ISI Jamban.docx

download ISI Jamban.docx

of 24

description

makalajh

Transcript of ISI Jamban.docx

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia Sehat 2010. Misi Indonesia Sehat tahun 2010 yaittu meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga , dan masyarakat, menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, menyelenggarakan program kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan , dan menggalang berbagai potensi untuk menyelenggarakan program kesehatan masyarakat.1,2 Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tujuan pembangunan kesehatan ialah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal. Salah satu arah kebijakan kesehatan ialah peningkatan kesehatan lingkungan di tempat pemukiman. Tujuan program hygiene dan sanitasi di lingkungan pemukiman penduduk, yaitu meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik pada tempat tinggal penduduknya sehingga dapat melindunginya dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, dan gangguan pencernaan. 1,2Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai bagian dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu, ventilasi, jendela, air bersih, tempat pembuangan sampah, saluran air limbah, ruang tidur, ruang tamu, dan dapur. Jamban sehat berfungsi untuk membuang kotoran manusia, ada berbagai bentuk seperti leher angsa, cubluk, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan sarana pembuangan air besaar, hubungan yang paling mendasar dengan kualitas lingkungan adalah fasilitas dan jenis penampungan tinja yang digunakan. Jenis sarana penampungan yang tidak memadai akan mencemari lingkungan sekitar sekaligus meningkatkan risiko penularan penyakit terhadap masyarakat. Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan terutama dikaitkan dengan pemeliharaan dan kebersihan sarana. 1,2Keberadaan jamban di Indonesia menurut data Bank Dunia tahun 2003 dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 203 juta orang yang menggunakan jamban baru 100 juta orang atau hanya 47% saja. Secara nasional pencapaian jumlah cakupan jamban di Indonesia terlihat dari laporan 19 Provinsi di Indonesia. Pada tahun 2005 telah dilakukan pemeriksaan rumah di beberapa kabupaten/ kota di Indonesia tetapi hasilnya menunjukkan dari 401.780 rumah yang dilakukan pemeriksaan, ketersediaan jamban keluarga baru 68,54%. Di perkotaan yang menggunakan jamban sekitar 80,45%. Di wilayah kerja puskesmas Sei Besar 90% rumah sudah menggunakan jamban leher angsa namun penyakit yang ditularkan melalui tinja bauk secara langsung atau tidak langsung seperti diare masih masuk dalam 10 penyakit terbanyak tahun 2012. Sebuah studi menunjukkan dengan penyediaan air bersih dapat mencegah penyakit diare sebesar 35% dan penggunaan jamban sehat dapat mencegah penyakit diare sebesar 28%.1,2,3,4I.2. Permasalahan Dari uraian di atas dapat diambil suatu permasalahan, sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud dengan jamban sehat?2. Bagaimana optimalisasi program jamban sehat di puskesmas dalam upaya menurunkan angka penyakit yang ditularkan melalui tinja?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiKotoran manusia atau tinja adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai oleh tubuh manusia dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Pembuangan tinja salah satu upaya kesehatan yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. 5Menurut Notoatmodjo, kotoran manusia adalah zat-zat yanga harus dikeluarkan dari dalam tubuh manusia berbentuk tinja (faeces), air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. 6Jamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Menurut departemen Kesehatan tahun 2009, jamban keluarga adalah suatu fasilitas pembuangan tinja bagi suatu keluarga.7,8,9Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah suatu fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit.8Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara laki-laki dan permpuan. Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa. Tipe ideal toilet untuk fasilitas sanitasi sistem komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari 10

B. Jenis-Jenis Jamban Menurut Chayatin, jenis-jenis jamban dibedakan berdasarkan konstruksi dan cara menggunakannya yaitu:5,8,11 1. Jamban Cemplung Jamban ini disebut juga jamban cubluk (pit privy). Bentuk jamban ini adalah yang paling sederhana dan umumnya digunakan di desa-desa yang mana daerah tersebut kurang sekali mendapat air untuk keperluan sehari-hari. Jamban cemplung ini hanya terdiri atas sebuah galian dengan diameter kira-kira 1 m dan kedalaman 2,5-8 m, yang di atasnya diberi lantai dan tempat jongkok. Lantai jamban ini dapat dibuat dari bambu atau kayu, tetapi dapat juga terbuat dari batu bata atau beton. Apabila lubang kakus sudah hampir penuh, maka lubang dapat ditimbun dengan tanah dan lokasi lubang dipindahkan ke tempat lainnya. Dari segi kesehatan sebenarnya jenis jamban ini kurang higienis, akan tetapi dari segi-segi yang lain yakni keadaan lingkungan/ sosial ekonomi, menggunakan tipe ini merupakan langkah pertama yang dapat dilakukan untuk usaha mengisolasi tinja dalam mencegah penularan penyakit. Kekurangan dari jenis jamban ini adalah: Dapat menimbulkan gangguan bau Masih memungkinkan gangguan lalat dan serangga Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat dilakukan koreksi, seperti: Membuat rumah jamban Membuat tutup lubang jamban Mengusahakan bagian permukaan jamban sering kering Meletakkan rumah jamban agak jauh dari pemukiman Pada kakus ini perlu diperhatikan: Jangan diberi disinfektan karena dapat mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh Untuk mencegah bertelurnya nyamuk tiap minggu diberi minyak tanah Agar tidak terlalu bau diberi kapur barus

