HASIL RISET PERILAKU PEMILIH KOTA MEDAN PEMILU LEGISLATIF...

25
HASIL RISET PERILAKU PEMILIH KOTA MEDAN PEMILU LEGISLATIF & PILPRES THN 2014 PELAKSANAAN Mei-Juli 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

Transcript of HASIL RISET PERILAKU PEMILIH KOTA MEDAN PEMILU LEGISLATIF...

HASIL RISET

PERILAKU PEMILIH KOTA

MEDAN PEMILU

LEGISLATIF & PILPRES

THN 2014 PELAKSANAAN Mei-Juli 2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

I. RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam literature demokrasi, keberhasilan proses demokrasi suatu Negara, akan sangat

ditentukan oleh tingkat kemajuan dan keseimbangan antara faktor kebebasan berpendapat,

penegakkan hukum, pemerataan penduduk, perbaikan ekonomi dan partisipasi masyarakat.

Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari proses

demokratisasi dan pembangunan politik bagi negara-negara berkembang seperti di

Indonesia, karena di dalamnya ada hak dan kewajiban masyarakat, yang salah satunya

adalah saat berlangsungnya proses Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden sampai dengan

Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara langsung. Sistem ini membuka ruang dan

membawa masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses tersebut dan Pemilihan umum

menjadi salah satu indikator stabil dan dinamisnya demokratisasi suatu bangsa.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pasca Reformasi menerapkan sistem multipartai karena

dianggap sebagai sistem kepartaian yang lebih demokratis. Indonesia telah melaksanakan

10 Pemilu, dimulai tahun 1955, Inilah Pemilu multi partai paling demokratis dengan

partisipasi politik rakyat mencapai 91,4 persen. Ini berarti Golput hanya 8,2 persen. Setelah

16 tahun, dilaksanakan Pemilu kedua pada 1971 ( Pemilu pertama Orde Baru ). Sejak Pemilu

1971 hingga Pemilu 1999 ( multipartai dan pertama di era reformasi ), tingkat partisipasi

politik rakyat rata-rata di atas 90 persen. Namun, pada Pemilu 2004, Pemilu kedua di era

sistem multipartai, partisipasi rakyat mengikuti pemilu legislatif secara umum menurun

sehingga berdampak pada tingginya angka golput, hampir seperempat jumlah pemilih

(24,81%).

Tingkat partisipasi rakyat dalam pemilu legislatif kian menurun pada Pemilu 2009. Dari

jumlah pemilih tetap 171.265.442 orang, sebanyak 121.588.366 orang yang berpartisipasi

pada Pemilu Legislatif 2009, sedangkan sisanya 49,7 juta lebih (29%) adalah golput. Di

Sumatera Utara juga demikian. Dari 9.180.973 orang pemilih tetap di Sumatera Utara, yang

menggunakan hak partisipasinya berjumlah 5.732.551 orang (65%). Ini berarti, pada Pemilu

Legislatif 2009 terdapat golput sebanyak 3.181.017 orang (35%) di Sumatera Utara.

Partisipasi politik yang rendah juga muncul dalam pelaksanaan Pemilu kepala daerah secara

langsung Sumatera Utara tahun 2008, dari 8.228.732 orang jumlah pemilih terdaftar, hanya

5.011.377 orang (61%) yang menggunakan haknya memilih gubernur dan wakil gubernur.

Sisanya sebanyak 3.217.355 orang (39%) adalah golput. Sedangkan suara sah hanya 4,9 juta.

Sebagai catatan, partisipasi pemilih rendah hampir terjadi pada kabupaten/ kota di Propinsi

sumatera Utara. Untuk kabupaten Labuhan Batu Utara yang secara umum partisipasi untuk

pemilu legislative tahun 2014 sebesar 79% dan Pilpres tahun 2014 sebesar 69%, Pilgubsu

tahun 2013 partisipasi pemilih sebesar 68%. Kabupaten Labuhan Batu Utara memang agak

berbeda dengan daerah lain khususnya Sumatera Utara dalam hal partisipasi pemilih.

Kabupaten ini Partisipasi pemilihnya lebih baik dibanding daerah lainnya di sumatera Utara

hampir disemua iven demokrasi yang diselenggarakan.

Fluktuatifnya partisipasi Pemilih dalam berbagai kegiatan pelaksanaan Pemilu dalam setiap

event Pemilihan yang berbeda-beda, bahkan partisipasi di setiap kecamatan. Tentunya ini

menjadi menarik untuk mengetahui latar belakang kenapa partisipasi itu berfluktuasi dan

dinamika perkembangan politik aktual. Penelitian ini menyampaikan aspirasi dan

kepentingan yang terkait dengan kepentingan publik kepada pihak terkait, terutama

penyelenggara pemilu dan menyediakan informasi yang dapat digunakan merumuskan

kebijakan publik oleh pejabat publik. Guna melihat secara dekat apa yang menjadi opini

masyarakat Indonesia, KPU Kabupaten Labuhan Batu Utara melakukan kegiatan penelitian

partisipasi pemilih. Harapannya hasil penelitian yang dihasilkannya bisa mendekatkan

antara harapan publik (partisipasi meningkat) dengan kebijakan yang akan dibuat oleh

pengambil keputusan.

II. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui prilaku Pemilih

2. Kepuasan masyarakat terhadap pelakasanaan pemilu

3. Mengetahui faktor-faktor penting terkait pertisipasi pemilih

III. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi penelitian diambil berdasarkan tiga kategori yakni partisipasi rendah, partisipasi

sedang dan partisipasi tinggi di tiga kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Dari data

yang ada akan diputuskan tiga kecamatan yang masuk kategori tersebut.

