Isi

31
IMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR Anggota Kelompok : USWATUN HASANAH 10614012 ILHAM DWI ANANDA 10614025 ARGITTA DELLA AYU R 10614040 SETIANING BUDI FADLILA 10614051 SENDY TRI PRASETYO 10614052 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2014

description

erewewreeee

Transcript of Isi

IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

Anggota Kelompok :USWATUN HASANAH

10614012ILHAM DWI ANANDA

10614025

ARGITTA DELLA AYU R

10614040SETIANING BUDI FADLILA

10614051SENDY TRI PRASETYO

10614052FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini berisikan tentang Iman kepada Qada dan Qadar sesuai dengan Rukun Iman.

Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bimbingan dosen pembimbing yaitu Dra. Umi Farikah, M.Pd. JI dan kerjasama yang baik antara teman-teman anggota kelompok 4. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca, dan membantu kami dalam menyusun makalah berikutnya.

Kediri, 07 Desember 2014

PenyusunDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..i

PENGESAHAN..ii

KATA PENGANTAR..iii

DAFTAR ISI..iv

BAB I . PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..1

1.2 Rumusan Masalah2

1.3 Tujuan2

1.4 Manfaat2

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3

2.1 Pengertian Beriman kepada Qada dan Qadar3

2.2 Macam-macam Takdir4

2.3 Fungsi Beriman Kepada Qada dan Qadar52.4 Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada Qada dan Qadar7

2.5 Hikmah Orang yang Beriman Kepada Qada dan Qadar9BAB III. PEMBAHASAN13BAB IV PENUTUP174.1 Kesimpulan174.2 Saran17DAFTAR PUSTAKA18BAB I

PENDAHULUAN1.1Latar belakang

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus hamba-Nya Muhammad dengan membawa kebenaran, menyampaikan amanat kepada umat dan berjihad dijalan-Nya hingga akhir hayat. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, berikut para keluarga, shahabat dan pengikutnya yang setia.. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT. (Mulyono,2007)

Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbulalamin dan menjadi penghuni Surga. (Mulyono,2007) 1.2Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan iman qada dan qadar?

2. Takdir dibagi menjadi berapa macam?

3. Apa fungsi beriman kepada qadadan qadar Allah SWT?

4. Bagaimana ciri ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar?

5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada dan qadar?

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:1. Untuk memahami iman kepada qada dan qadar

2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada dan qadar

4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar

5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada dan qadar1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta menjalankan syariat-Nya dalam kehidupan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Beriman Kepada Qodo` dan Qodar

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada menurut bahasa artinya Ketetapan. Qadaartinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. (Riski,2010)Allah SWT Berfirman : Artinya : Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu, melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadiid:22) (Wahab,2011)2.2 Macam-Macam TakdirTakdir terbagi menjadi dua bagian, yakni:

A. Takdir Muallaq

Takdir muallaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. (Riski,2010)Allah SWT Berfirman : Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri. (Ar-Radu : 11) (Wahab,2011) Contoh : 1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras Allah SWT Berfirman : Artinya : Dan katakanlah (hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu. (At- Taubah ayat 105) (Wahab,2011)2) Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoaAllah SWT Berfirman : Artinya : Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu. (Al-Muminun ayat 60) B. Takdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya. Contohnnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh dan rizkinya,terjadinya kiamat.dan sebagainya. Qada & qadar Allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya, dan kapanya meninggalnya, adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahui hal tersebut. (Riski,2010)2.3 Fungsi Beriman Kepada Qodo dan Qodar

Beriman kepada qadadan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. (Budi,2009) Diantaranya:

a) Mempunyai semangat ikhtiar

Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah , seorang murid akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT Berfirman: . Artinya : Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).(Q.S.An-Najm,53:39-40) (Wahab,2011)

b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan

Dengan percaya qada dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian, berani menghadapi tantangan, tahan uji, dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memegang prinsip atau pedoman hidup, berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi cobaan, penderitaan, kesakitan dan kesengsaraan. Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tanpa menyerah pada kesulitan, dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT.

Allah SWT Berfirman: Artinya : Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan,kami telah beriman,dan mereka tidak di uji (Q.S.AL-Ankabut,29:2)(Wahab,2011)

c) Sabar bahwa cobaan adalah qadadan qadar dari Allah SWT

Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT.

