Isi Makalah Drg Budi

download Isi Makalah Drg Budi

of 17

description

makalah

Transcript of Isi Makalah Drg Budi

CEMENTOMA

Cementoma merupakan suatu lesifibro-osseous yang berasal dari sel-selodontogenik ligamenperiodontal, dan merupakan keadaan patologiknon inflamatori yang sering ditemui pada rahang.Lesi khas terjadi dengan frekuensi sembilan kali lebih besar pada wanita daripada pria, dan umumnya hampir tiga kali lebih besar pada kulit gelap. Etiologi dan patogenesis dari periapikalcemental dysplasiaini masih belum diketahui. Di sisi lain, bukti klinis dan histologis menunjukkan kondisi ini berasal dari ligamen periodontal. Periapikalcemento-osseous displasiamenunjukkan kecenderungan untuk wanitamelanoderm, pada pertengahan usia (40-50 kisaran usia) dan jarang di bawah usia 20 tahun.Karakteristik KlinisGigi yang terserang adalah gigi vital, tidak ada keluhan rasa sakit atau gigi menjadi sensitif. Lesi ini sering menyerang periapikal gigi anterior mandibula, dan ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan periapikal atau pemeriksaan panoramik radiografik untuk kegunaan atau maksud lain. Ukuran rata-rata lesi adalah sekitar 1,8 cm, mulai dari 0,2 sampai 11 cm. Selain itu, meskipun lesi yang dekat ke puncak gigi, ligamen periodontal tetap jelas terlihat dalam radiografi.Gambaran RadiografisPeriapikalcemento-osseous displasiamemiliki fase perkembangan alami di mana terjadi perubahan ciri ciri patologi. Biasanya, perkembangan ini dapat dibagi menjadi tiga tahap:osteolitik, cementoblasticdan dewasa. Namun, Langlais et al. percaya bahwa akan ada dua tahap tambahan: tahap osteoporosis lebih dini dalam semua kasus dan tahap berikutnya kemerahan dalam beberapa kasus. Penggantian jaringan osseus oleh jaringan fibrosa ditandai dengan gambar radiolusen di apek gigi, hal ini menunjukkan tahap osteolitik. Dalam perkembangannya, lesi radiolusen memperlihatkan pola campuran karena adanya peningkatan aktivitas cementoblastic yang menyebabkan pengendapan spikula sementum. Hal ini sebagai karakteristik tahap cementoblastik. Pada tahap matang, periapikal cemento-osseous displasia adalah massa solid radiopak, sering dikelilingi oleh gambaran radiolusen, karena kematangan yang lengkap. Proses ini dapat berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.Karena sifat dan evolusi dari lesi ini, pengobatan tidak diperlukan. Karena gigi tetap penting, ekstraksi gigi atau perawatan endodontik tidak boleh dilakukan Di sisi lain, reguler berikut pemeriksaan yang dianjurkan terdiri profilaksis gigi dan penguatan kebersihan instruksi lisan untuk mencegah penyakit periodontal dan lesi karies yang dapat menyebabkan hilangnya gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kasus seorang pasien didiagnosis dengan periapikalcemento-osseous displasiaberdasarkan temuan klinis danradiographical.

tampak gambaran radiolusen pada apikal gigi anterior rahang bawah

tampak gambaran radiolusen pada anterior gigi rahang bawahDiagnosa BandingGambaran radiografik dan test vitalitas yang menunjukkan gigi vital dapat didiagnosis kelainan ini, namun pada umumnya diagnosis radiografik dibingungkan dengan bebrapa kelainan tergantung dari stadium keparahan dari cemetoma ini. Diantaranya pada Stadium 1 dibungungkan dengan Abses, granuloma, kiata periapikal, kista traumatik. Pada Stadium 2 dibingungkan dengan condensing ostetis , tulang sklerotik. Sedangkan Stadium 3 dibingungkan dengan odontoma.PenatalaksanaanSatu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah observasi selama beberapa tahun. Seperti pada stadium lanjut, lesi matang untuk tampak radiolusen dan stabil dalam ukuran. Menindaklanjuti pemeriksaan X-ray dan biopsi dapat dipastikan bahwa lesi bersifat jinak. Hal ini juga penting untuk melakukan tes vitalitas untuk memastikan bahwa gigi yang terkena sehat, dan untuk memastikan diagnosis yang benar. Jika pertumbuhan lesi tidak berhenti, pembedahan (enukleasi) dengan atau tanpa pengangkatan gigi mungkin diperlukan. Dalam kasus tertentu dari lesi yang parah, obat-obatan seperti pamidronate dapat diberikan di lokasi lesi untuk menghentikan kalsifikasi dan meningkatkan kepadatan tulang.

