Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

8
Cerdas Kotanya, Menggeliat Warganya EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015 @TANGERANGNEWS_ TANGERANG RAYA NEWS Paham Dah..! BER 2015 Warga Mengugat! Kota Cerdas ala Bang Arsid “Bangun Dulu Manusianya” Dokter Elvier : Kota Cerdas, Warga Jadi Aktor Utama Peran Pemkot Minim, Gotong Royong Jalan Terus 2 3 6 4 APALAH arti kota tanpa kiprah penduduknya? Bukankah, sebuah kota selayaknya dibangun berdasarkan impian bersama, imajinasi dan ge- rak langkah bersama? Karena membangun kota bermakna berkembang pesat tanpa perlu ter- cerabut dari jejak akar karakteristik warganya. Karena membangun kota adalah menyangkut bagaimana warganya bisa mengaktualisasikan diri dan bahagia hidup di kotanya. Pembangunan Kota Tangerang Selatan (Tang- sel) melaju kencang, konon hendak mengekor Singapura. Tetapi apalah makna sebuah kota yang segala fasilitas umum dan fasilitas sosial bukan disediakan karena rencana pemerin- tah, tetapi proposal pemodal? Kota yang laju perkembangannya sepenuhnya berangkat dari gagasan pihak luar. Sebagian wajah Kota Tangsel sudah disulap mewah, megah dan berkilau. Tetapi timpang Ut- ara-Selatan. Hambar rasa kekerabatan. Tatanan kota dikuasai elit dan kelompok-kelompok terten- tu, dan tak terjangkau semua lapisan masyarakat. Dan pelan-pelan mereka yang hidup di sektor in- formal tergusur. Lambat laun ruang terbuka hijau diuruk jadi perumahan mewah, lapak PKL digusur diganti ruko dengan wifi dan CCTV. “Tangerang Selatan sepertinya maju, teta- pi sebenarnya karena pendatang dan pengem- bang,” ujar Arief warga Pamulang, awal bulan ini. Rp 2000,-

description

CERDAS KOTANYA, MENGGELIAT WARGANYA

Transcript of Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Page 1: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Cerdas Kotanya, Menggeliat Warganya

EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015@TANGERANGNEWS_ TANGERANG RAYA NEWS

Paham Dah..!

BER 2015

Warga

Mengugat!

Kota Cerdas ala

Bang Arsid

“Bangun Dulu

Manusianya”

Dokter Elvier :

Kota Cerdas,

Warga Jadi

Aktor Utama

Peran

Pemkot Minim,

Gotong Royong

Jalan Terus

2 3 64

APALAH arti kota tanpa kiprah penduduknya? Bukankah, sebuah kota selayaknya dibangun berdasarkan impian bersama, imajinasi dan ge-rak langkah bersama? Karena membangun kota bermakna berkembang pesat tanpa perlu ter-cerabut dari jejak akar karakteristik warganya. Karena membangun kota adalah menyangkut bagaimana warganya bisa mengaktualisasikan diri dan bahagia hidup di kotanya.

Pembangunan Kota Tangerang Selatan (Tang-

sel) melaju kencang, konon hendak mengekor Singapura. Tetapi apalah makna sebuah kota yang segala fasilitas umum dan fasilitas sosial bukan disediakan karena rencana pemerin-tah, tetapi proposal pemodal? Kota yang laju perkembangannya sepenuhnya berangkat dari gagasan pihak luar.

Sebagian wajah Kota Tangsel sudah disulap mewah, megah dan berkilau. Tetapi timpang Ut-ara-Selatan. Hambar rasa kekerabatan. Tatanan

kota dikuasai elit dan kelompok-kelompok terten-tu, dan tak terjangkau semua lapisan masyarakat. Dan pelan-pelan mereka yang hidup di sektor in-formal tergusur. Lambat laun ruang terbuka hijau diuruk jadi perumahan mewah, lapak PKL digusur diganti ruko dengan wifi dan CCTV.

“Tangerang Selatan sepertinya maju, teta-pi sebenarnya karena pendatang dan pengem-bang,” ujar Arief warga Pamulang, awal bulan ini.

Rp 2000,-

Page 2: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Kota Cerdas Buat Siapa?

Pemimpin Umum/ Pemimpin Usaha : Ahan Syahrul Arifi n.

Pemimpin Redaksi:Hendri Teja.

Redaktur: Revi Marta Dasta.

Reporter : Akbar Fitriansyah, Adi Bandaro

Romi Pernando, Aspriadi.

Fotografer : Hadi Suwarman.

Design & Tata Letak: JEESHACE Magenta Bandung.

Keuangan dan Pemasaran : Ninuk.

Sirkulasi & Distribusi : Rosyid .

Email : [email protected]

Editorial

Berita Foto

Mpok Romlah...REDAKSI

Tabloid “TANGERANG RAYA

NEWS” adalah media dengan

konsep citizen journalism yang

berfokus pada isu-isu pemba-

ngunan di kawasan Tangerang,

Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang dan Kota Tangerang

Selatan. Tabloid ini diterbit-

kan oleh SAGI Media. Redaksi

mengundang pembaca untuk

berkontribusi dalam bentuk

opini, photo, karikatur maupun

berita seputar pembangunan

kawasan Tangerang. Untuk se-

tiap karya yang dimuat, redaksi

akan memberikan honorium/

cenderamata.

Member of SAGI Media:

Cover: Jeeshace Magenta

PROTES: Gerah karena trotoar di lingkungannya dijadian tempat pembuangan sampah dadakan, warga RT 02/ RW 19 Kelurahan Pamulang Barat me-

lakukan aksi protes. Lokasi gambar di Jalan Padjajaran di dekat pintu gerbang Perumahan Sinar Pamulang Permai.

Dijepret pada 19 Agustus dan 1 September 2015

KOTA jadi magnet dahsyat bagi masyara-kat untuk meningkatkan kesejahteraan-nya. Kota jadi pilihan masyarakat untuk menapaki kehidupan yang lebih baik, karena memberikan harapan atas kemak-muran. Daya tarik ekonomi, infrastruktur yang lebih baik, sarana prasarana kese-hatan dan pendidikan yang modern dan bermutu tinggi menjadi pemikat masyara-kat desa untuk menetap, tinggal dan men-cari penghidupan di kota.

Lalu lintas kota yang lebih maju mem-bawa hiruk pikuk yang mau tak mau harus diatasi dengan cerdas dan cerdik oleh pe-merintah. Kita tidak ingin di masa depan, perkembangan kota yang memikat jutaan warga untuk tinggal berubah menjadi me-nyengsarakan (cities of sorrow). Mereka yang tersingkir dari persaingan kemudian mendekam dalam perkampungan kumuh liar dan ilegal.

