Isi Terbaru

170
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan lanjut usia (lansia) memiliki satu atau lebih keadaan atau ketidakmampuan fisik yang kronis. Masalah kesehatan kronik yang paling sering terjadi pada lansia adalah artritis, hipertensi, gangguan pendengaran, penyakit jantung, katarak, deformitas atau kelemahan ortopedik, sinusitis kronik, diabetes, gangguan penglihatan, varicose vein (Sadock, 2007). Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Sudoyo, 2009). Menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan pada tahun 2000, terdapat 171 juta orang pasien diabetes melitus, dan diperkirakan pada tahun 2030, angka tersebut akan meningkat menjadi 366 juta orang. Data menunjukkan pada tahun 1995, Indonesia berada di tempat ke tujuh dalam 10 negara untuk estimasih jumlah orang dewasa dengan diabetes dengan jumlah 4.5 juta orang (Gupta dan Phatak, 2003). Namun, pada tahun

description

pkm

Transcript of Isi Terbaru

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebanyakan lanjut usia (lansia) memiliki satu atau lebih keadaan atau

ketidakmampuan fisik yang kronis. Masalah kesehatan kronik yang paling

sering terjadi pada lansia adalah artritis, hipertensi, gangguan

pendengaran, penyakit jantung, katarak, deformitas atau kelemahan

ortopedik, sinusitis kronik, diabetes, gangguan penglihatan, varicose vein

(Sadock, 2007).

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula

darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

keduanya (Sudoyo, 2009).

Menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan

pada tahun 2000, terdapat 171 juta orang pasien diabetes melitus, dan

diperkirakan pada tahun 2030, angka tersebut akan meningkat menjadi 366

juta orang. Data menunjukkan pada tahun 1995, Indonesia berada di

tempat ke tujuh dalam 10 negara untuk estimasih jumlah orang dewasa

dengan diabetes dengan jumlah 4.5 juta orang (Gupta dan Phatak, 2003).

Namun, pada tahun 2000, jumlah ini meningkat pada 8,4 juta orang dan

menyebabkan Indonesia meningkat menjadi turutan yang ke empat.

Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007,

diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada

kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

yaitu 14,7%. Di daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki ranking ke-

6 yaitu 5,8% (Sudoyo, 2009).

Diabetes Mellitus (DM) dapat dibagi menjadi, diabetes mellitus

tipe I, diabetes mellitus tipe II, diabetes gestasional dan diabetes dengan

tipe spesifik lain. Diabetes tipe I adalah disebabkan sel beta pankreas yang

dirosakkan secara permanen akibat proses autoimun. Diabetes mellitus tipe

2

II mempunyai prevalensi yang lebih tinggi dan merupakan akibat dari

resistensi insulin. Diabetes gestasional pula merupakan diabetes yang

didapat sewaktu mengandung dan yang terakhir adalah diabetes dengan

tipe spesifik yang lain. Diabetes ini terjadi akibat sekunder dari penyakit-

penyakit lain, contohnya sindrom Cushing’s, pankreatitis dan akromegali

(Sudoyo, 2009).

Gejala khas awal yang harus diwaspadai adalah poliuria

(peningkatan frekuensi kencing di malam hari), polidipsi (banyak minum),

polifagia(banyak makan) yang ketiga tersebut menjadi 3P, dan penurunan

berat badan secara cepat. Gejala lain yang juga dapat timbul yaitu rasa

kesemutan, mudah lelah, dan luka yang sukar sembuh. Kondisi yang dapat

ditimbulkan oleh diabetes mellitus dalam kondisi kronik antara lain adalah

gagal ginjal, penyakit jantung, stroke, dan kerusakan mata (katarak atau

kerusakan retina). Kondisi akut yang dapat muncul pula adalah seperti

penurunan kesadaran mendadak, baik karena gula darah yang sangat tinggi

atau sangat rendah. Risiko gangguan tersebut dapat menurun jika diabetes

dapat dikontrol dengan baik (Bainbridge et al, 2008).

Pasien diabetes yang tidak dapat mengendalikan penyakibpk.ya

dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa.

Sebanyak 50% pasien diabetes mengalami kematian, atau dapat pula

bertahan hidup dengan komplikasi berupa kaki diabetes dengan atau tanpa

amputasi 14,8%, kebutaan 1-2%, ginjal diabetes 20% dengan keharusan

cuci darah serta gangguan syaraf tepi, dan impoten (Boedisantoso, 1997).

Salah satu cara untuk mencegah komplikasi tersebut adalah

memberikan pengetahuan awal tentang upaya pencegahan sekunder pada

pasien DM. Pengetahuan pasien tentang DM ini dapat membantu mereka

untuk menjalankan penanganan diabetes seperti minum obat, olahraga

teratur, diet makanan rendah karbohidrat dan lemak serta harus rajin

mengkonsumsi sayur dan buah sehingga mereka mengerti tentang

penyakibpk.ya dan dapat mengubah perilakunya (Waspadji, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Manoel di Brazil (2007)

mengungkapkan bahwa 78,05 % pasien DM memiliki pengetahuan yang

3

baik tentang penyakit DM, namun sikap pasien terkadang acuh tak acuh

terhadap penyakibpk.ya. Survei awal yang dilakukan di Puskesmas

Kesunean terhadap pasien DM, bahwa pasien dengan pengetahuan yang

cukup mengenai penyakibpk.ya dengan sikap merespon terhadap upaya

pencegahan sekunder DM dan tak jarang pula yang lainnya mempunyai

pengetahuannya cukup baik tetapi sikap yang ditimbulkan kurang

memperhatikan dan kurang merespon penyakibpk.ya. Sedangkan hasil

survei yang kami lakukan menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki

pasien DM cukup baik dan mempunyai sikap yang memperhatikan

terhadap penyakibpk.ya namun kebanyakan dari mereka penyakit DM

yang diderita sudah sampai dengan komplikasi DM. Hasil dari survei ini

disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dan sikap yang dimiliki pasien DM (Notoatmodjo, 2007)

Berdasarkan fenomena diatas, penulis berminat untuk

mengidentifikasi lebih jauh keterkaitan antara tingkat pengetahuan dan

sikap dengan perilaku terhadap upaya pencegahan sekunder pasien DM,

karena perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru mengikuti

tahap-tahapan melalui proses perubahan: pengetahuan, sikap dan praktek

(Notoatmodjo, 2007)

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Mengetahui mengenai penyakit Diabetes Mellitus Tipe II yang terjadi

pada geriatri khususnya di Puskesmas Kesunean Cirebon.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai komplikasi dari penyakit

Diabetes Mellitus Tipe II pada lanjut usia (Lansia).

2. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit Diabetes

Mellitus Tipe II yang terjadi pada lanjut usia (Lansia).

3. Untuk mengetahui aspek kemandirian pasien pada penyakit Diabetes

Mellitus Tipe II dalam merawat dirinya sendiri.

4

4. Untuk mengetahui peran aktif keluarga dalam perawatan pasien

penyakit Diabetes Mellitus Tipe II.

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya makalah ini diharapakan teman-teman mahasiswa

dapat mengetahui dan memahami mengenai penyakit Diabetes

Mellitus Tipe II yang terjadi pada geriatri.

2. Bagi Penulis

Dengan makalah ini diharapkan penulis dapat menerapkan dan

lebih memahami ilmu penyakit Diabetes Mellitus Tipe II pada geriatri.

Penulis juga dapat mengobservasi atau mengintervensi secara

langsung baik antara teori dengan praktek klinis sehari-hari.

3. Bagi Institusi

Dengan makalah ini diharapkan penulis dapat memberikan

wawasan dan keilmuan serta tambahan informasih secara klinik untuk

dijadikan bahan referensi bagi institusi Kedokteran.

4. Bagi Puskesmas

Dengan makalah ini diharapkan penulis dapat memberikan

tambahan informasih mengenai penatalaksanaan secara teori dalam

materi dengan praktek klinis sehari-hari bagi Puskesmas.

5

1.4 Daftar Masalah

Tabel 1. Daftar Masalah

No Identitas Masalah Data Pendukung

1. Bapak “P”

Usia 78 tahun

Gejala : Poliuria, polidipsi, polifagia

Diagnosis Kerja: Diabetes Mellitus

Tipe 2

Diagnosis Tambahan: Low Back

Pain

Vital Sign:

TD:120/90 mmHg

Nadi: 80 x/menit

Nafas: 24 x/menit

Suhu: 370C

GDP : 226 mg/dl

2. Bapak “S”

Usia 69 tahun

Gejala: Sering Pusing

Diagnosis Kerja: Hipertensi

Vital Sign:

TD:170/60 mmHg

Nadi: 80 x/menit

Nafas: 20 x/menit

Suhu: 36,5 0C

3. Ibu “D”

Usia 78 tahun

Gejala: Nyeri di skeitar dada dan

berdebar

Diagnosis Kerja: Angina Pektoris

Stabil

Vital Sign:

TD:130/90 mmHg

Nadi: 86 x/menit

Nafas: 23 x/menit

Suhu: 36 0C

4. Ibu “N”

Usia 76 tahun

Gejala: pikun, mata buram,

pendengaran berkurang

Diagnosis Kerja: Demensia

Vital Sign:

TD:120/80 mmHg

Nadi: 85 x/menit

Nafas: 23 x/menit

Suhu: 36 0C

5. Ibu “NL”

Usia 80 tahun

Gejala: Lumpuh, pendengaran

berkurang, penurunan visus.

Diagnosis Kerja: Stroke

Vital Sign:

TD:140/90 mmHg

Nadi: 86 x/menit

Nafas: 23 x/menit

Suhu: 36 0C

6. Bapak “A”

Usia 65 tahun

Gejala: tekanan darah tinggi,

pusing, penglihatan berkabut.

Diagnosis Kerja: Hipertensi

Vital Sign:

TD:180/100

mmHg

6

Nadi: 86 x/menit

Nafas: 22 x/menit

Suhu: 36,5 0C

7. Ibu “NH”

Usia 50 tahun

Gejala: Batuk, pusing, pilek

Diagnosis Kerja: ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut)

Vital Sign:

TD:130/90 mmHg

Nadi: 86 x/menit

Nafas: 23 x/menit

Suhu: 38 0C

8. Ibu “SU”

Usia 52 tahun

Gejala: kaki dan tangan baal

Riwayat dahulu: Diabetes Mellitus

tipe 2

Diagnosis Kerja: Diabetes Mellitus

tipe 2

Vital Sign:

TD:120/70 mmHg

Nadi: 82 x/menit

Nafas: 20 x/menit

Suhu: 36,5 0C

GDP : 216 mg/dl

9. Ibu “WA”

Usia 61 tahun

Gejala: cepat lelah, mudah

mengantuk.

