TA Terbaru

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujutkan bangsa yang maju dan mandiri sejahtera lahir dan batin, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat dari setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut  pemerintah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan dan pendekatan  pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan  penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan  berkesinambungan (Depkes RI, 2004). Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan pada umumnya karena dari terabaikannya kesehatan gigi dan mulut akan dapat menimbulkan gangguan fungsional organ-organ tubuh lainya. Masalah gigi dan mulut merupakan masalah universal di Dunia, begitu pula di Indonesia . Dari hasil survey sosial ekonomi tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4 %  penduduk merasa terganggu pekerjaan / sekolah karena sakit gigi, selama 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit gigi yang banyak diderita yaitu karies dan penyakit periodontal, keaadaan ini 1

Transcript of TA Terbaru

Page 1: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 1/48

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujutkan bangsa yang

maju dan mandiri sejahtera lahir dan batin, serta meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.

Tujuan utama yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat dari setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

  pemerintah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan dan pendekatan

  pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

  penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif). Yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

 berkesinambungan (Depkes RI, 2004).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan pada

umumnya karena dari terabaikannya kesehatan gigi dan mulut akan dapat

menimbulkan gangguan fungsional organ-organ tubuh lainya. Masalah gigi

dan mulut merupakan masalah universal di Dunia, begitu pula di Indonesia .

Dari hasil survey sosial ekonomi tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4 %

 penduduk merasa terganggu pekerjaan / sekolah karena sakit gigi, selama 3,86

hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak 

menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit

gigi yang banyak diderita yaitu karies dan penyakit periodontal, keaadaan ini

 

1

Page 2: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 2/48

 

2

sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan/ perilaku

 pemeliharaan kesehatan gigi yang baik sejak usia dini (Depkes RI, 2004) .

Masalah kesehatan gigi di Indonesia terutama karies masih merupakan

hal menarik, berdasarkan SKRT 2004, karies merupakan masalah

dalamkesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90,05%

(Anonim, 2008). Tingginya prevalensi karies gigi, serta belum berhasilnya

usaha untuk mengatasinya mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi

 penduduk, lingkugan, perilaku, dan pelayanan kesehatan gigi, serta keturunan

dalam masyarakat Indonesia. Upaya mengatasinya perlu meninjau dari aspek 

lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi

termasuk pencegahan dan perawatan. Untuk mendapatkan hasil yang sebaik-

  baiknya dalam upaya kesehatan gigi (pencegahan penyakit gigi), perlu

diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan gigi

termasuk etiologi karies gigi, resiko yang menyebabkan timbulnya karies gigi

(Suwelo, 1992).

Keadaan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Tuntang berdasarakan

hasil kunjungan tiga tahun terakhir sampai tahun 2008 menunjukkan bahwa

status kesehatan gigi dan mulut masih memprihatinkan. Prevalensi karies

menunjukkan angka 60%, penyakit periodontal (gingivitis, karang gigi)

18,5%, abses 8 %, persistensi 6,3 %, impacted 6,7 % dari jumlah pengunjung.

Peneliti ingin mendapatkan gambaran sejauh mana prevalensi karies dan

  penyebaran frekuensinya, serta untuk mendapatkan gambaran kebutuhan,

 pencegahan, perawatan, dan penanggulanganya.

Page 3: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 3/48

 

3

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi

karies pada masyarakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran karateristik masyarakat desa Tlogo berdasarkan

 pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin

2. Mengetahui tingkat prevalensi karies pada masyarakat desa Tlogo

Kecamatan Tuntang

3. Mengetahui angka kejadian karies (DMF-T) pada masyarakat desa

Tlogo Kecamatan Tuntang

4. Mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) pada

masyarakat desa Tlogo Kecamatan Tuntang

5. Mengetahui rata-rata pH saliva masyarakat desa Tlogo

6. Mengetahui besarnya pengaruh faktor perilaku, keturunan, pelayanan

kesehatan, dan faktor lingkungan terhadap terjadinya karies pada

masyarakat desa Tlogo.

7. Untuk mengetahui kebutuhan pencegahan, perawatan, dan

 penanggulangan karies

Page 4: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 4/48

 

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Demografi

Desa Tlogo terletak di wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang dengan luas wilayah 18,44 km². Jarak tempuh dari Kabupaten

Semarang tidak jauh dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan. Desa

Tlogo dibagi menjadi 5 RW dan 16 RT, terdiri dari 6 dusun yaitu dusun Tlogo

Krajan, Karangduren, Dempel, Kendal, Dali, Joyo.

B. Keadaan Karakteristik Komuitas

Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kantor Kelurahan

Desa Tlogo tahun 2009, menunjukkan bahwa jumlah penduduk disana

sebanyak 1910 jiwa dengan jumlah laki-laki 955 orang dan perempuan 955

orang. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Tlogo adalah

  petani, namun ada juga yang menjadi buruh, peternak, pegawai swasta,

 pegawai negeri, dan TNI, Polri.

Dilihat dari segi pendidikan masyarakat Tlogo yang tidak sekolah

cukup banyak yaitu 130 orang, sedangkan yang putus sekolah 247 orang,

tamat SD 488 orang, tamat SLTP 435 orang, tamat SLTA 360 orang, dan yang

tamat dari perguruan tinggi atau akademi sebanyak 48 orang. Berikut adalah

tabel distribusi karakteristik penduduk berdasarkan usia, pendidikan, dan

 pekerjaan.

 

4

Page 5: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 5/48

 

5

Tabel 2.1 : Tabel distribusi penduduk menurut usia

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa, jumlah penduduk terbanyak pada usia 26

sampai 40 tahun yaitu sebanyak 439 orang. Dengan keseluruhan jumlah

 penduduk 1910 jiwa terdiri dari 955 orang perempuan dan 955 orang laki-laki.

Tabel 2.2 : Tabel distribusi penduduk menurut pendidikan

Tabel 2.2 menjelaskan bahwa, tingkat pendidikan penduduk desa Tlogo paling

 banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 488 orang, dan yang paling sedikit

tamatan perguruan tinggi atau diploma yaitu sebanyak 48 orang

 No Kelompok  

Umur (Tahun)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0-5 115 106 221

2 6-15 157 151 308

3 16-25 176 165 341

4 26-40 224 215 439

5 41-60 201 225 426

6 60 keatas 82 93 175

Jumlah 955 955 1910

 No Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tidak sekolah 65 65 130

2 Belum tamat SD 103 99 202

3 Tidak Tamat SD 122 125 247

4 Tamat SD 250 238 488

5 Tamat SLTP 212 223 435

6 Tamat SLTA 180 180 360

7 Tamat Akademi 11 13 24

8 Sarjana keatas 12 12 24

Jumlah 955 955 1910

Page 6: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 6/48

 

6

Tabel 2.3 Tabel distribusi penduduk menurut pekerjaan

  No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah1 PNS 14 11 25

2 TNI 1 - 1

3 Polri 1 - 1

4 Pegawai Swasta 53 55 108

5 Pensiunan 11 6 17

6 Pengusaha 4 - 4

7 Buruh Bangunan 102 9 111

8 Buruh Industri 95 99 194

9 Buruh Tani 43 55 98

10 Petani 213 110 32311 Peternak 41 6 47

12 Nelayan - - -

13 Lain-lain 228 437 665

Jumlah 836 788 1594

Tabel 2.3 menjelaskan bahwa penduduk sebagian besar berprofesi sebagi

 buruh yaitu sebesar 403 orang, dan paling sedikit berprofesi sebagai TNI /

Polri sebanyak 2 orang.

