repository.unhas.ac.id › ... › 1971 › isi.docx?sequence=1 · Web viewBAB IIProses...
Transcript of repository.unhas.ac.id › ... › 1971 › isi.docx?sequence=1 · Web viewBAB IIProses...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini Money changer atau tempat
penukaran uang asing sudah menunjukkan eksistensinya. Money changer dianggap
berjasa dalam memudahkan masyarakat untuk bertransaksi dengan menggunakan
mata uang asing. Persaingan usaha ini meningkat seiring dengan makin
bertambahnya perusahaan yang bergerak di bidang serupa dan berbagai bank yang
turut mengadakan penukaran uang asing di banknya.
Dikutip dari majalah Trust (akses 1 Maret 2011, 15:25 WITA) Meniagakan
mata uang ternyata tergolong salah satu sektor bisnis berprospek cerah. Indikasinya,
lihat saja populasi penyelenggara money changer yang trennya belakangan ini
cenderung terus meningkat. Hingga saat ini, menurut data Bank Indonesia, jumlah
money changer telah mencapai 317 perusahaan. Angka tersebut ternyata belum
termasuk money changer kelas recehan yang populasinya diperkirakan jauh lebih
banyak lagi.
Bertambahnya sejumlah Money Changer ini mengakibatkan terjadinya
persaingan antar Money Changer dalam memperoleh dan mempertahankan
konsumen. Ada sejumlah hal yang memicu mereka tergiur mencari peruntungan di
sektor ini. Yang pertama adalah karena kalangan pengguna jasanya makin
membludak. Karena itu, otomatis, permintaan terhadap sejumlah mata uang asing
2
(valas) juga terdongkrak naik. Situasi ini menyebabkan konsumen memiliki
banyak pilihan tempat dimana mereka akan melakukan transaksi penukaran mata
uang asing. Saat ini nasabah money changer sudah semakin kritis biasanya mereka
sebelum memutuskan untuk membeli valas, mereka mencari dulu dari sejumlah
money changer dan bank-bank yang kurs valas-nya paling bersaing. Untuk dapat
terus memperoleh konsumen baru dan mempertahankannya maka diperlukan
strategi komunikasi yang tepat.
Masih dikutip dariwww.majalahtrust.com (akses 1 Maret 2011, 15:25 WITA)
Dan berbisnis mata uang makin semarak saja juga karena dipicu oleh keinginan
banyak orang untuk berinvestasi. Nyatanya pula, tren mereka yang gemar
menyimpan mata uang asing kian meluas. Buat mereka, menabung dalam bentuk
valas dipandang lebih aman. Pasalnya, mudah ditebak, nilai tukar rupiah cenderung
terus melemah. Tapi, yang mendorong para penyelenggara money changer jadi
begitu bersemangat adalah adanya jaminan tidak akan merugi. Maklum saja, selama
ini memang ada ketentuan yang memproteksi mereka, yakni harga beli pedagang
selalu lebih rendah ketimbang harga jualnya. Dan mereka masih berpeluang memetik
keuntungan berlipat jika berani berspekulatif di kala fluktuasi harga tengah melanda
sejumlah mata uang. Untuk soal yang terakhir ini, agar tak terpeleset hingga merugi,
memang dibutuhkan keahlian dan kecermatan dengan standar yang memadai. Pendek
kata, berusaha di jasa penukaran uang memang menggiurkan. Dengan pola
3
pengelolaan yang standar saja, sebuah money changer diperkirakan bisa meraup
omzet hingga miliaran rupiah per bulan.
Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan di jalankan, guna mencapai tujuan. Jadi strategi komunikasi, berarti
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang
akan mungkin di hadapi dimasa depan guna mencapai efektifitas (Arifin 1981:8).
Strategi komunikasi dibutuhkan untuk mempertahankan citra perusahaan, ikut
berkompetisi dengan ketatnya persaingan, meningkatkan transaksi pembelian dan
penjualan valuta asing serta meningkatkan mutu pelayanan terhadap khalayaknya.
PT. Haji La Tunrung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
jual beli mata uang asing (valuta asing) bukan Bank atau biasa disebut Money
Changer. Perusahaan yang beroperasi di 24 cabang di Indonesia ini memiliki aktifitas
utama yaitu penukaran dan pencairan valuta asing baik berupa BankNotes (BN) dan
Travellers Cheque (TC). Pedagang valuta asing berizin ke-5 (lima) di seluruh
Indonesia pada 17 Mei 1974. PT. Haji La Tunrung adalah money changer tertua di
Makassar, sebagai pelopor money changer namanya sudah tidak asing lagi di
kalangan khalayaknya, dalam hal ini nasabah.
Khalayak dari PT. Haji La Tunrung adalah tiap orang yang membutuhkan
bertransaksi menggunakan valuta asing. Mulai dari pemilik pakaian cakar yang
mendapatkan uang receh mata uang asing di kantong pakaian jualannya, para
pemuda yang ingin mempersunting calon istrinya dengan mahar 88 riyal, untuk
4
investasi, hingga yang betul-betul membutuhkannya sehari-hari demi kelancaran
bisnis mereka seperti pelayaran/ekspedisi. Buat sebagian orang menabung dalam
bentuk valas dipandang lebih aman, alasannya karena mudah ditebak dan nilai tukar
Rupiah cenderung terus melemah.
Searah dengan adanya upaya PT. Haji La Tunrung dalam meningkatkan
jumlah nasabah maka perlu adanya strategi komunikasi. Salah satu sasaran yang
ingin dicpai oleh PT. Haji La Tunrung dalam melakukan strategi komunikasi adalah
untuk meningkatkan jumlah nasabah, namun kenyataan yang dihadapi saat ini adalah
strategi komunikasi yang dilakukan belum dapat meningkatkan jumlah nasabah.
Adapun perkembangan jumlah nsabah untuk tahun 2007 s/d tahun 2011 yaitu
sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Nasabah
Tahun 2007 – 2011
Tahun Jumlah Nasabah
Perkembangan
Orang %
2007 28.990 - -
2008 32.730 3.740 12,90
2009 33.990 1.260 3,71
2010 35.340 1.350 3,97
2011 32.920 -1.070 -3,02
Sumber : Data diolah dari PT. Haji La Tunrung di Makassar
5
Data tabel 1 menunjukkan perkembangan jumlah nasabah pada tahun 2008,
2009, dan 2010 mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun 2011 terjadi
penurunan. Pada tahun 2008 PT. Haji La Tunrung mengalami peningkatan yang
signifikan, ini diketahui karena terjadi krisis Amerika yang mengakibatkan gejolak
pada kurs USD. Banyak yang memanfaatkan moment tersebut dengan membeli pada
saat kurs USD sangat turun dan menjualnya kembali pada saat kurs sangat tinggi.
Tahun 2011 jumlah nasabah mengalami penurunan, faktor yang menyebabkan
adanya penurunan jumlah nasabah adalah munculnya money changer-money changer
baru yang memberikan nasabah banyak pilihan tempat untuk bertransaksi mata uang
asing apalagi money changer-money changer baru tersebut hadir dengan kurs yang
kompetitif.
Berasarkan uraian tersebut diatas maka akan dilakukan evaluasi mengenai
strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung. Dengan demikian
penulis tertarik dalam memilih judul : “Pengaruh Strategi Komunikasi Money
Changer Pada PT. Haji La Tunrung AMC Makassar Dalam Meningkatkan Jumlah
Nasabah.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung dalam
meningkatkan jumlah nasabahnya?
6
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan strategi komunikasi PT.
Haji La Tunrung dalam meningkatkan jumlah nasabah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian adalah untuk:
a. Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan PT. Haji La Tunrung
dalam meningkatkan nasabahnya.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi
PT Haji La Tunrung dalam peningkatan jumlah nasabah.
2. Kegunaan Penelitian
a. Dari segi teoritis, memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk strategi
komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan pertukaran uang asing.
Selain itu juga memberikan sedikit gambaran mengenai faktor apa yang
mempengaruhi penerapan strategi komunikasi dalam bidang usaha. Hasil
dari penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
khasanah ilmu komunikasi terutama kajian tentang strategi komunikasi
sebuah perusahaan.
b. Dari segi metodologis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberi nilai
tambah yang selanjutnya dapat dikomparasikan dengan penelitian-penelitian
ilmiah lainnya, khususnya yang mengkaji masalah strategi komunikasi dalam
bidang usaha.
7
c. Dari segi praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi
dan dapat menjadi landasan dalam memajukan PT. Haji La Tunrung
AMC. Selain itu, Penelitian ini juga salah satu syarat meraih gelar
kesarjanaan pada jurusan ilmu komunikasi, fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik.
D. Kerangka Konseptual
Arifin (1982:8) menyatakan sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan di jalankan, guna mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Effendy (1990:32), strategi pada hakekatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.
Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.
Suatu perencanaan komunikasi meliputi strategi dan manajemen.
Perencanaan strategi menyangkut tindakan apa yang akan dilakukan sedang
perencanaan manajemen adalah bagaimana hal itu dapat terjadi. (Arifin, 1982:8)
Dalam situasi tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk
mencapai sasaran yang jauh atau banyak jumlahnya. Dalam situasi tertentu pula
komunikasi dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah
laku, seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
8
Menurut Effendy (1993:5) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau
mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung
melalui media. Sedangkan menurut Devito (1997:23) komunikasi adalah sebuah
tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, atau pendapat dari setiap partisipan
komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna.
Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah
efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan
efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam
komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau
khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung
atau menggunakan media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan
komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.
Berdasarkan penjelasan di atas, komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang-
lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak.
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-
waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:301).
9
Perumusan Strategi meliputi (Arifin, 1982:63) :
1. Mengenal khalayak
2. Menyusun pesan
3. Menetapkan metoda
4. Seleksi dan penggunaan media
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi
harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan
pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Komunikasi secara efektif adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude).
2. Mengubah opini (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change behaviour).
Masih menurut Effendy (1981:44), Efek komunikasi yang timbul pada
komunikan sering kali di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Efek Kognitif : adalah yang terkait dengan pikiran nalar atau rasio, misalnya
komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau
tidak sadar menjadi sadar.
b. Efek Afektif : adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya
komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi
gembira.
c. Efek Konatif : adalah efek yang berkaitan timbulnya keyakinan dalam diri
komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki
10
oleh komunikator berdasarkan pesan atau message yang ditransmisikan, sikap
dan prilaku komunikan pasca proses komunikasi juga tercermin dalam efek
konatif.
