Isi Skenario 2

download Isi Skenario 2

of 20

Transcript of Isi Skenario 2

I. MENCARI KATA-KATA SULITa. AnamnesisAnamnesis adalah wawancara yang dilakukan terhadap pasien atau seseorang untuk mengumpulkan data dirinya berdasarkan apa yang dirasakan pasien (hasil observasi objektif pasien. Anamnesis biasa dilakukan dalam bidang kesehatan dan psikologi.

b. Poliklinik gigiPoliklink terdiri dari 2 kata dan arti yaitu Poli dan Klinik Poli berarti banyak atau lebih dari satuKlinik berarti balai,pusat,tempat pengobatan.

c. Stomatognati Stomatognati adalah suatu sistem rongga mulut yang berfungsi dalam oklusi,mastikasi,bicara,artikulas,dan respirasi.-Oklusi yaitu kontak anatara rahang atas dan rahang bawah-Mastikasi yaitu proses pengunyahan-Artikulsi yaitu tutur kata bicara dan pengumpulan kata-kata sehingga menghasilkan pembicaraan.

d. Persfektif islamPersfektif islam adalah sudut pandang atau pandangan menurut islam.

e. EmpatiEmpati adalah keadaan mental yang membut orang tersebut mengidentifikasi atau merasa dirinya dalam keadaan yang sama dengan orang itu.

f. Tanda-tanda vitalTanda-tanda vital adalah sutu cara mendeteksi keadaan atau adanya perubahan pada sistem tubuh.Tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan suhu tubuh,denyut nadi,frekuensi pernapasan dan tekanan darah pemeriksaan ini bertujuan agar kita bisa tahu penyakit apa yang dialami seseorang.

g. Diagnosis-Diagnosis adalah upaya atau identifikasi untuk mengetahui jenis penyakit dan kondisi yang diderita seseorang.-Diagnosis adalah identifikasi penyakit atau keadaan dengan memperhatikan tanda dan gejalanya dan menentukan asal muasalnya.

h. RadiologiRadiologi adalah suatu ilmu tentang penggunan umber sinar pengion dan non pengion yang biasa digunakan adalah sinar X,dan juga bisa diartikan sebagai ilmu kedokteran untuk melihat bagian bagian tubuh yang rama manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang magneik.

i. KonsultasiKonsultasi adalah suatu pertemuan atau konfrensi untuk saling bertukar informasi,saran,bertukar pikiran satu sama lain.

j. Catatan status medikCatatan status medik adalah rekam medik berupa data pasien secara detail dari awal sampai akhir.

k. Berobat jalanBerobat jalan adalah pengobatan yang dilakukan secara berkala dan teratur tanpa harus dirawat inap.

l. ProfesionalitasProfesionalitas berasal dari kata profesi yaitu mempunyai arti suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keadilan atau keahlian dari prilakunya.

II.HIPOTESA

Skenario 2 : Keterampilan Belajar

POLIKLINIK GIGI

TIM PELAYANAN KESEHATAN

REKAM MEDIKPEMERIKSAAN MEDISPASIEN

PROFESIONALMAWAS DIRIDOKTER GIGI MUSLIM

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

III. SKENARIO 2 : KETERAMPILAN BELAJAR

Dokter gigi FatimahFatimah, seorang dokter gigi lulusan FKG Yarsi, saat ini bekerja di poliklinik gigi RSUD Kabupaten Cibinong. Tugas Drg Fatimah antara lain melakukan anamnesis pada pasien yang sedang berobat jalan di RS tersebut, menunjukan sikap empati pada saat mendengarkan keluhan pasien, melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,pemeriksaan stomatognati, bila perlu melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi, menegakkan diagnosis serta merencanakan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien pada hari itu dan memberikan konsultasi bila diperlukan. Semua kegiatan yang dilakukan pada hari itu dicatat dalam catatan atau status medik sebagai laporan pertanggung jawaban atas pelayanan yang telah diberikan kepada pasiennya, dan sebagai media komunikasi antar sesama dokter yang akan menindaklanjuti kasus ini. Kemampuan drg Fatimah bekerjasama dengan orang lain menunjukan perannya sebagai tim pelayanan kesehatan yang profesional.Drg Fatimah sangat memahami kemampuan dan keterbatasan dirinya berkaitan dengan praktik kedokteran gigi, oleh karenanya Drg Fatimah harus meningkatkan profesionalitasnya dengan belajar dari buku teks ataupun jurnal dan rajin mencari informasi terbaru tentang temuan diagnosis ataupun pengobatan dari website kedokteran. Dalam perspektif islam, hal tersebut termasuk dalam kewajiban menuntut ilmu.

