isi modul
-
Upload
arif-rustianto -
Category
Documents
-
view
844 -
download
0
description
Transcript of isi modul
MODUL :
TEKNIK RANCANG BANGUN
ELEKTRONIKA
KLS. XII EI
DISUSUN OLEH :
ARIF RUSTIANTO, S.Pd.T
NIP. 19760925 200801 1 006
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
SMKN 3 WONOSARI
TAHUN 2010 Tgl. Diperiksa Paraf
SMK TEKNOLOGI Untuk Kalangan sendiri
A. Pengenalan Tentang Robot
Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi serta otomasi industri
dimana komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari teknologi itu sendiri
membuat integrasi komputer dengan disiplin ilmu lain seperti elektronika,
pemrograman dan mekanika tidak bisa dihindari. Munculnya mekatronika dengan
wujud robot sebagai bentuk implementasinya mendorong kami mengembangkan
robotika sebagai bagian dari dunia pendidikan kita.
Robotika adalah multidisiplin dengan komputer, elektronika dan mekanika
sebagai ilmu dasarnya. Namun begitu tidak terbatas untuk melibatkan ilmu-ilmu lain
seperti biologi dan anatomi. Dengan robotics walker kit, dapat untuk mengamati
gerakan kaki serangga dan mensimulasikannya sebelum diprogram ke robot walking
kit (2 kaki, 4 kaki atau 6 kaki).
Belajar pemrograman dengan objek robot membuat proses belajar menjadi
lebih menarik dan nyata. Mulai dengan pemrograman Basic hingga ke pemrograman
C, siswa secara bertahap belajar pemrograman sehingga pemahaman komputer
hanya untuk mengetik dan bermain akan bergeser menjadi pemikiran bahwa
komputer telah menjadi bagian dari teknologi sistem kontrol dan akusisi data.
Robotics kit dapat juga digunakan dalam implementasi artificial intelligent (AI), sistem
sensor, model sistem otomasi kontrol dan bagi yang sekedar hobi, kit dapat
ditambahkan aksesories seperti sensor, kamera, motor, rangkaian elektronika hingga
kepengembangan software dan modifikasi kit.
1. Arm Servo Robot Kit
Arm servo robot adalah salah satu bentuk manipulator industri dengan
geometri anthropomorphic (menyerupai tangan manusia). Kit ini cukup cepat,
akurat dan memiliki kepresisian yang cukup baik. Dengan 4 sumbu gerak dan
satu gripper sebagai end-effector-nya membuat kit ini sangat tepat untuk
pelatihan teknologi kontrol, implementasi elektronika (mekatronika),
pemrograman dan otomasi industri. Keempat sumbu gerak itu adalah: base,
shoulder, elbow, dan wrist dengan sudut gerak masing-masing 180 derajat. Arm
dikontrol oleh PC secara manual atau dengan program baik on-line maupun off-
line dan arm dapat pula dikombinasikan dengan arm lain dalam satu kontrol unit
sehingga dapat digunakan sebagai alat peraga saat pameran atau model saat
perancangan sistem kontrol otomasi. Sebagai objek pelatihan, kit ini juga dapat
dikontrol dengan micro-controller sehingga siswa dapat mempraktekan
kemampuan pemrogramannya sekaligus mempelajari aspek-aspek penting dalam
pengontrolan robotics melalui micro-controller.
2. Arm Stepper Robot Kit
Sama halnya dengan arm servo kit tetapi berbeda dalam motor
penggeraknya. Kit ini menggunakan stepper motor untuk semua joint-nya dan
dikontrol menggunakan PC atau basic stamp microcontroller. Teknik
pengontrolan motor stepper berbeda dengan servo motor dan pengguna akan
dituntun mulai dari prinsip dasar stepper motor hingga pemrograman.
3. Walking Robot Kit
Kit ini adalah rancangan terbaru yang lebih memberikan tantangan
kepada pecinta robotics dimana ada 12 servo motor yang harus dikendali dan
dikoordinasi hanya untuk sebuah kaki. Gerakan robot sama halnya dengan kaki
manusia. Berjalan maju-mundur, putar kanan dan kiri serta gerakan kesamping.