C. Pengertian / Definisi

1. Pengertian Karies

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email dentin

dan pulpa yang difermentasikan, tandanya adalah demineralisasi jaringan

keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik akibatnya

terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke

 jaringan periapiks yang dapat menyebabkan nyeri. Sedangkan prevalensi

karies adalah angka kejadian karies pada suatu daerah tertentu ( Kidd,

1991) .

Page 7: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 7/48

 

7

2. Teori Karies

Teori karies dapat dibagi sebagai berikut :

a. Teori berdasarkan mekanisme pembentukan karies

1) Teori Acidogenesis (Miller, 1889)

Adalah proses larutnya bagian anorganik (kristal-kristal apatit oleh

asam. Penganut teori ini menyebutkan bahwa asam yang dihasilkan

oleh kuman akan melarutkan bahan-bahan organik email.

2) Teori Proteolisis (Gottlieb, 1944 )

Proses larutnya matrik organik. Penganut teori ini menyebutkan

 bahwa larutnya matrik organik disebabkan oleh enzim-enzim yang

dapat melarutkan protein. Enzim enzim ini dihasilkan oleh kuman-

kuman dalam mulut.

3) Teori Acidegenesis dan Proteolisis

Merupakan proses larutnya bahan organik dan matrik organik 

secara bersama-sama, tapi proses ini jarang terjadi

 b. Teori berdasarkan letak permukaan Karies

1) Teori Eksogen

Letak permukaan karies adalah di luar gigi. Teori yang terkenal

adalah adalah teori chemoparasitair  oleh Wd Miller yang

menyatakan bahwa karies gigi adalah suatu penyakit

chemoparasitair  yang terjadi dari 2 tahap yaitu dekalsifikasi dan

  proteolisis. Proses dekalsifikasi (bahan organik) dibantu oleh

kuman dalam plak (coccus) sedangkan proses proteolisis (larutnya

Page 8: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 8/48

 

8

zat-zat yang telah mengalami dekalfikasi) dibantu oelh enzim-

enzim yang mencerna protein.

2) Teori Endogen

Letak permulaan karies adalah dari dalam gigi. Jadi proses karies

 berjalan dari pulpa-dentin-email. Penganut ini mengatakan bahwa

 bila kita makan gula, gula terbawa sampai ke ruang pulpa dan

merusak dentin terlebih dahulu. Penganut teori ini sedikit namun

ada.

3. Proses Karies

Proses terjadinya karies gigi diawali oleh terjadinya pelepasan kalsium

 pada email, sehingga menyebabkan terjadinya bercak putih (white spot )

  pada permukaan gigi yang ditumpuki oleh plak. Apabila dibiarkan

 berlangsung terus white spot akan berkembang menjadi suatu lubang pada

gigi

Proses karies dimulai sebagai suatu area demineralisasi karena hilangnya

hidroksi apatif email, dentin, dan sementum oleh asam. Asam (H+)

terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan kuman dalam plak (coccus).

Gula akan mengalami fermentasi oleh kuman coccus sehingga terbentuk 

asam H+

. Reaksi dari asam (H+

) dengan Hydroksi sebagai berikut :

Ca10(PO4)6(OH)2 + 8H+ 10Ca++ + 6 HPO4 = 2H2O

Hidroxyapatit Ion Hidrogen Kalsium Hidrogen Phospat Air 

Reaksi diatas secara terus menerus sehingga jumlah Ca (Calsium) yang

lepas bertambah banyak lama kelamaan Ca akan keluar dari email

sehingga memudahkan gigi berlubang (karies) (Schuurs, 1992).

Page 9: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 9/48

 

9

D. Faktor-faktor penyebab terjadinya Karies

Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak 

faktor (multipel faktor) yang saling mempengaruhi. Selain faktor langsung

didalam mulut yang berhubungan dengan karies, terdapat pula faktor tidak 

langsung yaitu faktor resiko luar yang berhubungan dengan resiko terjadinya

karies.

1. Faktor Dalam

Faktor resiko didalam mulut adalah faktor yang berhubungan langsung

dengan karies. Menurut Miller: ada tiga komponen pencetus / penyebab

karies yaitu :

a. Gigi : Host 

 b. Bakteri / mikroorganisme :  Agent 

c. Diet : Environmet 

Waktu

Gambar 2.1 Interaksi 3 Faktor Penyebab Karies

 Host / Gigi

1. Email

98% bahan an organik 

2% bahan Organik 

2. Dentin:

70 % bahan anorganik 

30 % bahan organik 

   Agent 

1. Asidogenik 

 Lactobasilus cassi

 Lact. Acidophilus

 Lackt. Odontiliticus

2. Proteolitik 

• Strept. Lactus

• Strept Zymogenes

 Environmet 

1. Diet Karbohidrat

Jenis

Konsistensi

Konsentrasi

2. Saliva

 flowrate

Viskositas

 

Page 10: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 10/48

 

10

a.  Host yaitu : gigi

1). Komposisi gigi (struktur gigi)

Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan

dibawah email. Stuktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya

karies. Email lebih banyak mengandung mineral dan bahan organik 

dengan air yang relatif lebih sedikit, mineralisasi email tidak hanya

melalui pulpa dan dentin tetapi ion-ion dari saliva secara langsung ke

 permukaan email atau gigi (Suwelo, 1992) .

2). Morfologi gigi

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies..

Permukaan gigi yang mudah diserang karies yaitu pit dan fisur pada

  permukaan oklusal molar dan premolar; permukaan halus di daerah

 proksimal, leher gigi, permukaan akar yang terbuka. Pada permukaan gigi

yang cembung, daerah dibawahnya akan terjadi pengumpulan sisa

makanan dan plak sehingga bila tidak dibersihkan akan mudah terjadi

karies (Djuwita,.1983).

3). Susunan gigi

Posisi gigi yang terletak tidak dalam lengkung rahang yang baik, gigi

geligi akan tumbuh berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih

(overlapping) hal ini akan memungkinkan sisa makanan dan plak lebih

mudah tertinggal diantara gigi tersebut sehingga akan mendukung

timbulnya karies, karena daerah tersebut sulit dibersihkan (Djuwita, 1983).

Page 11: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 11/48

 

11

 b. Bakteri / Mikroorganisme : Agent 

Bakteri dalam proses terjadinya karies gigi sangat besar pengaruhnya,

dimana mikroorganisme yang ada didalam plak merupakan numerik yang

 penting dalm pembentukan asam kuat yang dapat merusak lapisan terluar dan

terkeras dari gigi (email), plak mudah diketahui pada permukaan gigi dengan

warna gigi lebih kusam atau dengan zat warna (disclosing solution). Pada plak 

  bakteri berperan membentuk polisakarida yaitu streptokkux mutans akan

menjerat bakteri lain dalam beberapa hari plak bertambah total menjadi flora

dari macam-macam bakteri ( Ruslan, 1992). Menurut Houwink,dkk (1993)

mengatakan bahwa plak menempel pada gigi bersamaan dengan debris. Plak 

adalah endapan lunak yang menempel pada permukaan gigi berwarna

transparan dan mengandung banyaak kuman. Plak akan menempel pada

 permukaan gigi bila kita mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.

Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa fruktosa dan sukrosa

menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut

fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi akan menyebabkan demineralisasi .