IV. METODE RISET

Metode riset dipilih campuran antara kuantitatif, kualitatif. Kerangka teori pada metode

kuantitatif dimaksudkan untuk diuji kebenarannya sehingga hasil akhir dari penelitian

adalah diterima atau ditolaknya sebuah teori/kerangka pemikiran dan dibangunnya

kerangka pemikiran baru atas sebuah permasalahan.

Sementara itu pada metode kualitatif, penelitian dimaksudkan untuk mencari pemaknaan

atau kedalaman atas sebuah permasalahan. Kerangka teori berfungsi sebagai pisau analisis

untuk membantu peneliti merangkai dan memberi makna atas berbagai fakta yang

ditemukan dalam penelitian. Pada metode campuran, mengasosiasikan prosedur kerja pada

metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dilengkapi dengan data kualitatif dan

sebaliknya untuk dicapai satu analisis yang lebih komprehensif.

Survei/polling menerapkan prinsip probabilitas untuk penarikan sampel. Pemilihan sampel

dilakukan dengan metode yang biasa disebut teknik sampling yang memungkinkan setiap

anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih jadi

respoden. Dengan prinsip ini, pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya

melibatkan sedikit orang. Meski tanpa melibatkan semua anggota populasi, hasil survei

dapat digeneralisasikan sebagai representasi suara mayoritas.

Metode survei dan wawancara mendalam yang digunakan adalah tatap muka langsung,

dimana sampelnya dipilih secara random sampling.

1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2015, Penelitian

dilaksanakan di Kecamatan Aek Kuo, Kecamatan Kuala Hulu dan Kecamatan Ledong

Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Wilayah dalam penelitian

mencakup tiga kecamatan dengan tingkat partisipasi tertinggi, menengah dan

terendah di dua event pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres ditahun 2014 dengan

sebaran responden merata di semua desa/kelurahan di tiga kecamatan.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode penelitian deskriptif yang menggunakan survey.

Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi,

sosial tingkat ekonomi dan pola kehidupan pada tiga kecamatan.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi.

Yang menjadi sampel dalam penelitian adalah masyarakat yang berada di tiga

kecamatan. Yaitu: di Kecamatan Aek Kuo, Kecamatan Kuala Hulu dan Kecamatan

Ledong Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

4. Penetapan Sampel

Dalam menetapkan Sampel pada riset ini digunakan metode sampel random

sederhana (simple random sample). Sampel proporsi yang berimbang antara laki-laki

dan perempuan. Sampel menyebar merata di semua kelurahan di tiga kecamatan

dengan proporsi berimbang. Untuk metode kuantitatif responden sebanyak 100

orang masyarakat yang punya hak pilih. Sedangkan untuk kualitatif sebanyak 12

orang terdiri aparatur pemerintahan dan tokoh masyarakat.

5. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data sekunder

diperoleh dari kantor KPU, BPS, kelurahan dan dari instansi yang terkait dengan

penelitian ini. Data primer diperoleh dengan wawancara tatap muka dengan

responden terpilih dengan jumlah responden berimbang laki-laki dan perempuan.

Dengan mengunakan quisioner yang telah disediakan; Observasi terhadap beberapa

aspek yang terkait dengan penelitian (Setiap Peneliti punya catatan pengamatan).

Sedangkan untuk wawancara kualitatif datanya akan dianalisis sesuai dengan tujuan

dari penelitian ini.

15%

56%

29%

Kelompok Respoden berdasarkan usia pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu Tahun

2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

< 25 Tahun

25-45 tahun

> 45 tahun

6. Pengolahan Data

Data yang terkumpul baik data qualitatif dan kuantitatif akan ditabulasi dan diolah

menjadi laporan penelitian.

7 . Langkah dan Teknik Studi

a) Workshop rumusan, maksud dan tujuan penelitian

b) Rancangan / Draft Quesioner

c) Ke lapangan (kelompok) run quisioner dan dept interview

d) Data entry.

e) Diskusi hasil data lapangan dan pembahasan.

f) Analisis.

g) Hasil dan rekomendasi.

8. Manfaat Studi

a) Studi ini akan memaparkan gambaran data dan kondisi pandangan masyarakat

terhadap pelaksanaan Pemilu.

b) Studi ini juga akan digunakan sebagai acuan kerja dalam mencapai peningkatan

kinerja Pemerintah, Penyelenggara dan Peserta PEMILU.

c) Studi ini akan dijadikan acuan dalam menyusun naskah akademik/kertas posisi

tentang Pelaksanaan Pemilu berikutnya.

V. HASIL DAN TEMUAN RISET

Grafik 1 Kelompok usia responden (%)

0% 10% 20% 30% 40%

Jawa

Batak, Tapanuli

Mandailing

Melayu

Toba

Nias, kano

Minang

Lainnya

36%

18%

17%

15%

5%

4%

3%

2%

Kelompok Responden berdasarkan suku pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

84%

12%

Kelompok Respoden berdasarkan Agama pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu

Utara

Islam

Protestan

Pada grafik 1. sebaran kelompok usia responden adalah: usia 25 tahun kebawah

sebesar 15%, usia 25-45 tahun sebesar 56% dan usia 45 tahun keatas sebesar 29%.

Kelompok usia paling besar dari responden terpilih adalah usia antara 25-45 tahun.

Grafik 2 Kelompok Suku Responden

Pada grafik 2. sebaran kelompok suku responden adalah: suku jawa 36 %, suku batak

18%, suku mandailing 18% dan suku melayu 15%. Selebihnya ada suku Batak toba,

Suku Nias, suku Minang dan lainnya. Keberagaman suku di kabupaten Labuhan Batu

Utara tergambar pada saat melakukan acak responden terpilih.