Riwayat dahulu: Diabetes Mellitus

tipe 2

Diagnosis Kerja: Diabetes Mellitus

Tipe 2

Vital Sign:

TD:120/80 mmHg

Nadi: 86 x/menit

Nafas: 23 x/menit

Suhu: 36 0C

GDP : 210 mg/dl

10 Bapak “AH”

Usia 65 tahun

Gejala: Pandangan buram, Pusing.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Hipertensi

Diagnosis Kerja: Hipertensi

Vital Sign:

TD:180/100

mmHg

Nadi: 88 x/menit

Nafas: 26 x/menit

Suhu: 37 0C

7

1.5 Prioritas Masalah

Kasus yang kami bahas adalah mengenai diabetes melitus karena

terdapat beberapa masyarakat terutama usia lanjut yang menderita

penyakit diabetes mellitus khususnya di daerah Puskesmas Kesunean.

Selain itu masyarakat sekitar masih belum mengerti tentang cara hidup

sehat seperti, mengatur pola makan, pemilihan jenis makanan yang baik,

dan olah raga teratur. Masyarakat di daerah tersebut juga lebih suka

mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung gula dan

kebiasaan tidur setelah makan. Sehingga terjadi timbunan kadar gula

dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Lanjut Usia

Menjadi tua bukanlah suatu penyakit atau sakit, tetapi suatu proses

perubahan di mana kepekaan bertambah atau batas kemampuan

beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengan geriatri giant,

dimana lansia akan mengalami 13 gejala yaitu: imobilisasi, instabilisasi

(mudah jatuh), intelektualisia, impotensia, imunodefisiensi, infeksi, mudah

terjadi impaksi (konstipasi), iatrogenik, insomnia, gangguan pada

(impairment of) penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman,

komunikasi dan integritas kulit, inaniation (malnutrisi).

Klasifikasi pada lansia menurut Darmojo (2004) adalah paralansia

yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia yaitu seseorang

yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia risiko tinggi yaitu seseorang yang

berusia 70 tahun atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan.

Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy

aging). Healthy aging dipengaruhi oleh faktor (Darmojo, 2004):

1. Endogenic aging yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan

anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini

seperti jam yang berputar.

2. Exogenic faktor, yang dapat dibagi dalam lingkungan dimana

seseorang hidup dan faktor sosiobudaya yaitu gaya hidup (life style).

Faktor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan sebutan faktor

risiko.

Healthy aging di bidang kesehatan dengan cara peningkatan mutu

(promosi) kesehatan, pencegahan penyakit (prevensi), pengobatan

penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi) sehingga keadaan

patologik pun dapat disembuhkan agar menjadi healthy aging (Darmojo,

2004).

9

Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah individu dewasa

sehat menjadi seorang yang ‘frail’ (lemah, rentan) dengan berkurangnya

sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkabpk.ya kerentanan

terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. Menua juga

didefinisikan sebagai penurunan seiring waktu yang terjadi pada sebagian

besar mahluk hidup, yang berupa kelemahan, meningkabpk.ya kerentanan

terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan

ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait usia (Sudoyo, 2009).

Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh gerontolog ketika

membicarakan proses menua (Sudoyo, 2009):

1. Aging (bertambahnya umur): menunjukan efek waktu, suatu proses

perubahan, biasanya bertahap dan spontan.

2. Senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan sel untuk membelah

dan berkembang dan seiring waktu akan menyebabkan kematian.

3. Homeostenosis: penyempitan atau berkurangnya cadangan

homeostatis yang terjadi selama penuaan pada setiap sistem organ.

Istilah aging yang hanya menunjukan efek waktu, dianggap tidak

mewakili apa yang terjadi pada proses menua. Sebab berbagai proses yang

terjadi seiring waktu, seperti perkembangan, istilah yang sering digunakan

dalam di bidang pediatrik, dapat di sebut aging. Aging merupakan proses

yang terus berlangsung yang di mulai dengan perkembangan yaitu proses

generatif seiring waktu yang dibutuhkan untuk kehidupan, dan dilanjutkan

dengan senescence yaitu proses degeneratif yang inkompatibel dengan

kehidupan. Istilah senescence juga digunakan untuk menggambarkan

turunnya fungsi efisien suatu organisme sejalan dengan penuaan dan

meningkabpk.ya kemungkinan kematian. Membedakan antara aging dan

senescence dianggap perlu, karena banyak perubahan selama aging

mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang diharapkan.

Sebagai contoh, kebijakan yang meningkat seiring usia tidak dianggap

sebagai senescence melainkan suatu aging, walaupun hal itu merupakan

bagian dari proses menua. Sebaliknya, gangguan memori yang terjadi

selama aging merupakan manifestasi senescence. Sementara konsep

10

homeostenosis menunjukan bahwa seiring dengan bertambahnya usia

maka makin kecil kapasitas seorang tua untuk membawa dirinya ke

keadaan homeostatis setelah terjadinya suatu tantangan adalah kondisi atau

perubahan yang mengganggu homeostenosis (Sudoyo, 2009).

Beberapa istilah lain yang perlu dikemukakan terkait dengan proses

menua adalah gerontologi, geriatri, dan longetivty. Gerontologi adalah

ilmu yang mempelajari proses menua dan semua aspek biologi, sosiologi,

dan sejarah yang terkait dengan penuaan. Geriatri menunjukan pada

pemberian pelayanan kesehatan untuk usia lanjut. Geriatri merupakan

cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit yang

dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut. Pasien geriatri adalah

pasien usia lanjut dengan multipatologi atau penyakit ganda. Sementara

longevity merujuk pada lama hidup seorang individu. Dua aspek longevity

adalah mean longevity dan maximum longevity. Mean longevity merupakan

longevity rata-rata suatu, disebut pula usia harapan hidup (life expectancy).

Mean longevity dihitung berdasarkan penjumlahan umur semua anggota

populasi saat meninggal dibagi jumlah anggota populasi tersebut.

Maximum longevity (life span) merupakan usia saat meninggal dari

anggota populasi yang hidup paling lama. Pada manusia, maximum

longevity diyakini sekitar 110120 tahun (Sudoyo, 2009).

2.2 Masalah-masalah Yang Dialami atau Terjadi Pada Pasien Lansia

Dewasa akhir (late adulthood) atau lanjut usia, biasanya merujuk pada

tahap siklus kehidupan yang dimulai pada usia 65 tahun. Ahli gerontologi

membagi lanjut usia menjadi dua kelompok: young-old, berusia 65-74

tahun; dan old-old, berusia 75 tahun ke atas. Kadang-kadang digunakan

istilah oldest old untuk merujuk pada orang-orang yang berusia 85 tahun

ke atas (Sadock, 2007).

Idealnya seorang lansia dapat menjalani proses menua secara normal

sehingga dapat menikmati kehidupan yang bahagia dan mandiri. Penuaan

yang sukses merupakan suatu kombinasi dari tiga komponen: (1)

penghindaran dari penyakit dan ketidakmampuan; (2) pemeliharaan

11

kapasitas fisik dan kognitif yang tinggi di tahun-tahun berikubpk.ya; dan

(3) keterlibatan secara aktif dalam kehidupan yang berkelanjutan (Hoyer

dan Roodin, 2003).

Masalah-masalah yang berhubungan dengan usia lanjut adalah

masalah kesehatan baik kesehatan fisik maupun mental, masalah sosial,

masalah ekonomi, dan masalah psikologis. Banyak orang menghadapi

proses penuaan dengan keprihatinan. Di banyak negara, penuaan dikaitkan

dengan ketidakmampuan, defisit kognitif, dan kesendirian. Proses menua

merupakan sebuah waktu untuk berbagai kehilangan: kehilangan peran

sosial akibat pensiun, kehilangan mata pencaharian, kehilangan teman dan

keluarga (Hoyer dan Roodin, 2003).

Ketika manusia semakin tua, mereka cenderung untuk mengalami

masalah-masalah kesehatan yang lebih menetap dan berpotensi untuk

menimbulkan ketidakmampuan. Kebanyakan lansia memiliki satu atau

lebih keadaan atau ketidakmampuan fisik yang kronis. Masalah kesehatan

kronik yang paling sering terjadi pada lansia adalah artritis, hipertensi,

gangguan pendengaran, penyakit jantung, katarak, deformitas atau

kelemahan ortopedik, sinusitis kronik, diabetes, gangguan penglihatan,

varicose vein (Sadock, 2007).

Ketidakmampuan fungsional yang merupakan akibat dari beberapa

penyakit medis yang terjadi bersama-sama dan ketidakmampuan ortopedik

dan neurologik pada lansia merupakan suatu kehilangan yang besar.

Ketidakmampuan fisik tampaknya membawa jumlah kejadian hidup

negatif yang lebih tinggi. Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan

keterbatasan untuk melakukan aktivitas sosial atau aktivitas di waktu luang

(leisure activities) yang bermakna, isolasi, dan berkurangnya kualitas

dukungan sosial.

Berbagai kehilangan dan kejadian hidup yang merugikan merupakan

penentu utama penyakit-penyakit psikiatrik pada lansia. Kehilangan

teman-teman dan orang-orang yang dicintai menyebabkan terjadinya

isolasi sosial. Kehilangan anak atau yang lebih sering kehilangan pasangan

12

merupakan faktor risiko penting untuk depresi mayor, hipokondriasis, dan

penurunan fungsi.

Lansia lebih mudah untuk mengalami isolasi sosial. Lansia memiliki

jaringan dukungan sosial yang lebih kecil daripada orang yang lebih muda,

dan jaringan ini didominasi oleh sanak saudara (Hoyer dan Roodin, 2003).

Pengunduran diri/pensiun atau kehilangan fungsi utama di rumah,

terutama ketika hal tersebut tidak direncanakan atau diinginkan,

berhubungan dengan kelesuan, involusi (degenerasi progresif), dan

depresi. Pensiun berhubungan dengan pengurangan pendapatan personal

sebesar sepertiga sampai setengahnya. Perubahan peran akan berdampak

langsung pada penghargaan diri. Pensiun juga akan menyebabkan

perubahan gaya hidup pada pasangannya dan menyebabkan beberapa

adaptasi dalam hubungan mereka. Sekitar 15% lansia mengalami

kesulitan-kesulitan besar dalam penyesuaian diri terhadap pensiun.

Hal-hal di atas menyebabkan lansia menjadi lebih rentan untuk

mengalami masalah kesehatan mental. Gangguan yang sering terjadi

meliputi depresi, kecemasan, alkoholisme, dan gangguan dalam

penyesuaian terhadap kehilangan atau disabilitas fungsional (Hoyer dan

Roodin, 2003).