AMELOBLASTOMA

Ameloblastoma (lihat gambar 1-3) seluruhnya adalah tumor epitelial yang muncul dari lamina dentalis, berkas Hertwig, enamel organ, atau lapisan folikel dentalis/kista dentigerous. Ameloblastoma erupakan tumor odontogenik epitelial yang paling umum. Ameloblastoma biasanya terjadi pada individu yang berusia 20-40 tahun, bagaimanapun, jenis kista tunggal lebih sering terjadi pada orang dewasa (lihat pertimbangan pembedahan). Lesi ini terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah, tetapi rahang bawah posterior merupakan lokasi yang paling umum, hanya 20% dari lesi ini yang ditemukan pada rahang atas. Lesi ini terjadi secara seimbang pada laki-laki dan perempuan.Meskipun ameloblastoma secara umum tidak diklasifikasikan sebagai lesi ganas (jarang terdapat jenis yang ganas), jenis ini sangat agresif dan infiltratif. Beberapa orang menduga bahwa lesi ini harus dimasukkan kedalam jenis keganasan derajat rendah atau kurang aktif, sama dengan karsinoma sel basal. Banyak kesamaan histologi dan kebiasaan yang ditemukan pada kedua jenis lesi ini (lihat karsinoma sel basal). Secara umum lesi ini tidak bermetastase tapi bertumbuh secara lambat, persisten, dan susah untuk dimusnahkan. Jika ameloblastoma tidak tercatat ditemukan sebagai temuan insidental dari gambaran radiograf untuk tujuan lain, maka gejala pertamanya biasanya adalah perluasan tulang tanpa rasa sakit.

Temuan radiografik

Ameloblastoma khususnya muncul sebagai suatu radiolusensi multilokular yang meluas di daerah molar ketiga rahang bawah, tetapi lesi ini dapat ditemukan dibagian manapun pada rahang (lihat gambar 1). Lesi ini dapat berbentuk unilokular jika kecil, dan seringkali meresorbsi gigi yang berkontak dengannya. Lesi ini tidak pernah tampak radiopak.

Karakteristik histologi

Ameloblastoma tidak memiliki kapsul. Komponen neoplastik secara murni adalah epitelial dan sisa cap stage dari odontogenesis (contohnya; sel kolumnar tinggi yang terpolarisasi pada sisi luar dari lesi dengan SR pada sisi dalam, yang mana dapat membentuk suatu kista). Lesi dapat memiliki suatu reaktif terhadap komponen jaringan penghubung yang bukan merupakan suatu neoplastik. Lesi ini adalah tumor nonfungsional, misalnya; ameloblastoma tidak mempengaruhi jaringan penghubung di sekitarnya, yang mana pada gilirannya tidak dapat mempengaruhi pembentukan email. Pada hakekatnya, tumor ini merupakan penggambaran odontogenesis yang terhenti. Terdapat banyak gambaran histologi yang berbeda, contohnya; jenis akantomatous yang mana SR ditempatkan oleh sel skuamous dan pearl, tipe sel granuler dimana SR di gantikan oleh sel granuler, dan jenis pleksiform dimana SR berkurang atau tidak ada sama sekali.

PerawatanPerawatan ameloblastoma adalah eksisi bedah dengan free margin yang luas (lihat pertimbangan bedah). Rekonstruksi yang tepat dapat dilakukan pada waktu yang sama. Seluruh pasien dengan ameloblastoma, dengan tanpa melihat metode perawatan bedah atau jenis gambaran histologi, harus dimonitor secara radiografi sepanjang hidupnya. Jika eksisi tidak adekuat, umumnya menjadi rekuren.

Pertimbangan bedah

Ameloblastoma rahang atas tidak dibatasi oleh plat kortikal yang kuat yang ditemukan pada rahang bawah. Sebagai tambahan, posterior rahanng atas terletak dekat dengan banyak struktur vital. Faktor ini menjadi pendapat yang kuat untuk perwatan bedah yang agresif dan pasti pada ameloblastoma rahang atas. Pada rahang bawah, 1 cm tepi yang bersih dipertimbangkan sebagai standar. Hal ini dapat diatasi dengan reseksi blok atau segmental, bergantung pada hubungan lesi dengan tepi kortikal inferior.

Pengecualian tunggal terhadap hal ini adalah mungkin ameloblastoma unikistik. Jenis ini umumnya muncul pada dewasa akhir dan sebagaimana namanya, jenis ini dicirikan sebagai radiolusensi unikistik yang paling umum ditemukan pada daerah molar ketiga rahang bawah.

