Isi

8
Isi 2.1 Kasus Skenario Seorang dokter umum merasa kesal dengan pasiennya karena sulit mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter tersebut. Pasien adalah seorang penderita diabetes mellitus selama 3 tahun. Pasien seorang laki-laki berusia 54 tahun yang bekerja sehari-hari sebagai pegawai swasta. Dia malas mengikuti pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter. Dia tidak mau rutin makan obat antidiabetes oral, malas berolahraga dan makan sembarangan di luar rumah. Si dokter sudah kebingungan apalagi yang ingin dilakukan dengan kondisi ini karena gula darah pasien ini tidak terkontrol. 2.2 Hipotesis Pasien tidak menerapkan pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter seperti rutin makan obat antidiabetes oral karena dia memiliki penyakit diabetes mellitus, rajin berolahraga dan makan-makanan yang sehat sehingga membuat dokter menjadi kesal. 2.3 Mind Map Pola Hidup Sehat Kepribadian Pasien Perilaku Pasien Ego State Tahap Perubahan Perilaku Sehat 1. Prekontemplasi 5.Pemeliharaan Komunikasi Dr - Pasien Sosial Keluarga Tingkat Pendidikan Ekonomi 1

description

isi makalh pbl

Transcript of Isi

Isi2.1Kasus SkenarioSeorang dokter umum merasa kesal dengan pasiennya karena sulit mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter tersebut. Pasien adalah seorang penderita diabetes mellitus selama 3 tahun. Pasien seorang laki-laki berusia 54 tahun yang bekerja sehari-hari sebagai pegawai swasta. Dia malas mengikuti pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter. Dia tidak mau rutin makan obat antidiabetes oral, malas berolahraga dan makan sembarangan di luar rumah. Si dokter sudah kebingungan apalagi yang ingin dilakukan dengan kondisi ini karena gula darah pasien ini tidak terkontrol.2.2HipotesisPasien tidak menerapkan pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter seperti rutin makan obat antidiabetes oral karena dia memiliki penyakit diabetes mellitus, rajin berolahraga dan makan-makanan yang sehat sehingga membuat dokter menjadi kesal.

Sosial2.3Mind Map

Tingkat PendidikanEkonomiKomunikasi Dr - Pasien5.Pemeliharaan3.Persiapan1. Prekontemplasi4.Tindakan2.KontemplasiTahap Perubahan Perilaku SehatEgo StatePerilaku PasienKepribadian PasienPola Hidup Sehat

Keluarga

2.4Pembahasan2.4.1Perilaku SehatPerilaku sehat adalah kondisi ketika individu dengan kondisi kesehatan yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang sehat dan/atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.1Ada lima perilaku sehat menurut Gochman (1988) yaitu ;1. Pencegahan : segala tindakan yang secara medis direkomendasikan, dilakukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata (asimptomatik)2. Perlindungan : Tindakan yang dilakukan sesorang untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga kesehatan. Dapat berupa tindakan medis atau bukan.3. Perilaku Sebelum Sakit : Tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak yakin akan kondisi kesehatannya.4. Perilaku Saat Sakit : Tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit, baik yang dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri.5. Kondisi Sosial : TIndakan yang dilakukan oleh lingkungan sosial agar kesehatan tetap terjamin.

2.4.2KepribadianApa itu kepribadian? Hanya ada sedikit kata yang begitu memikat khalayak ramai, seperti istilah kepribadian. Meskipun kata tersebut dipakai dalam beberapa pengertian, namun sebagian terbesar dari arti-arti popular ini bisa digolongkan ke salah satu diantara dua golongan. Pemakaian pertama menyamakan istilah tersebut dengan ketrampilan atau kecakapan sosial. Kepribadian individu dinilai berdasarkan kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi positif dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Pemakaian kedua memandang kepribadian individu sebagai kesan yang paling menonjol atau paling kentara yang ditunjukkan seseorang terhadap orang-orang lain.2 Banyak ahli (di antaranya Freud, Adler, Horney, Hipocrates, Jung dan Maslow) mengemukakan konsep-konsep kepribadian (personality). Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisme psikofisiologis yang dapat dipergunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Sementara itu, Freud menekankan dinamika aspek id, ego dan superego dalam kepribadian diri individu.3 Id sendiri merupakan lapisan psikis paling dasar yang merupakan keinginan-keinginan tersimpan dalam psikis seseorang yang berprinsip kesenangan. Ego merupakan lapisan yang mangadakan hubungan langsung dengan dunia luar yang berprinsip realitas. Sedangkan superego adalah lapisan yang terbentuk dari internalisasi (memasukkan kedalam psikis) larangan-larangan, perintah-perintah dan aturan-aturan ke dalam psikis seseorang.Kepribadian berbeda dengan watak dan tabiat. Secara garis besar kepribadian memiliki pengertian bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain. Watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga seseorang tersebut bertindak. Sedangkan tabiat adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan badaniah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan.4

2.4.3Perilaku Ego StateDalam ego state terdapat tiga bagian ego, yaitu :1. Tahap ego anak-anakTahap ini memliki ciri-ciri mementingkan diri sendiri, bergerak sesuai perintah, bertindak spontan dan penuh imajinasi serta fantasi.2. Tahap ego dewasaPada tahap ini seseorang dapat mengambil keputusan yang baik, mereka lebih menggunakan logika untuk menganalisis suatu masalah.3. Tahap ego orang tuaPada tahap ini cirri-ciri yang utama adalah suka mengkritik dan mendidik atau membimbing. Kebanyakan digunakan untuk melindungi atau proteksi.

