peserta pameran di PRJ mencapai besaran Rp 3 triliun.

Peserta pameran yang mengikuti event ini sebanyak 2.500 perusahaan, terdiri dari pemerintah provinsi yang ada di seluruh Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, badan usaha milik negara (BUMN), dan perusahaan-perusahaan nasional dan internasional lainnya. Area yang digunakan kegiatan ini seluas 44 hektar mencakup 13 zona pameran dan dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir dengan kapasitas sembilan ribu mobil dan 25 ribu sepeda motor.

Selain itu agar pengunjung lebih nyaman, pihaknya sudah menyediakan 600 toilet untuk kebutuhan para pengunjung.

Miss Jakarta FairAjang menarik yang sudah

memasuki tahun kelima dari rangkaian penyelenggaraan Jakarta Fair adalah pemilihan Miss Jakarta Fair. Yang berbeda, pemenang Miss Jakarta Fair berhak atas kontrak selama satu tahun dalam berbagai kegiatan dan pelatihan modeling, tahun ini. Pemilihan Miss Jakarta Fair kali ini pun melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Tujuannya sebagai pencarian bakat dan dapat mengembangkan potensi remaja putri Indonesia dalam menyalurkan wawasan kebudayaan dan pengetahuan umum.

Untuk menjadi ikon Jakarta Fair, peserta Miss Jakarta Fair tak hanya dituntut memiliki wajah cantik, tapi wawasan luas, kecerdasan, dan cara pandang dalam berpikir. Dari sinilah diharapkan seorang ikon Jakarta Fair memiliki dedikasi penting dalam mempertahankan kebudayaan nusantara.

Ketua Kordinator Pemilihan, Indra Sakti mengatakan, tema yang diambil dalam kegiatan Miss Jakarta Fair kali ini memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta bertujuan mengembangkan potensi remaja putri Indonesia dalam menyalurkan wawasan kebudayaan dan pengetahuan umum. Untuk penyaringan pertama akan menghasilkan 50 peserta. Tahap kedua, ke-50 peserta yang lolos seleksi awal dites seputar dunia kecantikan dan model. Pada tahap ini, panitia memilih 30 kandidat untuk mengikuti seleksi selanjutnya dengan melakukan fitting baju dan tes kepiawaian berjalan di catwalk di panggung Gambir Expo yang disaksikan ribuan pengunjung. ”Pendaftaran Miss Jakarta Fair sudah dibuka dan ditutup, pada 26 Juni 2010 nanti. Babak final akan dilaksanakan pada 10 Juli, atau sehari sebelum penutupan Jakarta Fair,” pungkas Indra Sakti di Media Centre, PRJ, Senin (14/6). (bjc/hery s)

Page 10: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 10SENI-HIBURAN & BUDAYA

happy salma mESKI sepakat berpisah, pasangan Rachel Maryam dengan suaminya, Muhamad Akbar Pradana alias Ebes belum menemukan titik temu siapa yang akan menjadi pengasuh

anak semata wayang mereka, Muhamad Kale Mata Angin. Kedua sama sama ngotot ingin menjadi pemegang hak asuh. Ebes selaku pihak tergugat

dalam persidangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan meminta kepada majelis hakim untuk mempertahankan hak asuh anaknya. Indy Sunaryo, kuasa hukum Ebes menyatakan, keinginan tersebut dilandasi atas kesibukan Rachel

sebagai anggota DPR. Dia khawatir kesibukan tersebut akan membuat anaknya tidak mendapat kasih sayang optimal. “Ada banyak alasan yang

membuat Ebes berubah pikiran untuk melepaskan hak asuh anaknya, salah satunya adalah kesibukan Rachel,” jelasnya.

Untuk mendapat kasih sayang, terang Indy, tidak hanya dalam bentuk materi. Frekuensi bertemu antara anak dan orangtua juga menjadi salah satu factor penting lainnya. “Anak tidak hanya butuh materi, tetapi juga kasih sayang,” tuturnya. Soal materi juga Ebes mengatakan kesanggupannya karena dia bekerja sebagai art director event organizer.

Sementara itu, kuasa hukum Rachel, Muhammad Jhoni mengatakan, kliennya akan tetap pada keputusannya untuk mendapat hak asuh anak. Sebab Sesuai pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI), di bawah usia 12 tahun, anak berhak diasuh ibunya. “Dan kalau Ebes

mau menengok anaknya, Ibu Rachel tidak pernah membatasi atau menghalangi,” jelasnya.

Menurut Jhoni, kesibukan Rachel hendaknya jangan dijadikan alasan mengambil hak asuh anak. Apalagi sebelumnya mereka telah sepakat

hak asuh anak diserahkan kepada ibunya. “Jika tergugat tetap berusaha mendapatkan

hak asuh anak itu hak dia, dan kita lihat di persidangan berikutnya,” jelasnya lagi.

Dijelaskan juga, sebelum mengajukan gugatan cerai, artis asal Bandung

Jawa Barat itu, sempat membuat satu kesepakatan yang dituangkan

dalam sebuah draft bahwa hak asuh anak akan diserahkan kepada

Rachel. “Kalau memang tidak ada kesepakatan, kita akan

mengeluarkan kesepakatan bahwa Ebes telah

menyerahkan anaknya ke Rachel,” tukasnya. “Fakta

ini yang akan dijadikan pembuktian saja, dan ini sudah kita bahas dengan Rachel,” tukasnya. (ips/ibra h)

Happy Salma Belum Kepincut Politik

mESKI kerap terlihat hadir di sejumlah acara politik. Happy Salma mengaku tidak pernah tertarik ter-jun ke dunia yang penuh intrik itu. Artis berusia 30 tahun itu menyakini untuk membantu masyarakat tidak harus dengan men-jadi seorang politisi atau birokrat. “Terjun di dunia politik itu kan salah satu pilihan untuk merubah bangsa. Tetapi aku lebih

memilih dari segi kesenian saja,” terang Happy di acara Festival Soekarno, di Museum Perumusan Naskah Prokla-masi, Jakarta Pusat, kemarin (1/6).

Perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat itu mengemu-kakan, terjun ke panggung politik adalah panggilan jiwa. Jika belum dipanggil, dirinya tidak akan melangkah ke arah sana. “Kalau yang nawarin banyak, tapi saya nggak mau. Karena saya nggak mau punya beban. Berpolitik itu kan harus memenuhi janji rakyat,” jelas artis kelahiran 4 Juni 1980 itu.

Bintang sinetron Kutunggu Jandamu tersebut mera-sa takut dan trauma jika menjadi politisi tidak bisa me-menuhi janji masyarakat, sehingga menjadi beban dalam hidupnya. “Kalau itu tidak saya lakukan takut nggak bisa tidur. Jadi lebih baik aku seperti ini saja. Aku ingin melaku-kan sesuatu untuk masyarakat dan Indonesia,” pungkas bintang Mau Dong Ah itu santai. (ips/ibra h)

Rachel MaryamNgotot Hak Asuh Anak

Mengenang Langkah Gubernur DKI Ali Sadikin Bangun TIMDua Provinsi Usulkan Gelar Pahlawan NasionalBAGI pecinta dan pelaku seni, nama Ta-man Ismail Marzuki (TIM) yang terletak di Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat, bukan tempat yang asing. Nama tempat yang diambil dari nama komponis keso-hor berdarah Betawi, Ismail Marzuki bah-kan belakangan semakin lekat di kalangan pecinta seni. Karena kehadiran sejumlah bangunan pendukung lainnya seperti, Planetarium, Graha Bakti Budaya (GBB), Pusat Sastra HB Jassin, Cineplex 21, serta Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Namun, di balik hiruk pikuk kegiatan seni di sana, tak banyak yang tahu jika tokoh sentral di balik berdirinya TIM adalah Ali Sa-dikin. Tak lain mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977. Berkat jasanya yang besar itu, dua provinsi di Indonesia, DKI Jakarta dan Jawa Barat pun berani mengu-sulkan tokoh nasional itu dijadikan sebagai Pahlawan Nasional. Ali Sadikin yang pernah memimpin Jakarta di era akhir Orde Lama dan awal Orde Baru memang sejak lama memimpikan Jakarta mempunyai pusat ke-

Ali SADiKiN

Sheila MarciaBelum Pikirkan Pernikahan

mESKI telah diketahui siapa bapak dari anaknya, Sheila Marcia mengaku belum memikirkan untuk menikah dengan Anji, pria yang menjadi bapak kand-ung putrinya, Leticia Char-lotte Agraciana Joseph. Artis yang belum lama ini bebas dari penjara itu mengaku tidak ingin buru-buru karena tidak ingin jali-nan rumah tangganya be-rakhir dengan perceraian.

Bintang film Tentang Cinta itu tidak ingin mengikuti jejak sejumlah koleganya sesama artis yang mengalami kawin-cerai. ”Nikah bukan sesuatu hal yang mudah, nikah bukan untuk main-main. Aku mau nikah sekali seumur hidup,” pungkasnya.

Sebagai gantinya, Sheila mengaku ingin konsentrasi mengasuh anaknya. Diakuinya mengaku anak tanpa sua-mi bukan perkara mudah. Meski begitu, dia bertekad mem-berikan yang terbaik untuk Leticia. Itu sebabnya, wanita kelahiran Malang, 3 September 1989 itu, kembali ke dunia entertain demi memenuhi kebutuhan putri semata wayang-nya itu.

Cibiran masyarakat terkait penggunaan narkoba dan kehamilan dirinya di luar nikah, sempat membuat model video klip Cobalah Mengerti milik Peterpan itu kehilangan gairah hidup. Tetapi melihat buah hatinya yang terus tum-buh besar, semangatnya bangkit. ”Banyak yang mencaci maki, di dalam hati sih sakit. Tapi ke depan aku pengen menjadi ibu yang sukses buat anakku, jadi ibu yang baik. Sekarang aku serius untuk kerja, nggak main-main lagi karena aku punya tanggung jawab anak,” ujarnya.

Sheila menuturkan, saat ini dirinya tengah sibuk me-ngurus asuransi si kecil. Dia ingin kehidupan Leticia khu-susnya di bidang pendidikan terjamin. ”Aku lagi mengurus asuransi buat anakku. Kita (Sheila dan Anji ‘Drive’, Red) bagi dua 50:50. Sekarang sekolah kan mahal banget, se-mentara kerjaan di entertain penghasilannya nggak tetap,” terangnya. (ips/ibra h)

sheila marcia

Page 11: Jakarta Raya-Edisi 1

11 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 SENI-HIBURAN & BUDAYA

Mengenang Langkah Gubernur DKI Ali Sadikin Bangun TIMDua Provinsi Usulkan Gelar Pahlawan Nasional

senian layaknya kota-kota besar lainnya di duniaKoordinator Humas TIM Katja Rachmiana

mengutip buku 25 Tahun Pusat Kesenian Jakarta (PKJ)-TIM menyebutkan, sebelum diangkat men-jadi Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Soekar-no, Ali Sadikin merupakan seseorang yang telah menduduki kursi Menteri, seperti Menteri koordi-nasi dan Deputi Menteri Urusan Ekuin (ekonomi industri). Karena kedudukannya itu, ia banyak berkeliling ke berbagai kota di mancanegara dan melihat adanya pusat kesenian di berbagai ne-gara modern.

Berangkat dari petualangan itulah timbul inspirasi Ali Sadikin membangun pusat kesenian di Jakarta yang diungkapkan, pada awal 1968, se-iring peresmian pemakaian kembali Balai Budaya yang merupakan tempat berkumpulnya seniman-seniman Jakarta terletak di Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat.

Ali Sadikin yang akrab disapa Bang Ali ini kemudian memerintahkan stafnya mencari lo-kasi yang pantas untuk pusat kesenian Jakarta. Saat itu, ditemukan tempat yang sudah terbeng-kalai dan merupakan bekas Kebun Binatang di

kawasan Cikini, Jalan Cikini Raya dan diusulkan kepada Bang Ali. Bang Ali kemudian menyetujui usulan anak buahnya itu.

Bang Ali pun mulai membahasnya dengan sejumlah seniman dan wartawan di antaranya, Goenawan Muhammad, Salim Said, Arifin C Noer dan Ed Zulverdi. Setelah melalui berbagai pem-bahasan, Bang Ali selaku Gubernur DKI Jakarta meresmikan berdirinya sebuah pusat kesenian pada 10 November 1968, yang kini dikenal se-bagai TIM.

Arief Budiman, sastrawan yang tergabung

dalam Badan Pembina Kebudayaan yang ke-mudian berubah nama menjadi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mengungkapkan, terbentuknya DKJ dan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta atau PKJ-TIM terjadi karena Ali Sadikin. “Semua itu takkan terjadi tanpa Ali Sadikin. Ia penguasa yang paling unik. Kalau dikritik tak tersinggung, malah belajar. Yang paling berjasa dalam pem-bentukan Pusat Kesenian Jakarta pastinya man-tan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin,” puji Arief dalam bukunya itu.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, tulis Arif, Ali Sadikin merasa tugasnya memang menyediakan segala fasilitas yang diperlukan warganya, ter-masuk sebuah pusat kesenian yang diinginkan para seniman dan budayawan. Sebab itu tak salah kiranya jika Ali Sadikin ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional bangsa ini. (bjc/hery s)

DONNa aGNesia

Donna AgnesiaPuluhan Juta Demi Bola

DONNA Agnesia makin tak sabar menanti-kan perhelatan akbar Piala Dunia 2010. Ren-cananya, wanita kelahiran Jakarta, 8 Januari 1979 itu akan terbang ke Afrika Selatan, 24 Juni mendatang. Tiket seharga puluhan juta, sudah ada di tangannya.

Ibu dari Lionel Nathan (3) dan Diego An-dres (1) itu menuturkan, sudah lama dirinya menantikan kesempatan menonton Piala Du-nia secara langsung. Karenanya, dia bersusah payah mencari tiket untuk melihat tim kesaya-ngannya, Brazil beraksi. Lantaran kehabisan tiket yang dijual secara resmi oleh FIFA, dia pun terpaksa mencari tiket via internet.

“Cari tiketnya susah banget. Dari Desember (2009) sudah pesan ke FIFA, tapi nggak dapat karena sistemnya diundi. Jadi cari website yang menjual tiket Piala Dunia,” ujarnya dalam acara Jean Yip Slimming Center : A Fun and Gla-morous High Tea Event di Plaza Indonesia, kemarin.

Lantaran tidak membeli tiket di tempat resmi, Donna pun terpaksa merogoh koceknya lebih dalam. Untuk enam tiket pertandingan dia harus membayar hingga Rp 24juta. Padahal normalnya, tak lebih dari Rp 9juta.

“Harganya mahal banget, tidak seperti yang tertera di tiket. Tapi ya su-dahlah, yang penting bisa ke sana dan nonton pertandingan sepakbola paling akbar,” tutur wanita yang akan menonton bersama suami, teman, dan anak pertama-nya. (ips/ibra h)

acha sepTriasa

Acha Septriasa Duet sama Mantan Pacar

mENJADI mantan tidak berarti putus hubu-ngan. Bintang film Acha Septriasa kembali akan ‘bersatu’ dengan bekas pacarnya Ir-wansyah untuk penggarapan sebuah lagu soundtrack film berjudul love Story. “Ren-cananya aku dan Irwansyah akan kembali berkolaborasi,” terang Acha usai mengisi program musik Dahsyat, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin (11/6). Artis yang memiliki nama asli Jelita Sep-triasa tersebut mengaku gembira mendengar kabar tersebut. Akan tetapi, dipastikan ko-laborasi itu tidak akan semesra seperti yang sempat dilakukan pada kolaborasi sebelum-

nya di film Heart. “Aku senang banget. Kan aku nggak lama duet dengan dia. Meski kita sudah tidak berhubungan bukan berarti kita musuhan kan ? Tetapi bisa jadi nggak semesra dulu, kan ada batasannya,” terang artis kelahiran Ja-karta, 1 September 1989 itu. Selain lagu ini, artis 20 tahun itu juga terlibat dalam proses pembuatan film yang rencananya di mulai pada Desember nanti. Namun, aktris yang sempat menempati posisi keempat dalam daftar highest paid actrees atau artis ter-mahal tahun 2007 itu, tidak berpasangan dengan Irwansyah, melainkan Reza Rahardian. “Filmnya lebih unik, tapi aku belum bisa cerita peran aku apa di film itu. Ntar nggak seru dong, pokoknya background-nya pedesaan,” pungkas bintang film Menembus Impian itu. (ips/ibra h)

RED Cobex, merupakan film anyar yang

menampilkan cerita paling segar dan meng-

hibur dari Starvision besutan sutradara Upi,

sutradara film bertajuk Srigala Terakhir yang

sukses sebelumnya.