IV. SASARAN BELAJAR (LEARNING OBJECTIVE)

LO.1 MENJELASKAN POLIKLINIK GIGIDefinsi Poliklinik GigiPoliklinik berasal dari kata Poli yang berarti banyak dan Klinik yang berarti fasilitas kesehatan yang didirikan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Jadi poliklinik adalah gabungan dari beberapa klinik. Sedangkan poliklinik gigi itu sendiri berarti gabungan dari beberapa balai pengobatan umum dan tidak untuk rawat inap dan khususnya melayani kesehatn dibidang gigi dan mulut.Dalam poliklinik gigi itu sendiri biasanya terdiri dari:1) Dokter gigi umum2) Spesialis bedah mulut3) Endodonsia (konservasi gigi)4) Oral medicine (penyakit mulut)5) Pedodonsia (kedokteran gigi anak)6) Prostodonsia (implan, estetik, dan rekonstruktif gigi)7) Pediologi kedokteran gigi Tujuan Poliklinik Gigi:1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi di poliklinik yang aman, bermanfaat, bermutu, dan dapat dipertanggung jawabkan.2) Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi.3) Tersedianya panduan atau acuan untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi. Sarana - Prasarana Poliklinik Gigi: A. Bangunan.Permanen dan tidak bergabung langung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.B. Kelengkapan bangunan.1) Ruang pendaftaran atau ruang tunggu2) Ruang konsultasi dokter3) Ruang administrasi 4) Ruang tindakan5) Ruang farmasi6) Kamar mandi atau wc7) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayananC. Prasarana 1) Instalasi air2) Instalasi listrik3) Instalasi sirkulasi udara4) Sarana pengelolaan limbah5) Pencegahan dan penanggulangan limbah6) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran7) Sarana lain sesuai kebutuhan 8) Peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai standar untuk keamanan dan keselamatan

LI 1.1 Menjelaskan Definisi Tim Pelayanan KesehatanDefinisiTim pelayanan kesehatan merupakan kelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap anggota tim memberikan konstribusi yang baik. Definisi lain dari tim kesehatan adalah sekelompok orang yang mempunyai suatu sasaran dan tujuan yang sama dalam hal kesehatan, yang ditentukan oleh kebutuhan masyarakat, menuju kepada pencapaian dimana setiap anggotanya ambil bagian, sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya dan dalam koordinasi dan fungsi orang lain.Tim kesehatan diadakan untuk masyarakat. Masyarakat mempunyai kebutuhan akan kesehatan dan merupakan tugas tim kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak seorangpun yang dapat memiliki seluruh keterampilan yang diperlukan. Atau mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal yang perlu supaya dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang kecil sekalipun. Dengan demikian, setiap orang harus bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikannya. Keberhasilan suatu program tergantung pada peran aktif atau keterlibatan masyarakat dan perorangan yang terkait. Tim kesehatan memegang peranan penting dalam pelayanan ini tetapi untuk mencapai sukses iya tidak dapat bekerja sendiri.Prinsip-prinsip saling ketergantungan (interdependensi) dan kerjasama kelompok adalah sama untuk semua kasus, tetapi beda penerapannya. Untuk mencapai tujuannya, sebuah tim kesehatan harus dapat mendorong, merangsang dan mendukung peran serta masyarakat untuk mempercayai sepenuhnya sebuah usaha dan sumber daya mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Anggota tim kesehatan antar lain :Dokter, Perawat, Fisioterapis, Radiologis, Laboran, Ahli gizi, dan juga Apoteker.

