Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

47
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air Susu Ibu (ASI) terbukti secara alami memberi manfaat bagi bayi dan ibu. Bagi ibu dapat mempercepat pemulihan kondisi pasca melahirkan dan bisa sebagai alat kontrasepsi alami (penundaan kehamilan). Sedangkan bagi bayi, Asi sangat baik dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, aspek neurolik, aspek ekonomik. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS). Di Kecamatan Wonoayu pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 39,61% atau 444 dari 1.121 bayi yang ada, ada kenaikan bila dibanding cakupan tahun 2012 yaitu bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 25,38% atau 303 dari 1.194 bayi yang ada. Dari data yang di terima, desa Mojorangagung pada tahun 2014 menjadi desa dengan pemberian ASI tertinggi di kecamatan Wonoayu dengan persentase sebesar 100% atau 7 dari 8 bayi dan Desa Lambangan dengan presentase sebesar 19,35% atau 6 dari 32 bayi, yang merupakan desa dengan pemberian ASI Eksklusif terendah dari 23 desa yang ada di Kecamatan Wonoayu. Sehingga dari data di atas, peneliti mengambil Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo untuk diteliti.

description

tes

Transcript of Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

Page 1: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Air Susu Ibu (ASI) terbukti secara alami memberi manfaat bagi bayi dan ibu.

Bagi ibu dapat mempercepat pemulihan kondisi pasca melahirkan dan bisa sebagai alat

kontrasepsi alami (penundaan kehamilan). Sedangkan bagi bayi, Asi sangat baik dari

aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, aspek neurolik, aspek

ekonomik. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari sindroma kematian

mendadak (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS).

Di Kecamatan Wonoayu pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif

sebesar 39,61% atau 444 dari 1.121 bayi yang ada, ada kenaikan bila dibanding cakupan

tahun 2012 yaitu bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 25,38% atau 303 dari

1.194 bayi yang ada.

Dari data yang di terima, desa Mojorangagung pada tahun 2014 menjadi desa

dengan pemberian ASI tertinggi di kecamatan Wonoayu dengan persentase sebesar

100% atau 7 dari 8 bayi dan Desa Lambangan dengan presentase sebesar 19,35% atau 6

dari 32 bayi, yang merupakan desa dengan pemberian ASI Eksklusif terendah dari 23

desa yang ada di Kecamatan Wonoayu. Sehingga dari data di atas, peneliti mengambil

Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian :

Adakah beberapa faktor risiko ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan dalam pemberian

asi Eksklusif di Desa Lambangan , Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo Agustus

2014 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menganalisis Adakah beberapa faktor risiko ibu yang mempunyai bayi

6-12 bulan dalam pemberian asi Eksklusif di Desa Lambangan , Kecamatan

Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014 ?

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu.

Page 2: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

2

b. Mengidentifikasi usia ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan – 12 bulan

tentang ASI Eksklusif di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu

Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

c. Menganalisis faktor risiko usia ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan –

12 bulan terhadap pemberian ASI ekslusif di Desa Lambangan

Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia > 6

bulan bulan – 12 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Lambangan

Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

e. Menganalisis faktor risiko tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi

usia > 6 bulan – 12 bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa

Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

f. Mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu yang memiliki bayi usia > 6

bulan – 12 bulan tentang ASI Eksklusif di desa Lambangan kecamatan

Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

g. Menganalisis faktor risiko tingkat pendidikan ibu yang memiliki bayi

usia > 6 bulan – 12 bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif di desa

Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

h. Mengidentifikasi pekerjaan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan – 12

bulan tentang ASI Eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu

Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

i. Menganalisis faktor risiko pekerjaan ibu yang memiliki bayi usia > 6

bulan – 12 bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif di desa Lambangan

kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014

j. Mengidentifikasi jumlah penghasilan ASI Eksklusifala keluarga ibu

yang memiliki bayi usia > 6 bulan – 12 bulan tentang ASI Eksklusif di

desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus

2014

k. Menganalisis faktor risiko jumlah penghasilan ASI Eksklusifala keluarga

ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan – 12 bulan terhadap pemberian

ASI Eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten

Sidoarjo Agustus 2014.

Page 3: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

3

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi bagi

masyarakat tentang masalah pemberian ASI Eksklusif dan memotifasi

masyarakat agar lebih bisa meningkatkan pemberian ASI Eksklusif.

2. Bagi Puskesmas Wonoayu

Bahan masukan bagi puskesmas Wonoayu dalam menentukan langkah-

langkah untuk mencari solusi atas masalah memengaruhi pemberian ASI

Eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

3. Bagi daerah lain

Bahan masukan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah

pemberian ASI Eksklusif di daerah lain yang memiliki kondisi desa yang

serupa.

4. Penulis

Sebagai prasyarat yang harus dipenuhi dalam tugas kepaniiteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat dan bahan penelitian lebih lanjut.

Page 4: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun makanan

lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi

tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih

sayang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2005).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI Eksklusif

(menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa

tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2

tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa

makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama

kehidupan (Depkes RI, 2005).

B. Kandungan ASI

Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6

bulan pertama kehidupan, dianjurkan pada masa ini bayi hanya diberikan ASI.

Kandungan zat gizi dalam ASI, menurut Soedibyo S. (1997) yaitu :

1. ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam

jumlah yang tepat.

2. ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya dan

laktosa merupakan zat yang diperlukan bayi manusia.

3. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi. Bayi selama 6 bulan pertama

tidak memerlukan vitamin tambahan.

4. ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat

besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap usus bayi dengan baik. Bayi yang

disusui tidak akan menderita anemia kekurangan zat besi.

5. ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas.

6. ASI mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat.

4

Page 5: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

5

C. Manfaat ASI

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus

diberikan ASI Eksklusifada bayi segera setelah dilahirkan atau paling lambat 30 menit

setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk merangsang produksi

ASI selanjutnya. ASI yang keluar beberapa hari setelah persalinan disebut kolostrum

(Depkes RI, 2005).

Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan

berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan ASI

Eksklusifada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun

mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal

(sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus harus dihindari (Depkes RI, 2005).

Pada usia 0 – 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (ASI esklusif), karena

produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh

kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0 – 4 bulan dapat

membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna

makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan

ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi seperti diare, alergi dan bahaya

lain yang fatal. Tanda bahwa ASI Eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi

tidak rewel dan tumbuh sesuai dengan grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

D. Cara ASI Melindungi terhadap Infeksi

Bayi yang disusui lebih sedikit terkena diare bila dibandingkan dengan bayi

yang diberikan makanan buatan. Bayi tersebut juga lebih sedikit menderita infeksi

saluran pernafasan dan telinga tengah. Bayi yang diberi ASI akan menderita infeksi

lebih sedikit, karena :

1. ASI bersih dan bebas bakteri sehingga tidak membuat bayi sakit.

2. ASI mengandung antibodi atau zat kekebalan immunoglobulin terhadap

banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai

bayi bisa membuat antibodinya sendiri.

3. ASI mengandung sel darah putih atau leukosit hidup yang membantu

memerangi infeksi.

Page 6: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

6

4. ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria

khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. laktobacillus

bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.

5. ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah

pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.

E. Pola pemberian ASI

Agar pemberian ASI Eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan

lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal,

ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu

menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping

itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk

dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu

sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila

payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI

dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).

Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi

selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui

harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir

yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi

(Depkes RI, 1996).

F. Masalah Pemberian ASI

Kegagalan pemberian ASI Eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel

otak sebanyak 15% – 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada

tahap selanjutnya. Pada umur 4 – 6 bulan (masa transisi), bayi terus minum ASI dan

mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI berbentuk

lumat atau setengah cair. Pada umur 6 – 9 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI perlu

diperhatikan.MP-ASI diberikan sesuai dengan umur bayi, minimal diberikan 3 kali

sehari. Porsi MP-ASI setiap kali makan yaitu pada umur 6 bulan minimal 6 sendok

makan. Pada umur 7 bulan minimal 7 sendok makan. Pada umur 8 – 9 bulan berturut-

turut berikan 8 dan 9 sendok makan (Depkes RI, 2005).

Page 7: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

7

Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan ASI Eksklusif ada

bayi agar pada saat umur 12 bulan, bayi sudah dapat makan bersama keluarga. Porsi

makan anak 12 bulan kira-kira separuh dari porsi orang dewasa. Pemberian ASI tetap

diberikan sampai bayi berumur 2 tahun. Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang

hijau, biskuit, pepaya dan jeruk) perlu diberikan. Pada umur 24 bulan, secara bertahap

anak perlu disapih antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui (Depkes RI,

1996).

Apabila ibu menghadapi masalah grafik pertubuhan bayi tidak sesuai KMS,

puting lecet, payudara bengkak, puting terbenam dan lain-lain dianjurkan menghubungi

petugas kesehatan, bidan, klinik laktasi di Rumah Sakit Sayang Bayi (RSSB) atau

Kelompok Pendudkung ASI (KPA). Bagi ibu pekerja dianjukan untuk tetap menyusui

sebelum dan sesudah bekerja (Depkes RI, 1996).

G. Apa yang dapat dilakukan oleh ibu pekerja

Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya. Dianjurkan untuk

mengikuti cara-cara dibawah ini untuk mencegah penurunan produksi ASI dan

penyapihan yang terlalu dini :

1. Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui. Selanjutnya ASI diperas

dan disimpan untuk diberikan pada bayi selama ibu bekerja disamping susu

formula kalau masih diperlukan.

2. Bila mungkin, ibu pulang untuk menyusui pada tengah hari.

3. Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja dan pada malam hari.

4. Tidak menggunakan susu formula pada hari libur.

5. Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah melahirkan, tunggu sampai 1 – 2

bulan untuk meyakinkan lancarnya produksi ASI dan masalah pada awal

menuyusui telah teratasi. Kalau ibu ingin memberikan susu formula dengan

menggunakan botol, maka dapat dicoba setelah ibu yakin bahwa bayinya telah

mampu menyusui pada ibu dengan baik untuk menghindari bayi bingung puting.

Pastikan bahwa hak azasi menyusui bagi ibu bekerja di sektor formal dan

informal didukung oleh pemerintah dan pengusaha. Mintalah menteri tenaga kerja untuk

mengesahkan konvensi perlindungan persalinan. Kampanyekan perlunya fasilitas dan

tetap memberi waktu menyusui atau memeras ASI ditempat kerja. Galilah cara-cara

Page 8: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

8

kreatif untuk mendukung hak azasi menyusui ibu pekerja di sektor informal (Depkes RI,

2000).