Tahap Perubahan Perilaku Sehat :1. Prekontemplasi : Adalah situasi dimana kita disadarkan untuk melakukanperubahan dalam diri tapi kita belum siap melakukannya.2. Kontemplasi: Kita mulai mengevaluasi diri, apa yang perlu dilakukan untuk membentuk karakter diri yang kuat.3. Persiapan : Hasil evaluasi diri, siap dilakukan untuk mengejar tujuan.54. Tindakan : Mulai dan sudah melakukan perubahan untuk mengjar tujuan.5. Pemeliharaan : Berusaha mempertahankan perubahan yang sudah dilakukan.

2.4.4KomunikasiAplikasi ilmu prilaku di dalam praktik kedokteran terdapat pada hubungan antara dokter dengan pasiennya. Komunikasi dokter ini diperlukan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien, agar dokter dapat membuat diagnosis. Selain itu, komunikasi membantu pasien bekerja sama dengan dokternya dalam proses penyembuhan. Komunikasi pasien-dokter ini merupakan hal yang sangat pentingdan disebut sebagai Art of Medicine. Komunikasi jenis ini sangat alamiah dan merupakan seni dalam berkomunikasi pada paraktik kedokteran.6Menurut Potter & Perry (1987) pesan dapat disampaikan melalui dua cara paling mendasar yaitu verbal dan non verbal.7 Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antarmanusia. Melalui kata-kata mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.8Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal ternyata jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal, dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi hamper secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersikap tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.8Dalam berkomunikasi juga terdapat hambatan-hambatan atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses kelancaran berkomunikasi, faktor-faktor tersebut antara lain faktor sosial, faktor ekonomi, faktor pendidikan dan faktor keluarga. Faktor sosial meliputi usia, jenis kelamin, kelas sosial, suku, budaya, bahasa dan peran sosial. Faktor Ekonomi ini meliputi tingkatan kemampuan keadaan financial (ekonomi) sesorang. Faktor pendidikan meliputi tingkatan pendidikan sesorang, semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan saat berkomunikasi. Dan faktor keluarga merupakan faktor dimana pengaruh keadaan keluarga terhadap kepribadian seseorang dalam kemampuan untuk berkomunikasi.

Penutup3.1KesimpulanDari skenario kasus tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa tidak seharusnya dokter merasa kesal karena pasien tidak menuruti apa saran dokter. Sebagai seorang dokter kita harus mengetahui macam-macam kepribadian seseorang (pasien) dan pandai menempatkan diri dalam berbagai keadaan, karena semua orang memiliki kepribadian yang bermacam-macam. Kita juga harus pandai dalam merasakan perasaan seseorang (pasien), agar dapat memahami perasaan orang (pasien) tersebut.Dalam berkomunikasi juga kita sebagai dokter dituntut untuk melakukan komunikasi yang efektif, yang berarti tidak hanya menjadi pembicara atau pemberi pesan yang baik, namun kita juga harus menjadi pendengar yang baik. Mungkin di dalam scenario kasus tersebut, dokter kurang efektif dalam berkomunikasi karena kurang memperhatikan beberapa faktor yang menghambat komunikasi sehingga pasien kurang mengerti apa yang dokter sampaikan yang membuat dia tidak rutin mengikuti pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter. Faktor-faktor sosial, ekonomi, pendidikan dan keluarga sangat berperan penting dalam terciptanya komunikasi yang efektif.Jadi dari scenario kasus ini, sikap dokter tersebut terhadap pasien masih belum bisa dibilang baik dan masih belum berempati. Komunikasi yang terjadi antara dokter-pasien itu juga belum termasuk komuniksi yang efektif, dokter juga menyiratkan rasa kesalnya meskipun tidak ia katakan kepada pasien. Sikapnya itu mungkin bisa terlihat dari raut wajah, sikap dan cara berbicaranya kepada pasien.

Daftar Pustaka1. Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinis, Ed. 9. Jakarta : EGC2. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 2007. Psikologi Kepribadian 1 : Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius3. Dariyo, Agoes. 2008. Psikologi Perkembangan Dewas Muda. Jakarta : Grasindo4. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC5. James O. Prochaska. 7 Cara Mengubah Diri dalam http://www.preventionindonesia.com/article.php?name=/7-cara-mengubah-diri&channel=health6. Soetjiningsih. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter : Suatu Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC7. Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta : EGC8. M. Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius1