LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

82
BAB I PENDAHULUAN Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat sebagai wujud keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Sepanjang perjalanan sejarah, bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak 9 (sembilan) kali dengan rincian 1 (satu) kali pada Era Orde Lama, 6 (enam) kali pada Era Orde Baru dan 2 (dua) kali pada Era Reformasi. Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2004 sangat berbeda bila dibandingkan dengan penyelenggaraan Pemilu sebelumnya. Perbedaan dimaksud antara lain pada Penyelenggara pada Pemilu yang lalu penyelenggara disebut PPD (Panitia Pemilihan Daerah) merupakan gabungan dari Parpol yang ada serta perwakilan dari unsur Pemerintah dan bersifat sementara, sedangkan pada penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 sebagai Penyelenggara adalah Komisi Pemilihan Umum dengan jumlah personil 5 (lima) orang melalui seleksi secara berjenjang, memiliki masa kerja 5 (lima) tahun bersifat Nasional, tetap dan mandiri. Disisi lain pada Pemilu sebelumnya hanya memilih Calon Legislatif tetapi pada Pemilu sekarang temasuk memilih Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta sekaligus memilih Presiden dan Wakil Presiden. Dalam melaksanakan tugas Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta berpedoman pada Program, Tahapan dan Jadual Waktu Penyelenggaraan Pemilu yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat. Secara umum seluruh rangkaian penyelenggaraan Pemilu di Kota Yogyakarta dapat berjalan lancar, masalah-masalah yang timbul sebagai perkembangan dinamika dalam setiap penyelenggaraan kegiatan dapat diselesaikan secara baik dengan mengedepankan langkah koordinasi dengan semua pihak terkait. Bagi instansi setiap selesai melaksanakan kegiatan mempunyai kewajiban membuat laporan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan kegiatan, hal itu pun berlaku bagi Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta. Agar setiap kegiatan yang diselenggarakan dapat berdaya dan berhasil guna, transparan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta selalu berupaya menjalin komunikasi, koordinasi dengan semua pihak yang terkait sehingga semua kegiatan dapat terlaksana sesuai jadual yang telah ditetapkan. Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 1

description

LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Transcript of LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Page 1: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB I

PENDAHULUAN

Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat sebagai

wujud keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Negara berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

Sepanjang perjalanan sejarah, bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilihan

Umum sebanyak 9 (sembilan) kali dengan rincian 1 (satu) kali pada Era Orde Lama, 6

(enam) kali pada Era Orde Baru dan 2 (dua) kali pada Era Reformasi. Penyelenggaraan

Pemilu Tahun 2004 sangat berbeda bila dibandingkan dengan penyelenggaraan Pemilu

sebelumnya. Perbedaan dimaksud antara lain pada Penyelenggara pada Pemilu yang lalu

penyelenggara disebut PPD (Panitia Pemilihan Daerah) merupakan gabungan dari Parpol

yang ada serta perwakilan dari unsur Pemerintah dan bersifat sementara, sedangkan

pada penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 sebagai Penyelenggara adalah Komisi

Pemilihan Umum dengan jumlah personil 5 (lima) orang melalui seleksi secara berjenjang,

memiliki masa kerja 5 (lima) tahun bersifat Nasional, tetap dan mandiri. Disisi lain pada

Pemilu sebelumnya hanya memilih Calon Legislatif tetapi pada Pemilu sekarang temasuk

memilih Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta sekaligus memilih Presiden dan

Wakil Presiden.

Dalam melaksanakan tugas Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta

berpedoman pada Program, Tahapan dan Jadual Waktu Penyelenggaraan Pemilu yang

dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat. Secara umum seluruh rangkaian

penyelenggaraan Pemilu di Kota Yogyakarta dapat berjalan lancar, masalah-masalah

yang timbul sebagai perkembangan dinamika dalam setiap penyelenggaraan kegiatan

dapat diselesaikan secara baik dengan mengedepankan langkah koordinasi dengan

semua pihak terkait.

Bagi instansi setiap selesai melaksanakan kegiatan mempunyai kewajiban

membuat laporan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan kegiatan, hal itu pun berlaku

bagi Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta. Agar setiap kegiatan yang

diselenggarakan dapat berdaya dan berhasil guna, transparan Komisi Pemilihan Umum

Kota Yogyakarta selalu berupaya menjalin komunikasi, koordinasi dengan semua pihak

yang terkait sehingga semua kegiatan dapat terlaksana sesuai jadual yang telah

ditetapkan.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 1

Page 2: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Adapun sistematika laporan adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Pelaksanaan Rekrutmen, Pelatihan, dan Pengawasan Kinerja

Pelaksana Pemilu

Bab III. Proses Pelaksanaan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk

Berkelanjutan (P4B)

Bab IV. Proses Pelaksanaan Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu

Bab V. Proses Pelaksanaan Pemetaan Daerah Pemilihan

Bab VI. Proses Pelaksanaan Sosialisasi Pemilihan Umum

Bab VII. Proses Pelaksanaan Kampanye Pemilu

Bab VIII. Proses Pelaksanaan Pengajuan, Pemeriksaan dan Penetapan Daftar

Calon

Bab IX. Proses Pelaksanaan Pengadaan dan Distribusi Logistik Pemilu

Bab X. Proses Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara

Bab XI. Proses Pelaksanaan Penetapan Jumlah Suara, Alokasi Kursi dan

Penetapan Calon Terpilih

Bab XII. Proses Pelaksanaan Pengambilan Sumpah/Janji

Bab XIII. Pemantauan dan Pengawasan Pemilihan Umum

Bab XIV. Pertanggungjawaban Keuangan

Bab XV. Penutup

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 2

Page 3: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB II

PELAKSANAAN REKRUTMEN, PELATIHAN DAN PENGAWASAN KINERJA

PELAKSANA PEMILU

A. Pembentukan Sekretariat Perwakilan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta.

1. Dasar Hukum pembentukan Sekretariat Perwakilan Sekretaris Umum Komisi

Pemilihan Umum Kota Yogyakarta adalah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor :

061/815/SJ tanggal 25 April 2002 tentang pembentukan Sekretariat Pelaksana

Pemilu di Propinsi dan Kabupaten/ Kota.

2. Kegiatan yang dilaksanakan.

Dalam menindak lanjuti surat Mendagri Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan

persiapan dan koordinasi dengan instansi terkait guna menyusun alternatif alternatif

pembentukan Sekretariat Perwakilan Sekretaris Umum Komisi Pemilihan Umum

Kota Yogyakarta sebagai saran/masukan kepada Walikota Yogyakarta sehingga

akan diperoleh keputusan terbaik.

Sebagai realisasi dari saran Staf adalah dengan terbitnya Keputusan Walikota

Yogyakarta Nomor : 20/Pem.D/BP/D.4 tanggal 1 April 2003 tentang pelantikan

pejabat Struktural pada Sekretariat Perwakilan Sekretaris Umum Komisi Pemilihan

Umum Kota Yogyakarta sebagai berikut :

a. Sdr. Untung Srihadi P. NIP 490031981, sebagai Sekretaris Perwakilan

Sekretaris Umum Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta.

b. Sugiyanto, SH. NIP 490029025, sebagai Kepala Sub Bagian Teknis dan Hukum

Sekretariat Perwakilan Sekretaris Umum Komisi Pemilihan Umum Kota

Yogyakarta.

c. Indradi Yohananto, SH. NIP 010269301, sebagai Kepala Sub Bagian

Penerangan Masyarakat dan Umum Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota

Yogyakarta.

3. Permasalahan yang dihadapi

a. Kondisi personil sampai laporan ini dibuat sebanyak 16 (enam belas) orang

dengan rincian 13 (tiga belas) orang sudah definitif (SK Walikota) dan 3 (tiga)

orang masih surat tugas.

b. Sampai saat ini belum terdapat ketentuan yang mengatur tentang Status

Kepegawaian, jumlah pasti personil Sekretariat, pola pembinaan pegawai,

maupun perbaikan tingkat kesejahteraan.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 3

Page 4: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

4. Langkah Sekretariat.

a. Membuat Telaahan Staf tentang personil Sekretariat kepada Sekretaris

Jenderal Komisi Pemilihan Umum sesuai Surat Sekretaris KPU Kota

Yogyakarta Nomor : 270/481 tanggal 21 September 2004 tentang Saran

Personil.

b. Surat tersebut mendapat tanggapan positif dari Sekretaris Jenderal Komisi

Pemilihan Umum sesuai Surat Nomor : 1768/15/X/2004 tanggal 12 Oktober

2004 tentang Saran Personil.

B. Rekrutmen dan Penetapan Anggota KPU Kota Yogyakarta serta Kegiatan Awal KPU Kota Yogyakarta

1. Dasar hukum pembentukan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta adalah

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 68 Tahun 2003 tentang Tata Cara

Seleksi dan Penetapan Keanggotaan Komisi Pemilihan Umum Propinsi,

Kabupaten/Kota.

2. Kegiatan yang dilaksanakan.

a. Pembentukan Tim Seleksi tingkat Kota.

b. Pelaksanaaan Seleksi.

3. Pembentukan Tim Seleksi tingkat Kota.

Tim Seleksi tingkat Kota Yogyakarta terbentuk sesuai Surat Keputusan Walikota

Yogyakarta Nomor 113/KD/TAHUN 2003 tanggal 12 April 2003 tentang Tim Seleksi

Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta dengan susunan personil

sebagai berikut :

a. Drs. H. Bitus Iswanto, MM. dari unsur akademisi

b. Drs. HA. Adaby Darban, SU. dari unsur akademisi

c. Drs. Untung Budiono dari unsur Tokoh Masyarakat

d. Dra. Susilastuti Msi dari unsur Pers

e. Ir. Hadi Prabowo dari unsur Pemerintah Kota

f. Untung Srihadi P. Sekretaris Perwakilan Sekretariat Umum Komisi

Pemilihan Umum

Sesuai kesepakatan forum mempercayakan kepada Drs. H. Bitus Iswanto, MM

untuk menjabat sebagai Ketua Tim Seleksi.

Dalam melaksanakan tugas Tim Seleksi difasilitasi oleh Sekretariat Perwakilan

Sekretaris Umum Kota Yogyakarta dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Audensi dengan Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 4

Page 5: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

b. Audensi dengan Pimpinan DPRD Kota Yogyakarta

c. Menyiapkan bahan administrasi pencalonan Anggota KPU

d. Menyelenggarakan tahapan seleksi tingkat Kota Yogyakarta

4. Pelaksanaan Seleksi.

a. Tahap penerimaan pendaftaran

Guna menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas tentang

pelaksanaan seleksi Calon anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah Tim

seleksi memanfaatkan media cetak, memasang pengumuman di Kantor

Kelurahan/Kecamatan se kota Yogyakarta, dari upaya tersebut telah terambil

formulir pendaftaran sebanyak 325 formulir dengan rincian :

1) Dari jenis kelamin :

- Laki laki = 230 orang

- Perempuan = 95 orang

2) Dilihat dari jenjang pendidikan :

- Strata 3 = 1 orang

- Strata 2 = 14 orang

- Strata 1 = 212 orang

- Diploma 3 = 30 orang

- SLTA = 44 orang

- Mahasiswa = 19 orang

- Lain lain = 5 orang

5. Tahapan seleksi administrasi.

Dari 325 berkas yang terambil hanya 126 orang yang mengembalikan formulir, dari

jumlah tersebut setelah diadakan pengecekan tentang kelengkapan berkas, berkas

yang memenuhi persyaratan administrasi hanya 86 (delapan puluh enam) berkas.

6. Tahapan seleksi lanjutan.

Metoda yang digunakan melalui pelemparan pertanyaan secara tertulis dan

wawancara/diskusi. Sesuai proses dan prosedur yang ditempuh akhirnya diperoleh

10 (sepuluh) calon yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Aan Kurniasih, SH.

b. Bernadus Monda Pandapotan Saragi, SH.

c. Drs. Eko Asihanto.

d. Eko Budi Siswono, SH.

e. Hendy Setiawan, S.IP.

f. Ismail Ts. Siregar.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 5

Page 6: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

g. Drs. Miftachul Alfin, MSHRM.

h. Nasrullah, SH.

i. Rahmat Muhajir Nugroho, SH.

j. R. Moch. Nufrianto Aris Munandar, SE.

Selanjutnya Tim Seleksi menyerahkan hasil seleksi kepada Walikota Yogyakarta

sesuai Surat Tim Seleksi Nomor : X/270/001/KPU/03 tanggal 5 Mei 2003, sebagai

bahan laporan oleh Walikota Yogyakarta kepada Gubernur DIY c/q Sekretaris

Perwakilan Komisi Pemilihan Umum.

7. Tahapan seleksi tingkat KPU Propinsi

Seleksi oleh Tim KPU Propinsi DIY dilaksanakan selama 1 (satu) hari dengan

sususan Tim sebagai berikut :

a. Suparman Marzuki, SH., Msi. Ketua KPU Propinsi DIY

b. Drs. H. Mohammad Najib, Msi. Anggota

c. Dra. Nur Azizah, Msi. Anggota

d. Any Rochyati, SE., Msi. Anggota

e. Samsul Bayan, SH., MH. Anggota

8. Tahapan pengumuman dan pelantikan.

Pada tanggal 12 Juni 2004 Sekretaris Perwakilan Sekretaris Umum Komisi

Pemilihan Umum Kota Yogyakarta menerima Berita Acara Penetapan hasil

seleksi Tim Propinsi 5 (lima) orang calon dari Kota Yogyakarta sebagai berikut :

i. Aan Kurniasih, SH.

ii. Hendy Setiawan, S.IP.

iii. Drs. Miftachul Alfin, MSHRM.

iv. Nasrullah, SH.

v. Rahmat Muhajir Nugroho, SH.

Pada tanggal 13 Juni 2003 bertempat di Kantor KPU Propinsi dilaksanakan

pelantikan anggota KPU Kabupaten/Kota se DIY oleh Ketua KPU Propinsi DIY

Suparman Marzuki, SH., Msi.

9. Kegiatan awal Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta.

a. Melakukan rapat untuk menentukan Ketua dan Divisi dengan hasil :

1) Drs. Miftachul Alfin, MSHRM. sebagai Ketua dan merangkap Divisi

Pendaftaran, Pencalonan dan Peserta Pemilu.

2) Nasrullah, SH. sebagai Divisi Hukum dan Hubungan Antar Lembaga.

3) Hendy Setiawan, S.IP. sebagai Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan

Hasil Pemilu.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 6

Page 7: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

4) Rahmat Muhajir Nugroho, SH. sebagai Divisi Pendidikan, Informasi dan

Kajian Pengembangan.

5) Aan Kurniasih, SH. sebagai Divisi Logistik, Personil dan Keuangan Pemilu.

b. Audensi dengan jajaran Muspida Kota Yogyakarta dan Pimpinan DPRD Kota

Yogyakarta.

c. Mengikuti Rapat Kerja Persiapan Penyelenggaraan Pemilu 2004 bagi Anggota

KPU Kabupaten/Kota Jateng dan DIY pada tanggal 23 s/d 24 Juni 2004 di

Hotel Ambarrukmo Yogyakarta.

1) Dialog dengan Partai Politik

Peserta dialog adalah Partai Politik hasil Pemilu tahun 1999 karena Partai

Politik Peserta Pemilu 2004 belum ditentukan, namun demikian tingkat

kehadiran pengurus diatas 50 %.

Kegiatan dialog ini bertujuan :

a) Perkenalan anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta sebagai

penyelenggara Pemilu di Daerah serta mensosialisasikan tugas,

tanggung jawab, kewajiban dan batasan kewenangan Komisi Pemilihan

Umum Kota Yogyakarta.

b) Menjalin komunikasi dan hubungan timbal balik yang baik antara

Komisi Pemilihan Umum dengan para pengurus Parpol yang ada di Kota

Yogyakarta.

c) Mempererat hubungan antar pengurus Partai Politik sehingga terjalin

semangat kebersamaan dan memperlancar komunikasi dalam

menyongsong penyelenggaraan Pemilu 2004.

d) Agar para pengurus Partai Politik mengetahui secara garis besar tentang

Tahapan, Jadwal waktu dan mekanisme pelaksanaan Pemilu 2004

sehingga setiap Parpol memiliki waktu yang cukup dalam persiapan

mengikuti Pemilu 2004.

C. Pembentukan PPK dan PPS

Pelaksanaan Pemilu tahun 2004 membutuhkan aparat penyelenggara di tingkat

Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Tempat Pemungutan Suara. Sesuai dengan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD, penyelenggara pemilu di tingkat Kecamatan adalah Panitia Pemilihan

Kecamatan yang disingkat dengan PPK. Penyelenggara Pemilu di tingkat Kelurahan

atau Desa adalah Panita Pemungutan Suara, disingkat PPS. Sedangkan

penyelenggara pemilu tingkat terbawah yaitu TPS adalah Kelompok Penyelenggara

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 7

Page 8: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Pemungutan Suara atau disingkat KPPS. PPK dan PPS dibentuk oleh KPU

Kabupaten/Kota sedangkan KPPS dibentuk oleh PPS.

1. Rekrutmen PPK

Dalam melaksanakan rekrutmen atau pembentukan penyelenggara Pemilu di

tingkat bawahnya, KPU Kota Yogyakarta selalu mendasarkan segala

perencanaannya berdasarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang

berlaku. 3 peraturan yang dijadikan dasar perencanaan adalah :

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 100 Tahun 2003.

Radiogram KPU nomor 32/RDG/VII/2003.

Atas 3 dasar tersebut, KPU Kota Yogyakarta dalam langkah pertamanya

membentuk Kelompok Kerja yang khusus menangani pembentukan PPK dan PPS

se-Kota Yogyakarta yang dituangkan dalam Surat Keputusan Komisi Pemilihan

Umum Kota Yogyakarta Nomor : 004/SK.KPU-YK/2003 tertanggal 17 Juli 2003.

Dalam rapat koordinasi pertamanya kelompok kerja merumuskan 2 hal penting

yaitu :

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta Nomor 01 tahun 2003

tentang “Tata Cara Perekrutan dan Penetapan Keanggotaan Panitia Pemilihan

Kecamatan se- Kota Yogyakarta”, tertanggal 18 Juli 2003, dan

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta Nomor 02 tahun 2003

tentang “Tata Cara Perekrutan dan Penetapan Keanggotaan Panitia

Pemungutan Suara se – Kota Yogyakarta”, tertanggal 7 Agustus 2003.

Dalam 2 Keputusan tersebut dirinci secara jelas mengenai pengertian umum,

jumlah keanggotaan, syarat-syarat keanggotaan, tata cara pengajuan calon,

mekanisme perekrutan, persetujuan dan penetapan, kelengkapan administrasi

serta anggaran pembentukan PPK dan PPS. Satu lagi patokan dasar dalam

perencanaan adalah batas terakhir dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum

nomor 100 tahun 2003 tidak dilanggar. Batas akhir pembentukan PPK adalah 21

Agustus 2003 sedangkan batas akhir pembentukan PPS adalah 2 September

2003.

Calon anggota PPK diajukan oleh Camat untuk mendapatkan persetujuan KPU

Kota Yogyakarta. Untuk memperoleh persepsi yang sama maka KPU Kota

Yogyakarta mengundang Camat se – Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Juli 2003.

Dalam koordinasi dengan para camat tersebut KPU Kota menjelaskan secara rinci

maksud dan tujuan akan diadakannya pembentukan PPK yang prosesnya adalah

melibatkan camat sebagi pihak yang berwenang dalam mengajukan calon-calon

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 8

Page 9: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

PPK maksimal sebanyak 2 kali jumlah anggota PPK yaitu 10 orang. Hasil

kesepakatan KPU Kota Yogyakarta dengan para Camat rapat dalam koordinasi

tersebut adalah :

a. Proses pembentukan PPK adalah bersifat terbuka untuk seluruh masyarakat

yang memenuhi persyaratan.

b. KPU Kota Yogyakarta berwenang mensosialisasikan proses rekrutmen anggota

PPK kepada seluruh masyarakat melalui pengumuman di media cetak dan

penggandaan formulir pendaftaran.

c. Camat berwenang dalam penerimaan pendaftaran dan pengajuan calon

anggota PPK yang disusun berdasarkan ranking.

d. Camat berwenang untuk membentuk atau tidak membentuk Tim Seleksi Tingkat

Kecamatan.

e. Camat berwenang untuk mengadakan seleksi dengan metode yang

dikehendaki apabila jumlah pendaftar lebih dari 10 orang.

f. KPU Kota Yogyakarta berwenang untuk menetapkan calon anggota PPK terpilih

yang diusulkan oleh Camat tanpa intervensi pihak manapun.

g. Tahapan perekrutan PPK se – Kota Yogyakarta tetap mengacu pada jadual

yang ditetapkan dalam Keputusan KPU Kota Yogyakarta nomor 2 tahun 2003.

Dalam proses pendaftaran beberapa Kecamatan menerima pendaftar berjumlah

lebih dari 10 orang sehingga harus mengadakan seleksi. Akan tetapi juga ada

Kecamatan yang menerima pendaftar tepat atau kurang dari 10 orang sehingga

merasa tidak perlu mengadakan seleksi. Akan tetapi terlepas dari itu semua, jadual

pengajuan calon anggota PPK oleh Camat kepada KPU Kota Yogyakarta tepat

sesuai jadual yaitu tanggal 9 Agustus 2003.

Berdasarkan daftar yang diajukan oleh Camat itulah, KPU Kota Yogyakarta mulai

menseleksi calon-calon anggota PPK dengan kriteria yang telah disepakati oleh

KPU Kota Yogyakarta yaitu :

a. Rekomendasi dari camat, ranking 1-5, mendapat nilai 40, ranking 6 – 10 tidak

mendapat nilai.

b. Pengalaman dalam Pemilu, nilai berkisar 0 – 10.

c. Tingkat pendidikan, nilai berkisar 0 – 10.

d. Pengalaman berorganisasi, nilai berkisar 0 – 10.

e. Tingkat ketokohan, nilai berkisar 0 – 10.

Selain kriteria tersebut ada pertimbangan lainnya yang tidak bisa diukur dengan

nilai yaitu :

a. Ada tidaknya catatan kepolisian dari calon bersangkutan.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 9

Page 10: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

b. Ada tidaknya masukan dari masyarakat terhadap calon bersangkutan.

c. Terlibat tidaknya calon bersangkutan dalam aktifitas kepartaian.

d. Pertimbangan kuota keterwakilan perempuan sebanyak 30%.

e. Pertimbangan pemerataan asal wilayah (kelurahan) para calon bersangkutan

dalam 1 wilayah Kecamatan.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas maka konsekuensinya adalah

bahwa tidak semua dan tidak selalu calon yang masuk ranking 1 - 5 yang diajukan

oleh camat akan disetujui dan ditetapkan menjadi anggota PPK terpilih. Dan satu

hal yang sebenarnya sangat prinsip dan cukup menyulitkan KPU Kota Yogyakarta

dalam menetapkan anggota PPK terpilih adalah dilarangnya KPU Kota/Kabupaten mengadakan fit and proper test terhadap calon seperti yang

tertuang dalam Radiogram KPU nomor 32/RDG/VII/2003/.

Setelah melalui beberapa kali Rapat Pleno dan sesuai dengan jadual yang

ditetapkan, pada tanggal 15 Agustus 2003 KPU Kota Yogyakarta berhasil

memutuskan 70 anggota PPK terpilih dari 14 Kecamatan. Pada tanggal 18 Agustus

2003 daftar nama 70 anggota PPK terpilih diumumkan di media cetak. Selain itu

kepada calon bersangkutan diberikan surat pemberitahuan dan surat undangan

untuk menghadiri pelantikan anggota PPK pada tanggal 21 Agustus 2003.