Ditempat kerja, ibu dapat mengeluarkan ASI-nya dengan tangan dan disimpan

dalam wadah bersih, tertutup dan selanjutnya diberikan ASI Eksklusifadanya bayinya

saat ibu pulang kerumah. ASI yang dikeluarkan tadi dapat disimpan dan tidak rusak

selama 6 jam pada suhu kamar atau selama 24 jam dalam lemari es. Apabila bayi atau

anak sakit tetap teruskan menyusui dan berikan MP-ASI lebih cair atau lunak (Depkes

RI, 1996).

H. Cara Menyusui Bayi Terhadap Payudara Dalam Posisi Yang Benar

Cara-cara menyusui bayi dalam posisi yang benar yaitu :

1. Ibu harus duduk dan berbaring dengan santai. Kursi rendah biasanya jauh

lebih baik

2. Perhatikan cara memegang bayi sehingga bayi menghadap payudara dan

lambung bayi menempel pada ibu. Bila diinginkan ibu dapat mengendong bayi

diats bantal. Seluruh badan bayi harus menghadap payudara, tidak hanya

membelokkan ASI Eksklusifada bayi saja

3. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar ASI Eksklusifala dan

lehernya harus sedikit teregang.

4. Ibu harus memegang dan menawrkan seluruh payudaranya, tidak boleh

memencet puting susu atau aerolanya saja

5. Ibu menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu untuk

merangsang refleks rooting

6. Ibu menunggu sampai mulut bayi terbuka dan bayi ingin mulai menyusu,

serta cepat gerakan bayi ke payudara

7. Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi kedasar aerola. Hal ini membuat

puting susu diatas pusat mulut, sehingga puting mudah menyentuh dan

merangsang langit-langit (King FS, 2002).

Page 9: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

9

Gambar 2. 1 Posisi yang benar saat menyusui (King, 2002)

I. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumberdaya

manusia. Menurut Andrew E. Sikula dalam Martoyo S. (1996) pendidikan adalah suatu

proses pendidikan jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan prosedurnya

diorganisisr melalui konsep belajar manajerial perorangan dan pengetahuan teoritis

untuk tujuan umum.

Pendidikan diselenggarakan sebagi suatu proses pembudayaan dan

pembedayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan

diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan

diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi

segenap warga masyarakat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua

komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu layanan pendidikan (Anonim, 2003).

Sciartino (1999) mengemukakan bahwa pendidikan yang cukup merupakan

dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta

turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan

perilaku masyarakat. Menurut Sciartino, pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu

proses belajar yang memberikan latar belakang berupa mengajarkan ASI Eksklusifada

manusia untuk dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk

menilai apakah budaya masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang

merubah tingkah laku.

Page 10: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

10

Menurut Maslow, motifasi berfaktor risiko dengan 5 (lima) macam kebutuhan

penting yang secara bersama dan membentuk hirarki yaitu :

1. Kebutuhan fisiologi (Physiologikal needs )

2. Kebutuhan rasa aman ( Safety needs )

3. Kebutuhan sosial ( Social needs )

Dari definisi di atas pendidikan dan latihan bersifat filosofis dan teoritis dan

lebih diarahkan untuk golongan manajer. Sedangkan latihan dimaksudkan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu

dalam waktu yang relatif singkat.

J. Istilah-istilah Yang Berhubungan dengan Pendidikan

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

ASI Eksklusifribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003).

2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan

jenis pendidikan tertentu (Anonim, 2005).

3. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan (Anonim, 2005).

4. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasaran

tingkatan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan

kemampuan yang dikembangkan (Anonim, 2005).

5. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan

pendidikan suatu satuan pendidikan (Anonim, 2005).

6. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada

setiap jenjang dan jenis pendidikan (Anonim, 2005).

K. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Page 11: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

11

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

ASI Eksklusif pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Anonim, 2003).

L. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

diskrimantif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai

kultural dan kemajemukan bangsa.

2. Pendidikan diselenggaran sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem

terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan diselenggarakan sebagi suatu proses pembudayaan dan

pembedayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

4. Pendidikan dielenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun

kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran.

5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,

menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan (Anonim, 2003).

M. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan

pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan juga

berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil

belajar secara formal, informal dan non formal (Mangindaan, 1996) dalam Toruntju

(2005). Menurut Sarwono (1997) dalam Toruntju (2005) pengetahuan lebih bersifat

pengenalan terhadap sesuatu benda atau hal secara obyektif.

Pengetahuan atau kognitif seseorang tentang ASI adalah hasil tahu yang terjadi

setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang sebagian

Page 12: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

12

besar diperoleh melalui indera mata dan telinga. Pengetahuan ini merupakan bagian

yang penting dalam membentuk perilaku seseorang. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa pengetahuan seseorang tentang ASI adalah merupakan hasil tahu seseorang

setelah melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah obyek yang berkaitan

dengan pola pemberian ASI.

N. Status pekerjaan ibu

Ibu-ibu yang bekerja dari pagi hingga sore tidak memiliki waktu yang cukup

bagi anak-anak dan keluarga. Dalam hal ini ibu mempunyai peran ganda yaitu sebagai

ibu rumah tangga dan wanita pekerja. Walaupun demikian ibu dituntut tanggung

jawabnya ASI Eksklusifada suami dan anak-anaknya, khususnya memelihara anak.

Keadaan yang demikian dapat mempengaruhi keadaan gizi keluarga khususnya anak

bayi dan usia sekolah. Ibu-ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu yang cukup untuk

memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan serta

kurang perhatian dan pengasuhan ASI Eksklusif ada anak (Berg, A & Sajogyo, 1986).

O. Tingkat pendapatan keluarga

(Adisasmito, 2007) mengatakan di Indonesia dan negara lain menunjukkan

bahwa terdapat faktor risiko timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk, proporsi anak

yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding terbalik dengan pendapatan. Semakin kecil

pendapatan penduduk, semakin tinggi persentase anak yang kekurangan gizi sebaliknya

semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentase gizi buruk.

Menurut (Winarno, 1993) terdapat kecenderungan penurunan pengeluaran sesuai

dengan kenaikan pendapatannya, namun pengeluaran untuk pangan masih merupakan

bagian terbesar dari pengeluaran rumah tangga Indonesia, lainnya Winarno juga

menambahkan salah satu penyebab kurang gizi disebabkan oleh faktor ekonomi dan

sosial budaya yang secara nyata telah memberikan gambaran menyeluruh mengenai

masalah gizi di daerah masyarakat miskin. Faktor risiko pendapatan dan gizi dalam

keluarga didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari peningkatan pendapatan

untuk perbaikan kesehatan dan gizi. Sebaliknya jika pendapatan seseorang maka daya

beli berkurang sehingga kemungkinan kebiasaan makan dan cara lain menghalangi

perbaikan gizi sehingga kurang efektif untuk anak-anak.

Page 13: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

FAKTOR INTERNAL

13

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan gambar :

: Faktor yang diteliti

: Faktor yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep, Modifikasi (Depkes RI, 2000).

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

1. Usia

2. Pengetahuan Ibu

3. Pendidikan Ibu

4. Pekerjaan Ibu

5. Penghasilan Keluarga

FAKTOR EKSTERNAL

1. Pelayanan Kesehatan

2. Lingkungan

13

Page 14: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

14

Penjelasan :

Penelitian disusun dengan kerangka konsep pemberian ASI Eksklusif menjadi 2

(dua) bagian besar. Faktor internal diindikatori oleh penilaian seperti pendidikan,

pengetahuan, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga. Faktor eksternal diindikatori

penilaian berupa pelayanan kesehatan dan lingkungan.

Penelitian berjudul beberapa faktor risiko ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan

dalam pemberian asi Eksklusif di Desa Lambangan , Kecamatan Wonoayu, Kabupaten

Sidoarjo Agustus 2014, yang diteliti adalah faktor internal.

B. Hipotesis

1. Ada faktor risiko antara usia ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di desa

Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

2. Ada faktor risiko antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

3. Ada faktor risiko antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

4. Ada faktor risiko antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

5. Ada faktor risiko antara penghasilan keluarga dengan pemberian ASI

Eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus

2014.

Page 15: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

15

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan rancangan

case-control analytic study yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari

faktor risiko antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus

(dengan paparan) dan kelompok kontrol (tanpa paparan) secara retrospektif untuk

mengidentifikasi kemungkinan faktor risikonya (Dawson, 2004). Dimana penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui faktor risiko beberapa faktor yang memengaruhi

pemberian ASI ekslusif Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

pada Agustus 2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten

Sidoarjo, dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus - 13 September 2014.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan

bulan – 12 bulan di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, ,

sejumlah 30 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi

sebagai berikut:

1. Ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan bulan – 12 bulan bertempat tinggal di

Desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

2. Mampu berkomuniksi dengan baik.

3. Bersedia diwawancarai.

Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi berusia

≤ 6 bulan bulan – > 12 bulan .

Karena terdapat 6 kasus pemberian ASI Eksklusif selama 2013, maka sesuai

case-control study, peneliti mengalokasikan jumlah subjek yang diteliti disesuaikan

dengan standar minimal 30 yang akan menghasilkan distribusi normal (Dawson, 2004).

Kontrolnya adalah sebagai penentuan faktor yang memengaruhi pemberian ASI

15

Page 16: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

16

ekslusif. Maka besar kontrol yaitu 30 (standar minimal) dikurangi jumlah kasus ( 22 )

sehingga kontrolnya menjadi 8.

D. Variable Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu. Variabel-variabel dalam penelitian ini,yaitu:

1. Variabel Bebas atau Variabel Independent :

a) Usia ibu

b) Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

c) Tingkat pendidikan ibu

d) Jenis pekerjaan ibu

e) Tingkat penghasilan keluarga

2. Variabel Terikat atau Variabel Dependent :

Pemberian ASI ekslusif di Desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu,

Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner pada

ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan bulan – 12 bulan , meliputi :

a. Karakteristik ibu (usia ibu, pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan

ibu dan penghasilan keluarga)

b. Karakteristik anak (umur dan jenis kelamin)

2. Data sekunder didapatkan dari data yang ada di Puskesmas Wonoayu

Kabupaten Sidoarjo, yaitu seluruh data tentang ibu yang memiliki bayi usia > 6

bulan bulan – 12 bulan yang memberikan ASI ekslusif di Desa Lambangan

Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.