LI 1.2 Menjelaskan Tugas dari Dokter Gigi dalam Poliklinik atau Rumah SakitDefinisiDokter gigi merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien di poliklinik gigi, rumah sakit ataupun puskesmas. Dokter juga dapat dianggap sebagai jantung layanan kesehatan. Tugas pokokMengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut terlaksana dengan baik.Kegiatan pokok1. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu :Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar umum terdiri dari : Premadikasi Pencabutan gigi Penambalan gigi Perawatan syaraf gigi Melaksanakan konsultasi gigi Menerima atau melaksanakan kasus-kasus darurat.

2. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen.

3. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat ditanda-tangani di poliklinik.

4. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan gigi dan mulut.

Hak dan kewajiban1. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.2. Hak dan kewajiban dokter.3. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak: Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan menerima imbalan jasa. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:1) memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.

2) merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.

3) merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.4) melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan5) menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

1. Endang Kusuma Astuti, 2009, Perjanjian terapeutik dalam upaya pelayanan medis di Rumah Sakit, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 172. Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 1 ayat (2)3. Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 514. Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 52

LI 1.3 Menjelaskan Prosedur dari Pemeriksaan PasienPeran dokter dalam tim pelayanan kesehatan yang profesional yang bekerjasama dengan tim pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan pada individu, masyarakat, maupun keluarga. Dokter dan tim pelayanan kesehatan ini juga dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperti pemerintah, pihak rumah sakit, fakultas kedokteran gigi, departemen kesehatan, dan pihak-pihak lain terutama dalam mengadakan sistem rujukan.Sebagai seorang dokter gigi yang profesional langkah-langkah pemeriksaan pasien yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Identifikasi pasien terdiri dari : Nama pasien Umur pasien Jenis kelamin Alamat Pendidikan Suku bangsa, dll Pekerjaan Riwayat kesehatan Tinggi, berat badan

2. Anmnesis atau pemeriksaan subyektifAnamnesis adalah salah satu cara pengumpulan data status pasien yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Anamnesis meliputi : Keluhan utama Riwayat kasus (riwayat gigi-geligi, riwayat penyakit, riwayat keluarga)Anamnesis itu sendiri bertujuan untuk penentuan status medik pada pasien.

3. Analisis atau pemeriksaan kelinisPemeriksaan klinis secara umum pada pasien dapat dilakukan dengan mengukur dan mengamati tinggi badan dan berat badan pasien serta keadaan jasmani, keadaan mental dan status gizi. Pemeriksaan klinis itu sendiri bertujuan untuk memperkirakan pertumbuhan dan perkembangan pasien secara umum dan untuk menentukan apakah pasien nanti dapat bekerjasama dengan baik bersama operator dalam proses perawatan untuk mendapatkan hasil perwatan yang optimal.

4. Pemeriksaan tanda-tanda vital atau pemeriksaan objektif Pemeriksaan tensi atau tekanan darah Pemeriksaan perkusi (menepuk atau memukul ringan) Pemeriksaan palpasi atau nadi (perabaan) Pemeriksaan suhu tubuh dan pernapasan

5. Diagnosis sementaraDiagnosis yang masih bersifat sementara, sebelum hasil pemeriksaan khusus diketahui.

6. Pemeriksaan penunjang Foto ronsen Laboratorium Radiologi

7. DiagnosisYaitu pemeriksaan keadan gigi dan memebuat rencana perawatan gigi.

8. Informed consentYaitu pengakuan atas hak otonomi pasien (menentukan sendiri apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya).

9. Medikasi atau pengobatanMedikasi yaitu proses pengobatan yang dilakukan dokter gigi guna penyembuhan, terapi dan pereda penyakit yang terjadi dirongga mulut dan gigi.

LO 2 MENJELASKAN DOKTER GIGI MUSLIM

Peran dokter gigi muslim

Dokter gigi muslim yang dalam melaksanakan praktek dan pemeriksaanya berpedoman kepada azas-azas dalam syariat islam dengan menujukkan perilaku-perilaku yang baik dalam membina hubungannya dengan masyarakat, seorang dokter gigi muslim dapat menjadikan kode etik kedokteran gigi sebagai landasan pasal 6 yang berbunyi Setiap dokter gigi di indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai motivatir, pedidikan, dan pemberi pelayanan kesehatan secara promotif (penyuluhan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pengembalian fungsi). Menggambarkan seorang dokter gigi muslim terhadap masyarakat.

LI 2.1 Menjelaskan Profesionalitas Dokter Gigi Muslim

Untuk menjadi seorang dokter gigi profesional, terutama dokter gigi, selain harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kedokteran sesuai bidangnya dan juga kemampuan bekerja, menganalisa dan menggunakan keterampilan tangannya dengan baik, seorang dokter juga harus memiliki kepribadian yang baik, kriteria kepribadian dan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang dokter profesional antara lain :

1). Memiliki sifat five star doctor :a. Care Provider : memiliki kepedulian terhadap pasien dan lingkungan tempatnya bekerja.b. Decision Maker : dapat mengarahkan pasiennya dan dapat membuat keputusan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan keadaan pasien tersebut.c. Communicator : memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pasiennya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan dapat mengetahui dengan jelas keadaan pasiennyad. Community Leade: mampu menjadi pemimpin bagi para pasiennya dan lingkungan disekitarnya. menjadi pemimipin bukan berarti hanya memiliki tugas memimpin namun juga melayani.e. Manager : mampu mengatur pasien dalam dirinya sendiri dengan baik.

1. Empati2. Moral Responsibility3. Disiplin4. Based Competency5. Belajar sampai akhir hayatnya6. Etika

LI 2.2 Menjelaskan Kemampuan dan Keterbatasan Diri Seorang Dokter Gigi

Kemampuan dan keterbatasan diri seorang dokter gigi dalam praktek kedokteran giginya :1. Menerapkan mawas diri Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokteran dan berkonsultasi bila diperlukan. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam profesi dan pribadi. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, teman sejawat, instruktur. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktik. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokterannya.

2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Bereperan aktif dalam program pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya. Menunjukan sikap kritis dalam praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Dentistry). Mengambil keputusan apakah yang akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil. Menanggapi secara krisis literatur kedokteran dan relefansinya terhadap pasien. Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya.

3. Mengembangkan pengetahuan baru Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitian yang adaLI 2.3 Menjelaskan Peran Dokter Gigi dalam Tim Pelayanan Kesehatan yang ProfesionalBekerja sama dengan tim pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan pada individu, masyarakat, maupun keluarga. Dokter dan tim pelayanan kesehatan ini juga dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti pemerintah, pihak rumah sakit, fakultas kedokteran gigi, departemen kesehatan, dan pihak-pihak lain terutama dalam mengadakan sistem rujukan.Sistem rujukan dapat dilakukan oleh sebuah tim yang dilakukan dipuskesmas maupun sekolah :a. Dipuskesmas, tim kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan oleh dokter gigi, perawat gigi, petugas kesehatan.b. Disekolah, tim kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan oleh dokter gigi, maupun petugas uks. Peran dokter gigi dalam tim pelayanan kesehatan yang profesional merupakan unsur yang memberikan pengaruh besar atau paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.Dokter gigi juga mempunyai peran, yaitu:1. Berperan sebagai menager baik dalam praktik pribadi maupun sistem pelayanan kesehatan.2. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif.3. Mampu mengatasi prilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan kesehatan.4. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan.5. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan.6. Berperan dalam mengelola masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme.7. Menangani segala bentuk kelainan dari penyakit gigi dan mulut.8. Secra menajemen melibatkan perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, pemantauan dan evaluasi program puskesmas, mengintegrasikan kegiatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat, pembinaan Prokesa, perawatan gigi dan tenaga paramedis non-gigi.

Mencari tahu sikap profesional dokter gigi ?Sikap profesional pada dokter gigi terletak pada etik yang yang biasa digunakannya dalam menghadapi seorang pasienEtik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter.

World Medical Association dalam Deklarasi Geneva pada tahun 1968 menelorkan sumpah dokter (dunia) dan Kode Etik Kedokteran Internasional. Kode Etik Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Kode Etik Kedokteran Indonesia dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran Internasional.

Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.

Nilai-nilai materialisme yang dianut masyarakat harus dapat dibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter, seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence (melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence (tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien) dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme (pengabdian profesi).

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banyak latihan, dan lebih banyak dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi etik-klinik tertentu (clinical ethics), sehingga cara berpikir etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari pembuatan keputusan medis sehari-hari. Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan yang diberikan para seniornya bertolak belakang dengan situasi ideal dalam pendidikan.