Grafik 3 Kelompok Agama Responden

0%

50%

100%

AEK KUO KUALA HULU KUALA LEDONG

20%40.0% 40%

43%

45.0%43%

30%15.0%

0%

Tertarik Tidak terlalu tertarik Tidak Tertarik sama sekali

0%

20%

40%

60%

80%

100%

AEK KUO KUALA HULU KUALA LEDONG

3% 10% 3%

77%45%

93.3%

20%45%

3%

Ya ikut memilih Tidak Ikut memilih Menolak menjawab

Pada grafik 3. sebaran kelompok pemeluk agama responden adalah: pemeluk agama

islam sebesar 84 persen dan pemeluk agama Kristen Potestan sebesar 12 persen.

Grafik 4 Ketertarikan Pada Masalah Politik

Pada grafik 4. Waktu ditanyakan kepada responden seberapa tertarik responden pada

masalah politik dan pemerintahan di kabupaten Labura ternyata yang tidak tertarik

sama sekali jumlahnya cukup kecil di Kecamatan Kuala Ledong. Sementara kecamatan

Aek Kuo lumayan besar. Ini tentunya menjadi modal besar bagi partisipasi politik

rakyat di kabupaten Labuhan batu Utara.

Grafik 5 Ketertarikan Pada Masalah Politik

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0%

Saya sedang keluar kota

Pemilu berlangsung tidak jujur

Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada…

Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu

Suara saya tidak akan membawa perbedaan

Suami/ istri/ keluarga melarang saya ikut…

Saya sedang sakit/ sibuk

Tempat pemungutan suara (TPS) sangat…

Tidak terdaftar di DPT

Saya tidak mempunyai Kartu Daftar…

Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari…

Merasa pemilu tidak penting

13.8%

3.2%

8.5%

14.9%

14.9%

1.1%

21.3%

2.1%

5.3%

1.1%

1.1%

3.2%

9.6%

Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum anggota DPR/DPRD pada pemilu 9 April 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

0% 10% 20% 30%

Saya sedang keluar kota

Pemilu berlangsung tidak jujur

Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada calon…

Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu

Suara saya tidak akan membawa perbedaan

Saya sedang sakit/ sibuk

Tempat pemungutan suara (TPS) sangat ramai/…

Tidak tahu dimana lokasi TPS

Tidak terdaftar di DPT

Tidak mendapat surat pemberitahuan/ undangan…

Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari…

Merasa pemilu tidak penting

Tidak Tahu/jawab

20%

5%

2%

11%

10%

10%

2%

1%

1%

2%

1%

7%

26%

Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum Presiden 9 Juli 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

Pada grafik 5. Dalam penelitian ini, responden adalah yang tidak memilih diantara kedua

iven pelaksanaan pemilu yakni pemilu legislatif dan pilpres. Untuk pemilu legislatif,

pemilih yang ikut memilih dibawah 10%. Target responden yang tidak memilih karena

penelitian ini ingin mengetahui alasan kenapa tidak ikut memilih.

Grafik 6 Alasan tidak ikut memilih Pileg 2014

Pada grafik 6. Dengan yang dibawah 10 % tadi diatas kalau dibulatkan menjadi 100%

maka alasan tidak memilih paling besar karena sakit atau sibuk sebesar 21,3%, Pemilu

tidak akan membawa perubahaan sebesar 14%. Sedangkan yang paling kecil alasannya

karena tidak terdaftar dan tidak mendapatkan uang dari kandidat.

Grafik 7 Alasan tidak ikut memilih Pilpres 2014

0% 20% 40% 60% 80%

Saya sedang keluar kota

Pemilu berlangsung tidak jujur

Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada calon yang…

Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu

Suara saya tidak akan membawa perbedaan

Saya sedang sakit/ sibuk

Tempat pemungutan suara (TPS) sangat ramai/…

Tidak tahu dimana lokasi TPS

Tidak terdaftar di DPT

Tidak mendapat surat pemberitahuan/ undangan memilih

Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari partai/…

Merasa pemilu tidak penting

Tidak Tahu/jawab

17.9%

7.1%

3.6%

7.1%

14.3%

3.6%

3.6%

3.6%

10.7%

21.2%

6.1%

3.0%

12.1%

9.1%

9.1%

2.5%

9.1%

27.3%

22.2%

14.8%

7.4%

18.5%

7.4%

3.7%

3.7%

22.2%

AEK KUO KUALU HULU KUALU LEDONG

Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum Presiden 9 Juli 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara berdasarkan Kecamatan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Puas Cukup Puas Kurang Puas Sangat tdkpuas

TT/TJ

11%

55%

19%

3%

12%

Tingkat Kepuasan Responden dgn pelaksanaan dan tata carapemungutan suara pada Pemilu DPRD dan Pilpres 2014

Kab. Labuhan Batu Utara

Pada grafik 7. Kalau dibuat pembulatan 100% yang tidak ikut memilih, alasan paling besar tidak ikut memilih pada pelaksanaan Pilpres disebabkan sedang berada diluar kota sebesar 20%.sedangkan tidak tertarik pada masalah pilpres hanya 11% dan yang menjawab sedang sakit sebesar 10%. Sedangkan alasan teknis tidak tahu dimana TPS, tidak terdapat di DPT persentasenya sangat kecil yakni sebesar 1 persen

Grafik 7

Ketertarikan Pada Masalah Politik

Pada grafik 7. Alasan tidak ikut memilih karena keluar kota tersebut berdasarkan

kecamatan ternyata kecamatan kualu Ledong paling besar yakni22%nya. Sedangkan

kecamatan kualuh hulu dan aek kuo lebih kecil sedikit yakni 21% dan 17%.

