Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

121

Transcript of Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Page 1: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 2: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

i | K a t a P e n g a n t a r

2020 Laporan Kinerja

uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat yang

telah diberikan sehingga Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau

Tahun 2020 telah selesai disusun.

Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau ini merupakan media akuntabilitas

pelaksanaan tugas dan fungsi serta anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam

menjalankan peran dalam pengawalan akuntabilitas pembangunan nasional, peningkatan

kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan peningkatan tata kelola

(governance system).

Melalui laporan ini, kami sampaikan capaian kinerja kami disertai analisis pencapaian

output dan outcome terhadap target Rencana Strategis (Renstra) BPKP Tahun 2020-2024.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020 ini disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai. Laporan Kinerja menggambarkan

sejauh mana pencapaian atas sasaran dan program strategis yang ditunjukkan melalui

perbandingan antara realisasi capaian kegiatan dengan target yang ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja (Perkin) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020.

Target-target dalam Perjanjian Kinerja sifatnya mengikat untuk dicapai dan

dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah kepada

sasaran dan tujuan organisasi. Tingkat capaian sasaran dan tujuan organisasi tersebut,

dapat digambarkan melalui pengukuran realisasi capaian dibandingkan dengan target

yang ditetapkan. Laporan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan yang memadai

KATA PENGANTAR

P

Page 3: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 4: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

iii | D a f t a r I s i

2020 Laporan Kinerja

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR GRAFIK vii

IKHTISAR EKSEKUTIF viii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi....................................... 1

B. Aspek Strategis Organisasi .............................................................. 3

C. Kegiatan dan Produk Organisasi...................................................... 4

D. Struktur Organisasi........................................................................... 5

E. Sistematika Penyajian....................................................................... 10

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA........................................................................ 11

A. Target Kinerja Tahun 2020-2024…………………………………….......... 11

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020........................................................ 16

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................ 19

A. Capaian Kinerja Tahun 2020........................................................... 19

1. Ringkasan Kinerja....................................................................... 19

2. Uraian Kinerja ……………………..................................................... 22

B. Kinerja Lainnya Tahun 2020........................................................... 74

1. Kinerja Lainnya……………………………………………………………....... 74

2. Perbaikan SAKIP pada Tahun 2020.......................................... 77

C. Akuntabilitas Keuangan.…………………………………………………………. 77

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................... 80

KILAS BALIK PERISTIWA 2020................................................................. 82

DAFTAR ISI

Page 5: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

iv | D a f t a r I s i

2020 Laporan Kinerja

LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran I : Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan

Lampiran II : Perbandingan Realisasi Sasaran Kegiatan

Lampiran III : Target, Realisasi dan Capaian Imdikator Output Kegiatan

Lampiran IV : Perbandingan Realisasi Indikator Outout Kegiatan

Lampiran V : Jumlah Progrma Priorotas yang Tercapai Sesuai Target

Lampiran VI : Jumlah Kegiatan Prioritas yang Tercapai Sesuai Target

Lampiran VII : Jumlah Proyek Strategis yang Tercapai Sesuai Target

Lampiran VIII : Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target

Lampiran IX : Kapabilitas APIP Pemerintah Daerah Tahun 2020

Lampiran X : Maturitas SPIP Pemerintah Daerah Tahun 2020

Lampiran XI : Manajemen Resiko Pemerintah Daerah Tahun 2020

Page 6: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

v | D a f t a r I s i

2020 Laporan Kinerja

Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................... 7

Tabel 1.2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan.................................................. 7

Tabel 1.3 : Jumlah Pegawai Golongan...................................................................... 8

Tabel 2.1 : Target Kinerja Sasaran Kegiatan........................................................... 13

Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020................................. 17

Tabel 2.3 : Anggaran Tahun 2020............................................................................ 18

Tabel 3.1 : Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020……………… 20

Tabel 3.2 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 1………………………….. 23

Tabel 3.3 : Realisasi Nilai Potensi/ Jumlah Kurang Bayar yang sudah

disetor/ditetapkan tahun 2020…………………………………………………….

24

Tabel 3.4 : Nilai Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2020………………….. 26

Tabel 3.5 : Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah Tahun 2020……. 30

Tabel 3.6 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 2................................ 32

Tabel 3.7 : Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan………………………. 34

Tabel 3.8 : Realisasi Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi Tahun 2020………. 35

Tabel 3.9 : Target dan Realisasi Kinerja Sasasaran Kegiatan 3…......................... 39

Tabel 3.10 : Tingkat Kesehatan BUMD Air Minum yang Dievaluasi Tahun 2020... 40

Tabel 3.11 : Permasalahan Kinerja PDAM……………………………………………………….. 41

Tabel 3.12 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 4………………………… 43

Tabel 3.13 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 5………………………… 48

Tabel 3.14 : Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau Tahun 2020…………………… 50

Tabel 3.15 : Tingkat Maturitas SPIP Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun

2020........................................................................................................

52

Tabel 3.16 : Jumlah Desa yang Telah menyusun Laporan Pertanggungjawaban

Desa Per Kabupaten Tahun 2020 ………………………………………………..

58

Tabel 3.17 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 6………………………… 59

Tabel 3.18 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Jenis

Belanja ....................................................................................................

67

Tabel 3.19 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut

Program/Kegiatan ..................................................................................

78

Tabel 3.20 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran

Kegiatan..........…………………....................................................................

78

Tabel 3.21 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran

kegiatan………………………………………………………………………

79

DAFTAR TABEL

Page 7: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

vi | D a f t a r G a m b a r & G r a f i k

2020 Laporan Kinerja

Halaman

Gambar 1.1 : Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau .......................... 6

Gambar 1.2 : Komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Riau ............................. 9

DAFTAR GAMBAR

Page 8: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

vii | D a f t a r G a m b a r & G r a f i k

2020 Laporan Kinerja

Halaman

Grafik 3.1 Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah … 25

Grafik 3.2 Target dan Realisasi Nilai Potensi Penerimaan Negara/Daerah………….. 27

Grafik 3.3 Target dan Realisasi Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah………….. 29

Grafik 3.4 Target dan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah…….. 31

Grafik 3.5 Target dan Realisasi Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan..................................................................................................

34

Grafik 3.6 Target dan Realisasi Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat………………….. 41

Grafik 3.7 Target dan Realisasi Persentase Hasil Pengawasan Preventif dan Edukatif yang Dimanfaatkan/Ditindaklanjuti………………………………………

46

Grafik 3.8 Target dan Realisasi Jumlah APIP Daerah dengan Level Kapabilititas APIP ≥ Level 3 ………………………………………………………………………………….

51

Grafik 3.9 Target dan Realisasi Jumlah Pemda Dengan Level Maturitas Penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 ………………………………………………………..

55

Grafik 3.10 MRI Pemda di Wilayah Provinsi Riau........................................................... 56

Grafik 3.11 Target dan Realisasi Persentase Jumlah Desa Yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa ...................................................

60

Grafik 3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020…………………………………. 77

DAFTAR GRAFIK

Page 9: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

viii | I k h t i s a r E k s e k u t i f

2020 Laporan Kinerja

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020 disusun sebagai

bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam mencapai

sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.

Pertanggungjawaban kinerja tahun 2020 ini merupakan tahun pertama dari

pelaksanaan Rencana Strategis tahun 2020–2024 yang sejalan dengan pelaksanaan

Visi dan Misi BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian yang integral

dari BPKP Pusat, harus memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kinerja.

Pada tahun 2020, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah diamanatkan untuk

melaksanakan 6 (enam) sasaran kegiatan dengan 29 (dua puluh sembilan) Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK).

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2020 menunjukkan bahwa lima dari

enam sasaran kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah tercapai sepenuhnya,

sedangkan satu sasaran kegiatan lainnya belum tercapai sepenuhnya. Sasaran

Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Riau beserta capaiannya dapat diuraikan

sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1: Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh

empat indikator Kinerja. Dari hasil pengukuran

kinerja, tiga indikator telah mencapai target

dan satu indikator belum mencapai target

dengan rata-rata capaian adalah 501,41%.

Sasaran Kegiatan 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh empat indikator Kinerja. Dari hasil

pengukuran kinerja, tiga indikator telah mencapai target dan satu indikator belum

mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 166,91%.

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 10: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

ix | I k h t i s a r E k s e k u t i f

2020 Laporan Kinerja

Sasaran Kegiatan 3: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan

Usaha

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh satu indikator kinerja. Dari hasil

pengukuran kinerja, satu indikator kinerja tersebut belum mencapai target dengan

rata-rata capaian adalah 50%.

Sasaran Kegiatan 4: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh dua indikator kinerja. Dari hasil

pengukuran kinerja, seluruh indikator tersebut telah mencapai target dengan rata-

rata capaian adalah 103,57%.

Sasaran Kegiatan 5: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh enam indikator kinerja. Dari hasil

pengukuran kinerja, dua indikator telah mencapai target dan empat indikator belum

mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 320,48%.

Sasaran Kegiatan 6: Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit

Kerja

Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh dua belas indikator kinerja. Dari hasil

pengukuran kinerja, sebelas indikator telah mencapai target dan satu indikator belum

mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 105,94%.

Di samping kinerja sebagaimana tersebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

telah melakukan pengembangan Aplikasi Matabansos dan MataUMKM untuk

Akuntabilitas Penyaluran Bantuan dalam rangka penanganan COVID-19

bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Riau dalam rangka pemantauan

berkelanjutan dan audit berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit

CACM).

Perbaikan perencanaan kinerja yang telah dilakukan Perwakilan BPKP pada tahun

2020 yaitu menyusun Rencana Strategis Tahun 2020-2024 dan Indikator Kinerja

Utama Tahun 2020-2024.

Page 11: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 12: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

1 | P e n d a h u l u a n

Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan salah satu perwakilan BPKP dari

34 perwakilan BPKP yang ada di seluruh Indonesia, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

BPKP Provinsi Riau diatur berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 28 Januari 2016,

dengan wilayah kerja yaitu Provinsi Riau dan kabupaten/kota di wilayahnya.

A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI

Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;

3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan

atau atas permintaan Kepala Daerah;

4. Melaksanakan pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan

5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

menyelenggarakan fungsi:

1. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah

dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;

BAB 1 : P E N D A H U L U A N

Page 13: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

2 | P e n d a h u l u a n

2. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,

BUMN/BUMD dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/

BUMN/BUMD;

3. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang

di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah

atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan

kontrak kerjasama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima

pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas

kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik

daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

5. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah serta

pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian

keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi

termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat

dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan

negara/daerah;

6. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan

aset negara/daerah;

7. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian

intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan

program/kebijakan pemerintah yang strategis;

8. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau

kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas

penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah,

Page 14: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

3 | P e n d a h u l u a n

audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian

keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

9. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan

nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah

lainnya;

10. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi

penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah

pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat

dan/atau Pemerintah Daerah;

11. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah

Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

12. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;

13. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan

akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah

Daerah; dan

14. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal

28 Agustus 2008, BPKP semakin memantapkan perannya dalam membangun

sistem akuntabilitas yang baik dengan didukung oleh sistem pengendalian yang

handal.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance,

maka Perwakilan BPKP Provinsi Riau berkewajiban melaporkan dan

menjelaskan keberhasilan atau kegagalan yang disebabkan dari segala

kebijakan atau keputusan yang dibuat melalui penerapan mekanisme

pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur sebagai konsekuensi dari

kewenangan yang diterimanya.

Page 15: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

4 | P e n d a h u l u a n

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Sebagai auditor intern pemerintah maka BPKP lebih mengutamakan

pencegahan (prevention) terhadap hal-hal yang dapat menghambat

pencapaian tujuan dan program-program pemerintah.

Bersamaan dengan terbitnya PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) maka BPKP sebagai Auditor Presiden

yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden tidak hanya memantapkan

perannya dalam Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara namun juga

dalam Pembinaan Penyelenggaraan SPIP.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau berperan aktif dalam menanggapi perubahan

lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi perannya

yang baru dengan strategi untuk melakukan product differences, market

differences dan methodological differences melalui 4C’s yaitu capacity building,

current issues, clearing house dan check and balances, yang kesemuanya

diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas.Perwakilan BPKP Provinsi

Riau sebagai bagian integral dari BPKP, sepenuhnya mendukung strategi yang

ditetapkan BPKP dalam melaksanakan perannya selaku Auditor Presiden.

Dalam rangka meningkatkan kehandalan penyelenggaraan fungsi pengawasan

intern dan kualitas sistem pengendalian intern maka pada tanggal

31 Desember 2014 Presiden telah memperkuat tugas pokok dan fungsi dan

menyempurnakan organisasi BPKP dengan menerbitkan Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan. Dalam peraturan presiden tersebut dijelaskan tentang tugas,

fungsi dan struktur organisasi BPKP yang baru.

C. KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI

Strategi BPKP dalam pencapaian visi dan misi yang ditetapkan meliputi

pengawalan pembangunan nasional, peningkatan reputasi pemerintah dan

peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan integritas APIP. Sesuai dengan

Renstra, BPKP melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan dalam rangka

Page 16: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

5 | P e n d a h u l u a n

pengawalan pembangunan nasional melalui tindakan pre-emptif, preventif, dan

represif.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian integral dari BPKP, telah

melaksanakan beberapa kegiatan yang merupakan layanan/produk unggulan di

bidang pengawasan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen

pemerintahan baik melalui assurance maupun consulting, antara lain:

1. Pelaksanaan audit baik audit operasional, audit kinerja, audit keuangan,

audit investigasi, audit Hambatan Pelaksanaan Pembangunan, audit klaim,

audit eskalasi dan audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;

2. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;

3. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)

Perencanaan, SIMDA Keuangan, SIMDA Aset/BMD dan SIMDA Gaji;

4. Asistensi/bimbingan teknis/QA penyelenggaraan SPIP pada Instansi

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Program peningkatan kinerja sektor korporat dan sektor publik;

6. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;

7. Program Pengembangan Manajemen Risiko sektor korporat dan sektor

publik;

8. Program Anti Korupsi (PAK);

9. Fraud Control Plan (FCP);

10. Probity Audit;

11. Monitoring dan evaluasi atas program-program pembangunan prioritas

nasional (nawacita) dan program lintas sektoral Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah; dan

12. Asistensi/Bimtek/QA peningkatan kapabilitas APIP.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah Perwakilan BPKP yang berkedudukan

di Pekanbaru dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Perwakilan dibantu oleh:

1. Kepala Bagian Tata Usaha

2. Koordinator Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Page 17: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

6 | P e n d a h u l u a n

3. Koordinator Pengawasan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4. Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara

5. Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi

6. Koordinator Pengawasan Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.1 Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau

K

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sangat dibutuhkan untuk

mendukung operasional unit organisasi. Berdasarkan posisi SDM per

31 Desember 2020, Perwakilan BPKP Provinsi Riau memiliki 124 orang

pegawai dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan golongan

sebagai berikut:

KOORDINATOR

PENGAWASAN

BIDANG

PENGAWASAN

INSTANSI

PEMERINTAH

PUSAT

KOORDINATOR

PENGAWASAN

BIDANG

AKUNTABILITA

S PEMERINTAH

DAERAH

KOORDINATOR

PENGAWASAN

BIDANG

AKUNTAN

NEGARA

KOORDINATOR

PENGAWASAN

BIDANG

INVESTIGASI

KEPALA

PERWAKILAN KEPALA BAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA

SUB BAGIAN

KEUANGAN

KEPALA

SUB BAGIAN

KEPEGAWAIAN

KEPALA

SUB BAGIAN

UMUM

KOORDINATOR

PENGAWASAN

BIDANG P3A

Page 18: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

7 | P e n d a h u l u a n

1. Berdasarkan Pendidikan

Susunan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

1 S 3 1 0,81

2 S 2 9 7,26

3 S 1/ D IV 72 58,06

4 D III/SarjanaMuda 30 24,19

5 D I 1 0,81

6 SLTA 11 8,87

Jumlah 124 100

Ditinjau dari tingkat pendidikan maka pegawai pada tingkat S1/DIV dan

DIII/Sarjana Muda menempati jumlah terbanyak dalam susunan pegawai

Perwakilan BPKP Provinsi Riau, yaitu masing-masing mencapai 72 orang atau

58,06% dan 30 orang atau 24,19% dari jumlah seluruh pegawai. Dengan

demikian ditinjau dari tingkat pendidikan, SDM Perwakilan BPKP Provinsi Riau

cukup mendukung tugas pokok dan fungsinya.

2. Berdasarkan Jabatan

Susunan pegawai berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

No Uraian Jabatan/Peran Jumlah Pegawai

(%)

A. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama 1 0,81

B. Pejabat Administrator 1 0,81

C. Pejabat Pengawas 3 2,42

D. Pejabat Pelaksana 22 17,74

E. Pejabat Fungsional 97 78,22

1. Pejabat Fungsional Auditor 90 72,58

a. Auditor Madya 27 21,77

Page 19: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

8 | P e n d a h u l u a n

No Uraian Jabatan/Peran Jumlah Pegawai

(%)

b. Auditor Muda 22 17,74

c. Auditor Pertama 22 17,74

d. Auditor Penyelia 10 8,06

e. Auditor Pelaksana Lanjutan 1 0,81

f. Auditor Pelaksana 8 6,45

2. Pejabat Fungsional Analis Kepegawaian

4 3,23

a. Analis Kepegawaian Penyelia 2 1,61

b. Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan

2 1,61

c. Analis Kepegawaian Pelaksana 3 2,42

3. Pejabat Fungsional Arsiparis 2 1,61

4. Pejabat Fungsional Pranata Komputer 1 0,81

Jumlah 124 100.00

Dari tabel di atas jumlah Pejabat Fungsional Auditor menduduki jumlah terbesar

sebanyak 90 orang pegawai atau 72,58% dari jumlah seluruh pegawai.

Sedangkan untuk jabatan lainnya, Pejabat Pelaksana menempati jumlah

terbanyak kedua dengan jumlah pegawai sebanyak 22 orang pegawai atau

17,74% dari seluruh pegawai. Kondisi pegawai tersebut dinilai cukup memadai

dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP.

3. Berdasarkan Golongan

Susunan pegawai berdasarkan golongan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

1. IV C 12 9,68

2. IV B 12 9,68

3. IV A 7 5,65

Sub Jumlah 1 31 25,00

Page 20: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

9 | P e n d a h u l u a n

No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)

4. III D 26 20,97

5. III C 13 10,48

6. III B 29 23,39

7. III A 9 7,26

Sub Jumlah 2 77 62,09

8. II D 1 0,81

9. II C 15 12,10

10. II B 0 -

11. II A - -

Sub Jumlah 3 16 12,91

Jumlah 124 100.00

Ditinjau dari golongan, maka golongan pegawai terbanyak adalah pegawai

pada Golongan III sebanyak 77 orang pegawai atau 62,09% dari jumlah

seluruh pegawai.

Page 21: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

10 | P e n d a h u l u a n

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan Kinerja ini pada dasarnya mengkomunikasikan pencapaian kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Riau selama tahun 2020, disertai dengan uraian

keberhasilan dan hambatan capaian kinerja (performance results), yang diukur

dengan cara melakukan analisis gap, yaitu membandingkan target dalam

dokumen Perjanjian Kinerja dengan realisasinya sesuai indikator kinerja yang

ditetapkan organisasi.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,

Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diuraikan dalam bentuk bab

sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini disajikan tentang penjelasan umum organisasi

dengan penekanan pada aspek strategis organisasi dan

permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi

oleh organisasi.

Bab 2

Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar Rencana Strategis

Tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020.

Bab 3

Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini diuraikan capaian kinerja, analisis pencapaian

kinerja dan aspek pendukung pencapaian kinerja tahun 2019.

Bab 4 Penutup

Bab ini menguraikan tentang simpulan umum atas capaian

kinerja organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan

dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Page 22: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 23: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

11 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal dalam proses berakuntabilitas

untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Dengan visi, misi, dan

strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat

menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana

Strategis dengan pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan

akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP).

A. TARGET KINERJA TAHUN 2020-2024

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020-2024 disahkan

oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau melalui Keputusan Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor KEP-216/PW04/1/2020 tanggal

1 September 2020. Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan bagian yang

terintegrasi dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang

memiliki relevansi terhadap pengungkapan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Riau. Fungsi Renstra adalah sebagai pedoman bagi Perwakilan BPKP Provinsi

Riau dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang

memberikan pelayanan jasa di bidang pengawasan pengelolaan keuangan

daerah dan pembangunan nasional, yang diharapkan mampu memberikan

kontribusi bagi pencapaian kinerja pengelolaan keuangan dan pembangunan di

Provinsi Riau.

Dalam rangka mewujudkan Visi Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan yaitu “Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia

dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance

Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil

Presiden ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong-Royong”, serta Misi BPKP yaitu “Melaksanakan

Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

BAB 2 : PERENCANAAN KINERJA

Page 24: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

12 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

Keuangan dan Pembangunan Nasional”; dan “Membangun Sumber

Daya Pengawasan yang Berkualitas”, BPKP menetapkan 2 (dua) tujuan

yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BPKP dan

mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau

beberapa program. Tujuan untuk masing-masing misi tersebut, yaitu:

1. Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional; dan

2. Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel dan Sehat.

Kedua tujuan tersebut telah dilengkapi dengan 6 (enam) sasaran strategis

yaitu:

1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Daerah;

2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas

Pembangunan Nasional;

3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan

Usaha;

4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian

Korupsi;

5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian

Intern K/L/Pemda/BU;

6. Meningkatnya Tata Kelola Pengawasan yang Berkualitas.

Sasaran strategis BPKP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata

oleh BPKP pada tahun 2024 yang menjadi indikator untuk menilai keberhasilan

pencapaian tujuan sekaligus mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh

adanya hasil (outcome) dari program-program BPKP.

Program Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan turunan dari Program

BPKP yang dirancang dalam mencapai visi dan misi BPKP secara keseluruhan

yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi

Riau dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan

indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus untuk

mewujudkan sasaran strategis BPKP yang telah ditetapkan sebelumnya.

Program tersebut terdiri dari:

Page 25: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

13 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

1. Program Pengawasan Pembangunan (Program 06);

2. Program Dukungan Manajemen (Program 01).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

memiliki 1 (satu) kegiatan pada Program 01 dengan sasaran kegiatan sebanyak

1 (satu) sasaran dan 1 (satu) kegiatan pada Program 06 dengan sasaran

kegiatan sebanyak 5 (lima) sasaran yang telah dilengkapi dengan target kinerja

selama periode Renstra Tahun 2020-2024 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.1

Target Kinerja Sasaran Kegiatan

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kinerja

Kegiatan Satuan

Target Per Tahun Bidang/

Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024

PROGRAM 06 : PROGRAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

IKK1: Nilai

Optimalisasi

Penerimaan

Negara/Daerah

Rupiah

(Juta)

209 334 836 836 836 Bidang APD

IKK2: Potensi

Pendapatan Asli

Daerah yang

Dioptimalisasi

Rupiah (Juta) 418 557 1.393 1.393 1.393 Bidang APD

IKK3: Nilai Efisiensi

Pengeluaran Negara

dan Daerah

Rupiah (Juta) 1.123 186.779 154.487

136.270

112.930 Bidang APD & Bidang

Investigasi

IKK4: Nilai

Penyelamatan

Keuangan Negara dan

Daerah

Rupiah (Juta) 27.124

40.679

49.715

56.500 51.982 Bidang Investigasi

IKK5: Nilai

Penyelamatan

Pengelolaan Dana

Transfer

Rupiah (Juta) - 118 120 122 125 Bidang APD

IKK6: Nilai

Penyelamatan

Pembiayaan Daerah

Rupiah (Juta) - 59 60 61 62 Bidang APD

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional

IKK7: Jumlah PP yang

tercapai sesuai target

Program

Prioritas

- 2 - - - Bidang IPP

IKK8: Jumlah KP yang

diawasi

Kegiatan

Prioritas

7 7 7 7 7 Bidang APD

IKK9: Jumlah KP yang

tercapai sesuai target

Kegiatan

Prioritas

7 7 7 7 7 Bidang APD

IKK10: Jumlah

Program Lintas

Sektoral

Pembangunan Daerah

yang Tercapai Sesuai

Target

Program

- 1 1 1 1 Bidang APD

Page 26: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

14 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kinerja

Kegiatan Satuan

Target Per Tahun Bidang/

Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024

IKK11: Persentase

Desa yang Diaudit

Kinerja dengan Hasil

Baik

Persentase 0,00 25,00 37,50 43,75 50,00 Bidang APD

IKK12: Persentase

hambatan

pelaksanaan

pembangunan yang

diselesaikan

Persentase 75,00 80,00 85,00 85,00 85,00 Bidang Investigasi

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha

IKK13: Jumlah BUMD

dengan pengelolaan

korporasinya baik

BUMD - 1 1 2 3 Bidang Akuntan Negara

IKK14: Jumlah BUMD

dengan kinerja sehat

BUMD 2 3 4 5 6 Bidang Akuntan Negara

IKK15: Jumlah BLUD

dengan kinerja sehat

BLUD 2 2 2 3 3 Bidang Akuntan Negara

IKK16: Jumlah

BUMDes yang mampu

menyusun laporan

BUMDes 24 32 37 47 53 Bidang Akuntan Negara

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi

IKK17: Persentase

hasil pengawasan

represif yang

dimanfaatkan/ditindakl

anjuti

Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Bidang Investigasi

IKK18: Persentase

hasil Pengawasan

preventif dan edukatif

yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti

Persentase 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 Bidang Investigasi

IKK19: Jumlah Pemda

dengan efektivitas

pengendalian korupsi

Baik

Pemda - - 2 3 4 Bidang Investigasi

IKK20: Jumlah Badan

Usaha dengan

efektivitas

pengendalian korupsi

baik

Badan Usaha - - 1 2 2 Bidang Investigasi

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

IKK21: Jumlah APIP

K/L/Pemda dengan

Kapabilitas APIP ≥

Level 3

APIP Pemda 10 11 12 13 13 Bidang P3A

IKK22: Jumlah

K/L/Pemda dengan

Maturitas SPIP ≥

Level 3

Pemda 12 12 13 13 13 Bidang APD

IKK23: Jumlah Pemda

Kab/Kota dengan MRI

≥ Level 3

Pemda

Kab/Kota

1 2 3 4 6 Bidang APD

IKK24: Persentase

jumlah pemda yang

akuntabel dalam

pengelolaan keuangan

dan kinerja daerah

Persentase 0,00 0,00 0,00 1,48 1,66 Bidang APD

Page 27: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

15 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kinerja

Kegiatan Satuan

Target Per Tahun Bidang/

Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024

IKK25: Tersedianya

Rekomendasi

Strategis (Policy Brief)

kepada Provinsi/

Kabupaten/Kota

Rekomen-

dasi

1 1 1 1 1 Bidang APD

IKK26: Persentase

Jumlah desa yang

Menyusun laporan

Pertanggungjawaban

Keuangan Desa

Persentase 40,01 44,97 50,00 55,03 59,99 Bidang APD

IKK27: Jumlah desa

yang menerapkan

pengelolaan aset desa

secara memadai

Desa - 32 79 159 314 Bidang APD

IKK28: Jumlah APIP

yang

Mengimplementasikan

Siswaskeudes

APIP Pemda 1 3 4 5 6 Bidang APD

IKK29: Jumlah BUMN

dengan MRI ≥ Level 3

BUMN - - - - 1 Bidang Akuntan Negara

IKK30: Jumlah BUMD

dengan MRI ≥ Level 3

BUMD - - 1 1 3 Bidang Akuntan Negara

IKK31: Jumlah BLUD

dengan MRI ≥ Level 3

BLUD - 1 2 4 5 Bidang Akuntan Negara

IKK32: Jumlah BUMD

dengan Kapabilitas

Satuan Pengawasan

Intern ≥ Level 3

BUMD - - 1 1 3 Bidang Akuntan Negara

IKK33: Jumlah BLUD

dengan Kapabilitas

Satuan Pengawasan

Intern ≥ Level 3

BLUD - - - 1 1 Bidang Akuntan Negara

PROGRAM 01 : PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

Kegiatan Pelaksanaan Dukungan Manajemen

Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit Kerja

IKK1: Nilai Skor Zona

Integritas Unit Kerja Skor

Skala 100

75 76 77 78 79 Bagian Tata Usaha

IKK2: Persentase

Pegawai yang

mengikuti peningkatan

Kompetensi

Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha

IKK3: Persentase

administrasi SDM

yang diselesaikan

tepat waktu

Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha

IKK4: Persentase

Penyusunan RKA

Tepat Waktu Unit

Kerja

Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha

IKK5: Skor IKPA Unit

Kerja Skor

Skala 100

86 87 88 89 90 Bagian Tata Usaha

Page 28: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

16 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kinerja

Kegiatan Satuan

Target Per Tahun Bidang/

Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024

IKK6: Persentase

SPM yang terbit tepat

waktu

Persentase 90 91 92 93 95 Bagian Tata Usaha

IKK7: Persentase

Penyusunan Laporan

Keuangan sesuai SAP

Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha

IKK8: Nilai

Pengelolaan BMN Unit

Kerja (khusus Unit

Kerja Mandiri)

Nilai Baik Baik Baik Baik Baik Bagian

Tata Usaha

IKK9: Nilai SAKIP Unit

Kerja Skor

Skala 100

80 81 82 83 84 Bidang P3A

IKK10: Maturitas SPIP

Unit Kerja Level Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 4 Bidang P3A

IKK11: Indeks MR Unit

Kerja Level - Level 3 Level 3 Level 3 Level 4 Bagian

Tata Usaha

IKK12: Indeks Kualitas

Layanan

Ketatausahaan Unit

Kerja

Indeks Skala

100

70 76 80 81 82 Bagian

Tata Usaha

IKK13: Indeks

Kepuasan Layanan

Unit Kerja

Indeks

Skala 100

70 73 76 80 81 Bagian

Tata Usaha

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan

melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran

indikator kinerja utama yaitu Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan. Untuk mencapai

sasaran strategis ini pada tahun 2020, telah disusun Perjanjian Kinerja Tahun

2020. Berikut ini adalah target kinerja dari Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang telah

disesuaikan dengan perubahan DIPA dan RKA pada tahun 2020.

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020

No. SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

1

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

Rupiah (Juta)

209

Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi

Rupiah (Juta)

418

Page 29: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

17 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

No. SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah

Rupiah (Juta)

1.123

Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah

Rupiah (Juta)

27.124

2

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

Persen 75

Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi Kegiatan Prioritas

7

Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target

Kegiatan Prioritas

7

Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan

Persen 75

3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha

Jumlah BUMD dengan kinerja sehat BUMD 2

4

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi

Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti

Persen 100

Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti

Persen 70

5

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

Pemda 10

Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 12

Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

PemKab/Kota

1

Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

Rekomendasi

1

Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Persen 40

Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes

APIP 1

6

Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja Skor Skala 100

75

Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi

Persen 100

Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu

Persen 100

Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja

Persen 100

Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100

86

Page 30: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

18 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a

No. SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

Persentase SPM yang terbit tepat waktu Persen 90

Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP

Persen 100

Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik

Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100

80

Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3

Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala 100

70

Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja Indeks Skala 100

70

Untuk melaksanakan Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan di atas, sesuai

dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Rencana Kerja Anggaran

(RKA) tahun 2020 (revisi terakhir tanggal 28 Desember 2020), tersedia anggaran

Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebesar Rp28.365.080.000,00 dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel 2.3

Anggaran Tahun 2020

No Kegiatan di RKA K/L Anggaran (Rp)

1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 25.310.452.000

2. Fasilitas Dukungan Manajemen BPKP 25.310.452.000

3. Pengadaan dan Penyaluran Sasaran dan Prasarana BPKP 927.347.000

4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3.054.628.000

Jumlah 28.365.080.000

Page 31: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 32: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

19 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020

1. RINGKASAN KINERJA

Dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau

tahun 2020 dilakukan pengumpulan data kinerja yang melibatkan seluruh

bidang/bagian di Lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Riau. Data kinerja yang

dikumpulkan berupa target dan realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau

beserta uraian rinci kinerja, target dan realisasi keuangan, target dan realisasi

penggunaan sumber daya manusia, data-data penghargaan, serta informasi

lain yang terkait dengan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020.

Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk memperoleh data kinerja yang

akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten yang berguna bagi pengambilan

keputusan dalam rangka perbaikan kinerja tanpa meninggalkan prinsip manfaat

dan biaya, serta efisiensi dan efektivitas.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengidentifikasi realisasi kinerja dari

pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam tahun 2020, untuk

selanjutnya dilakukan pembandingan realisasi tersebut dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau

tahun 2020. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian

target Indikator Kinerja adalah rumus maximize, sebagai berikut:

Capaian = Realisasi x 100%

Target

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap

Indikator Kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan

dan kendala yang menghambat pencapaian target kinerja, untuk selanjutnya

dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa

yang akan datang.

BAB 3 : AKUNTABILITAS KINERJA

Page 33: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

20 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah unit kerja pelaksana atas program dan

kegiatan yang telah ditetapkan BPKP berdasarkan tugas dan fungsinya di

daerah. Sesuai Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau mengemban

amanah untuk mewujudkan pencapaian Sasaran Strategis BPKP melalui

pencapaian Sasaran Kegiatan yang diukur dari Indikator Kinerja Kegiatan

Perwakilan BPKP sebagai Indikator Kinerja Utama.

Hasil pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau atas 6 sasaran

kegiatan yang dijabarkan dalam 29 Indikator Kinerja, menunjukkan bahwa

20 Indikator Kinerja (68,96%) telah mencapai target, dan 9 Indikator Kinerja

(31,04%) belum mencapai target. Ringkasan capaian kinerja masing-masing

Indikator Kinerja pada setiap sasaran kegiatan sebagaimana tercantum pada

tabel berikut:

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi

Sasaran Kegiatan 1 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

Rupiah

(Juta)

209

138,64 66,33%

1.2 Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi

Rupiah (Juta)

418 6.188,05 1.480,39

1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah

Rupiah (Juta)

1.123 1.870,16 166,53

1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah

Rupiah (Juta)

27.124 79.309,05 292,39

Sasaran Kegiatan 2 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional

2.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

Persen 75 47,17 62,89

2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi Kegiatan Prioritas

7 17 242,86

2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target

Kegiatan Prioritas

7 16 228,57

Page 34: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

21 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi

2.4 Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan

Persen 75 100,00 133,33

Sasaran Kegiatan 3 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha

3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat BUMD 2 1 50

Sasaran Kegiatan 4 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi

4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti

Persen 100 100 100

4.2 Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti

Persen 70 75 107,14

Sasaran Kegiatan 5 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

Pemda 10 9 90

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 12 10 83,33

5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

PemKab/Kota

1 0 0

5.4 Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

Rekomendasi

1 15 1.500

5.5 Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Persen 40 99,81% 249,53%

5.6 Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes

APIP 1 0 0

Sasaran Kegiatan 6 : Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja Skor Skala 100

75 89,37 119,16

6.2 Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi

Persen 100 92,91 92,91

6.3 Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu

Persen 100 100 100

6.4 Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja

Persen 100 100 100

6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100

86 96,84 112,60

6.6 Persentase SPM yang terbit tepat waktu Persen 90 99.62 110,69

6.7 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP

Persen 100 100 100

Page 35: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

22 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi

6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik Baik 100

6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100

80 81,52 101,90

6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100

6.11 Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala 100

70 75,58 107,97

6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja Indeks Skala 100

70 88,25 126,07

Keterangan: = mencapai/melampaui target; = belum mencapai target

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran kegiatan beserta

realisasi penggunaan SDM (OH) dan dana sebagaimana disajikan dalam

Lampiran I dan Lampiran II.

2. URAIAN KINERJA

Evaluasi capaian setiap Indikator Kinerja dilakukan untuk mengidentifikasi

faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat

pencapaian target kinerja, untuk selanjutnya dicermati dan dipelajari guna

perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.

Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan kinerja yang meliputi

pembandingan antara realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi

kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, dan pembandingan lain yang

diperlukan.

Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara

membandingkan proporsi capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber

daya, baik dana maupun sumber daya manusia, yang dalam hal ini

direpresentasikan dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya terjadi

manakala capaian kinerja output lebih tinggi dari pada capaian penggunaan

sumber daya, baik dana maupun OH. Analisis efisiensi dilakukan terpisah

antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2020 adalah laporan kinerja pertama dari

Rencana Strategis (Renstra) Periode 2020 – 2024 di mana analisis capaian

Page 36: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

23 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

kinerja dilakukan terhadap capaian sasaran kegiatan. Capaian 6 (enam)

sasaran kegiatan diukur dengan 29 (dua puluh sembilan) capaian Indikator

Kinerja Kegiatan.

Realisasi kinerja Tahun 2020 berdasarkan sasaran kegiatan Perwakilan BPKP

Provinsi Riau dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern

pemerintah diuraikan di bawah ini:

Sasaran Kegiatan 1

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas

Keuangan Negara/Daerah

Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran

program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah”; dan “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah Bidang

Investigasi” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis

BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas

Keuangan Negara/Daerah”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja yang terkait

langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah

dengan ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 1

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

Rupiah (Juta)

209

138,64 66,33%

1.2 Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi

Rupiah (Juta)

418 6.188,05 1480,39

1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah

Rupiah (Juta)

1.123 1.870,16 166,53

1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah

Rupiah (Juta)

27.124 79.309,05 292,39

Capaian Rata-rata 457,27

Page 37: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

24 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari empat Indikator Kinerja yang

mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah”, 3 (tiga) Indikator

Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.

Uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah” sebagai berikut:

1.1. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi

“Nilai Potensi Penerimaan Daerah yang Terealisasi” diukur dengan menghitung

jumlah nilai potensi penerimaan daerah dan atau jumlah kurang bayar atas

penerimaan daerah yang sudah disetor/ditetapkan. Nilai potensi penerimaan

daerah dan jumlah kurang bayar dimaksud diperoleh berdasarkan hasil

kegiatan pengawasan BPKP. Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar

Rp209.000.000,00.

Pada Tahun 2020, nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

sebesar Rp138.642.317,00 atau mencapai 66,33% dari target tahun 2020,

dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3.

