Isi

43
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 1 PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi dalam bahasa Inggris yaitu petroleum, dari bahasa Latin (petrus artinya karang/batu dan oleum artinya minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam yaitu cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat- obatan. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan ekonomi yang dijalankan salah satunya adalah eksplorasi pertambangan minyak bumi. Namun, tidak semua negara-negara di ASEAN adalah penambang (memiliki lokasi pertambangan) dan penghasil minyak bumi. Terdapat beberapa negara di ASEAN yang hanya melakukan pengolahan serta mengimpor minyak bumi dari negara tetangganya di ASEAN. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah : a. Agar mahasiswa mengetahui apa itu minyak bumi beserta komposisinya b. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana tahap pembentukan dan pengolahan minyak bumi. c. Agar mahasiswa mengetahui persebaran wilayah tambang minyak bumi di negara- negara di ASEAN. d. Agar mahasiswa mengetahui jumlah produksi dan persebaran pasar produksi minyak bumi di negara-negara di ASEAN.

description

e

Transcript of Isi

Page 1: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 1

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi dalam bahasa Inggris yaitu petroleum, dari bahasa Latin (petrus artinya

karang/batu dan oleum artinya minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam yaitu cairan kental,

berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari

beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai

hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan

kemurniannya.

Minyak bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi

sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen,

karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi

akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik

didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak

tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-

obatan. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang

dibutuhkan manusia.

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan sebuah organisasi geo-politik

dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan ekonomi yang dijalankan

salah satunya adalah eksplorasi pertambangan minyak bumi. Namun, tidak semua negara-negara

di ASEAN adalah penambang (memiliki lokasi pertambangan) dan penghasil minyak bumi.

Terdapat beberapa negara di ASEAN yang hanya melakukan pengolahan serta mengimpor

minyak bumi dari negara tetangganya di ASEAN.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah :

a. Agar mahasiswa mengetahui apa itu minyak bumi beserta komposisinya

b. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana tahap pembentukan dan pengolahan

minyak bumi.

c. Agar mahasiswa mengetahui persebaran wilayah tambang minyak bumi di negara-

negara di ASEAN.

d. Agar mahasiswa mengetahui jumlah produksi dan persebaran pasar produksi

minyak bumi di negara-negara di ASEAN.

Page 2: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 2

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minyak Bumi

Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas

hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alkana, kemudian

sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai

senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.

Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari

hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur,

oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.

Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik

(mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua

ratus juta tahun yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik

berkulit keras sangat banyak jumlahnya. Jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga

jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai,

atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Disini kemudian terjadi pembusukan

oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun

terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut. Karena proses pembentukan minyak bumi

memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui (unrenewable).

Gambar 2.1 Minyak Bumi

Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat serta kurang menarik (Gambar

2.1). Minyak bumi baru dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai

produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan.

Page 3: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 3

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada umunya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam

pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga di sebut petroleum

(petroleum berasal dari bahasa Latin ‘petrus’ artinya batu dan ‘oleum’ artinya minyak). Untuk

memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan pengeboran.

2.2 Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu :

a. Hidrokarbon Jenuh (Alkana)

Dikenal dengan alkana atau parafin

Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)

Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit

Senyawa penyusun diantaranya :

1. Metana CH4

2. Etana CH3 – CH3

3. Propana CH3 – CH2 – CH3

4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3

5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3

6. Iso-oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2

b. Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena)

Dikenal dengan alkena

Keberadaannya hanya sedikit

Senyawa penyusunnya :

1. Etena CH2 = CH2

2. Butena CH2 = CH – CH2 – CH3

c. Hidrokarbon Jenuh Berantai Siklik (Sikloalkana)

Dikenal dengan sikloalkana atau naftena

Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana

Senyawa penyusunnya :

d. Hidrokarbon Aromatik

Dikenal sebagai seri aromatik

Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit

Page 4: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 4

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Senyawa penyusunannya :

e. Senyawa Lain

Keberadaannya sangat sedikit sekali

Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen

dan organo logam (kecil sekali)

2.3 Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk melalui beberapa proses. Proses tersebut dijelaskan berdasarkan

dua teori, yaitu :

1. Teori Anorganik

Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa

minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan

karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah

menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.

Persamaan : CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi

2. Teori Organik

Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk

dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme)

dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

2.4 Pengolahan Minyak Bumi

Minyak mentah yang diperoleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang

pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan,

diantaranya :

a. Pengolahan Pertama

Pada tahapan ini dilakukan proses distilasi bertingkat yang memisahkan fraksi-fraksi

minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan

tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan

menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup

gelembung.

Page 5: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 5

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

b. Pengolahan Kedua

Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses

sebagai berikut :

1. Perengkahan (cracking)

2. Ekstrasi

3. Kristalisasi

4. Pembersihan dari kontaminasi

2.5 Tambang Minyak Bumi Negara Malaysia

2.5.1 Lokasi

Gambar 2.2 Lokasi Tambang Minyak Bumi Negara Malaysia

Lokasi reservoir minyak dan gas di Negara Malaysia terbagi dalam 6 mayor sedimen.

Ketiga basin itu terbagi dalam tiga grup utama yaitu :

1. Semenanjung Malaysia

Basin Malaysia di lepas pantai timur mengcover lebih dari 12.000 meter dan

penyu basin di selatan mengcover luasan sebesar 5000 kilometer persegi.

2. Serawak

Basin Serawak dengan 7 provinsi geologi.

3. Sabah

Basin Sabah, timur laut basin sabah dan tenggara basin sabah dilakukan

eksplorasi air dalam.

2.5.2 Eksplorasi

Sejarah eksplorasi minyak bumi di Negara Malaysia dimulai pada abad ke-19. Minyak

bumi mulai memberikan kontribusi nyata dalam ekonomi Malaysia pada dasawarsa 1970

ketika platform dan penyulingan minyak yang baru mulai dibangun. Menjelang tahun 1975,

jumlah produksi minyak mentah tercatat sebesar 90.000 barrel sehari (14.000 m³/d), dan

kebanyakan diproduksi oleh perusahaan minyak Shell. Berikut ini sejarah penemuan minyak

bumi yang ada di wilayah Malaysia :

Page 6: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 6

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada tahun 1882, Claude Champion de Crespigny, seorang resident yang

berkedudukan di Baram, mencatat temuannya tentang penduduk daerah yang

menemukan sumur minyak. Paling tidak ada 18 sumur minyak dangkal yang sedang

mengalirkan minyaknya saat itu. Temuannya itu dilaporkan kepada Rajah Charles Brooke,

“The Second White Rajah of Sarawak”. Raja berkulit putih yang kedua, keponakan dari

James Brooke, “The First Rajah of Sarawak”, seorang petualang Inggris yang karena

keberanian dan kepiawaiannya dapat menjadi seorang penguasa di daerah Sarawak, dan

bergelar Rajah of Sarawak di tahun 1841.

Tahun 1909, perusahaan minyak Anglo-Saxon yaitu perusahaan asal kepada Serikat

Barat Shell hari ini telah diberi hak untuk mengeksploitasi sumber minyak bumi yang

terdapat di seluruh Timur.

Pada agustus 1910, rencana pemboran tetap diteruskan, dan sumur mulai ditajak pada

tanggal 10 Agustus 1910, dengan menggunakan apa yang disebut sebagai ‘old cable tool’.

Pengeboran dengan cara seperti itu sangat lambat, tapi pada akhirnya, tanggal 22

Desember 1910, pada kedalaman 138 meter, mereka menjumpai minyak. Lebih dari

empat bulan sejak dimulainya pemboran sumur tersebut, ‘Miri-1 well’, berproduksi

sebanyak 88 BOPD, dan kejayaan produksi minyak dan gas Malaya (sekarang Malaysia )

telah dimulai. Miri dapat dikatakan sebagai situs bermulanya industri minyak bumi secara

komersial di Malaysia.

Pada tahun 1929, 500 sumur minyak telah di-bor sehingga mencapai puncak produksi

sebanyak 15,000 barrel minyak per-hari. Hal ini membuat cari gali minyak tertumpu

di daratan kota Miri saja.

Tahun 1968, sumur minyak lepas pantai yang pertama bernama West Lutong memulai

produksi minyak bumi. West Lutong dapat menghasilkan minyak bumi mencapai 4000

tong minyak sehari yang dikeluarkan pada tahun 1968 dengan 4 medan minyak telah

diusahakan.

Di akhir tahun 1971, produksi lapangan minyak Miri tinggal 90% air dengan 675 barrel

minyak per-hari. Lapangan minyak Miri telah ditutup pada 20 Oktober 1972, setelah

lebih dari 60 tahun diproduksi, dengan total produksi sebanyak 80 juta barrel minyak.

Monumen untuk mengenang penemuan minyak tersebut telah didirikan di lokasi sumur

Miri-1 atau nama lainnya adalah ‘The Grand Old Lady’.

Selain sejarah-sejarah diatas terdapat juga sejarah dari BUMN milik Malaysia yang

dikenal dengan Petronas. Sejarah petronas dimulai sebelum tahun 1974, operasi minyak di

Malaysia dilakukan oleh perusahaan multi nasional melalui sistem konsesi untuk mencari gali

minyak bumi di perairan Sulawesi dan Maluku. Antara perusahaan- perusahaan yang mencari

Page 7: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 7

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

galian minyak, yang memegang konsesi adalah Shell dan Exxon Mobile. Kilang pengolahan

minyak Shell di Port Dickson dibuka pada tahun 1962. Ketika itu minyak dibeli dari luar negeri.

Pada tahun 1973 terjadi krisis minyak yang ikut melanda Malaysia.

2.5.3 Hasil Produksi

Berikut adalah hasil produksi dan konsumsi minyak bumi di Negara Malaysia yang

disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 2.3 Produksi Minyak Mentah Negara Malaysia

Produksi minyak Malaysia relatif mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimulai dari

tahun 1980 sebesar 300 ribu barrel hingga pada puncaknya di tahun 2004 yaitu mencapai

hamper 800 ribu barrel setiap harinya. Tapi semenjak tahun 2004 hingga 2012 produksi

minyak bumi Malaysia mengalami tren menurun. Menurut United States Energy Information

Administration terakhir produksi minyak Malaysia pada tahun 2012 adalah sekitar hampir 500

ribu barel per hari.

Tabel 2.1 Tingkat Persentase Produksi Minyak Bumi di Negara Malaysia

Page 8: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 8

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Tabel di atas menjelaskan tentang jumlah produksi minyak bumi Negara Malaysia

dari tahun ke tahun yang disertai perubahan dari tahun sebelumnya dalam bentuk prosentase.

Laju perubahan atau pertumbuhan terbesar adalah pada tahun 1984 yaitu sebesar 20.55%.

Sedangkan penurunan jumlah produksi terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu menurun

sebesar 10.71%, yang apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 638.26 ribu barrel

per hari Sedangkan untuk jumlah produksi terbanyak terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar

763.48 ribu barrel perhari dan produksi paling sedikit pada tahun 1981 yaitu sebesar 264 ribu

barrel per hari.