Dalam proses menanti pelantikan ini, ada seorang calon anggota PPK yang tidak

terpilih dari Kecamatan Gondomanan melakukan protes terhadap KPU Kota

Yogyakarta mempertanyakan mengapa dirinya gagal dipilih sebagai PPK padahal

merasa dirinya cukup mampu dan berkompeten sebagai anggota PPK. Protes

secara per telepon maupun secara tatap muka diterima dengan baik oleh KPU Kota

Yogyakarta. Setelah diberikan penjelasan secara panjang lebar mengapa yang

bersangkutan tidak diterima dan alasan-alasannya, maka keputusan KPU Kota

Yogyakarta dapat diterima yang bersangkutan dan tidak mengganggu proses

selanjutnya.

Tepat tanggal 21 Agustus 2003 yang juga merupakan tanggal waktu pembentukan

PPK (Surat Keputusan terlampir), KPU Kota Yogyakarta secara resmi melantik dan

mengangkat 70 orang anggota PPK se – Kota Yogyakarta di Ruang Rapat Utama

Atas Komplek Balaikota Yogyakarta pukul 09.00 WIB. Dalam pelantikan ini dihadiri

oleh Muspida Kota Yogyakarta, Panwaslu Kota Yogyakarta, Muspika se- Kota

Yogyakarta dan tamu undangan lainnya.

Segera setelah pelantikan dalam rangka mempersiapkan PPK menjalankan tugas

yang sudah menghadang maka KPU Kota Yogyakarta segera mengadakan briefing

terhadap PPK. Materi briefing terhadap PPK ada 4 hal pokok yaitu :

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 10

Page 11: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

PPK segera melakukan pemilihan Ketua PPK.

PPK segera mengusulkan pengangkatan 1 orang Sekretaris PPK dan 3 orang

Staf Sekretariat PPK kepada Camat.

Segera menetapkan anggota PPS terpilih.

Segera mempersiapkan bahan-bahan untuk rapat kerja.

Keempat tugas pokok itulah yang harus segera dilaksanakan oleh PPK terutama

poin ketiga yaitu penetapan anggota PPS terpilih yang pada saat briefing tersebut

dilakukan yaitu pada tanggal 21 Agustus 2003, telah memasuki tahapan perekrutan

anggota PPS di tingkat Kelurahan.

2. Rapat Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan

a. Dasar hukum penyelenggaraan Rapat Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan

berpedoman pada Keputusan Komisin Pemilihan Umum Nomor 100 Tahun

2003 tentang Tahapan, Program Kerja dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2004.

b. Tujuan penyelenggaraan Rapat Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan untuk

memberikan pembekalan materi tentang tatacara, mekanisme penyelenggaraan

Pemilu Tahun 2004 dan menyamakan pola pikir maupun pola tindak kepada

para Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan se Kota Yogyakarta dalam

persiapan melaksanakan tugas penyelengaraan Pemilu Tahun 2004.

c. Pelaksanaan Raker PPK selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 8 s/d 10 September

2003 bertempat di Wisma Sejahtera III Kaliurang dengan pelaksanaan sebagai

berikut :

Rapat Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan dibuka secara resmi oleh

Walikota Yogyakarta pada hari Senin tanggal 8 September 2003 pukul 19.00

WIB bertempat di Wisma Sejahtera III Kaliurang, diwakili oleh Kepala Bagian

Tata Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta H. Muhamad Arifin, SH. Selesai

acara pembukaan Raker dilanjutkan penyampaian materi dengan judul

“Peran dan Dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam penyelenggaraan

Pemilu 2004”.

Materi “Sistem Pemilu 2004” disampaikan oleh Ketua Komisi Pemilihan

Umum Propinsi DIY diwakili Drs. H. Muhamad Najib, Msi.

Materi “Daerah Pemilhan” disampaikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum

Kota Yogyakarta Drs. Miftachul Alfin, MSHRM.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 11

Page 12: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Materi “Pencalonan Anggota DPR, DPD dan DPRD Daerah” disampaikan

oleh Nasrullah, SH. Divisi Hukum dan Hubungan antar Lembaga.

Materi “Verifikasi Partai Politik dan Dewan Perwakilan Daerah“ disampaikan

oleh Rahmat Muhajir Nugroho, SH. Divisi Pendidikan, Informasi Pemilu dan

Kajian Pengembangan.

Materi “Pola Organisasi dan Tata Kerja KPU “ disampaikan oleh Aan

Kurniasih,SH Divisi Logistik, Personil dan Keuangan.

Materi “Pengelolaan Keuangan Pemilu 2004” disampaikan oleh Untung

Srihadi P. Sekretaris KPU Kota Yogyakarta.

Materi “Pemungutan dan Penghitungan Suara” disampaikan oleh Hendy

Setiawan, S.IP. Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu.

Materi “Mekanisme Pengawasan Pemilu 2004” disampaikan oleh Teguh

Basuki, SH. Ketua Panwaslu Kota Yogyakarta.

Materi “Keamanan dan Ketertiban Pemilu 2004”disampaikan oleh Kombes

Pol.Drs.H.Sabar RaharjoMBA Kapoltabes Yogyakarta.

Sidang Kelompok dibagi dalam 3 (tiga) Komisi :

i. Komisi A bidang Organisasi dan Tata Kerja.

ii. Komisi B bidang Operasional.

iii. Komisi C bidang Anggaran.

Dalam Pelaksanaan Diskusi tiap – tiap kelompok dipandu oleh Anggota

Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta, dilanjutkan Presentasi dari tiap-

tiap Komisi.

Rapat Kerja Pemilihan Kecamatan berakhir pada tanggal 10 September

2003 pukul 16.00 WIB, Rapat Kerja ditutup oleh Walikota Yogyakarta

diwakili oleh Wakil Walikota Yogyakarta Syukri Fadholi, SH.

Secara Umum Rapat Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan dapat berjalan lancar

perhatian para peserta cukup besar hal ini dibuktikan diajukannya pertanyaan-

pertanyaan yang berbobot.

3. Pembentukan PPS

a. Dasar hukum pembentukan Panitia Pemungutan Suara (PPS) adalah

Radigram Komisi Pemilihan Umum Nomor 38/RDG/VIII/2003 tanggal 19

Agustus 2003 tentang pembentukan Panitia Pemungutan Suara.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 12

Page 13: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

b. Kegiatan yang dilaksanakan.

1) Melaksanakan rapat intern KPU kota untuk menyusun rencana kegiatan

proses rekruitmen Calon anggota Panitia Pemungutan Suara.

2) Melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Lurah se Kota Yogyakarta untuk

menyampaikan penjelasan tentang mekanisme dan peran Kelurahan dalam

proses pembentukan Panitia Pemungutan Suara

3) Tata kala pelaksanaan seleksi Panitia Pemungutan Suara, sebagai berikut :

a) Tanggal 11 s/d 16 Agustus 2003 Penyebaran Pengumuman kepada

masyarakat.

b) Tanggal 11 s/d 16 Agustus 2003 Pengambilan dan Pengembalian

Formulir Pendaftaran.

c) Tanggal 18 s/d 23 Agustus 2003 Proses Seleksi di tingkat Kelurahan.

d) Tanggal 25 s/d 29 Agustus 2003 Persetujuan dan Penetapan Calon

anggota PPS oleh Panitia Pemilihan Kecamatan.

e) Tanggal 30 Agustus 2003 Pengumuman Calon Terpilih oleh PPK

f) Tanggal 1 September 2003 Persiapan Pelantikan.

g) Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 2 September 2003 oleh para

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan, waktu dan tempat diatur sesuai

situasi dan kondisi ditiap Kecamatan.

4. Rapat Kerja PPS

a. Penyelenggaraan Raker Panitia Pemungutan Suara bertujuan memberikan

bekal kepada seluruh anggota Panitia Pemungutan Suara agar mereka

memahami tentang tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan Pemilu

nantinya.

b. Penyelenggara dan penanggungjawab Raker adalah Panitia Pemilihan

Kecamatan setempat.

c. Peran Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta adalah sebagai fasilitator dan

pengarah, pembicara adalah para anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

terkandung maksud agar diantara mereka terjalin komunikasi yang baik serta

memberdayakan PPK sebagai penyelenggara Pemilu di tingkat Kecamatan.

d. Penyampaian materi oleh anggota KPU atas permintaan dari PPK .

e. Secara umum Raker Panitia Pemungutan Suara dapat terselenggara dengan

baik.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 13

Page 14: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB III

PROSES PELAKSANAAN PENDAFTARAN PEMILIH DAN

PENDATAAN PENDUDUK BERKELANJUTAN (P4B)

Pelaksanaan P4B ini terdiri atas 2 tahapan, yaitu Proses Pelaksanaan Pendaftaran

Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan sendiri berlangsung pada tanggal 1

April–15 Mei 2003, dan tahap Pencocokan dan Penelitian (Coklit) Hasil P4B.

A. Proses P4B

1. Dasar hukum pelaksanaan P4B adalah MOU antara Komisi Pemilihan Umum

dengan Depdagri dan Badan Pusat Statistik Pusat P4B dilaksanakan secara

Nasional mulai tanggal 1 April s/d 15 Mei 2003.

2. Instansi penanggung jawab penyelenggaraan P4B didaerah adalah Badan Pusat

Statistik Kota Yogyakarta dengan kegiatan

a. Koordinasi BPS dengan Pemerintah Kota Yogyakarta.

b. Rekruitmen petugas lapangan.

c. Pelatihan petugas lapangan.

d. Pelaksanaan P4B.

3. Permasalahan yang dihadapi.

a. Dampak sebagai penanggungjawab pelaksanaaan P4B adalah BPS

mekanisme yang berlaku adalah mekanisme yang digunakan dalam

pelaksanaan sensus dengan menggunakan sistim Blok, sedangkan dalam

penyelenggaraan pemilu sebelumnya pendaftar Pemilih adalah Pantarlih terdiri

dari perwakilan Parpol dan tokoh masyarakat setempat dengan basis dasar

Rukun Tetangga (RT).

b. Sosialisasi tentang P4B kepada masyarakat sangat minim sehingga

pemahaman/perhatian masyarakat terhadap kegiatan P4B sangat kurang.

c. Pada saat penyelenggaraan P4B badan penyelanggara Pemilu di Daerah baik

Sekretariat maupun Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta belum terbentuk.

4. Langkah yang diambil

a. Koordinasi dengan BPS maupun instansi terkait yang menangani masalah

kependudukan.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 14

Page 15: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

b. Menyarankan kepada BPS agar metoda yang digunakan tidak menggunakan

sistim BLOK, karena sangat menyulitkan dalam penyusunan DPS/DPT. Disisi

lain banyak masyarakat yang tidak terdaftar dan timbul keluhan dari masyarakat

bahwa sebagai akibat sistim tersebut banyak masyarakat yang menggunakan

hak pilih jauh dari tempat tinggal/diluar RT.

c. Melihat perkembangan P4B, Komisi Pemilihan Umum memperpanjang

pelakasanaan P4B.

5. Hasil pelaksanaan P4B

a. Jumlah penduduk terdaftar = 391. 585 orang

b. Penduduk yang memiliki hak pilih = 304. 218 orang

c. Jumlah pemilih setelah perpanjangan = 312. 218 orang

d. Jumlah kursi di DPRD = 35 kursi

6. Saran

a. Perlu petunjuk yang jelas dalam kegiatan pemeliharaan data penduduk dan

jumlah pemilih.

b. Perlu penijauan terhadap penyelenggaraan P4B dimasa mendatang sehingga

tidak menimbulkan kerancuan.

B. Proses Coklit Hasil P4B

1. Dasar Hukum:

a. Surat Edaran Nomor 738/15/IX/2003 tentang pelaksanaan Pencocokan dan

penelitian Hasil P4B serta proses penyusunan dan Pengesahan Daftar pemilih.

b. Surat Edaran Nomor 72/15/1/2004 tentang PPS Dapat mendaftarkan nama

Pemilih dengan mengisi formulir Daftar Pemilih Sementara ( KPU-SSL ).

c. Surat Edaran Nomor 104/15/I/2004 tentang Penyusunan DPT per- TPS

2. Kegiatan:

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang menentukan peran KPU Daerah

dalam pendaftaran pemilih ini, KPU Kota Yogyakarta melaksanakan beberapa

kegiatan sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan kegiatan Coklit P4B yang dilakukan oleh BPS kota

Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 15

November 2003.

b. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan daftar pemilih sementara yang

dilakukan oleh BPS kota yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juli

2003 sampai dengan 31 oktober 2003.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 15

Page 16: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

c. Menerima penyerahan DPS dari BPS kota yogyakarta dan menyerahkan DPS

dari KPU Kota Yogyakarta ke PPS Se-Kota Yogyakarta yang dilaksanakan

pada tanggal 1 November 2003 sampai dengan 27 November 2003.

d. Mengkoordinasikan kegiatan pengesahan Draft DPS yang dilakukan oleh PPS

yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2003 sampai dengan 4 November

2003.

e. Mengkoordinasikan kegiatan pengumuman dan tanggapan masyarakat

terhadap DPS yang dilakukan oleh PPS yg dilaksanakan pada tanggal 3

November 2003 sampai dengan 30 November 2003.

f. Mengkoordinasikan kegiatan pemutakhiran Daftar pemilih yang dilakukan oleh

PPS yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Penampungan usul perbaikan identitas pemilih.

2) Mendaftar penduduk yg belum terdaftar sebagai pemilih

3) Menyusun Daftar pemilih tambahan dengan berkoordinasi dengan petugas

coklit.

4) Menyerahkan daftar pemilih tambahan dan perubahan identitas ke KPU

Kota.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 desember 2003 sampai dengan 22

desember 2003.

g. Koordinasi dengan BPS dan KPU Provinsi dalam rangka penyusunan daftar

pemilih tetap ( DPT ) yg dilakukan pada tanggal 5 Desember 2003 sampai

dengan 27 desember 2003.

h. Menerima Daftar Pemilih Tetap dari BPS Kota Yogyakarta ke KPU Kota

Yogyakarta dan mengirim DPT dari KPU Kota yogyakarta ke PPS Se-kota

Yogyakarta yg dilaksanakan pada tanggal 18 desember 2003 sampai dengan

30 desember 2003.

i. Mensupervisi kegiatan penetapan DPT yang dilakukan oleh PPS yg

dilaksanakan pada tanggal 31 desember 2003.

j. Penyampaian kartu pemilih dari KPU Kota yogyakarta ke PPS Se-kota

yogyakarta dan penyampaian kartu pemilih dari PPS ke pemilih yang

dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2003 sampai dengan 5 maret 2004.

k. Mengkoordinasikan dan me-supervisi PPS dalam melaksanakan pemeliharaan

Daftar Pemilih, kegiatan ini meliputi :

1) PPS mencatat perubahan pemilih : meninggal dunia, pindah (keluar/datang),

dicoret dari hak pilihnya.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 16

Page 17: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

2) PPS melaporkan perubahan pemilih ke KPU Kota Yogyakarta.

3) Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 10

maret 2004.

l. Melaporkan secara berkala perubahan pemilih kepada KPU dengan tembusan

KPU Propinsi yg dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 10

maret 2004

m. menyusun salinan daftar pemilih tetap setiap TPS dengan melibatkan PPK dan

PPS yg dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2004 sampai dengan 5 maret

2004.

n. Penyampaian salinan daftar pemilih tetap per TPS kepada KPPS melalui PPK

dan PPS yg dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2004 dan 25 Maret 2004.

3. Hasil/Output:

a. Daftar Pemilih Sementara dalam bentuk manual.

b. Daftar Pemilih Sementara dalam bentuk softcopy.

c. Daftar Pemilih Tetap dalam bentuk manual.

d. Salinan Daftar Pemilih Tetap per-TPS

4. Permasalahan:

a. Banyak kalangan yang tidak puas dengan proses dan hasil dari P4B karena

dalam P4B terdapat berbagai kepentingan yang ada dalam proses P4B tidak

hanya diperuntukkan untuk kepentingan Pemilu tetapi juga kepentingan

kependudukan sehingga data yang dihasilkan harus dipilah-pilah menurut

kepentingan yg ada.

b. Bentuk DPS yang dihasilkan ternyata sangat menyulitkan petugas yang ada

dilapangan seperti PPS karena format DPS tidak sesuai dengan sistem

kemasyarakatan yang ada di kota Yogyakarta yang menurut sistem

RT/RW,sedangkan DPS yg dihasilkan menurut sistem blok dan sistem blok ini

hanya dapat dipahami oleh BPS.

c. Adanya kesulitan PPS dalam mensosialisasikan DPS karena format DPS yang

tidak memungkinkan untuk ditempel di media pengumuman,sehingga hal ini

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengakses informasi mengenai

DPS. Karena partisipasi masyarakat yg rendah ini maka mempengaruhi dalam

hal tanggapan masyarakat terhadap DPS,sehingga ini mempengaruhi validitas

data dari DPS yang nantinya akan menjadi DPT.

d. Terjadinya tarik ulur tanggungjawab antara KPU dengan BPS atas DPS yang

dihasilkan karena menuai banyak komplain dari masyarakat.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 17

Page 18: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

5. Rekomendasi

a. Perlu meninjau ulang isi kesepakatan dengan instansi lain dalam bekerjasama

dalam kegiatan pendaftaran pemilih sehingga tidak terjadi kerancuan

kewenangan antara instansi yang bersangkutan.

b. Perlu penyamaan sistem yg digunakan dalam pendaftaran pemilih terhadap

sistem kemasyarakatan yg berlaku di masyarakat kota Yogyakarta.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 18

Page 19: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN VERIFIKASI PESERTA PEMILU

A. Dasar Hukum

1. UU Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik

2. UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan DPRD;

3. Keputusan KPU Nomor 105 Tahun 2003, Tentang Tata Cara Penelitian dan

Penetapan Partai Politik menjadi Peserta Pemilu;

4. Keputusan KPU Nomor 615 Tahun 2003, Tentang Perubahan Terhadap

Keputusan Komosis Pemilihan Umum nomor 105 Tahun 2003 Tentang Tata Cara

Penelitian dan Penetapan Partai Politik Menjadi Peserta Pemilihan Umum.

B. Pendaftaran Peserta Pemilu

Sebagai bagian awal tahapan Pemilu 2004, pendaftaran peserta pemilu di bagi

menjadi 2 bagian, yakni; 1) pendaftaran peserta pemilu partai politik, dan 2)

pendaftaran peserta pemilu perseorangan (DPD). Pendaftaran peserta pemilu Partai

Politik ditujukan untuk pelaksanaan Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sedangkan peserta Pemilu

Perseorangan ditujukan untuk pelaksanaan Pemilhan Umum Dewan Perwakilan

Daerah (DPD). DPD merupakan lembaga negara baru yang salah satu tugas dan

wewenangnya adalah dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan

dan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan

sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan

pusat dan daerah.

Untuk memperjelas uraian tentang pendaftaran peserta pemilu baik dari partai politik

maupun perseorangan, dalam materi pendahuluan ini digambarkan secara ringkas

mengenai pendaftaran partai politik dan pendaftaran peserta pemilu perseorangan

(calon anggota DPD).

1. Pendaftaran Peserta Pemilu : Partai Politik

Setiap Partai politik yang didirikan terlebih dahulu didaftarkan di Departemen

Kehakiman RI, dengan tujuan agar partai politik tersebut memperoleh status badan

hukum yang disahkan oleh Menteri Kehakiman. Partai politik yang didaftarkan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 19

Page 20: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

harus memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (3) UU No. 31

tahun 2002 tentang Partai Politik, sebagai berikut :

a. memiliki akta notaris pendirian partai politik;

b. mempunyai kepengurusan sekurang-kurangnya 50% dari jumlah Propinsi, 50%

dari jumlah Kab/Kota pada setiap propinsi yang bersangkutan, dan 25% dari

jumlah kecamatan pada setiap kab/kota yang bersangkutan;

c. memiliki nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan

pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda

gambar partai politik lain; dan

d. mempunyai kantor tetap.

Agar dapat memperoleh status badan hukum yang disahkan oleh Menteri

Kehakiman, partai politik terlebih dahulu melalui proses verifikasi ditingkat

Departemen Kehakiman. Partai Politik yang dinyatakan lolos verifikasi/memenuhi

syarat, langsung disahkan menjadi Partai Politik.

Partai politik yang telah mendapatkan status badan hukum melalui pengesahan

Menteri kehakiman, belum dapat dikatakan sebagai peserta pemilu. Berdasarkan

Pasal 7 ayat (1) UU No 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan

DPRD, Partai Politik dapat menjadi peserta pemilu apabila memenuhi syarat :

a. diakui keberadaannya sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2002 tentang Partai

Politik;

b. memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 dari seluruh jumlah

Propinsi;

c. memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 dari seluruh jumlah

kab/kota di Propinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b;

d. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang atau sekurang-kurangnya

1/1.000 dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai politik

sebagaimana dimaksud huruf c yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota

partai politik;

e. pengurus sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c harus mempunyai

kantor tetap;

f. mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU.

Proses verifikasi/penelitian terhadap syarat administratif dan faktual dilakukan oleh

KPU dan KPUD. Partai Politik yang dinyatkan lolos verifikasi/memenuhi syarat

sebagai mana dimaksud dalam pasal 7 UU No 12 tahun 2003, ditetapkan sebagai

peserta pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 20

Page 21: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Disamping hal tersebut diatas, Pasal 142 UU No. 12 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa “Partai Politik Peserta Pemilu tahun 1999 yang memperoleh 2% atau lebih

dari jumlah kursi DPR atau memperoleh sekurang-kurangnya 3% jumlah kursi

DPRD Propinsi atau DPRD Kabupaten/Kota yang tersebar sekurang-kurangnya di

½ jumlah Propinsi dan ½ kabupaten/kota seluruh Indonesia, ditetapkan sebagai

Partai Politik Peserta Pemilu setelah Pemilu 1999”. Oleh karena itu, terdapat 6

Partai Politik yang dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

142 UU No. 12 Tahun 2003. Partai Politik tersebut adalah Partai GOLKAR, Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP),

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan

Bintang (PBB). Ke enam partai politik inilah yang disebut lolos Electoral treshold.

2. Pendaftaran Peserta pemilu: Perseorangan (DPD)

Berdasarkan UU No 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan

DPRD, peserta pemilu Perseorangan untuk mememilih anggota DPD dilaksanakan

dengan sistem distrik berwakil banyak. Setiap distrik (Propinsi) diwakili sebanyak 4

orang anggota DPD. Dikarenakan 4 orang anggota DPD yang merupakan

keterwakilan daerah dalam memperjuangkan kepentingan daerah, maka

pendaftaran Peserta pemilu perseorangan (DPD) dilakukan di daerah Proponsi

masing-masing dan ditujukan kepada KPU melalui KPU Propinsi.

Pasal 11 ayat (1) UU No 12 tahun 2003 menyebutkan bahwa untuk dapat menjadi

calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus memenuhi syarat

dukungan dengan ketentuan :

a. provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 orang harus didukung

sekurang-kurangnya oleh 1.000 orang pemilih;

b. provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 sampai dengan 5.000.000

orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 2.000 orang pemilih;

c. provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 sampai dengan 10.000.000

orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 3.000 orang pemilih;

d. provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 sampai dengan 15.000.000

orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 4.000 orang pemilih;

e. provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 orang harus didukung

sekurang-kurangnya oleh 5.000 orang pemilih;

Berdasarkan hal tersebut, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berpenduduk lebih

dari 2 juta jiwa, maka setiap calon anggota DPD DIY harus memperoleh dukungan

sekurang-kurangnya 2.000 orang pemilih. Dukungan tersebut harus dibuktikan

dengan fotokopi kartu tanda penduduk yang berlaku dalam wilayah DIY.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 21

Page 22: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

C. Verifikasi Partai Politik dan Perseorangan

Banyaknya jumlah penduduk mempunyai implikasi terhadap pendaftaran peserta

pemilu partai politik dan perseorangan di daerah, hal ini dapat dibuktikan bahwa untuk

dapat menjadi peserta pemilu, partai politik diwajibkan untuk memiliki anggota

sekurang-kurangnya 1.000 orang atau sekurang-kurangnya 1/1.000 dari jumlah

penduduk pada setiap kepengurusan partai politik di kabupaten/kota dimana partai

politik tersebut didaftarkan. Begitupun juga terdhadap peserta pemilu perseorangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) UU No 12 Tahun 2003. Dari hasil

pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan (P4B) yang dilaksanakan

oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta dari tanggal 1 Maret sampai dengan

15 April 2003, jumlah penduduk Kota Yogyakarta mencapai angka 391.598 jiwa.

1. Verifikasi Partai Politik

Setiap Partai Politik yang melalui proses verifikasi terlebih dahulu wajib

menyerahkan; 1) daftar kepengurusan, 2) jumlah anggota sekurang-kurangnya 400

orang pemilih, 3)domisili kantor (terdapat pengesahan dari camat setempat) dan, 4)

melampirkan nama dan tanda gambar partai politik.

