ISI.docx

19
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf manusia adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.Dalam rangka mempelajari perubahan kapasitas fungsi tubuh manusia sebagai suatu sistem, termasuk mempelajari berbagai sistem organ serta pola komunikasi antar sistem organ tersebut.Sistem pengendali tubuh secara garis besar di lakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf dan sistem endokrin mengendalikan beragam fungsi tubuh dengan proses dasar yang tidak jauh berbeda, yaitu memerlukan integrasi di otak dan dapat mempengaruhi proses organ lain. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh, sistem saraf memungkinkan mahluk hidup tangga dengan cepat terhadap 1

Transcript of ISI.docx

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSistem saraf manusia adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.Dalam rangka mempelajari perubahan kapasitas fungsi tubuh manusia sebagai suatu sistem, termasuk mempelajari berbagai sistem organ serta pola komunikasi antar sistem organ tersebut.Sistem pengendali tubuh secara garis besar di lakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf dan sistem endokrin mengendalikan beragam fungsi tubuh dengan proses dasar yang tidak jauh berbeda, yaitu memerlukan integrasi di otak dan dapat mempengaruhi proses organ lain. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh, sistem saraf memungkinkan mahluk hidup tangga dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan luar maupun dalam.Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan saraf tepi.Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel laiinya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tangapan terhadap rangsangan.

Sistem saraf pada manusia di bagi menjadi tiga yaitu saraf otak, saraf sumsum tulang belakang, dan saraf tepi.Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf pusat.Pada saraf tepi, saraf menghubungkan antara saraf pusat dengan indera dan otot. Saraf otak ibarat chip dalam komputer. Sistem saraf sendiri merupakan cabang dari sistem koordinasi selain sistem hormon dan sistem otot.Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (perifer).Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis.Sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen.B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang di maksud dengan proses sensorik dan motorik?2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan proses sensorik dan motorik?3. Bagaimana tahap-tahap proses sensorik dan motorik?

C. Tujuan 1. Mengetahui deskripsi proses sensorik dan motorik 2. Menetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan proses sensorik dan motorik3. Mengetahui tahap-tahap poses sensorik dan motoric

D. Manfaat Dapat menambah pengetahuan atau cara pandang pembaca dan penulis dalam mempelajari dan mengetahui proses sensorik dan motorik

