ITS Undergraduate 10143 Chapter1

10
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.1. Event Jember Fashion Carnaval Jember Fashion Carnaval (JFC) pertama kali muncul berkat gagasan dan kreatifitas seorang Dynand Fariz sebagai perancangan mode yang ingin mengembangkan daerahnya dengan berbagi ilmu yang dimiliki. Berawal dari karnaval keliling alun – alun kota Jember setiap minggu ditahun 2000 Dynand Fariz tertantang untuk meneruskan karnaval tersebut menjadi event rutin skala nasional bahkan internasional. Pada Akhirnya di tahun 2002 JFC pertama kali diselenggarakan secara resmi di alun – alun Kota Jember dengan 30 orang peserta karnaval dan disaksikan oleh puluhan ribu masyarakat Jember,dan ternyata mendapat sambutan dan respon yang sangat meriah. Tahun – tahun berikutnya JFC terus diselenggarakan hingga menjadi sebuah event  tahunan. Di Tahun 2003 – 2009  jumlah yang mendaftar untuk ikut serta menjadi peserta karnaval JFC semakin bertambah setiap tahunnya. Tahun 2007 pihak JF C mulai mengkordinir dengan membentuk JFCC ( Jember Fashion Carnaval Council ) agar terorganisir dan terkontrol. Jumlah peserta yang ingin mendaftar untuk ikut dalam parade JFC akhirnya dibatasi oleh pihak JFC,  jumlah peserta maksimal hingga 600 peserta serta tema y ang diangkat dibagi menjadi 5 Defile. JFC ditonton 150. 000 orang pengunjung yang sebagian besar brasal dari masyarakat Jember sendiri, meskipun ada juga para penonton, wisatawan dan undangan dari luar Kota Jember. 1  Tentunya, kesuksesesan JFC tidak lepas dari peranan pemerintah daerah sebagai fasilitator pada setiap event JFC. Dengan adanya multiple efek yang diciptakan JFC, pemerintah daerah menjadikan JFC kedalam agenda resmi tahunan Kabupaten Jember. JFC memicu pemerintah daerah membuat event – event lanjutan yang mengusung potensi – potensi lain dari kabupaten Jember sendiri, dan event – event  tersebut terangkum dalam program pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Jember berupa BBJ ( Bulan Berkunjung Jember) yang jatuh pada bulan Agustus. 2  Kesuksesan JFC di dukung oleh beberapa media yang meliput baik dalam maupun luar negeri terbukti dari berita dan seringnya JFC diundang untuk mengikuti event – event  seperti Jambore Pramuka se Dunia di London,Indonesia Independent Days di Mumbay – India, Bali Fashion week, Kuta Karnival, Solo Batik Carrnival 1, Pekan Produk Budaya 1  Laporan Press Realese JFC 8 sumber JFCC ( Jember Fashion carnval Council ) 2  www.jatiminfo.com . Accsed 21 Oktober 2009 

Transcript of ITS Undergraduate 10143 Chapter1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.1. Event Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnaval (JFC) pertama kali muncul berkat gagasan dan kreatifitas seorang Dynand Fariz sebagai perancangan mode yang ingin mengembangkan daerahnya dengan berbagi ilmu yang dimiliki. Berawal dari karnaval keliling alun alun kota Jember setiap minggu ditahun 2000 Dynand Fariz tertantang untuk meneruskan karnaval tersebut menjadi event rutin skala nasional bahkan internasional. Pada Akhirnya di tahun 2002 JFC pertama kali diselenggarakan secara resmi di alun alun Kota Jember dengan 30 orang peserta karnaval dan disaksikan oleh puluhan ribu masyarakat Jember,dan ternyata mendapat sambutan dan respon yang sangat meriah. Tahun tahun berikutnya JFC terus diselenggarakan hingga menjadi sebuah event tahunan. Di Tahun 2003 2009 jumlah yang mendaftar untuk ikut serta menjadi peserta karnaval JFC semakin bertambah setiap tahunnya. Tahun 2007 pihak JFC mulai mengkordinir dengan membentuk JFCC ( Jember Fashion Carnaval Council ) agar terorganisir dan terkontrol. Jumlah peserta yang ingin mendaftar untuk ikut dalam parade JFC akhirnya dibatasi oleh pihak JFC, jumlah peserta maksimal hingga 600 peserta serta tema yang diangkat dibagi menjadi 5 Defile. JFC ditonton 150. 000 orang pengunjung yang sebagian besar brasal dari masyarakat Jember sendiri, meskipun ada juga para penonton, wisatawan dan undangan dari luar Kota Jember. 1 Tentunya, kesuksesesan JFC tidak lepas dari peranan pemerintah daerah sebagai fasilitator pada setiap event JFC. Dengan adanya multiple efek yang diciptakan JFC, pemerintah daerah menjadikan JFC kedalam agenda resmi tahunan Kabupaten Jember. JFC memicu pemerintah daerah membuat event event lanjutan yang mengusung potensi potensi lain dari kabupaten Jember sendiri, dan event event tersebut terangkum dalam program pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Jember berupa BBJ ( Bulan Berkunjung Jember) yang jatuh pada bulan Agustus. 2 Kesuksesan JFC di dukung oleh beberapa media yang meliput baik dalam maupun luar negeri terbukti dari berita dan seringnya JFC diundang untuk mengikuti event event seperti Jambore Pramuka se Dunia di London,Indonesia Independent Days di Mumbay India, Bali Fashion week, Kuta Karnival, Solo Batik Carrnival 1, Pekan Produk Budaya 1 2