Terdapat 36 Partai Politik baru yang teridentifikasi di wilayah Kota Yogyakarta,

dengan rincian sebagai berikut :

a. ada 31 partai politik yang menyerahkan berkas administratif kepada KPU Kota

Yogyakarta dengan batasan waktu yang telah ditetapkan, sehingga melalui

proses verifikasi;

b. terdapat 3 Partai Politik yang terlambat menyerahkan berkas (tidak memenuhi

batasan waktu yang telah ditetapkan), sehingga tidak diverifikasi yaitu; Partai

Gotong Royong, Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia, dan Partai

Demokrat Bersatu.

c. ada 2 partai Politik sama sekali tidak menyerahkan berkas yaitu : Partai Islam

Indonesia dan Partai Kesatuan Republik Indonesia.

Teknis verifikasi yang dilakukan terhadap partai politik yang menyerahkan berkas

kepada KPU Kota Yogyakarta, dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu 1) tahapan yang

tidak melalui perbaikan atas hasil verifikasi atdan, 2) tahapan yang melalui proses

perbaikan atas hasil verfikasi tahap pertama. Dari 31 partai politik yang

menyerahkan berkas dan wajib melalui proses verifikasi, hanya terdapat 1 Partai

Politik yang tidak melalui proses parbaikan yaitu Partai Demokrat, (langsung

dinyatakan lolos pada tahap pertama) sedangkan 30 partai politik harus melalui

tahap perbaikan. Dari ke 30 partai politik yang melalui proses perbaikan hanya ada

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 22

Page 23: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

15 Partai Politik atau 50% yang dinyatakan memenuhi syarat verifikiasi (lihat

lampiran hasil rekap verifikasi Partai Politik); artinya terdapat 15 partai politik yang

tidak memenuhi syarat atas hasil verifikasi. Mengenai mekanisme verifikasi Partai

Politik dapat dilihat dalam lampiran.

2. Verifikasi Perseorangan

Pada prinsipnya verifikasi peserta pemilu perseorangan tidak jauh berbeda dengan

partai politik, KPU Kota Yogyakarta hanya memastikan domisili dari masing-masing

calon anggota DPD sesuai dengan yang diamanahkan oleh KPU Propinsi, dan

melakukan penelitian terhadap keabsahan dukungan oleh masing-masing

pendukung di wilayah Kota Yogyakarta atas hasil sampling 10 % yang dilakukan

oleh KPU Propinsi.

3. Mekanisme Kerja POKJA

KPU Kota Yogyakarta membentuk Pokja Verifikasi Partai Politik dan Perseorangan,

dalam pokja tersebut dibentuk korwil sesuai dengan daerah pemilihan, korwil

bertugas dan bertanggungjawab terhadap proses verifikasi keanggotaan parpol dan

dukungan calon anggota DPD dalam wilayah kerjanya. Setiap korwil membawahi

korgas (koordinator petugas) dalam hal ini ketua PPK (Panitia Pemilihan

Kecamatan), sedangkan anggota PPK adalah merupakan petugas lapangan untuk

mengecek kebenaran faktual atas keanggotaan seseorang di partai politik

dukungan seseorang terhadap calon anggota DPD.

Setiap laporan atas hasil penelitian oleh petuga lapangan (anggota PPK) wajib

diketahui oleh Korgas, atas laporan tersebut langsung disampaikan kepada Korwil

(anggota KPU) dan dilanjutkan hasil laporan dari Korwil disampaikan kepada

bagian pendataan pokja. Pendataan Pokja mempunyai tugas untuk meresume hasil

verifikasi masing-masing partai politik dan masing-masing Calon DPD. Untuk Partai

Politik harus dipastikan, apakah parpol tersebut sudah dapat dianggap memenuhi

syarat pada tahap pertama, ataukah masih perlu dilakukan pebaikan. Apabila

masih diperlukan perbaikan, seketika itu juga disampaikan kepada Parpolnya untuk

melakukan perbaikan beserta alasan mengapa dilakukan perbaikan tersebut.

Sedangkan untuk calon anggota DPD, hasil penelitian yang dilakukan oleh Pokja,

langsung diserahkan kepada KPU Kota Yogyakarta atas hasil penelitian pokja

kemudian ditindaklanjuti kepada KPU Provinsi. Selanjutnya, KPU Provinsi yang

akan menentukan apakah seorang calon anggota DPD yang diverifikasi tersebut

harus melalui proses perbaikan atau tidak. Jika masih dalam taraf perbaikan, maka

KPU Propinsi menyampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk melakukan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 23

Page 24: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

penelitian ulang terhadap calon yang melalui proses perbaikan. KPU Kab/Kota

(KPU Kota Yogyakarta) menyerahkan berkas perbaikan tersebut untuk dilakukan

penelitian kepada Pokja verifikasi, kemudian dilakukan penelitian lagi. Penelitian

inilah yang disebut penelitian tahap kedua.

D. Output

1. Dari 31 Partai Politik yang diverifikasi oleh KPU Kota Yogyakarta hanya terdapat 16

atau 51,61% Partai Politik yang memenuhi syarat. Partai Politik tersebut adalah

sebagai berikut : PKPB, PBR, PKP Indo, PKS, PSI, Pelopor, Merdeka, PNI

Marhaenis, Partai Pewarta DKB, P Katolik Demok Indo, Patriot Pancasila, P Nas

Induk Banteng Kemerdekaan 1927, Partai Reformasi, PNBK, P Demokrat dan, P

Kongres Pekerja Indonesia, dan;

2. Hasil verifikasi calon anggota DPD yang berdomisili di wilayah Kota Yogyakarta

yang diserahkan kepada KPU Provinsi.

E. Permasalahan

1. Tidak adanya penjelasan secara tegas mengenai populasi terbaru keanggotaan

partai politik pada penelitian tahap kedua (masa perbaikan).

2. Munculnya radiogram KPU No 57/RDG/X/2003 tentang teknis verifikasi partai

politik di Kabupaten/Kota dari pola “tertutup” pengambilan sampling 10 % berubah

menjadi “terbuka”, dan parpol mempunyai kewenangan mengumpulkan anggotanya

yang akan diverifikasi disuatu tempat yang telah disetujui antara petugas dan

pengurus Parpol.

3. Akibat munculnya radiogram No 57/RDG/X/2003 tersebut, seketika itu juga terjadi

perubahan teknis verifikasi, namun KPU Kota Yogyakarta belum sempat

menerapkan dilapangan radiogram 57/RDG/X/2003 tersebut, sebab seketika itu

juga muncul radiogram No. 58/RDG/X/2003 yang menganulir radiogram No.

57/RDG/X/2003.

4. Terdapat 5 (lima) Partai Politik yang memperoleh kesempatan mengajukan

perbaikan penelitian, namun tidak dilaksanakan dengan menyerahkan berkas

kepada KPU Kota Yogyakarta. Parpol tersebut antara lain; Partai Persatuan

Daerah, Partai Demokrasi Perjuangan Rakyat, Partai Kristen Indonesia 1945,

Partai Pemersatu Bangsa dan, Partai Indonesia Tanah Air.

5. Terdapat dukungan ganda baik dalam partai politik maupun persorangan, dan

dukungan yang berasal dari dunia lain kepada calon anggota DPD (Yuventius

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 24

Page 25: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Untung Sudarmono), si pendukung yang sudah meninggal pada tahun 2001

tersebut bernama SUJINAH berasal dari Kelurahan Purbayan, Kotagede,

disamping itu juga ditemukan adanya anggota parpol yang diverifikasi masih

dibawah umur berasal dari gendeng baciro gondokusuman. Partai yang dimaksud

adalah Partai Pemersatu Nasionalis Indonesia.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 25

Page 26: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB V

PENETAPAN JUMLAH KURSI DAN PEMETAAN DAERAH PEMILIHAN

A. Pendahuluan

Tahap Penetapan Jumlah Kursi ini merupakan tahapan yang menindaklanjuti hasil

P4B pada tahapan sebelumnya. Penetapan jumlah kursi legislatif di setiap daerah

diputuskan oleh KPU Pusat. Peran KPU Daerah, temasuk KPU Kota Yogyakarta,

adalah mensosialisasikan kepada seluruh stake holder di daerah dan menindaklanjuti

penetapan tersebut dengan merumuskan alternatif Daerah Pemilihan dan jumlah kursi

di Daerah Pemilihan tersebut dengan melibatkan Partai Politik di daerah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan

DPRD

2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 673 Tahun 2003 tentang Penetapan

Jumlah Kursi DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

C. Kegiatan

Berdasarkan peran KPU Daerah pada fungsi penetapan jumlah kursi ini, KPU Kota

Yogyakarta melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan Keputusan KPU tentang jumlah kursi DPRD Kota Yogyakarta

tahun 2004 – 2009 berdasarkan hasil P4B.

2. Merumuskan Alternatif Awal Daerah Pemilihan di Kota Yogyakarta berdasarkan

hasil P4B. Pada saat perumusan ini Pedoman dari KPU Pusat belum terbit, baru

bersifat wacana. Rumusan Alternatif Daerah Pemilihan yang berhasil disusun ada 3

(tiga).

3. Semiloka Penyusunan Daerah Pemilihan, dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2003

di Ruang Utama Lt. atas, Balaikota Yogyakarta, dengan peserta dari unsur Partai

Politik, LSM, Pemerintah Daerah, dan Elemen masyarakat lainnya.

Kegiatan ini terdiri atas 2 (dua) sessi :

a. Sessi I: Seminar Konsep dan Penyusunan Daerah Pemilihan

Narasumber: Drs. Ghaffar A. Karim, MA (Akademisi, Fisipol UGM) dan Drs.

Miftachul Alfin, MSHRM (Ketua KPU Kota Yogyakarta).

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 26

Page 27: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

b. Sessi II: Lokakarya Penyusunan Daerah Pemilihan

Pada sessi ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, masing-masing kelompok terdiri

atas unsur partai politik dan LSM.

Berdasarkan hasil Semiloka, KPU Kota Yogyakarta berhasil menyusun 9

(sembilan) aternatif Daerah Pemilihan, yang selanjutnya dalam Pleno KPU Kota

Yogyakarta diitetapkan 5 (lima) alternatif. Setelah Pedoman dari KPU Pusat terbit,

dari 5 (lima) alternatif tersebut berkurang menjadi 3 (tiga) alternatif, yang

selanjutnya dikirimkan kepada KPU sebagai bahan masukan penetapan Daerah

Pemilihan. Alternatif terakhir ini pula yang dipresentasikan pada Rakernis

Penetapan Daerah Pemilihan di Jakarta.

D. Output

1. Rumusan Alternatif Daerah Pemilihan Kota Yogyatakarta (terlampir)

2. Keputusan KPU tentang Penetapan Daerah Pemilihan (terlampir)

E. Permasalahan

1. Banyak kalangan mempersoalkan hasil P4B, karena kompetensi petugas di

lapangan kurang memadai sehingga hasil akhir banyak yang mempertanyakan

validitasnya.

2. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta hasil P4B hampir mendekati angka 400 ribu

jiwa (yaitu 391.598 jiwa) sehingga hampir mendapatkan jatah 40 kursi DPRD.

Dengan validitas hasil P4B yang dipertanyakan tersebut, unsur parpol melakukan

penekanan pada KPU Kota untuk merealisasikan 40 kursi tersebut.

3. UU Nomor 12/2003 tidak secara tegas, jelas dan spesifik menentukan dasar

penetapan jumlah kursi DPRD. Jumlah penduduk yang menjadi acuan penetapan

jumlah kursi tersebut tidak secara eksplisit dan sepesifik dicantumkan, misalnya

jumlah penduduk hasil sensus 1 (satu) tahun sebelum pemungutan suara

dilaksanakan.

F. Rekomendasi

1. Perlu meninjau kembali dan melakukan penyempurnaan pada proses P4B,

terutama pada teknis pelaksanaannya.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 27

Page 28: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

2. Perlu mengusulkan perubahan UU Nomor 12/2003 terkait dengan pencantuman

kriteria jumlah penduduk yang menjadi dasar penetapan jumlah kursi secara lebih

spesifik dan jelas.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 28

Page 29: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB VI

PELAKSANAAN SOSIALISASI PEMILIHAN UMUM

A. Pendahuluan

Betapa tidak, selain memiliki beban untuk menyelenggarakan Pemilu, KPU dan KPUD

masih memiliki tugas untuk mensosialisasikan segala hal yang berkaitan dengan

pemilu kepada masyarakat. Slogan KPU bahwa Pemilu 2004 Beda, memang

demikianlah adanya, beda sistemnya, beda waktunya, beda calonnya, beda

penyelenggaranya, dan beraneka macam perbedaan lainnya.

Pemilu tahun 2004 menggunakan sistem yang baru baik untuk Pemilu Legislatif

maupun Pemilu Presiden. Sistem pemilu dalam pemilu legislatif menggunakan 2

sistem sekaligus yaitu, sistem proporsional terbuka untuk memilih anggota DPR dan

DPRD dan sistem Distrik berwakil banyak untuk memilih anggota DPD. Mengingat

sistem yang masih baru tersebut, masyarakat membutuhkan informasi dan sosialisasi

pemilu agar dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar. Begitu pula

dengan sistem Pilpres yang notabene baru pertama kali digelar di Indonesia,

menggunakan model 2 kali putaran (run off/two round sytem) seperti halnya di

Perancis, masyarakat tentu membutuhkan penjelasan yang lebih dalam dan luas lagi.

Dalam masalah ini, peran divisi pendidikan, informasi dan kajian pengembangan

pemilu KPU Kota Yogyakarta sangatlah penting, sehingga perlu merencanakan

berbagai kegiatan sosialisasi untuk memberikan penjelasan tentang seluk-beluk pemilu

kepada seluruh lapisan masyarakat. KPU Kota berusaha dengan semaksimal mungkin

untuk mendesain dan mengemas kegiatan sosialisasi dalam berbagai bentuk dan

metode, mulai dari tatap muka, barang cetakan dan media elektronik.

KPU Kota berusaha mengkonsep kegiatan sosialisasi dalam bentuk yang semenarik

mungkin dan dengan pendekatan. Dari hasil kontemplasi, pemikiran dan diskusi yang

mendalam, akhirnya lahirlah berbagai kegiatan yang kreatif, inovatif, dan berbudaya.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan

DPRD

2. Keputusan KPU No. 33 tahun 2002 tentang Kode etik Pelaksana Pemilihan Umum

3. Keputusan KPU No. 623 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Informasi

Pemilihan Umum dan Pendidikan Pemilih.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 29

Page 30: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

C. Kegiatan-kegiatan

1. Tatap Muka.

Kegiatan sosialisasi tatap muka ini diselenggarakan untuk memberikan

pemahaman yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat tentang sistem pemilu

legislatif. Dengan metode ini nara sumber dapat berdialog dengan peserta

sehingga segala sesuatu yang masih belum dipahami oleh peserta dapat dijawab

secara langsung oleh narasumber. Disamping itu juga dalam acara itu dapat

diselingi dengan simulasi tata cara pemungutan suara.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota

adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi Pemilu di tingkat Kecamatan.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dengan sasaran utama yaitu para tokoh

masyarakat di tingkat Kecamatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11

s.d. 27 Agustus 2003 di Pendopo masing-masing Kecamatan se-Kota

Yogyakarta sebanyak 14 Kecamatan. Peserta terdiri dari berbagai unsur yaitu

tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aktifis

organisasi masyarakat, tokoh partai politik dan aparat kecamatan. Kegiatan ini

dilaksanakan bekerjasama dengan pihak kecamatan, karena pada saat itu PPK

belum/sedang dibentuk.

Narasumber : semua anggota KPU Kota.

b. Sosialisasi untuk Penyuluh Agama Islam.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran yaitu para penyuluh agama Islam se-

Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan menjelang bulan ramadhan

sehingga diharapkan setelah mendapat penyuluhan pemilu dar KPU Kota dapat

menyampaikan kepada jamaah di masjidnya masing-masing. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2003 di Masjid Diponegoro Balaikota.

Narasumber : Hendy Setiawan, S.IP.

c. Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih di tingkat Kelurahan.

Kegiatan ini melanjutkan program sosialisasi di tingkat Kecamatan, dengan

sasaran para tokoh masyarakat di tingkat Kelurahan. Kegiatan ini dilaksanakan

pada tanggal 15 s.d. 23 Desember 2004 di 45 Kelurahan se-Kota Yogyakarta.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan PPS (panitia

Pemungutan Suara) di masing-masing Kelurahan.

Narasumber : Anggota PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan).

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 30

Page 31: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

d. Pencanangan Pekan Sosialisasi Pemilu 2004.

Kegiatan ini dirancang sebagai momentum dimulainya Pekan Sosialisasi Pemilu

di Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2004

di Gedung Pamungkas. Sasaran/Peserta Kegiatan ini adalah Ketua-ketua RW

se-Kota Yogyakarta (sebanyak 617 RW). Dalam kegiatan tersebut selain acara

seremonial juga ditampilkan simulasi Pemilu oleh anggota KPU Kota dan

Walikota Yogyakarta. Pada acara tersebut juga disampaikan materi sosialisasi

pemilu dari KPU Propinsi DIY khususnya berkaitan dengan materi pendaftaran

pemilih.

Narasumber : Dra. Any Rohyati, M.Si.

e. Sosialisasi untuk Narapidana.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran utama para pemilih dengan

kubutuhan khusus yaitu para narapidana Penghuni Lembaga

Pemasayarakatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2004 di

LAPAS Wirogunan Yogyakarta. Kegiatan ini sekaligus juga dimanfaatkan untuk

melakukan koordinasi dalam rangka persiapan tehnis pendirian TPS Khusus di

Lapas tersebut.

Narasumber : Rahmat Muhajir N, SH.

f. Sosialisasi untuk Penyandang Cacat.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran utama para pemilih dengan

kebutuhan khusus yaitu para Penyandang Cacat (defabel) se-Kota Yogyakarta.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2004 di Pendopo Balaikota.

KPU Kota bekerjasama dengan LSM CIQAL dalam menyelenggarakan kegiatan

ini. Dalam acara tersebut diadakan simulasi pemungutan suara dengan

menggunakan berbagai alat Bantu bagi pemilih defabel. Peserta kegiatan ini

adalah Penyandang Cacat se-kota yogyakarta dan anggota PPK serta PPS.

Nara sumber : Hendy Setiawan, S.IP.

g. Sosialisasi untuk Pekerja Seks Komersial (PSK).

Kegiatan ini memang cukup unik karena PSK sebenarnya bukan termasuk

pemilih khusus, tetapi mengingat mereka juga sebagai pemilih yang memiliki

hak untuk mendapatkan informasi pemilu sedangkan mereka termasuk

komunitas yang jauh dari informasi pemilu maka KPU Kota melaksanakan

kegiatan ini agar para PSK nantinya dapat menggunakan hak pilihnya dengan

benar. Peserta kegiatan ini adalah penghuni Lokalisasi Pasar Kembang.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2004 di salah satu Aula RW

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 31

Page 32: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Kelurahan Sosromenduran. KPU Kota bekerjasama dengan PPS

Sosromenduran dalam melaksanakan kegiatan ini.

Nara sumber : Nasrullah, SH.

h. Sosialisasi untuk Siswa SMU

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan penjelasan Pemilu kepada Para

Pemilih Pemula khususnya Siswa SMU se-Kota Yogyakarta. Kegiatan ini

dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas P dan P Kota Yogyakarta. Peserta

kegiatan ini para siswa SMU yang telah memiliki hak pilih. Adapun pelaksanaan

kegiatan ini dijabarkan sebagai berikut :

No. Waktu Nara sumber Tempat

1. 13 Maret 2004 Drs. Miftachul Alfin,

MSHRM

Di SMA N 5 Yk

2. 15 Maret 2004 Rahmat Muhajir N, SH Di SMA Muhammadiyah 2

3. 16 Maret 2004 Nasrullah, SH SMA Bopkri 1 Yk

4. 17 Maret 2004 Aan Kurniasih, SH SMA Negeri 4 Yk

5. 18 Maret 2004 Hendy Setiawan, S.IP SMA Taman Madya

6. 20 Maret 2004 Rahmat Muhajir N, SH Di SMK 5 Yk (Perwakilan

dari masing-masing SMU

dan SMK se-Kota

Yogyakarta

Selain kegiatan sosialisasi yang direncanakan dan dilaksanakan oleh KPU Kota

sebagaimana telah dipaparkan di atas, KPU Kota juga memenuhi undangan

sosialisasi dari berbagai instansi, LSM dan warga masyarakat di Kota

Yogyakarta, sebagaimana terlampir.

2. Media Elektronik

Sosialisasi melalui media elektronik dilaksanakan dengan cara menggelar talkshaw

di berbagai radio seperti Radio Retjo Buntung FM, Radio Istakalista, Radio Unisi,

Radio Trijaya FM, RRI, dll. Kegiatan talkshaw ini ada yang dilakukan secara

insidentil sesuai dengan permintaan dari radio tersebut, tetapi ada juga yang

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 32

Page 33: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

dilaksanakan secara terjadwal oleh KPU Kota bekerjasama dengan salah satu

radio, yakni radio Retjo Buntung, sebagaimana dipaparkan di bawah ini.