BAB IIPEMBAHASAN

A. Deskripsi Proses Sensorik dan Motorik Sensorik Motorik : Pertumbuhan kognitif didasarkan pada tindakan panca indera dan motorik. Dimulai dengan tindakan yang terutama berbentuk reaksi refleks. Dalam tahap terakhir dari periode sensori motor, anak membentuk gambaran mental, dapat meniru tindakan orang lain yang telah lalu dan merancang arti baru dari pemecahan persoalan dengan menggabungkan skema yang didapat sebelumnya dengan pengetahuan secara mental. Dalam periode singkat dari 18 bulan atau 2 tahun anak itu telah mengubah dirinya dari organisme yang sama sekali tergantung pada sifat refeleks bawaan lainnya menjadi orang yang mampu berpikir secara simbolik.Proses MotorikIstilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud gerakan.Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut meliputi penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik. Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi pemberian, pengaturan dan pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh yang terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Untuk memberikan pengertian yang lebih operasional tentang gerak, maka diperlukan suatu batasan yang lebih spesifik. Batasan yang dimaksud adalah pengertian gerak dari gerak manusia melakukan aksi-aksi motorik misalnya perubahan tempat,posisi dan ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam melompat, berjalan, berlari atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses motorik,sebaliknya motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan merupakan penyebab terjadinya gerak.Sedangkan proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :a.Gerakan refleksb.Gerakan terprogramc.Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjitd.Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan Hubungan Sensorik dan Motorik Berdasarkan definisinya dapat di simpulkan bahwa hubungan sistem sensorik dan sistem motorik ialah sistem sensorik sebagai penerima stimulus atau rangsangan dari dalam maupun luar tubuh yang di terima oleh alat indera kemudian akan di kirimkan ke sistem saraf pusat lalu di olah kemudian di sampaikan ke sistem motorik dalam hal ini organ organ tubuh yang kemudian akan menjadi tindakan refleks maupun nonrefleks terhadap rangsangan rangsangan tersebut.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik dan Mororik Faktor yang mempengaruhi fungsi sensorik1. Usiaa.Bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori, jalur sarafnya masih belum matangb.Pengelihatan berubah selama usia dewasa mencakup presbiopia (ketidak mampuan memfokuskan pada objek dekat) dan kebutuhan kacamata baca (biasanya terjadi dari usia 40 sampai 50).c.Pendengaran berubah, yang di mulai pada usia30, termasuk penurunan ketajaman pendengaran. Kejelasan berbicara, perbedaan pola tinggi suara, dan kedalam presepsi, dan penurunan ambang pendengaran. Tinnitus seringkali menyertai hilangnya pendengaran sebagai efek samping obat. Lansia mendengar suara pola rendah dengan baik tetapi mempunyai kesulitan mendengar percakapan dengan latar belakang yang berisik.d. Lansia mengalami penurunan lapang pengelihatannya, peningkatan sensitivtas cahaya yang menyilaukan, kerusakan pengelihatan pada malam hari, penurunan akomodasi dan kedalaman presepsi, dan penurunan diskriminasi warna.e.Lansia memiliki kesulitan membedakan konsonan (f, s, ch). Suara bicara bergetar, dan terdapat perpanjangan presepsi dan reaksi berbicara.f. Perubahan gustatori dan olfaktori mencakup penurunan dalam jumlah ujung saraf pengecap dalam tahun terakhir dan penurunan serabut saraf alfaktori. Pada usia 50 penurunan diskriminasi rasa dan sensitivitas terhadap bau adalah umum.g. Propriaseptif berubah setelah usia 60 termasuk kesulitan dengan keseimbangan, orientasi mengenai tempat koordinasi.h. Lansia mengalami perubahan dan taktil, termasuk penurunan sensitifitas terhadap nyeri, tekanan dan suhu.2. MedikasiBeberapa antibiotika (mis. Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara permanen dapat merusak saraf optik. Obat-obatan analgesic narkotik, sedetif, dan antidepresen dapat mengubah presepsi dan stimulus.3. LingkunganStimulus lingkungan yang berlebihan (mis. Peralatan yang bising dan percakapan staf di dalam unit perawatna intensif) dapat menghasilkan beban sensori yang berlebihan, ditandai dengan kebingungan disorientasi, dan ketidak mampuan membuat keputusan. Stimulus lingkungan yang terbatas (mis.Dengan isolasi) dapat mengarah pada deprivasi sensori. Kualitas lingkungan yang buruk (mis.Penerangan yang buruk, lorong yang sempit, latar belekng yang bising) dapat memperburuk sensori.4. Tingkat kenyamananNyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan beraksi terhadap stimulus.5. Penyakit yang ada sebelumnyaPenyakit vaskuler perifer dapat menyebebkan penurunan sensasi pada ekstrimitas dan kerusakan kognisi. Diabetes kronik dapat mengarah pada penurunan pengelihatan, kebutaan atau neuropati perifer. Strok dapat menimbulkan kehilangan berbicara, beberapa kerusakan neurologi merusak fungsi motorik dan penerimaan emosi.6. MerokokPenggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf pengecap, mengurangi persepsi rasa.7. Tingkat kebisinganPemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada pekerjaan kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.8. Intubasi endotrakeaKehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasangan selang endotrakea melalui mulut atau hidung ke dalam trakeaFaktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar motorik (Suryabrata,1983)a.Bahan yang dipelajari b.Faktor lingkungan: lingkungan alam maupun socialc.Faktor instrumentald. Kondisi individu siswa

Singer (1980) dalam proses belajar motorik perlu mempertimbangkan 3 hal:a.Faktor proses belajar: bagaimana siswa mengolah informasi shg terjadi gerakanb.Faktor personal: ketajaman berpikir, persepsi, ukuran fisik, pengalaman, emosi, kapabilitas, motivasi, jenis kelamin dan usiac.Faktor situasi: alami dan social