Realisasi Nilai Potensi/Jumlah Kurang Bayar Yang Sudah Disetor/ Ditetapkan Tahun 2020

No. Jenis Pajak (Hotel/NPWPD) Realisasi Pembayaran 2020

Tahun 2016

1. Pajak Hotel 82.803.426 2. Pajak Restoran 11.075.360 3. Pajak Hiburan 8.405.460

Jumlah 102.284.246 Tahun 2017

1. Pajak Hotel 32.181.526 2. Pajak Restoran 1.579.020

3. Pajak Hiburan 2.597.525

Jumlah 36.358.071

Total 138.642.317

Nilai potensi penerimaan daerah yang terealisasi sampai dengan Triwulan IV

Tahun 2020 sebesar Rp138.642.317,00 diperoleh dari hasil monitoring tindak

lanjut atas Laporan Hasil Kegiatan Pendampingan Pemeriksaan Pajak Daerah

Page 38: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

25 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2020 2021 2022 2023 2024

Target 209 334 836 836 836

Realisasi 138.64 0 0 0 0

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

RP

JU

TA

AN

)

Kabupaten Bengkalis Tahun 2016 dan Tahun 2017 sesuai Laporan Nomor

LAP-384/PW04/3/2017 tanggal 10 November 2017.

Realisasi nilai Optimalisasi Penerimaan Daerah yang terealisasi ini terbilang

rendah karena selama tahun 2020 tidak dilakukan Pemeriksaan Pajak dan

Retribusi Daerah.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Grafik 3.1. Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

Dari Grafik di atas, nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah telah mencapai

16,59% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

Untuk Tahun 2021, upaya yang dilakukan agar indikator Nilai Potensi

Penerimaan Daerah yang Terealisasi ini mencapai target adalah dengan

melakukan kerjasama terkait pemeriksaan Pajak dan Retribusi Daerah dengan

Badan Pendapatan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Riau.

1.2. Potensi Penerimaan Daerah Yang Dioptimalisasi

“Potensi Penerimaan Daerah Yang Dioptimalisasi” diukur dari Pengawasan

atas Potensi Pendapatan Asli Daerah dengan cara menjumlah nilai selisih dari

potensi penerimaan daerah dari hasil kegiatan pengawasan BPKP dengan

target yang dianggarkan oleh Pemda. Penerimaan daerah sesuai dengan

Page 39: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

26 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

rincian sumber penerimaan APBD berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku. Misalnya untuk penerimaan daerah adalah pajak daerah, retribusi

daerah, pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp418.000.000,00. Pada Tahun

2020, nilai potensi penerimaan negara/daerah yang terealisir sebesar

Rp6.188.053.482,19 atau mencapai 1.480,39% dari target tahun 2020, dengan

ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.4.

Nilai Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2020

No Jenis Pajak Nilai Potensi (Rp)

1 Pajak Hotel 996.881.932,19

2 Pajak Restoran 158.706.504,00

3 Pajak Hiburan 4.525.869.031,00

4 PBB-P2 29.523.140,00

5 Retribusi IMB 477.072.875,00

Total Potensi 6.188.053.482,19

Nilai potensi penerimaan negara/daerah yang terealisir sampai dengan

Triwulan III Tahun 2020 sebesar Rp6.188.053.482,19 diperoleh atas hasil

pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh

melalui pengawasan melalui uji potensi pajak dan retribusi daerah berdasarkan

hasil Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Pekanbaru Tahun

2019 dan Triwulan III Tahun 2020.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Page 40: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

27 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Grafik 3.2. Target dan Realisasi Nilai Potensi Penerimaan Negara/Daerah

Dari Grafik di atas, nilai potensi penerimaan negara/daerah telah mencapai

444,21% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

Capaian kinerja yang tinggi melampaui target didukung oleh tim yang berupaya

menggali potensi setiap penerimaan daerah melalui perhitungan estimasi

besarnya pendapatan pajak berdasarkan perhitungan omset penjualan dari

usaha yang dikelola masing-masing Wajib Pajak dan potensi PBB P2 dari

penambahan bangunan di atas objek pajak pada saat melakukan evaluasi

OPAD.

Untuk meningkatkan kinerja di Tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk

mendorong OPD terkait:

1) Melakukan pendataan dan perhitungan potensi pajak secara optimal;

2) Melaksanakan penegakan aturan Perda dengan melaksanakan prosedur

dan pengelolaan pajak terkait yang telah ditetapkan;

3) Membuat kebijakan/prosedur koordinasi dengan unit kerja lain terkait

pengelolaan Retribusi IMB;

4) Melakukan pendataan dan perhitungan potensi Retribusi IMB secara

optimal.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2020 2021 2022 2023 2024

Target 418 557 1393 1393 1393

Realisasi 6,188.05 0 0 0 0

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

RP

JU

TA

AN

)

Page 41: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

28 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

1.3. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah

“Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah” diukur dengan menjumlahkan

nilai pengurangan/pengalihan rencana belanja proyek/kegiatan/program yang

tidak tepat dalam satu tahun berdasarkan kegiatan pengawasan BPKP atau

diukur dengan nilai koreksi audit = nilai klaim atau nilai Penyesuaian Harga

hasil evaluasi pemilik kerja – nilai klaim atau nilai Penyesuaian Harga hasil

audit.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp1.123.000.000,00. Pada Tahun

2020, nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah yang terealisir sebesar

Rp1.870.164.560,00 atau mencapai 166,52% dari target tahun 2020.

Upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas yaitu menjelaskan kepada OPD terkait

mengenai pemenuhan persyaratan dapat dipenuhinya penugasan eskalasi

terkait ketersediaan dana pembiayaan eskalasi tersebut.

Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

akan memberikan penjelasan kepada Stakeholder mengenai persyaratan

pemenuhan diterimanya permintaan penugasan eskalasi terkait ketersediaan

dana pembiayaan eskalasi tersebut.

Nilai efisiensi pengeluaran negara yang terealisasi sebesar

Rp1.870.164.560,00 merupakan hasil audit terhadap proses penggantian biaya

pelayanan pasien COVID-19 yang dilaksanakan di Kantor BPJS Kesehatan dan

rumah sakit. Efisiensi terjadi karena adanya Norma pembayaran dan/atau

satuan biaya perawatan yang digunakan oleh rumah sakit dalam pengajuan

klaim pasien COVID-19 melampaui ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan, dan dari Verifikasi oleh BPJS Kesehatan atas klaim yang diajukan

oleh rumah sakit belum memperhitungkan beban biaya penggunaan alat

pengelolaan, Termasuk Alat Pelindung Diri (APD), Obat-obatan dan Barang

Habis Pakai (BHP) yang sumber dana dari APBN serta adanya pengajuan

klaim pasien non COVID-19 sebagai klaim pasien COVID-19.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Page 42: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

29 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

2020 2021 2022 2023 2024

Target 1,123 1,351 1,509 1,649 1,868

Realisasi 1,870.16 0 0 0 0

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

RP

JU

TA

AN

)

Grafik 3.3. Target dan Realisasi Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah

Dari Grafik di atas, nilai potensi penerimaan negara/daerah telah mencapai

100,11% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

1.4. Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah

“Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah” diukur dengan

menjumlahkan nilai belanja yang dikembalikan ke kas negara termasuk denda

yang dikenakan dari hasil pengawasan BPKP dan nilai aset yang dipulihkan

serta nilai temuan kerugian keuangan negara yang dilaporkan dalam laporan

hasil audit.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp27.124.000.000,00. Pada Tahun

2020, nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah yang terealisir sebesar

Rp79.309.047.942,00 atau mencapai 292,39% dari target tahun 2020. Nilai

penyelamatan keuangan negara dan daerah yang terealisir sebesar

Rp79.309.047.942,00 diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh:

Bidang APD melalui pengawasan terkait verifikasi penyaluran bantuan

sosial yang bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun 2020 Tahap 1,

Tahap 2 dan Tahap 3 dengan menggunakan aplikasi MataBansos.

Page 43: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

30 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

2020 2021 2022 2023 2024

Target 27,124 40,679 49,715 56,500 51,982

Realisasi 79,309.05 - - - -

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

RP

JU

TA

AN

)

Bidang Pengawasan Investigasi melalui pengawasan terkait audit

investigasi dan audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN),

dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Nilai Penyelamatan Keuangan Negara Dan Daerah Tahun 2020

No Hasil Pengawasan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara (Rp)

1 Verifikasi Penyaluran Bantuan Sosial melalui Aplikasi MataBansos

70.940.700.000,00

2 Audit Investigatif (AI) 6.294.347.942,00

3 Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (Audit PKKN)

2.074.000.000,00

Jumlah 79.309.047.942 ,00

Realisasi penyelamatan keuangan negara/daerah pada tahun 2020 yang

berasal dari audit investigasi sebesar Rp6.294.347.942,00 telah diterima di kas

pemerintah daerah bersangkutan sesuai sumber dana kegiatan, dan tidak

ditingkatkan ke penyidikan dengan pertimbangan kerugian negara/daerah telah

dipulihkan. Sedangkan yang berasal dari audit PKKN sebesar

Rp2.074.000.000,00 sampai saat ini belum dilimpahkan ke pengadilan.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Grafik 3.4. Target dan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara Dan Daerah

Page 44: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

31 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari Grafik di atas, nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah telah

mencapai 152,57% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun

2024.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain adalah melakukan pendekatan

kepada APH baik Kepolisian maupun Kejaksaan untuk mengoptimalkan

intelijennya dalam mencermati kegiatan besar di Provinsi Riau yang berpotensi

terjadinya TPK serta bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Riau

mengembangkan aplikasi matabansos dan mataUMKM untuk penyaluran

bantuan sosial berbasis web dalam rangka pemantauan berkelanjutan dan

audit berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit CACM

Untuk mencapai dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP

Provinsi Riau akan:

berkoordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan untuk bisa mendorong

pihak penyidik meningkatkan ke penyidikan atas laporan yang belum dapat

diselesaikan di tahun 2020 dan meningkatkan kinerja agar APH tidak

kehilangan kepercayaan dengan BPKP.

Menggunakan kembali aplikasi MataBansos untuk pengawalan terhadap

Program JPS (Jaring Pengamanan Sosial) baik bersumber dari dana APBN

maupun APBD serta perbaikan data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan

Sosial).

Dari uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1 di atas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 1 sebesar

501,41% telah melampaui target tahun 2020, sehingga perlu dilakukan analisis

efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 1 didukung dengan dana sebesar

Rp1.829.279.594,74,00 atau 88,26% dari anggaran sebesar

Rp2.072.574.578,95,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak

58 laporan atau 95,08% dari rencana sebanyak 61 laporan, serta OH sebanyak

2.434 OH atau 79,99% dari rencana sebanyak 3.043 OH.

Page 45: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

32 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 1 telah dicapai

secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 95,08%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 88,26%.

Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 1 telah dicapai

secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 95,08% lebih tinggi

daripada capaian penggunaan OH sebesar 79,99%.

Sasaran Kegiatan 2

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan

Nasional

Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran

program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Akuntabilitas Pembangunan Nasional Bidang Perekonomian dan Kemaritiman”;

“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan

Nasional” dan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kelancaran

Pelaksanaan Pembangunan Nasional” serta untuk dapat berkontribusi dalam

pencapaian sasaran strategis BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Pembangunan Nasional”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja yang terkait

langsung dengan kualitas pembangunan nasional dengan ringkasan target,

realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 2

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

2.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

Persen 75 47,17 62,89

2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi

Kegiatan Prioritas

7 17 242,86

Page 46: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

33 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target

Kegiatan Prioritas

7 16 228,57

2.4 Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan

Persen 75 100,00 133,33

Capaian Rata-rata 166,91

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari empat Indikator Kinerja yang

mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Pembangunan Nasional” sebanyak 3 (tiga) Indikator Kinerja

memiliki capaian 100% atau lebih.

Uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Pembangunan Nasional” sebagai berikut:

2.1. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

Indikator Kinerja “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan”

mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:

Realisasi Indikator Kinerja Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

=

TL Rekomendasi 2020 (kejadian)

X 100% Rekomendasi 2020

(kejadian)

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 75%. Pada Tahun 2020,

persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terealisir sebesar

47,17% atau mencapai 62,89% dari target tahun 2020 dengan perhitungan

sebanyak 25 rekomendasi (kejadian) telah ditindaklanjuti di tahun 2020 dari

53 rekomendasi (kejadian) yang terbit di tahun 2020 (rekomendasi pengawasan

pada Bidang Pengawasan IPP, APD, dan Akuntan Negara). dengan rincian

sebagai berikut:

Page 47: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

34 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2019 2020

Target 70 75

Realisasi 54.12 47.17

Capaian Kinerja 77.31 62.89

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

%)

Tabel 3.7

Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

No Bidang Pengawasan Rekomendasi

(Kejadian) Tindak Lanjut

(Kejadian)

1 IPP 26 7

2 APD 16 7

3 Akuntan Negara 11 11

Jumlah 53 25

Faktor penghambat dalam capaian tindak lanjut atas rekomendasi hasil

pengawasan, antara lain:

Kurangnya koordinasi di antara instansi yang terkait dalam pelaksanaan

tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan.

Proses tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan membutuhkan

waktu yang cukup lama.

Kurangnya komitmen pimpinan instansi untuk melaksanakan tindak lanjut

atas rekomendasi hasil pengawasan.

Realisasi Indikator Kinerja sampai dengan tahun 2020 sebesar 47,17%

menurun 6,95% dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 sebesar 54,12%.

Demikian pula dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2020 sebesar 62,89%

menurun 14,42% dibandingkan dengan capaian tahun 2019 sebesar 77,31%

yang dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 3.5. Target dan Realisasi Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan

Page 48: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

35 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Namun demikian, indikator kinerja ini tidak menjadi indikator kinerja kegiatan

dalam Renstra Tahun 2020-2024 sehingga tidak dapat diperbandingkan

dengan target Renstra Tahun 2020-2024.

Di tahun 2020 telah dilakukan upaya monitoring tindak lanjut namun sifatnya

terbatas hanya kepada satu unit auditan yaitu Universitas Riau. Hal ini

disebabkan adanya realokasi anggaran tahun 2020 dampak dari terjadinya

pandemi covid-19.

Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021 untuk meningkatkan capaian

kinerja adalah:

Meningkatkan koordinasi dengan auditan dalam rangka penyelesaian

tindak lanjut hasil pengawasan.

Mengintensifkan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan yang bernilai

keuangan dan memungkinkan untuk dapat melimpahkan penagihan melalui

Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)

Mengindentifikasikan dan segera mengusulkan temuan-temuan hasil

pengawasan yang berpotensi tidak dapat ditindaklanjuti untuk ditetapkan

sebagai temuan pengawasan yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan

alasan yang sah (TPTD).

2.2. Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi

“Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi” diukur dari banyaknya jumlah

kegiatan prioritas yang diawasi dengan kegiatan pengawasan.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 7 kegiatan. Pada Tahun 2020,

jumlah kegiatan prioritas yang diawasi yang terealisir sebanyak 17 Kegiatan

atau mencapai 242,86% dari target tahun 2020, dengan ringkasan

sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Realisasi Jumlah Kegiatan Prioritas Yang Diawasi Tahun 2020

No Kegiatan Prioritas Jumlah Kegiatan

Prioritas yang diawasi

1 Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Trwiulan IV 2019

5

Page 49: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

36 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Kegiatan Prioritas Jumlah Kegiatan

Prioritas yang diawasi

2 Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

4

3 Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Trwiulan III Tahun 2020

4

4 Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 1

5 Evaluasi Program Prioritas Nasional Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan terkait Pendampingan pada proses Perencanaan dan Pelaporan Pembangunan Desa pada Pemerintah Provinsi Riau

1

6 Pengawasan atas Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Administrasi Kependudukan terkait Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan

2

Jumlah 17

Jumlah kegiatan prioritas yang diawasi yang terealisir Tahun 2020 sebesar

17 Kegiatan diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang

Pengawasan APD, dengan uraian sebagai berikut:

a. Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Triwulan IV Tahun

2019 dan Sisa Dana Desa Tahun 2018 sampai dengan akhir Tahun 2019

sebanyak 5 kegiatan pada Kabupaten Bengkalis, Kuantan Singingi, Rokan

Hilir, Meranti dan Indragiri Hulu;

b. Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 dan

Sisa Dana Desa sampai dengan Tahun 2019 untuk periode sampai

dengan Triwulan II Tahun 2020 sebanyak 4 kegiatan pada Kabupaten

Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu.

c. Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Triwulan III Tahun

2020 dan Sisa Dana Desa sampai dengan Tahun 2019 untuk periode

sampai dengan Triwulan III Tahun 2020 sebanyak 4 kegiatan pada

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan

Siak.

Page 50: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

37 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

d. Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik sebanyak 1 kegiatan

berasal dari Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik pada

Pemerintah Provinsi Riau.

e. Evaluasi Program Prioritas Nasional Perlindungan Sosial dan Tata Kelola

Kependudukan terkait Pendampingan pada Proses Perencanaan dan

Pelaporan Pembangunan Desa pada Pemerintah Provinsi Riau sebanyak

1 kegiatan berasal dari Evaluasi atas Kegiatan Pendampingan Masyarakat

Desa pada Pemerintah Provinsi Riau.

f. Pengawasan atas Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Administrasi

Kependudukan terkait Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan

dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan sebanyak 2 kegiatan

berasal dari Evaluasi Kegiatan Prioritas (KP) Percepatan Adminsitrasi

Kependudukan dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan pada

Kota Pekanbaru

2.3. Jumlah Kegiatan Prioritas Yang Tercapai Sesuai Target

“Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target” diukur dari

menjumlahkan Kegiatan Prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum

dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 7 kegiatan. Pada Tahun 2020,

realisasi jumlah kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target sebanyak

16 Kegiatan atau mencapai 228,57% dari target tahun 2020. Realisasi jumlah

kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target Tahun 2020 sebanyak

16 Kegiatan diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang

Pengawasan APD yang diperoleh melalui pengawasan terkait evaluasi

program/kegiatan prioritas. Dari 17 kegiatan prioritas yang diawasi terdapat 16

Kegiatan Prioritas telah mencapai target RKP berdasarkan hasil evaluasi

Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Atas kondisi ini telah disarankan kepada Walikota Pekanbaru untuk

menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar

merevisi sasaran program dan kegiatan pada Renstra dan Renja yang

diselaraskan dengan Program/Kegiatan Prioritas Pemerintah Pusat, yaitu

Page 51: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

38 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan,

Kegiatan Prioritas Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan dan

Kegiatan Prioritas Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan. Dengan

demikian ke depan, pencapaian target dari Kegiatan Prioritas ini dapat menjadi

perhatian Kepala Daerah dan OPD terkait, dengan mengoptimalkan kerjasama

yang sudah terjalin dengan OPD pengguna data kependudukan.

2.4. Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan

“Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan” diukur

dari Jumlah LEHKP yang kesepakatannya terlaksana dibagi total penugasan

EHKP yang diterbitkan dengan rumus:

Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan

=

Jml LEHKP yang kesepakatannya terlaksana

X 100% Total penugasan EHKP

yang diterbitkan

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 75%. Pada Tahun 2020, persentase

hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan mencapai 100% dari

target tahun 2020 karena tidak ada permintaan mediasi dari stakeholders.

Sehubungan dengan indikator kinerja “Persentase hambatan pelaksanaan

pembangunan yang diselesaikan” telah tercantum dalam target Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020-2024, maka untuk tahun 2021 dan

tahun-tahun selanjutnya akan dilakukan inventarisasi atas hasil-hasil

pembangunan yang tidak dimanfaatkan, ataupun pembangunan yang

mengalami kendala dalam pelaksanaannya, kemudian secara proaktif meminta

penjelasan dari pimpinan instansi jika ditemukan adanya hambatan yang tidak

dapat diselesaikan oleh instansi terkait dan menawarkan kepada pimpinan

instansi untuk bisa melibatkan Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam mencari

solusi penyelesaiannya.