No. Waktu Tema Radio Nara Sumber

1. 19 Juli 2003 Pembentukan PPK &

PPS

RB FM Hendy Setyawan,

SIP

2. 26 Juli 2003 Pendaftaran Partai Politik

peserta pemilu

RB FM Rahmat Muhajir

Nugroho, SH

3. 2 Agustus 2003 Peran Politik Perempuan RB FM Aan Kurniasih, SH

KPI

4. 9 Agustus 2003 Pemetaan Daerah

Pemilihan

RB FM Drs. Miftachul Alfin,

MSHRM

5. 16 Agustus 2003 Pemantauan Pemilu RB FM - Nasrullah, SH

- Forum LSM DIY

7. 23 Agustus 2003 Peran dan fungsi PPK RB FM Hendy Setyawan,

SIP

8. 30 Agustus 2003 Kode etik KPU RB FM Rahmat Muhajir N,

SH

9. 6 September 2003 Peran dan Fungsi PPS RB FM Hendy Setyawan,

SIP

10. 13 September 2003 Tahap-tahap pemilu RB FM Rahmat Muhajir N,

SH

11. 20 September 2003

Pemilu dan kekerasan

politik

RB FM - Nasrullah, SH

- Poltabes

12. 27 September 2003 Verifikasi administratif

dan faktual parpol

RB FM Drs. Miftachul Alfin,

MSHRM

13. 4 Oktober 2003 Penegakan Hukum dalam

pemilu

RB FM - Nasrullah, SH

- Panwaslu

- Kajari

14. 11 Oktober 2003 Mekanisme Penyusunan

Caleg oleh Parpol

RB FM - Drs. Miftachul

Alfin, MSHRM

- Parpol

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 33

Page 34: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Selain di Radio KPU Kota juga beberapa kali diundang di TV yakni TVRI

Yogyakarta. Di dunia maya/virtual KPU Kota juga menyebarkan informasi pemilu melalui

situs KPU Kota di website : kpu.jogja.go.id

3. Media Cetak

Sosialisasi melalui media cetak yang dimaksud disini adalah penyebaran informasi

pemilu dengan cara membuat barang cetakan dan publikasi indoor maupun out

door.

a. Leaflet, Brosur dan Poster

Ketiga bentuk media informasi tersebut dicetak kemudian kami sebarkan ke

masyarakat dengan berbagai cara yakni melalui PPK, PPS, dan KPPS. Selain

itu juga kami sebarkan melalui RT dan RW dengan harapan akan benar-benar

sampai ke masyarakat. Leaflet. Brosur dan Poster masing-masing dicetak

sejumlah 5.000 eksemplar, selain disebarkan melalui instansi-instansi tersebut,

KPU Kota juga turun langsung ke masyarakat dalam Program Sebar Brosur di

Mall, untuk menyebarkan dan menempel di tempat-tempat umum dan strategis,

misalnya di galleria mall, malioboro mall dan perempatan kantor pos besar.

b. Stiker

Pembuatan stiker dimaksudkan untuk memberikan informasi yang simpel dan

mudah kepada masyarakat dan bersifat lebih permanen. Stiker dicetak

sejumlah 5.000 lembar dengan sasaran sosialisasi adalah pengendara sepeda

motor, mobil dan angkutan umum. Ada 2 titik lokasi penyebaran stiker yaitu

pertama, di perempatan kantor pos besar Untuk pengendara sepeda motor dan

mobil sedangkan yang kedua di terminal Umbulharjo untuk angkutan umum

yaitu bus kota dan bus antar kota dalam propinsi.

c. Kalender

Kalender Pemilu 2004 didesain untuk memberikan informasi tahapan-tahapan

pemilu legislatif dalam bentuk kalender, sehingga mudah diingat oleh

masyarakat. Kalender ini dibuat sejumlah 2.000 eksemplar dengan sasaran

penyebaran yaitu seluruh ketua RW se-Kota pada saat acara Pencanangan

Pekan Sosialisasi Pemilu di Gedung Pamungkas tanggal 12 Desember 2003.

Selain itu juga disebarkan di kantor-kantor instansi pemerintah di lingkungan

Pemerintah Kota Yogyakarta.

d. Rontek

Rontek pemilu 2004 dibuat untuk mendukung program kegiatan Kampanye

Berbudaya. Rontek ini dibuat sejumlah 500 buah. Titik lokasi pemasangan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 34

Page 35: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

berada di beberapa jalan protocol di Kota Yogyakarta. Isi dari rontek tersebut

berupa pesan-pesan yang menyejukkan untuk menciptakan situasi yang

kondusif selama kampanye pemilu legislatif 2004.

e. Baliho

Baliho yang dibuat ini juga untuk mendukung program kegiatan Kampanye

Berbudaya agar bertambah meriah. Jumlah Baliho yang dibuat sebanyak 1

buah dan dipasang di perempatan Gondomanan selama masa Kampanye

sampai dengan pasca pemungutan suara.

f. Spanduk

Spanduk pemilu dibuat sebanyak 20 buah dan di pasang di 20 titik lokasi

strategis yang mudah dibaca oleh masyarakat luas.

g. Jumpa Pers

Jumpa pers dilaksanakan dengan cara mengundang wartawan media cetak dan

elektronik untuk mempubikasikan setiap kegiatan atau informasi dan kejadian

penting dalam pemilu melalui media massa, sehingga masyarakat dapat terus

memantau perkembangan proses dan pelaksanaan Pemilu di Kota Yogyakarta.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 35

Page 36: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB VII

PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU

A. Pendahuluan

Kegiatan Kampanye Pemilu 2004 sangat berbeda dengan kegiatan kampanye Pemilu

1999, hal ini disebabkan adanya perubahan dari sebuah sistem penyelenggaraan

Pemilihan Umum. Pelaksanaan kampanye di Kota Yogyakarta pada Pemilu 2004 baik

untuk peserta pemilu partai politik dan perseorangan maupun kampanye pemilu

Presiden dan Wakil Presiden putaran pertama dan kedua dapat dikatakan berjalan

dengan baik, dikarenakan adanya upaya prakondisi yang dilakukan oleh KPU Kota

Yogyakarta dengan melibatkan beberapa pihak yang terkait dalam penyelenggaraan

Pemilu antara lain peserta pemilu Parpol dan Perseorangan, Pemerintah Kota

Yogyakarta, Panwaslu Kota Yogyakarta, DPRD Kota Yogyakarta, Kepolisian Kota

Besar Yogyakarta dan, KODIM Kota Yogyakarta.

Dalam penyelenggaraan Kampanye Pemilu 2004, KPU Kota Yogyakarta mempunyai

Visi dan Misi yaitu “KAMPANYE BERBUDAYA” yaitu kampanye yang anti kekerasan,

ramah lingkungan, bernilai estetika, sopan, tertib, dan edukatif. Latar belakang

munculnya kampanye berbudaya tidak terlepas dari upaya dari masing-masing calon

dalam berkampanye untuk lebih mengenal kondisi sosial-kultur masyarakat dimana

calon akan melakukan kegiatan kampanye disuatu daerah pemilihan. Prakondisi

kampanye berbudaya yang dilakukan oleh KPU Kota Yogyakarta diaktualisasikan

dalam bentuk kegiatan “PENCANANGAN KAMPANYE BERBUDAYA”.

Beberapa kegiatan lainnya yang dilakukan oleh KPU Kota Yogyakarta pra-kampanye,

yaitu :

1. Sosialisasi Keputusan KPU No. 701 Tahun 2004 tentang Tata Cara Kampanye

anggota DPR, DPD, dan DPRD kepada Partai Politik, Panwaslu Kota Yogyakarta,

Poltabes Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, DPRD Kota Yogyakarta, Kodim

Kota Yogyakarta, dan PPK se Kota Yogyakarta.

2. Koordinasi rutin dengan pihak kepolisian, pemerintah Kota Yogyakarta, peserta

pemilu Parpol dan Perseorangan, Panwaslu Kota Yogyakarta, dan Pemerintah

Kota Yogyakarta.

Dalam laporan ini, masing-masing kegiatan kampanye di bagi menjadi 4 sub bagian

yaitu penyusunan jadwal kampanye, Implementasi teknis kampanye, penegakan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 36

Page 37: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

peraturan kampanye, dan startegi dan pendekatan yang dilakukan dalam menciptakan

Yogyakakarta yang aman dan damai.

B. Pelaksanaan Kampanye Pemilu 2004

1. Penyusunan Jadwal dan Tempat Kampanye

Sebelum dilakukannya penyusunan jadwal kampanye, KPU Kota Yogyakarta

terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi DIY terkait mekanisme

penyusunan jadwal kampanye, dan koordinasi dengan Pemerintah Kota

Yogyakarta terkait dengan lokasi pemasangan alat peraga kampanye, serta

koordinasi dengan jajaran kepolisian terkait dari sektor pengamanan. Adapun hasil

dari koordinasi KPU Kota Yogyakarta dengan KPU Provinsi tersebut sebagai

berikut :

a. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota hanya memfasilitasi penyusunan jadwal

kampanye dengan partai partai politik sesuai tingkatan masing-masing dalam

bentuk kampanye pertemuan terbatas, tatap muka, dan pemasangan alat

peraga di tempat umum, sedangkan kampanye dalam bentuk rapat umum,

penyebaran melalui media cetak dan media elektronik, dan penyiaran melalui

radio dan/atau televisi diatur sepenuhnya oleh KPU.

b. Dikarenakan Provinsi tidak jelas kewilayahannya, maka secara teknis KPU

Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk memfasilitasi kegiatan kampanye

yang dilakukan di daerah dengan mendudukkan KPU Propinsi sebagai supervisi

dalam kegiatan kampanye tersebut.

c. Perlunya dibuat rancangan jadwal kampanye untuk memudahkan partai politik

menyusun jadwal kampanye yang definitif.

d. KPU Propinsi DIY segera melakukan koordinasi dengan KPU Propinsi Jawa

Tengah untuk mengantisipasi mobilisasi massa luar daerah DIY dengan

batasan-batasan daerah tertentu antara lain Kabupaten Klaten, Magelang, dan

Purworejo dengan melibatkan Kepolisian Daerah (POLDA) masing-masing.

e. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, secara tegas memegang ketentuan

peraturan yang berlaku sesuai dengan UU No 12 Tahun 2003 dan Kep KPU No.

701 tahun 2004.

Sedangkan hasil koordinasi KPU Kota Yogyakarta dengan Pemerintah Kota

Yogyakarta sebagai berikut :

a. Terdapat beberapa tempat/lokasi yang dilarang untuk melakukan aktifitas

kampanye yaitu; Jl. Malioboro, Jl. A. Yani, Jl. Mangkubumi dan Jl. Suroto.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 37

Page 38: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Alasan yang mendasar pelarangan tersebut dikarenakan jalan yang dimaksud

merupakan pusat cagar budaya dan sentral perekonomian masyarakat Kota

Yogyakarta.

b. Adanya batasan ketugasan dalam memilah setiap permasalahan yang terkait

dengan kegiatan kampanye, misalnya jika terkait terhadap pelanggaran

Peraturan Daerah, maka yang menindak adalah Pemerintah Kota Yogyakarta

melalui Satpol PP. Sedangkan jika terkait dengan Kep KPU No 701 Tahun

2004, oleh Panwaslu menyerahkan kepada KPU Kota Yogyakarta jika

pelanggaran tersebut bersifat administratif, dan menyerahkan kepada kepolisian

(Poltabes) jika pelanggaran tersebut bersifat pidana.

c. Melakukan monitoring bersama dengan melibatkan koordinator dari masing-

masing partai politik, kepolisian, pemerintah, panwaslu dan KPU Kota

Yogyakarta.

d. Melakukan koordinasi secara intensif mulai dari tanggal 11 Maret sampai

dengan 1 April 2004, untuk membahas perkembangan dari kegiatan kampanye.

Hasil koordinasi dengan Kepolisian Kota Besar (POLTABES) Yogyakarta antara

lain:

a. Perlunya ketegasan dari aparat kepolisian untuk memblokir daerah perbatasan

Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul dan Sleman,hal ini dimaksudkan

untuk meminimalisir terjadinya mobilisasi massa yang datang dari luar Kota

Yogyakarta.

b. Melakukan koordinasi dan komunikasi dalam memberikan informasi terkait

dengan tempat/lokasi penyelenggaraan kampanye oleh Partai Politik,

mengingat adanya kecenderungan partai politik lambat melaporkan tempat/

lokasi kampanye.

c. Secara intensif melakukan razia (sweeping) senjata tajam di malam hari

terutama daerah yang dianggap rawan konflik.

d. Melakukan pendekatan terhadap beberapa kelompok potensial (tokoh informal)

dalam upaya meminimalisir terjadinya konflik.

e. Perlunya dibentuk satgas bersama dengan melibatkan tokoh-tokoh yang

berpengaruh dari partai politik dibawah koordinator Poltabes Yogyakarta.

f. Menempatkan kantor poltabes yogyakarta sebagai tempat koordinasi

pengamanan kampanye.

Dalam penyusunan jadwal kampanye, KPU Kota Yogyakarta bertindak sebagai

fasilitator dan menyiapkan draft rancangan jadwal kampanye. Prinsip dasar

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 38

Page 39: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

penyusunan jadwal kampanye tersebut adalah asas pemerataan, adil dan

proporsional. Tujuan penyusunan jadawal kampanye memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya kepada masing-masing partai politik untuk melakukan

kegiatan kampanye dan menghindari terjadinya konflik dengan tidak

mempertemukan partai-partai yang dianggap cenderung dapat menuai terjadinya

konflik.

Berikut beberapa hasil kesepakatan partai politik tingkat Kota Yogyakarta dalam

penyusunan jadwal dan tempat kampanye sebagai berikut :

a. masing-masing partai politik memperoleh kesempatan 3 (tiga) kali diseluruh

daerah pemilihan untuk melakukan kegiatan kampanye selama masa

kampanye berlangsung. Sedangkan penentuan tempat/lokasi kampanye

merupakan hak preoregatif partai politik yang ditanggung secara

keseluruhannya oleh Parpol dan tidak bertnentangan dengan ketentuan yang

berlaku.

b. Partai politik tingkat Kota Yogyakarta tidak dapat memenuhi ketentuan Kep.

KPU No. 701 Tahun 2004, mengenai penyusunan jadwal kampanye dengan

memperhatikan urutan partai politik, sebab hal tersebut tidak mungkin dapat

dilaksanakan mengingat beberapa partai lama akan bertemu pada hari yang

bersamaan dan cenderung dapat menuai terjadinya konflik. Jadi yang

dilaksanakan adalah langkah preventif.

c. dalam pelaksanaan kampanye partai politik lebih mengutamakan pada

pendakatan kampanye berbudaya yaitu kampanye anti kekerasan, ramah

lingkungan, bernilai estetika, sopan, tertib dan edukatif.

d. pada tanggal 10 maret 2004 atau sehari sebelum dilaksanakannya kampanye,

KPU Kota Yogyakarta diminta untuk memfasilitasi partai politik dalam

mengaktualisasikan kampanye berbudaya kedalam bentuk kegiatan

“Pencanangan dan Kirab Kampanye Berbudaya” yang diikuti 24 Partai Politik

dan 33 calon anggota DPD serta partisipasi dari Persatuan Hotel dan Restoran

Indonesia (PHRI).

2. Implementasi Teknis Kampanye

Selama masa pelaksanaan kampanye dari tanggal 11 maret sampai dengan 1 April

2004, terlihat bahwa masih dominannya partai lama dalam kegiatan kampanye

seperti PDIP, PAN, GOLKAR, dan PPP. Namun beberapa partai politik lain seperti

PK Sejahtera, Partai Demokrat, PKPB, dan PNBK tetap antusias melakukan

kampanye, sedangkan partai politik lain tetap berdiam diri/tanpa ada aktifitas yang

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 39

Page 40: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

menunjukkan adanya kegiatan kampanye khususnya dalam bentuk kampanye

pertemuan terbatas, tatap muka, rapat umum, dan penyebaran bahan kampanye.

Ada beberapa penyebab aktifitas kampanye tidak dilakukan oleh partai politik,

antara lain :

Tidak adanya dukungan finansial dalam menyelenggarakan kegiatan

kampanye.

Memang merupakan bagian strategi partai, namun keliru dalam penerapan

strategi; dan

Munculnya konflik internal akibat dari penyusunan daftar caleg.

Dengan adanya sistem pemilu 2004 yang beda, terdapat beberapa calon yang

memaknai bahwa dalam berkampanye, cukup atas nama sendiri si calon tanpa

membawa nama partai politik dapat saja dilakukan, ini akibat pengaruh/ketokohan

si calon di daerah pemilihannya. Namun partai-partai besar seperti PDIP, PAN,

GOLKAR, PPP, PKB, dan PK Sejahtera membawa nama partai politiknya. Prinsip

kolektifitaslah (bukan Individu) yang diutamakan dalam berkampanye.

Selama kampanye berlangsung proses monitoring tetap dilakukan oleh KPU Kota

Yogyakarta melalui pokja monitoring kampanye dan TIM Terpadu Monitoring yang

melibatkan Panwas, Pemerintah, Kepolisian, TNI, Partai Politik dan KPU Kota

Yogyakarta. Dalam pelaksanaan monitoring yang dilakukan oleh KPU Kota

Yogyakarta melalui pokja monitoringnya, dibagi menjadi 5 wilayah (sesuai jumlah

daerah pemilihan) dimana masing-masing wilayah ada penanggungjawabnya yaitu

KORWIL (koordinator wilayah) jabatan korwil dipegang oleh anggota KPU (secara

ex officio) yang dibantu oleh tenaga sekretariat KPU Kota Yogyakarta. Masing-

masing korwil melakukan tugasnya di daerah pemilihan yang dibantu oleh PPK

yang berada dikecamatan masing-masing. PPK dilibatkan dalam monitoring

kampanye, karena alasan tugas pembantuan kepada KPU Kota Yogyakarta.

Sedangkan untuk kampanye peserta pemilu perseorangan di wilayah Kota

Yogyakarta, terlihat sangat berbeda dengan partai politik. Praktis dapat dikatakan

hanya sedikit calon anggota DPD yang memanfaatkan waktu untuk melakukan

kegiatan kampanye. Catatan penting kegiatan kampanye perseorangan ini adalah

kurang termonitornya kegiatan calon. Hal ini disebabkan sangat jarang calon

anggota DPD menyampaikan lokasi/tempat diselenggarakannya kampanye. Hanya

ada beberapa calon anggota DPD yang dapat diidentifikasi lokas/tempat

pelaksanaan kampanyenya di wilayah Kota Yogyakarta, misalnya : Daliso

Rudianto, SH, GKR Hemas, dan Budi Priyono. Selebihnya praktis dapat dikatakan

tidak ada! Beberapa faktor penyebab kegiatan kampanye calon anggota DPD ini

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 40

Page 41: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

kurang antusias dibanding dengan partai politik yaitu: 1) calon anggota DPD masih

mencari format cara berkampanye yang efektif dan efisien; 2) terbatasnya

kebutuhan finansial untuk mendukung kegiatan kampanye. Rata-rata calon anggota

DPD dalam melakukan kegiatan kampanye menggunakan bentuk kampanye

penyebaran leaflet dan brosur. Hampir sama dengan pemilihan Kepala Desa.

Beberapa temuan dalam pelaksanaan Kampanye sebagai berikut :

a. Adanya partai politik yang menggali trotoar untuk pemasangan alat peraga

kampanye berupa bendera di sepanjang Jl. Taman Siswa, dan Jl. Mataram.

Dikarenakan pemasangan alat atribut tersebut sebelum masa kampanye dan

tidak memenuhi unsur kampanye sebagaimana dimaksud Kep KPU No. 701

Tahun 2004, maka tidak ada kompetensi KPU untuk mengambil tindakan

secara administratif, sehingga dapat dikategorikan palanggaran terhadap

Peraturan Daerah yang mengatur tentang izin rekalme;

b. Alat peraga seperti spanduk yang melintangi jalan dan terpasang dijembatan,

brosur/leaflet yang banyak menempal di pasar-pasar, lampu hias, traffic light

dan rumah penduduk tanpa izin si pemilik;

c. Kampanye dengan pawai kendaraan bermotor diluar rute yang ditentukan, tidak

memakai helm, boncengan 3 orang, dan lain sebagainya yang terkait

pelanggaran lalu lintas;

d. Terjadi konflik di jalan Taman Siswa antara simpatisan partai politik yang

berkampanye saat itu (PPP) dengan salah seorang warga masyarakat biasa,

kejadian tersebut berakibat pada pembacokan salah seorang warga yang

setelah diidentifikasi warga tersebut mantan paskam PPP yang sudah

menyebrang ke PKPB, sehingga dapat disimpulkan bukan merupakan

pelanggaran kampanye tetapi kriminal murni berupa dendam pribadi;

e. Pencabutan/pelapasan alat peraga kampanye salah satu partai politik di jalan

Parangtritis, dan Jl. Ireda oleh oknum yang tidak sempat diketahui pelakunya;

f. terjadinya tawuran di tingkat internal PDIP di Jl. Kusbini, penyebab kejadian

tersebut akibat ketidakpuasan salah seorang calon anggota legislatif dalam

penentuan susunan/urutan daftar calon anggota legislatif yang dikeluarkan oleh

PDIP.

3. Penegakan Peraturan Kampanye

KPU Kota Yogyakarta memberikan peringatan tertulis kepada 2 (dua) partai politik

yaitu PDIP dan PPP yang dianggap melanggar ketentuan pasal 32 ayat (1) huruf a

jo 45 ayat (1) Kep KPU No. 701 tahun 2004 dikarenakan kedua partai politik

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 41

Page 42: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

tersebut melakukan kegiatan kampanye dengan menggunakan kendaraan

bermotor (pawai) diluar rute yang telah diajukan oleh partai politik tersebut.

PDIP yang melewati sepanjang jalan MT. Haryono (Perempatan Jokteng kulon)

padahal dalam rute yang diajukan tidak ada, sehingga KPU melayangkan surat

berupa peringatan tertulis kepada PDIP dan mempublikasikannya ke media yang

ada di kota Yogyakarta, sedangakan PPP tidak menyebutkan sepanjang jalan

Sugiyono, namun simpatisan PPP melalui jalan tersebut sehingga KPU

mengirimkan surat peringatan kepada PPP dan mempublikasikannya melalui

media. Dalam pengambilan keputusan terhadap kasus yang terjadi pada PDIP dan

PPP, oleh Pokja kampanye setelah memonitor langsung kejadian tersebut

mangambil langkah-langkah untuk segera merekomendasikan kepada KPU Kota

Yogyakarta untuk segera melakukan rapat pleno perihal pembahasan pelanggaran

tata cara kamapnye yang dilakukan oleh PDIP dan PPP serta sanksi yang harus

dikenakan kepada kedua partai politik tersebut. Melalui pleno, KPU memberikan

peringatan tertulis kepada DPC. PDIP dengan No surat : 270/151, tertanggal 19

Maret 2004 tentang Peringatan Tertulis pelanggaran tata cara kampanye,

sedangkan untuk DPC. PPP dengan No. surat : 270/141, tertanggal 13 Maret 2004

tentang Peringatan Tertulis Pelangaran tata cara kampanye

4. Strategi dan Pendekatan

a. melakukan pra-kondisi terhadap visi dan misi KPU Kota Yogyakarta yaitu

kampanye berbudaya. Melalui wacana yang terus menerus digulirkan, KPU

Kota mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan sebaiknya kampanye

berbudaya dibangun dengan meletakkan partai politik dan masing-masing calon

sebagai garda terdepan untuk mensosialisasikannya dengan tujuan dapat

mengakar diseluruh lapisan masyarakat Kota Yogyakarta. KPU berupaya

secara maksimal agar visi dan misi ini sampai pada Panwas, Pemerintah,

Kepolisian, TNI, Peserta pemilu (Parpol dan DPD), LSM, Tokoh masyarakat,

dan seluruh masyarakat Kota Yogyakarta agar dapat dijadikan sebagai simbol

dan terus diwacanakan, sehingga ada beban tanggungjawab untuk tetap

berkomitmen dalam merealisasikan kampanye berbudaya tersebut.

b. melakukan komunikasi terhadap beberapa kelompok potensial (informal) yang

selama ini dianggap memiliki power.

c. koordinasi rutin dalam mengkaji kemungkinan permasalahan yang akan muncul

disertai dengan solusi dan beberapa alternatifnya sebagai upaya langkah

preventf.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 42

Page 43: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

d. melibatkan tokoh yang berpengaruh dalam partai politik dalam melakukan

monitoring kampanye dan berkedudukan sebagai petugas yang terlibat dalam

mengambil keputusan ketika ditemukan adanya alat peraga kampanye yang

terpasang diluar ketentuan yang berlaku.

e. meminta kepada pihak kepolisian untuk bersikap persuasif pada mingu pertama

kampanye, namun pada minggu kedua dan ketiga sudah memaksimalkan untuk

melakukan penindakan jika ada yang ditemukan pelanggaran dari ketentuan

peraturan yang berlaku.

f. mempublikasikan partai politik melalui media massa bagi yang melanggar

ketentuan, sehingga berimplikasi pada sanksi moral bagi peserta pemilu baik

perseorangan maupun partai politik.

g. Konsisten dan berpendirian tegas dalam menerapkan ketentuan aturan yang

berlaku.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 43

Page 44: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB VIII

PELAKSANAAN PENGAJUAN, PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN

DAFTAR CALON LEGISLATIF

A. Pendahuluan

Pada tahap Pencalonan ini KPUD melakukan proses pendaftaran, verifikasi

administrasi dan persyaratan, serta menetapkan daftar calon anggota DPRD di setiap

daerah pemilihan yang nama dan Nomor urutnya telah diajukan oleh masing-masing

partai politik di wailayah kerja KPUD tersebut. Tahap pencalonan ini akan

menghasilkan Daftar Calon Anggota DPRD dengan nama dan Nomor urut yang

bersifat tetap, tidak bisa berubah lagi. Sementara, di masing-masing partai politik

memiliki dinamika internal yang berbeda-beda, sehingga ketentuan-ketentuan lain

yang terkait langsung dengan pencalonan ini, seperti ketentuan Penetapan Calon

Terpilih dan Penggantian Antar Waktu perlu disosialisasikan sejak awal pada Parta

Politik. Selain itu, mekanisme pencalonan ini pun perlu disosialisasikan pada

masyarakat, sehingga ketika masyarakat dapat memahami mekanisme tersebut,

kontrol dan partisipasi masyarakat diharapkan akan muncul.