Kota menurut Hoyt (1962) menjadi titik penting perkembangan manusia. Berbagai kompleksitas permasalahan tumpah ruah di kota. Tak terkecuali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang baru seumur jagung. Masalah sampah kini se-dang menghantui, pungli pelayanan pub-lik masih bergentangan, tata kota yang kumuh, hingga problem kemacetan yang

mengular dimana-mana. Di satu sisi, ada bagian dari kota ini

yang tumbuh wangi bak taman fi rdaus. Jalan-jalan besar dipagari pohon-pohon rindang, pusat perbelanjaan mewah, ru-mah-rumah modern, sarana pendidikan kelas atas, pelayanan kesehatan nomor wahid, ruang publik yang luas, arena ber-main anak, hingga ruang hijau yang se-juk. Semua serba tertata, bersih, rapi dan teratur yang merupakan rencana dan pe-ngembangan investor.

Perkembangan kota seperti tak tertata, berjalan tanpa kendali pemerintah. Ket-impangan begitu mencolok mata. Menyi-kapi berbagai kompleksitas perubahan, Kota Tangsel sendiri tengah berupaya un-tuk berubah. Konsep Kota Cerdas sedang digelontorkan. Dengan menggandeng in-vestor Perima Infra Limited, Tangsel ingin mengubah wujudnya layaknya Singapura. Rapi, disiplin, bersih dan tertib atau se-tidaknya semua wilayah bisa sama dengan daerah di BSD City ataupun Alam Sutra.

Menyeruak di permukaan, kenapa un-tuk membangun Kota Cerdas, Tangsel harus menyerahkan kepada investor as-ing? Tidakkah bisa membangun sendiri atau setidaknya mau belajar pada Kota Surabaya yang dipredikati Kota Cerdas

Terbaik oleh Kompas. Jikapun terlampau jauh, mengapa Tangsel enggan belajar pada Kota Tangerang yang dibangun de-ngan ide dan kreativitasnya sendiri, de-ngan dananya sendiri, dengan partisipasi masyarakatnya sendiri.

Masih adakah karakter kota ketika se-mua diserahkan kepada pengembang, apalagi pihak asing?. Dimanakah keter-libatan masyarakat ada dalam proses pembangunan kota yang manusiawi dan berwawasan lingkungan. Sudahkah perencanaan detail pembangunan kota tersusun dalam renstra yang baik? Mungkinkah rencana pembangunan Kota Cerdas hanya reaksi reaktif akibat trend yang dihembus-hembuskan me-dia massa? Bagaimanapun, sebagai titik simpul persinggungan antara Jakarta dan Banten, Tangsel adalah wilayah yang unik.(*)

Pada halaman 8, Edisi 31 Agustus – 13 September, di kolom “Tanya Dokter Elvier” tertulis “Direk-tur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Buah Hati Ciputat” seharusnya “Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Buah Hati Ciputat Periode 2012-2014”. Redaksi memohon maaf atas kesalahan tersebut. Dengan dimuatnya ralat ini, maka kesa-lahan tersebut telah diperbaiki. Terima kasih.

RALAT REDAKSI

SEBELUM SESUDAH

Warga Menggugat!

Smart

Tangsel

SMART CITY

EDISI II/14-27 SEPTEMBER 20152

Cerdas Kotanya, Menggeliat Warganya

EDISI I/31 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2015@TANGERANGNEWS_ TANGERANG RAYA NEWS

Paham Dah..!

BER 2015

Warga

Mengugat!

Kota Cerdas ala

Bang Arsid

“Bangun Dulu

Manusianya”

Dokter Elvier :

Kota Cerdas,

Warga Jadi

Aktor Utama

Warga Sukamakmur

Peran Pemkot Minim,

Gotong Royong

Jalan Terus

2 3 64

APALAH arti kota tanpa kiprah penduduknya? Bukankah, sebuah kota selayaknya dibangun berdasarkan impian bersama, imajinasi dan ge-rak langkah bersama? Karena membangun kota bermakna berkembang pesat tanpa perlu ter-cerabut dari jejak akar karakteristik warganya. Karena membangun kota adalah menyangkut bagaimana warganya bisa mengaktualisasikan diri dan bahagia hidup di kotanya.Pembangunan Kota Tangerang Selatan (Tang-

sel) melaju kencang, konon hendak mengekor Singapura. Tetapi apalah makna sebuah kota yang segala fasilitas umum dan fasilitas sosial bukan disediakan karena rencana pemerin-tah, tetapi proposal pemodal? Kota yang laju perkembangannya sepenuhnya berangkat dari gagasan pihak luar. Sebagian wajah Kota Tangsel sudah disulap mewah, megah dan berkilau. Tetapi timpang Utara-Selatan. Hambar rasa kekerabatan. Tatanan

kota dikuasai elit dan kelompok-kelompok terten-tu, dan tak terjangkau semua lapisan masyarakat. Dan pelan-pelan mereka yang hidup di sektor in-formal tergusur. Lambat laun ruang terbuka hijau diuruk jadi perumahan mewah, lapak PKL digusur diganti ruko dengan wifi dan CCTV.

“Tangerang Selatan sepertinya maju, tetapi sebenarnya karena pendatang dan pengembang,” ujar Arief warga Pamulang, awal bulan ini.

Page 3: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Kekeran

Nanti, berbagai ke-giatan, proyek dan regulasi dapat di-lakukan secara

online. Jangka panjang diha-rapkan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja. Cakupannya mu-lai dari manajemen lalu lintas, transportasi, sampah, kesehat-an, dan semua layanan publik.

Pengamat Tata Kota dari Uni-versitas Trisakti, Nirwono Jogo, sepakat dengan gagasan Kota Cer-das Tangsel. Tetapi dia berharap perencanaan dan perancangan tata kotanya berwawasan ling-kungan. Indikatornya, semua pi-

hak menerapkan standar bangun-an hijau. Lalu, pengembang dan pemerintah bersinergi mewujud-kan infrastruktur hijau dan trans-portasi berkelanjutan yang ter-padu. “Terakhir, pengembang dan pemerintah melindungi Ruang Terbuka Hijau dan mengoptimal-kan lahan terbangun,”paparnya melalui ponsel.