Cara bagaimana kita berkomunikasi (how to communicate), kita bisa
mengambil salah satu dari dua tatanan di bawah ini:
1. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
2. Komunikasi bermedia (mediated communication).
Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek
perubahan tingkah laku(behaviour change) dari komunikan. Mengapa demikian,
karena kita sewaktu berkomunikasi memerlukan umpan balik langsung (immediate
feedback). Dengan saling melihat, kita sebagai komunikator bisa mengetahui pada
saat kita berkomunikasi apakah komunikan memperhatikan kita dan mengerti apa
yang kita komunikasikan. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan
cara komunikasi yang kita pergunakan dan memeliharanya supaya umpan balik tetap
menyenangkan kita. Bila sebaliknya, kita akan mengubah teknik komunikasi kita
sehingga komunikasi kita berhasil.
Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak
digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk
mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah
tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya.
11
Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive, sebaliknya
kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. Komunikasi tatap
muka kekuatannya ialah dalam hal mengubah tingkah laku komunikan, tetapi
kelemahannya ialah bahwa komunikan yang dapat diubah tingkah lakunya itu relatif
hanya sedikit saja, sejauh bisa berdialog dengannya (Effendy, 2003:301-303).
Menurut R.Wayne Pace, Brent D dan M.Dallas Burnett dalam Effendi, 1982 :
32 Techniques for effective communication, tujuan strategi komunikasi tersebut
sebagai berikut:
a. To secure understanding
Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
b. To establish acceptance
Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
c. To motive action
Penggiatan untuk memotivasinya
d. The goals which the communicator sought to achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses
komunikator tersebut.
Strategi Komunikasi
PT. Haji La Tunrung A.M.C Peningkatan
Nasabah- Naik- Tetap- Turun
1. Mengenal Khalayak
2. Menyusun Pesan3. Menentukan
Metoda4. Seleksi dan
penggunaan media
Faktor yang mempengaruh
i
12
Skema 1
Kerangka Konseptual
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru, maka perlu di berikan batasan
pengertian sebagai berikut:
1. Strategi komunikasi adalah semua rencana penyampaian informasi bagi calon
nasabah untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan dan bagaimana cara
untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi komunikasi dalam hal ini mencakup
13
semua upaya untuk memanggil para calon nasabah baik yang bersifat personal
ataupun massif. Serta strategi komunikasi yang dimaksud pula ialah segala upaya
untuk mempertahankan nasabah yang sudah terdaftar.
2. Nasabah dalam hal ini adalah pihak yang melakukan transaksi di money changer.
Semua individu secara tidak langsung telah menjadi calon nasabah oleh karena itu
semua strategi komunikasi baik yang bersifat personal maupun massif dipastikan
menjadikan para calon nasabah ini sebagai objek dari strategi komunikasi
peningkatan jumlah nasabah. Nasabah meningkat berarti jumlah transaksi yang
meningkat, nasabah tetap berarti jumlah transaksi tidak naik dan tidak turun dari
sebelumnya sedangkan nasabah menurun jumlah transaksi turun dari tahun
sebelumnya.
3. Kebijakan ialah segala keputusan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan
terkait strategi komunikasi yang diterapkan untuk meningkatkan jumlah nasabah.
4. PT. Haji La Tunrung ialah sebuah perusahaan jasa pertukaran uang asing yang
beralamat di Makassar.
F. Metode Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan gambaran metode penulis yang digunakan
sebagai acuan penelitian. Penulis membaginya menjadi lima bagian. Pertama adalah
waktu dan lokasi penelitian, kemudian yang kedua ialah tipe penelitian dan dasar
penelitian yang digunakan. Ketiga adalah sumber-sumber data yang akan
dikumpulkan dalam penulisan dan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data.
14
Keempat, yakni informan penelitian, Kelima, teknik analisis data yang digunakan.
Berikut adalah penjabaran lebih lanjut:
1. Waktu dan Lokasi Penelitian dan waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 bulan yaitu september-
november 2011dengan lokasi penelitian di PT. Haji La Tunrung AMC Makassar.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan menjelaskan
fenomena dengan sedalam-dalamnya. Disini yang lebih ditekankan adalah
persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Penelitian
kualitatif bersifat fleksibel dan berubah sesuai kondisi lapangan sehingga peran
peneliti sangat dominan terhadap kebehasilan penelitian. Untuk itu peneliti akan
mencatat setiapa perkembangan dan perubahan di lapangan berdasarkan kategori,
konsep maupun pola-pola yang ditentukan.
Metode pendekatan deskriptif lebih spesifik digunakan di penelitian ini.
Penelitian ini memberikan gambaran atau penjabaran suatu objek penelitian
berdasarkan karakteristik yang dimiliki, disini peneliti terjun langsung ke
lapangan.
3. Teknik Pemilihan Informan
Penentuan informan berdasarkan karakteristik kesesuaian yaitu memilih unit-
unit analisis dengan cara yang dianggap sesuai oleh peneliti. Asumsinya adalah
subjek yang memiliki kompleksitas dan keunikan masing-masing. Oleh sebab itu
penelitian ini menghindari generalisasi, tiap subjek mewakili dirinya sendiri.
15
Pemilihan informan lebih ditekankan pada alasan dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu memilih
informan sebagai berikut:
a. Direktur Pemasaran (Marketing Director), sebagai penanggung jawab strategi
komunikasi yang terlaksana di PT. Haji La Tunrung.
b. General manager, karena secara luas mengetahui kondisi eksternal dan
internal PT. Haji La Tunrung.
c. Public Relation, karena melakukan media relation dan strategi komunikasi
yang terlaksana di PT. Haji La Tunrung.
d. Karyawan PT. Haji La Tunrung AMC bidang promosi, tujuannya untuk
mengetahui proses terlaksananya strategi komunikasi di PT. Haji La Tunrung.
Pemilihan informan dapat berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan
penelitian dalam memperoleh data yang akurat. Peneliti juga akan menggunakan
cara pemilihan informan yang didasarkan atas petunjuk informan I (pertama) ke
informan II (kedua) dan seterusnya dan tidak terencana sebelumnya hingga
diperoleh data yang lebih lengkap dan mendalam berkenaan dengan masalah yang
diteliti. Jadi meskipun telah ditetapkan informan sebelumnya, dimungkinkan
untuk mencari informan lain dari sejumlah informasi yang lain selama di
lapangan.
4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah:
16
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui lapangan atau daerah
penelitian. Peneliti turun langsung ke daerah penelitian untuk mengumpulkan
data dengan cara observasi serta wawancara mendalam.
b. Data Sekunder
Penulis juga melakukan telaah pustaka, yaitu mengumpulkan data dari
Penelitian sebelumnya berupa buku, jurnal, koran, dokumentasi, foto, internet
dan sumber informasi lainnya yang ada kaitannya dengan masalah penelitian
ini.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi Partisipan Membership
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipan membership.
Metode ini akan lebih memungkinkan peneliti mengamati dalam situasi riil,
dimana terdapat setting yang riil tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis.
Peneliti terjun langsung dan menjadi bagian dari yang diteliti. Peneliti adalah
merupakan insider/orang dalam dari perusahaan yang akan diteliti.
b. Wawancara mendalam (depth interview)
Peneliti menggunakan wawancara mendalam (depth interview) agar dapat
mengumpulkan data secara langsung bertatap muka dengan informan secara
terus-menerus (lebih dari satu kali) agar mendapat data yang lengkap dari
informan. Karena wawancara ini dilakukan lebih dari satu kali maka disebut
juga “intensive interview”. Proses wawancara ini juga menggunakan
17
pedoman wawancara (interview guide) sebagai alat penelitian, agar
wawancara tetap berada pada fokus penelitian.
c. Penelitian Pustaka (library research)
Data diperoleh melalui studi pustaka dengan membaca literatur, buku-buku
bacahan dan tulisan ilmiah yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang
hendak di teliti.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, hal ini
dimaksudkan agar tetap berada dalam fokus penelitian. Penulis akan
menggambarkan masalah yang terjadi menggunakan argumen yang jelas dan
memfokuskan perhatian pada pengumpulan data serta informasi melalui observasi
dan wawancara mendalam. Selanjutnya data dan informasi tersebut akan dianalisa
secara kualitatif. Proses analisa data dimulai dengan menelaah terlebih dahulu
seluruh data yang tersedia, kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan secara
induktif.
Karena analisa penelitian ini bersifat deskriptif, maka penyajian data
disajikan dalam bentuk narasi yaitu berusaha mendeskripsikan atau
menggambarkan bentuk-bentuk strategi komunikasi yang diterapkan pada PT.
Haji La Tunrung dalam meningkatkan jumlah nasabah dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan strategi tersebut menuju keberhasilannya menambah
jumlah nasabah
18
Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung. Analisa data dilakukan melalui tiga alur, yakni:
(1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan ataupun verifikasi.
Reduksi data
Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan pengabstraksian data dari field note. Proses ini berlangsung
sepanjang penelitian dilakukan dengan membuat singkatan, kategorisasi,
memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo.
Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai
ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan
mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
Sajian data
Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data, penulis
dapat lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis atau pun tindakan lain berdasarkan
pemahaman tersebut. Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan
banyak membantu. Sajian data dapat meliputi deskripsi, matriks, gambar/skema,
dan tabel. Kesemuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur
supaya mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang kompak.
19
Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti
dari berbagai hal yang ia temui dengan mulai melakukan pencatatan pola-pola,
pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-akibat dan berbagai
proposisi. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan
akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Strategi
Strategi sering digunakan oleh organisasi-organisasi dalam mencapai
tujuannya. Biasanya istilah strategi sering dipergunakan dalam perang guna
memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali ini strategi juga
dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memasarkan produknya. Adapun
pengertian strategi sendiri ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya,
diantaranya adalah :
Boyd, dkk (2000 : 29) mengemukakan bahwa strategi (strategy) adalah pola
fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengarahan sumber daya,
interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan lain.
Menurt Irawan (2004 : 67) bahwa strategi adalah satu rencana yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Gluek dan Jauch (2004 : 9)
mengatakan bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan yang teritergrasi
guna tercapainya tujan perusahaan dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungannya.
Berdasarkan definisi diatas, maka akhirnya Hax dan Majluf (1991) mencoba
menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi sebagai berikut :
21
1. Suatu keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam arti sasaran jangka
panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.
4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan
memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya.
5. Melibatkan semua tingkah hierarki dari organisasi.
B. Pengertian dan Jenis-Jenis Komunikasi
Strategi apapun yang dibangun perusahaan termasuk strategi sumber daya
manusia, akan bermafaat jika strategi tersebut dapat diterapkan. Banyak para manajer
telah berupaya menyesuaikan harapan-harapan sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan secara efektif dengan arah strategi baru dan perilaku baru yang juga
diterapkan pada strategi-strategi tersebut. Sementara itu banyak pula manajer yang
kurang memiliki kemampuan untuk mengatur secara efektif proses yang perlu untuk
melakukan perubahan yang sepatutnya dilakukan, sebagai akibatnya kegagalan
strategi bukan secara khusus pada ketidakakuratan strategi tetapi akan lebih pada
ketidakmampuan dalam pelaksanaan.