2.3 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala klinis

(sindroma klinis) yang timbul oleh karena adanya peningkatan kadar gula

(glukosa) darah kronis akibat kekurangan insulin baik absolut maupun

relatif (Katzung, 2002).

Penyakit diabetes mellitus merupakan satu penyakit kronik yang

berlaku bila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh

tidak dapat memanfaatkan insulin yang diproduksikan secara efektif, dan

ini mengakibatkan konsentrasi glukosa dalam darah kita meningkat

(WHO, 2009).

Penyebab diabetes mellitus adalah kekurangan hormon insulin

yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan

13

mensintesis lemak. Akibabpk.ya adalah glukosa bertumpuk di dalam darah

(hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan

(glycosuria). Oleh karena itu, produksi kemih sangat meningkat dan pasien

harus sering kencing, merasa sangat haus, berat badan menurun, dan

merasa lelah.

2.4 Tipe Diabetes Mellitus

Diabetes dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Diabetes mellitus tipe I (Insulin dependent)

DM tipe I umumnya timbul pada anak-anak dan dewasa muda. DM

tipe I terjadi karena destruksi sel-sel pembuat insulin melalui

mekanisme imunologik sehingga menyebabkan hilangnya hampir

seluruh insulin endogen. Pasien DM tipe I mengalami ketergantungan

terhadap insulin eksogen untuk menurunkan kadar glukosa plasma dan

menghindari ketoasidosis (KAD) serta untuk mempertahankan

hidupnya. Pada pasien DM tipe I perawatan insulin adalah mutlak

(Leslie, 1991).

b. Diabetes melitus tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

DM tipe II biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun. Pada DM

tipe II sel β pankreas tidak rusak tetapi terjadi resistensi terhadap kerja

insulin. Produksi insulin biasanya dapat untuk mencegah KAD,

namun KAD dapat timbul bila ada stress berat (Woodley dan Whelan,

1995).

c. DM tipe lain

Dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, defek genetik

kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat

atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi dan sindrom genetika lain

yang berkaitan dengan diabetes mellitus (Katzung, 2002).

14

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes yang timbul selama kehamilan, artinya kondisi diabetes

atau intoleransi glukosa yang didapati selama masa kehamilan,

biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Diabetes mellitus

gestasional berhubungan dengan meningkabpk.ya komplikasi

perinatal (di sekitarwaktu melahirkan), dan sang ibu memiliki risiko

untuk dapat menderita penyakit diabetes mellitus yang lebih besar

dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun setelah melahirkan (Woodley

dan Wheland, 1995).

2.5 Diabetes Tipe II

Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin,

yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin

akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat

terikabpk.ya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian

reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada

diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian

insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa

oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya

glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan.

Pada pasien toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi

insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada

tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak

mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar

glukosa akan meningkat danterjadi diabetes tipe II.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri

khas diabtes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk

mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu,

ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun

demikan, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan

masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik

15

hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung

lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa

terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan,

iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh,

infeksi dan pandangan yang kabur.

2.6 Gejala Diabetes Melitus

Gejala diabetes dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

Gejala Akut dan Gejala Kronis

Gejala akut

Pada permulaan terdapat tiga gejala khusus, yaitu :

1. Banyak makan (polifagia)

2. Banyak minum (polidipsi)

3. Banyak kencing (poliuria)

Dalam fase ini biasanya pasien menunjukkan berat badan yang

terus bertambah, karena pada saat itu jumlah insulin masihh mencukupi.

Apabila keadaan ini tidak segera diobati maka akan timbul keluhan lain

yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Keluhan tersebut diantaranya:

1. Nafsu makan berkurang

2. Banyak minum

3. Banyak kencing

4. Berat badan turun dengan cepat

5. Mudah lelah

6. Bila tidak segera diobati,pasien akan merasa mual bahkan pasien akan

jatuh koma

Gejala kronik

Gejala kronik akan timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah

pasien menderita diabetes. Gejala kronik yang sering dikeluhkan oleh

16

pasien yaitu :

1. Kesemutan

2. Kulit terasa panas

3. Terasa tebal dikulit

4. Kram

5. Lelah

6. Mudah mengantuk

7. Mata kabur

8. Gatal disekitar kemaluan

2.7 Diagnosis Banding

a. DM tipe 1, insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)

Diabetes jenis ini terjadi akibat kerusakan sel β pakreas. Dahulu,

DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-remaja) dan

diabetes rentan-ketosis (karena sering menimbulkan ketosis). Onset

DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak

selalu demikian karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga

dapat mengalami diabetes jenis ini). Sekresi insulin mengalami

defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau tidak ada sama sekali).

Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin (pengawasan

dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan adaptasi

diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi

ketoasidosis diabetik (Arisman, 2011).

Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan

perjalanannya sangat progresif; jika tidak diawasi, dapat berkembang

menjadi ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosa ditegakkan, pasien

biasanya memiliki berat badan yang rendah. Hasil tes deteksi

antibodi islet hanya bernilai sekitar 50-80% dan KGD >140 mg/dL

(Arisman, 2011).

17

b. DM tipe 2, non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM)

DM jenis ini disebut juga diabetes onset-matur (atau onset-

dewasa) dan diabetes resistan-ketosis (istilah NIDDM sebenarnya

tidak tepat karena 25% diabetes, pada kenyataannya, harus diobati

dengan insulin; bedanya mereka tidak memerlukan insulin sepanjang

usia). DM tipe 2 merupakan penyakit familier yang mewakili

kurang-lebih 85% kasus DM di Negara maju, dengan prevalensi

sangat tinggi (35% orang dewasa) pada masyarakat yang mengubah

gaya hidup tradisional menjadi modern (Arisman, 2011).

DM tipe 2 mempunyai onset pada usia pertengahan (40-an

tahun), atau lebih tua, dan cenderung tidak berkembang kearah

ketosis. Kebanyakan pasien memiliki berat badan yang lebih. Atas

dasar ini pula, penyandang DM jenis ini dikelompokkan menjadi

dua: (1) kelompok obes dan (2) kelompok non-obes. Kemungkinan

untuk menderita DM tipe 2 akan berlipat ganda jika berat badan

bertambah sebanyak 20% di atas berat badan ideal dan usia

bertambah 10 tahun atau di atas 40 tahun (Arisman, 2011).

Gejala muncul perlahan-lahan dan biasanya ringan (kadang-

kadang bahkan belum menampakkan gejala selama bertahun-tahun)

serta progresivitas gejala berjalan lambat. Koma hiperosmolar dapat

terjadi pada kasus-kasus berat. Namun, ketoasidosis jarang sekali

muncul, kecuali pada kasus yang disertai stress atau infeksi. Kadar

insulin menurun atau bahkan tinggi, atau mungkin juga insulin

bekerja tidak efektif (Arisman, 2011).

Pengendaliannya boleh jadi hanya berupa diet dan (jika tidak

ada kontraindikasi) olahraga, atau dengan pemberian obat

hipoglisemik (Arisman, 2011).

c. DM tipe lain

Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder, atau DM

tipe lain. Etiologi diabetes jenis ini, meliputi : (a) penyakit pada

pankreas yang merusak sel β, seperti hemokromatosis, pankreatitis,

18

fibrosis kistik; (b) sindrom hormonal yang mengganggu sekresi

dan/atau menghambat kerja insulin, seperti akromegali,

feokromositoma, dan sindrom Cushing; (c) obat-obat yang

menggangu sekresi insulin (fenitoin [Dilantin]) atau menghambat

kerja insulin (estrogen dan glukokortikoid); (d) kondisi tertentu yang

jarang terjadi, seperti kelainan pada reseptor insulin; dan (e) sindrom

genetic (Arisman, 2011).

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus Gestasional didefenisikan sebagai setiap

intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan

pertama, tanpa memandang derajat intoleransi serta tidak

memperhatikan apakah gejala ini lenyap atau menetap selepas

melahirkan. Diabetes jenis ini biasanya muncul pada kehamilan

trimester kedua dan ketiga. Kategori ini mencakup DM yang

terdiagnosa ketika hamil (sebelumnya tidak diketahui). Wanita yang

sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil, tidak

termasuk ke dalam kategori ini (Arisman, 2011).

2.8 Pendekatan Klinis

1. Anamnesis

Banyak pasien dengan Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus (NIDDM) yang asimptomatik dan baru diketahui adanya

peningkatan kadar gula darah pada pemeriksaan laboratorium rutin.

Para ahli masihh berbeda pendapat mengenai kriteria diagnosis DM

pada lanjut usia. Kemunduran, intoleransi glukosa, bertambah sesuai

dengan pertambahan usia, jadi batas glukosa pada DM lanjut usia

lebih tinggi dari pada orang dewasa yang menderita penyakit DM.

Kriteria diagnostik diabetes melitus dan gangguan toleransi

glukosa (WHO 1985):

1. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥200mg/ dl, atau

19

2. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥126 mg/dl, atau

3. Kadar glukosa plasma ≥200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban

glukosa 75 gram pada TTGO

Menurut Kane et.al (1989), diagnosis pasti DM pada lanjut

usia ditegakkan kalau didapatkan kadar glukosa darah puasa lebih dari

140 mg/dl. Apabila kadar glukosa puasa kurang dari 140 mg/dl dan

terdapat gejala atau keluhan diabetes seperti di atas perlu dilanjutkan

dengan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Apabila

TTGO abnormal pada dua kali pemeriksaan dalam waktu berbeda

diagnosis DM dapat ditegakkan.

Pada lanjut usia sangat dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan glukosa darah puasa secara rutin sekali setahun, karena

pemeriksaan glukosuria tidak dapat dipercaya karena nilai ambang

ginjal meninggi terhadap glukosa. Peningkatan TTGO pada lanjut usia

ini disebabkan oleh karena turunnya sensitivitas jaringan perifer

terhadap insulin, baik pada tingkat reseptor (kualitas maupun

kuantitas) maupun pasca reseptornya. Ini berarti bahwa sel-sel lemak

dan otot pada pasien lanjut usia menurun kepekaannya terhadap

insulin.

2. Pemeriksaan Penunjang

Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan

penyaring. Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang

menunjukkan gejala dan tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring

bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala yang

mempunyai risiko DM. Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan

pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif.

Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah

satu risiko DM sebagai berikut:

a. Usia >45 tahun

b. Berat badan lebih >110% BB ideal atau IMT >23 kg/m2

c. Hipertensi (>140/90 mmHg)

20

d. Riwayat DM dalam garis keturunan

e. Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BB lahir

bayi >4000 gram

f. Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥150 mg/dl

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan

kadar glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian

dapat diikuti dengan tes tolerasi glukosa oral (TTGO) standar.

Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan

penyaringnya negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan tiap

tahun; sedangkan bagi mereka yang berusia >45 tahun tanpa faktor

risiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.

2.9 Diagnosis

Diagnosis DM dapat ditegakan atas dasar pemeriksaan kadar

glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakan atas dasar adanya

glukosuria. Untuk penentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukos darah

yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan

bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood),

vena ataupun kapiler dapat tetap dipergunakan dengan memperhatikan

angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai dengan pembakuan

WHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat

dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler.

Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan

khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, lemah, dan penurunan

berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang

mungkin dikemukakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan

impotensia pada pasien pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika

keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ³  200 mg/dl sudah

cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah puasa  ³ 126 mg/dl juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. 

Untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah

21

yang baru satu kali saja abnormal , belum cukup kuat untuk  menegakkan

diagnosis klinis DM. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan

menddapatkan sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa

126 mg/dl, kadar glukosa darah sewaktu ³ 200 mg/dl pada hari yang lain,

atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang abnormal.

Penatalaksanaan menurut TTGO (WHO,1994):

a. Tiga (3) hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan

sehari-hari (dengan karbohirat yang cukup) dan kegiatan jasmani

seperti biasa.

b. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum

pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.

c. Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

d. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 g/kgbb (anak-

anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5

menit.

e. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk

pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai

f. Diperiksaa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

g. Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat

dan tidak merokok.

Diagnosis DM dapat ditegakan dengan 3 cara:

1. Gejala klasik DM + GDS ≥200mg/dl

Glukosa sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada

suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir

2. Gejala klasik DM + GDP ≥ 126mg/Dl

Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan

sedikibpk.ya 8jam

3. Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO≥200mg/dl

22

TTGO dilakukan dengan standar WHO menggunakan beban

glukosa yang setara dengan 75g glukosa anhidrus yang dilarutkan

ke dalam air.

Tabel 2. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM

Kadar glukosa (mg/dl ) Bukan DMBelum pasti

DMDM

Sewaktu Plasma Vena < 110 110 – 199 ≥ 200

Darah Kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200

Puasa Plasma Vena < 110 110 – 125 ≥126

Darah Kapiler < 90 90 – 109 ≥110

Sumber: PERKENI, Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2, 2006

Pasien dengan Toleransi Glukosa terganggu dan Glukosa Darah

Puasa Terganggu merupakan tahapan sementara menuju DM. Setelah 5-10

tahun kemudian 1/3 kelompok TGT akan berkembang menjadi DM, 1/3

tetap TGT dan 1/3 lainnya kembali normal.

Bagan 1.Diagnosis Diabetes Mellitus

23

2.10 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Diabetes melitus dapat dilakukan dengan cara

pengelolaan yang baik. Tujuan pengelolaan secara umum menurut Perkeni

(2006) adalah meningkatkannya kualitas hidup pasien Diabetes.

Penatalaksanaan dikenal dengan empat pilar utama pengelolaan Diabetes

Melitus, yang meliputi: edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan

intervensi farmakologis.

Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa

darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan

obat hipoglikemik oral (OHO)dan atau suntikan insulin. Pada keadaan

tertentu, OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung

kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat,

misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan

cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.

Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala

hipoglikemia dan cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien,

sedangkan pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara

mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.

2.10.1 Penatalaksanaan Non Farmakologi

Empat pilar utama pengelolaan Diabetes Melitus yaitu:

a. Edukasi

Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan

perilaku telah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan

diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga dan

masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam menuju

perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku,

dibutuhkan edukasi yang komprehensif pengembangan ketrampilan

dan motivasi. Edukasi secara individual dan pendekatan berdasarkan

penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang

berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang

24

memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi dan

evaluasi (PERKENI, 2006).

b. Terapi Medis Gizi

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal kabohidrat, protein, lemak, sesuai dengan

kecukupan gizi baik sebagai berikut:

Kabohidrat : 60 – 70%

Protein : 10 – 15%

Lemak : 20 – 25 %

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,

stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan ideal. Jumlah kalori yang diperlukan

dihitung dari berat badan ideal dikali kebutuhan kalori basal (30

Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita).

Kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktifitas, koreksi

status gizi, dan kalori yang diperlukan untuk menghadapi stres akut

sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan kalori pada

diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat

memenuhi kebutuhan untuk aktifitas baik fisik maupun psikis dan

untuk mempertahankan berat badan supaya mendekati ideal

(PERKENI, 2006).

c. Olah Raga

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur. (3-

4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu

pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti

berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap

dilakukan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia 2006. Latihan jasmani selain untuk menjaga

kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa

25

darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang

bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan

berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan

status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas

latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat

komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang

kurang gerak atau bermalas-malasan (PERKENI, 2006).

Tabel 3. Aktivitas Fisik Sehari-hari

2.10.2 Penatalaksanaan Farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan

dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari

obat oral dan bentuk suntikan.

1. Obat hipoglikemik oral

Sarana penatalaksanaan farmakologis diabetes dapat berupa

obat hipoglikemik oral (OHO).

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:

a. Pemicu sekresi sekresi insulin(insulin

secretagogue): sulfonilurea dan glinid

b. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan

tiazolidindion

c. Penghambat glukoneogenesis (metformin)

26

d. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat

glukosidase alfa.

e. DPP-IV inhibitor

a. Pemicu Sekresi Insulin

Sulfonilurea

Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan

sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan

utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,

namun masihh boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan

lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada

berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan

hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak

dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang (PERKENI,

2006).

Termasuk obat golongan ini adalah:

- Khlorpropamid (Diabenese 100mg, 250mg)

- Glibenklamid (Daonil 5mg)

Glinid

Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea, dengan penekanan pada meningkatkan sekresi

insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat

yaitu: Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat

fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian

secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati (PERKENI,

2006).

b. Penambah Sensitivitas Terhadap Insulin (Tiazolidindion)

Tiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon) berikatan pada

Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ), suatu

reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai efek

27

menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein

pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di

perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal

jantung klas I-IV karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan

juga pada gangguan faal hati. Pada pasien yang menggunakan

tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala

(PERKENI, 2006).

c. Penghambat Glukoneogenesis (Metformin)

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati

(glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa

perifer. Terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk.

Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi

ginjal (serum kreatinin >1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien

dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit

serebrovaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metformin dapat

memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan tersebut

dapat diberikan pada saat atau sesudah makan (PERKENI, 2006).

d. Penghambat Glukosidase Alfa (Acarbose)

Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus

halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah

sesudah makan. Acarbose tidak menimbulkan efek samping

hipoglikemia. Efek samping yang paling sering ditemukan ialah

kembung dan flatulens. Mekanisme kerja OHO, efek samping utama,

serta pengaruh obat terhadap penurunan A1C dapat dilihat pada tabel

(PERKENI, 2006).

e. DPP-IV inhibitor

Glucagon-like peptide-1 (GLP-1) merupakan suatu hormon

peptida yang dihasilkan oleh sel L di mukosa usus. Peptida

ini disekresi oleh sel mukosa usus bila ada makanan yang

28

masuk ke dalam saluran pencernaan. GLP-1 merupakan

perangsang kuat penglepasan insulin dan sekaligus

sebagai penghambat sekresi glukagon. Namun demikian,

secara cepat GLP-1 diubah oleh enzim dipeptidyl

peptidase-4 (DPP-4), menjadi metabolit GLP-1-(9,36)-

amide yang tidak aktif.

Sekresi GLP-1 menurun pada DM tipe 2, sehingga upaya

yang ditujukan untuk meningkatkan GLP-1 bentuk aktif

merupakan hal rasional dalam pengobatan DM tipe 2.

Peningkatan konsentrasi GLP-1 dapat dicapai dengan

pemberian obat yang menghambat kinerja enzim DPP-4

(penghambat DPP-4), atau memberikan hormon asli atau

analognya (analog incretin=GLP-1 agonis).

Berbagai obat yang masuk golongan DPP-4 inhibitor,

mampu menghambat kerja DPP-4 sehingga GLP-1 tetap dalam

konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif dan mampu

merangsang penglepasan insulin serta menghambat

penglepasan glukagon. (PERKENI, 2006).

Cara Pemberian OHO, terdiri dari:

- OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan

secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat

diberikan sampai dosis optimal

- Sulfonilurea: 15 -30 menit sebelum makan

- Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan

- Metformin : sebelum / pada saat / sesudah makan

- Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapan

pertama

- Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan.

- DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau

sebelum makan.

29

2. Suntikan

1) Insulin

Insulin diperlukan pada keadaan:

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)

Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang

tidak terkendali dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Jenis dan lama kerja insulin

- Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni:

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)

Insulin kerja pendek (short acting insulin)

Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)

Insulin kerja panjang (long acting insulin)

Insulin campuran tetap, kerja pendek dan menengah

(premixed insulin).

Efek samping terapi insulin adalah:

- Efek samping utama terapi insulin adalah

terjadinya hipoglikemia.

- Efek samping yang lain berupa reaksi imunologi terhadap

insulin yang dapat menimbulkan alergi insulin atau resistensi

insulin.

30

Dasar pemikiran terapi insulin:

- Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal dan

sekresi prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru

pola sekresi insulin yang fisiologis.

- Defisiensi insulin mungkin berupa defisiensi insulin basal,

insulin prandial atau keduanya. Defisiensi insulin basal

menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan

puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan

menimbulkan hiperglikemia setelah makan.

- Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan

koreksi terhadap defisiensi yang terjadi.

- Sasaran pertama terapi hiperglikemia adalah

mengendalikan glukosa darah basal (puasa, sebelum

makan). Hal ini dapat dicapai dengan terapi oral

maupun insulin. Insulin yang dipergunakan untuk

mencapai sasaran glukosa darah basal adalah insulin basal

(insulin kerja sedang atau panjang).

- Penyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan

dapat dilakukan dengan menambah 2-4 unit setiap 3-4

hari bila sasaran terapi belum tercapai.

- Apabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah

tercapai, sedangkan A1C belum mencapai target, maka

dilakukan pengendalian glukosa darah prandial (meal-

related). Insulin yang dipergunakan untuk mencapai

sasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja cepat

(rapid acting) atau insulin kerja pendek (short acting).

Kombinasi insulin basal dengan insulin prandial dapat

diberikan subkutan dalam bentuk 1 kali insulin basal + 1

kali insulin prandial (basal plus), atau 1 kali basal + 2 kali

prandial (basal 2 plus), atau 1 kali basal + 3 kali prandial

(basal bolus).