“Saya bisa tertawa ngakak membaca

naskahnya, tapi sesaat kemudian, mata saya

jadi basah dan dada sesak terbawa haru

begitu melihat utuh film ini jadi satu tontonan.

Luar biasa, inilah film yang patut dibanggakan,

kepuasan saya atas karya ini seperti saat

menonton Get Married,” demikian komentar

Chand Parwez Servia, produser film Red Co-

bex yang juga memproduseri film Get Married

FILM RED COBEXTerbahak-bahaksampai Nangis

itu.

Memang tidak berlebihan bila Red CobeX

disebut film komedi segar dan memikat. Ini ke-

lihatan dari deretan bintang yang merupakan

selebritas super sibuk seperti Tika Pangga-

bean (Mama Ana), Indi Barends (Tante Lisa),

Sarah Sechan (Bo Bariah), Cut Mini (Cik

Memey), Aida Nurmala (Yu Halimah), mereka

bermain begitu ciamik sebagai geng Red Co-

beX yang heroik membasmi kejahatan.

Ini diperkaya akting aktor terbaik Festival

Film Indonesia (FFI) 2007, Lukman Sardi yang

berperan sebagai Yopie, putra lugu anak se-

mata wayang Mama Ana. Yopie diceritakan

sebagai nyong Ambon dan Lukman berhasil

manampilkan karakter nyong Ambon itu. De-

ngan berbagai karakter yang dilakoni geng

Red Cobex, terutama karakter kedaerahan,

Madura, Chinese, Manado, Ambon, Jawa,

dan Betawi, benar-benar menarik dikemas

Upi.

Sebenarnya Red CobeX adalah film

komedi ringan tapi sarat dengan isu-isu so-

sial, budaya, dan politik yang ramai dibicara-

kan di Indonesia. Geng Red CobeX sendiri

gambaran kelompok-kelompok massa atau

ormas-ormas yang ada di Indonesia. Mereka

mengatasnamakan kebenaran, tapi meng-

gunakan cara-cara yang tidak tepat dan cen-

derung seperti preman. Meskipun mengang-

kat isu-isu sosial, politik, dan budaya, film Red

CobeX, tergolong film komedi ringan yang

tujuannya menghibur tanpa maksud apapun

atau berpesan-pesan yang pretensius. Just

enjoy the show.

Sinopsis:Geng Red CobeX yang beranggotakan

ibu-ibu dari berbagai daerah, Mama Ana (Am-

bon), Tante Lisa (Manado), Yu Halimah (Te-

gal), Mbok Bariah Madura) dan Cik Meymey

(Cina keturunan) adalah sekumpulan ibu yang

membela kaum lemah dan sangat anti ke-

maksiatan. Mereka tak segan-segan menya-

kiti orang-orang yang mengambil keuntungan

dari hasil bisnis kotor. Bersama Yopie, Geng

Red CobeX kerap beraksi preman dengan

meringkus dan main hakim sendiri membe-

rantas para penjudi, para penjual DVD porno,

para pemilik Lapo Tuak sampai kebablasan

menggasak perhiasan toko emas milik Pak

Albert (Edo Kondologit), mantan suami Mama

Ana yang telah menikah lagi.

Suatu hari Geng Red CobeX ditangkap polisi

dan dipenjarakan. Mereka dianggap mere-

sahkan masyarakat karena sering berbuat

onar. Setahun setelah kejadian ditangkapnya

Geng Red CobeX, Yopie dibebaskan dari

penjara. Kemudian, Yopie menumpang di

rumah Ramli (Irfan Hakim), sahabatnya sejak

kecil. Bagaimana kisah lainnya? Saksikan

saja. (ibra h)

Konservasi Keramik MendesakUPAYA konservasi atas sejumlah ben-da antik yang terdapat di Museum Seni Rupa dan Keramik, di Jalan Pos Kota No 2, Jakarta Barat, terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Namun dari 6.930 koleksi museum, baru sekitar 30 persen atau 2.100 koleksi yang telah dikonser-vasi. Dari 450 koleksi yang terbagi atas barang seni rupa seperti lukisan, patung, grafis, totem kayu, sketsa, dan batik lu-kis, sekitar 100 koleksi telah dikonserva-si. Kemudian dari 6.480 koleksi keramik, sebanyak 2.000 keramik telah dikonser-vasi.

”Tiap tahun kami mengusulkan lima koleksi untuk dikonservasi ke Balai Kon-servasi Dinas Pariwisata dan Kebuda-yaan DKI Jakarta. Karena pos anggaran-nya ada di unit itu,” ungkap Dewi Rudiati, Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik

di ruang kerjanya, Selasa (25/5).Konservasi terhadap koleksi mu-

seum memang harus dilakukan. Selain koleksi museum yang telah mengalami banyak kerusakan, kata Dewi, kondisi fisik bangunan museum yang dibangun pada 1870 ini sudah cukup mempriha-tinkan juga. Gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan dan pada 1972 resmi dijadikan bangunan cagar budaya ini, kata dia, telah mengalami banyak kerusakan. Sehingga membu-tuhkan upaya konservasi. ”Tahun ini bangunan museum akan dikonservasi dengan anggaran sekitar Rp 20 miliar,” katanya.

Konservasi terhadap bangunan ge-dung, ungkap Dewi, merupakan upaya untuk menjaga dan merawat koleksi mu-seum. Karena di antara koleksi-koleksi

tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah kesenian di Indonesia seperti lukisan Bupati Cian-jur karya Raden Saleh, Ibu Menyusui karya Dullah, serta Potret diri karya Affandi.

Koleksi keramik di Museum Seni Rupa dan Keramik, lanjut Dewi, jum-lahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lo-kal berasal dari daerah Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Ban-dung. Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok, dan lain-lain. Museum ini juga menyimpan koleksi keramik dari Kerajaan Majapahit abad ke-14. Se-lain itu, ada juga keramik asing dengan berbagai bentuk dan fungsi dari Cina, Vietnam, Thailand, Belanda, Jerman, dan Timur Tengah. “Terbanyak dari Cina terutama pada masa Dinasti Ming dan Ching,” ujarnya. (bjc/hery s)

Page 12: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA PUSAT JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 12

Tidar Sambangi Sekolah yang Kelasnya Rubuh

KAMPUNG BALI, Pengurus TIDAR (Tunas Indonesia Raya) DKI Ja-karta mendapat kehormatan untuk mendampingi rekan-rekan pengurus TIDAR Jakarta Pusat (Jakpus) dalam program memberikan bantuan ke SMP Negeri 273 di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakpus. Bantuan beru-pa uang dan bahan bangunan untuk merenovasi gedung sekolah SMP Negeri 273 yang sempat rubuh, pada 7 April 2010, pukul 11.30.

Kepala bidang Kesejahteraan Rakyat (Kabid Kesra) TIDAR DKI Jakarta, Dian Pratama Adiputro mengatakan, mungkin tidak banyak yang mengetahui musibah bangunan tempat praktik di SMP Negeri 273 rubuh. Padahal satu jam sebelumnya, ruangan itu baru digunakan untuk praktik siswa sekolah setempat.

“Berdasarkan informasi yang didapat rekan-rekan TIDAR Jakpus, pihak terkait sudah mengetahui kalau ruangan kelas di sekolah ini su-dah rawan rubuh. Karena rekan-rekan TIDAR Jakpus selalu melakukan pengecekan setiap bulan, tapi sayang tidak pernah mendapat respon atau tidak ada tindak lanjutnya,” ujar Kabid Kesra TIDAR DKI Jakarta, Dian Pramata Adiputro melalui siaran pers yang diterima JAKARTA RAYA.

Bahkan, lanjut Dian, sejak setahun lalu, SMP Negeri 273 ternyata sudah memiliki cetak biru rencana pembangunan sekolah yang baru akan direalisasikan pembangunannya, pada 2011. Bangunan yang berdiri sejak 1951, kutip Dian, pernah melakukan renovasi kecil pada 1993. Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 273, untuk saat ini proses belajar mengajar masih dapat dilakukan secara normal, tapi masalah akan timbul ketika penerimaansiswa tahun ajaran baru, pada Juli 2010 nanti. “Saat ini, proses belajar mengajar pada Juli 2010 dilakukan di aula sekolah. Utamanya untuk sementara dapat menampung siswa yang ru-ang kelasnya sudah rubuh,” ujarnya. (kontributor)

Layanan KTP Malam HariJAKPUS, Pelayanan Terpadu Malam Hari (PTMH) Sudin Kependudu-kan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Pusat (Jakpus) yang digelar setiap Rabu dan Sabtu malam, ternyata berjalan efektif dalam mem-bantu warga yang ingin memperpanjang atau pun membuat KTP baru. Terbukti sejak pelayanan jemput bola ini diluncurkan, September 2009, tak kurang 3.434 KTP telah diterbitkan. Sebanyak 93 lembar KTP di an-taranya, diterbitkan saat Sudin Dukcapil Jakpus menggelar pelayanan itu di Kelurahan Cikini, Menteng, Rabu (26/5) malam lalu.

”Pelayanan ini untuk menjembatani warga Jakarta yang sangat sibuk dalam beraktifitas. Sehingga tak punya waktu mengurus dokumen kepen-dudukannya pada hari kerja,” ujar Mohammad Hatta, Kasudin Dukcapil, Jakpus, Kamis (27/5). Saat itu tampak warga memadati lokasi. Padahal, saat pelayanan dibuka sedang turun hujan, tapi tetap tidak menyurutkan minat warga untuk mengurus dokumen administrasi kependudukannya. Bahkan, selain mengurus KTP, ada juga warga yang mengurus Kartu Keluarga (KK), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), akta kelahiran, hingga konsultasi pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Muhaimin (40) warga RT 03/04 mengaku senang bisa mengurus KTP gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. ”Saya senang karena Pemprov DKI memberikan kemudahan bagi warganya,” pujinya.

Lurah Cikini Trijono menjelaskan, ada 8.756 penduduk di Kelura-han Cikini dengan prediksi wajib KTP sebanyak 60 persen. Namun, jika pelayanan KTP dibuka siang hari, hanya ada 2-3 orang saja yang mem-buat dan memperpanjang KTP di kantor Kelurahan. ”Pada PTMH ini ada 93 orang yang mengurus KTP. Jelas ini sangat bermanfaat bagi warga. Hingga PTMH berakhir pukul 22.30, pada Kamis (27/5) itu, tercatat 122 warga yang mengurus KK, 10 warga mengurus akta kelahiran, 12 warga konsultasi IMB, 17 warga konsultasi rencana kota, 10 warga mengurus SKCK, dan 18 warga mengurus SIM A dan SIM C 1. (bjc/hery s)

KEBON SIRIH, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Iman Satria ya-kin olahraga mampu memberi kon-tribusi positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mental serta menjadi sarana pendidikan karak-ter anak-anak dan generasi muda bangsa Indonesia. Namun Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Pusat ini menyayangkan ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta sebagai salah satu sarana berolahraga yang minim.

“Saya meyakini olahraga mam-pu memberikan kontribusi posi-tif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mental serta pen-didikan karakter anak-anak dan generasi muda bangsa Indone-sia,” demikian Iman Satria, Ang-

gota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta di ruang kerjanya ge-dung DPRD DKI, kawasan Kebon

Sirih, Jakarta Pusat, senin (14/6). Namun Iman menyayangkan

RTH luas areal yang masih terba-tas atau bahkan langka di Jakarta

DKI Butuh RTH untuk Olahraga

PENGURUS tIdAR: Pengurus TIDAR saat menyambangi SMP 273 Jakarta yang rubuh.

KEMAYORAN, Tak mau keting-galan momen Piala Dunia, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta bekerjasama dengan Daun Production, Dinas Pariwisata, AERTA, dan KPP me-nyelenggarakan nonton bareng (No-bar) Piala Dunia 2010. Nobar yang dihadiri ribuan warga mengambil jadwal tepat pada pembukaan dilan-jutkan pertandingan pembuka an-

tara tuan rumah Afrika Selatan dengan Meksiko yang berkesu-dahan draw 1-1 berlangsung di Kampung Piala Dunia Kemay-oran, Bendungan Jago, Jakarta Pusat (Jakpus), pada 12 Juni 2010, kemarin.

Acara dike-mas dengan ba-zar rakyat dan

hiburan live music menampilkan artis Maya Noviani, mantan Model Me 2007 dan dimeriahkan artis-artis ibukota untuk mengisi jelang pem-bukaan dan saat jeda pertandin-gan. Artis yang ditujukan menghibur warga, terdiri dari Lia Emilia, Sefty Sanustika, serta beberapa grup band pendatang baru seperti, Hulk, Bagindo, Limosin, Raden, dan Alfa band. Supaya tak dibilang hanya

Nonton Bareng Gerindra DKI Lahirkan Bibit Pesepakbola

IMAN SATRIA

saat ini. Padahal RTH seharusnya diperuntukan kegiatan olahraga, paru-paru kota, dan taman rekreasi keluaraga bagi warga masyarakat Jakarta diwilayah DKI Jakarta. Ha-rusnya, pinta Iman, ini menjadi per-hatian serius Pemprov DKI Jakarta.

Ini diamini Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Selatan, Soelhy. Menurut dia, masyarakat Indone-sia saat ini masih memiliki kecen-derungan pada budaya meniru dan eforia. Sehingga permainan sporti-fitas yang dipertontonkan pemain-pemain bola kelas dunia dapat ditiru dan diserap ke dalam prilaku masrakat kita. (imam m/agus w)

memanfaatkan momen ajang empat tahunan Piala Dunia, panitia mende-sain panggung cukup mewah.

Ketua Daun Production, Agung Purwoko mengatakan, even di tem-pat tinggalnya yang menghadir-kan artis merupakan kali pertama. Dia berharap kerjasama ini dapat berlanjut dan tidak hanya ajang Piala Dunia, tapi even-even lain.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik mengatakan ke-giatan nonton bareng ini diharap-kan tidak sekedar acara hiburan biasa, tapi dengan adanya even bertaraf internasional ini bisa men-jadi spirit untuk merangsang serta melahirkan bibit-bibit pemain sepak bola nasional di masa depan.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Pu-sat (Jakpus) Iman Satria ikut ber-harap agar even ini bisa dinikmati masyarakat luas. Paling tidak untuk menjaga kerukunan antar warga, serta tidak menjadi alasan untuk beraktifitas keesokan hari. (imam m)

Warga Keluhkan Kondisi Planetarium CIKINI, Keberadaan Planetarium dan Observatorium di komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Ci-kini, Jakarta Pusat (Jakpus) san-gat bermanfaat bagi warga Jakarta bahkan keluar Jakarta. Selain me-nambah ilmu pengetahuan, bisa juga menjadi tempat rekreasi men-gisi liburan bersama keluarga.

Sayangnya, kondisi tempat tersebut sudah tidak nyaman lagi saat ini. Selain sirkulasi udara tidak berjalan normal, air conditioner (AC) tidak berfungsi. Para pengunjung dari berbagai daerah terpaksa menahan kegerahan untuk bisa menikmati wahana tersebut.

Pengelola mengakui kondisi itu dan meminta maaf kepada para pengunjung. “Ya memang

kondisinya demikian. Mau di-apakan lagi. AC yang ada su-dah tidak berfungsi normal. Wa-jar kalau pengunjung merasakan gerah. Sebab setiap pertunjukkan, biasanya pengunjung mencapai 350-an orang,” ujar Kepala UPT Planetarium dan Observatorium Ja-karta, Delly Indirayati, akhir pekan kemarin.