Laporan Press Realese JFC 8 sumber JFCC ( Jember Fashion carnval Council ) www.jatiminfo.com. Accsed 21 Oktober 2009

1

2

Indonesia 2008, Trans 7 dalam program reality show Empat Mata, Wardrobe Costume Finalis L-men Contest 2008 & Tahun 2009. Pawai Budaya Nusantara 2008 di Istana Negara Jakarta, Shangsai Tourism Festival 2008, gading Carnival 2009 Jakarta, Seminar The Indonesians ( Napak Tilas Mahakarya Nusantara ) 2009 di London School of PR Jakarta, Metrro tampil sebagai guest Arrival dalam Debat Capres 2009, Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009. 3 Seiring perkembanganya JFC tetap ingin menjadikan event ini ke skala yang lebih besar baik nasional maupun internasional, salah satu upayanya dengan adanya program activity tourism yang berfungsi menjaring masyarakat dari luar kabupaten Jember yang tertarik dengan fashion untuk ikut berpartisipasi dalam event JFC. Seperti yang diketahui selama ini peserta dan pengunjung dari JFC 1 8 sebagian besar adalah masyarakat Jember sendiri. 4 Grafik perkembangan pengunjung event JFC dari Tahun 2002 Tahun 2008160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pengunjung

Gb. 1.1 Grafik jumlah pengunjung Sumber : Press Rilis JFC 8 JFCC

Grafik perkembangan peserta event JFC dari Tahun 2002 Tahun 2008600 500 400 300 200 100 0 2002 2004 2006 2008 Peserta

Gb. 1.2 Grafik jumlah peserta Sumber : Press Rilis JFC 8 JFCC

3 4

Laporan Press Realese JFC 8 sumber JFCC ( Jember Fashion carnval Council )Depth Interview dengan Bp. Suyanto selaku Ketua Penyelenggara JFC

3

Perkembangan event JFC menjadi daya tarik yang banyak dicari dan dinanti oleh para penggemarnya baik dari para pecinta fashion,budaya, wisatawan lokal maupun mancanegara, bahkan masyarakat umum disekitar Jember sendiri juga antusias dengan event tahunan ini. 5 Adanya sikap addict terhadap JFC, menjadi peluang yang potensial untuk merancang sebuah media yang mendukung event JFC. Namun, media pendokumentasian dan catatan perkembangan event JFC yang ada hingga selama ini belum terorganisir dengan baik, dan belum dapat memuaskan keinginan para audiencenya. 6 Dari hasil survey kepada 50 orang responden 42 orang menginginkan media pendokumentasian dalam bentuk Buku. Maka berangkat dari sinilah muncul ide untuk membuat media yang mampu memfasilitasi keinginan para penggemar maupun konsumen yang ingin mendapatkan informasi liputan JFC melalui buku visual event JFC. Buku visual yang akan dirancang bertujaun untuk menjaga kontinyuitas kepada audience yang dikemas sebagai buku koleksi. 1.1.2. Pemilihan Media Buku Buku memiliki berbagai kelebihan dibandingkan media penyampai informasi secara audio visual, dimana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca di mana saja dan kapan saja. Dari analisa media pendokumentasian event JFC yang sudah ada seperti Majalah, Website, Video documenter, dan merchandise ( poster, kaos ) dinilai belum terorganisir dengan baik, sehingga membutuhkan sebuah media yang efektif dan menarik yang mampu memvisualkan event JFC sesuai kebutuhan target audience. 1.1.3. Buku Visual sebagai Buku Koleksi Buku koleksi adalah buku dengan topik tertentu sebagai sebuah peristiwa penting seperti sejarah ataupun suatu budaya yang valuable untuk diketahui oleh masyarakat dan disimpan. 8 Salah satu manfaat dari buku adalah dapat menceritakan pada kita tentang masa lalu. Menurut Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A, untuk upaya-upaya pelestarian budaya atau sejarah, langkah awal terpenting dalam usaha pelestarian dengan melakukan pendokumentasian. Ada empat cara pendokumentasian yang kita kenal yaitu dengan menggunakan film, video, foto dan tulisan. Cara yang terakhir adalah cara yang paling7