Proses sebaliknya yaitu remineralisasi bila pH telah dinetralkan. Mineral

yang diperlukan gigi tersedia pada air ludah dan pasta gigi berfloride dan

cairan pencuci mulut. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi

 proses perlubangan ( Mulyawati, 1997).

c. Diet Karbohidrat / substrat : Environment 

1). Diet Karbohidrat

Subrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan

sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Jenis makanan keras lebih

Page 12: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 12/48

 

12

menghambat terbentuknya plak pada permukaan gigi dibandingkan

dengan jenis makanan yang yang lunak. Jenis makanan yang asin juga

menghambat terbentuknya plak dibandingkan dengan makanan yang

manis, karena makanan manis merupakan energi bagi kuman. Begitu juga

dengan makanan yang cair dapat menghambat terbentuknya plak,

sedangkan makanan yang melekat dapat mempercepat pertumbuhan plak 

yang beresiko pada karies (Nio, 1992).

Para ahli sependapat bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan proses

karies adalah polisakarida, disakarida dan monosakarida; dan sukrosa

terutama mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap

 pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibandingkan karbohirat lainya.

Pada percobaan in vitro membuktikan plak akan tumbuh bila ada

karbohidrat, sedangkan karies akan terjadi bila ada plak dan karbohidrat.

Bila plak tebal dan terlihat jelas akan disebut debris. Debris lebih banyak 

mengandung sisa makanan dan plak lebih banyak mengandung

mikroorganisme / bakteri asidogenik dan proteolitik ( Yuwono, 1993).

2). Saliva

Menurut Ircham (1993) ludah (saliva) adalah cairan kental yang

diproduksi oleh kelenjar ludah yang terletak dibawah lidah. Saliva

memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.

Pertama aliran air liur yang baik akan cenderung membersihkan mulut

termasuk melarutkan gula, serta mengurangi potensi kelengketan

makanan. Kedua saliva memiliki efek buffer (menjaga agar suasana dalam

mulut tetap netral), dimana air liur cenderung mengurangi keasaman plak 

Page 13: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 13/48

 

13

yang disebabkan oleh gula. Ketiga air liur mengandung antibodi dan anti

  bakteri, sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan berbagai macam

 bakteri dan plak. Air liur mengandung mineral terlarut yang penting dalam

 proses remineralisasi pada kerusakan gigi yang masih dini. Jumlah air liur 

yang kurang adalah pemacu timbulnya kerusakan gigi (Besford, 1996) .

3). Waktu : frekuensi makan

Waktu disini dimaksudkan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan

frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Semakin seseorang

makan maka akan sering pula sisa makanan tertinggal di dalam mulut.

Oleh karena itu dianjurkan untuk mengurangi makan makanan kecil

(ngemil) terutama kariogenik, bila tidak dapat menghindari maka

seseoarang tersebut harus lebih meningkatkan dalam menjaga kebersihan

mulut dengan menyikat gigi. Tetapi bila hal ini tidak dapat dilakukan,

setelah makan dianjurkan kumur-kumur untuk mengurangi sisa makanan

atau debris (Houwink, dkk, 1993) .

2. Faktor Luar 

Hendrik L Blum menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi status

kesehatan gigi dan mulut, dalam hal ini digambarkan sebagai berikut :

Page 14: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 14/48

 

14

Gambar 2.2 Faktor luar penyebab karies

a. Keturunan

Seseorang yang mempunyai susunan gigi berjejal atau maloklusi ada

kemungkinan bawaan dari orang tuanya. Hasil study tentang faktor-faktor 

yang mempengaruhi karies gigi memperlihatkan bahwa orang-orang yang

memiliki gigi berjejal lebih mudah mendapat karies daripada yang

mempunyai susunan gigi rapi (Miller,1954).

 b. Lingkungan

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia merupakan hal yang perlu

mendapat perhatian. Karena sangat mempengaruhi status kesehatan

masyarakat terutama kesehatan gigi dan mulut. Beberapa faktor 

lingkungan yang penting pengaruhnya terhadap terjadinya karies antara

lain air yang diminum, kultur sosial ekonomi penduduk,penghasilan dan

 pendidikan penduduk. Ditinjau dari air yang digunakan, sebagian besar 

 penduduk menggunakan air minum yang berasal dari air tanah, air PAM,

dan air kemasan. Hasil penelitian pada air minum yang diperdagangkan

sebagian air mineral (lebih dari 12 merek dagang), menunjukkan kadar 

flouridanya rata-rata 0,07 ppm. Keadaan tersebut dapat merupakan salah

Perilaku

Pelayanan

Kesehatan

Lingkungan sosial

ekonomi,

Pendidikan

Status

Kesehatan

Keturunan

Page 15: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 15/48

 

15

satu faktor pemicu tingginya angka karies di Indonesia (Depkes RI, 2000).

Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang sulit dalam

menerima informasi, dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya rendah.

Selain itu ditinjau dari faktor lingkungan sosial ekonomi. Keadaan

ekonomi yang rendah sangat mempengaruhi terhadap daya beli

masyarakat. Status sosial ekonomi seseorang mempengaruhi cara

 pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi berbeda pada

orang tersebut (Suwelo, 1992).

c. Perilaku

Mengubah sikap dan perilaku seseorang harus disadari motivasi tertentu,

sehingga yang bersangkutan ingin melakukan secara sukarela. Banyak 

orang belum mengetahui cara dan kegunaan perawatan gigi yang benar 

sehingga perawatan gigi sering diabaikan oleh banyak orang (Haditomo,

1985).

Kebiasaan dan perilaku menggosok gigi merupakan perawatan dasar yang

dilakukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan dan

 perilaku menggosok gigi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan

kebersihan gigi dan mulut seseorang (OHI-S), apabila seseorang

mempunyai kebiasaan menggosok gigi dengan benar maka OHI-S akan

menjadi baik dan angka kejadian karies menurun (Suwelo, 1997).

d. Pelayanan Kesehatan

Jarak tempuh dari pelayanan kesehatan yang jauh dan susah dijangkau,

sarana dan prasarana yang kurang mendukung pada pelayanan kesehatan,

  pelayanan dari tenaga kesehatan yang kurang memuaskan atau kurang

Page 16: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 16/48

 

16

ramah menyebabkan masyrakat enggan untuk memeriksakan kesehatan

gigi dan mulut.

e. Jenis Kelamin

Vokker dan Russel mengatakan bahwa prevalensi gigi tetap wanita lebih

tinggi disbanding pria. Demikian halnya dengan anak-anak, prevalensi

karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan pria.

Hal ini disebabkan erupsi gigi anak perempuan lebih tinggi dibandingkan

laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak perempuan

lebih cepat disbanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan

  berada lama didalam mulut. Akibatnya gigi anak akan lebih lama

 berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies (Suwelo, 1997).

E. Patogenesis Karies

a. Faktor Dalam

Karies gigi atau dental karies adalah proses kerusakan yang dimulai

dari email terus ke dentin. Karies gigi merupakan penyakit yang

  berhubungan dengan banyak faktor (multipel faktor) yang saling

mempengaruhi (Newbrun, 1997). Ada tiga faktor utama yaitu gigi,

saliva, mikroorganisme dan substrat serta waktu sebagai faktor 

tambahan. Keterkaitan keempat faktor tersebut digambarkan sebagi

keempat lingkaran bila keempat lingkaran itu tumpang tindih maka

akan terjadi karies (Newbrun, 1997).

Page 17: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 17/48

 

17

Gambar 2.3 Gambaran 3 dimensi penyebab karies

Jika terjadi tumpang tindih pada keempat faktor akan menyebabkan

karies. Interaksi keempat faktor diuraikan dengan gambar tiga dimensi.