Planterium dan Observatorium memang sangat menarik dan cu-kup memberi inspirasi bagi para pengunjung. Pengunjung akan me-lihat langsung aneka ragam isi langit berikut nuansanya, para pengun-jung akan dibawa menyela-mi dunia langit yang tanpa batas.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani ikut pri-

hatin. Seharusnya, kata dia, laporan itu cepat diterima anggota dewan supaya mendorong dilakukan kun-jungan kerja ke sana. Ini bertujuan mencocokan laporan dengan fakta lapangan. Sehingga nanti, bisa dibantu dalam realisasi pengajuan anggaran lewat instansi terkait. “Wah, kalau kondisinya mempriha-tinkan, saya pun ikut kecewa. Kare-na waktu saya masih sekolah, saya pernah ke sana dan menyimpan kenangan. Saya sebagai anggota Komisi E coba mendorong teman-teman untuk membenahi itu. Lang-kah paling cepat ketika melakukan rapat kerja dengan Wali Kota se-tempat (Jakpus, red) atau instansi terkait,” janji Rani. (ips/hery s)

NobAR: Ketua DPD Partai GERINDRA DKI memberi sambutan pada acara Nonton Bareng yang diselenggarakan kerjasama DPD, aetra, dan DKI di Kemayoran (10/6).(Foto : imam m)

Page 13: Jakarta Raya-Edisi 1

13 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 JAKARTA TIMUR

Sentra Timur FairJadi Ciri Warga

KLENDER, Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-483 DKI Jakarta, pada 22 Juni 2010, Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) menggelar Festival Sentra Timur Fair. Ada 44 stand berpartisipasi dalam festival tersebut. Festival berlangsung mulai Rabu-Jumat (9-11/6) kemarin, di halaman kantor wali kota setempat.

Sentra Timur Fair ini akan menjadi ciri warga Jaktim dalam memperkenalkan segala bentuk kerajinan tangan. Seluruhnya merupakan hasil binaan dari Pemkot setempat dan kesenian tradisional yang dipentaskan masing-masing kecamatan.

“Festival Sentra Timur Fair itu menyajikan semua produk unggulan dalam upaya meningkatkan potensi pariwisata dan kebudayaan di Jaktim. Karena semua SKPD ikut berpartisipasi menampilkan seluruh program dalam festival menyam-but HUT ke-483 DKI Jakarta. Festival itu memiliki juga tujuan mengembalikan per-hatian dan simpati masyarakat ke wilayah Jaktim sebagai kawasan sentra primer,” ujar Murdhani, Wali Kota Jakarta Timur, Senin (7/6).

Kepala Perencanaan Kota Administrasi Jaktim, Yurianto menjelaskan seluruh unit atau SKPD memamerkan program-programnya. Misalnya, Sudin Dukcapil menggelar pelayanan KTP keliling, Sudin Peternakan dan Perikanan menyuguh-kan makanan olahan ternak begitu juga dengan unit-unit lainnya. “Acara ini akan diprogramkan menjadi agenda rutin bagi Pemkot Administrasi Jaktim, teru-tama dalam menyambut HUT ke-483 DKI Jakarta,” jelasnya. (bjc/hery s)

Rawa Bening,Pasar Jakarta Gems CenterJATINEGARA, Pasar Rawa Bening yang menjadi ikon pasar batu akik atau aji sudah terkenal hingga mancanegara, setidaknya di level Asia. Namun sekarang tidak lagi terkesan kumuh atau tepatnya, sejak April 2010 lalu. Pasar yang terle-tak di kawasan Jatinegara atau seberang stasiun kereta api Jatinegara ini sudah mengalami peremajaan.

Gubernur DKI Jakarta Fauji Bowo yang meresmikan pusat pasar batu aji atau sekarang dinamakan Jakarta Gems Center Pasar Rawa Bening Jakarta Timur, pada Rabu (11/4). ”Saya harap Pasar Rawa Bening yang sekarang menjadi Ja-karta Gems Center (JGC, red) tersulap menjadi pasar batu aji terbesar di Indone-sia,” harap Fauzi Bowo.

Disamping itu, lanjut Fauzi Bowo, selain sebagai pusat batu Aji, JGC diharap-kan dapat menjadi sebagai tujuan wisata wisatawan baik asing maupun lokal, dan dijadikan pula sebagai pusat kreativitas anak bangsa dalam meningkatkan perekonomian regional, terciptanya lapangan kerja yang lebih banyak, dan se-terusnya.

Ada beberapa keunggulan dalam perubahan Pasar Rawa Bening ini setelah direnovasi menjadi JGC. Kualitas lokasi usaha menjadi lebih nyaman baik para pedagang maupun bagai para konsumen. ”Dengan kondisi yang baru, kualitas pelayanan terhadap konsumen pun dapat lebih baik sesuai standar pelayanan konsumen yang ada. Di tempat baru ini, selain kenyamanan yang didapatkan, tapi juga kualitas keamanan menjadi lebih baik dan terjamin, namun keamanan dan pelayanan yang ada harus tetap dijaga juga. Bukan hanya waktu peresmian saja,” sindirnya.

Direktur PD Pasar Jaya Jangga Lubis mengatakan, JGC ini selalu dapat me-ningkatkan pelayanan bagi para pedagang dan para konsumennya. Pasar Rawa Bening dibangun di atas lahan seluas 1866 M per segi yang terdiri dari tiga lantai, 1355 tempat usaha, 897 kios, 372 konter 56 pusat, makanan dan lainya tempat ikan hias. Sarana ibadah pun sangat luas yang bisa menampung 750 jamaah, khususnya yang bergama Islam, lahan tempat parkir luas yang bisa menampung 130 mobil 3 bus, dan 113 motor, dan dilengkapi dengan standar pengamanan yang lebih baik.

Salah seorang pedagang batu aji, Tarmizi mengakui sekarang memang jadi lebih nyaman. Namun sepertinya ada yang kurang. Yaitu ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Konsumen biasanya jarang membeli barang dengan uang cash, tapi ke-banyakan pakai kartu ATM. Sebelum melakukan gunting pita Foke menambahkan, Di pasar Batu Aji ini atau JGC ini diharapkan para tukang gosok batu ditempatkan yang layak, jangan seperti ini, kata Fauzi Bowo saat peninjauan lokasi.(agus s)

JAKTIM, Organisasi berbendera Metro-politan Study Center (MSC) merupakan wadah yang memenangkan Muhammad Sanusi dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 menjadi anggota DPRD DKI Ja-karta, periode 2009-2014. Karena itu, aktifitas dalam program MSC terus berlanjut hingga seka-rang. Apalagi HM Sanusi pun memberi perhatian terus menerus, ter-masuk peruba-han kalimat dari Met ropo l i t an Study Center menjadi Mu-hamad Sanusi Center (MSC).

M S C bergerak dan berkarya mem-p e r j u a n g k a n aspirasi ma-syarakat walau arahnya bukan lagi untuk me-menangkan HM Sanusi sebagai anggota dewan yang kini duduk sebagai ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta. Bentuk perjuangan MSC pun dipermanen dan diperluas dengan rencana memproses pembuatan akte notaris menjadi LSM berbasis sosial kemasyarakatan, ekonomi kerakyatan serta, dan advokasi atau pendampingan hukum bagi masyarakat.

Ketua MSC Nur Azhari mengatakan, MSC sebagai sebuah ko-munitas urban community leadership formation memberikan pemahaman dan pendidikan kepemimpinan bagi anggota dan masyarakat umum. Sehingga dapat

menghadapi perubahan jaman (glo-balisasi), serta diharapkan ke depan setiap anggota mampu menjawab tan-tangan jaman dengan ilmu yang dimiliki serta berkemampuan sebagai leader dalam bermasyarakat.

Kegiatan pertama yang dilakukan Turnamen Bola Voli Putri H. M. Sanusi Cup. Ini merupakan salah satu upaya so-sialisasi pada warga dan lingkungan ser-

Pasca Menangkan Sanusi, MSC Berganti Baju LSM

KLENDER, PD Pasar Jaya terus berupa-ya membenahi dan meremajakan pasar-pasar tradisional di ibu kota agar tidak di tinggal konsumen dan bisa bersaing dengan pasar modern. Salah satu pasar yang tengah diremajakan adalah Pasar Klender Jakarta Timur (Jaktim) yang telah rampung diperbaiki. Rencananya, Pasar Klender akan diresmikan, Juli 2010 mendatang.

Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, mengatakan, peremajaan Pasar Klender sudah rampung. Karena itu tempat penampungan sementara (TPS) para pedagang sudah mulai dikosong-kan sejak Senin (8/6) lalu. Selanjutnya pedagang mulai menempati kios-kios yang telah disediakan. Pasar Klender akan dijadikan percontohan atau pasar unggulan untuk wilayah Jaktim. Kon-sepnya menjadi pasar semi modern tra-disional dengan memiliki dua lantai dan dipastikan tidak becek dan kumuh. Meski demikian, konsep bangunan tidak meng-gunakan pendingin ruangan (air con-ditioner/AC), namun dibangun dengan sistem sirkulasi maksimal.

“Karena bangunan sudah sele-sai diremajakan, PD Pasar Jaya akan meresmikan operasionalisasi Pasar Klender pada Juli 2010. Rencananya, Pasar Klender akan diresmikan gubernur

DKI Jakarta Fauzi Bowo,” kata Djangga Lubis, di Jakarta, Minggu (13/6).

Saat ini, sedikitnya 200 pedagang Pasar Klender telah menempati pasar yang baru selesai direhabilitasi pekan

lalu. Ia berharap seluruh pedagang Pasar Klender yang berjumlah 700 su-dah menempati pasar tersebut, pada Agustus mendatang. Pasar Klender tidak hanya menampung pedagang eksisting, tapi menampung pedagang di luar peda-gang eksisting sekitar 10 persen dari to-tal pedagang yang ada. Untuk kios milik pedagang baru harganya sedikit lebih mahal daripada pedagang lama. Harga

Pasar Klender Dioperasikan Juli 2010

ta sebagai program pertama setelah ber-ganti kalimat Muhammad Sanusi Center menjadi Metropolitan Study Center tadi. Kegiatan rutin lainnya, pertemuan setiap minggu di rumah-rumah anggota se-cara bergantian. Di sini membahas dan

menetukan pro-gram ke depan, seperti mencari dana untuk pem-belian satu unit ambulans yang d i p e r u n t u k a n bagi masyara-kat yang terkena musibah.

P e m b i n a dan Penasihat MSC, HM Sanu-si mengatakan, kelahiran MSC berawal dari k e b u t u h a n t e m a n - t e m a n korlap saat Pi-leg 2009. Untuk tetap menjaga s i l a h t u r a h m i serta tetap terus bergerak, MSC harus berganti

menjadi sebuah LSM dalam bidang pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan program penguatan berbasis sosial kemasyarakatan serta ekonomi kerakyatan. Hal senada di-katakan Nur Azhari, ke depan MSC akan membentuk koperasi bagi anggotanya dan masyarakat umum. (imam m)

stand festival sentra timur fair: Pengunjung terlihat antusias mengunjungi stand-stand di Festival Sentra Timur Fair dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakarta ke-483.

sewa kios pedagang eksisting tidak ada kenaikan, masih tetap sama dengan harga sewa lama antara Rp 16-20 jutaan per kios.

Peremajaan pasar-pasar tradi-sional menjadi agenda utama PD Pasar Jaya. Bahkan badan usaha milik daerah (BUMD) DKI ini merencanakan akan membangun minimal satu pasar percon-tohan di masing-masing wilayah Jakarta. Pasar percontohan yang sudah dibangun antara lain Pasar Koja di Jakarta Utara dan Pasar Tomang di Jakarta Barat. “Di-harapkan dengan adanya lima pasar per-contohan ini, seluruh pasar tradisional di Jakarta akan memiliki standar yang sama. Sehingga dapat menghilangkan citra pasar tradisional yang dikenal ku-muh dan becek,” tuturnya.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC Partai Gerindra Jaktim, Taufik Hadiawan menyambut baik dan langkah Pemprov DKI Itu. Ini bentuk perhatian juga namanya. “Sebagai anggota dewan saya memberi apresiasi atas kebijakan Pemda itu. Ini membuat masyarakat punya pilihan ke pasar dan pasar tra-disionil jadi kelihatan modern. Sehingga bisa bersaing dengan pasr modern yang mulai marak,” pungkas Taufik Hadiawan yang juga Sekretaris Komisi A DPRD DKI. (bjc/hery s)

pengurus msc: Penyerahan thropy turnamen Bola Voli Putri H. M. Sanusi Cup dari MSC ke Panitia, disaksikan Sekretaris DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Husni Thamrin.

taufik hadiawan

Page 14: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA SELATAN JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 14

Minimarket di Pasar Karbela,

Diprotes!SETIABUDI, Kehadiran minimarket di tengah-tengah pasar tradisional me-ngundang keresahan tersendiri bagi para pedagang di Pasar Karet Be-lakang (Karbela), Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel). Sejumlah pedagang mendesak agar Pemerintah Kota (Pem-kot) Jaksel bertindak tegas dengan menutup minimarket itu. Karena jarak minimarket de-ngan tempat berjualan pedagang hanya sekitar 200 meter.

Sejumlah pedagang memperta-nyakan langkah Pemkot Jaksel dalam menyikapi semua peraturan yang dibuat pemerintah, seperti Peraturan Presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pa-sar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, serta Instruksi Gu-bernur DKI Jakarta No 115 tahun 2006 Tentang Penundaan Perizinan Mini-market di DKI dan Perda DKI No 2 ta-hun 2002 tentang Perpasaran Swasta di Provinsi DKI.

Koordinator pedagang Suharno mengungkapkan, masalah yang ber-larut-larut ini membuat pedagang men-jadi semakin geram. “Apabila tidak ada tindakan yang tegas dari Pemkot Ja-karta Selatan,” katanya usai memimpin perwakilan pedagang menemui Kabag

BULUNGAN, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Selatan (Jaksel) menyisakan dua struktur PAC (Pengurus Anak Cabang) dalam konsoli-dasinya. Struktural partai berlambang Kepala Burung Garuda ini sedikit lebih baik. Karena tinggal PAC Keba-yoran Baru dan Tebet yang belum beres kepengurusannya. Ini pun karena alasan komunikasi yang kurang efektif. Me-nyusul dilakukannya perubahan struktur.

“Kondisi struktural Partai Gerindra Jakarta Selatan saat ini hampir leng-kap. Yang belum terbentuk dua PAC saja. Sementara di tingkat ranting sudah beres semua. Dua PAC Kebayoran Baru dan Tebet belum rapih kepengurusan-nya karena terjadi persoalan komunikasi

kurang efektif setelah terjadi perubuhan struktural,” beber Soelhy, Sekretaris DPC Partai Gerindra Jakarta Selatan di kawasan Bulungan, Sabtu (13/6).

Dengan mulai aktifnya kantor sek-retariat DPC Partai Gerindra Jaksel yang baru di Jalan Mampang Prapatan XIV No 41, Jaksel, lanjut Soelhy, di-harapkan segala kendala bisa teratasi dan pengurus segera dapat penyelesa-ian tugas-tugas dan menjalankan pro-gram program kerja politiknya. “Saat ini program-program kami, seperti sama de-ngan DPC-DPC Gerindra wilayah lain. Yaitu fokus membenahi internal de-ngan cara konsolidasi. Ini jadi program utama. Kami telah melakukan penyega-ran kepengurusan mulai dari tingkat

DPC Jaksel Sisakan Dua PACranting hingga seluruh PAC,” rincinya.

Ini diamini Ketua PAC Gerindra Pe-sanggrahan, Jaksel, Andri Wahyudin. Menurut Andri, penyegaran kepengu-rusan ini bertujuan agar DPC Gerindra Jaksel dapat meningkatkan target suara hingga 20 persen di dalam pemilihan legislatif mendatang. Ini bukan rahasia umum karena merupakan cita-cita dan amanah DPC. “Karena itu, DPC Gerindra Jaksel telah mempersiapkan langkah-langkah strategis melalui program-pro-gram internal dan external,” imbuh Andri.

Untuk internal, rinci Andri, di anta-ranya komunikasi dalam penyamaan persepsi, misi dan visi organisasi dari tingkat DPD, DPC hingga tingkat ran-ting. Kemudian melakukan up-

Warga Keluhkan Prosedur Dapat Gakin

BINTARO, Program Gakin (keluarga miskin) berupa kartu untuk mendapat pelayanan kesehatan secara cuma-cu-ma dari pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah berjalan beberapa

tahun. Tapi masih banyak warga DKI belum mendapatkannya. Ini dikarena-kan minimnya sosialisasi dan prose-dur pengurusan yang dinilai warga pelik sehingga tidak dapat menyebar yang bermanfaat sebagai sosialisasi berupa informasi dari mulut ke mulut.

