ISI KTI (BAB 1-5)

30
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang telah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Banyak masyarakat yang tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang tanpa mereka sadari penyakit tersebut dapat menjadi berbahaya. Seseorang disebut menderita hipertensi, jika tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Tanpa pengobatan, sekitar 30% orang berusia 20 tahun di Amerika Serikat mengalami hipertensi, maka pentingnya pengetahuan remaja tentang hipertensi secara dini. 2 Menurut Menkes, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem

Transcript of ISI KTI (BAB 1-5)

Page 1: ISI KTI (BAB 1-5)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa

hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien

hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang telah diobati tetapi

tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan

komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1

Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang

ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Banyak

masyarakat yang tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang tanpa mereka

sadari penyakit tersebut dapat menjadi berbahaya.

Seseorang disebut menderita hipertensi, jika tekanan darah sistolik sebesar

140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Tanpa

pengobatan, sekitar 30% orang berusia 20 tahun di Amerika Serikat mengalami

hipertensi, maka pentingnya pengetahuan remaja tentang hipertensi secara dini. 2

Menurut Menkes, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3

setelah stroke dan tuberkulosis, yakni  mencapai 6,7% dari populasi kematian

pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran

darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90

mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2007 menunjukan prevalensi

hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.3

Hipertensi umumnya mulai usia muda, sekitar 5 sampai 10% pada usia 20-

30 tahun. Bagi pasien yang berusia antara 40-70 tahun, setiap peningkatan tekanan

darah sistolik sebesar 20 mmHg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg

akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.4

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA Swasta Harapan 3 Medan

Page 2: ISI KTI (BAB 1-5)

2

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA Swasta Harapan 3

Medan tentang Hipertensi

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA Swasta

Harapan 3 Medan tentang Hipertensi secara umum

B. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA terhadap

pengertian hipertensi

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA terhadap

gejala hipertensi

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas XII SMA terhadap

pencegahan hipertensi

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut mengenai hipertensi dan menambah pengetahuan

penuis tentang hipertensi

b. Bidang pengabdian masyarakat, berguna untuk meningkatkan promosi

kesehatan tentang hipertensi pada siswa/i kelas XII SMA Harapan 3

Medan

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Page 3: ISI KTI (BAB 1-5)

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik ≥ 90 mmHg,atau bila pasien memakai obat antihipertensi.5

Tekanan darah sistolik : Angka pertama menunjukan gaya ketika fase

pompa. Tekanan darah diastolik : Angka kedua yang menunjukan gaya ketika fase

istirahat, yaitu waktu diantara dua fase pompa.6

2.2 Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya

populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan

besar juga bertambah. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian

besar berasal dari negara-negara maju. Data dari The National Health and

Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan baahwa dari tahun

1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang

berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi

peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.1

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang

di seluruh dunia yaitu sekitar 13% dari total kematian. Di negara Indonesia,

terdapat beban ganda dari prevalensi penyakit hipertensi dan penyakit

kardiovarkular lain. Prevalensi hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita

(25%) dan pada pria (24%).7

2.3 Klasifikasi

2.3.1 Berdasarkan Derajat Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik1

Menurut The Seventh Report of Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

(JNC 7), hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah

penderita sebagaimana terlihat pada table 1 di bawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7

Page 4: ISI KTI (BAB 1-5)

4

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prahipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi derajat 2 >160 >100

Sedangkan menurut WHO dan International Society of Hypertension Working

Group (ISHWG) mengelompokkan hipertensi pada table 2 dibawah ini.7

Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut WHO

Kategori Sistolik (mmHg Diastolik (mmHg)

Optimal

Normal

Normal-Tinggi

< 120

< 130

130-130

> 80

> 85

85-89

Tingkat 1 ( hipertensi ringan )

Sub-grup : perbatasan

140-159

140-149

90-99

90-94

Tingkat 2 ( hipertensi sedang ) 160-179 100-109

Tingkat 3 ( hipertensi berat ) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi Sistol terisolasi ( Isolated

systolic hypertension )

Sub-grup : perbatasan

≥ 140

140-149

< 90

< 90

2.3.2 Berdasarkan penyebab

Page 5: ISI KTI (BAB 1-5)

5

Secara umum, hipertensi diklasifikasikan menurut penyebabnya

yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder.

a. Hipertensi Esensial (primer)

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul

terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu.