F. Definisi Operasional Variabel

Tabel IV. 1 Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

KATEGORI SKALA

1. ASI ekslusif pemberian ASI saja a. Diberi asi Nominal

Page 17: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

17

pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain

b. tidak diberi asi

2. Usia Rentang waktu antara saat lahir sampai saat pengambilan data, dihitung saat ulang tahun terakhir. (Nugroho,2000)

a. Usia ≤ 18 - 25 (elderly adulhood )

b. Usia > 25 - 60 (middle years)

Nominal

3. Pendidikan ijazah tertinggi yang diraih responden. Mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, Perguruan tinggi/Akademi. Bila tidak memiliki ijazah dimasukkan golongan tidak sekolah / tidak tamat SD/MI.

a. Kurang: < Wajib

belajar 9 tahunb. Cukup

: ≥ Wajib belajar 9 tahun.

Nominal

4. Pengetahuan kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan mengenai ASI Eksklusif. Meliputi: Manfaat ASI, Pengertian ASI Eksklusif, alasan pemberian ASI Eksklusif, faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif, cara menyusui yang benar.

a. Pengetahuan kurang : Jika jawaban benar (< 80%)

b. Pengetahuan baik : Jika jawaban benar ( >80% - 100%)

Nominal

5. Pekerjaan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan (Notoatmodjo ,2010), Secara berurutan kriteria jenis pekerjaan diperkirakan menyebabkan kontak ibu dengan anak memakan waktu lebih lama sampai kurang lama yaitu: PNS atau Karyawan, Wiraswasta

a. Berkerjab. Tidak Bekerja

Nominal

Page 18: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

18

atau Pedagang, Tani atau Buruh Tania atau Buruh, Ibu rumah tangga atau Tidak bekerja.

6. Penghasilan jumlah penghasilan yang didapat oleh keluarga dalam setiap bulannya, baik penghasilan ibu maupun bapak sebagai kepala keluarga. Tingkat penghasilan dikelompokkan menurut UMR (Upah Minimum Regional) Kabupaten Sidoarjo 2014

a. Penghasilan kurang : < Rp. 2.190.000,00

b. Penghasilan cukup : ≥ Rp. 2.190.000,00

Nominal

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dapat dibagi dalam beberapa tahapan

sebagai berikut :

a. Editing

Melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data sehingga menjamin validitas data.

b. Data entry

Memasukkan data ke dalam computer atau penyusunan secara manual.

c. Tabulating

Pengelompokan data dalam membentuk tabel sesuai bentuk variabel

yang akan dianalisis, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.

d. Describing

Menggambarkan dan menerangkan data.

e. Analysis

Melakukan analisis dari persentase data yang didapat .

Page 19: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

19

2. Analisis data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang menggambarkan suatu

data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok (Riyanto,

2009). Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk menganalisiskan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Hastono, 2007).

Menurut Hastono (2007), pada dasarnya analisis merupakan

kegiatan meringkas suatu kumpulan data menjadi ukuran tengah dan

ukuran variasi, kemudian selanjutnya membandingkan gambaran-

gambaran tersebut antara satu kelompok subyek dan kelompok subyek

lain, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam analisis. Bentuk

peringkasan data dibedakan menurut jenis datanya yaitu numerik atau

kategorik. Pada data kategorik peringkasan data hanya menggunakan

distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Bentuk

penyajian analisis univariat dapat berupa tabel atau grafik. Analisis

univariat pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis variabel

dependen (pemberian ASI Eksklusif) dan variabel independen (umur ibu,

pendidikan ibu, pengetahuan, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga)

secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan

proporsinya.

2. Analisis bivariant

Analisis bivariant digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan antara dua variabel, atau bisa juga digunakan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua atau

lebih kelompok (Hastono,2007)

Pada penelitian ini menggunakan tabel silang untuk mengetahui

gambaran faktor risiko variabel-variabel bebas dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

Agustus 2014.

Page 20: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

20

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Data Desa

a. Kelurahan : Lambangan

b. Kecamatan : Wonoayu

c. Kabupaten/ kotamadya DATI II : Sidoarjo

d. Propinsi DATI I : Jawa Timur

2. Data Geografi

a. Luas dan Batas Wilayah

Luas desa atau kelurahan : 168,591 Ha

b. Batas Wilayah

1) Sebelah Utara : Desa Beciro Ngengor dan Desa Karang puri

Kecamatan Wonoayu

2) Sebelah Selatan : Desa Ploso dan Desa Mulyodadi Kecamatan

Wonoayu

3) Sebelah Barat : Desa Plaosan Kecamatan Wonoayu

4) Sebelah Timur : Desa Sawocangkring dan Desa Wonokasian

Kecamatan Wonoayu

c. Kondisi Geografis

1) Ketinggian tanah 13 meter dari permukaan laut

2) Topografi termasuk daerah dataran rendah

3) Suhu udara rata-rata ± 23 - 33 °C

d. Jarak :