Yang terpenting adalah strategi harus dikomunikasikan. Para manajer,
karyawan dan staf yang lain terlibat dalam penerapan kebutuhan strategi agar
memahami alasan-alasan dilakukannya perubahan, perubahan apa yang
22
direncanakan, hasil-hasil apa yang bisa diharapkan. Hal ini meliputi
pengkomunikasian visi, misi dan nilai-nilai yang terkandung dalam perusahaan
secara verbal dan juga secara hilostik, melalui kegiatan dan tanda-tanda yang
implicit. Lebih jauh, elemen-elemen perancaan strategi dan tujuan-tujuan khusus
perlu dikomunikasikan pada semua level pada unit, tim dan perorangan.
Dewasa ini terdapat suatu pandangan baru yang memandang komunikasi
sebagai dialog interaktif antara perusahaan dan pelanggannya yang berlangsung
selama tahap prapenjualan, penjualan, konsumsi dan pascakonsumsi. Perusahaan
harus menanyakan tidak hanya bagaimana kita dapat mencapai pelanggan, melainkan
juga bagaimana pelanggan bisa mencapai kita.
Berkat adanya terobosan teknologi, orang-orang sekarang dapat berko-
munikasi melalui media tradisional (surat kabar, radio, telepon, televisi), dan juga
melalui bentuk-bentuk media yang lebih baru (komputer, mesin faks, ponsel serta
peger). Dengan menurunnya biaya komunikasi, teknologi baru tersebut telah
mendorong lebih banyak perusahaan bergerak dari komunikasi massa ke komunikasi
yang lebih ditargetkan dan dialog satu sama satu.
Gaya dan harga produk, bentuk dan warna kemasan, cara dana pakaian
wiraniaga, dekorasi tempat, perlengkapan kantor perusahaan, semuanya mengkomu-
nikasikan banyak hal kepada pembeli. Setiap kotak merek memberikan kesan dan itu
dapat menguatkan atau melemahkan pandangan pelanggan tentang perusahaan.
Keseluruhan bauran pemasaran harus dipadukan supaya dapat memberikan pesan
yang konsisten dan penetapan posisi yang strategis.
23
Di satu sisi, ketersediaan bereneka macam media memberikan semakin
banyak pilihan bagi setiap organisasi pemasaran untuk menjalin komunikasi
interaktif dengan stockholder utamnya. Disisi lain, pemasar menghadapi tantangan
besar dalam menginterprestasikan berbagai macam komunikasinya agar dapat
menciptakan kejelasan dan konsistensi pesan, serta sinergi antar media yang
digunakan. Tantangan bagi setiap organisasi pemasaran, baik barang maupun jasa.
Terutama, berupa keputusan menyangkut media, alat, dan teknologi yang bisa
dimanfaatkan dalam rangka mengelola sistem komunikasi pemasaran yang
kompleks.
Organisasi pemasaran berkomunikasi dengan publik lainnya lewat gethok
tular (word of mouth). Masing-masing kelompok audensi akan memberikan umpan
balik kepada setiap kelompok lainnya. Implikasi dari sistem komunikasi semacam
itu, yakni semakin dibutuhkannya ancangan komunikasi pemasaran terintegrasi
dalam pengembangan sistem komunikasi pemasaran yang lebih komprensif, andal,
dan tepat sasaran.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka
mereka tidak akan pernah membelinya.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi. Yang dimaksud
dengan komunikas menurut Tjiptono (2009 : 209) bahwa : komunikasi pemasaran
24
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Lain halnya menurut Mariani (1991:50) mengemukakan bahwa komunikasi
adalah komunikasi yang tegas antara dua orang tanpa menggunakan suatu perantara.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa komunikasi adalah komunikasi yang dapat
menciptakan kehangatan, keterbukaan, dan dukungan orang lain.
Bernard dalam Liliweri (1997:21) mendefinisikan komunikasi sebagai
pertemuan antara dua, tiga atau empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak
berstruktur. Berdasarkan beberapa definisi komunikasi yang telah diuraikan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan antara
dua orang atau lebih yang melakukan interaksi secara verbal maupun non verbal
dimana umpan baliknya segera dapat diketahui.
Dalam praktiknya terdapat empat arus komunikasi dalam suatu perusahaan :
a) Komunikasi vertical ke bawah. Komunikasi model ini di mana merupakan
wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai informasi kepada
bawahannya, seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman
kerja, nasihat dan teguran.
25
b) Komunikasi vertical ke atas. Komunikasi model ini di mana para anggota dalam
perusahaan ingin selalu didengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh
para atasannya.
c) Komunikasi horizontal. Komunikasi model ini berlangsung antara orang-orang
yang berada pada level yang sama dalam sebuah perusahaan. Komunikasi model
ini cenderung mengarah pada “mengandai-andai” dari orang-orang perusahaan
tersebut. Artinya, jika ada kelompok karyawan misalnya, berkeinginan menaik-
kan upah atau gaji, maka keinginan itu hanyalah sebatas rencana saja.
d) Komunikasi diagonal. Komunikasi model ini berlangsung antara dua satuan kerja
yang berbeda pada jenjang perusahaan yang berbeda, tetapi pada perusahaan
yang sejenis. Contoh, terjadi komunikasi antar Direktur Produksi pada
perusahaan sejenis yang berkaitan dengan produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan masing-masing sehingga dapat meningkatkan kualitas ataupun dalam
menghadapi persaingan terhadap produk sejenis dari luar negeri.
Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengambangkan produk
yang baik, menawarkannya dengan yang menarik, dan membuatnya mudah
dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya (stake-
holder) yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum. Setiap
perusahaan tidak dapat menghindari perannya sebagai komunikator dan promotor.
Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaannya buat apakah akan melakukan
26
komunikasi tersebut atau tidak, tetapi lebih pada apa yang akan dikomunikasikan,
kepada siapa, dan seberapa sering.
Komunikasi juga merupakan sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua
orang atau lebih yang dapat menimbulkan pemahaman dalam suatu masalah.
Perusahaan modern terus menerus mengadakan komunikasi dengan para pembeli,
para supplier, bank, pemerintah dan masyarakat memberi informasi, atau
menganjurkan sesuatu (persuasif). Bagi kegiatan pemasaran, komunikasi yang
terpenting adalah yang bersifat persuasif. Komunikasi tersebut dapat bersifat sambil
lalu, bertujuan memberi informasi, atau menganjurkan sesuatu (persuasif). Bagi
kegiatan pemasaran, komunikasi yang terpenting adalah yang bersifat persuasive.
Komunikasi persuasif terjadi apabila seseorang dengan sadar membuat berita/pesan
sedemikian rupa sehingga mempunyai pengaruh yang diperhitungkan terhadap
sikap/dan atau perilaku pendengar/pembaca yang menjadi sasaran.
Salah satu langkah paling penting yang dapat diambil oleh sebuah perusahaan
yang ingin tetap bebas serikat pekerja adalah dengan menjalin komunikasi yang
efektif dan dapat dipercaya. Para karyawan haruslah disodori informasi yang mereka
butuhkan untuk menunaikan berbagai pekerjaan mereka dan diberikan umpan balik
atas kinerja mereka. Manajemen harus berbagi informasi secara terbuka dengan para
karyawan mengenai aktivitas-aktivitas yang berlangsung didalam perusahaan.
Suatu kecakapan utama yang disyaratkan bagi seorang manajer adalah
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Memperoleh pengertian kebijakan-
27
kebijakan, menjaga bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas dan mengu-
sahakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semuanya itu tergantung dari
komunikasi yang efektif. Manajer yang tidak mampu menyampaikan pekerjaan yang
apa yang dilakukan, tidak akan berhasil untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya,
jika para pegawai tidak mampu berkomunikasi dengan bebas dengan seorang
manajer diperlengkapkan ia bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi suatu
bagian utama dari hampir semua hal yang dilakukan manajer itu.
Proses komunikasi harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang
dapat membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau perusahaan.
Contoh, seseorang bisa saja membeli komputer setelah berbicara dengan orang lain,
melihat iklan televisi, membaca artikel dan iklan di koran dan majalah, dan
mencoba-coba komputer di toko. Pemasar harus mengetahui pengaruh-pengaruh
yang ditimbulkan oleh pengalaman komunikasi ini pada setiap tahap pembelian.
Pengetahuan ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasi
dana komunikasi mereka secara lebih efektif dan efisien.
Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana
komunikasi berjalan. Komunikasi melibatkan sembilan elemen. Dua dari elemen ini
adalah pemain utama dalam komunikasi pengirim dan penerima. Dua lainnya
merupakan alat komunikasi utama pesan dan media.
Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan. Manusia
sebagai makhluk sosial acapkali melakukan kegiatan berkomunikasi. Berkomunikasi
28
disini yaitu menjalin sebuah hubungan dengan sesama melalui komunikasi untuk
berinteraksi dan bertukar informasi. Secara etimologis komunikasi berasal dari
bahasa Inggris “communication” yang berakar dari bahasa Latin “communication”
dan bersumber dari kata “communis” yang berarti sama. Dalam hal ini sama berarti
sama makna mengenai suatu hal. Jadi jika dua orang terlibat dalam suatu bentuk
komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka sesungguhnya telah terjadi
suatu kesamaan makna mengenai bahasan yang dipercakapkan.
Menurut Katz dan Khan dalam Ruslan (2003 : 83), mengemukakan
komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna merupakan hal
utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai “ proses
penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang lain ke orang lain. Dan satu –
satunya cara mengolah aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses
komunikasi”.
Adapun pengertian komunikasi secara paradigmatic menurut Effendy (2000 :
5) adalah komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat, atau
perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Mulyana (2008 : 62) bahwa : “Komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambing-lambang) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).”
29
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another). Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapar ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Komunikasi adalah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik", topik
ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi
digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan
peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit
dan jaringan komputer seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan
politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki
departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.
Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Menurut Robert dan D Lawrence dalam Cangara (2004 : 19) komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada
saling pengertian yang mendalam.
30
Dalam komunikasi mengalir dari puncak ketingkat-tingkat bawah suatu
organisasi dan dari tingkat-tingkat bawah ke tingkat-tingkat manajemen yang lebih
tinggi. Komunikasi ke bawah dapat terdiri, misalnya, atas perintah-perintah,
instruksi-instruksi dan memo-memo komunikasi ke atas mungkin melalui laporan-
laporan, saran-saran dan keluhan-keluhan. Komunikasi formal menggunakan
saluran-saluran organisasi yang sudah ditetakan serta media-media yang standar,
seperti rapat-rapat bagian, panggilan-panggilan telepon, majalah-majalah
perusahaan, surat-surat tempelan dan surat-surat pos langsung.