Grafik 8 Tingkat kepuasan responden pada pelaksanaan Pileg tahun 2014

0%

20%

40%

60%

80%

SangatJurdil

Cukupjurdil

Kurangjurdil

Tidak Jurdilsama sekali

TT/TJ

8%

64%

12%

1%

15%

Penilaian Responden terhadap pelaksanaan Pemilu DPR/DPRD dan Pilpres Tahun 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

0% 5% 10% 15% 20%

Penyelenggara pemilu tidak mempunyai persiapan…

TPS sangat ramai/antrian-sangat panjang

Penghitungan suara kurang bisa dipercaya/hasilnya…

Ada keoiatan-kegiatan yang melanggar hukum di…

Pemilu tidak kompetitif

Lainya, sebutkan dengan …

Tidak tahu

Tidak jawab

15%

15%

8%

8%

15%

15%

8%

15%

Alasan Respoden bahwa pelaksanaan pemilu DPR/DPRD pada 9 April 2014 dan Pilpres 9 juli 2014 tidak Jurdil atau kurang Jurdil di Kab. Labuhan Batu

Utara

Pada grafik 8. Kalau yang memilih pada pelaksanaan pileg dan Pilpres 2014 tadi

dibulatkan menjadi 100%, penilain responden terhadap tata cara pemungutan suara

sebanyak 11% menyatakan sangat puas, 55% menyatakan cukup puas, 19%

menyatakan kurang puas dan hanya 3 persen yang menyatakan kurang puas.

Sedangkan ada 12% tidak menjawab. Dengan kata lain secara umum menyatakan

kepuasan pada tata cara pelaksanaan pileg dan pilpres tahun 2014.

Grafik 9 Penilaian Resonden Terhadap pelaksanaan Pileg tahun 2014

Pada grafik 9. Kalau yang memilih pada pelaksanaan pileg dan Pilpres 2014 tadi dibulatkan

menjadi 100%, penilain responden terhadap pelaksanaan pemungutan suara sebanyak 8 %

menyatakan sangat jurdil, 64% menyatakan cukup jurdil, 12% menyatakan kurang jurdil dan

hanya 3 persen yang menyatakan kurang jurdil dan 1 % menyatakan kurang jurdil sama

sekali. Sedangkan ada 12% tidak menjawab. Dengan kata lain secara umum menyatakan

pelaksanaan Pileg dan Pilpres cukup jurdil.

Grafik 10 Penilailan Responden Terhadap Tingkat Kejurdilan Pileg 2014

0%

20%

40%

60%

80%

100%

KPPS PPS PPK KPUKAB/KOTA

KPU PROP. KPU NAS

3%10% 14% 8% 4% 4%

45%

67% 58%62%

48% 50%

42%

21%19%

15%

31% 30%

10%2%

9% 15% 17% 16%

Sangat Baik Baik Biasa saja Tidak tahu/ jawab

PENILAI AN RESPONDEN TERHADAP KINERJA LEMBAGA PENYELENGGARA PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES TAHUN 2014 KAB. LABUHAN BATU UTARA

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PPL PANWASCAM PANWASKAB/KOTA

BAWASLUPROV

BAWASLU NAS

15% 13% 9%3% 3%

48% 49%49%

44% 45%

25% 25%21% 38% 36%

3% 3%

9% 10%21% 15% 16%

Sangat baik Baik Biasa saja Buruk Tidak tahu/ jawab

PENILAI AN RESPONDEN TERHADAP KINERJA LEMBAGA PENYELENGGARAPADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES TAHUN 2014 KAB. LABUHAN BATU UTARA

Pada grafik 10. Responden yang mengatakan kurang jurdil pada silde sebelumnya

kalau dibulatkan menjadi 100% maka ada empat alasan terbesar yakni penyelenggara

kurang persiapan, TPS ramai, pemilu tidak kompetitif dan alasan lainnya

Grafik 11 Penilailan Responden Terhadap Kinerja Penyelenggara Pileg 2014

Pada grafik 11. Secara umum untuk penyelenggara pemilu responden memberikan

penilaian baik untuk semua tingkatan. Namun, untuk persentase yang menyatakan

biasa saja dan jawaban tidak tahu lebih besar di KPPS dikarenakan hubungan dengan

pemilih lebih dekat personalitinya

Grafik 12 Penilailan Responden Terhadap Kinerja Lembaga Pengawas pada Pileg 2014

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Memberi informasi dan mendidik I pemilih tentangproses pemilu di Indonesia

Menjamin bahwa hasil pemilu mencerminkan pilihanpemilih

Menggunakan internet dan media social sepertifacebook dan twitter untuk menjangkau pemilih…

Tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentudalam penyelenggara pemilu

Menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT)yang digunakan pada hari pemungutan suara,

5%

6%

4%

2%

2%

69%

69%

37%

58%

65%

21%

20%

24%

20%

15%

2%

3%

30%

20%

16%

Sangat baik Baik Biasa saja Tidak tahu/ jawab

PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP KINERJA KPUDALAM MENJALANKAN TUGAS DI KAB. LABUHAN BATU UTARA

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Proses pendaftaran pemilih

Informasi tentang dimana dan kapan memilih

Informasi tentang tata cara pemungutan suara dan…

Kemampuan petugas KPPS

Kelayakan fasilitas dan peralatan di TPS

Perlakuan petugas KPPS yang adil kepada setiap pemilih

Kinerja kepolisian dan petugas keamanan dalam…

Penghitungan suara dan pengumuman hasil pemilu di…

13%

24%

16%

6%

6%

2%

1%

74%

63%

59%

67%

68%

68%

62%

60%

11%

10%

19%

16%

17%

18%

17%

18%

1%

2%

3%

4%

1%

1%

1%

1%

3%

7%

8%

11%

20%

22%

Sangat baik Baik Biasa saja Buruk Tidak tahu/ jawab

PENILAIAN RSPONDEN TERHADAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILUDPR/DPRD DAN PIPRES TAHUN 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA

• Pada grafik 12. Penilaian responden secara umum pada pengawas penyelenggaraan

pemilu secara umum baik, kalaupun ada yang mengatakan buruk hanya ada di

Panwascam dan PPL. Hal tersebut hampir sama dengan penyelenggara pemilu

seperti PPS dan KPPS yang lebih dekat interaksinya dengan masyarakat.