Akibat standarisasi dan kriteria bagi warga dalam mengurus kartu Gakin, salah satu program yang berpihak pada rakyat kecil dengan tujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan ma-syarakat tidak dapat terealisasi dengan baik. Menurut warga RT 003/ RW 08, Ke-lurahan Bintaro berinisial BH (36), warga umumnya senang dengan program kartu Gakin dan untuk apa fungsinya. Ironisnya warga masih belum antusias mengurus. Disamping tidak tahu mekanismenya, tapi sulit mendapatkan kartu Gakin itu. Ini mungkin minimnya informasi tentang me-kanisme yang sampai pada masyarakat.

Ini dibantah Ketua RW 09, Kelurahan Bintaro, Syarief Hidayat (48). Menurut dia, warga masyarakat sangat antusias adanya program Kartu Gakin ini. Terbuk-ti banyaknya dokumen formulir permo-honan di sekretariat RW.08. Tapi diakui Hidayat, memang banyak juga yang tidak berhasil mendapatkannya. Sebab tidak ada warga yang kembali melapor setelah di survei aparatur kelurahan.

Kesmas Kelurahan Bintaro Wati mengatakan, sebetulnya mekanisme permohonan Gakin tidak sulit. Karena terlebih dulu warga diberi usulan me-lalui formulir permohonan dari RT / RW setempat dan untuk mekanisme memang ada survei dari team survei. “Tapi itu bukan dari pihak kelurahan, tapi ada petugas BPS yang mensurvei langsung kepada warga. Karena pihak kami hanya mendata dan menyalurkan Gakin saja. Memang ada warga yang

grading kerja-kerja politik, pelatihan, dan raker untuk meningkatkan kapasi-tas skill dalam manajemen organisasi.

Disamping itu, kata dia, ada bebera-pa program bersifat rutin, rekrutmen ang-gota, pemeliharaan struktural organisasi, dan mengaktifkan sayap-sayap partai serta diskusi rutin dua mingguan dengan tema-tema lokal dan mengangkat isu-isu kekinian. Sedangkan program eksternal, di antaranya membangun silahturahmi dan komunikasi dengan tokoh-tokoh lo-kal di masing-masing wilayah PAC dan ranting, hearing, dan memanfaatkan masa reses anggota dewan dari Par-tai Gerindra, dan masyarakat. “Dalam waktu dekat program konkrit yang kami selenggarakan adalah Gerakan Peng-hijauan dan Pelatihan Satgas Tanggap Bencana Banjir,” pungkasnya. (agus w)

Endah S. Pardjoko - kEtua dPC jakarta SELatan

Roadshow PKKuntuk Pemberdayaan Keluarga

BINTARO, Tim Penggerak (TP) Perkum-pulan Ketrampilan Keluarga (PKK) DKI Jakarta melanjutkan roadshow ke bebe-rapa wilayah di DKI Jakarta. Kali ini, TP PKK menemui warga di gedung Serbagu-na Pusrehabcat, Jalan Veteran, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (9/6). Pada kesempatan itu, TP PKK DKI Jakarta kembali menganjurkan masyarakat membentuk suatu wadah atau Forum Komunikasi Pemberdayaan Keluarga di tingkat RW, terutama RW-RW unggulan. Roadshow dihadiri sekitar 350 anggota PKK mulai tingkat kota hing-ga RT, kepala puskesmas se-Kecamatan

dok. BjC: Diskusi mengenai GASKIN.

tidak mendapatkan Gakin. Sebenarnya itu bukan tidak mendapatkan. Ini han-ya kekeliruan pada pengetikan nama dan ini sudah diselesaikan,” urainya.

Kuota Kelurahan Bintaro sebanyak 186 jiwa dengan bantuan Gakin berupa beras senilai Rp 24 ribu setiap bulan dan kuota ini berdasarkan ketetapan BPS dari jumlah jiwa yang mendapatkan kartu BLT (bantuan langsung tunai). “Di sini-lah letak sulitnya warga mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan melalui program kartu Gakin. “Kami berharap ke depan cukuplah dilihat dari taraf hidup dan penghasilan warga. Jangan dipersulit dengan kriteria fisik bangunan rumah dan keterangan dari ketua RT dan RW, ditambah keterangan dari tetangga pemohon. Jadi cukup refrensi bagi petu-gas survei. Karena kamilah yang lebih mengenal dan memahami taraf hidup warga kami,” pungkas Syarief Hidayat.

Masih ada SKTMSekretaris Dewan Pimpinan Ca-

bang (DPC) Gerindra Jaksel, Soelhy mengatakan sudah seharusnya di dalam menentukan mekanisme Gakin di Jakarta melalui pembahasan khusus agar Gakin dapat tersalurkan secara efektif. Ini dikarenakan DKI memiliki karakter berbeda dengan daerah lain.

Anggota Komisi D DPRD DKI Ja-karta, Iman Satria sependapat. Menurut anggota Fraksi Gerindra ini, warga miskin DKI Jakarta yang terdata dan tercatat di BPS saat ini berkisar 160 - 180 ribu jiwa. Ini bisa tidak sesuai pada realitasnya, jika merujuk pada kareteristik DKI Jakarta yang berefek tidak tepat pada pendistri-busian Gakin. “Warga masyarakat tidak usah khawatir. Karena bagi masyarakat yang tidak mendapatkan Gakin akan mendapatkan pengganti SKTM ( Surat Keterangan Tidak Mampu, red) dan me-kanismenya lebih mudah. Sebab pada saat pendataan dan melakukan verifikasi melibatkan unsur – unsur dari RT, RW, dan Kelurahan,” pungkasnya. (agus w)

Pesanggrahan, pejabat Pemkot Jaksel, tokoh masyarakat, serta warga sekitar.

Ketua TP PKK DKI Jakarta Sri Har-tati Fauzi Bowo, melalui beberapa SKPD Pemkot Jaksel menyerahkan bantuan bagi warga Kelurahan Bintaro, Pesang-grahan, Jaksel. Seperti Suku Dinas So-sial (Sudinsos) yang memberikan jami-nan sosial untuk cacat seumur hidup bagi Novita Sari (15) sebesar Rp 300 ribu.

Tatiek Fauzi Bowo mengatakan, kader-kader PKK dituntut agar mampu menyebarluasakan informasi tentang kesehatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi program kerja

Perekonomian Pemerintah Kota Jakar-ta Selatan, Senin (31/5).

Karena itu, pihaknya berharap Wa-likota Jakarta Selatan Syahrul Effendi mengeluarkan surat keputusan untuk menutup usah ritel itu. Sebab, sebagai pedagang kecil pihaknyalah yang merasa sangat dirugikan.

Siswanto, salah seorang pedagang sayur di Pasar Karbela mengaku ke-cewa karena minimarket yang selama ini menjadi keresahan pedagang pasar tradi-sional belum mendapatkan tinda-kan apa pun. Terlebih, Alfamart yang berada di Kelurahan Karet dan berjarak dari pasar 20 meter sudah menutup tempatnya, tapi Alfamart yang berada di Kelurahan Karet Kuningan yang ber-jarak 200 meter dari Pasar Karbela ma-sih dibiarkan buka seperti biasa. “Yang satu sudah tutup, tapi yang satu masih buka. Malah sekarang pengen buka dua-duanya,” sesalnya.

Kabag Perekonomian Kota Jakarta Selatan James Marpaung mengatakan, pihaknya akan mencari solusi yang terbaik atas permasalahan tersebut. ”Untuk perkembanganya belum ada, kami akan mencari jalan keluar yang terbaik,” pungkasnya. (bjc/hery s)

PKK. Termasuk Kelurga Berencana (KB) dengan informasi yang tepat dan mengena. Selain itu, imbuh Tatiek, agar kader-kader PKK memotivasi masyara-kat yang tidak mampu untuk mengikuti program KB. “Tidak ada kata terlambat untuk mengikuti program KB bagi war-ga,” ujar Tatiek Fauzi Bowo, Rabu (9/6).

Kepala Sub bidang Peran Serta Masyarakat, Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Jaksel, Iskandar mengatakan, kegiatan roadshow juga membuka layananan KB gratis bagi warga. Sebanyak 150 calon akseptor yang terdiri dari 100 implan dan IUD me-nikmati pelayanan KB gratis dalam road-show tersebut. “Kami bersyukur banyak masyarakat yang antusias mengikuti program KB gratis,” kata Iskandar.

Walikota Jakarta Selatan Syahrul Ef-fendi mengatakan, pihaknya juga serius membantu program-program yang di-jalankan PKK. Salah satunya, Pemkot Jaksel memberi perhatian lebih pada lembaga pendidikan bagi anak di bawah umur enam tahun, dalam melakukan pe-nyetaraan kualifikasi pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada 100 guru PAUD untuk mengambil pendidikan Stra-ta Satu. ”Bekal keilmuan yang cukup dini-lai sangat penting bagi guru PAUD, kare-na guru PAUD harus bisa menanamkan nilai akhlak dan budi pekerti kepada anak didiknya,” pungkas Syahrul. (bjc/hery s)

dok. BjC: Roadshow PKK Pesanggrahan tentang KB.

Page 15: Jakarta Raya-Edisi 1

15 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 JAKARTA BARAT

KNPI Akomodir Pengurus dari Kader Partai

KEMBANGAN, Sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan, DPD (Dewan Pimpinan Daerah) II Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Kota Jakarta Barat (Jakbar) tidak bisa mengindari masuknya pengurus yang berlatarbelakang kader partai. Ketua DPD II KNPI Kota Jakarta Barat, H Hasan me-ngatakan, sudah saatnya berbuat dan berkarya untuk kepentingan pembangunan guna tercapainya ke-sejahteraan rakyat di Jakbar.

“Karena itu, KNPI Jakbar terus melakukan konsolidasi internal dan eksternal supaya memiliki ba-sis yang solid, kompak, dan dapat bersinergi dengan pemerintah Kota Jakbar dan seluruh komponen ma-syarakat,” ujar H Hasan usai pelan-tikan DPD II KNPI Kota Jakbar di ruang Serbaguna Walikota, Jakbar, Sabtu (29/5).

Personil kepengurusan KNPI Jakbar yang baru dilantik merupa-kan figur-figur aktifis muda dan kader-kader partai. Keberadaan mereka di partai bukan persoalan. Karena menambah dinamika de-mokrasi di tubuh KNPI.

Wakil Wali Kota Jakbar Su-karno mewakili Wali Kota Jakbar mendukung keberadaan KNPI dan berharap kepengurusan baru dapat meningkatkan kualitas perannya dalam ikut serta menyukseskan pembangunan di wilayah, Jakbar.

Dalam sambutan Wali Kota Ja-karta Barat, Sukarno menyampai-kan pemberian kantor sekretariat untuk DPD II KNPI Kota Jakbar. Seperti diketahui, selama kepengu-rusan KNPI Jakbar periode sebe-lumnya, Pemkot Jakbar tidak per-nah memberi fasilitas itu. (cahyo)

SUKABUMI UTARA, Konsolidasi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Jakarta Barat (Jakbar) diimbangi sayap partainya. Menyusul pelantikan pengurus SA-TRIA (Satuan Relawan Indonesia Raya) tingkat kota Jakbar. Acara konsolidasi dan renegerasi SATRIA Jakbar ini berlangsung di halaman sekretariat DPC Partai Gerindra Kota Jakbar, Jalan Muhayar Suka-bumi Utara, Jakbar, Sabtu (12/6).

Ketua SATRIA DKI Jakarta, Yonny Triharto dalam sambutannya mengatakan, SATRIA merupakan organisasi kader kepemudaan di bawah panji-panji Partai Gerindra yang sudah banyak kiprahnya di ma-syarakat, sejak didirikan pada 2008.

Eksistensi sayap partai berlambang Kepala Burung Garuda ini, tidak di-ragukan lagi, terutama dalam mem-berikan manfaat bagi pelayanan maupun pengabdian di masyarakat.

“SATRIA bukan organisasi pre-man. Tapi organisasi kepemudaan berkarakter pada nilai-nilai kebang-saan yang mengedepankan peng-abdian dan pelayanan pada kepent-ingan masyarakat,” ungkap Yonny Triharto, Ketua SATRIA DKI Jakarta dihadapan Ketua umum Pengurus Pusat (PP) SATRIA, Heru Johansyah beserta pengurus pusat lainnya.

Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Jakbar, Agus Taufiqurohman yang mewakili Ketua DPC Partai Gerindra Kota Jakbar, Rani Mauliani

Sayap Partai Gerindra, SATRIA Ikut Konsolidasi

mengatakan, SATRIA Jakbar ber-sama-sama seluruh jajaran anggota, kader, dan pengurus Partai Gerin-dra Jakbar bahu-membahu melay-ani masyarakat demi terwujudnya sukses pelaksanaan pembangunan di Kota Jakbar. “Kami sebagai Pe-ngurus DPC Partai Gerindra mem-berikan dukungan kepada jajaran pengurus dan anggota SATRIA Jakbar dan berharap terjadi sinergi terus menerus dari segala bentuk mata acara program,” pungkas Agus

Dalam rangkaian acara itu, di-bacakan Surat Keputusan Pengurus Pusat SATRIA Gerindra Tentang Pengangkatan dan Pengesahan Per-sonalia Pengurus Cabang (PC) SA-TRIA Gerindra Jakbar oleh Ketua PP

Rani Janji Dorong Lenong EksisGROGOL, Untuk yang keenam ka-linya, Ikatan Drama Jakarta Barat (INDRAJA) menggelar Workshop dan Lomba Lenong 2010 Antar Remaja Kelurahan se-Jakarta Barat di Auditorium Gelanggang Remaja Grogol, Jakarta Barat (Jakbar), mulai 14-18 Juni 2010 kemarin. Sebanyak 11 grup lenong dari per-wakilan Karang Taruna se-Jakbar ambil bagian. Namun seperti be-berapa tahun terakhir, INDRAJA melaksanakan tanpa dukungan dana penuh dari pihak kantor Wa-likota Jakbar. Ironisnya, Walikota Jakbar, Djoko Ramadhan sempat berjanji dalam menerima audiensi dengan INDRAJA perhatian serius berupa dana penyelenggaraan me-lalui Suku Dinas Kebudayaan Jak-bar, tapi hal itu mengalami kendala yang menyebabkan tidak terealisasi.

Ketua INDRAJA, Rizal Nasti mengatakan, sebenarnya alokasi dana sudah disiapkan pihak Wa-likota tapi karena suatu kendala sulit terealisasi. Sebagai gantinya pihak Wali Kota meminta mundur hingga Oktober 2010. Dengan alasan, ada dana untuk kegiatan itu dalam anggaran APBD Tambahan 2010. Karena sejak pertama penyelengga-raan Lomba Lenong dikaitkan dalam rangka ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta, pada

22 Juni, Rizal memaksakan panitia tetap melaksanakan sesuai jadwal.

“Kami meminta panitia yang ditunjuk INDRAJA untuk mencari dana secara maksimal. Yang pen-ting acara ini tetap terselenggara sesuai jadwal. Walaupun kami tetap kecewa karena akhirnya penyeleng-garaan workshop yang seharusnya pertengahan Mei 2010, jadi batal. Syukurlah beberapa pihak ikut berpartisipasi untuk pelaksanaan Lomba Lenong, termasuk pihak Walikota yang memfasilitasi ge-dung. Ini mengurangi beban pani-tia,” ungkap Rizal di sela-sela acara.

Adapun donatur itu, anggota de-wan Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Daerah Pemilihan (Da-pil) Jakbar, Rani Mauliani dan ang-gota Fraksi PPP DPRD DKI Dapil Jakbar, Abdul Aziz. “Kami bersyu-kur bisa mendapat perhatian dari Ibu Rani dan Pak Abdul Aziz yang menyumbang dana untuk hadiah pemenang, tropi, dan lainnya. Tak lupa kami juga berterimakasih ke-pada LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi, red) yang memberi bantuan berupa pengirim tenaga dewan Juri (Ibu Fifi Muntaco, red). Sehingga acara ini berlangsung sukses dan lancar. Adapun juri lain, Madin dan Syaiful Amri,” imbuh Hery S, Ketua Panitia Lomba Lenong. (hery s)

KEBON JERUK, Dewan Pengurus Ca-bang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Barat mematok target pembenahan in-ternal. Paling lambat akhir Juni 2010 ini, sudah dilakukan pelantikan kepada dela-pan pengurus anak cabang (PAC) dan 56 pengurus ranting setingkat kelurahan. Pelantikan akan dilakukan bersamaan dengan syukuran kantor sekretariat DPC baru di Jalan H Muhajat No 29A, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakbar.

