Isi

23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan terhadap hal-hal tertentu , akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan fihak-fihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat (stratifikasi sosial), yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam berbeda-beda secara vertikal. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial berbeda-beda dan banyak sekali. Stratifikasi tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis, komunistis dan lain sebagainya. Stratifikasi Sosial mulai ada ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial, misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Untuk lebih jelasnya, pembahasan tentang Stratifikasi Sosial akan dijelaskan secara terperinci pada bagian selanjutnya. B. Rumusan Masalah 1

description

ISBD

Transcript of Isi

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan terhadap hal-hal tertentu , akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan fihak-fihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat (stratifikasi sosial), yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam berbeda-beda secara vertikal.Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial berbeda-beda dan banyak sekali. Stratifikasi tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis, komunistis dan lain sebagainya. Stratifikasi Sosial mulai ada ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial, misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Untuk lebih jelasnya, pembahasan tentang Stratifikasi Sosial akan dijelaskan secara terperinci pada bagian selanjutnya.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil sebuah masalah yang akan dikaji dalam makalah ini diantaranya :1. Apa pengertian Stratifikasi Sosial ?2. Apa penyebab terjadinya Stratifikasi Sosial ?3. Bagaimanakah sistem Stratifikasi Sosial ?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin stratum (tunggal) atau strata (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli:a. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki) b. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbedad. Drs. Robert. M.Z. Lawang Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.Begitu pula dengan Seoarang filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat 3 unsur lapisan masyarakat, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang berada ditengah-tengahnya dan mereka yang melarat.Ucapan Aristoteles ini membuktikan bahwa terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat sudah sejak saat itu bahkan diduga bahwa zaman sebelumnya telah diakui adanya tingkatan atau lapisan-lapisan di dalam masyarakat

B. Terjadinya Stratifikasi SosialAdanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya: Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.Mengenai sumber dasar dari terbentuknya stratifikasi dalam masyarakat adalah suku bangsa (etnis) dan unsur sosial. Stratifikasi yang terbentuk bersumber dari etnis apabila ada dua atau lebih grup etnis, di mana grup etnis yang satu menguasai grup etnis yang lainnya dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan stratifikasi yang terbentuk dari sumber sosial, karena adanya tuntutan masyarakat terhadap faktor-faktor sosial tertentu. Faktor-faktor sosial itu merupakan ukuran yang biasanya ditetapkan masyarakat berdasarkan sistem nilai yang dipandang berharga. Faktor-faktor sosial yang berharga itu kemudian dimasukkan pada level tertentu sesuai dengan tinggi rendahnya suatu daya guna yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya.Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial, yaitu antara lain : 1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran; artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan srrorang dalam masyarakat.2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen, buruh atau pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan status seseorang dalam masyarakat.3. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.4. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat ( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan masyarakat.Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demkian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut yaitu sebagai brikut : 1. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertengahan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempuyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan.2. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam rung lingkup unsur-unsur sebagai berikut :a) Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan, wewenang dan sebagainya;b) Sistem pertentangan yang diciptakan warga-warga masyarakat (prestise dan penghargaan);c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan;d) Lambang-lambang status, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya;e) Mudah atau sukarnya bertukar status;f) Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki status yang sama dalam sistem sosial masyarakat;g) Pola-pola interaksi (struktur cliqe, keanggotaan organisasi perkawinan dan sebagainya);h) Kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai;i) Kesadaran akan status masing-masing;j) Aktivias sebagai oprgan kolektif.C. Sistem StratifikasiSistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu kestatus yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden.Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi.Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah kestatus satu kestatus lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di india misalnya:a. Keanggotaan pada kasta diperoleh karna warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperolah kedudukan orang tuany.b. Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karna seseorang takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bika ia dikeluarkan dari kastanya.c. Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.d. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.e. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya.f. Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.g. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

Sistem kasta di India telah ada berabad-abad yang lalu. Istilah untuk kasta dalam bahasa india adalah yati; sedangkan sistemnya disebut varna. Menurut kitab Rig-veda dan kitab-kitab brahmana, dalam masyarakat india kuno dijumpai empat varna yang tersusun dari atas kebawah. Masing-masing adalah kasta Brahmana, Ksatra, Vaicya dan Sudra.

