Laporan Lengkap Mesin Las

42
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya pengguanaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatanya. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya. Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan 1

description

laporan lengkap praktikum mesin las

Transcript of Laporan Lengkap Mesin Las

Page 1: Laporan Lengkap Mesin Las

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap

individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK

serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.

Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena

memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin

pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.

Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada

penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya

pengguanaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik

penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatanya. Lingkup

penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan,

jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.

Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi

lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian

yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan

sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul

memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan

memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling

sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah

efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh

mungkin.

Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat

tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses

penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pada

1

Page 2: Laporan Lengkap Mesin Las

2

penelitian ini pengelasan yang digunakan las listrik. Hal ini sangat erat hubungannya dengan arus

listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal

terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas.

Untuk dapat mengetahui pengaruh hasil pengelasan las listrik dan asitilin pada pelat baja terhadap

uji kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan maka perlu dilakukan pengujian

terhadap benda uji hasil dari pengelasan

1.2 Maksud dan tujuan untuk melakukan praktikum ini adalah :

a. Mengenal mesin las dan cara kerja

b. Mengenal beberapa cara/style penyambungan pada pengelasan

c. Mampu bekerja secara efisien

d. Mengerti komponen-komponen dan fungsinya.

Manfaat praktikum pengelasan adalah :

a. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dasar teori pengelasan yang didapatkan dari mata

kuliah teknik pengelasan.

b. Mahasiswa mampu melakukan proses pengelasan dengan las asetilin maupun las busur

listrik.

c. Mahasiswa mampu menyalakan busur dan membuat alur serta membuat berbagai

sambungan.

d. Mampu menganalisis hasil lasan secara teoritis sesuai dengan apa yang telah didapat pada

mata kuliah teknik pengelasan.

2

Page 3: Laporan Lengkap Mesin Las

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2. Dasar Teori Las Busur Listrik  

2.1 Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding).

Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas,

tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan bahan lasan sampai

cair/leleh sehingga bahan las tersambung dengan atau tanpa kawat las sebagai bahan pengisi.

Pengelasan busur listrik adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau percikan bunga

api listrik akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang terionisasi dengan udara melalui

penghantar batang elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula sebagai bahan tambah atau

bahan pengisi dalam pengelasan. Seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini

Gambar 2.1 Las busur listrik

3

Page 4: Laporan Lengkap Mesin Las

4

Ada beberapa macam proses las busur listrik berdasarkan elektroda yang digunakannya, antara

lain:

1. Las busur dengan elektroda karbon, misalnya:

a. Las busur dengan elektroda karbon tunggal 

b. Las busur dengan elektroda karbon ganda

2. Las busur dengan elektroda logam, misalnya:

a. Las busur dengan elektroda berselaput

b. Las TIG (Tungsten Inert Gas)

c. Las GMAW (Gas Metal Arc Welding)

d. Las Submerged.

Laporan ini secara khusus akan membahas Las busur listik dengan elektroda

berselaput/ terbungkus atau SMAW (Shielded Metal Arc Welding).

Proses las busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah, busur

listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung

elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair

dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur listrik dan

daerah las sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar.

Bungkus / selaput (coating electrode) yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar

pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap

pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan

las yang disebut slag, yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.

4

Page 5: Laporan Lengkap Mesin Las

5

Gambar 2.2 Las busur listrik dengan elektroda berselaput

2.2 Mesin Las Listrik

Persyaratan dari proses SMAW (Shield Metal Arc Welding) adalah persediaan yang kontinyu

pada electric current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup

baik kestabilan api las (Arc) akan tetap terjaga.

Dimana electric power yang diperoleh dari welding machine menurut jenis arus yang

dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis machine yaitu:

a.Mesin dengan arus searah (DC)

Pada mesin arus searah (DC) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat arus bolak-balik

(AC) menjadi arus searah (DC) yaitu generator, karena arus listrik yang dipakai disini bukan

berasal dari baterei, melainkan dari generator listrik.