Komunikasi informal adalah komunikasi yang diadakan karena kepentingan
perorangan dan kelompok orang-orang. Biasanya disebut “Grapevine” rambatan
tanaman anggur, komunikasi informal itu adalah langsung, cepat dan luwes, namun
ia tidak dapat memasuki sumber-sumber informasi resmi. Walaupun rambatan
anggur itu seringkali memuat informasi yang tepat, kadang-kadang ia memuat desas-
desus dan informasi yang diputarbalikkan. Istilah-istilah “Oral communication” dan
“Writen communication” sudah jelas dengan sendirinya. Kemampuan untuk
berbicara dengan efektif adalah syarat bagi kebanyakan para manajer.
Banyak yang penting yang akan dimasukkan, sehingga penyajian lisan yang
menyuluruh dapat diatur dengan baik. Pengulangan beberapa kali untuk memberikan
penekanan biasanya dianggap perlu. Komunikasi lisan memungkinkan pertukaran
tatap muka, memupuk semangat persahabatan dan mendorong pertanyaan dan
jawaban. Rapat-rapat formal dalam sebuah organisasi sudah jadi biasa. Ini adalah
31
sejalan dengan penilaian tinggi yang waktu diberikan ini kepada pembuatan
keputusan berkelompok, yang mendorong partisipasi kelompok, dan tetap
memberitahukan para pegawai mengenai sesuatunya.
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi menurut Effendy (2009:11) terbagi menjadi dua tahap,
yakni secara primer dan sekunder.
1. Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang
secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Bahwa bahasa yang banyak dipergunakan dalam komunikasi
adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran
seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini;
baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal
atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang
lalu dan masa yang akan datang. Adalah berkat kemampuan bahasa maka kita
dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato,
dan Socrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat
32
memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang
akan datang.
Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan”pikiran seseorang sehingga
terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan
jari jemari, atau mengedipkan mata, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya
hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).’
Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug,
sirene, dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua
lambang ini amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran
seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi
memang lebih kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan “menerjemahkan”
pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Buku-buku yang ditulis
dengan bahasa sebagai lambang untuk “menerjemahkan” pemikiran tidak
mungkin diganti gambar, apalagi lambang-lambang lainnya. Akan tetapi, demi
efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan
penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa
apabila kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa disertai
gambar-gambar berwarna.
Berdasarkan paparan di atas, pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan
diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan
33
dengan menggunakan media primer tersebut, yakni lambang-lambang. Dengan
perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
Wilbur Schramm dalam Effendi (2009:13), menyatakan bahwa komunikasi
akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan
kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian
(collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sasarannya berada di tempat yang relatif jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang
dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan
di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai lambang (symbol)
beserta isi (content) - yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi
totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media
dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu
34
dipergunakan. Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban
dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication)
mengalami kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa
dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Maka film, televisi, dan
video pun sebagai media yang mengandung bahasa, gambar dan warna melanda
masyarakat di negara mana pun.
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses
komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikan. Surat
kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efesien karena,
dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada
khalayak yang begitu banyak jumlahnya; bukan saja jutaan, melainkan puluhan
juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan
melalui radio atau televisi.
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari
komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam
menata lambang-lambang untuk menformulasikan isi pesan komunikasi,
komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan
digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari
sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan
yang dituju. Komunikan media surat kabar, poster, atau papan pengumuman akan
berbeda dengan surat kabar, radio, televisi atau film. Setiap media media
Media
35
memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efesien untuk
dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula.
Model proses komunikasi oleh Philip Kotler dalam Effendy (2009:18)
berdasarkan paradigma Harold Lasswell, yaitu:
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai
berikut:
- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.
- Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambing.
- Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
Sender Encoding Message Decoding Receiver
Noise
Feedback Response
36
- Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
- Decoding: Pengawasdian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan
makna lambing yang disampikan oleh komunikator kepadanya.
- Receiver: Komunikasi yang menerima pesan dari komunikator.
- Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
- Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan oleh komunikator kepadanya.
- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam
komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikannya
sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam
menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran
biasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui
media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.
D. Strategi Komunikasi
Perlu diketahui bahwa arah sasaran komunikasi berorientasi pada efek yang
positif atau efektivitas, untuk itu dalam mencapai efektifitas komunikasi diperlukan
37
atau pendekatan atau strategi operasional tertentu. Dengan demikian penulis terlebih
dahulu mengetengahkan suatu hal yang mendasar dalam penulisan penelitian ini,
yaitu pengertian strategi. Hal yang dimaksud untuk mendapatkan gambaran
mengenai pengertian strategi dalam hubungannya dengan komunikasi.
Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (1994 : 10) bahwa strategi adalah
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna
mencapai tujuan, jadi merumuskan suatu strategi komunikasi berarti
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang
akan dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi
ini berarti dapat ditempuh dengan beberapa cara dengan menggunakan komunikasi
secara sadar untuk menciptakan perubahan diri khalayak dengan mudah dan cepat.
Soemanagara (2006 : 5) mengatakan bahwa penggunaan visual dan pesan
yang tepat merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi.
Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian
kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan
sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai
dengan mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi
tahap tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interst, Desire, Decision,
and Ation).
Selain itu pakar komunikasi yang lainnya yaitu Effendi (2009:32)
mengemukakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
38
manajemen (managemen) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai
suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya. Bernet, Oliver Sandra (2007 : 2) menggambarkan strategi sebagai
arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.
Dari beberapa pengertian diatas, maka strategi komunikasi erat hubungan dan
kaitannya antara tujuan yang hendak dicapai dengan konsekuensi- konsekuensi
(masalah) yang harus diperhitungkan, kemudian merencanakan bagaimana mencapai
konsenkuensi- konsenkuensi sesuai dengan hasil yang diharapkan atau dengan kata
lain tujuan yang hendak dicapai.
Perencanaan strategi komunikasi harus senantiasa disusun secara sistematis,
sebagai upaya merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku khalayak atau sasaran.
Dibawah ini akan kita lihat sebagai suatu usaha untuk merubah suatu sasaran.
Pertama yang harus diperhitungkan adalah :
1. Asas dan generalisasi menegenai unsur – unsur pokok dalam situasi komunikasi
serta kombinasinya kedalam.
2. Kemudian merubah tingkah laku yang terjadi sebagai hasil atau akibat
komunikasi.
Widjaja (1986 : 96) mengemukakan dalam hubungan ini dimaklumi bahwa
setiap organisasi yang berada dalam proses institution building/ institusional
straturenya harus secara terus menerus dilakukan antara lain :
39
1. Mengetahui sikap, cita rasa , kepentingan dari lingkungannya (masyarakat/
publik / klien)
2. Mengakomodasikan, mengubah, membentuk, membina sikap, cita rasa, dan
kepentingan lingkungan (masyarakat, publik, klien), sehingga viability dari
organisasi itu tetap terjaga dengan baik dalam mencapai tujuannya secara efisien
dan efektif.
Untuk mencapai itu , setiap organisasinya harus mampu :
1. Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan dalam bahasa yang dipahami
(komunikatif) dalam lingkungannya.
2. Merumuskan program kegiatan yang menciptakan interdepensi dengan
lingkungannya serta menarik partisipasi dengan lingkungannya itu.
Apabila semua karakteristik yang dimiliki dapat dipahami dengan baik dan
dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka strategi komunikasi disusun secara
baik pula. Untuk mendapat dukungan masyarakat yang menjadi khalayak atau
sasaran, maka arah kebijaksanaan dan strategi harus sesuai denagn aspirasi
masyarakat.
Selain itu, dalam penerapan strategi komunikasi perlu diketahui tujuan sentral
strategi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh R. Wayne Pace, Brent D.
Petersondan M. Dallas Burnet dalam Effendy (2000 : 32) bahwa tujuan sentral
komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu :
1. To Secure Understanding
40
Pertama adalah memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
2. To Establish Acceptance
Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus
dibina.
3. To Motivate action
Pada akhirnya kegiatan itu dimotivasikan.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan managemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis
harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi.
Strategi komunikasi adalah suatu cara untuk mengatur pelaksanaan proses
komunikasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi, untuk
mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi bertujuan agar: pesan mudah dipahami
secara benar, penerima pesan dapat dibina dengan baik, kegiatan dapat termotivasi
41
untuk dilakukan. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam penyusunan strategi
komunikasi, yaitu :
1. Mengenali Sasaran
Pada kegiatan ini, komunikator perlu mengenali terlebih dahulu siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi (disesuaikan dengan tujuan komunikasi). Dalam
pengenalan sasaran, komunikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pesan yang akan disampaikan disesuaikan dengan, antara lain: pengalaman,
pendidikan, status sosial, pola hidup, ideologi, dan keinginan sasaran.
b. Situasi dan kondisi di sekeliling sasaran pada saat pesan akan disampaikan
dapat mempengaruhi penerimaan pesan, misalnya suasana sedih, sakit, dan
situasi lingkungan yang tidak mendukung.
2. Pemilihan Media
Pemilihan media sangat tergantung pada tujuan yang akan dicapai, bentuk pesan
yang akan disampaikan, dan teknik komunikasi yang akan dipakai.
3. Pengkajian Tujuan Pesan
Agar dapat mengemas pesan secara tepat, benar, dan menarik minat sasaran,
perlu
dilakukanpengkajian tujuan pesan. Namun sebelumnya harus dipahami dulu: isi
pesan apa yang cocok untuk disampaikan. Satu pesan dapat menggunakan lebih
dari satu teknik komunikasi, atau menggunakan satu atau beberapa lambang
42
(misalnya: bahasa, gambar, warna, gerak tubuh, suara, dsb). bersedia menindak-
lanjuti isi pesan. Kredibilitas komunikator adalah kemampuan komunikator
dalam menumbuhkan kepercayaan komunikan terhadap pesan. Kepercayaan ini
timbul antara lain karena profesi, kedudukan, dan keahlian yang dimiliki
komunikator.
Kriteria komunikator yang memiliki kredibilitas, antara lain:
a. Daya nalar tinggi.
b. Bermoral baik.
c. Memiliki karakter yang baik.
E. Perumusan Strategi Komunikasi
Khalayak memiliki kekuatan penangkal yang bersifat psikologi dan sosial
bagi setiap pengaruh yang berasal dari luar diri dan kelompoknya. Disamping itu,
khalayak tidak hanya dirangsang oleh hanya satu pesan saja melainkan banyak pesan
dalam waktu yang bersamaan. Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-
pesan lain yang datang dari sumber (komunikator) lain dalam waktu yang sama,
maupun sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian pesan yang diharapkan
menimbulkan efek atau perubahan pada khayalak bukanlah satu-satunya “kekuatan”
melainkan, hanya satu diantara semua kekuatan pengaruh yang bekerja dalam proses
komunikasi, untuk mencapai efektivitas.
Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam
keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai satu-satunya
43
kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mampu mengungguli semua
kekuatan yang ada untuk menciptakan efektivitas. Kekuatan pesan ini, dapat
didukung oleh metode penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator
sendiri.