Grafik 13 Kinerja KPU Dalam menjalankan Tugas

Pada grafik 13. Penilaian responden terhadap KPU Kabupaten LABURA secara umum

baik terutama dalam hal menjamin bahwa hasil pemilu mencerminkan pilihan pemilih

sebesar 69% dan memberikan informasi pada pemilih tentang proses pemilu.

Grafik 14 Penilaian responden terhadap Tahapan penyelenggaraan Pileg dan pilpres thn 2014

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Calon anggota legislatif (Caleg) atau perwakilan…

Petugas pemantau pemilu hadir di TPS

Beberapa orang mencoblos di tempat terbuka…

Terlalu banyak pemilih di TPS sehingga…

Petugas TPS berusaha mempengaruhi pilihan…

Petugas keamanan hadir di TPS

Saksi-saksi dari partai politik hadir di TPS

0%

64%

0%

4%

2%

67%

56%

67%

5%

56%

59%

60%

4%

6%

33%

31%

44%

37%

38%

29%

38%

Ya, terjadi Tidak, terjadi Tidak tahu/ jawab

RESPONDEN MENGALAMI KEGIATAN DI TPS PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Petugas TPS memeriksa jari tangan…

Petugas TPS membersihkan jari tangan…

Petugas TPS memeriksa identitas /KTP…

Petugas TPS mencelupkan jari tangan…

Bapak/ ibu menerima kertas suara

Ketika menyerahkan kertas suara,…

Ibu/Bapak bisa memilih secara rahasia,…

Kota k suara te rn pat I bu/Bapak…

Informasi tentang bagaimana cara…

71%

36%

52%

67%

73%

50%

65%

62%

55%

9%

39%

26%

11%

5%

23%

11%

13%

14%

20%

25%

22%

22%

22%

27%

24%

25%

31%

Ya, menyaksikan /mengalami Tidak menyaksikan /mengalami Tidak tahu/ jawab

RESPONDEN MENGALAMI KEGIATAN DI TPS PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA

Pada grafik 14. Untuk kinerja penyelenggara dalam melaksanakan tahapan pemilu

pileg dan pilpres tahun 2014 menurut responden secara umum baik. Hanya ada sedikit

keraguan kepada petugas KPPS dalam hal kemampuan petugas dan cara menandai

kertas suara berkisar 2%-5%.

Grafik 15 Penilaian Responden terhadap kegiatan di TPSPada Saat Pileg dan Pilpres

Pada grafik 15. Untuk responden yang mengalami kegiatan di TPS secara umum melihat ada

saksi di TPS, Petugas kemanan dan sebagainya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Grafik 16 Penilan Responden Penilaian Responden terhadap kegiatan di TPS Pd Saat Pileg dan Pilpres

0%

20%

40%

60%

80%

Sangat mudah Mudah Sulit Tidak tahu/jawab

14%

75%

2%9%

Lokasi TPS tempat memilih menurut responden berdasarkan pengalamandalam pemilu DPR/DPRD dan dan Pilpres 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

0%

20%

40%

60%

80%

Sangat mudah Mudah Sulit Tidak tahu/jawab

13%

76%

3%8%

Menurut responden tatacaralaksana pemilihan mudah dimengerti & dilaksanakan di TPS pada pemilihan DPR/DPRD dan Pilpres Tahun 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

Pada grafik 16. Responden yang ikut memilih di TPS pada dua iven tersasebut

mengalami peristiwa diatas mulai dari mendapatkan informasi keberadaan TPS, kotak

suara dan sebagainya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Grafik 17 Penilaian Responden Terhadap Keberadaan Lokasi TPS

Pada grafik 17. Secara umum responden mengatakan pelaksanaan pemilu lokasi

TPSnya 75% mengatakan mudah, 14% sangat mudah dan hanya 2% yang mengatakan

sulit.

Grafik 18 Pemahaman responden Tentang Tatalaksana Pileg dan Pilpres di TPS

Pada grafik 18. Secara umum responden mengatakan tata cara pelaksnaan pemilihan

umum sangat mudah 13%, mudah 76% mengatakan sulit 3% dan tidak menjawab 8%.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Sangat Penting Penting Tidak penting TT/TJ

35%

38%

1%

26%

Kehadiran saksi dari Partai Politik di TPS menurut responden di Kab. Labuhan Batu Utara

0% 10% 20% 30% 40%

Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD/sederajat

Tamat SD/sederajat

Tamat SLTP/sederajat

Tidak tamat SLTA/sederajat

Tamat SLTA/sederajat

Tidak tamat perguruan tinggi/masih mahasiswa

Tamat D3/diploma

Tamat S-1 atau lebih tinggi

2%

1%

28%

19%

3%

31%

1%

6%

9%

Tingkat Pendidikan Terakhir yang menjadi respoden pada penelitianPerilaku pemilih pada perlu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

Grafik 19 Kehadiran saksi di TPS

Pada grafik 19. Menurut responden kehadiran saksi dari partai politik 35%

mengatakan sangat penting, 38% mengatakan penting dan hanya 1% dari responden

yang mengatakan tidak penting. Sisanya ada 26% tidak menjawab pertanyaan.