Gambar 2.4 Grafik Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Negara Malaysia

Dari grafik (Gambar 2.4) bisa dilihat bahwa sebagai negara berkembang, Malaysia bisa

mengendalikan antara jumlah konsumsi dan produksi sehingga mereka tidak perlu melakukan

impor. Tapi semakin lama jumlah konsumsi yang makin tinggi tidak diimbangi dengan jumlah

produksi yang memadai atau bias juga dibilang bahwa jumlah produksi justru menurun.

Imbasnya dalam beberapa tahun terakhir jumlah produksi lebih kecil daripada jumlah konsumsi.

Hal ini memaksa Malaysia untuk melakukan impor minyak bumi untuk mencukupi permintaan

pasar akan minyak bumi.

2.5.4 Pasar Produksi

Minyak bumi adalah sumber daya mineral utama yang menjadi penyokong ekonomi utama

di Negara Malaysia. Malaysia adalah negara kedua terbesar yang memproduksi minyak dan gas

alam di Asia Tenggara.

Pada gambar dibawah ini (Gambar 2.5) menjelaskan tentang jumlah total produksi minyak,

produksi minyak mentah, konsumsi dan lain lain. Dari tabel tersebut juga dapat kita lihat ranking

dari jumlah produksi Malaysia hingga jumlah produksi terakhir dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Page 9: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 9

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Gambar 2.5 Tingkat Produksi Minyak Bumi di Negara Malaysia

Industri Malaysia di bidang energi merupakan sektor penting dari pertumbuhan seluruh

perekonomian, dan itu hampir 20% dari total produksi domestik. Minyak dan gas alam adalah

sumber energi primer utama yang dikonsumsi di Malaysia, dengan saham diperkirakan 40%

dan 36%, masing-masing pada tahun 2012. Malaysia tetap menjadi pengekspor produk minyak

dan minyak mentah pada tahun 2013 meskipun kesenjangan penyempitan antara produksi dan

konsumsi dalam beberapa tahun terakhir. Malaysia mengekspor sekitar setengah dari produksi

minyak mentah karena kualitas minyak mentah yang menarik bagi pasar Asia dan mengambil

premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran minyak mentah lainnya. Sebagai

imbalannya, Malaysia mengimpor-biaya yang lebih rendah pada minyak mentah asam, sekitar

setengah dari Timur Tengah dan sisanya dari beberapa daerah lain, untuk kilang dan kebutuhan

dalam negeri. Pada 2013, Malaysia mengimpor 183.000 bbl/d, biaya yang lebih rendah minyak

mentah untuk diproses di kilang minyak.

Gambar 2.6 Diagram Konsumsi Energi Negara Malaysia

Page 10: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 10

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Malaysia mengekspor 240.000 bbl/d minyak mentah pada tahun 2013. Menurut Global

Trade Atlas, secara signifikan lebih rendah dari 400.000 bbl/d volume ekspor pada tahun 2000.

Semua minyak mentah Malaysia diekspor di Asia Pasifik, sebagian besar yang dikirim ke

Australia, India, Thailand, dan Jepang. Jepang mulai membeli minyak mentah lebih untuk

membakar langsung pada tahun 2011 setelah kehilangan generasi listrik tenaga nuklir setelah

kecelakaan Fukushima

Impor negara produk minyak bumi telah tumbuh lebih cepat daripada ekspor dalam

beberapa tahun terakhir. Sebagian besar perdagangan produk minyak Malaysia terjadi di Asia,

terutama dengan negara tetangga Singapura. Bensin merupakan produk impor utama, membuat

naik sekitar 45% dari impor produk dan sekitar sepertiga dari semua permintaan produk

minyak.

2.5.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

Pertambangan Minyak Bumi di Negara Malaysia dinaungi oleh beberapa macam instansi,

entah itu instansi milik pemerintah maupun swasta. Adapun instasi -instasi tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut ini :

a. Petronas

Sejarah : Petronas, kependekan dari Petroliam Nasional Berhad, adalah

perusahaan minyak dan gas Malaysia yang didirikan pada tanggal 17

Agustus 1974 yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia.

Perusahaan ini mendapatkan hak atas seluruh sumber daya minyak dan

gas di Malaysia dan diberi kepercayaan mengembangkan dan

menambah nilai sumber daya tersebut pada tanggal 1 Oktober 1974.

Tahun berikutnya, Petronas diberi hak tunggal atas pemasaran dan

distribusi semua produk minyak, dan ketentuan untuk mengontrol

perusahaan-perusahaan lain tanpa memiliki kepemilikan di dalamnya,

melalui pengeluaran saham-saham manajemen kepada Petronas.

Petronas sebagai perusahaan minyak dan gas (migas) milik Malaysia,

masuk dalam jajaran 25 perusahaan minyak terbesar di dunia yang

dirilis Forbes, dengan tingkat produksi 1,2 juta barel per hari (bph).

Sistem : Petronas menggunakan sistem kontrak bagi hasil. Petronas

mengadopsi sistem kontrak bagi hasil temuan pertamina dalam

melakukan negosiasi konsesi migas dengan perusahaan minyak asing

yang memiliki teknologi. Sebelumnya pertamina sangat sedikit

perusahaan migas di asia (non-Timur Tengah) yang mampu

menghasilkan konstribusi ekonomi yang besar bagi negaranya. Dengan

Page 11: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 11

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

sistem ini, praktis Petronas tidak perlu menarik urat dalam- dalam dan

tidak perlu mencari modal sendiri.

Profit : Pada tahun 2006, keuntungan Petronas sudah demikian besar

mencapai US$ 15 miliar, atau setara dengan tiga puluh persen

pendapatan pemerintah Malaysia. Langsung maupun tidak langsung,

konstribusi ekonomi powerhouse ini mampu mengangkat pendapatan

per kapital penduduk Malaysia menjadi US% 6000 pada tahun 2006

(Economist, 10/2007) dengan jumlah pegawai sebesar 33.682 orang.

Pada tahun 2005, cadangan migas yang berhasil di kuasai Petronas di

luar negeri telah mencapai 5,9 miliar barrel, lebih tinggi dari pada

cadangan domestik yaitu 4,2 miliar barrel. Pada tahun 2008 Petronas

berhasil meraup sekitar 77 miliar dollar AS atau sekitar Rp 153 triliun.

b. Murphy Peninsular Malaysia, Murphy Sabah, Murphy Sawarawk Oil Co.Ltd

Wilayah : Perairan Blok H, Rotan, Biris, dan Dolfin

Deskripsi : Perseroan ini memiliki 80% kepemilikan di perairan Blok H lepas pantai

Sabah. Pada awal tahun 2007, Perusahaan mengumumkan penemuan gas

alam yang signifikan di Rotan maupun di Blok H. Pada awal tahun 2008,

Perusahaan menindaklanjuti daerah Rotan dengan Penemuan di Biris. Pada

bulan Maret 2008, Perusahaan memperbaharui kontrak untuk Blok H

dengan potongan 60% sementara tetap mempertahankan 80%

kepentingan dalam Rotan dan Biris penemuan. Pada tahun 2010, lain

Penemuan gas alam dibuat di Blok H di Dolfin. Tahun 2012, dua

penemuan gas alam dibuat di Buluh dan Bunga Lili. Pada tahun 2012,

Perseroan telah memperbaharui kontrak dengan minat yang sama. Total

areal kotor diadakan di akhir tahun 2010 oleh Perusahaan di Blok H adalah

1,99 juta hektar.

c. BHP Billiton Petroleum (Sabah) Corporation

Wilayah : Blok Q, N, dan 2A.

Aktivitas : BHP Billiton Petroleum memiliki eksplorasi, pengembangan,

produksi dan kegiatan pemasaran di lebih dari dua belas negara di

seluruh dunia. BHP Billiton memperluas portofolio eksplorasi

minyak bumi yang dengan penambahan areal lepas pantai laut di

perairan Malaysia. PETRONAS, minyak nasional Malaysia

perusahaan, diberikan blok Perusahaan lepas pantai, yaitu Blok N,

Blok Q & Block 2A N & T. Blok yang terletak sekitar 175 kilometer

lepas pantai dari Kota Kinabalu, negara ibukota Sabah, dan blok

Page 12: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 12

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2A adalah ~ 200 km lepas pantai Miri - tiga blok di kedalaman air

mulai 1600-2800 meter. Dalam kontrak yang ditandatangani dengan

PETRONAS, BHP Billiton adalah operator & PETRONAS Carigali

memegang bunga yang tersisa. Pemberian blok didasarkan pada

program eksplorasi yang akan dilakukan oleh BHP Billiton yang

meliputi akuisisi seismik, pengolahan ulang dan eksplorasi

pengeboran.

d. INPEX Offshore North West Sabah Ltd.

Aktivitas : INPEX CORPORATION adalah perusahaan eksplorasi migas dan

termasuk perusahaan terbesar yang memproduksi dengan peringkat

tinggi di antara perusahaan Hulu Independen global dan Super Jurusan.

INPEX saat ini melakukan lebih dari 70 proyek minyak dan gas alam di 27

negara, termasuk dua skala besar Proyek LNG, Ichthys LNG Project di

Australia dan Abadi Proyek LNG di Indonesia sebagai operator. INPEX

bertujuan untuk menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan

gas internasional kelas atas melalui pertumbuhan yang berkelanjutan

dalam bisnis minyak dan gas. Dengan gas alam sebagai inti dari bisnis ini,

INPEX akan tumbuh menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan

membuat kontribusi untuk menjadi pasokan energi yang stabil kepada

masyarakat yang lebih luas. INPEX lepas pantai North West Sabah, Ltd

adalah anak perusahaan 100% dari INPEX CORPORATION, dan terlibat

dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam di Deepwater Blok S, lepas

pantai Sabah, sebagai operator. Kantor Kuala Lumpur juga terlibat dalam

mencari kelanjutan E & P peluang di Malaysia.

e. Lundin Malaysia B.V.

Wilayah : Blok PM 207, PM 308A, PM 308B, PM 319, SB 303, SB 307 / SB 308

Aktivitas : Lundin Petroleum adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan

gas Independen Swedia. Dalam waktu lima tahun terakhir perusahaan telah

mengakuisisi sejumlah izin eksplorasi calon lepas pantai Sabah dan

Semenanjung Malaysia. Lundin Petroleum memulai pengeboran eksplorasi

lepas pantai Sabah pada tahun 2011 menghasilkan dua gas penemuan pada

Tarap dan Cempulut prospek. Sebuah penemuan minyak lebih lanjut

dilakukan pada Janglau prospek di PM308A, lepas pantai Semenanjung

Malaysia.

f. JX Nippon Oil & Gas Exploratio Coporation

Wilayah : Blok SK 333, PM 308A, Deepwater Blok R

Page 13: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 13

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Aktivitas : Pada bulan Desember 2007, April 2008 dan Januari 2012 masing-

masing, mengakuisisi darat Blok SK333, lepas pantai Blok PM308A dan

Deepwater Blok R, yang sekarang sedang dilakukan kegiatan eksplorasi.

g. Shell Malaysia

Aktivitas : Shell Malaysia terlibat dalam tiga sektor menghasilkan pendapatan

bisnis utama, yaitu :

Hulu – Eksplorasi dan Produksi (E&P)

Operasi Internasional hulu berkonsentrasi pada pengembangan efisien dan

ekstraksi minyak mentah dan gas alam lepas pantai Sarawak dan Sabah.