Dalam hal ini maka perencanaan dan perumusan strategi dalam proses
komunikasi, terutama dalam Komunikasi Inovasi, Public Relation, Komunikasi
Internasional, dan sebagainya, semakin jelas diperlukan. Agar pesan yang
disampaikan kepada sasaran (public) menjadi efektif, Arifin (1982:64) menawarkan
strategi-strategi komunikasi sebagai berikut:
1. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah langkah pertama bagi komunikator dalam
usaha komunikasi yang efektif. sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam
proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak passif, melainkan aktif,
sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling hubungan,
tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak dapat dipengaruhi, oleh
komunikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh komunikan atau
khalayak. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi
tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya suatu komunikasi dan
kemudian tercapainya hasil yang positif, maka komunikator harus menciptakan
44
persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode, dan
media.
Dalam observasi atau penelitian, publik dapat diidentifikasi dari beberapa
segi. Dari segi pengetahuan khalayak misalnya terhadap pesan- pesan yang
disampaikan, dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki pengetahuan,
memiliki hanya sedikit, memiliki banyak dan yang ahli tentang masalah yang
disajikan. Sedang dari seni sikap yang khalayak terhadap isi pesan yang
disampaikan dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu-ragu dan yang
menolak.
Demikian juga dari segi kesediaan khalayak menerima pengaruh,
khususnya mengenai inovasi, melalui penelitian dapat diperoleh identifikasi
publik atau khalayak. Dalam hal ini Schoenfeld dalam Arifin (1982:66)
mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut:
a. Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan akan ide
baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru orang lain.
b. Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa yang
dianjurkan kepadanya.
c. Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima ide-ide
baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.
d. Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau
menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.
45
e. Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide baru dan
mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula.
Mengenal pengaruh kelompok dan nilai-nilai kelompok, memang
merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk
menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan dari
kelompoknya. Pada dasarnya komunikasi dilakukan oleh manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik yang bersifat pribadi maupun yang
bersifat sosial. Pemenuhan kebutuhan itu tidak lain daripada usaha manusia
untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Dengan kata lain usaha
pemenuhan kebutuhan hidup itu merupakan perwujudan perjuangan manusia
untuk hidup. Hal inilah yang memotivasi segala aktivitas dan dinamika manusia
dalam hidupnya, termasuk dalam memberi reaksi terhadap rangsangan-
rangsangan pesan yang menyentuhnya.
2. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya
dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan
materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah
mampu membangkitkan perhatian. Hal lain yang menyangkut menarik
perhatian, Willbur Schramm dalam Arifin (1982:77) selanjutnya mengemukakan
apa yang disebut dengan availibity (mudahnya diperoleh) dan contrast (kontras).
46
Kedua hal ini adalah menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi
(sign of communication) dan penggunaan medium.
Availalibity, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan
yang sama atau orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak terlalu
banyak meminta energi atau tenaga. Sedang contrast menunjukkan, bahwa pesan
itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan yang
tajam dengan keadaan sekitarnya. Sehingga ia kelihatan atau kedengaran sangat
menjolok, dan dengan demikian mudah diperoleh. Sesuatu yang menjolok ialah
karena lebih nyaring, lebih terang, lebih besar atau merupakan gerak yang tiba-
tiba dalam keterangan, perubahan pada suara tiba-tiba, intensitas, irama, dan
sebagainya. Dalam batas-batas yang mudah diperoleh haruslah diperhatikan cara
menkonstruksikan segala hal-hal yang menyolok itu. Dan perlu diingat bahwa
kelanggengan perhatian itu, tidak ditentukan oleh mudahnya diperoleh pesan itu
dan karena kontrasnya saja melainkan juga karena isi pesan yang dilontarkan.
3. Menetapkan Metode
Efektivitas dari suatu komunikasi selain tergantung dari kemantapan isi
pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga
akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaiannya kepada sasaran.
Arifin (1982:80) menawarkan metode komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Redundancy (Repetition)
47
Adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan
kepada khalayak. Dengan metode ini sekalian banyak manfaat yang dapat
ditarik darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih
memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras dengan pesan yang tidak
diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.
Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan
hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang itu. Selanjutnya dengan
metode repetition ini, komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dalam penyampaian-
penyampaian sebelumnya.
b. Canalizing
Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh kelompok
terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka
haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar kelompok dan
mayarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang
dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka
kelompok tersebut secara perlahan-perlahan dipecahkan, sehingga anggota-
anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat.
Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan
hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah
diterima oleh komunikan.
48
c. Informatif
Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang
bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya,
diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang
benar pula. Atau seperti ditulis oleh Jawoto dalam Arifin (1982:83):
1) Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat
kontroversial, atau
2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu pendapat.
d. Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini
khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaanya.
Metode persuasif merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan,
dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu
dapat terpengaruh secara tidak sadar. Justru itu, dengan metode persuasif ini,
komunikator terlebih dahulu menciptakan situasi yang mudah kena
sugesti(sugesstible). Untuk terjadinya suatu sugesti pada individu atau
audience dapat dipermudah dengan jalan:
a. Menghambat (inhibition)
49
b. Memecah belah (dissociation) proses berfikirnya. Hambatan dalam
proses berfikir dapat terjadi karena:
1) Kelelahan
2) Perangsang-perangsang emosional.
e. Edukatif
Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi khalayak dari
suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk
pesan yang berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta dan pengalaman-
pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak
sesungguhnya, diatas fakta-fakta, pendapat, atau pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya, dengan disengaja, teratur
dan terencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang
diinginkan.
f. Kursif
Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Dalam
hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak lagi, untuk
menerima gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilontarkan. Oleh karena itu
pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat- pendapat juga berisi
ancaman-ancaman. Metode kursif ini biasanya dimanifestasikan dalam
bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Dan
50
untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya dibelakanginya berdiri
suatu kekuatan yang cukup tangguh.
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Penggunaan medium sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut
pengaruh dalam masyarakat, dalam abad ke-20 ini, adalah suatu hal yang
merupakan keharusan. Sebab selain media massa dapat menjangkau jumlah besar
khalayak, juga dewasa ini rasanya kita tak dapat lagi hidup tanpa surat kabar,
radio, film dan mungkin juga televisi. Dan agaknya alat-alat itu kini betul-betul
telah muncul sebagai alat komunikasi massa yang sejati yang selain berfungsi
sebagai alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.
Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin
dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi
khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan mediapun, harus demikian
pula. Justru itu, selain kita harus berfikir dalam jalinan faktor-faktor komunikasi
sendiri juga harus dalam hubungannya dengan situasi sosial-psikologis, harus
diperhitungkan pula. Hal ini karena masing-masing medium tersebut mempunyai
kemampuan dan kelemahan-kelemahan tersendiri sebagai alat.
F. Pengertian Nasabah
Berikut ini merupakan pengertian nasabah menurut Undang-undang No. 10
tahun 1998 adalah “Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank”. Pada
hakekatnya tujuan bank adalah untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin
51
kepada nasabahnya, sehingga nasabah tersebut merasa puas dan nyaman akan
pelayanan yang diberikan oleh pihak bank.
Era perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan dituntut untuk menemukan
dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi para
nasabahnya. Dua hal yang menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam
melakukan retensi nasabah atau pelanggan ini adalah pertama karena semakin
mahalnya biaya perolehan nasabah baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian
ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa tingkat kemampulabaan perusahaan
berbanding lurus dengan pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan nasabah.
Pentingnya peranan pelanggan bagi kelangsungan hidup perusahaan
seringkali diungkapkan oleh para pelaku bisnis dengan cara mengungkapkannya
dalam bentuk pujaan dan kebanggaan kepada nasabah.
Menurut Irawan (2004:35) mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang
paling penting dalam perusahaan.
Rangkuti (2008:90) bahwa nasabah adalah orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk atau jasa. Seseorang bisa disebut nasabah tanpa perlu membeli
produk atau jasa, melainkan cukup hanya mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa tersebut.
Nasabah tidak bergantung kepada kita, tetapi kita yang bergantung
kepadanya. Nasabah tidak pernah mengganggu pekerjaan kita, sebab dia adalah
tujuan dari pekerjaan kita. Kita tidak melakukan yang baik dengan melayani dia,
52
tetapi justru nasabahlah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat
melayani dia. Tidak seorang pun dapat memenangkan apabila berargumentasi
dengan nasabah, sebab nasabah adalah orang yang membawa kita kepada
pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, adalah pekerjaan kita untuk dapat
memperlakukan nasabah yang menguntungkan bagi nasabah dan juga buat
perusahaan kita.
G. Pengertian Money Changer
Dari makna katanya money changer artinya adalah penukaran uang. Secara
lengkap money changer lebih bermakna tempat untuk menukarkan uang dari satu
mata uang ke mata uang lainnya. Money changer biasanya banyak berada di daerah
yang banyak turisnya, seperti bandara dan tempat wisata. Namun demikian, ada
banyak juga money changer di kota besar dan pusat pemerintahan di Indonesia.
Keberadaan money changer tidak terlepas dari adanya kebutuhan yang
timbul. Beberapa kebutuhan masyarakat yang membuat menjamurnya money
changer adalah :
1. Kebutuhan turis mancanegara
Di kota segala bisnis dan hiburan terkonsentrasi, hal ini menyebabkan banyaknya
orang asing baik itu turis yang berlibur maupun orang asing yang bekerja di
Indonesia. Dengan adanya warga asing inilah, kebutuhan penukaran uang timbul.
Wargna Negara lain ini memerlukan money changer untuk menukarkan mata
53
uang Negara mereka ke rupiah. Inilah yang menjadi penyebab banyaknya money
changer di Indonesia.
2. Kebutuhan mata uang asing
Selain warga Negara asing, banyak juga orang Indonesia sering ke luar negeri
baik itu untuk berlibur maupun untuk tujuan bisnis. Untuk itu, money changer di
Indonesia dibutuhkan oleh mereka dalam menukar uang rupiah ke mata uang
Negara lain. Uang Negara lain ini dibutuhkan saat merek berkunjung ke luar
negeri. Memang penukaran bisa dilakukan di Negara yang bersangkutan, namun
memegang uang asing di tangan sebelum mengunjungi Negara yang
bersangkutan akan memberikan ketenangan tersendiri.
3. Mencari keuntungan
Naik turunnya kurs mata uang bisa menjadi lading mencari keuntungan. Ada
juga sebagian orang yang memanfaatkan peluang ini. Kehadiran money changer
di Indonesia menjadi sarana yang dibutuhkan untuk transaksi lintas mata uang
ini.
4. Kebutuhan Dollar Amerika
Dollar Amerika merupakan mata uang internasional yang banyak digunakan di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mata uang ini banyak dibutuhkan oleh
perusahaan-perusahaan dalam melakukan pembelian barang. Ada barang-barang
tertentu yang dijual dalam mata uang dollar, seperti komputer dan teknologi
informasi lainnya. Saat perusahaan melakukan impor, Dollar Amerika juga
dibutuhkan.