Grafik 20 Pendidikan responden

Pada grafik 20. Pendidikan responden yang paling besar adalah tamat SLTA/ sederajat

sebanyak 31% dan SD sebanyak 28% dan SMP sebanyak 19%. Sisanya berpendidikan

Setrata 1 (S1) dan Diploma 3 (D3) sebanyak 15%.

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Petani

Peternak

Nelayan

Buruh kasar/pembantu

Satpam/Hansip

Kerja tidak tetap

Pedagang warung/kaki lima

Pedagang besar/grosir

Wiraswasta kecil-kecilan

Pegawai desa/kelurahan

Pegawai/karyawan swasta

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Guru/dosen

Masih sekolah/kuliah

Ibu rumah tangga

Belum dapat pekerjaan

30%

3%

1%

11%

2%

1%

2%

5%

11%

3%

11%

1%

6%

4%

6%

3%

Kegiatan Utama atau Pekerjaan Respoden pada Penelitian PartisipasiPemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

0% 5% 10% 15% 20% 25%

200—399 ribu

400—599 ribu

600—799 ribu

800—999 ribu

1 juta—1.199 juta

1.2—1.399 juta

1.4—1.599 juta

1.6—1.799 juta

1.8—1.999 juta

2 juta—4 juta

Di atas 4 juta

1%

5%

21%

14%

8%

22%

11%

1%

6%

10%

1%

Pendapatan Kotor Responden pada Penelitian

Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

Grafik 21 Pekerjaan Responden

Pada grafik 21. Untuk latar belakang pekerjaan pekerjaan responden yang paling

banyak adalah petani sebesar 30%, buruh kasar 11%, Wiraswasta 11%. Hal ini sesuai

dengan kondisi daerah yang memang rata-rata pekerjaannya adalah petani.

Grafik 22 Pendapatan Rata-Rata Responden

Pada grafik 22. Tingkat pendapatan responden yang diwawancarai paling besar antara

Rp.1,2 juta hingga 1,3 juta sebesar 22% dan Rp.600.000-799.000 sebesar 21%.

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

35.0%

40.0%

1.2% 2.4%

8.3%

2.4%

15.5%

9.5% 8.3%

1.2%

6.0%3.6% 2.4%

39.3%

Stasiun TV yang sering ditonton responden pada Penelitian Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara

0%

10%

20%

30%

40%

Menonton TV Lokal Membaca Koran Mendengar Radio

10%

31%

9%

MEDIA YANG DIMANFAATKAN OLEH RESPODEN DI KAB. LABUHAN BATU UTARA PADA PENELITIAN PARTISIPASI PEMILIH

Grafik 23 Stasiun TV yang Sering Di Tonton Responden

Pada grafik 23. Dalam mendapatkan informasi lewat media TV, responden lebih sering

menonton TV One sebanyak 39% dan Metro TV 15%. Sisanya TV swasta nasional

lainnya.

Grafik 24 Ketertarikan Pada Masalah Politik

Pada Grafik 24. Berbagai jenis media yang sering diakses oleh responden paling

banyak membaca koran sebesar 31%, nonton TV 10 % dan selebihnya tidak mengakses

diantara ketiga media tersebut.

44%

46%

48%

50%

52%

54%

Bisa diterima sebagai hal yangwajar

Tidak bisa diterima, tidakwajar

53%

47%

Penilaian Responden terhadap usaha untuk memenangkan pileg, pilpres, pilkada (gubernur/Bupati), ada calon atau orang yang membantunya memberikan uang atau hadiah tertentu agar memilih calon tsb

0.0% 20.0% 40.0% 60.0%

Akan menerima dan akan memilih calon yang memberiuang atau hadiah tersebut.

Akan menerima dan akan memilih calon yang memberiuang atau hadiah lebih banyak

Akan menerima uang atau hadiah tersebut, tapi masalahmemilih calon kepala daerah dan wakilnya ditentukansendiri sesuai dgn hati nurani, bukan karena uang atau…

Tidak akan menerima pemberian tersebut.

17.0%

13.2%

56.6%

13.2%

Sikap responden bila bisa diterima sebagai hal yang wajar, dalam menerima bila ada orang yang memberi uang atau hadiah tersebut di Lab.Batu Utara

Grafik 25 Toleransi Politik Uang

Pada Grafik 25. Ada 53% responden yang menganggap bisa diterima sebagai hal yang

wajar dalam usaha memenangkan pemilihan kepala daerah, pileg atau pilpres dan

ada 47% menganggap hal tersebut tidak bisa diterima sebagai hal yang wajar.

Grafik 26 Ketertarikan Pada Masalah Politik

Pada Grafik 26. Sikap responden yang bisa menerima politik uang tersebut kalau

dibulatkan dari 53% menjadi 100% dari grafik 25, maka ada 56% akan menerima uang

tersebut namun soal pilihan politik ditentukan oleh hati nurani mereka sendiri. Ada

13% responden yang menerima dan memilih berdasarkan banyaknya pemberian.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

101-110 ribu

151-160 ribu

181-190 ribu

Di atas 200 ribu

Tidak tahu/tidak jawab

2%

2%

2%

53%

43%

Jumlah uang yang dianggap sesuai oleh responden sehingga mau memilih calon bersangkutan di Lab. Batu Utara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Cukup puas Kurang puas Tidak puassama sekali

TT/TJ

38%

44%

4%

8%

Penilaian responden di Labuhan Batu Utara tentang jalannya Demokrasi di Indonesia

Hanya ada 17% responden yang menerima dan akan memilih calon yang memberi

uang tersebut.