Untuk ameloblastoma peripheral, eksisi yang lebih konservatif dengan pendekatan follow-up secara klinis adalah perawatan yang standar.

Hubungannya dengan lesi lainnya

Karsinoma sel basal: Karsinoma sel basal adalah neoplasma infiltratif lainnya yang pada dasarnya merupakan neoplasma adnexal yang tidak bermetastase. Karsinoma sel basal dan ameloblastoma bertumbuh dengan lambat tetapi persisten, dan dapat menyebabkan kematian melalui perluasan lokal kedalam struktur vital. Jika satu pertimbangan bahwa gigi merupakan struktur adnexal rongga mulut, kemudian hal tersebut menjadi mudah untuk dimengerti mengapa ameloblastoma dapat terlihat sebagai suatu analog terhadap karsinoma sel basal. Adamantinoma tibia: lesi ini secara histologi mirip dengan jenis ameloblastoma pleksiform. Termasuk keganasan derajat rendah dan seperti namanya, jenis ini ditemukan di tibia.

Craniofaringioma: Tumor pituitary ini muncul dari kantong Rathke, bagian dari stomadeum rongga mulut yang secara histologi tampak menyerupai ameloblastoma. Bagaimanapun, jenis ini lebih mirip kista Gorlin.

Ameloblastoma perifer: Lesi ini secara histologi mirip dengan ameloblastoma sentral, tetapi tidak melibatkan tulang dan yang seluruhnya dibatasi oleh gingiva. Lesi ini memiliki potesi rendah untuk bertumbuh dan invasi dibandingkan ameloblastoma sentral, dan sangat memungkinkan hal ini bertanggung jawab terhadap kasus karsinoma sel basal yang dilaporkan pada gingiva.

Ameloblastoma ganas: Hampir 2% ameloblastoma bermetastase, biasanya ke paru-paru. Meskipun demikian lesi ini sebenarnya mungkin sebagai hasil aspirasi material dari lesi yang berjamur pada rongga mulut dan,oleh karena itu, hal ini tidak menggambarkan metastase sebenarnya.

Karsinoma ameloblastoma: Lesi ini secara sitologi merupakan lesi ganas dengan hiperkromatisme, pleomorfisme, dan aktivitas mitotic yang tinggi. Metastase sebenarnya terjadi pada karsinoma ameloblastoma.

TUMOR ADENOMATOID ODONTOGENIK

Tumor odontogenik adenomatoid (adenomatoid odontogenic tumor/AOT) merupakan tumor yang tidak umum terjadi, tetapi biasanya dapat dengan mudah diidentifikasi dari gambaran klinis dan radiografi. Hal ini sering diingat sebagai tumor dua pertiga. Tumor ini paling umum terjadi pada dekade kedua dan ketiga dari kehidupan (12-20 tahun). Dua pertiga kasus terjadi pada anterior rahang atas, sepertiga terjadi pada anterior rahang bawah, dan tidak pernah ditemukan pada bagian posterior hingga ke premolar. Dua pertiga dari kasus ini menyerang pada perempuan dan dua pertiga dari kasus ini dihubungkan dengan adanya gigi yang impaksi (biasanya pada gigi kaninus).Tumor ini berasal dari pengurangan epitelium enamel dari folikel dental dan secara histologi menghasilkan IEE. Tumor ini biasanya tanpa gejala tetapi bisa muncul dengan pembengkakan yang lunak atau dihubungkan dengan kehilangan gigi secara klinis.Adenomatoid odontogenic tumor (AOT) merupakan tumor epithelial jinak, berasal dari odontogenik yang jarang terjadi, sekitar 1-3% dari seluruh tumor odontogenik. Tumor ini terjadi lebih sering pada perempuan dengan rasio sebesar 2:1, pada usia dekade kedua (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004).AOT pertama kali dideskripsikan oleh Steensland pada tahun 1905. Dahulu sebelum lesi ini disebut sebagai AOT dipakai berbagai nama untuk menggambarkannya antara lain: adenoameloblastoma, ameloblastic adenomatoid tumor, adamantinoma, epithelioma adamantinum atau teratomatous odontoma (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar 2005; Wikipedia).Kepustakaan lain menyebutkan AOT pertama kali dijelaskan oleh Dreiblat pada tahun 1907 sebagai adenoameloblastoma atau ameloblastic adenomatoid tumor. Pada tahun 1969 Philipsen dan Birn mengajukan istilah AOT, yang mengindikasikan bahwa penyakit ini tidak menyusun suatu variasi ameloblastoma, dan diterima seperti yang ada pada klasifikasi tumor odontogenik pertama dari WHO yang ditetapkan pada tahun 1971 (Rosai, 2004). Istilah AOT, merupakan istilah yang paling tepat, dalam hal bahwa tumor ini jelas jinak, dan berbeda dengan ameloblastoma, mempunyai angka rekurensi yang sangat rendah, sehingga membuatnya tidak perlu untuk dilakukan operasi ekstensif dan agresif; kuretase sederhana bersama dengan ekstirpasi dari gigi yang terkait menjadi terapi yang dipilih (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia).