Dari uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 di atas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 2 sebesar

166,91%, telah mencapai/melampaui target tahun 2020, sehingga perlu

dilakukan analisis efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 2 didukung dengan

dana sebesar Rp333.151.094,45,00 atau 101,88% dari anggaran sebesar

Page 52: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

39 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Rp327.003.736,84,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak 43 laporan

atau 102,38% dari rencana sebanyak 42 laporan, serta OH sebanyak 2.177 OH

atau 80,84% dari rencana sebanyak 2.693 OH.

Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 2 telah dicapai

secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 102,38%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 101,88%.

Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 2 telah dicapai

secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 102,38% lebih tinggi

daripada capaian penggunaan OH sebesar 80,84%.

Sasaran Kegiatan 3

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas

Badan Usaha

Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran

program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas

Tata Kelola BUMN/D/ BLUD”.

Sasaran kegiatan ini merupakan respon atas kondisi yang akan

dicapai/diwujudkan oleh BPKP setiap tahun pada periode tahun 2020-2024 dan

untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis BPKP

“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui satu Indikator Kinerja yang terkait

langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan

ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.9

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 3

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat

BUMD 2 1 50

Capaian Rata-rata 50

Page 53: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

40 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari satu Indikator Kinerja yang mendukung

capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pembangunan atas Akuntabilitas

Badan Usaha” belum mencapai target.

Uraian kinerja atas 1 (satu) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pembangunan atas

Akuntabilitas Badan Usaha” sebagai berikut:

3.1. Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat

“Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat” diukur dari jumlah BUMD dengan kinerja

minimal "Sehat" atas total jumlah BUMD yang diawasi secara komprehensif

melalui konvergensi pengawasan.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 2 (dua) BUMD. Pada Tahun 2020,

jumlah BUMD dengan kinerja sehat yang terealisir sebanyak 1 (satu) BUMD

atau mencapai 50% dari target tahun 2020. Jumlah BUMD dengan kinerja

sehat yang terealisir Tahun 2020 sebanyak 1 (satu) BUMD diperoleh atas hasil

pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Akuntan Negara yang

diperoleh melalui pengawasan terkait Audit/Evaluasi Kinerja pada BUMD Air

Minum.

Dari total BUMD yang ada di wilayah Provinsi Riau sebanyak 34 (tiga puluh

empat) perusahaan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau melakukan evaluasi

kinerja terhadap 6 (enam) perusahaan, dengan hasil evaluasi dapat dilihat

dalam pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Tingkat Kesehatan BUMD Air Minum yang Dievaluasi di Tahun 2020

No Nama PDAM Skor Tingkat Kesehatan

1 PDAM Tirta Dumai Bersemai 2,13 Sakit

2 PDAM Tirta Kampar 2,82 Sehat

3 PERUMDAM Tirta Terubuk 2,64 Kurang Sehat

4 PDAM Tirta Siak 2,23 Kurang Sehat

5 PDAM Tirta Indragiri 1,92 Sakit

6 PDAM Tirta Indra 2,51 Kurang Sehat

Page 54: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

41 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

0

1

2

3

4

5

6

2020 2021 2022 2023 2024

Target 2 3 4 5 6

Realisasi 1 0 0 0 0

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

JUM

LAH

BU

MD

)

Tidak tercapainya target kinerja tersebut disebabkan faktor-faktor dari internal

perusahaan seperti kurangnya tata kelola yang baik di perusahaan.

Dari hasil evaluasi tahun 2020 diidentifikasi 3 (tiga) permasalahan kinerja yang

paling signifikan pada BUMD Air Minum (PDAM) sebagaimana disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 3.11

Permasalahan Kinerja PDAM

No Permasalahan Jumlah PDAM

1. Cakupan layanan yang masih jauh dari target nasional tahun 2020

6

2. Kapasitas Menganggur 6

3. Biaya dasar air rata-rata belum mampu menutup keseluruhan biaya usaha (belum full cost recovery)

4

Realisasi jumlah BUMD dengan kinerja sehat ini mengalami penurunan

dibandingkan realisasi tahun 2019 sebanyak 2 (dua) BUMD.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Grafik 3.6. Target dan Realisasi Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat

Page 55: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

42 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari Grafik di atas, jumlah BUMD dengan kinerja sehat tahun 2020 hanya

mencapai 16,67% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun

2024.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja antara lain:

Menyarankan kepada Gubernur Provinsi Riau agar dapat mendorong

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk meningkatkan jaringan PDAM yang

dapat menjangkau lebih banyak lokasi di Kabupaten/Kota dan membantu

menutupi keterbatasan dana internal PDAM dalam bentuk tambahan

modal, hibah dan atau subsidi sehingga PDAM mampu meningkatkan

investasi dalam sistem penyediaan air minum serta dapat melaksanakan

perbaikan instalasi pengolahan dan jaringan distribusi air minum yang

mengalami kerusakan.

Menyarankan kepada PDAM untuk meningkatkan cakupan pelayanan

melalui penambahan jumlah pelanggan dan wilayah pelayanan,

meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan kualitas dan

kontinuitas air, mengurangi tingkat kebocoran air mendekati batas toleransi

sebesar 20% melalui program penanganan kebocoran air secara terencana

dan menjadikannya prioritas kegiatan, melakukan pengujian tekanan air

sambungan pelanggan dan mendata jumlah pelanggan yang dilayani

dengan tekanan >0,7 Bar, melakukan kalibrasi meter air pelanggan serta

memperbaiki/mengganti meteran air pelanggan yang rusak.

Meningkatkan kerjasama dengan PDAM seperti penugasan

consulting/pengawasan lain.

Dari uraian kinerja atas 1 (satu) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 3 di atas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 3 sebesar 50%,

belum mencapai/melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran Kegiatan 3

didukung dengan dana sebesar Rp123.963.197,94,00 atau 94,68% dari

anggaran sebesar Rp130.933.000,00,00 dan indikator output kegiatan (IOK)

sebanyak 16 laporan atau 114,29% dari rencana sebanyak 14 laporan, serta

OH sebanyak 1.169 OH atau 96,13% dari rencana sebanyak 1.216 OH.

Page 56: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

43 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Sasaran Kegiatan 4

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran

program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian”; “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi”; dan “Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi pada Badan

Usaha” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis

BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui dua Indikator Kinerja yang terkait

langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan

ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.12

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 4

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti

Persen 100 100 100

4.2 Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti

Persen 70 75 107,14

Capaian Rata-rata 103,57

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari dua Indikator Kinerja yang mendukung

capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Efektivitas Pengendalian Korupsi”, 2 (dua) Indikator Kinerja memiliki capaian

100% atau lebih.

Page 57: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

44 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Uraian kinerja atas 2 (dua) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi” sebagai berikut

4.1. Persentase Hasil Pengawasan Represif Yang

Dimanfaatkan/Ditindaklanjuti

“Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti”

diukur dari jumlah K/L/P/BU/APH yang menindaklanjuti rekomendasi dibagi

jumlah penugasan pengawasan represif dengan rumus:

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,

persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang

terealisir sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020 dihitung

dari 2 laporan penugasan yang telah ditindaklanjuti oleh APH dibagi dengan

jumlah penugasan yang telah terbit laporan yaitu sebanyak 2 penugasan.

Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang

terealisir Tahun 2020 sebesar 100% diperoleh atas hasil pengawasan yang

dilakukan oleh Bidang Pengawasan Investigasi yaitu 1 kegiatan pengawasan

Audit Investigatif dan 1 kegiatan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan

Negara yang telah terbit laporannya dan keduanya telah ditindaklanjuti oleh

APH.

Realisasi persentase hasil pengawasan represif yang

dimanfaatkan/ditindaklanjuti ini dibandingkan dengan tahun 2019 memiliki nilai

realisasi yang sama yaitu sebesar 100%.

4.2. Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang

Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti

“Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang Dimanfaatkan/

Ditindaklanjuti” diukur dari Jumlah K/L/P/BU yang menindaklanjuti rekomendasi

dibagi Jumlah K/L/P/BU sasaran pengawasan preventif/edukatif dengan rumus:

Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan Represif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti

=

pengawasan represif yang

ditindaklanjuti/dimanfaatkan Tahun 2020 X 100%

Penugasan pengawasan represif

Page 58: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

45 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 70%. Pada Tahun 2020,

persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti yang terealisir sebesar 75% atau mencapai 107,14% dari target

tahun 2020 berasal dari 3 OPD yang memanfaatkan/menindaklanjuti hasil

pengawasan preventif dan edukatif dibandingkan dengan 4 penugasan

pengawasan preventif dan edukatif yang dilaksanakan di tahun 2020.

Sementara 1 OPD tidak dapat langsung menindaklanjuti hasil pengawasan

preventif dan edukatif, karena tindak lanjut terkait dengan kegiatan di tahun

berikutnya. Persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang

dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang terealisir Tahun 2020 sebesar 107,14%

diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan

Investigasi yang diperoleh melalui pengawasan terkait Sosialisasi Masyarakat

Pembelajar Anti Korupsi pada OPD; sosialisasi dan penilaian diagnostik dalam

rangka bimbingan teknik implementasi FCP tematik sistem dan perilaku

whistleblowing internal pada OPD; sosialisasi pengukuran Indeks Efektifitas

Pengendalian Korupsi (IEPK) pada instansi pemerintah; dan penilaian risiko

kecurangan kegiatan pada OPD.

Realisasi hasil pengawasan preventif/edukatif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti

pada tahun 2020 untuk yang berasal dari 3 OPD yang menjadi sasaran adalah:

Sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi pada OPD;

Sosialisasi dan penilaian Diagnostik dalam rangka Bimbingan Teknik

Implementasi FCP tematik Sistem dan perilaku Whistleblowing Internal

pada OPD;

Sosialisasi Pengukuran Indeks Efektifitas Pengendalian korupsi (IEPK)

pada Instansi Pemerintah.

Realisasi persentase hasil pengawasan represif yang

dimanfaatkan/ditindaklanjuti ini mengalami penurunan sebesar 55,2%

Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan preventif/edukatif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti

=

Jumlah K/L/P/BU yang menindaklanjuti

rekomendasi dibagi Jumlah K/L/P/BU

sasaran pengawasan preventif/edukatif

Tahun 2020 X 100%

Penugasan pengawasan

preventif/edukatif

Page 59: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

46 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

2020 2021 2022 2023 2024

Target 70 75 80 85 90

Realisasi 107.14 0 0 0 0

0

20

40

60

80

100

120

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

%)

dibandingkan realisasi tahun 2019 dengan nilai realisasi sebesar 162,34%.

Perkembangan realisasi persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif

yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti tahun 2019-2020, dan perbandingan realisasi

tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024 disajikan pada Grafik

berikut:

Grafik 3.7. Target dan Realisasi Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti

Dari Grafik di atas, persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang

dimanfaatkan/ ditindaklanjuti telah mencapai 119,04% apabila dibandingkan

dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

Upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu selalu mendorong pimpinan

OPD untuk menindaklanjuti rekomendasi/simpulan dari kegiatan di atas.

Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Propvinsi Riau

akan berkoordinasi dengan Kepala Daerah agar dapat mendorong OPD-OPD

untuk dapat mengimplementasikan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi

(MPAK), FCP tematik Sistem dan perilaku Whistleblowing, melakukan

pengukuran Indeks Efektifitas Pengendalian korupsi (IEPK) dan penilaian risiko

kecurangan kegiatan pada OPD-OPD di wilayah Propvinsi Riau.

Dari uraian kinerja atas 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 4 di atas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 4 sebesar

103,57% telah melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran Kegiatan 4

Page 60: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

47 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

didukung dengan dana sebesar Rp100.720.098,32,00 atau 138,49% dari

anggaran sebesar Rp72.725.000,00,00 dan indikator output kegiatan (IOK)

sebanyak 13 laporan atau 108,33% dari rencana sebanyak 12 laporan, serta

OH sebanyak 473 OH atau 100% dari rencana sebanyak 473 OH.

Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 4 telah dicapai

secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 108,33%,

lebih besar daripada capaian penggunaan dana sebesar 138,49%.

Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 4 telah dicapai

secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 108,33% lebih tinggi

daripada capaian penggunaan OH sebesar 100%.

Sasaran Kegiatan 5

Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

Sesuai dengan amanat BPKP dalam melakukan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara dan melakukan Pembinaan penyelenggaraan

SPIP, serta melakukan pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah

dan sertifikasi jabatan fungsional auditor, dan mewujudkan sasaran strategis

kelima yaitu Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU maka ditetapkan sasaran kegiatan

“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern

K/L/Badan Usaha” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran

strategis BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui enam Indikator Kinerja yang terkait

langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan

ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel

berikut ini:

Page 61: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

48 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Tabel 3.13

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 5

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

Pemda 10 9 90

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 12 10 83,33

5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

PemKab/Kota

1 0 0

5.4 Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

Rekomendasi

1 15

1.500

5.5 Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Persen 40 99,81 249,53

5.6 Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes

APIP 1 0 0

Capaian Rata-rata 320,48

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari enam Indikator Kinerja yang mendukung

capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Kualitas Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha”, hanya 2 (dua) Indikator

Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.

Uraian kinerja atas 6 (enam) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha” sebagai

berikut:

5.1. APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

“APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3” diukur dari Jumlah APIP

Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 dari hasil Quality Assurance

(QA) yang dilakukan BPKP.

Page 62: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

49 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 10 Pemda. Pada Tahun 2020,

jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 yang terealisir

sebanyak 9 Pemda atau mencapai 90% dari target tahun 2020. Jumlah APIP

Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 yang terealisir Tahun 2020

sebanyak 9 Pemda diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh

Bidang Pengawasan P3A yang diperoleh melalui pengawasan terkait

bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP, quality assurance (QA) atas

kapabilitas APIP dan pemantauan kapabilitas APIP.

Faktor penghambat yang menyebabkan tidak tercapainya target antara lain

adalah:

a. Kurangnya komitmen dan dukungan pimpinan daerah dalam rangka

pencapaian kapabilitas APIP Level 3, terutama mengenai:

Penyediaan Sumber Daya (alokasi anggaran, SDM serta sarana dan

prasarana) guna mendukung kegiatan pengawasan internal APIP

daerah

Pengawasan secara efektif terhadap Kinerja APIP secara berkala.

b. Belum maksimalnya pimpinan APIP Daerah dalam rangka pencapaian

Kapabilitas APIP Level 3 antara lain:

Belum optimalnya peran APIP dalam menjalankan fungsi assurance

dan consulting kepada pimpinan daerah yang diberikan APIP di-

wilayah-nya.

Belum optimalnya dalam pemenuhan parameter elemen kapabilitas

APIP.

c. Kurangnya jumlah tenaga auditor (PFA) di beberapa Inspektorat Daerah di

wilayah Provinsi Riau;

d. Minimnya kompetensi dan kemampuan SDM APIP Daerah.

Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau tahun 2020 dapat diuraikan dalam

tabel sebagai berikut:

Page 63: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

50 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Tabel 3.14

Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau Tahun 2020

No APIP

Level Elemen QA

Perwakilan Reviu

Rendal

1 2 3 4 5 6 Simpulan Sudah/ Belum

Sudah/ Belum

1 PROVINSI

Riau 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

2 KABUPATEN

1. Rokan Hulu 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

2. Indragiri Hilir 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

3. Siak 3 3 3 3 3 3 3 **) Sudah Dalam

Proses

4. Kampar 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

5. Pelalawan 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

6. Rokan Hilir 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

7. Kepulauan Meranti 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

8. Bengkalis 2 2 2 3 3 2 2 Sudah Belum

9. Indragiri Hulu 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

10. Kuantan Singingi 2 3 2 3 3 2 2 Plus Sudah Belum

3 KOTA

1. Pekanbaru 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah

2. Dumai 1 1 1 2 2 2 1 Plus Sudah Belum

*) Berdasarkan SP Deputi PPKD

**) Level 3 berdasarkan QA Perwakilan BPKP Provinsi Riau dan telah diusulkan untuk dilakukan reviu

melalui surat permohonan reviu ke Rendal PPKD pada tanggal 21 Desember 2018

Realisasi jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 ini

mengalami peningkatan sebanyak 1 (satu) APIP dibandingkan realisasi tahun

2019 dengan sebanyak 8 (delapan) APIP. Perkembangan realisasi Jumlah

APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 tahun 2019-2020, dan

perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Page 64: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

51 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

0

2

4

6

8

10

12

14

2019 2020 2021 2022 2023 2024

Target 13 10 11 12 13 13

Realisasi 8 9 0 0 0 0

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

JUM

LAH

AP

IP)

Grafik 3.8.Target & Realisasi Jumlah APIP Daerah Dengan Level Kapabilitas APIP ≥ Level 3

Dari Grafik di atas, jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level

3 telah mencapai 69,23% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra

Tahun 2024. Diharapkan pada akhir tahun 2024, seluruh APIP telah mencapai Level

3 (integrated), yaitu APIP telah mampu memberikan layanan assurance dan consulting

sesuai standar yang berlaku untuk meningkatkan kinerja (ekonomis, efisensi dan

efektivitas) dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Upaya untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi

Riau akan melakukan:

a. Menguatkan dukungan dalam pemberdayaan APIP melalui pemberian

akses informasi dalam pengawasan intern, memenuhi kebutuhan SDM

APIP, menyediakan anggaran yang memadai untuk meningkatkan

kompetensi SDM APIP (melalui keikutsertaan Diklat dan Sertifikasi),

menyediakan sarana dan prasarana berbasis teknologi informasi, serta

pembiayaan operasional pengawasan intern;

b. Meningkatkan kematangan pengelolaan risiko dan mendorong APIP

mengimplementasikan Kapabilitas APIP Level 3 dengan melakukan

penilaian efektivitas pengelolaan risiko pemerintah daerah;

c. Mendorong Komite Tim/Dewan Pengawas APIP untuk mereviu dan

mengevaluasi kinerja APIP secara berkala;

d. Meningkatkan komitmen peningkatan Kapabilitas APIP dengan cara

memenuhi dan menginternalisasi secara terus-menerus praktik-praktik

Page 65: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

52 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

terbaik Level 3, baik secara mandiri maupun melalui

bimbingan/pendampingan oleh BPKP;

e. Mendorong unit APIP untuk melaksanakan perbaikan yang perlu dilakukan

sesuai dengan rencana aksi dan membuat laporan terkait selama periode

tertentu; dan

f. Melakukan monitoring terhadap tindak lanjut rencana aksi.

