isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · [email protected]. Dilarang mengutip atau...

96
DARI redaksi Pelindung: Kepala BPKP Pembina/Pengarah: Sekretaris Utama Penasehat: Para Deputi Kepala BPKP Penanggung Jawab: Kepala Biro Hukum dan Humas Kontributor Ahli: Ardan Adiperdana, Bambang Utoyo, Para Kepala Pusat, Kepala Biro Perencanaan Pemimpin Umum: Kepala Bagian Humas dan Hubungan Antar Lembaga Pemimpin Redaksi: Tri Wibowo Pemimpin Administrasi: Suhadril Redaktur Pelaksana: Nani Ulina Kartika Nasution Staf Redaksi: Harry Jumpono Kurniawan, Sri Hartanti Staf Administrasi Ajat Sudrajat, Yustinus Santo Nugroho, Idiya Zikra Staf Sirkulasi/Distribusi: Edi Purwanto, Adi Sasongko WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011 Redaksi menerima tulisan (laporan, reportase, feature, dan saduran), yang berkaitan dengan masalah pengawasan. Tulisan yang masuk men- jadi milik redaksi, tulisan hendaknya diketik dengan spasi satu setengah. Maksimal 4 halaman A4. Isi Warta Pengawasan belum tentu mencerminkan kebijakan, pendapat, dan sikap penerbit (BPKP). Pembaca WP Setia, Mungkin bagi sebagian orang, berlalunya satu tahun menuju ta- hun berikutnya merupakan sesuatu yang biasa. Berbagai perlehatan tahun baru seperti “pesta tahun baru” menunjukkan betapa tahun baru menjadi hari yang dinanti- nanti setiap orang. Namun, adakah satu dari kita yang melakukan eva- luasi diri sudah bermaknakah usia kita di tahun ini dan apa yang akan kita perbuat di tahun 2012? Rutinitas yang sudah pasti me- nyita waktu kita sepertinya tidak menyisakan waktu meski hanya untuk introspeksi diri. Padahal hal tersebut sangat penting kita laku- kan untuk memperbaiki diri di tahun berikutnya. Pembaca WP Setia, Tidaklah berlebihan jika kami segenap redaktur majalah Warta Pengawasan mengajak semua o- rang untuk berbenah diri sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih bermakna di tahun 2012. Pergantian tahun, membawa redak- tur untuk mengevaluasi kinerja, apakah tulisan yang kami sajikan telah menjawab kebutuhan pem- baca akan informasi pengawasan. Dengan keterbatasan personil, edisi kali ini memerlukan energi yang lebih. Namun, dengan orientasi pa- da kepuasan pembaca, kami tetap berupaya memberikan yang terbaik yang dapat kami berikan. Pembaca WP Setia, Menjelang penulisan edisi ini, be- rita media massa banyak mengulas tentang utang pemerintah, untuk itu redaksi mencoba menghadirkan materi tentang utang pemerintah, mulai dari melihat efektivitas utang pemerintah, utang dari aspek regu- lasi, pengawasan atas efektivitas, dan permasalahan seputar penge- lolaan utang pemerintah. Di sam- ping itu, materi-materi seputar pe- ngawasan juga kami coba sajikan. Pembaca WP Setia, Menyambut tahun 2012, kami segenap redaksi majalah WP me- ngucapkan Selamat Tahun Baru dan Selamat Hari Natal bagi yang menjalankannya. Semoga tahun 2012 dapat kita isi dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih bermakna bagi kita dan BPKP Salam Redaksi Salam Redaksi Salam Redaksi Salam Redaksi Salam Redaksi Introspeksi Menuju Perubahan para kontributor ahli saat sidang redaksi penentuan topik warta utama 1

Transcript of isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · [email protected]. Dilarang mengutip atau...

Page 1: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

1

DARI redaksi

Pelindung:Kepala BPKP

Pembina/Pengarah:Sekretaris Utama

Penasehat:Para Deputi Kepala BPKP

Penanggung Jawab:Kepala Biro Hukum dan

Humas

Kontributor Ahli: Ardan Adiperdana,

Bambang Utoyo, ParaKepala Pusat, Kepala Biro

Perencanaan

Pemimpin Umum:Kepala Bagian Humas danHubungan Antar Lembaga

Pemimpin Redaksi:Tri Wibowo

Pemimpin Administrasi:Suhadril

Redaktur Pelaksana:Nani Ulina Kartika Nasution

Staf Redaksi:Harry Jumpono Kurniawan,

Sri Hartanti

Staf AdministrasiAjat Sudrajat, Yustinus Santo

Nugroho, Idiya Zikra

Staf Sirkulasi/Distribusi:Edi Purwanto, Adi Sasongko

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

Redaksi menerima tulisan(laporan, reportase,

feature, dan saduran),yang berkaitan denganmasalah pengawasan.

Tulisan yang masuk men-jadi milik redaksi, tulisan

hendaknya diketik denganspasi satu setengah.

Maksimal 4 halaman A4. IsiWarta Pengawasan belum

tentu mencerminkankebijakan, pendapat, dan

sikap penerbit (BPKP).

Pembaca WP Setia,Mungkin bagi sebagian orang,

berlalunya satu tahun menuju ta-hun berikutnya merupakan sesuatuyang biasa. Berbagai perlehatantahun baru seperti “pesta tahunbaru” menunjukkan betapa tahunbaru menjadi hari yang dinanti-nanti setiap orang. Namun, adakahsatu dari kita yang melakukan eva-luasi diri sudah bermaknakah usiakita di tahun ini dan apa yang akankita perbuat di tahun 2012?

Rutinitas yang sudah pasti me-nyita waktu kita sepertinya tidakmenyisakan waktu meski hanyauntuk introspeksi diri. Padahal hal

tersebut sangat penting kita laku-kan untuk memperbaiki diri ditahun berikutnya.

Pembaca WP Setia,Tidaklah berlebihan jika kami

segenap redaktur majalah WartaPengawasan mengajak semua o-rang untuk berbenah diri sehinggakita dapat menjadi pribadi yanglebih bermakna di tahun 2012.Pergantian tahun, membawa redak-tur untuk mengevaluasi kinerja,apakah tulisan yang kami sajikantelah menjawab kebutuhan pem-

baca akan informasi pengawasan.Dengan keterbatasan personil, edisikali ini memerlukan energi yanglebih. Namun, dengan orientasi pa-da kepuasan pembaca, kami tetapberupaya memberikan yang terbaikyang dapat kami berikan.

Pembaca WP Setia,Menjelang penulisan edisi ini, be-

rita media massa banyak mengulastentang utang pemerintah, untukitu redaksi mencoba menghadirkanmateri tentang utang pemerintah,mulai dari melihat efektivitas utangpemerintah, utang dari aspek regu-lasi, pengawasan atas efektivitas,

dan permasalahan seputar penge-lolaan utang pemerintah. Di sam-ping itu, materi-materi seputar pe-ngawasan juga kami coba sajikan.

Pembaca WP Setia,Menyambut tahun 2012, kami

segenap redaksi majalah WP me-ngucapkan Selamat Tahun Barudan Selamat Hari Natal bagi yangmenjalankannya. Semoga tahun2012 dapat kita isi dengan sesuatuyang lebih baik dan lebih bermaknabagi kita dan BPKP

Salam RedaksiSalam RedaksiSalam RedaksiSalam RedaksiSalam Redaksi

Introspeksi Menuju Perubahan

para kontributor ahli saat sidang redaksi penentuan topik warta utama

1

Page 2: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

2

Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Tel/Fax. 62-021-85910031, pes 0102 dan 0103, DiterbitkanOleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Berdasarkan: Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-73/K/SU/2010 Tanggal 28 Januari2011 STT Nomor: 958/SK/Ditjen PPG/STT/1982 Tanggal 20 April 1982 ISSN 0854-0519 Home-page: http://www.bpkp.go.id. e-Mail:[email protected]. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

2

1 Dari Redaksi2 Daftar Isi3 Kontak Pembaca4 EditorialRound Up5 Sudah Efektifkah Utang Pemerintah

IndonesiaWarta Utama8 Selayang Pandang Pengelolaan

Utang Pemerintah11 Portofolio Utang : “Antara Politik

dan Angka14 Pinjaman LN atau SUN16 Portofolio Utang: Antara Politik dan

Angka18 Utang Pemerintah On The (Media)

Spot20 Hibah Langsung: Kelemahan

Pengendalian Intern Berbuah WDP21 Pengawasan atas Utang

Pemerintah: MengumpulkanKeping Gambar yang Berserakan

25 Pengawasan Utang PemerintahPerlu ditingkatkan

26 Mendesak Pre Audit dan CurrentAudit terhadap PHLN

27 Perlu Performance Audit untukMelihat Efektivitas Utang Negara

28 Meninjau Risiko Utang Pemerintah30 Mengendalikan Utang Pemerintah

dengan SPIP

Tantangan Baru50 Perkembangan Konsep Internal

Control versi Coso52 Akuntabilitas Pembiayaan dalam

Penanggulangan BencanaProfesi54 Konsultasi JFA58 Komite Sertifikasi, Menjaga Kualitas

SDM Internal Auditor PemerintahGCG60 ASEAN-Supreme Audit Institutions::

Integritas: Solusi Kebal TerhadapKrisis

62 Mengenal Lebih Jauh The AsianRoundtable on CorporateGovernance: Update of The WhitePaper on Corporation Governancein Asia

Budaya Kerja66 Mensinergikan Budaya Kerja, SPIP

dan RBTeknologi Informasi68 E-Government: Menuju Layanan

Publik Berbasis IT

Warta Daerah73 Diklat dan Modul-Modul Kita Perlu

di Upgrade74 Humas Pemerintah di Era Reformasi76 Low Cost High ExplosiveApa Siapa80 Kebijakan Abu-Abu81 Don’t Blame AnyoneReformasi Birokrasi82 Benarkah Reformasi Birokrasi Gagal

TotalSeputar Kita85 Sederhana, Bukan Berarti Tidak

ProfesionalMoU86 Menggapai Kebermaknaan BPKP

BPKP dalam Berita90 Telusuri Penyebab sebagai

Memperoleh WTP92 PNBP: Potensi, Permasalahan dan

Pemecahannya94 Akrual Basis Sebuah Tuntutan95 Saat Istri Mengatakan “Tidak” pada

KKN96 LSP-AF Media Lahirkan Auditor

Forensik

okoh32 Hadi Purnomo,Ketua BPK RI:

Komunikasi BPK dan APIP Harus Baik

Warta Pusat34 Regional Public Sector Conference:

Akuntansi Sektor Publik bagi Kesejahteraan Masyarakat

37 Open Government Knowledge Forum39 Update Knowledge Demi Sebuah

Trust42 Jangan Terperangkap dalam

KetidaktahuanManajemen45 Pengeloaan Risiko Atas ReputasiKolom48 THBRM di Instansi Pemerintah Suatu

DAFTAR isi

21

Sejak awal tahun 2011 ini, negara-negara di Benua Eropa me-ngalami suasana batin “harap-harap cemas” menyusul perkem-bangan yang terjadi pada Yunani terkait Utang Pemerintahnya.Lalu, Bagaimana dengan Utang Pemerintah Indonesia ? danbagaimana dengan Pengawasan terhadap utang Pemerintahdi Indonesia ?

Page 3: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

33

KONTAK pembaca

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

Yth. Redaksi Warta Penga-wasan

Saya sangat senang mem-baca majalah Warta Pengawas-an, namun sebaiknya lebih ba-nyak menyajikan materi dalambentuk kasus-kasus yang dite-mukan dalam pengawasan se-hingga dapat menginspirasiAPIP dalam melaksanakan pe-ngawasan.

SyamsudinSekretaris Inspektur

Kabupaten NgawiJawa Timur

Terima kasih atas perhatiansaudara terhadap majalahWarta Pengawasan. Saran dan

masukan saudara akan dapatmeningkatkan pengeloaan ma-jalah Warta Pengawasan. Seba-gai referensi anda dapat memba-canya pada edisi Vol XVIII/No.3/September 2011 dan kedepanakan kami prioritaskan

Yth. Redaksi Warta Penga-wasan

Kami pernah membaca maja-lah Warta Pengawasan, isinyasangat informatif. Sebagai pe-ngurus Bakohumas dan penge-lola majalah Warta Bakohumas,kami sangat berharap adanyakerja sama antara majalah WartaPengawasan dengan kami dalamhal pertukaran informasi. Mung-kin ada kebijakan BPKP yang

harus segera diketahui olehseluruh instansi, dapat di pu-blikasikan melalui Warta Bako-humas yang kami kirim ke selu-ruh Kementerian dan seluruhinstansi baik pusat maupundaerah. Terima kasih atas per-hatiannya.

KatmiPengurus Bakumas

Pusat, KementerianKomunikasi dan

Informatika

Terima kasih atas perhatiansaudari terhadap majalah War-ta Pengawasan. Usul saudariakan kami tampung dan kamiteruskan kepada pimpinankami.

Page 4: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

44

Sudah Ambrukkah Akuntabilitas Kita ?EDITORIAL

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

tata cara perawatan jembatan sebagai penyebabruntuhnya jembatan. Runtuhnya jembatan terjadiketika pekerja yang tengah memperbaiki turunnyagelagar, menyetel ulang kabel penggantung satu persatu. Pada saat itu sebagian jembatan masih diper-gunakan oleh masyarakat. Disinyalir, pelaksanaanpengencangan kabel penggantung tidak sesuaidengan standar yang berlaku.

Apapun nanti hasil penyelidikan, ambruknyaJembatan tersebut telah menampar wajah banyakpihak di negeri ini. Runtuhnya jembatan dengankonstruksi seperti itu, konon merupakan kejadianlangka di dunia. Artinya, telah terjadi kelalaian yangbesar dalam proses pengelolaan infrastruktur jem-batan itu. Hal ini dapat menunjukkan masih lemahnyakualitas bangsa ini dalam mengelola sumber daya daninfrastruktur yang dimilikinya.

Dari sudut pandang akuntabilitas pengelolaankeuangan negara, tentunya kita tidak bisa hanyamenyoroti pihak pelaksana atau perawat infrastrukturjembatan. Lebih jauh lagi harus dilihat komponen lainyang mendorong terjadinya kesalahan tersebut. Siapatahu justru hal-hal yang tidak tampak di depan matalahyang menjadi penyebab utama bencana tersebut.Siapa tahu kelemahan sistem politik ikut berperandalam bencana itu ? atau masalah etika penyeleng-gara negara dan budaya kerja yang menjadi penyebab.Untuk itu kita perlu melakukan evaluasi komprehensifterhadap kasus tersebut. Jangan sampai ambruknyajembatan tidak menjadi pembelajaran dan melebarmenjadi ambruknya akuntabilitas pengelolaankeuangan negara kita

(triwib)

Jembatan Kukar Ambruk ! Sekejap kita terpana.Jembatan kebanggaan masyarakat KalimantanTimur sepanjang 710 meter tersebut tiba-tibaruntuh membawa sejumlah korban jiwa dan

materi. Yang membuat kita tercenung, bukan sekedarbencana dan jumlah korbannya, tapi bagaimanamungkin jembatan dengan konstruksi seperti itu bisaruntuh ketika usianya belum beranjak 10 tahun?Menjadi tanda tanya bagi kita jika membanding-kannya dengan jembatan besi peninggalan Belandayang usianya mencapai 100 tahun dan masih berdiritegak hingga saat ini.

Bencana ini layak menjadi perhatian, mengingatsaat ini Indonesia masih memiliki beberapa jembatanserupa. Di depan mata, kita tengah berencana mem-bangun jembatan yang membentang di Selat Sunda.Walau pada awalnya kita bangga dengan infrastrukturhasil karya putra bangsa sendiri tersebut, namunkejadian ini memaksa kita untuk melakukan evaluasidiri. Mengapa bisa terjadi demikian?

Saat ini beberapa pakar teknik jembatan dan aparatpenegak hukum memojokkan dua pihak, yaitu pihakpelaksana pembangunan jembatan (perencana,pelaksana dan pengawas) dan pihak yang melakukanperawatan jembatan. Yang memojokkan pihakpelaksana, menyoroti terjadinya kegagalan strukturhingga mengakibatkan tiang jembatan melengkunghingga 15 cm, dan otomatis mengakibatkan gelagar(lantai) jembatan melengkung ke bawah 75 cm saatterjadinya bencana. Sementara yang lain menyoroti

Page 5: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

5

ROUND up

5

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

5

Sejak awal tahun 2011 ini, negara-negara di Benua Eropa mengalamisuasana batin “harap-harap cemas” menyusul perkembangan yang terjadipada Yunani. Seluruh Menteri Keuangan negara Eropa, bahkan dunia,memantau dengan cermat perkembangan negara tersebut dengan

kekuatiran terjadinya efek domino. Bayang-bayang krisis 1998 dan 2008 kembalimembayang. Walau belum terasa dampaknya, namun beberapa pihak diIndonesia juga mulai menguatirkan dampaknya pada Indonesia. Kitapun lalubertanya, bagaimana dengan kondisi Utang Pemerintah Indonesia saat ini, masihamankah?

Sebelum kita melihat kondisi Utang Pemerintah di Indonesia, ada baiknya kitamelihat apa yang terjadi di Yunani. Saat ini, Pemerintah Yunani terancam bangkrutkarena tidak memiliki uang untuk membayar utang yang mulai jatuh tempopada tanggal 29 Mei 2010. Untuk memperoleh dana talangan dari sesama negaraUni Eropa (EU) dan IMF, mereka dipaksa untuk menurunkan defisit anggarannegara. Pemerintah Yunani terpaksa memangkas sisi belanja negara, antara laindengan menurunkan gaji para pegawai negeri dan jaminan sosial lainnya.

Pada umumnya, Utang pemerintah terjadi karena setiap tahun pemerintahmenerapkan sistim anggaran defisit, yaitu keadaan dimana belanja pada APBN

Page 6: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

66

ROUND up

lebih besar dari pendapatan. Guru Besar UniversitasSam Ratulangi, Beni Assa (2011) mengungkapkan,para menteri keuangan sebuah negara modern padaumumnya membenarkan adanya defisit dan Utang,karena didasarkan pada konsep untuk memper-besar volume atau besaran APBN dengan harapandapat menambah laju pertumbuhan ekonomi.Konsep ini dikenal luas sebagai ‘leverage’ yaitu usahauntuk melipatgandakan kemampuan ekonomi.Kekurangan atau defisit APBN yang terjadi padaumumnya ditutup dengan membuat Utang negaramelalui penjualan obligasi atau instrumen finansiallainnya yang secara singkat dapat disebut sebagaiSurat Utang Negara (SUN).

Tentang berapa besarnya sebuah negara bolehmembuat Utang, para menteri keuangan umumnyamenggunakan teori ekonomi yang mengatakanbahwa sepanjang jumlah defisit APBN dan ataujumlah Utang lebih kecil dari prosentasi tertentuterhadap PDB, maka keadaan itu menjadi ‘leverage’yang baik dan tidak perlu dikuatirkan. Setiap tahunatau periode tertentu, kementerian keuanganmembuat Utang baru dengan menjual SUN barukepada para investor publik yang kemudiandigunakan untuk membayar SUN yang jatuhtempo, membayar bunga SUN yang sedangberjalan dan untuk menutup defisit anggaranbaru. Akibatnya adalah jumlah Utang makinlama makin besar dan sepanjang itu masih lebihrendah dari prosentasi tertentu terhadap PDB,maka menteri keuangan tidak akan pernahmerasa kuatir.

Lalu, mengapa Yunani bisa bangkrut ? Utangbaru untuk membayar Utang lama melalui prosespenjualan SUN baru dapat berjalan terus tanpabatas bilamana pertumbuhan ekonomi berjalanterus tanpa interupsi, dan bilamana investorpublik masih tetap mau membelinya karenamemiliki kepercayaan terhadap kredibilitas dankemampuan pemerintah dalam membayarUtang. Kedua keadaan ini ternyata tidak dapatberlangsung terus. Dengan satu dan lain alasan,pada saatnya pertumbuhan ekonomi akanmengalami interupsi. Para investor di pasarkeuangan dunia sering mengatakan bahwa‘leverage’ sama hakekatnya dengan ‘pedang ber-mata dua’ yaitu bila ternyata digunakan sesuaidengan rencananya maka akan sangat ber-manfaat, tetapi bilamana tidak, maka akan sangatmenghancurkan.

Kekuatiran mereka mulai muncul ketika melihat

penggunaan Utang tidak efektif, tidak memberikan manfaatekonomi yang diinginkan, atau terjadi penyimpangandalam pengelolaannya dan sejenisnya. Dengan kekua-tiran yang makin hari makin tinggi, setiap tahun parainvestor meminta bunga yang lebih tinggi untukmembeli SUN baru dan klimaksnya tidak lagi berminatmembeli SUN baru. Keadaan ini yang terjadi di Yunani,dimana klimaksnya terjadi saat ini ketika SUN lamamulai jatuh tempo. Karena para investor publik tidakberani lagi membeli SUN baru, maka pemerintahYunani tidak memiliki uang untuk membayar SUNlama yang jatuh tempo sehingga harus meminta danatalangan atau Utang dari sesama negara EU dan IMF.

Lalu bagaimana dengan kondisi Utang Pemerintahdi Indonesia? Berdasarkan data dari DirektoratJenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,posisi jumlah utang Pemerintah RI per bulan Desem-ber 2010 mencapai Rp 1.676 triliun atau setara dengan68,12 juta dolar AS. Jika dibandingkan dengan Pen-dapatan Domestik Bruto, Utang tersebut sebesar 26,9% dari PDB. Dalam lima tahun terakhir, posisi Utangdan ratio Utang Pemerintah terhadap PDB tampaksebagai berikut :

Melihat data tersebut di atas, dapat dikatakanposisi utang Indonesia cukup aman. Walaupun jumlahUtang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

TTTTTrrrrrend Utang Pend Utang Pend Utang Pend Utang Pend Utang Pemerinemerinemerinemerinemerintah tah tah tah tah TTTTTerhadap PDB erhadap PDB erhadap PDB erhadap PDB erhadap PDB TTTTTahun 2006 - 2010ahun 2006 - 2010ahun 2006 - 2010ahun 2006 - 2010ahun 2006 - 2010

Page 7: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

77

ROUND up

namun ratio Utang terhadap PDB mengalami penu-runan. Utang Pemerintah Indonesia jumlahnya me-ningkat dari 1.302 Trilliun pada tahun 2006, menjadiRp 1.676 trilliun pada tahun 2010. Sedangkan ratioUtang terhadap PDB menurun dari 40,4 % pada tahun2006 menjadi 26,9 % pada tahun 2010. Pada umumnyaRatio Utang terhadap PDB cukup aman pada level 30%. International Monetary Fund dalam “IMF CountryReport No. 05/327” yang dikeluarkan pada September2005 melakukan analisis mengenai tingkat Utangpemerintah Indonesia yang aman. Level utang yangaman didefinisikan sebagai level utang yang tidakrentan terhadap krisis, tidak mengancam pertum-buhan ekonomi, dan tidak mengganggu kesinam-bungan fiskal. Studi empirik ini menemukan bahwalevel utang pemerintah yang aman bagi Indonesiaadalah 35-42 persen dari PDB. Dengan demikian dapatdisimpulkan secara sederhana, bahwa posisi UtangPemerintah Indonesia secara umum pada tingkatanyang cukup aman dalam menghadapi dinamika duniasaat ini. Trend di atas menunjukkan posisi utang negaraIndonesia sudah ‘on the track’.

Namun demikian beberapa tokoh dan pengamattak kurang ‘mewanti-wanti’ untuk tetap waspadaterhadap kondisi utang Indonesia. Pengamat eko-nomi LIPI, Latif Adam (Koran Jakarta, 4 Mei 2011)menyebutkan walau ratio terhadap PDB tampak baik,namun jika hutang negara dibandingkan ProdukNasional Bruto (PNB) sudah mencapai 42 %. Ini menjadiindikasi negara akan kesulitan mengembalikan Utang,ujarnya. Wahyu Susilo dari Infid (Koran Jakarta, 7 Mei2011) menyebutkan perlunya mewaspadai peng-gunaan utang untuk kegiatan yang bersifat konsumtif

dan tidak terserapnya utang dengan baik.Berdasarkan manajemen utang pemerintah dan

praktik yang sehat (best practice), disebutkan bahwapengelolaan Utang akan memberi manfaat yangmaksimal jika semua asumsi berjalan sesuai denganyang diprediksi. Terdapat beberapa ancaman ter-hadap pengelolaan utang, seperti penggunaanUtang yang tidak efektif, tidak memberikan manfaatekonomi yang diinginkan, atau terjadi penyalah-gunaan korupsi dan sejenisnya. Hal lain yang perludiperhatikan adalah jika melihat profil jatuh tempoutang Indonesia dalam 25 tahun ke depan, tampakadanya beban yang sangat besar untuk membayarutang pada tahun 2012-2021 dan pada tahun 2033.

Melihat kondisi di atas, tentunya ada beberapahal yang perlu mendapat perhatian dari kalanganAparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). APIP,yang paling utama adalah melakukan evaluasi diri,Apakah Pengawasan terhadap Utang Pemerintahsudah cukup efektif ? Untuk itu APIP perlu melihatapakah utang negara sudah efektif penggunaan-nya? apa manfaat ekonomi yang diberikan dariutang tersebut? Dan tentunya apakah utang negaratersebut digerogoti oleh koruptor atau tidak? PeranAPIP cukup signifikan dalam mengawal agar Utangpemerintah dapat memberi manfaat yang maksimalbagi kesejahteraan rakyat. Pada artikel-artikel beri-kutnya akan membahas lebih tajam tentang regulasidan manajemen utang yang baik (best practices),berbagai contoh permasalahan pengelolaan utangpemerintah yang ada, bagaimana peran APIP dalammengawal utang pemerintah, dan bagaimana pan-dangan dan harapan beberapa tokoh masyarakat

(triwib)

Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

Page 8: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

8

Praktik pemanfaatan utang untuk membiayai pembangunan suatu bangsasesungguhnya terjadi hampir disemua negara, kecuali negara-negarayang terkena sanksi politik dan ekonomi seperti Korea Utara. Apalaginegara Indonesia, dengan potensi alam yang bernilai ekonomis tinggi,

kebijakan utang pemerintah seharusnya bisa dibenarkan. Yang menjadi persoalanadalah, sejauh mana utang pemerintah dimanfaatkan secara tepat dan berdampakpada pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Angka rasio utang terhadap PDBtahun 2010 tersebut seharusnya dapat mencerminkan bahwa posisi utang peme-rintah masih masuk kriteria aman bahkan lebih rendah jika dibandingkan negara

Sumber kekayaan alam Indonesa sangat berlimpah mulai dari sabang sampaimerauke. Hampir tidak ada wilayah di Indonesia tanpa potensi alam yang bernilaiekonomis. Tetapi, sepertinya negara Indonesia sulit lepas dari utang? Jika melihattrend utang pemerintah sejak tahun 2006 sampai dengan 2010, rasio utang indo-nesia terhadap PDB memang mengalami penurunan dari 39% menjadi 26% meski-pun secara total, utang pemerintah mengalami peningkatan dari Rp 1.302 triliunmenjadi Rp 1.677 triliun.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

8

Page 9: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

9

lain, seperti United Kingdom, US, Argentina,dan Turkey. (Buku Perkembangan UtangNegara-DJPU).

Namun, pendapat miring terhadap kebi-jakan utang pemerintah tidak sedikit pulamenghiasi media massa. Banyak pertanyaandibenak kita, seperti, mengapa negara Indo-nesia harus utang? Apakah pengelolaan utangnegara di Indonesia sudah efektif menjamin,diperolehnya utang dengan biaya yang wajardan risiko yang dapat diterima, serta apakahkemanfaatan utang telah menunjang pening-katan pertumbuhan ekonomi yang ber-dampak pada kemampuan membayar kembaliutang tersebut?

Terdapat 5 alasan mengapa negaraIndonesia harus melakukan utang sebagaialternatif pembiayaan yaitu adanya defisitAPBN setiap tahun, kebutuhan pelunasanutang jatuh tempo (refinancing), perubahannilai tukar rupiah yang menyebabkan peru-bahan nilai nominal utang luar negeri dalamrupiah, pengeluaran pembiayaan untukpendanaan risiko fiskal dan partisipasi Peme-rintah dalam menunjang program pem-bangunan infrastruktur, dan berkurangnyasumber pembiayaan APBN dari non utang,misalnya privatisasi BadanUsaha Milik Negara (BUMN)dan hasil pengelolaan aset.

Sebelum tahun 2000-an,mungkin kita hanya mengenalutang pemerintah dalambentuk Pinjaman Luar Negeri(PLN), namun seiring denganperkembangan iklim ekonomiglobal dan tuntutan masya-rakat untuk mengurangiketergantungan akan PLN,pemerintah mulai mengguna-kan strategi perolehan pem-biayaan melalui penerbitansurat berharga negara denganjenis beragam. Jenis Pinjamandan SBN dapat dilihat padagambar 1.

Untuk pinjaman luar negeri,di samping kewajiban mem-bayar pokok pinjaman danbunga, pemerintah jugadikenakan biaya yang disebut

commitment fee. Commitmen fee yaitu biayayang timbul sebagai akibat tidak diserapnyajumlah PLN yang telah disepakati kedua belahpihak. Penetapan commitment fee dari lendersebenarnya sah-sah saja karena denganadanya kesepakatan utang, pihak lender telahmenyisihkan dana untuk ditarik dalam jangkawaktu yang telah ditentukan. Yang menjadipersoalan adalah ketika pemerintah tidakmenyerap dana yang telah disepakati, makapihak lender akan mengenakan commitmen feekepada pemerintah. Mungkin ini pula yangtidak disadari oleh Kementerian/Lembagayang memperoleh dana dari sumber pin-jaman luar negeri.Sejauh ini, utang pemerintah Indonesiamemiliki kecenderungan yang terus mening-kat dari tahun ke tahun seperti yang disajikanpada tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan peningkatan utangpemerintah dari Rp 1.302,16 triliun pada tahun2006 menjadi Rp 1.676,85 triliun pada tahun2010. Peningkatan jumlah utang pemerintahtersebut didominasi oleh peningkatanpenerbitan SBN baik dalam bentuk valasmaupun rupiah yang pada tahun 2006sebesar Rp 742,73 triliun menjadi Rp 1.064,4

Selayang Pandang Pengelolaan Utang Pemerintah

Gambar 1. Jenis Pinjaman dan SBNGambar 1. Jenis Pinjaman dan SBNGambar 1. Jenis Pinjaman dan SBNGambar 1. Jenis Pinjaman dan SBNGambar 1. Jenis Pinjaman dan SBN

Sumber :Paparan Diklat Audit PHLN-BPKP

WARTA utama

Page 10: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

10

triliun pada tahun 2010. Sementara untukpinjaman luar negeri terjadi penurunan darisebesar Rp 730,25 triliun pada tahun 2008.menjadi Rp 612,28 triliun pada tahun 20 10atau terjadi penurunan sebesar Rp 117.97triliun.

Di samping utang pemerintah tersebut,pemerintah juga menerima bantuan baik daridalam maupun luar negeri dalam bentukhibah. Bentuk hibah ini dapat berupa devisa,devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasadan/atau surat berharga tanpa ada kewajibanuntuk membayar kembali. Jika dilihat darijenisnya, hibah dapat dibagi menjadi hibahyang direncanakan dan hibah langsung.

Berbeda dengan utang yang menimbulkankewajiban untuk membayar kembali pokok,bunga, dan biaya ikutannya, maka hibah tidakada kewajiban untuk membayar kembali.

Melihat kompleksitas utang pemerintah,maka manajemen pengelolaannya pun harusdapat mengikuti dinamika global. Saat ini,manajemen pengelolaan utang pemerintahsecara struktur relatif sudah jauh lebih baik jikadibandingkan dahulu. Hal ini pun diaminkanoleh staf ahli pada World Bank, Amien Sunar-yadi. Menurut Amien, kondisi yang semakinbaik ini diawali dengan langkah restrukturisasiyang dilakukan Kementerian Keuanganmelalui pembentukan Dirjen PengelolaanUtang (DJPU) yang memiliki kewenanganuntuk melakukan pengelolaan utang peme-rintah secara terintegrasi dan satu pintu.

Artinya, mulai dari pengadaan utang,penetapan strategi utang, sampai evaluasi danpencatatan dilakukan oleh DJPU melaluidukungan 5 direktorat yang dibagi dalam 3fungsi yaitu front office, middle office, dan backoffice. Front office adalah Direktorat Pinjamandan Hibah, Direktorat Surat Utang Negara, danDirektorat Pembiayaan Syariah, middle officeadalah Direktorat Strategi dan portofolioutang, sedangkan yang bertindak sebagai backoffice adalah Direktorat evaluasi akuntansi dansetelmen. Namun, efektif atau tidaknya utangpemerintah yang telah diperoleh oleh DJPUsangat tergantung dari manajemen kaspemerintah yang saat ini masih dilakukan olehDirjen Perbendaharaan Negara (DJPB), peren-canaan kegiatan oleh K/L dan Bappenas, dan

TTTTTabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Posisi Utang Posisi Utang Posisi Utang Posisi Utang Posisi Utang Pemerinemerinemerinemerinemerintah tah tah tah tah TTTTTahun 2006-2010ahun 2006-2010ahun 2006-2010ahun 2006-2010ahun 2006-2010

WARTA utamaWARTA utama

Page 11: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

1111

aparat pengawasan baik internal maupuneksternal.

Berbagai regulasi terkait pengelolaanutang telah dikeluarkan demi terpenuhinyaprinsip good governance. Diantaranya, pener-bitkan PP No 10 tahun 2011 tentang tata carapengadaan pinjaman luar negeri dan pene-rimaan hibah sebagai pengganti PP No 2 tahun2006. Sementara untuk surat berharganegara, acuannya adalah UU No 19/2008tentang Surat Berharga Syariah Negara danUU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara.Terakhir, pemerintah mengeluarkan StrategiUtang negara melalui penerbitan KeputusanMenteri Keuangan No. 380/KMK.08/2010 yangdiperbaharui dengan Keputusan MenteriKeuangan No. 514/KMK.08/2010 tentangStrategi Utang Negara Tahun 2010-2014.Berdasarkan KMK tersebut, fokus strategipengelolaan utang tahun 2010-2014 adalahsebagai berikut:• Mengoptimalkan potensi pendanaan utang

dari sumber domestik melalui penerbitanSBN Rupiah maupun penarikan pinjamandalam negeri;

• Melakukan pengembangan instrumenutang agar diperoleh fleksibilitas dalammemilih berbagai instrumen yang lebihsesuai, cost-efficient dan risiko yang minimal;

• Pengadaan pinjaman luar negeri dilakukan

sepanjang digunakan untuk memenuhikebutuhan prioritas, memberikan terms &conditions yang wajar (favourable) bagiPemerintah, dan tanpa agenda politik darikreditor;

• Mempertahankan kebijakan penguranganpinjaman luar negeri dalam periode jangkamenengah;

• Meningkatkan koordinasi dengan otoritasmoneter dan otoritas pasar modal, teru-tama dalam rangka mendorong upayafinancial deepening; dan

• Meningkatkan koordinasi dan komunikasidengan berbagai pihak dalam rangkameningkatkan efisiensi pengelolaanpinjaman dan sovereign credit rating.

Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan PenerimaanHibah

PP No 10 tahun 2011, merupakan acuanpemerintah dalam pengadaan PLN dan hibah,mulai dari pengadaan, penatausahaan, Monevdan pengawasan. Satu hal yang harus diingatadalah prinsip dasar dari PLN dan hibah adalahtransparan, akuntabel, efisien dan efektif,kehati-hatian, tidak disertai ikatan politik, dantidak memiliki muatan yang dapat meng-ganggu stabilitas keamanan Negara. Meka-nisme atau proses pengadaan PLN dapatdilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2: Proses Pengadaan Pinjaman Kegiatan K/LGambar 2: Proses Pengadaan Pinjaman Kegiatan K/LGambar 2: Proses Pengadaan Pinjaman Kegiatan K/LGambar 2: Proses Pengadaan Pinjaman Kegiatan K/LGambar 2: Proses Pengadaan Pinjaman Kegiatan K/L

Sumber: Paparan Diklat Audit PHLN-BPKPSumber: Paparan Diklat Audit PHLN-BPKPSumber: Paparan Diklat Audit PHLN-BPKPSumber: Paparan Diklat Audit PHLN-BPKPSumber: Paparan Diklat Audit PHLN-BPKP

WARTA utamaSelayang Pandang Pengelolaan Utang Pemerintah

Page 12: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

12

Persoalan klise yang selalu dihadapi dalampengelolaan utang luar negeri adalah terkaitpenyerapan atau disbursement pinjaman.Banyak faktor yang menyebabkan rendahnyapenyerapan pinjaman luar negeri, diantaranyaketidaksiapan K/L dalam melaksanakanproyek yang bersumber dana dari pinjamanluar negeri seperti persoalan pembebasanlahan, hambatan di proses pengadaan barangdan jasa atau proyek tersebut sebenarnyatidak dibutuhkan oleh K/L. Dari sisi lender,seringkali terjadi keterlambatan penerbitanNOL sebagai dasar pencairan PLN. Padahal,ada kewajiban yang harus dibayar sebagaiakibat tidak terserapnya PLN yaitu berupacommitment fee yang membebani APBNdengan kisaran 0,1-0,25% dari pinjaman yangtidak terserap.

Surat Berharga Negara (SBN)UU No 24 tahun 2002 telah mensyaratkan

agar penerbitan SBN harus menjamin setidak-nya lima hal yaitu (1) terpenuhinya financinggap dan ketahanan fiskal yang berkesinam-bungan sesuai dengan kondisi ekonomimakro, (2) dengan biaya terendah, (3) mening-katkan prinsip kehati-hatian, (4) meminimal-kan risiko, baik risiko pasar maupun risikorefinancing, dan (5) mengembangkan upaya-upaya agar pinjaman yang sudah diren-canakan dapat dilaksanakan sesuai jadwal danperkiraan biaya. Saat ini pengelolaan SBN jenisSUN berada di direktorat SUN sementarauntuk Surat Berharga Syariah Negara dikelolaoleh Direktorat Direktorat Pembiayaan

Syariah.Kondisi yang harus diperhatikan dari

pengelolaan surat berharga negara adalahkerentanannya terhadap risiko pasar sepertitingkat suku bunga yang selalu berfluktuatif,nilai tukar mata uang, harga komoditi, tingkatinflasi, serta funding risk atau risiko yangberkaitan dengan akses pasar. Untuk itu,Kementerian keuangan telah membuatsebuah kerangka manajemen risiko yangmemungkinkan DJPU melalui direktoratnyamengidentifikasi dan mengelola "trade off"antara ongkos dan risiko dalam portofolioutangnya yang tertuang dalam strategipengelolaan utang tahun 2010-2015. Melaluiregulasi yang terus mengikuti kedinamisansituasi global saat ini, pemerintah diharapkandapat mengelola utang pemerintah secaratepat. DJPU, Kementerian Keuangan.

Meskipun diberi kewenangan untukmengelola utang pemerintah, tetapi efek-tivitasnya sangat dipengaruhi dukungan dariseluruh institusi terkait, seperti Bappenas danK/L pada tahap perencanaan, K/L pada tahappelaksanaan, dan aparat pengawasan baikinternal maupun eksternal pada tahappengawasan. Sinergi ketiga tahapan tersebutakan menjadi faktor penentu menjadikanutang pemerintah yang berdampak nyatapada pertumbuhan ekonomi bangsa Indo-nesia

(nani)

WARTA utamaWARTA utama Selayang Pandang Pengelolaan Utang Pemerintah

.....Kondisi yang harusdiperhatikan dari

pengelolaan surat berharganegara adalah keren-

tanannya terhadap risikopasar seperti tingkat suku

bunga yang selaluberfluktuatif, nilai tukar

mata uang, harga komoditi,tingkat inflasi, serta funding

risk atau risiko yangberkaitan dengan akses

pasar.....

Page 13: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

13

WARTA utama

"Setiap lender punya development objectivedan country partnership strategy. Itulah yangmenjadi acuan dalam kesepakatan PLN" jelasstaf World Bank, Amien Sunaryadi. Meskipunusulan ide proyek dapat berasal dari keduabelah pihak tetapi pada prinsipnya harussesuai dengan strategi kedua belah pihak.Misalnya, jika pemerintah Indonesia menga-jukan proyek pembangunan bandarasementara tidak ada di rencana strategiworld bank, pihak lender dapat menolakusulan tersebut. Begitu pula sebaliknya, jikaide lender tidak sesuai dengan RPJMN makapemerintah indonesia dapat juga menol-aknya.

Di samping itu, pihak world Bank sangatketat terhadap capaian sasaran atau develop-ment objective dari setiap proyek. Satu halyang sangat penting menurut Amien disamping kedua hal itu adalah adanyakebijakan world bank terkait program antikorupsi yaitu agar semua dana yang dipin-jamkan kepada pemerintah indonesia tidakboleh sedikitpun dikorupsi.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi antikorupsi kepada masyarakat dengan carayang paling mudah dicerna oleh masya-rakat awam seperti pemasangan banner"Proyek bebas pungli dan suap." MenurutAmien, masyarakat perlu pemahamanbahwa suap dan gratifikasi sudah termasuktindak pidana korupsi. Ia bahkan menya-yangkan masih banyaknya pihak yangmemahami korupsi hanya terbatas padaperbuatan yang melanggar hukum,merugikan negara, dan menguntungkandiri sendiri atau orang lain. Bagi Amien, iniadalah satu cara agar masyarakat ikutmengawasi dan berpartisipasi mengurangiperilaku korupsi terhadap pengeluarannegara termasuk proyek yang didanai olehLoan. Jika pihak lender saja memiliki per-hatian khusus atas perilaku koruptif atasproyek yang didanainya, mengapa peme-rintah Indonesia yang memiliki kewajibanmembayar kembali utang tersebut harustidak perduli?

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

13

(nani)

Page 14: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

14 Penyempurnaan administrasi yang perludilakukan adalah masih terdapat beberapapencatatan yang masih outstanding atau dineraca masih tercatat sebagai uang muka

berupa talangan terhadap pinjaman, ujar Hekinus.“Terhadap pinjaman tersebut, harus dicek olehWorld Bank atau ADB bekerjasama dengan BankIndonesia, untuk memisahkan antara utang pin-jaman yang eligible dengan non-eligible. Dengandemikian, untuk pinjaman yang eligible sudah bisaditagihkan kembali dari pemberi pinjaman.Sementara untuk non-eligible dilakukan jurnalpembalik di neraca karena sebelumnya sudahdibebankan kepada APBN. Sebelumnya, masih tidakjelas untuk akun apa yang harus di debit, apakahaset atau uang muka.”jelasnya.

Dari sisi portofolio, disampaikan Hekinus, bahwasaat ini, secara total, portofolio utang Luar Negerimasih lebih besar daripada utang dalam negeri.Namun, portofolio tahunan pemerintah Indonesiamenunjukkan pinjaman dalam negeri sudah lebihbesar daripada pinjaman luar negeri. Bahkan,menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir,portofolio pinjaman luar negeri tahunan semakinnegatif, artinya untuk pinjaman luar negeri, peme-rintah Indonesia lebih banyak melunasi daripadamenarik.

Ia pun menyarankan agar pemerintah Indonesia

Berbicara mengenai pengelolaanutang pemerintah, DR. Hekinus

Manao yang saat ini menjabatsebagai Director for Financial

Accounting & Reporting Ministry ofFinance World Bank, menye-butkan bahwa secara umum

pengelolaan utang pemerintah diIndonesia sudah jauh lebih baik.

Dari sisi administrasi, menurutnyasudah lebih memadai meski

belum sempurna. Namundari sisimanajemen portofolio, masihterdapat tarik menarik antara

Pinjaman Luar Negeri danpenerbitan Surat Berharga

Negara.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

14

WARTA utamaWARTA utama

Page 15: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

15

tetap memanfaatkanpinjaman multilateral,seperti pinjaman dari WorldBank, ADB, IDB,dsb. MenurutHekinus, banyak keun-tungan yang diperolehpemerintah Indonesiadengan memanfaatkanPinjaman Luar Negeri untukmenutupi pembiayaan ataumembiayai program peme-rintah dibandingkan melaluipenerbitan Surat BerhargaNegara (SBN).

Pemanfaatan Utang LuarNegeri, menurutnya, dapatmeminimalkan risiko dalammenutupi defisit fiskalkarena pinjaman darimultilateral bersifatcovenant agreement. Artinya,kapan dilunasi dan berapabesar bunganya telahterjadwal dan tetap. Sedang-kan utang yang diperolehmelalui penerbitan SuratBerharga Negara, sepertiSUN, tidak dapat diprediksikapan pihak yang menaruhuang akan menarik kembalidananya.

Ia mencontohkan, jikakondisi pasar sedang jelek,maka otomatis seluruh SUNakan ditarik dan dilepassemuanya sehingga untukmempertahankanjumlah SUN, peme-rintah harus membelilagi atau denganmembayar bunga yanglebih tinggi.

Sedangkan untukcovenant agreementdengan multilateral,sekali disepakati makatetap tidak berubah.Kondisi fiskal juga lebihstabil sementara jikameminjam dari pasar,pemerintah harus

menghadapi risiko pasaryang serba tidak pasti.

Di samping itu, memin-jam secara bilateral / multi-lateral ada agreement yangdikaitkan dengan program.Misal: pinjaman dalamrangka PNPM atau kegiatanReformasi Birokrasi. Denganmenggunakan pinjamanluar negeri, tambah Hekinus,masih ada kontrol keter-kaitan antara kegiatandengan agreement tersebut.Sedangkan jika pinjam ataujual SUN, pemerintah tidakakan bisa mengontrolpenggunaan pinjamanuntuk apa. “Bisa saja diguna-kan untuk menaikkan gajipegawai atau pengeluaranlain yang tidak berdampaklangsung ke masyara-kat”jelasnya. Tetapi jikapinjam dari luar negeri, tidakakan bisa digunakan untukkegiatan seperti itu, karenasudah ada covenant nya,sehingga kontrolnyamenurut Hekinus akan jauhlebih bagus.

Meskipun demikianIndonesia tetap harusmemperkuat pasar SUNagar dapat memiliki basissebagai tempat meminjam

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

15

selain untuk kepentinganpembentuk pasar uang danpasar peminjaman. Ne-gatifnya menurut Hekinus,akan terjadi persainganantara investor danpemerintah.

Saat ini, menurutnya,portofolio pinjaman Indo-nesia terlalu berat di porto-folio tahunan. “Saat ini,masih lebih berat bersandarpada pasar daripada multi-lateral. Namun, diharapkanjangan sampai kebablasanuntuk melakukan pinjamanke pasar semua dan melupa-kan pinjaman multilateral.“kata Hekinus.

Dari aspek pengawasan,pemanfaatan pinjaman luarnegeri yang telah dituang-kan dalam agreement, relatiflebih mudah. Bahkanmenurutnya, pemberipinjaman jauh lebih ketatpengawasannya. Menyikapiisu adanya pemerintahdaerah yang melakukanpinjaman secara langsung,menurutnya, hal tersebutsudah melanggar UU 17karena seluruh pinjaman LNseharusnya melalui MenteriKeuangan

(triwib/nani)

Karyawan pada salah satu Bank Nasional mengamati SUN di Bank tersebut

dok:

ber

itasa

tu.c

om

WARTA utamaPinjaman LN atau SUN

Page 16: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

16

WARTA utamaWARTA utama

Reformasi tahun 1998, merupakan titik awal perubahanstrategi utang pemerintah. Teriakan "hapus ketergantunganterhadap utang luar negeri" dari kalangan mahasiswa,pengamat, dan politisi begitu menggema saat itu. Kecemasan

akan intervensi pihak asing terhadap kemerdekaan bangsa Indonesiaseolah menjadi alasan mengapa pemerintah harus menurunkan porsipinjaman luar negeri.

Dampak nyata dari tuntutan tersebut adalah dengan keluarnyastrategi pengelolaan utang pemerintah berupa "tambahan pinjamanluar negeri netto dianggarkan negatif sejak 2004, artinya jumlah pem-bayaran kembali (refinancing) utang dianggarkan lebih besar diban-dingkan dengan jumlah penarikan pinjaman luar negeri baru, menguta-makan penerbitan surat berharga negara (SBN) rupiah di pasar dalamnegeri, dan membuka akses sumber pembiayaan di pasar internasionaluntuk meningkatkan posisi tawar pemerintah sebagai peminjam. Hal inimengandung arti, Pemerintah lebih memprioritaskan penggunaanPinjaman Dalam Negeri (PDN) dibandingkan Pinjaman Luar Negeri (PLN).

Yang menjadi pertanyaan, apakah strategi yang ditetapkan peme-rintah dengan memperkecil PLN dan memperbesar penerbitan SuratBerharga Negara (SBN) tersebut murni sebagai strategi yang tepat darisisi kebijakan ekonomi makro, atau sekedar memenuhi kepentinganpolitik? Padahal, jika dicermati, risiko strategi penerbitan SUN sesung-

Tiada kebijakan tanpakonsekuensi, mungkin itulah

kata yang tepatmenggambarkan dampak dari

sebuah kebijakan politisterhadap pengelolaan

portofolio utang pemerintah.

Page 17: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

17

WARTA utamaPortofolio Utang: Antara Politik dan Angka

guhnya lebih besar jikadibandingkan PLN, mulaidari risiko pembiayaankembali, tingkat bungayang relatif lebih tinggi,nilai tukar yang fluktuatifdan tidak pasti, likuiditas,dan operasional.

Untuk itu, pemerintahtelah menerbitkan Kepu-tusan Menteri KeuanganNomor 514/KMK.08/2010tentang Perubahan AtasKeputusan Menteri Keuangan Nomor 380/KMK.08/2010 tentang Strategi PengelolaanUtang Negara Tahun 2010-2014. Inti daristrategi tersebut adalah bagaimana peme-rintah dapat memenuhi kebutuhan pem-biayaan untuk menutupi defisit anggaranyang cenderung meningkat melalui pinjamandan Surat Berharga Negara yang dikelola olehDJPU, Kementerian Keuangan dengan memini-malkan biaya utang pada tingkat risiko yangterkendali.

Namun, satu hal yang menarik untukdicermati yaitu dengan kebijakan menurunkanketergantungan terhadap PLN, secara oto-matis berdampak pada peningkatan pero-lehan utang dari penerbitan SBN. Padahalterdapat konsekuensi peningkatan kewajibanbunga yang relatif lebih tinggi jika diban-dingkan dengan PLN. Sebagai ilustrasi, sukubunga per 9 Desember untuk PLN adalahLIBOR+0,2 s.d 0,48, (Euro Libor rate 12-monthper 9 Desember 2011=1,97786) sementara SBNsuku bunganya mengacu pada BI rate (per 8Desember 2011=6%). Jika melihat tabel 1,kewajiban pembayaran bunga atas penerbitanSBN jauh lebih tinggi jika dibandingkanpinjaman luar negeri.

Kedua, tingkat ketidakpastiannya relatiflebih tinggi yang disebabkan tingkat sukubunga yang berfluktuasi tergantung pada

tingkat bunga pasar yangdikeluarkan BI dan perilakubuyer. Kondisi ini berbedadengan PLN yang seluruhkewajiban dan perun-tukkannya telah diaturdalam Loan Agreement.Ketiga, pengelolaan SBNrelatif lebih kompleks danrumit karena harus mem-pertimbangkan secaraseksama detik demi detikpergerakan suku bunga dan

kondisi kas negara.Satu hal yang lebih penting dari sekedar

aspek finansial sebagaimana disampaikan olehStaf Ahli World Bank, Amien Sunaryadi, bahwapenggunaan PLN meringankan beban peme-rintah dalam mengawasi jalannya proyekberbantuan luar negeri karena pihak lender ikutmengawasi mulai dari perencanaan sampaipelaksanaan. DI samping itu ada transferknowledge dari pihak lender ke pelaksanaproyek di kementerian/lembaga. Kondisi inisangat berbeda jika proyek atau kegiatandibiayai dengan SUN yang murni deren-canakan, dilaksanakan, dan diawasi olehpemerintah sendiri dan tidak dapat dikaitkanlangsung dengan aktivitas ekonomi/kegiatanpembangunan yang telah diamanahkan.Sehingga tak dapat diukur secara langsungkinerja/dampak utang tersebut dalampertumbuhan ekonomi negara

Menyikapi kondisi diatas, perlu dilakukankajian secara mendalam dan khusus terkaitportofolio utang pemerintah terutama terkaitdengan kebijakan terkait sertifikat berharganegara(SBN), seperti koordinasi yang lebihintensif antara Direktorat Jenderal Perben-daharaan Negara(DJPB) selaku manajer kasdengan Dirjen Pengelolaan Utang (DJPU)selaku penyedia dana yang bersumber dariutang

(Nani) TTTTTabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Pabel 1. Pembaembaembaembaembayyyyyarararararan Bunga Utang dalam dan luar Negerian Bunga Utang dalam dan luar Negerian Bunga Utang dalam dan luar Negerian Bunga Utang dalam dan luar Negerian Bunga Utang dalam dan luar Negeri

sumber: Buku Perkembangan Utang Negara dari DJPU

dalam triliunan rupiah

Page 18: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

181818

WARTA utama

18

Kondisi Utang Pemerintah Indonesia Semakin BaikKondisi Utang Pemerintah Indonesia saat ini cukup aman. Hal ini diberitakan beberapa

media. Tajuk Seputar Indonesia pada hari Selasa, 22 November 2011 mengungkapkan bahwapada masa Presiden SBY, pengelolaan Utang Pemerintah semakin hari semakin baik. Haltersebut tercermin dari perkembangan rasio Utang terhadap PDB yang terus menerusturun sejak tahun 2007 sebesar 35 %, 2008 senesar 33 %, 2009 sebesar 28 %, dan tahun 2010sebesar 26 %. Meski pada tahap aman, jangan sampai menghilangkan kewaspadaanmengingat adanya kondisi eksternal (global) yang bisa membalikkan keadaan sesaat.Seputar Indonesia mengingatkan bahwa Indonesia harus belajar dari kasus Utang Yunani,Italia, Portugal dan Spanyol. Dari apa yang menimpa negara tersebut, Indonesai perlumenghilangkan kebiasaan menumpuk Utang.

Koran Tempo pada hari yang sama memberitakan Utang Pemerintah dengan judul“Utang Pemerintah Kian Menggelembung”. Berita tersebut mengungkapkan pernyataanDirektur Jenderal Pengelolaan Utang, Rahmat Waluyanto bahwa total Utang Pemerintahsampai bulan Oktober 2011 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 1.768 trilliun. Pinjaman

Utang Pemerintah selalu menarik bagi media massa untuk memberitakannya. Apalagi saat inidimana pada belahan dunia lain di Eropa, tengah terjadi gejolak akibat kegagalan dalammengelola utang. Walaupun menurut data yang ada posisi Utang Pemerintah Indonesiacukup aman, tapi para pengamat ekonomi dan media massa masih terus memberitakan hal inidari berbagai sudut pandang. Berikut beberapa cuplikannya.

18

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

Page 19: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

19

WARTA utamaUtang Pemerintah On The (Media) Spot

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

sebesar itu terdiri dari Pinjaman dalam dan luar negerisebesar Rp 605 trilliun (34 %) dan Surat Berharga Negarasebesar Rp 1.163 trilliun (66%) . Kenaikan UtangPemerintah tersebut akibat pergerakan nilai tukar ru-piah terhadap mata uang asing dan penerbitan SuratBerharga Negara (SBN).

Rendahnya Penyerapan Utang Pemerintah menjadiMasalah Klasik

Walaupun kondisi umumnya cukup aman, namunterdapat permasalahan yang hingga kini masih menjadiduri dalam pengelolaan utang. Hingga saat ini masihbanyak Kementerian/lembaga yang masih rendahpenyerapannya. Selain melemahkan laju pemba-ngunan, hal ini membawa akibat adanya sanksi berupacommitment fee. Selain itu ada masalah di tahapperencanaan pengadaan utang. Hal ini diberitakan jugaoleh beberapa media massa.

Bisnis Indonesia (24 November 2011) memberita-kan dengan judul “80% Uang Proyek ke Infrastruktur”.Berita tersebut mengungkapkan niat Pemerintah yangakan mengalokasikan 80% dana pinjaman proyek luarnegeri untuk pembangunan infrastruktur dan energiagar pertumbuhan dapat didorong secara lebihmaksimal. Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bi-dang Pendanaan Perencanaan Pembangunan Nasio-nal/Bappenas Wismana Adi Suryabrata. Ia menam-bahkan bahwa Pemerintah akan semakin selektif dalammenarik Pinjaman Luar Negeri. “Perencanaan penarikanpinjaman luar negeri disesuaikan dengan prioritaspembangunan kita, baru dicocokkan dengan indikator,perkiraan pembiayaan, dan development coorporation,serta kementerian / lembaga penanggung jawabnya.

Media tersebut juga mengungkapkan pendapatanggota Komite Ekonomi Nasional, Ninasapti Triaswatiyang menilai positif kondisi Utang Pemerintah. Meskidemikian, ia mengingatkan jika pinjaman dan hibahluar negeri tidak dicairkan atau dibatalkan, pemerintahakan mendapat konsekuensi berupa commitment fee.“Masih banyak pinjaman luar negeri yang belum tepatwaktu dan belum tepat sasaran,” ujarnya.

Berita serupa diwartakan Koran Tempo (24 Novem-ber 2011) dimana Bappenas mengungkapkan, penye-rapan pinjaman dan hibah luar negeri oleh Kemen-terian dan Lembaga masih rendah. Hingga semesterkedua tahun ini, utang yang terserap baru 52 % daritotal. Disebutkan dari komitmen pinjaman bilateral danmultilateral sebesar US $ 21,7 juta untuk 165 proyek,baru terserap US $ 11,5 juta. Bappenas minta Kemen-terian dan Lembaga segera mengoptimalkan penye-rapan utang tersebut. “Akan dikenakan penalti jika

penyerapannya di bawah target.”Berita di atas merupakan permasalahan yang

berkelanjutan dari tahun sebelumnya. Pada awal tahun,Kontan (13 Januari 2011) memberitakan dengan judul“Penarikan Utang Pemerintah 70 % dari Plafon”. Kontanmemberitakan pada tahun 2010, penarikan pinjamanprogram terserap Rp 29,05 trilliun atau 98 % dari pagu,namun Pinjaman proyek hanya terserap Rp 20,5 trilliunatau hanya 50 % dari pagu APBN tahun 2010. MenteriKeuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, ren-dahnya penyerapan tersebut karena progress proyekinfrastruktur pemerintah banyak yang tidak sesuaiharapan.

Utang Pemerintah di Daerah masih ‘kisruh’.Sementara dari Pemerintah Daerah, pengelolaan

Utang Pemerintah tidak kalah rumitnya. Hal initercermin dari pengelolaan Utang PDAM (umumnyaberupa penerusan Pinjaman Pemerintah Pusat) yanghingga saat ini masih ‘kisruh’. Jawa Pos (26 Oktober 2011)memberitakan dengan judul “Utang PDAM Rp 1,04 TDihapuskan”. Pada berita tersebut diungkapkan hinggakini terdapat 175 PDAM yang mengunggak Utangkepada Pemerintah Pusat. Dari jumlah tersebut, 116PDAM telah mengajukan restrukturisasi (penghapusan),54 PDAM belum melakukan restrukturisasi, dan barulima PDAM yang sudah melunasi tunggakannya.

Proses restrukturisasi utangpun tidak semulus yangdiharapkan. Bisnis Indonesia (23 September 2011)mengungkapkan pihak DPR telah meminta Kemen-terian Pekerjaan Umum untuk meninjau ulang peng-hapusan (restrukturisasi) utang tersebut.

Berkaitan dengan Utang Pemerintah di Daerah, Pe-merintah berupaya menjaga tata kelolanya agar terjagabaik. Koran Tempo (27 September 2011) memberitakandengan judul “Pemerintah Batasi Utang Daerah”. Beritatersebut mengungkapkan Pemerintah Pusat mem-batasi maksimal utang pemerintah daerah. Defisit ang-garan tidak boleh lebih dari 6 persen dari royeksi Pen-dapatan Daerah. Batas Maksimal kumulatif pinjamandaerah maksimal 0,5 persen dari Produk DomestikBruto.

Hal-hal tersebut di atas merupakan sebagian ‘currentissue’ seputar Utang Pemerintah yang beredar di kal-angan media massa saat ini. Selain itu masih terdapatbeberapa permasalahan yang tidak terungkap olehmedia massa, namun menjadi pembahasan yang cukupintensif di jajaran instansi pengelola Utang Pemerintah,seperti masalah pencatatan hibah langsung danmasalah porto folio Hutang

(triwib)

Page 20: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

20

WARTA utamaWARTA utama Peran Nyata Pengawas Intern Membangun Value Sektor Publik

Pengelolaan hibah memang memilikikarakteristik yang unik. Sifat hibah yangseperti ‘hadiah’ ini memang sering membuatpihak penerima hibah terlena. Penerima

hibah sering berfikir, “inikan hadiah, pengelolaannyaya terserah yang menerima..wong yang ngasih ajaenggak nuntut macem-macem”. Pemikiran inilah yangmembuat penerima hibah sering kali lalai dalam pe-ngelolaannya. Padahal, Pemerintah telah menetapkanaturan tersendiri mengenai hal tersebut.

Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Re-publik Indonesia (BPK-RI) terhadap Laporan KeuanganPemerintah Pusat tahun 2010 memberi catatanterhadap pengelolaan hibah (grant) pada beberapaKementerian/Lembaga(K/L). Hasil pemeriksaanmenyebutkan terdapat penerimaan hibah minimalsebesar Rp 868,43 milliar pada 18 K/L yang belumdilaporkan kepada Bendahara Umum Negara (BUN)dan dikelola di luar mekanisme APBN. Hasil evaluasiatas pengelolaan hibah yang dilakukan BPKP padatahun 2009 menginformasikan kondisi yang sama.

Hibah merupakan penerimaan Pemerintah Pusatdalam bentuk uang, barang, jasa, dan atau suratberharga yang diperoleh dari pemberi hibah tanpaperlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam atauluar negeri. Atas penerimaan hibah tersebut, K/L dapatmemanfaatkan secara langsung untuk mendukungtugas dan fungsi K/L, atau diserahkan kepada masya-rakat, atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah,BUMN, dan BUMD. Terdapat dua jenis hibah yaituHibah terencana dan Hibah Langsung.

Hasil pemeriksaan BPK-RI dan evaluasi BPKPmenunjukkan masih banyak pengelola hibah yangbelum mengelola hibah sesuai aturan yang berlaku.Pada saat ini masih dijumpai pihak pemberi hibah,khususnya hibah yang tidak direncanakan atau hibah

langsung, melakukan komunikasi dan negosiasisecara langsung dengan K/L penerima tanpa melaluiBappenas dan Kementerian Keuangan. Misalnya, padasaat terjadinya bencana tsunami di Aceh dan Suma-tera Utara, banyak pemberi bantuan melakukankomunikasi langsung dengan instansi yang dituju.Contoh lain, sebuah yayasan di Saudi Arabia mem-berikan bantuan berupa bahan pustaka kepadaperpustakaan sebuah instansi pemerintah. Padakedua kondisi tersebut, pihak Bappenas dan Kemen-terian Keuangan tidak dilibatkan sama sekali. Dengandemikian hibah tersebut tidak teradministrasikansebagaimana mestinya. Akibatnya, nilai neraca Peme-rintah menjadi ‘understate’. Kondisi inilah yang menjadisalah satu catatan BPK RI hingga memperoleh opini‘Wajar Dengan Pengecualian’ pada LKPP tahun 2010.

Menyikapi kondisi tersebut, Menteri Keuangantelah meminta BPKP untuk melakukan upaya yangdiharapkan menjadi solusi melalui peningkatan peranAPIP. Sejalan dengan permintaan tersebut, BPKPmenyusun Pedoman Akuntabilitas Pengelolaan Hibahyang diharapkan dapat menambah pemahamanseluruh APIP K/L tentang permasalahan di seputarpengelolaan hibah. Selanjutnya hal tersebut diha-rapkan berdampak pada peningkatan kualitas penya-jian laporan keuangan kementerian/lembaga yanglebih baik dan wajar.

Pada pedoman disebutkan setidaknya ada tigakegiatan pokok yang harus segera dilakukan oleh APIP,yaitu:1) Memastikan bahwa K/L memiliki Standar Operating

Procedure (SOP) yang mengatur pengelolaan hibah.2) Melakukan inventarisasi awal hibah yang ada pada

Kementarian/Lembaga masing-masing, baik hibahdirencanakan maupun hibah langsung.

3) Reviu Laporan Keuangan secara periodik.(triwib)

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

20

Page 21: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

21

WARTA utamaPeran Pengawas Intern Membangun Value

21

Secara normatif, hal tersebut tidak menjadi permasalahanbesar jika pengelolaannya memenuhi beberapa kondisi,yaitu penggunaan Utang Pemerintah efektif, dapatmemberikan manfaat ekonomi yang diinginkan, dan

tidak terjadi kehilangan akibat korupsi dan sejenisnya. Jika ketigahal ini terpenuhi, maka keberadaan Utang Pemerintah akanmemberi nilai tambah bagi perekonomian nasional, yang artinyameningkatkan pendapatan nasional bruto secara signifikan,meningkatkan pendapatan perpajakan, dan pada akhirnyaPemerintah memiliki dana untuk melunasi kewajibannya.

Untuk menjaga agar ketiga kondisi tetap eksis, dibutuhkansebuah proses pengawasan yang andal terhadap pengelolaanUtang Pemerintah. Pengawasan harus dilakukan terhadapseluruh tahapan pengelolaan Utang Pemerintah, sejak prosesperencanaan, pengadaan, setelmen, penggunaan, penerusan,penatausahaan, hingga efektivitas pemanfaatannya. Penilaiansecara komprehensif juga dibutuhkan sebagai bahan evaluasimenyeluruh dari pengelolaan tersebut. Tanpa pengawasan yangbaik dan komprehensif, kita akan sulit melihat dan menilai,apakah keberadaan Utang Pemerintah sudah mampu memberinilai tambah bagi negara kita atau justru sebaliknya.

Pada awal rubrik ini telahdisebutkan bahwa nilai Utang

Pemerintah hingga akhir tahun2010 mencapai Rp 1.676,8

trilliun. Bahkan pada akhir tahun2011 ini mendekati angka

Rp 1.800 trilliun. Sebuah nilaiyang spektakuler dan menjadisebuah tanggung jawab yang

besar, mengingat hal tersebutmengandung konsekuensi berat

yaitu untuk mengembalikanpokok hutang beserta bunganya.

21

Page 22: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

22

WARTA utama

garis besar pengelolaan UtangPemerintah tersebut terbagi daritiga aspek, yaitu aspek keben-daharaan, aspek perencanaan,dan aspek penggunaan. Aspekkebendaharaan meliputi prosespenetapan Batas MaksimalPinjaman (BMP), penetapansumber pinjaman, dan menan-datangani perjanjian pinjaman.Aspek perencanaan meliputiperencanaan pemanfaatanpinjaman, menyetujui usulankegiatan, dan menyusun daftarkegiatan. Sedangkan aspekpenggunaan meliputi pengusulankegiatan dan pelaksanaan ke-giatan. Dalam pengelolaannya,aspek perencanaan dilaksanakanoleh Kementerian PerencanaanPembangunan Nasional/BAPPENAS. Aspek kebendaharaandilaksanakan oleh KementerianKeuangan. Sedangkan aspekpenggunaan dilaksanakan olehKementerian/Lembaga Teknisatau Pemerintah Daerah.

Pengawasan oleh APIP danLegislatif

Pada 'layer' di bawah penga-

wasan BPK, terhadap setiap jenisPHLN atau Program/Proyekdilakukan pengawasan juga olehAparat Pengawasan InternPemerintah (APIP) dan KantorAkuntan Publik. Pengawasan olehAPIP pengawasan dilakukan olehBPKP dan APIP Kementerian/Lembaga sesuai kewenanganyang dimiliki. Pengawasan aspekperencanaan dilaksanakan olehInspektorat Kementerian PPN/Bappenas, aspek Kebendaharaandilaksanakan oleh InspektoratKementerian Keuangan, danaspek penggunaan oleh Inspek-torat masing-masing Kemen-terian/Lembaga. Sedangkan auditumum atau opini dilakukan olehBPKP atau KAP atas permintaanlender.

Inspektorat Kementerian PPN/Bappenas melakukan penga-wasan berupa audit terhadapproses perencanaan pengadaanUtang Pemerintah. InspektoratKementerian PPN/Bappenasmelakukan Pre Audit untukmelihat apakah keberadaanUtang Pemerintah dan penetapankegiatan sudah selaras dengan

Pengawasan Utang PemerintahPengawasan terhadap Utang

Pemerintah terdiri dari beberapa'layer' yang dilakukan olehberbagai lembaga pengawasan.Pengawasan terhadap total nilaiUtang Pemerintah yang ter-cantum pada Laporan KeuanganPemerintah Pusat (LKPP), dilaku-kan oleh Badan Pemeriksa Ke-uangan (BPK) RI. BPK RI melaku-kan audit terhadap LaporanKeuangan Bendaharawan UmumNegara (LKBUN) dan LaporanKeuangan Kementerian/Lembaga(LKKL), termasuk terhadapLaporan Keuangan Hibah. Auditini dilakukan untuk menilaikewajaran nilai Utang Pemerintahdan kesesuaiannya denganStandar Akuntansi Pemerintah,serta menilai pengelolaannya.

Pengawasan terhadap UtangPemerintah terbagi dua bagianbesar yaitu Pengawasan terhadapUtang Pemerintah yang berasaldari Dalam Negeri (Surat BerhargaNegara dan Pinjaman DalamNegeri), dan Utang Pemerintahyang berasal dari Pinjaman danHibah dari Luar Negeri (PHLN).Terhadap Utang dari DalamNegeri, pengawasan dilakukanmengikuti mekanisme APBN padaumumnya. Hal ini karena danayang berasal dari sumber ter-sebut, didistribusikan murni untukmenutup defisit anggaran negaratanpa tujuan tertentu. Sedangkanpengawasan terhadap PHLN,memiliki pola pengawasan yangberbeda karena masing-masingjenis pinjaman memiliki tujuanatau sasaran program yangspesifik dan terikat denganagreement.

Pengelolaan setiap jenis dansumber Pinjaman dan Hibahtersebut masing-masing memilikikebijakan, sistem dan proseduryang berbeda. Untuk PHLN, secara

Page 23: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

23

WARTA utama

23

kebutuhan sebagaimana dimintadalam RPJP dan RPJM. Selain ituinspektorat Kementerian PPN/Bappenas melakukan auditketaatan untuk melihat apakahproses perencanaan PHLN telahtaat azas sesuai peraturan yangberlaku (PP nomor 2 tahun 2006 joPP Nomor 10 tahun 2011).

Inspektorat KementerianKeuangan melakukan penga-wasan berupa audit ketaatanterhadap administrasi penge-lolaan Utang Pemerintah danproses negosiasinya, sertamelakukan reviu dalam penyu-sunan laporan-laporan yangterkait. Selain itu InspektoratKementerian Keuangan melaku-kan pendampingan terhadap unitpengawas intern pada DirektoratJenderal Pengelolaan UtangPemerintah dalam melakukanpengawalan pengelolaan UtangPemerintah (Control Self Assess-ment), sebagaimana diungkapkanoleh Kepala Bidang Inspektorat IIIKementerian Keuangan, RudyBaharsah.

Inspektorat Kementerian/Lembaga Teknis melakukanpengawasan PHLN sejak pen-cairan, pelaksanaan hinggapelaporan kegiatan yang didanaioleh PHLN. Inspektorat K/L

menjaga ketaatan pengelola PHLNterhadap aturan yang berlaku(compliance audit). Pada umumnyakegiatan ini dilakukan bersamaandengan audit reguler.

Selain itu BPKP melakukanaudit umum untuk memberikanopini terhadap Laporan Keuanganyang disusun oleh Kementerian/Lembaga teknis pengguna PHLN.Hal ini dilakukan atas permintaandari pihak lender seperti WorldBank, Ausaid, atau ADB. Pada saatini BPKP melakukan audit ter-hadap 25 - 30 persen dari proyekyang ada.

Selain itu BPKP juga membantumelakukan reviu atas pengadaanterhadap kegiatan yang bersifatkomunitas (CCD) berupa PreProcurement Review (PPR). Hal inidilakukan dalam rangka menga-wal agar proses pengadaan sesuaiketentuan yang berlaku. BPKPpernah juga melakukan evaluasisecara menyeluruh terhadapUtang Pemerintah tahun 2004 -2009 yang hasilnya disampaikankepada Menteri Keuangan danMenteri Perencanaan Pem-bangunan/Bappenas.

Selain oleh APIP, terhadapsetiap jenis PHLN dilakukansupervisi oleh masing-masinglender. Supervisi dilakukan dari

berbagai aspek seperti mana-jemen keuangan, pengadaanbarang dan jasa, tata kelola,maupun aspek teknis. Secaraperiodik, tim dari lender melaku-kan tinjauan ke lapangan untukmenilai apakah seluruh aspektersebut telah dilaksanakan sesuaistandar yang berlaku. Hal iniuntuk menjamin ketercapaiansasaran masing-masing proyek.

Selain itu pengawasan legislatifdilaksanakan oleh Komisi XI DPR -RI. Hal ini pernah dilakukandengan dibentuknya Panitia KerjaUtang Pemerintah pada per-tengahan tahun 2010 untukmelakukan penilaian apakahpenggunaan Utang Pemerintahtelah sesuai dengan perun-tukannya atau belum.

Mengumpulkan Keping Gambaryang Terserak

Secara kasat mata, penga-wasan yang berlapis tersebuttampaknya sudah cukup me-madai untuk menjaga akun-tabilitas pengelolaan UtangPemerintah. Artinya, telah terda-pat pola pengawasan yangmemadai untuk memberi jaminanbahwa beban negara tersebuttelah dilaksanakan secara efektif,memberi manfaat ekonomis dan

Page 24: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

24

bebas dari penyimpangan ataukorupsi.Namun dalam pelaksanaannya,masih terdapat beberapa tanta-ngan dan hambatan dalammewujudkan hal itu, seperti :1) Lemahnya pemahaman

auditan dalam pengelolaanPHLN.Saat ini masih banyak dijum-pai pengelola PHLN, khu-susnya dari kalangan Kemen-terian/Lembaga Teknis, yangbelum memahami tata carapengelolaan Utang Peme-rintah secara memadai. Hal inimembuat kondisi sistempengendalian intern penge-lolaan Utang Pemerintahmasih lemah. Akibatnyaantara lain adalah rendahnyakemampuan Kementerian/Lembaga dalam menyerapUtang Pemerintah. Beberapatahun terakhir, kemampuanpenyerapan hanya berkisar 70persen.

2) Pengawasan PHLN membu-tuhkan auditor yang mema-hami agreement dan regulasiserta memiliki kemampuankomunikasi yang baik.Untuk melakukan penga-wasan terhadap PHLN, auditorperlu memahami aturan mainyang terkait dengan regulasi-

regulasi pada beberapanegara atau lembaga donor.Hal ini membutuhkan penge-tahuan dan wawasan auditoryang luas serta kemampuanbahasa yang baik. Kemam-puan teknik komunikasiauditor juga dibutuhkan,khususnya jika dijumpaiadanya permasalahan yangmembutuhkan komunikasiintensif antara auditor denganauditan.

3) Penilaian komprehensifterhadap efektivitas danmanfaat ekonomis setiap jenisPHLN belum memadai.Sebagaimana uraian di atas,selain supervisi dari lender,pengawasan PHLN dilaksana-kan oleh APIP dan eksternalauditor yang sifatnya masihpartial dan terkotak-kotak.Belum terdapat prosespengawasan yang kompre-hensif terhadap setiap jenisPHLN sejak proses peren-canaan, negosiasi, perjanjian,penyerapan, penggunaan,hingga hasil (outcome) ataumanfaat ekonomisnya.Dengan demikian penilaianterhadap efektivitas setiapjenis PHLN hingga saat inidapat dikatakan masih lemah.Masyarakat masih sulitmelihat, bagaimana gam-

baran utuh tentang hasil danmanfaat dari pengadaanPinjaman Luar Negeri.Melihat kondisi di atas, dapat

dikatakan pengawasan terhadapPHLN bagaikan kepingan gambaryang terserak. Banyak instansiyang telah melakukan penga-wasan, namun belum terbentuksebuah pola pengawasan yangutuh dan terpadu sehingga dapatmelihat gambaran utuh efektivitassetiap jenis PHLN. Untuk itudibutuhkan sinergitas penga-wasan yang kuat antar APIP danEksternal Auditor agar terbangunpola pengawasan yang utuh.Demi kemajuan bangsa, kita harusmengumpulkan keping gambaryang terserak menjadi sebuahgambar yang utuh.

Hal tersebut menjadi tan-tangan tersendiri bagi aparatpengawas di Indonesia saat ini.Untuk memberi jaminan yangmemadai bahwa Utang Peme-rintah akan memberi manfaatekonomis, efektif dan bebas daripenyimpangan, ketiga hal terse-but harus dipecahkan secarasinergis. Tanpa hal tersebut, UtangPemerintah dapat menyeretbangsa Indonesia ke dalam situasiyang tidak diharapkan di masamendatang

(triwib)

WARTA utamaWARTA utama

Page 25: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

25

Ungkapan itu disampaikan Deputi Kepala BPKPBidang Perekonomian, DR. Binsar H Simanjuntak.Berikut bincang-bincangnya bersama WartaPengawasan.

Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan BPKPterhadap Utang Pemerintah ?

Sesuai dengan permintaan, BPKP pernah melakukan eva-luasi atas pengelolaan Utang Pemerintah dan Hibah LuarNegeri tahun 2004 – 2009. Evaluasi telah selesai dan hasilnyatelah kami sampaikan kepada Menteri Keuangan dan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Adabeberapa rekomendasi yang diberikan oleh BPKP agar pe-ngelolaan Utang Pemerintah semakin baik.

Selain itu, dari sejak dahulu BPKP dipercaya untuk me-lakukan audit umum (general audit) terhadap laporan keuanganproyek PHLN, namun belum seluruhnya. Audit ini dilakukanuntuk memberi keyakinan secara formal dan material bahwaproyek telah dilaksanakan dengan baik dan laporan keuangantelah disusun sesuai standar akuntansi yang berlaku.

Bagaimana BPKP menjaga kualitas pengawasan terhadapUtang Pemerintah tersebut?

BPKP melakukan quality control secara berjenjang dari ting-kat Kepala Perwakilan, Kepala Bidang, Pengendali Teknis, KetuaTim, hingga Anggota Tim. Proses audit harus berjalan sebagai-mana mestinya. Kita menjaga agar output-nya tepat waktudan semua auditor tidak mencederai profesionalisme. Kitamenjaga agar tidak terjadi fraud dalam pelaksanaan penga-wasan. Ini masalah kepercayaan yang harus dijaga. Saya tam-bahkan bahwa untuk menjamin agar proses pelaksanaanpengawasan atas PHLN sesuai dengan standar internasional,BPKP telah menunjuk lembaga sertifikasi internasional yangberkantor pusat di Jerman yaitu TUV NORD. Sertifikasi atauISO Audit And Related Services ini sebagai bentuk pengakuaninternasional bahwa BPKP telah melaksanakan pengawasanatas PHLN sesuai standar internasional.

Apakah pengawasan Utang Pemerintah sudah memadai?

Pengawasan Utang Pemerintah harus dapat manjaga agarUtang Pemerintah telah memberi manfaat ekonomis, efektifdan bebas dari korupsi. Melihat kondisi saat ini, pengawasanUtang Pemerintah masih perlu ditingkatkan. Pada penga-wasan terhadap Hibah, peran APIP Kementerian/Lembagaperlu lebih dioptimalkan untuk menjaga agar pengelolaannyalebih baik. Sebelumnya banyak hibah langsung yang tidakdiadministrasikan oleh Kementerian/Lembaga penerima. Halini yang menjadi catatan BPK RI pada Laporan Hasil Pe-meriksaan LKPP tahun lalu.

Kemudian dari aspek perencanaan pinjaman, ada perjan-jian yang ditandatangani ketika persiapannya belum matang.Akhirnya begitu pinjaman ditandatangani, kegiatan tidak bisalangsung dilaksanakan. Padahal ‘argo’ (commitment fee.red)jalan terus. Ini perlu pengawasan yang intensif.

Selain itu masih banyak keterlambatan pelaksanaan. Untukitu APIP harus didorong untuk melakukan pengawasan sejaktahap perencanaan, setelah pelaksanaan, hingga peman-faatannya.

Apa solusinya?Pertama, setiap instansi pengelola utang pemerintah harus

menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern dengan baikdalam pengelolaan utang.

Kedua, Pengawasan pada tahap perencanaan harus me-madai. Kita harus memiliki keyakinan bahwa perencanaantelah matang. Apa yang ada di ‘blue book’ dan ‘green book’benar-benar sudah siap dan sesuai kebutuhan.

Ketiga, masalah SDM, baik pengelola Proyek maupunauditornya. SDM pengelola proyek, mulai dari yang di lapanganhingga yang di Pusat harus benar-benar kapabel dan me-mahami aturan main. Untuk auditornya, bagi BPKP yangmenjadi masalah adalah ketersediaan waktu. Dengan ruanglingkup proyek yang sangat luas, auditor BPKP sulit untukmeng-covernya. Untuk itu BPKP telah melakukan upayadengan menjalin kerja sama dengan Inspektorat Wilayah.Namun kita masih perlu melakukan capacity building terlebihdahulu

(triwib)

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

25

Page 26: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

26

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

26

Pengawasan terhadap pengelolaan Pinjamandan Hibah Luar Negeri (PHLN) pada tahapperencanaan memiliki tantangan tersendiri.Untuk meningkatkan penyerapan dan akun-

tabilitas PHLN, pre dan current audit sudah sangatmendesak dilakukan. Hal ini diungkapkan InspekturUtama Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/Bappenas, Slamet Soedarsono, di ruangkerjanya kepada Warta Pengawasan.

"Pertama, aparat pengawas harus melihat pra-karsa dari keberadaan PHLN itu. Seharusnya, kebe-radaan PHLN itu berawal dari kebutuhan. Dari RencanaPembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan RencanaKerja Pemerintah (RKP), diketahui kebutuhan penda-naan. Kebutuhan tersebut dihadapkan pada resourceenvelope, kemudian selisihnya disebut resource gap yangsalah satunya dipenuhi dari PHLN. Telaah ini memberikeyakinan bahwa PHLN memang diprakarsai oleh kita,bukan dari pihak asing (donor - driven)."

"Kedua, APIP harus melihat apakah keberadaanPHLN taat azas atau tidak. Saat ini telah terbit PeraturanPemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata CaraPengadaan Pinjaman Luar Negeri dan PenerimaanHibah. Pengelolaan PHLN harus taat terhadap ke-tentuan ini."

"Untuk itu APIP sebaiknya melakukan semacam preaudit atau audit tahap perencanaan. Sebenarnya preaudit ini penting sekali, bukan hanya terkait denganPHLN, namun juga dalam pengelolaan rupiah murni.Jika PHLN tidak direncanakan secara baik, makabanyak risikonya. Di antara risiko tersebut antara lainadalah kesiapan proyek, kelayakan (teknis, keuangan,dan lain-lain), dan kemampuan membayar kembali(untuk pinjaman)."

Slamet Soedarsono juga mengingatkan tantanganAPIP untuk melakukan pre audit itu tidaklah mudah.Dibutuhkan kapasitas auditor yang handal. "Berbeda

dengan rupiah murni yang relatif seragam, karakte-ristik PHLN sangat beragam. Masing-masing negaraatau lembaga memiliki aturan tersendiri. Untuk itudituntut kapasitas auditor yang 'mumpuni'. Selainmemahami business process, auditor perlu mendalamiregulasi, dan harus menguasai agreement yang men-dasarinya. Lebih dari itu auditor harus mampumengkomunikasikannya secara baik."

Selain pre audit, Slamet Soedarsono juga menekan-kan perlunya melakukan current audit. "Pada umumnyaaturan governance (tata kelola) PHLN lebih baik (sistempengendalian intern lebih baik.red). Mitra pemba-ngunan (donor atau lender) umumnya memiliki tradisigovernance yang lebih mapan. Kita harus banyak be-lajar dari mereka. Sebagai satu contoh, bagaimanaaturan UNDP dalam pengelolaan anggaran. Tantangankita adalah pada penyerapannya. Kapasitas kita dalampenyerapan (PHLN ataupun rupiah murni) masihsangat rendah. Current audit diharapkan bisa mem-berikan peringatan dini, jauh sebelum proyek berakhir.Selain untuk antisipasi audit keuangan, current auditmestinya diperkaya dengan audit substantif (non-keuangan) untuk menjawab pertanyaan berkaitandengan probabilitas efektivitas pencapaian tujuan dansasaran."

Terkait dengan audit terhadap PHLN yang dilaku-kan oleh BPKP, ia mengungkapkan bahwa Bappenasmestinya bisa mendapatkan overview hasil audit BPKPsecara menyeluruh. Maksudnya bukan laporan hasilaudit individual masing-masing proyek yang merupa-kan hak donor dan proyek. Saat ini Bappenas hanyamendapat hasil audit atas PHLN yang proyeknyadikelola Bappenas saja. Padahal Bappenas membu-tuhkan umpan balik dari hasil audit keseluruhan untukperencanaan PHLN ke depan. Ini untuk memperkuatakuntabilitas pengelolaan PHLN secara komprehensif,ujarnya mengakhiri perbincangan

(triwib)

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

26

Page 27: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

27

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

27

Perlu Performance AuditUntuk Melihat EfektivitasUtang Pemerintah

Ditemui diruangan kerjanya, Elly Fariani,menyebutkan betapa kompleksnyapengelolaan utang pemerintah danhibah. Untuk itu, pengawasan yang

harus dilakukan terhadap pengelolaannya jugaharus dilakukan secara komprehensif. Ia men-contohkan, persoalan penatausahaan hibah.

Menurutnya, belum seluruhnya penerimaanHibah tercatat di Direktorat Jenderal PengelolaanUtang terutama untuk jenis hibah langsung.Pasalnya, menurut Elly, tidak seluruh kementerian/lembaga(K/L) melaporkan penerimaan hibahlangsung ke Direktorat Jenderal PengelolaanUtang(DJPU). “Perlu inisiatif K/L untuk melaporkanke DJPU mengingat jenis hibah langsung dise-rahkan langsung oleh donator ke K/L tanpamelalui atau sepengetahuan DJPU. “ungkapnya.Padahal, lanjutnya, hal inilah yang menjadi satupersoalan terberat yang dihadapi pemerintahuntuk memperoleh opini WTP atas LKPP tahun2010 dari BPK RI.

Hasil audit BPK menurutnya menemukan masihbanyak hibah yang belum dipertanggungja-wabkan oleh pemberi hibah. Untuk itu lah, Ke-menterian Keuangan meminta BPKP untuk mem-berikan sosialisasi terkait pengelolaan dan per-tanggungjawaban hibah kepada seluruh APIP. Kedepan, BPKP berharap APIP dapat membantu BPKPdalam melakukan audit terhadap pengelolaanpenerusan utang negara ke daerah dan hibah.

Menyikapi efektifitas pengawasan terhadaputang pemerintah, ia menginginkan pengawasanyang tidak seperti Polisi Lalu Lintas yang hanyamenyodorkan surat tilang. “Seharusnya, trend

menyerobot lampu merah yang tetap tinggi,bahkan meningkat, harus menjadi pertanyaan.Mengapa pengguna jalan kerapkali menyerobotlampu merah? Harusnya, pengawasan atas utangpemerintah bisa mencari something behind theproblem, not only find the problem” jelasnya. Lebihlanjut, ia menambahkan bahwa saat ini, bangsaIndonesia dihadapkan pada persoalan jumlahutang pemerintah yang terus meningkat, semen-tara penyerapannya relatif rendah. Hal inilah yangmenurutnya harus dicari solusi setelah sebe-lumnya dilakukan identifikasi titik-titik yangmenjadi penyebab.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ke-uangan, Bappenas, dan K/L menurutnya perlumasukan dari para aparat pengawas, seperti APIPdan auditor eksternal.

Sejauh ini, ia berpendapat, setidaknya ada tigapenyebab kegagalan pemanfaatan utang peme-rintah, yaitu kurangnya awareness dari K/L terha-dap sumber daya manusia yang mengelola proyekterutama bersumber dana dari Pinjaman LuarNegeri (PLN) sehingga kesalahan yang sama selaluditemukan ditahun berikutnya,kedua, sebaranproyek berbantuan luar negeri yang terlalu jauhdan tidak didukung tenaga fasilitator yang cukupsehingga pengawasan sangat rendah, dan ketiga,pemeriksaan yang selama ini dilakukan masihbersifat general audit dan financial audit yang belumsepenuhnya menyentuh pada kebermanfaatandari sebuah proyek.

Ke depan, ia berharap dapat dilakukan perfor-mance audit atas proyek bersumber dana dariPinjaman Luar Negeri sehingga dapat diketahuiapakah outcome dari proyek benar-benar telahtercapai

(nani)

Direktur Pengawasan Pinjaman dan BantuanLuar Negeri,Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah BidangPerekonomian BPKP, Elly Fariani, Ak., M.Sc:

Page 28: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

28

WARTA utama

Untuk mencapai target pertumbuhanekonomi yang telah ditetapkan,Pemerintah dihadapkan pada berbagaipilihan sumber pembiayaan. Pem-

biayaan dalam negeri merupakan pilihan utamapemerintah. Namun penerimaan dalam negeriyang berasal dari penerimaan pajak, penerimaanmigas, serta penerimaan dalam negeri lainnyabelum cukup untuk membiayai pembangunansesuai target pertumbuhan yang diinginkan.

Oleh karena itu, pemerintah mengupayakanpembiayaan pembangunan tersebut dari utangdan kebijakan tersebut termasuk salah satukebijakan ekonomi yang tidak berubah sejakpemerintahan orde baru hingga pemerintahanIndonesia Bersatu. Pembiayaan defisit anggarandengan pinjaman/utang merupakan bagian daripengelolaan keuangan Negara yang lazim dilaku-kan oleh suatu Negara.

Namun, jumlah utang pemerintah cenderung

terus meningkat yang dikhawatirkan akan semakinmembebani APBN karena akibat lonjakan dalampembayaran cicilan pokok utang dan bunga setiaptahunnya. Bahkan, jika dibandingkan antara jumlahpembayaran cicilan pokok utang dan bungadengan jumlah penambahan utang baru, ternyatajumlah pembayaran cicilan pokok dan bunga lebihbesar daripada penambahan utang baru, sepertiditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan data tersebut, maka tidak ber-

lebihan apabila dikatakan bahwa Indonesia sudahmasuk dalam perangkap jebakan utang (debt trap)yang memaksa pemerintah melakukan gali utangbayar utang setiap tahunnya (Radhi,2009).

Namun demikian, pihak pemerintah (Kemen-terian Keuangan) menyatakan bahwa utangpemerintah Indonesia masih dalam batas aman(wajar).Saat ini pengelolaan utang sudah lebih baikdibandingkan dengan masa lalu (antara news,2009). Hal ini dilihat dari rasio utang terhadap

Page 29: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

29

WARTA utama

produk domestik bruto (PDB) yang cenderungsemakin menurun yang mengindikasikan pening-katan kemampuan Indonesia dalam membayarutang.

Dengan jumlah utang yang semakin besartersebut, banyak ekonom yang memeringatkanpemerintah akan adanya risiko jebakan utang (debttrap), dimana utang sudah terlalu membebanianggaran negara untuk membayar angsuranpokok utang dan bunga. Risiko lainnya terkaitdengan tereksposure-nya pemerintah Indonesiakedalam risiko perekonomian global. IMF dan WorldBank (2001) mengidentifikasi beberapa risiko yangdihadapi suatu Negara terkait dengan pengelolaanutang pemerintah yaitu market risk, funding risk,liquidity risk, credit risk,dan operational risk.

Market risk merupakan risiko yang berkaitandengan fluktuasi suku bunga, nilai tukar matauang, harga komoditas, dan inflasi.Funding riskmerupakan risiko ketika pemerintah memerlukandana untuk pembiayaan anggaran ataupun roll-overutang pada tingkat yang dapat diterima.Risikoroll-over yaitu risiko bahwa utang akan diroll-overdengan biaya yang sangat tinggi atau bahkanrisiko utang tidak dapat diroll-over sama sekali.

Liquidity risk berkenaan dengan manajemen kaspemerintah.Risiko likuiditas menunjuk ke suatukeadaan dimana volume aset lancar (kas) menurundengan cepat karena timbulnya kewajiban pemba-yaran yang tidak diantisipasi sebelumnya ataukesulitan dalam memperoleh kas melalui pinjamanjangka pendek.Pembayaran angsuran pokok utangdan bunga yang setiap tahun meningkat mem-bawa risiko terhadap likuiditas APBN. Apabilajebakan utang tidak segera diselesaikan maka akanmengarah ke liquidity trap. Mexico merupakan salahsatu Negara yang mengalami liquidity trap yangsangat besar sehingga akhirnya dinyatakan default.Dari APBN tahun 2008 terlihat bahwa anggaranyang harus disediakan pemerintah Indonesia untukmembayar bunga utangsebesar Rp89,46 trilyun(mencapai 10% dari total pendapatan atau 9% daritotal belanja). Pada tahun 2009, diprediksi pem-bayaran bunga utang sebesar Rp101,66 trilyun atau10,3% dari total pendapatan atau 9,8% dari totalbelanja.

Credit risk berkenaan dengan kinerja yangrendah dari peminjam atas kesepakatan keuanganyang telah dituangkan dalam kontrak.Risikotersebut relevan khususnya dalam pengelolaanaset lancar. Risiko kredit juga terkait dengan

penerimaan atas penawaran surat berharga (suratutang) yang diterbitkan pemerintah ataupunkontrak-kontrak derivatif yang ditutup olehpemerintah. Risiko kredit yang tinggi akan men-jadikan pemerintah dikenakan premi yang tinggipada saat menjual surat utang atau menutupkontrak derivative, sehingga menjadikan biayapeminjaman (cost of borrowing) lebih tinggi di atasrata-rata tarif premi pasar.

Operasional risk meliputi berbagai jenis risikoseperti kemungkinan kesalahan berbagai tahapanpelaksanaan dan pencatatan transaksi, ketidak-cukupan atau kegagalan pengendalian intern ataukegagalan sistem, risiko reputasi, risiko hukum,risiko keamanan dan risiko bencana alam yangmempengaruhi aktivitas pemerintah. Contoh nyatadari risiko operasional adalah adanya pemba-ngunan fisik yang salah sasaran dan dilaksanakandengan tidak efisien. Juga risiko dana pemba-ngunan dari utang yang dikorupsi.

Untuk itu, maka diperlukan pengelolaan utangyang lebih komprehensif. Pemerintah perlu melaku-kan analisis yang lebih mendalam atas risiko yangdihadapi pemerintah terkait dengan utang terse-but baik dari segi jumlahnya maupun jenis instru-men utang. Dari hasil analisis risiko tersebutpemerintah dapat memformulasikan strategipengelolaan utang yang diarahkan pada penge-lolaan biaya dan risiko dan penyusunan rerangkahukum untuk memastikan batasan kewenanganpemerintah (eksekutif ) dan lembaga legislativedalam penetapan tambahan utang yang diperlu-kan untuk menutup defisit APBN.

Disamping itu diperlukan pula strategi untukmengintegrasikan lembaga-lembaga yang terlibatdalam pengelolaan utang. Dengan pengelolaanutang yang baik yang merupakan salah satuprasyarat dalam mencapai MDGs, bersama-samadengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,penguatan institusi pemerintah, dan kebijakanekonomi pro rakyat, maka target pengurangankemiskinan menjadi separuh pada tahun 2015 tidakmustahil untuk dicapai

Disarikan dari Tulisan: Arief Tri Hardiyanto:

REFERENSI:Danmarks National Bank, (1998), “Government Debt Policy in anInternational Perspective” in Danish Government Borrowing and debt 1998;IMF dan World Bank, (2001).Guidelines for Public Debt Management; Radhi,Fahmy, (2009), “Beban Utang Luar Negeri dalam Perekonomian Indonesia”,Economic Review: Nomor 215; World Bank, (2005), Global DevelopmentFinance 2005, Washington D.C.

Page 30: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

30

Reformasi PengawasanWARTA utama

30

Sebagaimana diketahui, total utangPemerintah Indonesia hingga Oktober2011 mencapai Rp 1.768,04triliun, atau bertambah Rp 91,19 triliun

jika dibandingkan dengan jumlah utang posisiDesember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun(detik news, 29 November 2011). Rasio utangterhadap Produk Domestik Bruto (PDB) jugasudah 27,5% artinya sudah mendekati 30% ataubatas yang diasumsikan sebagian pakar eko-nomi sebagai zona “waspada”. Mengambilhikmah dari krisis utang di Eropa akhir-akhir ini,seharusnya utang Pemerintah memang harusdikendalikan agar krisis serupa tidak menimpaIndonesia.

Utang (Surat berharga, pinjaman luar negerimaupun pinjaman dalam negeri) sebagai bagiandari kebijakan fiskal merupakan bagian darikebijakan pengelolaan ekonomi secara keselu-ruhan serta konsekuensi logis dari kondisi APBNkita dimana Pendapatan Negara lebih kecildaripada Belanja Negara. Mengingat utangharus dibayar maka kontrol atau pengendalianatas utang tentu saja mutlak harus dilakukanguna meminimalkan biaya utang dengantingkat risiko yang semakin terkendali. Artikelini mencoba mengupas Peranan Sistem Pengen-dalian Intern Pemerintah menurut PP 60 tahun2008 dalam mengendalikan sekaligus mengelolaUtang Pemerintah.

Pentingnya Aspek Soft Control dalam SPIPSistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) menurut PP 60/2008 merincikan pengen-dalian intern ke dalam 5 unsur yakni lingkunganpengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengen-dalian, informasi dan komunikasi serta peman-

tauan/monitoring. Satu hal yang utama dalamkonsep pengendalian intern menurut COSO iniadalah peran aspek soft control yaitu aspek pelakusistem yang tercermin dalam komponenlingkungan pengendalian (unsur pertama SPIP),antara lain integritas dan nilai etika, filosofis dangaya operasi manajemen.

Mengendalikan utang Pemerintah bukanperkara yang mudah apabila faktor soft controlyakni SDM Birokrasi Pemerintahan belumberkomitmen dan menjunjung tinggi integritasdan nilai etika. Penyimpangan penggunaandana seperti dana BOS, dana PNPM Perdesaan/Perkotaan, dan dana sanitasi, yang notabenedana-dana tersebut berasal dari PinjamanPemerintah sudah cukup sering kita dengar dimass media.

Membangun komitmen, integritas dan nilaietika aparat birokrasi pemerintah sebagaipenanggung jawab, penggerak dan pelakuoperasional penggunaan utang Pemerintahadalah tantangan berat meskipun bukan tidakmungkin. Langkah konkrit yang sudah dilaku-kan dan sebaiknya terus dilakukan adalahpenandatanganan Pakta Integritas bagi paraaparat birokrasi Pemerintahan, implementasiaturan perilaku yang tegas berikut pengenaansanksi bagi pelaku fraud (kecurangan). Penge-naan sanksi yang tegas tanpa “tebang pilih”dapat menimbulkan efek jera guna memi-nimalkan risiko kebocoran utang Pemerintah.

Berbagai unsur pengendalian yang meru-pakan aspek hard control pun tetap harusdijalankan melengkapi aspek soft control SPIP.Terkait pengendalian utang Pemerintah, pe-ranan SPIP banyak terjawab dalam unsur-unsurSPIP yaitu:

Oleh : Setya Nugraha*

Page 31: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

31

WARTA utamaMengendalikan Utang Pemerintah dengan SPIP

Unsur penilaian risiko (unsur kedua SPIP),memberikan early warning bagi Pemerintahsebagai eksekutor untuk memetakan tingkatrisiko suatu utang Pemerintah pada level yangdapat diterima. Pengendalian terletak pada hasilkajian penilaian risiko sebagai dasar penentuanutang Pemerintah dapat diterima atau tidak.Logis, kalau negara pemberi utang (lender)berlomba-lomba mendistribusikan pinjamankepada banyak negara termasuk kepadaPemerintah Indonesia. Namun proses seleksipenentuan utang Pemerintah semestinya haruslebih ketat lagi dengan berbagai kriteria yangditentukan seperti rasio utang terhadap PDB,suku bunga yang diberikan lender, dan kriteriapenting lainnya. Berbagai risiko yang inherentterkait utang Pemerintah termasuk risiko gagalbayar harus secara hati-hati/prudent dimonitordan dievaluasi dan dimi-tigasi seoptimal mung-kin.

Unsur Kegiatan Pe-ngendalian (unsur ketigaSPIP) memberikan ber-bagai piranti kontrol atasutang Pemerintah yaituberbagai tindakan yang di-perlukan untuk mengatasirisiko serta penetapan danpelaksanaan kebijakan danprosedur untuk memastikanbahwa tindakan mengatasi ri-siko utang Pemerintah telah dilaksanakan secaraefektif. Contoh adalah pencatatan dan pengen-dalian sistem informasi database utang Peme-rintah, otorisasi penarikan utang, dan sistemakuntabilitas termasuk pengawasan ataskemanfaatan utang Pemerintah. Reviu ataskinerja mencakup penilaian terhadap perbaikankualitas pembangunan yang ditandai denganmeningkatnya berbagai indikator perekono-mian antara lain penyerapan lapangan kerja,penurunan angka kemiskinan dan penurunanjumlah kematian bayi. Pengelolaan utang jugadikendalikan melalui pengaturan kelembagaanyang baik, yang memberikan kejelasan peranan,tanggung jawab, dan mandat.

Melalui Sistem Informasi dan Komunikasi(unsur keempat SPIP), Sistem Informasi utangPemerintah dikelola, dikembangkan dan diper-baharui secara terus menerus. Awareness atas

potensi terjadinya krisis utang juga selaludikembangkan dengan melihat berbagai “si-nyal” dalam Sistem Informasi yang telah di-bangun antara lain rasio utang per kapita, ke-mampuan membayar utang, keseimbanganprimer (pendapatan negara dikurangi belanjadalam APBN diluar pembayaran cicilan utang),dan berbagai indikator penting lainnya.

Unsur kelima SPIP yaitu monitoring, meman-tau efektivitas control atas utang Pemerintahsecara berkesinambungan serta memperbaikiberbagai kelemahan atau loop holes atas ber-bagai kebijakan pengendalian utang Pemerin-tah guna mencapai akuntabilitas kinerja penge-lolaan keuangan seoptimal mungkin. Salah satubarometer efektivitas akuntabilitas kinerjapengelolaan utang tentu saja adalah opini BPKterhadap Laporan Keuangan Bagian Anggaran

terkait Pengelolaan Utang.

SimpulanUtang Pemerintah yang

diperlukan sebagai konse-kuensi Pendapatan Negarayang lebih kecil daripada Be-lanja Negara tetap harus diken-dalikan dan dikelola dengansebaik-baiknya. Sistem Pe-ngendalian Intern Pemerintahyang sudah dicanangkan olehPemerintah berfungsi mengen-dalikan aspek soft control (SDM

birokrasi pemerintahan) maupun melaluipengendalian hard control. Efektifitas pengen-dalian SPIP terhadap utang Pemerintah terletakpada komitmen dan integritas SDM birokrasipemerintahan serta penegakan berbagai ke-giatan pengendalian yang sudah dijalankanselama ini. Utang Pemerintah dikendalikandengan penerapan SPIP agar tidak terjadikebocoran, kenaikan jumlah utang tanpa ken-dali, risiko gagal bayar yang kurang diperhi-tungkan, serta utang tanpa arah kemanfaatanyang optimal. Utang ibarat pedang bermatadua, mata yang satu berguna untuk pening-katan kemakmuran rakyat sementara matayang lain adalah berpotensi menyengsarakanrakyat. Mari kita kendalikan utang Pemerintahdengan penerapan SPIP secara konsekuen dankonsisten.

*Penulis adalah Kepala Bidang IPP BPKP Jambi

Page 32: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

32

Sejak tahun 2009, Hadi Poernomo,dipercaya menjadi Ketua BadanPemeriksa Keuangan RepublikIndonesia (BPK-RI) yang memiliki

kewenangan penuh untuk melakukanpemeriksaan terhadap pengelolaan seluruhkeuangan negara di Indonesia. Perjalananpanjang sebagai birokrat tulen, membentukdirinya sebagai pemimpin dengan visi yangkuat dalam membangun organisasinya.

Drs Hadi Poernomo Ak, pria kelahiranPamekasan 21 April 1947, sebelum menjadiKetua BPK-RI, ia menjabat sebagai KepalaBidang Ekonomi di Dewan Analisis Strategispada Badan Intelejen Nasional (BIN), 2009.Namun perjalanan karirnya banyak diha-biskan di Direktorat Jenderal Pajak Kemen-terian Keuangan. Ia berkarir sejak tahun 1973hingga terakhir ia menjabat sebagai DirekturJenderal Pajak sejak tahun 2001.

Tokoh asal pulau Garam ini sempat

berbincang-bincang dengan Warta Penga-wasan di kantornya pada awal bulan Desem-ber ini. Pada kesempatan tersebut, ia mema-parkan harapannya setelah BPK ditunjuksebagai Ketua ASEANSAI, sebuah organisasiprofesi eksternal auditor pemerintah seASEAN.

“Kita selalu terlambat dalam banyak hal.Mengapa? Ternyata karena ada gap, yaitumasalah monitoring. Saat ini proses moni-toring-nya terpecah-pecah. Untuk itu kitaharapkan dapat menyusun sistem informasinasional yang sinergi. Selama ini kita tahuanggaran pengembangan Information Techno-logy mencapai Rp 4 trilliun. Dengan sinergi ini,semua data baik finansial maupun nonfinancial, kita buat link and match dan interfacedengan pusat data yang kuat, dengan alatyang bernama smart engine. Untuk lebihmeningkatkan efektivitasnya, kita mem-bangun ASEANSAI yang dilakukan secara step

TOKOH

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

32

Page 33: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

33

TOKOHKomunikasi BPK dan APIP harus Baik

by step . Dengan bekerja sama, kita bisa linkand match dengan menaruh orang di negaralain. Seperti di Amerika, ada ‘second man’untuk mengambil data dan informasi yangdiperlukan dan tanpa biaya.”

Ia juga memiliki komitmen yang tinggiuntuk memanfaatkan Teknologi Informasidalam rangka mewujudkan Tata KelolaKepemerintahan yang Baik (Good Governance).Satu tahun terakhir, ia mengembangkan e-audit di lembaganya. Dengan hal tersebut,data ataupun informasi dari auditee telahberbentuk file data komputer dan terhubunglangsung dengan jaringan internet, sehingga bisa diakses secara online dan real-time olehpara pemeriksa BPK. Penerapan ini diharap-kan dapat menekan penyelewengan ke-uangan negara hingga 30 persen.

Pada akhir tahun 2011 ini, ia mewacanakanBPK RI akan melakukan pengawasan terha-dap utang pemerintah. Hal ini sempat iasinggung saat berbincang dengan WartaPengawasan.

“Kita ingin melihat dasar hukumnya,mengapa sebuah utang diambil. Kita inginmelihat apakah sudah lebih menguntung-kan? Kemudian, bagaimana pelaksanaannya?bagaimana administrasinya? dan kemudianbagaimana kinerjanya? BPK mencoba melihatsecara substansial dan berkesinambungan,jangan sampai ada utang yang belum dipakai,namun sudah dikenai biaya seperti commit-

ment fee, dan sebagainya. Hal ini untukmemberi keyakinan bahwa utang pemerintahtelah memberi manfaat pada masyarakat.”

Hadi Poernomo tumbuh besar di kotaJember, Jawa Timur. Ia memulai pendidikan-nya di Sekolah Rakyat Jokotole Jember tahun1959 dan SMP Negeri 1 Jember tahun 1962.Kemudian ia pindah ke Kediri melanjutkanpendidikannya di SMA Negeri 1 Kediri. LulusSMA, ia mengikuti Pendidikan Bond A danBond B, Akademi Ajun Akuntan, hinggamengikuti pendidikan di Institut Ilmu Keuang-an yang diselesaikannya pada tahun 1973.Setelah itu, ia berkarir di Direktorat JenderalPajak Departemen Keuangan.

Pengalamannya sebagai pegawai DirjenPajak memberi pandangan bahwa antaraeksternal auditor dengan internal auditorharus terbangun komunikasi yang baik. Halini ia terapkan ketika menjadi Ketua BPK RI. Iamenjalin komunikasi yang kuat denganAparat Pengawas Intern Pemerintah sepertiBPKP, Inspektorat Jenderal dan InspektoratWilayah. Dengan komunikasi yang baik, dapatterbangun sinergi pengawasan yang baikjuga.

“Dengan komunikasi yang baik, moni-toring akan lebih baik. Kita bisa ‘nitip’ hal-halyang perlu dipertanyakan. Hal ini akanmembantu kita. Selain itu menurut Undang-undang, seluruh hasil pemeriksaan APIP harusdiserahkan ke BPK. Ini membutuhkan komu-

nikasi yang baik.”ungkapnya.Harapan Hadi Poernomo akan

sebuah pengawasan yang kuatmerupakan tantangan tersendiri,bukan hanya untuk BPK RI tetapiuntuk para Aparat Pengawasaninternal Pemerintah, baik yang adadi Kementerian, Lembaga, mau-pun Pemerintahan Daerah. Sinergipengawasan merupakan sebuahsolusi untuk menjawab persoalanpenyimpangan keuangan negara.Ke depan, masyarakat inginmelihat bahwa opini WTP yangdiberikan BPK RI dapat menjadijaminan telah terwujudnya tatakelola keuangan negara yangbaik

(nani)

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

33

Page 34: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

34

Awal bulan November 2011, para akuntan Indonesia menggelar sebuah ‘hajatan’besar. Dengan dimotori organisasi profesinya, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)mengadakan konferensi regional tingkat ASEAN pada tanggal 8 – 10 November2011, dengan tema “Public Sector Accounting for Public Walfare”. Kegiatan inimerupakan bagian dari peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN, yang saat iniberusaha keras untuk memperkokoh kerjasama diantara negara-negara anggotamelalui implementasi tiga pilar ASEAN Community, yaitu ASEAN Political andSecurity Community (APSC); ASEAN Economic Community (AEC); dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).

Diantara kerjasama yang dicakup dalam ASEAN Economic Community (AEC)adalah kerjasama di bidang human resources development and capacity buildingserta recognition of professional qualifications. Regional Public Sector Conferenceyang diadakan oleh IAI bekerjasama dengan ASEAN Federation of Accountant

(AFA) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatankualifikasi profesional yang digagas oleh elemen masyarakat dan organisasi profesiuntuk mewujudkan ASEAN yang semakin maju.

WARTA PUSAT

34

Page 35: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

3535

WARTA PUSATMeningkatkan Informasi Keuangan Negara

Pembukaan konferensi berlangsung di IstanaWakil Presiden, Jalan Kebun Sirih No 14 Jakarta. WakilPresiden Boediono membuka acara tersebut di-dampingi oleh Menteri Negara PAN dan RB, AzwarAbubakar dan Ketua Umum Ikatan Akuntan Indo-nesia, Prof. Mardiasmo. Pada kesempatan tersebut,Wakil Presiden menekankan pentingnya kualitas SDMyang andal di bidang Akuntansi Pemerintah. Saat iniIndonesia membutuhkan banyak tenaga yangmemahami akuntansi sektor Pemerintah untukmembantu mewujudkan pengelolaan keuangan ne-gara yang akuntabel. Hal ini merupakan bagian yangtak terpisahkan dari proses Reformasi Birokrasi diIndonesia yang menjadi salah satu prioritas pem-bangunan nasional 2010-2014. Lebih besar lagi, halini merupakan bagian dari proses demokratisasibangsa Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Umum IAI, Prof. Mardiasmomenyampaikan kata sambutannya sebagai pe-nyelenggara acara. Pada kesempatan tersebutMardiasmo menyampaikan tujuan dari konferensi iniadalah untuk meningkatkan Good Governance di

kawasan ASEAN serta memperkuat peran strategisdan kontribusi Indonesia sebagai Ketua ASEAN. Iajuga mengungkapkan akan adanya programsertifikasi Akuntansi Pemerintah untuk menyiapkanSDM yang handal dan memiliki kompetensi dalammelaksanakan pengelolaan keuangan negara/daerah.

Selain Wakil Presiden Boediono, beberapa Menteridan Wakil Menteri tampil sebagai keynote speaker. WakilMenteri Keuangan, Ani Rahmawati tampil membawamateri dengan judul “Govermental Accounting SystemDevelopment to Realize an Effective and Efficient BudgetExecution”. Ani menyampaikan pengembangan kon-sepsi dan sistem akuntansi pemerintahan melaluipeningkatan sinergitas akuntansi dengan kebijakanpelaksanaan anggaran negara yang ekonomis,efisien, dan efektif serta berorientasi pada sistem pe-ngendalian intern dan fraud control system. Ia mema-parkan tentang reformasi keuangan negara dariaspek regulasi, akuntabilitas, dan auditing, permasa-lahan penyusunan Laporan Keuangan PemerintahPusat, Permasalahan penyusunan anggaran yangefisien dan efektif.

Terkait penyusunan Laporan Keuangan Peme-rintah, ia mengungkapkan beberapa strategi untukmeningkatkan kualitas laporan keuangan, yaitumeningkakan komitmen Menteri atau Pimpinan Lem-baga, pendidikan dan pelatihan pegawai, menindak-lanjuti temuan hasil pengawasan BPK-RI, mening-katkan peran APIP dalam reviu laporan keuangan,pembinaan secara intensif khususnya pada instansiyang masih mendapat opini ‘disclaimer’, dan mengim-plementasikan akuntansi berbasis akrual pada tahun2013.

Menteri Dalam Negeri dalam sambutannya me-nyampaikan bahwa indikator utama untuk mengu-kur kualitas pengelolaan keuangan daerah adalahketepatan penyampaian laporan keuangan peme-rintah daerah (LKPD), tingginya penyerapan APBD,dan kualitas opini pemeriksaan BPK. Sedangkan kon-tribusi terbesar dari akuntansi sektor publik adalahmemberikan informasi yang diperlukan agar dapatmengelola suatu operasi dana lokasi sumberdayayang dipercayakan kepada organisasi secara tepat,efisien, dan ekonomis, serta memberikan informasiuntuk melaporkan pertanggung-jawaban pelak-sanaan pengelolaan tersebut serta melaporkan hasiloperasi dan penggunaan dana publik.

Akuntansi sektor publik juga memberikan man-faat di setiap tahapan pengelolaan keuangan daerah.Di tahapan perencanaan dan penganggaran, akun-

Wakil Presiden, Boediono

Page 36: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

36

tansi berkontribusi sebagai sumberinformasi dalam proses penyusunan RPJMDdan dokumen perencanaan tahunan danmemberikan tools dalam bentuk AnalisisStandar Belanja sebagai dasar penga-lokasian dan pengukuran. Di tahapan pelak-sanaan, akuntansi bermanfaat sebagai alatpengendalian pelaksanaan anggaran. Ditahapan penatausahaan dan akuntansi,kontribusi yang diberikan adalah sebagaialat untuk menghasilkan informasi peng-gunaan anggaran dan pelaksanaan ke-giatan. Pada tahapan selanjutnya, yaitutahapan pemeriksaan dan pertanggung-jawaban, akuntansi berkontribusi sebagaialat untuk monitoring dan evaluasi kinerjadan juga sebagai alat untuk mengukurkepatuhan dalam pengelolaan keuangan.

Beberapa peran yang dimainkan oleh akuntansisektor Pemerintahan dalam upaya pembenahan pe-ngelolaan keuangan daerah agar dapat mendukungupaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat yaitu:1) Penyempurnaan regulasi keuangan daerah2) Pengembangan tools perencanaan penganggaran

berbasis kinerja berdasarkan prinsip 3E (Ekonomis,Efisien, Efektif ).

3) Integrasi sistem perencanaan dan penganggaran,sistem penatausahaan barang dan keuangandaerah

4) Membangun sistem akuntansi di tingkat nasionalyang terintegrasi dengan sistem keuangan daerah

5) Pencetakan tenaga akuntansi sektor publik secaramassif dan berkualitas

6) Penyediaan pelatihan bidang keuangan daerah7) Fasilitasi dan pendampingan pengelolaan ke-

uangan Pemda8) Peningkatan Sistem Pengendalian Intern (SPI)9) Reviu LKPD

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ke-tua Bappenas menyampaikan bahwa Setidaknya adadua tantangan lain yang perlu dibahas dalam kon-ferensi ini. Pertama adalah menyusun laporan ke-uangan yang terkonsolidasi untuk mewujudkan La-poran Keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia(LKNKRI). Pada saat ini, laporan keuangan pemerintahpusat terpisah dari laporan keuangan daerah (Pro-vinsi/Kabupaten/ Kota). Kedua, aset yang tercantumdalam laporan keuangan pemerintah masih dibatasipada barang berwujud maupun tidak berwujud yangdikuasai oleh instansi pemerintahan (tanah, gedung,peralatan dan mesin, perangkat lunak). Dalam konteksperencanaan, kebutuhan informasi aset jauh lebih

luas, termasuk informasi mengenai sumber daya alamnegara (natural resources) seperti kekayaan hutan danlaut.

Ia juga mengungkapkan bahwa kebutuhan infor-masi kinerja yang komprehensif membutuhkan lebihdari sekedar informasi penyerapan. Instansi peme-rintah harus menjelaskan efisiensi penggunaan sum-ber daya dan efektivitas pencapaian tujuan dalammenjalankan fungsi pelayanan publik. Untuk itu perludilakukan audit kinerja yang memberikan opini untukmemberikan jaminan yang memadai atas informasikinerja. Melalui audit kinerja akan ditemukan kesen-jangan antara perencanaan dan realisasi serta ke-patuhan terhadap aturan. Dengan audit kinerja, akandiperoleh rekomendasi perbaikan kinerja yang sangatdibutuhkan oleh Kementerian/Lembaga. Konsep ter-sebut sebagaimana telah dirintis di Australia dan Se-landia Baru.

Tantangan lainnya adalah penyatuan laporankeuangan dan LAKIP. Konsep pelaporan ini akansejalan dengan konsep Anggaran Berbasis Kinerjayang memperhatikan keterkaitan antara pendanaandengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasukefisiensi dalam pencapaian hasil dan keluarantersebut.

Selain itu materi tersebut di atas, beberapa kisahsukses juga dibahas sebagai pembelajaran bagi dae-rah lain seperti kisah sukses Provinsi Sulawesi Utara,Provinsi DI Yogyakarta, Kota Semarang, Provinsi JawaTimur, POLRI, PT Garuda Indonesia, dan lainnya. Salahsatu sesi yang tak kalah penting pada acara tersebutyaitu di-launching-nya program Sertifikasi AkuntansiPemerintan oleh IAI

(triwib)

WARTA PUSAT

dari kanan ke kiri: Wakil Presiden, Boediono, Menteri PAN dan RB, Azwar Abubakar(no. 2 darikiri) Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo(kiri), sedang berdiskusi usai acara

Page 37: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

37

WARTA PUSAT

Keterbukaan diharapkan menjadi salah satu pemicu danpemacu reformasi birokrasi lintas sektor dan lintasinstitusi. Dengan transparansi, semua menjadi jelas danterang benderang. Open government mengaktua-

lisasikan secara praktis pengertian pemerintahan dari, oleh,dan untuk rakyat.

Beberapa momentum yang baik untuk menuju ke arah opengovernment diantaranya adalah dengan diterbitkannya UU no.14tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik, dan telahdiluncurkannya Open Government Partnership (OGP) dimana 46negara menyatakan bersedia bergabung dan Indonesiadiharapkan menjadi co-chair tahun 2012. Indonesia telahmenyusun rencana aksi menuju Open Government yangmelibatkan pemerintah, LSM, akademisi, sektor swasta, danmasyarakat luas. Rencana aksi memiliki triple track, track 1penguatan dan percepatan program berjalan, track 2 pengem-bangan portal keterbukaan informasi, dan track 3 pilot projectdan inisiatif baru.

Kepala UKP4, Kuntoro Mangkusubroto

Open Government pada dasarnyaadalah pemerintah yang terbuka/transparan, mengundang rakyatberpartisipasi, dan mengajaksegenap unsur masyarakatberkolaborasi memecahkanpelbagai masalah demikesejahteraan rakyat.

Open Government Knowledge Forum 2011yang digagas oleh Unit Kerja PresidenBidang Pengawasan Dan PengendalianPembangunan (UKP4) kali ini dilaksanakandi Ruang Cempaka, Balai Kartini, Jakarta (14/12) dengan mengambil tema “Open Govern-ment dan Partisipasi Publik dalam Peren-canaan dan Monitoring Program Pemba-ngunan”. Acara ini mendatangkan keynotespeaker Kepala UKP4 Kuntoro Mangku-subroto, dan Mr. Martin yang mewakiliMaya Harris, dari Ford Fondation yangberhalangan hadir.

Forum ini juga mengundang pembicaraSujana Royat, Deputi VII Bidang KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan dan Pember-dayaan Masyarakat, Kementerian Koordi-nator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI,dengan tema paparan “Mewujudkan Trans-paransi dan Partisipasi Masyarakat DalamUpaya Pengentasan”. Pembicara lainnyaadalah Sekretaris Jenderal TransparansiInternasional Indonesia, Teten Masduki,dengan tema paparan “Partisipasi Masya-rakat Dalam Reformasi Pelayanan Publik”,dengan moderator Febby Tumewa.

Dalam paparannya, Kuntoro menyam-paikan bahwa sekarang Unit Kerja Presiden

Page 38: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

3838

WARTA PUSAT

untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan(UKP4) membuka SMS 1708 bagi masyarakat terkaitdengan kinerja kementerian, langkah itu dikemasdalam program Lapor (Layanan Pengaduan OnlineRakyat). Masyarakat Indonesia bisa mengkritisi kinerjamenteri yang dinilai buruk hanya dengan mengirim-kan SMS keluhan ke nomor 1708.

SMS keluhan segera diproses UnitKerja Presiden Bidang Pengawasan danPengendalian Pembangunan (UKP4) un-tuk disampaikan kepada kementerianterkait. Alurnya, kata Kuntoro, laporandisampaikan ke menteri, lalu menteriakan memerintahkan ke dirjen, dan dirjenakan meneruskannya hingga ke instansiyang berada di lapangan. Saat ini, me-mang laporan masyarakat masih belumsampai pada penindaklanjutan karenaUKP4 masih merumuskan beberapamekanisme, misalnya bagaimana solusiuntuk laporan yang bersifat non fisikseperti keluhan perizinan.

Martin mengatakan dalam sambu-tannya bahwa Indonesia telah menjadianggota OGP dan juga telah mempunyai

Rencana Aksi (action plan) menuju Open Governmentdan prinsip-prinsip rencana aksinya. Hal yangterpenting ke depan adalah mengimplementasikanaction plan dan prinsip-prinsip yang telah dibuattersebut. Martin berharap action plan tersebut dapatdiimplementasikan pada 3 Provinsi/Kab/Kota yangdijadikan sebagai pilot project open government.

Sementara itu, Sujana Royat, dalam paparannyamengatakan bahwa program PNPM – mandiri yangdinaungi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesratelah mengikutkan partisipasi masyarakat untukpelaksanaannya dengan membentuk Lembaga DanaAmanah Masyarakat (Community Trust Fund). Partisi-pasi juga merupakan salah satu asas dari ke-12 asasyang diterapkan oleh PNPM Mandiri, dimana masya-rakat terlibat secara aktif dalam setiap prosespengambilan keputusan pembangunan dan secaragotong royong menjalankan pembangunan.

Lalu Teten Masduki, memaparkan prinsip Empo-wered Participatory Governance (EPG) yang muncul disalah satu sekolah di Chicago, mirip penerapannyadengan komite sekolah di Indonesia. Dalam EPG,masyarakat dapat berpartisipasi secara efektif danmempengaruhi kebijakan yang berpengaruh terha-dap kelangsungan hidup mereka.

Kesimpulan yang dapat diambil dari forum diskusiini adalah bahwa Transparansi institusi dan adanyapartisipasi dari masyarakat luas akan memberikanhasil yang Ekonomis bagi pembelanjaan anggarannegara, Efisien dalam proses pelaksanaan suatuprogram/pekerjaan, dan Efektif terkait hasil yangakhirnya dicapai oleh kegiatan tersebut

(HJK)

Mr. Martin dari Ford Fondation

dari ki-ka: Sujana Royat, Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinandan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Bidang KesejahteraanRakyat RI, Febby Tumewa sebagai moderator, dan Sekretaris Jenderal TransparansiInternasional Indonesia, Teten Masduki,

Open Government Knowledge Forum

Page 39: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

39

WARTA PUSAT

Untuk itu pula, Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP, menyelenggarakanWorkshop dengan tema "Melalui Peningkatan Kompetensi SDM Keakuntan-Negaraa, Kita Wujudkan Organisasi yang Responsif dan Antisipatif" diJakarta, pada tanggal 10 - 14 Oktober 2011.

Kegiatan workshop dibuka oleh Kepala BPKP Mardiasmo, yang dalam sambutannyamenegaskan kembali betapa strategisnya peran BPKP dewasa ini. Lebih lanjut, iamenegaskan pentingnya menjaga trust yang sudah diamanatkan oleh Pemerintahdan para Stakeholders dengan senantiasa bekerja dalam suasana togetherness dan penuhintegritas dalam menjalankan tugasnya, terutama untuk membantu Pemerintahdalam mencapai Program MDG's, Ketahanan Pangan, Pengerjaan Infrastruktur, danProgram Pemerintah yang terkait isu strategis Nasional seperti Analisa Kelayakandalam berinvestasi oleh BUMN, Biaya Lifting Migas, Pajak Migas serta Cost Recovery.

Harapan yang sama juga disampaikan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara,Ardan Adiperdana. Seluruh pegawai di Deputi Akuntan Negara (DAN), harus terusmeng-update pengetahuan agar nilai tambah dari BPKP terus meningkat.

Banyak isu-isu terbaru terkait Good Corporate Governance (GCG) yang disajikandalam workshop ini, mulai dari, perkembangan dan isu-isu terkini penerapan GCG diIndonesia dan Experience Sharing GCG, Risiko Hukum sebagai Direksi, Komisaris danpemilik perusahaan dari sisi tata kelola perusahaan dan kecurangan bisnis, OverviewIFRS dan Hot Issues IFRS dan Sharing Penerapan IFRS. Turut hadir narasumber dariIkatan Akuntan Indonesia (IAI), PT Antam, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI),Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Trimegah Securities, akademisi dari ITB, Yassierli

Peningkatan Kompetensi, harus menjadi perhatian serius BPKP.Rasanya itulah yang harus terus dilakukan BPKP mengingat kianberagamnya tuntutan para pengguna jasa BPKP serta situasieksternal yang terus berubah.

Page 40: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

40

WARTA PUSAT

PhD dan Budi Martokoesoemo dari Kantor JasaPenilai Publik Martokoesoemo Prasetyo &Rekan (KJPP MPR), menjadi pembicara dalamacara workshop tersebut.

Salah satu materi yang cukup menarik ada-lah yang disampaikan Tony Silitonga dariIndonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).

Kepedulian praktisi ini terhadap GCG se-pertinya cukup beralasan. Mengingat tumbuhkembangnya iklim investasi di negara mana-pun akan sangat tergantung pada corporategovernance yang diimplementasikan. Artinya,sejauh mana manajemen perusahaan di suatunegara menghormati dan mematuhi hak-hakhukum para pemegang saham, lender, danbondholders.

Investor asing maupun lokal pasti akan ber-pikir panjang untuk berinvestasi atau mena-namkan modalnya pada perusahaan di suatunegara yang tidak menerapkan corporategovernance. Semakin baik suatu negara mene-rapkan prinsip-prinsip yang ada dalam GCGmerupakan indikasi adanya perlakuan yangbaik terhadap pemodal. Adanya GCG di Indo-

nesia sendiri merupakan salah satu solusi untukmenciptakan kegiatan berusaha yang kondusifdan dapat menghindarkan segala bentukskandal dalam suatu perusahaan.

Namun, yang di sayangkan, menurut Tony,dalam kenyataannya GCG hingga saat ini belumditerapkan sepenuhnya atau masih belummembumi. Secara umum, perusahaan di Indo-nesia masih terkonsentrasi pada ukuran angka-angka penilaian GCG dan tidak menyentuhsubstansi yang diharapkan dari GCG, yaituTransparansi (Transparency), Keadilan (Fairness),Akuntabilitas (Accountability), dan Respon-sibilitas (Responsibility).

Di samping itu, yang perlu diperhatikan da-lam penerapan GCG seperti disampaikan Tonyadalah 6 prinsip-prinsip pokok yang disusun olehOECD, yakni: Adanya dasar kerangka kerja GCGyang efektif (Ensuring the basis for an effectivecorporate governance framework), hak-hak peme-gang saham (the rights of shareholders and keyownership functions), perlakuan yang adil bagiseluruh pemegang saham (the equitable treat-ment of shareholders), peranan stakeholders (the role

Tony Silitonga dari Indonesian Institute for Corporate

Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adiperdana

Page 41: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

41

WARTA PUSAT

of stakeholders), pengungkapan dan transparansi(disclosure and transparancy), tanggung jawabdireksi dan komisaris (the responsibility of theboard).

Prinsip itu pula yang harus diperhatikanBUMN/D yang menjadi fokus BPKP dan tentusaja perlu modifikasi mengingat sifatnya yangagak spesifik. Poin tambahan tersebut lanjutnyaadalah Ensuring an Effective Legal and RegulatoryFramework for State-Owned Enterprises; The StateActing as an Owner; Equitable Treatment ofShareholders; Relations with Stakeholders; Trans-parency and Disclosure; dan The Responsibilities ofBoards of State-Owned Enterprises.

Prof. Mariam Darus

Update Knowledge Demi Sebuah Trust

Sesi lain yang cukup menarik adalah terkaitRisiko Hukum sebagai Direksi, Komisaris danpemilik perusahaan dari sisi tata kelola peru-sahaan dan kecurangan bisnis yang disam-paikan oleh Prof. Mariam Darus. Ia menyadaritidaklah mudah bagi BPKP untuk memahamiregulasi terkait Perseroan Terbatas. Minimal,menurutnya, butuh waktu minimal 2 (dua) ta-hun karena pemahaman hukum tentangPerseroan terbatas bertingkat-tingkat, semakinlama tingkatan akan semakin banyak.

Padahal, dalam melakukan peran konsultasidan quality assurance, tanpa memahami aturanhukumnya, akan sulit bagi BPKP dalam mem-berikan masukan atau solusi kepada BUMN/D.Salah satu kendala, menurut Mariam adalahperangkat hukum di Indonesia banyak yangmenimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.Sebagai contoh, Kitab UU Perdata yang ada sejaktahun 1848 sampai sekarang, pembaharuannyabaru bersifat parsial dalam arti per bagian-bagian saja. Hal ini mengakibatkan para pelakusekarang ini wajib memahami hukum dari sisipositif atau konkrit dan abstraktif.

Untuk itu, lanjut Mariam, sebelum melakukanaudit terhadap sebuah persero, maka seorangauditor harus mempelajari terlebih dahulu ka-rakter dari perusahaan tersebut.

Melalui rangkaian kegiatan yang dilatar-belakangi keinginan untuk pengembangankompetensi para auditor di Kedeputian Akun-tan Negara, diharapkan dapat meningkatkankontribusi BPKP akan sebuah BUMN/D yangbaik tata kelolaanya bukan dalam angka tetapisecara nyata

(Harjum/nani/Tanti)

Page 42: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

42

Kali ini, forum yang mengusung tema “Reformasi Birokrasi Kehumasan BPKP” dilaksanakan di Kota Kembang, Bandung, padatanggal 21 hingga 25 November 2011. Pemi-

lihan tema ini tidak lepas dari semangat BPKP untukmenyukseskan program Reformasi Birokrasi yangtelah didengungkan pemerintah beberapa tahunterakhir ini. Insan kehumasan BPKP diharapkan dapatmendukung program Reformasi Birokrasi nasional dibidang kehumasan sekaligus mendukung penyebar-

luasan informasi terkait Reformasi Birokrasi di BPKP.Melalui kegiatan forum diharapkan akan tercapai kesa-

maan tindakan dan persepsi sesama insan kehumasan BPKPbaik di pusat maupun perwakilan dalam mendukung tugasdan peran BPKP sekaligus mengidentifikasi hambatan, pe-luang dan solusi sehingga dapat merumuskan langkah stra-tegis yang berguna bagi peningkatan citra BPKP. Forum jugabertujuan meningkatkan kompetensi insan kehumasan agarsemakin handal dalam mengemban tugas di masa yang akandatang.

Forum dibuka secara resmi oleh Sekretaris Utama, Suwar-tomo dan dihadiri Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat,Tahria Syafruddin. Dalam sambutannya, Suwartomo meng-harapkan agar insan kehumasan agar senantiasa melakukanberbagai upaya agar dalam menyampaikan informasi harusmengetahui benar apa yang telah, sedang dan akan dilaku-kan BPKP. Kehumasan harus senantiasa menjalin komunikasiyang baik dengan unit kerja teknis agar apa yang diinforma-sikan kepada publik dapat dipertanggungjawabkan baik se-cara materi substansi maupun cara penyampaian mengingattidak semua informasi di BPKP dapat dipublikasikan kepadapublik.

Hari berikutnya Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasiselaku Role Model Transparansi, Prof. Eddy Mulyadi berkesem-

“Jangan TerperangkapDalam Ketidaktahuan”

Forum Kehumasan dan Website BPKP selalumenjadi even yang dinanti para insanKehumasan BPKP terutama saat acara“Malam Anugerah”.

Sekretaris Utama BPKP, Suwartomo

WARTA PUSAT

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi , Prof. Eddy Mulyadi

Page 43: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

43

patan memberikan pemaparan mengenai Trans-paransi Organisasi. Menurutnya, dalam menghadapimedia jangan dihindari dan menjawabnya harusdengan profesionalisme yang terukur, menyatukanantara ilmu dan empirical. Jangan terburu-buru dalammenjawab namun jangan terperangkap dalamketidaktahuan. Dalam menghadapi fakta pers, kitajuga jangan terperangah, takut dan menganggapsebagai pressure. Kita harus meng-counter fakta pers,melalui informasi yang ada dikemas menjadi fakta perslagi, tidak menceritakan fakta audit.

Kepala PusinfoWas, Ani Maharsi juga didaulat hadiruntuk memaparkan E-Public Services yang merupakanmenu baru pada website bpkp.go.id. EPS menjadimedia bagi pengguna untuk menyampaikan keluhantentang produk/jasa/pegawai BPKP, informasi dugaanTPK serta kritik, saran dan apresiasi. Sasaran pengem-bangan EPS adalah terbangunnya sistem layananpublik berbasis web.

Memasuki materi inti tentang Reformasi BirokrasiKehumasan, menghadirkan narasumber DeputiBidang Tata Laksana Kementerian PAN dan RB, Ir.Deddy S. Bratakusuma, MURP, MSc, Phd dan penelitidari Kementerian Komunikasi dan Informatika, DR. UdiRusadi. Keduanya menekankan pentingnya trans-paransi dan akuntabilitas informasi untuk melahirkankepercayaan dan partisipasi dalam mendukungReformasi Birokrasi. Diskusi tentang Konsep Refor-masi Birokrasi kehumasan pun digulirkan untukmenggali masukan dari seluruh peserta forum.Beberapa masukan yang cukup penting diantaranyaadalah image building apa yang ingin dicapai BPKP,tulisan baik di daily news maupun majalah yang masihterkesan seperti laporan audit, wartawan yang lebihmencari bad news daripada good news serta masihadanya kesalahan penulisan kepanjangan BPKP dimedia cetak maupun online. Selain itu dilakukan puladiskusi pengelolaan website yang menyoroti peru-bahan sistem dan tampilan website pada tahun iniyang dibuat untuk lebih memudahkan para pengelolawebsite unit kerja dan terciptanya konsistensi tampilanantara pusat dan perwakilan. Ke depan, website haruslebih menggali berita dari internal BPKP serta adanyarencana re-engenering website BPKP pada tahun 2012.

Forum lebih bersemangat dengan hadirnya pakarkomunikasi UI, Effendi Gazali, PHd, MPS ID yangmenyajikan materi Reformasi Birokrasi Kehumasan(dengan Ko-Kreasi Publik). Effendi menyoroti pentin-

pakar komunikasi UI, Effendi Gazali, PHd, MPS ID

dari kiri ke kanan :Deputi Bidang TataLaksana KementerianPAN dan RB, Ir. DeddyS. Bratakusuma,MURP, MSc, Phd,kabag Humas danHAL BPKP, RatnaTianti dan peneliti dariKementerianKomunikasi danInformatika, DR. UdiRusadi

WARTA PUSATJangan Terperangkap Dalam Ketidaktahuan

Page 44: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

44

gnya humas melakukan manajemen pencitraan daridalam selanjutnya melakukan manajemen informasisehingga humas bisa mengendalikan informasi.Kinerja tanpa komunikasi tidak akan menghasilkanreputasi, padahal BPKP telah menyelamatkan ke-uangan negara, mendukung optimalisasi pendapatannegara dan upaya penghematan. Dengan keterb-atasan sistem yang ada, BPKP harus melakukan apayang bisa dilakukan sehingga publik bisa men-dengarkan dan menghargai BPKP. Pakar Fotografi AriAngin juga dihadirkan untuk menyajikan materi pe-ngenalan kamera dan pencahayaan, pemotretangerak, serta pemakaian lampu kilat. Setelah mendapatteori fotografi, peserta diberi kesempatan praktik pe-ngambilan gambar di sekitar lokasi penyelenggaraanforum. Kemeriahan dan keakraban forum kental terasapada saat Malam Anugerah Kehumasan 2011 ber-langsung hingga penutupan oleh Kepala Biro Hukumdan Humas, Momock Bambang Sumiarso. Juaraumum tahun ini diraih Perwakilan BPKP Provinsi DIYsedangkan juara untuk masing-masing kategoriyakni:

A. Kategori Website Terbaik :1. BPKP Provinsi Riau2. BPKP Provinsi Bengkulu3. BPKP Provinsi DIYB. Kategori Cinderamata Terbaik :1. BPKP Provinsi Jawa Barat2. BPKP Provinsi Sulawesi Selatan3. BPKP Provinsi DIYC. Kategori Majalah :1. BPKP Provinsi DIY2. BPKP Provinsi Jawa Tengah3. BPKP Provinsi Sulawesi SelatanD. Kategori Media Non Majalah1. PusdiklatWas2. BPKP Provinsi Sumatera Barat3. BPKP Provinsi Kalimantan TimurE. Penghargaan Khusus Pengelola Kehumasan

Terbaik diraih BPKP Provinsi BantenF. Penghargaan Khusus Pembentuk Opini Terbaik

diraih BPKP Provinsi Sulawesi SelatanG. Penghargaan Khusus Daily News Terbanyak diraih

BPKP Provinsi Bengkulu(dian)

WARTA PUSAT

Hasil foto para peserta Forum Kehumasan dan Websiite Tahun 2011 setelah mendapatkan pembelajaran dari pakar fotografi

Page 45: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

45

Kutipan di atas menunjukkanbetapa pentingnya reputasidan penuh kandungan risikoyang perlu dicermati.

Kata reputasi itu sendiri bukanlahistilah asing bagi kita. Reputasi adalahpersepsi seseorang terhadap orang lainatau suatu organisasi, yang mempe-ngaruhi respon orang tersebut di masayang akan datang. Jadi, reputasi tidaklahselalu merupakan gambaran ataurefleksi dari kenyataan yang sebenar-nya.

Reputasi tidak dibangun dalam satuhari. Reputasi tersebut dibangun ber-tahun-tahun berdasarkan pengalaman,pengetahuan, dan keyakinan seseorangselama berinteraksi dengan orang lainatau suatu organisasi. Ironisnya, reputasiyang dibangun bertahun-tahun dapatruntuh dalam satu hari sebagaimanadinyatakan oleh Warren Buffet di atas.

Bagi suatu perusahaan atau orga-nisasi, reputasi adalah aset (intangibleasset) yang sangat bernilai walaupunnilainya sulit dinyatakan dalam satuanuang (monetary term). Ada kemung-kinan, nilainya bertambah baik ataubertambah buruk (reputation risk). Olehkarena ada risiko yang mungkin terjadimaka risiko tersebut harus dikeloladengan baik dalam upaya memper-tahankan atau meningkatkan reputasiyang sudah baik dan juga menghin-darkan memburuknya reputasi.

Untuk itu, dalam rangka menda-patkan pemahaman yang lebih baikmengenai risiko reputasi dan bagaimanamengelola reputasi, Puslitbangwasmengirimkan tiga personilnya untukmengikuti seminar Managing Reputa-tional Risk. Seminar diselenggarakanoleh MIS Training Institute selama dua

Pengelolaan Risiko Atas Reputasi

"it takes twenty years to build a reputation and five minutes to destroy it "(Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway)

hari yakni 31 Oktober hingga 1 Novem-ber 2011, di Hongkong, Cina. Pengajaratau narasumber pelatihan adalahJenny Rayner, seorang konsultan inde-penden dan penulis buku yang meng-khususkan diri dalam manajemen risiko,tata kelola perusahaan, risiko reputasi,dan audit internal.

Beberapa materi yang diajarkandalam seminar ini, antara lain adalahReputation risk unravelled, Adopting arisk-based approach, Identifying risk toreputation, Roles and responsibility,Assessing reputational risk,Strategies formanaging risks to reputation, Repu-tation risk monitoring and assurance,Spreading the news, Towards a sustain-able reputation, Putting it all together

Secara umum materi seminar terdiriatas risiko atas reputasi dan pengelolaan

risiko atas reputasi dengan ringkasan be-rikut butir-butir pelajaran yang dapatdipetik (lesson learned) sebagai berikut:

Risiko atas ReputasiTerminologi ‘reputational risk’ atau

‘reputation risk’ sering kali dipergunakandan disalahmengertikan, seolah-olahrisiko reputasi merupakan suatu kelom-pok risiko tersendiri di luar risiko ke-uangan atau risiko operasi. JennyRayner mengatakan: “sebenarnya tidakada reputation risk, yang ada adalah riskto reputation (risiko atas reputasi)”. Risikoatas reputasi adalah setiap tindakan, ke-jadian atau keadaan yang dapat mem-perbaiki (beneficially impact) atau mem-perburuk (adversely impact) reputasiorganisasi.

Berdasarkan pernyataan di atas, ada

MANAJEMEN

peserta seminar Managing Reputation Risk dari kanan ke kiri: Hari Setiadi, Narasumber,Sri Nurhayati, dan John Tigor

Page 46: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

46

dua hal yang dapat kita nyatakan, yaitu:• Tindakan, kejadian, atau keadaan yang

ada tidak selalu berdampak burukterhadap reputasi organisasi tetapi bisaberdampak baik atau mengun-tungkan

• Risiko atas reputasi bukanlah tindakan,kejadian, atau keadaan (sumber daririsiko itu sendiri) tetapi adalah dampakdari kejadian tersebut.Oleh karena reputasi organisasi sangat

rentan terhadap tindakan individu dalamorganisasi tersebut dan juga perubahanlingkungan di luar organisasi makasangatlah penting bagi suatu organisasiuntuk mengelola risiko-risiko yang adasehingga tidak memperburuk reputasiorganisasi tersebut.

Pengelolaan risiko atas reputasiPada dasarnya, pengelolaan risiko atas reputasi tidak ber-

beda dengan pengelolaan risiko-risiko yang lain, yaitu mulaidari board/executive commitment and tone-setting, riskidentification, risk assessment, risk-response planning, sertamonitoring and reporting.

Setelah adanya komitmen dari pimpinan, tahap pertamadan paling penting dalam pengelolaan risiko atas reputasiadalah identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

reputasi organisasi. Risiko harus dikenali dan dipahami dandianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, citraorganisasi, dan sebagainya. Berdasarkan analisis tersebut,organisasi dapat mengembangkan dan menerapkan strategiuntuk mengelola reputasinya.

Untuk itu perlu dikenali, faktor-faktor pendorong yangdapat mempengaruhi reputasi organisasi. Jenny Raynermengelompokkan faktor-faktor pendorong tersebut ke dalamtujuh kelompok seperti berikut:

Tujuh faktor tersebut di atas mendorong apakah reputasiyang dibangun akan memunculkan ancaman atau peluang.Setiap faktor memiliki komponen pemenuhan reputasi,secara keseluruhan terdapat 37 komponen yang diharapkanpada faktor pendorong tersebut, di antaranya adalah sebagaiberikut:(1) Financial performance & long-term investment value:• Apakah perusahaan memiliki track record yang baik?• Apakah perusahaan dapat menunjukan keuntungan ber-

investasi jangka panjang?(2) Corporate governance & leadership:• Apakah pimpinan perusahaan memiliki integritas yang

tinggi?• Apakah perusahaan memiliki visi masa depan yang

realistik?(3) Communications & crisis management:• Apakah perusahaan memberikan informasi yang ber-

manfaat secara transparan agar stakeholders memahamivalue, tujuan, pencapaian dan prospek masa depan-nya?

• Bagaimana perusahaan memberikan respon atas ke-jadian buruk yang menimpa perusahaan dan mempe-ngaruhi stakeholders-nya?

(4) Regulatory compliance:• Apakah perusahaan menjalankan aktivitas bisnis sesuai

dengan hukun dan regulasi yang ada(5) Delivering customer:• Apakah perusahaan secara konsisten menghasilkan pro-

duk yang berkualitas?• Bagaimana perusahaan menangani komplain dan ba-

gaimana pula kinerja customer service-nya?(6) Corporate social responsibility:• Apakah perusahaan menyadari pengaruh sosial, etika dan

lingkungan dari aktivitas yang dilakukannya?• Bagaimana perusahaan meresponnya?(7) Workplace talent & culture:

Gambar 1. Faktor-faktor Pendorong Pembentuk ReputasiGambar 1. Faktor-faktor Pendorong Pembentuk ReputasiGambar 1. Faktor-faktor Pendorong Pembentuk ReputasiGambar 1. Faktor-faktor Pendorong Pembentuk ReputasiGambar 1. Faktor-faktor Pendorong Pembentuk Reputasi

Sumber: Bahan Seminar Managing Reputational Risk

MANAJEMEN

Narasumber Seminar

Page 47: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

47

MANAJEMENPengelolaan Risiko atas Reputasi

• Bagaimana perusahaan memperlakukan para karya-wannya?

• Apa yang dirasakan dengan bekerja di perusahaantersebut?

• Apakah perusahaan mampu mempekerjakan, memba-ngun dan mempertahankan karyawan yang berkualitas?Selain itu, para pemangku kepentingan jangan diabaikan.,

dan untuk itu kita perlu memahami pemangku kepentingandengan cara memetakan dan mengidentifikasi persepsi,tuntutan dan harapan mereka terhadap organisasi. Sebuahpertanyaan kuncinya adalah apa yang akan membuat parapemangku kepentingan ini merasa berbeda - baik secarapositif atau negatif – mengenai organisasi kita?

Langkah-langkah kunci untuk menganalisis pemangkukepentingan adalah :• Mengidentifikasi semua pemangku kepentingan• Mengelompokkan sifat hubungan masing-masing pe-

mangku kepentingan dengan mempertimbangkankepentingan dan pengaruhnya terhadap tujuh pendo-rong reputasi organisasi

• Memprioritaskan para pemangku kepentingan• Melibatkan para pemangku kepentingan utama (key

stakeholders) untuk mengidentifikasi persepsi, masalah,keprihatinan, persyaratan dan ekspetasi mereka

• Merumuskan risiko dan peluang ke dalam profil risikoorganisasi (lihat gambar 2)

Untuk itu, setiap pemangku kepentingan perlu dikla-sifikasikan ke dalam empat kuadran sesuai dengan pengaruhdan minat mereka. Berdasarkan posisi pemangku kepen-tingan dalam matriks tersebut, organisasi dapat menentukanpendekatan dan model kerjasama yang dilakukan untukmasing-masing pemangku kepentingan.

Matriks pengaruh-kepentingan di atas menggambarkan:• Key Player, stakeholders memiliki kepentingan tinggi dan

pengaruh tinggi, artinya magnitude reputasi yang kuat ?Organisasi hendaknya membangun hubungan kerja yangerat dan baik dengan kelompok pemangku kepentinganini.

• Keep Satisfied, stakeholders memiliki pengaruh tinggitetapi kepentingan rendah, artinya: magnitude reputasisedang? Kelompok pemangku kepentingan ini dapatmenjadi sumber risiko dengan demikian organisasi hen-daknya melakukan monitoring secara cermat untuk men-jaga kepuasan kelompok pemangku kepentingan ini

• Keep Informed, stakeholders memiliki kepentingan tinggitetapi pengaruh rendah artinya: magnitude reputasi kecil?Organisasi hendaknya melakukan inisiatif khusus (mis.terjaganya informasi) untuk melindungi kepentingannya.

• Minimal Efforts dimana stakeholders memiliki kepen-tingan rendah dan pengaruh rendah, artinya magnitudereputasi diabaikan dampak ? organisasi hanya memonitorkelompok pemangku ini.

Tahapan berikutnya risiko atas reputasi diidentifikasiadalah melakukan penilaian atas risiko risiko tersebut,menetapkan respon untuk meminimalisir kemungkinan dandampak yang ditimbulkannya serta meng-eksplore peluanguntuk memanfaatkan risiko tersebut. Akhirnya, pemuta-khiran status risiko yang harus selalu dipantau dan dilaporkanpada tingkatan manajemen yang tepat serta mengin-formasikannya kepada para pembuat keputusan.

Lesson learnedReputasi adalah menyangkut persepsi para pemangku

kepentingan. Reputasi ini dibangun bertahun-tahunlewat perilaku dan hal-hal kecil yang kita lakukan se-tiap hari. Reputasi ini bisa membaik dan bisa mem-buruk tergantung dari tindakan setiap individu dalamorganisasi. Jadi, reputasi bukanlah hanya urusan ma-najemen puncak tetapi setiap individu dalam organisasi(everyone business).

Setiap faktor yang berpengaruh terhadap reputasiorganisasi dan harapan atau tuntutan para pemangkukepentingan utama perlu diidentifikasi sehingga dapatdikelola dengan benar.

Beberapa komponen penting dari manajemen ri-siko atas reputasi adalah:(1) Visi, nilai, dan strategi organisasi jelas dan diko-munikasikan kepada semua pegawai dan pemangkukepentingan(2) Adanya kebijakan dan kode etik yang memandu

pengambilan keputusan dan perilaku semua pegawaisehingga tujuan yang dicapai sesuai dengan nilai-nilaiorganisasi.

(3) Terbukanya ruang dialog dan partisipasi stakeholdersagar perubahan dan harapan stakeholders terlacak.

(4) Penerapan manajemen risiko yang efektif(5) Adanya kepedulian risiko yang melekat dalam budaya

organisasi(6) Komunikasi yang transparan dalam memenuhi kebu-

tuhan dan membangun kepercayaan stakeholders(7) Pengaturan manajemen krisis yang terlatih dan tangguh.

(Sri Nurhayati)

Gambar 2. The Power-Interest MatrixGambar 2. The Power-Interest MatrixGambar 2. The Power-Interest MatrixGambar 2. The Power-Interest MatrixGambar 2. The Power-Interest Matrix

Sumber: Managing Reputational Risk: curbing threats, leveraging opportunities

Page 48: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

48

TBHRM di Instansi Pemerintah,Suatu Tantangan BaruOleh: Sumardi *

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

48

KOLO

M

Sebagaimana praktik manajemen padaumumnya maka manajemen sumber dayamanusia juga mengalami transformasi darisatu tahapan ke tahapan yang lain seiring

dengan tuntutan perubahan yang terus-menerusbergulir. Pada awalnya manajemen sumber dayamanusia hanya diperlakukan sebagai sebuah urusanpersonalia belaka bercampur dengan urusan umumdan administrasi. Dalam kondisi demikian maka mana-jemen belum merasa perlu memikirkan bagaimanamengembangkan kemampuan para pegawainya.Kemudian manajemen sumber daya manusia berkem-bang menjadi bidang tersendiri yang sudah mulaiproaktif dan memikirkan investasi pengembangansumber daya manusia. Selanjutnya dalam tahapanberikutnya manajemen sumber daya manusia mulaidikelola berdasarkan basis kompetensi atau competencybased human resources management (CBHRM) artinyabahwa dalam setiap tahapan siklus manajemensumber daya manusia pada suatu organisasi menda-sarkan pada kompetensi sebagai backbone-nya.

Berkembang pada tahap berikutnya manajemensumber daya manusia dikelola layaknya sebagaisebuah modal berupa modal insani atau human capitalyang dalam pengelolaannya didukung dengan humanresources accounting yang memadai untuk menghitungreturn dalam setiap kegiatan di bidang manajemensumber daya manusia. Kemudian yang saat ini mulaiberkembang pesat di sektor swasta adalah penge-lolaan sumber daya manusia berdasarkan pada talentaatau dikenal dengan Talent Based Human ResourcesManagement (TBHRM). Melalui konsep TBHRM makafokus pengembangan manusia bergeser dari mengisicompetency gap, menjadi mengembangkan sisikeunggulan seseorang (bakat yang dibawa sejak lahir)untuk mencapai tahap excellent people.

Kebutuhan sumber daya manusia berpredikat

unggul dengan bakat istimewa merupakan salahsatu alasan mengapa model TBHRM diadopsi olehberbagai organisasi bisnis saat ini. Hal ini dapatdifahami mengingat organisasi bisnis saat ini dan dimasa depan dituntut untuk survive di tengah-tengahpersaingan global yang semakin kompetitif. Olehkarena itu mereka berusaha untuk menjadiorganisasi unggul yang didukung dengan SDMunggul di bidangnya masing-masing. Untuk merea-lisasikan hal tersebut maka organisasi harusmembangun sebuah superteam yang diisi olehorang-orang yang unggul di bidangnya masing-masing, bukan membangun superman yang tahusemua permasalahan (walaupun hal tersebutmerupakan sesuatu yang mustahil). Hal ini berartijika leader yang diperlukan maka organisasi akanmembangun leader yang berkelas, tentu setelahmelihat talenta seseorang tersebut apakah memilikibakat sebagai leader atau tidak.Demikian juga jika diperlukan seorang specialist makaorganisasi akan mencari dan membangun specialistyang berkelas wahid sesuai dengan talentanya juga.Hal lain yang menjadi alasan atau pertimbanganpenerapan TBHRM adalah faktor efisiensi biaya.Dengan mendidik dari sisi keunggulan seseorangmaka akan diperlukan biaya pelatihan yang lebihsedikit dibandingkan dengan mendidik seseorangyang bukan pada talentanya.

Beberapa perusahaan yang sudah mulai mene-rapkan model TBHRM misalnya Astra Group yangmelakukan pengelolaan sumber daya manusiadengan cara membangun sistem pengembangankaryawan secara berjenjang dan lengkap besertaprogram evaluasi yang dilakukan secara berkala danberkesinambungan. Kemudian Trans TV jugamenerapkan model TBHRM dengan cara mengubahstrategi rekrutmen tanpa dipengaruhi oleh latarbelakang pendidikan kandidat, namun yang lebihpenting adalah mempunyai kreativitas dan bakatsesuai dengan bidang fungsional atau selaras

Page 49: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

49

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

49

KOLO

Mdengan bisnis media televisi tersebut. Demikian halnyadi PT PLN juga melakukan langkah penyusunanmanajemen talenta untuk mendapatkan calon pim-pinan pada jabatan kunci di perusahaan tersebut.

Lalu, bagaimana implementasi TBHRM di lingkunganinstansi pemerintah? Sampai dengan saat ini, dilingkungan instansi pemerintah secara parsial cende-rung menganut model CBHRM yaitu melakukanpengembangan pegawai dalam rangka mengisiperbedaan yang terjadi antara kompetensi yangdipersyaratkan pada suatu jabatan dengan kompetensiyang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Oleh karenaitu pendidikan dan pelatihan yang dilakukan olehinstansi pemerintah lebih mengarah kepada “standardclass”, bukan menuju ke “world class”. Secara umummereka belum tertarik untuk mengadopsi konsepTBHRM, hal ini mungkin dikarenakan kekurang-pahaman bagaimana cara mengimplementasikanmodel ini atau karena atmosfer yang kurang men-dukung untuk menerapkan model tersebut. Kemen-terian Keuangan barangkali hanya salah satu contohsedikit instansi pemerintah yang sudah mulai mencobamengadopsi model TBHRM tersebut, itupun khususuntuk menyiapkan calon pemimpinnya di masa depan.

Faktor yang menghambatPenulis mencoba menganalisis dua faktor utama

penghambat mengapa model TBHRM belum menjadisesuatu yang menarik di kalangan instansi pemerintah.Pertama, kurangnya atmosfer kompetisi di lingkunganinstansi pemerintah. Secara umum instansi pemerintahmenjalankan tugas dan fungsinya karena adanya suatumandat dari suatu regulasi. Dengan demikian baiktugas, fungsi maupun kewenangannya bersifatmonopoli artinya tidak ada dua atau lebih instansipemerintah yang menangani tugas dan fungsi yangsama. Kondisi ini mengakibatkan instansi pemerintahbekerja tanpa kompetisi, memberikan pelayanankepada masyarakat cenderung minimalis atau apaadanya dan santai karena tidak adanya ancamansebagaimana di sektor swasta. Dalam situasi ini merekamerasa tidak perlu mengembangkan talenta pegawai-nya agar sampai pada tingkat unggul atau world classuntuk memenangkan persaingan.

Kedua, belum terbangunnya sistem jabatan yangmemungkinkan adanya kesetaraan remunerasi ataufasilitas lainnya antara jabatan manajerial (leader) denganjabatan fungsional (specialist). Dampak dari hal tersebutakhirnya banyak pegawai cenderung menginginkanmenjadi pejabat struktural atau kurang menyukaijabatan fungsional walaupun yang bersangkutan sama

sekali tidak mempunyai talenta sebagai seorangleader. Apalagi jika dikaitkan dengan formasi makasesungguhnya tidak lebih dari dua puluh persen darikeseluruhan pegawai di suatu Kementerian/Lembaga/Pemda yang akan menjadi pejabat struk-tural di instansinya. Hal ini berarti bahwa dalamsebuah tim apapun juga nama tim, harus ada yangberperan sebagai leader dan juga ada yang harusberperan sebagai specialist sesuai dengan talentanya.

TantanganTantangan yang perlu disikapi saat ini adalah

bagaimana berfikir ulang dalam pengelolaan sumberdaya manusia agar menghasilkan pegawai-pegawaiunggul, sesuai dengan talentanya guna mendukungcapaian visi organisasi. Pengembangan manusia darisisi kelemahannya selama ini telah menghabiskanbanyak biaya namun sebenarnya hanya mengha-silkan output yang sekedar untuk “bisa” atau tidakgagal. Perlu kiranya ditengok bagaimana jika kitamembangun manusia dari sisi keunggulannya yaitudari sisi talenta, interest dan willingness-nya. Tidakmudah memang, namun melalui model TBHRM akandidapatkan pegawai-pegawai unggul yang bekerjasesuai dengan talenta atau “sesuatu yang dimilikinyaoleh individu yang merupakan karunia Allah SWTsejak lahir”. Tantangan terberatnya adalah bagaimanamendesain ulang komposisi pegawai di instansipemerintah yang sudah terlanjur tidak ideal secarajumlah maupun kualifikasi yang tentunya belumsesuai dengan harapan kita bersama.

Fokus di masa depan adalah sebuah tantanganbagi instansi pemerintah untuk memberikan pela-yanan prima kepada masyarakat. Keberadaan ins-tansi pemerintah diharapkan tidak hanya sekedarsebuah simbol tanpa makna, namun sebaliknya diha-rapkan eksistensinya akan berguna bagi peningkatankesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pela-yanan prima hanya dapat diberikan oleh pegawai-pegawai yang unggul di bidangnya atau yang bekerjasesuai dengan talentanya. Mengapa demikian ?Karena pegawai yang bekerja sesuai dengantalentanya akan mempunyai minimal tiga kelebihan,yaitu dia memiliki kemampuan belajar yang lebihcepat, bisa bertahan lebih lama pada pekerjaannya,serta tidak mangkir dari tugasnya. Kesemuanya itudapat diperoleh jika sebuah organisasi baik swastaataupun pemerintah bersedia menerapkan modelTalent Based Human Resources Management (TBHRM).

*)Penulis adalah Kepala Bagian Organisasi pada Biro

Kepegawaian dan Organisasi BPKP

Page 50: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

50

Selepas dikeluarkannya PP 60 tahun 2008tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sering disinggung mengenai konsepInternal Control yang dikeluarkan COSO (The

Committee of sponsoring Organizations of the Tread-way Commission), banyak pihak yang telah me-ngetahui mengenai COSO namun mungkin banyakjuga pihak yang belum mengetahui apa itu COSO.David Landsittel Chairman dari COSO saat mem-bawakan makalah berjudul “COSO Current Activities andLook Ahead” pada ECIIA Internal Auditing EuropenConference Tanggal 20 Oktober 2011 lalu memberikanpenjelasan bahwa COSO adalah organisasi yang berdiripada tahun 1985 yang disponsori oleh lima organisasibesar yang berkecimpung dalam dunia akuntansi dankeuangan yaitu : American Accounting Association(AAA), American Institut of sertified Public Accountant(AICPA), Financial Executives International (FEI), Institutof Management Accountant (IMA) dan The Institute ofInternal Auditor (IIA).

Misi COSO adalah : “To provide thought leadershipthrough the development of comprehensive frame-works and guidance on enterprise risk management,internal control and fraud deterrence designed to im-prove organizational performance and governance andto reduce the extent of fraud in organizations.”

Dari misi tersebut terlihat bahwa COSO mem-berikan fokus pada tiga area dalam rangka meningkat-kan kinerja dan tata kelola organisasi yaitu : Manajemenrisiko terpadu (Enterprise Risk Management), Pengen-dalian Intern (Internal Control) dan pencegahankecurangan (Fraud Detterence), dengan gambar/simbolsebagai berikut:

Perkembangan KonsepInternal Control Versi COSOOleh: Bambang Utoyo *

Secara nyata disebutkan dalam misinya bahwa ERM,Internal Control dan fraud deterrence yang dikembangkanoleh COSO didesain untuk meningkatkan kinerja dan tatakelola organisasi, serta mengurangi berkembangnya fraud(KKN) dalam organisasi.