Kit belum dilengkapi sensor dan hanya dikontrol langsung dari PC atau micro-
controller. Penekanan dilakukan pada sinkronisasi joint dan link dalam satu
sistem kontrol. Kit ini diperuntukkan bagi pelatihan lanjut atau bagi pecinta
robot yang menginginkan pengetahuan baru dalam koordinasi multiservo
motor.
B. Robot Line Follower
1. Komponen-komponen pada rangkaian Line Follower terdiri dari :
A. Resistor
Penggunaan resistor dalam rangkaian berfungsi sebagai penghambatarus
listrik, memperkecil arus dan membagi arus listrik dalam suatu rangkaian. Satuan
yang dipakai untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor adalah Ohm atau
disingkat dengan Ω (Omega).
Gambar 2.1. Simbol resistor
Gambar 2.2. Garis warna resistor
B. Transistor
Transistor adalah suatu bahan yang dapat merubah bahan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik menjadi bahan penghantar atau setengah
menghantar arus listrik. Sifat ini disebut bahan semikonduktor.
Gambar 2.3. Bentuk transistor
( PNP )
( NPN )
Gambar 2.4. Simbol transistor
Cara kerja transistor :
Untuk NPN, jika ada arus yang mengalir dari basis menuju emitor maka akan
ada arus yang mengalir dari collector menuju emitor.
Untuk PNP, jika ada arus yang mengalir dari emitor menuju basis maka akan
ada arus yang mengalir dari emitor menuju collector.
B = Ic / Ib, dimana Ic >> Ib
Dimana, B : besar penguatan
Ic : arus collector
Ib : arus basis
Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar elektronik dan
penguat pada rangkaian elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal.
Transistor biasanya dibuat dari bahan silikon atau germanium. Tiga kaki yang
berlainan membentuk transistor bipolar adalah emitor, basis dan kolektor. Mereka
dapat dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atau P-N-P yang menjadi satu sebagai
tiga kaki transistor. Gambar di bawah memperlihatkan bentuk dan simbol untuk
jenis NPN. (Pada transistor PNP, panah emitor berlawanan arah).
Gambar Simbol Transistor NPN dan PNP
Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai pada
basis transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk
pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian. Aturan/prosedur transistor
sebagai berikut:
Pada transistor NPN, memberikan tegangan positif dari basis ke emitor,
menyebabkan hubungan kolektor ke emitter terhubung singkat, yang
menyebabkan transistor aktif (on). Memberikan tegangan negatif atau 0 V
dari basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka,
yang disebut transistor mati (off)
Pada PNP transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emitor
ini akan menyalakan transistor (on ). Dan memberikan tegangan positif atau 0
V dari basis ke emitor ini akan membuat transistor mati (off).
C. LED (Light Emiting Diode) dan LED Superbright
LED biasa berfungsi sebagai lampu indikator pada saat sensor bekerja, dan
bekerja pada bias forward. LED Superbright berfungsi sebagai pengirim cahaya ke
garis untuk dibaca sensor. Kerjanya ketika sumber tegangan masuk pada battery
on, maka arus masuk sehinnga Led superbrigth menyala dengan terang yang
kemudian dibiaskan pada photodioda.
Gambar 2.5 Simbol Led
Gambar 2.6 Led dan Superbright
D. Photo Dioda
Photo dioda berfungsi sebagai sensor cahaya. Cara pemasangannya dengan LED
indikator yaitu terbalik. Bekerja pada bias reverse.
Gambar 2.7. Simbol photo dioda
Gambar 2.8. Photo dioda
E. IC (Integrated Circuit)
Komponen IC memilki bentuk fisik kecil, terbuat dari bahan Silikon dan
berwarna hitam. Komponen IC memiliki banyak kaki dan pada umumnya jumlah
kakinya sangat tergantung dari banyaknya komponen yang membentuk komponen
IC tersebut. Letak kaki-kaki disusun dalam bentuk dua baris atau Dual In Line
(DIL).
IC yang digunakan adalah IC LM 324. IC disini digunakan sebagai komparator.
Yaitu membandingkan antara tegangan input dari sensor dengan tegangan input
dari variable resistor. Pulsa outputnya adalah high sehingga tidak diperlikan
adanya pull-up pada rangkaian output.