Allah SWT Berfirman: Artinya: Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka berkataInnalilliahi wa inna ilaihi rajiun.(Q.S. Albaqarah,2:156) (Wahab,2011)d) Tawakal

Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama, tawakal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bukan berarti penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal. 2.4 Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada Qada dan Qadar

Ciri-ciri orang yang beriman kepada Qada dan Qadar. (Budi,2009) adalah a. Qanaah dan Kemuliaan Diri

Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qanaah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qanaah, ialah qanaah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya. b. Cita-Cita Yang Tinggi

Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.

c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal

Orang yang beriman kepada Qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal. Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.

d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah

Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam. Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.

e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan

Iman kepada Qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syari (syariat) dan ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya kepada Allah semata. 2.5 Hikmah Orang Beriman Kepada Qodo dan Qodar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. (Ismail, 2007) Hikmah tersebut antara lain: a. Banyak Bersyukur dan Bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Allah SWT Berfirman: Artinya : dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ( QS. An-Nahl ayat 53). (Wahab,2011)b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Allah SWT Berfirman: Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat87) (Wahab,2011)c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Allah SWT Berfirman: Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77) (Wahab,2011)d. Jiwanya Tenang

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.

Allah SWT Berfirman : , , , Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30) (Wahab,2011)BAB IIIPEMBAHASAN

Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu karena Dialah yang merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut. Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-Nya adalah di atas segala-galanya.

Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau menerima kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda :

Artinya :Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya.(HR Bukhari dan Muslim)

Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya :Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.(QS Ar Rodu: 8)

Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa qadha dan qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada takdir.

Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang telah terjadi, contoh :

1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya.

2. Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat. Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia.

3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya. Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia menjadi orang yang kaya.

Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :

Artinya :Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. Yasin : 38)

Dalam surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :

Artinya :Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. al-Hadid : 22)

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada menurut bahasa artinya Ketetapan. Qadaartinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.

Apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti telah digariskan oleh Allah Yang Maha kuasa dan Yang Maha bijaksana. Semua telah tercatat secara rapi dalam sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan manusia tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka ia memiliki peluang atau kesempatan untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, berusaha keras untuk mencapai yang dicita-citakan tanpa berpangku tangan menunggu takdir, dan berupaya memperbaiki citra diri.

Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah swt., seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah swt. Ia akan berubah menjadi batu karang yang tegar menghadapi segala gelombang kehidupan dan senantiasa sabar dalam menyongsong badai ujian yang silih berganti. Ia juga selalu bersyukur apabila kenikmatan demi kenikmatan berada dalam genggamannya.

BAB IV

PENUTUP

Sebagai penutup, kami katakan bahwa seorang mumin harus ridha kepada Allah SWT sebagai Tuhannya, dan termasuk kesempurnaan ridha-Nya yaitu mengimani adanya qadha dan qadar serta meyakini bahwa dalam masalah ini tidak ada perbedaan antara amal yang dikerjakan manusia, rizki yang dia usahakan dan ajal yang dia khawatirkan. Kesemuanya adalah sama, sudah tertulis dan ditentukan. Dan setiap manusia dimudahkan menurut takdir yang ditentukan baginya.4.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan kepustakaan maka dapat disimpulkan bahwa Manusia wajib untuk mengenal dan memahami tentang Qada dan Qadar sehingga mereka mampu untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah mahasiswa diharapkan mampu untuk memotivasi diri dalam mendalami ilmu agama sehingga mahasiswa mampu menerapkan aqidah dan syariat-Nya dalam kehidupan. DAFTAR PUSTAKABudi, 2009, Iman Kepada Qadha dan Qadar, http://www.google.com/imankepadaqadadanqadar..

Riski, 2010, Iman Kepada Qadha dan Qadar, http://riski2989.blogspot.com/2010/03/iman-kepada-qada-dan-qadar-allh-awt.html. Tanggal 2 Desember 2014. Jam 19.00 WIB

Bazir, Mulyono, 2007, LKS Pendidikan Agama Islam. Jawa Tengah: CV. Media Karya Putra

Ismail, 2007, Qadha dan Qadar. http://[email protected]. Tanggal 2 desember 2014. Jam 19.00 WIBWahab, 2011, Tafsir Qadha dan Qadar. http://tafsir-ayat-ayat-tentang-qadha-dan-qadar.html.7

12

ii