Tiga faktor utama digambarkan sebagai tiga silinder, sedangkan

ketebalan (tinggi) silinder menunjukkan faktor waktu. Ketiga faktor 

utama berada didalam mulut pada waktu tertentu. Apabila silinder 

tersebut saling memotong maka terjadilah karies, hasil perpotongan

atau interaksi tiga silinder berbentuk ruangan. Besarnya ruangan

tergantung pada besar peranan masing-masing silinder yaitu besarnya

 jari-jari silinder ( tiga faktor utama karies) dan tinggi silinder faktor 

waktu. Makin besar ruangan makin besar juga karies yang timbul.

Agar tidak atau sedikit mungkin terjadi karies ruangan yang diarsir 

diperkecil. Cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menjauh

atau memperkecil jari-jari ketiga silinder sehingga ketiganya tidak 

saling bertemu. Cara lain dengan memperpendek tinggi silinder, yaitu

Karies

Gigi , saliva

Substrat Mikroorganiisme

waktu

Page 18: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 18/48

 

18

dengan jalan mempersingkat waktu pertemuan ketiga faktor tersebut

( Suwelo, 1997) .

 b. Faktor Luar  

Faktor luar merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat yang

 berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya karies. Hendrik 

L Blum ( dalam Notoadmojo, 2003) mengatakan bahwa ada 4 faktor 

utama yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Keempat faktor 

tersebut adalah keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan

kesehatan, disamping berpengaruh kepada kesehatan gigi dan mulut

 juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan gigi dan

mulut akan tercapai dengan optimal bilamana keempat faktor tersebut

secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal juga. Salah satu

faktor saja dalam keadaan terganggu (tidak optimal), maka status

kesehatan gigi dan mulut akan bergeser dibawah optimal.

F. Perencanaan

Didalam survey epidemiologi jika ditemukan banyak kejadian karies gigi

 perlu dilakukan suatu tindakkan perencanaan, meliputi perencanaan klinis dan

masyarakat, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut

(Promotif)

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Penyuluhan yang efektif yang berpengaruh positif dan berinteraksi

terhadap kesehatan gigi. Penyuluhan ini untuk menumbuhkan

kesadaran dalam merubah perilaku dari yang salah menjadi benar serta

Page 19: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 19/48

 

19

untuk mnumbuhkan kemandirian masyarakat dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan yang diberikan meliputi

 penyuluhan :

1. Penyuluhan tentang gigi berlubang

2. Penyuluhan tentang cara menggosok gigi

3. Penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Dengan harapan masyarakat akan tahu dan mau untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari penyakit gigi dan mulut

terutama karies gigi.

 b. Pelatihan Kader Terpadu

Yaitu proses alih pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan gigi

dan mulut kepada kader kesehatan (Guru, dokter kecil, kader 

 posyandu, kader UKGMD, dan lain sebagainya) agar dapat berperan

serta aktif dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan pencegahan

 penyakit gigi (Depkes RI, 1998).

Kegiatan ini dimaksudkan agar kader mau dan mampu :

1). Memberikan penyuluhan dan memotivasi masyarakat untuk dapat

 berperilaku hidup sehat.

2). Melakukan deteksi dini terhadap kelainan gigi dan mulut.

3). Melakukan pengobatan darurat sederhana

4). Mampu melakukan kegiatan rujukan

2. Upaya Pencegahan Penyakit Gigi / Preventif 

Adalah usaha untuk memberikan perlindungan khusus untuk mencegah

terjadinya karies. Pencegahan karies gigi ini bisa dilakukan dengan

Page 20: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 20/48

 

20

 beberapa tindakkan antara lain mengontrol beberapa penyebab karies itu

sendiri dengan cara sebagai berikut :

Kontrol Diet

Yaitu dengan mengurangi makanan yang manis-manis (sukrosa) dan

 banyak mengkonsumsi makanan buah buahan berserat dan berair.

Kontrol Plak 

Untuk mengontrol plak dalam mulut dilakukan dengan menggosok 

gigi, sehingga proses karies (white spot ) terhenti atau proses karies

terkendali.

c. Memperkuat lapisan email gigi dengan

 pemberian larutan fluor (Topikal Aplikasi)

Dilakukan perawatan fissure sealant pada gigi yang fissure dalam

3. Kuratif  

Tindakan Penyembuhan Penyakit (Kuratif) sesuai dengan

kompetensi (Depkes RI, 1998) yaitu :

a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit ( Relief Of Pain)

yaitu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit gigi

dengan segara, dengan maksud memberi pertolongan kepada

masyarakat sebelum mendapat perawatan yang semestinya.

  b. Penumpatan dengan ART (  Attraumatic Restoratif Treatment ) yaitu

suatu tehnik penanganan kerusakan gigi / excavasi karies hanya

dengan hand instrument, dengan maksud untuk menambal kerusakan

gigi yang masih dangkal, tanpa menggunakan alat bor (hanya alat

Page 21: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 21/48

 

21

genggam) menggunakan bahan ART (Bahan berfluor untuk 

remineralisasi).

c. Penumpatan dengan Glassi Ionomer yaitu tindakan yang dilakukan

untuk mengembalikan bentuk gigi seperti semula dengan bahan

glassionomer, dengan maksud untuk mengembalikan fungsi gigi dan

agar karies tidak menjadi lebih dalam dan meluas.

d. Penumpatan dengan Amalgam yaitu tindakan yang dilakukan untuk 

mengembalikan bentuk bentuk gigi seperti semula dengan tambalan

Amalgam, dengan maksud mengembalikan fungsi gigi dan

meenghambat karies supaya tidak menjadi lebih parah dan meluas.

e. Pencabutan gigi susu / sulung yaitu pengeluaran gigi susu dari

socketnya yang dapat dilakukan dengan topikal anastesi, untuk tujuan

supaya gigi permanen pengganti tumbuh baik pada tempatnya dan

untuk menghindari sakit gigi yang berulang (sisa akar yang

menimbulkan abses terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya

ulcus).

f. Pencabutan gigi permanen akar tunggal yaitu pengeluaran gigi

  permanen indikasi cabut yang mempunyai satu akar dari socketnya

dengan infiltrasi anastesi, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran

infeksi dari gigi ke organ tubuh lain ( sebagai pusat infeksi).

Page 22: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 22/48

 

22

BAB III

PAPARAN KASUS

Survey Epidemiologi dilakukan untuk mengetahui gambaran prevalensi

karies gigi yang berada di Desa Tlogo kecamatan Tuntang. Sampel dalam survey

ini berjumlah 60 orang, dan diambil 10 orang dari setiap dusun , dengan teknik 

sampling bertingkat (Wibowo, 1991). Berikut adalah data-data penelitian

 berdasarkan pemeriksaan yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

A. Deskripsi Karakteristik Responden

1. Pendidikan

Tabel 3.1. : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan

di Desa Tlogo

 No Kategori Jumlah Prosentase

1 SD 26 43 %

2 SMP 15 25 %

3 SMA 18 30 %4 Sarjana 1 2 %

Jumlah 60 100 %

0%

10%

20%

30%

40%

50%

    p    r    o    s    e    n      t    a

SD SMP SMA Sarjana

Gambar 3.1 : Grafik Distribusi Pendidikan Responden

Berdasarkan tabel dan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar 

responden berpendidikan SD sebanyak 26 orang atau 43 %, SMA

 

22

Page 23: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 23/48

 

23

sebanyak 18 orang atau 15 %, SMP sebanyak 15 orang atau 25 %, dan

yang paling sedikit sarjana sebanyak 1 orang atau 2 %.

2. Pekerjaan dan jenis kelamin

Tabel 3.2. : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan

di desa Tlogo

 No Kategori Jumlah Prosentase

1 Buruh 27 45 %

2 PNS 1 2 %

3 Ibu Rumah Tangga 32 53 %

Jumlah 60 100 %

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

    p    r    o    s    e    n     t    a

Ibu RT Buruh PNS

Grafik 3.2 : Grafik Distribusi Pekerjaan Responden

Laki-laki

30%

perempuan

70%

Grafik 3.3 : Grafik Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan gambar 3.2 dan 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian

 besar responden adalah wanita yaitu 70 % dan berprofesi sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebesar 32 orang atau 52 %, profesi buruh sebanyak 27 orang

Page 24: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 24/48

 

24

atau 45 %, dan yang paling sedikit pegawai negeri sipil sebanyak 1 orang atau

2 %.

B. Diskripsi hasil pemeriksaan kasus

1. Hasil pemeriksaan Decay, Mixing, Filling

Tabel 3.3. : Hasil Pemeriksaan Decay, Mixing, Filling

No Pemeriksaan

DMF-T

Jumlah Rata-Rata

1 Decay (D) 169 2,8

2 Mixing (M) 146 2,4

3 Filling (F) 9 0,15

Jumlah DMF-T 324 5,35

 Berdasarkan pemeriksaan DMF-T dapat diketahui bahwa rata-rata karies

 pada responden sebesar 2,8 .

2. Prevalensi Karies

Tabel 3.4 : Prevalensi karies di Desa Tlogo Kecamatan Tuntang

 

iya

85%

tidak

15%

Gambar 3.3 : Grafik Prevalensi Karies

No Prevelensi Karies Jumlah Prosentase

1 Terkena Karies 51 85 %

2 Bebas Karies 9 15 %

60 100

Page 25: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 25/48

 

25

Dari hasil survey pemeriksaan penderita karies pada masyarakat Tlogo

Kecamatan Tuntang Tahun 2009. Didapatkan hasil yaitu orang yang bebas

karies 9 orang (15%) dan yang terkena karies sebesar 51 orang (85%).

3. Hasil Pemeriksaan Debris Indek (DI)

Tabel 3.5 : Tabel Hasil pemeriksaan Debris Indeks

No Kriteria DI Jumlah

Responden

Prosentase

1 Buruk (1,9-3,0) 17 28 %

2 Sedang (0,7-1,8) 31 52 %

3 Baik (0,0-0,6) 12 20 %

60 100 %

 

28%

52%

20%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

buruk sedang baik

Gambar 3.4 : Grafik Distribusi Kriteria Debris Indeks

Dari hasil pemeriksaan debris indeks pada tabel dan gambar 3.4, dapat

diketahui bahwa kriteria debris indeks buruk sebanyak 17 responden

(28,9 %), dalam kategori sedang 31 responden (52 %), dan yang paling

sedikit dalam kategori baik yaitu 12 responden (20 %).

Page 26: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 26/48

 

26

4. Hasil Pemeriksaan Calculus Indek (CI)

Tabel 3.6 : Tabel Hasil pemeriksaan Calculus Indeks

No Kriteria CI Jumlah

Responden

Prosentase

1 Buruk (1,9-3,0) 23 38 %

2 Sedang (0,7-1,8) 28 47 %

3 Baik (0,0-0,6) 9 15 %

60 100 %

 

38%

47%

15%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

buruk sedang baik

  Gambar 3.5 : Grafik Distribusi Kriteria Calculus Indeks

Dari hasil pemeriksaan calculus indeks menunjukkan bahwa kriteria

  buruk sebanyak 23 responden (38%), kriteria sedang sebanyak 28

responden (47%), sedangkan yang paling sedikit adalah dalam kategori

 baik sebanyak 9 responden (15%).

Page 27: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 27/48

 

27

5. Kriteria OHI-S

Tabel 3.7 : Tabel Status Kebersihan Gigi dan Mulut

40%37%

23%

0%

10%

20%

30%

40%

buruk sedang baik

Gambar 3.6 : Grafik Distribusi Kriteria OHI-S

Kriteria OHI-S berdasarkan tabel dan gambar 3.6 dapat diketahui bahwa

kriteria buruk dengan jumlah responden terbanyak yaitu 24 responden

(40%), untuk kriteria sedang sebanyak 22 responden (37%), dan responden

yang paling sedikit adalah kriteria baik yaitu 14 responden ( 23%) .

No Kriteria OHI-S Jumlah

Responden

Prosentase

1 Buruk (1,9-3,0) 24 40 %

2 Sedang (0,7-1,8) 22 37 %

3 Baik (0,0-0,6) 14 23 %60 100 %

Page 28: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 28/48

 

28

6. Kriteria pH saliva

Tabel 3.6 : Hasil pemeriksaan pH saliva

 

43%

35%

22%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

a s am c e nd er un g

asam

normal

 No Kriteria Ph saliva IntervalJumlah

Responden

Persentase

(%)

1 Merah (asam) 5,5-5,8 26 43 %

2 Kuning

(cenderung asam)

6,0-6,6 21 35 %

3 Hijau (normal) 6,8-7,8 13 22 %

60 100 %

Page 29: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 29/48

 

29

Gambar 3.7 : Grafik distribusi kriteria pH Saliva

Dari hasil pemeriksaan pH saliva berdasarkan tabel dan gambar 3.7 dapat

diketahui bahwa 26 responden (43 %) memiliki pH asam, kemudian 21

responden (35 %) memiliki pH cenderung asam, dan 13 responden (22%)

memiliki pH normal.

C. Diskripsi hasil wawancara dengan kuesioner

1. Faktor Perilaku

 No Variabel Faktor Perilaku

Jawaban

Ya Tidak  

f % f %

1 Setiap hari menyikat gigi 60 100

2 Menggosok gigi setiap habis

makan dan sebelum tidur 

malam

24 40 36 60

3 Menggosok gigi pada waktu

 pagi bangun tidur atau waktu

mandi

36 60 24 40

4 Setiap anggota keluarga

memiliki sikat gigi sendiri-

sendiri

52 87 8 13

5 Menyikat gigi dengan pasta

gigi

60 100

6 Kebiasaan makan cemilan

manis melekat (cokelat, roti,

 permen)

53 88 7 12

7 Pernah menderita sakit gigi 47 78 13 22

8 Periksa gigi menunggu sakit 45 75 15 25

Page 30: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 30/48

 

30

gigi saja

Dari Tabel dapat dilihat bahwa seluruh responden menyikat gigi setiap hari

yaitu sebanyak 60 responden atau sebesar 100%, dan 53 responden atau 88 %

suka mengkonsumsi makanan cemilan manis melekat. Presentase yang paling

kecil dari faktor menyikat gigi sebelum tidur malam dan sehabis makan pagi,

hanya 24 responden atau 40 % yang biasa menyikat gigi sebelum tidur malam

dan sehabis makan.

2. Keturunan

 No Variabel Faktor Keturunan JawabanYa Tidak  

f % f %

1 Responden yang mempunyai

susunan gigi berjejal (dengan

 pengamatan langsung)

19 32 41 68

2 Responden yang ayah atau ibu

anda memiliki susunan gigi

 berjejal

20 33 40 67

Dari tabel dapat dilihat bahwa 19 responden atau 32% mempunyai susunan gigi

 berjejal, dan 20 responden atau 40 % ayah dan ibunya memiliki susunan gigi

 berjejal.