Ketua DPC Partai Gerindra Jakbar, Rani Mauliani mengatakan, saat ini ten-gah dilakukan konsolidasi untuk struktur partai. Untuk menjaga agar struktur par-tai tetap solid dan loyal, DPC menyiapkan

program diskusi yang launching, pada akhir Juni 2010 nanti. Program yang di-beri nama Majelis Diskusi Bulanan DPC Gerindra mengangkat tema pada pro-gram perdananya, ‘Potret Pendidikan’ Jakbar di Auditorium, Grogol, Jakbar.

“Tapi saya harus mengakui ke-beradaan DPC Jakbar belum efektif kinerjanya. Sifatnya masih bergerilya. Soalnya kami ingin setiap rencana ha-rus matang. Apalagi sekarang belum ada yang urgen selain bentuk reses sebagai anggota dewan,” ujar Rani Mauliani, di ruang Fraksi Partai Gerin-dra DPRD DKI Jakarta, baru-baru ini.

Kalau terkait program DPC dalam

menampung aspirasi warga, lanjut Rani, seka-rang sedang merapikan

struktural. Sudah 85 persen rampung dan nanti SK (surat keputusan) untuk kepengurusan baru seluruh PAC dan ranting diberikan serentak dalam acara pelantikan bersama. “Maka itu, ren-cananya disatukan dengan acara syuku-ran kantor baru DPC. Jadi memang tidak serta merta dalam menyikapi kondisi in-ternal dan eksternal yang terjadi. Lebih banyak konsolidasi dengan melibatkan banyak pengurus PAC dan ranting. Saya pun mengakomodir seluruh pengu-rus PAC dan ranting yang lama masuk dalam struktural baru di bawah kepe-mimpinan saya sekarang,” ulas Rani

yang juga anggota Komisi E DPRD DKI.Diakuinya, dalam mengakomodir

konstituen pun tidak memilih-milih basis suara yang menjadi lumbung pada saat Pemilu Legislatif 2009 lalu. Tapi memang caranya bergiliran dari satu kecamatan ke kecamatan lain dan hanya bisa di-lakukan lewat reses setiap tiga bulan sekali. “Kalau harus masuk ke tingkat kelurahan, saya yakin tidak maksimal dengan jumlah 56 kelurahan se-Jakbar. Struktur partai diperlukan, terutama menjelang Pilkada dan Pemilu. Ini masuk dalam program konsolidasi untuk solid dan loyal dan kerja maksimal,” ujarnya.

Menurut dia, tidak sulit membe-nahi struktur di Jakbar karena diam-bil dengan mengakomodir pengurus lama. ”Ibarnya tinggal menghidupkan

S. AndikA - ketuA dPC JAkARtA SeLAtAn

Gelar Syukuran Kantor Barusekaligus Pelantikan Struktural Partai

yang sempat matisuri. Saya pun punya tim survei lapangan untuk mendapat-kan siapa yang terbaik untuk dipi-lih jadi pengurus,” pungkasnya. (hery s)

Satria Gerindra Bidang OKK, Tino.Ketua Pengurus Cabang (PC)

SATRIA Gerindra Jakbar, Jarot mengatakan, kepengurusan SA-TRIA Gerindra Jakbar siap bekerja keras dan bekerjsama dengan para kader Partai Gerindra untuk melak-sanakan amanah sesuai dengan isi dan makna lima butir Ikrar SATRIA Gerindra. “Kami akan terus menerus melakukan konsolidasi internal maupun melakukan aktifitas peng-abdian masyarakat demi kejayaan Partai Gerindra dan terwujudnya kesejahteraan rakyat di wilayah Ja-karta Barat ini,” tandas Jarot dalam sambutan usai pelantikan. (cahyo)

iStiMeWA: Pengurus KNPI 2006 - 2009 juga banyak yang berlatar belakang kader partai.

Satpol PP TundaEksekusi Rumah WargaTAMBORA, Kegigihan warga mempertahankan empat bangu-nan mereka di Jalan Sawah Lio I dan Jalan Laksa IV, RT 09/01, Ke-lurahan Jembatan Lima, Tambo-ra, Jakbar, membuat 200 personil petugas gabungan dari Satpol PP dan TNI/Polri menunda rencana eksekusi bangunan tersebut. War-ga yang mengaku telah menempa-ti lahan tersebut selama puluhan tahun, akan bertahan hingga ada keputusan tetap dari pengadilan atas sengketa antara warga de-ngan ahli waris Suharsono Wijaya.

Upaya pengosongan lahan se-luas 686 meter persegi dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 224 tahun 1962 dan dikuatkan dengan akta jual beli bernomor 12 tahun 1971 tertanggal 29 Juni 1971 atas nama Suharsono Wi-jaya, sempat terjadi aksi dorong antara petugas dengan penghuni rumah. Muhammad Sani (60) salah seorang penghuni rumah mendesak eksekutor menunjuk-kan bukti putusan pengadilan yang menjadi dasar eksekusi tem-pat tinggalnya. Pihak Satpol PP beralasan sudah memegang surat perintah dari Wali Kota Jakbar,

Djoko Ramadhan. Pengosongan itu sesuai Surat Perintah Bongkar (SPB) Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan No 1310/1785 tanggal 9 Maret 2010.

“Jika keputusan pengadi-lan menetapkan tempat tinggal-nya harus dieksekusi, kami ikh-las membongkar sendiri tanpa perlu melibatkan petugas. Kami tahu hukum, kalau ada putusan tetap pengadilan kami pun pasti patuhi. Kalau perlu membong-kar sendiri rumah kami,” jelas Sani, panggilan tokoh masyara-kat setempat ini, Kamis (10/6).

Di tempat lain, Suku Dinas (Sudin) Tata Air Pekerjaan Umum (PU), Jakbar membongkar 100 bangunan semi permanen yang melebihi bibir jalan dan menutup saluran air di Jalan Pelopor RT 01/ 05 Kelurahan Tegalalur, Ka-lideres, Jakbar, Kamis (10/6). Ini dalam rangka program refungsi saluran air di lokasi setempat. Pembongkaran dilakukan 50 petu-gas Satpol PP tanpa perlawanan bahkan beberapa warga sudah lebih dulu melakukan pembong-karan bangunan miliknya, sebe-lum petugas datang. (bjc/hery s)

Page 16: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA UTARA JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 16

TANJUNG PRIOK, Eksistensi Partai Gerindra dijaga ketat oleh struktur partai dari pusat hingga ranting. Seperti Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Utara (Jakut) yang melakukan konsolidasi struktural. Salah satunya membenahi kepengurusan dan seka-ligus kaderisasi. Dalam hal ini, DPC Par-tai Gerindra Jakut sudah merampungkan sebanyak 32 pengurus ranting setingkat kelurahan yang ada di wilayah Jakut.

“Kaderisasi dan konsolidasi dalam pembentukan pengurus hingga ke

tingkat ranting sesuai arahan dari Pak Taufik (Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta, red). Walaupun sebenarnya sudah melewati target dari Pak Taufik, kami bersyukur bisa menyelesaikan 32 kelurahan,” puji Tunggul, Wakil Ketua DPC Gerin-dra Jakut di kantornya, kawasan Tan-jung Priok, Jakut, akhir pekan kemarin.

Tunggul menjelaskan, DPC telah melakukan sosialisasi dengan pengu-rus ranting. Baik kepengurusan lama maupun baru. “Kita memanggil kepe-

Pekerjakan Kader di Perusahaan Setempatngurusan yang lama dan melakukan sosialisasi pembentukan kelengkapan ranting-ranting. Kepengurusan ranting-ranting yang lama menunjukkan loyali-tasnya dengan tetap terus memajukan Gerindra. Sikap yang sama juga di-tunjukkan kepengurusan ranting baru. Lebih jelasnya kita melakukan sesuai dengan keinginan baik kader-kader serta simpatisan Gerindra,” ungkapnya.

Dibagian lain Tunggul mengatakan, DPC Gerindra Jakut telah melakukan berbagai kegiatan. Saat ini program

tenaga kerja yang disalurkan kepada mi-tra-mitra perusahaan yang ada di wilayah Jakut telah banyak diterima sesuai ke-trampilan dan keahliannya. “Ini sejalan dengan program kerja yang diintruksi-kan partai. Dan, di lain pihak, banyaknya jumlah masyarakat Jakut yang notabene sangat membutuhkan lapangan peker-jaan. Tentunya penempatan tersebut sesuai dengan bidang serta keterampilan masing-masing,” pungkasnya. (lovi k)

s. aNDIKa - Ketua DPCJaKaRta utaRa

LAGOA, Sudah bukan rahasia umum dalam pengurusan ad-ministrasi warga seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), akte kelahiran, dan sejenisnya menjadi keluhan. Kalau tidak biaya yang mahal, umumnya kerumitan birokrasi atau prosedur yang membuat makan waktu cukup lama. Padahal Pemerin-tah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menggulirkan re-formasi birokrasi dari tingkat kelurahan hingga provinsi, sejak Fauzi Bowo terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, periode 2007-2012.

Warga RT 05/18, Kelurahan Lagoa, Jakarta Utara, Ani (23) misalnya. Dia mengaku mengurus KTP sampai berming-gu-minggu. Padahal kalau mengikuti aturan tidak sampai be-gitu lama. Hendra (26) mengamini. Menurut dia, birokrasi di Jakarta Utara harus dikontrol pemerintah setempat maupun

Lurah Bantah UrusanKTP Dipersulit

Pemprov DKI Jakarta. “Kita sebagai masyarakat pun harus ikut men-

gontrol. Tapi kalau dari pihak pemerintah acuh, ya, mau bagaimana lagi,” cetus Hendra warga dari ke-lurahan lain. Begitu pun dialami warga Kelurahan Papanggo, Satria (29). Satria yang berencana men-

gurus kartu Gakin merasa dipersulit oknum dengan tujuan tertentu.

Wakil Lurah Papanggo Hendra membantah semua itu. Menurut dia, keluhan warga itu tidak benar karena pihak kelurahan telah melakukan sosialisasi. Contohnya, di Ke-lurahan Papanggo. Menurut dia sosialisasi dilakukan lewat Paguyuban Warga Papanggo yang merupakan forum sila-turahmi dan pusat informasi kelurahan kepada warganya. “Kantor Kelurahan Papanggo telah melakukan reformasi birokrasi dengan cara memberlakukan sistem satu pintu untuk mengurus keperluan masyarakat, sejak 2001. Inti-nya masyarakat harus lebih dulu memenuhi semua per-syaratan, baru kita memberikan surat untuk disetujui pihak kelurahan,” pungkasnya. (lovi k)

JAKUT, Program 12 destinasi wisata pesisir di Pemerintahan Kota (Pemkot) Jakarta Utara (Jakut) belum mencapai angka maksimal. Sebab sejumlah pangkalan truk kontainer dianggap ma-sih menggangu kenyamanan wisatawan dalam mengunjungi titik pariwisata di ba-gian utara tersebut.

Dari data yang dihimpun Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakut terdapat 20 pangkalan truk. Namun diperkirakan masih ada puluhan pangkalan lainnya. Dan Pemkot akan melakukan pendataan hingga mendapat angka pasti atas lo-kasi yang menjadi parkir bagi kendaraan-kendaraan berat tersebut. Keberadaan pangkalan ini pun dianggap cukup meng-gangu masyarakat. Karena aktifitas bongkar muat cukup berisik. Apalagi be-berapa di antaranya berdekatan dengan tempat pemukiman yang seharusnya bersih dari truk-truk kontainer tersebut.

Diperkirakan lebih dari 4.600 ang-kutan kontainer beroperasi di sepanjang wilayah tersebut. Ini menyebabkan an-trian kendaraan cukup panjang jika ken-

Pangkalan Kontainer akan Ditertibkan

daraan-kendaraan tersebut akan melakukan aktifitas pada jam-jam tertentu. Se-perti di sepanjang jalan Lo-dan Raya, Ancol, Jakarta Utara serta jalan Jampea, Koja, Jakarta Utara.

Pemkot Jakut beren-cana melakukan penertiban dan pemindahan pangka-lan. Baik resmi maupun tidak. Sehingga, bagi wi-satawan yang akan datang mengunjungi tempat-tempat wisata bisa merasa nyaman serta menikmati fasilitas yang ada.

“Penertiban ini kami lakukan dalam rangka mendukung program 12 destinasi wisata di Jakarta Utara. Ini pun bukan atas inisiatif lembaga kami, tapi lebih banyak dari keluhan warga sekitar yang keberatan atas keberadaan sejumlah pangkalan. Penertiban akan dilakukan bertahap. Sehingga dapat mendukung program pariwisata milik Pemkot. Arti-nya, kita tidak langsung pangkas habis begitu tanpa melakukan sosialisasi ke-

KONtaINeR: Pangkalan Kontainer yang akan ditertibkan oleh PEMDA JAKUT (Foto: imam m)

pada pangkalan tersebut,” papar Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Ahmad akhir pekan kemarin.

Ini diamini Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakut, S Andyka. Menurut Andyka, se-benarnya langkah itu sudah dilakukan sejak jauh hari. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. “Kami se-bagai anggota dewan dari Partai Gerin-dra mendukung langkah itu. Dan kami akan mengawal langkah yang diambil Pemkot Jakut agar tidak jadi basa basi,” pungkas Andyka. (ips/hery s)

Bantuan Mental BagiKorban Kebakaran

PENJARINGAN, Mencoba agar dapat membantu masyarakat adalah salah satu bentuk kepedulian TIDAR (Tunas Indonesia Raya) sebagai organisasi kepemudaan. Contohnya, TIDAR kem-bali terjun ke masyarakat untuk mem-bantu para korban kebakaran permuki-man padat penduduk di wilayah Jakarta Utara (Jakut), pada Sabtu (24/4) silam.

Kepala bidang Kesejahteraan Rakyat (Kabid) Kesra TIDAR DKI, Dian Pratama Adiputro mengatakan, bantuan ini berawal dari pengurus TIDAR Jakut yang mendapat informasi mengenai musibah ini dan langsung melakukan pendataan di lokasi para pengungsi. Dengan berkoordinasi dengan pengu-rus TIDAR DKI, informasi dan data itu disebarkan melalui media facebook dan twitter dalam rangka mengumpulkan sumbangan.

“Pengurus TIDAR Jakut dibantu pengurus TIDAR wilayah lain dan didam-pingi pengurus DKI dan Pusat berang-kat menuju lokasi pengungsian, pada Sabtu (24/4) itu. Di lokasi pengungsian kami sedih melihat kondisi para korban, terutama anak-anak kecil sebagai tunas-tunas dan calon pemimpin bangsa ini,” ungkap Dian Pratama Adiputro, Kabid Kesra TIDAR DKI dalam siaran pers yang diterima JAKARTA RAYA.

Tim yang dibentuk kemudian bagi dua, lanjut Dian, selain bertugas untuk

berinteraksi dengan warga dan kelom-pok. Sedangkan tim kedua bertugas menghibur adik-adik di lokasi pengung-sian. “Dari hasil pembicaraan dengan warga, diperoleh informasi bahwa musibah ini akibat dari meledaknya tabung gas di salah satu rumah warga. Musibah ini terjadi pada Selasa (20/4), pukul 08.30 WIB. Saat di mana hampir seluruh warga sudah mulai meninggal-kan rumah untuk melakukan aktifitas. Karena itulah, sebagian besar korban kebakaran kehilangan seluruh harta benda,” urainya.

Jenis bangunan yang terdapat di Muara Kapuk RW 04 ini tempat kejadian kebakaran, lanjut dia, adalah semi per-manen dan berdiri di atas yang diperki-rakan dulunya rawa. Sehingga sisa-sisa bangunan yang tertinggal akan ketahuan bentuk rumah panggung saat itu.