Gambar 2.9. IC
Gambar 2.10. Op-Amp dalam rangkaian IC
F. Motor Penggerak (Dinamo)
Motor adalah komponen yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik,
dalam kasus perancangan robot, umumnya digunakan motor DC, karena jenis
motor tersebut mudah untuk dikendalikan.
Kecepatan yang dihasilkan oleh motor DC berbanding lurus dengan potensial yang
diberikan. Untuk membalik arah putarnya cukup membalik polaritas yang
diberikan.
Gambar 2.11. Motor
G. Relay
Transistor tidak dapat berfungsi sebagai sebagai switch (saklar) tegangan DC atau
tegangan tinggi .Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk
arus besar (>5 A). Dalam hal ini, penggunakan relay sangatlah tepat. Relay
berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya.
Keuntungan relay :
dapat switch AC dan DC, transistor hanya switch DC
Relay dapat switch tegangan tinggi, transistor tidak dapat
Relay pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar
Relay dapat switch banyak kontak dalam 1 waktu
Kekurangan relay :
Relay ukurannya jauh lebih besar daripada transistor
Relay tidak dapat switch dengan cepat
Relay butuh daya lebih besar disbanding transistor
Relay membutuhkan arus input yang besar
H. Mengenal Sensor Cahaya
Resistor jenis lainnya adalah Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR
berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam
keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar
1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida.
Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah
mengalami penurunan.
LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang
menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup
lambat, LDR tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara
drastis.
Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita.
Sensor yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR(Light Dependent
Resistor). Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan
tingkat kecerahan cahaya.
Prinsip inilah yang akan kita gunakan untuk mengaktifkan transistor untuk
dapat menggerakkan motor DC (mirip dengan dinamo pada mainan mobil-mobilan
anak-anak). Perubahan nilai hambatan pada LDR tersebut akan menyebabkan
perubahan beda tegangan pada input basis transistor, sehingga akan
mengaktif/nonaktifkan transistor. Penerapan lain dari sensor LDR ini ialah pada
Alarm Pencuri.
2. Rangkaian Line Follower
Dari beberapa komponen diatas, maka dihasilkan sebuah rangkaian Line Follower.
Rangkaian Line Follower terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu rangkaian sensor, rangkaian komparator (pembanding) dan
rangkaian driver.
Gambar 3.1. Rangkaian Line Follower
3. Cara Kerja Line Follower
Cara kerja dari rangkaian-rangkaian tersebut adalah sebagai berikut :
A. Prinsip Kerja Sensor
Sensor yang digunakan terdiri dari photo dioda. Sensor ini nilai
resistansinya akan berkurang bila terkena cahaya dan bekerja pada kondisi
riverse bias. Untuk sensor cahayanya digunakan LED Superbright, komponen
ini mempunyai cahaya yang sangat terang, sehingga cukup untuk mensuplai
cahaya ke photo dioda.
Gambar 3.2. Rangkaian sensor
Cara kerjanya :
Gambar 3.3. Sensor tidak terkena cahaya
Jika photo dioda tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan
besar atau dapat kita asumsikan tak hingga. Sehingga arus yang mengalir
pada komparator sangat kecil atau dapat diasumsikan dengan logika 0.
Gambar 3.4. Sensor terkena cahaya
Jika photo dioda terkena cahaya, maka photo dioda akan bersifat
sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil,
sehingga akan ada arus yang mengalir ke komparator dan berlogika 1.
B. Prinsip Kerja Komparator
Komparator pada rangaian ini menggunakan IC LM 324 yang
didalamnya berisi rangkaian Op Amp digunakan untuk membandingkan
input dari sensor. Dimana input akan dibandingkan dari Op Amp IC LM 324
yang output berpulsa high. Sehingga tidak perlu adanya pull up pada
outputnya. IC ini dapat bekerja pad range 3 volt sampai 30 volt dan dapat
bekerja dengan normal mulai tegangan 6 volt.
Dalam rangkaian ini juga terdapat 4 LED, yang berfungsi sebagai
indikator. Untuk mengatur tagangan pada pembanding, disambungkan
Variable Resistor (VR) diantara kedua OP Amp IC LM 324.
