Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

16

Transcript of Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Page 1: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M
Page 2: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

◙Editorial

2

Email:

[email protected]

Telp / Mobile: 01157926958/01128872152

Alamat Redaksi: Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea el-Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.

Web Master: Lukmanul Hakim, Dana Ahmad Dahlani

Distributor dan Periklanan: Khoirun Nisa: +201158328145 Fatimah NK: +201128016755

Layouter & Ilustrator: Al-Khawarizmi

Editor: Sifrul Akhyar, Ahwazy Anhar, Kurniawan Saputra, Achmad Fawatih, Fakhry Emil Habib,Fitra Yuzarni.

Reporter: Moch Hammam, Maulana Abdul Aziz, Irfan Muhammad Ali, Muhammad Fahmi, Nawa Syarif, Laela Nurhidayah, Shofuriya, Nurul Aini Azizah, Wasliyah J, Rif‟atud Darojah.

Redaktur Ahli: Ahmad Satriawan Hariadi, Fajar Pradika, Lc., Hilmy Mubarok, Sayyid Zuhdi, S.S., Nurul Azizah, Ayu Rizki Amalia

Penanggungjawab: Koordinator Departemen Media dan Komunikasi ICMI Orsat Kairo

Pengarah: Drs. Ahmad Isrona Alfakhri Zakirman, Lc. Indra Gunawan, Lc.

Pelindung: Ketua Umum ICMI Orsat Kairo

Informatika

Dewan Redaksi: Raidah Sekar Harani, Suhardi Junaidi, Nur Fitria Qurrotu Aini‟, Nashirat Zimam al-Husna, Abdi Zakaria, Rabbani Rizki Fadhi-la, Pangeran Arsyad, Assadullah Rouf, Miftakhudin

Sekretaris Redaksi: Aisyah Ummu Fadhilah, Ikhwan Hakim Rangkuti, Durratul Azkiya

Pemimpin Redaksi: Miftah Firdaus

Pemimpin Usaha: Fatimah Nurul Khoiriyah

Pemimpin Umum: Hielya Abdurrahman

M emilih pemimpin berarti sama dengan memilih masa depan. Karena

bagaimanapun, seorang pemimpin adalah yang mempunyai otoritas penuh untuk mengatur dan menjalankan amanah yang diberikan dengan janji-janji yang dilontar-kannya dahulu. Mayoritas janji tersebut adalah bagaimana bisa melayani atau menjadi pelayan yang baik untuk rakyat atau elemen-elemen masyarakat yang dipimpinnya. Ketika pemimpin terpilih baik dan amanah maka masayarakat yang se-nang dan sejahtera, sebaliknya jika tern-yata pemimpin terpilih hanya sang peng-incar kekuasaan, maka otomatis rakyat juga yang menjadi korban. Rasulullah SAW sangat peduli terhadap masalah kepemimpinan. Beliau jauh-jauh hari menasehati dan mem-berikan rambu-rambu dalam memilih pem-impin. Diantaranya: beliau menasehati agar tidak memilih pemimpin yang haus kekuasaan, seperti meminta atau men-gemis jabatan. Juga agar tidak memilih pemimpin yang lemah sehingga tidak mampu mengemban amanah. Yang ter-penting beliau dengan tegas melarang untuk memilih pemimpin yang jelas-jelas memusuhi umat Islam. Dalam hal ini, Rasulullah mem-beri kabar gembira bagi para pemimpin yang adil, bahwa Allah SWT menjanjikan fasilitas-fasilitas istimewa bagi mereka. Seperti: Doa mereka mustajab, pemimpin yang adil akan selalu memperoleh perto-long Allah SWT, akan dinaungi dari terik panas padang Makhsyar, akan mendapat-kan mimbar dari cahaya, dan akan men-jadi orang yang paling dicintai dan dekat dengan Allah SWT. Namun, bagi pemimpin yang tidak adil, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa ancaman Allah SWT mengintai mereka. Seperti, diharamkannya surga bagi mereka. Maka, fungsi pengawasan dari rakyat menjadi hal yang sangat pent-ing, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW agar mengingatkan pemimpin yang zalim

atau tidak amanah. Pada tanggal 16 nanti kita dihadapkan dengan proses pemilihan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) PPMI Mesir untuk satu tahun kedepan. Maka rambu-rambu yang Rasulullah SAW telah gariskan agar senantiasa menjadi pedoman kita untuk memilih nanti. Disisi lain, dengan proses pemili-han tersebut, berarti juga bertanda bahwa masa jabatan kabinet PPMI 2013-2014 yang dinahkodai oleh Amrizal Batubara dan Sifrul Akhyar akan segera berakhir, banyak apresiasi yang diberikan oleh Masisir terhadap kinerja mereka setahun belakangan. Terutama bagaimana men-dekatkan mahasiswa Indonesia dengan ulama-ulama al-Azhar, yang diharapkan pemimpin terpilih nanti mampu menerus-kan hal postif yang telah mereka lakukan. Namun memang tidak ada yang sempurna, ada banyak hal yang harus menjadi evaluasi pemimpin terpilih nanti. Seperti administrasi yang tidak rapih dan sistem kerja kabinet yang tidak jelas. Kedepannya jika itu bisa diperbaiki akan menjadi kredit khusus untuk pemerintahan mendatang. Akhirnya, selamat memilih pem-impin, selamat berdemokrasi. Selama ma-sa kampanye, tunjukan bahwa kita adalah mahasiswa yang bermartabat dengan

melakukan kampanye yang sehat. ◙

Memilih Pemimpin

Doc. Google

TAKWAA

PHOTO COPY

Page 3: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya 3

Selengkapnya...Hal 8

◙Suara Mayoritas

P emilihan presiden dan wakil

presiden PPMI 2014-2015 semakin dekat. Perhelatan besar Masisir ini kembali digelar tepat ketika Indone-sia tengah mempersiapkan diri untuk merayakan hari ulang tahun kemerdekaan pada tang-gal 17 Agustus nanti. Hampir dipastikan semua orang akan bergairah membahas agenda ta-hunan ini, karena PPMI memiliki andil sangat penting bagi masa depan Masisir. Oleh karena itu, Pemilu Raya sebagai momentum peralihan kepemimpinan, sudah sepatutnya menjadi per-hatian serius oleh banyak pihak, sehingga Masisir mampu mengukir catatan sejarah gemilang di masa depan. Menjadi orang no-mor satu di Masisir yang dinamis bukanlah perkara mudah. Tidak cukup dengan menjual janji-janji, kemam-

puan membangun opini dan program kerja. Namun di samping itu hal yang paling berpengaruh adalah kekuatan dan efektivitas pergerakan untuk menem-bus hati para pemilih. Hal inilah yang saat ini menjadi

tuntutan untuk semua calon kandidat presiden PPMI. Masisir adalah miniatur dari masyarakat Indonesia yang plural dan heterogen, se-hingga dibutuhkan pendeka-tan-pendekatan tertentu untuk meraih suara dalam lingkup yang besar ini. Ketua Wihdah PPMI Mesir, Choiriah Ikrima

menuturkan bahwa bagi almamater besar seperti IKPM, Ishlah dan IKPDN, memunculkan tokoh terbaik untuk memimpin Masisir merupakan hal yang sangat baik. Hal ini menandakan bahwa mereka menyadari potensi yang mereka miliki. “Gak masalah sih kalo ada almamater besar setiap tahun mengusung calon, itu berarti bagus. Mereka menyadari potensi yang mereka miliki.” tutur Ikrima. Ada beberapa organisasi di Masisir yang secara resmi mengusung kandidat tertentu untuk memenangkan kursi presiden PPMI. Hal ini menunjukkan bahwa

organisasi tersebut merupakan lambung suara bagi calon yang diusungnya. Namun, hal ini tidak berlaku bagi beberapa organisasi yang ada di Masisir. Menurut Pangeran Arsyad, Ketua IKPM, al-mamaternya tidak pernah mengusung calon presiden

◙Sorot

P emimpin yang baik su-dah seharusnya memiliki kapabilitas

dalam mengatur segala aspek kehidupan. Baik dibidang intelektual, sosial, finansial, politik, budaya, administrasi, maupun spiritual. Dalam Islam telah dijelaskan pentingnya seorang pemimpin. Di suatu negara diperlukan seorang pemimpin yang mampu berkontribusi penuh untuk rakyatnya. Pemimpin yang dipercaya umatnya untuk menata negara harus bersikap adil dan jujur. Di suatu organisasi masyarakat mereka dibutuhkan untuk memanage kegiatan baik yang bersifat formal ataupun non formal agar dapat berjalan secara maksimal dan optimal. Di berbagai institusi pendidikan sangatlah penting keberadaan seorang pemimpin untuk dapat mengatur dinamika generasi penerus bangsa. Bahkan dalam urusan keluarga sekalipun Islam telah mengatur sedemikian rupa seorang Imam

(pemimpin) keluarga untuk menopang kehidupan berumah tangga yang sesuai dengan syari‟at Islam. Pentingnya eksistensi seorang pemimpin umat terbukti ketika dahulu keti-ka baginda Rasulullah SAW di detik-detik akhir hayatnya, sampai setelah Nabi wafat, penguburan jenazah beliau ditunda 3 hari hingga mendapatkan pemimpin sesudahnya. Umat berhak memilih calon pemimpinnya sesuai dengan kriteria pemimpin masing-masing. Kita harus selektif dalam memilih pioner yang akan menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan baik berat, ringan, dan yang pelik sekalipun. Karena memilih pemimpin yang baik tentu akan berpengaruh kepada kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya jikal kita memilih pemimpin yang kurang baik maka dampak buruk pulalah yang akan dirasakan. Sebagai seorang muslim patutlah kita bercermin kepada sosok pemimpin ideal di muka bumi ini, ialah Baginda Nabi Muhammad SAW. Figur pemimpin yang memiliki sifat mulia Shidiq (jujur), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) ini telah menjadi panutan dan memberikan contoh

kepada kita untuk dapat menjadi sosok pemimpin yang dapat bermanfaat untuk orang banyak dengan tetap berpegang teguh pada norma-norma Islam yang berlandaskan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Dan Ulama telah bersepakat bahwa Khalifatul Muslimin hanya sebatas wakil umat, patuh terhadap kekuasaan muwakkilnya diberbagai aspek. Di sisi lain, pemimpin harus memiliki intelektual yang tinggi agar mampu memahamkan bagi orang awam serta memberikan wawasan yang luas kepada masyarakatnya. Seorang pemimpin juga harus mempunyai jiwa pelopor. Pelopor kebangkitan umat, pelopor kesuksesan masyarakat, pelopor kebaikan diberbagai tempat, dan pelopor lainnya yang dapat mengubah mudharat menjadi manfaat. Terakhir seorang pemimpin harus mampu memanage kegitan untuk mendorong ke arah yang lebih baik. Semoga kita dapat meneladani sifat mulia Rasulullah SAW sebagai pemimpin ideal untuk terciptanya Baldatun

thayyibatun wa Rabbun ghafur. ◙

*Penum Informatika

“K ok tahu-tahu su-dah ada rentetan kegiatan pemilu

saja, tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu atau himbauan bahwa masa jabatan Pak Presiden Amrizal Batubara akan segera berakhir,” keluh Jaka (bukan nama sebenarnya). Begitupun Maya, baginya pemilu kali ini terkesan sangat mendadak “Jadi gimana gitu mas, kurang greget!” cetusnya, saat dimintai tanggapan tentang acara pemi-lu raya kali ini. Menganggapi hal ini, Sekreta-ris Jendral PPMI, Ramadien Akbar me-nyebutkan, memang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jelas terlihat perbedaan dengan PPR sekarang terkait persiapan panitia. “Karena pani-tia baru dibentuk tanggal 2 Agustus kemarin sedangkan PPMI sudah harus melaporkan LPJ pada tanggal 16 Agustus mendatang. Berarti panitia han-ya memiliki waktu kurang lebih 2 minggu untuk mempersiapkan rangkaian acara pemilu raya yang be-gitu banyak dan butuh konsep matang dan kerja lapangan yang cukup men-

