Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

16
1 Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2004, 2009 dan 2014 terhadap Return Indeks Sektoral dan IHSG di Bursa Efek Indonesia Tenti Widianingsih dan Chandra Wijaya Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Indonesia E-mail: [email protected]; [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden terhadap return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Sebagai even study, penelitian ini mengambil peristiwa Pemilihan Umum langsung dari tahun 2004, 2009 dan 2014 sebagai periode penelitian. Data yang digunakan adalah rata – rata actual return harian seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilihan Umum Legislatif tahun 2004 tidak memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Sebaliknya Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji statistik terhadap Pemilihan Umum Presiden tahun 2004, 2009 dan 2014 menunjukkan bahwa hanya Pemilihan Umum Presiden tahun 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Kata kunci: Pemilihan Umum, event study, return, Indeks Harga Saham Gabungan Analysis on Effect of Legislative and Presidencies General Election Year 2004, 2009 and 2014 toward Return of Sector and Composite Index in Indonesia Stock Exchange Abstract The purpose of this research is to analyze the effect of Legislative and Presidential Election in 2004, 2009 and 2014 toward stock return of all sectors and composite index in Indonesia Stock Exchange. This event study takes the direct general election of 2004, 2009 and 2014 as research period. Source of data used is the daily average actual return from all sectors and composite index. This research found the 2009 and 2014 Legislative General Election had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the 2004 Legislative General Election was found no effect on average actual return of all sector and composite index. Test on Presidencies General Election of 2004, 2009 and 2014 found that the 2004 round two had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the rest was null. Keywords: Legislative General Election Presidencies General Elections, event study, return, Composite Index. 1. Pendahuluan Pemilu merupakan peristiwa politik lima tahunan yang membawa dinamika pada kehidupan ekonomi suatu negara. Pemilu juga menyebabkan fluktuasi harga dan menjadi sebuah proses alami yang mengubah ekspektasi para pelaku bursa serta mengarah pada sebuah pola atau Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Transcript of Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

Page 1: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

1

Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2004, 2009 dan 2014 terhadap Return Indeks Sektoral dan IHSG di

Bursa Efek Indonesia

Tenti Widianingsih dan Chandra Wijaya

Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Indonesia

E-mail: [email protected]; [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden terhadap return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Sebagai even study, penelitian ini mengambil peristiwa Pemilihan Umum langsung dari tahun 2004, 2009 dan 2014 sebagai periode penelitian. Data yang digunakan adalah rata – rata actual return harian seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilihan Umum Legislatif tahun 2004 tidak memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Sebaliknya Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji statistik terhadap Pemilihan Umum Presiden tahun 2004, 2009 dan 2014 menunjukkan bahwa hanya Pemilihan Umum Presiden tahun 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan.

Kata kunci: Pemilihan Umum, event study, return, Indeks Harga Saham Gabungan Analysis on Effect of Legislative and Presidencies General Election Year 2004, 2009 and

2014 toward Return of Sector and Composite Index in Indonesia Stock Exchange

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of Legislative and Presidential Election in 2004, 2009 and 2014 toward stock return of all sectors and composite index in Indonesia Stock Exchange. This event study takes the direct general election of 2004, 2009 and 2014 as research period. Source of data used is the daily average actual return from all sectors and composite index. This research found the 2009 and 2014 Legislative General Election had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the 2004 Legislative General Election was found no effect on average actual return of all sector and composite index. Test on Presidencies General Election of 2004, 2009 and 2014 found that the 2004 round two had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the rest was null. Keywords: Legislative General Election Presidencies General Elections, event study, return, Composite Index.

1. Pendahuluan

Pemilu merupakan peristiwa politik lima tahunan yang membawa dinamika pada kehidupan

ekonomi suatu negara. Pemilu juga menyebabkan fluktuasi harga dan menjadi sebuah proses

alami yang mengubah ekspektasi para pelaku bursa serta mengarah pada sebuah pola atau

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 2: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

2

siklus (Wong : 2007). Pada bursa, harga saham yang cenderung turun biasanya terjadi

sebagai akibat adanya informasi dan antisipasi pelaku bursa terhadap peristiwa politik seperti

peristiwa politik. Di Indonesia sendiri bursa saham bereaksi terhadap peristiwa politik

(Nurhaeni : 2009). Reaksi bursa ini berasal dari pergerakan sektor – sektor yang memiliki

keterkaitan dengan kebutuhan Pemilu dan cendrung aktif diperdagangkan pada periode

peristiwa tersebut.