Faktor-faktor resiko yang mendorong resiko timbulnya

kenaikan tekanan darah tersebut adalah diet dan asupan garam,

stres, ras, obesitas, merokok, dan genetis.1

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi yang penyebabnya diketahui,sering disebut

hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus,penggunaan

estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hipertensi

yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.5,14

2.4 Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi masih belum jelas, namun pada sejumlah kecil

pasien, penyakit ginjal atau korteks adrenal (2% dan 5%) merupakan

penyebab utama peningkatan tekanan darahnya ( hipertensi sekunder ).

Namun selebihnya tidak terdapat penyebab tunggal yang jelas pada pasien

hipertensi esensial. Beberapa mekanisme fisiologi turut berperan pada

tekanan darah normal dan yang terganggu. Hal ini mungkin berperan

penting pada perkembangan penyakit hipertensi esensial. Terdapat banyak

faktor yang saling berhubungan terlibat dalam peningkatan tekanan darah

pada pasien hipertensi, seperti makanan asin, obesitas, resistensi insulin,

sistem renin angiotensin (RAS), dan sistem saraf simpatik.7

2.5 Gejala

Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Namun

demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapt di jadikan indikator,

sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya, pusing atau sakit

kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,

Page 6: ISI KTI (BAB 1-5)

6

telinga berdengung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata

berkunang-kunang dan mimisan.5 Pada sebagian besar orang, tekanan

darah tinggi tidak memperlihatkan gejala sama sekali.8

Tekanan darah tinggi berat atau berjangka panjang yang tidak

mendapatkan pengobatan ( terutama hipertensi malignan ), dapat

menyebabkan terjadinya gejala-gejala karena dapat merusak otak, mata,

jantung, dan ginjal. Gejala-gejalanya dapat meliputi sakit kepala, fatigue,

mual,muntah, sesak napas, kurang istirahat, dan pandangan kabur. Pada

situasi tertentu tekanan darah tinggi dapat berat menyebabkan mual,

muntah, perburukan sakit kepala, mengantuk, konfusi, kejang bahkan

koma. Kondisi ini disebut enselofati hipertensif, yang membutuhkan

perawatan.8

2.6 Faktor Risiko.9

Beberapa faktor risiko yang pernah dikemukakan relevan terhadap

mekanisme penyebab hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Genetik

Dibandingkan orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih

banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya dan

lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya, sehingga

diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan genetik.

b. Geografi dan Lingkungan

Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi

kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa

Indian Amerika Selatan yang tekanan daranya rendah dan tidak banyak

meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding masyarakat

Barat.

c. Jenis Kelamin10

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Hipertensi jarang ditemukan pada perempuan pra-menopouse

dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon.

d. Usia (laki-laki > 55 tahun,perempuan 65 tahun).1

Page 7: ISI KTI (BAB 1-5)

7

Akibat bertambahnya umur dan proses penuaan, serabut kolagen di

pembuluh darah dan dinding arteriol bertambah sehingga dinding

pembuluh tersebut mengeras. Dengan berkurangnya elastisitas ini,

daerah yang dipengaruhi tekanan sistolik akan menyempit sehingga

takanan darah rata-rata meningkat.11

e. Berat Badan Kegemukan dan Obesitas. 11,12

Orang gemuk (pertambahan berat badan karena peningkatan volume

otot, tulang, lemak, dan air ), dan pengidap obesitas ( pertambahan

berat badan karena pertambahan lemak), dapat mengalami

prahipertensi. Anak-anak yang menjadi gemuk sebelum berumur 18

tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami prahipertensi.

f. Pola Makan dan Gaya hidup kurang sehat (merokok).10

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat

dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.

g. Konsumsi Garam.10

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di

dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler

meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak

kepada timbulnya hipertensi.