◙Gerbang

Selengkapnya... Hal 4 Selengkapnya... Hal 5

Panitia Pemilu Raya

Pemimpin Ideal Oleh: Hielya Abdurrahman*

Menuju Kursi PPMI Satu

Dalam Sorotan

Page 4: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

dan wakil presiden PPMI secara resmi. Namun hal ini kembali kepada masing-masing anggota IKPM itu sendiri. “Secara lembaga atau institusi, IKPM tidak pernah mengusung capres dan cawapres atau mengajukan nama. Memang secara kebetulan presiden PPMI tiga tahun terakhir ini berasal dari almamater IKPM. Pengusungnya pun berbeda-beda. Ada yang dari almamater, kekeluargaan, ormas dan yang lainnya.” Hal senada juga dituturkan Ahmad Muzaini, Ketua Ormas NU Mesir. “NU sendiri tidak pernah mengusung capres dan cawapres. Kalaupun ada itupun secara pribadi masing-masing karena NU secara lembaga tidak pernah terkait dengan dukung-mendukung dalam pemilu PPMI. Apabila ada rumor bahwa tahun ini NU mengajukan nama capres atau cawapres, maka kabar ini tidak benar dan salah besar. Sebab, secara kelem-bagaan itu tidak benar.” Menurut Rony Giat Brahmantyo, salah seorang pengamat politik dan dinamika Masisir menuturkan bahwa tidak ada satupun organisasi yang memiliki peranan paling besar di Masisir. Semua organisasi saling bahu membahu untuk menjalankan roda organisasi secara bersama-sama. Meski begitu, lanjut Rony, kuantitas anggota sangat mempengaruhi besarnya suatu organisasi. “Pada dasarnya di Mesir tidak ada organisasi apapun yang lebih dominan. Tapi pada pergerakannya karena jumlah kuantitas manusianya men-jadikan ia besar, seperti NU, IKPM dan yang lainnya. Dan tidak semua ormas dan almamater mau bergelut di PPMI. Mungkin IKPM mau berdinamika terus menerus di PPMI, jadi mereka menemukan momen-tumnya. Dari tiga tahun belakang ini presi-den PPMI dari almamater IKPM, meskipun dinamika di belakangnya bukan murni IKPM. Ada banyak elemen yang men-dukung” tuturnya. Saat ini Masisir diberi kesempatan untuk memilih salah satu dari tiga pasang kandidat capres dan cawapres. Pasangan pertama adalah Agususanto-Ahmad Hujaj Nurrohim, pasangan kedua adalah Roisuddin-Riki Warman dan untuk pasangan ketiga adalah Zul Ikrom-Beri Prima. Berdasarkan agenda yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilu Raya (PPR), proses politik ini dimulai dari sosialisasi pada tanggal 3 dan 4 Agustus, lalu pendaftaran kandidat pada tanggal 5 dan 6. Kemudian dilanjutkan dengan screening pada tanggal 7 dan 8, lalu kampanye pada tanggal 8 sampai 10. Sementara itu untuk debat kandidat diadakan pada tanggal 11 Agustus dan disusul dengan pemungtan suara pada tanggal 14 nanti. Banyak pihak menilai bahwa Pemilu Raya kali ini tidak seramai

perhelatan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari lambannya sosialisasi yang dilakukan oleh PPR dan singkatnya waktu untuk menjalankan proses pemilihan. Sebagaimana kata Ketua Wihdah, pemilihan kali ini sangat sepi sehingga Masisir dituntut untuk mencari sendiri berita tentang pemilihan. “Sepi ya, kalau gak nyari-nyari sendiri gak akan tahu,” ujar Ikrima kepada Informatika. Hal senada juga diungkapkan Yuda Meilana, mahasiswa Dirasat Islami-yah Universitas al-Azhar. “Kita tidak mengenal betul ketiga calon yang sekarang ini menjadi peserta pemilu. Alangkah baiknya PPR mensosialisasikan profil mereka juga di depan publik. Terus mengenai sosialisasi acara juga tidak be-gitu ramai, sehingga kabar Pemilu Raya ini bagi sebagian orang masih bersifat kabar angin, padahal sudah hampir setengah main.” Sementara itu menurut Ketua IKPM, pemilihan tahun ini berjalan lancar namun ia menemukan kejanggalan yang dilakukan PPR. Menurutnya, PPR terkesan mencari alasan yang mengada-ada untuk tidak meloloskan bakal capres dan cawapres. “Menurut saya pemilihan tahun ini berjalan dengan lancar. Tapi yang menjadi pertanyaan saya, mengapa ketika screenning pelajar Daurah Lughah dipermasalahkan, sehingga calon-calon yang sudah dapat dukungan tidak lulus dalam screening hanya gara-gara pelajar Daurah Lughah. Padahal data mereka lengkap dan sudah terdaftar,” ungkap Pangeran Arsyad dengan sangat menyesal. Selain itu, beberapa kalangan menilai pemilihan kali ini sarat dengan kepentingan partai politik, sehingga dikhawatirkan akan mengancam kestabilan dinamika organisasi Masisir. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya Masisir yang bergabung dengan partai dan berambisi untuk mendapatkan kursi presiden dan wakil presiden PPMI. “Kalau biasanya hanya ada satu partai

saja, tetapi tahun ini banyak mahasiswa yang bergabung di partai politik. Maka di tahun 2014 ini merupakan fenomena baru dan mengagetkan,” tutur Rony. Namun, menurut Rony, jika para para politikus mahasiswa ini mampu membedakan antara kepentingan partai dan kepentingan umum, maka tidak akan terjadi masalah. Sebaliknya, jika mereka menjadikan PPMI sebagai tunggangan untuk meraup keuntungan bagi partai mereka maka hal tersebut akan menjadi masalah besar bagi Masisir. “Yang kurang tepat menurut saya adalah ketika aktor-aktor politik ini ingin meneruskan nafsu berpolitiknya dalam kancah PPMI,” katanya. Dengan memikul status sebagai mahasiswa, hendaknya Masisir harus cerdas memilih pemimpin mereka. Jangan sampai karena kepentingan suatu kelompok tertentu, Masisir mengorbankan intelektualitasnya hanya untuk kepentingan golongan tersebut. Selain itu, Masisir juga harus

memahami bahwa PPMI adalah organisasi

induk yang jauh dari kepentingan partai

ataupun kepentingan parsial lainnya. Oleh

sebab itu, semua kepentingan yang ada

harus tunduk di bawah kepentingan

bersama, karena itulah fungsi dari PPMI.

PPMI dirancang untuk merealisasikan

kepentingan seluruh mahasiswa yang bela-

jar di Mesir tanpa memandang golongan.

Lebih dari itu, organisasi induk ini juga

harus ditempatkan di posisi yang pas untuk

mencerdaskan, mengembangkan, mengel-

ola, sekaligus meningkatkan intelektualitas

Masisir dalam ruang yang lebih luas, di

mata internasional. (Rif‟atud Darojah,

Maulana Abdul Aziz) ◙

4

Menuju Kursi PPMI Satu… Halaman 3

Doc. Google

Doc. Panitia Pemilu Raya

Ketiga pasangan Capres dan Cawapres berfoto bersama

Page 5: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

guras tenaga,” ujarnya. “Yang sedikit mem-buat khawatir, panitia yang hanya memiliki waktu sedikit akan berpengaruh terhadap kinerja mereka dan kesiapan calon presi-den dan wakil presiden dalam kampanye dan debat nanti,” tambahnya. Selain sempitnya waktu yang di-miliki panitia, ada hal janggal lainnya, yaitu panitia saat ini sekarang didominasi oleh anak baru. Fenomena ini cukup menarik perhatian Masisir, karena pemilu raya ada-lah acara yang membutuhkan konsep ma-tang serta kerja nyata di lapangan dan bukan ajang latihan kepanitiaan. Fenomena ini menyalahi AD/ART PPMI tentang pemilu raya yang telah diamandemenkan MPA, terkait pasal yang menjelaskan bahwasann-ya panitia yang ditunjuk setidak-tidaknya sudah 2 tahun berdomisili di Mesir. Namun memang itu semua kem-bali lagi kepada pihak yang berwenang disini, yaitu BPA dan MPA yang mempu-nyai hak menunjuk siapa-siapa untuk men-jadi panitia pemilu raya. “Meskipun saya sendiri bertanya-tanya mengapa PPR sekarang didominasi anak baru. Namun saya tetap positive thingking, mungkin MPA punya alasan tersendiri mengenai masalah ini.karena saya paham keadaan Masisir sekarang yang memang banyak yang pu-lang dan sedang disibukan kepanitian LPJ di kekeluargaannya masing-masing,” tutur Ramadien. Menanggapi hal ini, Ade Suwardi, ketua PPR 2014 angkat bicara. “Saya sa-dar bahwa hal ini menyalahi AD/ART pemi-lu raya. Namun memang yang mempunyai wewenang dalam penunjukan panitia ada-lah MPA, dan pastinya MPA paham betul akan undang-undang dalam penunjukan panitia,” ujarnya. Pada awalnya dia mengaku kesu-litan dan merasa Pemilu Raya tahun ini akan berat dijalani. Pasalnya, ia kesulitan dalam masalah perekrutan panitia karena terdapat syarat-syarat khusus. Sedangkan mayoritas Masisir yang telah memenuhi syarat tersebut mayoritas menolak karena telah disibukan dengan kepanitian LPJ di kekeluargaannya masing-masing atau telah menjadi timses calon presiden dan wakil

presiden PPMI. “Namun demikian saya yakin dengan panitia sekarang, walaupun didominasi oleh camaba, ditambah hanya diberi wak-tu 2 minggu, InsyaAllah akan mampu mensukses-kan PPR 2014,” tegas Ade optimis. Mengenai hal ini, ketua satu MPA Ahmad Ghozali menjelaskan, bah-wa yang mempunyai hak untuk menunjuk panitia me-mang MPA, dan MPA san-gat paham akan undang-undang penunjukan panitia. “Dalam AD/ART memang disebutkan bahwa panitia

yangditunjuk harus sudah berdomisili 2 tahun di mesir,” ucapnya. “Lewat wa-wancara ini, MPA ingin menyampaikan sedikit rasa kecewa terhadap realita yang terjadi dalam organisasi di kalangan masisir yang terlalu sering menyoroti kinerja PPMI tapi tidak memberikan sumbangsih apapun terhadap PPMI,” ujarnya kecewa. “Kita selalu mengkiritik kinerja PPMI namun kita tidak bertanya balik kepada diri sendiri, apa yang telah kita berikan untuk PPMI, saya kecewa dengan realita ini, “ tuturnya. Ketua satu MPA ini juga menjelas-kan, bahwasannya MPA sudah berusaha berkomunikasi dengan setiap kekeluargaan untuk mengirimkan nama-nama anggota mereka untuk kemudian ditunjuk menjadi panitia pemilu raya. Ketika nama-nama yang diberikan kebanyakan dari calon ma-hasiswa baru. MPA merasa dilema untuk mengembalikan nama-nama itu dan meminta baru yang memenuhi syarat dan ketentuan menjadi panitia. karena MPA faham betul kalau kekeluargaan juga kesu-litan dalam mencari anggotanya untuk di-jadikan panitia. Bahkan untuk PPR sekarang ada beberapa kekeluargaan yang tidak mengirimkan nama sama sekali, sebab sudah semakin sulit mencari masisir yang mempunyai ghiroh untuk membantu PPMI. Untuk menindak lanjuti fenomena ini, MPA berpesan kepada BPA kedepan untuk merubah undang-undang tentang penunjukan panitia. “Panitia tidak harus ditunjuk dari mahasiswa yang sudah ber-domisili di mesir 2 tahun, menimbang mayoritas mahasiswa yang sudah 2 tahun di Mesir atau lebih sudah berkurang ghiroh -nya untuk terjun di dunia organisasi dan mayoritas mahasiswa baru mempunyai ghiroh yang tinggi untuk berorganisasi. Ujar Ahmad Ghozali yang akrab dipanggil Gobe ini mengakhiri pembicaraan. Tak berhenti sampai disitu, Pemilu Raya tahun ini terasa sangat berbeda dan penuh dengan fenomena yang tidak bi-asanya terjadi, seperti terlambat mendaftar, berkas ditolak dan tidak ada satu pasan-ganpun pada awalnya yang lulus screening. Sebelumnya PPR sudah mengu-