Temuan radiografi

Lesi ini secara umum tampak sebagai radiolusensi yang terdermakasi dengan baik (well-dermaceted). Dalam 75% kasus, lesi ini dihubungkan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya gigi kaninus. Lesi ini bisa terdiri dari flek radiopak, yang mana menggambarkan adanya material yang terkalsifikasi. Jika dikaitkan dengan gigi, lesi ini umumnya menyerang pada gigi lebih lanjut pada akar gigi dibandingkan jenis kista dentigerous.

Karakteristik histologi

Secara teknik, ini merupakan hamartoma dibanding neoplasma sejati karena mempunyai potensi pertumbuhan yang terbatas. Memiliki kapsul fibrous yang tebal yang berisi elemen epitelial proliferasi yang membentuk nodul dan struktur menyerupai duktus (contohya; nodul organoid dari kuboidal atau sel kolumnar yang rendah yang dipisahkan oleh epitelium berspindel). Tidak adanya jaringan penghubung untuk merangsang pembentukan email, hasil dari sel ini, suatu matriks pre-enamel, akan mengalami degenerasi dan akhirnya akan meninggalkan daerah kalsifikasi distropik dan amiloid.

Makroskopis dan MikroskopisSecara makroskopis tampak massa berbentuk bulat, dominan kistik dengan kelompok-kelompok massa padat. Secara mikroskopis tampak pada daerah padat yang dilapisi epitel didapatkan beberapa struktur duktus yang dibatasi oleh sel kuboid atau sel kolumnar tinggi, beberapa zona homogen material hyalin dan kalsifikasi sepanjang lapisan epithelial serta dapat juga ditemukan deposit melanin. Secara Immunohistokimia Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif.

Differential DiagnosaAmeloblastic odontoma/Odonto-ameloblastoma yaitu lesi solid atau kistik yang ditandai terutama oleh sel-sel epitelial yang menyerupai Ameloblastoma yang disertai gigi dan jaringan lunak seperti enamel dan dentin (Yasunori dan Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al.2005).

Perawatan

Perawatan yang dianjurkan dari lesi ini adalah pengangkatan secara sederhana. Jika dibiarkan sendiri, struktur ini kemungkinan menjadi rumit. Bagaimanapun, lesi ini dapat menjadi sangat besar. Kebanyakan dihilangkan dengan cara biopsi. Jika AOT tidak dapat menghilangkan lesi ini secara menyeluruh pada saat biopsi, literatur menyangka sisa lesi tersebut akan terdegenerasi. Mereka tidak mengetahui akan berulang/rekuren.Terapi dan PrognosisModal terapi yang merupakan pilihan adalah operasi konservatif Enukleasi Rekurensi AOT sangat jarang terjadi. Prognosis dari AOT sangat baik Secara Immunohistokimia Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif (Cawson & Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia; Goldman, 2008; Yasunori & Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al.2005).

ODONTOMA

Odontoma dikenal sebagai tumor odontogenik jaringan keras, yang ditandai dengan pertumbuhannya yang lambat. Tumor ini terdiri dari email, dentin, sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa. Berdasarkan klasifikasi terbaru dari WHO tahun 2005, odontoma dibagi menjadi 2 jenis yaitu kompleks odontoma dan compound odontomaCompound odontoma muncul sebagai bentuk gigi kecil yang jumlahnya banyak atau gigi rudimenter, sedangkan complex odontoma muncul sebagai konglomerasi yang tidak teratur dari jaringan keras.

ODONTOMA COMPLEKS

Definisi Odontoma compleks merupakan tumor odontogenetik, terdiri dari massa yang terkalsifikasi dari jaringan keras dan lunak gigi, yang menunjukkan susunan struktur gigi yang terkalsifikasi mengalami kelainan. Diferensiasi strukturalnya buruk, sedikit menyerupai bentuk normal gigi. Ini berbentuk massa jaringan keras gigi seperti kembang kol yang dikelilingi oleh folikel fibrosa pathogenesis.Odontoma compleks beasal dari dental lamina atau organ enamel pada gigi normal. Trauma pada daerah pembentukan gigi juga dapat menyebabkan odontoma.