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan cabang, serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkat pusat, wilayah dan cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit) didirikan Komite Medis dengan Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasi pelaksanaan etik dan standar profesi di rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunan rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (Makersi).

Pada dasarnya, suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya. Namun suatu pelanggaran etik profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk peringatan hingga ke bentuk yang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang kompeten) dan pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi tersebut diberikan oleh MKEK setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut melanggar etik (profesi) kedokteran.

LI 2.4 Menjelaskan Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Persfektif IslamIlmu berasal dari bahasa Arab yaitu (alima, yalamu, ilman) yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Ilmu dari segi Istilah ialah Segala pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-rasulnya dan alam ciptaannya termasuk manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah. Ilmu dalam bahasa Inggris disebut science, sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah: 1.Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. 2.Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis. 3.Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan. 4.Yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari ilmu. 5.Ilmu menuntut pengalaman dan berpikir metodis. 6.Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya.kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, kita seolah diperbudak oleh perkembangan zaman. Tapi tidaklah selalu demikian, hal ini tergantung kepada sikap dan mental kita untuk lebih menghadapi dan memahami dampak-dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan mesti menempatkannya untuk hal kebaikan dunia dan akhirat. Di sinilah bukti bahwa Allah SWT, Pemilik segala ilmu, menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang-orang berakal dan beriman untuk lebih giat menuntut ilmu agar manusia mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya, sehingga ia menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia. Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini. Namun kebanyakan dari manusia, mereka lebih mengutamakan harta benda dibanding ilmu yang sebenarnya harta benda itu sendiri dapat habis dengan sekejap jika ia tak memiki ilmu untuk tetap memeliharanya sebagai titipan Allah SWT, bahkan dapat menjadi malapetaka bagi pemiliknya. Sebaliknya dengan ilmu, ia akan bertambah terus yang tidak pernah habis-habisnya sebagai kunci untuk memperoleh apa yang dicita-citakan dalam hal duniawi ataupun ukhrawi yang harus direalisasikan dengan usaha dan mengamalkannya. Menyikapi hal seperti ini, Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu. Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan harta benda." (H.R. Ad-Dailami). Ini berarti, dengan ilmu segala sesuatu dapat tercapai, selama ia istiqamah dan ada dalam jalan Allah SWT. Maka dengan ke-istiqamahan dan ber-amar ma'ruf nahi munkar baik dalam menuntut ilmu ataupun mengamalkannya, secara otomatis ia akan mampu menjalankan hidup dengan baik guna tercapainya apa yang dimaksud. Dalam sebuah hadist Nabi menyatakan, "Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu." Oleh karena itu diwajibkan bagi kaum Muslim untuk menuntut ilmu baik ilmu agama yang hukumnya fardhu 'ain, ataupun ilmu-ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum dengan hukum fardhu kifayah. Ilmu adalah suatu yang sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah SWT bagi manusia yang menjadi perantara untuk menjadi insan bertakwa. Disinilah Islam sangat menganjurkan sekali untuk mencari ilmu di mana pun ilmu itu berada, sebagai kunci untuk membuka segala sesuatu. Kita mesti sadar bahwa jika seseorang, golongan, atau pun bangsa ingin menjadi manusia yang berkualitas maka mereka harus mengerti apa hakikat dan kedudukan dari ilmu pengetahuan itu sendiri yang akan memebentuk dan mengarahkan jiwa dan akal pikiran. Ilmu adalah sebagai penerang yang mampu mengubah jalan keburukan, kebodohan yang melahirkan kebijaksanaan dalam berbagai masalah-masalah kehidupan selama ada dalam koridor- koridor agama. Menuntut ilmu wajib hukumnya. Rasulullah Saw bersabda menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan . Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firmannya Alquran surah Al-Mujaddilah ayat 11.Surah al-Mujadilah ayat 11

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis. maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu. maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Kewajiban menuntut ilmu juga ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu : )) Artinya :Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat(HR. Ibnu Abdil Bari).