Kota Cerdas juga harus didukung Perda tentang Ren-cana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) dan Peratur-an Zonasi (PZ), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL). “Soal RDTR ini saya belum melihat dimiliki oleh Tangsel, jika ingin serius membangun Kota Cerdas,”

katanya.RDTR menjadi bentuk nyata

rencana pembangunan yang demokratis. Masyarakat dapat

mengakses, mengetahui, mema-hami, dan diharapkan berparti-sipasi dalam pembangunan kot-anya.(*)

Permasalahan kota di dunia hampir mirip-mirip. Mulai dari permasalahan sampah, transpor-tasi perkotaan, gaya hidup, pola konsumtif, limbah, polusi udara, kampung kumuh, hingga penataan perkotaan yang buruk.

Kota Tangerang Selatan (Tang-sel) memang masih dalam kondisi transisi dari pemekaran Kabupa-ten Tangerang. Perubahan tata ke-lola masih bersifat administratif. Desa memang sudah tidak ada lagi, tetapi pejabat lurah masih orang lama yang dulunya menjabat kepa-la desa. Mereka bukan pegawai ne-geri, hanya tenaga honorer. Secara administratif Tangsel adalah kota, tetapi secara substansi kekotaan Tangsel masih separuh jiwa.

Dalam banyak literatur, kota cerdas diidentikkan dengan ke-mampuan masyarakatnya meman-faatkan teknologi informasi untuk kemudahan kehidupan sehari-hari. “Disebut banyak orang zaman se-karang adalah zaman komputer, tapi apa manfaatnya kita beli kom-puter banyak, jika tidak ada yang bisa menggunakannya,” ujar H. Arsid saat ditemui Tangerang Raya News di kediamannya awal bulan ini.

Menurutnya, kota cerdas diba-ngun dari manusianya dulu. SDM-nya yang harus terlebih dahulu sehingga dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Caranya, lan-

jut mantan Camat Pamulang ini, peningkatkan SDM dapat dimulai dengan pembangunan sarana pen-didikan yang berkualitas.

“Misalnya sekolah gratis ya bener-bener gratis. Bukan gratis-nya saja yang di blow up tetapi ada kursus-kursus di luar kegiatan se-kolah yang wajib dan biayanya me-lebihi SPP,” katanya putra Betawi kelahiran Tangsel ini.

Pengembangan SDM juga harus didorong dengan dengan bekerja-sama dengan Puspitek Serpong dan Akademisi. “Tangsel ini tidak me-miliki SDA, harus SDM-nya yang diberdayakan,” tegasnya.

Setelah dimulai dari masyara-katnya, kota cerdas dilanjutkan de-

ngan membangun kota pelayanan. Pelayanan adalah sumber dari se-gala sumber kota cerdas. Prioritas-nya menyangkut pelayanan bisnis, pendidikan dan kesehatan. “Maka-nya dalam visi saya, ketika nanti dipilih jadi walikota, saya menca-nangkan kota pelayanan publik terdepan, nyaman dan berkeadilan.

Ini termasuk soal pelayanan KTP, jelasnya, jika pemerintah su-dah canangkan KTP gratis dalam kebijakanya. Pemerintah wajib menyediakan dana pendamping kepada petugas. Dana ini diperlu-kan agar petugas tidak lagi meng-utip kepada konsumen. “Gratis ya gratis, tidak ada embel-embel apa-pun,” katanya. (*)

Kota Cerdas ala Bang Arsid “Bangun Dulu Manusianya”

Cerdas Selesaikan Masalah

Tangsel Gandeng Asing, Bangun Kota Cerdas Proyek Kota Cerdas Tangerang Selatan (Tangsel)

akan digarap investor asing. Perima Infra Lim-

ited mengklaim, proyek ini akan memudahkan

Pemkot untuk memantau secara real time ber-

bagai aspek dalam kota. Nilai investasinya men-

capai US$110 juta.

TERKAIT dengan masalah-masalah yang hingga kini sedang menghantui Tangsel se-perti sampah, manajemen kota, dan budaya. Bang Arsid, begitu ia akrab disapa menilai soal sampah diperlukan Tempat Pengolah-an Sampah (TPS) setiap daerah. “Jika soal TPA yang masih susah, perlu bekerjasama dengan daerah lain dan bekerjasama de-ngan Puspitek Bogor dalam pengolahan,” tuturnya.

Pemerintah dalam hal ini yang paling penting adalah mampu menjadi peng-hubung antara pihak dunia bisnis dengan kepentingan masyarakat. Sinkronisasi antara kepentingan bisnis dan masyara-kat harus dikoordinasi oleh pemerintah. “Pemerintah bertugas penuh menjadi penghubung agar terjadi pemerataan pembangunan dalam masyarakat,” tutur-nya.

Kita, katanya, tidak bisa meninggal-kan swasta dalam pembangunan, tetapi pemerintah harus jadi koordinator. “Ini termasuk soal budaya, bukan mengada-adakan, misalnya bikin batik Tangsel. Padahal yang lebih penting bagaimana mengolah budaya yang ada menjadi har-monis. Budaya yang dibawa masing-ma-sing pendatang dikembangkan bersama,” lanjutnya.

Sedangkan terkait dengan kota religius, menurut Arsid adalah bagaimana peme-rintah menyediakan fasilitas-fasilitas ke-agaman, sekaligus membangun mental. “Jika sisi mentalnya tidak digarap dan ha-nya berkutat pada soal fasilitas fi sik saja. Korupsi akan terjadi,”pungkasnya. (*)

H. ARSID bersama pendukungnya.

3EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015

KEKERAN

Page 4: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

EDISI II/14-27 SEPTEMBER 20154

KEKERAN

APLIKASI Selektif Mengamati Realitas Tangerang Selatan (Smart Tangsel), ma-sih jauh dari harapan. Melalui aplikasi ini warga dapat memberi masukan tentang kondisi lingkungannya, seperti jalan rusak, sampah berserakan, dan lainnya dengan di-lengkapi foto. Namun, sebagai media inter-aktif antar Pemkot dengan warganya, peng-operasian Smart Tangsel terbilang ribet

Percobaan Tangerang Raya News, Sela-sa (8/9), menemukan kesulitan utama ada-lah mengunggah data dan photo. Rubrik “Lapor” belum banyak isinya. Ketika dis-croll ke bawah, content timeline-nya beru-lang-ulang. Postingan akun “Kabag TI” le-bih mendominasi ketimbang masyarakat. Smart Tangsel memang dikembangkan dan dikelola oleh Bagian Pengelola Teknologi Informasi (BPTI) Pemkot Tangsel.