Selain itu, Hulu Internasional mengkonversi gas alam untuk produk

hidrokarbon cair dan memasarkan produk secara global. Shell adalah juga

merupakan mitra usaha patungan di dua gas alam cair (LNG) usaha di

Bintulu, Sarawak. Perusahaan hulu Shell memiliki kepentingan di lebih dari

17 PSC di blok lepas pantai di Sabah dan Sarawak. Shell Sintesis Distilasi

Tengah (SMDS) pabrik di Bintulu adalah pertama di dunia Gas komersial

untuk Cair (GTL) tanaman jenis jual produk ultra GTL yang bersih.

Itu Teknologi mengkonversi gas alam untuk parafin rantai panjang yang

kemudian baik hydrocracked untuk memproduksi bahan bakar cair atau

difraksinasi untuk menghasilkan bahan baku kimia dan lilin.

Hilir

Kegiatan utama Shell adalah dalam pembuatan, perdagangan, pasokan,

distribusi, pemasaran dan penjualan bensin, avtur, solar, bahan bakar

minyak, bahan bakar gas cair (LPG), aspal, pelumas dan lainnya. Shell

adalah pangsa pasar terkemuka di bisnis BBM retail di Malaysia dengan

lebih dari 900 stasiun. Shell memproduksi dan memasarkan lebih dari 600

pelumas yang berbeda untuk sektor otomotif, transportasi tugas berat,

pengolahan makanan dan pembangkit tenaga listrik.

Proyek dan Teknologi

Bisnis Proyek & Technologi Shell menyediakan layanan teknis, kemampuan

teknologi dan memfasilitasi pengiriman proyek besar di kedua Hulu

dan Hilir kegiatan. Hal ini juga memberikan membedakan teknologi

informasi teknis untuk Shell dan mendorong penelitian dan inovasi untuk

menciptakan solusi teknologi. Hal ini juga mengawasi kinerja

keselamatan dan lingkungan dan proses pengadaan di Shell.

Page 14: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 14

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.6 Tambang Minyak Bumi Negara Filipina

2.6.1 Lokasi

Filipina diberkahi dengan sejumlah besar sumber daya mineral. Ia juga memiliki potensi

sumber daya yang signifikan minyak dan gas, terutama di lepas pantai dan belum diselidiki.

Sebagian besar cadangan minyak dan gas potensial terletak di Laut Cina Selatan yang

disengketakan itu. Selain itu, penghasil terbesar minyak bumi di Negara Filipina berada di teluk

Persia.

Profitabilitas proyek gas Malampaya telah direvitalisasi industri minyak dan gas, meskipun

pertempuran hukum antara pemerintah daerah dan nasional lebih dari miliaran dolar

pendapatan dari proyek ini adalah contoh utama dari tata kelola dan transparansi tantangan yang

dihadapi upaya reformasi.

Gambar 2.7 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Filipina

Page 15: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 15

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.6.2 Eksplorasi

Filipina berusaha mencari dan mengeksplorasi minyak bumi secara mandiri setalah adanya

kenaikan harga minyak dunia. Menggali sumber-sumber baru minyak dan gas dari Negeri sendiri

sangat penting untuk mencapai kemandirian energi. Keberhasilan datang pada tahun 2009 dan

2010, ketika tiga dari empat sumur laut dibor oleh perusahaan minyak raksasa multinasional

Exxon Mobil di Laut Sulu.

Saat ini, sumber dalam negeri yang paling signifikan yaitu berasal dari cadangan gas dan

minyak dari daerah Malampaya-Camago off Provinsi Palawan. Dari tahun 2001 sampai 2010,

bidang Malampaya yang terletak di barat laut Palawan menghasilkan sekitar 970.000.000.000

kaki kubik gas, 43,9 juta barel kondensat, dan 1,9 juta barel oil. Pemerintahan ini menyediakan

40 sampai 45 persen dari kebutuhan pembangkit listrik dari Luzon, pulau terbesar di Filipina. Hal

ini telah mengurangi impor minyak dan menyediakan energi yang murni. Layanan Kontrak 38, di

mana merupakan ladang gas Malampaya, ditandatangani pada sekitar tahun 1998.

2.6.3 Hasil Produksi

Berikut ini adalah hasil grafik produksi dan konsumsi Minyak Bumi di Negara Filipina :

Gambar 2.8 Produksi Minyak Bumi Negara Filipina

2.6.4 Pasar Produksi

Sebagian besar perusahaan minyak, gas dan pertambangan adalah perusahaan patungan

antara Filipina dan perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan ini jarang tercatat di Bursa Efek

Filipina (PSE) dan tergantung modal luar negeri. Penerapan 2008 Kode Pelaporan Filipina

Mineral (PMRC) ditingkatkan perlindungan atas kesempatan publik dan membuka investasi bagi

perusahaan pertambangan untuk daftar. Di.Salah satu prinsip utama dari PMRC adalah

transparansi.

Minyak dan gas, hukum yang mengatur adalah sistem kontrak jasa di bawah Eksplorasi

Minyak dan Undang-Undang Pengembangan tahun 1972. Beberapa bagian kemudian diubah

dengan Keputusan Presiden Nomor 1857, yang menawarkan perbaikan persyaratan fiskal dan

Page 16: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 16

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

kontrak layanan kontraktor minyak laut dalam eksplorasi. Selain itu, kontrak layanan terikat oleh

konsultasi, persetujuan dan benefitsharing ketentuan Kode Pemerintah Daerah dan Masyarakat

Hukum Adat Hak Act (IPRA) .Sebuah rezim berbagi produksi digunakan di negara ini. Kontraktor

diperbolehkan untuk mengurangi biaya eksplorasi dan produksi hingga 70 persen, terhadap hasil

kotor produksi tahunan.

2.6.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

Pada 1987 Konstitusi Filipina menyatakan bahwa eksplorasi, pengembangan dan

pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan secara langsung oleh negara atau melalui

produksi co, patungan atau pengaturan bagi hasil dengan Filipina atau perusahaan di mana

Filipina memiliki setidaknya 60 persen. Satu-satunya pengecualian adalah untuk perjanjian

bantuan keuangan atau teknis dengan perusahaan milik asing untuk eksplorasi besar-besaran,

pengembangan dan pemanfaatan mineral. Sebuah produksi mineral sharing agreement (MPSA)

hanya dapat diberikan kepada warga Filipina atau perusahaan minimal 60 persen dimiliki oleh

warga negara Filipina. Sementara MPSAs yang seharusnya perusahaan Filipina, sebagian besar

memiliki mitra asing. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada kemungkinan besar bahwa

beberapa perusahaan pertambangan seharusnya Filipina sebenarnya asing, tetapi menggunakan

boneka untuk memenuhi persyaratan kewarganegaraan. Securities and Exchange Commission

(SEC) -yang memiliki yurisdiksi atas semua perusahaan, kemitraan atau asosiasi yang penerima

waralaba utama, lisensi atau izin yang dikeluarkan oleh bahwa ia memiliki waktu yang sulit

memantau masalah ini karena kurangnya sumber daya-mengakui pemerintah. SEC mengusulkan

menciptakan meja pertambangan untuk dapat mengatur dan memantau pendaftaran perusahaan

pertambangan yang lebih efektif.

Pembagian presentase dengan perusahaan dan kontraktor minyak bumi secara umum

Pemerintah Filipina dan konsorsium perusahaan :

1. Shell Pilipinas Eksplorasi BV atau SPEX (45 persen)

2. Chevron Texaco (45 persen)

3. Filipina National Oil Co-Eksplorasi Corp (PNOC-EC, 10 persen).

Pada tahun 2001, Shell, Chevron dan PNOC-EC menginvestasikan sekitar $ 2,1 miliar pada

proyek dan telah pulih investasi mereka pada tahun 2005. pendapatan kotor tahunan yang

dihasilkan dari Proyek Malampaya diperkirakan sekitar $ 1,3 billion. Pemerintah saat ini sedang

mempromosikan gas dan minyak potensi negara itu. Pada bulan Juni 2011, DOE membuka

penawaran untuk blok dengan luas total lebih dari 10 juta hektar. Filipina telah menandatangani

kontrak dengan British Forum Energi untuk mengeksplorasi Reed Bank, namun pengeboran

tidak dapat memulai karena klaim oleh China dan Vietnam.

Page 17: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 17

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Penerimaan bersih yang tersisa kemudian dibagi antara kontraktor dan DOE pada rasio 40-

ke-60. Service Contract 38 (kontrak Malampaya-Camago) dianggap sebagai dasar dari Proyek Gas

Filipina dan kontrak jasa Model Pemerintah telah memulai agenda reformasi energi dengan visi

membimbing "Energi Akses untuk lebih "melalui tiga pilar: (1) menjamin keamanan energi, (2)

mencapai energi yang optimal harga, dan (c) mengembangkan sistem energi yang berkelanjutan.

Lintas sektoral tiga pilar merupakan strategi mempromosikan tata pemerintahan yang baik, yang

mencakup transparansi dan membuat penggunaan informasi teknologi. Sejauh ini, transparansi

dalam konteks ini hanya berarti bahwa data dibuat tersedia secara online.

2.7 Tambang Minyak Bumi Negara Myanmar

2.7.1 Lokasi

Sumber-sumber migas di Myanmar terdapat pada beberapa daerah atau area pada wilayah

Myanmar termasuk wilayah offshore dan onshore. Negara ini juga mempunyai tiga buah

kilang minyak. Berikut ini merupakan area minyak pada wilayah myanmar termasuk wilayah

offshore dan onshore :

Gambar 2.9 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Myanmar (a) Chauk dan Yenangyaung (b)

Pada makalah ini akan membahas pertambangan minyak bumi di Chauk dan Yenangyaung.

Chauk adalah sebuah kota pelabuhan dan sungai di Magway Divisi, utara-tengah Myanmar, di

Sungai Irrawaddy terletak di seberang sungai dari Seikpyu. Pada tahun 1902, ladang minyak

Chauk-Lonywa ditemukan dekat Chauk. Pada pertambangan ini dipegang oleh kontraktor interra

Page 18: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 18

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

resource bekerja sama dengan organisasi pemerintah yaitu Myanmar oil & gas enterprise. Pada

tahun 2014 interra resource telah memulai pembangunan pengeboran sumur CHK 1177 di bidang

minyak Chauk di Myanmar.