5.2. Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

“Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3” diukur dari Jumlah

Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 dari hasil

Quality Assurance (QA) yang dilakukan BPKP.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 12 Pemda. Pada Tahun 2020,

jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 yang

terealisir sebanyak 10 Pemda atau mencapai 83.33% dari target tahun 2020,

dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.15

Tingkat Maturitas SPIP Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun 2020

No Nama Pemda Skor Level

Status Terakhir

Self Assessment

Reviu Perwakilan

QA Rendal

1 Provinsi Riau 3.0000 3 - - √

2 Kabupaten Kampar 3.0600 3 - - √

3 Kabupaten Siak 3.0600 3 - - √

4 Kabupaten Pelalawan 3.1780 3 - - √

5 Kabupaten Kuantan Singingi

3.0000 3 - - √

6 Kabupaten Rokan Hulu 3.0000 3 - - √

7 Kabupaten Indragiri Hulu

3.0980 3 - - √

8 Kabupaten Indragiri Hilir

3.0830 3 - - √

9 Kabupaten Kepulauan Meranti

3.1580 3 - - √

10 Kota Pekanbaru 3.0450 3 - - √

11 Kabupaten Bengkalis 2.7370 2 - - √

Page 66: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

53 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Nama Pemda Skor Level

Status Terakhir

Self Assessment

Reviu Perwakilan

QA Rendal

12 Kota Rokan Hilir 2.9320 2 - √ -

13 Kota Dumai 2,7750 2 - - √

Jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 yang

terealisir Tahun 2020 sebanyak 10 Pemda diperoleh atas hasil pengawasan

yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh melalui

pengawasan terkait bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, quality assurance

(QA) atas maturitas SPIP, dan pemantauan penyelenggaraan SPIP.

Target Indikator Kinerja “Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”

sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 tidak tercapai. Hal ini disebabkan:

Penyelenggaraan SPIP masih dianggap sebagai pekerjaan tambahan,

bukan sebagai aspek yang melekat dalam seluruh kegiatan Pemerintah

Daerah.

Kurangnya kesadaran akan budaya risiko dari Pemerintah Daerah dalam

pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah yaitu dengan menyusun dan

memutakhirkan risk register dan dokumen RTP secara berkala.

Tantangan atas capaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP dalam menuju Level

3 disebabkan belum terpenuhinya parameter level 3 per sub unsur (terdapat

AOI atas sub unsur). Berdasarkan hasil analisis, secara umum terdapat

beberapa sub unsur yang memiliki skor rendah pada rata-rata Pemerintah

Daerah di bawah binaan Perwakilan BPKP Provinsi Riau, yaitu:

a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika.

b. Kepemimpinan yang Kondusif.

c. Perwujudan Peran APIP yang Efektif.

d. Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko.

e. Pengendalian Fisik atas Aset.

f. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu.

g. Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya.

h. Pemantauan Berkelanjutan.

i. Evaluasi Terpisah.

Page 67: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

54 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Secara umum hal ini disebabkan oleh:

a. Implementasi atas sub unsur penegakan integritas dan nilai etika belum

efektif dalam mencegah penyimpangan terhadap kode etik dan belum

digunakan secara masif atau belum menjadi budaya bagi ASN di

lingkungan pemerintah.

b. Adanya kasus hukum yang melibatkan Kepala Daerah.

c. Inspektorat Pemda belum menyusun PKPT berbasis risiko, sehingga dalam

pelaksanaan audit/pengawasan belum mempertimbangkan hasil penilaian

risiko pada OPD.

d. Keterbatasan SDM yang kompeten dan belum dibentuknya struktur

pengelola risiko.

e. Pengelolaan aset tetap belum memadai.

f. Pengelolaan pajak daerah, penyajian piutang pajak serta piutang lain-lain

PAD yang sah tidak dapat ditelusuri, dan pengeluaran yang tidak sesuai

ketentuan/tidak didukung bukti pertanggungjawaban.

Untuk mengatasi hambatan di atas, telah dilakukan upaya dalam peningkatan

maturitas penyelenggaraan SPIP sebagai berikut:

a. Penandatanganan Komitmen dan Pakta Integritas SPIP antara Pemerintah

Daerah dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau

b. Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah menyelenggarakan Workshop SPIP

tingkat Pimpinan dan Pelaksana, dan diikuti oleh wakil dari masing-masing

OPD (Eselon II, III/IV atau yang mewakili) di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Riau.

c. Melakukan bimbingan teknis Peningkatan Maturitas SPIP Level 3 pada

Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Kampar.

d. Melakukan bimbingan teknis Pemutakhiran Penerapan Manajemen Risiko

pada 15 OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

e. Melakukan bimbingan teknis Peningkatan/Penilaian Maturitas SPIP Level 3

pada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan Pemerintah Kabupaten

Bengkalis.

f. Melakukan Pendampingan/Bimtek Reviu LKPD Kabupaten Rokan Hilir

pada Tahun 2019

Page 68: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

55 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

2020 2021 2022 2023 2024

Target 12 12 13 13 13

Realisasi 10 0 0 0 0

0

2

4

6

8

10

12

14

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

JUM

LAH

PE

MD

A)

g. Melakukan konfirmasi tentang upaya-upaya yang telah dilakukan

Pemerintah Kabupaten Bengkalis terkait kasus hukum yang menjadi faktor

penyebab SPIP Bengkalis belum mencapai level 3.

h. Melakukan Asistensi Manajemen Risiko dengan Tema Penanganan

Covid-19 pada Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten

Pelalawan.

Di samping upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan di atas,

telah ditetapkan strategi dalam peningkatan maturitas penyelenggaraan

maturitas SPIP bagi Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan/Penilaian Maturitas

SPIP Level 3 pada Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Pemerintah

Kabupaten Rokan Hilir akan dilanjutkan berdasarkan Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan SPIP pada K/L/D yang telah disesuaikan.

b. Melakukan kegiatan workshop SPIP dan manajemen pengelolaan risiko.

c. Memonitor saran tindak lanjut hasil bimtek SPIP dan pengelolaan risiko.

d. Memonitor penyelenggaraan SPIP dan pengelolaan risiko.

e. Menyampaikan atensi atas beberapa kelemahan pada sub unsur SPIP.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Grafik 3.9. Target dan Realisasi Jumlah Pemda Dengan Level Maturitas

Penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3

Page 69: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

56 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari Grafik di atas, jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan

SPIP ≥ Level 3 telah mencapai 76,92% apabila dibandingkan dengan target

akhir Renstra Tahun 2024.

5.3. Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

“Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3” diukur dari Pemda

Kabupaten/Kota yang melaksanakan pengelolaan risiko dan memenuhi

karakteristik MRI ≥ Level 3 dari hasil Penilaian MRI yang dilakukan BPKP.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) Pemda Kab/Kota. Pada

Tahun 2020, jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3 tidak terealisasi

atau mencapai 0% dari target tahun 2020.

Namun demikian, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah melakukan kegiatan

Penyusunan Baseline Hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks (MRI) pada

Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun Anggaran 2019 sampai dengan

Oktober 2020. Perangkat Daerah yang dijadikan sampel pengisian kuesioner

pada masing-masing Pemerintah Daerah sebagian besar 50% dari jumlah

seluruh OPD pada lingkup Pemerintah Daerah terkait. Dari hasil penilaian

tersebut, belum ada Pemerintah Daerah yang MRI-nya mencapai Level 3.

Hasil nilai dari kualitas penerapan Manajemen Risiko pada masing-masing

Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Riau menunjukkan MRI tertinggi

diperoleh oleh Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai 1,84 dan MRI terendah

diperoleh Pemerintah Kota Dumai dengan nilai 1,03 sebagaimana terlihat pada

grafik berikut:

1.84 1.77 1.7 1.68 1.621.37 1.34 1.33 1.29 1.22 1.2

1.05 1.03

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

Grafik 3.10 MRI PEMDA DI WILAYAH PROVINSI RIAU

Page 70: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

57 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Rendahnya capaian indikator kinerja ini disebabkan belum dilakukan

sosialisasi/pembekalan kepada Pemerintah Daerah tentang Peraturan Deputi

Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Nomor 4 Tahun 2019

tanggal 21 Agustus 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Risiko pada

Pemerintah Daerah.

Upaya untuk meningkatkan kinerja di di 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau

akan melaksanakan:

a. Penugasan sosialisasi/pendampingan/bimtek terkait manajemen risiko

secara terencana dengan baik dan memperhitungkan waktu serta sumber

daya yang dibutuhkan.

b. Selain itu, untuk mencapai Manajemen Risiko Indeks Level 3 disarankan

kepada Pemerintah Daerah agar:

Tiap-tiap Pemerintah daerah merevisi pedoman pengelolaan risiko di

Lingkungan Pemerintah dan menyiapkan struktur pengelola risiko;

Inspektur dan Kepala Bappeda untuk memetakan dan memastikan

sinkronisasi visi, misi, tujuan, indikator, tujuan, sasaran program

prioritas sampai dengan indikator kinerja program prioritas;

Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Riau untuk dapat

menetapkan Manajemen Risiko Indeks Level 3 sebagai IKU;

Setiap Pemerintah Daerah menyusun dan memutakhirkan peta risiko

strategis Pemda, risiko strategis OPD, dan risiko operasional OPD.

5.4. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota

“Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota” diukur dari jumlah rekomendasi strategis (policy brief)

yang bisa dihasilkan kepada para stakeholders terkait pada K/L/D dalam rangka

mendorong peningkatan Governance, Risk Management, and Control (GRC).

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) rekomendasi. Pada Tahun

2020, jumlah rekomendasi strategis (policy brief) yang bisa dihasilkan kepada

para stakeholders terkait pada Pemda terealisir sebanyak 15 (lima belas)

rekomendasi atau mencapai 1.500% dari target tahun 2020. Jumlah

Page 71: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

58 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

rekomendasi strategis (policy brief) yang bisa dihasilkan kepada para

stakeholders terkait pada Pemda yang terealisir Tahun 2020 sebanyak 15 (lima

belas) rekomendasi diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh

Bidang Pengawasan APD yang diperoleh melalui pemberian atensi. Rincian

atensi yang dimaksud diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.16

Daftar Atensi atas Rekomendasi Strategis kepada Stakeholders

No Nama Atensi Nomor Surat Atensi Tanggal Atensi

1 Atensi atas Hasil Monitoring Penyaluran Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD Provinsi Riau

S-753/PW04/3/2020 27 Juli 2020

2 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Indragiri Hulu

S-707/PW04/3/2020 22 Juli 2020

3 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Bengkalis

S-780/PW04/3/2020 28 Juli 2020

4 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Indragiri Hilir

S-778/PW04/3/2020 28 Juli 2020

5 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kampar

S-779/PW04/3/2020 28 Juli 2020

6 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kuantan Singingi

S-774/PW04/3/2020 28 Juli 2020

7 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kepulauan Meranti

S-781/PW04/3/2020 28 Juli 2020

8 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Pelalawan

S-782/PW04/3/2020 28 Juli 2020

9 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Rokan Hilir

S-776/PW04/3/2020 28 Juli 2020

10 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Rokan Hulu

S-775/PW04/3/2020 28 Juli 2020

11 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Siak

S-777/PW04/3/2020 28 Juli 2020

12 Atensi Program Bantuan Keuangan Khusus yang Bersumber dari APBD Provinsi Riau TA 2020

S-1005/PW04/1/2020 12 Oktober 2020

13 Atensi atas Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Keuangan Khusus yang bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahap 1 TA 2020

S-1130/PW04/1/2020 16 November 2020

14 Atensi terkait Pertimbangan dan Perumusan Skema Penanganan Dampak Ekonomi

S-668/PW04/1/2020 14 Juli 2020

Page 72: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

59 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Nama Atensi Nomor Surat Atensi Tanggal Atensi

15 Atensi atas Hasil Monitoring dan Pemantauan melalui Aplikasi Mata UMKM terhadap Pelaksanaan Pendaftaran Pelaku UMKM per tanggal 26 Agustus 2020

S-830/PW04/1/2020 19 Agustus 2020

5.5. Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Desa

“Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Desa” diukur dari jumlah desa yang Menyusun laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Desa sesuai ketentuan dibandingkan jumlah

total desa dengan rumus sebagai berikut:

Realisasi Indikator Kinerja “Persentase

Jumlah Desa yang Menyusun Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Desa”

=

Desa yang Menyusun Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan X 100%

Total Desa di Provinsi Riau

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 40%. Pada Tahun 2020,

persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban

keuangan desa terealisir sebesar 99,81% atau mencapai 249,53% dari target

tahun 2020 dengan perhitungan 1.588 desa yang telah menyusun laporan

pertanggungjawaban keuangan desa dibandingkan dengan 1.591 total desa di

Provinsi Riau.

Jumlah desa yang telah menyusun laporan pertanggungjawaban desa Tahun

2019 pada masing-masing Kabupaten terlihat pada tabel berikut

Tabel 3.17

Jumlah Desa Yang Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Desa

Per Kabupaten Tahun 2019

No. Kabupaten Total Desa

Jumlah Desa Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan

1 Kab. Kuantan Singingi 218 218

2 Kab. Rokan Hulu 139 139

3 Kab. Kampar 242 240

4 Kab. Siak 122 122

5 Kab. Bengkalis 136 136

Page 73: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

60 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

2020 2021 2022 2023 2024

Target 40 44.97 50 55.03 59.99

Realisasi 99.81 0 0 0 0

0

20

40

60

80

100

120

RE

ALI

SA

SI

KIN

ER

JA (

%)

No. Kabupaten Total Desa

Jumlah Desa Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan

6 Kab. Pelalawan 104 104

7 Kab. Indragiri Hulu 178 178

8 Kab. Indragiri Hilir 197 197

9 Kab. Rokan Hilir 159 159

10 Kab. Kepulauan Meranti 96 95

Total 1.591 1.588

Laporan pertanggungjawaban keuangan desa wajib disampaikan oleh Kepala

Desa kepada Bupati melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan

disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran

berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 pada Pasal 70.

Persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban

keuangan desa yang terealisir Tahun 2020 sebesar 99,81% diperoleh atas hasil

pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh

melalui pengawasan terkait bimbingan teknis kepada Pemerintah Desa untuk

melakukan pengelolaan keuangan desa dengan menggunakan aplikasi

Siskeudes.

Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024

disajikan pada Grafik berikut:

Grafik 3.11. Target dan Realisasi Persentase Jumlah Desa Yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Page 74: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

61 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari Grafik di atas, persentase jumlah desa yang menyusun laporan

pertanggungjawaban keuangan desa telah mencapai 166,38% apabila

dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

5.6. Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes

“Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes” diukur dari jumlah

APIP Daerah yang mengimplementasikan Siswaskeudes sebagai alat untuk

melakukan pengawasan keuangan desa.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) APIP. Pada Tahun 2020,

jumlah APIP yang mengimplementasikan Siswaskeudes tidak terealisir atau

mencapai 0% dari target tahun 2020.

Namun demikian, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah melaksanakan

Bimbingan Teknis Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dengan Aplikasi

Siswaskeudes pada 2 (dua) Inspektorat Daerah, yaitu Inspektorat Kabupaten

Siak dan Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu. Dari hasil kegiatan bimbingan

teknis yang telah dilaksanakan tersebut menunjukkan bahwa APIP

berkeinginan untuk mengimplementasikan Siswaskeudes dalam melaksanakan

pengawasan/audit pengelolaan keuangan desa pada tahun 2021. Untuk itu,

Perwakilan BPKP Riau telah menyarankan agar APIP mengajukan permintaan

Aplikasi Siswaskeudes secara resmi kepada Inspektorat Jenderal Kementerian

Dalam Negeri dan Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan

Keuangan Daerah dengan tembusan kepada Kepala BPKP Perwakilan Provinsi

Riau.

Dari uraian kinerja atas 6 (enam) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5 di atas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 5 sebesar

320,48%, telah mencapai/melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran

Kegiatan 5 didukung dengan dana sebesar Rp387.384.993,55,00 atau 85,82%

dari anggaran sebesar Rp451.391.684,21,00 dan indikator output kegiatan

(IOK) sebanyak 50 laporan atau 81,97% dari rencana sebanyak 61 laporan,

serta OH sebanyak 1.781 OH atau 92,57% dari rencana sebanyak 1.924 OH.

Page 75: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

62 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 5 telah dicapai

secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 81,97%, lebih

besar daripada capaian penggunaan dana sebesar 85,82%.

Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 5 telah dicapai

secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 81,97% lebih

tinggi daripada capaian penggunaan OH sebesar 92,57%.

Sasaran Kegiatan 6

Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

Sasaran kegiatan “Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja” merupakan sasaran

atas kegiatan pelaksanaan dukungan pengawasan yang berkontribusi secara

tidak langsung terhadap kegiatan teknis pengawasan serta untuk dapat

berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis BPKP “Terwujudnya Tata

Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel, dan Sehat”.

Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui dua belas Indikator Kinerja yang

terkait langsung dengan kualitas pengelolaan unit kerja dengan ringkasan

target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.18

Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 6

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja

Skor Skala 100

75 89,37 119,16

6.2 Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi

Persen 100 92,91 92,91

6.3 Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu

Persen 100 100 100

6.4 Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja

Persen 100 100 100

6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100

86 96,84 112,60

Page 76: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

63 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Satuan Target Kinerja

2020

Realisasi Kinerja

2020

Capaian Kinerja

2020 (%) Notifikasi

6.6 Persentase SPM yang terbit tepat waktu

Persen 90 99.62 110,69

6.7 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP

Persen 100 100 100

6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja

Nilai Baik Baik 100

6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100

80 81,52 101,90

6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100

6.11 Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala 100

70 75,58 107,97

6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja

Indeks Skala 100

70 88,25 126,07

Capaian Rata-rata 105,94

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari dua belas Indikator Kinerja yang

mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja”,

11 (sebelas) Indikator Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.

Uraian kinerja atas 12 (dua belas) Indikator Kinerja “Meningkatnya Tata Kelola

Unit Kerja” sebagai berikut:

6.1. Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja

“Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja” diukur dari Skor Zona Integritas sesuai

dengan kertas kerja Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas mengacu

kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 75 (dari skala 100). Pada

Tahun 2020, nilai skor Zona Integritas Unit Kerja yang terealisir dengan skor

89,37 atau mencapai 119,16%dari target tahun 2020. Nilai skor Zona Integritas

Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan skor 89,37 diperoleh atas hasil

Penilaian Mandiri Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Perwakilan BPKP

Page 77: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

64 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Provinsi Riau dengan laporan Nomor 1296/PW04/ZI/XII/2020 tanggal 28

Desember 2020.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Membuat satuan tugas Zona Integritas yang diwakili oleh semua bidang

dan bagian di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

b. Melengkapi dan memperbaharui dokumen kelengkapan yang menjadi bukti

dukung pemenuhan penilaian zona integritas menuju WBK/WBBM secara

berkala.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan penilaian mandiri Zona Integritas Menuju

Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.

6.2. Persentase Pegawai Yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi

“Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi” diukur dari

Jumlah Pegawai yang mengikuti peningkatan kompetensi (melalui Diklat, PPM,

Workshop, dan lain-lain) dibandingkan dengan Jumlah Pegawai.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,

Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi yang terealisir

sebesar 92,91% atau mencapai 92,91% dari target tahun 2020. Persentase

Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi yang terealisir Tahun 2020

sebesar 92,91% jumlah pegawai yang telah mengikuti peningkatan kompetensi

sebanyak 118 orang dari total pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau

sebanyak 127 orang.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Terus mengingatkan pegawai agar segera menyelenggarakan PPM setelah

selesai mengikuti diklat/workshop sesuai dengan ketentuan waktu yang

telah ditetapkan.

Page 78: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

65 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

b. Menghimbau Auditor Madya agar lebih produktif menjadi penyaji, karena

peran dan pengalamannya sebagai Pengendali Teknis sangat diharapkan

menjadi narasumber bagi seluruh pegawai.

c. Mengingatkan pegawai agar semaksimal mungkin dapat mengikuti PPM.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Penyediaan anggaran dalam DIPA untuk penyelenggaraan PPM.

b. Peningkatan kinerja Satgas PPM dalam menyiapkan materi, sarana dan

prasarana dan kedisiplinan penyaji sehingga dapat meningkatkan kepuasan

peserta PPM.

c. Mendorong pegawai agar aktif membuat karya tulis ilmiah atau makalah

yang layak disajikan sebagai bahan PPM.