Selanjutnya pada proses penelitian persyaratan KPU Kota Yogyakarta melibatkan

pihak terkait lainnya, seperti Dinas Pendidikan, Kepolisian, Pemerintah Kota

(Kesbanglinmas), dan Kodim.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 12 tahun 2003.

2. Keputusan KPU Nomor 675 tahun 2003 tentang Tata Cara Pendaftaran, Penelitian

Administrasi dan Penetapan Calon DPR, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Keputusan KPU Nomor 637 Tahun 2003 tentang Tatacara Pergantian Antar Waktu

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 44

Page 45: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

C. Kegiatan

1. Sosialisasi Mekanisme Pencalonan pada Masyarakat dan Partai Politik

a. Sosialisasi pada masyarakat dilakukan dengan penulisan artikel di media

massa lokal (Kedaulatan Rakyat) berjudul “Penjaringan Calon Legislatif” (artikel

terlampir).

b. Sosialisasi pada Partai Politik dilaksanakan di Ruang Utama Lantai Atas,

Balaikota Yogyakarta, pada tanggal 12 Desember 2003 yang dihadiri oleh

semua Ketua dan Sekretaris Partai Politik di Yogyakarta. Materi yang diberikan

adalah :

1) Mekanisme Pencalonan dan persyaratan Calon

2) Ketentuan Pergantian Antar Waktu

Kedua materi ini disampaikan oleh Anggota KPU Kota Yogyakarta. Usai

kegiatan sosialisasi, langsung dilakukan pembagian formulir pencalonan pada

semua partai politik.

2. Koordinasi dengan Instansi Terkait

Sehubungan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Calon Legislatif

tersebut melibatkan instansi di luar Partai Politik dan KPUD, yaitu Kepolisian,

Pengadilan Negeri, Rumah Sakit, PPS (Kelurahan) dan Dinas Pendidikan serta

mengingat masa pendafataran yang terbatas waktunya, KPU Kota Yogyakarta

berinisiatif melakukan pendekatan pada pimpinan instansi agar pengurusan

persyaratan calon tersebut mendapatkan prioritas utama.

3. Pendaftaran Calon Anggota DPRD

Pendaftaran Calon dilaksanakan sesuai dengan jadwal (22 – 29 Desember 2003).

Seluruh partai politik yang memenuhi sebagai peserta pemilu di Yogyakarta

mengajukan calon legislatifnya. Hampir semua parpol menyerahkan berkasnya

pada hari terakhir pendaftaran, bahkan parpol terakhir datang pada pukul 23.55.

Pada tahap pertama ini jumlah calon yang didaftarkan sebanyak 452 calon, dengan

perincian sebagai berikut :

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 45

Page 46: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

1 2 3 4 51 PNI Marhaenisme 5 2 1 3 4 152 Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) 1 - - - - 13 Partai Bulan Bintang (PBB) 6 5 4 3 5 234 Partai Merdeka 3 4 4 3 5 195 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4 4 5 4 4 216 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK) 1 2 2 2 1 87 Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) 3 2 2 2 3 128 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) 4 2 2 3 3 149 Partai Demokrat 3 2 4 3 4 16

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 3 3 2 3 6 1711 Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) 2 1 2 1 2 812 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 1 - - - 1 213 Partai Amanat Nasional PAN) 8 7 8 7 11 4114 Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 5 3 6 7 3 2415 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 3 3 4 4 1716 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 7 7 7 11 4017 Partai Bintang Reformasi (PBR) 4 2 1 1 2 1018 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 8 7 8 7 11 4119 Partai Damai Sejahtera 4 5 5 6 2 2220 Partai Golkar 8 7 8 7 9 3921 Partai Patriot Pancasila 5 1 1 1 1 922 Partai Sarikat Indonesia 3 7 8 7 3 2823 Partai Persatuan Daerah 2 3 5 3 4 1724 Partai Pelopor 2 1 1 2 2 8

Jumlah 96 80 89 86 101 452

Jumlah Calon Legislatif Kota Yogyakarta Yang Diajukan Tahun 2004 Tahap I

JumlahCalon untuk Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta

Nama ParpolNO

4. Penelitian Kelengkapan Administrasi Persyaratan (23 Desember 2003 – 5 Januari

2004)

Pada tahap ini yang dilakukan KPU adalah mengecek kelengkapan administratif

persyaratan parpol dan masing-masing calon. Dari hasil penelitian tahap I ini, tidak

ada satu pun parpol yang 100% lengkap. Semua parpol melakukan perbaikan

persyaratan.

5. Penyerahan Perbaikan Persyaratan (29 Desember 2003 – 19 Januari 2004)

Pada tahap ini tidak semua parpol bisa melakukan perbaikan berkas calonnya,

sehingga pada penyerahan perbaikan berkas ini, secara keseluruhan jumlah calon

menjadi 424 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 46

Page 47: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

1 2 3 4 51 PNI Marhaenisme 5 2 1 3 4 152 Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) 1 - - - - 13 Partai Bulan Bintang (PBB) 6 4 3 3 5 214 Partai Merdeka 3 4 4 3 3 175 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4 4 5 4 2 196 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK) 1 2 2 2 1 87 Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) 3 2 2 2 3 128 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) 3 2 2 3 3 139 Partai Demokrat 3 2 4 3 4 1610 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 3 3 2 3 6 1711 Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) 2 1 2 1 2 812 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 1 - - - 1 213 Partai Amanat Nasional PAN) 8 7 8 7 11 4114 Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 5 3 6 7 3 2415 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 3 3 4 4 1716 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 7 7 7 10 3917 Partai Bintang Reformasi (PBR) 4 2 1 1 2 1018 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 8 7 8 7 11 4119 Partai Damai Sejahtera 4 4 5 6 2 2120 Partai Golkar 8 7 8 7 9 3921 Partai Patriot Pancasila 5 1 1 1 1 922 Partai Sarikat Indonesia 1 1 4 2 1 923 Partai Persatuan Daerah 2 3 5 3 4 1724 Partai Pelopor 2 1 1 2 2 8

Jumlah 93 72 84 81 94 424

Jumlah Calon Legislatif Kota Yogyakarta Setelah Perbaikan

NO Nama ParpolCalon untuk Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta

Jumlah

6. Penelitian Persyaratan Tahap II (20 – 26 Januari 2004)

Pada penelitian tahap II ini mulai melibatkan instansi terkait, yaitu dari Dinas

Pendidikan, Kepolisian, Kodim, dan Kesbanglinmas. Beberapa kasus yang

ditemukan adalah sebagai berikut :

a. Calon terlibat secara tidak langsung dengan G30S/PKI (4 calon)

b. Calon dengan Salinan Ijazah SLTA Sementara, tahun Ijazah 1973 (1 calon)

c. Calon dengan Surat Keterangan Lulus, tidak ada salinan ijazah, karena ijazah

aslinya hilang (1 calon)

d. Salinan Ijazah dilegalisir oleh Notaris, bukan oleh Diknas setempat dan legalisir

ijazah tidak diperbarui (7 calon)

e. Beberapa calon menyatakan mengundurkan diri

Setelah melalui proses diskusi yang cukup panjang, akhirnya diputuskan:

a. Calon terlibat tidak langsung dengan G30S/PKI diloloskan

b. Calon dengan ijazah sementara dinyatakan GUGUR karena tidak mampu

menunjukkan ijazah aslinya.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 47

Page 48: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

c. Calon dengan Surat keterangan lulus dinyatakan gugur karena surat

keterangan tersebut tidak memenuhi standar diknas

d. Calon dengan ijazah dilegalisir notaris dan legalisasinya tidak diperbarui bisa

diloloskan dengan ketentuan dapat menunjukkan Ijazah aslinya yang langsung

dicek keasliannya oleh petugas dari Diknas.

e. Calon yang mundur dapat dipenuhi setelah melalui prosedur yang ditentukan,

yaitu diajukan oleh partai politiknya dengan lampiran surat pengunduran diri

calon bersangkutan.

7. Penetapan Daftar Calon Anggota DPRD Kota Yogyakarta

Penetapan Daftar Calon dilakukan dalam Rapat Pleno Terbuka pada tanggal 29

Januari 2004 di Pendopo Balaikota Yogyakarta. Proses penetapan berjalan lancar.

8. Selanjutnya, hasil penetapan Daftar Calon diatas merupakan bahan untuk

pencetakan Surat Suara, sehingga dalam penyiapan pencetakan Surat Suara

tersebut dilakukan validasi, baik di tingkat KPU Provinsi maupun di KPU Pusat.

D. Output

1. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta Nomor 01 Tahun 2004

tentang Penetapan Daftar Nama dan Nomor Urut Calon Anggota DPRD Kota

Yogyakarta pada Pemilu 2004 (diundangkan dalam Lembaran Daerah Nomor 01

Tahun 2004, tanggal 29 Januari 2004 )

2. Daftar Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta (Form

BE).

E. Permasalahan

1. Peserta Pemilu dan Calon Legislatif banyak mengeluhkan tentang waktu yang

terbatas dan biaya yang cukup tinggi untuk memenuhi persyaratan sebagai calon

legislatif, terutama biaya cek kesehatan, kepolisian dan pengadilan.

2. Tidak ada kejelasan tentang instansi yang berkompeten untuk menyatakan calon

tidak terlibat G30S/PKI.

3. KPUD sering terjebak pada persoalan interpretasi pemenuhan persyaratan yaitu

antara aspek administratif ataukah substantif.

4. Partai Politik sering berupaya untuk melibatkan KPUD pada persoalan internal

Partai dalam proses penyusunan calon legislatif.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 48

Page 49: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

F. Rekomendasi

1. Dengan begitu banyaknya form yang harus diisi dan juga melibatkan pihak lain

dalam pengisian form tersebut, ketentuan tentang persyaratan ini harus sudah

diterbitkan dan disosialisasikan jauh hari sebelum batas akhir akhir pendaftaran.

2. KPU Pusat perlu membuat Nota Kesepahaman dengan instansi di tingkat pusat

terkait dengan keterlibatan instansi tersebut yang ada di daerah tentang

standarisasi pelayanan dan biaya pelayanan tersebut.

3. Perlu dipertimbangkan apakah persyaratan bebas G30S/PKI masih relevan

sebagai syarat calon legislatif pada Pemilu mendatang.

4. Perlu ketegasan dalam pedoman teknis apakah KPUD lebih memfokuskan pada

aspek administratif dalam memverifikasi persyaratan calon legislatif.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 49

Page 50: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB IX

PELAKSANAAN PENGADAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK

A. Pendahuluan

Secara umum distribusi logistik pada Pemilu Legislatif lumayan tersendat-sendat. Hal

ini disebabkan banyak faktor yang meliputinya yaitu pola pengadaan logistik yang

disentralkan di KPU Pusat, padahal kebutuhan logistik untuk Pemilu Legislatif baik dari

segi format dan jumlahnya merupakan hal yang baru bagi KPU Pusat sehingga terjadi

keterlambatan pada bidang logistik Pemilu. Pada tahap ini peran dari KPU Kota

minimal hanya sebagai kantor pos saja yang tugasnya hanya menerima kiriman dari

KPU Pusat dan KPU Propinsi yang kemudian diteruskan dengan mendistribusikan ke

tingkat PPK dan PPS.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 20-24

2. Keputusan KPU Nomor 621 Tahun 2004

3. Surat Edaran Nomor /15/VII/2004

C. Kegiatan

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang menentukan peran KPU Daerah

dalam bidang logistik ini, KPU Kota Yogyakarta melaksanakan beberapa kegiatan

sebagai berikut :

1. Pengadaan Kelengkapan TPS yg dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2004 sampai

dengan 10 Maret 2004.

2. Penyortiran Surat Suara dan pelipatan surat suara yang dilakukan di tingkat PPK

dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2004 sampai dengan 27 Maret 2004.

3. Perakitan kotak suara yang dilakukan di tingkat PPK yang dilaksanakan pada

tanggal 20 Maret 2004 sampai dengan 27 Maret 2004.

4. Pengepakan Kelengkapan TPS, pembendelan per-TPS, penempatan kelengkapan

TPS ke kotak suara yang dilakukan di tingkat PPK yang dilaksanakan pada tanggal

20 Maret 2004 sampai dengan 27 maret 2004.

5. Pendistribusian Logistik dari PPK ke tingkat PPS yg dilaksanakan sampai dengan

tanggal 2 April 2004.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 50

Page 51: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

6. Pendistribusian Logistik dari PPS ke tingkat KPPS yg dilaksanakan sampai dengan

tanggal 4 April 2004.

D. Output

Terpenuhinya semua logistik di TPS.

E. Permasalahan

1. Kurangnya petunjuk teknis mengenai seluk beluk logistik yang rumit sehingga

terjadi kebingungan di tingkat PPK, PPS dan KPPS dalam melaksanakan

pengaturan tentang logistik.

2. Tergantungnya KPU daerah terhadap KPU pusat akibat sentralisasi logistik

sehingga KPU Daerah keteteran.

F. REKOMENDASI

1. Disusun petunjuk teknis tentang serba-serbi logistik lebih awal sehingga bisa

mengantisipasi kebingungan yg akan terjadi.

2. Adanya desentralisasi logistik pada barang-barang tertentu yang bisa ditangani di

daerah sehingga di daerah tidak tergantung pada KPU Pusat.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 51

Page 52: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB X

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

A. Pendahuluan

Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2004 dengan bentuk yang berbeda sama sekali dengan

pemilu-pemilu sebelumnya ternyata membawa implikasi teknis yang tidak mudah dan

bisa dikatakan sangat rumit. Boleh dikata KPU Kota Yogyakarta, dan mungkin juga

KPU Kabupaten / Kota lainnya terjebak ke dalam persiapan teknis yang sangat

komplek. Hal ini diperparah dengan adanya kebijakan KPU yang sentralistis dalam

hampir semua pengadaan kebutuhan logistik dan kelengkapan administrasi lainnya.

Sedikitnya wewenang yang diberikan menyebabkan KPU Kabupaten / Kota terlalu

sering dan lama dalam posisi menunggu dan menunggu kiriman baik dari KPU

maupun KPU Propinsi. Belum lagi apabila kiriman yang diterima tidak sesuai dengan

kebutuhan maka semakin menambah kerumitan yang telah ada.

Terbentuknya KPU Kabupaten / Kota di Propinsi DIY pada tanggal 13 Juni 2004

sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 5 April 2004 tidak

memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan sebuah Pemilu yang berbeda

sama sekali dari sisi konsep apalagi implikasi teknis yang timbul. Kebijakan yang

sentralistis dalam pengadaan logistik pemilu menambah daftar panjang ketersiksaan

KPU Kota Yogyakarta. Satu hal yang cukup membuat KPU Kota Yogyakarta prihatin

adalah adanya kemungkinan bahwa kebijakan sentralistis dibuat oleh KPU karena

didasari kecurigaan KPU Kabupaten / Kota akan melakukan KKN bila mempunyai

wewenang dalam pengadaan kebutuhan logistik pemilu. Ini dapat ditengarai dari

ucapan salah seorang anggota KPU yang membawahi tugas pengadaan logistik dalam

sebuah rapat kerja teknis persipan pemilu legisltaif.

B. Persiapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

1. Penetapan jumlah TPS

Salah satu dasar KPU Kota Yogyakarta dalam perencanaan pemungutan suara

pemilu legislatif adalah perencanaan jumlah TPS. Dalam PPKO 2004 yang disetujui

untuk KPU Kota Yogyakarta bahwa jumlah TPS adalah 1150. Perencanaan angka

1150 ini berdasar dari hasil P4B tentang jumlah penduduk dan pemilih pada tahun

2003. Berdasarkan perhitungan matematika jumlah pemilih hasil P4B maka jumlah

TPS yang dibutuhkan adalah 1039. Dengan pertimbangan adanya proses

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 52

Page 53: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

pendaftaran pemilih tambahan, pemilih pemula, pemilih dari luar wilayah Kota

Yogayakarta dan belum lagi TPS khusus di beberapa tempat, maka diusulkan

kepada KPU jumlah TPS yang dibutuhkan adalah 1039 + (10 % x 1039) = 1039 +

103,9 = 1142,9 dibulatkan 1150. Alhamdullilah usulan ini disetujui KPU.

Perencanaan KPU Kota tentu harus diselaraskan dengan kondisi di lapangan yang

tentu saja yang paling mengetahui adalah PPS dan PPK. Dalam berbagai

pertemuan informal maupun formal selalu disampaikan kepada PPS maupun PPK

bahwa ada jumlah standard TPS setiap kelurahan. Misalnya di kelurahan A, jumlah

pemilih 9784 orang. Dengan ketentuan tiap TPS maksimal untuk 300 pemilih

sesuai UU no 12 tahun 2003, maka untuk kelurahan A standard jumlah TPS adalah

9784 / 300 = 32,61 dibulatkan 33. Angka standard, yang didasarkan perhitungan

matematis antara jumlah pemilih dibagi 300 lalu dibulatkan 1 keatas, inilah yang

selalu diselaraskan dengan perencanaan PPS maupun PPK.

Apabila PPS mengajukan usulan jumlah TPS kurang dari angka standard maka

diharuskan mengajukan usulan setara dengan angka standard. Sedangkan apabila

usulan PPS lebih besar daripada angka standard maka untuk sementara dapat

diterima, tetapi apabila ternyata banyak PPS yang mengusulkan lebih besar

daripada angka standard dan akhirnya angka total melebihi 1150 maka akan

diadakan rasionalisasi pengurangan jumlah TPS di beberapa PPS. Melalui proses

penyetaraan inilah terkadang masih terjadi kesalahpahaman di tingkat PPS

terutama PPS yang mengusulkan kurang dari angka standard. Bila ini disetujui

tentu sudah dapat dipastikan akan ada TPS yang memiliki jumlah pemilih lebih dari

300. Sebuah resiko yang tidak akan pernah diambil oleh KPU Kota Yogyakarta

apabila memungkinkan untukdihindari. Apapun alasan yang dikemukakan,

mengapa sebuah PPS mengajukan usulan kurang dari angka standard, KPU Kota

Yogyakarta tetap tidak dapat menerima.

Proses penetapan jumlah TPS se-Kota Yogyakarta akhirnya dapat dirampungkan

pada pertemuan hari Jum'at, tanggal 27 Pebruari 2004, pukul 14.00, bertempat di

Ruang Rapat Utama Lantai Atas Komplek Balaikota Yogyakarta. Beberapa PPS

yang mengajukan usulan kurang dari angka standard sempat mengajukan

perdebatan alot dengan KPU Kota Yogyakarta mengenai keharusan mengajukan

usulan setara dengan angka standard. Dengan dibantu pemahaman dari PPK

akhirnya PPS seperti ini dapat menerima konsep KPU Kota Yogyakarta. Dalam

pertemuan juga dibahas usulan adanya TPS khusus. Dari usulan TPS khusus yang

langsung diajukan oleh PPK ada 2 usulan yang ditolak karena tidak ada ketentuan

sebagaimana diatur dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 53

Page 54: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

2004, yaitu TPS khusus di terminal dan stasiun. Pertemuan menyepakati jumlah

TPS se-Kota Yogayakarta adalah 1144 terdiri atas 1122 TPS biasa dan 22 TPS

khusus. Angka 1144 ini tentunya masih dalam batas 1150 yang disetujui KPU.

2. Pembentukan KPPS

Keputusan KPU nomor 01 tahun 2004 menjadi dasar pelaksanaan pemungutan

dan penghitungan suara pemilu legilatif. Satu langkah penting berikutnya setelah

menetapkan jumlah TPS adalah membentuk KPPS yang akan menggawangi 1144

TPS tersebut. Total KPPS yang dibutuhkan adalah 1122 TPS x 7 orang ditambah

22 TPS x 3 orang = 7920 orang. Mencari orang sebanyak itu yang bersedia dan

mampu menjadi KPPS tentu tidaklah mudah. Apalagi dalam syarat menjadi

anggota KPPS salah satunya disebutan adalah tidak sedang menjadi pengurus

partai politik. Pengurus yang dimaksud adalah pengurus dari tingkat DPP di tingkat

Pusat sampai di tingkat terendah yaitu di tingkat Kelurahan (apapun namanya).

Persyaratan ini semakin mempersempit jumlah anggota masyarakat yang berhak

menjadi KPPS. Banyak masyarakat yang mempunyai kemampuan akan tetapi

tergabung pada salah satu partai politik.

Mengikuti aturan dalam keputusan KPU nomor 01 maka usulan pembentukan

KPPS adalah dari Lurah untuk ditetapkan oleh PPS. Di wilayah Kota Yogyakarta

maka pola pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengurus RW dan RT agar

mereka mengajukan warganya untuk menjadi KPPS. KPU Kota Yogyakarta pun

menginstruksikan kepada PPS agar segera berkoordinasi dengan Lurah maupun

Ketua RW dan RT di wilayah setempat tentang pembentukan KPPS. Pertemuan-

pertemuan intensif baik formal maupun informal pun diadakan. Posisi Lurah

menjadi penting karena dalam peraturan yang berlaku memang merekalah yang

berhak mengajukan usulan sejumlah anggota KPPS.

Secara umum proses perekrutan KPPS di wilayah Kota Yogyakarta tidak

mengalami permasalahan yang berarti karena partisipasi pengurus RW dan RT

yang mayoritas bergabung juga menjadi anggota KPPS. Pola pendekatan kepada

RW dan RT ini berjalan efektif karena sejak tahun 2003 KPU Kota Yogyakarta juga

telah mendekati mereka untuk keperluan sosialisasi.

3. Pelatihan Tatacara Pemungutan Suara

Sementara itu kejelasan tentang tata cara pengisian berita acara formulir C untuk

KPPS masih simpang siur. Dengan adanya model coblosan untuk parpol maupun

untuk caleg masih menimbulkan kontroversi tentang penghitungan suara. Ada 2

wacana yang saat itu beredar di kalangan penyelenggara pemilu.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 54

Page 55: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

♦ Versi pertama berpendapat bahwa :

1) Bila mencoblos parpol dan caleg, maka kolom parpol ditulis 1, kolom caleg

juga ditulis 1.

2) Bila mencoblos parpol saja, maka kolom parpol ditulis 1, kolom caleg tidak

ditulis.

♦ Versi kedua berpendapat bahwa :

1) Bila mencoblos parpol dan caleg, maka hanya ditulis pada kolom caleg.

2) Bila mencoblos parpol saja, maka hanya ditulis pada kolom parpol.

Versi pertama memang jauh lebih banyak dianut dibandingkan dengan versi kedua

dengan alasan cara pertama lebih rasional dan praktis serta mudah bagi KPPS.