5 6

Depth Interview dengan Bp. Suyanto selaku Ketua Penyelenggara JFC Ibid 7 Lampiran 1 Analisa parameter eksisting media pendokumentasian event JFC 8 Depth Interview, pak anang, JP Books, mengutip TA Narendra Dyah Hapsari 3404100085 Perancangan Buku Visual Dolanan Tradisional Anak

4

murah, mudah dan praktis yaitu melalui tulisan. 9 Kriteria buku koleksi adalah memiliki ukuran yang cukup besar minimal ukuran A4 dan maksimal ukuran A3, dengan jilid hardcover karena Buku Koleksi biasanya memiliki ketebalan halaman minimal 100 halaman, dan karena sebagai buku untuk dikoleksi dan disimpan, ataupun sebagai hadiah kepada seseorang yang spesial sehingga diperlukan jilid yang kuat dan tahan lama seperti hardcover. 10 Menurut Pak Anang JP BOOKS , dewasa ini untuk jenis buku wawasan dan buku koleksi untuk topik budaya dan sejarah tidak lagi hanya disajikan berupa textbooks, namun membutuhkan elemen visual pendukung, agar isi buku mudah dipahami dan Buku visual merupakan media untuk menuturkan sebuah periwistiwa, maupun kejadian dengan panduan bercerita melalui gambar dan tulisan. Buku visual bisa diartikan sebagai serangkaian gambar ( foto ) dan tulisan-tulisan yang dibukukan. 11 Event- event bergengsi yang telah sukses, menjadikan buku sebagai media untuk tetap berinteraksi dengan audience dengan membangun memori para audience agar tetap tertancap dibenak mereka. Beberapa eksisting buku visual yang mereview sebuah event diantaranya Woodstock Music Festival , Fashion Carnaval Cuba, Okuribi Jepang, di Indonesia sendiri seperti buku event tahunan Java Jazz Festival , dan deteksi mading competition Jawa Pos, dimana dalam buku visual tersebut mampu mereview moment- moment pada saat event dari sudut pandang yang berbeda yang dikemas dengan bahasa yang lebih sederhana dan simple namun data- data dan berita yang disuguhkan padat, sehingga sangat informatif. Pada event JFC data-data yang berhasil dihimpun kebanyakan berupa data tertulis dan wawancara kepada pihak JFCC. Agar setiap perkembangan event JFC dapat diulas secara detail dan dapat dikonsumsi dalam waktu jangka panjang dan bisa setiap saat digunakan, maka media yang tepat untuk mengulas review event JFC adalah sebuah buku. Salah satu manfaat dari buku adalah dapat menceritakan kepada kita tentang masa lalu. Buku juga dapat mengajarkan penemuan-penemuan yang dilakukan oleh ahli-ahli pada waktu lampau. Buku merupakan hasil perekaman dan perbanyakan (multiplikasi) yang paling popular dan awet. Berbeda dengan majalah, apalagi surat kabar, buku direncanakan untuk dibaca dengan tak seberapa memperdulikan kebaruannya karena tanggal terbitnya kurang mempengaruhi. Dengan demikian buku merupakan alat 2006. Jendela yang Dapat Menembus Ruang dan Waktu. URL:http://www.ukhuwah.or.id/html, accesed 21 Oktober 2009 10 Layout dan Dasar Penerapannya, Surianto Rustan, S.Sn, Gramedia Pustaka Utama, 2008,hal 54 11 www.ruangbaca.com accesed Okt 21th 20099