54
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat PT. Haji La Tunrung AMC Makassar
PT. Haji La Tunrung AMC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa jual beli mata uang asing bukan bank atau money changer. Perusahaan ini
beroperasi di dua kantor pusat (twin head office) dan 25 cabang yang tersebar di 15
Provinsi di Indonesia. PT. Haji La Tunrung adalah money changer tertua di
Makassar. Perusahaan ini merupakan pedagang valuta asing berizin ke-5 (lima) di
Seluruh Indonesia pada tanggal 17 Mei 1974. Perusahaanyang didirikan berdasarkan
Akte No. C2-2920 HT.01.01.TH.92. Tanggal 16 April 1992.
Nama perusaahan ini merupakan nama pemilik perusahaan yaitu La Tunrung.
Pada awalnya perusahaan ini hanyalah perusahaan keluarga yang dimodali oleh La
Tunrung dan anak-anaknya. Perusahaaan ini berkembang pesat pada waktu krisis
moneter tahun 1998 dengan membengkaknya harga dollar.
PT. Haji La Tunrung sudah memiliki twin head office yang berada di JL. RE
Martadinata dan JL. Monginsidi di Makassar, 25 Kantor Cabang yang tersebar di
Indonesia.
Daftar Kantor Cabang :
1. Sulawesi Selatan :
a. Makassar : Gedung IT Trade Centre Lantai 1 Jl. Urip Sumiharjo Km 4.
b. Makassar : dalam asrama Haji Sudiang
55
c. Pare : Jl. Sultan Hasanuddin No.21
d. Rantepao : JL. Londorundun No.27
2. Sulawesi Tenggara :
Kendari : Jl. Drs. Abdullah Silondae No.127
3. Sulawesi Tengah
Palu : Jl. Danau Poso No.12 C
4. Sulawesi Utara
a. Manado : Jl. Pierre Tendean Komp. Ruko Mega Smart 4 No.7
b. Bitung : Jl. Yos Sudarso No.80
5. Kalimantan Timur
a. Samarinda : Jl. S. Pareman No. 15 T Lembuswana Plaza
b. Balikpapan : Jl. Ahmad Yani No. 6 A
c. Balikpapan : dalam Asrama Haji Batakan
d. Bontang : Jl. Bhayangkara Mall Bontang No.4
e. Tarakan : Jl. Yos Sodarso RT 16 No. 26
6. Kalimantan Selatan
Banjarmasin : Jl. Pangeran Samudera No.17 C
7. Kalimantan Barat
Pontianak : Jl. Diponegoro No. 163
8. Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI)
a. Jakarta Pusat : Jl. Ir. Juanda No. 14 A
56
b. Jakarta Utara : Jl. Enggano No 58 Tanjung Priok
9. Provinsi Jawa Timur
Surabaya: Jl. Perak timur No. 282
10. Provinsi Jawa Barat
Cirebon : Jl. Karanggetas No. 138
11. Provinsi Jawa Tengah
Semarang : Jl. Brigjen Katamso Ruko Bangkong Plaza Blok A – 8
12. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta : Jl. Pasar Kembang No.17
13. Provinsi Bali
Denpasar : Jl. Imam Bonjol No. 341
14. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Mataram : Jl. Yos Sodarso No. 25 C
15. Provinsi Sumatera Selatan
Palembang : Jl. R. Sukamto No. 79
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi money changer terbaik di Indonesia. Pernyataan visi tersebut menawarkan
layanan terbaik (kemudahaan, kecepatan, keramahan) dengan harga kompetitif.
Misi:
1. Melebarkan sayap di provinsi-provinsi lain di Indonesia.
57
2. Mengembangkan kompetensi SDM agar mampu bersaing untuk memberikan
pelayanan prima kepada nasabah.
3. Mengembangkan dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai instansi terkait.
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
C. Struktur Organisasi
Salah satu fungsi manajemen yang cukup penting adalah pengorganisasian,
yaitu menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan
perusahaan di dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Penyusunan organisasi
dimaksudkan untuk memperjelas tugas-tugas dan wewenang serta tanggungjawab
yang disusun dengan sedemikian rupa dengan garis-garis koordinasi yang mengarah
pada satu titik pusat sehingga segala kegiatannya dapat terkoordinir dengan baik.
Adapun struktur organisasi PT. Haji La Tunrung Makassar dapat dilihat
dalam skema berikut :
59
Uraian Tugas
Tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian dalam perusahaan ini
diuraikan sebagai berikut :
1. President Director
Mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan Director
Monitoring and Guidance, Finance Director, Director Service and Engineering
dan Marketing Director di PT. Haji La Tunrung serta melakukan koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan instansi terkait.
2. Director Monitoring & Guidance Centre and Branch
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi
keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan di semua cabang.
3. Finance Director
Finance Director bertugas untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan bidang
keuangan
4. Director Service & Engineering
Director Service & Engineering bertugas mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
5. Marketing Director
Marketing Director bertugas bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil
penjualan dan pembelian mata uang asing, bertanggung jawab pada penggunaan
dana promosi, menentukan kurs,
60
6. General Manager
General Manager bertanggung jawab pada keseluruhan sistem yang berjalan di
perusahaan.
7. Head Office Accountant
Head Office Accountant bertanggungajwab untuk merumuskan kebijakan
perusahaan.
8. Public Relation
Public Relation bertugas untuk menjalin kerjasama dan komunikasi kesemua
nasabah.
9. Area Manager
Mengurus segala hak milik perusahaan dan memimpin perusahaan secara
keseluruhan serta mewakili badan usaha baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
10. Maintenance & Construction
Tugas dari Maintenance & Construction adalah melaksanakan tugas secara tertib,
disertai tanggungjawab untuk mengawasi penyimpangan dan pemeliharaan
seluruh dokumen perusahaan.
11. Asst. Marketing Director
Asst. Marketing Director bertugas memberikan bimbingan dan mengarahkan
bawahannya mengenai cara pelaksanaan pemasaran yang baik.
61
12. Marketing of Monginsidi Branch Office
Memberikan laporan tentang kondisi pemasaran kepada Marketing Directur.
13. Head of Regional Marketing
Mengusahakan dan mengadakan pengarahan untuk terlaksananya kerjasama yang
baik di dalam lingkungan perusahaan.
14. Teller
Bertugas sebagai sentralisasi perputaran dana perusahaan, menerima dan
mencatat setoran dari hasil pertukaran uang.
15. Costumer Service
Mengawasi dan mengontrol layanan yang diberikan oleh karyawan kepada
nasabah.
16. Driver
Bertugas untuk mengantar karyawan serta merawat kendaraan agar siap pakai.
17. Cleaning Service
Tugas Cleaning Service adalah membersihkan ruangan dan peralatan kantor.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi Money Changer yang dilakukan oleh PT. Haji
Latunrung AMC di Makassar
Dewasa ini upaya yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah
mempertahankan kontinuitas dari usaha yang akan dikelola. Oleh karena itulah maka
perlunya perusahaan menyusun strategi komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan, dimana strategi komunikasi diterapkan guna dapat meningkatkan jumlah
nasabah. Demikian halnya dengan PT. Haji Latunrung AMC yang bergerak dalam
bidang jasa penukaran valuta asing.
Searah dengan perkembangan unit usaha yang dijalankan oleh PT. Haji La
Tunrung AMC maka perlu dilakukan oleh adanya strategi komunikasi money
changer. Adapun tujuan dan sasaran yang dilakukan oleh perusahaan PT. Haji La
Tunrung AMC dengan penerapan strategi komunikasi yaitu :
1) Untuk dapat meningkatkan jumlah nasabah
2) Untuk meningkatkan citra PT. Haji La Tunrung sebagai perusahaan jasa
penukaran valuta asing
Dalam hubungannya dengan strategi komuniksai money changer khususnya
pada perusahaan PT. Haji La Tunrung AMC maka perlu dilakukan penilaian strategi
komunikasi yang selama ini dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC. Adapun
63
strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Mengenal khalayak
Salah satu cara yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam
melakukan strategi komunikasi adalah menentukan komunikasi (khalayak) dalam
proses komunikasi. Oleh karena itulah maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mengenal khalayak adalah mengetahui latar belakang nasabah secara detail..
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Aisyah selaku General Manager PT.
Haji La Tunrung AMC Cabang Makassar yaitu sebagai berikut :
Cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengenal khalayak adalah mengetahui latar belakang nasabah secara detail. Selain sebagai kelengkapan untuk peraturan PPATK tentang know your customer, juga sebagai bahan untuk mengetahui pendekatan apa selanjutnya yang akan dilakukan oleh perusahaan (wawancara tanggal 3 Maret 2012)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis mengenai cara yang
dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam mengenal khalayak adalah
dengan mengetahui secara detail latar belakang nasabah yang dicatat oleh
perusahaan, hal ini dilakukan guna dapat mementukan informasi secara detail bagi
setiap nasabah, sehingga dengan data yang dikumpulkan dari perusahaan bahwa
jumlah nasabah dalam tahun 2011 sebesar 32.900 orang. Kemudian dari hasil
wawancara dengan Daswar Muhammad sebagai public relation mengenai tujuan
yang ingin dicapai dengan mengenal khalayak dalam pelaksanaan strategi
komunikasi yaitu sebagai berikut :
64
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan PT. Haji La Tunrung AMC dalam mengenal khalayak yaitu penentuan metode pendekatan selanjutnya sehingga terjalin komunikasi yang baik antara nasabah dan perusahaan. Hal ini dilakukan agar nasabah merasa nyaman bertransaksi mata uang asing di perusahaan kami. (wawancara tanggal 3 Maret 2012)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan public relation bahwa
tujuan yang ingin dicapai dengan mengenal khalayak yaitu penentuan metode
pendekatan selanjutnya sehingga terjalin komunikasi yang baik antara nasabah dan
perusahaan.
Kemudian wawancara dengan Direktur Pemasaran yaitu Radiah Mardiah
La Tunrung mengenai metode/pendekatan yang digunakan dalam mengenal
khalayak yaitu sebagai berikut :
Untuk mengetahui latar belakang nasabah secara detail sering mengalami kesulitan, itu dikarenakan banyak nasabah yang tidak ingin diketahui indentitasnya. Ada sejumlah nasabah yang tidak mau diketahui indentitasnya karena takut dengan pajak, banyak pula merasa tidak perlu karena hanya menukar dengan jumlah sedikit. Kami mengakali hal tersebut dengan pendekatan secara personal dan membuat suasana kantor senyaman di rumah agar nasabah merasa nyaman berada disini, biasanya nasabah akan menjadi cair ketika menikmati kue dan secangkir kopi yang memang disediakan setiap hari. (Wawancara tanggal 4 Maret 2012)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur Pemasaran mengenai
metode/pendekatan dalam mengenal khalayak adalah dengan membuat suasana
kantor senyaman berada dirumah, dimana salah satu tujuan adalah untuk
mendekatkan hubungan antara PT. Haji La Tunrung AMC dengan nasabahnya.