mumkan pada seluruh Masisir bahwa pen-daftaran kandidat presiden dan wakil presi-den dimulai pada 5 agustus sampai 6 agustus lalu dan batas akhir pendaftaran hingga pukul 7 malam. Pasangan Agus-Hujaj dan Zulikrom-Beri sudah selesai mendaftar dan menyerahkan berkas serta syarat-syarat khusus pencalonan sebelum batas akhir, yaitu 6 agustus pukul 7 malam. Namun pasangan Roisuddin-Riki baru da-tang ke tempat pendaftaran pukul 7. Ke-bijakan akhir panitia memutuskan pendafta-ran masih dibuka untuk pasangan tersebut. Kemudian sampailah pada sebuah kesepakatan antara PPR, Panwaslura dan ketiga pasangan, bahwa proses screening berkas akan dilakukan pukul 21.30 malam, saat itu hanya pasangan Roisuddin-Riki yang belum menyerahkan berkas. Baru pada pukul 22.00 pasangan Rois-Riki me-nyerahkan berkas dan syarat-syarat khusus pencalonan, berkas diterima PPR. Namun dengan sopan, Ade, ketua panitia men-jelaskan, bahwa berkas-berkas ini sudah tidak bisa menjalani proses screening kare-na sudah melewati batas kesepakatan. Setelah proses screening dil-akukan, hasil menyatakan bahwa pasangan Agus-Hujaj dan Zulikrom-Beri tidak lulus screening karena tidak memenuhi syarat khusus yang termaktub dalam undang-undang pasal 15 ayat 4 tentang syarat khu-sus pencalonan. “Dikarenakan ketiga pasangan ditolak maka Panita Pemilu Raya mengambil kebijakan untuk mem-perpanjang waktu pendaftaran hingga tang-gal 8 agustus dengan kesepakatan bersa-ma Panwaslura serta ketiga pasangan bah-wa semua batas akhir pengumpulan berkas dan syarat-syarat khusus adalah pukul 19.00.” ujar Ade Suwardi. Diperpanjangnya masa pendafta-ran membuat masa kampanye yang tadinya dijadwalkan berlangsung selama 3 hari diperpendek hingga 2 hari, sedangkan rangkaian acara lainnya seperti debat kan-didat di Kairo, daerah-daerah, serta hari pemilihan serta penghitungan suara tetap sebagaimana telah dijadwalkana sebe-lumnya. Namun mengingat akan ada demo besar-besaran pada tanggal 14 Agustus memperingati tragedy Rab‟ah tahun lalu, maka hari pencoblosan diundur hingga tanggal 16 Agustus. Beberapa inovasi pada Pemilu Raya kali ini antara lain, menjadikan debat kandidat lebih menantang dan berbobot, dengan menghadirkan Dr. Fahmi Lukman, M.Hum, Atase Pendidikan KBRI Kairo dan Murtadlo Bisyri, Lc., mantan presiden PPMI, sebagai debator dalam debat kandi-dat. Hal ini diharapkan akan membuat de-bat kali ini lebih kritis dan realistis se-bagaimana tema PPR sekarang adalah menuju PPMI yang realistis, kritis dan har-monis. Ade menambahkan bahwa panita akan berusaha agar kali ini ada TPS di Al-exandria. “Semoga dari Pemilu Raya ini terlahir presiden yang ideal,” harap Ade di

akhir pembicaraan. (Nawa Syarif) ◙

Pemilu Raya ... Sambungan hal. 3

5

Logo Panitia Pemilu Raya

Page 6: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

◙Lapsus

Kabinet Amanah Kebersamaan, Amanahkah?

K antor PPMI, Wisma Nusantara, lebih semrawut dari biasanya.

Ditemani secangkir kopi, Presiden PPMI, Amrizal Batubara dan bendaharanya, Ah-mad Baihaqi sibuk memeriksa salinan LPJ yang terserak di lantai. Sesekali keduanya mengernyitkan alis atau menguap. Sejumlah anak buahnya juga mondar-mandir ke Kantor PPMI dari lantai empat dengan beberapa dokumen di tangan. “Kabinet Amanah Kebersamaan” tak lama lagi lengser. Kira-kira bagaimana penilaian Masisir terkait kinerja mereka selama se-tahun? Dan apakah LPJ mereka diterima atau ditolak? “Secara umum Kinerja PPMI su-dah sangat bagus!” tegas Muhammad Hi-dayatulloh. Menurut pengamat politik Masisir ini kinerja DPP-PPMI tahun ini amat memuaskan, terutama menyangkut hubungan organisasi induk Masisir dengan al-Azhar. Mahasiswa lajang asal Pasuruan tersebut menilai DPP-PPMI sekarang telah sukses men-dekatkan Masisir dengan masyayikh al-Azhar. “Ini merupakan tujuan uta-ma dibentuknya PPMI, yang ter-wujud hampir sempurna baru peri-ode sekarang,” tegasnya. Selain itu, menurut Hi-dayatulloh lagi, prestasi PPMI ini bisa dilihat dari keberhasilan mereka mendatangkan Camaba. Se-bagaimana diketahui tahun ini sem-pat terancam tak ada Camaba asal Indonesia akibat ditiadakannya ujian Depag. “Dan Presiden Amrizal memper-taruhkan segalanya dengan mendobrak jalur birokrasi normal demi memper-juangkan Camaba al-Azhar asal Indone-sia,” ujar mahasiswa S2 Jurusan Balagah al-Azhar itu. Hasilnya pun sangat sukses. Ia menambahkan pencekalan tersebut ada-lah blunder Depag yang melakukan pem-batalan secara sepihak, tanpa konsultasi terlebih dahulu pada pihak Mesir dan al-Azhar. Hal senada diamini Syamsul Fajri. Mahasiswa pascasarjana al-Azhar itu pun menekankan PPMI perlu membangun relasi yang baik dengan al-Azhar. “Buat apa acara atau seminar yang “wah”, se-mentara kita makin jauh dari al-Azhar,” tutur pria berusia 27 tahun ini di sela per-tandingan futsalnya, Rabu, 6 Agustus 2014. Mengomentari keberhasilan program PPMI dan Amrizal mendekatkan Masisir dengan masyayikh al-Azhar, ia hanya beru-jar, “Pemimpin itu ketika kita merasakan keberadaannya, bukan yang sibuk dengan dirinya sendiri, alias wujuduhu ka `adamihi, ada, tapi seperti tak ada.”

“Mau jadi Presiden PPMI lagi juga nggak papa!” ungkap Nur Murhayati , mahasiswi baru yang diberangkatkan PPMI Desember lalu. “Sulit mencari penggantinya yang mu-dah akrab dengan siapa saja,” kata Riadi, mahasiwa pascasarjana Universitas Zaga-zig. Wakil Ketua Orsat ICMI Kairo, Abdullah Muttaqin Ramadhan, Lc., turut mengapresiasi terhadap prestasi PPMI tahun ini dalam mendekatkan mahasiswa dengan al-Azhar dan mendatangkan Camaba. Di samping sisi positif itu, menurut mahasiswa pascasarjana asal Purworejo itu, sebagaimana koin dengan dua sisi, PPMI pun tentu memiliki sejumlah kekurangan. Salah sisi negatif PPMI sekarang adalah banyaknya kegiatan yang terkesan insidental dan kurang terkonsep dari awal. “Contoh dalam RAPBO kemarin.

Beberapa kegiatan sudah disusun terper-inci dan rapi. Tapi yang kita lihat, banyak kegiatan lain yang diadakan tiba-tiba.” Ia pun mengemukakan sejumlah kegiatan “dadakan” PPMI tersebut. “Contoh ketika ada tokoh Indonesia datang ke Me-sir, PPMI langsung adakan acara. Padahal agenda itu tak masuk dalam RAPBO.” Mut-taqin menambahkan, banyaknya reshuffle kabinet PPMI tahun ini turut berpengaruh kurang baik, terutama terhadap pengel-olaan keuangan organisasi. “Termasuk juga masalah keilmuan Masisir. Masih per-lu ditambah!” imbuhnya. Menurut survei internal yang kami lakukan beberapa waktu lalu, mayoritas Masisir memuji kepemimpinan Amrizal Ba-tubara, S.S. Hal ini terbukti dari 55,2 % responden memberi rapor baik terhadap kinerja PPMI. Dan 27.6 % sangat baik, 6,8 % kurang baik dan 10.4 % menjawab tak tahu. Lantas bagaimana persiapan DPP-PPMI sendiri jelang LPJ yang tinggal menghitung jam? Dikonfirmasi di kedia-mannya di Kantor PPMI, Kamis, 7 Agustus

2014, Ahmad Baihaqi, Bendahara Umum PPMI menjelaskan persiapan LPJ mereka sudah matang jauh-jauh hari. Menurut ma-hasiswa Fakultas Ushuluddin tingkat dua itu, Bendahara PPMI dan Sekjen PPMI telah bekerja sama menyiapkan semua data-data sejak sebelum 4 Agustus lalu. “Paling tidak, data sudah terkumpul semua. Jadi seminggu atau 6 hari sebelum LPJ, kita sudah bisa verifikasi,” paparnya. Ditanya mengenai berapa saldo akhir PPMI, Bendahara Umum PPMI itu awalnya hanya mengisyaratkan bahwa PPMI tahun ini akan meninggalkan saldo sejumlah tahun lalu. “Setidaknya uang pen-inggalan PPMI tahun ini senilai dengan yang ditinggalkan PPMI sebelumnya,” ungkap warga KMNTB tersebut. Namun akhirnya ia mau mengungkap berapa saldo tahun lalu itu. “Kita ditinggalin saldo PPMI

tahun lalu, periodenya Pak Jamil, dari Mas Huda, bendaharanya, sebanyak 203 Dolar dan 1.600 Pond. Paling tidak kita juga akan meninggalkan saldo seperti itu, atau bahkan lebih,” tegasnya. Dari mana dana tersebut? “Ya, mungkin lewat proposal yang kita tembuskan ke Dubes, atau bantuan dari Dubes,” ujar Baihaqi. Menurutnya lagi, kendala yang ia alami selama menjabat sebagai Bendahara PPMI adalah proposal hanya dibuat untuk acara-acara termin II. “Dan itu semua tak tembus!” keluhnya. Kenapa mereka hanya mengajukan proposal di

akhir tahun? Ia beralasan PPMI sengaja tak ingin meminta-minta dari KBRI. Namun, di akhir kepengurusan niatan itu berubah. Mereka pun akhirnya sepakat meminta bantuan dana ke Atdik. “Pun terlambat hingga dana sempat seret,” terang Baihaqi. Berlanjut ke persiapan panitia LPJ PPMI dan Sidang Umum. MPA PPMI resmi memberi mandat Ketua PSU (Panitia Sidang Umum) kepada Muhammad Zidni Ilmi. Sebelumnya, agenda yang rencanan-ya digelar pada tanggal 10 Agustus lalu ini sempat dibatalkan. Hal itu akibat keterlam-batan pihak MPA membentuk Panitia Pemi-lu Raya (PPR), selain juga karena Capres-Cawapres PPMI belum ada. Terpaksa mereka mengambil kebijaksanaan menun-da LPJ PPMI sampai tanggal 16 Agustus, atau dua hari setelah pemungutan suara Presiden dan Wakil Presiden PPMI. “Kini PSU sudah dibentuk, tinggal rapat per-siapan lebih lanjut,” tutur Ketua PSU yang

akrab dipanggil Ilmi itu. (Laela Nurhi-

dayah, Muhammad Fahmi, ) ◙

Doc. PPMI Mesir

Page 7: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

Bagaimana perasaan Anda berdua setelah resmi mendaftar menjadi calon PPMI I dan PPMI II? Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan Informatika yang bersedia mewawancarai kami. Untuk menyebarluaskan berita terhangat, terkini dan teraktual yang sangat dibutuhan Masisir. Alhamdulillah kami telah mendaftar kembali pukul 6.30 dengan melengkapi 5 paspor yang kurang sebelumnya. Diperkirakan malam ini pukul 7.15 ini kita akan mengikuti screening, dan mudah-mudahan kami bisa melewatinya dengan lancar. Setelah ini kami akan mencoba berdinamika dalam keorganisasian. Apa motivasi terbesar Anda berdua sehingga tertarik mencalonkan diri menjadi PPMI I dan II? Motivasi kami berangkat dari keinginan untuk menyambung estafet nilai-nilai yang telah dibangun oleh Pak Amrizal dari kepengurusan dan kepemimpinannya. Banyak sekali nilai-nilai dan ruh-ruh baru yang ia usung dengan al-Azhar, dari sinilah kami berdua merasa terpanggil, karena kebetulan kami juga pelaku dalam hal ini, alangkah baiknya kita mengestafetkan ini untuk saling sambung-menyambung dalam hal-hal kebaikan. Indonesia sebenarnya memiliki benteng yang sangat kuat dalam menahan hancurnya akhlak, benteng itu adalah