Dari uraian di atas, tergambar bahwa pesta demokrasi sebesar Pemilu merupakan peristiwa

politik yang mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti perdagangan barang dan jasa. Naik dan

turunnya aktivitas perdagangan barang dan jasa dalam hal ini oleh adanya sebuah peristiwa

politik, mempengaruhi minat para investor terhadap sektor terkait. Semakin pentingnya peran

bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai

peristiwa di sekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu

ekonomi.

Peristiwa-peristiwa politik seperti Pemilu, pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet,

kerusuhan politik, terorisme, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga

dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwa-peristiwa politik berkaitan erat

dengan kestabilan perekonomian negara.

Selain informasi politis seperti tersebut di atas, kondisi naik turunnya kegiatan perekonomian

seperti kegiatan di sektor – sektor perdagangan pada masa Pemilu juga mempengaruhi bursa.

Banyak sektor ekonomi yang terlibat dari satu peristiwa politik sebesar Pemilu. Sektor

konsumsi misalnya adalah sektor yang memiliki peluang paling besar untuk memperoleh

keuntungan karena pada masa Pemilu di Indonesia banyak para politisi memberikan bantuan

logistik kepada masyarakat. Dengan tingginya permintaan akan produk barang konsumsi

otomatis menaikkan kinerja perusahaan dan para investor cenderung tertarik untuk melihat

tren pasar saham yang memiliki pergerakan aktif di bidangnya.

Aktifnya sektor konsumsi mempengaruhi juga kegiatan sektor – sektor lainnya yang ada di

bursa seperti sektor industri dasar dan kimia serta sektor pertanian. Sektor industri dasar dan

kimia mewakili unsur dasar yang digunakan dalam menunjang proses produksi sektor barang

konsumsi misalnya sub sektor plastik dan kemasan yang digunakan sebagai kemasan produk

barang – barang dari sektor barang konsumsi seperti mie instan. Sub sektor pulp dan kertas

juga diuntungkan oleh penyelenggaraan Pemilu karena adanya kebutuhan untuk mencetak

surat suara dan kebutuhan administratif lainnya dalam rangka pesta demokrasi ini. Sub sektor

perkebunan pada asektor pertanian sangat berperan dalam mendukung penyediaan bahan

baku untuk sektor barang konsumsi.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 3: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

3

Sektor lain yang mengalami dampak diadakannya Pemilu adalah sektor media. Sebagaimana

lazimnya pada masa – masa Pemilu, partai politik dan bahkan bakal calon beriklan untuk

menarik simpati masyarakat. Iklan – iklan yang dilakukan secara langsung dengan

mempromosikan diri atau mempromosikan partai maupun iklan – iklan yang bersifat

terselubung semakin sering muncul di media masa menjelang masa Pemilu. Dengan naiknya

volume iklan dibandingkan dengan hari biasa, diharapkan akan menaikkan kinerja emiten

advertising, printing dan media.

Perhelatan besar seperti pesta demokrasi memiliki peluang menaikkan frekuensi panggilan,

pesan singkat dan layanan data. Semakin majunya teknologi dan dunia social media, partai

politik sekarang lebih jeli melihat peluang untuk memperoleh suara dari pemilih muda

dengan memanfaatkan Twitter dan Facebook. Penggunaan jejaring sosial tersebut tentu saja

menggunakan layanan data yang tidak sedikit dan masing – masing admin harus siaga untuk

menanggapi setiap respon yang masuk. Sektor yang ikut bergerak untuk aktivitas tersebut

adalah sektor - sektor telekomunikasi.