5

Page 6: Laporan Lengkap Mesin Las

6

Gambar 2.3 Mesin las dengan arus searah

b.Mesin dengan arus bolak balik (AC)

Mesin arus bolak balik tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapi cukup dengan

transformator. Karakteristik electric efficiency nya 80-85%

Gambar 2.4 Mesin las dengan arus bolak-balik

c. Mesin dengan kombinasi arus yaitu searah dan bolak balik 

Untuk mesin kombinasi AC dan DC dilengkapi dengan transformator dan rectifier, dimana

rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus

6

Page 7: Laporan Lengkap Mesin Las

7

Gambar 2.5 Mesin las kombinasi arus searah dan bolak-balik

2.3 Parameter Pengelasan

Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama dengan elektrode yang

dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap posisi pengelasan tidak sama. Misalnya

elektrode 3 mm ± 6 mm, mempunyai tegangan 20 ± 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini

akan dikurangi antara 2 ± 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat

menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama

pengelasan.

Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya arus listrik pada pengelasan

tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometri sambungan pengelasan, macam elektrode dan

inti elektrode. Untuk pengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panas

yang tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas.

Sedangkan untuk pengelasan baja paduan, yang daerah HAZ (Heat Affected Zone) nya dapat

mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang terlalu cepat, maka untuk

menahan pendinginan ini diberikan masukan panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan

yang besar. Pengelasan logam paduan, agar untuk menghindari terbakarnya unsur-unsur paduan

sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada pengelasan yang kemungkinan

dapat terjadi retak panas, misalnya pada pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan

panas di usahakan sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.

7

Page 8: Laporan Lengkap Mesin Las

8

Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektroda, inti elektroda, geometri

sambungan, ketelitian sambungan, agar dapat mengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih

tinggi.

Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur listrik pada arus searah (DC)

akan lebih stabil dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Terdapat dua jenis polaritas yaitu

polaritas lurus, dimana benda kerja positif dan electrode negative. Polaritas balik adalah

sebaliknya. Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logam terjadi dengan cara

penyemburan,maka polaritas ini mempunyai hasil pengelasan yang lebih dalam dibanding

dengan polaritas lurus.

2.4 Teknik Pengelasan

Ada dua cara penyalaan busur las yaitu:

a.Cara goresan

Caranya yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja las, kemudian

elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar diameter elektroda antara ujung elektroda dan

permukaan benda kerja sehingga terbentuk nyala busur yang stabil.

b.Cara sentuhan

Caranya yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda kerja sehingga menimbulkan

busur las, kemudian diangkat sampai jarak sebesar diameter elektroda.

Setelah terjadi penyalaan, maka selanjutnya dilakukan penarikan.Penarikan dilakukan dengan

menjaga kekonstanan lebar rigi las sebesar 2x diameter elektroda. Dengan sudut elektroda

terhadap sumbu mendatar adalah 70 - 80º. Posisi pengelasan dalam las busur ada 4 yaitu:

Dibawah Tangan

Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah dilakukan. Oleh

sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan sedapat mungkin di usahakan

pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda 10 derajat - 20 derajat terhadap garis

vertical kearah jalan elektroda dan 70 derajat - 80 derajat terhadap benda kerja.

Tegak (vertical)8

Page 9: Laporan Lengkap Mesin Las

9

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah.

Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir

atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10

derajat - 15 derajat terhadap vertikal dan 70 derajat - 85 derajat terhadap benda kerja.

Datar (horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan

benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas

elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat - 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat

± 80 derajat kearah benda kerja.

Di atas kepala

Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan

dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap.

Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan

elektroda sekitar 5 derajat ± 20 derajat terhadap garis vertikal dan 75 derajat - 85 derajat

terhadap benda kerja.

 

- Posisi datar (1G)

Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan

Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada keduasisi, tetapi dapat juga

dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya

sangat mudah. Dapat di aplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

9

Page 10: Laporan Lengkap Mesin Las

10

Gambar 2.6 Posisi datar (1G)

- Posisi horizontal (2G)

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan

pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.

Kesukaran pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendiri maka cairan las

akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º.

Panjang busur di usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk

pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat

membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.

10

Page 11: Laporan Lengkap Mesin Las

11

Gambar 2.7 Pengelasan Horizontal

- Pengelasan Vertikal (3G)

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada

plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G

akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan selalu kebawah

- Posisis horizontal pipa (5G)

Pengelasan naik Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap

dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik,maka

diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5 – 8 - 11 dan 2. Mulai pengelasan

pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam

5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3.

Pengelasan turun biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta

gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan

lebih ekonomis.