Selanjutnya, tidak jelas waktu posting dan siapa admin Smart Tangsel. Sehingga user akan kesulitan menanyakan tindak lanjut laporannya. Apalagi tidak seluruh laporan dijawab oleh SKPD terkait. Juga tidak ada percakapan yang jelas untuk me-nanggapi laporan masyarakat tersebut. Parahnya, ketika statistik laporan di-klik,

visitor malah dibawa keluar dari aplikasi.

Contohnya laporan Zega Rizaldi ten-tang tempat pembuangan sampah ilegal dan terjadi pembakaran yang asapnya mengganggu lingkungan sekitar. Photo yang diunggah menyebut berlokasi di dekat perumahan Pertamina WR Suprat-man Ciputat Timur. Tidak ada penunjuk waktu posting, tetapi ada tanda 2 w di pojok kanan atas yang entah apa artinya. Sampai terakhir kali dilihat Tangerang Raya News, laporan ini belum ditanggapi.

TOKOH perempuan Kota Tangerang Selatan (Tang-sel), dr. Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri, MARS mengajak publik untuk tidak terjebak pada stigma lux, mewah dan berteknologi tinggi sebagai indikator kota cerdas (smart city). Jauh lebih penting, kota cerdas adalah menyangkut bagaimana warganya sehat, cerdas, dan kreatif untuk tinggal dan beraktivitas di Tangsel.

“Kualitas hidup SDM itu prioritasnya. Jadi yang se-karang harus kita bangun adalah SDM-nya karena ini-lah yang aset yang terpenting. Warga yang kreatif dan inovatif adalah aktor utama penggerak kota,” ungkap direktur RS Ibu dan Anak Buah Hati periode 2012-2014 ini. Sehingga layanan pendidikan, kesehatan, transpor-tasi, dan layanan publik lainnya harus layak dan mudah diakses masyarakat.

Bahwa untuk mencapai layanan publik yang prima tersebut dibutuhkan konektivitas, kemudahan mobili-tas, dan juga berbasis teknologi, ia tidak menafi k. Tapi jangan sampai pembangunan sekedar berorientasi fi sik, melainkan bangun kota untuk manusianya. “Ba-gaimana cara kita mendorong agar masyarakat bisa menemukan dan mewujudkan kreatifi tas-kreativitas-nya,” kata fungsionaris DPP Parpol Hanura ini.

Lanjut, dr. Elvier, bicara lingkungan cerdas (smart eviroment) tidak melulu sesuatu yang berteknologi tinggi dan membutuhkan biaya besar. Tangsel sebagai kota cerdas artinya mampu melayani, dan memenuhi kebutuhan warganya secara efektif, efi sien, dan berke-lanjutan.

Sehingga ia lebih menyarankan penerapan teknolo-gi yang tepat guna, yang sesuai dengan kebutuhan ma-syarakat. Penerapannya bisa bekerjasama dengan komunitas masyarakat, termasuk perguruan tinggi dan dunia usaha. “LIPI dan Puspitek juga akan kita rangkul,” ujar penggiat Aliansi Pita Putih Indonesia ini.

dr. Elvier yakin, lingkungan cerdas akan berimbas pada masyarakat cerdas. Ia men-contohkan pembangunan teknopark seba-gai ruang terbuka hijau di titik-titik strate-gis kota. Taman ini dapat menjadi tempat masyarakat untuk melepas kejenuhan, saling berinteraksi dan saling berbagi gagasan. “Bukan sekedar taman untuk duduk bersantai. Di sana diintegrasi-kan antara ilmu, teknologi, kreatifi tas. Ini sebagai perangsang ide-ide, dapat dikembangkan di situ,” kata Master Ad-ministrasi Rumah Sakit lulusan Univer-sitas Indonesia ini.

Masyarakat cerdas ditopang layan-an publik yang prima akan kian membuat perekonomian yang berjalan dengan baik. Termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi kre-atif. “Tangsel tidak punya banyak sumber daya alam, tetapi peluang-peluangnya sangat be-sar ketika dikembangkan area bisnis, industri,” pungkasnya. (*)

Kota Cerdas, Warga Jadi Aktor Utama

Dokter Elvier

SmartTangsel Ribet, Miskin Pelapor

visitor malah dibawa keluar

erapan teknolo-kebutuhan ma-

sama dengan uruan tinggi juga akan ta Putih

akan men-ba-e-t

n-uatbaik.

mi kre-ber daya ngat be-industri,”

Tangsel Kembang Karena PendatangKOTA Tangerang Selatan (Tang-sel), menurut Reiza, pengamat kebijakan publik dari Ciputat Ti-mur, sedang mengarah pada Kota Cerdas (Smart City). Tetapi im-plementasinya masih jauh dari yang ideal. “Smart City Tangsel se-karang ini lebih banyak diinisiasi oleh pengembang. Bukan merupa-kan konsep matang dan terencana yang sengaja diciptakan oleh Pem-kot,” ujarnya.

Pemkot tidak banyak berbuat banyak untuk pengembangan kota. Kondisi tersebut nampak dari pelayanan transportasi yang masih belum terintegrasi. “Soal pelayanan publik apalagi, masih sangat rendah dan tidak berkua-litas. Salah satu buktinya mana

ada Pemkot memiliki ruang pub-lik, kecuali pengembang yang buat,” tuturnya.

Menyoal tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangsel, Reiza menyebut tidak bisa diklaim sebagai pres-tasi Pemkot. Hal ini disokong dari warga kelas menengah ke atas yang kemudian bermukim di Tangsel. “Mereka bekerja di Ja-karta, berpenghasilan di Jakarta. Pendidikan juga di Jakarta. Wajar menyumbang indek yang tinggi bagi IPM Tangsel,” katanya.

Tapi, itu semua, lanjutnya bukan karena kerja-kerja kebi-jakan pemerintah. Faktor ekster-nal yang menolong Tangsel maju pesat.

Page 5: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

KOTA KITE

Kasih Pembelajaran IT Sampai Tingkat RT, Pemkot Tak Respon Komunitas IT TangselBELAKANGAN Pemkot sibuk men-dorong Tangsel sebagai Kota Cer-das (Smart City). Konsepnya adalah pemberdayaan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertum-buhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi.

Untuk mendukung konsep ter-sebut, sebaiknya Pemkot menumbuh-kembangkan komunitas Teknologi Informasi (IT) di Tangsel. Dengan ba-nyaknya komunitas IT maka masyara-kat akan cepat mengenal dan mengerti penggunaan internet.