Grafik 27 Besaran nominal uang yang dianggap sesuai/ wajar

Pada Grafik 27. Adapun jumlah uang yang dianggap sesuai oleh responden pada grafik

sebelumnya (grafik 26) memilih besaran nominal uangnya diatas Rp.200.000,-

sebanyak 53% dan 43% responden lagi enggan menjawab.

Grafik 28 Jalannya Demokrasi di Indonesia

Pada Grafik 28. Penilaian responden terhadap jalannya demokrasi di Indonesia secara

umum sebanyak 38% responden menyatakan cukup puas, sebanyak 44% responden

menyatakan kurang puas, sebanyak 4% responden menyatakan tidak puas sama sekali.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Cukup puas Kurang puasTidak puas sama sekali TT/TJ

30%

33%

3%

32%

Penilaian responden tentang jalannya Demokrasi di Labuhan Batu Utara

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Gubernur/Bupati/Walikota dipilih olehanggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD)

Gubernur/Bupati/Walikota dipilih langsungoleh rakyat

TT/TJ

1%

96%

3%

Pada Undang-Undang Dasar (UUD) dinyatakan bahwa Gubernur/Bupati /Walikota harus dipilih secara “demokratis”. Menurut pendapat responden, pengertian dipilih secara “demokratis”

Grafik 29 Penilaian Responden Terhadap jalannya Demokrasi di Kabupaten Labuhan batu Utara

Pada Grafik 29. Penilaian responden terhadap jalannya demokrasi di kabupaten Labura

secara umum sebanyak 30% menyatakan cukup puas, 33% menyatakan kurang puas dan 3%

menyatakan tidak puas sama sekali.

Grafik 31 Penilaian Responden terhadap mekanisme pemilihan kepala daerah Menurut UUD

Pada Grafik 31. Pemahaman responden terhadap pernyataan dalam UUD bahwa

Gubernur/ Bupati/ Walikota harus dipilih secara demokratis adalah: Sebanyak 96%

responden memahami bahwa pemilihan gubernur/ Bupati dan walikota dipilih

langsung oleh rakyat.

0%

20%

40%

60%

Sangat penting Cukup penting Tidak penting sama sekali

51%

29%

3%

Seberapa penting pemilihan Bupati/Wakil Bupati yang akan datang bagi responden di Labuhan Batu Utara

Grafik 32 Seberapa Penting Pemilihan kepala daerah Bupati

Pada Grafik 32. Pentingkah pemilihan Bupati/ Wakil Bupati Labura menurut

responden. Ada 51% responden menggap pemilihan Bupati Labura sangat penting,

29% mengatakan cukup penting dan 3% menggap tidak penting sama sekali.

VI. KESIMPULAN HASIL RISET

Kesadaran berdemokrasi adalah langkah awal dalam menuju lajur demokrasi yang

substantif. Melalui pendidikan kewarganegaraan (civic education) kesadaran demokrasi

warga akan disuntikkan. Aktualisasi dari civic education sebenarnya terletak kepada

tingkat partisipasi politik rakyat di setiap momentum politik seperti PEMILU. Dalam

sistem demokrasi pendidikan politik punya posisi yang sangat sentral. Bagi pemilih yang

menjadi responden kekaburan pandangan tentang politik menjadi makin mendalam

karena praktik kehidupan politik yang berlangsung saat ini yang lebih menampilkan aspek

negatif (politisi korup, DPR tidak mau hadir dalam sidang dan lain-lain) sehingga

menumbuhkan citra yang negatif pula terhadap lembaga demokrasi. Dengan masih

kuatnya politik uang (money politic), politik identitas serta korupsi politik makin

membuat responden tidak berpartisipasi dalam pemilu. Hal ini menjadi aspek-aspek dari

sistem politik yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan persepsi kesadaran

masyarakat tentang politik yang kurang benar.

Pendidikan Politik berbasis realitas digunakan untuk belajar dan berbagi pengalaman

seputar budaya politik dan berdiskusi tentang makna demokrasi, sehingga pemahaman

mengenai berpolitik menjadi lebih proporsional dan bermakna. Memahami kesadaran

politik pemilih dalam proses PEMILU dan PILKADA perlu kiranya diaktualisasikan melalui

pembelajaran yang melibatkan kelompok masyarakat langsung dengan Partai Politik

selaku peserta PEMILU yang menyediakan pilihan bagi masyarakat, terhadap fenomena

sosial yang terjadi di lingkungan anggota dan aktivitas keluarga (masyarakat) dengan

pendekatan Base Democracy Education. Pendidikan politik pada intinya mendekatkan

materi pembelajaran dengan obyek sesungguhnya atau pengkajian fenomena sosial

secara langsung. Dengan demikian masyarakat akan terlibat langsung sebagai obyek

sekaligus subyek dalam berdemokrasi sehingga dapat membangun kesadaran aktif bagi

masyarakat sebagai kekuatan individu dan kelompok dalam proses demokrasi. Dengan

lahirnya kesadaran berdemokrasi dan berpartisipasi serta kepercayaan pada Partai Politik

dan pilihan yang di sediakan, tentunya dapat mendorong jumlah pemilih yang signifikan,

dengan keberadaan pemilih yang rasional dan kritis, sehingga dapat mencapai PEMILU

yang berkualitas dalam setiap proses demokrasi di Indonesia dan daerah.

Dari kesimpulan hasil riset perilaku pemilih antara lain:

• Secara umum partisipasi pemilih dalam pemilu legislative dan Pilpres mengalami

penurunan di kabupaten/ kota se Sumatera Utara. Namun, patut dicatat bahwa

Kabupaten Labuhan Batu Utara justeru partisipasi pemilih diatas proyeksi target

nasional yakni diatas 70%. Namun, patut diwaspadai bahwa potensi menurunnya

partisipasi pemilih ada berimbas dari situasi politik nasional.