11

Page 12: Laporan Lengkap Mesin Las

12

2.5 Macam Cacat Pada Daerah Lasan

2.5.1 Klasifikasi Retak Las

Daerah lasan yang terjadi akibat proses pelumeran atau pencairan menurut

(Wiryosumarto dan Okumura,2000) dibagi tiga bagian yaitu: daerah terpengaruh panas

atau HAZ (Heat Affected Zone) yaitu logam yang bersebelahan dengan logam las, Logam

las yaitu bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan membeku dan

logam induk yang tidak terpengaruhi yaitu bagian logam dasar yang tidak terkena panas

atau suhu pemanasan tidak menyebabkan perubahan sifat dan struktur logam induk.

Retak pada hasil pengelasan juga disebabkan oleh faktor-faktor perubahan

metalurgi setelah logam mengalami pemanasan. Selain itu juga retak pada

hasil pengelasan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perencanaan, pemilihan bahan dan

proses pengelasan.

Dua kelompok retak las adalah kelompok retak dingin dan kelompok retak panas.

Retak dingin adalah retak daerah las yang terjadi pada suhu dibawah suhu transformasi

martensit kurang lebih pada suhu 300ºC, sedangkan retak panas adalah retak pada daerah

las yang terjadi pada suhu diatas 500°C.

Retak dingin dapat terjadi tidak hanya pada daerah HAZ, tetapi juga pada logam las.

Retak dingin pada daerah terpengaruh panas adalah retak bawah manik las, retak akar,

dan retak kaki. Sedangkan retak dingin pada logam las biasanya adalah retak memanjang

dan retak melintang.

Retak panas dibagi dalam dua kelas yaitu retak karena pembebasan tegangan pada

HAZ (Heat Affected Zone) yang terjadi pada suhu antara 550°C-700°C dan retak yang

terjadi pada suhu diatas 900°C yang terjadi pada saat pembekuan logam las. Retak panas

yang sering terjadi pada logam las karena pembekuan biasanya berbentuk retak kawah

dan retak memanjang. Pada pengelasan baja austenit retak panas biasanya terjadi pada

daerah HAZ (Heat Affected Zone) dan logam las. Retak las karena pembebasan tegangan

pada umumnya terjadi pada kaki daerah HAZ (Heat Affected Zone).

12

Page 13: Laporan Lengkap Mesin Las

13

Jenis Retak las dan penyebabnya:

1. Retak Dingin pada Daerah Pengaruh Panas (HAZ)

Retak dingin pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) biasanya terjadi beberapa

menit sampai dengan 48 jam sesudah pengelasan. Karena itu retak ini disebut juga retak

lambat. Penyebab retak ini adalah: Struktur dari daerah HAZ (Heat Affected Zone), difusi

hidrogen didaerah las dan tegangan sisa.

Struktur dari daerah HAZ (Heat Affeected Zone) ditentukan oleh komposisi kimia

logam induk dan kecepatan pendinginan daerah las. Retak dingin didaerah HAZ (Heat

Affected Zone) pada pengelasan baja biasanya terjadi pada daerah martensit. Karena kadar

unsur paduan yang mempertinggi sifat mampu keras baja diusahakan serendah mungkin.

2. Retak Lamel

Pada konstruksi kerangka yang besar seperti bangunan laut biasanyadigunakan

pelat tebal sehingga pada daerah las terjadi tegangan yang besar. Karena tegangan ini

kadang terjadi retak bertumpuk yang menjalar sepanjang butiran bukan logam yang ada

didalam baja. Retak semacam ini disebut retak lamel. Butiran MnS atau MnSiO dengan

bentuk butiran kubus biasanya lebih peka terhadap retak lamel dari pada butiran

berbentuk bulat. Karena hal tersebut maka pada baja tahan retak kadar belerang

diusahakan serendah-rendahnya.

3. Retak Lintang pada Logam Las

Retak dingin disamping terjadi pada daerah HAZ juga dapat terjadi pada logam

las. Retak ini terjadi dengan arah tegak lurus atau melintang terhadap garis las.

Retak lintang dapat terjadi pada pengelasan busur terendam atau pada busur listrik dengan

elektroda terbungkus dan juga pada pengelasan yang menggunakan logam las dengan

kekuatan lebih dari 75 kg/mm.

Retak lintang sama halnya dengan retak dingin terjadi karena adanya hidrogen

difusi yang keluar dari fluks atau pembungkus elektroda. Pada permukaan manik las

hidrogen difusi yang dikandung dapat dilepaskan dengan mudah bila dibandingkan

13

Page 14: Laporan Lengkap Mesin Las

14

dengan hydrogen yang ada dibagian dalam. Karena itu biasanya retak lintang terdapat

pada tengah-tengah tebal lasan tanpa menembus permukaan.

Dengan demikian cara pencegahan retak lintang adalah dengan cara menurunkan

kadar hidrogen difusi, disamping pengeringan dan penyimpanan yang baik dari bahan-

bahan las agar tidak terkena uap air. Pemanasan mula dan pemanasan lanjutan juga sangat

membantu didalam pelepasan dan pembebasan hidrogen difusi.

4. Retak pada Daerah Las Karena Proses Pembebasan Tegangan

Retak yang terjadi karena perlakuan - perlakuan panas sesudah pengelasan adalah

retak karena proses anil pembebasan tegangan yang biasanya dilakukan pada suhu 500°C

sampai 700°C. Tempat terjadinya retak anil ini adalah pada batas-batas butir terutama

butir kasar pada daerah pengaruh panas.

Bila dilihat dari bahan maka baja dengan kekuatan 80 kg/mm dan baja paduan

rendah Cr-Mo-V adalah baja yang sangat peka terhadap retak karena pembebasan

tegangan. Pengaruh komposisi kimia pada kepekaan retak tersebut dapat diperkirakan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Menurut Nakamura, Achiki dan Okabayashi:

ΔG = (Cr) + 3,3 (Mn) + 8,1(V) ± 2

Menurut Ito dan Nakanishi:

P = (Cr) + (Cu) + 2 (Mo) + 10(V) +7(Ne) + 5(Ti)

Dari kedua rumus tersebut bila ΔG atau P mempunyai harga positif maka terjadi

keretakan. Bila baja mengandung karbon kurang dari 0,1% atau krom lebihdari 1,5%

kepekaannya terhadap retak karena pembebasan tegangan menjadi rendah, sehingga

persamaan tersebut tidak berlaku. Hubungan antara P dengan retak yang terjadi adalah

semakin besar harga P semakin meningkat retak beas tegangannya.

5. Retak Panas

Retak panas biasanya terjadi pada waktu logam las mendingin setelah pembekuan

selesai. Retak ini terjadi karena adanya tegangan yang timbul karena penyusutan dan sifat

baja yang ketangguhannya turun pada suhu sedikit dibawah suhu pembekuan. Dengan

demikian retak ini akan terjadi pada batas butir karena pada tempat tersebut terbentuk

14

Page 15: Laporan Lengkap Mesin Las

15

senyawa dengan titik cair rendah. Karena itu unsur seperti Si, Ni, dan P akan

mempertinggi kepekaan baja terhadap retak jenis ini.

Untuk menghindari retak panas adalah dengan menurunkan kadar Sid an Ni

serendah mungkin dan menghilangkan kandungan S dan P. Untuk baja tahan karat

austenit cara menghindarinya adalah dengan mengusahakan agar S sampai10% dari ferit

terdapat dalam struktur austenit.

2.5.2 Penembusan Kurang Baik 

Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang

kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada

konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang

kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna.

Penyebab dari penembusan yang kurang iniantara lain :

Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.

Arus Terlalu rendah

Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.

Benda kerja terlalu kotor

Pesiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik

Busur laas yang terlalu panjang

2.6. Perlengkapan Keselamatan Kerja

2.6.1 Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar

Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16

meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra

violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kacaIas yang dipakai tergantung pada pelaksanaan

pengelasan.

15

Page 16: Laporan Lengkap Mesin Las

16

Gambar 2.8 Helm las

2.6.2 Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang

pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di pakai sepasang sarung tangan