Sedangkan pada Yenangyaung, interra resource sudah melakukan pengeboran di YNG 3269

di lapangan South-Central Yenangyaung sebagai pengisi lima sumur yang relatif baru dan telah

ditetapkan sebagai produsen minyak sejak Juli 2013. YNG 3269 akan dibor hingga kedalaman

target 4.200 ft dengan tujuan utama untuk mempercepat produksi dari waduk yang

menghasilkan minyak.

2.7.2 Eksplorasi

Jumlah kebutuhan minyak dan gas buminya sekitar 85 persen dari seluruh jumlah

kebutuhan energi Myanmar. Dilihat secara per kapita konsumsi energinya cukup rendah, yaitu

hanya 33 persen dari seluruh hidrokarbon yang digunakan di sektor industrinya. Walaupun

demikian negara ini menghasilkan seluruh minyak mentah/kondensat dari pusat

lapangan minyak di daratan, 50 persennya dari tiga lapangan. Selain itu negara ini juga

menghasilkan gas bumi yang terutama berasal dari lima lapangan gas di daratan. Negara ini juga

mempunyai tiga buah kilang minyak. Hanya perusahaan yang bernama Myanmar Oil and Gas

Enterprisa (MOGE) saja yang mengembangkan produksi migasnya dari daratan itu. Di samping

itu negara ini mempunyai dua lapangan gas yang besar yang letaknya di lepas pantai yakni di

Yadana dan Yetegun. Dua daerah ini sedang dikembangkan di Andaman Sea SW of Yangon City.

Menurut rencana, gas bumi yang dihasilkan itu akan diekspor ke Thailand. Mengenai masalah itu

pembicaraan masih terus dilaksanakan.

Sebenarnya antara tahun 1972 dan 1985, Myanmar Oil Corp telah melakukan pemboran

sebanyak 26 buah sumur di Teluk Martaban, dan dijumpai gas di M-5 dan M-6 (Yadana). Total

negara itu telah menandatangani pengembangan untuk M-5/M-6 pada tahun 1992. Begitu juga

blok M-13/14 telah diserahkan kepada Premier pada tahun 1991. Begitu juga dengan Texaco dan

Nipon Oil dan ditambah M-12. Yetagun dijumpai pada tahun 1992 dengan kedalaman 340 kaki

dari permukaan air. Texaco telah pula melakukan pemboran di tiga perkiraan. Blok M-10

ditambah pada tahun 1995. Banyak lagi pemboran-pemboran akan dilakukan. Dua lisensi lainnya

telah diberikan pada akhir tahun 1995. Empire telah menandatangani untuk blok M darat dan

lepas pantai Arakan. Bulan Juli 1995 Arco memperoleh M-9 di Selatan Yadana, selanjutnya

ditambah lagi dengan M-7 pada pertengahan tahun 1996. Juga pada pertengahan tahun 1996

Amereda Hess melakukannya di Texaco's M-10 dengan bagian 15 persen. Sebenarnya lisensi

telah dibuka oleh Myanmar sejak tahun 1989 untuk daratan. Akibatnya begitu banyak kontraktor

minyak asing terlibat seperti Amoco, Yukong, Idemitsu, Petro Canada, Unocal, Shell, BEIPP,

Cropft, Santa Fe, Apache, Kalis Resourses and Empire Oil.

Page 19: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 19

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.7.3 Hasil Produksi

Grafik penghasilan minyak yang diambil dari kontraktor interra resource pada Myanmar

dan juga Indonesia. Grafik ini menjelaskan penghasilan minyak setiap bulan dari bulan April 2013

sampai dengan Maret 2014. Berikut gambar grafik dari kontraktor interra resource beserta

dengan penjelasan setiap produksinya :

Gambar 2.10 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Myanmar

Tabel 2.2 Tabel Produksi Minyak Bumi Negara Myanmar

Produksi kotor mengacu pada total volume minyak yang diproduksi di bidang masing-

masing. Produksi yang tidak jual adalah jumlah minyak yang dikurangi dari produksi kotor dan

dialokasikan langsung ke pemerintah. Jumlah minyak yang tersisa untuk produksi yang dijual,

yang merupakan dibagi antara pengguna kontrak sesuai dengan persyaratan kontrak masing-

masing.

2.7.4 Pasar Produksi

Pada tahun 1995 jumlah produksi minyak mentah/kondensat rata-rata sekitar 11.200

barrel per hari atau turun dibandingkan tahun 1994. Sebaliknya produksi gas buminya naik 14

Page 20: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 20

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

persen menjadi 155 juta kaki kubik per hari. Cadangan gas buminya akhir tahun 1995 sekitar 10

trilyun kaki kubik. Cadangan minyak mentahnya hanya 145 juta barrel. Cadangan ini pasti

terus meningkat sekiranya banyak kontraktor minyak asing berhasil menemukannya. Yang pasti

makin banyak kontraktor minyak asing masuk ke Myanmar berarti pula kemungkinan daya tarik

insentifnya sangat baik. Minimal ini bisa menjadi bahan penelitian serta perbandingan

bagi kebijakan Indonesia dalam dunia kontrak Migas dengan para kontraktor.

Konsumsi produk minyak Konsumsi produk minyak Myanmar memang cukup labil. Pada

tahun 1972 Myanmar hanya membutuhkan 25.100 barrel per hari untuk jenis produk, khususnya

berupa BBM. Kebutuhan ini menurun terus menjadi 19.800 barrel per hari pada tahun 1975.

Kemudian naik kembali hingga tahun 1986 menjadi 24.700 barrel per hari. Kembali lagi turun

terus dan pada tahun 1991 kebutuhan produk minyaknya hanya 16.000 barrel per hari, malah

tahun 1990 hanya 14.300 barrel per hari.

Pada tahun 1991 Myanmar mampu menghasilkan batu bara sebanyak 35.000 ton setara

minyak bumi, tetapi masih harus impor sebanyak 31.000 ton setara minyak bumi. Negara ini juga

mampu menghasilkan minyak mentah 767.000 ton setara minyak bumi tetapi pada tahun 1991

masih harus impor minyak mentah 73.000 dan produk minyak 35.000 ton setara minyak bumi.

Di samping itu negara ini mampu memanfaatkan hasil gas buminya yang pada tahun 1991

sebanyak 837.000 ton setara minyak bumi, tenaga air 99.000 ton setara minyak bumi. Dengan

demikian pada tahun 1991 Myanmar mampu menghasilkan beberapa energi primer sebanyak

1.738.000 ton setara minyak bumi. Kebutuhan energinya pada tahun 1991 di sector industri

sebanyak 881.000 ton setara minyak bumi. Sektor angkutan 524.000 ton setara minyak bumi dan

sektor-sektor lainnya 81.000 ton setara minyak bumi. Negara ini mampu menghasilkan

pembangkit listrik pada tahun 1991 sebanyak 2.400 GWh (dari batu bara 50, Produk minyak 260,

gas bumi 941, tenaga air/dan lain-lain.

2.7.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

Di tengah Myanmar, kami memegang 60% hak dan kepentingan dua terbesar onshore

memproduksi ladang minyak di Chauk dan Yenangyaung bawah dua Peningkatan Petroleum

Pemulihan Kontrak (IPRCs). Para IPRCs dengan Myanma Minyak dan Gas Enterprise (MOGE)

dimulai pada 4 Oktober 1996 untuk jangka waktu 20 tahun dan 6 bulan. Kami mengelola

operatorship dari dua bidang bersama-sama dengan mitra usaha patungan kami melalui

Goldpetrol Joint Operating Company Inc Dua konsesi Myanmar memperpanjang lebih luas sekitar

1.800 kilometer persegi dan terletak di sepanjang Sungai Ayeyarwaddy, sekitar 580 kilometer

sebelah utara Yangon. Selama 2013, produksi kotor gabungan untuk kedua bidang itu 910.875

barel minyak.

Page 21: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 21

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.8 Tambang Minyak Bumi Negara Brunei Darussalam

2.8.1 Lokasi

Gambar 2.11 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam

Sumber daya utama Brunei Darussalam adalah minyak bumi dan gas. Ladang minyak

yang terkenal dan terbesar di Asia Tenggara adalah Seria, yang terletak di tepi pantai. Ladang

minyak lainnya terdapat di wilayah lepas pantai Kuala Belait, Ampar dan Jerudong.

Lokasi dari bidang offshore paling produktif adalah Champion Oil Field, yang dengan

kedalaman 30 meter, sekitar 70 kilometer timur laut dari Seria. Ini memegang 40 persen dari

cadangan minyak negara dan memproduksi sekitar 100.000 barel per hari. Dan sudah memiliki

lebih dari 260 sumur yang dibor dari 40 platform.

Pada daerah lepas pantai, yaitu South West Ampa Gas Field, 13 km dari Kuala Belait. Waduk

yang menyimpan lebih dari setengah dari total cadangan gas Brunei Darussalam dan produksi

gas untuk 60 persen dari total produksi perusahaan. Gas dari 56 sumur gas disalurkan 39

kilometer ke pabrik LNG Brunei di Lumut. South West Ampa juga memiliki cadangan minyak yang

cukup besar dengan 164 produsen minyak sumur.

Dekat dengan Ampa yaitu Fairley Oil and Gas Field and Gannet Oil and Gas Field yang

menghasilkan minyak dan gas. Fairley memiliki 29 minyak dan 22 sumur gas di lepas pantai

lainnya yang diajukan adalah Magpie Oil Field, 60 kilometer sebelah timur dari Seria, yang telah

memproduksi sejak tahun 1977. Produksi sekarang dipertahankan pada sekitar 6.000 barel per

hari dari 32 sumur yang dibor dari tiga platform. BSP juga memiliki pangsa produksi dari

lapangan Fairley-Baram, yang melintasi perbatasan dengan Sarawak.

Page 22: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 22

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada bulan Januari 1992, Lokasi ketujuh BSP mulai beroperasi di Iron Duke Oil Field, 13

kilometer selatan-barat dari Champion. Ini adalah lokasi baru pertama untuk memulai produksi

sejak tahun 1988.

Onshore, di Seria Ladang Minyak yaitu produsen utama Brunei Darussalam sampai tahun

1970-an. Hari ini masih memberikan kontribusi sekitar 28.000 barel per hari sepanjang 13

kilometer dari koridor pantai dan lebar 2,5 kilometer, pada tahun 1991 menghasilkan miliaran

barel, dan diperingati oleh sebuah monumen di dekat lokasi sumur pertama.

Bidang darat lainnya adalah Rasau, barat Sungai Belait.

2.8.2 Eksplorasi

Brunei Darussalam yang dikenal dengan cadangan minyak dan gas bumi yang melimpah,

yang telah memicu ekonomi bangsa selama 80 tahun terakhir ini. Eksplorasi dimulai pada 1899

dengan pemboran pertama yang tercatat dengan baik di dekat dengan Brunei kota, sekarang

dikenal sebagai Bandar Seri Begawan. Antusiasme tinggi dan enam perusahaan yang terlibat

dalam pencarian minyak termasuk Royal Dutch Shell, yang mulai beroperasi pada tahun 1913

setelah menemukan bidang Miri di Sarawak, Malaysia.