Gambar 3.5. Rangkaian komparator
Jika tidak ada arus yang mengalir dari rangkaian sensor ke rangkaian ini
maka tegangan masukan untuk rangkaian ini adalah 0 Volt, akibatnya
pada IC 1 tegangan di terminal (+) > (-), maka LED-A on, sedangkan
pada IC 2 sebaliknya LED-B off.
Jika ada arus yang mengalir dari rangkaian sensor ke rangkaian ini maka
tegangan masukan untuk rangkaian ini mendekati Vcc, akibatnya pada IC
2 tegangan di terminal (+) < (-), maka LED-B on, sedangkan pada IC 1
sebaliknya maka LED-A off.
Kondisi antara titik A dan b akan selalu keterbalikan.
C. Prinsip Kerja Driver Motor
Driver adalah rangkaian yang tersusun dari transistor yang digunakan
untuk menggerakkan motor DC. Dimana komponen utamanya adalah transistor
yang dipasang sesuai karakteristiknya.
Gambar 3.6. Rangkaian driver
Pada saat input A berlogika 1, maka ada arus yang mengalir pada
rangkaian, akibatnya transistor 1 dan 4 on karena basis terbias, sehingga motor
berputar. Sehingga saat input A berlogika 1 maka input B akan berlogika 0, jadi
transistor 2 dan 3 akan off.
Pada saat input B berlogika 1, maka ada arus yang mengalir pada
rangkaian, akibatnya transistor 2 dan 3 on karena basis terbias, sehingga motor
berputar tapi dengan arah yang berlawanan.
4. Uji Coba Line Follower
Hasil uji coba Line Follower ini menunjukkan mampu berjalan di beberapa
medan, dintaranya medan lurus, belok, naik, dan menurun.
Hasil : 3 detik jarak =100 cm
Gambar 3.7. Medan lurus
Hasil : 4 detik jarak =100 cm
Gambar 3.8. Medan naik
Hasil : 2 detik jarak =100 cm
Gambar 3.9. Medan turun
Hasil : 5 detik jarak =100 cm
Gambar 3.10. Medan belok
Hasil : 15 detik jarak =275 cm
Gambar 3.11. Medan kombinasi
5. Komponen Yang Dibutuhkan
Dalam pembuatan rangkaian Line Follower ini dibutuhkan beberapa komponen-
komponen elektronika, yaitu sebagai berikut :
Komponen Jumlah (buah)
1. IC LM 324
2. Resistor 33 KΩ
3. Resistor 10 KΩ
4. Resistor 560 Ω
5. Transistor (TR) 9013
6. Variable Resistor (VR)
7. LED Indikator
8. LED Superbright
9. Photodioda
10. Motor 3 Volt
11. PCB Metrik
12. Baterai
13. Saklar Togle
1
2
4
10
8
2
4
2
2
2
1
1
1
C. Robot Line Follower Berbasis LDR
Rangkaian Robot Line follower pada intinya ialah 2 buah motor DC yang
aktif berdasarkan input dari sensor LDR, jika LDR mendeksi garis putih (terang)
dan garis hitam(gelap) maka akan ada perubahan nilai hambatan pada LDR
tersebut, yang akan mengaktif/menonaktifkan transistor 2N3904. Untuk mengatur
input tegangan ke basis agar dapat membuat transistor 2N3904 saturasi, maka
digunakan pembagi tegangan, dalam hal ini trimpot / potensiometer 50k-100k.
Perubahan logika pada transistor 2N3904 juga akan menyebabkan LED menyala
atau mati, sebagai indikator apakah LDR membaca garis hitam/putih. Perubahan
logika pada kaki kolektor 2N3904 juga sebagai input pada basis 2N2907, yang
akan mengaktifkan/menonaktifkan motor DC, dimana transistor 2N2907
merupakan transistor switching standar. Perhatikan gambar berikut:
Gambar Rangkaian Line Follower dengan LDR
Anda dapat menggunakan sebagian barang bekas untuk membuat robot ini,
misalnya menggunakan roda BB REXONA sebagai roda robot. Komponen dan
peralatan lengkap yang diperlukan ialah :
2 buah sensor cahaya LDR
PCB IC bolong
2 buah transistor 2N3904
2 buah transistor 2N2907
2 buah Trimpot/potensiometer 50k-100k
2 buah resistor 3.3K
2 buah resistor 1K
2 buah LED (Light Emiting Dioda)
Spacer (kaki PCB)
Acrilic body robot ukuran diameter 20 cm.