20

Page 21: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

21

1) Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan ± 5 km

2) Jarak dari ibu kota DATI II ± 15 km

3) Jarak dari ibu kota provinsi ± 27 km

3. Data Demografi

Jumlah penduduk Desa Lambangan :

a. Jumlah penduduk laki-laki : 1672 jiwa

b. Jumlah penduduk perempuan : 1486 jiwa

4. Sarana dan Prasarana Kesehatan :

a. Jumlah Posyandu : 1 posyandu

b. Bidan Desa : 1 orang

c. Jumlah Posyandu lansia : -

d. Jumlah Wonoayu Posyandu : -

e. Dokter praktik swasta : -

B. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan usia

Tabel V.1 UsiaUsia Jumlah Persentase (%)

Usia > 25 - 60 19 63,33Usia ≤ 18 - 25 11 36,66

Total 30 100Sumber : hasil survei, 2014

Page 22: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

22

37%

63%

Usia ≤ 18 - 25 (elderly adulthood )Usia > 25 - 60 (middle years)

Gambar V.1 Distribusi responden berdasarkan usia

2. Berdasarkan tingkat pendidikan Tabel V.2: Tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tidak tamat SD/MI 0 0

Tamat SD/MI 4 13,33

Tidak tamat SMP/MTs 3 10

Tamat SMP/MTs 9 30

Tidak tamat SMA/MA 2 6,66

Tamat SMA/MA 11 36,66

Tidak tamat Perguruan Tinggi / Akademi

1 3,33

Tamat Perguruan Tinggi / Akademi 0 0

Total 30 100Sumber : Hasil Survei, 2014

23%

77%

Kurang (Tidak tamat wa-jib belajar 9 tahun)Cukup (Minimal Tamat wajib belajar 9 tahun)

Gambar V.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Page 23: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

23

3. Berdasarkan tingkat pengetahuan

Tabel V.3: Tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Cukup 11 36,66

Kurang 19 63,33

Total 30 100Sumber : Hasil Survei, 2014

37%

63%

Cukup (bila jawaban benar ≥80%) Kurang (bila jawaban benar <80%)

Gambar V.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

4. Berdasarkan jenis pekerjaan

Tabel V.4 : Jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)PNS/Karyawan 6 20Wiraswasta/Pedagang 0 0

Tani/Buruh tani/Buruh 2 6,66IRT/Tidak bekerja 22 73,33Total 30 100Sumber : Hasil Survei, 2014.

Page 24: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

24

27%

73%

Bekerja Tidak Bekerja

Gambar V.4 Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan

5. Berdasarkan tingkat penghasilan

Tabel V.5: Tingkat Penghasilan

Tingkat Penghasilan Jumlah Persentase (%)Kurang 27 90Cukup 3 10

Total 30 100Sumber : Hasil Survei, 2014.

90%

10%

Kurang (Penghasilan keluarga < Rp.2.190.000)Cukup (Penghasilan keluarga ≥ Rp. 2.190.000)

Gambar V.5 Distribusi responden berdasarkan tingkat penghasilan keluarga.

Page 25: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

25

C. Analisis data bivariat

1. Analisis usia sebagai faktor risiko dalam pemberian ASI Eksklusif

Tabel V.6 : Analisis usia sebagai faktor risiko dalam pemberian ASI Eksklusif

Usia ASI EKSKLUSIFTotal (%)

Ya (%) Tidak (%)

Usia > 25 - 60 14 73,68% 5 26,31% 19 100%

Usia ≤ 18 - 25 8 72,72% 3 27,27% 11 100%

Total 22 73,33%

8 26,66% 30 100%

Sumber : Hasil Survei, 2014

OR(14/5) : (8/3) = 1,05

Tabel V.6 menunjukkan bahwa ibu dengan usia dewasa penuh 1,05 kali

memberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan ibu dengan usia dewasa muda.

Hal ini menunjukkan usia menjadi faktor risiko bagi seorang ibu untuk

memberikan ASI eksklusif.

2. Analisis tingkat pendidikan sebagai faktor risiko dalam pemberian

ASI Eksklusif

Tabel V.7 : Analisis tingkat pendidikan sebagai faktor risiko dalam pemberian ASI Eksklusif

Tingkat Pendidikan

ASI EKSKLUSIFTotal (%)

Ya (%) Tidak (%)

Cukup 17 73,91% 6 26,08% 23 100%

Kurang 5 71,42% 2 28,57% 7 100%

Total 22 73,33%

8 26,66% 30 100%

Sumber : Hasil Survei, 2014.

OR(17/6) : (5/2) = 1,13

Tabel V.7 menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang cukup

1,13 kali memberi ASI ekslusif dibanding yang pendidikannya kurang.

Page 26: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

26

Berdasarkan data ini, peneliti berpendapat bahwa tingkat pendidikan merupakan

salah satu faktor risiko seorang ibu dalam memberikan ASI EKSLUSIF

3. Analisis tingkat pengetahuan sebagai faktor risiko dalam pemberian asi eksklusif

Tabel V.8: Analisis tingkat pengetahuan sebagai faktor risiko dalam Pemberian ASI Eksklusif

Tingkat Pengetahuan

ASI EKSKLUSIFTotal (%)

Ya (%) Tidak (%)

Cukup 8 72,72% 3 7,27% 11 100%

Kurang 14 73,68% 5 26,31% 19 100%

Total 22 73,33% 8 26,66% 30 100%Sumber : Hasil Survei, 2014.