Tim kedua, lanjut Dian, diawali de-ngan mengumpulkan seluruh anak-anak di salah satu tenda. Mereka diberi susu oleh tim TIDAR. Setelah itu, diadakan lomba mewarnai. Bagi yang dapat me-warnai dengan bagus dalam jangka waktu tertentu mendapat hadiah. “Acara selanjutnya melakukan tanya jawab mengenai nasionalisme, seperti ben-dera, jumlah bulu yang berada di Burung Garuda. Mereka semangat menjawab setiap pertanyaan,” kenangnya. (kon-tributor)

Lakukan Seleksi Abnon tingkat KotaJAKUT, Peserta abang none (Abnon) Jakarta Utara (Jakut) dituntut mampu menjadi duta wisata, utamanya dalam mengenalkan destinasi wisata pesisir di wilayah tersebut. Apalagi saat ini peme-rintah kota setempat tengah gencar me-ngampanyekan potensi wisata pesisir dalam upaya meningkatkan kesejahte-raan masyarakat melalui kunjungan

wisata. Karena itu diharapkan calon Abnon Jakarta Utara yang terpilih bisa menjadi duta wisata pesisir. Sehingga mampu mandatangkan dan meningkat-kan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah tersebut.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, menyebutkan, saat ini banyak potensi yang masih perlu dike-

nalkan kepada masyarakat. Misalnya kawasan wisata kuliner, wisata belanja, wisata sejarah maupun wisata religius. Ia juga optimis kalau Abnon dari wilayahnya dapat meraih juara umum dalam pemili-han Abnon tingkat Provinsi DKI Jakarta. ”Dengan naiknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta Utara berarti se-cara tak langsung akan membawa ke-

sejahteraan bagi warganya,” kata Bam-bang, Kamis (3/6).

Kasudin Pariwisata Pemkot Jakut, Agustine Grace Mandagi mengatakan, dari 178 peserta yang mendaftar telah dipilih 15 Finalis Abnon yang saat ini masuk dalam tahapan karantina. Mereka berhasil menyisihkan kandidat lainnya untuk menjadi yang terbaik dan mewakili Jakarta Utara di pentas pemilihan Ab-non DKI Jakarta. “Kini, sudah terpilih 15

finalis Abnon yang terdiri dari 30 orang dan akan masuk malam Final Pemilihan Abnon Jakarta Utara, pada akhir Juni di Sands Mangga Dua, Jakut. Kemudian di-pilih tiga orang untuk selanjutnya melaju ke tingkat DKI. Adapun juri yang ditunjuk memberi pilihan, Maudy Koesnaedi me-wakili artis, Raden Sirait (desainer), Rini Handayani (psikolog), Ciptono (asisten Pemerintah Kota Jakut),” ujar Agustine Grace Mandagi. (bjc/hery s)

Page 17: Jakarta Raya-Edisi 1

17 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 EKONOMI KERAKYATAN

SEBAGAI mitra strategis dunia usaha dan untuk mendukung peningkatan por-tofolio pembiayaan di sektor UKM (Usaha Kecil Menengah), Bank DKI memberikan fasilitas Kredit Pemilikan Kios (KPK) bagi pedagang Pasar Kedoya Modern, Jakarta Barat (Jakbar). Ini diharapkan pedagang kecil akan semakin terbantu dalam upaya memiliki tempat berjualan yang lebih representatif.

Upaya mewujudkan bantuan ter-hadap dunia usaha mikro ini dituangkan dalam penandatanganan kerja sama antara Bank DKI dengan developer PT Widhana Sampurna dan PD Pasar Jaya, Selasa (25/5). Penandatanganan kerjasama triparti tersebut dilakukan Di-

Bank DKI Beri Kredit KepemilikanKios bagi Pedagang

rektur Utama Bank DKI, Winny Erwin-dia Hasan, Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis, Direktur Utama PT Widhana Sampurna Agung Sugito, dan disaksikan Komisaris Utama Bank DKI Agoest Soebhektie.

Direktur Utama Bank DKI Winny Er-windia Hasan mengatakan, kerjasama ini dimaksudkan dalam rangka mendu-kung program PD Pasar Jaya yang juga merupakan salah satu share holders Bank DKI dan merupakan tindaklanjut dari perjanjian kerjasama antara Bank DKI dengan PD Pasar Jaya sebelumnya, pada 1 Agustus 2006, tentang pembe-rian kredit Bank DKI kepada pedagang yang berada di lingkungan PD Pasar

Jaya untuk pembelian Hak Pemakaian Tempat Usaha (HPTU).

Kerja sama pembiayaan saat ini berupa pembiayaan Kredit Kepemilikan Kios (KPK) ataupun modal kerja kepada pedagang Pasar Kedoya Modern yang saat ini sudah direnovasi dengan jumlah 688 unit yang terdiri dari 515 unit peda-gang existing (lama) dan pedagang baru sebanyak 173 unit. Plafond pembiayaan yang diberikan Bank DKI kepada deve-loper adalah Rp 10 miliar (unadvised & uncommitted) dengan kondisi bangunan sudah jadi, Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha (SHPTU) belum terbit.

Sedangkan bagi end user (peda-gang-debitur) dapat menikmati fasilitas

Kredit Pemilikan Kios tersebut sebesar 80 persen dari harga unit dengan minimum down payment 20 persen, jangka waktu Surat Pem-beritahuan Persetujuan Kredit sampai dengan

4 bulan, dengan berbagai skim, yakni KPK Umum, KUMK Monas, Kredit Pundi Monas, tergantung jangka waktu dan plafondnya. “KPK juga di-cover dengan asuransi jiwa,” katanya.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengungkapkan, peremajaan Pasar Kedoya Modern itu merupakan langkah konkret PD Pasar Jaya dalam upaya meningkatkan la-yanannya kepada masyarakat Jakarta. “Kami berupaya agar pasar yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Jaya menjadi lebih bersih, aman, dan nyaman agar tidak tertinggal dengan lainnya,” jelas Djangga. (bjc/hery s)

MENTERI, koperasi (Menkop) dan UKM, Syarif Hasan mendukung langkah pen-gurus koperasi untuk mengembalikan pengelolaan distribusi atau sebagai pengelola dalam menyalurkan pupuk. Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM pun sudah mengirimkan surat ref-

Dukung Koperasi Jadi Penyalur Pupuk

rensi ke Kementerian Perdagangan (Ke-mendag) dan sudah mendapat balasan bahwa koperasi boleh menangani peny-aluran pupuk.

“Mencermati usulan pengurus kop-erasi yang ingin menangani pengelolaan dalam menyalurkan pupuk, Kemenkop

dan UKM mendukung. Ini dibuktikan dengan mengirimkan surat refrensi kepa-da kementerian terkait. Saya pun yakin koperasi punya kemampuan dan dijamin penyalurannya tepat sasaran,” ungkap Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM, Syarif Hasan di gedung Kementerian Koperasi dan UKM, kawasan Kuningan, Jakarta, baru-baru ini.

Menkop dan UKM menegaskan, ti-dak ada satu alinea pun dalam peraturan pemerintah yang menyebutkan KUD tidak boleh menjadi penyalur pupuk. “Karena itulah, Kemendag membalas su-rat refrensi Kemenkop dan UKM dengan isi memperkenankan pengelola koperasi unit desa yang ingin menjadi penyalur pupuk maupun penyalur lainnya. Tapi ingat, sekarang ada mekanisme yang harus dipatuhi dan dipraktikkan dalam melaksanakan penyaluran itu,” ungkap-nya.

Adapun mekanismenya, rinci Syarif, pengurus koperasi harus mendapat

rekomendasi dulu dari pemerintah se-tempat. Dengan membawa rekomendasi itulah, baru mengajukan diri ke peme-rintah untuk menjadi penyalur distribusi pupuk. “Saya akui, mekanisme ini me-mang masih membingungkan pengurus koperasi. Makanya, perlu sosialisasi dan saya sudah berkonsultasi dengan deputi Kemenkop dan UKM terkait hal itu un-tuk memprogramkan sosialisasi terkait aturan mekanisme itu. Salah satu ben-tuk sosialisasi itu nanti mengirimkan ke seluruh KUD tentang isi mekanisme itu,” ungkapnya.

Syarif yakin kalau ditangani kopera-si, penyaluran pupuk memang bisa diteri-ma petani secara utuh dan tepat waktu. “Makanya, saya katakana dalam setiap kesempatan, kalau mau cepat, tepat waktu, dan dapat untuh pilihlah Puskud yang jadi distributor penyalur pupuk itu,” pujinya. (hery s)

Ekspor Ikan Indonesia ke Timteng MeningkatEKSPOR, perikanan Indonesia ke Timur Tengah (Timteng) pada kuartal pertama, Januari hingga Maret 2010 meningkat 35 persen dibanding periode sama 2009. Walaupun dari sisi nilai jumlahnya masih kalah dari ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Direktur Pemasaran Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut P Hutagalung mengatakan, nilai ekspor perikanan Timteng, pada Januari-Maret 2009 mencapai 16,4 juta dolar AS. Sedangkan periode yang sama 2010 nilai ekspor mencapai 22,3 juta do-lar AS. Beberapa produk perikanan yang mengalami kenaikan, ikan tuna beku, pre-cooked loin tuna, udang beku, ikan hias, kerupuk ikan, cumi-cumi, lobster, bandeng dan ikan olahan kering.

”Kenaikan ekspor ke Timteng yang cukup tajam, sudah mulai terjadi sejak 2009. Total nilai ekspor naik dari 46 juta dolar AS di 2008 menjadi 63 juta, pada 2009. Atau naik hampir 39,6 persen,” ujar Saut P Hutagalung di kantornya gedung Kementerian Kelautan dan Peri-kanan, Selasa (15/6). (ant/hery s)

TDL Naik Sekitar Rp 2 Ribu - 6 RibuPEMERINTAH, memutuskan besaran kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang efektif pada Juli tahun ini. Kenaikan TDL golongan 450 VA sebesar Rp 2 ribu-Rp 3 ribu per bulan. Sedangkan pelanggan 900-1300 VA ke atas naik Rp 5 ribu-Rp 6 ribu per bulan. “Pemerintah sendiri hanya akan menggunakan istilah untuk kenaikan sekitar Rp 2-3 ribu untuk yang 450 VA. Kalau Rp 5 -6 ribu untuk 900 VA, kita pakai nominal saja tidak persen-tase,” kata Menteri ESDM Darwin Za-hedy, di Jakarta, Senin (14/6).

Opsi kenaikan ini dinilai tak akan ter-lalu membebani pelanggan. Sebab be-saran kenaikan tidak sangat signifikan. “Jika dibandingkan dana yang dikeluar-kan untuk beli pulsa oleh masyarakat. Apalagi saat ini penerima subsidi terbe-sar adalah pelanggan 450-900 VA yang mencapai Rp 13 triliun, lalu pelanggan rumah tanggan golongan 900 VA de-ngan yang menerima subsidi listrik sebe-sar Rp 9,48 triliun,” sindirnya.

Kenaikan ini merupakan amanat UU tentang APBN-P No 2/2010, rinci-nya, TDL naik 10 persen per Juli 2010. Namun demikian, pihaknya tetap harus membahas dengan DPR. Jika DPR me-nolak maka kenaikan TDL akan dibatal-kan. “Semangat kita arahnya adalah mengajak seluruh pelanggan PLN peduli dan berbagi, terutama penikmat subsidi terbesar yakni 450 VA dan 900 VA itu. Hal ini perlu, supaya PLN mampu menin-gkatkan kapasitas sehingga rasio elek-trifikasi listrik di Indonesia meningkat,” pungkasnya. (ips/hery s)

PENYALURAN PUPUK: Menteri Koperasi menjelaskan tentang penyaluran pupuk lewat Koperasi.

Sentra UKM Sarana Promosi Pengusaha LokalSEJAK diberlakukan perdagangan be-bas atau ASEAN-Chinese Free Trade Agreement (ACFTA), pemerintah provinsi (Pemprov) berlomba-lomba menyiapkan antisipasi. Sama dengan di pemprov lain, DKI Jakarta mengge-lar sentra UKM di setiap wilayah kota madya. Sentra UKM ini berupa satu

ruang untuk menampung semua jenis produk yang dihasilkan UKM, seperti ba-tik, tas, suvenir, sepatu, dan produk kera-jinan tangan atau handycraft.

Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiono mengatakan, sentra UKM merupakan sesuatu bisnis sangat pent-ing. Karena itu, di Jakarta Utara telah

disediakan stand promosi untuk UKM. Dan stan promosi itu dibawa dalam ajang Pekan Raya Jakarta (PRJ). Ini bertujuan untuk mempromosi adanya stan UKM di wilayah Jakarta Utara.

Pemerintah Kota (Pemkot) Ja-karta Barat pun telah menangani ma-salah UKM ini dengan serius. Menyu-

sul pemanfaatan lahan di lokasi binaan (Lokbin) Pasar Sentra UKM Rawabuaya, yang dibangun pada 2003. Lokbin yang bertujuan menampung pedagang pinda-han akibat terkena penertiban Jalan Out-er Ring Road dan di lokasi di luar pasar Cengkareng dijadikan sentra UKM untuk berdagang para pengusaha bermodal

pas-pasan. Di lokasi binaan itu tersedia 300 petak lapak berukuran 2x2 meter persegi. Awalnya pedagang menolak, tapi Pemprov DKI Jakarta membebas-kan lahan di Rawabuaya seberang Jalan Daan Mogot Cengkareng untuk lokbin Pasar Sentra Rawabuaya.

Lokbin pedagang di Pasar Sentra Rawabuaya sekarang lokasi penampun-gan pedagang, terutama sayuran yang sebe lumnya

Dana Rp 2 Miliar Tak Dijadikan Bisnis.JAKARTA - Meskipun Telkomsel sudah mengucurkan dana sebesar Rp 2 miliar pada 2009, tapi dana yang dipakai men-sponsori pembalap Indonesia di level in-ternational Rio Haryanto tidak dijadikan nilai bisnis. Sehingga, Telkomsel tidak melakukan evaluasi terhadap dana un-tuk tiga musim pembalap muda berusia 17 tahun itu.

Direktur utama PT Telkomsel, Sar-woto Atmosutarno mengatakan, ada community yang fans berat Rio bisa mengumpulkan dana signifikan, tapi se-luruh nilainya dikembalikan pada Rio. “Sponsor Telkomsel pada Rio bukan komersil. Walaupun dana sponsor ham-pir Rp 2 miliar untuk tiga musim. Tapi

Telkomsel sudah bangga mengetahui fans berat yang cukup signifikan bahkan ada produk lain (Pertamina, red) ak-hirnya ikut menjadi sponsor,” ujar Sar-woto di Jakarta, Senin (14/6).

Program Series Heroes merupakan karya besar Telkomsel untuk putra bang-sa yang berprestasi tinggi yang dilanjut-kan kembali tahun ini. Jumlah pelanggan Telkomsel saat ini mencapai 85 juta. Dengan capaian ini banyak award yang diperoleh Telkomsel, termasuk posisi ketujuh di dunia. ”PR Telkomsel mewu-judkan target 100 persen dari populasi di Indonesia atau 100 juta pelanggan hing-ga akhir tahun,” katanya. (hery s)

Pemkot Jakbar Genjot Pajak AGAR target penerimaan pajak di wilayahnya tercapai, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat terus mensosial-isasikan Perda No 4 Tahun 2002 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah (KUPD). Diharapkan para wajib pajak lebih me-mahami ketentuan-ketentuan serta ke-bijakan yang berkaitan dengan pajak daerah. Selain itu, semua pihak diminta harus mawas diri dan berusaha mentaati aturan serta ketentuan yang berlaku.

”Sosialisasi ini dapat menambah wawasan tentang pajak daerah bagi para wajib pajak. Sehingga dapat lebih memahami ketentuan-ketentuan serta kebijakan yang berkaitan dengan pajak daerah,” ujar Walikota Jakarta Barat,

Djoko Ramadhan, di sela-sela kegiatan Sosialisasi Perda No 4 Tahun 2002 ke-pada wajib pajak, Rabu (26/5).