Seperti yang dikemukakan Chen (2004), dalam sebuah peristiwa politik akan terdapat sektor

yang mengalami keuntungan dan kerugian. Di Indonesia, selain sektor - sektor yang aktif di

atas, sektor lainnya cenderung tidak terpengaruh dengan adanya peristiwa politik seperti

Pemilu dikarenakan lebih terpengaruh oleh faktor – faktor makroekonomi seperti inflasi,

tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. Daya beli masyarakat dan minat investor untuk

transaksi pada sektor – sektor di luar sektor yang telah disebutkan di atas tidak secara

signifikan terlihat di tahun Pemilu. Daya beli masyarakat baik kalangan individu maupun

lembaga misalnya partai politik meningkat pada barang dan jasa dari sektor tersebut. Bagi

kalangan individu khususnya masyarakat, masa – masa Pemilu identik dengan pembagian

bahan pokok, atribut partai dan bahkan uang tunai. Sektor riil seperti konveksi, pembuatan

spanduk, perhotelan dan transportasi juga ikut merasakan dampak pesta demokrasi.

Sedangkan bagi peserta Pemilu baik partai politik maupun para bakal calon, ajang Pemilu

merupakan kesempatan untuk memperoleh simpati masyarakat agar dapat lolos dan terpilih

ke posisi yang diharapkan. Adapun cara yang ditempuh adalah dengan berbagai pendekatan

kepada masyarakat misalnya melalui kampanye, walaupun masih terdapat banyak

pelanggaran yang terjadi.

Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun

peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan

digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang

akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 4: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

4

pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan

baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi

aktivitas di bursa efek.

Salah satu peristiwa politik yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas

bursa efek adalah peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di Indonesia tahun 2004,

2009, dan 2014. Alasan peneliti memilih peristiwa tersebut adalah karena peristiwa Pemilu

merupakan peristiwa berskala nasional yang berdampak luas dan berpengaruh terhadap iklim

investasi dan minat investor untuk bertransaksi pada sektor – sektor yang dianggap

menguntungkan di tahun Pemilu. Informasi yang muncul dan berkembang pada masa Pemilu

dapat menjadi bahan pertimbangan para pelaku bursa untuk melakukan aksi jual dan aksi

beli. Informasi merupakan suatu perubahan ekspektasi tentang hasil suatu peristiwa. Sebuah

peristiwa atau sebuah kondisi yang tercipta dapat dikatakan sebagai sebuah informasi jika

mampu merubah atau menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku pasar (Sjahrir, 1995).

Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan teknikal analisis

yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi. Situasi politik akan sangat

mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham di

Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau secara teknikal juga mendukung apabila

situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan

melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya.

Adanya hubungan antara peristiwa politik dengan market telah banyak diteliti baik di dalam

maupun di luar negeri. Salah satu yang meneliti pengaruh peristiwa politik dengan pasar

saham adalah sebuah jurnal keuangan berjudul “The 2000 Presidential Election and the Stock

Market” oleh Srinivas Nippani danW. Bobby Medlin. Jurnal yang dijadikan acuan oleh

penulis ini meneliti pengaruh keterlambatan pengumuman hasil Pemilu Presiden di Amerika

Serikat tahun 2000 terhadap pasar saham. Dengan menggunakan paired sample t-test

konvensional, Nippani dan Medlin menemukan bahwa terdapat reaksi yang negatif signifikan

di pasar saham terhadap peristiwa tersebut.

Peristiwa politik di dalam negeri terutama Pemilu juga menarik untuk diteliti. Dari uraian

singkat di atas, tergambar adanya pengaruh pelaksanaan Pemilu terhadap return saham di

Bursa Efek Indonesia. Persamaan antara jurnal Nippani dan Medlin dengan penelitian ini

adalah sama – sama hendak meneliti reaksi pasar dalam bentuk return yang diperoleh pada

periode politik tertentu. Sedangkan yang membedakan adalah peristiwa politik yang diteliti

dan jangka waktu pengambilan periode penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 5: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

5

1. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return IHSG di BEI?

2. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return IHSG di BEI?

3. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return index sektoral

di BEI?

4. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return index sektoral

di BEI?