5

komunikasi berjangka panjang dan mungkin yang paling berpengaruh kepada perkembangan kebudayaan manusia. Didalam buku, dipusatkan dan dihimpun lebih banyak hasil pemikiran dan pengalaman manusia daripada di dalam sarana komunikasi lainnya. 12 Beberapa kelebihan review event dikemas dalam bentuk buku dibangdingkan dengan review event dikemas dalam media lain seperti film atau paggelaran adalah buku mampu mengupas tuntas topik yang akan dibahas tanpa keterbatasan waktu, pembaca dapat merasakan dan lebih menghayati suasana kejadian yang sedang dibaca dengan bantuan kalimat dan visual yang ada, buku dapat dikoleksi dan disimpan dalam waktu lama, royalti dari penjualan buku dapat menjadi sumber pemasukan bagi pihak penyelenggara, buku bisa dicetak berulang-ulang sesuai permintaan konsumen. 13 Dalam hal ini event JFC yang sudah diselenggarakan ke 8 kalinya memerlukan media untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan review event JFC yang dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama, yaitu media yang tepat adalah buku visual yang dituangkan dengan sentuhan fotografi, sebagai objek visual utama yang member informasi. Dengan hadirnya buku visual review event JFC visual maka kita melihat dari segi yang berbeda sehingga kita lebih mengenal tentang event JFC, kita bisa lebih merasakan suasana disetiap kejadian yang ada pada buku tersebut dengan dukungan ilustrasi dan foto-foto yang ada, tanpa bermaksud mendoktrin, sebuah buku hadir dalam kapasitas yang besar untuk mengubah pandangan seseorang. Berdasarkan fakta yang didapat, pihak JFC dan 33 orang responden menginginkan dan tertarik membaca jika Event JFC dikemas dalam bentuk buku dengan elemen pendukung utama fotografi karena sifatnya melihat dan mampu membangkitkan emosional masyarakat serta mudah dicerna. 14 1.2. Identifikasi Masalah 1. Jumlah Peserta dan penonton event JFC dari Tahun 2002 Tahun 2008 semakin meningkat dan disertai dengan adanya sikap addict terhadap JFC, menjadi peluang yang potensial untuk merancang sebuah media yang mendukung event JFC. 15

12 Depth Interview, pak anang, JP Books, mengutip TA Narendra Dyah Hapsari 3404100085 Perancanagan Buku Visual Dolanan Tradisional Anak 13 Wawancara Nurinwa Ki S. Hendrowinoto (Pendiri Yayasan Biografi Indonesia), mengutip TA Narendra Dyah Hapsari 3404100085 Perancanagan Buku Visual Dolanan Tradisional Anak 14 Lampiran 2 Riset Media kepada 50 Orang responden oleh Rizka D. J 3405100164 dan Depth Interviiew Bp. Suyanto selaku Ketua Penyelenggara JFC 15 Laporan Press Realese JFC 8 sumber JFCC ( Jember Fashion carnval Council )

6

2. Media pendokumentasian yang mencatatat perkembangan event JFC yang ada hingga saat ini belum terorganisir dengan baik, dan belum dapat memuaskan keinginan para audiencenya 16 3. JFC belum memiliki media pasca event sebagai media pendukung yang berperan penting menjaga kontinyuitas untuk menancapakan image lebih kuat kepada target audience. Berdasarkan fakta yang didapat, pihak JFC dan 42 orang responden menginginkan dan tertarik membaca jika Event JFC dikemas dalam bentuk buku dan 33 orang tertarik membaca jika dikemas dengan elemen pendukung utama fotografi . 17 4. Buku visual yang akan dirancang bertujaun untuk menjaga kontinyuitas kepada audience. 1.3 Batasan Masalah 1. Perancangan hanya bersifat pada studi tentang event JFC dan perkembangan eventnya. Adapun batasan secara teknis dalam perancangan ini adalah : Perancangan difokuskan pada perencanaan tata layout dan gambar buku yang mampu mencirikan isi buku dalam bentuk visual Fokus media yang digunakan adalah buku dalam bentuk cetak Tidak menyeluruh hingga pendistribusiannya

2. Data tulisan terbatas pada pengadopsian bahan tulisan dari JFCC dan sumbersumber lain sebagai bahan pendukung. 1.4 Rumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah buku visual yang dapat mendokumentasikan rangkaian event JFC pada Tahun 2007 2009 dan dikemas sebagai buku koleksi. 1.5 Tujuan a. Lebih mempopulerkan JFC sebagai salah satu event Fashion Carnaval di Indonesia. b. Mampu memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang event JFC khususnya pada kreatifitas para peserta dalam merancang buasana dan make up yang menjadi daya tarik dalam carnaval tersebut, sehingga mampu memfasilitasi rasa ingin tahu mereka, dan mampu menjadikan buku visual JFC sebagai refrensi dan untuk di koleksi. Depth Interview dengan Bp. Suyanto selaku Ketua Penyelenggara JFC Lampiran 2 Riset Media kepada 50 Orang responden oleh Rizka D. J 3405100164 dan Depth Interviiew Bp. Suyanto selaku Ketua Penyelenggara JFC17 16