Kendati cukup menjamur, Ko-munitas IT di Tangsel ternyata be-lum terkelola dengan baik. Pemkot terkesan kurang peduli. Irwan (24), seorang penggiat IT, mengaku kece-wa. Ia sempat menggagas pendirian komunitas IT Tangsel. Anggotanya adalah mahasiswa jurusan IT dari beberapa kampus di Tangsel, yakni

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), UIN Syarif Hidayatullah, Univeritas Pamulang (Unpam), Uni-versitas Multimedia Nusantara. Bah-kan ada yang dari Universitas Gu-nadarma Depok

“Kami pernah dikumpulkan oleh Pemkot membahas komunitas IT. Tetapi setelah itu tidak ada follow up dari Pemkot. Kami tentu sangat kece-wa,” ujar Irwan saat ditemui di kam-pusnya, UMJ Ciputat, Sabtu, (5/09)

Komunitas IT yang digagasnya mulai bergerak sejak tahun 2014. Tu-juannya untuk memberikan penge-nalan dan pembelajaran IT kepada masyarakat sampai ke tingkat RT. Program mereka diantaranya pem-berian wifi gratis 1 hari, pembuatan aplikasi gratis dan pelatihan sosmed.

“Niat kami bagaimana masyara-kat Tangsel melek internet, itu saja. Tetapi sampai saat ini belum dire-spon Pemkot,” ujarnya. (*)

KOTA Tangerang menjadi run-ner up kota cerdas tahun 2015 untuk kota dengan penduduk lebih dari satu juta jiwa. Pe-ringkat Kota Tangerang hanya dikalahkan oleh Surabaya, dan mengungguli Depok, Bandung, Semarang. Indeks kota cerdas ini disusun oleh Harian Kompas dan Institut Teknologi Bandung (ITB), serta didukung PT Per-usahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

Jurus sukses Kota Tangerang adalah program Tangerang Live. Inti program ini adalah mendorong parti-sipasi masyarakat dan stake-holder untuk menciptakan

Kota Tangerang menjadi kota yang layak huni, layak inves-tasi, layak dikunjungi dan juga E - City.

“Melalui Tangerang Live, kemudian kami kembang-kan program-program seperti smart environment, smart gov-ernment, smart economy, smart community, dan smart trans-portation.” ungkap Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah pada malam Penganugerahan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015, di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Pemkot berfokus mengem-bangkan komunitas dan menja-dikannya cerdas. Sehingga selu-

ruh penerapan teknologi yang dilakukan Pemkot, termasuk pe-ngembangan program E – Gov-ernment yang melahirkan 118 aplikasi, harus mampu diadopsi oleh masyarakat. “Kota cerdas sangat tergantung pada ma-syarakatnya. Peran masyarakat adalah sebagai motor penggerak kota cerdas itu sendiri,” katanya.

Dia menyebutkan, jumlah komunitas di Kota Tangerang mencapai hampir 68 jenis. Mu-lai dari komunitas peduli ling-kungan, masyarakat kesenian, sampai masyarakat budaya. Ko-munitas ini didorong agar saling berinteraksi melalui media-me-dia sosial sehingga saling ber-bagi pengalaman. Pengembang-

an komunitas ini sangat efektif membantu pembangunan kota.

Arief mencontohkan imple-mentasi kota hijau bersih yang didorong sampai ke tingkat RT dan RW. Masyarakat ber-peran aktif dalam melaksana-kan Gerakan Kampung Bersih, Kampung Hijau dan Kampung Berkebun tersebut. (*)

Kota Tangerang Sabet Kota Cerdas

Komunitas Baca Kabupaten Tangerang Target Bangun 1000 Taman Baca

PERPUSTAKAAN Daerah (Perpus-da) Kabupaten Tangerang akan gelar jambore perpustakaan. Rencana-nya kegiatan ini akan di Kantor Per-pustakaan Daerah, Komplek Pemkab Tangerang sektor C, Tigaraksa. Ke-giatan yang diinisiasi oleh Komunitas Baca Kabupaten Tangerang bekerja-sama dengan Pusda Kab. Tangerang dilaksanakan bertepatan dengan “Hari Kunjung Perpustakaan” yang jatuh pada tanggal 14 s/d 16 Septem-ber 2015.

Jambore ini diharapkan dapat men-jadi ajang pertemuan dan komunikasi efektif antar masyarakat, dunia usaha dan pemangku kepentingan. Sehingga penyelenggaraan pemasyarakatan kegemaran membaca di Kabupaten Tangerang dapat lebih maksimal.

Rangkaian kegiatan dalam jambore ini diantaranya adalah bazar buku, hibah

buku, karnaval, fun games, hiburan seni budaya Akan ada lomba paduan suara Mars Membaca untuk siswa SMP/SMA di Kabupaten Tangerang.

“Bagi temen-temen yang ingin ber-peran serta memeriahkan Jambore, silahkan registrasi dengan cara meng-isi formulir (unduh, setelah diisi email ke :[email protected],” ungkap akun Facebook Ki Sunda-ra, admin group Jambore Perpustakaan Kabupaten Tangerang.

Target kegiatan ini antara lain peng-umpulan buku-buku hibah, sampai membentuk 100 relawan penggerak mi-nat baca di Kabupaten tangerang. Juga akan dicanangkan Gerakan 1.000 Taman

Bacaan Masyarakat (TBM). Gerakan ini mendorong terselenggaranya layan-an perpustakaan sebanyak 1000 titik yang tersebar di pusat-pusat kegiatan masyarakat Kabupaten Tangerang. (*)

KEMBANGKAN KOMUNITAS

5EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015

Kegiatan mendongeng diselenggarakan oleh Perpustakaan

Daerah Kab. Tangerang Sumber ww.jarpusda.tangerangkab.go.id

Taman Potret Kota Tangerang. sumber ww.abouttng.com

Komunitas internet marketing Bintaro Kota Tangsel. Sumber www.bisnisfun.com

SUMBER WWW.JARPUSDA.TANGERANGKAB.GO.ID

SUMBER WWW.BISNISFUN.COM

Page 6: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Berita Foto

Serua Indah - Gotong royong tam-paknya sudah menjadi bagian masyarakat Jalan Sukamakmur Kelurahan Serua In-dah, bahkan sebelum Tangerang Selatan (Tangsel) resmi berdiri.Contohnya ma-syarakat RT 02/ RW 02 yang giat bekerja-sama untuk menyelesaikan persoalan kampungnya.

“Swadaya saja. Waktu zaman begal (motor-red), diajak ngobrol dikit, warga langsung ngeronda,” ungkap Haji Yusuf, ke-tua RT 02/ RW 02, di Musallah, Rabu (2/9).

Terlebih lagi untuk pembangunan ru-mah ibadah. Warga terus mengadakan pembangunan dan perluasan rumah iba-dah secara swadaya. Bahkan anggota ma-jlis taklim sepakat menginfakan Rp 100 ribu untuk perluasan Musallah Nurrurah-man yang berdiri sejak tahun 1990 itu.