6.3. Persentase Administrasi SDM Yang Diselesaikan Tepat Waktu

“Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu” diukur dari

Administrasi SDM (Kepangkatan, Database kepegawaian, KGB, dan lain-lain)

yang selesai tepat waktu dibanding total Administrasi SDM.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,

Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu yang terealisir

sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase

administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu yang terealisir Tahun 2020

sebesar 100% diperoleh dari waktu penyelesaian penyusunan dokumen

administrasi SDM yang tidak melebihi jadwal yang ditetapkan.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Mendorong pegawai untuk menyusun dokumen beberapa hari sebelum

deadline.

b. Mengingatkan pegawai agar segera memproses dokumen yang masuk.

Page 79: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

66 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan peningkatan proses pengadministrasian

dokumen sehingga jika ada data yang dibutuhkan bisa segera didapatkan.

6.4. Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja

“Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja” diukur dari Jumlah

Penyusunan RKA Tepat Waktu dibanding dengan Jumlah Penyusunan RKA.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,

Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja yang terealisir sebesar

100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase Penyusunan

RKA Tepat Waktu Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 sebesar 100%

diperoleh atas penerimaan DIPA yang sesuai dengan jadwal.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Memperhatikan Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan

anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun 2018),

b. Mempedomani PMK 78 tahun 2019 tentang SBM 2020,

c. Koordinasi dengan kantor pusat terkait penyusunan anggaran 2020.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Tetap memperhatikan Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana

Kerja dan anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pengesahan

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun

2018) dalam proses penyusunan anggaran 2021;

b. Mempedomani PMK-119PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan

Tahun Anggaran 2021;

c. Menjaga koordinasi dengan kantor pusat terkait penyusunan anggaran

2021.

Page 80: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

67 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

6.5. Skor IKPA Unit Kerja

“Skor IKPA Unit Kerja” diukur dari Skor Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran

yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 86 (dari skala 100). Pada

Tahun 2020, Skor IKPA Unit Kerja yang terealisir dengan skor 96,84 atau

mencapai 112,60% dari target tahun 2020. Skor IKPA Unit Kerja yang terealisir

Tahun 2020 dengan skor 96,84 diperoleh atas hasil online monitoring sistem

perbendaharaan anggaran negara (OM-SPAN) pada modul Indikator

Pelaksanaan Anggaran (Reaktivasi).

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Menjaga kesesuaian perencanaan anggaran dengan pelaksanaan,

b. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,

c. Memaksimalkan efektifitas pelaksanaan kegiatan,

d. Memastikan efisiensi pelaksanaan kegiatan

Capaian kinerja yang cukup tinggi melampaui target didukung antara lain oleh:

a. Tercapainya kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan serta

kepatuhan terhadap regulasi senilai 100

b. Cukup tingginya efektivitas pelaksanaan kegiatan senilai 92.71

c. Efisiensi pelaksanaan kegiatan dengan skor 80

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Menjaga kesesuaian perencanaan anggaran dengan pelaksanaan melalui:

Revisi DIPA sesuai kebutuhan

Menghindari deviasi halaman III DIPA

Memastikan tidak adanya pagu minus

b. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, khususnya terkait:

Data kontrak

Pengelolaan UP dan TUP

LPj Bendahara

Page 81: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

68 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dispensasi SPM

c. Memaksimalkan efektifitas pelaksanaan kegiatan melalui:

Penyerapan anggaran

Penyelesaian tagihan

Konfirmasi capaian output

Retur SP2D

d. Memastikan efisiensi pelaksanaan kegiatan melalui:

Perencanaan kas yang baik

Menghindari kesalahan SPM

6.6. Persentase SPM Yang Terbit Tepat Waktu

“Persentase SPM yang terbit tepat waktu” diukur dari Jumlah SPM terbit 5 Hari

Kerja (HK) setelah berkas lengkap tanpa pengembalian dari KPPN

dibandingkan dengan total SPM.

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 90%. Pada Tahun 2020, Persentase

SPM yang terbit tepat waktu yang terealisir sebesar 99,62% atau mencapai

110,69% dari target tahun 2020. Persentase SPM yang terbit tepat waktu yang

terealisir Tahun 2020 sebesar 99,62% diperoleh atas terbitnya 262 SPM pada

tahun 2020 dengan hanya 1 (satu) SPM terkait kontrak yang terlambat

dikirimkan ke KPPN.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Memastikan penyampaian tagihan ke Subbagian Keuangan dilakukan

sebelum batas akhir penyampaian SPM ke KPPN,

b. Melakukan verifikasi data tagihan terlebih dahulu sebelum pembuatan

SPM, untuk menghindari penolakan pada e-SPM.

6.7. Persentase Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAP

“Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP” diukur dari tingkat

keberhasilan dalam penyusunan laporan keuangan sesuai SAP berdasarkan

hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap Laporan Keuangan Perwakilan.

Page 82: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

69 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,

Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP yang terealisir

sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase

Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP yang terealisir Tahun 2020

sebesar 100% diperoleh atas penerbitan laporan keuangan bulanan, semester

dan tahunan yang tepat waktu dan sesuai dengan SAP.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Penyusunan laporan keuangan mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan kaidah-

kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan,

b. Memastikan data sumber sudah tersedia (terkomputerisasi) sebelum

proses penyusunan laporan keuangan dimulai,

c. Memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun dan disajikan dengan

basis akrual.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Tetap memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah dan Kaidah-kaidah Pengelolaan Keuangan

yang sehat dalam pemerintahan,

b. Memperhatikan ketersediaan data sumber yang sudah terkomputerisasi

sebelum proses penyusunan laporan keuangan dimulai,

c. Memastikan bahwa laporan keuangan disusun dan disajikan dengan basis

akrual.

6.8. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja

“Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja” diukur dari pengelolaan BMN dengan

predikat “Baik” sesuai ketentuan.

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan nilai “Baik”. Pada Tahun 2020, Nilai

Pengelolaan BMN Unit Kerja yang terealisir dengan nilai “Baik” atau mencapai

100% dari target tahun 2020. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja yang terealisir

Page 83: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

70 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Tahun 2020 dengan nilai “Baik” diperoleh dari hasil Self Assessment

Pengelolaan BMN yang baik secara online dengan nilai 76 (kriteria nilai 76 s.d.

90 termasuk kategori “Baik).

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan BMN/BMD dalam pengelolaan BMN yang baik.

b. Menyusun rencana kebutuhan BMN lebih rinci.

c. Melakukan update Daftar Barang Ruangan (DBK) minimal 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun.

d. Meningkatkan kerjasama antara petugas BMN dan penanggungjawab

barang ruangan agar BMN yang tidak sesuai dengan DBR dapat segera

dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh tim pengelola SIMAK BMN.

6.9. Nilai SAKIP Unit Kerja

“Nilai SAKIP Unit Kerja” diukur dari Nilai SAKIP Unit Kerja berdasarkan hasil

Quality Assurance (QA) yang dilakukan oleh Inspektorat BPKP atas hasil Self

Assesment yang dilakukan Perwakilan BPKP.

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 80 (dari skala 100). Pada

Tahun 2020, Nilai SAKIP Unit Kerja yang terealisir dengan skor 81,52 atau

mencapai 101,90% dari target tahun 2020. Nilai SAKIP Unit Kerja yang

terealisir Tahun 2020 dengan skor 81,52 diperoleh dari Berita Acara

Pembahasan Hasil Evaluasi SAKIP pada Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun

2019 sampai dengan Saat Evaluasi per tanggal 18 September 2020 yang

dilakukan oleh Inspektorat BPKP. Evaluasi SAKIP oleh Inspektorat BPKP

dilakukan terhadap Laporan Hasil Self-Assessment Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2019 sampai dengan Triwulan II tahun 2020

pada Pewakilan BPKP Provinsi Riau dengan laporan Nomor LEV-

214/PW04/6/2020 tanggal 3 September 2020.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

Page 84: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

71 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

a. Nilai memuaskan pada komponen Perencanaan Kinerja, Pengukuran

Kinerja dan Pelaporan Kinerja;

b. Melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi hasil evaluasi SAKIP tahun

sebelumnya.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Melakukan perbaikan atas area/komponen yang memiliki kekurangan;

b. Melakukan pemantauan atas implementasi SAKIP dan reviu kinerja secara

berkala.

c. Menjaga komitmen dan kemauan dari seluruh SDM pelaksana kegiatan

dalam mencapai Penetapan Kinerja, baik pada tingkat pimpinan maupun

pada setiap pegawai yang terlibat

6.10. Maturitas SPIP Unit Kerja

“Maturitas SPIP Unit Kerja” diukur dari Maturitas SPIP hasil Quality Assurance

(QA) yang dilakukan oleh Inspektorat BPKP atas hasil Self Assesment yang

dilakukan Perwakilan BPKP.

Target kinerja ini pada tahun 2020 adalah Level 3 (dari Level 1 - 5). Pada

Tahun 2020, Maturitas SPIP Unit Kerja yang terealisir mencapai Level 3 atau

mencapai 100% dari target tahun 2020. Maturitas SPIP Unit Kerja yang

terealisir Tahun 2020 mencapai Level 3 diperoleh berdasarkan Laporan Self

Assessment Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP Perwakilan

BPKP Provinsi Riau Tahun 2017 dengan nomor laporan LAP-94/PW04/1/2018

tanggal 6 April 2018 yang menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 3,9011,

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Menyusun daftar pemantauan mitigasi risiko secara berkala untuk seluruh

bidang dan bagian di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

b. Membuat rencana tindak dan jadwal pelaksanaan atas Area of

Improvement (AIO) hasil penilaian mandiri.

Page 85: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

72 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan self assessment dan melaksanakan

perbaikan terhadap Area of Improvement serta melakukan monitoring dan reviu

penyelenggaraan SPIP secara berkala.

6.11. Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja

“Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja” diukur dari Indeks

kepuasan layanan ketatausahaan yang dihitung menggunakan metode skala

1-100.

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 70 (dari skala 100). Pada

Tahun 2020, Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir

dengan skor 75,58 atau mencapai 107,97% dari target tahun 2020. Indeks

Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan

skor 75,58 diperoleh hasil survei layanan ketetausahaan yang diisi oleh

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Melakukan survei secara berkala untuk mengetahui kinerja yang

memerlukan perbaikan.

b. Melakukan tindak lanjut atas hasil survei.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Memutakhirkan petunjuk teknis atau Standar Operating Procedure (SOP);

b. Menyediakan sarana dan prasarana secara optimal dalam mencapai

kepuasan layanan pegawai.

c. Rotasi Internal pada Bagian Tata Usaha.

6.12. Indeks Kualitas Layanan Unit Kerja

“Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja” diukur dari Indeks

kepuasan Layanan Unit Kerja Perwakilan yang dihitung menggunakan metode

skala 1-100.

Page 86: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

73 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 70 (dari skala 100). Pada

Tahun 2020, Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir

dengan skor 88,25 atau mencapai 126,07% dari target tahun 2020. Indeks

Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan

skor 88,25 diperoleh hasil survei kualitas layanan Perwakilan BPKP Provinsi

Riau yang diisi oleh mitra kerja/stakeholders.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

a. Melakukan survei secara berkala untuk mengetahui kinerja yang

memerlukan perbaikan.

b. Melakukan tindak lanjut atas hasil survei.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan

BPKP Provinsi Riau akan melakukan:

a. Membuat format kuesioner yang disampaikan kepada stakeholder.

b. Melakukan pengukuran kepuasan layanan kepada stakeholders secara

berkala.

c. Memerintahkan bidang-bidang pengawasan menyebarkan kuesioner

kepada stakeholder atas setiap pelayanan yang diberikan.

d. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka

peningkatan layanan kepada stakeholders.

e. Pengelolaan pengaduan pelayanan publik secata terpadu, tuntas dan

berkelanjutan.

Dari uraian kinerja atas 12 (dua belas) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 6 di

atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 6 sebesar

105,94% telah melampaui target tahun 2020, sehingga perlu dilakukan analisis

efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 6 didukung dengan dana sebesar

Rp24.931.883.995,00 atau 98,50% dari anggaran sebesar

Rp25.310.452.000,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak 1009

laporan/dokumen atau 86,09% dari rencana sebanyak 1172 laporan/dokumen,

serta OH sebanyak 4.877 OH atau 96,83% dari rencana sebanyak 5.037 OH.

Page 87: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

74 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 6 telah dicapai

secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 86,09%, lebih

rendah daripada capaian penggunaan dana sebesar 98,50%.

Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 6 telah dicapai

secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 86,09% lebih

rendah daripada capaian penggunaan OH sebesar 96,83%.

B. KINERJA LAINNYA TAHUN 2020

1. KINERJA LAINNYA

a. Pengembangan Aplikasi Matabansos dan MataUMKM untuk

Akuntabilitas Penyaluran

Banyaknya bantuan pemerintah kepada masyarakat terdampak COVID -19

baik dari pemerintah pusat maupun daerah menuntut akuntabilitas dalam

penyalurannya agar dapat tepat sasaran, tepat waktu, tepat mutu dan tepat

administrasi. Berawal dari kekhawatiran terjadi penumpukan bantuan yang

bersumber dari APBN, APBD dan APBDes pada penerima bantuan serta

perlunya kecepatan dalam penanganan dampak sosial yang disebabkan

oleh COVID-19 di wilayah Provinsi Riau, BPKP bekerjasama dengan

pemerintah Provinsi Riau mengembangkan aplikasi matabansos dan

mataUMKM dalam rangka pemantauan berkelanjutan dan audit

berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit CACM).

Aplikasi Mata Bansos adalah aplikasi monitoring penyaluran bantuan sosial

berbasis web yang digunakan oleh Pemerintah Daerah selaku manajemen,

serta APIP Daerah, BPKP, dan Aparat Penegak Hukum (Kejaksaan dan

Kepolisian) selaku pengawas.

Beberapa fitur yang ada dalam aplikasi matabansos dapat diuraikan

sebagai berikut:

Pertama beranda adalah informasi mengenai jumlah anggaran dan progres

realisasi penyaluran bantuan sosial APBD, baik secara total maupun rincian

per Kabupaten/Kota, dimana progres realisasi penyaluran tersebut dapat

Page 88: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

75 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

dilakukan pemantauan secara realtime oleh Kepala Daerah (Gubernur,

Bupati, Walikota). Selain itu, dengan adanya informasi tersebut Kepala

Daerah dapat memantau kinerja penyaluran bantuan sosial dimulai dari

tingkat Kabupaten sampai ke tingkat Kelurahan/Desa.

Dari sisi pengawasan, informasi pada fitur ini dapat dimanfaatkan oleh APIP

Daerah, BPKP, dan APH dalam melakukan monitoring atas anggaran dan

realisasi penyaluran bantuan sosial di masing-masing Kabupaten/Kota.

Berikutnya fitur Atensi yang merupakan sarana yang dapat digunakan oleh

APIP Daerah, BPKP, dan APH dalam menyampaikan atensi secara

langsung kepada Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota) atas

seluruh hasil pengawasan terkait penyaluran bantuan sosial yang

dilaksanakan di masing-masing Kabupaten/Kota.

Yang menarik pada aplikasi matabansos ini adalah adanya fitur Irisan

Bansos APBN dan APBD yang menampilkan jumlah penerima bantuan

sosial yang bersumber dari Bantuan Sosial APBD dan Bantuan Sosial

APBN (PKH, BPNT/BSP, BST dan BLT-DD), serta jumlah irisan penerima

bantuan sosial yang terdapat diantara kedua sumber tersebut.

Informasi tersebut dapat dirinci berdasarkan Kabupaten dan

Kelurahan/Desa, serta dapat ditampilkan Status Penerima dan Status

Penyaluran dari masing-masing penerima bantuan.

Melalui fitur ini, Pemerintah Daerah dapat melakukan pemantauan

berkelanjutan terhadap aktivitas penyaluran bantuan sosial baik APBD

maupun APBN, serta dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi atas

kebijakan penentuan calon penerima bantuan sosial di kemudian hari,

sehingga dapat mencegah terjadinya penumpukan bantuan pada

masyarakat, dan penyaluran lebih merata.

Dari sisi pengawasan, fitur ini membantu APIP Daerah, BPKP dan APH

dalam menentukan ruang lingkup pengawasan, baik dari sumber APBD

maupun APBN sehingga bantuan agar lebih tepat sasaran dan tepat

manfaat.

Page 89: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

76 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Beberapa manfaat yang diharapkan dengan adanya implementasi aplikasi

Mata Bansos sebagai berikut:

Terbangunnya early warning system bagi para Kepala Daerah untuk

melakukan perbaikan atas permasalahan yang ditemukan dalam

penyaluran bantuan sosial seperti tidak sesuainya data penerima

bantuan By Name By Address (BNBA) dengan kondisi faktual

lapangan berdasarkan hasil verifikasi dari para petugas.

Tersedianya informasi secara realtime mengenai anggaran dan

realisasi bantuan sosial sehingga memudahkan BPKP, APIP Daerah

maupun APH melakukan pengambilan keputusan dalam rangka

menentukan ruang lingkup pengawasan.

Meningkatnya efisiensi dan efektivitas sumber daya pengawasan baik

waktu maupun biaya pengawasan karena aparat pengawasan lebih

mudah karena data awal yang lebih mudah diperoleh.

Tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel karena

mata bansos dapat diakses oleh masyarakat, pemerintah daerah

maupun aparat pengawasan

Dengan teridentifikasinya irisan jenis bantuan yang diterima oleh

masyarakat maka redudansi data dapat dikurangi.

Perbaikan berkelanjutan bagi data penerima bantuan sosial dimulai

dari wilayah terkecil yaitu desa/kelurahan lalu terakhir pada data

penerima bantuan sosial secara nasional.

Sukses dengan mata Bansos, Perwakilan BPKP Provinsi juga menginisiasi

pengembangan aplikasi Mata UMKM yang merupakan tools yang relatif

sama dengan aplikasi Mata Bansos tetapi digunakan untuk pendataan dan

pengawasan penyaluran Bantuan Keuangan kepada Pelaku Usaha yang

masuk kriteria UMKM dari kementerian Koperasi dan UKM serta

pemerintah Provinsi Riau dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN).