Gambar 2.9 Sarung tangan

16

Page 17: Laporan Lengkap Mesin Las

17

2.6.3 Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada

sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

Gambar 2.10 Sepatu Las

17

Page 18: Laporan Lengkap Mesin Las

18

2.6.4 Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik,

makagunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

Gambar 2.11 Masker las

18

Page 19: Laporan Lengkap Mesin Las

19

BAB III

JURNAL PRAKTIKUM

3.1. Maksud dan Tujuan

Mengenal mesin las dan cara kerjanya

Mengenal beberapa jenis sambungan las

Mengerti cara pengelasan yang baik dan benar

3.2 Alat dan Bahan

Sarung Tangan

Masker

Sikat Kawat

Mesin Las

Penggaris

Elektroda

Palu

Kikir

Gergaji Besi

Meja las

Tang

Besi dengan diameter 10mm

- 1 ukuran 300mm

- 1 ukuran 150mm

- 4 ukuran 100mm

3.3 Langkah Kerja

1. Siapkan besi, potong besi sesuai ukuran yang telah ditentukan

2. Siapkan alat – alat pengelasan

3. Hubungkan besi 300mm dan 150mm membentuk huruf T

4. Selanjutnya sambungkan / las besi ukuran 100mm ke besi 150mm secara vertical

5. Ulangi sampai 4 besi 100mm tersambung vertical

6. Selesai

19

Page 20: Laporan Lengkap Mesin Las

20

3.4 Skema Hasil Kerja

20

Page 21: Laporan Lengkap Mesin Las

21

3.5. Kesimpulan

Dalam proses pengelasan dibutuhkan seorang pengelas yang sangat terampil

dalam mengelas. Dan juga mempunyai tempat yang memadai. Kelompok kami masih

kurang terlatih dan mesti banyak berlatih untuk mendapatkan hasil las yang baik.

Dalam praktek las kali ini, kami membuat garpu sampah besi. Dengan ketentuan

besi 1 ukuran 300mm untuk gagang garpu sampah nya. 1 besi ukuran 150mm sebagai

penyambung. 4 Besi ukuran 100cm sebagai garpunya.

21

Page 22: Laporan Lengkap Mesin Las

22

BAB IV

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan.

2. Apa yang dimaksud dengan soldering, Brazing dan Welding?

3. Tuliskan beberapa macam las yang saudara ketahui dan buat skemanya?

4. Buat sketsa :

Beberapa jenis sambungan las

Beberapa cara pengelasan

5. Apa pengaruh struktur dan kekuatan sambungan las?

6. Sebutkan tiga macam penyambungan, gambarkan dan ceritakan keuntungan serta

kerugiannya!

7. Apa yang dimaksud dengan straight polarity dan reverse polarity dalam pengelasan?

8. Apa fungsi dari lapisan elektroda pada arc welding?

9. Apa yang menyebabkan porous pada pengelasan?

Jawaban:

2. Soldering adalah Sebuah proses di mana logam yang sama atau berbeda yang

bergabung menggunakan paduan yang biasanya mencakup atau berbasis timah

dikombinasikan dengan timbal, perak, antimon, bismut dan indium. Brazing adalah

Sebuah proses di mana logam yang sama atau berbeda yang bergabung menggunakan

dengan paduan yang biasanya mencakup atau berbasis perak dikombinasikan dengan

nikel, tembaga, dan seng. Welding adalah sebuah proses dimana logam serupa

bergabung menggunakan sumber panas langsung untuk mencairkan logam dasar dan

logam pengisi / filler untuk membuat menjadi satu bagian.

22

Page 23: Laporan Lengkap Mesin Las

23

3. - Las Busur atau las listrik

Gambar 4.1 Las listrik

- Las Argon

Gambar 4.2 Las argon

23

Page 24: Laporan Lengkap Mesin Las

24

- Las Karbit

Gambar 4.3 Las karbit

4. – Beberapa jenis sambungan las

Gambar 4.4 Jenis sambungan las

24

Page 25: Laporan Lengkap Mesin Las

25

- Beberapa cara pengelasan

Gambar 4.5 Beberapa cara pengelasan

5. Pengaruh struktur dan kekuatan sambungan las itu akan berpengaruh pada benda hasil

kerja, sekuat apa benda tersebut.

6. – Pengelasan cair (Fusion)

Keuntungannya adalah Pengelasan cair ini tidak memerlukan waktu yang lama jika

memakai Mesin las DC.Kerugiannya adalah kita juga harus berhati hati ketika

melakukan pengelasan cair ini karena besi cairnya sangat berbahaya bagi tubuh kita.

25

Page 26: Laporan Lengkap Mesin Las

26

Gambar 4.6 Pengelasan cair (Fusion)

- Pengelasan Tekan (Pressure)

Gambar 4.7 Pengelasan Tekan

Keuntungan dari metode pengelasan ini :

- Sederhana, peralatan portabel dan low cost;

- Bisa untuk berbagai jenis logam, posisi pengelasan dan elektroda;

- Cocok untuk aplikasi luar ruangan.

26

Page 27: Laporan Lengkap Mesin Las

27

Kerugian dari metode pengelasan ini :

- Proses diskontinyu karena keterbatasan panjang elektroda;

- Weld mungkin berisi sisa-sisa dari kerak;

- Asap yang timbul membuat sulit kontrol selama proses pengelasan.