2. Tinjauan Teoritis

2.1. Event Study

Event study merupakan sebuah teknik penelitian empiris di bidang keuangan yang

memungkinkan peneliti untuk menilai pengaruh kejadian (event) tertentu terhadap harga

saham atau return saham suatu perusahaan (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Event yang

diteliti pengaruhnya dalam hal ini berupa peristiwa politik yang terjadi di Indonesia yaitu

Pemilu selama tiga periode yaitu Pileg dan Pilpres 2004, 2009 dan 20014. Tujuan dari event

study menurut Kritzman (1994) adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa

yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat berharga tersebut. Dengan demikian,

event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa

tertentu. Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969) mengemukakan bahwa event study dapat

digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada pasar bentuk setengah kuat.

Jangkauan event study tidak saja terhadap peristiwa poltik, pada beberapa penelitian

sebelumnya, event study digunakan untuk meneliti kaitan antara pergerakan harga saham

dengan corporate action seperti stock split, reverse stock split, buy back, stock repurchase

dan lain – lain.

2.2. Pemilihan Umum (Pemilu)

Kusnardi dan Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa pemilihan umum tidak lain adalah suatu

cara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebutnya

sebagai negara yang demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam waktu-waktu

tertentu. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721

menjelaskan bahwa Pemilu di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang

demokrasi haruslah dapat dilaksanakan dengan baik, wilayah Negara Indonesia yang luas dan

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 6: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

6

jumlah penduduk yang besar dan menebar di seluruh nusantara serta memiliki kompleksitas

nasional menuntut penyelenggara pemilihan umum yang profesional dan memiliki

kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan Pemilu menurut ketentuan Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah. Tujuan Pemilu legislatif tahun 2009 menurut ketentuan Pasal 1 angka (2) Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 adalah untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.3. Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat

diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga

sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari

jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan

peningkatan (Arifin & Baridwan, 1997), meskipun saat ini sempat mengalami penurunan

akibat krisis moneter. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan

ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada

pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat

likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana

(perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Na’im, 1997).

Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh

pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia

menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan. Masa

yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu investor memerlukan

informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Sebelum memutuskan

portofolio suatu investasi, mereka menganalisis berbagai macam kejadian dan keadaan masa

kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa

yang akan datang.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 7: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

7

2.4. Hipotesis Pasar Modal Efisien

Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa harga sekuritas akan segera

mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan

oleh para pemodal merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Semakin cepat

informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Pasar

modal dikatakan efisien jika harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang

tersedia. Foster menyatakan bahwa harga efisien pasar modal berkaitan dengan suatu unsur

informasi tertentu (Foster, 1986). Pasar modal efisien terhadap suatu item informasi jika

investor tidak mungkin memperoleh abnormal return. Pasar modal efisien difokuskan pada

variabel pasar keseluruhan (seperti harga saham atau return sekuritas) dan bukannya pada

perilaku individual.

Pasar modal Indonesia sendiri menurut beberapa penelitan masuk ke dalam kategori pasar

efisiensi bentuk lemah (Husnan, 1991). Bukti dari hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat

likuiditas yang masih rendah dan belum terbukanya emiten dalam mengungkapkan informasi

sebenarnya.

2.5. Informasi Pasar Modal

Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai

peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau

keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau

fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan

pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan

ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham.

Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan

perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan

sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Jika suatu informasi

ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian

pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik.

2.6. Actual Return (Return Saham yang Sesungguhnya)

Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investasi selalu mengharapkan adanya

return/keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 8: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

8

pengembalian yang diterima oleh sesorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar

modal (saham perusahaan go public) bisa diistilahkan dengan return.

Return saham sesungguhnya (Ri,t) diperoleh dari harga saham harian sekuritas i pada waktu

ke-t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i pada waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga

saham harian sekuritas i pada waktu t-1 (Pi, t-1) atau dengan rumus:

!", ! =!!,! − !!,!!!!!,!!!

Dimana:

Ri,t = Pendapatan aktual return untuk saham i pada bulan t

Pi,t = Harga saham i pada bulan t

Pi,t-1 = Harga saham i pada bulan t-1

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang

bertujuan untuk menjelaskan pengaruh peristiwa politik yaitu Pemilu sebagai variabel

independen terhadap return sebagai variabel dependen.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian murni yang bertujuan untuk memperluas

pengetahuan, menghasilkan prinsip umum, dan menemukan signifikansi atau nilai bagi

masyarakat secara umum serta untuk tujuan akademis semata. Berdasarkan dimensi waktu,

penelitian ini tergolong penelitian cross-sectional karena penulis menggunakan data yang

dikumpulkan pada jangka waktu tertentu dengan membandingkan masing-masing data

tersebut (Asnawi & Wijaya, 2006).

