Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

20
ISSUE LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN OLEH Kelompok II: ANNA TRISNA DEWI 14.401.12.012 ANUGRAH ROSALIA INDAH 14.401.12.013 APRILIA WISUDAYANTI 14.401.12.014 ARIF FEDERALLI 14.401.12.015 ARIEF ROCHMAN 14.401.12.016 ARIS FADHOLI 14.401.12.017 AULIA PUTRI RAMADHANTI 14.401.12.018 AVIVATUR ROHMAH 14.401.12.019 AYUS PUI RAHAYU 14.401.12.020 BADI’ ATUL MAHBUBAH 14.401.12.021 BANGKIT SETYAWAN 14.401.12.022 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

description

issue legal

Transcript of Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Page 1: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

ISSUE LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN 

OLEH Kelompok II:       ANNA TRISNA DEWI 14.401.12.012

       ANUGRAH ROSALIA INDAH 14.401.12.013

       APRILIA WISUDAYANTI 14.401.12.014

       ARIF FEDERALLI 14.401.12.015

       ARIEF ROCHMAN 14.401.12.016

       ARIS FADHOLI 14.401.12.017

       AULIA PUTRI RAMADHANTI 14.401.12.018

       AVIVATUR ROHMAH 14.401.12.019

       AYUS PUI RAHAYU 14.401.12.020

       BADI’ ATUL MAHBUBAH 14.401.12.021

       BANGKIT SETYAWAN 14.401.12.022

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATANAKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

TahunAkademik 2012/2013 – Semester Ganjil (1)

Page 2: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGKeperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai

wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.

Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

ISU LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

A. Pengertian legal

Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia).

B. Dimensi legal

Perawat harus tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya untuk memberikan kepastian

bahwa keputusan & tindakan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum:

Page 3: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

a)     Kontrak dalam Praktek

Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara 2 atau lebih

partai untuk mengerjakan atau tidak mengerjaka n.

b)     Sebagai tenaga profesioanl yang mempunyai kemampuan memberi jasa keperawatan, askep

tidak akan terwujud tanpa adanya pertemuan & kerja sama antara perawat, pihak yang

mengerjakan perawat & pasien.

c)       2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah kontrak antara

perawat & institusi yang memperkerjakan perawat & kontrak antara perawat dengan klien.

d)       UU yang mengatur hubungan kerja ini adl UU RI No 13 thn 2003.

e)     Dalam konteks hukum kontrak sering disebut perikatan atau perjanjian.

Perikatan berarti mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain.

Hal yang mengikat tersebut dapat berupa perbuatan, peristiwa & keadaan (Muhamad,1990).

Hukum perikatan diatur dalam Kitab UU perdata : pasal 1239 menyatakan bahwa perikatan,

lahir karena suatu persetujuan atau karena uu; pasal1234 bhw perikatan ditujukan untuk

memberi sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.

Kewajibanan yang harus dipenuhi dalam perikatan tersebut:

a)      Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat (Muhammad,1990) :

(1)   Ada persetujuan kehendak antara pihak2/ yg membuat perjanjian (consensus)

(2)   Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity).

(3)   Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal.

b)      Kontrak kerja antara perawat & institusi kerja meliputi:

1)      Gaji,

2)      Jam kerja,

3)      Asuransi kesehatan,

4)      Ijin cuti dll.

c)   Kontrak kerja antara perawat klien dilakukan sebelum pemberian asuhan

keperawatan.

1)      Kontrak pada dasarnya untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yang bekerja sama.

Page 4: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

2)      Secara hukum kedua belah pihak dapat menggugat apabila rekanan kerjanya melanggar

kontrak yang telah disepakati.

     Melindungi perawat dari liabilitas.

a.       Area Liabilitas

(1)   Malpraktik 

Malpraktik mengacu pada tindakan kelalaian yang dilakukan oleh seseorg yang terlibat dalam

profesi atau pekerjaan yang sangat membutuhkan keterampilan teknis profesional

Unsur bukti malpraktik keperawatan : 

(a) Tugas perawat terhadap klien untuk memberikan perawatan & mengikuti standar yang

dapat diterima.

(b) Pelanggaran tugas yang dilakukan oleh perawat.

(c) Cedera yang terjadi pada klien.

(d) Hubungan kausal antara pelanggaran tugas & cedera yang disebabkan oleh pelanggaran

tersebut.

   Menurut IOM 44.000s/d98.000 kematian terjadi karena kesalahan medis setiap

tahunnya(Kohn,2000). Berdasarkan laporan tersebut dibentuk sistem pelaporan kesalahan

medis yang dimandatkan, termasuk pusat keamanan pasien nasional.