Dengan adanya hubungan tersebut maka diharapkan untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan dengan perusahaan.
65
2. Menyusun Pesan
Upaya yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC selain menentukan
khalayak dalam pelaksanaan strategi komunikasi adalah menyusun pesan. Dimana
salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun pesan dalam pelaksanaan
strategi money changer adalah untuk memberikan kejelasan informasi mengenai
program yang akan dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC.
Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas dari hasil wawancara
dengan public relation (Daswar Muhammad) mengenai penyusunan pesan yaitu
sebagai berikut :
Kegiatan penyusunan pesan yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah membuat press release secara rutin di surat kabar lokal untuk kegiatan yang diadakan oleh perusahaan dan penyusunan pesan promosi yang menarik. (wawancara tanggal 4 Maret 2012)
Dari hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa upaya yang
dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam melakukan strategi komunikasi
money changer adalah menyusun pesan promosi, iklan dan press release yang akan
diterbitkan di media surat kabar. Dimana pesan yang akan diterbitkan di media surat
kabar seperti program promosi yang akan dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC
dan selain itu informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Haji
La Tunrung AMC, khususnya dalam hal jasa penukaran valuta asing.
Kemudian wawancara dengan karyawan PT. Haji La Tunrung AMC dalam
bidang promosi yaitu Dewi Andayani yaitu sebagai berikut :
66
Upaya yang dilakukan dalam penyusunan pesan adalah membuat iklan, promosi dan press release di surat kabar lokal terlihat menarik sehingga nasabah dan calon nasabah tertarik untuk bertransaksi di PT. Haji La Tunrung AMC. Perusahaan ini menggunakan semboyan “Ridha Allah Tujuanku.”. (wawancara tanggal 4 Maret 2012)
Dalam pelaksanaan penyusunan pesan maka kegiatan yang dilakukan oleh
PT. Haji La Tunrung AMC adalah membuat iklan, promosi dan press release.
Dimana jenis surat kabar yang digunakan adalah surat kabar local yaitu Fajar, Ujung
Pandang Express, Harian Rakyat Sulsel serta Tribun Timur. Dimana dalam
penyusunan pesan ini maka perusahaan menggunakan semboyan “Ridha Allah
Tujuanku”. Semboyan yang digunakan oleh perusahaan adalah dimaksudkan untuk
dapat meningkatkan nasabah, dan penyusunan pesan ini diharapkan akan dapat
menambah pendapatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan jasa
penukaran valuta asing.
Kemudian wawancara dengan karyawan Bagian Promosi mengenai
penyusunan pesan dalam strategi komunikasi money changer yaitu sebagai berikut :
Pelaksanaan penyusunan pesan dalam surat kabar dianggap belum memadai, sebab belum dapat meningkatkan jumlah nasabah (wawancara tanggal 5 Maret 2012)
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian promosi, ternyata
dari hasil penyampaian pesan dalam surat kabar dianggap belum dapat
meningkatkan jumlah nasabah, alasannya karena penyusunan pesan dalam surat
kabar belum mendapatkan respon dari masyarakat dan selain itu pesan yang
disampaikan masih belum jelas dan kurang menarik bagi nasabah, hal ini belum
67
adanya perbaikan dalam penyusunan pesan, khususnya dalam surat kabar, dimana
bertujuan untuk dapat meningkatkan jumlah nasabah di masa yang akan datang.
3. Penentuan Metode
Salah satu faktor yang menunjang kelancaran aktivitas usaha yang
dikelolah adalah penentuan metode yang digunakan dalam melakukan strategi
komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha jasa penukaran
valutas asing (money changer). Sehingga dalam melakukan kelancaran strategi
money changer maka salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan PT. Haji La
Tunrung AMC adalah dengan menetapkan metode yang akan digunakan. Tujuan
yang ingin dicapai melalui penentuan metode adalah untuk dapat meningkatkan
jumlah nasabah.
Adapun hasil wawancara dengan Aisyah, B. selaku public relation
mengenai cara penentuan metode dalam pelaksanaan strategi money changer yaitu
sebagai berikut :
Cara yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam pelaksanaan strategi money changer adalah dengan mengkaji dan menyeleksi media atau jenis pendekatan yang terbaik untuk pelayanan dan promosi (wawancara tanggal 5 Maret 2012)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Aisyah, B. selaku
General Manager maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam melakukan strategi
komunikasi money changer khususnya pada PT. Haji La Tunrung AMC adalah
menyeleksi media atau jenis pendekatan yang akan digunakan. Salah satu tujuan
yang ingin dicapai dalam pengkajian dan penyeleksian media dan pendekatan-
68
pendekatan yang di lakukan PT. Haji La Tunrung adalah untuk meningkatkan
jumlah nasabah di masa yang akan datang.
Kemudian dari hasil wawancara dengan karyawan bagian promosi yaitu
Sri Wahyuningsih mengenai kegiatan pemilihan media dalam strategi yaitu :
Kegiatan yang dilakukan dalam pemilihan media adalah dengan melakukan seleksi penggunaan media yang akan digunakan dalam perusahaan (wawancara tanggal 12 Maret 2012)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh karyawan bagian
promosi maka dapatlah disimpulkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan
dalam pemilihan media dalam pelaksanaan strategi money changer adalah dengan
melakukan seleksi media promosi yang akan digunakan, hal ini bertujuan untuk
dapat memilih media promosi yang tepat. Dimana dengan adanya pemilihan media
promosi yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan jumlah nasabah di masa
yang akan datang.
4. Seleksi penggunaan media promosi
Seleksi penggunaan media promosi adalah bagian yang terpenting, sebab
dengan seleksi yang tidak akurat maka akan dapat berdampak terhadap
pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan strategi komunikasi. Oleh
karena itulah perlunya setiap perusahaan dalam melakukan seleksi dalam
penggunaan media promosi, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan jumlah
nasabah yang dimasa yang akan datang.
69
Kemudian perlu ditambahkan bahwa seleksi penggunaan media promosi
mempengaruhi keberhasilan setiap perusahaan dalam melakukan promosi. Oleh
karena itulah langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC
dalam melakukan seleksi penggunaan media yaitu sebagai berikut :
Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam pemilihan media promosi yaitu dengan memilih jenis media promosi yang akan digunakan dan selanjutnya menetapkan anggaran biaya dalam penggunaan media promosi (wawancara tanggal 18 Maret 2012)
Dari hasil wawancara dengan karyawan bagian promosi PT. Haji La Tunrung
AMC maka dapatlah disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh perusahaan
dalam melakukan seleksi dengan penggunaan media adalah dengan memilih
media promosi yang tepat dan selain itu menetapkan anggaran biaya promosi yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam penggunaan media promosi.
Kemudian wawancara dengan karyawan bagian promosi PT. Haji La
Tunrung AMC yaitu Dewi Andayani mengenai keunggulan dengan seleksi
penggunaan media promosi yaitu sebagai berikut :
Keunggulan seleksi penggunaan media promosi adalah untuk mempermudah perusahaan dalam menggunakan media promosi dalam pemasaran. (Wawancara tanggal 18 Maret 2012)
Dari hasil wawancara maka dapatlah disimpulkan bahwa pemilihan media
promosi dimaksudkan untuk dapat memilih media promosi yang akan digunakan
dalam pemasaran jasa penukaran valuta asing.
70
Selanuutnya wawancara dengan Radiah selaku Direktur Pemasaran yaitu
sebagai berikut :
Penggunaan media promosi yang digunakan oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah dengan melalui media surat kabar baik berupa iklan, promosi maupun press release (wawancara tanggal 19 Maret 2012)
Dari hasil wawancara maka dapatlah disimpulkan bahwa media promosi
yang digunakan oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah melalui pemilihan media
periklanan yang digunakan melalui surat kabar. Sedangkan media surat kabar yang
digunakan seperti : surat kabar Ujung Pandang Express, surat kabar Harian Fajar,
surat kabar Harian Rakyat Sulsel selain itu juga surat kabar Harian Tribun Timur.
Kemudian media promosi yang digunakan oleh perusahaan adalah promosi
penjualan (sales promotion), hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Dewi
Andayani selaku karyawan bagian promosi PT. Haji La Tunrung AMC yaitu sebagai
berikut :
Jenis promosi yang digunakan oleh perusahaan adalah dengan melakukan promosi penjualan, sedangkan aktivitas promosi yang digunakan dengan memberikan souvenir berupa gantungan kunci berlabel perusahaan, pulpen serta memberikan hadiah di perayaan hari raya/besar nasabah langganan (wawancara tanggal 19 Maret 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian Promosi yang
menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan melakukan promosi penjualan. Sedangkan aktivitas promosi yang dilakukan
oleh perusahaan adalah melalui pemberian gantungan kunci yang berlabel
71
perusahaan, pemberian pulpen serta pemberian hadiah di perayaan hari raya/besar
nasabah langganan.
Kemudian dalam melakukan strategi komunikasi maka upaya yang dilakukan
oleh perusahaan adalah melalui peningkatan hubungan dengan pelanggan atau
nasabah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Daswar Muhammad
selaku Public Relations yaitu sebagai berikut :
Upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, yakni dapat melayani transaksi valuta asing melalui telepon, dan nasabah tidak perlu lagi datang, nasabah hanya menelpon masalah harga, lalu mengirimkan lewat rekening dan perusahaan ini mengirimkan valuta asing ke rekening nasabah (wawancara tanggal 19 Maret 2012).
Berdasarkan hasil wawancara yang sebagaimana telah dikemukakan di atas
maka dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, perusahaan dapat
melayani melalui via telepon. Hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
jumlah pelanggan khususnya dalam hal penukaran valuta asing.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pelaksanaan Strategi Komunikasi
Money Changer
Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan perdagangan valuta asing
adalah strategi komunikasi yang dijalankan oleh perusahaan, dimana dengan strategi
komunikasi yang dilakukan akan berdampak terhadap peningkatan jumlah nasabah.
Oleh karena itulah strategi komuniksi sangatlah berpengaruh terhadap peningkatan
72
jumlah nasabah, sebab dengan strategi komunikasi yang akurat maka akan
mempengaruhi kinerja perusahaan.