3. Pelayanan Kesehatan

 No Variabel yang mempengaruhi

Jawaban

Ya Tidak  

f % f %

Page 31: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 31/48

 

31

A Jarak tempat tinggal dengan tempat

 pelayanan kesehatan

Kurang dari 1 Km -

2 – 5 Km 20 33

Lebih dari 5 Km 40 67

B Tempat berobat bila sakit gigi

Rumah sakit 2 3

Puskesmas 23 38

Praktek swasta 2 3

Polindes / Bidan 3 5

Alternatif (obat warung) 30 50

C Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Responden pernah mendapatkan

 penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut

40 67 20 33

Dari tabel dapat dilihat bahwa berdasarkan faktor pelayanan kesehatan,

masyarakat yang berobat gigi ke puskesmas 23 responden sedangkan responden

 bila sakit gigi ke alternatif / hanya membeli obat di warung saja 30 responden.

4. Faktor Lingkungan

 No Variabel Faktor Lingkungan

Jawaban

Ya Tidak  

f % f %

A Sumber Air Yang Digunakan

Menggunakan air minum dari PAM 19 32 41 68

Menggunakan air minum dari sumur 41 68 19 32

B Kebiasaan makan yang mengandung fluor 

Kebiasaan mengkonsumsi buah-

 buahan dan sayur-sayuran

26 43 34 57

Kebiasaan mengkonsumsi telur, ikan

asin, susu, daging

12 20 48 80

C Responden menamatkan pendidikan

sampai jenjang tingkat pendidikan

menengah atas

19 32 41 68

D Respondenn memiliki rata-rata

 penghasilan perbulan diatas atau

standar UMR 

15 25 45 75

Page 32: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 32/48

 

32

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 34 responden atau sebesar 57 %,

menggunakan air minum berasal dari sumur, dan prosentase paling kecil dari 12

responden atau 20 % yang biasa mengkosumsi telur, ikan asin, daging.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan untuk mengetahui berbagai

faktor penyebab karies, dengan menggunkan metode deskriptif kuantitaf, pada

masyrakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang tahun 2009. Dapat diketahui

 bahwa prevalensi karies di Desa Tlogo tergolong tinggi, hal tersebut terlihat

dari 60 responden yang diperiksa hanya 9 responden yang bebas karies.

Prevalensi karies yang tinggi di Desa Tlogo dapat diketahui dari beberapa data

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam pengambilan data peneliti

menggunakan intrumen kuisioner, pemeriksaan oral hygene, pH saliva.

Sampel pada penelitian ini adalah warga masyarakat Desa Tlogo Kecamatan

Page 33: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 33/48

 

33

Tuntang, berjumlah 60 responden dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel random sampling.

Karies gigi merupakan kerusakan pada jaringan gigi yang terjadi

akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email dan terus

 berkembang ke bagian dalam gigi, sedangkan terjadinya karies gigi tersebut

akibat adanya  bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi

fermentasi  karbohidrat termasuk  sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang

diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif 

 pada  pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan

remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi

menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak 

mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi (Anonim, 2009).

Pengukuran terhadap kebersihan mulut dalam penelitian ini diperiksa

dengan menggunakan tiga pemeriksaan yaitu pemeriksaan debris indeks,

calculus indeks serta OHI (Oral Hygene Index). Pengukuran debris indeks

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar lapisan bahan lunak pada

 permukaan gigi yang terdiri dari mucin, bakteri sisa-sisa makanan, berwarna

  putih kehijauan sampai jingga (Priyono,B,1990). Berdasarkan hasil

 pemeriksaan mengenai debris indeks. Responden dengan kategori debris indek 

 buruk sebesar 28 %, kategori sedang 52 %, sedangkan yang baik hanya 20 %.

Kondisi ini berarti bahwa kebersihan mulut responden cenderung buruk yang

menandakan banyak sisa-sisa makanan yang yang masih menempel pada

 permukaan gigi. Bila kondisi ini terus dibiarkan maka cenderung akan timbul

karies. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukaan oleh Priyono, B (1990)

 

32

Page 34: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 34/48

 

34

 jika angka debris indeks buruk maka didalam gigi orang tersebut banyak sisa

makanan sehingga kemungkinan terjadinya karies besar.

Pengukuran kalkulus indeks dilakukan untuk mengetahui endapan

 pada permukaan gigi yang mengalami kalsifikasi keras, warna putih sampai

hijau kecoklatan. Berdasarkan pemeriksaan mengenai kalkulus indek,

sebanyak 38 % responden memiliki kategori kalkulus indeks buruk, 47 %

responden dalam kategori sedang, dan yang paling sedikit 15 % responden

dalam kategori baik.

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa responden cenderung

memiliki kalkulus dalam kategori buruk, dengan ditandai banyaksnya endapan

keras berwarna putih sampai hijau kecoklatan, hal tersebut berarti banyak sisa

makanan yang mengendap dan akibatnya kecenderunagn terkena karies juga

 besar.

Dari hasil pemeriksaan melalui pengukuran OHI-S (Hasil Pemeriksaan

Debris dan Calkulus Indeks) didapatkan bahwa untuk kategori OHI-S yang

 buruk sebesar 38 %, kategori sedang 47 %, dan baik 15 %. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa kecenderungan untuk terjadi karies di wilayah Desa

Tlogo tinggi, sehingga nilai OHIS yang tinggi ikut menjadikan indikator 

mudahnya terkena karies pada gigi. Karena OHIS merupakan hasil

 penjumlahan dari debris indeks dan calkulus indeks sehingga dapat dikatakan

 jika nilai debris indeks atau calkulus indeks pada diri seseorang buruk maka

otomatis nilai OHIS atau kebersihan gigi dan mulutnya juga buruk. Hal

tersebut sesuai dengan yang dikatakan Efendi, dkk (1983) bahwa memelihara

keberihan mulut mutlak diperlukan untuk mencegah timbulnya karies gigi.

Page 35: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 35/48

 

35

Pemeriksaan selanjutnya untuk mengetahui  pH saliva.  pH saliva juga

sebagai faktor penentu bagi seseorang mudah terkena karies atau tidak. Saliva

mempunyai peranan penting dalam melindungi gigi dari karies. Sekresi saliva

akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak 

menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan

sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Mineral-mineral

dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi. Saliva memiliki efek 

  buffer (menjaga agar suasana dalam mulut tetap netral), dimana air liur 

cenderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula. Didalam

saliva terdapat komponen yang dapat mencegah terjadinya karies gigi.

Kelenjar saliva yang berfungsi baik dengan kombinasi dengan kebersihan

mulut yang baik adalah sangat penting untuk melindungi gigi terhadap karies.

Hasil pemeriksaan pH saliva pada masyarakat desa Tlogo kecamatan Tuntang.

Dapat diketahui bahwa responden mempunyai pH normal (hijau) sebesar 22

%, pH asam sebesar 43 %, dan responden dengan pH cenderung asam

(kuning) sebesar 35 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian

 besar responden memiliki pH asam. Sehingga kencenderungan terjadi karies

tinggi. Hal tersebut dikarenakan asam akan merusak enamel, membuat enamel

keropos sehingga lambat laun akan terjadi lubang gigi. Kerusakan pada

enamel ini terjadi karena asam melarutkan mineral dari email (demineralisasi),

kemudian akan terjadi karies gigi atau gigi berlubang (Kidd, 1992).

Selain faktor dari dalam terjadinya karies juga disebabkan oleh

 berbagai faktor dari luar menurut Hendrik L Blum ( dalam Notoadmojo, 2003)

Page 36: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 36/48

 

36

mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi kesehatan

masyarakat.