Sementara prisip dasar COSO adalah : Good riskmanagement and internal control are necessary for longterm success of all organizations. Artinya, seluruh organisasiakan sukses dalam waktu yang panjang apabila mempu-nyai pengendalian intern dan manajemen risiko yangbaik.

Kerangka internal Control Coso ini pertama sekalidikembangkan pada tahun 1992, kemudian diikuti olehbanyak organisasi ketika terjadi banyaknya kasus karenakegagalan pengendalian keuangan pada tahun 2000an.Konsep COSO ini banyak dipakai di Amerika, namun dalamperkembangannya juga banyak dipakai di seluruh dunia

Seperti tampak pada gambar di atas, limakomponen pengendalian intern versi COSO adalah :Control environmet, Risk Assessment, Control Acti-vities, monitoring dan Information and commu-nication.

Dalam konsep ICIF yang pertama kali dikeluar-

Rerangka Kerja dari Pengendalian Intern versi COSO (COCO InternalControl Framework /Internal Control Integrated Framework (ICIF)

KOLO

M

50

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

50

Page 51: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

51

KOLO

M

51

kan tahun 1992, yang konsepnya diadopsi dalam PP 60tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,diketahui bahwa terdapat 5 unsur dan 26 sub unsur daripengendalian intern. Namun, konsep yang lebih dikenaldengan Internal control integrated framework ini juga dalamtaraf penyempurnaan.

Penyempurnan dimaksudkan untuk mengikuti perkem-bangan dan tuntutan teknologi dan pengelolaan organisasi(governance), diantaranya: 1) perlunya melakukan redefinisi,penentuan tujuan dan komponen dari sistem pengendalianintern 2) Melakukan updating sebagai refleksi dariperkembangan lingkungan terkini, 3) Lebih memberikanfokus pada tujuan pengendalian ketaatan dan operasionalserta 4) Secara nyata mengidentifikasi prinsip dan atributuntuk peningkatan efisiensi dan dasar untuk melakukanevaluasi atas keefektifan pengendalian intern.

Penyempurnaan konsep ICIF tersebut telahdilakukan oleh COSO dimulai pada tahun 2010dan diharapkan selesai pada tahun 2012 yangmeliputi 12 kata kunci dasar penyempurnaanyaitu:1) Merefleksikan implikasi perkembangan tek-

nologi dan makin kompleksnya lingkunganoperasi (Reflect implication of increased use oftechnology and greater complexity of ope-rational environment)

2) Mengambil pembelajaran dari banyaknya ma-salah perusahaan sehingga dikeluarkan Sor-bone Oxly Act (SOX) serta pertimbangan biayamanfaat (Incorporate lessons learned from SOX and cost /benefit considerations)

3) Untuk lebih meningkatkan etika, ketaatan dan ekspektasianti kecurangan (Capture increased ethics, complianceand anti-fraud expectations)

4) Memperluas skope pelaporan tidak hanya untuk kepen-tingan laporan keuangan untuk pihak luar (Broaden thescope of “reporting” beyond “external financial reporting”)

5) Memperkuat konsep pengawasan risiko dan tata carapenilaian risiko (Enhance the concept of risk oversight androle of risk assessment)

6) Merefleksikan perluasan aturan tata kelola dalam orga-nisasi (Reflect expanded governance roles in orga-nizations)

7) Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah (Clarify andsimplify language)

8) Lebih banyak menerapkan pendekatan prinsip-prinsipdasar dan memberikan dasar untuk melakukan evaluasiatas efektivitas pengendalian (Apply a more principles-based approach and provide basis for evaluating controleffectiveness

9) Memperbanyak petunjuk praktis sebagai penjelasan darirerangka konseptualnya (Increase practical guidance tosupplement the conceptual framework)

10)Membahas penyeimbangan antara laporankeuangan dengan operasional dan ketaaatan(Balance discussion of financial reporting withoperations and compliance)

11)Membahas manajemen kinerja dan keuntungan-nya (Discuss performance management and incen-tives)

12)Mengurangi persepsi ke Amerikaan dalam rerang-kanya (Reduce US-centric perception of the Frame-work)Dalam perkembangannya, unsur internal control

akan disempurnakan menjadi 17 unsur dengan gam-baran sebagai berikut :

Dari konsep internal control yang terbaru, terlihatadanya penguatan dalam penilaian risiko (risk assess-

ment) yaitu dengan : penetapan tujuan yang relevandan spesifik (specified relevant objectves), identifikasidan penilaian risiko (identified and assessess risk) ,identifikasi dan penilaian perubahan penting(identifies and assesses significant change) dan mela-kukan penilaian terhadap risiko kecurangan (Assessesof fraud Risk). Peran Intenal auditor yang tadinya secaranyata tercantumkan sebagai salah satu sub unsurcontrol environment ditiadakan dan dimasukkan dalamsub unsur establishes accountablity.

Bahwa penyempurnaan internal control versiCOSO antara lain dimaksudkan untuk mengurangi ber-kembangnya fraud/kecurangan dalam organisasi. Ke-sadaran akan banyaknya fraud atau yang lebih seringdikenal dengan istilah KKN seharusnya menjadi fokusdalam pengembangan sistem pengendalian internyang dikembangkan oleh unit kerja. Selain mem-peroleh opini WTP sebagai gambaran dari baiknya pe-ngelolaan keuangan, diharapkan juga mendorongterciptanya efisiensi dan efektivitas organisasi instansiyang bersangkutan juga terbebas dari penyakit KKN.

*) Penulis adalah Direktur Pengawasan HambatanKelancaran Pembangunan pada Deputi Investigasi

KOLO

M

51

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

51

Page 52: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

52

Seiring dengan runtutan kejadian bencanaalam yang menimpa wilayah Indonesia sertarentanya posisi geografis Indonesia terhadap vencana alam, saat ini pemerintah telah

mengatur penanggulangan bencana melalui un-dang undang nomor 24 Tahun 2007.

UU tersebut, secara spesifik mengatur tentangpenyelenggaraan penanggulangan bencana mulaidari penetapan kebijakan pembangunan yangberisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahanbencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

Untuk pendanaan, sesuai pasal 4 undang un-dang nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan danPengelolaan Bantuan Bencana,maka sumber danapenanggulangan bencana menjadi tanggung jawabbersama antara pemerintah dan pemerintah daerah,dengan sumber dana yang berasal dari APBN ,APBDdan atau bantuan masyarakat. Sementara untukBNPB, penggunaan dana DIPA APBN nya diatursesuai tahap penanggulangan bencana yang meli-puti tahap pra bencana, tahap tanggap daruratdan tahap paska bencana atau tahap rehabilitasidan rekonstruksi dengan mekanisme pembiayaan/pendanaan sebagai berikut:1) Tahap Pra Bencana.

Dana APBN untuk pembiayaan penanggulanganbencana pada tahap pra bencana dialokasikan dalamsituasi tidak terjadi bencana dan terdapat potensiterjadinya bencana. Mekanisme Pencairan danPenempatan Dana diatur dengan Petunjuk TeknisKegiatan Penguatan Kelembagaan Tahun Anggaran2011 dengan uraian sebagai berikut :a) Dana Penguatan Kelembagaan berasal dari dana

DIPA. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)membuka rekening pada Bank BNI terdekat atasnama: BPP Penguatan Kelembagaan Provinsi.

b) Sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 57/PMK.06/2006 pembukaan rekening dilakukansetelah mendapat persetujuan Menteri Ke-uangan i.c. Kuasa Umum Bendaharawan Negara,yang akan dimintakan ijin pembukaannya olehKuasa Pengguna Anggaran (KPA).

c) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK)Provinsi mengajukan anggaran pembiayaankegiatan kelembagaan, dilengkapi dengan MOUantara KPA dengan Kepala Pelaksana BPBDProvinsi yang disertai dengan rincian pem-biayaan Kegiatan Penguatan Kelembagaan kePejabat Pembuat Komitmen (PPK) Deputi BidangPencegahan dan Kesiapsiagaan, yang kemudianditeruskan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)untuk diproses lebih lanjut oleh Biro Keuangan.

d) BPP Penguatan Kelembagaan Provinsi mem-pertanggung jawabkan penggunaan dana keBendahara Pengeluaran melalui PPK DeputiBidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

e) Apabila terdapat Sisa Dana Penguatan kelem-bagaan disetorkan ke Kas Negara.

2) Tahap Tanggap DaruratDana APBN untuk pembiayaan penanggu-

langan bencana pada tahap Tanggap Darurat di-alokasikan dalam situasi keadaan darurat bencana.Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya untukmenangani dampak buruk yang ditimbulkan akibatterjadinya bencana meliputi kegiatan penyelamatandan evakuasi korban, harta benda, pemenuhankebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pe-ngungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasaranadan sarana di wilayah bencana.

Mekanisme Pencairan dan Penempatan DanaTanggap Darurat diatur dengan Peraturan KepalaBNPB Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pedoman Peng-gunaan Dana Siap Pakai, dengan uraian sebagaiberikut :a) Dana Siap Pakai berasal dari dana DIPA.b) Pengguna Dana Siap pakai adalah lembaga yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi penang-gulangan bencana yaitu BNPB, BPBD Provinsi/Kabupaten/kota dan Perangkat Daerah yangmemiliki tugas dan fungsi penanggulanganbencana bagi daerah yang belum memiliki BPBD.

c) Batas waktu penggunaan Dana Siap pakaiadalah pada waktu keadaan darurat, yaitu

Akuntabilitas Pembiayaan dalamPenanggulangan Bencana

Oleh: Tavip Joko Prahoro *

KOLO

M

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

52

Page 53: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

53

dimulai saat tanggap darurat ditetapkan sampaiketetapan tahap tanggap darurat selesai yangjangka waktunya beragam antara dua minggusampai dengan 1 (satu) bulan atau dapat diper-panjang sesuai Keputusan Presiden / Kepala Daerah.

d) Pemerintah/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kotayang terkena bencana dapat mengusulkan bantuanDana Siap Pakai kepada Kepala BNPB denganmenyampikan laporan kejadian, jumlah korban,kerusakan, kerugian dan bantuan yang diperlukan.

e) Berdasarkan usulan instansi, BNPB dapat menye-rahkan secara langsung melalui Giro Bilyet, Cek atauuang tunai kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang terkena bencana dilengkapi denganbukti penerimaan berupa kwitansi dan Berita AcaraPenyerahan Bantuan Uang.

f) Dana yang telah diterima, dikelola oleh Pejabat yangberwenang mengelola bantuan Dana Siap Pakai didaerah yaitu Kepala BPBD. Namun jika di daerahlokasi bencana belum terbentuk BPBD, penge-lolaannya langsung wewenang Kepala Daerah.

g) Penerima bantuan Dana Siap Pakai paling lambat 3(tiga) bulan setelah bantuan diterima melaporkankinerja dan pertanggung jawaban keuangan yangdilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kepadaBNPB cq PPK Deputi Bidang Tanggap Darurat.

h) Apabila terdapat Sisa dana Siap Pakai disetorkan keKas Negara .

3) Pembiayaan/Pendanaan pada tahap Rehabilitasidan RekonstruksiDana APBN untuk pembiayaan penanggulangan

bencana pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dialokasikan untuk membiayai kegiatanrehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadi bencana.

Mekanisme Pencairan dan Penempatan Dana Re-habilitasi dan Rekonstruksi dengan uraian sebagaiberikut :a) Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

berasal dari dana DIPA. BPP membuka rekeningpada Bank terdekat .

b) Pembukaan rekening dilakukan setelah mendapatpersetujuan Menteri Keuangan i.c. Kuasa UmumBendaharawan Negara, yang akan dimintakan ijinpembukaannya oleh KPA kepada Kepala KPPNJakarta IV a.n. Menteri Keuangan.

c) Pengguna Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi PascaBencana adalah lembaga yang mempunyai tugaspokok dan fungsi penanggulangan bencana yaituBPBD Provinsi/Kabupaten/kota dan Perangkat Dae-rah yang memiliki tugas dan fungsi tersebut. Bagidaerah yang belum memiliki BPBD, dibantu unitteknis yang ada di daerah sesuai dengan tugaspokok dan fungsinya.

d) Pemerintah daerah yang terkena bencana da-pat mengusulkan bantuan dana rehabilitasi danrekonstruksi pasca bencana kepada KepalaBNPB dengan menyampaikan proposal ke-giatan.

e) Berdasarkan proposal kegiatan rehabilitasi danrekonstruksi pasca bencana yang diajukan,dilakukan verifikasi oleh tim antar Kementerianatau lembaga pemerintah dibawah koordinasiBNPB untuk menentukan pemberian bantuan.

f) PJOK Provinsi mengajukan anggaran pem-biayaan kegiatan Rehabilitasi dan rekonstruksidilengkapi dengan MOU antara KPA denganKepala Pelaksana BPBD Provinsi yang disertaidengan proposal kegiatan serta rincian pem-biayaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ke PPKDeputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksiyang kemudian diteruskan ke KPA untukdiproses lebih lanjut oleh Biro Keuangan .

g) BPP Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsimempertanggung jawabkan penggunaan danake Bendahara Pengeluaran melalui PPK DeputiBidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi untukdiproses lebih lanjut pertanggung jawabannyakepada KPPN Jakarta IV melalui Biro Keuangan.

h) Apabila terdapat Sisa dana Rehabilitasi danRekonstruksi disetorkan ke Kas Negara.Salanjutnya atas penggunaan dana DIPA APBN

tersebut yang pengelolaanya digunakan untukpenyelenggaraan penanggulangan bencana sesuaitahap pra bencana, tahap tanggap darurat dantahap paska bencana atau tahap rehabilitasi danrekonstruksi, dalam rangka akuntabilitas danketerbukaan pengelolaan keuangan negara maka,sesuai amanat pasal 55 ayat 2.a UU nomor 1 tahun2004 Kepala BNPB selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang wajib menyusun dan menyam-paikan laporan keuangan yang meliputi LaporanRealisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atasLaporan Keuangan (CaLK). Sejak kelahiranya BNPBtelah menyusun Laporan Keuangan mulai tahun2007,2008, 2009 dan 2010 dan atas LaporanKeuangan tersebut telah diaudit oleh BPK RI denganpendapat terbaik pada Laporan Keuangan tahun2010 dengan mendapat Opini Wajar DenganPengecualian (WDP) setelah pada tiga tahunsebelumnya mendapat opini Disclaimer. Diharapkanatas Laporan Keuangan Tahun 2011 BNPB akanmendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).Dalam penyusunan laporan Keuangan tersebut,disamping mendapat pembinaan dari KementerianKeuangan juga mulai tahun 2009,BNPB mendapatpendampingan dari Deputi PIP Bidang Polsoskam. (TJP-BPKP dpk BNPB)

KOLO

M

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

53

Page 54: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

54

KONSULTASI JFAPengasuh:

Cak Sidik Wiyoto dan Ceu Iin

Sidik WiyotoKapusbin JFA BPKP

Pembaca, rubrik ini kami sediakan untuk Anda yang mempunyai masalah dengan Jabatan Fungsional Auditor (JFA), baikseputar aturan-aturan JFA, angka kredit maupun sertifikasinya. Pengasuh rubrik ini adalahCak Sidik dan Ceu Iin. Surat yang Anda layangkan untuk rubrik ini, hendaknya ditujukan ke

[email protected]. atau redaksi Warta Pengawasan

PROFESIPROFESI

Meidyah IndreswariKapusdiklatwas BPKP

PertanyaanTerkait dengan karier di jabatan fungsional ada persepsi

bahwa pengembangan kariernya lebih baik dibandingkandengan jabatan struktural. Pada kenyataannya tidakdemikian, salah satunya Jabatan Fungsional Auditor yangmenurut kami banyak hambatan dalam karier, misalnya:1) Terbatasnya dalam kenaikan pangkat, dimana pangkat

terkait dengan jabatan, dan jabatan terkait denganformasi yang tersedia, sehingga banyak terdapat auditoryang terhambat kenaikan pangkatnya karena terba-tasnya formasi jabatan yang tersedia.

2) Persyaratan untuk menjadi Auditor Utama dianggapjauh lebih susah daripada untuk menduduki jabatanstruktural Eselon II, karena untuk mendudukinya selainangka kredit harus 850 juga harus lulus sertifikasi jenjangutama.

3) Auditor yang terkena hukuman disiplin tingkat sedang/berat terkena sanksi PP 53/2010 dan dibebaskansementara dari jabatan fungsional Auditor sesuaidengan Pasal 31 ayat 9 huruf a, hal ini seolah-olahauditor terkena sanksi ganda.

4) Adanya ketidakseragaman perlakuan dalam pem-binaan oleh instansi pembina Jabatan FungsionalAuditor kepada instansi pengawasan(APIP). Hal initerkait dengan adanya beberapa instansi pengawasanyang bebas dalam pengelolaan jabatan dan kepang-katan, sedangkan disisi lain terdapat instansi penga-wasan yang pengembangan karier auditornya ter-hambat. Misalnya terdapat auditor dengan pendidikanS2 yang menduduki jabatan dan pangkat yang samaselama lebih dari 10 tahun, terkendala kenaikan jabatandan atau pangkatnya hanya karena keterbatasanformasi.

5) Auditor yang telah memenuhi angka kredit dan telah

lulus sertifikasi, ternyata tetap tidak dapat dinaikkanjabatan dan atau pangkatnya karena kendala formasi.

Bagaimana sebenarnya pola/jenjang karier jabatanfungsional khususnya auditor sehingga menjadi pilihan karieryang menarik. Solusi saat ini menurut kami adalah perlunyapemisahan jabatan dengan pangkat, sehingga kenaikanpangkat auditor tidak terhambat dengan formasi jabatan.

Pertanyaan dari beberapaAPIP Pusat dan APIP Daerah

JAWABAN:Bahwa Jabatan Fungsional Auditor (JFA) merupakan

salah satu jabatan fungsional yang diduduki PNS dilingkungan APIP yang mempunyai peran sangatpenting dan strategis dalam pengawalan hinggapelaksanaan APBN/APBD. Sebagaimana kita ketahuipelaksanaan kegiatan pemerintah menggunakananggaran (APBN/APBD) yang setiap tahunnya cen-derung terus meningkat. Untuk itu tentunya diperlu-kan auditor yang profesional dan kompeten sehinggaperan APIP yang efektif sebagaimana amanah Pasal 11PP 60 tahun 2008 yaitu peran dalam memberikanpenjaminan yang memadai dan peran konsultansi sertapencegahan korupsi pada aspek proses tata kelola(governance process), manajemen risiko (risk management)dan pengendalian (control) dapat terwujud. Namundisisi lain kesejahteraannya belum memadai atausebanding dengan risiko pekerjaannya.

Bahwa sebagaimana diatur dalam PP 16 tahun 1994tentang Jabatan Fungsional PNS, untuk mendapatkanPNS yang profesional diperlukan sertifikasi. Untuk itu

Page 55: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

55

PROFESI

BPKP sebagai instansi pembina JFA melalui PermenPANnomor 220 tahun 2008 tentang JFA dan AngkaKreditnya mensyaratkan adanya sertifikasi jabatanbagi PNS yang akan duduk dalam jabatan auditor danyang akan dipromosikan ke dalam jabatan setingkatlebih tinggi. Dalam proses sertifikasi tersebut BPKP terusmengupayakan perbaikan mutu Ujian SertifikasiAuditor sehingga mendapatkan auditor berkualitasyang siap memenuhi kebutuhan stakeholders dan siapmengantisipasi perubahan lingkungan pengawasansaat ini. Namun disisi lain peran pimpinan APIP dalamrekrutmen PNS yang akan duduk dalam JFA juga harusmenjadi perhatian dan harus melalui proses seleksibakat/ minat/kemampuan baik pengangkatan per-tama melalui formasi CPNS maupun pengangkatanmelalui perpindahan jabatan.

Menyangkut kesejahteraan auditor, BPKP telahmengusulkan kembali peningkatan Batas Usia Pensiun(BUP) kepada MenPAN dan RB pada saat kunjungan keBPKP tanggal 1 Nopember 2011, yaitu BUP untukauditor jenjang Terampil s.d. Muda mencapai usia 58tahun, Madya 60 tahun dan Utama 62 tahun.

Jumlah auditor di Indonesia saat ini sampai dengan30 Juni 2011 masih sedikit yaitu 7.656 auditorsedangkan kebutuhannya mencapai 40 ribuan auditor.

Gambaran pola karier dalam JFA dapat dilihat padagambar berikut:

Tabel di atas merupakan gambaran karier JabatanAuditor menurut PermenPAN 220 tahun 2008 danpetunjuk teknisnya. Kriteria yang digunakan sebagaifilter promosi atau bahan pertimbangan untukkenaikan jabatan dan atau pangkat para auditor baikdalam jenjang jabatan yang sama atau jenjang jabatanyang berbeda, sebagai berikut:1) Memenuhi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal

yang dipersyaratkan sebagaimana lampiran III s.d.IV Peraturan Menteri PAN nomor 220 tahun 2008.

2) Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif MinimalAngka kredit penjenjangan yang meliputi UnsurUtama ? (minimal) 80% dan Unsur Penunjang ?(maksimal) 20%; dengan memperhatikan pero-lehan angka kredit tertentu dalam sub unurPengembangan Profesi sesuai pasal 15 PermenPAN220/2008.

(1) Dalam pasal 14 disebutkan auditor yang telahmemiliki angka kredit melebihi angka kredityang telah ditentukan untuk kenaikan pangkatsetingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredittersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikanpangkat berikutnya.

(2) Dalam pasal 15 disebutkan Auditor yang akannaik jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggidiwajibkan mengumpulkan angka kredit dariunsur pengembangan profesi sebagai berikut:a. Auditor Pelaksana paling rendah 1 (satu)

angka kredit;b. Auditor Pelaksana Lanjutan paling rendah 2

(dua) angka kredit;c. Auditor Penyelia paling rendah 4 (empat)

angka kredit;d. Auditor Pertama paling rendah 3 (tiga)

angka kredit;e. Auditor Muda paling rendah 8 (delapan)

angka kredit;f. Auditor Madya paling rendah 15 (lima belas)

angka kredit;g. Auditor Utama paling rendah 30 (tiga puluh)

angka kredit.Kelebihan angka kredit dari jumlah yangdiwajibkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dapat diperhitungkan untuk kenaikanpangkat berikutnya. Sehingga angka kredit yangharus dipenuhi untuk sub unsur pengembanganprofesi adalah perolehan (delta) angka kreditdalam pangkat terakhir di jabatannya.

3) Sertifikasi mengacu Peraturan Pemerintah Nomor16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS,yang menyebutkan antara lain bahwa :

Page 56: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

56

a. Jabatan fungsional keahlian dan jabatanfungsional ketrampilan ditetapkan dengankriteria antara lain mempunyai metodologi,teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yangdidasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi

b. Kebijaksanaan Pendidikan dan Pelatihanjabatan fungsional serta sertifikasi keahlian danketrampilan jabatan fungsional ditetapkan olehinstansi pembina jabatan fungsional denganpembinaan Lembaga Administrasi Negara.

Sertifikasi jabatan auditor keahlian dan jabatanketrampilan digunakan sebagai salah satu syarat untukkenaikan pangkat setingkat lebih tinggi pada jenjangjabatan yang berbeda4) Tersedianya formasi mengacu ke PP No. 97 Tahun

2000 tentang Formasi PNS.Formasi terkait perhitungan beban kerja danjumlah orang yang diperlukan untuk menye-lesaikan pekerjaan tersebut. Kewenangan pene-tapan formasi berada pada Pejabat PembinaKepegawaian di masing-masing unit kerja (Kemen-terian/Lembaga /Pemda) dan bukan pada instasipembina sebagaimana Pasal 28 PermenPAN 220tahun 2008. Pengangkatan PNS dalam jabatanauditor harus memperhitungkan beban kerja danhal tersebut sepenuhnya diserahkan kepadamasing-masing APIP yang mengetahui kondisiorganisasinya.

5) Hasil penilaian Bapperjakat masing-masing ins-tansi, terkait unsur Kompetensi, Prestasi, Loyalitas,Integritas dan sebagainya.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pem-binaan auditor sebagai berikut:1. Pembinaan PNS baik jabatan fungsional dan

struktural sesuai dengan PP 99 Tahun 2000 tentangKenaikan pangkat PNS disebutkan bahwa:1) Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan

tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil ber-dasarkan jabatannya dalam rangkaian susunankepegawaian dan digunakan sebagai dasarpenggajian.

2) Kenaikan pangkat adalah penghargaan yangdiberikan atas prestasi kerja dan pengabdian

3) Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukanyang menunjukkan tugas, tanggung jawab,wewenang, dan hak seseorang Pegawai NegeriSipil dalam suatu satuan organisasi yang dalampelaksanaan tugasnya didasarkan pada keah-lian dan/atau keterampilan tertentu serta

bersifat mandiri dan untuk kenaikan pang-katnya disyaratkan dengan angka kredit.

4) Kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai NegeriSipil yang menduduki jabatan struktural,jabatan fungsional tertentu atau jabatantertentu yang pengangkatannya ditetapkandengan Keputusan Presiden diberikan dalambatas jenjang pangkat yang ditentukan untukjabatan yang bersangkutan.

Memperhatikan ketentuan di atas, maka pem-binaan PNS harus bisa mengkaitkan pengembangankarier antara jabatan, pangkat, diklat, kompatensi danmasa kerja jabatan saat pertama kali diangkat dalamjabatan sampai dengan pensiun. Misalnya:

Untuk Jabatan Fungsional:1) untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan

Muda pangkatnya Penata dan sampai denganpensiun pangkatnya hanya Penata Tingkat I,golongan ruang III/c - III/d dan tidak dimungkinkanjabatan Muda menduduki pangkat Pembina,golongan ruang IV/a.

2) Untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatanMadya pasti pangkatnya IV/a dan akan pensiundalam pangkat IV/c.

Untuk Jabatan Struktural:1) Untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan

eselon IV, pangkatnya paling rendah III/b + 2 tahunatau III/c dan akan pensiun dalam pangkat III/d,kecuali yang bersangkutan berpendidikan PascaSarjana (S-2)

2) Untuk pengangkatan pertama kali dalam jabataneselon III pangkatnya minimal III/D + 2 tahun atauIV/a dan akan pensiun dalam pangkat IV/b.

3) Untuk pengangkatan pertama kali dalam jabataneselon II, pangkatnya IV/b + 2 tahun atau IV/c danakan pensiun di golongan IV/d.

Kemudian berdasarkan Keppres 87 tahun 1999tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS mengaturbatasan jabatan dan pangkat sebagaimana pasal 5,yaitu berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatanfungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagidalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu :a. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional

keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifatstrategis nasional yang mensyaratkan kualifikasiprofesional tingkat tertinggi dengan kepangkatanmulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruangIV/d sampai dengan Pembina Utama, golonganruang IV/e.

b. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional

PROFESIPROFESI

Page 57: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

57

keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yangmensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatanmulai dari Pembina, golongan ruang IV /a sampai dengan Pembina UtamaMuda, golongan ruang IV /c.

c. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsiutamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasiprofesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golonganruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

d. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas danfungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profe-sional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golonganruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

2. Menyangkut karier Auditor yang dibebaskan sementara dalam jabatanstruktural kemudian akan diangkat kembali dalam JFA, maka Angka kreditnyadihitung berdasarkan saat pembebasan ditambah selama pembebasannyasehingga tidak dirugikan kariernya. Jabatan ditetapkan berdasarkan angkakredit yang diperoleh dan sertifikasi jabatan yang dimilikinya sedangkanpangkat sesuai dengan pangkat yang didudukinya. Penggunaan tabelperpindahan untuk angka kredit sebagai bentuk apresiasi jabatan strukturaltidak diperkenan lagi sehingga sesuai dengan Pasal 32 ayat 5 PermenPAN220/2008. Dengan demikian angka kredit pengangkatan kembali dihitunggberdasarkan seluruh dokumen penugasan selama di struktural diusulkanuntuk dinilai angka kreditnya dan pengangkatan kembali ke JFA harusdiusulkan kepada instansi pembina untuk mendapatkan persetujuan teknissecara tertulis.

3. Mengenai reward, di Permenpan 220/2008 telah diatur perolehan tambahanangka kredit bagi auditor yang berkinerja/berperan satu tingkat di atasjabatannya dalam penugasan. Sedangkan reward lain sepenuhnya diserahkankepada Pimpinan APIP masing-masing Kementerian/Lembaga/Pemda.

4. Kesejahteraan lain yang menjadi kewajiban instansi pembina jabatanfungsional adalah memfasilitasi peningkatan Tunjangan JF Auditor. Sementaramenyangkut kebutuhan jumlah auditor/formasi sepenuhnya tergantungbeban kerja masing-masing Kementerian/Lembaga/Pemda.

5. Memang benar bahwa PNS dimungkinkan kena dua sanksi sekaligus terkaitindisipliner yang nantinya terkena sanksi PP 53/2010 dan ketentaun dalamJabatan Fungsional sepertt pembebasan sementara. Bahwa ke depan(menurut Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi) akan ada aturan tentangSistem Kinerja Pegawai dimana setiap pegawai bila tidak menunjukkan kinerjasesuai target dimungkin kena sanksi sehingga Jabatan Fungsional tertentudimungkinkan dikenakan tiga sanksi sekaligus untuk hal yang berbeda.

6. Untuk pekerjaan struktural eselon II yang dilaksanakan oleh fungsionalmemang tidak diperkenan/tidak dinilai AKnya karena berbeda tupoksinya.Permasalahan di lapangan adalah jenis/rincian kegiatannya sering sulitdirumuskan/kurang riil . Dengan demikian Pimpinan APIP seharusnyamemberikan penugasan untuk kegiatan yang riil dan dapat dilaksanakan.Untuk dapat dinilai angka kreditnya, maka setuap penugasan harus didukungdengan surat tugas (ST/SPT, Noda Dinas atau Disposisi) dan norma hasilkegiatan

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat dalam membina kompetensidan profesionalitas para auditor di lingkungan APIP.

PROFESI

Page 58: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

58

Dilihat dari sisi preventif, bisa dikatakan pencegahan penyelewenganatas pengelolaan keuangan negara masih lemah. Meskipun,peraturan perundang-undangan, mekanisme kerja atau yangdikenal dengan SOP telah ada, namun, jika dalam pelaksanaannya

tidak dilakukan pengawasan secara ketat, maka penyimpangan pengelolaankeuangan negara akan kerap terjadi. Yang menjadi pertanyaan, siapakah yangharus melakukan pengawasan? Dalam konteks pengelolaan keuangan ngara,APIP lah yang diharapkan dapat berperan secara lebih independen dan objektifdalam mengawasi pengelolaannya. Banyak pihak berharap agar APIP dapatoptimal dalam menjalankan peran preventifnya.

Yang menjadi persoalan adalah, pemerintah mengalami kekurangantenaga auditor dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Menurut data di Sekre-

.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

58

Kurang lebih 70% temuan tindak pidana korupsi yang ditangani KPK, seperti kasus-kasus dugaan korupsi yang marak diberitakan di media massa, bermula dari temuan

hasil pemeriksaan internal audit. Hal ini, mengindikasikan besarnya peran dari internalaudit, baik dilihat dari sisi preventif, maupun kompetensi internal audit itu sendiri.

Page 59: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

59

tariat Komite Sertifikasi, Indo-nesia kekurangan jumlah auditor.“Kira-kira dibutuhkan 46.560orang auditor internal. Semen-tara yang tersedia 7.656 orang.Sehingga terdapat kekurangan38.904 orang” demikian dikatakanKepala Bidang Evaluasi PusatPembinaan Jabatan FungsionalAuditor BPKP yang juga sebagaiKetua Tim Sekretariat KomiteSertifikasi, Massa Siahaan, Ak,MM.

Pernyataan ini diperkuat lagioleh pernyataan GubernurProvinsi Bengkulu, Agusrin M.Najamudin, ketika menan-datangani MoU dengan BPKP, diJakarta, Oktober lalu.”Kamikekurangan SDM yang berlatarbelakang akuntansi yang me-ngerti pengelolaan keuanganNegara. Kami sangat mengapre-siasi BPKP yang selama inimenjadi mitra kami dalammengelola keuangan Negara”,kata Gubernur Bengkulu.

Keberadaan komposisiinternal auditor, saat ini, menjadiperhatian BPKP karena sebagaiInstansi Pembina, BPKP bertugasmemberi arahan, peningkatankompetensi dan kapabilitasinternal auditor seluruh Indo-nesia, sesuai Permenpan 220/M.PAN/7/2008 tentang JFA danAngka Kredit.

Dalam Permenpan itu, BPKPdibantu oleh Komite SertifikasiAuditor yang berperan memberipertimbangan dan atau usulanyang bersifat strategis tentangarah dan pengembangan kom-petensi auditor intern peme-rintah kepada Instansi PembinaJabatan Fungsional Auditor(BPKP).

Akhir Oktober lalu, KomiteSertifikasi Jabatan FungsionalAuditor (JFA) pun dikukuhkan oleh Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan(BPKP), Mardiasmo di GedungBPKP Pusat. Dalam kata sam-butannya, Mardiasmo mengata-kan bahwa kehadiran paraPengarah, narasumber dananggota Komite yang berasal dariberbagai perwakilan AparatPengawasan Intern Pemerintah(APIP) baik dari Kementerian/Lembaga maupun pemerintahDaerah, dapat menjadi momen-tum yang bersejarah bagi kerja-sama yang lebih erat dimasamendatang. Betapa tidak,pengukuhan ini memiliki artipenting bagi upaya Pemerintahuntuk menghadapi dan memberisolusi, atas tantangan pelak-sanaan Reformasi Birokrasi diLingkungan APIP. Ke depan,Mardiasmo berharap agar Komiteini dapat menghasilkan strategipengembangan APIP.

Hadir pada acara pengukuhantersebut Kepala Lembaga Admi-nistrasi Negara (LAN), Wakil KepalaBadan Kepegawaian Negara(BKN), Deputi MenPAN BidangSDM Aparatur Kementerian PANdan RB, Inspektur JenderalKementerian Dalam Negeri,

PROFESI

Inspektur Jenderal KementerianKeuangan, Inspektur JenderalKementerian Pertahanan RI, danWakil Inspektur PengawasanUmum POLRI.

Setelah dikukuhkan, paraKomite sertifikasi langsungmemulai tugasnya denganmelaksanakan sidang yangdibuka langsung oleh SekretarisUtama BPKP selaku Ketua Komite.Sidang ke 7 sejak Komite dibentukini, membahas berbagai masukandari anggota komite terkaitsertifikasi JFA dan usulan programkerja Komite untuk periode 2011–2014.

Seluruh anggota Komite yanghadir memandang auditorsebagai profesi penting dan perluterus menerus ditingkatkankompetensi dengan mem-perhatikan perkembangan yangada sehingga dapat memberikanmanfaat dan nilai tambah bagiorganisasi. Dengan pertimbangantersebut sidang memandangperlu agar Komite memperhatikanpola karier dan pola hubungan auditor dengan pejabat strukturaldan dengan Jabatan Fungsionallainnya. Hal lain yang diusulkanoleh sidang untuk menjadiprogram kerja Komite periode2011 – 2014 adalah pemetaankebutuhan auditor di setiap APIPbaik dari segi kuantitas maupunkompetensi dan pemberianpenghargaan kepada auditor agarauditor bangga dengan profesi-nya antara lain melalui pening-katan tunjangan auditor, per-panjangan batas usia pensiun,pemberian gelar profesi sertapemberian nomor registerauditor. Diharapkan denganpemberian penghargaan ter-sebut, auditor dapat terus me-ningkatkan profesionalismenyasekaligus dapat meningkatkankapabilitas APIPnya

(Diana)

Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo

Page 60: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

60

Bayangkan, seluruh delegasi dari seluruh negara ASEAN, Presiden RI,Susilo Bambang Yudhoyono, Para Pemimpin Negara ASEAN, bahkanPresiden Amerika Serikat, Barack Obama hadir di Pulau Dewata Bali.

Terlihat penjagaanpun sangat ketat. Hanya mereka yang terdaftar danmemiliki pass masuk saja yang dapat memasuki area konferensi.Tentu saja,kemacetanpun terjadi di hampir semua ruas jalan menuju Kawasan Nusa Duayang dikenal dengan kawasan wisata untuk para ekspatriat. Tampak aparatpengamanan (red.Polisi) yang kelihatan lelah karena harus stand by 24 jammenjaga kawasan ini, terlihat menegur pengunjung yang menurunkan pe-numpang di tempat yang tidak semestinya sehingga membuat kemacetan.Tetapi siapa yang memperhatikan kelelahan mereka ditengah kesibukanmenyambut para kepala negara? Mungkin itu sisi lain dari Konferensi TingkatTinggi ASEAN 19 yang luput dari perhatian kita.

Masyarakat mungkin tidak tahu apa yang dibahas dalam KTT Asean 19tersebut dan apakah berdampak pada kehidupan mereka, tetapi yang pasti,kegiatan tersebut cukup mempengaruhi geliat perekonomian Provinsi Bali.

Di sela-sela jadwal KTT ASEAN ke 19 yang sangat padat, para pemimpinBadan Pemeriksa sembilan negara di Kawasan ASEAN juga mengambil bagianuntuk memanfaatkan momen berharga tersebut dengan menghasilkansebuah kesepakatan untuk membentuk Association of South East Asian NationsSurpeme Audit Institutions (ASEANSAI) yang dibuka secara langsung oleh PresidenRI, Susilo Bambang Yudhoyono. Kesepuluh negara yang tergabung dalamasosiasi tersebut adalah Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos,Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Banyak pihakmempertanyakan, apa bentuk kerjasama yang akan dibangun dan apa pula

Nusa Dua Bali yang biasa-nya sepi, terlihat cukupramai dengan diseleng-

garanya perhelatannegara-negara di kawasan

ASEAN. Perhelatan yangmelahirkan berbagai

kesepakatan sontakmenjadikan Nusa Dua Balimenjadi pusat perhatian.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

60

Page 61: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

61

hasil yang diharapkan?Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Drs. Hadi

Poernomo, Ak. menyatakan bahwa pembentukanASEAN -SAI bertujuan mendorong kerja sama antarBadan Pemeriksa negara-negara ASEAN melalui per-tukaran dan berbagi pengetahuan dan pengalamandalam audit sektor publik.

Di katakan Hadi, bahwa pembentukan ASEAN-SAImerupakan gagasan dari beberapa Badan Pemeriksanegara-negara ASEAN, dan ditindaklanjuti dengankomunikasi antar Badan Pemeriksa negara-negara ang-gota yang berlangsung dalam kurun waktu sembilanbulan. Kerja sama ini seperti disampaikan Hadi yangjuga terpilih sebagai Ketua memiliki peran strategis,karena tidak hanya bermanfaat bagi pengembangankapasitas antar Badan Pemeriksa, tetapi diharapkandapat berkontribusi positif dan konstruktif bagikomunitas ASEAN 2015.

Inisiatif tersebut merupakan langkah positif untukmenjadikan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai salahsatu pilar integritas nasional sebagaimana keinginandari Bank Dunia. Sebagai salah satu pilar, tentu BPKmemiliki peran strategis terutama untuk mewujudkanpemerintahan yang bersih, transparansi, dan berdayatahan tinggi. Setidaknya, itulah harapan dari PresidenSusilo Bambang Yudhoyono saat membuka acaratersebut. Untuk dapat berdaya tahan tinggi, Presidenmenegaskan perlunya mengembangkan manajemenkeuangan yang penuh kehati-hatian. Itulah yang men-jadi pekerjaan rumah bagi BPK. Lebih lanjut, Presidenberharap agar Badan Pemeriksa, selain bertanggung-jawab mengaudit pendapatan dan belanja pemerintah,juga bertanggung-jawab atas terwujudnya integritaskeuangan dan kredibilitas pemerintah.

“Pemerintahan yang baik membutuhkan pem-bongkaran atas pelanggaran-pelanggaran terhadapsegala ketentuan yang berlaku. Dan perwujudan halini akan berupa perang melawan korupsi dan pembo-

rosan anggaran publik.”tegas Presiden.Apa yang disampaikan Presiden seharusnya men-

jadi tonggak perubahan terhadap manajemen peme-rintahan baik di Indonesia maupun seluruh negara dikawasan Asean. Jika pemerintahan di kawasan Aseandapat dipercaya oleh masyarakatnya maka masyarakatseluruh dunia juga akan mempercayainya. Keper-cayaan masyarakatlah yang akan menjadikan sebuahkomunitas dapat kebal terhadap krisis global. Hal inisejalan dengan pernyataan Presiden di akhir katasambutannya bahwa pemerintahan yang responsifterhadap kebutuhan rakyatnya lah yang paling bisamengatasi tantangan jaman. “Tidak ada negara di duniayang kebal terhadap tantangan regional dan global,namun, dengan dukungan dari rakyatnya, pemerin-tahan mana pun bisa kuat mengatasi segala tantangandan bisa lebih kuat lagi karena dukungan negara-ne-gara lain di kawasan,” tuturnya.