Apabila versi kedua yang dipakai akan sangat menyulitkan pola pikir KPPS karena

tentunya mereka secara praktis akan berpendapat bahwa apabila ada pemilih

mencoblos parpol dan 1 nama caleg dibawahnya maka tentu saja kolom parpol

harus dihitung dan kolom caleg juga harus dihitung. Sekali lagi standard yang harus

dipakai adalah standard terendah.

Sementara itu kontroversi lain juga muncul ketika VCD pelatihan bagi KPPS yang

dibintangi Rano Karno memunculkan adegan penjelasan yang membingungkan.

KPU Kota Yogyakarta sempat dibingungkan salah satu adegan ketika Rano Karno

yang berperan sebagai Ketua KPPS menjelaskan sebagai berikut :

" pemilih yang tidak terdaftar dalam salinan DPT untuk TPS dan tidak mempunyai

surat pemberitahuan, diperbolehkan memberikan suaranya dengan menunjukkan

kartu pemilih ". Adegan ini dicurigai karena terlihat jelas adanya pemotongan

diantara adegan. Apabila adegan ini dipegang betul oleh masyarakat dapat

dipastikan akan terjadi mobilisasi pemilih secara besar-besaran karena hanya

dengan cukup menunjukkan kartu pemilih maka pemilih sudah dapat memberikan

suaranya. Sementara persediaan surat suara sangat terbatas cadangannya. Ketika

dikonfirmasi kepada KPU ternyata KPU juga merasa kecolongan ketika ada adegan

tersebut dan menginstruksikan kepada KPU Kabupaten / Kota untuk tidak

menyebarluaskan adegan tersebut kepada khalayak umum maupun penyelenggara

di tingkat bawah. Mensikapi hal ini, dikarenakan KPU Kota Yogyakarta telah

menggandakan VCD pelatihan sebanyak jumlah TPS, maka KPU Kota Yogyakarta

menginstruksikan kepada PPS maupun PPK apabila menggunakan VCD pelatihan

sebagai salah satu materi, untuk menjelaskan pemahaman tentang adegan tadi.

Kontoversi tentang tata cara pengisian formulir Model C, berakhir ketika KPU

mengadakan pelatihan bagi KPU Kabupaten / Kota, yang khusus wilayah DIY-

Jateng dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2004 bertempat di Hotel

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 55

Page 56: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Century Saphir, Yogyakarta. Dalam pertemuan yang dihadiri anggota KPU maupun

Sekretariat KPU, dijelaskan bahwa tata cara pengisian berita acara formulir model

C untuk KPPS yang dipakai adalah versi pertama. Yaitu apabila ada pemilih

mencoblos parpol dan caleg maka kolom parpol harus dihitung dan kolom caleg

juga harus dihitung. Namun disayangkan dalam pelatihan ini penjelasan dari

Sekretariat KPU kurang meyakinkan dan sempat menjadi pertanyaan dan

perdebatan dari para peserta. Namun dengan adanya kejelasan dari KPU maka

KPU Kota Yogyakarta menjadi mantap didalam mensosialisasikan materi ini

kepada penyelenggara di bawah.

Segera setelah kejelasan didapatkan maka KPU Kota Yogyakarta segera

meneruskan materi ini kepada PPK maupun PPS. Hal ini sangat perlu segera

dilakukan karena sebelum diadakan pelantikan dan pelatihan KPPS maka yang

harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah calon pelatih KPPS. Dalam kebijakan ini

KPU Kota Yogyakarta memutuskan bahwa yang akan menjadi pelatih utama KPPS

adalah anggota PPK dibantu anggota PPS. Pelatihan bagi PPK dan PPS

berlangsung hari Selasa, tanggal 23 Maret 2004, pukul 10.00, bertempat di Ruang

Rapat Utama Lantai Bawah Komplek Balaikota Yogyakarta.

Dengan menggunakan contoh berita acara yang akan dipakai, pelatihan terfokus

pada tata cara pengisian formulir model C. Sedangkan tata cara pengisian formulir

model D dan model DA, KPU Kota Yogyakarta menginstruksikan kepada PPS

maupun PPK untuk lebih banyak belajar sendiri. Pertimbangan ini dikarenakan

pertimbangan KPU Kota Yogyakarta tidak cukup mempunyai waktu lagi

mengadakan pelatihan khusus bagi PPK maupun PPS. Masih banyak pekerjaan

teknis lainnya yang belum terselesaikan utamanya pekerjaan menunggu datangnya

logistik baik dari KPU maupun KPU Propinsi yang tidak pernah jelas kapan

sampainya. Dikhawatirkan juga kedatangan yang mepet dan kemungkinan jumlah

dan jenis yang tidak lengkap. Sehingga saat itu fokus adalah pelatihan bagi KPPS

yang dirasa juga sudah mepet.

Pelantikan Ketua KPPS yang sekaligus diikuti dengan pelatihan tentang tugas dan

kewenangan KPPS berlangsung di masing-masing Kelurahan dengan pemateri

adalah anggota PPK secara keseluruhan dan PPS sebagai penyelenggara.

Pelantikan sekaligus pelatihan ini berlangsung antara tanggal 24-28 Maret 2004 di

tiap Kelurahan. Dalam pelatihan kepada KPPS materi yang disampaikan adalah

tata cara pemungutan suara, penghitungan suara sesuai dengan Keputusan KPU

nomor 01 tahun 2004, serta tentu saja tata cara pengisian berita acara model C.

Dalam beberapa kesempatan KPU Kota Yogyakarta menghadiri pelatihan bahkan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 56

Page 57: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

terkadang tidak jarang menajdi pemateri khususnya tentang keputusan-keputusan

dan peraturan-peraturan dari KPU, agar KPPS mantap dalam melaksanakan tugas.

4. Masalah-masalah Menjelang Pemungutan Suara

Dalam masa menjelang pemungutan suara ada 2 issue besar yang kontra produktif

bagi penyelenggara pemilu di semua tingkatan.

a. Issue pertama adalah kesiapan logistik yang mengkhawatirkan karena hanya

dalam hitungan hari menjelang pemungutan suara masih saja ada beberapa

jenis logistik yang belum diterima dan itupun apabila telah diterima masih belum

ada kepastian juga apakah jumlah dan jenisnya telah sesuai dengan kebutuhan.

Misalnya masalah kotak suara dan bilik suara tentu sangat menyulitkan KPU

Kota Yogyakarta apabila kekurangan yang ada tidak bisa terpenuhi oleh KPU.

Wacana memakai kotak suara dari kardus bekas bungkus mie instan pun

mengemuka. Wacana bilik suara kembali seperti pemilu tahun-tahun

sebelumnya juga telah disiapkan. Bahkan KPU Kota Yogyakarta telah membuat

wacana adanya TPS kembar untuk mengantisipasi kekurangan kotak dan bilik

apabila memang betul-betul terjadi. Terkadang KPU Kota Yogyakarta melempar

kondisi ini apa adanya kepada media massa dengan pertimbangan dapat

menjadi perhatian semua pihak, khususnya KPU dikarenakan ini merupakan

imbas dari kebijakan sentralistis. Ternyata hal ini juga membawa manfaat

karena terkadang KPU baru mengetahui kondisi di lapangan setelah

mengetahui dari media massa.

b. Dengan adanya issue pertama maka konsekuensinya adalah munculnya issue

penundaan pemungutan suara sampai adanya kesiapan logistik di seluruh

wilayah. Mensikapi hal ini KPU Kota Yogyakarta selalu menyampaikan di

berbagai kesempatan bahwa apapun situasi dan kondisi yang terjadi di wilayah

lain maka di wilayah Kota Yogyakarta pemungutan suara dan penghitungan

suara di tingkat TPS tetap harus dilangsungkan pada tanggal 5 April 2004.

Secara singkat dapat disampaikan bahwa boleh saja di daerah lain ada

penundaan pemilu tetapi demi kemanfaatan semuanya maka di wilayah Kota

Yogyakarta pemungutan suara tetap seperti rencana semula yaitu 5 April 2004.

Ketegasan KPU Kota Yogyakarta ini diperlukan agar semua penyelenggara di

bawah juga mempunyai kepastian dan kemantapan dalam melaksanakan

pemungutan suara.

Selain kedua issue tersebut masih ada satu kondisi riil di lapangan yang juga

kontra produktif. Banyak keputusan, surat edaran dan radiogram dari KPU yang

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 57

Page 58: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

turun secara parsial mendekati hari H dan bahkan terkadang antara satu dengan

yang lainnnya saling bertentangan. Satu keputusan yang paling kontroversial

adalah keputusan yang menyatakan bahwa apabila surat suara yang dicoblos di

dalam kotak yang memuat gambar parpol dan dicoblos diantara 2 kotak yang

memuat nama caleg, dinyatakan sah. Keputusan ini sendiri sudah bertentangan

dengan keputusan KPU sebelumnya yaitu Keputusan nomor 01 tahun 2004.

Secara singkat menurut Keputusan KPU nomor 01 tahun 2004, surat suara secara

teknis sah apabila hasil coblosan adalah :

♦ Di dalam 1 kotak yang memuat lambang parpol dan di dalam 1 kotak yang

memuat nama caleg dibawah lambang parpol tadi.

♦ Di dalam 1 kotak yang memuat lambang parpol saja.

Bila logika diatas dipakai maka bila ada lubang hasil coblosan yang berada diantara

2 kotak yang memuat nama caleg seharusnya dinyatakan tidak sah karena lubang

hasil coblosan tidak berada dalam kotak.

Tetapi KPU Kota Yogyakarta harus memposisikan sebagai bagian dari KPU yang

tentu saja juga harus turut serta meneruskan dan mengamankan semua keputusan

yang telah diambil KPU kepada semua pihak yang terlibat. Walaupun posisi ini

terasa menyulitkan karena KPU Kota Yogyakarta tentu juga membutuhkan waktu

mensosialisasikan kepada aparat di bawah. Tidak jarang kebingungan masih sering

terjadi karena turunnya keputusan yang mendekati hari H dan kadang bertentangan

satu sama lain. Kondisi yang ironis adalah terkadang belum sempat KPU Kota

Yogyakarta mengkaji dan mencermati satu keputusan dari KPU, tetapi karena

didesak waktu yang semakin mepet dan persiapan logistik yang tidak kelar-kelar

juga, memaksa KPU Kota Yogyakarta hanya tinggal meneruskan begitu saja

keputusan KPU tanpa menganitisipasi dampak yang bisa ditimbulkan.

5. Apel Kesiapan Pelaksanaan Pemilu Legislatif

Kondisi tambal sulam ini seperti sebuah lingkaran setan yang susah dipotong.

Tetapi dengan semangat tinggi dan komitmen bahwa pemilu legislatif di Kota

Yogyakarta harus sukses, membuat KPU Kota Yogyakarta bekerja ekstra keras

menutupi kekurangan semaksimal mungkin. Untuk menunjukkan kepada seluruh

masyarakat Yogyakarta bahwa semua penyelenggara pemilu di wilayah Kota

Yogyakarta siap untuk menyelengarakan pemungutan suara pada tanggal 5 April

2004 maka diadakan Apel Kesiapan Penyelenggara Pemilu Kota Yogyakarta pada

hari Rabu, tanggal 31 Maret 2004, pukul 10.00, bertempat di halaman depan

Balaikota Yogyakarta. Apel diikuti oleh seluruh Ketua KPPS, Ketua PPS dan Ketua

PPK se-Kota Yogyakarta. Apel yang dipimpin langsung oleh Walikota Yogyakarta

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 58

Page 59: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

sebagai inspektur upacara dilaksanakan bertepatan dengan hari ulang tahun

Walikota Yogyakarta sekaligus sebagai momentum kesiapan pelaksanaan pemilu

legislatif.

Dalam apel dilaporkan oleh Ketua KPU Kota Yogyakarta kepada Walikota tentang

badan penyelenggara pemilu di Kota Yogyakarta, jumlah anggotanya, kesiapan

logistik dan tekad melaksanakan pemungutan suara tetap pada tanggal 5 April

2004. Salah satu Ketua KPPS menjadi perwakilan menerima penyematan topi

KPPS yang dilakukan oleh Walikota Yogyakarta. Apel ini juga untuk menunjukkan

kepada seluruh KPPS sebagai ujung tombak bahwa issue-issue yang beredar

menjelang pemungutan suara adalah tidak benar sekaligus memantapkan

pelaksanaan tugas mereka nantinya pada hari H. Pada akhir apel sebagai bentuk

perhatian kepada Walikota Yogyakarta, KPU Kota Yogyakarta memberikan hadiah

ulang tahun yang bertepatan dengan hari pelaksanaan apel.

6. Kondisi logistik menjelang hari H

Semakin mendekati hari H pemungutan suara kesibukan KPU Kota Yogyakarta

dalam hal distribusi alat administrasi kelengkapan pemungutan dan penghitungan

suara bukannya semakin berkurang tetapi justru semakin bertambah. Hal ini

disebabkan karena, PPK sebagai pihak yang bertugas menyalurkan logistik kepada

PPS, baru membagi logistik sesuai kebutuhan masing-masing PPS mendekati hari

H. Dengan demikian terkadang kekurangan maupun ketiadaan satu atau beberapa

jenis logistik pada PPK, baru dapat diketahui juga mendekati hari H. Padahal PPK

masih harus membagi sesuai kebutuhan PPS di wilayah kerjanya dan

mendistribusikan ke PPS lagi. Tidak jarang stok kebutuhan yang terdapat di

gudang KPU Kota Yogyakarta juga telah habis atau tidak mencukupi permintaan.

Untuk meminta kekurangan tentu membutuhkan waktu karena harus melalui KPU

Propinsi atau KPU. Yang cukup mengherankan KPU Kota Yogyakarta adalah

adanya beberapa PPK yang menyatakan tidak menerima sama sekali beberapa

jenis logistik. Padahal ada tanda terima yang telah ditandatangani baik PPK

sebagai penerima maupun KPU Kota Yogyakarta sebagai pengirim. Apabila

kekurangan hanya beberapa item tertentu saja, maka KPU Kota Yogyakarta masih

dapat memaklumi kemungkinan kesalahan hitung pada KPU Kota Yogyakarta.

Tetapi mau tidak mau memang kekurangan seperti ini harus dipenuhi karena tidak

ada waktu lagi untuk menyelidiki kemungkinan kesalahan yang terjadi. Proses

permintaan penambahan kekurangan logistik ini berlangsung sampai Senin dini

hari, 5 April 2004.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 59

Page 60: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Kondisi ini diperparah juga kurangnya sosialisasi tentang penggunaan beberapa

jenis logistik. Misalnya formulir model C untuk KPPS yang setiap jenisnya, untuk

setiap TPS mendapat pasokan antara 20 - 25 bendel. Banyaknya bendel ini juga

membingungkan KPPS karena tidak jelas peruntukannya. KPU Kota Yogyakarta

sendiri tidak sempat mengkaji hal ini karena beruntunnya kedatangan satu logistik

disusul jenis logistik lainnya mendekatui hari H. Yang terjadi adalah adanya kesan

bahwa KPU Kota Yogyakarta menjadi seperti Kantor Pos, dimana harus siap setiap

saat bertugas menerima kiriman logistik baik dari KPU maupun KPU Propinsi,

untuk kemudian secepat mungkin membagi sesuai kebutuhan masing-masing PPS

dan mengirimkannya kepada PPK. Tidak waktu untuk mencermati apalagi mengkaji

dampak yang bisa ditimbulkan. Perceptan harus dilakukan dengan pertimbangan

PPK pun masih butuh waktu lagi untuk mendistribusikan kepada PPS. Dan masih

lagi PPS harus mendistribusikan kepada KPPS. Betul-betul seperti kantor pos.

Proses peninjauan ke semua PPS menjelang hari H masih ditemui adanya

beberapa PPS yang tidak mempersiapkan logistik semaksimal mungkin. Misalnya

ada PPS yang belum juga merakit kotak suara pada hari H (-2). Tentu kondisi ini

sangat mengkhawatirkan. Pada malam sebelum pelaksanaan pemungutan suara,

KPU Kota Yogyakarta mengadakan peninjauan kepada beberapa TPS yang diikuti

oleh Walikota Yogyakarta bersama unsur Muspida. Dalam peninjauan masih

ditemukan adanya TPS yang masih kekurangan satu atau beberapa jenis logistik

tertentu. Untuk kebutuhan kecil dapat langsung dicukupi oleh mobil KPU Kota

Yogyakarta yang pada saat berkeliling kebetulan membawa juga beberapa logistik

tertentu.

C. Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara

1. Pemungutan suara

Dengan kondisi tambal sulam menjelang pemungutan suara maka KPU Kota

Yogyakarta hanya dapat tinggal berharap bahwa semua TPS dapat melaksanakan

pemungutan suara tanpa ada hambatan yang berarti. Peninjauan ke beberapa TPS

pada hari H dilakukan bersama dengan Walikota Yogyakarta dan unsur Muspida

lainnya. Ada 2 masalah menonjol yang terjadi pada saat pemungutan suara.

1) Masalah tertukarnya beberapa jenis surat suara dengan surat suara dari daerah

pemilihan lain di salah satu TPS di Kelurahan Suryodiningratan Kecamatan

Mantrijeron. Penyelesaian masalah yang diambil KPPS dengan saksi atas

dasar supervisi dari PPS dan PPK adalah bahwa disetujui surat suara yang

tertukar apabila secara teknis lubang hasil coblosan sah, maka hanya akan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 60

Page 61: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

dihitung perolehan parpolnya saja sekalipun surat suara tadi dicoblos baik

parpol maupun calegnya. Kesepakatan inilah yang dipakai sebagai dasar

penghitungan suara dan sudah disepakati sebelum penghitungan suara

dilaksanakan supaya terdapat keadilan karena belum mengetahui untuk

dicoblos parpol yang mana surat suara tertukar tersebut.

Ternyata keputusan di lapangan ini tidak bertentangan dengan fax dari KPU

yang diterima hari itu juga yang menyatakan bahwa untuk kasus tertukarnya

surat suara dari daerah pemilihan lain maka penyelesaiannya adalah

diserahkan kepada kesepaktan KPPS dengan saksi. Dengan demikian

tertukarnya hanya 6 buah surat suara DPRD Kabupaten / Kota Daerah

Pemilihan 1 (Manrijeron, Kraton, Mergangsan) di Kecamatan Matrijeron dengan

surat suara DPRD Kabupaten / Kota Daerah Pemilihan lainnya tidak

menimbulkan gejolak di kalangan peserta pemilu maupun kecurigaan kepada

penyelenggara pemilu karena unsur kesengajaan.

2) Masalah tertukarnya distribusi kotak suara di Kelurahan Terban untuk TPS

Khusus RS Panti Rapih dengan kotak suara untuk TPS biasa di Kelurahan

Demangan. Masalah ini dapat langsung ditanngani oleh PPK Gondokusuman

dengan cara menjemput langsung kotak suara yang tertukar sekalipun hal ini

sempat menunda proses pemungutan suara di 2 TPS tersebut. Hal ini pun tidak

menimbulkan gejolak yang berarti.

Secara umum pelaksanaan pemungutan suara berjalan lancar walaupun dibayangi

kekhawatiran adanya keruwetan yang bisa saja terjadi karena distribusi logistik

yang tambal sulam. Saksi yang seharusnya idealnya adalah 57 orang per TPS

sesuai jumlah parpol dan anggota DPD, ternyata di lapangan banyak yang hanya

mencapai 5 - 7 orang. Saksi yang hadir adalah saksi dari parpol besar seperti

PDIP, Golkar, PAN, PPP, PKB dan PBB. Sementara untuk saksi calon anggota

DPD hampir tidak ada sama sekali karena terkadang dirangkap oleh saksi parpol

yang mana dukungan parpol tersebut untuk calon anggota DPD diberikan kepada

calon tertentu. Minimnya saksi tentu tidak menghalangi kualitas pelaksanaan

pemungutan maupun penghitungan suara karena masyarakat, pemantau maupun

pengawas pun ikut menyaksikan proses pemilu.

Jumlah pengawas yang cukup minim juga tidak menurunkan kualitas pemilu karena

pengawas sesungguhnya yang jumlahnya tidak terbatas adalah masyarakat itu

sendiri. Apalagi di masa keterbukaan seperti sekarang sangat menyulitkan apabila

masih ada penyelenggara pemilu yang hendak berbuat curang. Pemantau yang

cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri juga hadir di beberapa TPS.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 61

Page 62: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Beberapa lembaga pemantau mengkhususkan diri memantau di satu wilayah

Kelurahan atau Kecamatan saja karena kurangnya personil kalau untuk memantau

seluruh TPS di wilayah Kota Yogyakarta. Pemantau dan pengawas pemilu pada

prinsipnya adalah mitra kerja bahkan bisa dijadikan sebagai humas pemyelenggara

pemilu karena mereka dapat menyampaikan kepada masyarakat bagaimana

pemilu diselenggarakan. Hanya saja masih ada beberapa kejadian salah paham

masih terjadi antara penyelenggara dengan pemantau khususnya karena proses

pertemuan yang singkat. Tetapi secara umum tidak ada insiden yang berarti. Dapat

dikatakan secara singkat bahwa masyarakat, saksi, pemantau dan pengawas

selama pemungutan dan penghitungan suara memperoleh akses yang cukup besar

dari penyelenggara pemilu khususnya KPPS.

2. Penghitungan suara

Proses penghitungan suara ternyata tidak berjalan semudah yang diperkirakan.

Banyak TPS yang baru menyelesaikan penghitungan suara menjelang dini hari

pada hari Selasa. Dan tidak sedikit TPS atas dasar kesepakatan antara KPPS

dengan saksi menghentikan proses penghitungan suara karena pertimbangan

faktor kelelahan, dan dilanjutkan keesokan harinya. TPS yang ditinggalkan dijaga

bersama antara petugas Linmas dan masyarakat sekitar. Kondisi ini tentu harus

dimaklumi karena KPPS tentu telah bekerja keras sejak H (-3), mulai dari

pembuatan surat pemberitahuan sampai hari hari H tanpa henti.

Dalam penghitungan suara ada beberapa TPS yang harus didatangi langsung oleh

KPU Kota Yogyakarta karena PPS maupun PPK sudah tidak bisa lagi menangani

masalah. Seperti salah 1 TPS di Kelurahan Wirogunan dimana disampaikan oleh

PPK kepada KPU Kota Yogyakarta bahwa TPS tersebut tidak bersedia

menyerahkan kotak suara beserta isinya padahal penghitungan suara telah selesai

dilakukan dengan alasan telah larut malam. Setelah bertemu langsung dengan

Ketua KPPS setempat maka dilakukan dialog secara intensif. Dengan pendekatan

persuasif, akhirnya dengan pengawalan langsung unsur Muspika dan Panwascam,

maka masalah dapat diselesaikan dan kotak suara dikirm ke Kelurahan saat itu

juga. Dalam proses di Wirogunan ini dapat dibuktikan keikutsertaan Panwascam

dengan penyelenggara pemilu menengahi masalah melalui cara persuasif sehingga

masalah cepat selesai.

Proses rekapitulasi penghitungan suara di tingkat PPS maupun PPK berjalan tidak

serempak karena memang tidak direncanakan semula. Ini salah satu perencanaan

yang luput dari KPU Kota Yogyakarta. Dengan kondisi seperti ini untuk

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 62

Page 63: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

mempercepat rekapitulasi, maka KPU Kota Yogyakarta turun ke berbagai PPS

maupun PPK untuk membantu sekiranya ada masalah.

Banyaknya jenis surat suara yang harus dihitung memang membuat PPS cukup

kesulitan dalam melakukan rekapitulasi. Belum lagi mereka harus merekapitulasi

dari puluhan TPS. Sementara, Berita Acara dari TPS banyak ditemukan kesalahan-

kesalahan sehingga beberapa PPS dengan kesepakatan dari saksi membuka kotak

kembali dan membetulkan Berita Acara berdasarkan Formulir C2 ukuran besar.

