Isi Laporan Las

27
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada beberapa hal pengelasan yang tentu berbeda dilakukan yakni pada kapal,terutama plat kapal. Pengelasan yang dilakukan pada plat kapal harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses pengelasan sehingga di peroleh kualitas las yang baik. Kegiatan ini di mulai dari persiapan plat yang akan digunakan, marking, cuting dan pabrikasi. Pada saat pemotongan plat dan pengelasan dengan menggunakan las berbahan bakar gas, maka perlu diperhatikan adalah bentuk penyalaannya yang akan berengaruh pada kualitas pemotongan atau pengelasannya serta memberikan tingkat penggunaan gas yang ekonomis. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa saja macam macam jenis pengelasan ? 2. Apa saja alat yang digunakan dalam proses pengelasan ? 3. Apa yang harus dilakukan saat pengelasan ? 4. Bagaimanakah proses pengelasan berlangsung ? 5. Bagaimanakah kriteria pengujian pada hasil las ? 1.3 Tujuan praktikum Adapun setelah mengikuti kegiatan praktikum pengelasan diharapkan mahasiswa dapat ; 1. Mengetahui apa saja Jenis jenis pengelasan di JMI. 2. Menjelaskan material apa yang digunakan dalam pengelasan.

description

LAs

Transcript of Isi Laporan Las

Page 1: Isi Laporan Las

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa hal pengelasan yang tentu berbeda dilakukan yakni pada

kapal,terutama plat kapal. Pengelasan yang dilakukan pada plat kapal harus

mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses pengelasan sehingga di peroleh kualitas

las yang baik. Kegiatan ini di mulai dari persiapan plat yang akan digunakan, marking,

cuting dan pabrikasi. Pada saat pemotongan plat dan pengelasan dengan menggunakan las

berbahan bakar gas, maka perlu diperhatikan adalah bentuk penyalaannya yang akan

berengaruh pada kualitas pemotongan atau pengelasannya serta memberikan tingkat

penggunaan gas yang ekonomis.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja macam macam jenis pengelasan ?

2. Apa saja alat yang digunakan dalam proses pengelasan ?

3. Apa yang harus dilakukan saat pengelasan ?

4. Bagaimanakah proses pengelasan berlangsung ?

5. Bagaimanakah kriteria pengujian pada hasil las ?

1.3 Tujuan praktikum

Adapun setelah mengikuti kegiatan praktikum pengelasan diharapkan mahasiswa dapat ;

1. Mengetahui apa saja Jenis jenis pengelasan di JMI.

2. Menjelaskan material apa yang digunakan dalam pengelasan.

3. Menyebutkan alat apa saja yang diperlukan dalam pengelasan.

4. Menerangkan prosedur cara pengelasan yang baik & aman.

5. Mengetahui kriteria hasil lasan yang baik melalui uji pengelasan.

1.4 Waktu dan tempat

Kegiatan pelaksaan Praktikum pengelasan dilaksanakan pada :

Tanggal : 23 Mei 2014

Hari : Jum’at

Lokasi : PT. Janata Marina Indah, Semarang.

1

Page 2: Isi Laporan Las

Tinjauan Lokasi

Janata Marina Indah Shipyard Unit II adalah galangan kapal yang terletak

di pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Galangan ini memiliki berbagai alat baik alat

teknologi mekanik ataupun nonteknologi mekanik yang digunakan sebagai penunjang

kerja di bidang perkapalan.Di galangan kapal ini kami meninjau bagaimana cara

menguji bahan dan cara bending. Di galangan ini pemandu ahli menjelaskan secara

langsung mengenai bagian mesin bending dan cara melakukan proses bending serta

pengujiannya.

2

Page 3: Isi Laporan Las

BAB II

DASAR TEORI

Menghasilkan produk berkualitas menjadi sebuah keharusan terutama dalam

memenuhi kebutuhan dan jaminan kepada konsumen. Sehingga kemudian terlahirlah suatu

standar penting yakni ISO 9001 (1987) yang merupakan model untuk jaminan kualitas dalam

desain/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa yang merupakan salah satu

seridari ISO 9000.

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan

cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan

dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan

hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi

setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang

penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan

hal yang umum di semua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang

lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat

dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan

penting dalam masyarakat industri modern.