Solder, timah solder dan kabel secukupnya
Kotak baterai 6V
Roda bekas penghilang BB REXONA
2 buah motor DC dengan gearbox GT1 dan roda untuk GT1
2 buah motor DC dengan gearbox GT5 dan rubber Wheel untuk GT5 (lebih
bagus)
Bor PCB
Lem Lilin
Multitester analog /digital
Perakitan
Langkah-langkah untuk merakit robot ini sebagai berikut :
Siapkan PCB IC bolong, lalu pasang dan solderlah komponen sesuai rangkaian
diatas.
Beri tegangan 6V, atur pemberian cahaya pada LDR tersebut dengan membuka
atau menutup permukaan LDR tersebut dengan jari atau kertas, atur
trimpot/potensiometer sehingga hasilnya optimal. Bagian ini ialah bagian yang
paling kritis di dalam pembuatan robo tini, karena kalau tuning tidak tepat, aka
robot beralan tidak sesuai jalur yang dibuat.
Jika sudah selesai, pasanglah apda acrilic dengan tampilan seperti berikut :
Gambar Desain Robot Line Follower dengan LDR
Pasanglah PCB dan pendukungnya pada acrilic. Hubungkan kabel motor DC ke
keluaran PCB. Hubungkan baterai 6V ke input Supply PCB.
Gambar Robot Line Follower dengan LDR tampak bawah
Jika sudah dirakit cobalah jalankan pada lantai yang sudah dipasang jalur hitam
berkelok (dapat menggunakan lakban), maka robot akan beralan mengikuti
jalur tersebut. Jika sensor kurang sensitif, putarlah perlahan-lahan
trimpot/potensiometer robot tersebut, untuk hasil yang optimal. Pastikan
sensor LDR berada cukup dekat dengan lantai. Jika putaran motor terlalu
cepat, Anda dapat mengatur besar tegangan motor DC tersebut, misal
menggunakan IC variabel regulator LM317.
Gambar Hasil Robot Line follower Sederhana
D. Robot Line Follower Dengan AT89
Robot Pengikut Garis merupakan suatu bentuk robot bergerak otonom
yang mempunyai misi mengikuti suatu garis pandu yang telah ditentukan secara
otonom. Dalam perancangan dan implementasinya, masalah-masalah yang harus
dipecahkan adalah sistem penglihatan robot, arsitektur perangkat keras yang
meliputi perangkat elektronik dan mekanik, dan organisasi perangkat lunak untuk
basis pengetahuan dan pengendalian secara waktu nyata. Tujuan tugas akhir ini
adalah merancang dan mengimplementasikan suatu Robot Pengikut Garis dengan
menggunakan mikrokontroler AT89C51 dan sensor infra merah. Sistem mekanik
robot mengadopsi sistem manuver pada mobil empat roda biasa. Organisasi
perangkat lunak menggunakan metode kejadian yang diatur suatu basis waktu
untuk menghemat penggunaan pewaktu.
Basis pengetahuan robot berisi pengkodean aksi yang harus dilakukan
oleh robot berdasarkan informasi dari sensor. Metode untuk transformasi informasi
menjadi aksi menggunakan metode tabel tengok. Hasilnya memperlihatkan
bahwa robot mampu mengikuti garis dengan jari-jari kelengkungan minimal 35
cm. Kecepatan maksimal robot saat mengelilingi elips dengan panjang sumbu
terpanjang 85 cm dan sumbu terpendek 65 cm mencapai 5 cm/detik. Terlihat juga
saat garis terlepas dari daerah pendeteksian sensor, robot dapat memperkirakan
posisi garis dan berusaha menemukan kembali garis tersebut.