lembaga pendidikan yang di sini diwakili oleh Almamater. Kami melihat komunikasi antar Almamater saat ini belum optimal. Maka kami terdorong untuk memaksimalkan silaturrahim antar Almamater dalam berbagai bidang, agar nanti ketika sudah pulang ke Indonesia kita saling mengenal dan memperkokoh benteng akhlak itu. Di samping motivasi dari diri masing-masing, apa ada orang lain yang kalian anggap telah memotivasi untuk maju sebagai calon Presiden PPMI? Tentunya langsung dari guru-guru. Kami termotivasi oleh senyumnya Syeikh „Ala atau Syeikh Jailani yang sumringah ketika dikunjungi oleh banyaknya mahasiswa Indonesia. Kami lebih banyak termotivasi dari rohaniah. Kami kadang-kadang juga ikut talaqqi di Al-Azhar, sehingga ketika kami di PPMI nanti, semoga bisa lebih banyak mengajak kawan-kawan untuk ikut talaqqi ke Al-Azhar. Dengar-dengar Anda berdua sempat sama-sama ngotot untuk menjadi PPMI I, sekarang malah menjadi pasangan, kita-kira apa yang merubah hal itu? Kabar itu menguap karena waktu itu kami belum ada komunikasi. Setelah duduk bareng, ngobrol, ternyata impian kita sama, visi misi sama, meski dari latar belakang yang berbeda. Bahkan kami saling melengkapi, satu dari pondok modern satu dari pondok salaf, satu lahir di jalanan, satu lagi lahir dengan manajemen waktu yang luar biasa, jadi kami jatuh cinta di komunikasi pertama. Dan menurut kami, PPMI I dan II itu hanyalah simbol, toh kami akan berjalan seimbang, tinggal bagaimana mengaturnya. Menurut kami, ini adalah skenario Allah SWT, sehingga kami dipasangkan menjadi PPMI I dan II. Apa visi dan misi anda berdua secara umum? Untuk visi, kita menginginkan Masisir yang berkarakter Azhariy, komunikatif dan harmoni, karena al-Azhar adalah kiblat keilmuan kita. Untuk misi, sebenarnya adalah penjabaran dari visi tersebut, kita ingin memfungsikan PPMI untuk benar-benar menjadi media

pembentukan karakter Masisir dan menghubungkan Masisir dengan al-Azhar. Kami hanyalah perpanjangan tangan dari al-Azhar, semua berpusat di sana. Jadi semua dinamika yang ada di Masisir, akan kita arahkan kembali lagi ke manhaj Azhariy yang moderat. Yang kedua, untuk memaksimalkan peran PPMI sebagai mitra yang baik bagi intra PPMI. Intra di sini seperti MPA, Kekeluargaan, Almamater, dan lain-lain. Juga terhadap al-Azhar secara struktural, KBRI, serta PPI dunia lainnya. Jadi intinya kita ingin memaksimalkan peran PPMI dari intra, mitra dan ekstra mitra PPMI. Yang ketiga, kami ingin fungsi PPMI sebagai pelayan masyarakat itu benar-benar dirasakan oleh seluruh elemen, bukan sebagai pejabat. Banyaknya jumlah Masisir, tentunya juga akan menghadirkan permasalahan-permasalahan yang kompleks, sudahkah Anda berdua membaca peta permasalahan tersebut? Dan bagaimana mengatasinya? Hadirnya kami di sini bukan tanpa persiapan. Ini hasil perjalanan panjang, dari shalat istikharah dan pembacaan apakah kami sanggup menanggung itu semua. Dari pembacaan dan pemetaan yang ada, jangankan semasisir, dalam satu rumah pun ada masalah-masalah itu. Disinilah adanya visi kami: komunikatif. Perbedaan itu wajar, namun yang penting bagaimana kita mengahadapi perbedaan itu agar tujuan akhir harmoni itu tercapai. Kita juga akan mendekatkan diri kepada kawan-kawan sekaligus meminta masukan, kritikan dan saran dari mereka, jadi kami bukan PPMI yang eksklusif. Sekali lagi kami bukan pejabat, kami hanya ingin belajar melayani masyarakat. Menurut Anda berdua, kira-kira apa saja kekurangan-kekurangan yang ada di Masisir secara umum? Manusia itu tidak ada yang sempurna. Sebenarnya bukan kekurangan hanya saja belum sempurna. Kita disini menuntut ilmu di al-Azhar Mesir, tapi terkadang kita lupa akan kebutuhan yang kita butuhkan ketika di Indonesia, contohnya komputerisasi, tulis-menulis dan

P olitik praktis Masisir sudah dimulai, Amrizal Batu Bara tiba di penghujung masa jab-

atannya. Tim sukses dari masing-masing kandidat Capres dan Cawapres PPMI tampak

gencar berkampanye mempromosikan para jagoan mereka. Pesta demokrasi Masisir pun memanas.

Setiap kandidat menyiapkan visi misi dan program-program terbaik agar bisa memikat hati para

Masisir. Berikut kami hadirkan wawancara singkat pasangan kandidat nomor satu, An-Nur (Agus Su-

santo-Hujaj Nurrohim). Yang diwacanakan sebagai pasangan ideal, karena Agus merupakan organi-

satoris sejati dan Hujaj sebagai pegiat Bisnis dan Talaqqi.

◙Wawancara

Agususanto dan Ahmad Hujaj Nurrohim: Sosok Pasangan Ideal

6

Doc. Timses Birrul Doc. Timses An-Nur

Page 8: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

belajar bermasyarakat. Masisir juga mempunyai kecenderungan masing-masing, seharusnya bisa menyeimbangkan antara organisasi dan belajar. Setelah melihat ketidaksempurnaan Masisir, dimulai dari kami berdua akan instropeksi diri, membenahi intra PPMI, baru kemudian bisa memberi contoh kepada Masisir. Seperti yang telah diketahui, tahun ini Masisir mempunyai relasi yang baik dengan al-Azhar, lalu bagaimana dengan relasi Masisir dengan Indonesia sendiri? Relasi kita dengan Indonesia cukup baik, namun tidak semua orang tahu karena belum merasakannya. Tahun lalu kita mempelopori adanya Semesta Menulis, dari sini kita juga mencoba membangun relasi dengan Republika, penerbit Alif dan RRI. Inilah wujud relasi kita dengan Indonesia, yaitu relasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Maka fungsi PPMI disini sangat penting agar Indonesia bisa merasakan relasi tersebut. Sebenarnya dari seluruh PPI di dunia, PPI Mesirlah yang dipandang baik oleh Indonesia. Sebenarnya saya (Hujaj) termasuk orang yang ketinggalan dalam tulis-menulis, tapi saya percaya diri untuk mengirimkannya ke penerbit dan alham-dulillah, layak untuk diterbitkan di Indonesia. Dari sini masih banyak masisir yang kurang percaya diri bahwa dirinya mampu, maka saya akan berusaha

mengajak masisir lebih percaya diri agar Indonesia bisa lebih merasakan realisasi kita. Sejauh manakan keyakinan anda berdua untuk menang? Seluruh masisir memiliki latar belakang yang berbeda, ada yang dari pondok salaf dan modern. Sama seperti kami, karena lembaga pendidikan di Indonesia hanya dua itu saja. Kami optimis kawan-kawan akan memilih kami, tapi kami tetap tawakal kepada Allah apapun hasilnya, itu yang terbaik. (Hujaj) Ketika sudah mengeluarkan seluruh tenaga, fikiran bahkan harta, kita pantas untuk optimis karena telah berusaha

optimal, tapi jika usaha kita setengah-setengah, pantaskah kita optimis? (Agus) Apabila telah berusaha optimal tapi takdir berkata lain, dapat-kan Anda berdua menerima dengan lapang dada? Menjadi presiden PPMI merupakan sebuah amanat yang besar. Kalau kami terpilih, alhamdulillah. Kalau tidak, tetap bersyukur, karena ketika mendapatkan kenikmatan kita wajib mensyukurinya, tapi jika mendapatkan musibah kita juga wajib mensyukurinya dengan bersabar. Kami tidak tahu itu merupakan sebuah kenikmatan atau cobaan, hanya Allah yang tahu. Lalu siapapun yang akan terpilih nanti, kami akan tetap mendukung dan bekerjasama. Saudara Hujaj, bilamana terpilih menjadi PPMI I dan II nanti, apakah bisnis Tempe Alif tetap

berjalan? Sampai detik ini Tempe Alif tetap

berjalan. Ketika Allah memberi amanah

PPMI ini kepada kami, Tempe Alif pun akan

tetap berjalan dan melayani Masisir, karena

alhamdulillah, saya sudah mempunyai

karyawan. Saya ingin mengutip kata Robert

T. Kiyosaki, bahwa pengusaha sukses itu

adalah ketika bisnisnya tetap berjalan, dan

orangnya bisa jalan-jalan. Jadi ketika kita

dapat amanah, Tempe Alif tetap berjalan,

dan kita tetap bekerja melayani.

(Muhammad Fahmi, Rif‟atud Darojah) ◙

Apa motivasi terbesar yang membuat Saudara memberanikan diri untuk ikut berperan aktif sebagai capres (calon presiden) PPMI 2014-2015? Awalnya tidak ada niat untuk menjadi capres PPMI. Tapi karena ada dukungan lebih dari lima puluh orang itu, akhirnya jadi termotivasi. Pada da-sarnya kita ingin menjadi khairun-nâs anfa`uhum lin-nâs, ingin menjadi manusia

yang bermanfaat bagi banyak orang, khu-susnya Masisir. Jika terpilih sebagai presiden PPMI, perubahan apa yang Saudara ingin lakukan untuk Masisir satu tahun ke depan? Tentunya kita menginginkan Masisir yang sesuai dengan visi dan misi kita, yaitu Masisir yang progresif, akademis, dan dinamis. Secara umum, kita menginginkan Masisir yang mengedepankan keilmuannya, bukan mengedapankan hal yang bersifat materi atau barang. Karena kita sadar keadaan Mesir saat ini tidak seperti dulu lagi, artinya tidak

D engan ber-motto-kan “Khoirunnas anfauhum linnas” membawanya ikut maju dalam

perebutan takhta PPMI Satu. Mahasiswa pascasarjana hadis di Universitas al-Azhar ini

bertekad, jika memenangkan pemilihan ini ingin membawa PPMI Mesir maju kedalam

pentas dunia. Pengalamannya dalam berbagai organisasi, membuatnya yakin mampu membawa

PPMI ke tujuan tersebut. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon presiden

(Capres) nomor dua, Muhammad Roisuddin.