Di dalam pengelasan terdapat banyak sekali jenis jenis pengelasan seperti SMAW,

SAW, GMAW, FAW. Dan sebagainya

Namun yang banyak digunakan di galangan JMI adalah berjenis SMAW. SMAW

merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan arus listrik berbentuk busur arus

dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari pengelasan dengan busur arus listrik adalah

submerged arc welding SAW, gas metal arc welding GMAW-MIG, gas tungsten arc welding

G  dan plasmaarc. Didalam pengelasan SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda

terselaput itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert

untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung-

gelembung didalam hasil las-lasan. Prose pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir

diantara elektroda dan bahan las membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 oC,

sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair

3

Page 4: Isi Laporan Las

Untuk mendapatkan pengelasan yang baik harus :

menggunakan elektroda yang tepat

jenis arus yang tepat

jenis polaritas yang tepat untuk arus DC

hindari gerakan pengelasan kiri kanan selama mengelas

bentuk busur arus yang pendek,  lakukan pengelasan secara mantap dan teratur

laju pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair.

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan

yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas

yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus

listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type

elektrodanya.

Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang

terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai

mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi

kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan

memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam

busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.

4

Page 5: Isi Laporan Las

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengelasan

Dalam penyiapan material harus sangat di perhatikan. Apabila penyiapan material

kurang baik akan dapat terjadi berbagai macam masalah contohnya :

1. Dapat terjadi penyempitan jalur pengelasan

2. Dapat terjadi distorsi (perubahan bentuk Karen pengaruh panas )

3. Adanya porosity ( karena benda tidak di bersihkan dari karat/kotoran lain)

Oleh karena itu penyiapan material arus benar benar di perhatikan dengan baik.

3.2 Material yang digunakan

Material yang digunakan saat pengelasan ada beberapa macam yaitu :

a. Kawat las ( elektroda )

Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang berfungsi sebagai

pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara sekelilingnya. Selain

itu fluk berguna juga untuk membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las

dari udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang

komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS (American Welding

Society ) elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai

berikut E xxxx (x) . Dua digit yang pertama atau tiga digit menunjukan kuat tarik hasil las

tiga digit menunjukan kuat tarik lebih dari 100.000 psi sedangkan dua digit menunjukan kuat

tarik hasil lasan kurang dari 100.000 psi. Sebagai contoh elektrode E 6013 mempunyai kuat

tarik 60.000 psi (42 Kg/mm2 ). Sedangkan angka digit ketiga atau keempat bagi yang kuat

tariknya lebih besar 100.000 psi ( 70 Kg/mm2 ) digit selanjutnya menujukan posisi

pengelasan, apabila angkanya 1 berarti untuk segala posisi.pengelasan, angka 2 berarti las

datar atau horizonta l dan angka 3 menunjukan untuk pengelasan datar saja. Digit yang

terakhir menunjukan jenis dari campuran kimia dari lapisan elektrode.

Elektroda merupakan bagian terpenting dalam las busur listrik. Selama pengelasan

elektroda akan habis pada saat berlansungnya pengelasan. Jenis elektroda akan

5

Page 6: Isi Laporan Las

mempengaruhi pengelasan, maka itu pemilihan dan jenis elekroda haruslah tepat.berdasrkan

selaput pelindungnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu elektroda polos dan elektroda

berselaput. Elektroda berselaput ini terdiri dari bangian inti dan pelindung atau fluks. Ukuran

standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450

mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03),

titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon,

besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis

elektroda. Pelapisan fluks dapat dilakukakn dangan cara di semprot, celup atau destrusi.

Tujuan di buatnya fluks ini agar pada saat elektroda terbakar akan menghasilkan gas CO2

dengan tujuan melindungi cairan las,busur listrik dari oksigen yang dapat mengalami bahan

las mengalami oksidasi sehingga akan mempengaruhi sifat mekanisme dari logam las.

Oleh karena itu, pemilihan jenis elektroda haruslah tepat dengan memperhatikan

sebagai berikut :

• Jenis logam yang akan di las

• Tebal bahan yang akan di las

• Kekuatan mekanis yang di harapkan dari hasil pengelasan

• Posisi pengelasan

• Bentuk kampuh benda kerja

Ada bermacam-macam jenis elektroda baja lunak yang perbedaannya hanyalah pada jenis

selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama untuk penggunaan yang sering dipakai di JMI

adalah berjenis :

a. E 6012 dan E 6013

Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan

sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E

6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat

dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih

6

Page 7: Isi Laporan Las

Gbr.Elektroda las

benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda

dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

b. . Elektroda Untuk Aluminium.

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.

Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel

keterangan dari pabrik yang membuatnya.

