ITS-Master-18868-9108201411-Chapter1

7
  1 BAB I PENDAHULUAN  Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan  permasalahan, tujuan p enelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan pada penelitian. 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dunia pasar bebas maka sem ua lini bi snis harus merekapitulasi lagi semua komponen operasional di segala bidang agar senantiasa tidak hanya eksis tapi mampu bersaing dan juga meningkatkan efisiensi yang setinggi-tingginya. Salah satu sisi yang juga berperan penting dalam upaya  peningkatan produktifitas adalah peningkatan kemampuan pengolahan teknologi  baik yang sekarang maupun pengembangannya kedepan dengan tujuan agar  performa perusahaan dapat ditingkatkan baik berupa perbaikan output, meningkatkan efisiensi proses, maupun mendapatkan atau memilih input yang  berkualitas. Teknologi adalah salah satu faktor yang bisa dikontrol terkait untuk mendapatkan proses transformasi dan value added  dalam suatu proses produksi sehingga bisa meningkatkan produktifi tas secar a keseluruhan. Salah satu proses transformasi dalam bidang proses industri adalah  pengelolahan dan penggunaan teknologi perawatan yang tepat terhadap mesin- mesin produksi dimana diharapkan agar: 1.  Downtime minimal, 2. Program maintenance sesuai dengan kebutuhan sebagai jaminan agar asset  perusahaan dapat bekerja memenuhi keb utuhan operasionalnya, 3. Program maintenance dapat dijadwalkan dengan menekan sekecil mungkin gangguan operasional perusahaan. Dengan demikian hal itu akan menghasilkan suatu output performa  perusahaan yang tinggi, menghindari over maintenance  dan meminimalkan downtime.

Transcript of ITS-Master-18868-9108201411-Chapter1

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan

    permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi

    yang digunakan pada penelitian.

    1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dunia pasar bebas maka semua lini bisnis harus

    merekapitulasi lagi semua komponen operasional di segala bidang agar senantiasa

    tidak hanya eksis tapi mampu bersaing dan juga meningkatkan efisiensi yang

    setinggi-tingginya. Salah satu sisi yang juga berperan penting dalam upaya

    peningkatan produktifitas adalah peningkatan kemampuan pengolahan teknologi

    baik yang sekarang maupun pengembangannya kedepan dengan tujuan agar

    performa perusahaan dapat ditingkatkan baik berupa perbaikan output,

    meningkatkan efisiensi proses, maupun mendapatkan atau memilih input yang

    berkualitas. Teknologi adalah salah satu faktor yang bisa dikontrol terkait untuk

    mendapatkan proses transformasi dan value added dalam suatu proses produksi

    sehingga bisa meningkatkan produktifitas secara keseluruhan.

    Salah satu proses transformasi dalam bidang proses industri adalah

    pengelolahan dan penggunaan teknologi perawatan yang tepat terhadap mesin-

    mesin produksi dimana diharapkan agar:

    1. Downtime minimal,

    2. Program maintenance sesuai dengan kebutuhan sebagai jaminan agar asset

    perusahaan dapat bekerja memenuhi kebutuhan operasionalnya,

    3. Program maintenance dapat dijadwalkan dengan menekan sekecil

    mungkin gangguan operasional perusahaan.

    Dengan demikian hal itu akan menghasilkan suatu output performa

    perusahaan yang tinggi, menghindari over maintenance dan meminimalkan

    downtime.

  • 2

    Manajemen perawatan sangatlah diperlukan dan mempunyai peran yang

    sangat vital bagi sebuah perusahaan, mengingat dalam dunia industri kegiatan

    produksi tak lepas dari penggunaan alat-alat atau mesin-mesin sebagai pendukung

    operasionalnya. Mesin-mesin tersebut akan beroperasi sesuai dengan semestinya

    bila didukung oleh standar operasional dan perawatan yang benar.

    Guna mendukung kelancaran operasional, maka diperlukan suatu

    manajemen perawatan yang meliputi dari perawatan ringan (pelumasan,

    pemeriksaan, setting) sampai kepada perawatan yang berat (penggantian

    komponen dan overhaul). Manajemen perawatan yang baik mendukung kinerja

    perawatan mesin menjadi efektif dan efisien serta akan dapat meminimalkan

    kerusakan-kerusakan yang terjadi selama proses operasi.

    Menurut Gaspersz (2007), perawatan merupakan suatu kegiatan yang

    diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu system

    produksi, sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai

    dengan yang dikehendaki.

    Manajemen perawatan yang terpadu akan dapat memaksimalkan

    kelancaran produksi, karena dengan diketahuinya jenis-jenis kerusakan setiap

    komponen mesin pada saat perawatan dapat diambil tindakan pencegahan ataupun

    tindakan lain yang sebaiknya dilakukan. Tindakan yang tepat dalam penanganan

    kerusakan mesin dapat meminimalkan biaya yang ditimbulkan karena mesin

    berhenti beroperasi (downtime).

    Downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen system tidak dapat

    digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga membuat fungsi

    sistem tidak berjalan. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip utama

    dalam manajemen sistem perawatan adalah untuk menekan periode kerusakan

    (breakdown period) sampai batas minimum, maka keputusan penggantian

    komponen sistem berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting. (A.

    S. Corder, 1996, Hal. 4).

  • 3

    PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia memulai usahanya secara komersil di tahun

    1977 dengan memproduksi caustic soda. Kemudian pada tahun 1978 memperluas

    usahanya dibidang pulp dan kertas sehingga menjadikannya industri yang pokok

    dibidang pulp dan kertas. Hal ini merupakan perluasan usaha yang logis karena

    caustic soda merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan kertas.

    PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia mempunyai bagian departemen yang

    mengurusi alat-alat instrumentasi yaitu bagian instrumen yang merupakan bagian

    dari departemen engineering. Dalam bagian instrumentasi terdapat beberapa

    bagian yang dipisahkan menurut mesin-mesin pembuat kertasnya. Instrument

    adalah bagian dari perusahaan yang mengurusi alat-alat instrumentasi yang

    terdapat di mesin-mesin pembuat kertas. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sampai

    saat ini sudah memiliki mesin pembuat kertas sebanyak 12 mesin (PM1 sampai

    dengan PM12), mesin pembuat coating kertas sebanyak 3 mesin (OMC1 sampai

    dengan OMC3) dan 1 mesin pembuat kertas karbon yaitu mesin NCR. Dalam

    masing-masing mesin pembuat kertas tersebut terdapat alat instrumentasi yaitu

    dinamakan QCS Scanner, didalam alat tersebut terdapat sensor-sensor yang

    berfungsi untuk mengukur kondisi kertas atau kualitas kertas yang sedang

    diproduksi. Alat instrumentasi QCS Scanner tersebut mengukur kondisi kertas

    antara lain berat kertas (gsm), kandungan air dalam kertas / moisture (%),

    kandungan filler dalam kertas / Ash (%), ketebalan kertas / thickness (mikron),

    dan warna kertas. Alat instrumentasi QCS Scanner tersebut mempunyai beberapa

    komponen-komponen didalamnya diantara lain sensor-sensor, temperature

    control, motor, belt, power track, cable, motor controller, card, power supply dll.

    Beberapa bagian komponen tersebut mempunyai masa pakai (life time) dan bisa

    rusak. Di beberapa mesin pembuat kertas beberapa memakai alat tersebut untuk

    mengukur kondisi kertas, beberapa dari mesin kertas tersebut menggunakan alat

    instrumentasi QCS Scanner type 2200-2.

    Alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2 tersebut dibuat oleh

    perusahaan automation berasal dari Amerika yang bernama Measurex, Inc.

    Perusahaan tersebut kemudian pada tahun sekitar tahun 2000 dibeli oleh

    perusahaan automation yang bernama Honeywell, Inc. Setelah itu semua

    penjualan dan pengadaan spare part langsung dikelola oleh perusahaan

  • 4

    Honeywell. Inc sampai saat ini. Alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2

    tersebut dipakai beberapa mesin pembuat kertas di PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,

    antara lain di PM10 (2 buah), OMC2 (5 buah), PM11 (1 buah), dan PM12 (2

    buah). Jadi total banyaknya alat tersebut yang digunakan di PT. Pabrik Kertas

    Tjiwi Kimia sebanyak 10 buah. Alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2

    tersebut sudah digunakan di beberapa mesin pembuat kertas di PT. Pabrik Kertas

    Tjiwi Kimia sejak tahun 1996. Dengan semakin lamanya penggunaan alat tersebut

    namun memiliki peran yang penting dalam proses pembuatan kertas maka

    program perawatan sangatlah dibutuhkan pada alat ini agar dapat mempunyai usia

    pakai yang lama dengan tingkat keandalan yang memadai.