Pada tahun 1918, semua perusahaan lain telah ditarik keluar kecuali Royal Dutch Shell,

yang terus mencari dan menemukan beberapa akumulasi minyak dan gas di Labi, Belait pada

tahun 1924. Penemuan itu terlalu kecil untuk dikomersialkan.

Pada tahun 1925, pencarian bergeser ke Seria, Belait jalur pantai di bagian barat negara

dan itu pada tahun 1929 ketika pertama kali menemukan komersial di Seria, Belait pada tahun

1929 oleh British Malaya Petroleum Company, yang dimiliki oleh Royal Dutch Shell, yang cikal

bakal hadir Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd (BSP).

Untuk waktu yang lama, ladang minyak Seria darat ini memproduksi minyak dan gas bumi

di Brunei Darussalam dari 48 sumur eksplorasi yang dibor antara tahun 1914 dan 1960. Ini

dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1940 dan produksi meningkat menjadi 17.000 barel per

hari. Meskipun kerusakan yang luas yang disebabkan dalam Perang Dunia II, pasca produksi

perang, lalu memuncak hingga 15.000 barel per hari.

Terobosan datang pada tahun 1960 ketika kemajuan teknologi membuat eksplorasi lepas

pantai dan South West Ampa ditemukan pada tahun 1963, sepanjang 13 km dari Kuala Belait. Ini

adalah penemuan lapangan gas South West Ampa, yang memicu rencana untuk proyek

pembangkit Brunei LNG. The Brunei LNG mulai beroperasi pada tahun 1972 sebagai salah satu

skala besar pertama gas alam cair (LNG) di dunia di pantai Brunei Darussalam.

Menetapkan standar baru dalam teknologi rekayasa, Brunei LNG membuktikan bahwa

sejumlah besar gas dapat dicairkan dengan aman dan dikirim jarak jauh menjadi model untuk

usaha serupa di seluruh dunia.

Page 23: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 23

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada tahun 1969, penemuan besar ditemukan di Fairley yang dekat dengan Ampa dan pada

tahun 1970, Juara ditemukan sekitar 70 kilometer sebelah timur dari Seria. Dua ladang minyak

ditemukan yaitu Magpie yang ditemukan pada tahun 1975 dan Rasau pada tahun 1979. Ini ladang

minyak baru meningkat produksi 250.000 barel per hari pada waktu itu.

Tonggak Sebuah dicapai pada tahun 1991 ketika Seria memproduksi miliaran barel dan

monumen dibangun di dekat lokasi. Penandatanganan dua Perjanjian Minyak Pertambangan

yang baru (PMA) pada tanggal 17 Desember 2003, antara Pemerintah Brunei Darussalam dan

BSP, menandai tonggak penting bagi Brunei Darussalam, BSP dan Shell Group.

Kesepakatan ini disebut Perjanjian Onshore Petroleum Pertambangan dan Pertama

Konsolidasi dan Perjanjian Kedua Lepas Pantai Minyak Pertambangan, masing-masing,

memberikan efek perpanjangan hak BSP untuk jangka waktu 19 tahun, dengan potensi perluasan

lebih lanjut setelahnya sampai 15 tahun. Hak BSP di bawah perjanjian konsesi Kedua lepas pantai

juga telah diperpanjang untuk jangka waktu 15 tahun, dengan potensi perluasan lebih lanjut.

Sejarah dari Petrolum di Brunei Darussalam :

1899 - The first recorded well drilled close to Brunei town

1929 - The first commercial find was made at Seria

1972 - The Brunei LNG plant began its operation

1991 - The Seria field produced its billionth barrel

2002 - Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd is incorporated

2.8.3 Hasil Produksi

Gambar 2.12 Hasil Produksi Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam

Page 24: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 24

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pengeluaran minyak Brunei memuncak pada tahun 1979 dengan melebihi 240,000 barel

per hari. Sejak dari masa itu, ia telah mengurangkan pengeluaran minyak dengan sengaja untuk

melanjutkan cadangan minyaknya serta untuk memperbaik kadar pemulihan. Pengeluaran

petroleumnya kini kira-kira 200,000 barel per hari. Secara tradisi, Jepang ialah pelanggan utama

untuk minyak Brunei, dengan 45% daripada jumlah eksport petroleum Brunei pada tahun 1982.

Namun telah jatuh hingga 19% pada tahun 1998. Sebagai perbandingan, eksport minyak ke Korea

Selatan telah naik daripada hanya 8% jumlahnya pada tahun 1982 hingga 29% pada tahun 1998.

Pelanggan-pelanggan utama yang lain termasuk Taiwan (6%), dan negara-negara ASEAN (27%).

Eksport minyak Brunei ke Amerika Syarikat merupakan 17% daripada jumlah minyak yang

dieksport oleh Brunei.

2.8.4 Pasar Produksi

Brunei merupakan salah satu negara pendapatan per kapita tertinggi di Asia dan Pasifik

karena terutama untuk sumber daya yang signifikan gas alam dan minyak. Brunei produsen

minyak dan gas terbesar ketiga di Asia saat ini. Minyak bumi menghasilkan kurang lebih 95%

pendapatan nasional Brunei. Pengeboran minyak dilakukan oleh Shell dari tahun 1929 dan

sekarang mencapai 175.000 barrel perhari. Produksi gas alam cair (LNG) mencapai 5 juta ton per

tahun. Minyak mentah Brunei disuling di Miri dan Lutong (Serawak).

Menurut review statistik BP, Brunei memiliki 1,1 Miliar barel cadangan minyak dan 10,6

triliun m3 cadangan gas alam pada tahun 2010. Pada tahun yang sama produksi minyak adalah

172.000 barel per hari dan 1,2 miliar m3per hari untuk gas alam.

2.8.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

a. Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd

Kegiatan Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd adalah terutama untuk eksplorasi

dan produksi minyak mentah dan gas alam dari daratan dan lepas pantai. Hal ini juga

memiliki Brunei Refinery. Pemerintah Brunei Darussalam dan The Asiatic Petroleum

Company Limited adalah pemegang saham yang sama.

BSP adalah produsen minyak dan gas terbesar di Brunei Darussalam. BSP memasok

350.000 barel setara minyak dan gas setiap hari ke negara-negara seperti Jepang, Korea,

Indonesia, Australia dan banyak lainnya di seluruh dunia. Maskapai ini mengoperasikan

infrastruktur yang luas dan kompleks di darat dan lepas pantai. BSP memiliki lebih dari

200 struktur lepas pantai yang terhubung dengan lebih dari 5.000 km jaringan pipa,

Page 25: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 25

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

pulih minyak dan gas dari lebih dari 4.500 waduk individu yang dihasilkan melalui lebih

dari 800 sumur.

Mendukung eksploitasi besar-besaran adalah tenaga kerja yang sangat berbakat dan

terampil sekitar 3.500 staf, baik lokal maupun internasional, dan staf 8.000 kontraktor

lanjut, kebanyakan dipekerjakan oleh perusahaan lokal Brunei sendiri.

Sepanjang dekade, baik iklim usaha, dan industri minyak dan gas telah berubah. BSP

terus menjadi pemimpin bisnis global, dan perusahaan minyak kelas dunia dan gas,

dengan mengembangkan dan memanfaatkan beberapa teknologi yang paling maju di

dunia.

Sebagai hasil dari kelincahan ini, BSP tetap sebagai tulang punggung perekonomian

Brunei sampai saat ini. Ini menyumbang sekitar 90 persen pendapatan minyak dan gas

Brunei, yang pada gilirannya menyumbang lebih dari setengah dari PDB dan 90 persen

dari pendapatan total ekspor.

Eksplorasi dan Produksi sumber daya minyak dan gas dari Brunei Darussalam

Lebih dari 4 500 waduk

Lebih dari 244 struktur lepas pantai

Lebih dari 1000 sumur produksi

Lebih dari 1 600 pipa yang membentang lebih dari 5 000km

Seria ekspor minyak Terminal

10 000 bbl / hari Oil Refinery

Pasokan gas ke Brunei Darussalam untuk pembangkit listrik dan bahan bakar

dalam negeri

202.000 barel minyak / hari (2003)

32 juta m3 gas / hari (2003)

b. Brunei National Petroleum Company

PetroleumBRUNEI mengelola blok minyak 9 prima, meliputi total sekitar

20.552 Km2.

Block details :

Deepwater Offshore Blocks – CA1 and CA2

Shallow Offshore Blocks – N, P, Q, A and B

Onshore Blocks – Land M

Page 26: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 26

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Peran utama kami adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai hidrokarbon ke

negara oleh :

Eksplorasi dan pengembangan wilayah yang ditetapkan efektif dan tepat waktu

Memaksimalkan pemulihan ekonomi sumber daya hidrokarbon

PetroleumBRUNEI juga memulai usaha internasional :

PB Expro Sdn Bhd (PBE), anak perusahaan PetroleumBRUNEI, telah didaftarkan

pada tanggal 20 September 2006 di Brunei Darussalam.

PB Expro berfokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi di Joint Ventures

sebagai mitra non-operasi di Brunei blok domestik dan internasional, Blok A dan

B (Brunei) dan Blok SK318 (Malaysia).

Blok A kemitraan - Shell Deepwater Borneo dengan pangsa 53,9% dan PB Expro

dari 46,1%.

Block B kemitraan - Total E & P Kalimantan memegang pangsa 37,5%, Shell

Deepwater Kalimantan dengan 35% dan PB Expro dengan 27,5% saham.

SK318 kemitraan - Sarawak Shell Berhad dengan pangsa 75%, PETRONAS Carigali

15% dan PB Expro 10%.

Kegiatan proyek eksplorasi mendominasi di Blok A dan SK318 dengan Maharaja

Lela Selatan (MLS) Proyek Pengembangan Blok B.

2.9 Tambang Minyak Bumi Negara Laos

2.9.1 Lokasi

Gambar 2.13 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam

Page 27: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 27

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada Asia difokuskan mempuyain perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas

yang independen. Laos sudah terdapat sumur minyak bumi di bahwa Bang Nouan-1. Sumur ini di

eksplorasi oleh PSC Savannakhet tetapi untuk sekaran sumur tersebut sudah ditutup.

Selain itu juga di laos mempunyai dua blok yang terdapat sumur minyak bumi. Dua blok

yang terdapat di laos yaitu blok savannkhet dan blok champasak saravan. Berikut ini merupakan

gambar wilayah dari kedua blok tersebut :

Gambar 2.14 Blok Savannkhet dan Champasak

2.8.2 Eksplorasi

Pada tahun 2009, terdapat sebuah proyek eksplorasi minyak dan gas yang diprakarsai oleh

Inggris di Salamander Energy Co Ltd mulai pengeboran dua sumur di Savannakhet dan

Champasak Saravan provinsi. Pemegang proyek negara ini adalah perusahaan swasta Lao (5%),

perusahaan bensin Vietnam (25%), International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok

Bank Dunia (10%) dan Salamander (60%).