◙Wawancara

Muhammad Roisuddin:

7

Untuk PPMI Mesir yang Mendunia

Doc. Timses An-Nur

Doc. Timses Roisuddin-Riki Warman

Roisuddin dalam acara debat kandidat

Page 9: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

banyak lembaga atau dermawan-dermawan yang mampu mendorong pro-gram-program PPMI dari segi dana, maka kita akan mengadakan kerjasama dengan NGO-NGO (Non-Government Organization) yang skalanya bersifat nasional dan inter-nasional. Link-nya sudah ada. Misalnya Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa, dan lembaga lain yang link-nya ada di PPI Dunia. Kita juga akan melakukan Student Exchange dengan mahasiswa di luar negeri lainnya, sehingga kita bisa berbagi. Misalnya, kita punya banyak mahasiswa yang menguasai syari`ah, kita kenalkan syari`ah itu ke mahasiswa lain di luar negeri. Pun, kita belajar hal baru dari maha-siswa lain yang ada di luar negeri, misalnya belajar IT, politik, dan lain sebagainya. Hal apakah yang saat ini dibu-tuhkan Masisir sehingga Saudara mera-sa perlu untuk turun tangan memenuhi kebutuhan itu? Maju bukan lantas yang lain tidak punya kelebihan. Tentu setiap kita punya kekurangan dan kelebihan. Karena kita hidup berdasarkan penilaian orang lain, artinya kami maju karena ada dukungan yang menilai bahwa kami layak untuk maju menjadi capres PPMI. Sebagaimana yang dikatakan tadi, awalnya tidak ada niat untuk memajukan diri. Setelah kami termotivasi pun, kami biasa-biasa saja awalnya untuk mengiyakan dan tidak mengiyakan. Tapi karena dukungan itu, akhirnya kita maju. Melihat progres kinerja PPMI satu tahun ke belakang, hal apakah yang perlu dibenahi dan apa kekurangan yang sudah Saudara terjemahkan ke dalam program kerja? Ya, PPMI kemarin sebenarnya sudah cukup bagus. Misalnya tentang bagaimana mereka dekat dengan para ula-ma Azhar, kemudian perhatiannya kepada

maba (mahasiswa baru). Meskipun Ke-menag sudah menutup jalan, tapi PPMI tetap berusaha untuk mendatangkan maba. Walaupun dengan berbagai kendala. Tapi PPMI sekarang berhadapan dengan kondisi Mesir yang tidak stabil, se-hingga mereka tidak bisa berbuat banyak. Situasi kudeta, situasi keamanan, maka otomatis itu yang membuat PPMI sekarang hanya bisa berbuat di internal Masisir saja. Maka yang perlu kita perhatikan nanti ada-lah bagaimana Masisir ini bisa go international. Kalau kita lihat di PPI lainnya selain Mesir, itu mereka sudah banyak mempunyai produk yang bisa dijual ke luar. Mereka tidak lagi berkutat di antara mereka saja, tapi bisa menyumbang untuk Indone-sia. Bagaimana mereka bisa menyumbang untuk warga miskin di Indonesia. Kita ingin ke sana. Kalau bukan dana, ya apa saja yang bisa kita berikan. Di samping kita ter-us melanjutkan hal-hal baik yang sudah berjalan sekarang. Ketika PPI Negara lain telah ber-bicara hal-hal yang besar tentang kontri-busi untuk bangsa, apa yang akan dil-akukan PPMI nanti untuk ikut aktif dalam kontribusi terhadap negeri? Jadi, kalau simposium-simposium itu sebenarnya harus kita lihat dari segi kebutuhan, karena setiap tahunnya sudah ada simposium. Biasanya di sana dibahas permasalahan selama setahun yang se-dang hangat. Bisa jadi jika kita ingin men-gadakan simposium, kita bisa bekerja sama dengan PPI Timur Tengah tentang kondisi Timur Tengah. Itu bisa menjadi hal yang menarik juga. Makanya fokus kita untuk go international itu, kita mulai dari bagiamana Exchange Student, kita akan membuat pakar, kita akan mengadakan Masisir Am-bassador, kita seleksi dari sekian orang-orang yang expert di situ, dan kita tentukan

yang bisa kita kirim ke luar. Dan kita juga akan membuat Masisir memiliki skill selain dalam keagamaan dari PPI-PPI lainnya. Masisir merupakan miniatur masyarakat Indonesia yang plural dan heterogen. Ada banyak golongan, ke-lompok, ormas, sehingga dibutuhkan strategi khusus untuk menjaga kehar-monisan itu. Adakah program yang Saudara siapkan untuk itu? Saya lihat itu menjadi hal yang sudah lama digadang-gadangkan sejak kepemimpinan yang lama. Ingin meng-gabungkan kegiatan, tapi itu memang bukan hal yang mudah, karena hal yang fitrah, perbedaan-perbedaan itu pasti ada. Cuma untuk menggabungkan se-tiap kegiatan itu, Kita butuh kesamaan pemikiran, kita butuh kesamaan kepent-ingan. Ketika kita mengadakan kegiatan, keuntungan untuk kelompok ini apa, ke-lompok ini apa. Sehingga makanya ketika melakukan kegiatan, jarang-jarang atau tidak seluruhnya ada dalam sebuah kegiatan. Atau mungkin dalam kelompok tertentu ada skala prioritas. Ketika yang satu menganggap kegiatan ini penting, ada kelompok yang mengganggapnya bukan primer. Yang penting bagaimana menga-dakan persaingan yang sehat. Misalnya, bagaimana organisasi-organisasi di Masisir ini bersaing dalam mengadakan kegiatan untuk menunjang studi. Itu hal yang bagus. Misalnya, setiap kekeluargaan mempriori-taskan kegiatan yang bersifat menunjang studi atau keilmuan. Sehingga muncullah suasana intelektual di Masisir. Karena yang menjadi prioritas bersama itu adalah intel-ektual Masisir. Dan hal lain yang paling penting juga adalah bagaimana kita menghargai perbedaan-perbedaan itu tadi.

(Maulana Abdul Aziz) ◙

8

P engalaman dan prestasinya sebagai ketua senat Syariah Islamiyah, mengantarkannya maju dan berpasangan dengan Roisuddin sebagai calon wakil presiden (Cawapres) PPMI

tahun ini. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon wakil Presiden (Capres) nomor dua, Riki Warman.

DutaSenat untuk Masisir ◙Wawancara

Riki Warman:

Apa alasan Anda menerima Roissudin sebagai partner? Kenapa saya memilih Roissudin? Tentu karena beliau lebih senior dari saya dan orangnya supel. Beliaulah satu-satunya Capres yang telah merampungkan jenjang strata satunya dan kini tengah menempuh strata dua. Yang pasti pengalaman beliau lebih banyak dari saya, beliau telah beberapa kali menjabat di keorganisasian PPMI. Makanya, apa yang kurang dalam diri saya bisa beliau tambal. Apa program unggulan yang Anda usung untuk maju sebagai

Cawapres PPMI? Untuk program unggulan, kami memiliki enam program yang tak jauh dari visi-misi kami, salah satunya „Masisir Ambassador‟. Karena kami melihat PPMI belum memiliki program yang bersifat keluar, terutama masalah akademis. Dan kami akan mewujudkannya dengan cara memilih Masisir terbaik yang mempunyai keahlian dan skill baik. Nah, follow up dari program ini, program unggulan kedua kami „Expert Student Exchange‟, pertukaran duta bangsa. Masisir punya keahlian dan bakat di bidang agama, nah PPI Dunia di sini

yang mengurusi bidang seni, teknologi dan sebagainya pasti membutuhkan peran seorang atau sekelompok yang ahli di bidang agama. Dari situ kita akan menukar duta kita dari Mesir ke negara lain, begitu pula sebaliknya, guna memanfaatkan keahlian dan skill mereka. Bila program ini tak terwujud, minimal kita dapat membawa Masisir terbaik itu mengikuti acara PPI Dunia. Visi Anda ‘Mewujudkan PPMI yang Progresif, Akademis dan Dinamis’, seperti apa teknisnya nanti? Jadi maksud progresif di sini

Page 10: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya 9

terprogram dengan jelas. Seperti kita lihat banyak acara-acara di Masisir yang tak terprogram dan diadakan secara tiba-tiba. Nah, akan kita buat acara yang benar-benar matang dan pastinya mengarah pada kemajuan (progresif). Untuk akademis, kita punya program „Expert Student Exchange‟ yang saya sebut di awal. Serta „Gerakan Cinta Alim Ulama‟, yaitu melalui acara sehari atau seminggu bersama ulama. Dan ulama yang dihadirkan tentunya para ulama masyhur hingga mampu menggerakkan Masisir untuk lebih maju (akademisnya). Mengapa? Menurut kejadian-kejadian sebelumnya sejumlah mahasiswa sempat kurang setuju dengan beberapa masyayikh. Dari kejadian tersebut kita berinisiatif mengadakan lomba semacam menulis surat cinta atau kritik terhadap syaikh A atau syaikh B. Selain kami juga akan mengutamakan keazharian. Selanjutnya dinamis. Kami akan menjalin kerja sama dengan para NGO (Non-government Organization), baik nasional maupun internasional. Misalnya kita punya link dengan Dompet Dhuafa yang sedikit-banyak telah memberikan konstribusi bagi Masisir. Tujuan kami bekerja sama dengan mereka supaya dapat memberi sedikit kesejahteraan kepada sebagian Masisir yang membutuhkan, selain juga akan kami carikan link lain. Kami juga akan mem-berikan konstribusi bagi para mahasiswa S2 sebagai sebuah bukti bahwa mereka telah bekerja sama. Apa yang Anda harap dari Masisir hingga Anda tertarik mewujudkan visi dinamis itu? Simple saja! Dengan program ini kami berharap dapat menyatukan berbagai lembaga di Masisir ini. Dan kita ingin mengaitkan semua golongan di Masisir supaya tak terpecah belah. Karena peran kita di sini untuk menghargai perbedaan-perbedaan di kalangan Masisir. Siapa yang mendukung Anda maju dalam pencalonan Cawapres ini?

Yang mendukung apanya ini? Ya, untuk siapa persisnya kurang tahu. Namun beberapa teman dekat, almamater dan kekeluargaan, serta yang terpenting tanda tangan 70 orang yang setuju saya maju sebagai Capres, eh… Cawapres (tersenyum). Awalnya, yang mendorong maju hanya segelintir teman saya karena melihat saya berpotensi. Dari sini saya pun mencari motivasi kenapa saya memajukan diri sebagai Cawapres. Akhirnya saya mulai berpikir, apa salahnya setelah mengabdi di senat saya kembali mengabdi bagi Masisir. Apa modal Anda untuk memenangkan kursi panas ini?

Soal itu kami serahkan semua ke Timses kami yang berkampanye melalui media sosial. Kami juga punya tim kreatif dan tim darat yang siap menyebarkan pamflet. Jika Anda terpilih, hal apa dari diri Anda yang bisa berpengaruh dan mampu memberi perubahan bagi Masisir? Ketua senat. Sangat banyak pengalaman yang saya raih dari sana, terutama dalam manajerial dan kepemimpinan. Karena di Senat Syariah Islamiah tersebut saya belajar bagaimana leadership itu. Dan pastinya ini sangat membantu saya ke depannya.

Seandainya yang terpilih nanti bukan pasangan no. urut 2, apakah Anda akan tetap membantu PPMI? Jelas! kami akan tetap membantu. Dalam pertarungan seperti ini, pasti ada kalah dan menang. Itu merupakan hukum alam. Dan jika kami nanti kalah dalam pertarungan ini, bukan berarti kami akan membuka pintu permusuhan. Sebaliknya, kami akan menyarankan apa yang sudah kami rancang kepada yang menang. Jika kita tengok masalah Maba, terutama terkait administrasi dan pembayarannya, kita temui banyak terdapat perbedaan dalam pembayarannya. Apa tanggapan Anda mengenai hal ini? Bagaimana cara Anda menanggulanginya? Mengenai perbedaan pembayaran masing-masing broker ini, kami sangat menyayangkan kenapa hal seperti itu terjadi. Jika nanti saya terpilih menjadi Cawapres, kami akan membentuk KPP Maba dan Dewan Pengawas, serta akan kami perketat peraturannya, guna mengawasi dan mencegah agar kejadian seperti ini tak terulang kembali. Dan untuk menanggulanginya kami tak akan mengizinkan Camaba berangkat dari Indonesia tanpa lolos seleksi Depag di Indonesia. Karena banyak kita temui ijazah-ijazah yang tak mu`adalah. Jika kita biarkan Camaba berangkat ke Mesir tanpa tes Depag, urusan di sini akan makin rumit. Kita rumit dan pihak KBRI pun tak punya solusi. Akhirnya terjadilah pembayaran-pembayaran lain untuk membuat ijazah tersebut mu`adalah, tanpa disertai rincian pasti. Jelas, dari sini muncul ketidaksesuaian dengan keinginan Maba. Dan kami tekankan sekali lagi, jika kami terpilih kami akan membuat kebijakan “Mahasiswa yang tak lolos seleksi dan ijazahnya tak mu`adalah tidak akan sekali-

kali kami berangkatkan ke Mesir!” (Nurul

Aini Azizah) ◙

P ria yang dikenal memiliki banyak link ke dalam instansi pemerintahan ini bertekad jika terpilih nanti, ingin memperjuangkan hak-hak mahasiswa Indonesia di Mesir seperti

beasiswa dan anggaran pendidikan. Jaringan yang dia punya meyakinkannya untuk maju dalam pemilihan kali ini demi Masisir yang sejahtera. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon Presiden (Capres) nomor tiga, Muhammad Zul Ikrom.