D. Dasar Stratifikasi SosialDiantara lapisan atasan dengan yang terendah , terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan, tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai menggolongkan-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan masyarakat adalah sebagai berikut : 1 Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termausk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat padad rumah yang bersangkutan, mobil peribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang di pakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.2 Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.3 Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak di jumpai pada masyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua, atau mereka yang pernah berjasa.4 Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersbut Kadang-kadang yang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negative. Karna ternya bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.5 Ukuran diatas tidaklah bersipat limitatif, karna masih ada ukuran-uakuaran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran diatas amat menentukan sebagai timbulnya sistem lapisan pada masyarakat tertentu.E. Kelas-kelas SosialTimbulnya kelas sosialCoba perhatikan, apakah sama antara kelompok sosial atas dengan kelompok sosial bawah? Tentu beda bukan! Stratifikasi sosial menggolong- golongkan masyarakat ke dalam kelompok- kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha meniru kelompok sosial yang berada di atasnya. Kelompok yang berada di atas adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan uang. Prestise atau gengsi menjadi bagian dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.Di dalam tentang teori lapisan senantiasa dijumpai istilah kelas (social clas). Seperti yang sering terjadi dengan berbagai istilah lain dalam sosiologi, maka istilah kelas, tidak selalu mempunyai arti yang sama. Walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan-kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Dengan demikian, maka pengertian kelas adalah paralel dengan pengetian lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.Adapula yang mengunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomis. Sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Selanjutnya dikatakan bahwa harus diadakan pemdedaan yang tegas antara kelas dan kelompok kedudukan.Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar kedudukan sosial akan tetapi tetap mempergunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas yang bersifat ekonomis dibaginya lagi ke dalam sub kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan mengunakan kecakapannya. Disamping itu, Max Weber masih menyebutkan adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat dan dinamakan Stand.Pada beberapa masyarakat di dunia, terdapat kelas-kelas yang tegas sekali. Karena orang-orang dari kelas tersebut memperoleh hak dan kewjiban yang di lindungi oleh hukum positif masyarakat yang bersangkutan. Warga masyarakat semacam itu seringkali mempunyai kesadaran dan konsepsi yang jelas seluruh sususan lapisan dalam masyarakat. Misalnya di Inggris, ada istilah-istilah tertentu seperti commoners bagi orang biasa serta nobility bagi bangsawan. Sebagaian besar warga masyarakat Inggris, menyadari bahwa orang-orang nobility berada diatas commoners (sesuai dengan adat istiadat)Apabila pengertian kelas ditinjau serta lebih mendalam, maka akan dapat dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:1) Besar jumlah anggota-anggotanya,2) Kebudayaan yang sama, yang menentukn hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya,3) Kelenggengan,4) Tanda atau lambang-lambang yang merupakan cori khas,5) Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok lain).6) Antagonisme tertentu.Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu (life-chances)bagi anggotanya. Misalnya, keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup yang tinggi dan sebagainya, yang dalam arti-arti tertentu tidak dipunyai oleh warga kelas-kelas lainnya. Kecuali itu, kelas juga mempengaruhi gaya dan tigkah laku hidup masing-masing warganya (life-style). Karena kelas-kelas yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam kesepakatan-kesepakatan menjalani jenis pendidikan atau rekreasi tertentu.

F. Unsur-unsur dalam Stratifikasi SosialHal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyrakat adalah kedudukan (status) dan paranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timba-balik antara individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu- individu tersebut. Dalsm hubumgan-hubungan timbal-balik tersebut, keudukan dan peranan individu mempunyai peranan yang penting oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran yang agak mendalam, ke dua hal tersebut akan dibicarakan tersendiri dibawah ini.

1. Kedudukan (Status)Kedudukan Kadang-kadang dibedakan pengertiannya dengan kedudukan sosial ( social status ). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-kewaibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertia, ke dua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah kedudukan saja.Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang bisanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukan tempatnaya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. Seperti Kedudukan Tuan A sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenab kedudukanya sebagai guru, kepala sekolah,ketua rukun tetangga dst.Mayarakat pada umumnya mengembangkan dua macam Kedudukan yaitu : 1 Ascribed-Status, yaitu Kedudukan seseoarang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seoarang bangsawan adalah bangsawan pula.2 Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang denagan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi tetapi bersifat terbukabagi siapa saja tergantung kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya. Setiap orang dapat menjadi hakim asalkan mempunyai persyratan tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan apakah dia mampu menjalani persyaratan-persyaratan tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan diperolehnya. Dankadang-kadangdibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned-status, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned-status sering mempunyai sering mempunyai hubungan yang erat dengan Achieved-Status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberikankedudukan yang lebih tinggi kepada orang yang lebih berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dankepentingan masyarakat. Akan tetapi kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan , karena seseorang telah lama menduduki suatu kepangkatan tertentu. Misalnya seorang pegawai negeri seharusnya naik pangkat secara reguler, setelah menduduki kepangkatannya yang lama, selama jangka waktu tertentu.