OR

(8/3) : (14/5) = 0,95

Tabel V.8 menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan tentang ASI yang

cukup, 0,95 kali memberikan ASI eksklusif dibanding Ibu yang tidak memiliki

pengetahuan cukup. Maka peneliti mengasumsikan bahwa ada faktor risiko

antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eklsklusif pada anak bayi

mereka

4. Analisis faktor risiko jenis pekerjaan dalam pemberian ASI eksklusif

Tabel V.9 : Analisis faktor risiko jenis pekerjaan dalam pemberian ASI eksklusif

Jenis Pekerjaan ASI EKSKLUSIF Total (%)

Ya (%) Tidak (%)

Tidak Berkerja 18 81,81% 4 18,18% 22 100%

Berkerja 6 75% 2 25% 8 100%

Total 24 80% 6 20% 30 100%Sumber : Hasil Survei, 2014.

OR

(18/4) : (6/2) = 1,5

Page 27: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

27

Tabel V.9 menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja 1,5 kali

memberikan ASI ekslusif dibanding ibu yang bekerja. Maka peneliti

mengasumsikan bahwa ada faktor risiko antara jenis pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif pada anak bayi mereka

5. Analisis Faktor risiko Tingkat Penghasilan dalam Pemberian ASI eksklusif

Tabel V.10 : Analisis Faktor risiko Tingkat Penghasilan dalam Pemberian ASI eksklusif

Tingkat Penghasilan ASI EKSKLUSIFTotal (%)

Ya (%) Tidak (%)

Cukup 3 100% 0 0% 3 100%Kurang 19 70,37% 8 29,62% 27 100%Total 22 73,33% 8 26,66

%

30 100%

Sumber : Hasil Survei, 2014.

OR

(3/~) : (22/8) = ~

Tabel V.10 menunjukkan bahwa ibu yang berpenghasilan cukup, tidak

terhingga kali memilih memberikan ASI ekslusif dibanding dengan ibu yang

berpenghasilan kurang. Maka peneliti mengasumsikan bahwa ada faktor risiko

antara tingkat penghasilan orang tua dengan Pemberian ASI eksklusif pada anak

bayi mereka.

Page 28: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

28

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengaruh faktor risiko usia ibu dalam pemberian ASI eksklusif

Dari tabel V.6 diperlihatkan bahwa ibu dengan usia dewasa penuh 1,05 kali

memilih memberikan ASI ekslusif dibanding ibu yang berusia dewasa muda. Angka ini,

walaupun tetap menunjukkan adanya faktor risiko, namun tidak terlalu berbeda jauh.

Artinya, baik pada umur dewasa muda maupun dewasa penuh hampir sama dalam hal

memilih memberikan ASI ekslusif.

B. Pengaruh faktor risiko tingkat pendidikan ibu dalam pemberian ASI

eksklusif

Hasil analisis Tabel V.7 menunjukkan bahwa pada kelompok ibu dengan tingkat

pendidikan yang cukup (minimal SMP/sederajat) 1,13 kali memilih memberikan ASI

ekslusif dibanding ibu dengan pendidikan di bawah SMP. Angka Odds Ratio sebesar

1,13 tersebut menggambarkan keputusan ibu untuk memberikan ASI ekslusif maupun

tidak, hampir sama dalam kedua kelompok. Baik yang berpendidikan cukup maupun

berpendidikan di bawahnya.

Walau demikian, hal ini sekaligus dapat menjadi peluang bagi kader-kader

kesehatan bahwa sosialisasi pemberian ASI ekslusif dapat diberikan secara universal

tanpa memandang tingkat pendidikan ibu. Perlu adanya langkah-langkah mengenai

peningkatan pengetahuan atau pemahaman tentang ASI eksklusif melalui berbagai

penyuluhan. Penyuluhan sebaiknya dicari waktu yang tepat sesuai dengan kesempatan

yang dimiliki oleh ibu-ibu beranak bayi. Demikian juga perlu ditentukan siapa yang bisa

berperan sebagai agen perubahan (change agent) apakah tokoh-tokoh masyarakat,

petugas Puskesmas, atau pihak yang oleh masyarakat sebagai key person. Metode

penyuluhan sebaiknya juga dicari inovasi baru, tidak monoton seperti metode ceramah

dan sejenisnya yang selama ini dipandang membosankan. Pendekatan personal secara

persuasive mungkin bisa dicoba dalam memecahkan masalah ini.

Page 29: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

29

C. Pengaruh faktor risiko tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI

eksklusif

Dari tabel V.8 diketahui bahwa kelompok ibu yang cukup memiliki

pengetahuan tentang ASI eksklusif, justru pemberian ASI eksklusif lebih rendah

dibanding dengan kelompok ibu yang kurang memahami tentang ASI eksklusif (Tabel

V.8) Dengan demikian, tingkat pemahaman tentang semua hal yang terkait dengan ASI

eksklusif bukan semata-mata penentu keputusan ibu untuk meberikan ASI ekslusif.

Hal ini menarik karena seharusnya dengan semakin bertambahnya

pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif harusnya semakin mantap

pula untuk memilih memberikan ASI ekslusif. Namun pada penelitian ini, masih ada ibu

dengan pengetahuan cukup namun tetap tidak memberikan ASI ekslusif. Oleh karena

itu, perlu digali kembali faktor lain yang mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI

ekslusif.