Selain itu juga, penghitungan perolehan suara parpol dan caleg dilakukan sendiri-

sendiri yang nota bene merupakan pengalaman pertama, sehingga benar-benar

menyulitkan PPS. Apalagi sebelum pemungutan suara mereka tidak mendapatkan

pelatihan yang cukup tentang tata cara pengisian berita acara model D. Akhirnya

banyak PPS yang mempunyai cara sendiri dalam merekapitulasi dan tidak jarang

berakibat lambannya rekapitulasi. Apalagi banyak saksi tingkat PPS yang tidak

hadir sejak awal rekapitulasi atau dalam bahasa sederhana mereka tidak

menemani PPS dalam membuat rekapitulasi dan hanya mau tahu jadinya saja.

Sementara PPK pun tidak berwenang dalam mengintervensi PPS dalam hal teknis

rekapitulasi penghitungan suara. Belum lagi kondisi internal di masing-masing PPS

ayng berbeda-beda. Ketidakaktifan salah satu anggota PPS atau kurangnya

dukungan sekretariat sudah cukup menggangu kinerja PPS yang hanya terdiri dari

3 orang anggota termasuk ketua.

Di tingkat PPK, proses yang tidak jauh berbeda juga berlangsung. Tampaknya

kurangnya pelatihan khusus tata cara pengisian berita acara Model D maupun DA

menjadi faktor mendasar sulitnya PPS dan PPK melakukan rekapitulasi

penghitungan suara. KPU Kota Yogyakarta pun tidak segan-segan membantu

langsung ikut mengerjakan rekapitulasi. Toh semuanya demi kepentingan

penyelenggara agar proses rekapitulasi berlangsung cepat. Apalagi masyarakat

tentu tidak akan mau tahu proses yang lambat berlangsung pada tingkatan mana.

Tahunya proses rekapitulasi lambat, itu saja.

Dengan melihat kesiapan dari laporan PPK yang sudah masuk, maka KPU Kota

Yogyakarta memutuskan akan mengadakan sidang pleno Rekapitulasi

Penghitungan Suara Tingkat Kota Yogyakarta pada hari Senin, tanggal 12 April

2004, pukul 09.00 sampai selesai, bertempat di Pendopo Balaikota Yogyakarta.

Dalam sidang yang dihadiri Muspida, saksi, PPK, Pers dan tamu undangan lainnya

itu pada awalnya laporan dari PPK yang masuk baru berasal dari 11 Kecamatan. 3

Kecamatan yang belum masuk karena sedang dalam proses adalah kebetulan 3

Kecamatan dengan jumlah Kelurahan terbesar yaitu Umbulharjo, Gondokusuman

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 63

Page 64: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

dan Tegalrejo. Beruntung dalam urutan Kecamatan dari Daerah Pemilihan 1

sampai 5, urutan ketiganya adalah nomor 8, 12 dan 13. Dengan kesepakatan saksi

maka proses rekapitulasi tetap berlangsung dari Kecamatan Mantrijeron sambil

menunggu datangnya laporan dari ketiga Kecamatan yang belum. Alhamdullilah

ketika gilirannya belum sampai, laporan dari 3 Kecamatan ini suah masuk secara

bergantian sehingga tidak perlu sampai menunda rekapitulasi atau dilewati

Kecamatan lainnya terlebih dahulu.

Untuk Kecamatan Gondokusuman yang baru selesai hari itu juga ternyata jumlah

total dari 5 Kelurahan di wilayahnya belum dihitung sehingga sempat ditunda untuk

memberi kesempatan kepada PPK Gondokusuman menghitung jumlah akhir.

Sedangkan laporan dari Kecamatan terbesar yaitu Umbulharjo sempat masuk tepat

sebelum gilirannya tiba untuk dihitung. Satu kondisi yang sempat membuat

khawatir KPU Kota Yogyakarta.

Secara teknis karena harus menghitung 4 jenis perolehan suara dan untuk

mempersingkat waktu maka proses rekapitulasi dilakukan dalam 2 penghitungan

sekaligus. Pada sayap timur Pendopo dilakukan penghitungan surat suara DPR

dan DPD. Sedangkan sayap barat Pendopo untuk menghitung surat suara DPRD

Propinsi dan DPRD Kabupaten / Kota. Dengan menggunakan 2 layar besar yang

didukung 2 set LCD dan LCD Projector maka penghitungan dapat berjalan lancar.

Semua yang hadir dapat menyaksikan pada layar besar penghitungan berlangsung

secara jujur dan adil. Saksi yang hadir juga dibagi ke dalam 2 kelompok. Satu

kelompok mengawasi layar timur dan satunya lagi mengawasi layar barat. Dengan

pola seperti ini rekapitulasi dapat diselesaikan secara keseluruhan 14 Kecamatan

pada sekitar pukul 18.00 WIB.

Setelah beristirahat satu jam untuk istirahat, sholat dan makan, pada pukul 19.00

WIB sidang pleno dilanjutkan kembali. Beberapa tamu undangan tidak hadir

kembali. Setelah semua penghitungan dirampungkan dan atas persetujuan saksi

maka rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kota Yogyakarta dapat diselesaikan

dan hasilnya dapat disetujui. Penandatanganan berita acara pun dilakukan antara

KPU Kota Yogyakarta dengan saksi yang hadir. Dengan selesainya rekapitulasi

penghitungan suara tingkat Kota Yogyakarta sempat beredar berita yang

menggembirakan bagi KPU Kota Yogyakarta bahwa yang dilakukan oleh KPU Kota

Yogyakarta merupakan yang pertama di seluruh Indonesia. Apalagi mengingat

banyaknya petugas pemilu di bawah yang tidak siap dan memahami dalam

pengisian berita acara.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 64

Page 65: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB XI

PELAKSANAAN PENETAPAN HASIL PEMILU

A. Pelaksanaan Kegiatan :

Tanggal 12 Mei 2004, bertempat Kompleks Balikota Timoho Yogyakarta, Jl Kenari No.

56 Yogyakarta. Undangan yang hadir pada kegiatan tersebut :

1. Seluruh Pimpinan Partai Politik.

2. Muspida.

3. Panwaslu Kota Yogyakarta.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan

5. KPU Provinsi.

B. Penetapan Jumlah Suara

Penetapan jumlah suara Partai Politik dan masing-masing calon anggota DPRD Kota

Yogyakarta, dilakukan berdasarkan daerah pemilihan di Wilayah Kota Yogyakarta.

1. Daerah Pemilihan 1 (meliputi : Kec. Mantrijeron, Kraton dan, Mergangsan) :

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 214 Suara2 Partai Buruh Sosial Demokrat 76 Suara3 Partai Bulan Bintang 863 Suara4 Partai Merdeka 144 Suara5 Partai Persatuan Pembangunan 3.369 Suara6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 108 Suara7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 75 Suara8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 208 Suara9 Partai Demokrat 4.754 Suara

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 140 Suara11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 152 Suara12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Ind 246 Suara13 Partai Amanat Nasional 12.368 Suara14 Partai Karya Peduli Bangsa 598 Suara15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.337 Suara16 Partai Keadilan Sejahtera 4.402 Suara17 Partai Bintang Reformasi 169 Suara18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 12.794 Suara19 Partai Damai Sejahtera 1.679 Suara20 Partai Golongan Karya 4.527 Suara21 Partai Patriot Pancasila 143 Suara22 Partai Sarikat Indonesia 0 Suara23 Partai Persatuan Daerah 142 Suara24 Partai Pelopor 67 Suara

48.575 Suara

PEROLEHAN SUARA

TOTAL SUARA

NOMOR DAN NAMA PARPOL PESERTA PEMILU

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 65

Page 66: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Dengan demikian jumlah seluruh suara sah partai politik di daerah pemilihan 1 (satu)

48.575 (empat puluh delapan ribu lima ratus tujuh puluh lima) suara. Sedangkan

jumlah kursi yang diperebutkan di daerah pemilihan ini sebanyak 7 (tujuh) kursi

dengan bilangan pembagi pemilih (BPP) 6.939 (enam ribu sembilan ratus tiga puluh

sembilan).

Kesimpulan hasil Penetepan jumlah suara di daerah pemilihan 1 sebagai berikut :

1) terdapat 23 Partai Politik yang memperoleh suara dan hanya 1 partai Politik yang

tidak memperoleh suara, dikarenakan tidak menyerahkan berkas pencalonan di

daerah pemilihan 1 yaitu Partai Sarikat Indonesia;

2) ada 90 orang calon anggota DPRD Kota Yogyakarta yang berasal dari daerah

pemilihan 1.

2. Daerah Pemilihan 2 (Kec.Pakualaman,Gondomanan,Ngampilan, dan Wirobrajan)

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 147 Suara2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 Suara3 Partai Bulan Bintang 358 Suara4 Partai Merdeka 145 Suara5 Partai Persatuan Pembangunan 3.357 Suara6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 75 Suara7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 14 Suara8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 77 Suara9 Partai Demokrat 2.888 Suara

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 97 Suara11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 97 Suara12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Ind 0 Suara13 Partai Amanat Nasional 10.263 Suara14 Partai Karya Peduli Bangsa 302 Suara15 Partai Kebangkitan Bangsa 558 Suara16 Partai Keadilan Sejahtera 3.784 Suara17 Partai Bintang Reformasi 200 Suara18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 10.925 Suara19 Partai Damai Sejahtera 1.976 Suara20 Partai Golongan Karya 4.060 Suara21 Partai Patriot Pancasila 34 Suara22 Partai Sarikat Indonesia 51 Suara23 Partai Persatuan Daerah 0 Suara24 Partai Pelopor 39 Suara

39.447 Suara

PEROLEHAN SUARA

TOTAL SUARA

NOMOR DAN NAMA PARPOL PESERTA PEMILU

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 66

Page 67: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Suara sah seluruh Partai Politik di daerah pemilihan 2 adalah 39.447 dengan

jumlah kursi yang diperebutkan 6 (enam) dan angka BPP 6.575.

Kesimpulan hasil penetapan jumlah suara di daerah pemilihan 2 adalah :

hanya 21 Partai Politik yang memperoleh suara dan 3 partai Politik yang tidak

memperoleh suara, dikarenakan tidak menyerahkan berkas pencalonan di

daerah pemilihan 2 yaitu PBSD, PPNUI, dan PPD.

ada 68 orang calon anggota DPRD Kota Yogyakarta yang berasal dari daerah

pemilihan 2.

3. Daerah Pemilihan 3 (Kec. Jetis, Tegalrejo, dan Gedongtengen)

Suara sah seluruh Partai Politik di daerah pemilihan 3 adalah 45.044 dengan

jumlah kursi yang diperebutkan 7 (tujuh) dan angka BPP 6.435.

Kesimpulan hasil penetapan jumlah suara di daerah pemilihan 3 adalah :

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 134 Suara2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 Suara3 Partai Bulan Bintang 451 Suara4 Partai Merdeka 284 Suara5 Partai Persatuan Pembangunan 1.544 Suara6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 46 Suara7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 159 Suara8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 104 Suara9 Partai Demokrat 3.887 Suara

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 76 Suara11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 170 Suara12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Ind 0 Suara13 Partai Amanat Nasional 7.905 Suara14 Partai Karya Peduli Bangsa 911 Suara15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.259 Suara16 Partai Keadilan Sejahtera 4.291 Suara17 Partai Bintang Reformasi 297 Suara18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 15.742 Suara19 Partai Damai Sejahtera 2.778 Suara20 Partai Golongan Karya 4.697 Suara21 Partai Patriot Pancasila 44 Suara22 Partai Sarikat Indonesia 62 Suara23 Partai Persatuan Daerah 125 Suara24 Partai Pelopor 78 Suara

45.044 Suara

PEROLEHAN SUARA

TOTAL SUARA

NOMOR DAN NAMA PARPOL PESERTA PEMILU

hanya 22 Partai Politik yang memperoleh suara dan 2 partai Politik yang tidak

memperoleh suara, dikarenakan tidak menyerahkan berkas pencalonan di

daerah pemilihan 3 yaitu PBSD, dan PPNUI.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 67

Page 68: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

terdapat 76 orang calon anggota DPRD Kota Yogyakarta yang berasal dari

daerah pemilihan 3.

4. Daerah Pemilihan 4 (Kec. Danurejan dan Gondokusuman)

Suara sah seluruh Partai Politik di daerah pemilihan 4 adalah 37.231 dengan

jumlah kursi yang diperebutkan 6 (enam) dan angka BPP 6.205.

Kesimpulan hasil penetapan jumlah suara di daerah pemilihan 4 adalah :

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 121 Suara2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 Suara3 Partai Bulan Bintang 434 Suara4 Partai Merdeka 149 Suara5 Partai Persatuan Pembangunan 1.488 Suara6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 132 Suara7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 39 Suara8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 118 Suara9 Partai Demokrat 3.850 Suara

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 174 Suara11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 84 Suara12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Ind 0 Suara13 Partai Amanat Nasional 6.552 Suara14 Partai Karya Peduli Bangsa 308 Suara15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.576 Suara16 Partai Keadilan Sejahtera 4.332 Suara17 Partai Bintang Reformasi 253 Suara18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 9.742 Suara19 Partai Damai Sejahtera 2.884 Suara20 Partai Golongan Karya 4.443 Suara21 Partai Patriot Pancasila 62 Suara22 Partai Sarikat Indonesia 60 Suara23 Partai Persatuan Daerah 300 Suara24 Partai Pelopor 130 Suara

37.231 Suara

PEROLEHAN SUARA

TOTAL SUARA

NOMOR DAN NAMA PARPOL PESERTA PEMILU

hanya 22 Partai Politik yang memperoleh suara dan 2 partai Politik yang tidak

memperoleh suara, dikarenakan tidak menyerahkan berkas pencalonan yaitu

PBSD, dan PPNUI.

76 orang calon anggota DPRD Kota Yogyakarta yang berasal dari daerah

pemilihan 4.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 68

Page 69: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

5. Daerah Pemilihan 5 (Kec. Umbulharjo dan Kotagede)

Suara sah seluruh Partai Politik di daerah pemilihan 5 adalah 54.762 dengan

jumlah kursi yang diperebutkan 9 (sembilan) dan angka BPP 6.085

Kesimpulan hasil penetapan jumlah suara di daerah pemilihan 5 adalah :

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 421 Suara2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 Suara3 Partai Bulan Bintang 1.354 Suara4 Partai Merdeka 196 Suara5 Partai Persatuan Pembangunan 3.338 Suara6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 61 Suara7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 184 Suara8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 454 Suara9 Partai Demokrat 4.455 Suara

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 146 Suara11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 130 Suara12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Ind 242 Suara13 Partai Amanat Nasional 15.086 Suara14 Partai Karya Peduli Bangsa 527 Suara15 Partai Kebangkitan Bangsa 2.115 Suara16 Partai Keadilan Sejahtera 7.384 Suara17 Partai Bintang Reformasi 302 Suara18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 11.266 Suara19 Partai Damai Sejahtera 1.275 Suara20 Partai Golongan Karya 5.467 Suara21 Partai Patriot Pancasila 0 Suara22 Partai Sarikat Indonesia 72 Suara23 Partai Persatuan Daerah 230 Suara24 Partai Pelopor 57 Suara

54.762 Suara

PEROLEHAN SUARA

TOTAL SUARA

NOMOR DAN NAMA PARPOL PESERTA PEMILU

hanya 22 Partai Politik yang memperoleh suara dan 2 partai Politik yang tidak

memperoleh suara, dikarenakan tidak menyerahkan berkas pencalonan yaitu

PBSD, dan Partai Patriot Pancasila.

93 orang calon anggota DPRD Kota Yogyakarta yang berasal dari daerah

pemilihan 5.

Catatan :

Untuk penetapan jumlah suara calon anggota DPRD Kota Yogyakarta dapat dilihat pada

lampiran.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 69

Page 70: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

C. Pembagian dan Penetapan Alokasi Kursi

1. Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 1

Ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta bahwa untuk Daerah

Pemilihan Kota Yogyakarta 1, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai

Amanat Nasional masing-masing mendapatkan 2 (dua) kursi, sedangkan Partai

Demokrat, Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera masing-masing

mendapatkan 1 (satu) kursi, sehingga total kursi yang diperebutkan sudah

terpenuhi semua, yaitu 7 kursi untuk Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 1.

: 48.575: 7: 6.939

KURSI SISA SUARA PERINGKAT KURSI2 3 4 5 6 7 8

1. SUHARYANTO2. HENRY KUNCOROYEKTI, SH.1. NUR ROSYIDAH S. P.2. H. HERMAN SUDARMADI, A.Md.

9 Partai Demokrat 4.754 0 4.754 III 1 1 1. RM. SINARBIYATNUJANAT, SE.20 Partai Golongan Karya 4.527 0 4.527 IV 1 1 1. Drs. H. NAJIB M. SALEH D.16 Partai Keadilan Sejahtera 4.402 0 4.402 V 1 1 1. DWI BUDI UTOMO, S.PT.

5 Partai Persatuan Pembangunan 3.369 0 3.369 VI 0 0 Tidak Ada19 Partai Damai Sejahtera 1.679 0 1.679 VII 0 0 Tidak Ada15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.337 0 1.337 VIII 0 0 Tidak Ada

3 Partai Bulan Bintang 863 0 863 IX 0 0 Tidak Ada14 Partai Karya Peduli Bangsa 598 0 598 X 0 0 Tidak Ada12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 246 0 246 XI 0 0 Tidak Ada

1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 214 0 214 XII 0 0 Tidak Ada8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 208 0 208 XIII 0 0 Tidak Ada

17 Partai Bintang Reformasi 169 0 169 XIV 0 0 Tidak Ada11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 152 0 152 XV 0 0 Tidak Ada

4 Partai Merdeka 144 0 144 XVI 0 0 Tidak Ada21 Partai Patriot Pancasila 143 0 143 XVII 0 0 Tidak Ada23 Partai Persatuan Daerah 142 0 142 XVIII 0 0 Tidak Ada10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 140 0 140 XIX 0 0 Tidak Ada

6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 108 0 108 XX 0 0 Tidak Ada2 Partai Buruh Sosial Demokrat 76 0 76 XXI 0 0 Tidak Ada7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 75 0 75 XXII 0 0 Tidak Ada

24 Partai Pelopor 67 0 67 XXIII 0 0 Tidak Ada22 Partai Sarikat Indonesia 0 0 0 XXIV 0 0 Tidak Ada

48.575 2 34.697 5 7

5.429 II 1 213 Partai Amanat Nasional 12.368 1

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 12.794 1 25.855

JUMLAH KURSI YANG DIPEROLEH

PARTAI POLITIK

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN

JUMLAH SUARA SAH PARPOL DIBAGI DGN BPP

JUMLAH SUARA SAH PARTAI

POLITIK

PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004Daerah Pemilihan : KOTA YOGYAKARTA 1

NAMA CALON TERPILIH

Jumlah seluruh suara sah Partai Politik Jumlah kursi Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP)

18

TOTAL SUARA SAH

BERDASARKAN SISA SUARA PALING BANYAK

NAMA PARTAI POLITIK

PEMBAGIAN PEROLEHAN KURSITAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA

I 11

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 70

Page 71: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

2. Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 2

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Amanat Nasiona masing-

masing mendaptkan 2 (dua) kursi, sedangkan Partai Golkar dan Partai Keadilan

Sejahtera masing-masing mendapatkan 1 (satu) kursi, sehingga total kursi yang

diperebutkan sudah terpenuhi semua yaitu 6 kursi di Daerah Pemilihan Kota

Yogyakarta 2. Partai Persatuan Pembangunan menduduki peringkat ke 5, namun

tidak memperoleh kursi sebab di penghitungan tahap kedua, Partai Persatuan

Pembangunan kalah sisa suara dengan Partai Amanat Nasional.

: 39.447: 6: 6.575

KURSI SISA SUARA PERINGKAT KURSI2 3 4 5 6 7 8

18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 10.925 1 4.350 I 1 2 1. IRIANTOKO CAHYO DUMADI, B.Sc.2. ARY DEWANTO

13 Partai Amanat Nasional 10.263 1 3.688 IV 1 2 1. YUSRON ACHMADI, S.Ag.2. SRI KUSTANTINI, S.Sos.

20 Partai Golongan Karya 4.060 0 4.060 II 1 1 1. Drs. SUHARTONO16 Partai Keadilan Sejahtera 3.784 0 3.784 III 1 1 1. ARDIANTO5 Partai Persatuan Pembangunan 3.357 0 3.357 V 0 0 Tidak Ada9 Partai Demokrat 2.888 0 2.888 VI 0 0 Tidak Ada

19 Partai Damai Sejahtera 1.976 0 1.976 VII 0 0 Tidak Ada15 Partai Kebangkitan Bangsa 558 0 558 VIII 0 0 Tidak Ada3 Partai Bulan Bintang 358 0 358 IX 0 0 Tidak Ada

14 Partai Karya Peduli Bangsa 302 0 302 X 0 0 Tidak Ada17 Partai Bintang Reformasi 200 0 200 XI 0 0 Tidak Ada1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 147 0 147 XII 0 0 Tidak Ada4 Partai Merdeka 145 0 145 XIII 0 0 Tidak Ada

11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 97 0 97 XIV 0 0 Tidak Ada10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 97 0 97 XIV 0 0 Tidak Ada8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 77 0 77 XVI 0 0 Tidak Ada6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 75 0 75 XVII 0 0 Tidak Ada

22 Partai Sarikat Indonesia 51 0 51 XVIII 0 0 Tidak Ada24 Partai Pelopor 39 0 39 XIX 0 0 Tidak Ada21 Partai Patriot Pancasila 34 0 34 XX 0 0 Tidak Ada7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 14 0 14 XXII 0 0 Tidak Ada

12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada23 Partai Persatuan Daerah 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada

39.447 2 26.297 4 6TOTAL SUARA SAH

BERDASARKAN SISA SUARA PALING BANYAK

NAMA PARTAI POLITIK

PEMBAGIAN PEROLEHAN KURSITAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA

1

JUMLAH KURSI YANG DIPEROLEH

PARTAI POLITIK

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN

JUMLAH SUARA SAH PARPOL DIBAGI DGN BPP

JUMLAH SUARA SAH PARTAI

POLITIK

PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004Daerah Pemilihan : KOTA YOGYAKARTA 2

NAMA CALON TERPILIH

Jumlah seluruh suara sah Partai Politik Jumlah kursi Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP)

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 71

Page 72: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

3. Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 3

Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memperoleh 3 (tiga) kursi,

sedangkan Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan

Partai Demokrat masing-masing 1 (satu) kursi, sehingga total kursi yang

diperebutkan sudah terpenuhi semua yaitu 7 kursi di Daerah Pemilihan Kota

Yogyakarta 3. Partai Damai Sejahtera meskipun tidak memperoleh kursi, namun di

dapel 3 ini berhasil menduduki peringkat ke 6 dan mampu mengalahkan Partai

Persatuan Pembangunan.

: 45.044: 7: 6.435

KURSI SISA SUARA PERINGKAT KURSI2 3 4 5 6 7 8

18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 15.742 2 2.872 IV 1 3 1. Ir. ANDRIE SUBIYANTORO2. CHANG WENDRYANTO, SH.3. SUJARNAKO, SE.

13 Partai Amanat Nasional 7.905 1 1.470 VII 0 1 1. SITI MAJMU'AH, S.Ag.20 Partai Golongan Karya 4.697 0 4.697 I 1 1 1. R. BAGUS SUMBARJA16 Partai Keadilan Sejahtera 4.291 0 4.291 II 1 1 1. Drs. AHMAD NUR UMAM, MM.