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan studi lapangan berupa

analisis data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut

menjadi bentuk-bentuk seperti angka, grafik, diagram, gambar, dan lain-lain, sehingga data

tersebut lebih informatif bagi pihak yang membutuhkan (Umar, 2002).

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 9: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

9

3.3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang

diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain yang bersumber dari literatur dan

informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah return seluruh sektor dan IHSG pada periode Pemilu 2004, 2009, dan

2014.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah return seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana populasi yang akan

dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti. Kriteria sampel penelitian ini adalah return seluruh sektor

yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tiga puluh hari sebelum dan sesudah

Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden di tahun 2004, 2009 dan 2014.

3.5. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian

sesuai periode pelaksanaan Pemilu. Data actual return yang diambil diklasifikasikan menjadi

beberapa periode sesuai tahun Pemilu yang diteliti dengan rincian sebagai berikut:

1. Pemilu Tahun 2004, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor

dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.

2. Pemilu Tahun 2009, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor

dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.

3. Pemilu Tahun 2014, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor

dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.

Variabel penelitian yang digunakan dalam mengolah return adalah sebegai berikut:

Tabel 1. Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Pengukuran

1 Return

Saham yang

sesungguhnya

(actual

return)

Harga saham harian sekuritas i

pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi

harga saham harian sekuritas i pada

waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga

saham harian sekuritas i

!", ! =!!,! − !!,!!!!!,!!!

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 10: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

10

pada waktu t-1 (Pi, t-1)

2 Return Rata –

Rata (Average

Return) sebelum

(before) dan

sesudah

peristiwa (after)

Average return merupakan variabel

yang digunakan untuk mengtahui

rata – rata return sebelum dan

sesudah peristiwa. Pengujian

dilakukan secara agregat dengan

menguji rata – rata return tiap

sektor di tiap periode.

!!"#$%"

=!!"#$%".!!!!!

!!!!

!

!!"#$% =!!"#$%!!!!

!!!!

!

3 Standar Deviasi

rata – rata return

sebelum dan

sesudah

peristiwa

Akar dari jumlah seluruh hasil

pengurangan return dengan rata –

rata return kuadrat dibagi dengan

periode waktu dikurangi 1.

!!"#$%" =!!"#$%" −  !!"#$%"

!!!!!!!!!

! − 1

!!"#$% =!!"#$% −  !!"#$%

!!!!!!!!!

! − 1

4 Uji Statistik t

(dengan tingkat

signifikansi α =

5%)

Merupakan hasil perhitungan dari

pengurangan rata – rata retrun

sebelum dengan sesudah peristiwa

dibagi hasil penjumlahan dari

standar deviasi sebelum dan

sesudah peristiwa dibagi jumlah

sampel.

! =!!"#$% − !!"#$%"

!!"#$%!! +

!!"#$%"!!

5 Standardized

Return

Diperoleh dari hasil pembagian

return sektor i pada periode waktu t

dengan standar deviasi sektor

tersebut pada periode waktu t.

!"!" =!!"!!"

6 Uji signifikansi

return

Untuk menguji signifikansi return

sektor sampel pada periode Pemilu

yang dikehendaki, maka dilakukan

perhitungan dengan membagi total

standardized retrun dengan jumlah

sampel yang telah diakarkan

terlebih dahulu.

! =!"!"!