Djoko mengungkapkan, hasil pe-mungutan pajak daerah yang mening-kat sudah barang tentu meningkatkan kemampuan Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan layanan kepada ma-syarakat serta pembangunan sarana dan prasarana guna meningkatkan kes-ejahteraan warga. Ia menjelaskan, target penerimaan pajak daerah untuk tahun ini yang harus direalisasikan melalui Suku Dinas Pelayanan Pajak I Kota Jakarta Barat sebesar Rp 109,2 miliar. Namun hingga April, baru terealisasi sebesar Rp 33,2 miliar atau sebesar 30,4 persen. Jika dibandingkan dengan target peneri-maan sampai April 2010 sebesar 36,4 miliar, tingkat pencapaiannya hanya sebesar 91,2 persen atau defisit sebesar 3,2 miliar. (bjc/hery s)

(Bersambung ke hal. 19)

Page 18: Jakarta Raya-Edisi 1

JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 18SPIRIT SPORT

Pelihara Komunikasidengan Konstituen

DALAM rangka menyambut Hari Kartini 2012 dan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Ja-karta 2012, pengurus PKK (Perkumpulan Ketrampilan Keluarga) RW 02 komplek perumahan Kodam Jaya Cililitan Kramat-Jati Jakarta Timur (Jaktim) bekerjasama dengan Metropolitan Study Center (MSC) menyelenggarakan pertandingan Turna-men Bola Voli Remaja Putri 2010 HM Sa-nusi Cup, pada Sabtu (5/6) lalu.

Dengan menerbangkan balon ke udara, Pembina dan Penasihat MSC, HM Sanusi membuka pertandingan bola voli putri secara resmi dan disambut penuh antusias peserta dan warga sekitar. Turut hadir Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta, Mu-hammad Husni Thamrin, serta beberapa

pengurus DPD dan Pengurus Anak Cabang (PAC) Kramatijati, Jaktim.

Ketua Komdan Komplek Kodam Jaya, Purnawi-rawan (Purn) BrigJen TNI H. Bambang Rindarto di-wakili Ketua RW 02 Misman mengatakan, pesan dari Bambang kepada peserta agar senantiasa menjaga sportifitas. “Kemenangan bukan satu tujuan utama, tapi pertandingan ini menjadi sarana sebagai menjaga tali silahturahmi. Jadi jangan sampai melanggar sporti-fitas,” kutip Misman atas sambutan Bambang Rindarto sebelum pertandingan.

Ketua panitia Ernawati mengatakan, dalam rangka Hari Kartini 2010 kita tingkatkan pemberdayaan perem-puan di bidang olahraga. Turnamen yang diselengga-rakan sertiap Sabtu dan Minggu dalam empat pekan ini, kata Ernawati, merupakan salah satu program kerja PKK. Sedangkan keterlibatan MSC di dalam kepanitiaan, kata dia, karena menyediakan piala serta

hadiah utama berupa uang pembinaan bagi juara 1, 2, 3 serta hadiah hiburan. “Keberadaan MSC sebagai motivator kegiatan sosial kemasyaraka-tan di wilayah kami. Kami (panitia.red) termasuk anggota MSC yang pada saat Pemilu Legislatif 2009 menjadi korlap dan simpul perolehan suara Bang HM Sanusi,” ungkap Ernawati.

HM Sanusi mengakui, kegiatan ini secara tidak langsung bentuk ikatan sebagai anggota dewan dengan konstituennya. Seperti diketahui, HM Sanusi yang kini menjabat Ketua Fraksi Par-tai Gerindra DPRD DKI Jakarta berasal dari dae-rah pemilihan (Dapil), Jaktim. “Tidak hanya lewat reses dalam menjalin komunikasi dengan konstit-uen, tapi saat-saat tertentu perlu kita bina terus. Jadi ibarat pepatah, kacang tidak boleh lupa ku-lit,” pungkas HM Sanusi terpisah. (imam m)

Brasil v Pantai GadingIncar KemenanganKedua

Sebagai salah satu tim ung-gulan, Brasil membuka pertandin-gan perdana di ajang Piala Dunia 2010 dengan cukup alot. Bertand-ing menghadapi Korea Utara, tim medioker yang tidak banyak diper-hitungkan, Tim Samba harus ber-juang ekstra keras. Beruntung, mer-eka punya pemain sekelas Douglas Maicon yang berhasil membuka ke-buntuan serangan. Bek Inter Milan itu membuka kans Brazil memetik tiga angka melalui gol istimewanya di menit 55. Brasil akhirnya berhasil

memenangkan pertandingan den-gan skor 2-1.

Sukses di laga perdana tidak berarti langkah anak asuh Carlos Dunga tersebut akan mulus. Di per-tandingan berikutnya, tim Afrika, Pantai Gading akan menguji kehe-batan Robinho dan kawan-kawan di Stadion Soccer City Johannesburg (21/6). Sebagai tim dengan label bintang lima, Dunga tentu tidak ingin tim besutannya dibuat malu oleh Di-dier Drogba dkk.

Di pertandingan kedua ini, man-

tan pemain timnas Brasil ini dipas-tikan tidak akan banyak merubah susunan line up pemain. Hanya, pelatih murah senyum itu seperti-nya akan sedikit terganjal dengan masalah Kaka yang diperkirakan belum fit. Pemain Real Madrid itu kemungkinan akan diganti Nilmar sebagaimana yang dilakukan Dun-ga di pertandingan pertama. Absen-nya Kaka jelas akan merugikan Tim Samba. Meski begitu, Robinho men-gaku siap mengantikan posisi rekan-nya sebagai playmaker. "Tak ada masalah jika Dunga menginginkan

saya memainkan peran itu. Kami memiliki beberapa pemain yang bisa menggantikan Kaka jika diperlukan, tetapi sebelumnya saya pernah me-mainkannya. Karena itu, tak ma-salah bagi saya," terang Robinho.

Dunga menyatakan, tidak akan ada perubahan pola permainan. “Kita akan tetap bermain seefisien dan seefektif mungkin dalam bertah-an dan menyerang,” tukasnya sep-erti yang dilansir Goal. (ips/hery s)

Rata-RataJagokan Brazil

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Pu-sat, Iman Satria dan Sekretaris DPC Partai Gerindra Jakarta Selatan, Soelfy memiliki prediksi sama soal kandidat juara dunia Piala Dunia 2010. Mereka masih condong mem-percayakan pada Negara-negara Amerika latin, seperti Brazil. Apalagi Brazil memiliki mental juara dan di-tunjang karekter permainan dengan para pemain yang sudah mendunia. Ini yang membuat Brazil berbeda dengan kesebelasan-kesebelasan negara lain.

Ketua DPC Partai Gerindra Ja-karta Barat, Rani Mauliani menjago Brazil juga. Tapi soal selera sebagai wanita, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini lebih suka kesebela-san Italia. Rani mengaku tidak mu-nafik. Pilihannya pada kesebelasan Italia karena pemainnya yang gan-teng-ganteng dan bertumbuh atletis. “Kalau secara permainan dan skil pemain, saya akui Brazil jagoannya. Tidak perlu ditanya pun, saya pasti pilih Brazil. Tapi, kalau selera atau suka tim mana, saya suak Italia. Walaupun pemain Brazil tidak kalah ganteng dan atletis, seperti Ron-aldo, tapi masih kalah dari Italia,” ujar Rani di ruang kerjanya gedung DPRD DKI Jakarta, baru-baru ini. Contohnya Kapten Tim AS Roma, Fransisco Totti dan Alexander Nesta yang jadi idolanya.

Ketua Panitia Nonton Bareng Piala Dunia Gerindra DKI Jakarta, Syarief mengatakan, kuda hitam dalam kejuaraan piala dunia dunia kali ini adalah tuan rumah Afrika Selatan. Sebab Afrika Selatan diun-tungkan sebagai tuan rumah yang memilki support full dari berbagai Negara. Karena itu Afrika Selatan tidak bisa dianggap remeh. Bisa jadi Afrika Selatan lolos hingga babak perdelapan final atau bahkan mung-kin tembus ke semifinal.

Ketua DPC Partai Gerindra Jakarta Utara, S Andyka ternyata berbeda juga. Dia menjagokan Argentina. Di bawah pelatih yang mega bintang, Maradona, Andyka yakin Argentina bisa bertemu Brazil di partai final. “Saya dari dulu suka dengan gaya permainan Argentina. Tapi kalau dari Eropa saya pegang Belanda. Karena ini ajang piala du-nia, saya jagokan Argentina,” pung-kasnya. (imam h/agus w/lovi k)

Page 19: Jakarta Raya-Edisi 1

19 JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 HALAMAN SAMBUNG

Ideologi... (dari hal. 6)

Menjadi banteng liar, ketiga penyaksi bintang yang digambarkan dengan lam-bang bintang, keempat iman kukuh ibarat akar tunggang menghujam ke pusat bumi yang digambarkan dengan lambang po-hon. Kelima, mampu memenuhi kebutu-han dengan wajar digambarkan dengan lambang padi dan kapas. “Hakekatnya Pancasila dapat terbuka untuk semua agama, khususnya 5 agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Sekretaris Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, yang juga sebagai pembi-cara, mengungkapkan untuk mewujud-kan bangsa yang baik tentu memerlukan prasyarat. Di antaranya bangsa Indone-sia harus memiliki karakter yang kuat. Is-tilah karakter sama dengan istilah akhlak dalam Islam. Dalam pandangan Islam, akhlak itu adalah pengetahuan, sikap yang sesuai dengan pengetahuan itu dan perilaku yang sesuai dengan penge-tahuan dan sikap itu. (bjc/hery s)

Mbah Priok...(dari hal. 7)

kalau kedua belah pihak bisa me-nahan diri. “Tapi karena sudah terjadi, maka harus ada penyelesaian terbaik bagi situs budaya itu,” pinta Yeremiah (31) didampingi Abdul Rojak (40).

Akhir TPF berhasil membawa kasus Mbah Priok ke paripurna DPRD DKI dan mengeluarkan enam butir rekomendasi. Antara lain, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bertanggungjawab secara kebi-jakan atas timbulnya korban jiwa, luka-luka, dan kerugian materil dalam tragedy itu. TPF juga meminta Gubernur DKI ber-tanggungjawab atas timbulnya korban akibat penertiban yang dilakukan Satpol PP tersebut dan mendesak Gubernur un-tuk mengevaluasi organisasi dan kinerja Satpol PP. Kemudian melakukan perbai-kan pola rekrutmen dan pembinaan Sat-

pol PP dan dalam setiap penertiban Sat-pol PP harus mengutamakan cara-cara persuasif serta mengedepankan sisi-sisi ke-manusiaan.

Rekomendasi itu berdasarkan data-data, disertai latar belakang dari PT Pe-lindo, Intruksi Gubernur, prosedur pen-ertiban, dan SK Walikota Jakarta Utara. DPRD Provinsi DKI Jakarta menilai, intruksi Gubernur Nomor 132 Tanggal 9 September 2009 secara formal sudah benar karena telah melalui tahapan dan proses yang sesuai. Namun ditemukan beberapa kelemahan, keputusan Wa-likota Jakarta Utara tidak melalui kajian, telaah, kecermatan, dan masukan dari masyarakat serta tidak dilaksanakan de-ngan baik oleh petugas operasional di lapangan. Petugas di lapangan seharus-nya lebih baik dalam mensosialisasikan kepada masyarakat, alim ulama, para habaib termasuk ahli waris mengenai

substansi dari intruksi tersebut. Dan, di dalam intruksi tersebut tidak ditujukan untuk membongkar makam.

Selanjutnya, Gubernur diminta mem-beri sanksi kepada Walikota Jakarta Utara, Kepala Satpol PP Provinsi DKI Jakarta yang akhirnya dilakukan pergan-tian dari Haryanto Badjuri kepada Effendi Anas, dan para pelaksana penertiban di lingkungan Pemda DKI Jakarta. Guber-nur supaya meningkatkan pembinaan terhadap masyarakat tentang hak dan kewajiban serta kepatuhan terhadap hu-kum guna menghindari tindakan anarkis.

Pertanggungjawaban pihak PT Pe-lindo II sebagai pemohon terhadap keru-gian-kerugian baik secara moril maupun materil yang ditimbulkan. Dan, kepada pi-hak kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya, agar menuntaskan perkara kerusu-han tersebut sesuai aturan. (lovi k)

1 Juni 1945 di persidangan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bung Karno mencetuskan Pancasila sebagai dasar idiologi bangsa Indo-nesia, dalam pidatonya bung Karno menguraikan kelima sila tersebut satu persatu, kelima sila tersebut berbunyi, Kebangsaan Indonesia, Internasional-isme dan kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan social, ketu-hanan yang Maha Esa. Dari kelima sila tersebut bung Karno menyatakan dapat diperas menjadi tiga sila, yang di kenal sebagai tri sila, yaitu, sosion-asionalisme, sosiodemokrasi dan so-sioketuhanan, dan dari ketiga sila itu juga dapat di peras lagi menjadi satu sila (Eka sila), yakni gotong royong.

Pancasila di gali dan di pelajari oleh bung Karno dari budaya, sifat, jiwa dan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia, dan Pancasila itulah menu-rut bung Karno sebagai cermin dari ke-pentingan semua golongan,suku dan agama. Pidato bung Karno tentang Pancasila di depan sidang BPUPKI di setujui secara aklamasi oleh sebagai

dasar negara dan falsafah bangsa menuju cita-cita Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Oleh Panitia Persiapan Ke-merdekaan Indonesia (PPKI) urutan sila pada pancasila di rubah menjadi, pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, ketiga, Persatuan Indonesia, keempat, Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, kelima, keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan pada tanggal 18 Agus-tus 1945 sehari setelah di bacakannya Proklamasi kemerdekaan Indonesia, Pancasila disahkan masuk dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Mulai saat itu bung Karno men-sosialisasikan pancasila melalui pida-to, ceramah, kursus dan kuliah umum ke seluruh pelosok Indonesia, hingga di sidang Perserikatan Bangsa-Bang-sa (PBB), 30 September 1960, bung Karno dalam pidatonya yang berjudul “To Build the World a new” menawar-kan Pancasila sebagai idiologi dunia. (bjc/hery s)

Bung Karno...(dari hal. 7)

Lahirnya Pancasila

sisi seperti Partai Gerindra dan Par-tai Hanura. Mengingat dua partai itulah yang akan menjadi korban naiknya PT tersebut.

Ketua DPP Gerindra, Suhardi opti-mis Partai Gerindra dapat memproleh suara minimum 10 pada Pemilu 2014. Keyakinan ini bukan isapan jempol se-mata. Dasarnya dari tujuh partai partai yang tidak lolos parliamentary treshold telah bergabung dan memberikan du-kungan pada Partai Gerindra. ”Pada Pemilu 2014, saya yakin minimum suara 10 kita dapatkan. Ini tentu dengan modal kerja keras dan dukungan dari beberapa partai kecil yang tidak lolos PT,” ujarnya di kantor DPP Partai Gerindra, kawasan

Dharmawangsa, Jaksel, Selasa (15/6).Karena itu, Suhardi pun membela

habis-habisan partai gurem yang meno-lak pemberlakukan PT 5 persen. Menurut dia, kenaikkan PT itu membunuh partai-partai kecil yang berujung pengekangan demokrasi. Menurutnya selain berten-tangan dengan UU 45, Indonesia dinilai belum siap untuk mengunakan sistem tersebut. Sebab demokrasi yang berlang-sung di Indonesia bukan demokrasi seu-tuhnya. ”Saya berpatokan pada UU No 8 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum. Semestinya tetap 2,5 persen. Sebab dengan kuota sebesar itu 18 juta suara hilang begitu saja, apalagi kalau dinaiki hingga 5 persen? Gerindra tetap melaku-kan koreksi dan tetap membela kepentin-gan rakyat. ”Selain bertentangan dengan UU 45, karena bunyinya jelas-jelas mem-

berikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk berserikat dan berkumpul, saya menilai Indonesia belum siap untuk mengunakan sistem tersebut. Sebab de-mokrasi yang berlangsung di Tanah Air merupakan demokrasi yang lucu. Artinya demokrasi yang berpola pada money laundring, pemimpin terpilih hanya me-mentingkan untung rugi dalam meraih suatu jabatan,” kecamnya.