Kawat las yang biasa digunakan adalah kawat las jenis ESAB dan KOBE dengan panjang

40 cm dan diameter 2,5 mm. kawat las ini digunakan untuk mengelas plat kapal. Sedangkan

untuk mengelas pipa diameter kawat las 2,6 – 3,2. Untuk tegangannya saat melakukan

pengelasan sekitar 95 – 200 A

b. Plat

Plat baja yang digunakan untuk kapal merupakan baja yang berbeda dengan jenis baja

yang ada pada umumnya. Sebagai perbandingan sebuah plat baja untuk kapal mempunyai

kandungan campuran selain baja sebagai unsur utama plat. Plat baja kapal mempunyai

bergai campuran unsur kimia diantaranya karbon, fosfor dan sulfur.

Plat baja untuk kapal mempunyai kelebihan pada tingkat ketahanan terhadap korosi

air laut. Selain mempunyai kekuatan tarik yang lebih bagus, plat baja kapal mempunyai

kadar karbon sebagai pelindung dari korosi. Untuk itu plat baja pada kapal dibuat khusus.

Adapun tingkat kekerasan atau kekuatan tarik dari plat baja kapal lebih baik dari pada plat

baja lainnya.

Baja untuk kapal konstruksi lambung biasanya mengandung 0,15-0,23% kandungan

unsur karbon. Sedangkan untuk kandungan fosfor dan sulfur kurang dari 0,05%. Jika

kandungan fosfor dan sulfur terlalu tinggi dapat merugikan pengelasan dari baja dan dapt

terjadi keretakan jika mengandung sulfur yang tinggi. . Pelat yang paling umum digunakan

dalam suatu konstruksi adalah plat baja. Pelat baja adalah logam ferro yang mengandung

carbon 0,3 – 0,7 % .

7

Page 8: Isi Laporan Las

Macam-macam ukuran Plat Kapal antara lain :

Ukuran Plat dalam Inch Ukuran Plat dalam mm

0,5” x 5’ x 20’ 5 x 5 x 20

1’’ x 5’ x 20’ 6 x 5 x 20

1” x 5’ x 30’ 33 x 5 x 20

(Sedangkan tebal plat yang digunakan pun menyesuaikan dengan posisi

pemasangan pelat di kapal. Biasanya untuk bagian yang kontak dengan air langsung &

memdapatkan beban yang besar ukurannya lebih tebal dari pada yang dipasan pada

bagian seperi bangunan atas dan sekat sekat pada bangunan atas. Tebal plat dalam

kapal pun beragam, ada yang 4 mm, 8 mm, bahkan 12 mm.

3.3 Alat yang digunakan dalam pengelasan

a. Trafo las

Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus

yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)

Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator, dimana dalam

pesawat las ini arus dari jaring – jaring listrik dirubah menjadi arus bolak – balik oleh

transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las

ini disebut juga mesin las transformator.

Transformator las mempunyai dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan

kumparan sekunder. Kumparan pada transformator ini mengacu pada transformator step

down, dimana kumparan transformator ini dapat menggadakan arus yang berasal dari gardu

induk. Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel

arus. Pada transformator las A.C, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa,

dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan temperature

yang timbul

8

Page 9: Isi Laporan Las

Keuntungan transformator A.C adalah

1. Dapat menghasilkan rigi – rigi las yang baik dan dapat menghindarkan timbulnya keropos

– keropos karena mempunyai busur nyala yang kecil

2. Pengawasan, perawatan, dan perlengkapan mesin las lebih murah.

Kerugiannya antara lain :

1. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda

2. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam

Gbr.Travo las

b. Mesin las arus searah (Mesin DC)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah.

Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat

digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain.

Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan

peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi

untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin

las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik

permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil

biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau

jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah

penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin,

perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin

las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.

9

Page 10: Isi Laporan Las

Keuntungan mesin las arus DC adalah sebagai berikut :

1. Seluruh jenis elektroda dapat dipergunakan (elektroda berbalut dan tidak berbalut)

2. Seluruh jenis logam dapat dilas

3. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis

4. Mempunyai nyala busur yang stabil

5. Mesin las ini tidak mempunyai bagian – bagian yang berputar seperti dynamo las

6. Dapat dipergunakan untuk pekerjaan lapangan atau bengkel yang tidak dilalui jaring –

jaring listrik

c. Mesin las ganda (Mesin AC-DC)

Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan

dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat

perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder

transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata

arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah,

yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih

fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC

atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang

mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-

ganti las untuk pengelasan berbeda.

b. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet

isolasi dan diberi penguat agar tdak mudah patah atau terkelupas. Kabel ini harus lenturdan

tidak kaku saat digunakan karena bias mengganggu welder saat proses pengelasan. Yang

disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

1. Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.

2. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.

3. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik

dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

Dalam keadaan tertentu kadang-kadang diperlukan penyambung kabel (skun) .

penyambung kabel haruslah kabel yang khusus dan kuat namun juga mudah dilepas dan

dipasang kembali.

10

Page 11: Isi Laporan Las

Table kapasitas arus pada kabel las

c. Tang Las

Perlengkapan sewaktu mengelas yang gunanya untuk menjepit elektroda dan benda

kerja. Tang las terdiri dari tang elektroda dan tang masa, dimana alat-alat ini terdiri dari

beberapa jenis yaitu: tang elektroda itu sendiri, tang masa magnit, dan tang masa klem. Ujung

yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda

terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu

berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel

digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

d. Palu terak (bik hammer) dan sikat baja

Palu terak adalah sebuah palu yang khusus dimana salah satu ujungnya dibuat berbentuk

runcingyang digunakan untuk mengetok sudut rigi-rigi las dan ujung yang sebelah lagi

berbentuk pahat picak yang digunakan untuk mengetok permukaan rigi-rigi las.

Sikat baja digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dan sesudah di las,

juga membersihkan kotoran, debu dan sisi terak pada rigi-rigi las setelah diketok dan dipahat

oleh palu terak.

e. Sikat Kawat

Dipergunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas,membersihkan terak Ias

yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

11

Page 12: Isi Laporan Las

3.4 Peralatan keselamatan kerja

1. Ruangan Las

Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada

disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las

dilengkapi dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus

bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya

kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

2. topeng las

topeng Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias

yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter.

Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan

ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

3. Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang

pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan agar

tidak panas dan tersetrum.

4. Baju Las/Apron

Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat

melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai

baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.

5. Sepatu praktik

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada

sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

6. Masker Las

12

Page 13: Isi Laporan Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah

masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

3.5 Prosedur keselamatan kerja

Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu dilaksanakan

antara lain sebagai berikut ;

1. Gunakan sepatu saat pelaksanaan praktikum.

2. Gunakan topeng/helm las saat mengelas.

3. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam jangka waktu

yang cukup lama.

4. Gunakan sarung tangan/tang saat akan mengangkat atau memegang benda kerja yang

baru dilas.

5. Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang

(tanpa kaca mata las).

6. Jangan bercanda saat melakukan pengelasan.

Taati tata tertib yang berlaku

3.6 Proses pengelasan

A. Persiapan Pengelasan

Sebelum pengelasan dilaksanakan sebaiknya sebagai seorang welder yang professional

adalah melaksanakan persiapan las sesuai prosedur yang berlaku yaitu ;

1. Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.

2. Pastikan prosedur keselamatan kerja telah terlaksana

3. Bersihkan material yang akan dilas dari debu maupun logam yang menempel

4. Lakukan pra heating juga pada elektroda dengan memasukkannya ke dalam oven

dengan suhu 700. Dan pastikan elektroda bersih

13

Page 14: Isi Laporan Las

Gbr. Oven las

5. Persiapkan mesin las, dengan menjepitkan klem masa pada meja kerja, pastikan klem

terjepit tidak pada bagian yang terdapat cat atau bagian yang dapat menghambat arus.

6. Siapkan benda kerja, dan pastikan terhubung dengan meja kerja dengan baik.

7. Jepitkan elektroda pada holder las, atur kuat arus yang akan dipakai.

a. Pelaksanaan pengelasan

1. siapkan bahan filler elektrode dan benda uji platnya.

2. Nyalakan tarvo las dengan posisi ON untuk menghidupkan dan posisi OFF untuk

mematikan

3. Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap jenis

pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.

4. Jepit ujung dari tang las dengan elektroda

5. Untuk mengetahui las elektroda telah dapat di guanakan gesekan elektroda dengan

material sampai elektroda menyala.

Gambar . Teknik Starting

14

Page 15: Isi Laporan Las

6. Gerakkan elektroda dengan kecepatan yang konstan dan ayunan yang sama. Ayunan

elektroda dapat berbentuk lingkaran, segitiga, zig-zag dengan jarak yang sama.

7. Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau

mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil

8. Jika plat melebihi ketebalan 6 mm sebaiknya saat pengelasan di bevel dan

menggunakan baking keramik

Gbr.Baking keramik

9. Lakukan gerakan zig zag secara kontinyu, hingga elektroda telah habis

d. Penyelesaian pengelasan

1. Setelah pengelasan dilaksanakan Bersihkan terak dari hasil pengelasan dengan palu,

kenudian sikat sisa sisa terak hasil pengelasan dengan sikat kawat.