    Menurut Lewis, E.E (1987:12), Keandalan suatu peralatan adalah fungsi

    waktu dan berbanding terbalik dengan waktu, artinya semakin bertambah usia

    pakai suatu peralatan, keandalannya cenderung menurun. Mengingat usia

    pemakaian dari alat tersebut sudah lama namun keberadaan alat tersebut memiliki

    peranan yang penting, maka program perawatan yang tepat sangat dibutuhkan

    bagi alat ini agar dapat mempunyai usia pakai yang lama dengan tingkat

    keandalan yang memadai

    Keterbatasan anggaran pemeliharaan alat merupakan salah satu pemicu

    pemeliharaan yang dilaksanakan selama ini hanya terpaku pada buku petunjuk

    manual book dimana kurang memperhitungkan sisa usia pakai sebuah komponen

    atau dengan kata lain selama komponen belum mengalami kerusakan maka

    komponen tersebut akan tetap digunakan. Hal ini pada suatu saat, justru akan

    mengakibatkan pengeluaran/biaya yang cukup besar apabila terjadi kerusakan

    pada saat pengoperasiannya. Disisi lain apabila diterapkan kebijakan

    melaksanakan pemeliharaan secara terus menerus akan mengakibatkan beban

    anggaran yang tinggi, oleh sebab itu diperlukan kegiatan pemeliharaan

    (maintenance task) yang optimum, yaitu tercapainya tingkat keandalan komponen

    melalui penentuan interval penggantian komponen kritis pada alat intrumentasi

    QCS Scanner type 2200-2. Selama ini perusahaan hanya melakukan kegiatan

    penggantian komponen dengan cara menunggu komponen tersebut rusak atau

    mengganti sesuai dengan rekomendasi dari supplyer alat tersebut.

  • 5

    Berdasarkan uraian diatas, tindakan perawatan perlu difokuskan pada

    pembuatan keputusan untuk menentukan komponen kritis yang mempunyai resiko

    rusak yang tinggi dan penggantian komponen alat instrumentasi QCS Scanner

    type 2200-2 yang diharapkan bisa meminimumkan downtime. Oleh karena itu,

    perlu adanya penelitian yang akan mengkaji tentang optimalisasi penentuan

    interval waktu penggantian spare part alat/komponen kritis dan meminimumkan

    total biaya pemeliharaan guna meningkatkan keandalannya.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana menentukan distribusi kerusakan dari komponen-komponen

    alat instrumentasi QCS Scanner type 2200,

    2. Bagaimana menentukan jenis komponen kritis dari alat instrumentasi QCS

    Scanner type 2200-2,

    3. Bagaimana menentukan interval waktu penggantian komponen kritis pada

    alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2,

    4. Apakah penggantian komponen kritis yang dilakukan cukup efektif bila

    dilihat dari sisi biaya.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Menentukan distribusi kerusakan dari komponen-komponen alat

    instrumentasi QCS Scanner type 2200-2,

    2. Menentukan jenis komponen kritis dari alat instrumentasi QCS Scanner

    type 2200-2,

    3. Menentukan interval waktu dan biaya penggantian (replacement) optimum

    dari komponen kritis alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2,

    4. Menentukan biaya penggantian komponen kritis alat instrumentasi QCS

    Scanner type 2200-2.

  • 6

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan

    dalam melakukan evaluasi terhadap strategi manajemen pemeliharaan

    yang selama ini dilakukan pada bagiannya,

    2. Memberikan kontribusi pada perusahaan dalam membuat kebijakan

    menentukan interval penggantian komponen yang meminimumkan biaya

    total operasional,

    3. Meningkatkan usia pakai (life time) alat instrumentasi QCS Scanner type

    2200-2,

    1.5 Batasan Permasalahan

    Untuk menentukan arah serta menyederhanakan permasalahan agar sesuai

    dengan tujuan penelitian, maka ditetapkan batasan yang digunakan:

    1. Penelitian dilakukan pada 1 alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2

    yang digunakan di beberapa mesin pembuat kertas di PT. Pabrik Kertas

    Tjiwi Kimia,

    2. Data yang diteliti merupakan data komponen kritis, yaitu komponen-

    komponen yang mempengaruhi hidup matinya sebuah sistem dalam hal ini

    alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2,

    3. Aspek teknis pelaksanaan perawatan (service) seperti tata cara

    pembongkaran alat, peralatan yang dibutuhkan dan teknik-teknik khusus

    dalam pemasangan komponen tidak termasuk dalam pembahasan,

    4. Analisa perhitungan interval penggantian dilakukan hanya pada tingkat

    komponen, yaitu spare part alat instrumentasi QCS Scanner type 2200-2,

    5. Rincian data down-time dan frekuensi kegagalan hanya terhadap

    komponen-komponen atau spare part alat instrumentasi QCS Scanner type

    2200-2,

  • 7

    1.6 Asumsi

    Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengaruh lingkungan dan operator sejak awal hingga saat ini dianggap

    konstan atau sama

    2. Semua faktor-faktor eksternal lainnya yang tidak terduga dapat diabaikan.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah

    sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, batasan permasalahan, asumsi

    permasalahan dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam proses penelitian

    permasalahan tesis ini.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan

    hingga penyusunan laporan penelitian.

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Bab ini berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari

    penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan

    masalah.

    BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang analisa hasil pengolahan data dan pemecahan

    masalah.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil

    pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak

    perusahaan.