Bekerja untuk Masisir yang Sejahtera Muhammad Zul Ikrom:

Apa visi dan misi yang Anda usung untuk mencalonkan diri sebagai presiden PPMI? Visi saya adalah sebagai wadah penyalur bakat dan peningkatan kualitas akademis, untuk mempersiapkan insan mahasiswa yang mandiri, aspiratif, berkualitas, serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun misi saya adalah memperjuangkan hak-hak mahasiswa seperti beasiswa dan anggaran pendidikan, menaikkan persentase kelulusan Masisir, dengan cara membuat bimbingan-bimbingan belajar secara gratis dan gurunya akan digaji oleh PPMI. Kemudian saya ingin mendatangkan dokter khusus Masisir dari

Indonesia yang akan bertugas di Konsuler KBRI Madînat Nashr. Dalam bidang keamanan, saya ingin mendatangkan seorang pengacara langsung dari Indonesia sehingga kehidupan Masisir bisa lebih aman dan sejahtera. Saya juga ingin memaksimalkan kemampuan dan skill yang dimiliki oleh Masisir yang selama ini masih terpendam

Doc. Pribadi

Page 11: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

karena tidak adanya wadah yang bisa menampung hal tersebut. Untuk itu, nanti saya akan bekerja sama dengan Atase Perdagangan KBRI dan juga Kementerian Pendidikan Indonesia. Selanjutnya saya akan melanjutkan program-program yang telah dibentuk oleh PPMI periode 2013--2014, terutama dalam hal hubungan baik dengan pihak Al-Azhar. Apa motivasi Anda untuk maju dalam pertarungan pilpres PPMI tahun ini? Saya ingin memanfaatkan link yang saya punya untuk kepentingan Masisir. Kalau boleh jujur, saya punya banyak kenalan di tingkat pusat yang bisa membantu saya untuk mewujudkan program-program yang akan saya buat. Saya punya kontak langsung dengan

komisi pendidikan, DPRD komisi VIII , bahkan saya punya tembusan langsung ke Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, maka saya ingin memanfaatkan ini semua. Untuk berani maju dalam

pertarungan pilpres PPMI tahun ini, tentunya Anda sudah melihat dukungan baik secara individu atau kelompok yang bisa mendongkrak suara Anda di pilpres nanti. Sejauh ini, dari mana saja dukungan yang telah Anda dapatkan? Jadi begini, sebelum mencalonkan diri, saya terlebih dahulu mendata masalah-masalah krusial yang terjadi di Masisir. Dan catatan yang saya dapat, masalah terbesar yang sedang dialami oleh Masisir adalah masalah kesejahteraan mahasiswa. Perlu kita sadari, banyaknya mahasiswa yang kerja di rumah-rumah makan itu, kebanyakan karena kurang mampu secara finansial, dan saya murni ingin membantu mereka, karena sekali lagi saya punya link untuk itu. Jadi kalau seandainya Masisir mempercayai saya, silakan. Kalau tidak juga tidak ada masalah bagi saya, saya hanya menawarkan. Keahlian khusus apa yang Anda miliki dalam dunia kepemimpinan? Saya bukan orang yang pandai berbicara, tapi saya lebih senang bekerja. Saya lebih senang, jika ada sesuatu yang bermanfaat untuk saya kerjakan, akan saya kerjakan. Saya dulu pernah menjadi Leader

of Officer (LO) dalam acara OKI di Kementerian Kesehatan Indonesia yang diadakan di salah satu hotel di Indonesia. Dan seleksi untuk masuk ke sana itu, yang dibutuhkan bukan pemikir, tapi pekerja keras. Alhamdulillah dari ribuan orang yang tes masuk ke LO saya termasuk salah satu yang terpilih. Saat itu saya mendampingi Kementerian Kesehatan dari Palestina. Awalnya saya di tawarkan untuk mendampingi 3 menteri kesehatan, dari Arab Saudi, Mesir dan Palestina. Tapi tidak mungkin saya sendiri mendampingi ketiganya, dan yang saya ajak ketika itu adalah teman-teman Masisir. Waktu itu saja mengajak Abdul Baits, orang KMB dan Husam, itu orang KPJ. Saya mengajak mereka untuk berkompetisi di dunia pemerintahan dan inilah yang saya mau. Organisasi atau lembaga apa

yang pernah Anda pimpin sebelumnya ? Sebelum ini saya di Indonesia pernah menjadi ketua Karang Taruna Jakarta Selatan, kemudian di Sumatera Barat saya pernah menjadi ketua Pemuda Perhimpunan Ahli Syari‟ah. Saya pernah ikut acara Kementerian Perhubungan. Kemudian di Masisir saya pernah menjadi ketua IKPDN dan juga Dewan Konsultatif Anggota. Lalu pada zaman PPMI Abu Nashar Bukhari saya pernah menjadi konseptor pada acara Internasional Student Show yang melibatkan beberapa negara. Sudah menjadi rahasia umum jika Anda adalah seorang kader dari salah satu partai politik. Pertanyaanya, apakah Anda maju untuk menjadi ketua PPMI karena ada kepentingan politik ? Di sini perlu saya jelaskan bahwa saya sudah mengajukan surat pengunduran diri ke partai saya, jika seandainya ada orang mengatakan, saya maju karena kepentingan partai, ini fitnah. Sebab apa lagi yang saya incar? Kalau disebut saya menginginkan suara, pileg dan pilpres sudah lewat. Jika saya mau uang, partai saya bisa memberikan jauh lebih besar dari itu. Sekali lagi saya katakan saya hanya ingin mengabdikan diri saya untuk Masisir, dan PPMI merupakan sebuah wadah yang cocok untuk itu. Apakah jika Anda belum ditakdirkan untuk menang dalam pilpres kali ini, Anda akan menerimanya dengan lapang dada dan legowo? Atau bagaimana sikap Anda? Jika seandainya saya tidak terpilih menjadi presiden PPMI, maka saya akan tetap menjalankan program-program saya untuk menyejahterakan Masisir, tapi tentu saja dengan jalan lain. Karena memang saya tidak terlalu ambisius untuk menjadi presiden PPMI. Makanya nanti saya tidak akan terlalu sibuk-sibuk kampanye kesana-kesini, karena niat saya murni hanya ingin

membantu. (Irfan Muhammad Ali) ◙

10

S osoknya kalem, gaya bicaranya santai, namun kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya dalam dan berisi. Sosok yang aktif dalam beberapa kajian di Masisir ini memang terkenal

sebagai pemikir. Maka dia bertekad untuk maju dan yakin untuk menang karena membawa solusi-solusi kerumitan yang terjadi di Masisir selama ini. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon wakil Presiden (Cawapres) nomor tiga, Berry Prima.

Solusi Kerumitan Masisir Berry Prima:

Terkait pencalonan Anda sebagai kandidat presiden PPMI 2014-2015, apa saja visi dan misi Anda? Sebenarnya kita tidak terlalu muluk-muluk dalam masalah visi dan misi, karena kita mempertimbangkan program kerja yang sudah berjalan maksimal selama ini. Terutama program kerja yang

menunjang kelancaran studi, seperti Fushûl Taqwiyah dan keefektifan senat mahasiswa. Namun, kita juga memiliki misi untuk melanjutkan hubungan baik dengan pihak al-Azhar yang sudah dibangun selama ini oleh presiden-presiden PPMI sebelumnya, khususnya presiden periode

2013-2014. Satu hal yang paling mendesak untuk mahasiswa Mesir umumnya, yaitu terkait dengan masalah pengadaan beasiswa. Mengingat beasiswa dari lembaga-lembaga negara yang selama ini ada perlahan-lahan sudah mulai hilang. Karena memiliki kaitan erat dengan kelancaran studi, disini, kita juga akan

Doc. Pribadi

Page 12: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

mengusahakan beasiswa ke lembaga-lembaga negara atau perorangan, karena kita memiliki koneksi tersebut. Mengapa Anda hanya menjalin kerjasama dengan Bapak Ganjar Pranowo -yang nyatanya adalah Gubernur Jawa Tengah- dalam pemberian beasiswa untuk kawan-kawan Masisir, terutama warga Jawa Tengah dan tidak menjalin koneksi dengan gubernur daerah lainnya? Karena yang pertama mempunyai hubungan baik dengan kita adalah Pak Ganjar yang merupakan gubernur Jawa Tengah. Kalau kerjasama ini bisa kita usahakan, karena periode kita sebentar, maka sementara ini untuk Jawa Tengah. Kemudian kita usahakan menemukan koneksi dengan gubernur tiap-tiap daerah. Perlu dipahami, beasiswa daerah ini berkaitan erat dengan pemerintah provinsi, beda halnya dengan beasiswa yang diberikan kepada semua mahasiswa. Maka sangat perlu adanya hubungan dengan pusat. Ketika ada sinyal positif dari Pak Ganjar, karena beliau juga baru mengetahui banyaknya warga Jawa Tengah disini, maka kita singgung bahwa banyak di antara mereka yang memerlukan bantuan. Jika permasalahan ini kita perbincangkan dengan masing-masing pemerintah daerah, maka pasti sambutann-ya akan sama. Siapakah yang memberikan dukungan penuh kepada Anda untuk maju dalam pencalonan presiden PPMI 2014-2015 ini? Kalau masalah peta dukungan, saya kira semua capres dan cawapres yang maju itu sudah punya peta dukungan masing-masing. Sebenarnya, kurang tepat jika saya sebutkan lembaga-lembaga atau per-orangan mana saja yang mendukung saya. Pastinya dukungan itu ada,yang terpenting kita optimis. Diketahui bahwasanya pasan-gan kandidat presiden PPMI nomor urut satu berasal dari kekeluargaan yang sama dengan Anda. Adakah perkiraan

akan terjadinya perpecahan suara dari kekeluargaan kalian? Sebenarnya ini yang menjadi sorotan, akan adanya perpecahan suara dari kekeluargaan KEMMAS, yang sebagian mendukung pasangan nomor urut 1, dan sebagian ada ke pasangan saya. Memang sudah disadari sejak awal perpecahan suara ini, tapi ini bukan hal yang negatif bagi pasangan kita, karena kembali pada pribadi masing-masing dan kita sangat menghormati proses dinamika Masisir. Disini, kami ingin menyampaikan bahwa perpecahan ini tidak otomatis men-jadi gesekan yang tajam antara pasangan kami, nomor urut 3 dengan nomor urut 1. Semisal Anda kalah dalam per-tarungan ini, apakah Anda akan tetap membantu PPMI? Terlepas siapapun yang terpilih nanti, kami akan tetap menghargai karena ini hasil dari demokrasi dan dinamika kita sebagai anggota PPMI Mesir. Jika nantinya kita sudah dinyatakan kalah, tentunya kita akan legowo dan akan mendukung siapa-pun yg terpilih dan berusaha menawarkan visi dan misi kita yang terbaik kepada pasangan calon yg terpilih serta siap mem-bantu apa yang bisa kita bantu. Terutama proses pengadaan beasiswa karena sangat mendesak bagi kita, dan ini misi yang kita tekankan. Apa program unggulan yang akan Anda laksanakan ketika terpilih menjadi presiden? Program unggulan salah satunya mengusahakan beasiswa yang terhenti maupun yang memang belum tersentuh oleh presiden terdahulu, menemukan bakat-bakat yang terpendam dari Masisir. Bakat di sini dalam artian, yang menjadi titik tekan kita adalah bakat-bakat wirausaha. Apa yang Anda punya sehingga Anda optimis untuk menjadi kandidat? Saya tidak mau ujub, tapi saya kira pengalaman saya cukup untuk menjadi modal. Saya aktif dalam beberapa kegiatan, seperti kajian, komunitas sastra, komunitas jurnalistik, dan pernah menjadi

pimpinan umum AFKAR, staf redaksi TER-OBOSAN. Saya juga aktif dalam kegiatan dan masih diamanahi menjadi koordinator lembaga di bidang media dan informasi di KEMMAS. Apakah Anda sangat optimis untuk menang? Saya yakin kita akan menang, karena kita memiliki peta suara yang cukup hingga membuat kita pantang mundur. Di samping itu, kita juga membawa visi dan misi yang menjadi solusi kerumitan Masisir saat ini. Alasan Anda menerima untuk dipinang Zul Ikrom? Alasan yang paling kuat, karena Zul Ikrom merupakan organisatoris. Tidak dipungkiri lagi, pengalaman dan jaringann-ya ke lembaga pusat ataupun perorangan sangat luas. Sebelum itu saya juga men-imbang-nimbang kemampuan yang Zul Ikrom punya untuk membawa visi misi ber-sama saya. Tidak asal memilih.