1. Faktor Perilaku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88 % responden biasa

mengkonsumsi makanan manis melekat seperti cokelat, roti dan permen.

Sehingga kecenderungan terjadi karies tinggi. Hal tersebut sesuai dengan

yang dikatakan oleh Nio (1992), konsumsi makanan karbohidrat yang

tinggi merupakan energi bagi kuman sehingga memicu timbulnya plak 

yang berisiko pada karies. Kebiasaan menggosok gigi masyarakat pada

waktu yang tidak tepat yaitu 60 % pada waktu pagi bangun tidur dan

waktu mandi, sehingga memungkinkan kotoran / makanan sehabis makan

masih menempel di gigi. Menurut wycoff (1980) cara dan waktu

menggosok gigi yang tidak benar akan menyebabkan bertambahnya

karies. Guna meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat diperlukan

upaya preventif dengan memeriksakan gigi secara rutin, tetapi 75 %

responden baru memeriksakan gigi ketika sakit. Sehingga hanya dapat

ditangani secara kuratif saja yang sebetulnya kurang efektif , karena

memerlukan biaya dan waktu yang banyak.

2. Faktor Keturunan

Keturunan merupakan faktor penyebab terjadinya karies. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada 19 responden yang memiliki susunan gigi

  berjejal, sedangkan yang mempunyai ayah/ibu dengan susunan gigi

  berjejal ada 20 responden. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

responden yang mempunyai gigi berjejal ternyata berasal dari keturunan

Page 37: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 37/48

 

37

(ayah/ibu) dengan gigi berjejal pulau. Sehingga dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa gigi yang tidak teratur letaknya dalam lengkung rahang

menyebabkan permukaan interproksimalnya tidak pada satu titik. Keadaan

ini mempermudah makanan untuk menyelinap dan jika tidak dibersihkan

dengan cara sikat gigi yang benar maka gigi menjadi tempat bersarangnya

sisa makanan dan kuman (Tarigan, 1995).

3. Faktor Pelayanan Kesehatan

Jarak tempuh responden dari rumah ketempat pelayanan kesehatan relatif 

  jauh yaitu 40 responden lebih dari 5 km sehingga responden memilih

 berobat ke alternatif ( beli obat warung ) daripada ke tenaga kesehatan.

Selain itu alasan ekonomi juga berpengaruh terhadap akses ke pelayanan

kesehatan gigi menyebabkan 30 responden memilih biaya yang murah,

dengan membeli obat di warung. Hal ini mengakibatkan keadaan sosial

ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan

 pelayanan kesehatan gigi berbeda pada setiap orang tersebut (Powel, 1980

et Suwelo, 1992).

4. Faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan yang penting pengaruhnya terhadap terjadinya

karies antara lain air yang diminum, kultur sosial ekonomi penduduk.

Penghasilan dan pendidikan

Faktor lingkungan yang pertama adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan

 penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan

 penduduk sebagian besar masih rendah yaitu sebanyak 43 % responden

hanyalah tamatan SD, dan hanya 2 % penduduk yang sudah menempuh

Page 38: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 38/48

 

38

  pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Rendahnya tingkat

  pendidikan mempengaruhi seseorang sulit dalam menerima informasi,

dikarenakan pengetahuan yang dimiliki rendah. Hal tersebut sesuai dengan

yang dikatakan oleh Azwar, A (1998) bahwa seseorang yang memiliki

tingkat pendidikan yang rendah maka cenderung memiliki pengetahuan

kesehatan gigi yang rendah, akibatnya akan mengkonsumsi makanan yang

tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya gigi. Selain itu

faktor yang mempengaruhi tingginya karies adalah responden sebagian

 besar adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 53 %, sehingga otomatis

mereka kurang bergaul dengan banyak orang dan informasi pengetahuan

untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka menjadi rendah.

Faktor lingkungan yang kedua adalah status sosial ekonomi, berdasarkan

hasil penelitian 45 % responden berprofesi sebagai buruh, dan hanya 25 %

responden yang memiliki pengahasilan diatas atau standart UMR.

Berdasarkan hal tersebut status ekonomi penduduk desa Tlogo tergolong

rendah. Keadaan ekonomi rendah sangat mempengaruhi terhadap daya

 beli masyarakat. Daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok 

saja pas-pasan, maka cenderung mengesampingkan kebutuhan lainnya

khususnya akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Faktor yang ketiga adalah sumber air yang di gunakan responden 68%

memakai air yang berasal dari sumur. Berdasarkan pemeriksaan laborat

kondungan Fluor pada air sumur 0,00 ppm (Fluor optimal 1.00 ppm)

sehingga mendukung timbulnya karies pada penduduk di wilayah desa

Tlogo. Hasil penelitian pada air minum yang diperdagangkan sebagai air 

Page 39: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 39/48

 

39

mineral (lebih dari 12 merek dagang), menunjukkan kadar fluoridanya

rata-rata 0.07 ppm. Keadaan tersebut dapat merupakan salah satu faktor 

  pemicu tingginya angka karies di Indonesia (Depkes RI, 2000). Selain

dalam air minum flour juga terdapat dalam makanan seperti pada tanaman

ikan, hasil ternak, makanan dari laut, dan teh kering ( anonim, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian hanya 20 % responden yang biasa

mengkonsumsi makanan yang mengandung fluor. Sedikitnya responden

yang biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung fluor tersebut,

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies pada penduduk 

desa Tlogo. Dapat diketahui sebelumnya bahwa, status ekonomi penduduk 

desa Tlogo tergolong rendah. (pekerjaan terbanyak sebagai buruh). Hal ini

mengakibatkan keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara

 pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi berbeda pada

setiap orang tersebut ( Suwelo, 1992).

B. Rencana Penanggulangan Kasus Karies Gigi

Penanggulangan Karies Pada komunitas Dengan Upaya Promotif, Preventif 

Berdasarkan visi Indonesia sehat 2010 dimana salah satu strateginya adalah

Paradigma Sehat. Di bidang kesehatan gigi strategi Paradigma Sehat dengan

 pendekatan yang efektif dan efisien yaitu  Primary Oral Health Care sangat

tepat untuk meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat, dengan prinsip-

 prinsip (Depkes RI, 2004) :

Pemerataan Jangkauan

Sesuai dengan prinsip pemerataan jangkauan upaya promotif preventif 

kesehatan gigi dilaksanakan secara terpadu sebagai bagian integral dari

Page 40: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 40/48

 

40

upaya kesehatan lain yang mempunyai pendekatan PKMD, melaui jalur 

keluarga maupun jalur sekolah (Posyandu, UKS).Peluang lain untuk 

mengintegrasikan penyuluhan kesehatan gigi adalah melalui kegiatan

 polindes, TPQ, Remaja Husada, Poskestren, dsb.

Melibatkan peran serta masyarakat

Derajat kesehatan gigi masyarakat yang optimal bisa dicapai bila keluarga

sebagai kelompok masyarakat terkecil telah mempunyai pengetahuan,

kesedaran, kemampuan dan kemauan pemeliharaan kesehatan gigi yang

  baik. Diperlukan partisipasi aktif dari motivator (key person) di

masyarakat seperti : Tim penggerak PKK, Guru, Kader kesehatan gigi

terlatih / kader UKGMD dan Tokoh masyarakat lainnya.