Pada bulan Februari 2010, Salamander Energy mengebor sumur pertama di Laos. Maskapai

ini mengoperasikan lisensi Savannakhet dengan saham 30%, bekerja bersama menjalankannya

dengan negara lain yaitu PetroVietnam (25%), Australia Origin Energy (30%) dan Perusahaan

lokal. Perusahaan ini juga memiliki saham 20% di Champasak & Saravan PSC lebih jauh ke

selatan.Champasak dan Saravan PSC meliputi 14.140 kilometer persegi dan terletak di selatan

dan berbatasan dengan Salamander yang Savannakhet PSC. Salamander yang diakuisisi pada

Maret 2008 melalui perjanjian dengan PetroVietnam Exploration Production Corporation

("PVEP") maka PVEP menjadi mitra dalam PSC Savannakhet.

Lokasi:

Champasak & Saravan province,

Southern Laos;

• Area

14,140 km2

• PSC

Signed on 08/01/2008

• Participate interest

PVEP:80%-Operator;

Salamander: 20%

Page 28: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 28

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.10 Tambang Minyak Bumi Negara Thailand

2.10.1 Lokasi

Berikut adalah peta persebaran ekplorasi minyak bumi di Thailand. Warna merah adalah

lahan minyak sedangkan wana biru adalah gas.

Gambar 2.15 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Thailand

Page 29: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 29

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.10.2 Eksplorasi

Pencarian minyak bumi di Thailand dimulai pada tahun 1921 di Fang Basin di utara

Thailand di mana rembesan minyak telah dilaporkan. Sebelum dimulainya Perang Dunia II

sejumlah sumur dangkal dibor di daerah oleh berbagai organisasi pemerintah dalam upaya untuk

mengeksploitasi pasir tar. Segera setelah perang Departemen Pertambangan diberi tanggung

jawab eksplorasi. dimana saat itu Kepala Departemen Kereta Api yang dikepalai oleh Pangeran

Kamphaengphet Akara Yothin memerintahkan geologist Amerika untuk mencari minyak bumi di

daerah utara sekitar Chiang Mai di Cekungan Fang. Tujuan pencarian minyak bumi dan juga

batubara ini dimaksudkan untuk mengganti penggunaan kayu bakar yang digunakan untuk

bahan bakar penggerak tenaga uap yang masih digunakan kereta api jaman dulu di Thailand.

Akhir dari pencarian minyak bumi dan coal tersebut disimpulkan bahwa Cekungan Fang

bukan termasuk salah satu cekungan besar yang mampu menyimpan banyak minyak

bumi.Sampai akhirnya pada tahun 1954, ditemukanlah pertama kali minyak bumi di cekungan

Fang di Chai Prakarn di Cekungan Fang yang ada di Chiang Mai. Adalah Departemen

Pertambangan (Department of Mines) yang sekarang berganti nama menjadi Departemen

Sumber Daya Mineral (Department of Mineral Resources) yang akhirnya menemukan minyak

bumi ini di Cekungan Fang di Chiang Mai. Produk dari minyak bumi yang ditemukan tersebut

sebagian digunakan aspalnya. Pada tahun 1956 tanggung jawab eksplorasi di Fang Basin

diberikan kepada Departemen Energi Pertahanan (DED). Segera menandatangani kontrak

dengan Refining Associated Co, Ltd, untuk membangun sebuah kilang kecil dengan kapasitas

1.000 BOPD. Union Oil (yang kemudian menjadi Unocal) diberikan hak eksplorasi ke Khorat

Plateau tahun 1962 namun tidak mengajukan pekerjaan eksplorasi yang serius karena kurangnya

hukum minyak tertentu. Raphael Pumpelly juga diberikan izin di daerah yang berdekatan di

sekitar waktu yang sama dan daerah Teluk sekitar Bangkok di mana ia dibor beberapa sumur

stratigrafi.

Pada tahun 1964 sejumlah besar perusahaan asing mengajukan hak eksplorasi lepas

pantai, meskipun tidak sampai September 1967 bahwa enam perusahaan diberitahu bahwa

mereka akan diberikan 17 blok di Teluk Thailand. UU Minyak ini dikenal sebagai Thailand I. Jadi

setelah 1 st Perizinan Putaran, blok lepas pantai diberikan kepada Tenneco, Teluk, Conoco, Amoco,

Union, BP, Triton dan Pan Ocean. Union dan Meridian juga diberikan blok di Khorat Plateau pada

waktu yang sama.

Pada tahun 1968, pemerintah Thailand membuat kebijaksanaan untuk mengundang

beberapa perusahaan minyak dari luar Thailand untuk melakukan pencarian minyak bumi di

Thailand. Pada tahun 1971, Uni dibor sumur pertama dalam (dan yang pertama bt perusahaan

swasta) di Khorat Plateau (Kuchinarai - 1) dan Conoco pertama lepas pantai baik (Surat - 1).

Namun, kedua sumur eksplorasi gagal menemukan hidrokarbon. Union Oil yang kemudian

Page 30: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 30

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

berubah nama menjadi Unocal akhirnya menemukan lapangan gas terbesar saat itu di lepas

pantai Teluk Thailand. Nama lapangan gas tersebut adalah Erawan dan ditemukan pada tahun

1973. Penemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan pengeboran development untuk mendapatkan

produksi lebih banyak dari lapangan gas tersebut. Akan tetapi pengeboran development yang

pertama tidak sukses karena data bawha permukaannya berbeda dari yang diperkirakan. Untuk

mengurangi tingkat ketidak tentuan ini akhirnya diputuskan untuk melakukansurvei seismic

setelah penemuan lapangan gas tersebut.

Di tahun 1971, untuk menambah daya tarik buat investor asing terutama perusahaan-

perusahaan minyak dari luar Thailand, akhirnya pemerintah Thailand mengeluarkan

peraturannya pertama yang mengatur tata cara melakukan pencarian minyak di Thailand dan

bagaimana pembagian hasilnya setelah ada penemuan. Peraturan ini tertuang dalam “Petroleum

Act and Petroleum Income Tax”. Pembagian hasil yang ada tidak seperti di Indonesia yang

menggunakan system PSC (Production Sharing Contract) tetapi lebih menggunakan Royalty dan

Tax lewat system Concession. Pengaturan bagi hasilnya adalah berdasarkan dari royalty yang

menggunakan sliding scale rate (tergantung jumlah produksi per bulan) dan tax. Royalty berkisar

antara 5-15% yang didasarkan dari jumlah produksi per bulannya. Sedangkan tax yang

diberlakukan adalah 50% dari net income. Tahun 1981, masuklah Thai Shell dalam pencarian

minyak bumi di onshore Thailand. Sumur eksplorasi pertama adalah PTO-A01 dan ditemukan

minyak bumi tapi dalam jumlah yang tidak komersial saat itu. Sumur eksplorasi berikutnya

adalah LKU-A01 yang akhirnya menemukan minyak bumi dalam jumlah yang komersial di daerah

Lan Krabu provinsi Khamphaengphet. Penemuan lapangan minyak ini akhirnya diberi nama

Sirikit Field yang tidak lain adalah nama dari permaisuri Thailand saat ini.

Tahun tanggal 20 Juni 1985, Petroleum Authority of Thailand Plc. (PTT) mendirikan

Petroleum Authority of Thailand exploration and Production Public Company Limited (PTTEP).

Salah satu tujuan dari PTTEP adalah mencari, mengembangkan, dan memproduksi lapangan-

lapangan gas dan minyak bumi yang ada di Thailand. Ini sesuai dengan tekat pemerintah Thailand

untuk menguatkan stabilitas energi di Thailand dan juga mengurangi jumlah import dari luar

Thailand.

Untuk akhir tahun 2001, jumlah sumur yang dibor di Thailand adalah 2.970, yang terdiri

dari 454 eksplorasi, 424 penilaian, 2.001 sumur pengembangan. Sejak tahun 1971, total 17

putaran penawaran konsesi telah selesai dan 25 konsesi diberikan. Operator besar saat ini adalah

Unocal, Chevron, PTTEP, ThaiShell dan ESSO. Over-21 bidang memproduksi hidrokarbon dan

beberapa proyek pembangunan yang direncanakan.

Total cadangan minyak bumi terbukti pada tanggal 31 Desember 2001 adalah 12,3 Tcf

gas, 250,4 MMbbl untuk kondensat dan 313,0 MMbbl minyak.

Page 31: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 31

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Sampai akhirnya sekarang banyak perusahaan-perusahaan minyak dunia baik yang besar

maupun kecil yang akhirnya masuk ke Thailand. Intensitas pengeboran yang ada di Thailand juga

sangat tinggi karena kebutuhan domestic yang juga meningkat tajam dari 22482 barrels of oil

equivalent per day pada tahun 1960 menjadi 1051500 barrels of oil equivalent per day pada

tahun 2003. Ini berarti dalam 43 tahun jumlah kenaikan sebesar hampir 50 kali lipatnya. Itulah

sebabnya pengeboran development di daerah Thailand sangat cepat dilakukan untuk memenuhi

target yang ada.

2.10.3 Hasil Produksi

Gambar 2.16 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Thailand

Thailand adalah yang terbesar kedua importir minyak di Asia Tenggara belakang

Singapura. Menurut Oil & Gas Journal, Thailand diadakan cadangan minyak 453 juta barel pada

Januari 2013, meningkat dari 11 juta barel dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, Thailand

menghasilkan diperkirakan 393.000 barel per hari (bbl / d) dari jumlah cairan minyak, yang

140.000 bbl / d adalah minyak mentah, 84.000 bbl / d adalah sewa kondensat, 154.000 bbl / d

adalah gas alam cair, dan sisanya adalah keuntungan kilang. Thailand dikonsumsi sekitar 1 juta

bbl / d minyak pada tahun 2011, meninggalkan total impor bersih 627,000 bbl / d, dan membuat

negara terbesar kedua importir minyak di Asia Tenggara.

2.10.4 Pasar Produksi

Thailand adalah negara pengimpor minyak mentah dan eksportir bersih produk minyak

bumi. Impor negara lebih dari 60 persen dari total kebutuhan minyak bumi dan hampir 85 persen

dari konsumsi minyak mentah, meninggalkan Thailand sangat tergantung pada pasar minyak

dunia dan harga stabil. Sekitar 78 persen dari impor minyak mentah yang berasal dari Timur

Tengah, sementara 8 persen lainnya berasal dari pemasok Asia lainnya. Ketergantungan impor

minyak negara itu telah mendorong pemerintah untuk mempromosikan penggunaan bahan

Page 32: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 32

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

bakar lain seperti gas alam, sumber terbarukan, dan biofuel serta meningkatkan minyak dan

produk stok minyak mentah dan untuk mendorong investasi dalam produksi lapangan marjinal.