EtiologiEtiologi complex odontoma tidak diketahui. Ada beberapa teori yang sudah diajukan, seperti trauma lokal, infeksi, riwayat keluarga dan mutasi genetik, ada pula yang menambahkan bahwa odontoma diwariskan kemungkinan dari gen mutant post natal dengan kontrol genetik perkembangan gigi.

Gambaran KlinisAsymtomatik, biasanya terjadi pada usia dekade kedua dan ketiga. Odontoma compleks jarang terjadi dibandingkan odontoma compound. Sering ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya sering terjadi pada region molar pertama dan molar kedua rahang bawah. Bisa berasal dari tooth bud dari gigi impaksi atau supernumerary teeth. Lesi kecil, jarang menjadi besar, namun bisa menjadi besar sampai 6 cm sehingga menyebabkan ekpansi rahang.

Gambaran RadiografisComplex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada struktur gigi yang dikelilingi garis radiolusen tipis. Massa gabungan tunggal seperti material dan tak ada kemiripan anatomi gigi apapun. Muncul sebagai massa yang buram dikelilingi oleh tepi sempit lucent.

Gambaran HistopatologikSusunan jaringan gigi, enamel, matriks enamel, dentin, jaringan pulpa dan sementum mengalami kelainan, tetapi memiliki pola radial. Jaringan ini dikelilingi oleh kapsul jaringan penyambung yang tipis.

TerapiOdontoma memiliki potensi pertumbuan yang terbatas. Perawatannya adalah dengan enukleasi atau kuretase jika odontoma merupakan sumber potensial obstruksi pada gigi yang erupsi sebagai fokal infeksi. Odontoma complex yang besar harus diambil untuk mengembalikan tulang yang normal dan untuk mencegah fraktur rahang..

CALCIFYING EPITHELIAL ODONTOGENIK TUMOR

Tumor odontogenik epitelial terkalsifikasi (calcifying epitelial odontogenik tumor/CEOT) atau tumor Pindborg adalah tumor odontogenik infiltratif yang jinak yang merupakan salah satu tumor yang paling jarang terjadi. Tumor tersebut diberi nama tumor Pindborg karena ditemukan oleh seorang ahli patologi Denmark yaitu Jens Pindborg. Tumor ini paling sering ditemukan pada rahang bawah regio molar/premolar, tetapi 33% dari kasus ditemukan pada rahang atas. Tumor ini dihubungkan dengan gigi yang tidak erupsi atau impaksi dalam 50% kasus. CEOT merupakan neoplasma infiltratif dan menyebabkan destruksi disertai perluasan secara lokal. Tumor ini diperoleh dari stratum intermedium dan mempunyai potensi yang lambat untuk bertumbuh dibandingkan ameloblastoma. Maka tidak mengejutkan jika tumor ini kurang agresif dibandingkan ameloblastoma.

Temuan radiografik

Lesi ini bisa radiolusen, tetapi lebih dikarakteristikkan sebagai massa dengan campuran antara lusen dan opak, memperlihatkan gambaran salju yang diterbangkan (snow-driven)

Karakteristik histologi

Gambaran histologi dari lesi ini adalah worrisome karena lesi tersebut tampak sebagai pulau yang menginfiltrasi kedalam tulang. Pulau ini terlihat seperti sel skuamous murni dengan nuclear pleomorfisme derajat tinggi; bagaimanapun, cincin Liesegang (kalsifikasi distropik berbentuk oval), suatu sitoplasma matang yang normal (sel polyhedral yang besar dengan jembatan interseluler yang baik dan berisi granula keratin yang matang), dan kurangnya gambaran mitotic membantu untuk membedakan lesi ini dari karsinoma sel skuamous. Polimorfisme tercatat sebagai degenerasi sekunder dari inti sel dan nekrobiosis, dan kalsifikasi distropik dan perubahan amiloid merupakan ciri pada sel epitelial yang mati.

Perawatan

Perawatan untuk lesi ini adalah eksisi bedah secara keseluruhan. Tingkat rekurensi pada CEOT ini adalah 4%. Lesi ini bertumbuh secara lambat dan membutuhkan follow-up jangka panjang untuk rekurensinya (sekurang-kurangnya 5-10 tahun). Tidak dilaporkan adanya kasus dimana lesi ini berubah menjadi ganas.