- Pematrian (Brazing)

Keuntungan Dan kerugian :

Keuntungan :

1. Dapat menyambungkan logam maupun non logam

2. Dapat dilapisi untuk tujuan perlindungan

3. Mudah di adaptasi

Kerugian :

1. Kekuatan sambungan kurang

2. Tenaga yang di gunakan harus ahli

7. DCSP (Direct Current Straight Polarity)

Apabila kabel elektroda dihubungkan kekutub negatif mesin, dan kabel masa

dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (DCSP). Pada

hubungan DCSP (Direct Current Straight Polarity), panas yang timbul, sepertiga

memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja. Berarti benda kerja

menerima panas lebih banyak dari elektroda.

DCRP (Direct Current Revers Polarity)

Apabila kabel elektroda dihubungkan ke kutub positif mesin, dan kabel masa

dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (DCRP). Pada

hubungan DCRP, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga

memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari

benda kerja.

8. Secara keseluruhan, fungsi lapisan elektroda adalah sebagai beikut:

1. Menyediakan suatu perisai yang melindungi sekeliling busur api sehingga oksigen

dan nitrogen tidak memasuki logam las.

2. Membuat busur api stabil dan mudah dikontrol.

27

Page 28: Laporan Lengkap Mesin Las

28

3. Mengisi setiap kekurangan yang disebabkan oleh oksidasi elemen-elemen tertentu

dari genangan las.

4. Menyediakan suatu terak pelindung untuk menurunkan kerapuhan akibat

pendinginan.

5. Membantu pengontrolan ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.

6. Memungkinkan dipergunakannya posisi-posisi yang berbeda.

9. - Mengelas dengan kondisi logam pengisi terkontaminasi dengan air, cat, lemak,

minyak, dan lem yang dapat menyebabkan terbentuknya dan melepaskan gas bila

terjadi pengelasan.

-Kampuh Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran yang lain yang

dapat menyebabkan terbentuknya gas bila terjadi pengelasan.

28

Page 29: Laporan Lengkap Mesin Las

29

BAB V

KESIMPULAN

1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan

tenaga listrik sebagai sumber panas.

2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,Penjepit Masa,

Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu posisi pengelasan, pemilihan

elektroda, kecepatan pengelasan, pengaturan besar arus listrik, sudut kemiringan

elektroda dan kerenggangannya, Bentuk sambungan dan Lintasan dan lain-lain.

4. Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200 A tergolong

ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang 250 - 300A , 400 ampere keatas

tergolong mesin berukuran berat.

29

Page 30: Laporan Lengkap Mesin Las

30

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 2.1 Las busur listrikhttps://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=GA3HE

_JF0SP9eM&tbnid=4vz6dlLRoc_qlM:&ved=&url=http%3A%2F%2F1g-las-

listrik.blogspot.com%2F2012%2F08%2Fpengelasan-busur-pada-plat-mobil.html.

pukul 21:00, 1 Oktober 2014.

Gambar 2.2 Las busur listrik dengan elektroda berselaput

(Sumber:http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html) Pukul 13:00, 29 September

2014.

Gambar 2.3 mesin las dengan arus searah https://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=2503jk6

GjpktDM&tbnid=Xl_vg4VfPHYJ9M:&ved=0CAcQjRw&url=https%3A%2F

%2Fzwingly.wordpress.com%2Ftag%2Fmesin-las. Pukul 21:02, 1 Oktober 2014.

Gambar 2.4. Mesin las dengan arus bolak-balik https://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=ZxnVnE

13UtGsIM&tbnid=_lz5FscZ2UYYFM:&ved=0CAcQjRw&url=http%3A%2F

%2Fmawzukismail.blogspot.com. Pukul 21:03, 1 Oktober 2014.

Gambar 2.5 Mesin las kombinasi arus searah dan

bolak-balikhttps://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=W55wU

6r1XtTe7M&tbnid=UzR7R9uI3MAuOM:&ved=0CAcQjRw&url=http%3A%2F

%2Fdutawelding.blogspot.com Pukul 21:03, 1 Oktober 2014.

Gambar 2.6 Gambar 2.6 Posisi datar (1G) https://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=IM3vUJ

KXIGJ8aM&tbnid=u-JNUPcz_Jb8FM:&ved=&url=http%3A%2F

%2Fayaniputra.blogspot.com%2F2011%2F09%2F Pukul 21:04, 1 Oktober 2014.