2.7 Komplikasi

Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang

diakibatkan peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dalam waktu

lama. Organ-organ yang paling sering rusak, antara lain otak, mata,

jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Organ-organ ini sering disebut

target organ hipertensi.9

a. Pembuluh darah dan Jantung.8

Page 8: ISI KTI (BAB 1-5)

8

Pembuluh-pembuluh darah mengalami perubahan-perubahan

struktur karena proses aterosklerosis yang disebabkan oleh

hipertensi. Pembuluh darah di jantung adalah pembuluh darah

koroner , sehingga hipertensi dapat menyebabkan infark

miokard koroner aterosklerosis dan membuat jantung bekerja

lebih kuat.

b. Ginjal

Pada tekanan yang sangat tinggi arteri yang paling kecil pada

ginjal akan pecah, menyebabkan hilangnya fungsi ginjal yang

cepat. Namun jika berlangsung lama dapat menyebabkan gagal

ginjal. Yang ditandai dengan adanya protein dalam urine

( proteinuria).13

c. Mata.14

Retinopati :- Penyempitan arteriolar

- Pembentukan ”copper-wiring”, AV nicking

- Perdarahan dan eksudat

- Papil edema

d. Neurologik

Dapat terjadi TIA dan Ruptur Aneurisma

e. Otak.15

Proses aterosklerosis menyebabkan timbulnya bekuan darh di

dalam pembuluh darah da juga melemahnya pembuluh darah

oleh karena itu pembuluh darah tersebut sering mengalami

trombosis atau pecah dan berdarah hebat. Jika perdarahan

terjadi di suatu pembuluh darah serebral akibatnya terjadi

kerusakan jaringan otak setempat. Ini menyebabkan suatu

keadaan yang dinamakan ’stroke”

2.8 Pengobatan

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : 1

Target tekanan darah < 140/90 mmmHg, untuk individu berisiko tinggi

Page 9: ISI KTI (BAB 1-5)

9

( diabetes,gagal ginjal proteinuria ) <130/80 mmHg

Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis.

Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan

tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta

penyakit penyerta lainnya.

1. Terapi nonfarmakologis terdiri dari :1

a. Menghentikan merokok

b. Menurunkan konsumsi alkohol berlebih

c. Menurukan asupan garam

d. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur

e. M enurunkan asupan lemak

f. Latihan fisik

2. Terapi Farmakologis

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk farmakoterapi hipertensi yang dianjurkan

oleh JNC 7 :

a. Diuretika, terutama jenis Thiazide ( Thiaz) atau Aldosterone

Antagonist ( Aldo Ant )

b. Beta Blocker (BB)

c. Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)

d. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

e. Angiotensin II Reseptor Blocker atau AT receptor antagonist /blocker

(ARB)

Tabel 3. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7

Klasifikasi

Tekanan Darah

TDS

(mmHg)

TDD

(mmHg)

Perbaikan

Pola

Hidup

Terapi Obat Awal

Tanpa

Indikasi yang

Memaksa

Dengan

Indikasi yang

Memaksa

Normal < 120 Dan < 80 Dianjurkan Tidak indikasi Obat-obatan

Page 10: ISI KTI (BAB 1-5)

10

Prehipertensi 120-139 atau 80-89 Ya obat untuk indikasi

yang memaksa

Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99

Ya

Diuretika jenis

Thiazide

untuk

sebagian besar

kasus, dapat di

pertimbangkan

ACEI,ARB,

BB, CCB atau

kombinasi

Obat-obatan

untuk indikasi

yang memaksa

obat

antihipertensi

lain ( diuretika,

ACEI,ARB,BB,

CCB) sesuai

kebutuhan

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 atau ≥ 100

Ya

Kombinasi 2

obat untuk

sebagian besar

kasus umum

nya diuretika

jenis Thiazide

dan ACEI atau

ARB atau BB

atau BB atau

CCB)