Dalam menunjang strategi komunikasi perusahaan, maka sangatlah
diperlukan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan strategi komunikasi. Oleh
karena itulah terdapat sejumlah faktor pendukung strategi komunikasi yaitu
tersedianya informasi dan komunikasi, hubungan nasabah dengan perusahaan dan
selain itu banyaknya rekening di bank yang memudahkan nasabah dalam
bertransaksi. Dengan demikian maka dapatlah dilakukan penilaian faktor pendukung
pelaksanaan strategi komunikasi khususnya pada PT. Haji La Tunrung AMC,
dimana dari hasil wawancara dengan Radiah Mardiah selaku direktur pemasaran
yaitu sebagai berikut :
Faktor penunjang pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah adanya hubungan yang terjalin baik dengan pelanggan dan perusahaan (wawancara tanggal 20 Maret 2012)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perusahaan yang menunjukkan bahwa
faktor pendukung dengan adanya pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan
oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah adanya hubungan yang terjalin baik
antara pelanggan dengan perusahaan. Dimana dalam menunjang pelaksanaan
strategi komunikasi perusahaan maka perusahaan melakukan pendekatan dengan
pelanggan.
Kemudian dari hasil wawancara dengan Aisyah, B. selaku general manager
yaitu sebagai berikut :
73
Faktor penunjang pelaksanaan strategi komuniksi money changer adalah banyaknya rekening di bank dalam memudahkan nasabah dalam bertransaksi (tanggal 20 Maret 2012)
Dari hasil wawancara dengan penulis yang menunjukkan bahwa faktor
penunjang yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan strategi komunikasi
yaitu banyaknya rekening dalam memudahkan nasabah dalam bertransaksi,
sehingga dengan adanya faktor penunjang maka akan berdampak terhadap
peningkatan jumlah nasabah.
Selanjutnya faktor penunjang lainnya adalah kemampuan teknologi dan
informasi, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Daswar Muhammad selaku
public relation yaitu sebagai berikut :
Faktor penunjang yang mendukung kelancaran strategi komunikasi adalah kemajuan teknologi dan informasi yang akan mempengaruhi kelancaran transaksi penukaran valuta asing. (wawancara tanggal 21 Maret 2012).
Dalam hubungannya dengan hasil wawancara dengan public relation adalah
melalui kemajuan teknologi dan informasi. Dimana dengan adanya kemajuan
teknologi dan informasi maka akan menunjang kelancaran strategi komunikasi
khususnya dalam hal transaksi penukaran valuta asing.
Kemudian wawancara dengan Aisyah, B. selaku General Manajer yaitu
mengenai faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi komunikasi yaitu sebagai
berikut :
Faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi komunikasi adalah terletak pada penggunaan website yang belum maksimal sebagai media promosi, Website hanya menampilkan company profile, belum memiliki
74
kurs mata uang asing padahal umumnya nasabah mengambil patokan kurs dari internet (tanggal 28 Maret 2012).
Dalam hubungannya dengan hasil wawancara yang telah dikemukakan di
atas maka yang menjadi faktor penghambat adalah perusahaan belum penggunaaan
Website sebagai media promosi yang belum maksimal, padahal kebanyakan nasabah
dalam mengambil informasi kurs dari internet.
Kemudian faktor penghambat lainnya menurut hasil wawancara dengan
Dewi Andayani selaku karyawan bidang promosi yaitu :
Faktor penghambat dalam melakukan strategi komunikasi adalah terbatasnya anggaran dana dalam melakukan strategi komunikasi dan juga ketatnya persaingan money changer di Makassar (tanggal 29 Maret 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dewi Andayani yang menunjukkan
bahwa salah satu faktor penghambat dalam melakukan strategi komunikasi adalah
terbatasnya anggaran dana dalam penggunaan media promosi, akibat dari
keterbatasan dalam penggunaan dana maka kegiatan poromosi yang dilakukan
oleh perusahaan dianggap belum mampu dapat meningkatkan jumlah nasabah
khususnya dalam tahun 2011 jumlah nasabah menurun, hal ini disebabkan karena
ketatnya persaingan dalam pemasaran jasa penukaran valuta asing.
C. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini ditekankan pada penilaian strategi
komunikasi money changer yang dijalankan oleh PT. Haji La Tunrung AMC di Kota
Makassar. Dimana dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa strategi
75
komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung AMC dalam penentuan
khalayak melakukan pencarian informasi secara detail tentang nasabah, dan dengan
mengetahui secara detail tentang nasabah maka dilakukan pendekatan secara
personal yang membuat nasabah merasa nyaman sehingga terjalin hubungan yang
baik antara perusahaan dan nasabah.
Kemudian strategi komunikasi money changer yang dilakukan oleh PT. Haji
La Tuntung AMC adalah dengan penyusunan pesan yang menarik disampaikan
melalui media surat kabar, dan selain itu menentukan seleksi dalam penggunaan
media promosi dalam pelaksanaan kegiatan promosi. Dimana media promosi yang
digunakan oleh PT. Haji La Tunrung AMC adalah melalui media cetak yakni pada
surat kabar Harian Ujung Pandang Expres, Fajar, Harian Rakyat Sulsel dan Tribun
Timur, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan jumlah nasabah.
Kemudian dalam pelaksanaan strategi komunikasi money changer khususnya
pda PT. Haji La Tunrung AMC Cabang Makassar maka terdapat faktor
pendukung dan penghambat. Dimana yang menjadi faktor pendukung dalam
pelaksanaan strategi komunikasi yaitu kemajuan teknologi dan informasi, hubungan
yang terjalin baik dengan media promosi yang digunakan dalam peningkatan
jumlah nasabah dan selain itu banyaknya rekening di Bank dalam memudahkan
nasabah untuk berbisnis.
Selajutnya faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi komunikasi money
changer yakni bahwa perusahaan penggunaaan website yang belum maksimal
76
sebagai media promosi karena tidak mencantumkan perkembangan kurs di Website
tersebut, padahal kebanyakan nasabah mengambil patokan dari internet. Faktor
lainnya yang menghambat pelaksanaan strategi komunikasi adalah terbatasnya dana
yang tersedia dalam pelaksanaan media promosi, sehingga mengakibatkan media
promosi yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan juga persaingan
yang semakin ketat.
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan strategi komunikasi money changer
dalam peningkatan jumlah nasabah maka akan dapat disajikan perkembangan
jumlah nasabah untuk tahun 2007 s/d tahun 2011 yang dapat dilihat melalui tabel
berikut ini :
Tabel 1
Perkembangan Jumlah Nasabah pada PT. Haji La Tunrung AMC
Tahun 2007 s/d tahun 2011
TahunJumlah Nasabah Peningkatan/Penurunan
(Orang) (%)
2007 28.990 -
2008 32.730 12,90
2009 33.990 3,71
2010 35.340 3,97
2011 32.900 -3,02
Sumber : Data diolah dari PT. Haji La Tunrung AMC, 2012
Berdasarkan tabel tersebut di atas yakni hasil analisis peningkatan jumlah
nasabah untuk 5 tahun terakhir ternyata dalam tahun 2007 s/d tahun 2010 jumlah
nasabah meningkat, sedangkan dalam tahun 2011 jumlah nsabah menurun, sehingga
77
dari hasil analisis perkembangan jumlah nasabah dalam 5 tahun terakhir maka
dapatlah dikatakan bahwa strategi komunikasi money changer yang dilakukan oleh
perusahaan belum dapat meningkatkan jumlah nasabah.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil analisis yaitu sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan PT. Haji La Tunrung tidak dapat
meningkatkan jumlah nasabahnya walaupun secara keseluruhan perusahaan
ini telah menjalankan strategi komunikasi untuk meningkatkan jumlah
nasabahnya. Pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan PT. Haji La Tunrung AMC Makassar dalam penentuan khalayak
adalah pencarian informasi secara detail tentang nasabah, penyusunan pesan
yang menarik disampaikan melalui media surat kabar, kemudian menentukan
seleksi dalam penggunaan media promosi dalam pelaksanaan kegiatan
promosi. Dimana media promosi yang digunakan oleh PT. Haji La Tunrung
AMC adalah melalui media cetak yakni pada surat kabar Harian Ujung
Pandang Expres, Fajar, Harian Rakyat Sulsel dan Tribun Timur.
2. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi money changer khususnya pda PT.
Haji La Tunrung AMC Cabang Makassar maka terdapat faktor
pendukung dan penghambat. Dimana yang menjadi faktor pendukung dalam
pelaksanaan strategi komunikasi yaitu kemajuan teknologi dan informasi,
79
hubungan yang terjalin baik dengan media promosi dan selain itu banyaknya
rekening di Bank dalam memudahkan nasabah untuk bertransaksi.
Selajutnya faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi komunikasi money
changer yakni bahwa penggunaaan website yang belum maksimal sebagai
media promosi karena tidak mencantumkan perkembangan kurs di Website
tersebut, padahal kebanyakan nasabah mengambil patokan dari internet.
Faktor lainnya yang menghambat pelaksanaan strategi komunikasi adalah
terbatasnya anggaran promosi, sehingga mengakibatkan media promosi yang
dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan, juga persaingan anatar
money changer dan lahirnya money changer-money changer baru di
Makassar yang membuat persaingan penukaran uang asing semakin ketat.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Disarankan agar perlunya untuk memperbaiki strategi komunikasi money
changer yang selama ini dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan jumlah nasabah di masa yang akan datang.
2. Disarankan pula agar perlunya menambahkan perkembangan kurs di website.
3. Meningkatkan anggaran biaya promosi dalam penggunaan promosi.
4. Membuat patokan kurs yang kompetitif.
80
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 1982. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Lembaga Kajian Inovasi Indonesia (LKII)
_____________________. 2007. Public Relations. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I. bekerjasama dengan Pustaka Indonesia.
Boyd, Harper W, Orville C. Walker, Jean Claude Larreche, 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global, Erlangga, Jakarta. Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001. Strategi Menaklukkan
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
_____________________. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hax, A. C., & Majluf, N. S. 1991. The Strategy Concept and Process: A Pragmatic Approach. Prentice Hall. New Jersey. The Importance of the Physicians in the Generic versus Trade-Name Prescription Decision. Rand Journal of Economics 29: 108-36.
Irawan, Handi. 2004. Kepuasan Nasabah. Cetakan Kelima. Jakarta: Elex Media Komputindo
Jauch Lawrence R. & Glueck William F., (1989), Manajemen Dan Strategis Kebijakan Perusahaan, Jakarta : Erlangga.
Kriyantono, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Lexy, J Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Liliweri, 1997, Komunikasi Antar Manusia, edisi kelima, Penerbit : Professional Book, Jakarta.
81
Mariani, 1991, Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Morissan dan Corry. 2009. Teori Komunikasi Tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan. Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Penerbit Erlangga
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran Strategi Dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia
Rangkuti, Fredy, 2008. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Nasabah dan Analisis Kasus PLN – JP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Humas dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Dikky .dkk. 2011. Gaya Bersaing Money Changer. (http://www.majalahtrust.com/bisnis/strategi/1177.php.di akses 1 Maret 2011 pukul 15:25 WITA)
Soemanagara. Rd, 2006. Strategic Marketing communication Konsep Strategis dan Terapan, penerbit Alfabeta, Bandung
Tjiptono, Fandy. 2009. Manajemen Jasa. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Andi
Widjaja, A.W, 2000. Ilmu Komunikasi, Jakarta Penerbit: Rineka Cipta