- Insulin basal juga dapat dikombinasikan dengan OHO

31

untuk menurunkan glukosa darah prandial seperti

golongan obat peningkat sekresi insulin kerja pendek

(golongan glinid), atau penghambat penyerapan

karbohidrat dari lumen usus (acarbose).

- Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan

dengan kebutuhan pasien dan respons individu, yang

dinilai dari hasil pemeriksaan kadarglukosa darah harian.

Cara Penyuntikan Insulin

- Insulin umumnya diberikan dengan suntikan di bawah

kulit (subkutan), dengan arah alat suntik tegak lurus

terhadapcubitan permukaan kulit.

- Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena

secara bolus atau drip.

- Terdapat sediaan insulin campuran (mixed insulin) antara

insulin kerja pendek dan kerja menengah, dengan

perbandingan dosis yang tertentu. Apabila tidak terdapat

sediaan insulin campuran tersebut atau diperlukan

perbandingan dosis yang lain, dapat dilakukan

pencampuran sendiri antara kedua jenis insulin tersebut.

Teknik pencampuran dapat dilihat dalam buku panduan

tentang insulin.

- Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara

insulin harus dilakukan dengan benar, demikian pula

mengenairotasi tempat suntik.

- Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan

terjamin, semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih

dari satu kali oleh penyandang diabetes yang sama.

- Harus diperhatikan kesesuaian konsentrasi insulin

dalam kemasan (jumlah unit/mL) dengan semprit yang

dipakai (jumlah unit/mL dari semprit). Dianjurkan

memakai konsentrasi yang tetap. Saat ini yang tersedia

32

hanya U100 (artinya 100 unit/mL).

2. Agonis GLP-1

- Pengobatan dengan dasar peningkatan GLP-1 merupakan pendekatan

baru untuk pengobatan DM. Agonis GLP-1 dapat bekerja sebagai

perangsang penglepasan insulin yang tidak menimbulkan

hipoglikemia ataupun peningkatan berat badan yang biasanya terjadi

pada pengobatan dengan insulin ataupun sulfonilurea. Agonis GLP-1

bahkan mungkin menurunkan berat badan. Efek agonis GLP-1

yang lain adalah menghambat penglepasan glukagon yang diketahui

berperan pada proses glukoneogenesis. Pada percobaan binatang,

obat ini terbukti memperbaiki cadangan sel beta pankreas. Efek

samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah

dan muntah.

Tabel 4. Perbandingan Golongan OHO

Cara Kerja

Utama

Efek

Samping

Utama

Reduksi

A1CKeutungan Kerugian

Sulfonilurea Menigkatkan

sekresi

insulin

BB naik,

hipoglikemia

1,0-2,0% Sangat

efektif

Meningkatkan

berat badan,

hipoglikemia

(glibenklamid

dan

klorpropamid)

Ginid Meningkatka

n sekresi

insulin

BB naik,

hipoglikemia

0,5-1,5% Sangat

efektif

Meningkatkan

berat badan,

pemberian

3x/hari,

harganya

mahal dan

hipoglikemia

33

Metformi Menekan

produksi

glukosa hati

dan

menambah

sensitifitas

terhadap

insulin

Dispepsia,

diare,

asidosis

laktat

1,0-2,0% Tidak ada

kaitan

dengan

berat badan

Efek samping

gastrointestinal

,

kontraindikasi

pada

insufisiensi

renal

Penghambat

glukosidase

-alfa

Menghambat

absorbsi

glukosa

Flatulensi.

Tinja lembek

0,5-0,8% Tidak ada

kaitan

dengan

berat badan

Sering

menimbulkan

efek

gastrointestinal

3x/hari dan

mahal

Tiazoliindio

n

Menambahn

sensitifitas

terhadap

insulin

Edema 0,5-1,4% Memperbai

ki profil

lipid

berpotensi

menurunkan

infark

miokard

Retensi cairan,

CHF, fraktur,

berpotensi

menimbulkan

infark

miokard, dan

mahal

DPP-4

inhibitor

Meningkatka

n sekresi

insulin,

menghambat

sekresi

glukagon

Sebah,

muntah

0,5-0,8% Tidak ada

kaitan

dengan

berat badan

Penggunaan

jangka panjang

tidak

disarankan,

mahal

Inkretin

analog/mim

etik

Meningkatka

n sekresi

insulin,

menghambat

sekresi

Sebah,

muntah

0,5-1,0% Penurunan

berat badan

Injeksi 2x/hari,

penggunaan

jangka panjang

tidk

disarankan,

34

glukagon dan mahal

Insulin Menekan

produksi

glukosa hati,

glukosa hati,

stimulasi

pemanfaatan

glukosa

1,5-3,5% Dosis tidak

terbatas

memperbaik

i profil lipid

dan sangat

efektif

Injeksi 1-4 kali

sehari, harus

dimonitor,

meningkatkan

berat badan,

hipoglikemia.

Dan analognya

mahal

Terapi Kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai

dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara

bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. Bersamaan

dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan

dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau kombinasi OHO

sejak dini. Terapi dengan OHO kombinasi (secara terpisah

ataupun fixed-combination dalam bentuk tablet tunggal), harus

dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai

mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah

belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga OHO

dari kelompok yang berbeda atau kombinasi OHO dengan

insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis

di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi

dengan kombinasi tiga OHO dapat menjadi pilihan. (lihat bagan

2 tentang algoritma pengelolaan DM tipe 2).

Untuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak

dipergunakan adalah kombinasi OHO dan insulin basal

(insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang) yang

diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan

pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh

kendali glukosa darah yang baik dengan dosis insulin yang

35

cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 6-10

unit yang diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan

evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa darah

puasa keesokan harinya. Bila dengan cara seperti di atas

kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali,

maka OHO dihentikan dan diberikan terapi kombinasi insulin.

Algoritma pengobatan DM tipe 2 tanpa dekompensasi metabolik

dapat dilihat dibawah ini.

Bagan 2. Algoritma pengelolaan DM tipe 2 tanpa disertai

dekompensasi

Penilaian hasil terapi

Dalam praktek sehari-hari, hasil pengobatan DM tipe 2

harus dipantau secara terencana dengan melakukan anamnesis,

pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan

yang dapat dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan kadar glukosa darah

Tujuan pemeriksaan glukosa darah:

- Untuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai

- Untuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila

belum tercapai sasaran terapi. Guna mencapai tujuan

36

tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa

darah puasa, glukosa 2 jam post prandial, atau

glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala

sesuai dengan kebutuhan

b. Pemeriksaan A1C

Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga

sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi

(disingkat sebagai A1C), merupakan cara yang digunakan

untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu

sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk

menilai hasil pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan A1C

dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan, minimal 2 kali dalam

setahun.

Bagan 3. Algoritma Penilaian hasil terapi

2.11 Komplikasi

Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan menahun

37

a. Penyulit akut

- Ketoasidosis diabetik

- Hiperosmolar non ketotik

- Hipoglikemia

Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa

darah <60 mg/dL. Bila terdapat penurunan kesadaran pada

penyandang diabetes harus selalu dan dipikirkan kemungkinan

terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh

penggunaan sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea

dapat berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat

diekskresi dan waktu kerja obat telah habis. Terkadang diperlukan

waktu yang cukup lama untuk pengawasannya (24-72 jam atau lebih,

terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronik). Hipoglikemia pada

usia lanjut merupakan suatu hal yang harus dihindari, mengingat

dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna

pada pasien. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih

lamban dan memerlukan pengawasan yang lebih lama.

Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik (berdebar,

banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik

(pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).

Hipoglikemia harus segera mendapatkan pengelolaan yang

memadai. Diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau

minuman yang mengandung gula berkalori atau glukosa 15-20 g

melalui intra vena. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah

15 menit setelah pemberian glukosa. Glukagon diberikan pada pasien

dengan hipoglikemia berat.

Untuk penyandang diabetes yang tidak sadar, sementara dapat

diberikan glukosa 40% intravena terlebih dahulu sebagai tindakan

darurat, sebelum dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.

b. Penyulit menahun

2. Makroangiopati

38

a. Pembuluh darah jantung

Contohnya Penyakit Jantung Koroner.

b. Pembuluh darah tepi

Penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang

diabetes. Biasanya terjadi dengan gejala tipikal intermittent

claudicatio, meskipun sering tanpa gejala. Terkadang ulkus

iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul.

c. Pembuluh darah otak

3. Mikroangiopati

a. Retinopati diabetik

Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi

risiko retinopati. Terapi aspirin tidak mencegah timbulnya

retinopati.

b. Nefropati diabetik

Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi

risiko nefropati. Pembatasan asupan protein dalam diet (0,8

g/kg BB) juga akan mengurangi risiko terjadinya nefropati

c. Neuropati

Yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer,

berupa hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untuk

terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Gejala yang sering

dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih

terasa sakit di malam hari. Setelah diagnosis DM ditegakkan,

pada setiap pasien perlu dilakukan skrining untuk mendeteksi

adanya polineuropati distal dengan pemeriksaan neurologi

sederhana, dengan monofilamen 10 gram, dilakukan

sedikibpk.ya setiap tahun. Apabila diketemukan adanya

polineuropati distal, perawatan kaki yang memadai akan

menurunkan risiko amputasi.

BAB III

39

PEMBAHASAN

3.1 Kasus 1

1. Data Pribadi Pasien

Nama : Bpk. “P”

Usia : 78 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Pekerjaan : Pedagang roti keliling

Agama : Islam

Suku bangsa : Sunda

Tinggal dengan : Anak dan menantu

Tanggal pemeriksaan : 23 Maret 2013

2. Lokasi Home Visit

Kediaman bapak “P” yang beralamat di Kesunean Rt 02 Rw 08

3. Home Visit

1. Anamnesis

Keluhan uatama

- Sering kencing lebih dari 5 kali dalam sehari

Riwayat penyakit sekarang:

- Sejak kurang lebih satu bulan belakangan ini pasien mengeluh

sering kencing lebih dari 5 kali dalam sehari, terutama pada

malam hari pasien merasa sering terbangun karena harus buang

air kecil. Keluhan ini sangat mengganggu aktivitasnya, tetapi

pasien masih tetap bisa beraktifitas.

- Pasien juga mengeluh sering haus serta sering lapar. Biasanya

pasien bisa minum sampai 20 kali sehari tetapi makan masih

dalam batasan normal hanya tidak mudah kenyang.