Page 90: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

77 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

2. PERBAIKAN SAKIP PADA TAHUN 2020

Perbaikan perencanaan kinerja yang dilakukan pada tahun 2020 sebagai

berikut:

a. Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 yang ditetapkan

dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor

KEP-216/PW04/1/2020 tanggal 1 September 2020.

b. Penyusunan Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor KEP-

231/PW04/1/2020 tanggal 21 September 2020.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Realisasi anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020 sebesar

Rp27.706.382.974,00 atau 97,68% dari anggaran Tahun 2020 lebih besar

0,36% dibandingkan dengan prosentase penyerapan anggaran tahun 2019

sebesar 97,32% yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.12 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020

Page 91: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

78 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

Sedangkan rincian per jenis belanja dan per program, menurut

Program/Kegiatan serta menurut Sasaran Kegiatan dapat dilihat pada tabel-

tabel berikut:

Tabel 3.19

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Jenis Belanja

No Jenis Belanja Anggaran Realisasi Capaian (%)

1 Belanja Pegawai 20.637.600.000 20.457.957.305 99,13

2 Belanja Barang 6.236.533.000 5.764.110.909 92,42

3 Belanja Modal 1.490.947.000 1.484.314.760 99,56

Jumlah 28.365.080.000 27.706.382.974 97,68

Tabel 3.20

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Program/Kegiatan

No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian (%)

I Program Dukungan Manajemen (3676)

1 Layanan Sarana dan Prasarana Internal

927.347.000 922.834.760 99,51

2 Layanan Manajemen Organisasi

376.250.000 305.754.218 81,26

3 Layanan Perkantoran 24.006.855.000 23.703.295.017 98,74

Jumlah 25.310.452.000 24.931.883.995 98,50

II Program Pengawasan (3701)

1 Rekomendasi Hasil Pengawasan Penugasan Presiden di Perwakilan BPKP

160.222.000 136.403.453 85,13

2 Rekomendasi Hasil Pengawasan Program Prioritas/Bidang Pembangunan di Perwakilan BPKP

341.365.000 306.975.300 89,93

3 Rekomendasi Hasil Pembinaan SPIP dan Manajemen Resiko

52.432.000 52.431.600 100,00

4 Rekomendasi Hasil Pembinaan APIP Pemda

165.126.000 164.224.900 99,45

Page 92: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

79 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a

No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian (%)

5 Hasil Pengawasan Akuntabilitas dan Tata Kelola KLDK

318.016.000 300.679.531 94,55

6 Pengawasan Percepatan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

2.017.467.000 1.813.784.195 89,90

Jumlah 3.054.628.000 2.774.498.979 90,83

Jumlah Total 28.365.080.000 27.706.382.974 97,68

Tabel 3.21

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran kegiatan

No Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26

2 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional

327.003.736,84 333.151.094,45 101,88

3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha

130.933.000,00 123.963.197,94 94,68

4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi

72.725.000,00 100.720.098,32 138,49

5 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

451.391.684,21 387.384.993,55 85,82

6 Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50

Jumlah 28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68

Page 93: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 94: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

80 | P e n u t u p

2020 Laporan Kinerja

Penyusunan Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020 ini

merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai sasaran program

dan sasaran kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian

Kinerja Tahun 2020.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan evaluasi dalam

pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau di

masa depan.

Capaian target kinerja yang diungkapkan dalam Laporan Kinerja ini diperoleh karena

adanya dukungan internal maupun eksternal di lingkungan Perwakilan BPKP

Provinsi Riau. Secara umum pencapaian sasaran kegiatan Perwakilan BPKP

Provinsi Riau tersebut didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya kepercayaan yang tinggi stakeholders BPKP terhadap peran

Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam usaha mewujudkan akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas.

2. Adanya komitmen stakeholders BPKP dalam pengembangan manajemen

pemerintahan dan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance).

3. Koordinasi yang baik dengan BPKP Pusat selaku Rendal maupun antar bidang

dan bagian di Perwakilan BPKP selaku pelaksana kegiatan.

4. Adanya pemberian motivasi secara terus menerus dari pimpinan kepada

kepada staf pelaksana.

5. Adanya komitmen dan kemauan dari seluruh SDM pelaksana kegiatan dalam

mencapai Penetapan Kinerja, baik pada tingkat pimpinan maupun pada setiap

pegawai yang terlibat.

Kelemahan dalam pencapaian sasaran kegiatan tersebut dapat diidentifikasi antara

lain:

BAB 4 : P E N U T U P

Page 95: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

81 | P e n u t u p

2020 Laporan Kinerja

1. Belum semua Pemerintah Daerah mempunyai komitmen dalam melaksanakan

SPIP dan Manajemen Risiko;

2. Kurangnya tata kelola yang baik di perusahaan/BLUD;

3. Terbatasnya anggaran pada Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota;

4. Kurangnya dukungan Kepala Daerah dalam upaya Peningkatan Kapabilitas

APIP;

5. Masih kurangnya keterlibatan para Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota dalam

mendorong tugas/fungsi Satgas Peningkatan Kapabilitas APIP sehingga action

plan peningkatan kapabilitas APIP yang telah disusun belum dilaksanakan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam

upaya memperbaiki kinerja antara lain:

Mengupayakan komitmen bersama dalam rangka mencapai Level 3 Maturitas

SPIP dan Kapabilitas APIP antara Kepala Daerah dengan Kepala Perwakilan

BPKP Provinsi Riau;

Memantau dan mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan tim ad hoc SPIP

dan Satgas Kapabilitas APIP;

Melakukan pemetaan atas progress implementasi kebijakan dan prosedur;

Melakukan pelatihan penilaian mandiri atas maturitas SPIP kepada masing-

masing Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota;

Mendorong Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan penilaian

mandiri atas maturitas SPIP yang dilanjutkan dengan proses validasi oleh

Perwakilan BPKP;

Mengintensifkan pelaksanaan consulting ke BUMN/BUMD/BLUD;

Melakukan bimbingan teknis/QA/Monitoring Level 3 untuk Inspektorat yang

masih Level 1 Plus, Level 2, dan Level 2 Plus;

Membuka ruang konsultasi peningkatan kapabilitas APIP di Kantor Perwakilan

BPKP Provinsi Riau;

Mengirimkan surat atensi kepada Kepala Daerah.

Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat memberikan

informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas

fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Riau, sehingga dapat memberikan umpan balik

guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang.

Page 96: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 97: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

82 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

KILAS BALIK PERISTIWA

2020

23

Monitoring Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Jalan Tol Pekanbaru–Dumai merupakan jalan Tol pertama di Riau yang terdiri dari 6 seksi sepanjang 131 KM dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional yang tata kelolanya direviu oleh BPKP Provinsi Riau. Jalan Tol ini adalah bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

27

Perwakilan BPKP Provinsi Riau Monitoring Pelaksanaan Rekrutmen CPNS 2019 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Ichsan Fuady beserta tim memantau langsung pelaksanaan SKD mulai dari registrasi peserta, pemeriksaan badan peserta hingga melihat peserta ujian di ruang monitoring

20 3

Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa 2020 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman menghadiri Rapat Kerja (Raker) Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa tahun 2020 dengan mengangkat tema "Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Dalam Menopang Ketahanan Sosial Ekonomi Masyarakat" yang diselenggarakan di Hotel Labersa, Kamis (20/2/20).

27

Kaper BPKP Provinsi Riau Jadi Narasumber di Rakorda Program BANGGAKENCANA 2020 BKKBN Riau Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman membawakan materi tentang “Langkah Strategis dalam Akselerasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi”

Kolaborasi BPKP Riau dan PTPN V Dalam Penerapan GCG Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman berharap pelaksanaan asesmen GCG ini dapat terlaksana dengan baik melalui kerja sama dari pihak BPKP dan tim counter part dari PTPN

12

Pentingnya Audit Kinerja Berbasis Risiko Pada Polda Riau Korwas IPP Petrus Ngorantutul mewakili Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau yang didaulat sebagai narasumber pada Rakerwas Itwasda Polda Riau Tahun 2020 mengatakan dengan adanya audit kinerja berbasis risiko maka semua auditor dan pelaksana pengawas dituntut harus mengerti proses bisnis dari audit yang akan dilakukan

Page 98: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

83 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

7

Penyerahan Alat Pelindung Diri (APD) ke Provinsi Riau APD dan Rapid Test ini akan disalurkan kepada Rumah Sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Provinsi Riau.

17

BPKP Riau Lakukan Pendampingan Secara Akuntabel Anggaran BTT Dalam Penanganan Covid-19 di Pekanbaru Pihak pemko melalui inspektorat dapat secara aktif berkonsultasi dengan BPKP melalui aplikasi “SiKUNING” untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan pendampingan.

23 15

Rapat Data Penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman didampingi Korwas IPP dan Korwas APD, menghadiri rapat mengenai data penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat terdampak COVID-19 di Posko Gugus Tugas COVID-19 Gedung Daerah, Pekanbaru.

4

Rapat Regulasi Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi Riau Kepada Masyarakat yang Terdampak Covid-19 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman didampingi Korwas IPP Petrus Ngorantutul dan Korwas APD Sumirat, menghadiri rapat mengenai regulasi bantuan sosial Pemerintah Provinsi Riau kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 di ruang rapat Sekretariat Daerah Provinsi Riau.

Rapat Dengan Dinas Sosial Riau Terkait Data Penerima Bantuan Sosial Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Dinas Sosial Provinsi Riau melakukan diskusi dalam penentuan paramater cleansing data usulan bantuan sosial keuangan dari Provinsi untuk Kabupaten/Kota se Provinsi Riau.

18

Sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi 2020 Perwakilan BPKP Provinsi Riau mengadakan sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK) secara virtual. Narasumber pada sosialisasi ini adalah Korwas Bidang Investigasi IG. Setya Rudi Wiyana didampingi anggota tim. Sosialisasi MPAK ini diikuti oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, RS. Daerah Madani Kota Pekanbaru, serta Puskesmas se-Kota Pekanbaru.

Page 99: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

84 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

26

MoU Pendampingan dan Pengawalan Akuntabilitas Dana Penanggulangan dan Pencegahan COVID-19 Provinsi Riau Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Aparat Penegak Hukum di Provinsi Riau, melakukan penandatanganan MoU terkait pendampingan dan pengawalan akuntabilitas dana penanggulangan dan pencegahan COVID-19.

5

Launching Aplikasi Mata Bansos Aplikasi Monitoring Data Bantuan Sosial (Mata Bansos) resmi di launching di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk mengawal penyaluran Bantuan Sosial di Provinsi Riau yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Riau bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Riau.

12 23

Rapat Pemulihan Ekonomi Provinsi Riau dampak Covid-19 Bertempat di ruang rapat kenanga Kantor Gubernur Riau, Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Pemprov Riau melaksanakan rapat guna membahas Pemulihan Ekonomi Provinsi Riau dampak Covid-19. Turut hadir Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman, Sekretaris Daerah Riau dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan.

16

Sosialisasi Aplikasi Mata Bansos ke Kab/kota se-Provinsi Riau Selasa (16/6) Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Pemerintah Provinsi Riau melakukan sosialisasi aplikasi Monitoring Data Bantuan Sosial (Mata Bansos) kepada pemerintah kabupaten/kota se Provinsi Riau.

Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Dampak Sosial Pandemi Covid-19 Bertempat di Posko Gugus Tugas (GTP) percepatan penanganan Covid 19 Riau, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Dampak Sosial Pandemi Covid-19 di Provinsi Riau.

29

Closing Meeting GCG PTPN V Bertempat di Ruang Rapat Hang Tuah Kantor PTPN V, telah diselenggarakan Exit Meeting AssessmentGood Corporate Governance (GCG) PT Perkebunan Nusantara V Tahun Buku 2019 dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman menyampaikan

hasil asesmen penerapan GCG

PTPN V, mencapai predikat

kategori “Sangat Baik”.

Page 100: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

85 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

10

Penandatanganan Nota

Kesepakatan Oleh Deputi Kepala

BPKP Bidang Pengawasan

Penyelenggaraan Keuangan Daerah

Dan Gubernur Riau.

Nota kesepakatan ini terkait

penggunaan source code aplikasi

monitoring bantuan sosial (Mata

Bansos untuk pengembangan

sistem. pengawasan dana bantuan

pemerintah.

20

BPKP dan BPK Bersinergi

Mengawasi Penyaluran Bansos

di Provinsi Riau. BPKP

Perwakilan Provinsi Riau

menyiapkan suatu aplikasi untuk

membantu Pemda dalam

mengelola bantuan sosial.

5

Sosialisasi Pemutakhiran Data

Usaha Mikro Kecil Menengah

dengan Disperindag

Kabupaten/Kota, Camat Dan

Kepala Desa/Lurah Secara

Virtual Di Gedung Daerah

Balai Serindit.

Pemerintah Provinsi Riau

bekerja sama dengan

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

sedang membangun sistem

pendataan secara online yaitu

aplikasi Mata UMKM.

BPKP Riau Informasikan

Aplikasi Mata Bansos ke

Pemprov Sumsel.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman menghadiri

acara kunjungan kerja

Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan ke Provinsi Riau dalam

rangka untuk memperoleh

informasi pemanfaatan

teknologi Aplikasi Mata Bansos.

6

7

Kawal Pelaksanaan Tes SKB

Kemenkes dan Pemda.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

turut serta dalam pengawalan

pelaksanaan tes SKB Kemenkes

dan Pemda.

8

Peyerahan Laporan Hasil

Pengawasan Semester I.

Kepala Perwakilan BPKP

Provinsi Riau, Farid Firman

menyerahkan Laporan Hasil

Pengawasan (LHP) semester I

Tahun 2020 kepada Gubernur

Riau, Syamsuar bertempat di

Kediaman Gubernur.

Penyerahan LHP ini juga

disaksikan Inspektorat Provinsi

Riau yang diwakili oleh

Inspektur

Pembantumemperoleh

informasi pemanfaatan

teknologi Aplikasi Mata Bansos

Page 101: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

86 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

Peresmian Tol Pekanbaru-Dumai.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman menghadiri

acara peresmian tol Pekanbaru-

Dumai.

2

5

1

Rapat Koordinasi Penyaluran Tahap

II Bankeu JPS Penanganan Covid 19.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman menghadiri Rapat

Koordinasi Teknis (Rakornis)

Penyaluran Bantuan Keuangan

Khusus (BKK) Jaring Pengaman Sosial

(JPS) tahap II penanganan Covid-19

tahun 2020 di Ruang Rapat

Setdaprov Riau, Kantor Gubernur

Riau.1

6

Workshop Penyaluran dan

Penggunaan Dana Desa di

Kabupaten Pelalawan.

Acara Workshop ini menghadirkan

beberapa narasumber lain

diantaranya, Kasi Transfer Dana

Desa, Ditjen Bina Pemdes

Kemendagri, Basuki Sriono, dan

Kepala KPPN Pekanbaru, Khairil

Indra. Acara workshop ini dihadiri

secara langsung dan virtual oleh

Kepala OPD, Camat, dan Kades se

Kabupaten Pelalawan.

BPKP Riau Ikuti Rapat Koordinasi

Penyaluran Bantuan Keuangan

Khusus Tahap II.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman mengikuti rapat

koordinasi penyaluran bantuan

keuangan khusus dan

pengembangan aplikasi Monitoring

Data Bantuan Sosial (Mata Bansos)

Tahap II di Aula Kantor Bappeda

Provinsi Riau.

1

2

19

BPKP Riau Gelar Sosialisasi

Pengukuran Indeks Efektifitas

Pengendalian Korupsi (IEPK).

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

menyelenggarakan kegiatan

Sosialisasi Pengukuran Indeks

Efektifitas Pengendalian

Korupsi (IEPK) pada

Pemerintah Provinsi Riau

secara virtual. Kegiatan ini

diikuti oleh Kepala OPD

Kabupaten/Kota se Provinsi

Riau.

Workshop Monitoring dan

Evaluasi Penyaluran dan

Penggunaan Dana Desa di

Kabupaten Siak.

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

menyelenggarakan kegiatan

workshop monitoring dan

evaluasi penyaluran dan

penggunaan dana desa di

Kabupaten Siak.

25

Page 102: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

87 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0

3

Kolaborasi BPKP dan Kemendagri

Untuk Meningkatkan Pengawasan

Intern di Daerah.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi

Riau, Farid Firman dan Gubernur

Riau yang diwakili oleh Asisten III,

Syahrial Abdi menandatangani Nota

Kesepakatan terkait Pelaksanaan

Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah di Balai Serindit.

11

Pemprov Maluku Ingin Adopsi

Aplikasi Mata Bansos.

Aplikasi Monitoring Data Bantuan

Sosial (Mata Bansos) besutan

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

dengan Pemerintah Provinsi Riau

dan Dinas Komunikasi, Informatika

dan Statistik (Diskominfotik) Riau

ingin diadopsi oleh Pemerintah

Provinsi Maluku. Demi mempelajari

cara pembuatan dan proses

pengoperasian aplikasi tersebut,

Pemerintah Provinsi Maluku

melakukan studi banding ke Provinsi

Riau.

Page 103: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id
Page 104: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1.1 Nilai optimalisasi penerimaan

daerah yang terealisasi

Rp Juta 209 138,640 66,33

1.2 Potensi penerimaan daerah yang

dioptimalisasi

Rp Juta 418 6.188,05 1.480,39

1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara

dan daerah

Rp Juta 1.123 1870,05 166,52

1.4 Nilai penyelamatan keuangan

negara dan daerah

Rp Juta 27.124 79.309,05 292,39

501,41 2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26 3.043 2.434 79,99

2.1 Persentase Tindak Lanjut

Rekomendasi Hasil Pengawasan

Persen 75 47,17 62,89

2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang

diawasi

Kegiatan 7 17 242,86

2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang

tercapai sesuai target

Kegiatan 7 16 228,57

2.4 Persentase hambatan

pelaksanaan pembangunan yang

diselesaikan

Persen 75 100,00 133,33

166,91 327.003.736,84 333.151.094,45 101,88 2.693 2.177 80,84

3 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Badan

Usaha

3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja

sehat

BUMD 2 1 50,00

50,00 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13

4.1 Persentase hasil pengawasan

represif yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti

Persen 100 100 100,00

4.2 Persentase hasil Pengawasan

preventif dan edukatif yang

dimanfaatkan/ ditindaklanjuti

Persen 70 75 107,14

103,57 72.725.000,00 100.720.098,32 138,49 473 473 100,00

LAMPIRAN I: TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN SASARAN KEGIATAN

4 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Capaian Rata-rata

Anggaran SDMKinerja Kegiatan

1

Sasaran Kegiatan

2

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Capaian Rata-rata

1

2 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

Capaian Rata-rata

Capaian Rata-rata

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan

Negara/Daerah

Page 105: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Anggaran SDMKinerja Kegiatan

1

Sasaran Kegiatan

2

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan

Kapabilitas APIP ≥ Level 3

Pemda 10 9 90,00

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan

Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 12 10 83,33

5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan

MRI ≥ Level 3

PemKab/ Kota 1 0 0,00

5.4 Tersedianya Rekomendasi

Strategis (Policy Brief ) kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota

Rekomendasi 1 15 1.500,00

5.5 Persentase Jumlah desa yang

Menyusun laporan

Pertanggungjawaban Keuangan

Desa

Persen 40 99,81 249,53

5.6 Jumlah APIP yang

Mengimplementasikan

Siswaskeudes

APIP 1 0 0,00

320,48 451.391.684,21 387.384.993,55 85,82 1.924 1.781 92,57

6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit

Kerja

Skor Skala 100 75 89,37 119,16

6.2 Persentase Pegawai yang

mengikuti peningkatan

Kompetensi

Persen 100 92,91 92,91

6.3 Persentase administrasi SDM

yang diselesaikan tepat waktu

Persen 100 100 100,00

6.4 Persentase Penyusunan RKA

Tepat Waktu Unit Kerja

Persen 100 100 100,00

6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100 86 96,84 112,60

6.6 Persentase SPM yang terbit tepat

waktu

Persen 90 99,62 110,69

6.7 Persentase Penyusunan Laporan

Keuangan sesuai SAP

Persen 100 100 100,00

6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik Baik 100,00

6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100 80 81,52 101,90

Capaian Rata-rata

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

5

6 Meningkatnya Kualitas

Layanan "Ketatausahaan" Unit

Kerja

Page 106: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Anggaran SDMKinerja Kegiatan