ASEAN-SAI merupakah perwujudan keinginan darisemua negara anggota untuk terus meningkatkankapasitas dan kompetensi auditornya sehingga dapatmemenuhi harapan masyarakat akan sebuah peme-rintahan yang berpihak pada kepentingan masyarakat.Berbagai harapan juga diungkapkan masing-masingnegara yang tergabung dalam ASEAN-SAI. Yang cukupmenarik adalah apa yang dikatakan Ketua BadanPemeriksa Singapura,Mr.Lim Soo Ping , keikutsertaan-nya dalam komunitas ini diharapkan dapat semakinmeningkatkan kepercayaan masyarakatnya akansebuah pemerintahan yang akuntabel, efisien, danefektif dalam mengelola keuangan negara sesuai ha-rapan masyarakat.”Pemerintah harus jujur dan tidakboleh membohongi rakyatnya”ungkapnya. Satu halyang paling penting dibangun oleh ASEAN - SAI ada-lah bagaimana menghasilkan auditor yang memilikiintegritas dan independensi yang tinggi

(Nani/Tanti/Harjum)

GCG

para pemimpin negara ASEAN menandatangani kesepakatan untuk membentuk Associatioan of South East AsianNations Surpeme Audit Institutions (ASEANSAI)

Page 62: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

62

GCG

The Asian Roundtable on Corpo-rate Governance

The Asian Roundtable merupakansuatu forum dialog dan kerja samaregional (Asia) yang terbentuk sejaktahun 1999 untuk saling bertukarpengalaman dan memajukan agen-da reformasi di bidang tata kelolaperusahaan, sambil mempromosi-kan kesadaran dan penggunaanPrinsip-Prinsip Tata Kelola Perusa-haan (OECD Principles on CorporateGovernance) serta Panduan TataKelola Perusahaan bagi BUMN(OECD Guidelines on Corporate Gover-nance of State-Owned Enterprises). TheAsian Roundtable adalah wadahberkumpulnya para pembuat kebi-jakan yang paling menonjol, aktif,dan berpengaruh. Pada setiap per-temuan diundang praktisi dan ahlitata kelola dari perusahaan-peru-sahaan di Asia, negara-negara yangtergabung dalam Organization forEconomic Co-operation and Develop-ment (OECD), dan institusi-institusiinternasional yang relevan.

Mengenal Lebih JauhThe Asian Roundtable on Corporate Governance:

Update of The White Paper on CorporateGovernance in Asia

Dalam pertemuan tahunan ke-12 tanggal 4 Oktober 2011 di Bali, para peserta the AsianRoundtable on Corporate Governance menyepakati prioritas baru dalam reformasi tata kelola

perusahaan di Asia. Kesepakatan ini merupakan update bagi prioritas sebelumnya sebagai-mana tercantum dalam the White Paper on Corporate Governance in Asia yang disepakati theAsian Roundtable tahun 2003. Namun, sebelum menguraikan update prioritas baru tersebutada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu sekilas tentang the Asian Roundtable on Corpo-

rate Governance, OECD Principles on Corporate Governance, OECD Guidelines on CorporateGovernance of State-Owned Enterprises (SOE), dan The White Paper on Corporate Governance

in Asia.

The Asian Roundtable bertujuanuntuk mendukung para pengam-bil keputusan dalam meningkatkantata kelola perusahaan dalam ka-wasan Asia dengan:- melaksanakan riviu secara infor-

mal atas kerangka kerja kebi-jakan tata kelola perusahaan dan

praktik-praktiknya dalam yuris-diksi, dengan mengambil man-faat dari pengalaman inter-nasional.

- meningkatkan kesadaran atasperkembangan utama dan tan-tangan yang terjadi

- mengevaluasi penerapan dan

para peserta the Asian Roundtable on Corporate Governance Tahun 2011 yang dilaksanakan di Bali

dok:

ant

aran

ews

Page 63: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

6363

GCG

konsensus sebelum laporan diter-bitkan. Laporan-laporan yang telahditerbitkan satuan tugas hinggasaat ini meliputi: Policy Brief onCorporate Governance of Banks (2006)yang menyajikan pilihan kebijakanuntuk peningkatan tata kelolaperusahaan di Asia; dan Guide onFighting on Abusive Relating PartyTransactions in Asia (2009).

Dengan bantuan the Roundtable,the OECD - Asia Network on CorporateGovernance of State-Owned Enterprisesditerbitkan pada tahun 2006. Net-work meningkatkan kesadaran danmendorong peningkatan tata ke-lola perusahaan milik negara (SOE)

di Asia dengan berpedoman padaThe OECD Guidelines on CorporateGovernance of State-Owned Enterprisessebagai referensi. Sejak tahun 2011,network disponsori oleh Korea.

OECD Principles on CorporateGovernance

Sejak diterbitkan tahun 1999,prinsip-prinsip corporate governanceOECD telah menjadi rujukan bagipara pembuat kebijakan, investor,perusahaan, dan pihak-pihak yangberkepentingan lainnya di seluruhdunia. Prinsip-prinsip tersebutdiakui oleh the Financial StabilityBoard (FSB) sebagai salah satu dari12 standar kunci stabilitas keuang-

an internasional dan merupakandasar bagi komponen CG pada theWorld Bank Report on the Observanceof Standards and Codes (ROSC).

Prinsip-prinsip corporate gover-nance OECD [revisi, tahun 2004]terdiri atas enam kategori umum,yaitu:1. Kerangka kerja pengembangan

Corporate Governance yangefektif

2. Hak Pemegang Saham danFungsi Utama Kepemilikan Sa-ham

3. Perlakuan yang sama terhadapPemegang Saham

4. Peranan Stakeholders dalam Cor-porate Governance

5. Keterbukaan dan Transparasi6. Tanggung Jawab boards [Komi-

saris dan Direksi]Keenam prinsip di atas telah

melahirkan infrastruktur berupacode of corporate governance di ber-bagai negara Asia. Di Indonesia,Komite Nasional GCG yang ter-bentuk tahun 1999 dan berubahnama menjadi KNKG di tahun 2004juga telah menerbitkan PedomanNasional GCG (Indonesia Code ofGCG) pada tahun 2001 yang telahdirevisi pada tahun 2006.

OECD Guidelines on CorporateGovernance of State-Owned Enter-prises (SOE)

Pedoman tata kelola perusa-haan atas perusahaan milik negarayang diterbitkan oleh OECD meru-pakan standar terkemuka di duniadalam membantu pemerintah me-ngelola tanggung jawabnya se-bagai pemilik perusahaan denganlebih efektif. Penerapan tata kelolaperusahaan atas SOE berdampakpada peningkatan daya saing,efisiensi, dan transparansi peru-sahaan milik negara tersebut. Pene-rapan standar tata kelola yang lebihtinggi memberikan kemampuanyang lebih baik pada SOE untuk

Update of The White Paper on Corporate Governance in Asia

penegakan- mendiskusikan dan menga-

nalisis pilihan-pilihan kebijakanuntuk mendukung reformasitata kelola perusahaan yanglayak dan efektifSelain menjadi tempat berharga

untuk membangun jaringan danberbagi pengetahuan, the Round-table menghasilkan policy reports danguides berdasarkan konsensus.Pada tahun 2003, the Roundtablemenerbitkan the White Paper onCorporate Governance in Asia sebagaisuatu pekerjaan ambisius bagikawasan Asia dengan tingkat kebe-ragaman yang cukup tinggi. WhitePaper merupakan upaya kolektif daripara pengambil keputusan danregulator di Asia serta para ahli(regional dan internasional) untukmencapai kesepakatan tentangroadmap penerapan tata kelolaperusahaan di Asia.

The Roundtable menyelenggara-kan pertemuan tahunan pada ne-gara yang berbeda setiap tahun. Disamping pertemuan tahunan,Roundtable juga menyelenggarakanpertemuan-pertemuan lainnya atastopik-topik tertentu yang telahditargetkan. Hingga saat ini, per-temuan-pertemuan tersebut telahmencakup tata kelola perbankan,upaya memerangi penyalahgu-naan related party transaction, dantata kelola pada ekonomi-ekonomitertentu di Asia.

The Roundtable didukung olehOECD dan memperoleh bantuankeuangan dari Pemerintah Jepang,the Asian Development Bank, danWorld Bank Group.

Taskforces and networksUntuk mengkaji topik-topik

tertentu dengan lebih dalam, theRoundtable membentuk satuantugas khusus. Hasilnya dipresen-tasikan kepada Roundtable untukdibahas dan disepakati melalui

Page 64: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

64

GCG

mencapai prioritas, baik komersialmaupun non-komersial.

Pedoman ini didasarkan atasdan sesuai dengan prinsip-prinsiptata kelola perusahaan yang diter-bitkan oleh OECD, tetapi secaraeksplisit diorientasikan pada isu-isuspesifik yang terkait dengan tatakelola perusahaan milik negara.

Terkait dengan negara sebagaipemilik, pedoman ini menetapkanelemen inti dari aturan tata kelolaperusahaan yang baik. Pedomanyang menyajikan standar, praktik-praktik yang baik, dan tuntunanpenerapannya ini hendaknya dise-suaikan dengan kondisi spesifikmasing-masing negara.

Pedoman meliputi enam area,yaitu: i) memastikan efektivitas ke-rangka kerja hukum dan regulasibagi SOE, ii) negara bertindaksebagai pemilik, iii) perlakuan yangadil bagi pemegang saham, iv)hubungan dengan pihak-pihak lainyang berkepentingan/ stakeholders,v) transparansi dan pengungkapan,dan vi) tanggung jawab boards[direksi dan dewan komisaris] SOE.

The White Paper on CorporateGovernance in Asia

Sebagaimana tertuang dalamThe White Paper on Corporate Gover-nance in Asia, pada tahun 2003, TheAsian Roundtable telah menyepakatirencana aksi untuk meningkatkantata kelola perusahaan di Asia. TheWhite Paper merefleksikan hasildiskusi dan rekomendasi atas limapertemuan The Asian Roundtabledalam periode tahun 1999 - 2003.Pekerjaan ini disponsori oleh WorldBank dan Asian Development Bankyang bermitra dengan PemerintahJepang dan Global Corporate Gover-nance Forum. Mengambil pelajarandari krisis keuangan Asia tahun1997, the White Paper mengadaptasipenerapan prinsip-prinsip tata ke-lola yang diterbitkan OECD sesuaidengan kondisi spesifik di Asia;menilai kemajuan dan tantangan-tantangan yang tersisa; serta meru-muskan tujuan kebijakan bersamadan agenda reformasi praktis seba-gai panduan bagi inisiatif masing-masing negara di Asia dalam me-ningkatkan tata kelola perusahaan.

Enam prioritas yang ditetapkandalam rangka reformasi tersebutmeliputi:

Prioritas 1: Institusi sektor publikdan private hendaknya terus me-ningkatkan kesadaran di antarapara perusahaan, direksi/dewankomisaris, pemegang saham, danpihak yang berkepentingan lainnyaterhadap nilai GCG.

Prioritas 2: Seluruh yurisdiksihendaknya berkeinginan kuat ataspenerapan dan penegakan hukumdan regulasi di bidang tata kelolaperusahaan.

Prioritas 3: Negara-negara yangtergabung dalam Asian Roundtablehendaknya mengkonvergensi stan-dar dan praktik internasional sepe-nuhnya di bidang akuntansi, audit,dan pengungkapan non-keuang-an. Dimana, untuk sementara, kon-vergensi penuh tidak memung-kinkan, divergensi dari standar danpraktik internasional (dan alasan-alasan untuk divergensi ini) hen-daknya diungkapkan oleh standardssetters; laporan keuangan peru-sahaan hendaknya mengulangatau merujuk pengungkapan-pe-ngungkapan tersebut, sesuai de-ngan relevansinya.

Prioritas 4: Boards of directors[direksi dan dewan komisaris] harusmeningkatkan partisipasinya da-lam perencanaan stratejik, peman-tauan sistem pengendalian intern,dan riviu independen atas tran-saksi-transaksi yang melibatkanmanajer, pemegang saham pe-ngendali, dan pihak-pihak dalamlainnya.

Prioritas 5: Kerangka kerja legaldan regulatory hendaknya mem-berikan keyakinan bahwa peme-gang saham non-pengendali dilin-dungi dari pengeksploitasian olehpihak-pihak dalam dan pemegangsaham pengendali.

Prioritas 6: Pemerintah hendak-nya mengintesifkan upayanya un-

World Bank dan Asian Development Bank yang menyeponsori The Asian Roundtable dalam periodetahun 1999 - 2003

Page 65: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

65

GCG

tuk meningkatkan regulasi dantata kelola

Update of the White Paper onCorporate Governance in Asia

Sejak tahun 1999, the AsianRoundtable on Corporate Governancetelah membawa para peserta untuksaling bertukar pengalaman danmemajukan agenda reformasi tatakelola perusahaan, mengadaptasipenerapan Prinsip-Prinsip TataKelola Perusahaan (OECD) dengankonteks regional.

Sejak penerbitan White Paper,banyak hal yang telah berubahdalam lanskap tata kelola peru-sahaan Asia, dalam ukuran yangbesar, berkat hasil kerja berke-

lanjutan dari the Asian Roundtable.Selain itu, pada tahun 2004, OECDjuga telah merevisi prinsip-prinsip-nya di bidang GCG untuk memper-hitungkan, antara lain, penga-laman/praktik kepemilikan sahamyang terkonsentrasi (concentratedownership) di Asia.

Bekerja sama dengan OECD,pada tanggal 4 Oktober 2011,Kementerian Keuangan RepublikIndonesia dan Bapepam- LK me-nyelenggarakan pertemuan ta-hunan the Asian Roundtable on Cor-porate Governance ke-12 di Bali.

Memperbaharui keenam prio-ritas yang termuat dalam the WhitePaper pada tahun 2003, para pem-buat kebijakan Asia dan para ahli(regional dan internasional) berko-mitmen untuk menerapkan enamprioritas baru bagi reformasi tatakelola perusahaan. Keenam prio-ritas yang disepakati oleh tiga belasnegara Asia peserta the Asian Round-table, termasuk Indonesia, terdiriatas:1. Melanjutkan membuat kasus/

argumen bisnis bagi nilai tatakelola perusahaan yang baik

2. Mengupayakan penegakan hu-kum dan regulasi di bidang tatakelola perusahaan secara aktif,terlihat, dan efektif

3. Meningkatkan kualitas pe-ngungkapan secara tepat wak-

tu dan transparan, termasukinformasi tentang kepemilikanmenguntungkan dan pengen-dalian

4. Meningkatkan kinerja boardmelalui pelatihan lanjutan yangtepat dan evaluasi serta me-mastikan transparansi atas pro-ses nominasi board [direksi dandewan komisaris]

5. Memastikan bahwa kerangkakerja di bidang hukum danregulasi cukup melindungi pe-megang saham non-pengendaliterhadap pengambilalihan olehorang dalam (insiders) dan peme-gang saham pengendali (con-trolling owners)

6. Memfasilitasi dan mendorongketerlibatan pemegang saham

Prioritas baru di atas dimaksud-kan untuk mendukung para pe-ngambil keputusan dan praktisidalam meletakkan tata kelola peru-sahaan pada tingkatan yang lebihtinggi.

Komitmen terhadap penerapanprioritas baru akan berdampakpada peningkatan kegiatan, khu-susnya, di bidang penegakan hu-kum yang terkait dengan tata ke-lola perusahaan dan perbaikan re-gulasi yang mendorong keterliba-tan pemegang saham pada nega-ra-negara peserta yang masih me-miliki tantangan di kedua hal ini.

Ke depan, pada dekade beri-kutnya, para peserta Asian Round-table menyepakati kebutuhan atasagenda reformasi yang lebih ambi-sius. Meskipun prinsip-prinsip OECDmemberikan dasar umum yangdapat diandalkan bagi seluruh ka-wasan regional, namun, prioritasdan rekomendasi pada laporan iniditujukan bagi reformasi yangmencerminkan kondisi dan kebu-tuhan spesifik di Asia

(Tongam Pribadi)

salah satu prioritas yangditetapkan oleh OECD dalam

rangka reformasi yaituKerangka kerja legal dan

regulatory hendaknya mem-berikan keyakinan bahwa

pemegang saham non-pengendali dilindungi dari

pengeksploitasian olehpihak-pihak dalam dan

pemegang sahampengendali.

Update of The White Paper on Corporate Governance in Asia

Page 66: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO.4/DESEMBER 2011

66

BUDAYA KERJA

Budaya kerja, sepertinya bukan hal baru.Setiap organisasi memiliki budaya kerjasesuai dengan tujuan dari organisasitersebut. Perbedaan budaya kerja sudah

pasti akan kita temui, sebagai contoh ketika mema-suki pintu sebuah Bank, petugas keamanan atauSatpam, akan langsung tersenyum ramah sambilmengucapkan salam "Selamat pagi Ibu/Bapak. Adayang bisa saya bantu?" Lalu kita akan dipersilahkanmengambil nomor antrian untuk keperluan konsul-tasi dengan front office dan mengantri untuk keper-luan ke petugas teller.

Ada mekanisme kerja yang jelas terasa saatmengawali proses layanan meski tanpa gambarbagan alur layanan dan ada kesan ramah, santun,dan keinginan membantu dari para petugas.Mungkin pemandangan seperti itu, akan sulit kitatemui di Instansi Pemerintahan.

Saat ini, setiap Kementerian/Lembaga bahkanpemerintah daerah merefleksikan budaya kerjamelalui nilai-nilai organisasi, seperti BPKP denganProfesional, Integritas, Orientasi Pengguna, Nuranidan akal sehat, Independen, dan Responsif (PIONIR),Kementerian Keuangan dengan Integritas, Pro-fesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesem-

purnaan. Namun, seberapa jauh, nilai-nilai tersebutmampu terefleksi dalam aktivitas organisasi sehari-hari? Untuk itulah, BPKP selah memiliki komitmenkuat untuk membangun budaya kerja, diantaranyamelalui kegiatan-kegiatan ESQ, mindsetting, kegiatankebersamaan, dan forum budaya kerja.

Agak berbeda dengan forum sebelumnya, forumkali ini dilaksanakan bersamaan dengan acaraSinergi Satgas Budaya kerja, SPIP, dan RB. Peng-gabungan even tersebut karena BPKP melihat adaketerkaitan antara ketiganya. Dari contoh diatas,dapat dilihat betapa eratnya kaitan antara budayakerja dengan apa yang menjadi tujuan dari SPIP danRB, yaitu pemerintah yang bersih dan bebas KKN,peningkatan kualitas pelayanan publik, efektivitasdan efisiensi kegiatan pemerintahan, dan pening-katan kualitas pengambilan kebijakan. Dalam katasambutan pembukaannya, Sekretaris Utama BPKP,Suwartomo, menyampaikan harapannya agarforum kali ini dapat menghasilkan sebuah rumusanyang menyatukan langkah kerja ketiga satgastersebut.

Acara yang cukup menarik dari seluruh rang-kaian acara adalah pemilihan pegawai teladan BPKPtahun 2011 yang menghasilkan terpilihnya para

Page 67: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

67

BUDAYA KERJApegawai teladan BPKP tingkat nasional Tahun 2011untuk 2 kategori yaitu adi kinerja pejabatfungsional auditor (PFA) dan Pelayanan Prima (NonPFA). Wajah penuh keharuan dan kebanggaanmenghiasi wajah para finalis dan para pegawaiteladan yang berhasil terpilih dengan seleksi yangcukup ketat. Untuk kategori adi kinerja, dewan juritelah memilih peringkat 1 sampai dengan 3 masing-masing, Heli Restiati (PFA Deputi Akuntan Negara),Damargo (PFA Perwakilan BPKP Provinsi SulawesiSelatan) , dan Imelda Mouldivita (PFA dari BiroKepegawaian BPKP). Sementara untuk kategoripelayanan prima, peringkat pertama sampai ketigamasing-masing, M.Ramadhan (Jabatan FungsionalUmum Perwakilan Provinsi Jawa Timur), Siti Suharti( Arsiparis dari Deputi Akuntan Negara), dan SitiAkrojah (Penyedia Layanan Informasi KehumasanPerwakilan BPKP Perwakilan DI Yogyakarta).

Banyak harapan ditumpukan kepada parapegawai teladan untuk membawa BPKP ke arahyang lebih baik. Hal itu pula yang di sampaikan olehProf. Mardiasmo dalam kata sambutan yang sangathangat dan menyiratkan keinginan adanya peru-bahan signifikan di organisasi BPKP. Satu kata kunciyang disampaikan beliau adalah berkarya denganhati. Ke depan, predikat pegawai teladan seharus-nya tidak hanya dimiliki oleh para pelaksana tetapiyang paling penting para pemimpin sebagai rolemodel budaya kerja.

Ia pun mengingatkan bahwa tuntutan kepadaBPKP, saat ini semakin besar. Untuk itu, insan-insanBPKP harus terus berinovasi sehingga keberadaan

BPKP benar-benar bermakna bagi para pemangkukepentingan terutama Presiden.

"BPKP harus bisa menjawab keinginan Presidenterutama dalam upaya penyelamatan keuangannegara dan keberhasilan pencapaian program-program prioritas yang bersifat lintas sektoral."tegasnya. Kondisi ini juga menyikapi harapan dariKetua DPR RI, Marzuki Ali, beberapa waktu lalu agarBPKP lebih eksis untuk mengatasi carut-marutpengelolaan keuangan negara. Saat ini, sebagai-mana dipaparkan beliau, masyarakat sudah tidakmempercayai tiga pilar suatu negara yaitu legislatif,eksekutif, dan yudikatif. Untuk itu, saat ini, menurutbeliau, harapan rakyat sekarang tertumpu padaaparat pengawas,"tegasnya.

Untuk kesemua harapan tersebut, beliau me-ngajak BPKP untuk terus berbenah diri denganberpegang pada 9 kunci perubahan yaitu, rolemodel yang menunjukkan keteladanan, adanyainternal driven, avoid too much changes but neverchange, working with passion, shifting from another."Insan BPKP harus ingat bahwa majikan kita adalahrakyat sehingga apapun yang kita lakukan harusuntuk kepentingan rakyat,"ungkapnya.Besarnya harapan BPKP kepada para teladan,mungkin tidaklah sebesar harapan insan BPKP akansebuah organisasi yang mampu menjadi sandarankepercayaan masyarakat kepada institusi penga-wasan. Selamat kepada para teladan BPKP. Semogaketeladan para teladan dapat menjadi penggerakperubahan di BPKP

(nani)

Para pegawai teladan berfoto bersama dengan Kepala BPKP, Mardiasmo(ke enam dari kiri)

Page 68: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

6868

Perkembangan konsep e-Government 1.0 menjadi e-Government 2.0 juga telahmeningkatkan ekspetasi

masyarakat akan terciptanyalayanan publik yang semakinbaik. Konsep e-Government 2.0merupakan konsep pemanfaatane-Government yang tidak sekedarmemberikan informasi kepadapengguna, tetapi juga memberifasilitas komunikasi, pertukaraninformasi yang aman, sertakolaborasi aplikasi dengan WorldWide Web. Dengan kemampuantersebut, layanan yang diberikaninstansi pemerintah kepadamasyarakat melalui saranainternet semakin luas danberkualitas. Beberapa instansipemerintah telah berinovasidengan memanfaatkan konsep e-

government 2.0 dalam mening-katkan kualitas layanannya

Kota Yogyakarta: PentingnyaKomitmen Pimpinan

Kemajuan penerapan e-Government di Indonesia ter-gambar pada saat pemberiananugerah e-government dan smartcity tahun 2011 oleh MajalahWarta Ekonomi. Beberapainstansi pemerintah yang men-dapat penghargaan menun-jukkan inovasi dan kreativitasnyadalam memanfaatkan peng-gunaan Teknologi Informasidalam memberikan layanan padamasyarakat. Yang tidak terdugaadalah, penerapan e-governmentdi lingkungan pemerintah daerahtampaknya lebih maju dan kreatifdibandingkan pada pemerintah

Tuntutan masyarakat akanterwujudnya layanan publik

yang prima telah men-dorong jajaran instansipemerintah untuk me-

ngembangkane-Government.

TEKNOLOGI informasi

Page 69: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

69

pusat.Salah satu Kabupaten/Kota yang telah berhasil

dalam mengimplementasikan e-government adalahKota Yogyakarta yang berhasil meraih juara per-tama e-government award kategori leadership versiMajalah Warta Ekonomi pada 22 September 2011 diJakarta, sebuah penghargaan yang ditujukankepada lembaga pemerintah terbaik di Indonesiayang telah mengimplementasikan teknologiinformasi dalam fungsinya untuk pelayanan masya-rakat.

Bentuk pengembangan e-Government oleh KotaYogyakarta diungkapkan secara panjang lebar olehKepala Sub Bagian Perangkat Keras dan Jaringan,Suciati, ST, saat dijumpai oleh Tim Warta Penga-wasan di ruang kerjanya. Pada saat ini Kota Yogya-karta telah memiliki website yang di-launcing untukpertama kalinya pada 7 Oktober 2002. Websitejogjakota.go.id merupakan layanan yang dapatdiakses oleh publik dengan beberapa bentuklayanan seperti Konsultasi Belajar Siswa, layananPariwisata, Layanan Pengadaan Secara Elektronik/LPSE, dll. Di samping itu, Kota Yogyakarta jugamempunyai 32 aplikasi internal (Sistem InformasiManajemen/ SIM) untuk pelayanan kepada masya-rakat, seperti: perijinan, pemakaman, gaji, retribusi,pasar, simapada, simpeg, simasenering, simcapil,PBB online, dll. Untuk pelayanan tersebut, aplikasiinternal ini belum bisa dilakukan langsung oleh

masyarakat, akan tetapi melaluiKantor Layanan Satu Atap KotaYogyakarta.

Dikatakan oleh Suciati bahwawebsite Kota Yogya memilikisebuah subdomain untuk me-ngimplementasikan UU KIP danUU Pelayanan Publik yangbernama Unit Pengelola Infor-masi dan Keluhan (UPIK). MelaluiUPIK ini publik dapat mem-berikan memberikan masukan,bertanya, melaporkan perma-salahan yang terjadi di lapanganmelalui media website, email, sms,ataupun datang langsung keSubbag UPIK, Bagian Humas danInformasi Pemkot Jogja.

UPIK mendapat perhatian besar dari WalikotaYogya. Hal ini ditandai dengan adanya operatorUPIK di tiap-tiap SKPD yang akan menindaklanjutiatau menjawab permasalahan yang masuk dalam2X24 jam. “UPIK kalau di kota ini sakti, SKPD lang-sung menindaklanjutinya”, tandas Suciati. Hal inimenunjukkan komitmen yang sangat besar dariWalikota Yogyakarta dalam memberikan layananyang prima pada masyarakat melalui e-Government.Walikota Yogyakarta, Harry Zudiarto selalu me-

Kepala Sub Bagian Perangkat Keras dan Jaringan Pemkot Yogyakarta,Suciati, ST

Kota Yogyakarta yang berhasil meraih juara pertama e-government awardkategori leadership versi Majalah Warta Ekonomi pada 22 September 2011di Jakarta. Penghargaan diterima oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto

TEKNOLOGI Informasi

Page 70: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

70

mantau secara seksama setiap masukan dariberbagai pihak dan menjadi bahan dalam me-ngendalikan jalannya pemerintahan.

Untuk memelihara dan menjaga keamananserver yang ada, Suciati juga berujar bahwa semuaserver yang ada terpusat di ruang server dan tidakboleh sembarang orang boleh akses kecualipetugas admin server, ruang server pun dilengkapidengan CCTV. Sedangkan untuk pengamanansoftware dari hacker dan virus, selain terdapatfirewall, Pemkot Jogja membeli lisensi peng-gunaan software untuk pengamanan jaringan.Lalu agar konten-konten yang dilarang tidakdapat masuk, digunakan filtering untuk itu.Filtering diwajibkan dengan SK Walikota, tidakhanya bagi Pemkot tapi juga bagi warnet-warnetdi Kota Jogja.

Keseluruhan layanan e-government tersebuttelah ada dalam Master Plan E-Government Peme-rintah Kota Yogya 2008 – 2026 yang harus diikutioleh tiap orang yang menduduki posisi walikota,sehingga pembangunan e-govt di Kota Yogyadapat dilakukan secara terus-menerus tanpaterputus walaupun terjadi pergantian pimpinan(walikota).

Provinsi DI Yogyakarta : Pengembangan CitizenCentric

Sementara itu, Provinsi Daerah Istimewa Yogya-karta (DIY) juga meraih penghargaan juara pertamae-government award kategori Provinsi versi Majalah

Warta Ekonomi. Tim WartaPengawasan (WP) berkesempatanuntuk mewawancarai KepalaDinas Perhubungan, Komunikasidan Informatika Pemprov DIY, Ir.Tjipto Haribowo, yang didampingioleh Kasi Manajemen InformasiPerubahan dan Inovasi BidangLayanan dan ManajemenInformasi, Sugeng Wahyudi, S.Pd.,M.Eng., dan Kasubbag Programdan Informasi, Sayuri Egaravanda,S.Kom., M. Eng.

Disampaikan oleh Tjipto,Provinsi DI Yogyakarta telahmempunyai Peraturan Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta, Nomor 42 Tahun 2006tanggal 26 Desember 2006, tentang Blueprint JogjaCyber Province (JCP) Pemerintah Provinsi DI Yogya-karta. Jogja Cyber Province Blueprint adalah cetak biru(Blueprint) program transformasi layanan strategisPemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakartayang berorientasi masyarakat (citizen centric) de-ngan berbasis pada proses bisnis, informasi, danpengetahuan yang memanfaatkan teknologi

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Pemprov DIY, Ir. TjiptoHaribowo

Website Provinsi DI Yogyakarta

TEKNOLOGI informasi

Page 71: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

71

informasi dan komunikasi sebagai akseleratorpembangunan wilayah propinsi yang berdayasaing, nyaman, mandiri, efisien, dan efektif. Untukmewujudkan JCP ini diperlukan sinergi pihak-pihakterkait seperti: pemerintah, dunia usaha, masya-rakat, dan perguruan tinggi.

Dalam rangka menuju JCP, PemProv DIY mulai2005 merintis program Digital Government Services(DGS). Program DGS menggunakan kebijakan

sebagai berikut: Memposisikanmasyarakat sebagai pelanggan(customer); Mengenal pelanggandengan baik dan memberikanlayanan berbasis pengetahuanyang sesuai dengan budayapelanggan; Inovasi dalam mengem-bangkan produk dan layananberdasarkan kebutuhan pelanggandan mengantisipasi potensi masa-lah selanjutnya; Inovasi untukmemperbaiki dan mengubahproses kerja agar dapat terusmenerus meningkatkan kepuasanpelanggan; Memperbaiki danmeningkatkan kompetensi danprofesionalitas sumberdaya dan

organisasi penyedia layanan; Mendekatkan produkdan layanan kepada masyarakat; dan Meman-faatkan Information and Communication Technology(ICT) yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,bukan untuk kepentingan pemerintah.

DGS memiliki 9 bidang layanan unggulan yaitu:Bidang Pendidikan dengan “DIY Learning Gateway”atau “Gerbang Pembelajaran”; Bidang Perindustrian,Perdagangan, dan Koperasi dengan DIY Small and

Medium Business Center; Bidang Pariwisata denganDIY Tourism Promo Center; Bidang Pertaniandengan DIY Agri Center; Bidang Perikanan danKelautan dengan DIY Fishery Business Center;Bidang Perhubungan dengan DIY IntegratedTransportation Information Center. Dalam 9 bidanglayanan unggulan, terdapat 3 layanan yang barudikembangkan, diantaranya Bidang Penanamanmodal, Bidang Kesehatan, dan Bidang Ketenaga-kerjaan dan Transmigrasi. Kedepannya, diharap-kan tiap-tiap SKPD di Pemprov DIY memilikilayanan unggulan seperti tersebut diatas.

Mengenai pengelolaan keamanan server JCP,Pemprov berlangganan software security dan telahdipasang firewall. Untuk meningkatkan kea-manan di masa yang akan datang, akan diguna-kan server mirror.

Website Provinsi DI Yogyakarta saat ini meng-gunakan pendekatan pelayanan citizen centricyakni lebih mengutamakan penyediaan layananapa yang dibutuhkan oleh masyarakat, daripadamenyediakan layanan yang dimiliki oleh pe-merintah government centric. Sehingga websiteakan berkembang seiring dengan dinamisnyakebutuhan pelayanan yang diinginkan oleh

Website Provinsi DI Yogyakarta

Kepala Bagian Perencanaan Biro Administrasi dan PembangunanPemprov Sultra, DR. Ronny Yakub, MSi.

TEKNOLOGI Informasi

Page 72: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

7272

Kepala Bagian Humas Pemkot Kendari, Trikora Irianto, SE, MSi

masyarakat luas.Tim WP berkunjung juga ke Kendari, Sulawesi

Tenggara (Sultra). Terkait implementasi e-govt,Pemprov Sultra tengah berusaha untuk berbenahdiri meningkatkan penerapan e-govt agar pelayananpubliknya semakin baik. Salah satu implementasi e-govt adalah dibentuknya Layanan PengadaanSecara Elektronik Provinsi Sultra (LPSE Prov. Sultra)yang beroperasi sejak tahun 2009 dengan ketuanya,DR. Ronny Yakub, MSi. dan juga merangkap KepalaBagian Perencanaan Biro Administrasi dan Pem-bangunan Pemprov Sultra.

Ronny mengungkapkan bahwa LPSE Sulta telahberhasil mengefisienkan APBD Sultra dari segipengadaan barang dan jasa. Dengan meman-faatkan LPSE, banyak penghematan yang dapatdilakukan dan tidak perlu lagi pergi ke Makasaruntuk urusan pengadaan secara elektronik yangtelah menjadi kewajiban melalui terbitnya Perpres54/2010 tentang Pengadaan Barang dan JasaPemerintah. Korupsi pun dapat dihindari secarasistemik karena penyedia jasa dan pemilik pekerjaantidak saling bertemu secara langsung.

Selain Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara,Pemerintah Kota Kendaripun berusaha terus

memperbaiki penerapan e-govt nya. Sepertidikatakan oleh Kepala Bagian Humas PemkotKendari, Trikora Irianto, SE, MSi., bahwawebsite Kota Kendari memerlukan dukungansemua pihak dari segi dana, sarana prasarana,maupun keterkinian konten website.

Selain keempat kota tersebut, Kota Cimahimengembangkan Sistem Informasi Mana-jemen Kependudukan (Simkep) dan PesanSingkat Penduduk (Pesduk). Pesduk meru-pakan sarana masyarakat untuk menyam-paikan pengaduan, aspirasi ataupun ke-luhannya kepada Pemerintah Kota Cimahi.Pengaduan tersebut dapat dipantau secaralangsung oleh Walikota Cimahi.

Sementara dari instansi Pemerintah Pusat,Kementerian Keuangan mengembangkanSistem Perbendaharaan dan AnggaranNegara. Sistem ini merupakan kolaborasiantara Kementerian Keuangan dengan LGCNS untuk meningkatkan fungsi dari peren-canaan anggaran, pelaksanaan anggaran,manajemen kas, akuntansi, serta pelaporandalam satu aplikasi. Hal ini merupakan bentukdari penyempurnaan proses bisnis dankomunikasi dari Kementerian Keuangan.

Dampaknya pada PengawasanPemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam

memberikan pelayanan publik memberi dampakbagi dunia pengawasan di Indonesia. Dengansemakin banyaknya pemanfaatan TI, para auditordituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuanyang cukup. Lebih jauh lagi, para auditor dituntutuntuk dapat bekerja pada lingkungan berbasiskomputer.

Sesuai perannya sebagai pengawas intern yangmemiliki fungsi sebagai quality assurer dan consultant,para auditor juga harus bisa memberikan bim-bingan teknis di bidang Teknologi Informasi, sepertitentang e-Government. Teknologi Pengawasanpunharus dikembangkan, tidak sekedar manual namunharus berbasis komputer. Hal tersebut diungkapkansecara panjang lebar oleh Kepala Perwakilan BPKPProvinsi DI Yogyakarta, Condro Imantoro. Ia jugamengungkapkan, bahwa kondisi ini merupakantantangan yang besar bagi Pusat Pendidikan danPelatihan Pengawasan BPKP. Dengan kondisi ini,modul-modul dan materi pendidikan dan pelatihanharus di-upgrade

(triwib/HJK)

TEKNOLOGI informasi

Page 73: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

73

Banyaknya penerapan e-Government di lingkunganinstansi pemerintah membawa dampak yangcukup besar bagi para aparat pengawas internpemerintah (APIP). Hal itu diungkapkan oleh

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DI Yogyakarta, CondroImantoro kepada Warta Pengawasan.

Bagaimana dampak meningkatnya penerapan e- Go-vernment bagi aparat pengawas ?

Pertama, teknologi pengawasan kita harus diting-katkan. Dalam melakukan audit, saat ini masih banyakmengunakan teknologi pengawasan yang manual. Di masamendatang, sesuai peran baru pengawas intern, seharus-nya seorang pengawas bisa menggunakan teknologi infor-masi, sehinga bisa mengimbangi perkembangan teknologiyang digunakan oleh obyek pengawasannya seperti diPemda. Misalnya, pengawas melakukan reviu Laporan Ke-uangan berbasis EDP (komputer.red).

Kedua, dari sisi kompetensi SDM auditor juga harusditingkatkan. Penggunaan sistem berbasis komputer akanmeningkatkan kecepatan, akurasi dan dapat menyediakaninformasi yang lebih baik. Ini harus dilihat sebagai peluang.Dengan peran APIP, tentunya dituntut untuk bisa mela-kukan tugas konsultansi, reviu atau lainnya sesuai denganperkembangan teknologi informasi. Kita harus bisa mem-berikan bimbingan teknis terkait penerapan e-Governmentatau bagaimana pengendalian intern pada e-Government.

Bagaimana dengan kesiapan aparat pengawas saat ini ?Saya kira saat ini kita belum siap kalau harus melaku-

kan audit pada sistem berbasis komputer. Kemampuanpengawasan berbasis komputer harus ditingkatkan. Walau-pun saat ini sudah banyak aparat pengawas yang sudahterbiasa bekerja di lingkungan berbasis komputer. Jadipotensi kita sebenarnya sudah ada, tetapi belum tergalidengan optimal. Untuk itu pendidikan dan pelatihan dan

modul-modul di bidang pengawasan yang saat ini adaharus di-upgrade.

Bagaimana solusi ke depan untuk mengantisipasiperkembangan e-Government ini?

Pertama, dari sisi SDM harus ada perencanaan yangmatang, bagaimana kebutuhan kompe tensi APIP dalammengantisipasi perubahan yang ada, termasuk meng-hadapi implementasi e-Government. Ini tugas berat bagiPusdiklatwas. Memang saat ini untuk menyediakanauditor yang berkualitas masih menghadapi banyak ken-dala, apalagi menyediakan auditor yang kompeten darisisi Teknologi Informasi. Untuk itu BPKP dapat me-ngusulkan kepada MenPAN & RB kebutuhan formasi APIPke depan itu seperti apa, bukan sekedar dari sisi jumlahtapi juga kompetensinya.

Ada sebuah pendapat, sebaiknya 30 % pegawai unitpengawas intern sudah bersertifikat CISA. Bagaimanadengan APIP kita ?

Saya dapat cerita bagus dari Korea Selatan. Suatu saatseseorang datang ke kantor pengawas dan dijumpai ba-nyak pegawai yang masih berada di kantor. Dia bertanya,“Bapak apa tidak bekerja ke Obrik?” Dijawab oleh pegawaiyang ditanya, “Buat apa kami ke obyek pemeriksaan. Kamisudah dapat melakukan langkah kerja audit dari kantorini.”

Inilah yang berbeda dengan di Indonesia, dimana jikaaparat pengawas berada di kantor, artinya tidak bekerja.Jadi emang sudah saatnya sekarang kita memilik auditoryang berkelas CISA atau berkelas internasional. Walaupuntidak CISA, tetapi auditor yang memahami audit padalingkungan berbasis komputer. Bukan sekedar bagaimanaaudit sistem, tetapi juga bisa melakukan bimbingan teknispada sistem berbasis komputer

(triwib)

TEKNOLOGI Informasi

Page 74: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

74

Masalah kesiapanhumas pemerintah juga menjadisalah satu agenda

Badan Koordinasi Kehumasan(Bakohumas). Untuk itu, penye-lenggarakan Pertemuan Ta-hunan Tingkat Nasional 2011 diBali akhir Oktober lalu mengu-sung tema: Tata Kelola Govern-ment Public Relations (GPR) dalamSinergitas Pelayanan InformasiPublik.