Gambar 2.7 Pengelasan Horizontal https://www.google.co.id/url?

sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAQQjR

w&url=http%3A%2F%2Fayaniputra.blogspot.co

%plat.html&ei=oDYsVMrJMo2HuATXk4KIAw&bvm=bv.76477589,d.c2E&psi

30

Page 31: Laporan Lengkap Mesin Las

31

g=AFQjCNEYCL5AgiiHKQK-rwKWXGMrImqBpw&ust=1412270112863735

Pukul 21:05, 1 Oktober 2014

Gambar 2.8 Helm las https://www.google.co.id/search?

q=helm+las&biw=1366&bih=667&tbm=isch&imgil=uyUgc4Lbz67XIM%253A

%253BMVAfcgtcwGfkGM%253Bhttp%25253A%25252F%25252F Pukul 21:06,

1 Oktober 2014.

Gambar 2.9 Sarung tangan https://www.google.co.id/search?

q=sarung+tangan+las&biw=1366&bih=667&tbm=isch&imgil=aOXN6Pw8ISR5F

M%253A%253BK8ffMMheivC3WM%253Bhttp%25253A%25252F

%25252Fwww.kaskus.co.id%25252Fthread

%25252F519dd3033c118ebb7800000c%25252F Pukul 21:07 , 1 Oktober 2014.

Gambar 2.10 Sepatu las https://www.google.co.id/search?

q=sepatu+las&biw=1366&bih=667&tbm=isch&imgil=RTHNQMwYhKHByM

%253A%253BOzgomN80ZayoOM%253Bhttp%25253A%25252F

%25252Fbengkellasbangunan.blogspot.com Pukul 21:08 , 1 Oktober 2014.

Gambar 2.11 Masker las http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F

%2F202.67.224.139%2Fpdimage

%2F47%2F3396747_bemaskerwelding934p.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fk\

Pukul 21:09 , 1 Oktober 2014.

Gambar 4.1 Las listrik http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F

%2Fjualmesinlas.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F09%2Fjual-

mesin-las-listrik-di-jakarta.jpg&imgrefurl=http%3A%2F

%2Fwww.jualmesinlas.com Pukul 21:10 , 1 Oktober 2014.

Gambar 4.2 Las argon http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F

%2F2.bp.blogspot.com%2FPeFZ38KXvmY%2FTqp9hYthj9I

%2FAAAAAAAAAA8%2F6h7dGyhAYA4%2Fs1600%2FMesin

%252Blas.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fmukhsimin.blogspot.com%2F2011%

Pukul 21:11 , 1 Oktober 2014

Gambar 4.3 Las karbit http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F

%2Fwww.anakunhas.com%2Fwp-content%2Fuploads

%2F2011%2F06%2Fgambar-tabung-asetilen-dan-oksigen Pukul 21:14 , 1

Oktober 2014

31

Page 32: Laporan Lengkap Mesin Las

32

Gambar 4.4 Jenis sambungan las http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http

%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F-c0P6Z676ZHY%2FTYy-pD7xEfI

%2FAAAAAAAAAF0%2Fk_tDzSB4qik%2Fs1600%2FGambar

%25252B1.JPG&imgrefurl=http%3A%2F%2Flistiyonobudi.blogspot.com

%2F2011%2F03% Pukul 21:15 , 1 Oktober 2014.

Gambar 4.5 Beberapa cara pengelasan http://www.google.co.id/imgres?

imgurl=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F_0WtovqU3Xl0%2FTNmx-x2y-

9I%2FAAAAAAAAAII%2FmNlG6LPoB2s%2Fs1600%2Fw.jpg&imgrefurl=http

%3A%2F%2Fandi90-religius.blogspot.com%2F2012%2F04%2Fjenis-pengelasan

Pukul 21:16 , 1 Oktober 2014

Gambar 4.6 Pengelasan cair http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A

%2F%2Finformasiteknik.files.wordpress.com

%2F2011%2F03%2Fgmaw.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Finformasiteknik.wo

Pukul 21:21 , 1 Oktober 2014

Gambar 4.7 Pengelasan tekan http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A

%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F_0WtovqU3Xl0%2FTNmx-x2y-

2FAAAAAAAAAI Pukul 21:22 , 1 Oktober 2014

.

 

32