Sumber: Olah data penulis (2014)

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 11: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

11

t-­‐30 t+30 t-­‐30 t+30 t-­‐30 t+30JKAGRI 0,002041 0,001506 -­‐0,00065 -­‐0,00046 0,005403 0,002853JKBIND -­‐0,00183 -­‐0,00801 -­‐0,00077 0,002271 0,00409 0,003757JKFINA -­‐0,00198 -­‐0,00355 -­‐0,0006 0,000894 0,003964 0,002488JKMING -­‐0,00151 -­‐0,01364 0,006033 0,00114 0,005691 0,002827JKMISC -­‐0,00044 -­‐0,00187 -­‐0,00027 0,000514 0,004756 0,003145JKTRAD -­‐0,00234 -­‐0,00435 0,000474 0,000505 0,001795 0,001292JKINFA -­‐0,00149 -­‐0,00296 0,000294 0,000215 0,002004 0,002702JKCONS -­‐0,00248 -­‐0,00073 0,001445 -­‐0,00117 0,000643 -­‐0,00036JKPROP -­‐0,00302 -­‐0,00169 0,003284 0,004811 0,002677 2,56E-­‐05IHSG -­‐0,00187 -­‐0,00361 0,000648 0,000352 0,002892 0,001996

PILEG PILPRES  I PILPRES  II

4. Hasil Penelitian

4.1. Pemilu 2004

Tabel 2 menunjukkan data rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada 30 hari

sebelum dan sesudah Pemilu 2014 masing – masing untuk periode Pileg, Pilpres I dan Pilpres

II.

Tabel 2. Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2004

Sumber: Olah data penulis (2014) Berdasarkan hasil uji signifikansi yang telah dilakukan pada data tersebut di atas, baik Pileg,

Pilpres I maupun Pilpres II, diperoleh t-statistik di atas nilai α untuk Pileg dan Pilpres I.

Sedangkan untuk Pilpres II, nilai t-statistik berada di bawah nilai α=5% yaitu sebesar 0,005.

Dengan demikian, sesuai hipotesis awal disimpulkan bahwa pada Pemilu 2004, hanya Pilpres

putaran II yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return IHSG di bursa.

4.2. Pemilu 2009

Data actual return yang telah diolah pada masa Pemilu 2009 untuk seluruh sektor dan IHSG

yang telah dirata – ratakan ditampilkan pada Tabel 3. Hasil uji signifikansi pada periode Pileg

dan Pilpres 2009 menunjukkan bahwa hanya pada peristiwa Pileg saja bursa terlihat

terpengaruh oleh event tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji t dimana nilai

signifikansi berada di bawah α=0,05 yaitu sebesar 0,001. Sedangkan pada periode Pilpres

tahun 2009, return IHSG tidak terpengaruh oleh peristiwa dan dibuktikan dengan hasil uji t

yang di atas nilai α.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 12: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

12

Tabel 3.

Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2009

  Sumber: Olah data penulis (2014) 4.3. Pemilu 2014

Analisis peristiwa politik yang terakhir dalam penelitian ini adalah pada periode Pemilu

2014. Tabel 4 merupakan tabel untuk data return yang telah diolah menjadi rata - rata actual

return untuk sektor dan IHSG.

Tabel 4.

Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2014

Sumber: Olah data penulis (2014)

Periode Pileg dan Pilpres tahun 2014 menunjukkan hasil yang sama seperti Pemilu 2009

dimana peristiwa Pilpres 2014 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG di

Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada periode Pilpres, hasil uji t menunjukkan bahwa

peristiwa ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG dan dibuktikan

dengan output hasil uji t yang jauh di atas nilai α=0,05.

PILEG  t-­‐30 PILEG  t+30 PILPRES  I  t-­‐30 PILPRES  I  t+30JKAGRI 0,00167 0,01375 -­‐0,00039 0,00520JKBIND 0,00317 0,01006 0,00285 0,00392JKFINA 0,00716 0,00823 0,00302 0,00290JKMING 0,00587 0,01503 0,00263 0,00562JKMISC 0,00706 0,00982 0,00505 0,00711JKTRAD 0,00200 0,00907 0,00368 0,00298JKINFA 0,00445 0,00461 0,00433 -­‐0,00069JKCONS 0,00012 0,00709 0,00592 0,00432JKPROP 0,00203 0,00709 0,00434 0,00134IHSG 0,00452 0,00865 0,00348 0,00310