“Tanahnya waqaf orangtua saya. Sam-pai sekarang sudah 438 sak semen, pasir 13 truk, trus uang hampir 300 juta. Kalau buat makan tukang, biar saya yang nang-gung,” kata Haji Yusuf, pensiunan PNS yang diamanatkan sebagai ketua RT sejak 1980-an ini.

Namun, Haji Yusuf masih mengeluh-kan kurangnya perhatian pemerintah ter-hadap partisipasi warga ini. “Bansos susah bener. Dari pemerintah baru dapet 10 juta, duitnye sampai sekarang belum diterima. Padahal janjinya sebelum hari raya,” ke-

luhnya.Tercatat ada 54 KK di RT 02/RW 02.

Sedangkan jumlah penduduk se-RW se-kitar 6.000 orang. Menurut Ustadz Arsid Wahyudi, seluruh pembangunan rumah ibadah di RW 02 di Jalan Sukamakmur memang dilakukan secara swadaya oleh warga

Kunci partisipasi warga adalah koor-dinasi dan komunikasi antara warga yang difasilitasi oleh pengurus RW dan RT. Se-dangkan peran pemerintah sangat minim. “(Ketua-red) RW kita Pak Sarmili. Kita pu-nya Masjid Baiturrahman, trus mushalla ada empat. Kekuatan masyarakat, Mas,” katanya.

Peran Pemkot Minim,Gotong Royong Jalan Terus

WARGA SUKAMAKMUR :

Bintaro – Sebagai kota satelit DKI Jakarta, perumahan ke-las menengah menjamur di Tangerang Selatan (Tangsel). Apalagi harga rumah di Tangsel tidak semahal di Jakarta. Me-nurut Rahmat Irfansyah (33), warga pemukiman kelas mene-ngah di Tangsel sangat hetero-gen. Mereka memiliki budaya, agama, tempat kerja dan dae-rah asal yang beragam. Mayori-tas adalah warga pendatang de-

ngan tingkat pendidikan relatif baik dan bekerja di Jakarta.

Irfan menjelaskan kehadiran pemukiman kelas menengah ini membuka kesempatan berusa-ha bagi masyarakat sekitar. Se-perti usaha laundry, cuci motor, warung nasi dan lainnya. “Warga kompleks jadi segmen pasarnya,” kata Irfan kepada Tangerang Raya News, Senin, (07/09).

Masalah utama adalah pe-nurunan kualitas lingkungan

fi sik dan sosial. Fasilitas umum sebagai ruang interaksi warga kurang memadai karena terba-tasnya lahan. Jaringan drainase yang baik belum sepenuhnya tersedia sementara pertumbuh-an pemukiman kelas menengah semakin tinggi. “Akses masyara-kat sekitar akan lahan, ruang ter-buka hijau, fasum dan fasos serta air bersih jadi berkurang. Dalam jangka panjang hal ini akan me-nurunkan mutu lingkungan,”

ungkap warga Villa Bintaro In-dah Kelurahan Jombang Keca-matan Ciputat ini.

Selain itu, masyarakat seki-tar tidak serta dapat membaur dengan penghuni pemukiman. Sehingga seperti ada jarak sos-ial antara keduanya. Tingginya mobilitas membuat keeratan

sosial di lingkungan pemukim-an ini tergolong rendah, nilai guyub dan kebersamaan tidak dominan.

“Pemukiman kelas mene-ngah juga tidak luput dari target kriminalitas khususnya pencu-likan kendaraan bermotor,” tu-tupnya.

Potret Perumahan Bintaro : Warga Pendatang, Kerja di Jakarta

EDISI II/14-27 SEPTEMBER 20156

KABAR WARGA

Jamaah Musallah Nurrurahman

KULINER: Kawasan kuliner kakilima di seberang kampus UIN Syarif Hidayatullah. Tanpa dukung-

an Pemkot, usaha pelaku UKM ini tetap menggeliat.

KRONIK PILKADA Airin-Benyamin Pecah Rekor Dugaan Pelanggaran Pilkada

Timses Arsid-Elvier Merasa Diteror Polisi

PASANGAN petahana Airin-Benyamin memecahkan rekor dugaan pelanggaran Pil-kada Kota Tangerang Selatan. Terdapat tujuh laporan. Lima dari dugaan itu dilaporkan oleh masyarakat, sementara Panwaslu Tangsel menemukan dua dugaan pelanggaran. Panwaslu berkomitmen untuk untuk mem-proses tujuh dugaan pelanggaran tersebut. sejumlah saksi, seperti Camat Pamulang dan Camat Pondok Aren telah dipanggil Panwa-slu. Sementara untuk pasangan Iksan Modjo – Li Claudia Chandra dan Arsid - Elvier Ari-adiannie SP, sampai Jumat (11/9), belum ada dugaan pelanggaran baik yang dilaporkan masyarakat maupun ditemukan Panwaslu.

SUPRIYADI, korwil pemenangan pasangan Arsid-Elvier merasa diteror polisi. Senin (7/9), kediamannya dida-tangi lima petugas yang mengaku dari Polresta Tangsel. Ketika itu, Supriyadi tidak ada di rumah, dan istrinya yang menyambut. Para polisi itu kemudian mengambil foto dalam dan luar rumah. Mereka juga menanyakan hubungan Supriyadi dan Arsid-Elvier, visi-misi dan jumlah simpatisan Arsid-Elvier. Atas tin-dakan itu, istri dan anak Supriyadi me-rasa tertekan. Sebab, kejadian tersebut disaksikan masyarakat sekitar.

Page 7: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Mungkin, tiga bulan masa kampa-nye Pilkada hanya cukup memberi ru-ang untuk adu tampang, bukan untuk adu gagasan. Apalagi kalau berkaitan de-ngan konsep Kota Pintar atau smart city yang belakangan ini laris-manis jadi visi misi beberapa kandidat pilkada di ber-bagai tempat. Tulisan ini bukan untuk mengukur kepintaran warga Tangerang Selatan (Tangsel) yang saya yakin sudah pintar-pintar, melainkan kepintaran pengelolaan kota Tangsel oleh pemim-pinnya (saat ini).