Produk minyak Thailand terutama terdiri dari solar, gas alam cair (LPG), dan nafta

sebagai bahan bakar ini makan transportasi, petrokimia, dan industri lainnya, dan sektor

perumahan. Bahan bakar diesel membuat sekitar sepertiga dari bauran produk minyak dan

merupakan bahan bakar utama untuk transportasi. LPG, yang memiliki pangsa 17 persen dari

konsumsi produk minyak, banyak digunakan dalam konsumsi domestik untuk memasak

perumahan, transportasi, dan sektor petrokimia. Thailand paling banyak mensubsidi LPG melalui

Minyak Dana Stabilisasi Thailand, cadangan moneter yang digunakan untuk menjaga harga ritel

domestik lebih rendah pada bahan bakar tertentu ketika harga minyak dunia yang tinggi, dengan

mengorbankan pajak pada bahan bakar lain seperti solar dan bensin penjualan.

2.10.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

Kontraktor Organisasi sector Industri minyak di Thailand didominasi oleh PTT Public

Company Limited (PTT) sebelumnya Petroleum Authority of Thailand. Meskipun PTT dianggap

sebagai perusahaan minyak nasional (NOC), perusahaan mengalami privatisasi parsial pada

tahun 2001, di mana 32 persen dari ekuitas yang dijual melalui Bursa Efek Bangkok. Departemen

Keuangan saat ini memiliki 51 persen dari PTT. Namun, pemerintah sedang mempertimbangkan

untuk menjual 2 persen sahamnya ke Vayupak Fund, dana Thailand dan pemilik 15 persen dari

PTT. Mengurangi saham pemerintah menjadi 49 persen akan memungkinkan PTT untuk keluar

dari sektor negara dan melonggarkan terus Thailand pada keuangan dan operasi perusahaan.

Sektor minyak Thailand terbuka untuk keterlibatan asing, walaupun perusahaan asing

sering bekerja dalam usaha patungan dengan PTT Exploration and Production (PTTEP), anak

perusahaan hulu PTT. PTT memegang saham 65 persen di PTTEP, yang menyumbang 32 persen

dari produksi minyak dan gas dalam negeri negara itu. Perusahaan asing memasok sebagian

besar produksi minyak dalam negeri Thailand, dengan Chevron memproduksi hampir 70 persen

dari minyak dan kondensat produksi dari lapangan lepas pantai pada tahun 2010. Pemain lain

dengan taruhan yang cukup besar termasuk Mitsui, Total, dan BG Group serta perusahaan-

perusahaan independen yang lebih kecil. PTT memiliki kehadiran yang cukup besar di sektor hilir

Thailand, dengan 28-49 persen-saham di lima kilang utama negara serta kepentingan ekuitas

anak perusahaan hilir Thai Oil Company (ThaiOil) dan Thai Petroleum Pipeline Company

(Thappline). PPT memiliki monopoli pada transmisi dan distribusi gas bumi.

Energi Kebijakan dan Perencanaan Dinas (EPPO), yang merupakan bagian dari

Departemen Thailand Energi, mengawasi semua aspek kebijakan energi negara, termasuk

minyak, gas alam, dan sektor listrik. Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional

mengawasi proyek-proyek infrastruktur energi yang besar dan juga membantu dalam proses

Page 33: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 33

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

perencanaan kebijakan. The National Energy Policy Council (NEPC) menyetujui semua rencana.

Departemen Bahan Bakar Mineral mengatur sektor hulu hidrokarbon Thailand dan bertanggung

jawab untuk mempromosikan eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas bumi, termasuk

putaran perizinan.

Departemen Energi juga bertanggung jawab untuk pengelolaan Minyak Dana Stabilisasi

Thailand yang mengatur dan, pada dasarnya, subsidi eceran dan grosir harga produk minyak

bumi. Pemerintah berupaya untuk membatasi subsidi untuk LPG dan diesel, namun reformasi

penentuan harga biasanya terjebak di antara tekanan ganda melindungi konsumen dan industri

terhadap inflasi dan penurunan dana itu. Sebagai langkah awal, tujuan pemerintah adalah untuk

menaikkan harga LPG, setidaknya untuk konsumen industri dan petrokimia, sebagai bagian dari

reformasi harga.

2.11 Tambang Minyak Bumi Negara Vietnam

2.11.1 Lokasi

Gambar 2.17 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Vietnam

Dengan maksud untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas dan menemukan ladang

baru untuk memenuhi domesticdemand dan ekspor, Petrovietnam telah melaksanakan

eksplorasi yang efektif dan produksi minyak dan gas baik di rumah dan di luar negeri melalui PSC,

JOC, JOA, kontrak BCC, self-investasi dan pengelolaan diri dalam eksplorasi, membuat penemuan

minyak penting, cepat membawa bidang ditemukan dalam tahap produksi dengan penerapan

state-of-the-art teknologi untuk meningkatkan produksi serta tingkat pemulihan minyak dan gas,

sehingga melindungi lingkungan dan alam sumber informasi.

Page 34: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 34

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.11.2 Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi untuk minyak bumi dimulai pada awal 1960-an di Song Hong Delta,

Vietnam utara, dengan bantuan dari bekas Uni Soviet. Pada akhir 1970-an, hampir 40 sumur telah

dibor di wilayah tersebut, namun hanya satu lapangan gas kecil harus dikembangkan secara

komersial. Pada periode yang sama, eksplorasi juga dilakukan di landas kontinen selatan melalui

perjanjian konsesi ditandatangani dengan perusahaan minyak internasional termasuk Mobil,

Esso, Pecten, Marathon, dan Texas Union. Survei seismik daerah dilakukan atas calon daerah dan

sumur eksplorasi dibor dengan hasil positif, yang paling penting adalah penemuan minyak

komersial oleh Mobil di Bach Ho (Macan Putih) prospek, di Cuu Long Basin. Ini menegaskan

potensi minyak jelas dalam landas kontinen Vietnam.

Setelah kembali penyatuan negara pada tahun 1975, pertama Kontrak Minyak Sharing

(PSC) yang ditandatangani antara PetroVietnam dan kontraktor asing untuk lebih

mengeksplorasi minyak di lepas pantai selatan. Meskipun ada beberapa acara minyak dan gas

kecil, semua perjanjian ini diakhiri pada tahun 1980. Periode berikutnya ditandai hanya dengan

pembentukan pertama perusahaan eksplorasi dan produksi Vietnam, Vietsovpetro, perusahaan

patungan antara PetroVietnam dan RVO Zarubezneft (Rusia) di 1981 untuk melakukan operasi

perminyakan di Cuu Long Basin dengan peralatan dan teknologi Rusia yang didukung.

UU Penanaman Modal Asing Vietnam menetapkan tahun 1987 merupakan tonggak

sejarah dalam pengembangan industri. Sejak tahun 1988, di bawah lampu hijau dari "pintu

terbuka" kebijakan Pemerintah Vietnam, kegiatan perminyakan di negara itu melangkah ke

depan untuk sebuah era baru. Eksplorasi dan produksi telah meningkat di rak seluruh benua

Vietnam. Sampai saat ini, PetroVietnam telah menandatangani 37 Kontrak Minyak Sharing (PSC),

1 Bisnis Kontrak Kerja Sama (BCC) dan 7 Kontrak Joint Operating (JOC) dengan lebih dari 50

perusahaan minyak dan gas internasional, akuntansi selama lebih dari Rp 4 miliar investasi. Saat

ini, ada 25 sisa kontrak perminyakan yang efektif melibatkan perusahaan-perusahaan

internasional termasuk RVO Zarubezneft, BP, Conoco, Unocal, Nippon Oil, Petronas, OMV,

Idemitsu, KNOC, Talisman, Amerada Hess, Samedan, Pertamina, PTT E & P, ONGC, Maurel & Prom,

ATI , Vamex, Soco, MOECO dan OAO Gazprom.

Untuk jangka waktu hampir 40 tahun eksplorasi, sejumlah besar seismik, baik dan

geofisika terkait dan basis data geologi telah diperoleh di seluruh cekungan potensi Vietnam.

Lebih dari 260.000 kilometer garis seismik 2D dan 15.000 km2 seismik 3D telah diperoleh dan

sekitar 200 sumur eksplorasi dengan total nilai sekitar 500.000 kedalaman-meter yang telah

dibor. Rasio keberhasilan minyak dan gas ditemukan sekitar 50% dengan 18 lapangan minyak

dan gas antara 50 prospek hidrokarbon-bantalan ditemukan di seluruh landasan kontinen.

Page 35: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 35

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.11.3 Hasil Produksi

Dengan hampir 40 tahun beroperasi dan pengembangan, industri minyak dan gas

Vietnam telah menghasilkan hampir satu miliar barel minyak mentah dan 300 miliar kaki kubik

gas alam, serta menarik lebih dari $ 5 miliar (US) dari modal asing untuk eksplorasi minyak bumi

dan produksi. Dengan hampir 40 tahun beroperasi dan pengembangan, industri minyak dan gas

Vietnam telah menghasilkan hampir satu miliar barel minyak mentah dan 300 miliar kaki kubik

gas alam, serta menarik lebih dari $ 5 miliar (US) dari modal asing untuk eksplorasi minyak bumi

dan produksi. Selain itu, sejumlah besar modal yang telah diinvestasikan di sektor hilir dan

infrastruktur terkait. Vietnam peringkat ketiga di Asia Tenggara untuk sumber daya minyak

bumi. Minyak dan gas diantisipasi di hamper 50 bidang dan prospek, dengan cadangan sekitar

4,5 milyar barel minyak dan 23 tcf gas.

Gambar 2.18 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Vietnam

2.10.4 Pasar Produksi

Gambar 2.19 Grafik Produksi dan Permintaan Minyak Bumi di Negara Vietnam

Dari gambar di atas dapat dapat dilihat berapa dan bagaimana kondisi tingkat permintaan

dan tingkat produksi minyak bumi di Negara Vietnam.

Page 36: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 36

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.11.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi

Pada bulan Juni 1986, minyak pertama Vietnam diproduksi oleh Vietsovpetro dari

lapangan minyak Bach Ho. Sampai akhir tahun 1994 ketika Dai Hung dan bidang Rong datang on-

stream, yang lapangan hanya memproduksi negara. Saat ini, Vietnam menghasilkan rata-rata

342.000 barel per hari (bopd) dari enam ladang minyak :

Bidang Cekungan Operator Rata-rata Produksi

Bach Ho Cuu Long Vietsovpetro 256.000 bopd

Rong Cuu Long Vietsovpetro 12.000 bopd

Dai Hung Nam Con Son Vietsovpetro 3.000 bopd

Rang Dong Cuu Long JVPC 43.000 bopd

Rubi Cuu Long Petronas 21.000 bopd

Bunga Kekwa * Melayu-Tho Chu Jimat 14.000 bopd

2.12 Tambang Minyak Bumi Negara Kamboja

2.12.1 Lokasi

Gambar 2.20 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Kamboja

Wilayah Kamboja dibagi menjadi enam Lepas Pantai Blok (A ke F) dan sembilan belas

Onshore Blok (I ke XIX). Ada juga lebih empat daerah di wilayah klaim tumpang tindih (OCA) yang

saat ini diperebutkan dengan Thailand.

Page 37: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 37

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

a. Blok Lepas Pantai.