9 Partai Demokrat 3.887 0 3.887 III 1 1 1. AGUS PRASETYO A. S., ST.19 Partai Damai Sejahtera 2.778 0 2.778 V 0 0 Tidak Ada

5 Partai Persatuan Pembangunan 1.544 0 1.544 VI 0 0 Tidak Ada15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.259 0 1.259 VIII 0 0 Tidak Ada14 Partai Karya Peduli Bangsa 911 0 911 IX 0 0 Tidak Ada

3 Partai Bulan Bintang 451 0 451 X 0 0 Tidak Ada17 Partai Bintang Reformasi 297 0 297 XI 0 0 Tidak Ada

4 Partai Merdeka 284 0 284 XII 0 0 Tidak Ada11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 170 0 170 XIII 0 0 Tidak Ada

7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 159 0 159 XIV 0 0 Tidak Ada1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 134 0 134 XV 0 0 Tidak Ada

23 Partai Persatuan Daerah 125 0 125 XVI 0 0 Tidak Ada8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 104 0 104 XVII 0 0 Tidak Ada

24 Partai Pelopor 78 0 78 XVIII 0 0 Tidak Ada10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 76 0 76 XIX 0 0 Tidak Ada22 Partai Sarikat Indonesia 62 0 62 XX 0 0 Tidak Ada

6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 46 0 46 XXI 0 0 Tidak Ada21 Partai Patriot Pancasila 44 0 44 XXII 0 0 Tidak Ada12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada

2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada45.044 3 25.739 4 7TOTAL SUARA SAH

BERDASARKAN SISA SUARA PALING BANYAK

NAMA PARTAI POLITIK

PEMBAGIAN PEROLEHAN KURSITAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA

1

JUMLAH KURSI YANG DIPEROLEH

PARTAI POLITIK

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN

JUMLAH SUARA SAH PARPOL DIBAGI DGN BPP

JUMLAH SUARA SAH PARTAI

POLITIK

PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004Daerah Pemilihan : KOTA YOGYAKARTA 3

NAMA CALON TERPILIH

Jumlah seluruh suara sah Partai Politik Jumlah kursi Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP)

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 72

Page 73: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

4. Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 4

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh 2 (dua) kursi sedangkan

Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai

Demokrat masing-masing 1 (satu) kursi, sehingga total kursi yang diperebutkan

sudah terpenuhi semua yaitu 7 kursi di Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 4. Partai

Damai Sejahtera menduduki peringkat keenam, namun tidak memperoleh kursi.

: 37.231: 6: 6.205

KURSI SISA SUARA PERINGKAT KURSI2 3 4 5 6 7 8

18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 9.742 1 3.537 IV 1 2 1. SUWARTO2. Y. EKO RINTARJO, S.TP.

13 Partai Amanat Nasional 6.552 1 347 IX 0 1 1. Ir. H. SUKARDI YANI, MM.20 Partai Golongan Karya 4.443 0 4.443 I 1 1 1. H. TOTOK PRANOWO, BA.16 Partai Keadilan Sejahtera 4.332 0 4.332 II 1 1 1. IDA NUR LAELA, S.Si., Apt.

9 Partai Demokrat 3.850 0 3.850 III 1 1 1. SUPARDI B.19 Partai Damai Sejahtera 2.884 0 2.884 V 0 0 Tidak Ada15 Partai Kebangkitan Bangsa 1.576 0 1.576 VI 0 0 Tidak Ada

5 Partai Persatuan Pembangunan 1.488 0 1.488 VII 0 0 Tidak Ada3 Partai Bulan Bintang 434 0 434 VIII 0 0 Tidak Ada

14 Partai Karya Peduli Bangsa 308 0 308 X 0 0 Tidak Ada23 Partai Persatuan Daerah 300 0 300 XI 0 0 Tidak Ada17 Partai Bintang Reformasi 253 0 253 XII 0 0 Tidak Ada10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 174 0 174 XIII 0 0 Tidak Ada

4 Partai Merdeka 149 0 149 XIV 0 0 Tidak Ada6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 132 0 132 XV 0 0 Tidak Ada

24 Partai Pelopor 130 0 130 XVI 0 0 Tidak Ada1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 121 0 121 XVII 0 0 Tidak Ada8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 118 0 118 XVIII 0 0 Tidak Ada

11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 84 0 84 XIX 0 0 Tidak Ada21 Partai Patriot Pancasila 62 0 62 XX 0 0 Tidak Ada22 Partai Sarikat Indonesia 60 0 60 XXI 0 0 Tidak Ada

7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 39 0 39 XXII 0 0 Tidak Ada12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada

2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada37.231 2 24.821 4 6TOTAL SUARA SAH

BERDASARKAN SISA SUARA PALING BANYAK

NAMA PARTAI POLITIK

PEMBAGIAN PEROLEHAN KURSITAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA

1

JUMLAH KURSI YANG DIPEROLEH

PARTAI POLITIK

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN

JUMLAH SUARA SAH PARPOL DIBAGI DGN BPP

JUMLAH SUARA SAH PARTAI

POLITIK

PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004Daerah Pemilihan : KOTA YOGYAKARTA 4

NAMA CALON TERPILIH

Jumlah seluruh suara sah Partai Politik Jumlah kursi Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP)

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 73

Page 74: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

5. Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 5

Partai Amanat Nasional memperoleh 3 (tiga) kursi, Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan mendapatkan 2 (dua) kursi, sedangkan Partai Keadilan Sejahtera,

Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan masing-

masing memperoleh 1 (satu) kursi, sehingga total kursi yang diperebutkan sudah

terpenuhi semua yaitu 9 kursi di Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta 5.

Dengan demikian jumlah total perolehan kursi dari masing-masing partai politik di

seluruh Daerah Pemilihan Kota Yogyakarta sebagai berikut :

: 54.762: 9: 6.085

KURSI SISA SUARA PERINGKAT KURSI2 3 4 5 6 7 8

13 Partai Amanat Nasional 15.086 2 2.916 V 1 3 1. ARIF NOOR HARTANTO,S.IP.2. IRIAWAN ARGO WIDODO, S.IP.3. NUNIK YOHANA

18 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 11.266 1 5.181 II 1 2 1. SUPARDI ANTONO2. HERI SETYO PARMUJI

16 Partai Keadilan Sejahtera 7.384 1 1.299 VIII 0 1 1. MUHAMMAD ZUHRIF HUDAYA20 Partai Golongan Karya 5.467 0 5.467 I 1 1 1. DWI ASTUTI

9 Partai Demokrat 4.455 0 4.455 III 1 1 1. JUSTINA PAULA SUYATMI, BA.5 Partai Persatuan Pembangunan 3.338 0 3.338 IV 1 1 1. SUPRIYANTO UNTUNG

15 Partai Kebangkitan Bangsa 2.115 0 2.115 VI 0 0 Tidak Ada3 Partai Bulan Bintang 1.354 0 1.354 VII 0 0 Tidak Ada

19 Partai Damai Sejahtera 1.275 0 1.275 IX 0 0 Tidak Ada14 Partai Karya Peduli Bangsa 527 0 527 X 0 0 Tidak Ada

8 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 454 0 454 XI 0 0 Tidak Ada1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 421 0 421 XII 0 0 Tidak Ada

17 Partai Bintang Reformasi 302 0 302 XIII 0 0 Tidak Ada12 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 242 0 242 XIV 0 0 Tidak Ada23 Partai Persatuan Daerah 230 0 230 XV 0 0 Tidak Ada

4 Partai Merdeka 196 0 196 XVI 0 0 Tidak Ada7 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 184 0 184 XVII 0 0 Tidak Ada

10 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 146 0 146 XVIII 0 0 Tidak Ada11 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 130 0 130 XIX 0 0 Tidak Ada22 Partai Sarikat Indonesia 72 0 72 XX 0 0 Tidak Ada

6 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 61 0 61 XXI 0 0 Tidak Ada24 Partai Pelopor 57 0 57 XXII 0 0 Tidak Ada21 Partai Patriot Pancasila 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada

2 Partai Buruh Sosial Demokrat 0 0 0 XXIII 0 0 Tidak Ada54.762 4 30.422 5 9TOTAL SUARA SAH

BERDASARKAN SISA SUARA PALING BANYAK

NAMA PARTAI POLITIK

PEMBAGIAN PEROLEHAN KURSITAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA

1

JUMLAH KURSI YANG DIPEROLEH

PARTAI POLITIK

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN

JUMLAH SUARA SAH PARPOL DIBAGI DGN BPP

JUMLAH SUARA SAH PARTAI

POLITIK

PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004Daerah Pemilihan : KOTA YOGYAKARTA 5

NAMA CALON TERPILIH

Jumlah seluruh suara sah Partai Politik Jumlah kursi Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 11 kursi

Partai Amanat Nasional : 9 kursi

Partai Keadilan Sejahtera : 5 kursi

Partai Golongan Karya : 5 kursi

Partai Demokrat : 4 kursi

Partai Persatuan Pembangunan : 1 kursi

D. Penetapan Calon Terpilih

Dari 403 calon anggota DPRD Kota Yogyakarta pada pemilu 2004, terdapat 35 calon

terpilih untuk periode 2004-2009. Ada 2 penyebab calon terpilih anggota DPRD Kota

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 74

Page 75: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Yogyakarta periode 2004-2009: 1) terpilih dikarenakan berdasarkan urutan calon,

seperti yang terjadi pada PDIP, PAN, PK. Sejahtera, Golkar, dan sebagian besar

Partai Demokrat; serta 2) terpilih karena calon pada urutan pertama mencabut

pernyataan kesediaannya untuk menjadi anggota DPRD Kota Yogyakarta.

Untuk sebab kedua terjadi pada dua partai politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai

Persatuan Pembangunan (PPP). Pada Partai Demokrat terjadi di daerah pemilihan

Kota Yogyakarta 1 atas nama F. Setyawibrata yang mencabut pernyataan

kesediaannya, dikarenakan yang bersangkutan merupakan karyawan Bank Permata

Cabang Yogyakarta dan tetap memilih untuk kepentingan karir di dunia perbankan.

Sebagai pengganti calon, otomatis calon yang menempati urutan 2 atas nama RM. Sinarbiyatnujanat, SE. dan calon ini juga direkomendasikan oleh P. Demokrat.

Terhadap usulan penggantian ini, KPU Kota Yogyakarta telah melakukan klarifikasi

terhadap calon Nomor urut 1 dan Pimpinan Partai Politik perihal penggantian calon

terpilih. Setelah itu dilakukan klarifikasi tentang pernyataan pencabutan pencalonan

diri, calon Nomor urut 1 wajib menandatangani barita acara klarifikasi pernyataan

pencabutan tersebut dengan materei cukup, di depan pimpinan partai politik dan ketua

Panwaslu Kota Yogyakarta sebagai saksi. Berdasarkan Berita Acara ini, KPU Kota

menerbitkan SK Penggantian Calon Terpilih dan Pencoretan Nama Calon Nomor urut

1 pada Daftar Calon Anggota DPRD Kota Yogyakarta sebagaimana pada Keputusan

KPU Kota Yogyakarta Nomor 01 Tahun 2004.

Sementara pada PPP penggantian calon terpilih terjadi di daerah Pemilihan Kota

Yogyakarta 5 atas nama Haris Wibisono yang mencabut pernyataan kesediaannya

dan digantikan oleh Supriyanto Untung yang berada pada urutan kedua dan juga

direkomendasikan oleh DPC PPP. Pergantian calon terpilih di internal PPP memang

berlangsung alot, namun KPU Kota Yogyakarta membatasi diri untuk tidak memasuki

wilayah politik PPP. Pada proses penggantian ini juga dilakukan klarifikasi pada calon

Nomor urut 1 dan dibuat berita acaranya sebagaimana terjadi pada Partai Demokrat di

atas. Penggantian calon terpilih di PPP dan penggantian di Partai Demokrat tersebut di

atas dibuat dalam satu Keputusan KPU Kota Yogyakarta.

Penetapan jumlah suara, alokasi kursi, dan calon terpilih dimuat dalam Berita Acara

Nomor 270/264 Tahun 2004 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum, Perolehan

Kursi Partai Politik Peserta Pemilihan Umum, dan Penetapan Calon Terpilih Anggota

DPRD Kota Yogyakarta Pemilihan Umum 2004. Berita acara sebagaimana dimaksud

diatas, dapat dilihat dalam lampiran laporan ini.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 75

Page 76: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 11 1. SUHARYANTO Kota Yk 1

2. HENRY KUNCOROYEKTI, SH. Kota Yk 1

3. IRIANTOKO CAHYO DUMADI, B.Sc. Kota Yk 2

4. ARY DEWANTO Kota Yk 2

5. Ir. ANDRIE SUBIYANTORO Kota Yk 3

6. CHANG WENDRYANTO, SH. Kota Yk 3

7. SUJARNAKO, SE. Kota Yk 3

8. SUWARTO Kota Yk 4

9. Y. EKO RINTARJO, S.TP. Kota Yk 4

10. SUPARDI ANTONO Kota Yk 5

11. HERI SETYO PARMUJI Kota Yk 5

Partai Amanat Nasional 9 1. NUR ROSYIDAH S. P. Kota Yk 1

2. H. HERMAN SUDARMADI, A.Md. Kota Yk 1

3. YUSRON ACHMADI, S.Ag. Kota Yk 2

4. SRI KUSTANTINI, S.Sos. Kota Yk 2

5. SITI MAJMU'AH, S.Ag. Kota Yk 3

6. Ir. H. SUKARDI YANI, MM. Kota Yk 4

7. ARIF NOOR HARTANTO,S.IP. Kota Yk 5

8. IRIAWAN ARGO WIDODO, S.IP. Kota Yk 5

9. NUNIK YOHANA Kota Yk 5

Partai Golongan Karya 5 1. Drs. H. NAJIB M. SALEH D. Kota Yk 1

2. Drs. SUHARTONO Kota Yk 2

3. R. BAGUS SUMBARJA Kota Yk 3

4. H. TOTOK PRANOWO, BA. Kota Yk 4

5. DWI ASTUTI Kota Yk 5

Partai Keadilan Sejahtera 5 1. DWI BUDI UTOMO, S.PT. Kota Yk 1

2. Drs. AHMAD NUR UMAM, MM. Kota Yk 2

3. ARDIANTO Kota Yk 3

4. IDA NUR LAELA, S.Si., Apt. Kota Yk 4

5. MUHAMMAD ZUHRIF HUDAYA Kota Yk 5

Partai Demokrat 4 1. RM. SINARBIYATNUJANAT, SE. Kota Yk 1

2. AGUS PRASETYO A. S., ST. Kota Yk 3

3. SUPARDI B. Kota Yk 4

4. JUSTINA PAULA SUYATMI, BA. Kota Yk 5

Partai Persatuan Pembangunan 1 1. SUPRIYANTO UNTUNG Kota Yk 5

35

DAERAH PEMILIHAN

REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSIPARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DAN PENETAPAN

CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KOTA YOGYAKARTADALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004

JUMLAH KURSI DPRD KOTA

NAMA PARTAI POLITIKJUMLAH KURSI YG DIPEROLEH PARTAI POLITIK

NAMA CALON TERPILIH

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 76

Page 77: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB XII

PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI

A. Dasar Hukum

Berdasarkan Surat KPU Nomor 1068/15/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 perihal tentang

Peresmian keanggotaan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, KPU Kota

Yogyakarta menindaklanjutinya dengan membentuk Kelompok Kerja Persiapan

Peresmian Keanggotaan DPRD kota Yogyakarta, yang anggotanya berasal dari KPU

Kota Yogyakarta, Sekretariat Dewan, dan Bagian Tata Pemerintahan. Fungsi KPU

Kota dalam persiapan pelantikan tersebut lebih banyak bersifat memfasilitasi

Sekretariat Dewan dan Bagian Tata Pemerintahan untuk berkoordinasi dengan Calon

Legislatif Terpilih dan Pimpinan Partai Politik.

B. Kegiatan

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja ini diantaranya:

1. Sosialisasi Keputusan Mendagri Nomor: 155 Tahun 2004 tentang Tatacara

Peresmian Pengucapan Sumpah/Janji Anggota dan Penetapan Pimpinan

Sementara DPRD Hasil Pemilihan Umum Tahun 2004, kepada Calon Legislatif

Terpilih DPRD Kota Yogyakarta.

2. Memfasilitasi penentuan mekanisme pengajuan Pimpinan Sementara DPRD Kota,

dengan mempertemukan pihak Sekretaris Dewan dan Pimpinan Partai Politik

dengan perolehan kursi urutan pertama dan kedua, yaitu PDIP dan PAN.

3. Turut membantu kelancaran proses penerbitan SK Peresmian dari Gubernur (SK

Peresmian terlampir).

Pada masa antara pasca penetapan calon terpilih hingga peresmian tidak terjadi lagi

proses penggantian calon terpilih. Penggantian sudah dilakukan sebelum penetapan

calon terpilih, yaitu pada 2 (dua) Partai Politik: PPP dan Partai Demokrat (lihat Bab

XII). Sementara itu, proses pengambilan sumpah/janji secara teknis dilaksanakan

sepenuhnya oleh Sekretariat Dewan, KPU dan Sekretariatnya tidak terlibat sama

sekali.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 77

Page 78: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

C. Permasalahan dan Rekomendasi

Adanya ketidakjelasan siapa sesungguhnya yang bertanggung jawab dalam kegiatan

pelantikan atau pengucapan sumpah/janji anggota Dewan, mulai dari persiapan

hingga teknis pelaksanaannya. Oleh karena itu, perlu ada kejelasan Tugas Pokok dan

Fungsi (Tupoksi) pada kegiatan Pelantikan ini bagi KPUD, Sekretariat Dewan dan

Bagian Tata Pemerintahan Pemerintah Kota. Saran kami, peran KPUD hanya

memfasilitasi saat persiapan saja, karena KPUD punya kewenangan langsung untuk

mengundang Parpol dan Caleg terpilih sebelum pelantikan, sebagaimana yang

dilakukan oleh KPU Kota Yogyakarta.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 78

Page 79: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB XIII

PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PEMILU

A. Pendahuluan

Sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan Pemilu yang demokratis, maka

penyelenggaraan Pemilu harus dilaksanakan secara lebih berkualitas agar lebih

menjamin kompetisi sehat, partisipatif, keterwakilan yang lebih tinggi dan memiliki

mekanisme pertanggungjawaban yang jelas.

Di samping itu agar pemilu dapat berjalan dengan langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur dan adil, maka proses pelaksanaannya harus dapat diakses dan dipantau oleh

publik. Oleh karena itu peran pemantauan pemilu sangatlah penting. Undang-undang

Pemilu membuka peluang partisipasi lembaga swadaya masyarakat, badan hukum

dan perwakilan pemerintah asing untuk melakukan kegiatan pemantauan

penyelenggaraan pemilu.

Di Kota Yogyakarta beberapa lembaga pemantau pemilu melakukan tugas

pemantauannya, baik pemantau local, nasional maupun dari luar negeri.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik

2. Undang-Undang No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD

3. Keputusan KPU No. 104 tahun 2003 tentang tata cara Pemantauan Pemilihan

Umum

C. Pemberian Akreditasi kepada Pemantau oleh KPU Kota Yogyakarta

Lembaga atau organisasi yang mengajukan Akreditasi kepada KPU Kota Yogyakarta

untuk melakukan Pemantauan Pemilu di wilayah Kota Yogyakarta hanya ada satu

lembaga, yaitu : Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Sarjanawiyata (LPM-

UST). LPM UST mengajukan akreditasi untuk pemantuan pemilu yang dilakukan oleh

Mahasiswa UST dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) di beberapa wilayah di Kota

Yogyakarta yaitu di Kecamatan Umbulharjo dan Kraton.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 79

Page 80: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

D. Daftar Pemantau yang Melakukan Pemantauan di Wilayah masing-masing.

1. Uni Eropa

2. JICA

3. Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Indonesia (JAMPPI)

4. Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP)

5. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)

6. Forum Rektor Indonesia – Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia (FRI –

YPSDM )

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 80

Page 81: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

BAB XIV

PENUTUP

Pelaksanaan Pemilu Legilatif tahun 2004 yang berbeda sama sekali dengan Pemilu

Legislatif sebelumnya memang menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi penyelenggara

Pemilu sebagai bekal pelaksanaan pemilu Legislatif berikutnya. Berbagai carut marut yang

terjadi dalam masa persiapan menjelang pemungutan suara tanggal 5 April 2004 ba-

gaimanapun juga tidak bisa dimaklumkan begitu saja tanpa adanya evaluasi. Konsep pemilu

yang berbeda, jenis lembaga yang dipilih bertambah, lembaga penyelenggara yang hanya

punya waktu kurang dari 10 bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, dan alasan-

alasan lainnya, tidak begitu saja lantas boleh membuat lembaga penyelenggara bertepuk

dada merasa telah berhasil menyelenggarakan salah satu pemilu terumit di seluruh dunia.

Bagaimanapun juga penyelenggara pemilu harus merasa begitu banyak kekurangan

yang telah terjadi. Dengan kondisi seperti yang telah terjadi sejak KPUD dibentuk sampai

pelaksanaan pemungutan suara tanggal 5 April 2004, sebenarnya KPU sampai KPUD bisa

berbuat yang lebih baik. Kampanye yang tak terlalu berdarah, partisipasi yang cukup tinggi,

dugaan kecurangan oleh penyelenggara yang jauh berkurang, pendidikan politik yang lebih

baik, seharusnya mampu ditingkatkan lagi di masa depan. Sungguh naif bila menganggap

pelaksanaan Pemilu 2004 adalah yang terbaik selama sejarah Republik tercinta kita ini.

Dunia luar memang mengakui keberhasilan Pemilu 2004 yang salah satunya ada-

lah Pemilu Legislatif. Akan tetapi kita sebagai penyelenggara pemilu harus berani

instropeksi diri bahwa sebenarnya ada capaian yang lebih baik yang bisa kita gapai

kemarin apabila kita benar-benar mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki.

Semoga kita dapat menebusnya dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Amin.

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 89

Page 82: LAPORAN PEMILU LEGISLATIF

LAMPIRAN - LAMPIRAN

A. LAMPIRAN DOKUMEN

Lampiran 2.1 Surat Keputusan KPU Kota Nomor 011/SK.KPU-YK/2003

Lampiran 2.2 Surat Keputusan KPU Kota Nomor 012/SK.KPU-YK/2003

Lampiran 3.1 Tabel Hasil P4-B

Lampiran 3.2 Tabel Jumlah Pemilih Tetap Pemilu Legislatif

Lampiran 4.1 Hasil Verifikasi Peserta Pemilu : Partai Politik

Lampiran 5.1 Draft Daerah Pemilihan Alternatif DPRD Kota Yogyakarta (Hasil

Workshop)

Lampiran 5.2 Draft Daerah Pemilihan Alternatif yang diajukan KPU Kota

Lampiran 5.3 Daerah Pemilihan yang ditetapkan KPU

Lampiran 7.1 Jadwal Kampanye Pemilu Legislatif

Lampiran 8.1 Keputusan KPU Kota Nomor 01 Tahun 2004 dan lampiran Daftar

Nama Calon Terpilih

Lampiran 9.1 Kondisi Akhir Logistik Pemilu Legislatif

Lampiran 10.1 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Suara Pemilu Legislatif

Lampiran 10.2 Berita Acara Nomor 270/264 tanggal 12 Mei 2004 tentang

Penetapan Hasil Pemilu Legislatif

Lampiran 11.1 Keputusan KPU Kota Nomor 04 Tahun 2004

Lampiran 11.2 Keputusan KPU Kota Nomor 05 Tahun 2004

B. LAMPIRAN-LAMPIRAN LAINNYA

Daftar Tim dan Kelompok Kerja Pemilu 2004

Kliping-kliping

Foto-foto Kegiatan

Laporan Pemilu Legislatif – KPU Kota Yogyakarta 90