Apa sih Kota Pintar itu? Tak ada defi nisi mutlak dan tunggal tentang konsep itu. Namun, dapat ditarik ru-musan umum bahwa Kota Pintar adalah kota yang mampu meng-optimalkan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomuni-kasi modern untuk mewujud-kan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan dengan mana-jemen sumber daya yang bi-jaksana melalui tata kelola pemerintahan berbasis par-tisipasi masyarakat. Dengan demikian, Kota Pintar me-rupakan penggabungan modal SDM (yang terdidik), modal in-frastruktur (fasilitas komunikasi berteknologi tinggi), modal sosial ( jaringan komunitas yang terbuka) dan modal kewirausahaan (aktifi tas eko-nomi kreatif ), serta pemerintahan (yang dapat dipercaya). Jadi “kepintaran”-nya

terletak pada paduan antara pemerintah-an pintar, masyarakat pintar, lingkungan pintar, mobilitas pintar, ekonomi pintar, dan kehidupan pintar. Tapi, apa bisa kota sepintar itu?

Bisa saja. Syaratnya, ada niat baik un-tuk menerapkannya. Syarat lainnya adalah biaya. Penggunaan teknologi tinggi mem-buat aplikasinya relatif mahal. Tangsel saja perlu sekitar 90-110 juta dollar AS hanya untuk membuat pusat data elektronik. Tapi biarlah, soal itu diurus oleh yang lebih paham. Yang pasti, konsep ini tidak bisa di-terapkan sekali

jadi dalam sehari, melainkan berproses tak ada akhir melalui serangkaian langkah oleh pemerintah dan masyarakatnya se-iring dinamika yang mengiringi perjalanan kota tersebut, sehingga membuatnya selalu mampu mengatasi tiap masalah secara ter-encana dan seketika.

Beberapa kota telah dirancang demi-kian. Di luar negeri ada kota Songdo di Korea Selatan, Kota Masdar di Uni Emir-at Arab, Cape Town di Afrika Selatan, juga Daresalam di Tanzania yang negaranya kurang maju. Kalau mengacu indeks pe-meringkatan Kota Pintar versi Kompas,

PGN, dan ITB, di Indonesia setidak-nya ada 15 kota nomine kota

jenis ini yaitu Depok, Ban-dung, Semarang, Sura-

baya, dan Tangerang, Balikpapan, Pon-

tianak, Yogya-karta, Malang,

Solo, Madiun, Malang, Mo-jokerto, Bon-tang, dan Salatiga.

L a n t a s b a g a i m a n a

dengan Tang-sel? Hasil di

atas jelas me-n u n j u k k a n

bahwa Tangsel belum tergolong

“pintar” sebagai kota, meski ada wi-

layah tertentu, seperti Serpong, yang mungkin te-

lah menerapkan sejumlah as-

pek tertentu dari konsep kota tersebut. Namun, patut dicatat bahwa pencapaian itu lebih banyak karena pelibatan pihak swasta ketimbang Pemkot. Sementara, cerita sukses kota Surabaya, Bandung, dan beberapa kota lainnya menunjukkan bahwa hal itu lebih karena maksimalnya inisiatif dan kreativitas pemerintah atau pimpinan wilayahnya.

Dengan segala hormat, inisiatif dan kreativitas itu masih minimal dalam ke-pemimpinan kota Tangsel saat ini. In-dikasinya memperlihatkan bahwa tata kelola kota ini sangat buruk, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Sekedar fakta, dari hasil Survei Indonesia Governance Index (IGI) 2014, pemerintahan Tangsel me-raih perolehan terburuk di beberapa as-pek. Pada index tata kelola pemerintah-an, misalnya, dari 34 Kabupaten/Kota di Indonesia yang disurvey, posisi Pemkot Tangsel berada di urutan 24 dengan me-ngantongi nilai 4.59. Dalam hal transpa-ransi, Tangsel hanya mengantongi skor 2,80 untuk kalangan birokrasi, masyara-kat sipil 2,74, pejabat politik 1,15 dan ter-endah masyarakat ekonomi yang hanya mendapat nilai 1,00.

Merujuk fakta itu maka jelas cukup berat untuk menempatkan optimisme pada kepemimpinan Tangsel sekarang dapat membawa arah baru bagi kota ini di masa mendatang, setidaknya untuk sejajar setidaknya dengan 15 Kota Pintar tadi. Dengan begitu, jadi jelas juga bah-wa untuk membuat kota ini lebih baik, warga Kota Tangerang Selatan perlu fi gur Nangkoda Baru alias nakhoda baru yang lebih PAHAM, profesional, jujur, dan le-bih terbuka dalam mengelola kota.***

KOTA Tangerang Selatan (Tangsel) semenjak pemekaran dari Kabupaten Tangerang pada tujuh tahun silam, telah berkembang pesat menjadi kota modern. Perkembangannya di berbagai sektor seperti ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Roda perekonomian di Tangsel terus berputar seiring dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang muncul. Belum lagi bisnis properti de-ngan semakin menjamurnya perumah-an-perumahan modern. Dalam sektor pariwisata, beberapa tempat wisata telah digandrungi warga setempat maupun dari luar daerah.

Hal yang perlu dibanggakan, Tang-sel kini menjelma menjadi kota pendi-dikan. Dengan lebih dari 20 perguruan tinggi dan puluhan sekolah yang berdiri kokoh di setiap sudut kota. Tangsel cu-kup berbangga dengan adanya kampus besar seperti Politeknik Keuangan Negara STAN, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Meski dua nama terakhir terdapat ‘embel-embel’ Jakarta, secara letak geografi s, dua kampus tersebut berada di daerah Tangsel.

Sekitar ratusan ribu mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke

menuntut ilmu di Tangsel. Mereka telah menancapkan pucuk pengharapan serta impiannya di kota yang sedang berkem-bang tersebut. Secara tidak langsung Tangsel telah memberikan sumbangsih dalam mencerdaskan bangsa.

Tangsel kini bukan hanya sekadar kota modern, tetapi sedang bertrans-formasi menjadi kota yang mendidik, kota yang mencerdaskan. Banyaknya sarana pendidikan di Tangsel sejalan dengan data Indeks Pembangunan Ma-nusia (IPM) yang tertinggi di Provinsi Banten. Data tahun 2013 mencatat IPM Kota Tangsel mencapai 77,13 per-sen. Angka melek huruf sudah 98,62 persen, lebih tinggi dari rata-rata di Banten yang mencapai 96,87 persen.

Tetapi, jika menyinggung biaya pendidikan khususnya di SMP dan SMA cukup memperihatinkan. Biaya sekolah relatif tinggi dan memberat-kan peserta didik. Meski ada Perwal No. 61/2011, yang membebaskan biaya pendidikan dari SD hingga SMA, bebe-rapa sekolah masih memberatkan bia-ya bagi peserta didik. Hal itu semakin mencengangkan, jika melihat anggaran daerah untuk pendidikan yang hampir mencapai Rp 700 miliar. Angka yang cukup fantastis untuk kabupaten/kota.