2.9 Pencegahan

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan risiko

kardiovaskular dengan biaya dengan sedikit dan risiko minimal. Langkah-

langkah potensial dianjurkan untuk menghalau terjadinya hipertensi ini : 5,12

a. Bagi yang mengalami kelebihan berat badan , hendaknya

menurunkannya sampai pada batas ideal

Page 11: ISI KTI (BAB 1-5)

11

b. Ubahlah pola makan dan hidup yang tidak sehat

c. Kurangi konsumsi garam berlebihan

d. Berhentilah mengkonsumsi alkohol dan merokok

e. Selalu upayakan untuk melakukan olahraga setiap hari atau paling

tidak sekali seminggu.12

f. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat

g. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan survey.

Page 12: ISI KTI (BAB 1-5)

12

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Harapan 3 Medan

3.2.2 Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2011

3.3 Kerangka konsep

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti,

mencakup siswa kelas XII SMA Swasta Harapan 3 Medan sebesar 69 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dapat dianggap mewakili populasinya.

3.4.2.1 Besar Sampel

Untuk menentukan besar sampel diperkirakan pada penelitian ini dihitung

dengan menggunakan rumus :

n= N

1+N (d2 )

¿ 69

1+69(0,052)

= 58,97 orang

Sample Tingkat Pengetahuan

Pengetian hipertensi

Gejala hipertensi

Pencegahan hipertensi

Page 13: ISI KTI (BAB 1-5)

13

= 60 orang

Dimana : n : Besar sampel yang diinginkan

N : Jumlah populasi

d : Derajat kemaknaan (0,05)

3.5 Definisi operasional

1. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas XII SMA Swasta Harapan 3

Medan

2. Tingkat pengetahuan adalah apa yang diketahui responden mengenai

pengertian, gejala, dan pencegahan hipertensi

3. Hipertensi adalah objek penelitian yang akan diteliti berdasarkan tingkat

pengetahuan siswa yang telah diberi penilaian.

3.6 . Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dengan

mengumpulkan data dari :

1. Kuesioner yang diisi oleh responden dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan serta jawaban dari responden

2. SMA Swasta Harapan 3 Medan, yaitu mengenai jumlah seluruh siswa-

siswi kelas XII tahun 2011/2012

3.7 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran yang dilakukan berdasarkan jawaban responden dari

seluruh pertanyaan pengetahuan yang diberikan dalam bentuk pilihan

ganda.

Jawaban tepat akan diberi nilai : 1

Jawaban yang tidak tepat akan diberi nilai : 0

Dari penetapan tersebut, maka menjumlahkan skor yang didapat dan

dibuat persentase sebagai berikut :

Page 14: ISI KTI (BAB 1-5)

14

Rumus : S=XR

x 100 %

Keterangan : S : skor

x : jawaban

r : jumlah nilai maksimal

Setelah semua data diolah menjadi kategori yang dilakukan responden,

kemudian di masukkan kriteria sebagai berikut :

1. kategori baik, apabila total skor jawaban benar (> 70%)

2. kategori tidak baik, apabila total skor jawaban benar (<70 %)

3.8 Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul akan di olah secara manual.

3.9 Kerangka Operasional

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umur Tempat Penelitian

Lokasi penelitian diadakan di SMA Swasta Harapan 3 Medan yang

terletak di jalan karya wisata ujung/ sido rukun no 31.

Siswa Sampel Pembagian Kuisioner

Pengambilan Kuisioner

Pengisian Kuisioner

Pengolahan Data

Hasil

Page 15: ISI KTI (BAB 1-5)

15

4.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang “Tingkat pengetahuan

Siswa Kelas XII SMA Swasta Harapan 3 Medan Tentang Hipertensi”. Untuk

melakukan penelitian, maka ditetapkan sampel sebanyak 60 orang sebagai

responden yang akan menjawab kuisioner yang akan diajukan.

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan

memberikan kuisioner yang memuat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan

tentang Hipertensi kepada 60 orang responden yang ada di kelas XII SMA Swasta

Harapan 3 Medan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Table 4 : Tingkat Pengetahuan

No Pengetahuan Jumlah Persentasi (%)

1 Baik 34 56,67 %

2 Tidak Baik 26 43,33 %

Total 60 100 %

Berdasarkan table di atas dapat di lihat bahwa tingkat pengetahuan siswa

Kelas XII SMA Swasta Harapan 3 Medan tentang Hipertensi sebanyak 34 orang

(56,67 %) adalah Baik

4.1.3 Berdasarkan Jenis Kelamin

Table 5 : Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin

No Pengetahuan IPA IPS Persentasi

(%)Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 Baik 8 10 7 9 56,67 %

Page 16: ISI KTI (BAB 1-5)

16

2 Tidak Baik 5 7 9 5 43,33 %

Jumlah 13 17 16 14 60=100%

Berdasarkan Jenis kelamin perempuan yang berpengetahuan baik

sebanyak 19 0rang dan laki-laki sebanyak 15 orang. Sedangkan yang tidak baik

perempuan sebanyak 12 orang dan yang laki-laki sebanyak 14 orang.

4.1.4 Berdasarkan Kelas

Table 6 : Tingkat pengetahuan berdasarkan kelas

No Pengetahuan IPA IPS Jumlah Persentasi(%)

1 Baik 18 16 34 56,67 %

2 Tidak Baik 12 14 26 43,33 %

Jumlah 30 30 60 100%

Berdasarkan kelasnya pada kelas IPA yang berpengetahuan baik sebanyak

18 orang dan kelas IPS sebanyak 16 orang. Sedangkan yang tidak baik, kelas IPA

sebanyak 12 orang dan kelas IPS sebanyak 14 orang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung, telinga, dan

sebagainya). Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

Page 17: ISI KTI (BAB 1-5)

17

persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda.

Berdasarkan Penelitian diperoleh bahwa pengetahuan tentang Hipertensi di

SMA Swasta Harapan 3 Medan dari 60 orang responden yang mempunyai kriteria

baik yaitu 34 responden atau 56,67% dan tingkat pengetahuan tidak baik 26

responden atau 43,33%. Secara keseluruhan menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan siswa SMA Swasta Harapan 3 Medan tentang Hipertensi lebih dari

setengah responden termasuk dalam kategori baik.

Ini disebabkan karena baiknya informasi yang diperoleh siswa-siswa

mengenai Hipertensi, baik dari buku-buku, media massa, elektronik dan informan

lain tentang kesehatan tubuh manusia.

Tingkat pengetahuan yang berbeda tentang Hipertensi dikalangan siswa-

siswa SMA ini juga disebabkan oleh karena setiap individu memiliki perhatian

yang berbeda terhadap penyakit Hipertensi

4.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Jenis kelamin perempuan yang berpengetahuan baik

sebanyak 19 orang dan laki-laki sebanyak 15 orang. Ini disebabkan karena

Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan

yang berbeda-beda dan perempuan cenderung memiliki intensitas perhatian lebih

daripada laki-laki

4.2.3 Berdasarkan Kelas

Berdasarkan kelasnya pada kelas IPA yang berpengetahuan baik sebanyak

18 orang dan kelas IPS sebanyak 16 orang. Ini disebabkan karena berbedanya

bidang yang di ajarkan kepada kelas IPA yang cenderung ke arah ilmu eksak dan

IPS cenderung ke arah ilmu social.

Page 18: ISI KTI (BAB 1-5)

18

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Tingkat Pengetahuan

Responden terdiri dari siswa Kelas XII SMA Swasta Harapan 3 Medan

yang berjumlah 60 orang. Tingkat pengetahuan responden tentang Hipertensi

berbeda-beda. Sebanyak 34 orang atau 56,67% mempunyai tingkat pengetahuan

Page 19: ISI KTI (BAB 1-5)

19

yang Baik dan 26 orang atau 43,33% mempunyai tingkat pengetahuan yang

Tidak Baik

Berdasarkan Jenis kelamin perempuan yang berpengetahuan baik

sebanyak 19 0rang dan laki-laki sebanyak 15 orang. Sedangkan yang tidak baik

perempuan sebanyak 12 orang dan yang laki-laki sebanyak 14 orang.

Berdasarkan kelasnya pada kelas IPA yang berpengetahuan baik sebanyak

18 orang dan kelas IPS sebanyak 16 orang. Sedangkan yang tidak baik, kelas IPA

sebanyak 12 orang dan kelas IPS sebanyak 14 orang.

5.2 Saran

1. Perlu diberitahukan tentang bahaya Hipertensi dengan di berikan

penjelasan yang mudah dipahami oleh siswa-siswa SMA

2. Di adakannya penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai pola hidup bersih

dan sehat sebagai upaya pencegahan dari hipertensi.

3. Agar lebih menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat agar terhindar

dari resiko Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo Aru W, dkk.Buku Ajar Penyakit Dalam.Edisi IV.Jilid

1.Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK

UI.2007,599-617

2. Ethical digest Semijurnal farmasi dan kedokteran. Hipertensi.

No.55/Thn.VI/September.2008,22-35

Page 20: ISI KTI (BAB 1-5)

20

3. Depkes.2011.Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Ttiga,

(http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-

penyebab-kematian-nomor-tiga.html) , diakses tanggal 26 April 2011

4. Dede Kusuma.Hipertensi :Definisi,Prevalensi,Farmakoterapi,dan Latihan

Fisik.Jakarta :CDK 169/vol.36 no.3/Mei-juni 2009.2009,167-167

5. Masjoer Arif, dkk.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga.Jilid 1.

Jakarta:Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.2001,518-522

6. Aurora Anjali.5 Langkah Mencegah dan Mengobati Tekanan Darah

Tinggi.Jakarta.PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.2007,12-13

7. Sani Aulia.Hypertension Current Perspective.Jakarta:Media Crea.2008.5-9

8. Ethical Digest.Hiprtensi. No.39/Thn.V/Mei.2007 18-39

9. Gray Huon H, Dawkins Keith D, Simpson Iain A, Morgan John M.Lecture

Notes Kardiologi.Jakarta :Penerbit Erlangga.2005,57-69

10. Files of DrsMed – FK UNRI.

2009.http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-

faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf diakses pada

tanggal 10-mei-2011

11. Agoes Azwar, Agoes Achdiat, Agoes Arizal.Penyakit Di Usia

Tua.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.2011

12. Sunaryati Septi Sinta.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat

Mematikan.Banguntapan Jogjakarta:FlashBooks.2011,55-65

13. Hart Julian Tudor, Fahey Tom.Tanya Jawab Seputar Tekanan Darah

Tinggi.Jakarta:Arcan.2010,285-290

14. Limanjaya Desi, Mahanani Dewi Asih.Buku Saku

Klinis.Jakarta:Hipokrates.2004,35-36

15. Gusbakti R.Dasar Ilmu Faal Jantung dan Pembuluh Darah.Edisi III.2008,

68-71

16. Ethical Digest.Mewaspai Dampak Hipertensi. No.64/Thn. VII.2009,20-38

17. Notoadmodjo S.Metodologi penelitian kesehatan.Edisi

Revisi.Jakarta:Rineka Cipta.2010

Page 21: ISI KTI (BAB 1-5)

21

18. Budiarto Eko.Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2002