Sistem pelaporan & pasti keamanan bekerja sama untuk mengurangi kesalahan sistem.

Kesalahan adalah kegagalan menyelesaikan tindakan terencana sesuai dengan yang

diharapkan atau penggunaan rencana yang salah untuk mencapai suatu tujuan (Kohn,2000).

Perawat bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, baik sebagai praktisi independen

atau pegawai dari suatu institusi kesehatan.

(2)   Dokumentasi

Menurut hukum, jika suatu tindakan tidak didokumentasikan, berarti pihak yang

bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Jika perawat tidak melaksanakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau

mendokumentasikan secara tidak benar dapat dituntut melakukan kelalaian atau malpraktik.

Dokumentasi keperawatan harus dapat dipercaya secara legal.

Dokumentasi dapat dipercaya bila memenuhi hal-hal sebagai berikut (Tappen, Weiss &

Whitehead,2001) :

(a)    Dilakukan pada periode waktu yang sama

Page 5: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

(b)   Akurat

(c)    Jujur

(d)   Tepat

 Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal & dapat diperlihatkan di pengadilan

sebagai bukti.

(3)   Pendelegasian.

American Nurses Association Code for Nurses (1985) menyatakan perawat melatih penilaian

berbasis informasi & menggunakan kompetensi & kualifikasi individu sebagai kriteria dalam

mendapatkan konsultasi, tanggung jawab & mendelegasikan aktivitas keperawatan kepada

orang lain.

Perawat bertanggung gugat terhadap perawatan yang diberikan kepada klien

meskipun perawatan tersebut telah didelegasikan ke bawahannya.

Pendelegasian adalah pemindahan wewenang ke individu yang kompeten untuk

melaksanakan suatu tugas keperawatn tertentu dalam situasi tertentu (NCSBN, 1990)

Untuk mendelegasikan tugas secara aman perawat harus mendelegasikan dengan tepat &

melakukan supervisi secara adekuat (Barter & Furmidge, 1994).

Komponen jaringan pengambilan keputusan untuk pendelegasian (NCSBN,1997) :

(a)    Tingkat keparahan klien

(b)   Tingkat kemampuan personel pembantu tak berlisensi

(c)    Tingkat kemampuan perawat yang berlisensi

(d)   Kemungkinan terjadi cedera

(e)    Berapa kali keterampilan tersebut dilakukan oleh UAP

(f)    Tingkat pengambilan keputsan yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut

(g)   Kemampuan klien untuk perawatan diri

AACN (1990) merekomendasikan untuk mempertimbangkan 5 faktor yang

mempengaruhi pendelegasian :

(a)    Potensi terjadi bahaya

(b)   Kerumitan tugas

(c)    Pemecahan masalah dan inovasi yang diperlukan

(d)   Hasil akhir yang tidak dapat diperkirakan

Page 6: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

(e)    Tingkat interaksi dengang klien yang dibutuhkan

(4)   Persetujuan Tindakan (Informed Consent)

Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat oleh klien untuk menerima

rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk resiko terapi dan

fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut telah diberikan oleh dokter.

Tanggung jawab perawat adalah menyaksikan pemberian persetujuan tindakan, yang meliputi

hal-hal :

(a)    Menyaksikan pertukaran antara klien dan dokter

(b)   Memastikan bahwa klien benar-benar paham

(c)    Menyaksikan klien menandatangani formulir persetujuan tindakan

(d)   Jika perawat hanya menyaksikan tanda tangan klien dan tidak pertukaran informasi,

perawat harus menulis “hanya menyaksikan tanda tangan” pada formulir.

3 unsur utama persetujuan tindakan :

(a)   Persetujuan harus diberikan secara sukarela

(b)  Persetujuan harus diberitahukan oleh individu yang memiliki kapasitas dan kompetensi

untuk memahami

(c)  Klien harus diberi cukup informasi agar dapat menjadi pengambil keputusan utama

(5)   Insiden dan Manajemen Resiko

Laporan insiden adalah catatan institusi yang diwajibkan oleh jCAHO yang berisi

insiden atau kejadian tidak biasa

Laporan insiden ditulis dengan tujuan :

   (a) Memberikan data statistik tentang insiden

   (b) Membantu personel kesehatan mencegah insiden di masa datang

Laporan insiden ditinjau oleh departemen manajemen resiko. Manajemen resiko bertugas

untuk mengidentifikasi resiko, mengendalikan kejadian, mencegah dan mengendalikan

liabilitas (Huber,2000)

(6)    Surat Wasiat

Page 7: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Surat Wasiat adalah deklarasi seseorang tentang bagaimana properti orang tersebut

dibagikan setelah kematiannya. Perawat dapat diminta menjadi saksi pembuatan surat wasiat.

Jika perawat menyaksikan penandatanganan surat wasiat, perawat harus menulis catatan di

catatan klien bahwa surat wasiat telah dibuat dan persepsi perawat mengenai kondisi fisik dan

mental klien.

(1)    Perintah Tidak Meresusitasi (DNR)

Dokter dapat membuat perintah tidak meresusitasi pada klien yang berada dalam tahap

penyakit terminal atau mengharapkan kematian

ANA membuat rekomendasi mengenai program DNR sebagai berikut:

(a)  Nilai dan pilihan klien yang kompeten harus selalu diberikan prioritas tertinggi

(b)   Ketika klien tidak kompeten, surat pelimpahan kekuasaan atau wakil pembuat keputusan

yang bertindak atas nama klien harus membuat keputusan tentang terapi perawatan kesehatan

klien

Keputusan DNR harus selalu menjadi subjek pembahasan yang eksplisit antara klien,

keluarga, setiap wakil pengambil keputusan yang ditunjuk yang bertindak atas nama klien &

tim perawatan kesehatan klien. Perintah DNR harus secara jelas didokumentasikan. Jika

bertentangan dengan keyakinan personal perawat untuk melakukan perintah DNR, perawat

sebaiknya berkonsultasi dengan manajer perawat untik perubahan penugasan.

(2)   Eutanasia

Eutanasia adalah tindakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan kematian seseorang

yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan

Eutanasia disebut pembunuhan dengan belas kasih (mercy killing)

Eutanasia ditinjau secara hukum adl perbuatan yang salah.

(3)   Kematian dan Isu terkait

Isu legal di sekitar kematian mencakup pengeluaran sertifikat kematian, pelabelan

jenazah, otopsi, donasi organ dan pemeriksaan penyebab kematian

Perawat memiliki tugas untuk menangani jenazah dengan penuh martabat dan memberi label

jenazah dengan tepat.

(4)   Tawar Menawar Kolektif

Tawar menawar kolektif adalah suatu proses pengambilan keputusan formal antara

perwakilan manajemen dan perwakilan tenaga kerja untuk menegosiasikan gaji dan kondisi

pekerjaan, termasuk jam kerja, lingkungan kerja dan keuntungan tambahan dari pekerjaan.

Pada tahun 1999 ANA mendirikan UAN sebagai serikat pekerja untuk perawat terdaftar di

Amerikat Serikat.

Page 8: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Tawar menawar kolektif lebih dari sekedar negosiasi gaji dan jam kerja, tetapi ini

adalah suatu proses kontinu yang dapat menangani masalah pekerjaan dan hubungan dari hari

ke hari dengan cara demokrasi dan teratur.

Keluhan atau kesulitan sehari-hari ditangani melalui prosedur keluhan, suatu rencana formal

yang di buat dalam kontrak.

B. KONSEP TELENURSINGTelenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien

sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di IndonesiaPerkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai

bidang yang meliputi:

Page 9: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya

penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999).

Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.

b.Definisi :Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi

komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer )

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

B.Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursingAplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursingcentre dan

melalui unit mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases.

Page 10: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.

Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing.

Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7 pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya

Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.

Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.

Page 11: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait denganbeberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerahyang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapatmenjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah harirawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.Telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika,Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.

Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan diInggris.Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas danmerata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasitelenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD)outpatient) yangmempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, danhari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayananasuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawatbayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibubersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasiensama seperti telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagiandi Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagaikoordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yangmenerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negarabagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursingmasih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya

Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka,injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :1.   Faktor legalitasDapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.2.   Faktor financial

Page 12: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing3.   Faktor SkillAda dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.4.   Faktor MotivasiMotivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. Di indonesia sendiri telenursing baru diterapkan disalah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada.

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula

Page 13: Issue Legal Dalam Praktek Keperawatan

digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN1.   Telenursing adalah bagian integral dari telehealth2.   Telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional3.   Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga4.   Telenursing efektif digunakan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan

DAFTAR PUSTAKA        http://nenesekaandriyana.blogspot.com/2011/10/isu-legal-dalam-praktek-keperawatan.html        http://google.com       http://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226       http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm       http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News &file=article&sid=71       http://ara05.wordpress.com/2009/05/08/telenursing/