(Shofuriya) ◙

Doc. Panitia Pemilu Raya

Be

rri

Pri

ma

saa

t m

en

ga

mb

il n

om

or

uru

t p

es

ert

a

12

Hati mulai menoreh derita Saat asa berwujud fana Namun tinta tetap tergerak Melukis indah sebuah harapan

Bahagia entah mengapa Saat doa mulai terpanjat Saat asa berubah nyata Saat senyum mulai mengembang

Sungguh terpatri dalam jiwa Senja, Dari sini aku mulai semua Kurubah duka jadi bahagia Kubunuh tangis yang mulai mengi-ris Kuucap janji yang terpuji Ramai mulai menepi

Dalam sisi yang sunyi dan sepi Dalam senja yang menebar pesona Teringat pada waktu yang tak pernah berhenti Pada hidup yang terhiasi mimpi-mimpi Kutahu, semua adalah kuasa Il-lahi

*Penus Informatika

Asa di Ufuk Senja ◙Sastra

Oleh: Fatimah Nurul Khoiriyah*

Page 13: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

D emokrasi merupakan suatu sistem pemerinta-han yang mengandalkan

kekuatan rakyat untuk dapat berperan lang-sung dalam suatu pemerintahan. Kata de-mos (rakyat) dan kratos/cratein (pemerintahan) merupakan pembentukan dari demokrasi yang berarti rakyat menjadi pemimpin dalam suatu negara; rakyat me-megang peran penting dalam proses jalannya suatu pemerintahan; pemerinta-han yang terbentuk harus berdasarkan suara rakyat. Negara terbentuk disebabkan karena adanya peran rakyat untuk memilih para pemimpinnya.

Peran rakyat dalam membentuk suatu pemerintahan akan membuat legiti-masi para pemimpin. Legitimasi ini merupa-kan suatu kepercayaan dari rakyat kepada pemimpinnya untuk mengatur jalannya suatu pemerintahan. Bila legitimasi dalam suatu pemerintahan lemah maka ke-percayaan rakyat terhadap pemimpinnya cenderung akan semakin memudar. Keadaan ini membuat rakyat atau ke-lompok masyarakat akan berusaha meng-ganti pemimpinnya yang tidak sesuai dengan harapannya. Harapan rakyat ter-hadap kepemimpinan demokrasi ditujukan agar rakyat dapat memiliki kebebasan berekspresi, berbicara, berserikat dan berkumpul serta dapat mengawasi jalannya pemerintahan. Dalam hal ini istilah demo-krasi menjadi sangat populer dikem-bangkan pada abad ke-19 yang mana se-tiap negara yang merdeka pasti menginginkan agar rakyatnya dapat ber-peran menentukan arah suatu negara setelah mencapai kemerdekaan.

Kenyataannya dalam beberapa dekade konsep demokrasi Barat dengan liberalisme menjadi bahan perdebatan. Banyak negara-negara Islam juga menga-nut paham demokrasi sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Konsep Barat dengan demokrasinya sangat jelas bahwa adanya Trias Politica yang dikembangkan oleh pemikir Yunani bahwa suatu pemerintahan dibagi atas eksekutif, legislatif dan yudi-katif. Tiga pembagian ini menjadi dasar untuk menjalankan pemerintahan dengan pengawasan dari yudikatif. Di satu sisi

eksekutif dapat membuat undang-undang bersama legislatif dan di sisi lain ada pengawasan dari yudikatif dan legislatif dalam melaksanakan undang-undang ter-sebut. Konsep demokrasi Barat mengedepankan rakyat sebagai suatu sumber yang berdaulat, memegang penuh keputusan atas dasar keinginan rakyat. Kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat yang menentukan dan mengatur jalannya pemerintah. Sekiranya mayoritas rakyat tidak memiliki nilai-nilai yang baik maka dengan serta merta keputusan atau undang-undang yang dibuat tentunya akan mencerminkan suara rakyat tersebut.

Pencerminan dari kehidupan bernegara mewarnai konsep Islam bahwa kekuasaan tertinggi sebenarnya bukan di tangan rakyat melainkan Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini sebenarnya menjadi dasar bagi para pem-impin atau Khalifah bahwa suatu pemimpin haruslah orang yang memiliki keimanan yang tinggi, sehingga setiap keputusan yang disampaikan sesuai dengan atau tid-ak bertentangan dengan ajaran atau nilai-nilai agama. Islam tidak menawarkan kon-sep pembagian kekuasaan secara terpisah (trias politica) seperti konsep demokrasi Barat.

Negara yang berhasil menerapkan model Islam adalah menampilkan kaum ulama dalam Majelis ash-Shura (Dewan Penasihat Ulama) yang dapat mengawasi jalannya pemerintahan. Dalam suatu nega-ra yang tidak memiliki etnis, suku atau ras yang banyak seperti Indonesia, Iran dan Arab Saudi telah berhasil mengimplemen-tasikan demokrasi dalam suatu masyarakat Islam. Negara tersebut tidak banyak mem-iliki jumlah suku, agama dan ras bahkan mereka memiliki kesamaan atas pan-dangan keagamaan, dan bahasa yang sa-ma. Demokrasi Barat menerapkan adanya berbagai kepentingan di dalam masyarakat yang dapat disuarakan ke dalam wakilnya di parlemen. Konsep pemerintahan dalam Islam tidak adanya contoh untuk membuat suatu kelompok kepentingan, sedangkan dalam demokrasi Barat, masyarakat mem-iliki kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul dan bersuara untuk membentuk suatu partai politik.

Partai politik merupakan suatu kelompok kepentingan yang memilki tujuan untuk memenangkan pemilihan umum agar dapat menduduki wakilnya di parlemen dan membentuk suatu pemerintahan. Partai politik merupakan suatu kendaraan untuk memasuki pemerintahan. Masuknya partai politik yang menyuarakan suatu kelompok tertentu menjadi sah, sehingga perlu ada legitimasi politik dalam suatu pemerinta-

han. Legitimasi politik merupakan bagian dari kepercayaan dan pengakuan masyara-kat kepada penguasa atau para pem-impinnya. Tanpa adanya legitimasi politik maka kehidupan politik tidak akan stabil. Setiap kelompok atau partai akan berusaha untuk menjatuhkan kelompok atau partai yang sedang memimpin bila legitimasi poli-tiknya lemah.

Partai dibuat tidak hanya untuk mengambil kekuasaan melalui pemilu, teta-pi juga sebagai suatu aspirasi dari masyarakat dalam menentukan pem-impinnya. Negara yang memiliki keanekar-gaman suku, agama, budaya maka partai menjadi bagian dari suatu kelompok terten-tu. Di samping itu, dengan adanya partai maka kelompok-kelompok minoritas dapat terwakilkan di dalam suatu perwakilan rakyat. Kelompok minoritas sebagai bagian dari kehidupan masyarakat memiliki hak yang sama terhadap kelompok mayoritas. Keterwakilannya diatur oleh suatu pera-turan sehingga sistem demokrasi yang dijalankan semakin memperkuat legitimasi politik karena menyuarakan berbagai ke-lompok.

Demokrasi merupakan bagian untuk memperkuat legitimasi politik dari suatu kelompok partai di pemerintahan. Pemimpin memerlukan legitimasi politik untuk dapat menjalankan pemerintahan. Dalam Islam, legitimasi politik dapat dibangun melalui kepercayaan rakyat ter-hadap para ulama. Para Khalifah menjadi seorang ulama dan sekaligus seorang pemimpin ummat, sedangkan setelah itu banyak para pemimpin Islam yang bukan seorang ulama atau tokoh Islam sehingga legitimasi politiknya sangat rendah. Pemili-han seorang pemimpin sangat terkait dengan legitimasi politik. Pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat akan semakin memperkuat kepercayaan rakyat terhadap pemimpinnya.

Kepercayaan rakyat terhadap pemimpin harus terus diperbaruhi, maka demokrasi Barat menawarkan adanya pemilihan umum yang dilakukan secara teratur. Pemilu merupakan satu-satunya cara yang mana seluruh rakyat ber-partisipasi dalam menentukan pilihannya atas wakil-wakilnya yang akan duduk dan memerintahnya. Dengan sistem pemilu yang langsung memilih tokoh partainya, rakyat akan semakin yakin bahwa tokoh yang dipilihnya dapat membawa as-pirasinya untuk memimpin suatu pemerintahan. Pemilu merupakan bagian terpenting dari proses pembangunan legiti-masi politik dari suatu pemerintahan. Tanpa pemilu, legitimasi politik akan lemah dan rakyat semakin tidak mempercayai

◙Kolom Demokrasi dan Islam di Indonesia

Oleh: Ahmad Satriawan Hariadi

Oleh: Dr . Windratmo Soewarno, SIP., M.Si*

◙Kolom

Doc. Google

13

Page 14: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

para pemimpinnya. Setelah terbentuknya pemerinta-

han, masyarakat tetap akan dapat mengawasinya melalui wakilnnya di parle-men. Selain itu, masyarakat dalam suatu sistem demokrasi memiliki hak dan kebebasan menyatakan pendapat. Kebebasan ini kemudian diimplementasi-kan dalam bentuk kebebasan media atau pers; sebagai bentuk upaya masyarakat untuk memberikan penilaian terhadap jalannya pemerintahan. Masyarakat dapat memberikan pendapat dan para wakil rakyat di parlemen juga melakukan pemeriksaan, mengawasi jalannya pera-turan perundang-undangan oleh pemerintah. Keadaan inilah yang men-imbulkan suatu keseimbangan karena bila ada masalah yang dihadapi oleh pemerintah, para wakil rakyat juga melakukan pengawasan, memberikan pen-dapat bahkan dapat menjatuhkan suatu pemerintahan bila suatu pemerintahan te-lah menyimpang dari tujuannnya.

Dalam suatu sistem pemerintahan yang menjalankan demokrasi, bentuk negara dibagi menjadi dua yaitu bentuk negara kesatuan dan negara federal. Negara kesatuan merupakan suatu sistem yang mana adanya otoritas dari pemerintah secara langsung kepada pemerintahan di bawahnya. Negara menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sedangkan dalam negara federal negara terpisah menjadi negara bagian yang memiliki kewenangan tersendiri seperti Amerika Serikat. Indone-sia merupakan merupakan negara kesatu-an Republik Indonesia yang distilahkan menjadi NKRI. Adapun sistem pemerinta-han adalah republik atau kerajaan/monarki. Sebagian besar negara-negara Islam di teluk adalah monarki. Republik dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih secara teratur dalam 4 atau 5 tahun. Sedangkan dalam sistem monarki, negara dipimpin oleh raja/pangeran yang tidak akan diganti bila yang bersangkutan tidak meninggal dunia.

Sistem monarki dalam suatu negara demokrasi dimodifikasi misalnya oleh Inggris dan Thailand sehingga yang memimpin pemerintahan adalah perdana menteri. Per-dana menteri merupakan ketua partai politik yang me-menangkan pemilu dan mem-bentuk suatu pemerintahan. Partai yang kalah dalam pemilu akan menjadi oposisi yang siap mengambil alih pemerintahan jika pemerinta-han gagal melaksanakan konstitusi. Sedangkan di In-donesia tidak mengenal istilah oposisi dalam suatu pemerintahan. Oposisi akan berupaya cenderung untuk mencari kelemahan dari par-tai yang berkuasa.

Sistem demokrasi yang mengan-dalkan pada kekuatan oposisi tidak dapat berjalan di Indonesia. Keadaan ini mengakibatkan sistem demokrasi parle-menter yang telah dijalankan oleh Indone-sia pada masa tahun 1955 tidak dapat ber-jalan karena pergantian kabinet sangat cepat karena adanya oposisi yang sangat serius mengawasi jalannya pemerintahan. Kemudian, Indonesia menerapkan sistem demokrasi terpimpin pada masa orde lama yang mana dalam sistem ini, presiden me-megan kekuasan penuh untuk mengen-dalikan negara. Sistem ini efektif dalam menjalankan pemerintahan tetapi para wakil rakyat tidak dapat melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerinta-han. Kekuatan eksekutif sangat kuat se-hingga kritik dan saran serta pembaruan terhadap kebijakan pemerintah tidak dapat disampaikan.