1. Pendahuluan
Robot Pengikut Garis merupakan salah satu bentuk robot bergerak
otonom yang banyak dirancang baik untuk penelitian, industri maupun
kompetisi robot. Sesuai dengan namanya, tugas yang harus dilakukan oleh
suatu robot pengikut garis adalah mengikuti garis pemandu yang dibuat
dengan tingkat presisi tertentu. Dalam perancangan dan implementasi suatu
robot bergerak otonom, banyak masalah-masalah yang dihadapi. Masalah-
masalah itu adalah operasi pada bahasa alami tereduksi yang digunakan oleh
robot untuk dapat menerima perintah, transformasi informasi dari sensor
untuk basis pengetahuan robot, arsitektur komputer dan organisasi perangkat
lunak untuk menangani dua masalah sebelumnya, deskripsi lingkungan untuk
realitas situasi gerak, system penglihatan robot, dan proses pengambilan
keputusan oleh robot secara otonom berdasar pandangan terhadap
lingkungan. [Meystel, 1991].
Ditinjau secara sistem, robot bergerak otonom adalah automata
tersituasi, atau sebuah modul yang terdiri atas satu bagian sistem kalang
tertutup bersama dengan lingkungan. [Nourbakhsh, 2000] Penelitian
mengenai Robot Pengikut Garis dewasa ini umumnya berkonsentrasi pada
algoritma perangkat lunak untuk mendapatkan tanggapan robot yang baik.
Salah satu penelitian adalah penggunaan kendali cerebellar yang terinspirasi
dari biologi otak kecil (cerebellum) untuk mengendalikan robort pengikut
garis. Kendali cerrebellar secara simulasi dapat meningkatkan akurasi dalam
mengikuti garis melalui proses pembelajaran. [Collins dan Wyeth, 1999].
2. Dasar Teori
Dasar Sistem Robot Pengikut Garis mengacu pada dasar sistem robot
bergerak otonom. Secara umum, struktur robot bergerak otonom yang tipikal
digambarkan dalam gambar 1.
Gambar 1 Struktur robot bergerak otonom tipikal
Berdasarkan gambar 1, struktur robot adalah kalang tertutup melalui
dunia luar yang terdiri atas sensor, persepsi (perception), basis pengetahuan
(knowledge base) dan kendali (control), dan aktuasi (actuation). Komunikasi
berfungsi untuk berhubungan dengan robot lain atau untuk menerima tugas-
tugas khusus dari pusat kendali. Subsistem sensor menyediakan pengukuran
kuantitatif terhadap kenyataan di dalam lingkungan. Pemilihan sensor
sebaiknya disesuaikan dengan misi yang akan dijalankan. Selanjutnya
subsistem persepsi melakukan proses ekstraksi informasi dari sensor dan
interpretasi informasi. Hasil pemrosesan memberikan deskripsi tentang
lingkungan secara terbatas sesuai dengan sensor yang dipakai. Keluarannya
lalu diberikan ke subsistem basis pengetahuan untuk menentukan aksi yang
akan dilakukan sesuai misinya. Oleh subsistem perencanaan dan kendali,
perintah tersebut diproses lebih lanjut untuk mengendalikan subsistem
aktuasi. Sensor pendeteksi garis yang digunakan dalam robot pengikut garis
biasanya mendasarkan pada prinsip pemantulan cahaya untuk membedakan
warna garis dengan latar belakangnya. Pada warna gelap penyerapan cahaya
lebih besar daripada warna putih sehingga cahaya terpantul ke sensor
menjadi lebih kecil. Cahaya yang digunakan untuk pengenalan garis biasanya
adalah cahaya tampak dan infra-merah. Sensor untuk cahaya tampak yang
umum digunakan adalah LDR (Light Depending Resistance), sedangkan untuk
inframerah adalah transistor cahaya (phototransistor) dan dioda foto
(photodiode).
Metode untuk membuat Robot Pengikut Garis dapat mengikuti garis
ada beberapa cara. Cara pertama adalah membuat garis berada di antara
deretan sensor. Kedua, dengan membuat sensor berada di atas garis. Ketiga,
dengan cara selalu mendeteksi tepi garis. Cara keempat adalah dengan selalu
melalui garis secara bolak-balik.
3. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Percobaan untuk mencari karakteristik transistor cahaya untuk mendeteksi
perbedaan warna garis dengan warna latar belakangnya. Jalannya
percobaan ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2 Model percobaan untuk pengamatan karakteristik sensor
Percobaan dilaksanakan dengan mengubah-ubah berbagai parameter jarak
sensor dan intensitas IRED, lalu mengamati tegangan keluaran transistor
cahaya.
2. Perancangan sistem robot.
3. pembuatan perangkat keras elektronika dan mekanik Robot Pengikut
Garis.
4. Perancangan perangkat lunak menggunakan bahasa assembly.
5. Menguji dan mengambil data dari hasil perancangan. Pengujian unjuk
kerja robot dilakukan di arena yang terbuat dari kertas putih berukuran
110 cm x 85 cm. Di arena terdapat garis hitam selebar 1,5 cm yang
melingkar membentuk elips dengan sumbu panjang 85 cmdan sumbu
pendek 65 cm. Panjang garis adalah keliling elips yaitu 240 cm. Robot
harus mengikuti garis hitam tersebut dan diukur berapa kecepatannya
dengan perlakuan mengubah-ubah tegangan catu daya robot.
6. Menganalisa hasil dan membuat kesimpulan.
4. Hasil Implementasi dan Pembahasan
4.1 Perancangan Sistem
Sistem Robot Pengikut Garis yang dirancang mengacu pada
sistem robot bergerak otonom di bagian dasar teori yang ditunjukkan
pada gambar 1. Selanjutnya sistem yang dirancang diperlihatkan pada
gambar 3.
Berdasarkan gambar 3 sensor yang digunakan untuk mengamati
dunia luar dari sistem yang dirancang adalah sensor aktif infra merah.
Parameter yang diinginkan diamati oleh robot adalah keberadaan garis
yang diikuti di dalam arena. Keluaran sensor masih berupa data mentah
dalam bentuk tegangan selanjutnya diekstraksi oleh bagian persepsi
dengan untai pengkondisi isyarat berupa komparator sehingga dihasilkan
isyarat digital dengan standar TTL (Transistor Transistor Logic).
Gambar 3 Sistem Robot Pengikut Garis yang dirancang
Isyarat digital tersebut kemudian diolah oleh mikrokontroler
AT89C51 berdasarkan basis pengetahuan yang diprogram dalam
mikrokontroler sehingga dihasilkan perintah aksi yang harus dilakukan.
Perintah ini diproses lebih lanjut oleh subsistem perencanaan dan kendali
sehingga akhirnya bagian aktuasi yang berupa motor stepper dan motor dc
bergerak sesuai dengan perintah. Dengan demikian pergerakan robot
diharapkan dapat mengikuti garis sesuai dengan misi yang diembannya.
Sistem Robot Pengikut Garis yang dirancang diimplementasikan sebagai
berikut:
1. Bagian Elektronika
Untai elektronika ditunjukkan dalam bentuk diagram kotak pada
gambar 4.
Gambar 4 Diagram kotak untai elektronika Robot Pengikut Garis
Berdasarkan gambar 4, tegangan keluaran sensor diproses dengan
untai komparator sehingga dihasilkan isyarat digital standar TTL.
Pengkodeannya adalah logika tinggi jika terdeteksi warna putih, dan
logika rendah bila terdeteksi warna hitam. Keluaran komparator dapat
langsung dihuibungkan ke port mikrokontroler. Di mikrokontroler data
dari sensor diproses dengan metode tabel tengok sehingga dihasilkan
suatu perintah aksi secara digital ke motor stepper dan motor DC.
Agar dapat menggerakkan motor, isyarat digital dari mikrokontroler
dikuatkan dengan IC penggerak L293D.
2. Bagian Mekanik
Implementasi mekanik Robot Pengikut Garis ditunjukkan pada gambar
5. Bahan yang digunakan untuk casis robot adalah bahan aclyric
setebal 5 mm. Pada mekanik yang dirancang digunakan transmisi roda
gigi cacing untuk bagian kemudi depan robot agar dihasilkan reduksi
kecepatan yang besar dan kemampuan mengunci pergerakan kemudi.
Untuk penggerak belakang robot digunakan roda gigi miring untuk
mempercepat putaran motor DC yang kecepatan putarnya sangat
lambat.