PILEG PILPRES  I

PILEG  t-­‐30 PILEG  t+30 PILEG  t-­‐30 PILEG  t+30JKAGRI 0,00304 0,00230 0,00306 0,00136JKBIND 0,00355 -­‐0,00117 0,00139 0,00495JKFINA 0,00309 0,00034 0,00269 0,00251JKMING 0,00143 0,00344 0,00241 0,00053JKMISC 0,00591 -­‐0,00157 0,00459 0,00293JKTRAD 0,00269 0,00058 0,00309 0,00206JKINFA 0,00176 0,00099 -­‐0,00065 0,00107JKCONS 0,00126 0,00142 -­‐0,00039 0,00136JKPROP 0,00568 -­‐0,00043 0,00089 -­‐0,00007IHSG 0,00289 0,00050 0,00166 0,00184

PILEG PILPRES

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 13: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

13

5. Pembahasan

Dari tiga periode penelitian Pileg di tahun 2004, 2009, dan 2014 ditemukan bahwa hanya

Pileg tahun 2009 dan 2014 yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh

sektor dan IHSG di Bursa Efek Jakarta.

Signifikansi dari rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada seluruh periode

pengamatan Pileg di tiga tahun Pemilu mengindikasikan bahwa para pelaku bursa cendrung

melakukan profit taking lebih awal yaitu pada periode sebelum Pilpres untuk menghindari

situasi yang tidak menentu di periode pemilihan selanjutnya. Chretien dan Coggins (2008)

dalam jurnalnya mengemukakan bahwa pasar cendrung menyesuaikan diri dengan cepat

terhadap segala jenis informasi terutama untuk mengantisipasi risiko yang dapat muncul

terutama setelah tanggal pengumuman.

Pengamatan terhadap pengaruh Pilpres diperoleh garis besar bahwa dari empat periode

penelitian Pilpres yaitu Pilpres 2004 putaran pertama dan kedua, Pilpres 2009 dan 2014,

hanya terdapat satu peristiwa yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return

sektor dan IHSG yaitu pada Pilpres putaran kedua tahun 2004. Walaupun secara umum

penyelenggaraan Pilpres tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap return IHSG, akan

tetapi secara khusus terutama pada beberapa sektor, peristiwa ini memiliki pengaruh yang

positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata actual return yang meningkat di tiap periode

pemilihan.

6. Kesimpulan

Secara khusus, pelaksanaan Pemilu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap beberapa

sektor di Bursa Efek Indonesia. Beberapa sektor tersebut adalah sektor Pertanian, Industri

Dasar, Sektor Aneka Industri dan Sektor Konsumsi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil

analisis yang muncul selama periode pengamatan dengan nilai signifikansi untuk masing –

masing yang kurang dari nilai α 005.

Pengamatan secara umum untuk melihat pengaruh Pileg terhadap terhadap sektor dan IHSG

diperoleh kesimpulan bahwa dari tiga tahun Pemilu yang diteliti, hanya Pileg tahun 2009 dan

2014 yang memiliki pengaruh yang dignifikan terhadap return seluruh sektor dan IHSG di

Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung untuk kedua tahun Pemilu

tersebut yang masing – masing < α=5%.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 14: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

14

Untuk Pilpres, dari pengamatan dan hasil uji signifikansi terhadap dua periode Pilpres di

putaran pertama dan kedua tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014 hanya Pilpres tahun 2004

putaran kedua yang signifikan memiliki pengaruh terhadap return sektor dan IHSG.

Penelitian terhaap periode peristiwa lainnya yaitu Pilpres putaran pertama 2004, Pilpres 2009

dan Pilpres 2014 tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return sektor dan IHSG.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pasar saham Indonesia

dipengaruhi oleh aktivitas politik dan ekspektasi para pelaku bursa di seputar periode Pemilu.

Dalam jangka penelitian yang pendek dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk Pileg

terutama tahun 2009 hasilnya sama seperti hasil penelitian Nurhaeni (2009) dimana peristiwa

ini memiliki pengaruh terhadap bursa. Hasil uji terhadap periode Pileg lainnya yaitu Pileg

2014 juga memiliki dampak terhadap return sektor dan IHSG. Untuk Pileg 2004 hasilnya

sama dalam hal signifikansi dengan hasil penelitian Rizal (2005) yaitu tidak signifikan.

Dengan kata lain, pelaksanaan Pileg di tiap periode membuat pasar bereaksi baik sebelum

maupun sesudah hari pemilihan.