D. Pengaruh faktor risiko pekerjaan ibu dalam pemberian ASI eksklusif

Hal menarik ditunjukkan pada tabel V.9 di mana ibu yang tidak bekerja 1,5 kali

memilih meberikan ASI ekslusif dibanding ibu yang bekerja. Walaupun tidak sebesar

Odds Ratio dari faktor penghasilan, faktor pekerjaan ibu ini menjadi faktor risiko

pemberian ASI ekslusif.

Ibu yang tidak bekerja tentu lebih banyak waktu di rumah bersama bayinya.

Sehingga peluang memberikan ASI ekslusif lebih besar dibanding ibu-ibu yang bekerja.

Namun, dari hasil penelitian ada pula ibu yang tidak bekerja namun tetap tidak berhasil

memberikan ASI ekslusif. Begitu pula sebaliknya, ibu yang bekerja pun tetap ada yang

bisa memberikan ASI-nya secara ekslusif. Hal ini tentu perlu digali lebih dalam lagi

untuk mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya pemberian

ASI secara ekslusif ini.

E. Pengaruh faktor risiko tingkat penghasilan dengan pemberian ASI

eksklusif

Tabel V.10 menunjukkan bahwa ibu dengan penghasilan di atas 2.190.000

rupiah, tak terhingga kali memilih memberikan ASI ekslusif dibanding ibu yang

memiliki penghasilan di bawahnya. Rasio ini cukup besar dibanding beberapa faktor

sebelumnya. Hal ini menunjukkan, pendapatan ibu yang cukup menjadi faktor risiko ibu

28

Page 30: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

30

untuk memberikan ASI ekslusif. Perlu dicari keterkaitan antara penghasilan ini terhadap

pemberian ASI ekslusif secara langsung. Bisa jadi dengan penghasilan yang cukup, ibu

tidak perlu lagi bekerja di luar rumah sehingga memberikan kesempatan baginya

memberikan ASI. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap hal

ini.

Page 31: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

31

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Ada faktor risiko usia, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, jenis pekerjaan

dan penghasilan keluarga terhadap pemberian ASI ekslusif di desa Lambangan

kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

2. Jenis pekerjaan ibu dan jumlah penghasilan keluarga menjadi faktor risiko

tertinggi terhadap pemberian ASI ekslusif di desa Lambangan kecamatan

Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Agustus 2014.

B. SARAN-SARAN

1. Metode penyuluhan sebaiknya juga dicari inovasi baru, tidak monoton seperti

metode ceramah dan sejenisnya yang selama ini dipandang membosankan.

Pendekatan personal secara persuasif mungkin bisa dicoba dalam memecahkan

masalah ini, dengan mendatangi ibu-ibu yang terutama yang mempunyai bayi ke

rumah-rumah. Penyuluhan yang dapat diberikan berupa :

a. Pengetahuan tentang gizi bayi dan ASI eksklusif

b. Pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif

c. Pengetahuan mengenai kendala-kendala dalam pemberian ASI

ekslusif yang sering dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya

d. Penyuluhan tentang pola asuh yang baik dan asupan gizi yang sesuai

dengan tahapan perkembangan bayi.

2. Ibu sebaiknya turut andil dalam membantu ekonomi keluarga, dengan tidak

harus bekerja meninggalkan rumah. Misalkan diajarkan cara membuat

krupuk yang nantinya bisa dijual dirumah maupun dititipkan di sekitar

rumah. Pelatihan yang lain seperti merajut, pemanfaatan plastik bekas untuk

hiasan rumah dll. Sehingga, penghasilan keluarga dapat bertambah, namun

ibu tetap bisa ada di rumah dan berhasil memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya

31

Page 32: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

32

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bonny; Meliasari, Mila. 40 Hari Pasca Persalinan. Puspa Swara ; Jakarta. 2007.

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Jakarta. 1998.

Depkes RI. Standar Pelayanan Kebidanan, Dep, Kes RI. Jakarta. 2000

Departemen Kesehatan RI. Manajemen Laktasi. Jakarta. 2005.

Khomsan, Ali. Solusi Makanan Sehat. PT. Rajagravindo Persada ; Jakarta. 2006.

Kramer, MS, Kakuma R Infant growth and health outcomes associated with 3 compared with 6 mo of exclusive breastfeeding, American Journal of Clinical Nutrition, Vol. 78, No. 2, August 2003 dalam http://www.ajcn.org/cgi/content/abstract/78/2/291?ct. diakses pada 1 september 2014

Partiwi, Purwanti. Kendala Pemberian ASI Eksklusif, Bedah ASI. IDI DKI-BP FKUI ; Jakarta 2008.

Purwanti, Hubertin, S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. EGC ; Jakarta. 2004.

Ramaiah, Savitri. ASI dan Menyusui. PT. Bhuana Ilmu Populer ; Jakarta. 2007.

Roesli, Oetami. Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya ; Jakarta. 2000.

Roesli, Oetami. ASI Eksklusif. Edisi II, Trubus Agriwidya ; Jakarta. 2004.

Roesli, Oetami. Petunjuk Praktis Menyusui, Trubus Agriwidya ; Jakarta. 2005.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010.

Soetjiningsih, DSAK. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan ; EGC. 1997.

Page 33: Isi Penelitian ASI Wonoayu New - Dipake2

33