1

Sasaran Kegiatan

2

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100,00

6.11 Indeks Kualitas Layanan

Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala

100

70 75,58 107,97

6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit

Kerja

Indeks Skala

100

70 88,25 126,07

105,94 25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50 5.037 4.877 96,83

28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68 14.386 12.911 89,75Total

Capaian Rata-rata

Page 107: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd

Target 2024

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1,1 Nilai optimalisasi penerimaan

daerah yang terealisasi

Rp Juta 138,640 N/A N/A 836 16,58

1,2 Potensi penerimaan daerah

yang dioptimalisasi

Rp Juta 6.188,05 N/A N/A 1.393 444,22

1,3 Nilai efisiensi pengeluaran

negara dan daerah

Rp Juta 1.870,05 738,42 1.131,63 112.930 1,66

1,4 Nilai penyelamatan keuangan

negara dan daerah

Rp Juta 79.309,05 12.402,26 66.906,79 51.982 152,57

2,1 Persentase Tindak Lanjut

Rekomendasi Hasil

Pengawasan

Persen 47,17 47,69 (0,52) N/A N/A

2,2 Jumlah Kegiatan Prioritas

yang diawasi

Kegiatan 17 N/A N/A 7 242,86

2,3 Jumlah Kegiatan Prioritas

yang tercapai sesuai target

Kegiatan 16 N/A N/A 7 228,57

2,4 Persentase hambatan

pelaksanaan pembangunan

yang diselesaikan

Persen 100 133,3333333 - 85 117,65

LAMPIRAN II: PERBANDINGAN REALISASI SASARAN KEGIATAN

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Kinerja Program

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan

Negara/Daerah

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

1

2

Page 108: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd

Target 2024

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Kinerja Program

3 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Badan

Usaha

3,1 Jumlah BUMD dengan kinerja

sehat

BUMD 1 2 (1,00) 6 16,67

4,1 Persentase hasil pengawasan

represif yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti

Persen 100 100 0,00 100 100,00

4,2 Persentase hasil Pengawasan

preventif dan edukatif yang

dimanfaatkan/ditindaklanjuti

Persen 75 162,34 (87,34) 90 83,33

5,1 Jumlah APIP K/L/Pemda

dengan Kapabilitas APIP ≥

Level 3

Pemda 9 9 0 13 69,23

5,2 Jumlah K/L/Pemda dengan

Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 10 10 0 13 76,92

5,3 Jumlah Pemda Kab/Kota

dengan MRI ≥ Level 3

PemKab/

Kota

0 0 0 6 -

5,4 Tersedianya Rekomendasi

Strategis (Policy Brief) kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota

Rekomendasi 15 N/A N/A 1 1.500,00

5,5 Persentase Jumlah desa yang

Menyusun laporan

Pertanggungjawaban

Keuangan Desa

Persen 99,81 N/A N/A 59,99% 16.637,77

5,6 Jumlah APIP yang

Mengimplementasikan

Siswaskeudes

APIP 0 0 0 6 -

4

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

5

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Page 109: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd

Target 2024

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Kinerja Program

6,1 Nilai Skor Zona Integritas Unit

Kerja

Skor Skala

100

89,37 N/A N/A 79 113,13

6,2 Persentase Pegawai yang

mengikuti peningkatan

Kompetensi

Persen 92,91 N/A N/A 100% 9.291,00

6,3 Persentase administrasi SDM

yang diselesaikan tepat waktu

Persen 100 N/A N/A 100% 10.000,00

6,4 Persentase Penyusunan RKA

Tepat Waktu Unit Kerja

Persen 100 N/A N/A 100% 100,00

6,5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala

100

96,84 N/A N/A 90 107,60

6,6 Persentase SPM yang terbit

tepat waktu

Persen 99,62 N/A N/A 95% 95,36

6,7 Persentase Penyusunan

Laporan Keuangan sesuai SAP

Persen 100 N/A N/A 100% 100,00

6,8 Nilai Pengelolaan BMN Unit

Kerja

Nilai Baik N/A N/A Baik 100,00

6,9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala

100

81,52 N/A N/A 84 97,05

6,10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 N/A N/A Level 4 75,00

6,11 Indeks Kualitas Layanan

Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala

100

75,58 80,90 (5,32) 82 92,17

6,12 Indeks Kepuasan Layanan Unit

Kerja

Indeks Skala

100

88,25 N/A N/A 81 108,95

Meningkatnya Kualitas

Layanan "Ketatausahaan" Unit

Kerja

6

Page 110: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Output Kegiatan

Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) % Efisien Tidak Efisien Efisien Tidak Efisien

1 2 4 5 6 7 8 9,00 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Pengawasan atas Penerimaan

Daerah

Jumlah laporan hasil pengawasan

atas penerimaan daerah

Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00

Pengawasan atas Potensi

Penerimaan Daerah

Jumlah laporan hasil pengawasan

atas potensi penerimaan daerah

Laporan 1 1 100,00 8.419.578,95 7.747.699,87 92,02 50 50 100,00

Pengawasan keinvestigasian atas

Pengelolaan Keuangan

Negara/Daerah pada Institusi

Pemerintah dan Korporasi

Negara/Daerah (Audit Penyesuaian

Harga/Klaim)

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas pengelolaan

Keuangan Negara/Daerah pada

Institusi Pemerintah dan Korporasi

Negara/Daerah (Audit Penyesuaian

Harga/Klaim)

Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00

Pengawasan keinvestigasian atas

indikasi permasalahan tertentu dan

atas permintaan APH dan K/L/P/K

(Audit Investigasi)

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas indikasi

permasalahan tertentu dan atas

permintaan APH dan K/L/P/K (Audit

Investigasi)

Laporan 2 1 50,00 46.688.000,00 7.747.699,87 16,59 224 224 100,00

Pengawasan atas Pengeluaran/

Belanja Negara

Jumlah laporan hasil pengawasan

percepatan penanganan COVID-19

Laporan 56 56 100,00 2.017.467.000,00 1.813.784.195,00 89,90 2.769 2.160 78,01

61 58 95,08 2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26 3.043 2.434 79,99 Efisien - Efisien -

Pengawasan Program Prioritas Jumlah laporan hasil pengawasan

program prioritas

Laporan 34 40 117,65 301.745.000,00 309.907.994,84 102,71 2.569 2.098 81,67

Pengawasan atas Kegiatan Prioritas Jumlah laporan hasil pengawasan

kegiatan prioritas

Laporan 7 3 42,86 25.258.736,84 23.243.099,61 92,02 124 79 63,71

Pengawasan atas hambatan

pelaksanaan pembangunan

Jumlah laporan hasil pengawasan

atas hambatan pelaksanaan

pembangunan

Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00

42 43 102,38 327.003.736,84 333.151.094,45 101,88 2.693 2.177 80,84 Efisien - Efisien -

3 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Badan

Usaha

Pengawasan atas Peran BUMD Jasa

Air dalam Mendukung Perluasan

Infrastruktur Dasar - Penyediaan

Akses Air Minum yang Layak dan

Aman (Evaluasi Kinerja BUMD

Penyelenggara SPAM)

Jumlah laporan hasil pengawasan

atas Peran BUMD Jasa Air dalam

Mendukung Perluasan Infrastruktur

Dasar - Penyediaan Akses Air Minum

yang Layak dan Aman (Evaluasi

Kinerja BUMD Penyelenggara SPAM)

Laporan 14 16 114,29 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13

14 16 114,29 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13 - - - -

Pengawasan keinvestigasian atas

indikasi permasalahan tertentu dan

atas permintaan APH dan K/L/P/K

(PKKN/PKA)

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas indikasi

permasalahan tertentu dan atas

permintaan APH dan K/L/P/K

(PKKN/PKA)

Laporan 8 9 112,50 48.483.333,33 69.729.298,84 143,82 295 295 100,00

Peningkatan Kepedulian K/L/P/K

dan Masyarakat dalam Pencegahan

Korupsi

Jumlah laporan hasil peningkatan

kepedulian K/L/P/K dan masyarakat

dalam Pencegahan Korupsi

Laporan 4 4 100,00 24.241.666,67 30.990.799,48 127,84 178 178 100,00

12 13 108,33 72.725.000,00 100.720.098,32 138,49 473 473 100,00 - Tidak Efisien Efisien -

Pembinaan SPIP pada Pemda Jumlah laporan hasil pembinaan SPIP

pada Pemda

Laporan 6 6 100,00 50.517.473,68 46.486.199,23 92,02 189 189 100,00

Asistensi Manajemen Risiko pada

Pemda

Jumlah laporan hasil asistensi

Manajemen Risiko pada Pemda

Laporan 2 1 50,00 8.419.578,95 7.747.699,87 92,02 397 397 100,00

Pengawasan Kebijakan Jumlah laporan hasil Pengawasan

Kebijakan

Laporan 11 10 90,91 84.195.789,47 77.476.998,71 92,02 312 252 80,77

Pengawasan Pengelolaan Keuangan

Desa

Jumlah laporan hasil pengawasan

Pengelolaan Keuangan Desa

Laporan 20 15 75,00 126.293.684,21 116.215.498,06 92,02 456 457 100,22

4

5

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Efisiensi Dana Efisiensi SDM

LAMPIRAN III: TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN (IOK)

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Sasaran KegiatanSasaran Output Kegiatan Anggaran SDM

1 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan

Negara/Daerah

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

2

Page 111: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Output Kegiatan

Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) % Efisien Tidak Efisien Efisien Tidak Efisien

Efisiensi Dana Efisiensi SDMSasaran Kegiatan

Sasaran Output Kegiatan Anggaran SDM

Pembinaan APIP dalam

mengimplementasi Siswaskeudes

Jumlah laporan hasil pembinaan APIP

dalam mengimplementasi

Siswaskeudes

Laporan 5 2 40,00 16.839.157,89 15.495.399,74 92,02 30 28 93,33

Pembinaan Peningkatan Kapabilitas

APIP

Jumlah laporan hasil pembinaan

Peningkatan Kapabilitas APIP

Laporan 15 14 93,33 145.699.411,76 108.467.798,19 74,45 443 361 81,49

QA Peningkatan Kapabilitas APIP Jumlah laporan hasil QA Peningkatan

Kapabilitas APIP

Laporan 2 2 100,00 19.426.588,24 15.495.399,74 79,76 97 97 100,00

61 50 81,97 451.391.684,21 387.384.993,55 85,82 1.924 1.781 92,57 - Tidak Efisien - Tidak Efisien

Penilaian ZI Unit Kerja Jumlah Laporan Penilaian ZI Unit

Kerja

Laporan 2 2 100,00 969.972.000,00 928.707.545,00 95,75 36 96 266,13

Pegawai yang mengikuti

peningkatan Kompetensi

Jumlah Laporan peningkatan

kompetensi pegawai

Laporan 4 8 200,00 11.280.000,00 1.280.000,00 11,35 220 220 100,00

Administrasi SDM yang diselesaikan

tepat waktu

Jumlah Dokumen Administrasi SDM Dokumen 693 720 103,90 22.434.157.000,00 22.229.357.810,00 99,09 585 548 93,59

Penyusunan RKA Jumlah Dokumen RKA Dokumen 2 3 150,00 15.540.000,00 14.680.358,00 94,47 45 33 74,14

Monitoring OM-SPAN Jumlah Laporan Monitoring OM-SPAN Laporan 2 2 100,00 0,00 0,00 0,00 235 235 100,00

Penerbitan SPM Jumlah Jumlah SPM Jumlah SPM 457 262 57,33 0,00 0,00 0,00 360 360 100,00

Penyusunan Laporan Keuangan Jumlah Laporan Keuangan Laporan 2 2 100,00 55.563.000,00 54.323.617,00 97,77 440 401 91,11

Penyusunan Laporan BMN Jumlah Laporan BMN Laporan 2 2 100,00 168.951.000,00 156.611.414,00 92,70 809 278 34,42

Penilaian SAKIP Jumlah Laporan SAKIP Laporan 2 2 100,00 168.471.000,00 134.050.729,00 79,57 848 1.017 119,99

Penilaian SPIP Jumlah Laporan SPIP Laporan 4 4 100,00 79.011.000,00 23.574.440,00 29,84 36 36 100,00

Survey Layanan Internal Jumlah Laporan Layanan Internal Laporan 1 1 100,00 1.394.157.000,00 1.377.448.082,00 98,80 1.160 1.553 133,86

Survey Layanan Eksternal Jumlah Laporan Layanan Eksternal Laporan 1 1 100,00 13.350.000,00 11.850.000,00 88,76 263 100 38,03

1.172 1.009 86,09 25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50 5.037 4.877 96,83 - Tidak Efisien - Tidak Efisien

28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68 14.386 12.911 89,75

6 Meningkatnya Kualitas Layanan

"Ketatausahaan" Unit Kerja

Jumlah

TOTAL

Jumlah

Page 112: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Capaian 2020 Capaian 2019 Naik (turun)

2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah laporan hasil pengawasan atas

penerimaan daerah

Laporan 0 N/A N/A 0 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pengawasan atas

potensi penerimaan daerah

Laporan 1 N/A N/A 100 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas pengelolaan

Keuangan Negara/Daerah pada Institusi

Pemerintah dan Korporasi Negara/Daerah

(Audit Penyesuaian Harga/Klaim)

Laporan 0 1 (1) 0 1 (1)

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas indikasi permasalahan

tertentu dan atas permintaan APH dan

K/L/P/K (Audit Investigasi)

Laporan 1 2 (1) 50 1 49

Jumlah laporan hasil pengawasan

percepatan penanganan COVID-19

Laporan 56 N/A N/A 100 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pengawasan program

prioritas

Laporan 40 65 (25) 118 100 18

Jumlah laporan hasil pengawasan kegiatan

prioritas

Laporan 3 N/A N/A 43 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pengawasan atas

hambatan pelaksanaan pembangunan

Laporan 0 0 0 0 0 0

3 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Badan

Usaha

Jumlah laporan hasil pengawasan atas

Peran BUMD Jasa Air dalam Mendukung

Perluasan Infrastruktur Dasar -

Penyediaan Akses Air Minum yang Layak

dan Aman (Evaluasi Kinerja BUMD

Penyelenggara SPAM)

Laporan 16 6 10 114 100 14

1 Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan

Negara/Daerah

LAMPIRAN IV: PERBANDINGAN REALISASI INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN (IOK)

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

2

1

Sasaran KegiatanOutput Kegiatan

Page 113: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Capaian 2020 Capaian 2019 Naik (turun)Sasaran Kegiatan

Output Kegiatan

Jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian atas indikasi permasalahan

tertentu dan atas permintaan APH dan

K/L/P/K (PKKN/PKA)

Laporan 9 28 (19) 113 75 37

Jumlah laporan hasil peningkatan

kepedulian K/L/P/K dan masyarakat dalam

Pencegahan Korupsi

Laporan 4 2 2 100 162 (62)

Jumlah laporan hasil pembinaan SPIP pada

Pemda

Laporan 6 44 (38) 100 118,92 (19)

Jumlah laporan hasil asistensi Manajemen

Risiko pada Pemda

Laporan 1 N/A N/A 50 N/A N/A

Jumlah laporan hasil Pengawasan

Kebijakan

Laporan 10 N/A N/A 91 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pengawasan

Pengelolaan Keuangan Desa

Laporan 15 16 (1) 75 100 (25)

Jumlah laporan hasil pembinaan APIP

dalam mengimplementasi Siswaskeudes

Laporan 2 N/A N/A 40 N/A N/A

Jumlah laporan hasil pembinaan

Peningkatan Kapabilitas APIP

Laporan 14 N/A N/A 93 N/A N/A

Jumlah laporan hasil QA Peningkatan

Kapabilitas APIP

Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan Penilaian ZI Unit Kerja Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan peningkatan kompetensi pegawai Laporan 8 N/A N/A 200 N/A N/A

Dokumen Administrasi SDM Dokumen 720 N/A N/A 104 N/A N/A

Dokumen RKA Dokumen 3 N/A N/A 150 N/A N/A

Laporan Monitoring OM-SPAN Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Jumlah SPM Jumlah SPM 262 N/A N/A 57 N/A N/A

Laporan Keuangan Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan BMN Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan SAKIP Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan SPIP Laporan 4 N/A N/A 100 N/A N/A

Laporan Layanan Internal Laporan 1 1 0 100 100 0

Laporan Layanan Eksternal Laporan 1 N/A N/A 100 N/A N/A

6

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

Meningkatnya Pengawasan

Pembangunan atas Kualitas

Pengendalian Intern K/L/P/BU

Meningkatnya Kualitas

Layanan "Ketatausahaan" Unit

Kerja

4

5

Page 114: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PP Realisasi PP %

1

Jumlah

LAMPIRAN V: JUMLAH PROGRAM PRIORITAS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET

NIHIL

Page 115: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

No. Bidang Pengawasan Target Jumlah KP Realisasi KP %

1 Akuntabilitas Pemerintah Daerah 17 16 94,12

Jumlah

LAMPIRAN VI: JUMLAH KEGIATAN PRIORITAS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET

Page 116: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PPS Realisasi PPS %

1 NIHIL

Jumlah

LAMPIRAN VII: JUMLAH PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET

Page 117: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PSN Realisasi PSN %

1 Instansi Pemerintah Pusat 6 0 0

2 Akuntan Negara 6 6 100

Jumlah

LAMPIRAN VIII: JUMLAH PROYEK STRATEGIS NASIONAL YANG TERCAPAI SESUAI TARGET

Page 118: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Self Assessment QA Perwakilan Reviu Rendal

1 2 3 4 5 6

1 Pemerintah Provinsi Riau 3 √

2 Pemerintah Kota Pekanbaru 3 √

3 Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu 3 √

4 Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir 3 √

5 Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir 3 √

6 Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu 3 √

7 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 √

8 Pemerintah Kabupaten Pelalawan 3 √

9 Pemerintah Kabupaten Kampar 3 √

10 Pemerintah Kabupaten Siak 2 Plus √

11 Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi 2 Plus √

12 Pemerintah Kabupaten Bengkalis 2 √

13 Pemerintah Kota Dumai 2 √

LAMPIRAN IX: KAPABILITAS APIP PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020

No. Nama Pemda Level Status Terakhir *)

Page 119: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Self Assessment Reviu Perwakilan QA Rendal

1 2 3 5 6 7 8

1 Provinsi Riau 3,0000 3 - - √

2 Kabupaten Kampar 3,0602 3 - - √

3 Kabupaten Siak 3,0602 3 - - √

4 Kabupaten Pelalawan 3,1784 3 - - √

5 Kabupaten Kuantan Singingi 3,0000 3 - - √

6 Kabupaten Rokan Hulu 3,0000 3 - - √

7 Kabupaten Indragiri Hulu 3,0977 3 - - √

8 Kabupaten Indragiri Hilir 3,0830 3 - - √

9 Kabupaten Kepulauan Meranti 3,1580 3 - - √

10 Kota Pekanbaru 3,0000 3 - - √

11 Kabupaten Bengkalis 2,7375 2 - - √

12 Kota Dumai 2,7750 2 - - √

13 Kabupaten Rokan Hilir 2,9545 2 - √ -

LAMPIRAN X: MATURITAS SPIP PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020

No. Nama Pemda Skor Level Status Terakhir *)

Page 120: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id

Self Assessment Reviu Perwakilan QA Rendal

1 2 3 5 6 7 8

1 NIHIL

LAMPIRAN XI: MANAJEMEN RISIKO PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020

No. Nama Pemda Skor Level Status Terakhir *)

Page 121: Laporan Kinerja 2020 - bpkp.go.id