Hadits-Hadits tentang Menuntut Ilmu dalam Islam Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah). Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami). Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim). Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.(Bukhari). Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi). Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani). Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Quran dan yang mengajarkannya (HR bukhari). Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud ). Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama (Sahih Ibnu Majah). Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami). Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352). Abdullah bin Masud berkata, Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya.(Bukhari). Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Quran dan ahlinya, serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi). Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan ,Alif,lam,mim satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf , dan mim satu huruf,(HR Bukhori). Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).Hukum dalam Profesi KedokteranPada masa kini dapat disepakati luas ruang lingkup peraturan hukum untuk kegiatan pelayanan kesehatan menurut ilmu kedokteran mencakup aspek-aspek di bidang pidana, hukum perdata, hukum administrasi, bahkan sudah memasuki aspek hukum tatanegara.

Persyaratan pendidikan keahlian, menjalankan pekerjaan profesi, tatacara membuka praktek pengobatan, dan berbagai pembatasan serta pengawasan profesi dokter masuk dalam bagian hukum administrasi. Hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan pelayanan kesehatan, persetujuan antara dokter dan pasien serta keluarganya, akibat kelalaian perdata serta tuntutannya dalam pelayanan kesehatan masuk bagian hukum perdata. Kesaksian, kebenaran isi surat keterangan kesehatan, menyimpan rahasia, pengguguran kandungan, resep obat keras atau narkotika, pertolongan orang sakit yang berakibat bahaya maut atau luka-luka masuk bagian hukum pidana.

Dalam negara hukum yang sudah meningkat kearah negara kesejahteraan menjadi kewajiban negara dengan alat perlengkapannya untuk mewujudkan keadaan bagi kehidupan setiap orang, keluarga dan masyarakat memperoleh kesejahteraan (well being) menurut penjelasan pasal 1-6 Undang-Undang no. 9/ 1960 berarti melibatkan tenaga kesehatan atau dokter turut secara aktif dalam semua usaha kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha kesehatan pemerintah yang melibatkan tenaga kesehatan selaku aparat negara yang berwenang merupakan pengembangan aspek hukum tatanegara didalam hukum kedokteran kesehatan.

Semua aspek hukum dalam peraturan hukum kedokteran kesehatan menjadi perangkat hukum yang secara khusus menentukan perilaku keteraturan atau perintah keharusan atau larangan perbuatan sesuatu itu berlaku bagi para pihak yang berkaitan dengan usaha kesehatan sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundangan.

Disamping norma-norma hukum yang terdapat didalam hukum kedokteran kesehatan, berlaku juga norma etik kesehatan / norma etik kedokteran sebagai petunjuk tentang perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk dalam kehidupan yang susila sehari-hari. Tugas pekerjaan yang dilaksanakan secara profesional memerlukan dukungan yang ditaati berdasarkan kekuasaan moral dan salah satu diantaranya tercantum dalam rumusan kode etik kedokteran maupun kode etik tenaga kesehatan yang lainnya.

Sebagaimana norma etika sukarela ditaati berdasarkan keluhuran sikap / tanggung jawab moral dari setiap orang yang menjalankan pekerjaan profesi, akan tetapi sebagian yang lain harus dikuatkan menjadi tatanan sosial (bukan peraturan hukum) yang dirumuskan secara tertulis, baik mengenai kewajiban moril / akhlak dalam kode etik profesi maupun mengenai kewajiban lain yang berhubungan dengan tugas pekerjaan profesi dalam hukum disipliner. Sanksi berupa celaan / teguran dan atau tindakan tata tertib / administratif diserahkan kepada kebijaksanaan badan organisasi profesi yang bertindak bukan sebagai badan peradilan.

DAFTAR PUSTAKA

Harris R,Wilson-Barnet),Griffiths P,et al. Patient assessment:validation of a nursing instrument. Int jadurs stud 1998; 35:303-313.Siti Aisah Boedihardja. Citra profesionalisme kedokteran .Jakarta: Departmen Ilmu Kesehatan kulit dan kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.http://mhs.blog.ui.ac.id/putu www.rsob-online.net/informsi/pengertian www.responsitory.usu.ac.idhttp://www.elib.unicm.co.idwww.SHVOONG.comwww.rsob-online.netwww.polikliik.ipdn.ac.idhttp://www.dinkesbanjarmasin.org/pengumuman/0723021251.htmlhttp://fityan.org/berita-205-keutamaan-menuntut-ilmu.htmlhttp://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/http://muslim.or.id/muslimah/pahala-melimpah-bagi-muslimah-yang-tinggal-di-rumah.html

15