Semua blok lepas pantai saat ini di berbagai tahap eksplorasi. Blok A adalah yang paling

canggih, sedangkan BF masih dalam tahap awal eksplorasi:

o Blok A : Meliputi 6.278 km2, diberikan kepada Chevron Overseas Petroleum

(Kamboja) dan Moeco Kamboja pada tahun 2002. Operator adalah Chevron, yang

mengumumkan pada 2005 bahwa minyak telah ditemukan di empat sumur dan gas

dalam satu, penemuan komersial diumumkan pada tahun 2010 . Pemerintah Kamboja

telah menyatakan bahwa ia berharap untuk memulai produksi pada tahun 2012.

o Blok B : Diberikan pada tahun 2005 untuk PTT Exploration and Production, Singapore

Petroleum dan Akal Petroleum, dan menutupi 6,551km2. Operator adalah PTTEP, yang

telah dibor satu sumur eksplorasi sejauh ini, dengan kedua masih tertunda. Temuan

sejauh ini hanya mengungkapkan cadangan minyak non-recoverable.

o Blok C : Izin untuk Polytec Petroleum Hong Kong. Perusahaan ini pada tahap akuisisi

data seismik.

o Blok D : Meliputi 5,506km2, diberikan kepada China Petrotech Holdings. Sumber daya

dipulihkan hidrokarbon belum merekam, sementara rencana sedang dilakukan untuk

sumur eksplorasi.

o Blok E : Izin untuk Medco Energi, Kuwait Energy dan JHL Petroleum - Medco adalah

operator. Rencana sedang dilakukan untuk sumur eksplorasi dalam blok 5,559km2.

o Blok F : Memang ke Cina National Offshore Oil Corporation - Pada tahap memperoleh

data seismik.

b. Onshore Blok

Kontrak sejauh ini telah diberikan untuk 3 dari 19 Onshore Blok yang ada di kamboja.

o Blok XII : Terletak di sebelah barat Danau Tonle Sap, diberikan kepada Medco Energi

dan JHL Petroleum.

o Blok XV : PetroVietnam telah dianugerahi kontrak untuk eksplorasi di Blok XV,

terletak di sebelah timur Danau Tonle Sap di provinsi Kampong Thom.

o Blok XVII : Blok XVII mencakup 6,500 km2 di Preah Vihear, SIem Reap dan Provinsi

Kampong Thom. Diberikan pada Japan Oil, Gas and Metals National Corporation

(JOGMEC).

2.12.2 Eksplorasi

Dalam beberapa tahun terakhir gairah untuk produksi minyak bumi meningkat dan

sejumlah lisensi telah diberikan untuk eksplorasi minyak bumi. Eksplorasi di beberapa daerah

telah menghasilkan hasil yang positif, dan negara ini diharapkan dapat dimulai eksploitasi dalam

waktu dekat.

Page 38: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 38

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pemerintah Kerajaan Kamboja telah berusaha untuk mempromosikan investasi sumber

daya negara minyak dan gas dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesempatan

kerja dan menghasilkan pendapatan. Pada tahun 1998, pemerintah membentuk Kamboja

National Petroleum Authority (CNPA) dalam rangka untuk lebih mengembangkan secktor ini.

Menurut CNPA, pengembangan sumber daya ini "diharapkan dapat menghasilkan pendapatan

yang signifikan dan memungkinkan negara untuk terus mengembangkan infrastruktur untuk

membentuk dasar dari pertumbuhan ekonomi di masa depan."

Industri minyak Kamboja masih muda, dan perjanjian pertama untuk ekstraksi komersial

belum ditandatangani, sehingga masih harus dilihat bagaimana sektor ini akan berkembang dan

bagaimana menguntungkan deposito Kamboja akan terbukti. Meskipun demikian, sektor ini

cukup menjanjikan bagi investor, dan Kamboja, dan jika dikelola dengan baik bisa menyuntikkan

pendapatan yang sangat dibutuhkan dalam perekonomian negara. Sebagaimana dinyatakan oleh

Perdana Menteri Hun Sen pada tahun 2007: "Pendapatan dari penemuan baru-baru ini

dikonfirmasi cadangan minyak akan memberikan uang tambahan untuk membiayai proyek-

proyek pembangunan di Kamboja. Pendapatan tersebut akan diarahkan ke investasi produktif

dan pengurangan kemiskinan dan akan memastikan bahwa minyak adalah berkat tapi tidak

kutukan.

2.12.3 Hasil Produksi

Gambar 2.20 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Vietnam

Page 39: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 39

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2.11 Tambang Minyak Bumi Negara Vietnam

2.11.1 Lokasi

Lokasi strategis Singapura antara Samudra Hindia dan Pasifik dan dekat Selat Malaka

telah memungkinkan untuk menjadi salah satu petrochemical dan penyulingan utama di Asia.

Singapura memiliki penyulingan kelas dunia, penyimpanan, dan infrastruktur distribusi, dan

Jurong Island di tepi selatan negara itu adalah pusat industri petrochemical Singapura. Beberapa

perusahaan energi utama internasional mengoperasikan jaringan ritel di daerah. Pemerintah

Singapura berencana untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dalam kapasitas

penyulingan untuk mempertahankan posisi pasar sebagai pemimpin penyulingan dan minyak-

trading.

Gambar 2.21 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Singapura

2.11.2 Eksplorasi

Singapura tidak memiliki cadangan hidrokarbon adat dan harus mengimpor seluruh

minyak mentah dan gas alam. Pada tahun 2011 total konsumsi energi primer Singapura termasuk

sekitar 89% dari minyak mentah dan produk minyak bumi, 11% dari gas alam, dan kurang dari

1% dari sumber bahan bakar lainnya.

Negara ini memiliki kapasitas penyulingan minyak mentah total sekitar 1,4 juta barel per

hari (bbl / d) di tiga kilang, menurut FACTS Global Energy. Pada tahun 2013, Singapura

mengimpor rata-rata 1,3 juta bbl / d minyak mentah; lebih dari setengah dari impor tersebut

berasal dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar. Minyak mentah yang diimpor disalurkan

terutama untuk petrochemical dan sektor penyulingan. Menurut Global Trade Atlas, pada tahun

Page 40: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 40

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

2013 Singapura adalah salah satu dari sepuluh eksportir produk olahan di Asia, dengan lebih dari

setengah dari ekspor akan ke Malaysia, Indonesia, dan Australia.

Pemerintah Singapura telah mempromosikan penggunaan gas alam. Konsumsi gas alam

Singapura telah meningkat dari 233 miliar kaki kubik (BCF) di 2005-331 Bcf pada tahun 2012.

Selama periode waktu yang sama, pangsa gas alam dalam campuran bahan bakar pembangkit

listrik di Singapura telah meningkat dari 74% menjadi 84%. Negara ini memiliki kapasitas daya

terpasang 10,5 gigawatt pada 2013, menurut Energy Market Authority Singapura.

Pemerintah bermaksud untuk mengandalkan secara eksklusif pada impor LNG pada

tahun 2024, setelah berakhirnya beberapa kontrak impor pipa gas. Sejak 2008, Malaysia dan

Indonesia telah disediakan (melalui pipa) 81% dari gas alam Singapura rata-rata, menurut IHS

Energy. Pertama terminal penerima LNG Singapura mulai beroperasi secara komersial pada

tahun 2013 dengan kapasitas 168 Bcf. Kapasitas terminal meningkat menjadi 288 milyar kaki

kubik pada akhir 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi setidaknya 432 milyar kaki

kubik pada 2017, menurut Singapura LNG Corporation.

Singapore Petroleum Company (SPC), perusahaan energi nasional terbesar di negara itu,

terlibat dalam kegiatan hilir, seperti distribusi dan pemasaran, dan co-memiliki salah satu kilang

terbesar di negara ini. SPC juga memegang kepentingan yang bekerja di beberapa perjanjian bagi

hasil di Asia Tenggara. PetroChina, sebuah lengan dari BUMN China National Petroleum

Corporation (CNPC), dibeli SPC pada Januari 2010 sebesar $ 2,2 miliar. Chevron Caltex,

ExxonMobil, dan Royal Dutch Shell juga memiliki tingkat investasi di sektor energi Singapura,

termasuk banyak petrokimia dan penyulingan aset.

2.11.3 Hasil Produksi

Gambar 2.22 Hasil Produksi Minyak Bumi di Negara Vietnam

Page 41: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 41

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

Pada tahun 2011 total konsumsi energi primer Singapura termasuk sekitar 89% dari

minyak mentah dan produk minyak bumi, 11% dari gas alam, dan kurang dari 1% dari sumber

bahan bakar lainnya.

Negara ini memiliki kapasitas penyulingan minyak mentah total sekitar 1,4 juta barel per

hari (bbl / d) di tiga kilang, menurut FACTS Global Energy. Pada tahun 2013, Singapura

mengimpor rata-rata 1,3 juta bbl / d minyak mentah; lebih dari setengah dari impor tersebut

berasal dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar.

Page 42: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 42

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

BAB III

PENUTUP

Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas

hidrokarbon, diantaranya alkana, alkena, sikloalkana, hidrokarbon aromatik serta senyawa

lainnya. Pembentukan minyak bumi dapat melalui proses organik maupun anorganik. Begitu juga

untuk pengolahannya melalui dua tahapan, yaitu pemisahan fraksi dan penyulingan.

Untuk pertambangan minyak bumi, negara-negara di ASEAN tidak seluruhnya memiliki

lokasi pertambangan sendiri di Negara meraka. Terdapat beberapa negara yang tidak memiliki

lokasi pertambangan di negaranya namun di negara tersebut hanya terdapat untuk pengolahan

minyak. Bahkan juga ada beberapa negara di ASEAN yang hanya meng-impor minyak bumi.

Untuk hasil produksi serta kebijakan pemerintah untuk kontraktor atau instansi yang

menaungi pertambangan minyak bumi di negara-negara di ASEAN pun juga berbeda-beda.

Semua hal tersebut tergantung dari kondisi lingkungan, masyarakat, serta ekonomi dan politik

negara terkait.

Page 43: Isi

PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 43

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2002. Chemistry. Edisi ke-7 New York : McGraw Hill.

Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi. Di akses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul

16:18 WIB.

http://bisnis.liputan6.com/read/610965/petronas-jadi-produsen-minyak-terbesardunia-

kalau-pertamina. Di akses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 20:03 WIB.

http://rinitharini.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-minyak-bumi.html. Di akses pada

tanggal 4 Maret 2015 pukul 10:20 WIB.

http://curahanilmu.blogspot.com/2009/05/makalah-mengenai-minyak-bumi-dangas.html. Di

akses pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 12:36 WIB.

http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/24/makalah-minyak-bumi/

http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/\

http://cassanarief.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi-dan.html

http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/11/pertambangan-perhubungan-

pertanian-dan.html

http://www.eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=BX

http://abarrelfull.wikidot.com/brunei-oil-and-gas-profile

https://www.bsp.com.bn/main/about/business.htm

http://www.iea.org/stats/balancetable.asp?COUNTRY_CODE=BN