C. Tahap tahap Proses Sensorik Motorik Tahap-tahap sensorik1. Sensori-motorik (2 tahun pertama)Ciri-ciri : penggabungan bentuk-bentuk refleks menjadi bentuk gerakan yang dibuat pertama kali hanya untuk diulang, kemudian dipelihara dan kemudian menghasilkan perubahan baru dalam lingkungan; secara tetap objek diterima dan merupakan awal dari pikiran yang benar.2. Preoperasional ( 2 7 tahun)Ciri-ciri:adanya pemikiran yang tidak beraturan; terjadi perkembangan gambaran internal dan bahasa; terdapat ciri egosentris, animisme dan pemikiran yang salah tentang hubungan sebab akibat.a.sub-tahap preconceptual: perkembangan bahasa secara cepat, mulai menggunakan bahasa, cenderung menggolongkan sesuatu secara tidak akurat. Contoh : memanggil semua pria dengan sebutan ayah.b.sub-tahap perceptual atau intuitive: pikiran sering muncul tapi tetap dipusatkan pada kemunculannya dari pada pengertiannya. Cenderung berpusat pada aspek yang dapat diperhatikan dari suatu benda yang dapat dilihat dan oleh karena itu mengalami kegagalan untuk penyimpan ciri-ciri dalam segi isi, jumlah dan penyusunannya. Dapat menemukan hubungan yang benar melalui proses coba-salah tapi tidak dapat berpikir dengan cara yang fleksibel tentang hubungan timbal balik.3. Operasional-konkret (7 12 tahun)Ciri-ciri:munculnya pemikiran yang teratur; proses berpikir logis dan dapat dibalik tapi terbatas pada area pengalaman konkret anak ;menemukan strategi-strategi pilihan ( contoh: dua cara untuk pergi ke toko); dapat mengoordinasi suatu bagian-seluruh, klasifikasi bertingkat; memahami pemeliharaan dari angka, menyusun dan lainnya.4. Operasional formal ( 12 tahun ke atas)Ciri-ciri:mulai mampu berpikir dengan logis, berpikir dari proposisi hipotesis; mampu mengevaluasi hipotesis dengan menguji pemecahan yang memungkinkan; dapat berpikir tentang cara berpikir dan menggunakan teori sebagai panduan pikiran.Piaget menamakan setiap cara untuk mengetahui sekitar sebagai sebuah skema. Skema: urutan perilaku yang dituntun oleh pikiran, contoh: ketika bayi menghisap, mereka melatih skema menghisapnya. Hisapan pertama mereka tampak sederhana dan memiliki gaya yang tidak fleksibel; mereka perlu menyesuaikan cara mengatur mulutnya sehingga pas dengan objek yang dihisapnya (contoh: botol susu). Untuk membuat penyesuaian, mereka mengakomodasi skema menghisapnya dengan bentuk botol susu. Hal ini memungkinkan mereka mengasimilasi botol susu ke dalam skema menghisapnya. Kombinasi dari asimilasi dan akomodasi dihasilkan dalam perilaku adaptif yang membantu bayi untuk bertahan. Bayi muda melihat suatu benda kemudian benda itu disembunyikan, mereka terlihat tidak menyadari bahwa objek itu tetap pada tempatnya. Menurut Piaget yang dinamakan object permanent adalah ide bahwa benda2 tetap ada meskipun tidak lama kemudian kita tidak dapat melihatnya. Bayi cenderung mencapai object permanentnya dengan mematuhi orang sebelum mereka mematuhi benda mati dan mereka mencapainya dengan mematuhi ibu mereka sebelum mereka mematuhi orang lain (Gouin-Decarie 1965)Tahap proses motorik Fitts dan Posner (1967) Membagi tiga tahapan belajar motorik:a.Tahap kognitifb.Tahap asosiatifc.Tahap otomatisasiTAHAP KOGNITIF1.Pada tahap iniisyarat dipahami dan diformulasikan dlm rencana yg berupa konsep-konsep verbal untuk dilakukan tahap berikutnya2.Dituntut kecakapan persepsi untuk memformulasikan stimulus-terima menjadi respon-respon yang akan dilakukan3.Siswa mulai berpikir dan merencanakan tentang gerakan yg dipelajari (motor plan)4.Pada tahap ini terjadi banyak kesalahan, dan peran intelektual penting untuk membentuk motor plan yang benar TAHAP ASOSIATIF1.Pada tahap ini mengutamakan latihan2.Latihan untuk perbaikan gerakan sesuai dengan ketentuan3.Latihan berulang-ulang untuk memperkuat stimulus dan respons4.Pada tahap ini sudah mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerak yang dilakukan5.Gerakan yang dilakukan sudah mulai konsisten tetapi masih belum otomatisTAHAP OTOMATIS1.Pada tahap ini gerakan yang dilakukan tidak lagi memerlukan konsesntrasi penuh, gerakan yang dilakukan hampir tidak terpengaruh oleh kegiatan lain yang simultan2.Gerakan dilakukan secara otomatis3.Untuk mencapai ini dilakukan latihan secara terus menerus dalam waktu yang lama.ROBB (1972) membagi tahap-tahap belajar motorik sebagai berikuta.Tahap pembentukan rencanab. Tahap latihanc.Tahap pelaksanaanHurlock (1990), cara praktis belajar gerak:a.Belajar dengan coba ralatb.Belajar dengan cara meniruc. Belajar dengan cara dibimbing

BAB IIIPENUTUP

A.Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Sensorik Motorik : Pertumbuhan kognitif didasarkan pada tindakan panca indera dan motorik. Dimulai dengan tindakan yang terutama berbentuk reaksi refleks.Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.Faktor yang mempengaruhi sensorik yaitu : usia, medikasi, lingkungan, . Tingkat kenyamanan, penyakit yang ada sebelumnya, Intubasi endotrakea, merokok dan tingkat kebisingan.Faktor yang mempengaruhi motorik yaitu :a. Bahan yang dipelajari b. Faktor lingkungan: lingkungan alam maupun socialc. Faktor instrumentald. Kondisi individu siswaTahap proses sensorik dan motorik yaitu : Sensori-motorik, Preoperasional, Operasional-konkret (7 12 tahun), Operasional formal ( 12 tahun ke atas). Tahap proses motoric menurut Fitts dan Posner (1967) Membagi tiga tahapan belajar motorik: Tahap kognitif, Tahap asosiatif, Tahap otomatisasi.B.Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://aghaners.blogspot.com/2011/11/sistem-motorik.htmlhttp://ulya07.wordpress.com/2010/03/09/tahap-tahap-belajar-motorik/http://chrysan-psy-psikologi.blogspot.com/2009/03/perkembangan-kognitif tahap-tahap.htmlhttp://chandrabara.blogspot.com/2013/09/biopsikologi-dan-sensorik-motorik.html12