Terfokus Pada Upaya Pencegahan

Kegiatan diutamakan pada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan

gigi, antara lain sikat gigi masal. Menyikat gigi dengan pasta gigi yang

mengandung fluor optimal (1.00 ppm) dengan cara, dan waktu yang tepat

  bermanfaat untuk menghilangkan bakteri, menguatkan gigi dan

menyegarkan nafas. Kontrol diet dengan mengurangi makanan yang manis

manis dan banyak mengkonsumsi makanan buah-buahan berserat dan

 berair.

Pendekatan Multi Sektor 

Agar upaya promotif preventif kesehatan gigi menjadi bagian integral dari

upaya kesehatan lainnya, perlu dilaksanakan edukasi (Pendidikan

kesehatan gigi) atau pendekatan pada lintas program dan lintas sektor dari

Kelurahan sampai tingkat RT.

Page 41: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 41/48

 

41

Penerapan Teknologi Tepat Guna

Penggunaan tanaman obat untuk keluarga (Toga) tanaman asli Indonesia

yang berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut. Misalnya teh

mengandung kadar fluor yang tinggi, Sirih, Saga, Kulit Kemuning

mengandung zat yang berkasiat untuk pencegahan maupun pengobatan

 penyakit gigi.

C. Pelaksanaan

Kegiatan : Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut

Sasaran : Masyrakat Desa Tlogo

Tempat : Balai Desa Tlogo

Tanggal : 8 Novmber 2009

Hasil Kegiatan :

a. Input : 100 % responden hadir  

 b. Proses : tanya jawab, komunikasi baik  

c. Output :

• Peserta mampu menjawab pertanyaan

• Mendempnstrasikan cara menyikat gigi yang

 benar sebanyak 10 orang

Kegiatan : Pemeriksaan OHI-S, DMFT, pH

Page 42: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 42/48

 

42

Sasaran : Masyrakat Desa Tlogo

Tempat : Balai Desa Tlogo

Tanggal : 8 Novmber 2009

Hasil Kegiatan :

d. Input : 100 % responden hadir  

e. Proses : pemeriksaan tanya jawab, komunikasi baik  

f. Output :

•  peserta mengetahui kondisi gigi dan mulut

yang dimilikinya sebanyak 60 responden

•  peserta mengetahui tingkat keasaman dalam

mulutnya yaitu sebanyak 60 responden

D. Hambatan

1. Study kasus diambil secara acak sehingga mengabaikan jenis kelamin dan

umur, dimana umur dan jenis kelamin mempengaruhi terjadinya karies.

2. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh pabrik, tani, dagang,

sehingga peneliti susah mencari waktu untuk bertemu dengan responden.

3. Pada pelaksanaan dan upaya penanggulangan kasus, adanya keterbatasan :

a. Waktu wawancara dan pemeriksaan kepada responden tidak lama

karena mengingat aktifitas dari responden tersebut, sehingga hasilnya

 belum maksimal.

  b. Pada saat penyuluhan tidak semua masyarakat mengikuti sampai

selesai

Page 43: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 43/48

 

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari survey kesehatan gigi kasus karies pada

masyarakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang dapat disimpulkan :

1. Sebagian besar responden adalah tamatan SD,

dan berprofesi sebagai buruh

2. Prevalensi karies masyrakat desa Tlogo

tergolong tinggi yaitu 85 %

3. Hasil pemeriksaan DMF-T menunjukkan rata-

rata masyarakat dalam keadaan rendah yaitu 5,35

Page 44: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 44/48

 

44

4. Dari hasil pemeriksaan debris indeks, calkulus

indeks, dan OHI-S ternyata status kebersihan gigi dan mulut masyrarakat

desa Tlogo tergolong buruk yaitu sebesar 40 % responden memiliki OHI

5. Keadaan pH saliva yang dimiliki oleh

masyarakat desa Tlogo Kecamatan Tuntang sebagian besar bersifat asam

43 %

6. Berdasarkan faktor perilaku sebagian besar  

masyarakat 60 % menggosok gigi pada waktu yang tidak tepat , dan juga

faktor kebiasaan makan selingan / ngemil jenis karbohidrat 88 %

responden biasa mengkonsumsi cemilan.

7. Dari 19 responden yang mempunyai susunan

gigi berjejal ternyata sebagian besar ayah ibu mereka juga memiliki

susunan gigi berjejal pula

8. Jarak tempuh responden dari rumah ketempat

  pelayanan kesehatan tergolong jauh yaitu 40 responden memiliki jarak 

lebih dari 5 km ke tempat pelayanan kesehatan, sehingga responden

memilih berobat ke alternatif ( beli obat warung ) yaitu sebanyak 30

responden.

9. Untuk faktor dari lingkungan yaitu air yang

dikomsumsi setiap hari, 68 % responden mengkonsumsi air yang berasal

dari sumur, beradasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium kandungan

Fluor pada air sumur 0.00 ppm. Hal ini yang menyebabkan prosentase

angka karies tinggi (Suwelo, 1992).

43

Page 45: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 45/48

 

45

Selain itu hanya 20 % responden yang biasa mengkonsumsi makanan yang

mengandung fluor. Sedikitnya responden yang biasa mengkonsumsi

makanan yang mengandung fluor tersebut, merupakan salah satu faktor 

 penyebab terjadinya karies

10.Upaya promotif dan preventif yang dilakukan antara lain dengan

  penyuluhan kesehatan gigi melalui kegiatan polindes, TPQ, Remaja

Husada, Poskestren. sikat gigi masal. Usaha pencegahan dengan menyikat

gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor optimal (1.00 ppm), kontrol

diet, penerapan teknologi tepat guna dengan menanam tanaman yang

 berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut.

Dari uraian di atas, penyakit gigi merupakan masalah kesehatan yang belum

disadari sepenuhnya oleh masyarakat luas. Hal ini terjadi karena adanya

anggapan bahwa penyakit gigi bukan merupakan penyakit yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan karena tidak dapat menyebabkan penderita

meninggal dunia.

Untuk itu upaya promotif dan preventif adalah upaya penanggulangan

yang paling efektif dan murah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan. Sehingga

diharapkan masyarakat mampu merubah perilaku agar tidak terjadi

 peningkatan kejadian (insidensi / prevalensi) penyakit gigi dan mulut yang

 berakibat pada dampak psikologis dan sosial di masyarakat (Suwelo, 1992)

B. Saran

a. Untuk masyarakat

Lakukan upaya pencegahan terhadap kesehatan gigi dan mulut yaitu :

Page 46: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 46/48

 

46

1. Setiap hari supaya rajin

menyikat gigi pada waktu yang tepat sesudah sarapan dan sebelum

tidur malam.

2. Gunakan sikat gigi berbulu

halus dan pasta gigi berfluor.

3. Sikatlah seluruh permukaan

gigi selama 2 menit, dan berkumur cukup 1 kali.

4. Kurangi makan makanan

 bergula dan lengket (tidak lebih dari 2 kali diantara waktu makan).

5. Makan buah-buahan berserat

dan berair sebagai pencuci mulut.

6. Melakukan kontrol gigi

minimal 6 bulan sekali.

 b. Untuk petugas kesehatan

1. Petugas kesehatan gigi agar lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan

 pada masyarakat desa wilayah kerja.

2. Adanya kader UKGMD disetiap posyandu di wilayah kerja terutama

 pada posyandu di desa Siaga (48 Posyandu).

3. Penyegaran pelatihan kader UKGMD sebaiknya diadakan setiap tahun

sekali agar kaderisasi tetap ada dan terbentuk.

Page 47: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 47/48

 

47

Page 48: TA Terbaru

5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 48/48

 

48