Hal ini tentunya sangat bertolak be-lakang pada dasar demokrasi seutuhnya, lanjut dia, seharusnya rakyat memberi dukungan dana kepada calon pemimpin mereka dengan sistem demokrasi se-hingga menghasilkan pemimpin terbaik. “Inilah yang seharusnya dipertimbang-kan sebelum memutuskan PT menjadi 5 persen,” pungkasnya. (dwie z)

Tolak kenaikan...(dari hal. 9)

Sentra UKM...(dari hal. 17)

beroperasi di sekitar Pasar Ceng-kareng dan di sekitar perempatan jalan Jalan Kamal Raya Cengkareng.

Mereka beroperasi pada malam hingga pagi hari, termasuk pedagang pakaian jadi, sepatu, tas dan makanan.

Seperti pantauan JAKARTA RAYA, aktivitas perdagangan di lokasi itu nam-pak begitu semarak, banyak para pen-jual dengan berbagai barang dagangan, semua tertata apik dan terkesan bersih. Sunarti (34), pedagang pakaian men-gakui aktifitas cukup ramai dan banyak. “Biasa di hari-hari kerja tidak seramai jelang akhir pecan. Soal omzet sih, rela-tive. Kalau lagi ramai ,ya, omzet menin-gkat. Kalau sepi, omzet menurun,” kata Sunarti mantan pedagang kaki lima di kawasan Jalan Outer Ring Road pasar Cengkareng yang tujuh tahun lalu ter-kena penertiban.

Kini nampak semakin maju usaha pakaiannya, namun ia masih berharap adanya peran Pemkot Jakarta Barat

lebih menggalakkan promosi tentang keberadaan sentra UKM di Rawabuaya. Pedagang sepatu, Ucok ( 42) mengami-ni. Dia berharap pemerintah lebih mem-promosikan lokasi ini.

Anggota Komisi E DPRD DKI Ja-karta dari Fraksi Gerinda, Rani Mau-liani mengatakan Pemkot Jakarta Barat hendaknya mengintensifkan pembinaan pedagang sentra UKM di Rawabuaya. “Saya memang belum sempat melihat kondisinya sekarang, tapi saya berharap Pemkot Jakarta Barat lebih mengintes-ifkan promosi tentang keberadaan sentra UKM di rawabuaya itu, guna membantu meningkatkan pendapatan pedagang,” ujar Rani Mauliani lewat ponselnya, Se-lasa (9/6), pukul: 10.00 WIB.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Jakarta Barat ini berharap para pedagang yang meng-gantungkan nafkah di kawasan Sentra UKM Rawabuaya dapat meningkatkan kesejahteraan. “Semua itu tergantung pemerintah dan masyarakat setempat yang bisa memajukan roda perekono-mian. (cahyo/lovi k)

Dana PPMK Masih Alami KendalaPEMPROV DKI Jakarta memberikan bantuan dana untuk PPMK untuk kegiatan fisik dan sosial di 56 Kelurahan Jakarta Barat tahun 2009 sekitar Rp 15 miliar lebih. Pe-nerimaan bantuan untuk tiap kelurahan di Jakarta Barat tidak sama tergantung jum-lah penduduk, jumlah KK, jumlah RT/RW dan proposal progam yang disampaikan ke Pemprov DKI. " Masing-masing Kelurahan d Jakata Barat menerima dana tersebut berkisar Rp 246 juta hingga Rp 300 juta," kata Elihud Martoyo, Kasubid Bina Kema-syarakatan Kantor Pemberdayaan Masyarakat & Perempuan (PMP) Pemkot Jakata Barat, di ruang kerjanya pekan lalu (2/6).

Ditambahkannya, penyerapan dana PPMK ini dipergunakan untuk kegiatan fisik misalnya untuk perbaikan dan pembangunan jalan setapak, pembersihan saluran air, pembuatan lubang biori dan pembangan fisik lainnya yang dibutuhkan warga se-tempat. Sedangkan program bidang sosial misalnya untuk kursus montir, komputer, cara memandikan jenazah, untuk mendukung kegiatan Posyandu dan lainya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk tahun 2009, dana PPMK sudah dicairkan ke 56 dewan kelurahan (Dekel) di Jakarta Barat, dan hingga pertengahan Mei’2010 ini sudah menyerahkan laporan penggunaan pengelolaan dana Program Pengelolaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) tahun 2009. "Seharusnya laporan pertanggung jawa-ban itu sudah diserahkan ke Kantor BPM akhir Januari 2010," katanya. Namun ke-nyataannya mengalami kendala dalam pelaporan penggunaan dana PPMK, ia pun belum mengetahui kendala apa saja yang di alami hingga mengalami keterlambatan pelaporan. " Kalau dari SDMnya tidak mungkin karena pengelolaan dana seperti itu sudah ada sejak tahun 2002 ketika masih dikelola LKMD," ujarnya.

Sementara itu, Indra Nurtjahyo(50) Ketua Forum Dekel kota Jakarta Barat, saat ditemui di kawasan Grogol, kamis, (3/6) mengatakan bahwa pencairan dana PPMK tahun 2009 relatif lancar dan tanpa berbelit-belit. Namun demikian ia mengakui bah-wa dana PPMK belum mencukupi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, ”Dana PPMK belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat di kelurahan, apalagi di kelu-rahan dengan jumlah penduduknya yang padat. Seharusnya jumlah kepadatan pen-duduk sebuah kelurahan menjadi pertimbangan menentukan besaran jumlah dana yang di tentukan, jangan di samaratakan penerimaan dananya,”tuturnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kelurahan dengan jumlah penduduk yang sedikit, tapi dana yang diterima sama dengan kelurahan yang kepadatan penduduknya be-sar, maka ini akan dapat menciptakan peluang terhadap penyelewengan dana.”Kalau penduduknya sedikit ya kebutuhannya juga sedikit masak disamakan dengan Kelu-rahan berpendudukn banyak? Wah, bisa ada celah nih untuk korupsi?” ungkapnya.

Selain kecurigaan tersebut, Ketua Forum Dekel se-Jakbar ini juga menemukan keluhan dari masyarakat tentang pengguna dana PPMK ini. Seperti yang dikeluhkan oleh Maman (40), salah seorang anggota Dekel di Kecamatan Tambora yang mera-sa heran terhadap adanya pemotongan Dana PPMK 2009 untuk kegiatan fisik yang diterima masyarakat sebesar Rp 17.784.450 padahal anggaran yang tercantum Rp 20 juta. ”Jadi dipotong pajaknya 16,5 persen dan bagi pekerja proyek seperti pekerja saluran air atau perbaikan jalan setapak dikenakan potongan pajak 5 persen. “Dana hibah kok dipotong pajak ?” tanyanya. (cahyo)

Penghapusan pengendalian lalu lintas three in one oleh Polda Metro Jaya, dini-lai anggota dewan bukan solusi efektif mengatasi kemacetan di ibu kota. Hal ini ditegaskan Anggota Komisi D Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta HM Sanusi.

Sanusi mengatakan, jalan keluar yang paling efektif untuk mengatasi ke-macetan adalah memperbaiki massrapid transportation, busway dan melanjutkan proyek pembanguan monorel.

Solusinya memperbanyak jalan la-yang terbukti jumlah panjang jalan di DKI Jakarta masih relatif pendek. Menurut Sanusi, karena kemacetan terjadi akibat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Ini bukti transpor-tasi publik kita masih sangat buruk. Karena itu, pihaknya mendesak Pem-prov DKI segera meneruskan pemba-gunan proyek monorel dan merancang pembangunan jalan layang. Ini dinilai mendesak mengingat kebutuhan MRT. Selain itu, sebagai ibukota negera sudah seharusnya Jakarta memiliki transporta-si sekelas monorel. Ia mengimbau Pem-prov DKI memiliki konsep yang matang dalam melanjutkan proyek tersebut. Jadi tidak terbengkalai di tengah jalan seperti sekarang. “Saat ini Pemprov harus berorentasi pada proses hukum-nya. Harus ada kepastian hukum soal kontraknya. Kalau mau dilanjuti harus dengan pengembang baru. Pemerin-tah pusat pun tidak boleh lepas tangan. Harus ikut mencari insvestor baru,” usul Sanusi, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI.

Anggota Komisi V Fraksi Partai Gerindara DPR RI, Nur Iswanto menilai penghapusan three in one memang bu-kan solusi untuk mengatasi kemacetan. Namun setidaknya dapat mengurangi kemacetan. Hanya saja dalam sisi pe-nerimaannya juga harus diperhatikan. “Artinya penghapusan lebih bagus lang-sung diganti dengan retitusi daripada joki yang tidak jelas. (dwie z)

Penghapusan 3 in 1

SEGENAP KRU MEDIA JAKARTA RAYA DAN PENGURUS PARTAI GERINDRA

tringkat RANTING sampai DPD DKI JAKARTAMENGUCAPKAN

SELAMAT HARI ULANG TAHUNIBUKOTA JAKARTA

ke-483SEMOGA TAMBAH JAYA, MAKMUR, SENTAUSA.

Page 20: Jakarta Raya-Edisi 1

ORATOR JAKARTA RAYAEdisi 01 / Tahun I / Juni 2010 20

TOKOH muda yang menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) De-wan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra ini, cukup ramah diajak bicara dan tidak pandang bulu dalam menerima

tamunya. Ini terbukti dari penampilan sederhana ketika menerima Pe-mimpin Redaksi Jakarta Raya, Her-yanto bersama Fotografer, Sugeng P di ruang kerjanya Fraksi Partai Gerindra DPR RI gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (10/6) kemarin.

Mengenakan batik berwana hijau motif daun-daun, Ahmad Muzani memulai wawancara tentang falsafah Pancasila. Dalam sejarah mo-deren, menurut Muzani, ada tiga kejadian penting yang saling mengi-kat. Jadi, katanya, Indonesia telah melampaui itu yang mengantarkan-nya seperti sekarang ini.

Sambil membenarkan posisi duduknya, Muzani menyebut ke-jadian pertama adalah Sumpah Pemuda 1928. Ini menjadi tonggak sejarah Indonesia moderen, penting dan sangat unik. Menyusul diakui-nya bahasa Indonesia berasal dari komunitas kecil Melayu yang tidak ada apa-apanya disbanding bahasa Jawa, Sunda, dan Batak dengan populasi cukup besar.

“Tapi orang Jawa menerima dan menegasi kekalahannya untuk bahasa Melayu sebagai bahasa bangsa Indonesia. Artinya, tidak me-mentingkan kedaerahan, tapi kesatuan dan persatuan. Sementara sangat banyak Negara-negara kesatuan sekarang mengalami per-pecahan karena perebutan bahasa yang mau dipakai,” ujar Ahmad Muzani serius sambil memberi contoh, di daratan Arab, lanjut Muzani, seperti Aljazair dan Tunisia lebih memilih bahasa Perancis ketimbang bahasa Arab. Tapi sebagian menginginkan memakai bahasa Arab.

Kejadian moderen kedua, rinci dia, adalah diterimanya Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila adalah founding father untuk lan-dasan Negara yang kita sepakati. Padahal saat itu, ideologi besar be-gitu dominant seperti komunis, liberal bahkan Arab sebagai sasaran negara Islam. “Tapi Pancasila berasal dari bumi Tanah Air Indonesia hasil perundingan dan kesepakatan founding father,” ujar bapak empat anak.

Walaupun sempat ada keinginan menjadi negara komunis atau sekular yang ditandai berubahnya sistem negara menjadi RIS (Re-publik Indonesia Serikat), sambungnya, tapi berkat kegigihan seorang Sutan Syahrir berhasil kembali pada NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). “Ini lompatan luar biasa. Jadi tidak pecah belah kekuatan bangsa besar Indonesia. Ini berkat landasan negara moderen dan berdaulat. Jadi munculnya wacana bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno wajar. Karena beliau penggali Pancasila,” pujinya.

Yang sekarang lalai dilakukan negara, kata Muzani, pembinaan ideologi negara di tengah kondisi suka tidak suka ideologi masuk silih berganti. Padahal pada zaman Orde Lama atau masa Bung Karno, pembinaan Pancasila dipertahankan dengan memasukkan bidang study di sekolah. Begitu pun pada zaman Presiden Soeharto atau Orde Baru, pembinaan ideologi Pancasila dilanjutkan lewat P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila) sebagai bentuk lain untuk pembinaan ideologi Pancasila terhadap negara. Walaupun dalam perjalanannya timbul masalah, tapi kedua-duanya dianggap sebagai bentuk pembinaan ideologi terhadap warganya. “Pembinaan terhadap ideologi dulu, harus hapal Pancasila sebagai falsafah,” sindir Muzani yang anggota Komisi I DPR RI.

Pada zaman Orde Baru, lanjutnya, masalah Orba dianggap se-bagai anti Pancasila. Sekarang orang hapal Pancasila sedikit, yang mengerti Pancasila lebih sedikit, dan sebagai falsafah Pancasila jauh lebih sedikit. “Pancasila terlupakan. Jadi sebagai landasan negara berupa slogan saja. Ini bahaya ke depan. Makanya harus diingatkan kembali bahwa ada cita-cita luhur dan semangat bahwa kita punya nurani,” kecamnya.

AhmAd muzAni, SeKReTARiS JendeRAl dPP PARTAi GeRindRA

Sikap Pragmatis hancurkan Falsafah Pancasila

Proklamasi, kata dia, sebuah janji negara Indonesia pada war-ganya untuk memperbaiki jadi lebih baik. Untuk memenuhi janji itu, bisa secara mencicil atau bertahap. “Ini tugas pemimpin negara untuk menyadarkan warganya bahwa ada kesepakatan yang dicapai para pemimpin kita dulu. Ada beda agama, etnis, bahasa, tapi perbedaan itu bertujuan mencapai kesatuan dan persatuan,” paparnya.

Soal munculnya kesan terjadi degradasi mental akibat implemen-tasi Pancasila, Mudzani mengatakan, sebenarnya karena hilangnya kesadaran dan semangat nurani atas cita-cita luhur pemimpin ter-dahulu kita. Kepentingan bangsa membuat ideologi tergantikan oleh pragmatis jangka pendek. Padahal seolah-olah untuk rakyat. Pragma-tis telah menggerus profesionalisme, prestasi, dan semangat ideolo-gis. Semangat berpolitik tertukar, seperti ingin mengabdi untuk rakyat malah jadi mengabdi untuk kepenting pribadi sendiri. Begitu pun seni-man, dan semua profesi. Lambat laun, kalau ini dibiarkan akan terlu-paka cita-cita luhur tadi. Ini tentu mengancam persatuan kehidupan berbangsa dan Pancasila. “Pragmatis berkehidupan agama sebagai dogma. Pancasila sebagai Pancasila tanpa esensi negara. Demoral-isasi di masyarakat akibat sikap pragmatis. Sehingga kehidupan ber-masyarakat disepelekan,” pungkasnya. ***

Kampanyekan Kembali ke PasarDi luar kesibukan sehari-hari sebagai politisi dan wakil rakyat, ada

kebiasaan Ahmad Muzani yang jauh dari dugaan orang. “Saya hobi pergi ke pasar tradisionil. Karena memang sejak kecil saya sering dia-jak orangtua saya ke pasar yang sehari-hari berdagang batik. Ini bukan akibat buruk, tapi adanya manfaat besar berupa pengalaman di luar bangku sekolah,” kelitnya.

Dari pasar, katanya, jadi tahu aktifitas masyarakat, harga barang-barang dan keluhan masyarakat. “Ini proses pembelajaran tentang perilaku manusia, seperti kejujuran, penipu atau bukan, rendah hati atau sombong bahkan menjadi inspirasi untuk kekuatan ekonomi. Ekonomi moderen tidak cuma ke mal atau hotel. Walaupun sekarang sudah tergerus, tapi ekonomi rakyat akan menang di pasar. Tapi tetap perlu kampanye kembali ke pasar,” urainya.

Hobi lainnya, setiap dua minggu sekali dia suka jogging di seki-tar rumah dan membawa anaknya ke kantor. Bagi dia, ini merupakan proses pembelajaran politik bagi anak dan seka-ligus mengilangkan jenuh di rumah. (hery s)

Namaistri

Nama

Namaanak

pekerjaan

/biodat aaAhmad Muzani

Himmatulah Aliya(PNS di DIKNAS)

•Nazwa Kamila (SMP)•Ahmad Muzzafar (SD)•Ahmad Muzzaki (SD)•Hasan Hanifah (2th)

•SEKJEN DPP•Anggota DPR RI