Sistem Demokrasi Pancasila setelah itu diperkenalkan pada masa Presi-den Soeharto dalam masa Orde Baru. Sis-tem ini juga memperkuat eksekutif dalam menjalankan roda pemerintahan. Presiden memperkuat pengaruhnya tidak melalui partai melainkan kelompok kepentingan Golongan Karya. Dalam sistem ini presiden memasukan kelompok militer ke dalam kelompok sipil. Presiden sebagai pemimpin militer tertinggi memiliki kewenangan untuk mengatur kelompok sipil Golongan Karya, sehingga mereka dapat dengan leluasa menempati kursinya di DPR. Sistem ini bukannya untuk mengontrol jalannya pemerintahan tetapi justru melakukan pengawasan terhadap para partai politik di legislatif dan yudikatif. Eksekutif bukannya yang diawasi tapi eksekutif melakukan pengawasan terhadap legislatif dan yudi-katif.

Dalam Sistem Demokrasi Pan-casila, Indonesia telah berhasil me-nanamkan benih-benih demokrasi mes-kipun masih banyak kekurangannya. Sis-tem demokrasi yang dijalankan tidak sepe-nuhnya dapat menyerap aspirasi rakyat Indonesia karena jumlah partai dibatasi, Golongan Karya dikuasai oleh militer dan pegawai negeri sipil sehingga Golkar dapat

menguasai parlemen, parlemen tidak dapat menyuarakan pendapatnya karena akan dikenakan sanksi. Rakyat bahkan tidak mengetahui siapa para wakilnya yang duduk di parlemen/DPR karena ketika itu kita hanya memilih partai tetapi tidak mem-ilih orang. Keadaan ini mengakibatkan sumber arus aspirasi rakyat tersumbat dan pemerintah semakin mudah untuk menye-lewengkan kewengannya karena tidak ada pengawasan dari lembaga legislatif dan yudikatif dan bahkan Ketika itu, presiden tidak memiliki batas berapa kali dipilih.

Di era reformasi, Indonesia ber-hasil mengubah dari Demokrasi Pancasila menjadi Demokrasi Reformasi. Demokrasi setelah reformasi ini membuat rakyat se-makin mudah untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Kebebasan berkelompok untuk membuat partai tidak dibatasi tetapi rakyat yang menentukan. Bila suara partai tidak mendapatkan ambang batas suara misalnya 2,5 persen maka partai tersebut tidak dapat menduduki wakilnya di parle-men. Kekuasaan presiden dibatasi hanya dua kali yang dapat dipilih. Rakyat dapat memilih wakilnya karena rakyat memilih orang tidak hanya partai sehingga ada ket-erikatan emosi antara rakyat dan wakil rakyat. Dalam kaitan ini parlemen akan selalu mengawasi jalannya pemerintahan dengan benar. Tidak semua partai dapat mengajukan calon tetapi hanya partai yang mendapatkan suara di atas 20 persen yang dapat mengajukan calon. Bila suara yang diperoleh di bawah 20 persen maka partai dapat melakukan koalisi dengan partai lainnya untuk mengajukan presiden dan wakil presiden.

Penutup

Demokrasi merupakan sistem pemeritahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka rakyat dapat ikut serta membentuk, mengawasi dan menjalankan pemerintahan. Kemampuan Indonesia da-lam menjalankan demokrasi adalah melalui proses yang panjang untuk dapat menemukan sistem yang sesuai. Sistem demokrasi dapat berjalan dengan baik adanya keseimbangan antara eksekutif,

legislatif dan yudikatif. Kekuasaan harus dibatasi dan diawasi. Semakin tinggi kepercayaan rakyat terhadap pemerintah maka semakin tinggi tingkat legitimasi politik suatu pemerintahan. Legiti-masi politik yang tinggi akan membawa pada kestabilan politik sehingga pemerintah akan semakin kuat untuk memperjuangkan kepent-ingan rakyat menuju pada

aman, damai dan makmur. ◙

*Fungsi Pensosbud KBRI Kairo

Suasana pemilu di kawasan muslim India

Doc. Civ

14

Page 15: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

I slamisasi “tata kehidupan” atau “tata nilai” dan “sekularisasi Islam” atau

“pandangan dunia” dan ketegangan-ketegangan yang menyertai proses itu ada-lah isu yang selalu hangat dalam wacana keislaman. Setumpuk literatur tentang fe-nomena sekularisasi dan islamisasi telah menghangatkan perbincangan para akade-mis dan teologis, terutama dalam dunia Islam dengan konteks sosial budaya yang beragam. Munculnya tanggapan atas seku-larisasi pandangan dunia yang menyertai proyek modernisasi -yang dalam beberapa hal dianggap tak terlepas dari westernisasi- di kalangan masyarakat muslim pun berva-riasi, bergantung pada konteks sosial buda-yanya. Asumsi umum dalam teori pem-bangunan menyatakan, bahwa modernisasi melemahkan ajaran agama, karena ia me-nyebabkan proses perkembangan sekular-isasi dan menguatnya pandangan dunia sekular. Dalam istilah Peter E Glasner, sekularisme bermakna: “yang bukan aga-ma” atau nonreligius. Kata ini berasal dari bahasa latin saeculum, yang pada awalnya berarti „masa” atau “generasi”. Dalam arti waktu temporal, kata ini kemudian bermak-na segala hal yang berhubungan dengan dunia ini, yang dibedakan dengan hal spir-itual yang ditujukan untuk mencapai surga. Mark Juergensmeyer (1998) menggunakan istilah ini untuk menyebut prinsip-prinsip atau ide-ide yang tidak ada kaitannya dengan sistem realitas transenden atau eksistensi Tuhan. Sekularisasi dimak-sudkan sebagai suatu proses yang digunakan untuk mengalihkan sektor-sektor masyarakat dan budaya dari dominasi lem-baga-lembaga serta simbol-simbol religius. Sekularisasi Basis Legimitasi Hampir di semua sistem religio-politik tradisional seluruh dunia, pemerintah atau penguasa memiliki arti Ilahiyah. Legiti-masi pemerintah berbasis utama pada fungsi dan watak ke-ilahiyah-an. “Tak ada fakta tunggal yang menandai secara lebih jelas berakhirnya era tradisional selain pemerintah yang tidak lagi mendasarkan klaim legitimasinya atas dasar ke-Ilahiyah-an” (Smith, 1970: 115). Sekularisasi basis legitimasi bermula ketika agama tak lagi menjadi sumber yang kuat bagi legitimasi pemerintah, polisi, ataupun gerakan politik. Menghalau sebagai basis legiti-masi politik jauh lebih problematik dalam agama yang menganut monoteisme yang kuat seperti Islam. Komunitas-komunitas Muslim dari madzhab dan tradisi apa pun setuju bahwa ‟‟tauhid‟‟ merupakan inti keya-kinan, tradisi, dan amalan Islam. Secara

sederhana, tauhid berarti suatu keyakinan dan kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah; dan sebagai konsekuensinya, Tuhan serba hadir (omnipresent) di setiap aspek dan praktik kehidupan Muslim. Untuk memastikan hal ini, para penganut Islam diberikan seperangkat aturan sebagai tun-tunan dalam aspek kehidupan. Berdasar-kan prinsip ini, banyak kalangan Muslim berpendapat bahwa kedaulatan bukanlah milik manusia, melainkan Allah. Sepanjang sejarah Indonesia, para pendukung negara Islam terus berjuang untuk mempertahan-kan kedaulatan Tuhan sebagai basis utama legitimasi politik. Perjuangan tersebut se-jauh ini gagal, jika konstitusi Indonesia di-jadikan ukuran. Menurut UUD 1945, Islam bukanlah agama negara, dan kedaulatan tidaklah berasal dari Tuhan melainkan dari rakyat. Namun demikian, dengan mem-baca sejarah dari bawah, bisa jadi mengarah pada kesimpulan yang berbeda. Islam telah dibentuk oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemeluknya dan oleh kesediaan orang Islam untuk mencari otoritas keagamaanya sendiri, melebihi apa yang dilakukan oleh pemeluk agama-agama lain. “dorongan untuk peru-bahan dalam islam lebih sering berasal dari bawah ketimbang dari pusat” (Bulliet, 1994: 195). Fakta bahwa hingga hari ini, simbol-simbol, isu, organisasi, dan para pemimpin agama masih memainkan peranan penting dalam menginduksi masa ke dalam proses politik di dunia Muslim, menunjukkan kelemahan pandangan sejarah dari atas. Terhadap proses sekularisasi yang telah didiskusikan. Lantas, bagaimana kita me-mahami gelombang pasang kemunculan elite politik santri dan penguatan aspirasi islam dalam politik di era transisi demokrasi saat ini. Islam dan Politik dalam Perspektif Na-sionalisme Kiai’ Hubungan antara agama dan negara dalam konteks Indonesia ternyata menjadi perbincangan yang penting dalam diskursus keislaman dan keindonesiaan. Meskipun, bagi para kiai, persoalan relasi agama dan negara bukan merupakan prob-lem yang sangat penting dan mendasar, sebagaimana kaum modernis. Hal itu tidak berarti bahwa mereka sama sekali tidak memiliki pemahaman yang menarik tentang relasi antara keduanya. Ketidakmenonjolan pandangan mereka tentang wacana ini disebabkan oleh kenyataan adanya pan-dangan bahwa hubungan antara Islam dan negara telah terumuskan di dalam pemikiran kitab kuning dan pandangan-pandangan pendiri Nahdlatul Ulama sebe-

lum bangsa Indonesia menyatakan ke-merdekaannya. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu di antara panitia sembi-lan yang merumuskan Pancasila adalah KH. A. Wahid Hasyim, seorang pembesar NU. Ditetapkannya Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara telah diterima secara tulus oleh para Kiai. Bahkan kepu-tusan itu sudah menjadi ketetapan dalam Muktamar NU ke 11 di Banjarmasin pada 1936. Lebih lanjut, wacana ini menjadi tuntas dengan penegasan KH Ahmad Shid-diq yang dikemukakan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) alim ulama (1938) di situbondo. Hubungan antara Islam dan politik (negara) bercorak simbiosis mutual-isme. Ia adalah ibarat dua mata sisi uang yang berbeda namun hakikatnya saling berhubungan dan membutuhkan; jika tidak ada satu sisi dari keduanya maka tidak dianggap sebagai sebuah koin mata uang. Di dalam melihat hubungan antara islam dan negara, penulis mencoba menunjukkan bahwa para kiai me-mandangnya bercorak simbiotik, se-bagaimana ungkapan KH, Yasri Marzuki yang menegaskan bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, dan bahasa dan juga oleh kawasan yang juga berlainan. Oleh karena itu, jika masing-masing elemen bangsa melihat kepentingan golongan pribadinya sendiri maka Indonesia akan mengalami disinte-grasi sosial yang berujung pada keruntu-han bangsa dan negara ini. Dalam konteks ini, nasionalisme bisa menjadi sesuatu yang mengikat (kalimatun sawa’) dengan syarat adanya komitmen terlebih dahulu untuk menjamin keaulatan rakyat di depan negara. Siapa yang bertanggung jawab terhadapa nasionalisme, tentu saja adalah semua kelompok yang ada dalam NKRI, baik atas nama agama, suku, kelompok kepentingan atau golongan mana pun. Dengan kata lain, para kiai se-bagai pemimpin tradisional telah sepakat untuk mempertahankan dan memanfaatkan nasionalisme Indonesia tanpa mem-bedakan garis kepentingan agama, umat, suku, golongan, dan kepentingannya sendiri. Mereka berkomitmen untuk tetap mengokohkan nasionalisme dalam sesulit apapun, seperti saat ini, di mana bangsa Indonesia sedang berhadapan dengan maraknya gerakan kembali ke etnisitas, primordialisme kelompok, semangat global-isasi, dan bahkan fundamentalisme agama.

Sekularisasi, Islamisasi dan Keindonesiaan

Oleh: Miftah Firdaus*

◙Analisis

15

*Pemred Informatika

Page 16: Edisi Interaktif Pemilu Raya 2014 M

Edisi: Interaktif Pemilu Raya