7

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Instansi yang terkait Sebagai upaya untuk mengabadikan perkembangan JFC sebagai Event Fashion Carnaval yang menjadi budaya di Indonesia dan diketahui masyarakat luas. 2. Manfaat bagi mahasiswa dan Institusi Pendidikan (ITS) sebagai media pembelajaran dalam perancangan sebuah buku visual yang mereview sebuah event. 1.7 Ruang Lingkup Studi 1. Ruang Lingkup Studi Merancang dan menyusun buku visual review event JFC. Perancangan buku sebatas pada prototype buku sebagai media utama (sebagai media yang fokus pada target segmen usia ( 27 - 45 tahun). Studi yang akan dilakukan meliputi: a. Analisis event JFC (meliputi studi melalui survey, penentuan target segmen, survey AIO, observasi, depth interview, serta pengumpulan data dan informasi yang dapat mendukung). b. Gaya Visual ( Bagaimana mencari karakter visual yang sesuai dalam bentuk buku visual JFC, baik dari segi layout, desain, warna, bentuk, dan komposisi antara text dan gambar atau foto). c. Penataan Gaya penulisan dan Pembabakan isi buku (Bagaimana menyusun semua bagian isi buku secara urut dan menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh audiens). d. Analisis Produksi (studi tentang proses penawaran proposal pada penerbit, ketentuan MOU antara penerbit, penulis dan distributor, proses dan biaya produksi massal, serta serta perhitungan BEP dalam penjualan buku jika di lempar ke pasar). 1.8 Output 1.8.1.1 Buku Visual tentang review Event JFC Tahun 2007 2009 khususnya pada kostum dan make up para peserta yang dikemas sebagai buku koleksi, merupakan media utama 1.8.1.2 Catalogue buku sebagai panduan untuk mengetahui isi buku bagi calon pembeli 1.8.1.3 Gimmick berupa postcard 1.9 Metode Penelitian Variabel Penelitian a. Profil Masalah

8

Melakukan pencarian data mengenai fenomena-fenomena yang berkaitan dan berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah antusias masyarakat terhadap event JFC untuk menemukan kelayakan dan pemecahan masalah. b. Profil Penyelenggara Event Melakukan pencarian data tentang profil, sejarah, visi dan misi, program kerja yang dimilki JFCC ( Jember Fashion Carnaval Council ) untuk menemukan kelayakan JFCC sebagai pelaksana event c. Profil Audiens (Demografi) Melakukan pencanan data tentang profil demografi dan target audiens untuk menemukan sasaran yang tepat untuk diberikan sosialisasi. Metode perancangan yang akan dilakukan yaitu menggunakan : 1. Metode pengumpulan data, yaitu : Dengan pengumpulan data primer yang diperoleh dengan melakukan pencarian data melalui: a. Mengadakan Survey dengan cara Pembuatan kuisioner yang nantinya akan disebarkan ke Sampling Area tertentu atau menggunakan riset yang telah dilakukan oleh pihak lain, yang sesuai dengan target pasamya. b. Mengambil data dari sumber-sumbernya atau bisa dikatakan dari pihak penyelenggara itu sendiri (Dalam hal ini JFCC dan maupun pihak lain yang berkepentingan). Dengan pengumpulan data primer yang diperoleh dengan melakukan pencarian data melalui internet, buku, dan observasi yang meliputi: 1. Studi Eksisting 2. Studi JFC 3. Studi Sosial Budaya Konsumen 2. Metode analisis data dan permasalahan 3. Metode visualisasi desain a. Menetapkan konsep visual (tujuan dan strategi) b. Memperoleh big campaign Idea c. Menetapkan media apa saja yang akan digunakan d. Sketsa e. Thumbnails f. Konfrehensif desain g. Final Artwork ( visualisasi desain terpilih )

9

1.10 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Menguraikan latar belakang pemilihan judul, permasalahan, ruang lingkup, serta tujuan Bab II Tinjauan Pustaka Mencakup tinjauan pustaka Bab III Studi Eksisting Berisikan studi eksisting serta keabsahan riset, data, serta tahapan dan logika pemikiran dalam menyelesaikan judul ini Bab IV Konsep Desain Konsep yang menjadi acuan tiap output desainnya secara menyeluruh Bab V Pembahasan Hasil Desain Pembahasan terhadap keluaran desain output sebagai perwujudan dari konsep dan teori yang dipakai Bab VI Penutup Kesimpulan berupa jawaban terhadap permasalahan dan nilai baru yang ditemukan. Saran bagi proyek desain selanjutnya sebagai hasil pemikiran atas keterbatasan yang dilakukan Daftar Pustaka Lampiran

10

halaman ini sengaja dikosongkan