40

- Pasien juga mengeluh pinggang dan kaki nya terasa nyeri ini di

rasakan kurang lebih sekitar 1 bulan berbarengan dengan sering

kencingnya itu. Menurut pengakuan keluarganya sakit itu timbul

dikarenakan akibat pasien pernah tertabrak motor. Keluhan nyeri

pinggang dan kaki itu hanya terasa di sebelah kanan.

- Buang air besar tidak ada keluhan masih dalam keadaan normal.

- Tidak ada rasa kesemutan dan baal.

Riwayat pengobatan:

- Pasien sudah pernah berobat ke Puskesmas dan praktek dokter

swasta. Dari pengakuan pasien gula darahnya pernah mencapai

angka 500mg/dl.

- Setelah berobat tersebut pasien mengaku diberi obat penurun gula

darah tetapi sekarang sudah tidak ada obatanya dikarenakan habis

dan kemasannya dibuang. Ketika ditanya obatnya pasien

menjawab lupa dan tidak tahu nama obatnya dikarenakan pasien

tidak rutin berobat dan tidak rutin kontrol gula darah ke

Puskesmas atau praktek dokter swasta.

- Untuk mengurangi keluhan nyerinya pasien mengaku biasanya

mengkomsumsi amoxilyn dan neuralgin yang dibelinya sendiri di

apotek, obat tersebut dia minum 2x1 dalam sehari.

Riwayat penyakit dahulu:

- Kencing manis yang sudah diderita sejak 7 tahun yang lalu.

- Riwayat hipertensi disangkal.

Riwayat keluarga:

- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

Riwayat pribadi:

- Pasien adalah seorang pedagang roti keliling dengan berjalan kaki

yang memeliki jarak tempuh yang cukup jauh.

41

- Lingkungan rumahnya cukup bersih.

- Jarak antara kamar pasien ke kamar mandi cukup jauh dan tidak

ada pegangan di kamar mandi pasien.

- Pasien sering mengkomsumsi kopi dan minuman energi, untuk

makan biasanya pasien makan nasi kemarin sore dan biasanya

lauknya hanya tahu dan tempe tidak mengkomsumsi daging.

Tinjauan sistem tubuh:

- mata: penglihatan berkurang (arcus senilis), yang lainnya masih

dalam keadaan normal.

2. Pemeriksaan fisik

Tanggal pemeriksaan 23 Maret 2013

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : compos mentis

- Tanda Vital :

- Tekanan Darah :120/90 mmhg

- Nadi : 80x/menit

- Frekuensi pernafasan : 24x/menit

- Suhu : 37 ˚C

- Berat Badan                       :  50 kg

- Tinggi badan                      :  163  cm

- Status gizi                          :  

Perhitungan BB ideal menurut Brocca:

BB ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1kg

BB Normal : BB ideal ± 10 %

Kurus : < BBI - 10 %

Gemuk : > BBI + 10 %

56700= 90% x (163cm – 100) x 1 kg

BB normal : 56,1 kg-57,2 kg

pak pulung = kurus (50kg)

42

Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh

(IMT).

Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus:

IMT = BB(kg)/ TB (m2)

Klasifikasi IMT*

1. BB Kurang < 18,5

2. BB Normal 18,5-22,9

3. BB Lebih ≥ 23,0

4. Dengan risiko 23,0-24,9

5. Obes I 25,0-29,9

6. Obes II > 30

18,8= 50 kg/ (163/100) 2

Pak pulung= BB normal

Status Generalis

KEPALA

- Bentuk : t.a.k (tidak ada kelainan)

- Rambut : t.a.k

- Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva ananemis, sklera

anikterik, lensa tidak keruh, pupil isokor, reflek

cahaya (+/+), arcus senilis

- Telinga           : t.a.k

- Hidung           : t.a.k

- Mulut             : t.a.k

LEHER

- Bentuk  : Simetris

- Trakhea      : Di tengah

-  KGB  : Tidak teraba pembesaran

-  JVP              : Tidak meningkat

THORAK

 PARU

43

-  Inpeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri

simetris

- Palpasi       : Fremitus taktil simetris kanan kiri

- Perkusi         : Sonor pada kedua lapang paru

-  Auskultasi   : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru,

wheezing (-)

-  Ronki  (-)

JANTUNG

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi        :Iktus kordis tidak teraba

- Perkusi        

Batas atas     : sela iga II linea parasternal kiri

Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan

Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula kiri

- Auskultasi     : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

- Inspeksi     : Perut datar, simetris

- Palpasi         : Nyeri tekan (-), hepar dan lien

tidak  teraba,  Ballotement (-), Shifting Dulness (-)

- Perkusi        : Timpani,shifting dulness (-)

- Auskultasi   : Bising usus (+)  normal

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin     : laki-laki, t.a.k

EKSTREMITAS

- Superior       : t.a.k

- Inferior       : nyeri saat digerakan d bagian panggul sampai kaki

sebelah kanan.

44

SENSIBILITAS

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

- Rasa raba       : (N/N)

- Rasa nyeri    : (N/N)

- Rasa suhu panas  : (N/N)

- Rasa suhu dingin     : (N/N)

3. Pemeriksaan penunjang

Tanggal pemeriksaan 23 maret 2013

- Tes GDP : 226 mg/dl

4. Diagnosis banding

- DM tipe 1

- DM tipe 2

- Trauma akibat kecelakaan

- Nyeri punggung bawah

5. Diagnosis kerja

- DM tipe 2

Diagnosis Tambahan: Low Back Pain

6. Penatalaksanaan

Non Farmakologi

- Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat Terapi

Nutrisi Medis (TNM) sesuai dengan kebutuhannya guna

mencapai sasaran terapi.

- Diet rendah kalori

- Diet rendah gula

- Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur

(3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit)

45

- Kontrol kesehatan secara teratur terutama untuk kontrol gula

darahnya kepada dokter yang merawat ataupun ke Puskesmas

terdekat.

- Konsultasikan ke dokter spesialis mata bila terdapat gangguan

penglihatannya.

Farmakologi

Antidiabetik oral :

- Metformin 500 mg/hari 2x1

Analgetik oral :

- Ibuprofen 500 mg/hari prn

7. Hasil activity of daily living

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

46

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

4

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

4

47

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

48

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

4

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

2

49

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

SCORE 18

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama bapak “P” yang berusia 78 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan

pasien tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari

penilaian tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah

baik atau cukup mandiri.

50

Gambar 1. Bapak “P” usia 78 tahun

51

Gambar 2. Anamnesis bersama Bapak “P”

Gambar 3. Pemeriksaan Fisik Inspeksi kedua mata Bapak “P”

-----

52

Gambar 4. Pemeriksaan Fisik Inspeksi terhadap mata Bapak “P”

Gambar 5. Pemeriksaan Penunjang Tes GDP kepada Bapak “P”

Gambar 6. Hasil Pemeriksaan Penunjang Tes GDP kepada Bapak “P”

Gambar 7. Hasil Pemeriksaan Penunjang Tes Asam Urat kepada

53

Bapak “P

Gambar 4. Kamar mandi di kediaman Bapak “P”

Gambar 4. Aktivitas pekerjaan Bapak “P” sehari-hari

54

3.2 Kasus 2

1. Data Pribadi Pasien

Nama : Bpk. “S”

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 69 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Pekerjaan : Pensiunan pegawai

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Tinggal dengan : Anak

Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2013

2. Lokasi Home Visit

Kediaman bapak “S” yang beralamat di Kesunean Rt 02 Rw 08

3. Home Visit

1. Anamnesis

Keluhan utama : sering pusing

Keluhan tambahan : tuli

Riwayat penyakit sekarang:

- Pasien mengeluh sering pusing sejak 1 bulan yang lalu. Rasa

pusing dirasakan oleh pasien sebanyak tiga kali dalam sehari, hal

ini sangat mengganggu aktivitas pasien yang seorang pensiunan

pegawai negeri.

- Keluarga menambahkan bahwa saat ini pasien mengalami tuli,

semenjak setahun lalu dan mereka berpendapat bahwa tuli karena

bapaknya sudah menginjak usia tua.

55

Riwayat penyakit dahulu:

- Pasien tersebut sudah mengalami tekanan darah tinggi semenjak 4

tahun yang lalu.

- Namun baru setahun belakangan ini pasien merasakan gangguan

pada telinganya.

Riwayat pengobatan:

- Pasien sudah pernah berobat ke dokter praktek swasta maupun ke

Puskesmas.

- Pasien tersebut menghilangkan rasa pusingnya dengan cara

rebahan di tempat tidur sesekali meminum obat parasetamol dan

obat captopril sehari satu kali.

Riwayat pribadi:

- Pasien adalah seorang pensiunan pegawai.

- Lingkungan rumahnya cukup bersih.

- Pasien suka mengkonsumsi kopi dan merokok.

- Biasanya pasien makan nasi lauknya tahu, tempe, dan pasien

menyukai daging dan makanan bersantan.

Riwayat keluarga:

- Bpk. S mengatakan bahwa saat ini dirinya memiliki penyakit

hipertensi yang sudah dideritanya selama ± 4 tahun

- Bpk. S tidak pernah mengalami penyakit yang berat.

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu):

- Bpk. S menderita Hipertensi sejak tahun 2009 yang lalu.

- Penyakit pasien sering kambuh ketika pasien mengalami masalah-

masalah yang sulit teratasi.

56

2. Pemeriksaan Fisik

(Tanggal Pemeriksaan 17-04-2013)

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : compos mentis

- Tekanan Darah : 170/60 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- Pernafasan : 20x/menit

- Suhu : 36,5˚ C

- Berat Badan : 64 kg

- Tinggi badan : 173 cm

- Status gizi : Normal

Status Generalis

KEPALA

- Bentuk : t.a.k

- Rambut : t.a.k

- Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva ananemis,

sklera anikterik, lensa jernih, pupil isokor,

reflek cahaya (+/+)

- Telinga : t.a.k

- Hidung : t.a.k

- Mulut : t.a.k

LEHER

- Bentuk : Simetris

- Trakhea : Di tengah

- KGB : Tidak teraba pembesaran

- JVP : Tidak meningkat

57

THORAK

- Paru

- Inpeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas

kanan kiri simetris

- Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri

- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

- Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang

paru, wheezing (-), ronki  (-)

JANTUNG

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

- Perkusi

Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri

Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan

Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula kiri

Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

- Inspeksi : Perut datar, simetris

- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak  teraba,

Ballotement (-), Shifting Dulness (-)

- Perkusi : Timpani,shifting dulness (-)

- Auskultasi :Bising usus (+)  normal

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin : Laki-laki , t.a.k

EKSTREMITAS

- Superior : t.a.k

- Inferior : t.a.k

58

SENSIBILITAS

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

- Rasa raba : (N/N)

- Rasa nyeri : (N/N)

- Rasa suhu panas : (N/N)

- Rasa suhu dingin : (N/N)

3. Pemeriksaan penunjang

a. Glukosa darah : t.a.k

b. Kolesterol : t.a.k

c. Asam urat : t.a.k

4. Tinjauan sistem tubuh:

- Semuanya masih dalam keadaan normal.