2. Untuk mendapatkan hasil yang baik setelah pengelasan gerinda las dengan las tangan

3. Setelah selesai jauhkan Elektroda dari benda kerja dan matikan mesin las

4. Periksa hasil lasan dengan cara pengujian / testing

3.7 Pengetesan hasil las

15

Page 16: Isi Laporan Las

Untuk menguji hasil pengelasan tersebut baik mupun tidak, terdapat 2 jenis

pengujian, yaitu yang bersifat merusak ( destruktif) dan bersifat tidak merusak (non

destruktif).

A. Pengujian bersifat merusak (destruktif)

Pengujian ini dilakukan dengan sifat yaitu merusak benda kerja yang akan diuji.

Pengujian ini teridi dari :

a. Uji Lengkung( Bending test)

Pengujian ini dilakukan dengan cara menekan benda kerja dengan pusat lengkung

tepat tengah dari benda kerja.

Gbr.Uji Bending

b. Uji Tarik

Pengujian ini yang sering dilakukan yaitu dengan menarik benda kerja, dimana benda

kerja di potong sebagian sesuai dengan standar yang digunakan. Pengujian ini bertujuan

untuk mengetahui kekerasan, keuletan, kekakuan dari benda kerja.

c. Uji kekerasan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari material dan kekerasan dari

material yang diuji. Pengujian ini dibagi menjadi uji tekan dan uji gores.

B. Pengujian material bersifat tidak merusak (Non destruktif)

Pengujian ini dilakukan sesuai dengan namanya, yaitu tidak merusak material benda

tersebut. Pengujian ini terdiri dari :

16

Page 17: Isi Laporan Las

a. Liquid Penetrant Testing

Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari

suatu bahan. Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal,

pemberian penetrant,  pembersihan penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini

memiliki keuntungan yaitu murah dan cepat dilaksanakan.

b. X-RAY

Pengujian ini dilakukan dengan menembakkan sinar x pada bagian yang diuji.

Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu tempat yang akan diuji dilapisi dulu dengan

menggunakan film atau klise setelah itu tembakan sinar x dengan jarak 50 m

Hasil film dari pengujian X-Ray

c. Ultrasonic test

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan suara ultrasonic yang memantulkan

gelombang sehingga terekam pada alat.

d. Vacuum Test

Vacuum Test merupakan   test   yang   dilakukan   pada   daerah   jalur   lasan   (welding

seams)  untuk  mengetahui  ada  tidaknya  kebocoran  atau crack. Vacuum Test ini  dilakukan 

17

Page 18: Isi Laporan Las

hanya pada welding seams yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan 

bukan pada pipa.

.

Gbr. Vacuum test Gbr.mesin travo vacuum test

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pertama yang harus dilakukan oleh seorang welder las adalah memperhatikan

keselamatan kerja dan kelengkapan perlengkapan las sesuai fungsinya

2. Sorang juru las yang baik perlu waktu yang relativ lama untuk menjadi welder las

yang profesional

3. Penggunaan kuat arus las harus sesuai dengan material yang akan di las

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu PosisiPengelasan, Pemilihan

Elektroda, Kecepatan Pengelasan, PengaturanBesar Arus Listrik, Sudut Kemiringan

Elektroda danKerenggangannya,

5. Dalam hal mengelas kecepatan elektroda harus tepat dan stabil. alur menggeser

elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu cepat, cairan las akan kuarng

maksimal/dangkal yang disebabkan cairan yang lumer hasil las tidak dapat menempel

dengan baik

6. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Dimana

jika terlalu dekat elektroda bisa menempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh

lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.

7. Setelah dilakukan pengelasan dapat dilakukan pengujian yaitu yang bersifat merusak

maupun tidak merusak.

18

Page 19: Isi Laporan Las

4.2 Saran

Pengelasan ( welding ) adalah hal yang sangat penting dalam dunia perkapalan karena

di dalam setiap bangunan kapal, konstruksi kapal maupun perbaikan kapal pasti

membutuhkan sambungan yang efektif dan efisien seperti las oleh karena itu perlu adanya

mutu pengelasan yang sesuai dengan standart yang berlaku agar hasilnya maksimal dan tidak

membahayakan. Dalam pengelasan keselamatan kerja harus di utamakan, karena las

berhubungan dengan api dan listrik, yang dimana jika melakukan kesalahan sedikitpun akan

berbahaya bagi tubuh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://sekolah007.blogspot.com/2013/04/macam-macam-pengujian-

bahan.htmladitm11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-listrik.html

http://adenugrohod.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.perkakasku.com/detailprod.php?prodid=PR833

http://pengelasan.blogspot.com/

Sunaryo , Heri .2008. Teknologi Pengelasa Logam. Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta

19