Ketua Pelaksana Bakohu-mas, James Pardede menyata-kan maksud pertemuan adalahuntuk menyamakan persepsitugas dan fungsi humas peme-rintah dalam sinergitas pela-yanan informasi kepada masya-rakat. Sedangkan tujuannyaadalah untuk menyatukan ge-rak langkah dalam meningkat-kan sinergitas pelayanan infor-masi publik.

Bertindak sebagai keynotespeech yang mewakilai MenteriKomunikasi dan Informatika,Freddy Tulung, mengatakan hu-mas pemerintah di era reformasi,tidak bisa lagi malaksanakan tugas-nya secara business as usual, para-digma komunikasi di Indonesiasudah berubah. Di zaman ordebaru, yang berlaku komunikasi sa-tu arah atau top down. Humas ber-fungsi sebagai corong pemerintah.Sedangkan di era reformasi, para-

digma komunikasi cenderung duaarah, bottom up , dan horisontal,demikian ujar Freddy Tulung. Hu-mas bersedia menerima masukan/saran, dan siap berdiskusi untukmencapai pemahaman yang opti-mal terhadap suatu permasa-lahan. Sehingga Humas bukan lagisebagai corong pemerintah, na-mun lebih merupakan penghu-bung ide/kebijakan. Pergeseran

WARTA daerah

Humas Pemerintah di Era ReformasiPresiden SBY sebelum/usai rapat kabinet pada Jumat 2 Desember 2011 menyampaikan keke-cewaannya atas komunikasi publik yang lamban. Beliau mendapat informasi lebih cepat darimedia dari pada staf/menterinya. Di dalam situasi demikian, muncul pertanyaan-pertanyaanseperti, bagaimana humas pemerintah menghadapai era keterbukaan dan teknologi infor-masi yang cepat berubah, sementara itu ekspektasi publik akan informasi juga meningkat.

paradigma itu menuntut Hu-mas pemerintah mampu mela-kukan terobosan baik dalam ke-bijakan, program dan kegiatan.Humas mampu menyusun agen-da setting, melakukan riset,perencanaan, penetapan tujuanserta evaluasi kehumasan. De-ngan demikian dapat diberikaninformasi yang proporsionaldan memenuhi kebutuhan ma-syarakat.

Perubahan peran humas ju-ga dipengaruhi dengan peru-bahan penyelenggaraan peme-rintahan. Perubahan dari peme-rintahan di zaman Orde Baruyang cenderung otoritarianmenjadi pemerintahan yangdemokratis menyebabkan hu-bungan antara pemerintah, du-nia usaha, dan masyarakat jugaberubah. Diperlukan hubunganyang setara dan transparan ser-ta partisipasi publik dalam pe-netapan kebijakan pemerintah.Apalagi dengan bergabungnya

Indonesia di dalam Open Govern-ment Partnership yang dicanangkanoleh Presiden Barack Obama diNew York (20 September 2011), me-nguatkan lagi perubahan dalampemerintahan, sehingga polasemula “pemerintahan untuk ma-syarakat” menjadi “pemerintahanbersama masyarakat”.

Tifatul mengakui kapasitas SDMkehumasan pemerintah masih

Freddy Tulung

Page 75: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

75

WARTA daerah

menghadapi beberapa kendala,meliputi kelembagaan, infrastruk-tur, dan kapasitas SDM. Olehkarena itu, Bakohumas memilikitiga agenda besar hingga tahun2014. Pertama, penguatan kelem-bagaan Bakohumas dengan me-ngutamakan konsolidasi anggota,dimana Bakohumas menjadi pusatinformasi untuk program prioritasnasional. Kedua, pengembanganjaringan Bakohumas melakukanlangkah-langkah yaitu penguatankelembagaan Bakohumas, pe-ngembangan jaringan Bakohumasdengan mengidentifikasikan ke-lompok strategis sebagai jaringandalam diseminasi informasi. Ke-tiga, peningkatan kapasitas SDM,terutama pengembangan profe-sionalisme di bidang manajerialdan teknis.

Sementara itu, di tingkat dae-rah, masih ada pekerjaan rumahyang perlu diselesaikan, terkait ma-salah pengintegrasian kelemba-gaan di bidang komunikasi, in-formasi, dan kehumasan. Di dalampemaparannya, Deputi Tata Lak-sana Kementerian PAN dan RB,

Deddy Bratakusumah menyata-kan harus ada pembedaan terkaitfungsi komunikasi, informasi, dankehumasan. Oleh karena itu, perludilakukan pengkajian untuk meng-hindari terjadinya tugas dan fungsiyang tumpang tindih. Disampingitu Deddy mengingatkan, sebaik-nya secara fungsi humas harusbisa menjadi koordinator bagi ke-lembagaan tersebut.

Sedangkan Kepala Pusat Pene-rangan Kementerian Dalam Negeri,Reydonnyzar Moenek mengung-kapkan harus ada dasar hukumpenggabungan ketiga lembagatersebut, dan perlu dilakukan ana-lisis pengabungan antara fungsistaf (humas) dan fungsi lini (dinasKominfo). Alternatif lain, denganmelakukan revisi Peraturan Peme-rintah No. 41 Tahun 2007 tentangOrganisasi Perangkat Daerah,sesuai dengan spirit dan filosofimelalui pendekatan tugas pem-bantuan saja. Narasumber lainadalah Staf Ahli Kominfo, Supra-woto, yang mengungkapkan tan-pa adanya lembaga yang pemerin-tah yang khusus menangani ko-

munikasi menja-dikan komuni-kasi pemerintahkurang optimal.Sementara itu,didaerah lemba-ga komunikasibervariasi, adadinas hubko-minfo dan dinasinfokom yangsebenarnya tu-gas dan fungsi-nya sama. Kon-disi tersebut ti-dak terlepas dariproduk hukumterkait pemerin-tah daerah. Me-nurut PeraturanPemerintah No.

38 Tahun 2007, pasal 7 ayat 2 butirq menyebutkan bahwa komuni-kasi dan informatika adalah urusanwajib. Di peraturan lain, yaitu Pera-turan Pemerintah No. 41 tentangOrganisasi Perangkat Daerah, khu-susnya pasal 22 ayat 4, yang me-ngakibatkan munculnya alternatiflembaga yang menangani komu-nikasi dan informasi, yaitu DinasKomunikasi dan Informatika danDinas Perhubungan Komunikasidan Informatika.

Sehubungan dengan kondisitersebut di atas, pertemuan Bako-humas kali ini merekomendasikandua hal. Pertama, perlunya diben-tuk suatu organisasi yang mampumengintegrasikan fungsi komu-nikasi, informasi dan kehumasanpemerintah ditingkat pusat mau-pun daerah. Kedua, melakukankajian akademik atas pengintegra-sian fungsi-fungsi tersebut dalamsatu organisasi.

Di dalam pertemuan yang diha-diri 520 peserta yang terdiri daripejabat humas pemerintah pusatdan daerah, Humas BUMN se-Indonesia, dan Humas PerguruanTinggi Se-Indonesia, juga menye-lenggarakan malam AnugerahMedia Humas 2011 (AMH 2011).Ajang ini merupakan sebuah ben-tuk apresiasi atas karya insan kehu-masan dalam menciptakan mediakomunikasi yang tepat sasaran,efisien, dan efektif. BPKP men-dapatkan penghargaan juga turutdalam ajang ini, dan termasukdalam daftar nominasi lima pela-poran kehumasan terbaik. Tampilsebagai juara umum kategori pe-merintah adalah Pemerintah Pro-vinsi Jawa Barat. Sedangkan kate-gori Kementerian/LPNK/PTN dire-but oleh Universitas Negeri Sema-rang dan kategori Badan UsahaMilik Negara adalah PT Teleko-munikasi Indonesia

(Tim warta)Deputi Tata Laksana Kementerian PAN dan RB, DeddyBratakusumah

Page 76: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

76

"Ketika rakyat memilih kita,sesungguhnya ada pesan di sanabahwa mereka siap berpartisipasiuntuk membangun bersama.Partisipasi masyarakat adalahkekuatan besar. Tinggal masalahmanajemen dan komitmenpimpinan saja. Ini manajemen LowCost - High Explosive. Dengankekuatan partisipasi ini, meskipunAPBD kami miskin tetapi rakyatkami bisa menjadi kaya," ujarBupati Ogan Komering Ulu (OKU)Timur Herman Deru (44 tahun)membuka percakapan. HermanDeru yang ditemui sore di ruangkerjanya awal Desember laluadalah sosok Bupati hasil pilkada

dengan perolehan suaraterbanyak dalam sejarah pilkadadi Indonesia, yaitu 94,56 persensuara. Jumlah perolehan suaranyayang dicatat dalam MuseumRekor Indonesia (MURI) ini melam-paui perolehan Walikota Solosekarang.

Apa yang dikatakan PuteraKomering yang dianugrahi gelarKRH oleh Sultan Pakubuwono XIIIini memang sudah dibuktikan.Dalam tujuh tahun kepemimpinanHerman Deru (sudah memasukiperiode ke dua), OKU Timurberkembang pesat menjadidaerah yang paling rendahtingkat kemiskinannya di seluruh

APBD minim bukan halangan membuat rakyat kaya. Kuncinya adalah parti-sipasi masyarakat. Herman Deru, Bupati OKU Timur Sumsel, peraih rekor

MURI perolehan suara terbanyak dalam sejarah pilkada di Indonesia, mem-buktikan hal itu

Indonesia.Dalam kesempatan terpisah,

stafnya menuturkan bahwa setiappulang kantor, Herman yang fasihberbahasa Jawa ini selalu berke-liling mengunjungi warga sekitartiga sampai empat kali sehari.Bahkan pada akhir minggu,undangan bisa sampai 14 tempat.Dan semua itu bukan saja dilakonitetapi juga tidak bisa dicegah.Herman tak segan-segan meng-hajar pengawalnya sendiri yangmencoba memisahkan ketikamasyarakat merangkulnya.Di ruang kerjanya di Kantor BupatiOKU Timur, Martapura Sumsel,kepada Warta Pengawasan

76

dok: wisatapalembang.com

Page 77: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

77

Herman Deru banyak memberikan resep dari kinerjagovernance-nya. Berikut kutipan wawancara:

Sebelumnya Anda adalah pengusaha sukses. Apasebenarnya motivasi Anda menjadi kepaladaerah?

Ya. Sebelum menjadi bupati saya adalah pengu-saha, bergerak di bidang kontruksi. Antara lainpekerjaan jalan tol Cipularang tujuh kilometer danbeberapa pekerjaan lain. Setelah terpilih sebagaiBupati, semua saya tinggalkan. Saya cuma inginmembuktikan bahwa pemerintah daerah bisamembuat rakyat sejahtera. Para Kepala Daerah yangsering mengeluhkan kecilnya APBD sering tidakmenyadari bahwa anggaran bukan segalanya. APBDsesungguhnya hanyalah stimulan. Partisipasimasyarakatlah kekuatan yang sebenarnya. Potensiini harus didorong untuk meningkatkan kesejah-teraan masyarakat kembali. Anda bisa lihat: APBDkami miskin, tetapi rakyat kami kaya.

Bagaimana Anda mengelola potensi partisipasimasyarakat itu?

Pertama, tentu kita harus menanamkan trust.Bahwa kami memang sungguh-sungguh bekerjauntuk mereka. Dan ada hasilnya. Ada yang bilangbahwa kemajuan pembangunan itu tidak perlu"terlihat", tapi "terasa". Ada juga yang bilang se-baliknya. Bagi saya, harus dua-duanya: pem-

WARTA daerah

bangunan harus "terasa" dan"terlihat" bagi masyarakat.

Selanjutnya, trust itu munculdari fakta di lapangan dankesungguhan kita. Di OKUTimur masyarakat tahu,Pemdanya miskin. APBDPemkab OKU Timur ketikasaya masuk hanya Rp12 miliar.Karena itu, pengeluaran APBDselain hanya sebagai stimulan,dananya harus dihemat betul.Di sini tidak ada proyek mercusuar. Bahkan proyek multiyearspun tidak ada. Tapi, kamiberhasil mendapatkan pialaadipura tiga tahun berturut-turut.

Selain itu, dana bansos dianggaran kami nol. Kami jugatidak mendirikan BUMD.Penghematan terlihat pula

pada pengadaan kendaraan dinas. Sudah tujuhtahun, pemda tidak membuat pengadaan ken-daraan dinas. Tetapi Anda lihat sendiri, kendaraandinas kami terawat. Resepnya? Setiap tahun semuakendaraan dinas dikonteskan. Pegawai yang ken-daraan dinasnya paling terjaga perawatannya diberipenghargaan, dan pegawai yang perawatan ken-daraannya buruk, kendaraannya kami sita.

Contoh partisipasi lain?Kami buat Perda Badan Amil Zakat (BAZ). Dari

program ini, tahun lalu terkumpul dan tercatat diAPBD sekitar Rp 2 miliar, dan terus berlanjut. Kamiluncurkan program bedah rumah atas rumah wargayang kurang layak huni. Angka terakhir mencapai350 rumah. Dari APBD hanya diberikan Rp 5 jutarupiah per rumah per desa. Tetapi setiap satu rumahsetelah selesai setara dengan nilai Rp 20 hingga Rp30 juta per rumah. Masyarakat sekitar terpancinguntuk membantu dan bergotong royong mem-berikan material dan bantuan tenaga.

Bagaimana dengan OKU Timur yang jadi lumbungpangan se-Sumsel?

Dalam bidang pangan, ketika saya terpilihpertamakali, OKU Timur rawan pangan. Panen tidakmenolong banyak. Harga beras jatuh bagitu panen.Saya lihat, sebabnya adalah karena panen yangberbarengan. Maka, kami pun menggilir jadwal aliran

Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Herman Deru (kedua dari kiri) bersama Kepala Perwakilan BPKPProv. Sumatera Selatan(kedua dari kanan) dan para stafnya ketika mengunjunginya

Page 78: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

78

WARTA daerah

Djoko bahwa daerah kami sering macet. AwalnyaKASAD heran, kalau macet kan urusan polisi, bukanTNI AD? Langsung saya sambut, bahwa untukmengatasi macet, kami sedang membuat jalan. Tapisudah 27 tahun terhambat karena harus membelahtanah TNI AD. Konsisten dengan ucapan dalampidato sebelumnya, langsung Pak Djoko meme-rintahkan penyerahan tanah TNI itu kepada daerah.Kami akhirnya mendapatkan tanah itu gratis, bahkandalam pembebasannya dikawal tentara.

Perolehan tanah yang lain? Ya. Satu lagi terkait dengan tanah keluar Pak Ibnu

Sutowo. Istri Pak Ibnu, atau Ibu dari Pak PoncoSutowo kan berasal dari Martapura, OKU Timur. DiMartapura ini ada tanah sekitar 15 hektar di pusatkota yang dimiliki keluarga Ibnu Sutowo. Untuksarana dan prasarana umum tanah itu sangatdibutuhkan. Tapi sangat mahal. APBD tak sanggupmembiayainya. Maka, kami bersama para ketua adatdi OKU Timur berangkat ke Jakarta, ke Hotel Sultan,untuk menemui Pak Ponco. Saya katakan ke PakPonco, bahwa ibu Beliau berasal dari daerah kami.Saya tanyakan, apa yang selama ini telah diberikanoleh Keluarga Ibnu Sutowo kepada rakyat OKUTimur? Pak Ponco bertanya balik, apa kira-kira yangbisa dibantu untuk daerah kelahiran Ibunya itu?Gayung bersambut, langsung saya paparkan kebu-tuhan pembangunan di OKU Timur yang berkaitdengan tanah keluarga yang dibutuhkan masyarakatitu. Seketika, Pak Ponco setuju untuk menghibahkantanah keluarganya ke Pemda OKU Timur. Jadilah,tanah yang demikian mahal sampai APBD tidaksanggup membiayainya itu justru kami perolehdengan gratis.

air irigasi pada beberapa lahan yang tersebar di OKUTimur. Dengan cara itu, panen menjadi meratasepanjang tahun. Ditambah lagi, kami ambil kebi-jakan pemberian remunerasi pegawai pemkab yangbukan berupa uang, tetapi beras. Setiap bulan,pegawai pemda yang berkeluarga mendapatkan 20kg beras kualitas unggul, yang karena bagusnyatidak ada beras pegawai yang dijual kembali. Makapegawai senang, petani pun tertolong. Harga beraspun stabil.

Selain itu, kami juga mengeluarkan perda yangmenyatakan bahwa lahan pertanian dilarang dialih-fungsikan. Atau, kalaupun ada yang memaksa, yangbersangkutan berkewajiban membuka lahan perta-nian lain dengan luas tiga kali lipat dari lahan yangdialihfungsikan itu. Maka, OKU Timur pun menjelmamenjadi penyuplai 60 persen kebutuhan berasseluruh Sumsel.

Demikian juga halnya dengan OKU Timur yangsekarang menjadi penyuplai terbesar kebutuhandaging sapi di seluruh Sumsel. Padahal dahulu, di sini,sapi hampir tak bersisa karena dirampok.

Berkaitan dengan tanah, kami dengar ada yangperolehannya gratis. Bagaimana ceritanya?

Ya di OKU Timur dulu ada pembangunan jalanyang terhambat sampai 27 tahun, karena harusmelalui tanah milik TNI AD. Kebetulan, ada saatnyakami diundang dalam pertemuan kepala daerahdengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) PakDjoko Santoso di Lampung. KASAD dalam pidatonyamengatakan bahwa TNI itu adalah abdi negara,"Jangankan harta, nyawa pun akan diberikan demiuntuk negara," kata Beliau. Maka dalam dialogdengan para kepala daerah, saya katakan kepada Pak

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

78

Page 79: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

79

Pembangunan di atas tanah itupun segera dilakukan. Di lainpihak, tanah Kantor Bupati inimerupakan wakaf dari masya-rakat. APBD tak mengeluarkanbarang limapuluh rupiah pununtuk mendapatkan tanah ini.Anda katakan tadi mengenaipartisipasi masyarakat. Padahal,masyarat di OKU Timur beragam.

Bagaimana resep Anda agarmereka ‘solid’?

Kuncinya pada bahasa. Setiaptanggal 5 diwajibkan kepadawarga OKU Timur untuk meng-gunakan Bahasa Jawa, tanggal 15untuk Bahasa Komering dantanggal 25 untuk bahasa masing-masing. Ini penting untuk mem-buat solid masyarakat. Merekamembaur, dan tidak ada rahasiadiantara mereka karena masing-masing mengerti bahasa sukuyang lain.

Itukah sebabnya KeratonSurakarta memberikan gelarbangsawan Jawa kepada Anda?Sungguh. Saya tidak pernah

menyangka kalau kedekatan sayadalam memimpin dan dalamkeseharian akan mendapatperhatian dari Keraton Surakartasehingga saya dianugerahi gelarkekerabatan. Tanggal 22 Oktoberlalu, Sahadat Sampean DalemKanjeng Sinuhun SusuhunanPakubuwono XIII Tejowulanmenganugerahi saya dengangelar Kanjeng Raden Haryo (KRH)Haji Mengkudiningrat SH MM diKeraton Surakarta. Sementara istrisaya Hj. Febrita Lustia dianugerahigelar Kanjeng Mas Ayu Temeng-gung Hajjah Sekarpangesti. Saya,katanya, dianggap berhasilmengayomi penduduk keturunanJawa di OKU Timur yang lebih dari50%.

Bagaimana Anda melihat hasilkerja keras Anda sejauh ini?

Dulu daerah OKU Timurtermasuk miskin. Sekarang, justrudicatat BPS sebagai daerah yangpaling rendah tingkat kemis-kinannya di seluruh Indonesia.Demikian pula, OKU Timur yangdahulu rawan kriminal, sekarang

WARTA daerah

relatif aman. Daerah yang dulusarang kriminal, sekarang justrumenjadi tempat transit ken-daraan. Di samping itu, tidak adapengemis di sini. Bahkan, tidakada lagi kaleng sumbangan dijalan untuk pembangunan rumahibadah. Kalau Anda masih temuiitu, tendang saja. Ada Perdapelarangan hal itu. Meminta-minta demi alasan agama itujustru memalukan agama.

Dari semua itu ternyata laporankeuangan pemkab masih WajarDengan Pengecualian (WDP).Komentar Anda?

Saya mengerti bahwa parti-sipasi masyarakat harus puladiikuti dengan transparansi danakuntabilitas yang baik, meleng-kapi perwujudan utuh goodgovernance. Dan laporan keuanganadalah salah satu ukuran untukmelihat sampai sejauh manatransparansi dan akuntabilitas itubekerja. Dari hasil audit BPK atasLKPD OKU Timur tahun 2010memang terdapat beberapakualifikasi yang menyangkut asetdan persediaan. Saya tidak tahupersisnya, tapi menurut staf sayajumlah dan permasalahannyatidak terlalu signifikan. Apa punitu, saya pikir di sinilah porsi BPKP,yang sangat memahami ke-uangan daerah dan akuntansi,untuk dapat membantu kamimencapai opini Wajar TanpaPengecualian (WTP). Bagi saya danmasyarakat OKU Timur ini pen-ting. Agar apa yang telah kamicapai selama ini dapat dijagadalam sebuah sistem pencatatanyang dapat diandalkan, secaralebih transparan dan akuntabel.Dan saya berkomitmen untukitu

Dikdik Sadikin

Kabid Akuntan Negara pada

Perw BPKP Provinsi Sumatera Selatan

Pemberian gelar oleh Sultan Keraton Surakarta Pakubuwono XIII(kanan) di keraton Surakarta

Page 80: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

80Tercatat untuk periode 2000-2005, Rudy Ariffin

menjadi Bupati Banjar. Ketika hendakmeneruskan untuk mencalonkan diri padaperiode kedua, konon sang Guru tidak ber-

kenan. Mengapa harus mencalonkan jadi Bupati Ban-jar lagi, sekalian saja mencalonkan diri jadi GubernurKalsel? Atas restu sang Guru pula, Rudy pun melajumenjadi Gubernur Kalsel 2005-2010. Bahkan untukperiode kedua 2010-2015 pun Rudy tetap tidaktertandingi.

Tetapi, tentu, menjadi kepala daerah tak kurangberisiko. “Ada ketidak jelasan dalam wilayah kebijakanpublik kita: apakah ranah kebijakan itu diletakkan padaranah administrasi, ranah pidana, pidana khusus, atauranah apa? Padahal, kita tahu, ranah administrasi bu-kanlah ranah pidana. Tetapi, karena sekarang ini hukumadministrasi kita belum dikodifikasikan dengan baik,maka sebuah kebijakan bisa begitu saja dibawa keranah pidana. Dan ini riskan. Karena, sebagai pejabatnegara, kami senantiasa dihadapkan dengan kondisiuntuk mengambil keputusan. Kalau kami tidak me-ngambil keputusan, berarti kami tidak berbuat apa-apa untuk masyarakat. Tetapi, begitu keputusan di-ambil, dalam kondisi grey area itu, dampaknya bisa ke-mana-mana kepada kami,” ujar Rudy Ariffin.

Soal pembebasan tanah, misalnya, bukan kebijakanmudah. Menurut Rudy, begitu masyarakat setempattahu tanahnya mau dibuat jalan, maka harga tanahpun melonjak melampaui pagu di APBD. Maka kebi-jakan Rudy pada sebuah proyek adalah membuatpatok pada dua jalur daerah yang akan dibuat jalan.

Warga bertanya, buat apa harus dipatok dua lajur,padahal yang diperlukan cuma satu lajur. DijawabGubernur kebijakan itu sebagai alternatif. Warga antaradua jalur itu silakan kompetisi soal harga tanahnya. Jaluryang menawarkan lebih murah, itu yang akan diambil.Maka dari persaingan itu Pemda pun mendapat hargatanah yang layak.

Toh kebijakan Gubernur itu tak seberapa ekstrimdibandingkan kebijakan seorang Bupati seperti yang diceritakan Gubernur. Maka Pak Gub pun cerita, ada se-orang Bupati menghadapi dilema soal harga tanah yangakan dibebaskan. Dibuatlah strategi. Bupati memanggilpreman yang paling kesohor di daerah itu. Sang premandibayar untuk satu hal: jangan melawan kalau Bupatimenamparnya di depan warga. Maka keesokan harinya,ketika sang preman di depan warga sedang berdebathangat soal harga tanah, datanglah Bupati. Di depanwarga, Bupati pun “Plak!!” menampar sang preman.Sesuai skenario, sang preman diam tidak melawan.Dampaknya luar biasa bagi warga. Warga pikir Bupatilebih hebat dari preman. Di situ Bupati pun bisa bilang,itulah jadinya kalau urusan tanah dengan preman.Sudahlah, dengan pemda saja, lebih aman. Maka, wargapun menurut. Persoalan tanah selesai.

Tetapi, persoalan dengan preman rupanya tidakselesai sampai di situ. Malamnya, sang preman kembalimendatangi Bupati. Ada apa rupanya? Mau membalas?Oh bukan. Ternyata, sang preman minta tambahan duitpembayaran. Alasannya? “Bapak Bupati menamparsaya kekencangan. Lebih keras dari kesepakatan..!” Dasarpreman. Ada-ada saja

(Dikdik Sadikin)

APA siapa

Page 81: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

81

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 3/SEPTEMBER 2011WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBERR 2011

Sebuah penelitian yang dilakukan pakar Harvard BusinessSchool, Prof. John Kottler dan Prof.Dr.janes Heskett,menyebutkan terdapat korelasi positif antara penerapanbudaya perusahaan dengan prestasi bisnis yang dapat

dicapai dalam jangka waktu yang cukup panjang. Hasil penelitiantersebut dapat menjadi gambaran betapa pentingnya membangunbudaya organisasi. Namun, bagaimana membangun budayaorganisasi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Untukitu, WP mencoba menggali lebih dalam bagaimana kiat mem-bangun budaya organisasi dari Prof Komaruddin Hidayat usaimenyampaikan paparannya terkait Transformasi Nilai Organisasipada acara budaya kerja BPKP di Bandung pada bulan Novemberlalu.

“Membangun coorporate culture harus di awali dari membangunfamiliy culture,” ungkapnya mengawali wawancara. Bagi Komar,terdapat 7 modal kebahagiaan, yaitu having a good family, goodfinancial situation, melakukan pekerjaan yang disenangi,persahabatan, kesehatan, kemerdekaan, dan nilai individu atau beliefatau keyakinan. Keluarga, lanjutnya, adalah sumber kebahagiaan.

Sebagaimana yang pernah dialami pria yang dekat denganlingkungan pesantren ini, meskipun terlahir dari keluarga sederhanadi Muntilan, tetapi pengaruh positif lingkungan keluarga danpesantren telah mampu menanamkan nilai-nilai positif dalamdirinya. Nilai-nilai positif itulah yang selalu ia coba tularkan kelingkungan tempatnya menapaki karir. “Kita butuh guidance dannilai diri untuk menjadi sosok manusia yang bermakna. Hadirnyasosok kiai Hamam Ja’far dalam hidupnya, diakui Komar telahmemberikan arti tersendiri baginya. Satu pesan Kiai Hamam yangselalu ia ingat adalah sebagai manusia, kita harus memiliki prinsiphidup seperti air. Kalau mengenang saja, ia akan menjadi sumberpenyakit, sementara apabila mengalir, ia akan menjadi bersih.

Pesan sederhana itu pula yang telah menjadi pemicu bagi Komaruntuk hijrah ke Jakarta dan menata hidupnya menjadi bermaknatidak hanya bagi dirinya, keluarganya, tetapi lingkungan kerjanya.Di samping itu, ia juga selalu mencoba mengajak lingkungannyauntuk bergerak kearah yang positif dengan mengawalinya darimembawa nilai diri menjadi nilai organisasi tempat kita bekerja.

Saat ditanya bagaimana membangun nilai dalam sebuahorganisasi, Komar dengan tegas menyatakan harus dimulai darileader. “Ada 2 tipe pemimpin yaitu Nabi Musa yang memilikikekuatan karakter dan bersih serta Nabi Isa yang penuh kasih sayang.Jika kedua tipe pemimpin ini ada pada seorang leader, makapemimpin dapat mendrive individu organisasi untuk berubah kearahpositif. “Indonesia membutuhkan pemimpin yang strong dan cleanseperti Nabi Musa dan penyayang seperti nabi Isa. Tetapi ia jugamempertanyakan, apakah dengan kondisi Indonesia seperti saatini, memungkinkan untuk hadir pemimpin seperti itu? Untuk itu, iaberharap semua individu di organisasi memulai memperbaiki diridari rumah.

Di kampusnya, ia berusaha agar dekat dengan maha-siswa, diantaranya dengan memanfaatkan jejaring sosialseperti twitter dan facebook. “Mahasiswa dapat bebasberbicara mulai dari kritikan dan masukan dengan sayatanpa batasan waktu dan tempat.”ungkapnya. Iaberupaya membuka pintu komunikasi seluas-luasnyadengan mahasiswa. Ia juga selalu memberikan ruanglebar kepada mahasiswa yang tidak mampu untuk bisamengenyam pendidikan. Satu kata kunci diakhirwawancara “Don’t blame anyone. Mulailah berbuatsesuatu yang positif” tegasnya.

Apa yang menjadi harapan Komaruddin, itu pulalahyang menjadi harapan bangsa Indonesia. Sikap yangkerapkali menyalahkan orang lain bukanlah sikap seorangkesatria, tetapi belajarlah dari kesalahan untuk mem-peroleh kehidupan yang lebih bernilai. (nani)

81

APA siapa

Page 82: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

82

PROFESI

Setelah program Reformasi Birokrasi disuarakan tahun 2007, masyarakatsesungguhnya berharap banyak terhadap program Reformasi Birokrasiyang dicanangkan pemerintah. Namun, benarkah reformasi birokrasisudah gagal total? Apa benar, begitu sulitnya bangsa Indonesia mere-

formasi birokrasinya? Padahal berbagai studi banding ke negara-negara yangsukses dalam proses Reformasi Birokrasi telah dilakukan.

Satu hal yang harus dipahami masyarakat bahwa Reformasi Birokrasi merupakansebuah proses yang hasilnya tidak dapat dilihat secara instan. Kita juga tidakmenutup mata bahwa telah ada perubahan pada birokrasi. Setidaknya upaya kearahbirokrasi yang siap menjadi pelayan masyarakat sudah mulai terlihat meski belumterlalu signifikan dapat dirasakan masyarakat, seperti terobosan yang dilakukanoleh Pemkot Surakarta dibawah kepemimpinan Jokowi dan Kementerian Keuangan.

Upaya pemerintah untuk mendorong K/L/Pemda untuk memperbaiki kualitaspelayanan terus dilakukan pemerintah, diantaranya melalui berbagai bentukpenghargaan bahkan insentif serta penguatan struktur pelaksanaan reformasibirokrasi secara nasional, salah satunya dengan membentuk Tim Quality AssuranceReformasi Birokrasi Nasional atau yang dikenal dengan TQA RBN yang berang-gotakan 6 personil yang berasal dari kalangan birokrat maupun konsultan.

Sejauh ini, mungkin masyarakat belum mengetahui keterlibatan TQA yangdiketuai oleh Prof. Mardiasmo- Ex Officio Kepala BPKP dalam proses reformasi birokrasinasional. Padahal peran tim ini sangat strategi untuk memastikan Program RBtelah dilaksanakan on the right track dan berkelanjutan. Sejak dibentuk awal tahun2010 lalu, TQA dengan dibantu tim teknis dari BPKP telah memulai langkahnya,yang diawali dengan penyusunan Pedoman Monitoring dan Evaluasi serta PedomanPenjaminan Kualitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional, dan pilotingpenjaminan kualitas pada lima Kementerian/Lembaga yaitu BPKP, SekretariatNegara, KemenPAN dan RB, serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, KementerianKeuangan yang selanjutnya Kementian PAN dan RB menerbitkan Pedoman Monevdan Penjaminan Kualitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional melaluiPermenPAN dan RB No 53 tahun 2011. Pasca penerbitan PerMenPAN tersebut, TQAmengawali tugasnya dengan melakukan QA pada Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Dari hasil perjalanan TQA ini, banyak hal-hal positif yang telah ditunjukkan masing-masing K/L tersebut dalam mereform birokrasinya dan dapat dijadikan gambaranapakah telah ada perubahan setelah Program Reformasi Birokrasi dijalankan. BPKP,

Headline berjudul "Reformasi Birokrasi Gagal Total" seiring dengan terkuaknya kasusrekening gendut milik PNS muda, harus menjadi renungan kita bersama.

Page 83: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

83

sebagai instansi yang pertama kali dilakukan pilotingatas pelaksanaan Reformasi Birokrasi, telah menun-jukkan sisi positif yang dapat dilihat dari perubahanperan secara signifikan dari semula orientasi padaaudit, saat ini lebih menekankan pada peran konsultasiquality assurance.

Jika ditanya ke para stakeholders BPKP, kehadiranBPKP tidak lagi sebagai sesuatu yang harus dihindaritetapi dinanti. Saat ini banyak Kementerian/Lembaga/Pemda bersinergi dengan BPKP demi terwujudnyapemerintahan yang akuntabel. Melalui strategipreventif atau pencegahan sampai dengan represifmelalui audit atas permintaan baik Kementerian/Lembaga/Pemda maupun BUMN/D, telah banyak ino-vasi yang dilakukan BPKP untuk menjawab kebutuhanpara stakeholdersnya. Namun, sekeras apapun BPKPberupaya, kesungguhan K/L/Pemda tetap menjadifaktor penentu. Terkait sistem rekrutmen pegawai,BPKP merupakan instansi yang sejak sebelum Refor-masi Birokrasipun telah menerapkan prin-sip transparansi. Hasilnya, saat ini banyaktenaga BPKP yang dipekerjakan di K/L/Pemda bahkan BUMN.

Bagaimana dengan BPK RI? Saat ini, BPKRI telah melakukan perubahan strukturorganisasi yang mengarah pada organisasiyang tepat fungsi (right sizing) melaluipengurangi eselonisasi secara signifikan.Bahkan kedepan, direncanakan akan dila-kukan penghapusan terhadap eselon III danIV. Sesuatu yang cukup mengesankanadalah dilakukannya survey kepuasan pe-milik kepentingan atas LHP (Respondenmeliputi: Gub/Bupati/Walikota, Inspek-

torat, Karo/Kabag/Kadin, Setda, Setwan,DPRD) pada tahun 2010 dengan capaiansebesar 3,95 dan Indeks kepuasan pemilikkepentingan atas IHPS (Responden: ang-gota DPR, BAKN, Biro Analisa APBN) dengancapaian 3,83 dari 5 skala likert. Sebagaiorganisasi yang tidak melakukan pelayananlangsung kepada masyarakat, BPK adalahinstansi yang satu-satunya telah melakukansurvey tersebut. Langkah lain yang telahdilakukannya adalah transparansi prosesrekrutmen para calon auditornya, danlaunching program e-audit.

Berbeda dengan Sekretariat Negara,kondisi yang sangat menonjol adalah upa-ya right sizing yang cukup signifikan dengan

mengurangi jumlah jabatan struktural dan trans-paransi dalam rekruitmen CPNS.

Dari seluruh instansi yang telah dilakukan QA,mungkin Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupa-kan instansi yang telah mencapai perubahan yangsangat signifikan, diantaranya penggunaan TI dalambisnis prosesnya yang salah satunya dengan NationalSingle Windows yang merupakan sistem layanan pu-blik terintegrasi, yang menyediakan fasilitas penga-juan dan pemrosesan informasi standar secara elek-tronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatandalam penanganan lalulintas barang ekspor, impordan transit, untuk meningkatkan daya saing nasional.Melalui sistem ini, seluruh informasi terkait larangandan pembatasan ijin keluar/masuk barang seluruhinstansi menjadi terpusat. Penggunaan sistem inisecara otomatis memperpendek jalur birokrasi pe-ngurusan izin impor dan ekspor barang. Di sampingitu, sistem ini juga dapat mengetahui pergerakanimpor dan ekspor barang secara real time.

Diskusi QA dengan Tortama BPK, dari kiri ke kanan: Felia Salim, Prof. Mardiasmo, IlyaAvianti, Auditor Utama Keuangan VII

Pelaksanaan QA di Dirjen Bea Cukai, Soekarno Hatta

REFORMASI Birokrasi

Page 84: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

84

Sementara untuk cukai rokok, saat ini DJBC telahmembangun inovasi seperti: Layanan Mandiri, La-yanan Mobil Keliling & Drive Thru, Sistem Aplikasi Cukai/SAC, Office Automation, dan SMS BC Kediri. Satu tero-bosan lagi dari DJBC adalah sistem manajemen sumberdaya manusia. Saat ini, setiap individu memiliki targetkinerja yang tertuang dalam fakta integritas yangharus dicapai sebagai refleksi dari kinerja DJBC. Disamping itu, peran Dirjen DJBC sebagai penggerakReformasi Birokrasi sangat dirasakan oleh TQA.Nuansa perubahan sangat terasa saat kita beradadilingkungan DJBC.

Namun, kita juga tidak memungkiri masih banyakpembenahan yang harus dilakukan sebagaimanadinyatakan oleh Wakil Menteri PAN dan RB, Prof. EkoPrasojo, dalam Seminar Reformasi Birokrasi yangmengundang wartawan dan Kehumasan K/L padatanggal 20 Desember 2011, lalu.

Dalam paparannya, beliau menyampaikan ber-bagai problematika birokrasi di Indonesia dan best-practice di beberapa negara yang dinilai telah berhasildalam melaksanakan Reformasi Birokrasi. Menurut-nya, ada banyak faktor yang menyebabkan prosesReformasi Birokrasi tidak berjalan mulus, diantaranyafaktor budaya, individu, dan organisasi dan mana-jemen yang buruk. Di samping itu, carut marut sistempolitik yang ada juga menjadi faktor penghambatproses Reformasi Birokrasi.

Melalui berbagai upaya yang tengah dilakukanpemerintah, Eko berharap akan terwujudnya peme-rintahan yang efisien di tahun 2014, yang akanditempuh melalui lima strategi yaitu (1) GerakanNasional dan Kampanye Reformasi Birokrasi, (2) Perce-patan Formulasi peraturan Perundang-undangan, (3)Quick Wins Reformasi Birokrasi, (4) Reformasi BirokrasiInternal Kementerian PAN dan RB serta (5) ReformasiBirokrasi Nasional pada tingkat Agency Level. Menurut-nya, pekerjaan ini sangat berat sehingga kolaborasiantar berbagai pemangku kepentingan adalah hal Wakil Menteri PAN dan RB, Prof. Eko Prasojo

yang urgent dalam pencapaian reformasi birokrasi.Keinginan yang kuat dari Kementerian PAN dan RBsebagai penggerak Reformasi Birokrasi dan perangkatyang telah dibentuk dalam proses Reformasi Birokrasiseperti Tim Quality Assurance diharapkan dapatmempercepat perjalanan Reformasi Birokrasi. Best-practices yang diterapkan K/L yang telah terlebihdahulu dilakukan QA juga telah memberikan buktinyata bahwa reformasi birokrasi tidak sepenuhnyagagal total. Mungkin kita hanya perlu bercermin danmencontoh bestpractices tersebut dalam organisasikita dan berbuat lebih baik lagi

(nani/tanti)

Page 85: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

85

harus dilakukan dan dicapai secara terukur. Tidak adasatu pekerjaanpun yang boleh berhenti karena akanmempengaruhi langsung ketahapan berikutnya.

Satu hal yang sangat menarik adalah tahap qualitycontrol. Terlihat petugas memperhatikan detail sepatuyang telah selesai diproduksi secara teliti. Sesaat iamenyingkirkan sebuah sepatu yang ditandai denganstiker khusus. Kami bertanya, “Kenapa disingkirkan?apa yang salah dengan sepatu ini?”. Menurut pan-dangan kami, tidak ada masalah dengan sepatu ter-sebut. Ternyata, adanya satu titik kotoran saja, hal ituberarti sepatu tidak siap untuk di-packing. Mem-perhatikan tahap demi tahap proses produksi, sangatterlihat bagaimana proses supervisi berjalan sangatefektif terhadap setiap detail pekerjaan. Di sampingitu, kekompakan, ketelitian, dan kerjasama sepertinyasudah menyatu dalam setiap detail pekerjaan yangdilakoni para pekerja yang sebahagian besar merupa-kan penduduk di sekitar pabrik.

Hal lain yang tidak kalah menarik, terkait bagaimanaperusahaan tersebut mengelola barang scrap-nya, yaitudengan menghancurkan seluruh sepatu yang cacatatau gagal produksi. Hal ini untuk menjaga nama baikpemesan produksinya. Menurut salah seorangmanajernya, biaya untuk memusnahkan terkadangjustru lebih besar jika dibandingkan dengan biayaproduksi. Tetapi itulah bagaimana perusahaan tersebutmenjaga kualitas produksinya sehingga pembelimenjadi puas saat mengenakan sepatu hasil pro-duksinya.