2. Peranan (Role)Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankansuatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu dan pengetahuan. Keduanya takdapat dipisah-pisahkan, karna yang satu tergantung pada yang lain dan sbaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur perillaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial yang ada masyarakat, merupakan hubungan antara peranan- peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang lelaki berjalan bersama seorang wanita.Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyusuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu :1 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.2 Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.3 Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaaku individu yang penting bagi struktur sosioal masyarakat.Perlu pula disingung perihal fasilitas bagi peranan indivudu (role-facilities). Masyarakat biasanyamemberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk dapat menjalankan peranan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan bagaian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk pelasaksanaan peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu golongan kemasyarakatan menyebabkan fasilitas bertambah. Misalnya, perubahan organisasi suatu sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai administrasi, dan seterusnya. Akan tetapi sebaliknya, juga dapat mengurangi peluang-peluang, apabila terpaksa diadakan rasionalisasi sebagai akibat perubahan struktur dan organisasi.

G. Sifat-sifat lapisan masyarakatSifat Lapisan MasyarakatMenurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas (perpindahan) dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk masuk pada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Contoh: Sistem kasta di India. Kaum Sudra tidak bias pindah posisi naik di lapisan Brahmana. Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bias pindah kedudukan di posisi kulit putih.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal. Setiap orang memiliki kesempatan berusaha untuk menaikkan, menurunkan, maupun menstabilkan statusnya. Contoh: Seorang miskin karena usahanya bias menjadi kaya, atau sebaliknya. Seorang yang rendah tingkat pendidikannya dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dengan usaha yang gigih.

3. Stratifikasi Sosial CampuranStratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.H. Faktor-faktor lapisan masyarakatFaktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial, yaitu antara lain :A. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran; artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan srrorang dalam masyarakat.B. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen, buruh atau pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan status seseorang dalam masyarakat.C. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.D. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat ( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.E. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan masyarakat.L. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan dalam masyarakat itu tidak ada. Akan tetapi, cita- cita tersebut selalu akan tertumbuk pada kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian, masyarakat menghadapi dua persoalan. yaitu, menempatkan individu-indiiduu tersebut, dan mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya. Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula dengan kemampuan-kemampuannya dan seterusnya, persoalannya tak akan selalu sulit untuk di laksanakan. Akan tetapi kenyataan bukanlah demikian. Kedudukan dan peranan tertentu sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukann dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka, tak akan dihindarkan bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau melaksanakan kewajiban-kewajjibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat. Dengan demikian, mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya. Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa kedudukan dan peranan yang di anggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan peranan yang di anggap terpenting secara memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan memahami uraian di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah socil stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirarkis).2. Sistem lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertubuhan masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sifat Sistem lapisan dalam masyarakat dapat tertutup dan dapat pula terbuka. yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya itu ke atas atau kebawah. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya.

B . SaranBagi masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial dan perubahan kebudayaan terlebih harus memfilter jika pengaruhnya dari luar, karena perubahan ini datang nya dari budaya luar atau karena pengaruh teknologi yang nantinya bisa menghilangkan kebudayaan kita sendiri. Dan memang perubahan sosial terjadi dengan cepat jika kita tinggalnya di perkotaan dan lambat terjadinya yang tinggal dipedesaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 1992; Sosiologi Skematika, teori dan Terapan, PT. Bumi Aksara, Ahmadi, Abu.2007.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta.Ahmadi, Abu.2007.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta.B. Horton Paul dkk, Sosiologi, Jakarta:PT Erlangga, 1999Khafi Syatra Abdul, Buku Pintar Sosiologi, Yogyakarta: PT. Garailmu, 2010Syamsir dan Burmawi.2003.Buku Ajar:Pengantar Sosiologi.Padang:UNPSoekanto Soerjono, 1990; Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persaja, Jakarta.

15