5. Diagnosis banding

- Hipertensi

- Hipertensi Esensial

- Hipertensi Krisis

- Hipertensi Renal

6. Diagnosis Kerja

Hipertensi

7. Penatalaksanan

a. Terapi non farmakologi

1) Diet rendah garam: dengan mengurangi konsumsi garam dari

10 gram/hari menjadi 5 gram/hari. Disamping bermanfaat

menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi

untuk mengurangi risiko hipokalemi yang timbul pada

pengobatan dengan diuretik.

59

2) Diet rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan

darah.

3) Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah

dibuktikan dalam banyak penelitian bisa menurunkan tekanan

darah.

4) Menurunkan berat badan: setiap penurunan 1 kg berat badan

akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5 mmHg.

5) Olah raga teratur : berguna untuk membakar timbunan lemak

dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer dan

menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat

kepada penurunan tekanan darah.

6) Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna

untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada

gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.

7) Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace,

ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih ternyata banyak

membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.

b. Medikamentosa obat hipertensi yang tersedia di Puskesmas

Penatalakasanaan hipertensi dengan obat-obatan di Puskesmas

disesuaikan dengan ketersediaan obat yang ada di Puskesmas pula,

yaitu :

1. Golongan Diuretik

b. Hidroklorotiasid 25 mg(HCT)

- Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.

- Dosis : 1-2 x 25-50 mg.

- Efek samping : hipokalemi, hiponatremi, hiperurikalemi,

hiperkolesterolemi, hiperglikemi, kelemahan atau kram

otot, muntah dan disines.

- Kontraindikasi : DM, Gout Artritis, riwayat alergi (Sindrom

Steven Johnson).

- Catatan: 

60

• Terapi hipertensi pada usia lanjut dengan HCT lebih

banyak efek sampingnya dari pada efektifitasnya.

• Untuk menghindari efek hipokalemi maka diberikan

asupan Kalium 1x500 mg, atau `memperbanyak makan

pisang.

c. Furosemid 40 mg

- Indikasi : hipertensi ringan sampai berat.

- Dosis : 1-2 x 40-80 mg.

- Efek samping : sama dengan HCT.

- Kontra indikasi: DM, gout artritis, riwayat alergi (Sindrom

Steven Johnson).

2. Golongan Inhibitor Simpatik (Beta Blocker)

a. Propranolol 40 mg

- Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.

- Dosis : 3 x 40-160 mg.

- Efek samping : depresi, insomnia, mimpi buruk, pusing,

mual, diare, obstipasi, bronkospasme, kram otot dan

bradikardi serta gagal jantung.

- Kontra indikasi : DM, gagal jantung, asma, depresi.

3. Golongan Blok Ganglion

a. Klonidin 0,15 mg

- Indikasi : hipertensi sedang sampai berat.

- Dosis : 2-3 x 0,15-1,2 mg

- Efek samping : mulut kering, kelelahan, mengantuk,

bradikardi, impotensi, gangguan hati dan depresi.

- Kontra indikasi : hepatitis akut, sirosis hepatis, depresi.

b. Reserpin 0,25 mg dan 0,1 mg.

- Indikasi : hipertensi sedang sampai berat.

- Dosis : 1-2 x 0,1-0,25 mg

61

- Efek samping : bradikardi, eksaserbasi asma, diare,

penambahan berat badan mimpi buruk, depresi.

- Kontra indikasi : asma, depresi.

4. Golongan Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE I)

d. Kaptopril 25 mg

- Indikasi : hipertensi ringan sampai berat

- Dosis : dosis awal 2-3 x 12,5-25 mg, bila setelah 1-

2 minggu belum ada respon dosis dinaikkan 2-3 X 50 mg.

- Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan.

- Efek samping : pruritus, retensi kalium ringan, proteinuri,

gagal ginjal, neutropeni dan agranulositosis, mual dan

muntah, gangguan pengecap, parestesia, bronkospame,

limfadenopati dan batuk-batuk.

- Kontra indikasi : asma

5. Golongan Antagonis Kalsium

a. Diltiazem 30 mg

- Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.

- Dosis : 3-4 x 30 mg.

- Efek samping : Bradikardi, dizziness, sakit kepala, mual,

muntah, diare, konstipasi, udem ekstremitas bawah,

shoulder and elbow pain.

- Kontra indikasi : Sick sinus Syndrome, AV Block.

b. Nifedipin 10 mg

- Indikasi : hipertensi ringan sampai berat.

- Dosis : 3 x 10-20 mg

- Efek samping : sama dengan diltiasem.

- Kontra indikasi : sama dengan diltiasem.

6. Terapi

a. Hipertensi Ringan (diastol 90 - 110 mmHg)

- Pilihan obat pertama : diuretik atau beta blocker 

62

- Obat tambahan : Diuretik + Beta blocker

b. Hipertensi sedang (diastole): 110-130 mmHg)

- Pilihan obat pertama : Diuretik + Beta blocker

- Obat tambahan : Klonidin

c. Hipertensi Berat (diastol > 130 mmHg)

- Pilihan obat pertama : Klonidin + Diuretik.

- Obat tambahan : Beta Blocker

1.Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

4

63

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

4

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION 2

64

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

1

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

3

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

4

65

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

1

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

2

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

2

SCORE 16

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama bapak “S” yang berusia 69 tahun ini masih memiliki kemandirian

66

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan

pasien tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari

penilaian tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah

baik atau cukup mandiri.

3.3. Kasus 3

1. Data Pribadi Pasien

Nama : Ny. “D”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 78 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Tinggal dengan : Anak dan menantu

Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2013

2. Lokasi Home Visit

Kediaman Ny. “D” yang beralamat di Kesunean Rt 02 Rw 08

3. Home Visit

4. Anamnesis

Keluhan utama : nyeri di sekitar dada dan berdebar

Keluhan tambahan: sesak nafas bagian tengah

Riwayat penyakit sekarang:

- Pasien mengeluh dadanya sering nyeri berdebar sejak 4 bulan

yang lalu. Rasa berdebar dirasakan oleh pasien tujuh kali dalam

sehari, hal ini sangat mengganggu aktivitas pasien yang seorang

ibu rumah tangga.

67

- Pasien menambahkan bahwa saat ini pasien mengalami sesak

nafas ketika malam hari, hal ini sangat mengganggu pasien karena

membuat pasien terbangun dari tidur dan tidak bisa bangun lagi.

Keluhan ini dirasakan semakin memburuk akibat ketiadaan obat

di rumah pasien.

- Keluarganya menambahkan bahwa pasien tersebut kerap kali

mengompol. Hal ini tercium saat melakukan home visit, namun

pasien tidak mengakui karena malu.

Riwayat penyakit dahulu:

- Pasien tersebut sudah mengalami perasaan berdebar-debar di dada

sejak 3 tahun yang lalu. Disertai sesak nafas.

Riwayat pengobatan:

- Pasien sudah pernah berobat ke dokter praktek swasta maupun ke

Puskesmas.

- Pasien tersebut menghilangkan rasa berdebar pada dadanya

dengan cara rebahan di tempat tidur namun debarannya tidak

berkurang dan sesekali meminum obat parasetamol dan obat

aspirin sehari satu kali.

5. Pemeriksaan Fisik Angina Pektoris (20-04-2013)

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : compos mentis

- Tekanan Darah : 130/90 mmHg

- Nadi : 86 x/menit

- Pernafasan : 23x/menit

- Suhu : 36˚ C

- Berat Badan : 83 kg

- Tinggi badan : 162 cm

- Status gizi : Over weight

68

Status Generalis

KEPALA

- Bentuk : t.a.k

- Rambut : t.a.k

- Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva ananemis, sklera

anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)

- Telinga : t.a.k

- Hidung : t.a.k

- Mulut : t.a.k

LEHER

- Bentuk : Simetris

- Trakhea : Di tengah

- KGB : Tidak teraba pembesaran

- JVP : Tidak meningkat

THORAK

Paru

- Inpeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas

kanan kiri simetris

- Palpasi : Nyeri tekan (+),Fremitus taktil simetris

kanan kiri

- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

- Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang

paru, wheezing (-), ronki  (-)

Jantung

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

- Perkusi

- Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri

- Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan

69

- Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula kiri

- Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)

- Saat serangan : Gallop (+) & mur-mur regurgitasi mitral

ABDOMEN

- Inspeksi : Perut datar, simetris

- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien

tidak  teraba, Ballotement (-), Shifting

Dulness (-)

- Perkusi : Timpani,shifting dulness (-)

- Auskultasi : Bising usus (+)  normal

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin : Perempuan, t.a.k

EKSTREMITAS

- Superior : t.a.k

- Inferior : t.a.k

SENSIBILITAS

- Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

- Rasa raba : (N/N)

- Rasa nyeri : (N/N)

- Rasa suhu panas : (N/N)

- Rasa suhu dingin : (N/N)

6. Pemeriksaan Penunjang

- EKG : tidak melakukan

- Foto rontgen dada : tidak melakukan

- pemeriksaan laboratorium

- HDL : < 35 mg/dl 

- LDL :  >130 mg/dl 

70

7. Diagnosis Banding

a. Angina Pektoris Stabil

b. Angina Pektoris Tidak Stabil

c. Gagal Jantung Kongestif

d. Miokarditis

e. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium

8. Diagnosis Kerja

Angina Pektoris Stabil

9. Penatalaksanaan

Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pektoris:

- Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan

demikian meningkatkan kuantitas hidup.

- Mengurangi symptom dan frekwensi serta berabpk.ya ischemia,

dengan demikian meningkatkan kualitas hidup.

Prinsip penatalaksanaan angina pektoris adalah: meningkatkan

pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan

menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).

a. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia.

- Penyekat Beta

Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta

dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara

menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan

di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek

samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok

atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol,

metoprolol, propranolol, nadolol.

- Nitrat dan Nitrit

71

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat

untuk mengurangi symptom angina pektoris, disamping juga

mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat

menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan

preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan

tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka

panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk

mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat

dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12 jam. Obat

golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid

mononitrat, nitrogliserin.

- Kalsium Antagonis

Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium

melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi

otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada

pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis

juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara

menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat

kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem,

felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin,

verapamil.

b. Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut

- Terapi antiplatelet

Obabpk.ya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik

akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita

dapat diberikan tiiclopidin atau clopidogrel.