Gambar 5 Mekanik Robot Pengikut Garis yang dirancang
3. Perangkat lunak
Perangkat lunak diimplementasikan dengan metode Timed Event
untuk menghemat penggunaan Timer. Pada metode ini Timer
memberi interupsi ke CPU mikrokontroler setiap durasi waktu tertentu,
yaitu 200µs. Jadi program utama hanya berisi subrutin inisialisasi,
sedangkan subrutin program inti berada di dalam subrutin layanan
interupsi Timer. Program inti melakukan tugas pembacaan sensor,
pemrosesan data sensor, dan pengendalian kedua motor. Basis
pengetahuan robot didasarkan pada metode yang digunakan robot
untuk mengikuti garis, yaitu membuat posisi garis berada di antara
larik 4 sensor. Diagram alir program keseluruhan ditunjukkan pada
gambar 6.
Gambar 6 Diagram alir program keseluruhan untuk Robot yang dirancang
4.2 Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Karakteristik Sensor
Karakteristik transistor cahaya saat mendeteksi radiasi inframerah terpantul oleh
obyek berwarna putih dan hitam untuk berbagai intensitas radiasi infra merah
ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7 Hasil percobaan untuk mengetahui pengaruh warna obyek terhadap
keluaran sensor infra merah
Berdasarkan gambar 7 terlihat jarak optimum sensor dengan obyek pantul sekitar
2 cm. Diketahui juga bahwa arus maju IRED, Id, sebesar 14,04 mA cukup untuk
menghasilkan selisih keluaran sensor sebesar lebih dari 2 volt saat mendeteksi
warna putih dan hitam. Pengaruh lebar garis terhadap keluaran sensor
ditunjukkan pada gambar 8. Berdasarkan gambar diketahui bahwa kalau lebar
garis semakin kecil, maka keluaran sensor semakin rendah. Karakteristik ini perlu
diketahui untuk menentukan besarnya tegangan ambang/ referensi pada
komparator. Oleh sebab itu perlu proses penalaan tegangan DC ambang agar
dihasilkan tanggapan robot yang baik dan tidak berosilasi.
Gambar 8 Hasil percobaan untuk mengetahui pengaruh lebar garis terhadap keluaran
sensor infra merah
2. Hasil pengamatan Unjuk Kerja Robot
Dari hasil pengujian terlihat bahwa Robot Pengikut Garis yang dibuat telah mampu
mengikuti garis yang ditentukan. Akan tetapi robot tidak mampu mengikuti garis
dengan jari-jari kelengkungan kurang dari 35 cm. Hal ini disebabkan oleh sistem
manuvernya dan konstruksi mekanik yang belum sempurna. Walaupun demikian
pergerakan robot jarang mengalami osilasi saat membelok. Kecepatan robot dalam
mengikuti garis dipengaruhi oleh bentuk lintasan garis dan tegangan motor DC
sebagai penggerak belakang. Kecepatan maksimal robot saat mengelilingi garis
berbentuk elips dengan diameter terbesar 85 cm dan tegangan motor 20 V adalah
sebesar 5 cm/detik. Grafik hasil pengamatan ditunjukkan pada gambar 9.
Gambar 9 Hasil pengujian Robot yang dirancang
5. Kesimpulan
o Mikrokontroler AT89C51 dapat digunakan sebagai pengendali Robot Pengikut
Garis dengan unjuk kerja yang baik.
o Sensor aktif inframerah mode diskret dapat digunakan untuk mendeteksi
perbedaan warna berdasarkan tingkat penyerapan warna bahan dengan unjuk
kerja yang baik.
o Untuk mendeteksi garis yang lebih kecil lebarnya, tegangan referensi di
komparator dalam unit pengolah isyarat sensor harus diperkecil agar
memotong kurva karakteristiknya.
o Bentuk mekanik robot pengikut garis yang menggunakan prinsip pergerakan
seperti mobil roda empat biasa tidak dapat luwes dalam berbelok khususnya
untuk tikungan yang tajam. Namun demikian proses pembelokannya lebih
halus.
o Penggunaan teknik Timed Event untuk menentukan tunda bagi beberapa
komponen merupakan teknik yang efektif untuk menghemat penggunaan
timer dalam mikrokontroler.