Sebaliknya, pada tiap periode untuk Pilpres tahun 2004, 2009, dan 2014 hanya periode

Pilpres 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return sektor

dan IHSG.

7. SARAN

Penelitian ini membuktikan bahwa informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal

merupakan hal yang masih dijadikan acuan oleh para pelaku bursa dalam membuat keputusan

investasi. Perbedaan signifikansi rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada Pileg

dan Pilres menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang ada di pasar adalah relevan dan

berharga. Akan tetapi, jika para pelaku bursa khususnya investor jeli dalam melihat peluang

yang ada, banyak emiten yang memiliki return yang tinggi pada masa pesta demokrasi. Oleh

karena itu, saran bagi para pelaku bursa adalah hendaknya peristiwa ini dijadikan momen

yang tepat untuk melakukan transaksi terutama pada emiten – emiten yang lebih produktif

dibandingkan hari perdagangan normal.

Saran lainnya adalah untuk timing transaksi, waktu yang tepat untuk melakukan aksi jual

adalah pada periode sebelum peristiwa karena hasil pengamatan terhadap tiga tahun Pemilu

menunjukkan bahwa di periode ini return beberapa sektor unggulan cendrung sedang tinggi.

Sebaliknya, jika hendak melakukan aksi beli, para pelaku bursa dapat melakukannya pada

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 15: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

15

masa setelah peristiwa karena atas dasar hasil pengamatan terhadap return di masa ini

cenderung lebih turun.

Selain itu, secara umum seperti yang telah diketahui bahwa faktor kejelian dan pengetahun

para pelaku pasar modal baik secara teknikal maupun fundamental juga diperlukan sebagai

acuan pengambilan keputusan. Para pelaku bursa juga hendaknya tidak terburu – buru dalam

melakukan aksi jual maupun beli pada masa Pemilu terutama di periode sebelum Pemilu.

Periode ini adalah periode yang tidak kondusif untuk melakukan investasi jangka pendek

karena investasi pada periode ini harus melihat juga return di periode setelah Pemilu karena

banyak asumsi yang mungkin lebih menguntungkan di masa pasca Pemilu. Dengan kata lain,

para pelaku bursa dituntut untuk dapat tetap bersikap rasional dalam pengambilan keputusan.

Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika memasukkan faktor – faktor fundamental

ekonomi dan makroekonomi sebagai variabel bebas. Hal ini sebagai parameter yang lebih

memungkinkan untuk melihat pengaruh peristiwa terhadap pasar modal.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014

Page 16: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu ...

16

Daftar Referensi:

Arifin, Baridwan, (1997). Analisis Hubungan antara Polling Saham Unggulan Sepekan Media Indonesia dengan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Kelola, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Edisi 14.

Bodie, Kane, Marcus, (2005).”Investments”. The McGraw-Hill. Chen, Andrew H. (2004). “The Effects Of Terrorism On Global Capital Market”.

European Journal of Political Economy. Texas. Foster. (1986). “Financial Statement Analysis”. Edisi 2. New Jersey: Prentice-Hall. Husnan, (1997). “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang)”. BPFE. Yogyakarta. Kusnardi, Ibrahim, (1988). “Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia”. PSH-UI.

Jakarta. Kritzman, (1994). What Practitioners Need to Know…about Time Diversification.

Financial Analysts Journals, Vol 50. Na’im. (1997). “Peran Pasar Modal Dalam Pembangunan Ekonomi

Indonesia”. Kelola. Vol. VI No. 14, MMUGM, Yogyakarta. Nippani dan Medlin, (2002).”The 2000 Presidential Election and the Stock Market”.

Journal of Economics and Finance. Rizal. (2005). “Reaksi Pasar Modal (BEJ) Indonesia Terhadap Peristiwa Politik di

Dalam Negeri (Event Study Pengaruh Peristiwa Pemilu Legislatif, Pilpres I, dan Pilpres II terhadap Perdagangan Saham LQ-45 dan Index LQ-45)”. Tesis Universitas Indonesia.

Sjahrir, (1995). “Analisis Bursa Efek”. PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta. Wong, McAleer. (2007). “Mapping The Presidential Election Cycle in US Stock

Markets”. Department of Economic, National University of Singapore.

Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014