Kesederhanaan tanpa meninggalkan profesio-nalisme yang ditunjukkan manejer dan perusahaantersebut merupakan sebuah contoh praktek reformasibirokrasi yang harus di contoh oleh birokrasi diIndonesia. Dengan kesederhanaan, pegawai negeri sipildiharapkan dapat tetap bekerja secara professionaluntuk sebuah pelayanan publik yang berkualitas

(nani)

Bersih, rapi, dan sederhana, kesan itu sangatterasa saat kami mengunjungi sebuah pabrikyang bergerak di bidang produksi sepatu dikawasan berikat Purwakarta. Tidak terlihat

kesan mewah sedikitpun. Tidak tampak mobil maupunsepeda motor yang parkir di halaman kantor, kecualitruk tronton yang tengah bersiap mengangkut hasilproduksi untuk dibawa ke berbagai negara di belahandunia. “Kok gak ada mobil pribadi yang parkir disini , “tanya penulis pada salah satu petugas yang adadengan rasa keingintahuan. Ternyata, mulai daridirektur sampai pegawai terendah, seluruhnya meng-gunakan sepeda sebagai alat transportasi. “Yangberbeda cuma merek sepedanya saja bu?” kata salahsatu supervisor yang kebetulan warga negara Indonesia.Pantas saja, meskipun berada di areal industri, udaratetap terasa nyaman dan bebas polusi.

Saat masuk ke sebuah ruangan yang cukup lapang,kami di sambut dengan ramah oleh salah satu manajerperusahaan. Dengan suguhan makanan kecil plus softdrink, manajer tersebut menyampaikan profil danstrategi perusahaannya. Dengan penampilan danpakaian yang bersahaja, cukup sulit bagi kami mem-bedakan posisi dirinya dengan pegawai yang lebihrendah. “Sederhana” , itulah yang menurut kami harusditiru oleh birokrat pemerintah lainnya.

Dibalik aura kesederhanaan pimpinan dan pegawaiperusahaan, tidak ada kesan bekerja ‘asal-asalan’. Saatmelihat proses produksi, seluruh pegawai terlihatbekerja secara sungguh-sungguh, professional, disiplin,namun tidak meninggalkan sikap ceria dan sesekalitersenyum saat kami menghampiri. Saat kami ber-tanya ia menjawab dengan singkat tanpa member-hentikan pekerjaannya.

Hal ini memang sangat memungkinkan mengingattahapan-tahapan pekerjaan sudah dipahami secaradetail oleh masing-masing karyawan. Sepanjang harisetiap orang telah mengetahui dengan jelas, apa yang

SEPUTAR kita

Page 86: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

86

MoU Menggapai Kebermaknaan BPKP

Saat ini, peran itulah yang dituntut pemerintahterhadap APIP. Sudah banyak hal yang telah dilakukanoleh BPKP, namun mungkin banyak pihak yang tidakmengetahuinya. Rangkaian kerjasama telah dijalinBPKP baik dengan kementerian/lembaga/pemerintahdaerah menjadi bukti bahwa kehadiran BPKP memangdinanti. Berikut rangkaian perjalanan BPKP menggapaisebuah makna.

PT Pelindo I (Persero), Gandeng BPKPKeinginan PT Pelindo I (Persero) untuk menjalin

kerjasama dengan BPKP dalam tata kelola perusahaanyang baik (Good Corporate Governance/GCG), disam-paikan Direktur Utama PT. Pelindo I (Persero), AlfredNatsir saat penandatanganan MoU antara PerwakilanBPKP Provinsi Sumatera Utara dengan PT Pelindo I(Persero).

Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini antara lain

Review dan sosialisasi serta Assessment PenerapanGood Corporate Governance (GCG) dengan mengguna-kan parameter yang telah disepakati oleh BPKP danMenteri BUMN; Review, Asistensi dan sosialisasi atasKebijakan Management Asset; Konvergensi IFRS(International Financial Reporting Standards); Asistensipengembangan dan implementasi Manajemen Risiko;Pendidikan dan Latihan Sumber Daya Manusia bidangPelelangan, Keuangan dan Satuan PengawasanInternal; Survey kepuasan pelanggan, karyawan danvendor; In House Clean pada pekerjaan pemborongandan kerja sama; dan Jasa-jasa lainnya sesuai kebu-tuhan dan kompetensinya.

Pernyataan Direktur Utama PT. Pelindo I (Persero),Alfred Natsir merupakan sebuah harapan akanhadirnya sebuah APIP yang siap mengawal bukannyamenghakimi. Penandatanganan Nota Kesepahamanantara PT pelindo Indonesia I (Persero) dengan BPKP

Perwakilan Provinsi SumateraUtara yang juga dihadiri DeputiKepala BPKP Bidang AkuntanNegara, Ardan Adiperdana, meru-pakan rangkaian dari kerjasamayang telah dijalin sebelumnya yai-tu kegiatan Clearence Asset, Eva-luasi atas Kerjasama PT. Pelindo I(Persero) dengan PT. Metito danReviu Bantuan Pemerintah YangBelum Ditetapkan Statusnya(BPY BDS) pada PT. Pelindo I (Per-sero), serta Reviu dalam rangkaPenyertaan Modal Negara (PMN)untuk Pelabuhan Dumai Tahap III.

Masih banyak hal yang harusdilakukan BPKP untuk mereali-sasikan Nota Kesepahaman, dian-taranya review dan sosialisasi ser-dari kiri ke kanan: Direktur Utama PT. Pelindo I (Persero), Alfred Natsir dan BPKP Perwakilan Provinsi

Sumatera Utara, M. Yusuf, disaksikan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adiperdana,

Dunia audit sepertinya sudah jauh dari rutinitas BPKP. Sebagai salah satu AparatPengawasan Intern Pemerintah, ada peran yang lebih penting daripada audit yang lebih

menekankan aspek represif. Karena ternyata, tindakan pencegahan terjadinya sebuahperilaku fraud lebih efisien dan efektif dari padam enangani perilaku fraud.

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

86

Page 87: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

87

MoU

ta Assessment Penerapan GoodCorporate Governance(GCG) de-ngan menggunakan parameteryang telah disepakati oleh BPKPdan Menteri BUMN; Review, Asis-tensi dan sosialisasi atas Kebi-jakan Management Asset; Konver-gensi IFRS (International FinancialReporting Standards); Asistensipengembangan dan implemen-tasi Manajemen Risiko; Pendi-dikan dan Latihan Sumber DayaManusia bidang Pelelangan, Ke-uangan dan Satuan PengawasanInternal; Survey kepuasan pe-langgan, karyawan dan vendor;dan In House Clean pada peker-jaan pemborongan dan kerjasama.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi KepalaBPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adiperdana, jugamengharapkan menyatakan kerja sama PT Pelindo I(Persero) dengan BPKP telah berjalan baik dan akanterus dilanjutkan. Beliau berharap PT. Pelindo I(Persero) bisa mempertahankan bahkan mening-katkan kinerja yang telah dicapainya.

Transfer knowledge antara ITB dan BPKPGood University Governance telah menjadi kebu-

tuhan bagi setiap perguruan tinggi dan peningkatankapasitas SDM adalah penting bagi setiap instansi,untuk itu Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukankerjasama yang saling menguntungkan dengan BPKP.Hal ini dikukuhkan dengan penandatanganan MoUdi Gedung CCAR ITB Lt.3 Jl. Tamansari 64 Bandungpada Kamis, 8 Desember 2011. MoU yang dilakukanterkait kerjasama pendampingan implementasipengelolaan keuangan ITB dan peningkatan kapasitasSDM BPKP. Penandatanganan MoU dilakukan olehRektor ITB Akhmaloka dan Kepala BPKP, Prof. Mar-diasmo.

Ruang lingkup MoU untuk ITB meliputi: pendam-pingan implementasi manajemen keuangan; pen-dampingan implementasi manajemen kinerja; pen-dampingan implementasi pengadaan barang danjasa; konsultasi perancangan SOP untuk mendukungpeningkatan akuntabilitas dan kinerja; dan bimbinganteknis lainnya. Sedangkan ruang lingkup MoU untukBPKP adalah proses belajar SDM BPKP melalui pen-didikan tinggi jenjang Strata II dan Strata III. MoU iniberlaku untuk jangka waktu 3 tahun sejak penan-

datangan.Dalam pidatonya, Akhmaloka mengatakan bahwa

ITB memerlukan instansi-instansi lain untuk bisamemperbaiki kinerja ITB, terutama dari segi keuangan.Ia berharap, semua transaksi yang ada di ITB harusakuntabel. Lebih lanjut dikatakan pula oleh Akhma-loka, walaupun dalam 3 tahun terakhir laporankeuangan ITB memperoleh predikat WTP, tapi ITB tetapmasih harus terus belajar agar ITB ke depan lebih baiklagi.

Sementara itu, Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo me-ngatakan bahwa ada beberapa hal yang harus men-jadi perhatian oleh rektor dalam mewujudkan GoodUniversity Governance, diantaranya adalah: akunta-bilitas pelaporan keuangan dan kinerja; pengelolaanaset lancar dan aset tetap (pengadaan barang danjasa); pengelolaan investasi yang berbau bisnis/Satuan Usaha Komesial (SUK); pembuatan programyang tetap berpegang pada prinsip partisipatif, akun-tabel, dan transparan; dan penyelamatan keuangannegara.

Prof. Mardiasmo mengharapkan agar dibentukSatgas SPIP di ITB yang nantinya akan bekerjasamadengan tim dari BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Baratuntuk membangun SPIP dan budaya internal control diITB.

Bantu Polri Demi Penegakan HukumKomitmen BPKP dalam mensukseskan Inpres 5

tahun 2006 tentang Percepatan PemberantasanKorupsi kembali ditunjukkan BPKP dengan terusmembantu Kepolisian Negara Republik Indonesia

Rektor ITB, Akhmaloka(kanan) dan Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo, saling memperlihatkan notakesepahaman usai penandatanganan

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

87

Page 88: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

88

MoU

(POLRI) demi mendorong peningkatan kinerja Kepo-lisian Negara Republik Indonesia, termasuk dalampenanganan kasus-kasus Tindak Pidana Korupsi danPidana Umum.

Peran ini sesungguhnya bukan merupakan se-suatu yang baru mengingat sudah sejak lama BPKPmembantu Kepolisian RI, mulai dari audit investigatif,audit tindak pidana perbankan, audit tindak pidanapencucian uang, perhitungan kerugian keuangannegara, pendampingan dalam penyelenggaraan FraudControl Plan, dan bantuan tindakan lainnya sesuai ke-pentingan penegakan hukum. Untuk kesinambungankerjasama antara BPKP dan Kepolisian RI, keinginanitulah yang melatarbelakangi ditandatanganinya kese-pakatan antara Wakil Kepala Kepolisian Negara RI,Komjen Pol Nana Soekarna dan Kepala BPKP, Prof.Mardiasmo, Ak, MBA, PhD.

Kedepan, BPKP akan mendampingi POLRI, khu-susnya dalam pendampingan penyelenggaraan SPIP,pendampingan dalam penyusunan dan reviewlaporan keuangan, peningkatan kompetensi dankapasitas SDM POLRI, audit gabungan atas programstrategis dan isu-isu terkini yang menjadi sorotanpublik, pendampingan dalam pengembangan sisteminformasi pengawasan, serta sinkronisasi dan akurasidata pengawasan.

Bersih-bersih di DPR RI Bersama BPKPTingkat korupsi yang semakin menjadi-jadi setelah

fungsi pengawasan yang selama ini di jalankan olehBPKP diganti menjadi fungsi konsultasi juga menjadi

perhatian Ketua DPR MarzukiAlie. Begitulah setidaknya kepri-hatinan yang disampaikannyasaat penandatanganan MoU an-tara BPKP dengan BURT DPR RI,di ruang Rapat BURT GedungNusantara II pada hari Kamis(13/10).

Melalui MoU ini, Kepala BPKP,Prof. Mardiasmo, menyatakankeinginan BPKP untuk mem-bantu DPR khususnya BURTdalam mengelola keuangannegara terutama terkait de-ngan pengelolaan anggaran diSetjen DPR RI, termasuk mem-pertahankan opini WTP yangtelah dicapai. Dikatakan Mar-diasmo, WTP adalah syarat mi-nimal , namun, yang terpenting

adalah bagaimana optimalisasi penggunaan ang-garan yang lebih Ekonomis, Efisien dan Efektif dankinerja yang sehat.

Lebih lanjut, Marzuki menyatakan bahwa potensiBPKP untuk menjadi pengawas internal dengan orang-orangnya yang kredibel dan berpengalaman harusbisa dimanfaatkan. " Kemampuan BPKP yang mum-puni ini tentu sayang jika tak dimanfaatkan." ungkap-nya.

Untuk itu, ia juga berharap agar DPR harus menjadipelopor bagaimana menciptakan sistem yang bersihdan bertanggungjawab. "BPKP itu, hebat dan teruji,tapi kenapa tidak dimanfaatkan? Karenanya, saya punmenyarankan kepada Presiden, Wapres dan PimpinanDPR untuk menghidupkan kembali BPKP, dan merekasepakat untuk memfungsikan kembali BPKP," kataMarzuki

Saat ini, tambahnya, sistem politik yang berbiayatinggi membuat penyelewengan APBN dan APBDmenjadi semakin marak, sementara DPR tidak bisamenyentuh hal itu karena berkaitan dengan partaipolitik. Ia mengharapkan, langkah DPR ini juga akandiikuti oleh seluruh lembaga negara dan kementerian.Dengan demikian, tidak ada lagi temuan BPKmengenai ketidakjelasan program pembangunanpemerintah, karena BPKP sudah melakukan tugaspengawasannya mulai dari perencanaan, pelaksanaandan evaluasi. "Ini bentuk komitmen kami untuk bersih-bersih agar menjadi contoh bagi lembaga lainnya,"katanya.

Wakil Kepala Kepolisian Negara RI, Komjen Pol Nana Soekarna(kiri) dan Kepala Badan PengawasanKeuangan Pembangunan (BPKP), Prof. Mardiasmo, Ak, MBA, PhD

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

88

Page 89: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

89

MoU

BAPETEN rangkul BPKP untuk Meningkatkan TataKelola Keuangan

Keinginan mewujudkan tata kelola juga menjadikeinginan BAPETEN. Untuk itu, dengan diawalipenandatanganan nota kesepahaman antara KepalaBPKP, Prof. Mardiasmo dengan Kepala BAPETEN AsNatio Lasman, kedua belah pihak sepakat untuk salingmendukung demi terwujudnya tata kelola yang baikdi BAPETEN. Kepala BPKP, Mardiasmo menyatakanbahwa MoU ini merupakan langkah awal yang baikdan merupakan payung hukum bagi BPKP untukmenjadi mitra yang baik dalam peningkatan penge-lolaan keuangan negara di Bapeten.

As Natio Lasman dalam kata sambu-tannya berharap melalui kerjasama denganBPKP, jangan sampai pengelolaan keuang-an negara di Bapeten menjadi 'kejeglong'dan tentunya tujuan akhirnya adalah apayang diamanatkan Presiden dalam KIB IIdapat terlaksana dengan sebaik - baiknya.

Tujuan dari Mou ini, agar anggaran dilembaga negara termasuk Bapeten dapatdipergunakan sebaik-baiknya denganefektif dan efisien serta tidak ada 'penyalah-gunaan' keuangan negara. Bersama Ins-pektorat, BPKP juga akan melakukan jointaudit sebelum diperiksa oleh BPK dan Diag-nostic Assesment Sistem Pengendalian InternPemerintah (DA SPIP). Di dalam kegiatantersebut, BPKP akan melakukan general

check up untuk mendapatkan titik kritis, agar arahSistem Pengendalian Intern bisa dipertanggung-jawabkan. Tujuan akhirnya tentu saja pengelolaankeuangan bisa berjalan akuntabel , auditabel danada upaya preventif terhadap potensi penye-lewengan keuangan negara.

Basarnas Perkuat Tata Kelola pemerintahandengan BPKP

Semangat untuk terus memperbaiki penge-lolaan keuangan yang baik terus bergelora, salahsatunya oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). Ber-tempat di Gedung Angkasa JL.Angkasa Blok B.15KAV 2-3 Kemayoran - Jakarta Pusat berlangsungpenandatangan MoU antara Basarnas dengan BPKP

Memorandum of Understanding (MoU) antara 2institusi mencakup peningkatkan kualitas laporankeuangan dan tata kelola sesuai dengan Inpres 4tahun 2011 yang meliputi, peningkatan kualitasakuntabilitas keuangan negara, penerapan SPIP

(Sistem Pengendalian Intern Pemerintah), join Auditprogram strategis di Basarnas, dan peningkatankualitas Sumber Daya Manusia pengelola keuangan.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo mene-gaskan MoU ini merupakan langkah awal sejak dike-luarkannya PP No 99 tahun 2007 yang menetapkanBasarnas menjadi salah satu Lembaga PemerintahNon Kementerian. Saat ini, menurutnya, Basarnas te-lah memiliki Inspektorat. Untuk itu, pihaknya memer-lukan bimbingan BPKP dalam meningkatkan kom-petensi SDM.

"Saya mengapresiasi kerjasama ini, khususnya ter-hadap Kepala BPKP dan berharap MoU ini bukan basa- basi , bukan lip service, melainkan outputnya adalah

Ketua DPR Marzuki Alie (kiri) dan Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo

Kepala BPKP, Mardiasmo(kiri) dengan Kepala BAPETEN As Natio Lasman, asyik berdiskusisebelum penandatanganan MoU dilaksanakan

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

89

Page 90: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

90

tata kelola kepemerintahan yang baik", ungkap KepalaBasarnas

Komitmen yang sama juga ditunjukkan KepalaBPKP, Prof. Mardiasmo, bahwa BPKP akan membantuBasarnas untuk mewujudkan Good Public Governance,yang diawali dengan melakukan Diagnostic Assessment(DA) untuk mengidentifikasi titik kritis dalam penge-lolaan keuangan. Di samping itu, Mardiasmo juga me-negaskan, bahwa BPKP akan terus melakukan upayapreventif, edukatif dan pre emptive untuk mencapaiGood Public Governance. Harapannya dengan mengim-plementasikan SPIP, Basarnas bisa mendapatkan opiniWTP dari BPK RI

Rangkaian MoU hendaknya menjadi lang-kah awal bagi BPKP untuk meraih makna darikeberadaannya. Untuk itu, ditengah kom-pleksitas peran, langkah pengembangankompetensi untuk terus dapat menjawabharapan stakeholders merupakan sebuah ke-niscayaan agar BPKP dapat terus berkaryademi sebuah tujuan yaitu tata kelola ke-uangan yang baik

Tahun 2012: Joint Audit LK Pemprov Beng-kulu 2011

Langkah membentuk satgas antara Pem-prov Bengkulu dengan BPKP untuk prosespenyusunan Laporan Keuangan (LK) tahun2011 merupakan sebuah solusi untuk mem-percepat Provinsi Bengkulu meraih WTP. Halinilah yang disampaikan Kepala BPKP, Prof.Mardiasmo saat memberi sambutan padaacara penandatanganan MoU antara BPKP

dengan Pemprov Bengkulu (28/10).Lebih lanjut beliau berharap agarlangkah selanjutnya berupa Joint Auditatas Laporan Keuangan tahun 2011dapat segera dilakukan.

Lingkup MoU sebagaimana disam-paikan beliau meliputi pengelolaankeuangan daerah, pengembangandan penyelenggaraan sistem akun-tansi keuangan daerah, pengemba-ngan dan penyelenggaraan sistemakuntabilitas kinerja instansi peme-rintah, penyelenggaraan pengawasandan peningkatan kapasistas AparatPengawasan Intern Pemerintah dae-rah dengan cara joint audit, dan pe-ngembangan serta penyelenggaraanSistem Pengendalian Intern Peme-rintah (SPIP).

Penandatanganan MoU ini menjawab keinginanPemprov Bengkulu untuk mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik sebagaimana disampaikanPlt Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, dalamkata sambutannya didepan para pejabat eselon I danII di lingkungan BPKP Pusat dan Inspektur ProvinsiBengkulu. “Pemprov Bengkulu berharap BPKP dapatmembantu Pemprov Bengkulu dalam meraih WTP danmewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Melalui konsistensi dan kesungguhan kedua belahpihak, MoU diharapkan dapat menjadi langkah awalyang positif bagi pengembangan manajemen pe-merintahan di Prov Bengkulu.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo (kanan) dan Kepala BPKP, Mardiasmo salingbertukar cinderamata usai penandatanganan MoU

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

90

MoU

Plt Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah(kanan) dan Kepala BPKP, Prof.Mardiasmo saling bertukar cinderamata usai penandatanganan MoU

Page 91: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

91

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

91

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPKsudah menjadi suatu tuntutan bagi setiap instansipemerintah pusat maupun daerah sebagaipersyaratan minimal untuk memperoleh kinerja

yang lebih baik. Ini mendasari pelaksanaan Seminar Nasionaldengan tema "Strategi Meraih Opini WTP 2012" yangbertempat di Hotel Rattan Inn - Banjarmasin, pada Rabu 21Desember 2012.

Seminar ini diselenggarakan atas kerjasama PerwakilanBPKP Prov. Kalimantan Selatan, BPKP Prov. Kalimantan Tengah,BPK Perwakilan Kalimantan Selatan, BPK PerwakilanKalimantan Tengah, IAI Wilayah Kalimantan Selatan, dan Kan-wil Ditjen Pajak Kalimantan Selatan. Peserta seminar adalahpraktisi keuangan daerah, pengawas internal dan eksternalpemerintah, DPRD, serta Akademisi dan mahasiswa. Hadirsebagai narasumber Kepala BPKP Mardiasmo, Anggota VIIBPK RI Bahrullah Akbar, Inspektur Wilayah III KemendagriDadang Suwanda, Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Arifin,Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Ahmad Diran, Kaper BPKPProvinsi Kalimantan Selatan Hamonangan Simarmata, danKepala Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara Praseno Hadi.Adapun tujuan dilaksanakan seminar adalah memperolehgambaran mengenai permasalahan yang ditemukan dalampemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban ke-uangan daerah, terutama dalam audit atas laporan keuanganpemerintah daerah oleh BPK dan solusi untuk mengatasinya.

Di samping itu, seminar dimaksudkan untuk memperolehgambaran strategi dan langkah kerja yang diperlukan untukmemperoleh opini WTP, baik berdasarkan pengalamanmaupun prospek pengelolaan di masa mendatang sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Arifin dalam pidato pem-bukaan mengatakan bahwa permasalahan yang ada diProvinsi Kalimantan Selatan sebagai penyebab belum meraihopini WTP dari BPK adalah terkait penyertaan modal pemdadan masalah pengelolaan aset. Untuk memperbaikinya,Pemprov Kalimantan Selatan melaksanakan pokok-pokok per-baikan pada aspek Sistem Pengelolaan Keuangan seperti Kebi-jakan Akuntansi Daerah, Sistem dan Prosedur PembukuanSKPD, Sistem Aplikasi Teknologi Komputer, Inventarisasi Aset,Pemberian bantuan dan Penyertaan Modal PemerintahDaerah, dan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) oleh Pe-ngawas Internal.

Seminar ini, menurut Rudi merupakan salah satu bentukkomitmen pemerintah daerah provinsi/kab/kota se-Kali-mantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk memperbaikikinerja anggaran. "Kinerja yang baik akan mendapatkan outputyang baik , dan output yang baik akan memberikan kemas-lahatan serta kemajian bagi masyarakat/daerah dalam bingkaiNegara Kesatuan Republik Indonesia."ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPKP Mardiasmomenyampaikan beberapa permasalahan yang juga harusmendapatkan perhatian serius pemerintah daerah terkaitakuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, diantaranya keter-lambatan pengesahan APBD, rendahnya penyerapananggaran, porsi penerimaan PAD yang masih rendah, jumlahSilpa yang signifikan, dan keterbatasan SDM aparatur penge-lola keuangan daerah.

Keinginan untuk memperoleh WTP tentu saja akan mem-peroleh kendala jika tidak ada kesamaan persepsi antaraauditor atau BPK RI dengan auditee atau pemerintah daerahdalam menyikapi suatu permasalahan. Untuk itu, seminar juga

Telusuri Penyebabsebagai Langkah Memperoleh WTP

BPKP dalam berita

Page 92: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

92

BPKP dalam berita

menghadirkan Auditor Utama Keuangan Negara VII BPK RIBahrullah Akbar. Bahrullah menjelaskan secara gamblangtentang permasalahan yang ditemui BPK dalam melaksanakanaudit serta kiat-kiat memperoleh opini WTP.

Jika pemerintah daerah ingin memperoleh Opini WTP,menurutnya, Laporan Keuangan harus menyajikan secara wa-jar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP se-dangkan opini WDP diberikan apabila laporan keuanganmenyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kecuali untukdampak hal-hal yang dikecualikan. Kondisi yang menyebab-kan opini WDP menurutnya adalah adanya salah saji danketerbatasan lingkup.

Adapun opini TW menurutnya diberikan jika pemeriksasetelah memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup me-madai, menyimpulkan bahwa salah saji yang ditemukan, baiksecara individual maupun agregat adalah material dan per-vasive (berpengaruh secara keseluruhan) pada laporan ke-uangan. Lalu opini TMP apabila terdapat pembatasan lingkupyang luar biasa sehingga pemeriksa tidak dapat memperolehbukti yang cukup memadai sebagai dasar menyatakan opini.

Selain itu, Bahrullah juga mengungkapkan hal-hal yangperlu dicermati untuk meraih opini WTP yakni, sistem

pembukuan, sistem aplikasi teknologi komputer, inventarisasiaset, jadwal waktu penyusunan laporan keuangan dan pe-meriksaan serta pertanggungjawaban anggaran, qualityassurance oleh pengawas intern, dan sumber daya manusia.Seminar menjadi cukup menarik ketika Kepala Biro KeuanganPemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Praseno Hadi mema-parkan upaya-upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untukmeraih opini WTP pada 2009 dan 2010. Kiat yang dilakukanPemprov Sulsel, menurutnya adalah dengan memberikanpemahaman berupa sosialisasi dan bimtek kepada gubernur,DPRD, dan aparat pemerintah daerah tentang pengelolaankeuangan daerah yang baik serta manfaat dan pengaruh opiniWTP. Selain itu, pihaknya juga membangun komitmen yangkuat dari gubernur, DPRD, sekda, dan kepala SKPD untukmeraih opini WTP.

Sementara dari segi fungsi dan kelembagaan, Prasenomenjelaskan juga bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Utaratelah menerapkan sebuah kebijakan yaitu dibawah PejabatPenatausahaan Keuangan SKPD ada fungsi verifikasi, perben-daharaan, dan akuntansi yang terpisah satu sama lainnya.Sedangkan dalam hal sistem dan prosedur, Pemprov Sulutbekerja sama dengan Kemendagri, Kemenkeu, BPKP,Perguruan Tinggi, dan Swasta untuk pengembangannya

(HJK)

PNBP: Potensi, PermasalahanDan Pemecahannya

Penerimaan Negara Bukan Pajak atau yangdikenal dengan PNBP harus diakui belummampu mengimbangi penerimaan negaradari pajak. Namun, upaya kearah pening-

katan yang signifikan terus diupayakan pemerintahdiantaranya melalui pembentukan Tim OptimalisasiPenerimaan Negara (Tm OPN) yang diketua BPKPdan beberapa kementerian sebagai anggotanya.Salah satu langkah yang dilakukan BPKP adalahdengan menggagas “Diskusi Panel PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP) Instansi Pemerintah”bertempat di Jakarta (19/12).

Diskusi yang dihadiri oleh utusan dari hampirseluruh Kementerian dan Lembaga serta Badan dilingkungan pemerintah pusat dibuka oleh DeputiKepala BPKP Bidang Perekonomian BPKP, DR. BinsarH Simanjuntak. Dalam sambutannya, beliau ber-harap melalui diskusi yang menghadirkan panelisdari BPKP, BPPT, LIPI, Kemkunham, UNJ, ESDM,LAPAN, BPK, dan Kementerian Keuangan, Tim OPN

Deputi Kepala BPKP Bidang Perekonomian BPKP Binsar H Simanjuntak

Page 93: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

93

BPKP dalam berita

dapat memperolehmasukan yang berhargadalam menjalankantugasnya membantuKementerian Keuanganterutama DirektoratJenderal Anggaran dalammengelola PNBP. Binsarberharap agar PNBPsemakin meningkat danpada suatu saat nanti,akan bisa lebih besar daribelanjanya.

Terdapat 3 hal yangingin diulas dalam diskusitersebut yaitu pertamapermasalahan penge-lolaan PNBP pada instansipemerintah, keduastrategi optimalisasi PNBPdari sudut pandangpenguatan APBN, danketiga pemecahan masa-lah pengelolaan PNBPpada instansi pemerintah.

Salah satu narasumberyaitu Direktur PNBPKemenkeu, Askolani

menyampaikan beberapa prinsip-prinsip pengelolaan PNBP yang harusdipahami oleh Tim OPN yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20 tahun1997, UU no. 17 tahun 2003, UU no. 1 tahun 2004, PP no. 73 tahun 1999, danPP no. 22 tahun 2005. Prinsip-prinsip pengelolaan PNBP seperti dikatakanAskolani adalah bahwa seluruh PNBP wajib disetor langsung secepatnya keKas Negara, penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara padawaktunya, penerimaan Kementerian/Lembaga tidak boleh digunakanlangsung untuk membiayai pengeluaran (dapat digunakan langsung apabilaada keputusan Menteri Keuangan), seluruh PNBP dikelola dalam sistemAPBN, semua penerimaan yang menjadi hak negara dalam tahun anggaranyang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN, dan tarif atas jenis PNBPditetapkan dalam UU atau PP yang menetapkan jenis PNBP yangbersangkutan.

Namun, lanjutnya, terdapat kegiatan tertentu yang dapat dibiayai lang-sung dari dana PNBP meliputi bidang-bidang kegiatan penelitian dan pe-ngembangan teknologi; pelayanan kesehatan; pendidikan dan pelatihan;penegakan hukum; pelayanan yang melibatkan kemampuan intelektualtertentu; dan pelestarian sumber daya alam. Ia juga menyampaikan bahwaKementerian Keuangan tengan menyusun naskah akademik dalam rangkarevisi UU no. 20 tahun 1997 tentang PNBP dan diharapkan akan siap dibahasdengan DPR pada tahun 2013.

(HJK)

Direktur PNBP Kemenkeu, Askolani

Page 94: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

94

BPKP dalam berita

Apa itu akrual basis? Mungkin buat orang yangawam terhadap ilmu akuntansi akan munculpertanyaan demikian. Menurut ilmu akuntansi,Jika suatu entitas menggunakan metode pen-

catatan akuntansi berdasarkan akrual basis, entitas akanmencatat pendapatan ketika transaksi aktual selesai bukanpada saat kas diterima. Entitas akan mengakui bahwa peru-sahaan tersebut menerima pendapatan pada saat terjadinyatransaksi. Walaupun entitas yang bertransaksi belummenerima uang atas transaksi tersebut secara kas. Begitupula dengan pencatatan beban entitas. Berbeda dengankas basis, pada metode ini, entitas mencatat beban didalamakun keuangan ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan. Selainitu, pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima.

Akrual basis lebih baik daripada kas basis, karena padaakrual basis beban dan pendapatan secara hati – hatidisamakan dan menyediakan informasi yang lebih handaldan terpercaya tentang seberapa besar suatu entitas me-ngeluarkan uang atau menerima uang dalam setiapbulannya. Pencatatan menggunakan metode ini mengakuibeban pada saat transaski terjadi walaupun kas belumdibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan. Pendapatandicatat pada saat transaksi pendapatan terjadi walaupun kasatas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulandepan. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pen-catatan menggunakan akrual basis lebih mencermikan ke-adaan entitas dan lebih dapat mengukur kinerja perusahaan.

Akrual basis saat ini sudah menjadi tuntutan, tidak ha-nya untuk sektor swasta akan tetapi juga sektor publik.Pelaporan neraca instansi pemerintah suatu negara,sekarang harus sudah mengarah kesana untuk pelaporandan pengukuran kinerja yang lebih baik. Oleh karena itu,

pada Jumat 9 Desember 2011, Jabatan Akauntan NegaraMalaysia (JANM) melakukan kunjungan ke BPKP yangditerima oleh Sekretariat Utama BPKP Suwartomo di ruangrapat Sesma Lt.3 Gedung Kantor BPKP Pusat Jl. Pramukano.33 Jakarta.

Negara Malaysia melalui Projek Perakaunan AkruanJANM akan menerapkan asas akrual basis dalam sistem akun-tansi pemerintahannya (sistem perakaunan kerajaan per-sekutuan) mulai tahun 2014 nanti. Sampai dengan saat iniNgara Malaysia masih menggunakan kas basis yang dimo-difikasi (Modified Cash Basis) dan baru akan merubahnya keakrual basis, oleh karenanya pihak JANM merasa perlu untukmelihat ke negara jiran terkait penerapannya. Kunjunganini dimaksudkan untuk mempelajari pengalaman Indonesia(BPKP) dalam melakukan peralihan dari kas basis ke akrualbasis pada sistem akuntansi instansinya.

Dijelaskan oleh Sekretaris Utama Suwartomo bahwapada saat ini BPKP masih menggunakan sistem akuntansikas menuju akrual (Cash Toward Accrual), belum melak-sanakan akrual secara penuh. Sistem akrual secara penuhbaru akan dilaksanakan secara wajib pada tahun 2014 nanti.Namun BPKP telah melakukan persiapan kearah akrual.

Disampaikan pula oleh Suwartomo bahwa Pada tahun2010 telah terbit regulasi untuk penerapan akrual basis yakniPP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahsebagai pengganti PP 24 tahun 2005 yang masih mene-rapkan basis kas menuju akrual. Diharapkan setelah PP 71/2010 ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-aturanpelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuanganuntuk pemerintah pusat maupun Peraturan Menteri DalamNegeri untuk pemerintah daerah

(HJK)

Sekretaris Utama BPKP, Suwartomo (no 3 dari kanan) berfoto bersama para pejabat Akauntan Negara Malaysia

Page 95: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

95

BPKP dalam berita

bag pada Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP, SallySalamah dan Ir. Elly Maryana,MM dari KementerianKehutanan. Menurut Sally, di sadari atau tidak wanitaIndonesia telah banyak memberikan kontribusi dalampemerintahan terutama dalam penerbitan sebuahregulasi. Ia pun berharap agar peran wanita semakinditingkatkan terutama dalam membangun generasimuda yang dapat diandalkan.

Hal itu, diperkuat pula oleh Elly Maryana,MM saatmemaparkan materi tentang KBR (Kebun Inti rakyat).Menurutnya, KBR yang merupakan kebun bibit tidakhanya dikelola oleh kaum pria tetapi juga wanita.Tujuannya, menurutnya untuk meningkatkan eko-nomi kerakyatan yang berbasis sumber daya alamdan untuk memperbaiki lingkungan.

Di samping acara tersebut, sebelumnya, DharmaWanita BPKP telah melaksanakan kegiatan menanampohon sebagai wujud keikutsertaannya dalammendukung program eco office di BPKP.

Rangkaian kegiatan Dharma Wanita dapat menjadicerminan bagaimana seorang istri memiliki peranyang sangat penting bagi keluarga maupun ling-kungannya. (Tine)

Seandainya, seorang istri bertanya kepada sangsuami jika memperoleh rezeki diluar kewajaran,itulah titik awal menghapus prilaku koruptifpara birokrasi. Tetapi, saat seorang istri hidup

bermewah-mewah, itu pula awal munculnya prilakukoruptif.

Itulah makna yang tersirat dibalik penyelenggaraanprogram Dharmawanita Pusat di Aula Gandhi (3/11)yang mengangkat tema "Peran Wanita dalam Mewu-judkan Lingkungan yang Hijau dan Pemerintahan yangBersih.

Keinginan tersebut diungkapkan langsung oleh Wa-kil Ketua DWP Kelompok V, Erna Budi Yuwono di depanKetua dan Pengurus DWP IPP Kelompok V yang berasaldari DPW Kementerian Luar Negeri, KementerianPerencanaan Pembangunan /Bappenas Pusat, Kemen-terian Perumahan Rakyat, Kementerian Daerah Terting-gal, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pemuda danOlah Raga, Kementerian Pekerjaan Umum, BadanTenaga Nuklir, dan BPKP.

Tidak dapat disangkal jika peran seorang istri sa-ngat penting bagi sebuah mahligai rumah tangga, mulaidari mendidik anak yang akan menjadi penerus bangsamaupun mendampingi suami dan menjaga agar suamitetap memiliki integritas. "Istri yang baik, harus men-dukung kegiatan suami dan mendorong agar tidakmelakukan KKN, hidup sederhana dan wajar, sertamenanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan rumahtangga". ungkapnya.

Hal itu ditegaskan pula oleh Penasehat DWP BPKP,Prof. Mardiasmo, Menurutnya, keberhasilan penerapankonsep eco office dan pemerintah yang bersih tidaklepas dari dukungan dari entitas terkecil yaitu ling-kungan keluarga. Harapan beliau kegiatan ini menjadipenanda komitmen kita menerapkan nilai-nilai keju-juran dengan sungguh-sungguh sehingga akanterwujud pemerintahan yang bersih.

Materi menarik lainnya juga disampaikan oleh Ka-Kegiatan penanaman pohon oleh Ketua Dharmawanita BPKP Pusat,Retno Widyastuti didampingi Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo

Page 96: isi wp 4 tahun 2011 - Situs Resmi BPKP 2018 · warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. ... 68 E-Government:

WARTA PENGAWASAN VOL. XVIII/NO. 4/DESEMBER 2011

96

BPKP dalam berita

LSP-AF Media LahirkanAuditor Forensik

Pentingkah profesi auditor forensik? Saat ini, harusdiakui kebutuhan terhadap auditor forensiksemakin besar. Hal ini, seiring meningkatnyatransaksi ekonomi dan maraknya kejahatan

dalam dunia bisnis dan birokrasi. Namun,karenaselama ini di Indonesia belum ada suatu lembaga yangmemberikan sertifikasi terhadap kompetensi auditorforensik maka BPKP, Polri, dan Kejagung sepakatmembentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Fo-rensik (LSP-AF) yang dikukuhkan melalui penan-datangan kesepakatan bersama antara Kepala Bare-skrim Polri, Jampidsus Kejagung, dan Deputi KepalaBPKP Bidang Investigasi pada tanggal 27 Nopember2008.

Menindaklanjuti kesepakatan tersebut, pada hariJumat (15/7), bertempat di Aula Gandhi Gedung BPKPPusat Jakarta, diresmikan beroperasinya LSP-FA olehKepala BPKP, Mardiasmo. Dalam sambutannya, beliaumenyatakan bahwa beragamnya tindak kecuranganyang terjadi membutuhkan auditor yang kompetendi bidang audit forensik. “Tidak hanya cukup denganauditor lulusan S1 namun auditor dengan jam terbangtinggi dan memiliki bekal ilmu audit forensik,”tegasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sertifikasiauditor forensik juga merupakan salah satu bentukdukungan ketiga instansi tersebut terhadap imple-mentasi Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang RencanaAksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Dengan bersertifikasi, menurutnya, auditor fo-

rensik akan lebih kompeten dalam menghitung keru-gian keuangan negara dan menelusuri aset Negarayang hilang. “Seringkali hakim dan pengacara me-nanyakan keahlian auditor saat memberikan kete-rangan ahli. Sertifikat auditor forensik sebagai buktikeahlian tersebut,” kata Mardiasmo. Untuk itu, ia ber-harap dengan diresmikan LSP-FA, pihak Polri, Keja-gung, dan inspektorat kementerian/lembaga dapatmengirimkan auditornya untuk disertifikasi sebagaiauditor forensik. “Ke depan, tidak perlu menungguBPKP, kementerian/lembaga dapat menggunakanauditornya yang telah ahli di bidang audit forensikguna mengungkap kecurangan di lingkungannya,”tambah Mardiasmo.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pelaksana LSP-FA, Ubaedi mengungkapkan secara panjang lebarmengenai program kerja LSP-FA. Dikatakannya, ke-giatan yang dilakukan LSP-AF meliputi uji kompetensiauditor forensik, sertifikasi kompetensi, dan akreditasitempat uji kompetensi. Standar kompetensi bagiauditor forensik lanjutnya, juga didasarkan padaKeputusan Menakertrans Nomor 46/Men/II/2009tanggal 27 Pebruari 2009 tentang Penetapan StandarKompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidangauditor forensik.

Hadir dalam peresmian tersebut, Sesjampidsus,Direktur Tipikor Bareskrim Polri, PPATK, dan InspekturJenderal Kementerian/Lembaga serta pengurus LSP-AF.

(Hartadi)

Para pengurus LSP-AF berfoto bersama Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo(no. 8 dari kiri)