- Terapi Antitrombolitik

Obabpk.ya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan

antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan risiko

terjadinya ischemia pada penderita dengan faktor risiko.

- Terapi penurunan kolesterol

72

Simvastatin akan menurunkan LDL (low density lipoprotein)

sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah

atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih

baik.

- Terapi Non Farmakologis

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan

kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti

merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan

naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja

keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan

untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk

menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan

vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah.

Penggunaan kontrasepsi dan kepribadian seperti sangat

kompetitif, agresif atau ambisius.

10. Hasil activity of daily living

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

4

73

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

4

74

0 Bedridden more than half the time

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1

75

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

4

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

2

76

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

SCORE 18

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Ibu “D” yang berusia 78 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan

pasien tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari

penilaian tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah

baik atau cukup mandiri.

3.4. Kasus 4

Data Pribadi Pasien

Nama : Ibu “N”

77

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 76 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

3

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

2

78

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

2

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

2

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

3

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

1

79

SCORE 17

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

2

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

3

80

0 Does not participate in any housekeeping tasks

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

1

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

2

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

1

SCORE 13

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien bernama Ibu

“N” yang berusia 76 tahun ini sudah tidak dapat melakukan kegiatannya dengan

81

sendiri sehingga pasien mulai membutuhkan bantuan dari keluarga maupun

oranglain dikarenakan keadaan pasien yang sudah mulai pikun.

3.5 Kasus 5

Data Pribadi Pasien

Nama : Ibu “NL”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 80 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

2

82

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

3

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

3

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

2

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

2

83

0 Does not travel at all

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

1

SCORE 17

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

1

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

1

84

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

0

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

1

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

2

85

SCORE 9

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Ibu “NL” yang berusia 80 tahun ini sudah berkurang

kemandiriannya dikarenakan keadaan pasien yang sudah tidak dapat lagi

berjalan normal dan mulai berkurang fungsi tubuhnya. Dari hasil

semuanya rata-rata penilaiannya bahwa pasien sudah tidak mandiri.

3.6 Kasus 6

Data Pribadi Pasien

Nama : Bpk. “A”

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 65 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

4

86

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

4

87

0 Bedridden more than half the time

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

1

88

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

4

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

2

89

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

SCORE 18

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Bpk. “A” yang berusia 65 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan pasien

tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari penilaian

tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah baik atau

cukup mandiri.

3.7 Kasus 7

Data Pribadi Pasien

Nama : Ibu “S”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 50 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

90

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

4

91

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

4

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

1

92

0 Does not use telephone at all

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

4

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

4

93

0 Does not travel at all

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

2

SCORE 18

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Ibu “S” yang berusia 50 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan

pasien tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari

penilaian tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah

baik atau cukup mandiri.

94

3.8 Kasus 8

Data Pribadi Pasien

Nama : Ibu “SU”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 52 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the

score lines provided to the right of the responses. Add the value

numbers to obtain total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

4

95

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

4

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

96

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

4

97

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

2

SCORE 18

98

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Ibu “SU” yang berusia 52 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan pasien

tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari penilaian

tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah baik atau

cukup mandiri.

3.9 Kasus 9

Data Pribadi Pasien

Nama : Ibu “WA”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 61 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF

DAILY LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the score lines

provided to the right of the responses. Add the value numbers to obtain

total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

4

99

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

4

100

without help

0 Bedridden more than half the time

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

2

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

1

101

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

3

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

1

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

3

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

2

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

2

102

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

SCORE 15

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Ibu “WA” yang berusia 61 tahun ini masih memiliki kemandirian

yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada yang kurang,

itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa melainkan pasien

tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau komponen dari penilaian

tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata penilaiannya sudah baik atau

cukup mandiri.

3.10 Kasus 10

Data Pribadi Pasien

Nama : Bpk. “AH”

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 65 Tahun

Alamat : Kesunean Rt 02 Rw 08

Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2013

Hasil activity of daily living

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

LIVING PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

Instructions: Write in the appropriate value number on the score lines

provided to the right of the responses. Add the value numbers to obtain

total score.

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER ACTIVITIES OF DAILY

103

LIVIN PHYSICAL SELF-MAINTENANCE SCALE

No Activity Value

1 TOILET

4 Cares for self at toilet completely, no incontinence

3 Needs to be reminded, or needs help in cleaning self, or has rare

(weekly at most) accidents

2 Soiling or wetting while asleep, more than once a week

1 Soiling or wetting while awake, more than once a week

0 No control of bowels or bladder

4

2 FEEDING

4 Eats without assistance

3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or

with help in cleaning up after meals

2 Feeds self with moderate assistance and is untidy

1 Requires extensive assistance for all meals

0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him

4

3 DRESSING

4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe

3 Dresses and undresses self, with minor assistance

2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes

1 Needs major assistance in dressing but cooperated with

efforts of other to help

0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help

4

4 GROOMING

4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance

3 Grooms self adequately, with occasional minor assistance

2 Needs moderate and regular assistance or supervision in grooming

1 Needs major assistance in dressing but cooperates with efforts of

others to help

0 Actively negates all efforts to others to maintain grooming

4

5 PHYSICAL AMBULATION

4 Goes about .grounds or city

4

104

3 Ambulates within residence or about one block distant

2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing,

cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help needs help in

getting in and out

1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self

without help

0 Bedridden more than half the time

6 BATHING

4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help

3 Bathes self, with help in getting in and out of tub

2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body

1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION

2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time

1 Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate

dosages

0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean

2

SCORE 26

GERIATRIC ASSESSMENT CENTER SCALE FOR INSTRUMENTAL

ACTIVITIES OF DAILY LIVING

No Acitvity Value

1 ABILITY TO USE TELEPHONE

3 Operates telephone on own initiative; looks up and dials

numbers, etc.

2 Dials a few well known numbers

1 Answers telephone but does not dial

0 Does not use telephone at all

1

2 SHOPPING

3 Takes care of all shopping needs independently

3

105

2 Shops independently for small purchases

1 Needs to be accompanied on any shopping trip

0 Needs to have meals prepared and served

3 FOOD PREPARATION

3 Plans, prepares and serves adequate meals independently

2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients

1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does

not maintain adequate diet

0 Needs to have meals prepared and served

1

4 HOUSE KEEPING

4 Maintains house alone or with occasional assistance

(e.g., heavy-work domestic help)`

3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making

2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level

of cleanliness

1 Needs help with all home maintenance tasks

0 Does not participate in any housekeeping tasks

4

5 LAUNDRY

2 Does personal laundry completely

1 Launders small items; rinses socks, stockings, etc.

0 All laundry must be done by others

2

6 MODE OF TRANSPORTATION

4 Travels independently on public transportation or drives own car

3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public

transportation

2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by

another

1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another

0 Does not travel at all

4

7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION 2

106

2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct

time 1 Takes responsibility if medication is prepared in advance

in separate dosages

0 Is not capable of dispensing own medication

8 ABILITY TO HANDLE FINANCE

2 Manages financial matters independently

(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank) collects

and keeps

track of income

1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,

major purchases, etc.

0 Incapable of handling money

2

SCORE 18

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada pasien

bernama Bpk.“AH” yang berusia 65 tahun ini masih memiliki

kemandirian yang baik. Hanya saja mungkin dari salah satu penilaian ada

yang kurang, itu pun bukan karena pasien tidak mandiri atau tidak bisa

melainkan pasien tidak memiliki atau tidak mengetahui barang atau

komponen dari penilaian tersebut. Tetapi dari hasil semuanya rata-rata

penilaiannya sudah baik atau cukup mandiri.

107

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari hasil home visit, penilaian ADL dan IADL pada beberapa pasien

lanjut usia ini masih memiliki kemandirian yang baik. Hanya saja mungkin

dari salah satu penilaian ada yang kurang, itu pun bukan karena pasien

tidak mandiri atau tidak bisa melainkan pasien tidak memliki atau tidak

mengetahui barang atau komponen dari penilian tersebut. Tetapi dari hasil

semuanya rata-rata penilaiannya sudah baik atau cukup mandiri.

Penyakit degeneratif di Indonesia cukup banyak jumlahnya

beberapa diantaranya terdapat di Puskesmas Kesunean, maka gejala-gejala

atau tanda-tanda dari penyakit tersebut harus segera dapat dipahami,

supaya penyakit tersebut dapat diketahui secara dini. Pasien harus

memahami penatalaksanaan penyakibpk.ya untuk mengurangi terjadinya

komplikasi, karena penyakit degeneratif tidak dapat disembuhkan

melainkan hanya dapat dikontrol supaya mengurangi gejalanya.

4.2 Saran

Karena obat bukan satu-satunya cara untuk penatalaksanaan

penyakit degeneratif alangkah baiknya olahraga disertai dengan

pengaturan pola makan juga dapat digunakan sebagai penatalaksanaannya.

Maka diharapkan adanya peningkatan kesadaran pasien untuk

mengontrol kesehatan khususnya dikonsultasikan dengan dokter yang

merawabpk.ya supaya hasil pengontrolan kesehatan yang dicapai dapat

maksimal.

Peran serta keluarga juga sangat penting untuk pasien dengan

penyakit degeneratif dikarenakan dalam home visit yang kami lakukan

108

pasiennya berusia lanjut sehingga keluarga diharapkan harus selalu

mengingatkan dan mengawasi kesehatan pasien tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Capernito. Jual. Lynda. Diagnosa Keperawatan Edisi 6. Jakarta. Penerbit EGC

Darmojo, B. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3.

Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

Depkes (2008) Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes

Melitus Cetakan ke 2.

Knollmoeler. N Ruth dan Stanhope Marcia. 2009. Keperawatan Komunitas dan

kesehatan Rumah. Jakarta. EGC.

National Diabetes Fact Sheet 2011 diakses dari www.cdc.gov pada September

2011.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Pendidikan, Perilaku Kesehatan, Promosi

Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.

Prince A.Sylvia, Wilson M. Lorraine 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-

proses penyakit edisi 6 vol. 2. Jakarta. EGC

Saddock, Benjamin. dkk. 2010. Kaplan & Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi. 2. Jakarta. EGC.

Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I, Simadribata M., Setiati S. 2009. Buku Ajar

Ilmu Penyakit dalam edisi V jilid III. Jakarta. FKUI.

Syaifoellah Noer. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi II. Jakarta. Balai Pustaka

FKUI. 1996

Tambayang Jan dr. Farmakologi Untuk keperawatan. 2009. Jakarta. EGC.

109