Polemik ini seharusnya menjadi tanggung jawab Pemkot Tangsel. De-ngan sarana pendidikan yang mema-

dai, sudah seharusnya peserta didik menempuh pendidikan dengan tenang tanpa harus mengkuatirkan biaya pen-didikan. Belum lagi tawuran pelajar yang tak jarang terlihat di Tangsel. Para pelajar perlu diberikan pembi-naan yang mendalam agar tak salah arah dalam pencarian jati dirinya.

Dengan segala potensi pendidikan yang ada, diperlukan peran Pemkot dalam mengoptimalkannya. Pemerin-tahan yang cerdas, bersih serta religius akan dapat mewujudkan Kota Tangsel yang lebih maju.

Kota Tangsel jika dianalogikan, merupakan sebuah kapal dengan po-

tensi besar untuk menjadi kapal yang indah nan tangguh untuk mengantar-kan impian penumpang kapal pada tujuannya. Tetapi potensi itu tak akan berguna, jika tak diisi oleh awak kapal yang dipimpin oleh seorang nahkoda yang cerdas, bersih dan dapat mem-bawa perubahan yang lebih baik.

Dengan seorang nahkoda yang cer-das, dapat mengoptimalkan potensi ka-pal yang ada. Dengan seorang nahkoda yang bersih, jujur dan adil akan menjaga ketenangan para penumpang yang ada. Maka, akan sampailah impian seluruh orang di kapal pada tujuannya.

Menyoal “Kepintaran” Tangerang Selatan

Tangerang Selatan, Kini Bukan Hanya Sekadar Kota ModernOleh : Wisnu Dwi Cahyo

Ketua Komisi 2 Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Oleh : Nanang Pujalaksana

Peneliti Sang Gerilya Institute (SAGI)

7EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015

NGOMONG KOTA

Page 8: Tangerang Raya Edisi II 14 27 September 2015

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel San-tika Bintaro, Tangsel. Selain para ca-lon calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, kegiatan ini juga dihadiri oleh

tim sukses dari masing-masing kandidat.Pada kegiatan itu ditetapkan pasangan calon

Dr. Ikhsan Modjo dan Li Claudia Chandra men-dapat nomor urut 1. Sementara pasangan Drs. H. Arsid, MSi dan dr. Elvier Ariadiannie Soedarto Po-etri, MARS di nomor urut 2. Sedangkan pasangan calon petahana, Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH dan Drs. H. Benyamin Davnie pada nomor urut 3. Berikut data singkat para kandidat yang dikutip dari website KPU Kota Tangsel.

Para Calon Pemimpin Tangsel Ke DepanKomisi Pemilihan Umum

(KPU) Tangerang Selatan

melaksanakan pengundian

nomor urut pasangan

calon Wali Kota dan Wakil

Wali Kota Tangerang Selatan

(Tangsel), Selasa (25/8).

Tanya : Ibu Dokter yang baik, bagi-bagi dong tips mencegah demam berdarah?

Ibu Yeni, Jurangmangu Barat

Jawab : Pada penghujung musim kemarau dan menjelang musim hujan ini wabah Demam Berdarah (DBD) di Kota Tangsel perlu kita waspadai. Wabah ini disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Nyamuk betinanya menggigit manusia pada saat mereka akan bertelur.

Tips Cegah Demam Berdarah

Bersihkan semua wadah penampung air diam (tidak mengalir). Ganti air dalam bak mandi secara rutin.Balikan wadah-wadah kosong yang mampu menampung air. Tutup tempat sampah jika sedang tidak digunakan.Gunakan obat nyamuk oles atau bakar, baik pagi atau malam hari.Pasang kain kasa pada lubang ventilasi jendela dan pintu .Pasang kelambu di tempat tidur anda.

Jika menggunakan AC, bersihkan dan buang air dalam nampannya secara teratur.Letakan tanaman tulsi/tulasi di dekat jendela-jendela rumah.Membakar kamper/ kapur barus kurang lebih 15 menit di ruangan yang ada nyamuknya.Jika ada yang sudah terjangkit DBD di rumah, lekas cegah kemungkinan tergigit lagi. Segera bawa penderita ke dokter/puskesmas terdekat.

Tanya Dokter Elvierdr. Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri, MARSPraktisi Kesehatan

Berikut kami sampaikan kiat praktis untuk mencegah wabah DBD.

Nama : DR. Mohamad Iksan Modjo

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Oktober 1971

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Doktor Ekonomi Monash University Melbourne Australia

Hobi : Membaca

Nama : Drs. H. Arsid, MSi

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Agustus 1964

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Master Ilmu Administrasi STIA Menara Siswa

Hobi : Olahraga

Nama : Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH

Tempat Tanggal Lahir : Banjar, 28 Agustus 1976

Agama : Islam

Pendidikan Teakhir : Magister Hukum Universitas Padjajaran

Hobi : -

Nama : Li Claudia Chandra

Tempat Tanggal Lahir : Dabo Singkep, 24 Mei 1972

Agama : Katolik

Pendidikan Terakhir : SMA Negeri Dabo Singkep

Hobi : Memasak

Nama : dr. Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri, MARS

Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 26 November 1968

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia

Hobi : Membaca

Nama : Drs. H. Benyamin Davnie

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 1 September 1958

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Sarjana FISIP Universitas Padjajaran

Hobi : Mancing

Nama : Nama : Nama :

Mengundang Siswa SMA/MA Sederajat di Tangerang Selatan untuk mengikuti Pelatihan Menulis (Angkatan I) Syarat :

Hobby menulis di blog, majalah dinding, majalah sekolah dan lainnya.

Memiliki kartu pelajar SMA/ MA sederajat di Tangsel

Hari : MingguTanggal : 4 Oktober 2015Waktu : 08.00 WIB s/d 16.00Tempat : Ciputat, Tangerang Selatan PENDAFTARAN

Kirimkan scan kartu pelajarmu ke email :

[email protected] dengan subjek :

pelatihan menulis

Untuk informasi hubungi : Erik (082232306079)

GRATISTEMPAT TERBATAS

TANGERANG RAYA NEWS

Tanggal : 4 Oktober 2015Waktu : 08.00 WIB s/d 16.00Tempat : Ciputat, Tangerang Selatan

redg

Untuk informasi hub

MA/MA ng Selatantihan

RAYA NEWS

GADO-GADO

EDISI II/14-27 SEPTEMBER 20158