• Ada modal social yang cukup baik dimana ketertarikan masyarakat akan masalah

politik lumayan besar dibanding yang tidak suka sama sekali. Tentunya hal ini

membawa angin segar disaat pendidikan politik yang diberikan oleh parpol tidak

maksimal.

• Ketidak hadiran responden dalam pileg dan Pilpres tahun 2014 alasan paling besar

karena masih adanya kesibukan mencari nafkah karena rata-rata pekerjaannya

bertani (lihat grafik pekerjaan responden). Sehingga tidak ada hari libur kalau tidak

meliburkan diri sendiri atau ada kemauan yang kuat untuk hadir di TPS. Artinya,

untuk alasan pertama upaya pemerintah daerah untuk memberikan hari libur tidak

mempengaruhi kepada petani. Selain itu alasan kedua yang cukup besar karena

pemilu tidak membawa perubahan bagi nasib mereka. Hal iini menjadi PR bagi para

pemimpin negeri ini atas kepercayaan rendah rakyat kepada pemimpin dalam

mengelola negeri ini. Kejenuhan masyarakat dari beberapa Pilpres secara langsung

adalah tidak adanya dampak perubahan yang di rasakan oleh masyarakat, walaupun

terjadi pergantian kepemimpinan baik secara nasional maupun lokal. Hal yang

samadisampaikan juga oleh apartur pemerintah dan tokoh

• Masyarakat dihadapkan pada pilihan Partai Politik untuk dipilih Calon yang hadir

sangat ditentukan oleh Partai Politik dengan hasil kerja yang menurut masyarakat

begitu – begitu saja. Tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan dari proses parpol

dalam menentukan pemimpin daerah maupun DPR/DPRD.

• Secara umum, responden menilai kinerja penyelenggara pemilu dan pengawas

pemilu positif terutama ditingkat yang lebih tinggi. Sementara untuk kinerja

penyelenggara yang paling rendah patut di beri catatan karena interaksinya paling

dekat sama masyarakat sehingga masih ada yang berpandangan negatif. Hal ini

menjadi modal positif secara kelembagaan penyelenggara dalam membangun

kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu.

• Secara umum, kepercayaan public terhadap hasil penyelenggaraan pemilu yang jujur

dan adil mendapat respon positif. Hal ini berkorelasi dengan pendapat sebelumnya

karena kinerja penyelenggara dan pengawasnya dipandang positif.

• Hal-hal mengenai mendapatkan informasi ternyata masyarakat Labura tidaklah buta

informasi karena terbukti hampir 50 persen responden mengakses informasi melalui

TV, Koran dan radio. Namun, dalam wawancara mendalam dengan aparatur

pemerintah dan Tokoh masyarakat belum begitu nyambung. Dalam penyampainnya

aparatur pemerintah dan tokoh masih beranggapan masyarakat minim informasi.

• Dalam hal politik uang responden punya dua sikap menganggap hal yang wajar dan

tidak wajar. Sikap wajar dalam pemberian uang kepada pemilih oleh peserta pemilu

untuk memenangkan pilihan masih cukup besar yakni 53%. Sedangkan yang

menganggap tidak wajar sebanyak 46%. Namun buat peserta pemilu patut

diwaspadai sikap wajar tersebut ternyata belum tentu disikapi dengan memilih calon

karena diberikan uang. Pilihan politik masih banyak yang berdasarkan hati nurani

pemilih.

• Walaupun sebagai besar responden tidak ikut memilih dari kedua pemilu, namun

dalam menentukan pemilihan kepala daerah sebagian besar responden tidak mau

pemilihan diwakilkan oleh DPRD. Merka tetap menginginkan pemilihan tersebut

dipilih secara langsung oleh rakyat.

VII. REKOMENDASI

• Partisipasi politik rakyat kabupaten Labura yang lebih baik dibanding kabupaten kota

lainnya di Sumut dalam pileg dan Pilpres tahun 2014 patut dipertahankan. Adapun

naik dan turunnya partisipasi dari tahun ketahun adalah hal yang biasa. Namun,

tingginya partisipasi memilih harus tetap dipelihara dengan berbagai peningkatan

berbagai aspek kepercayaan public seperti kualitas penyelenggaraan pemilu, kualitas

pemimpin, kualitas parpol dan kualitas pendataan pemilih.

• Ketertarikan masyarakat dalam membicarakan hal-hal politik dari temuan harus

disikapi dengan tetap secara terus menerus melakukan pendidikan politik kepada

masyarakat agar kualitas demokrasi semakin meningkat. Hal ini harus dilakukan

terutama oleh parpol, pemerintah dan dibantu kelompok masyarakat lainnya serta

penyelenggara pemilu.

• Penilaian positif kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara agar

tidak membuat penyelenggara lengah. Penilaian positif ini justeru disikapi dengan

lebih meningkatkan kualitas penyelenggaran yang transparan, efesien, efektif

berkualitas serta bertanggungjawab dan independensi tetap dijaga.

• Meningkatkan kualitas komunikasi pemerintah daerah, tokoh masyarakat dengan

masyarakat dalam upaya memahami makna demokrasi. Pemerintah dan tokoh

masyarakat agar mau mendengar dan tidak membangun opini. Pahami apa yang

menjadi kebutuhan masyarakat dalam hal berdemokrasi sehingga kualitas demokrasi

semakin membaik. Masyarakat bisa mengakses media lebih cepat dan meresponnya

sesuai dengan apa yang mereka rasakan.

• Politik uang harus secara terus menerus di tekan jumlahnya dengan pendidikan

politik, prilaku elit politik, kepemimpinan yang bertanggungjawab dan penegakan

hukum berupa sanksi yang tegas.