Gambar 2.1 Jamban Cemplung2.Jamban Cubluk Berair (aqua privy)Adalah bentuk kakus yang mana tempat penampungan tinja dibuat dengan kontruksi kedap air, dimana tinja akan terurai dalam air dan kemudian mengendap pada bagian lapisan paling bawah.3.Jamban Plengsengan Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari jamban ini tidak dibuat persis di atas penampungan, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin

Gambar 2.2 Jamban Plengsengan3. Jamban Bor Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan menggunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut bor auger dengan diameter antara 30-40 cm. Jamban bor ini mempunyai keuntungan, yaitu bau yang ditimbulkan sangat berkurang. Akan tetapi kerugian jamban bor ini adalah perembesan kotoran akan lebih jauh dan mengotori air tanah Syarat-syarat yang perlu diperhatikan adalah: Memelihara jarak lebih dari 10 m dari sember air minum Lubang jamban harus mempunyai alat penutup Apabila sudah hampir penuh segera tutup dengan tanah dan lokasinya dipindahkan

4. Angsatrine (Water Seal Latrine) Di bawah tempat jongkok jamban ini ditempatkan atau dipasang suatu alat yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi mencegah timbulnya bau. Kotoran yang berada di tempat penampungan tidak tercium baunya, karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang melengkung. Dengan demikian dapat mencegah hubungan lalat dengan kotoran. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan, tetapi hanya dapat dipergunakan pada daerah dimana air cukup.Kebaikan dari jenis jamban ini adalah: Dapat menghindarkan dan mengurangi adanya gangguan lalat ataupun serangga lain Dapat mengurangi timbulnya bau Dapat dipakai secara aman oleh anak-anak Kebersihan jamban mudah terpelihara Dapat dibangun di dalam atau di luar rumahKesulitan yang timbul adalah bagi masyarakat yang belum pernah atau belum bisa enggunakan jamban angsatrine memerlukan waktu untuk menyesuaikan atau membiasakan diri dalam menggunakannya dan perawatannya. Peyelenggaraan jamban angsa trine caranya hampir sama dengan jamban cubluk hanya tempat duduk (bowl) dapat diletakkan langsung diatas lubang, di samping atau jauh dari lubang (pit) dengan menggunakan saluran tertutup. Pemasangan angsa trine harus dilakukan dengan hati-hati agar fungsi leher angsa tersebut dapat terlaksana terutama dalam pembuangan bowl dan pemasangan pada lantai jamban.

Gambar 2.3 Jamban Leher Angsa5. Jamban di Atas Balong (Empang) Adalah jamban yang dibangun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.Membuat jamban di atas balong merupakan cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi sulit untuk menghilangkannya, terutama di daerah yang terdapat banyak balong. Sebelum kita berhasil menerapkan kebiasaan tersebut kepada kebiasaan yang diharapkan maka cara tersebut dapat diteruskan dengan persyaratan sebagai berikut: Air dari balong tersebut jangan digunakan untuk mandi Balong tersebut tidak boleh kering Balong hendaknya cukup luas Letak jamban harus sedemikian rupa, sehingga kotoran selalu jatuh di air Ikan dari balong tersebut jangan dimakan Tidak terdapat sumber air minum yang terletak sejajar dengan jarak 15 meter Tidak terdapat tanam-tanaman yang tumbuh di atas permukaan air 6. Jamban Septic Tank Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara anaerobic. Nama septic tank digunakan karena dalam pembuangan kotoran terjadi proses pembusukan oleh kuman-kuman pembusuk yang sifatnya anaerob. Septic tank dapat terdiri dari dua bak atau lebih serta dapat pula terdiri atas satu bak saja dengan mengatur sedemikian rupa (misalnya dengan memasang beberapa sekat atau tembok penghalang), sehingga dapat memperlambat pengaliran air kotor di dalam bak tersebut. Dalam bak bagian pertama akan terdapat proses penghancuran, pembusukan dan pengendapan. Dalam bak terdapat tiga macam lapisan yaitu: a. Lapisan yang terapung, yang terdiri atas kotoran-kotoran padat b. Lapisan cair c. Lapisan endap 7. Jamban Kimia (Chemical Toilet)Jamban model ini biasanya dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Jamban jenis ini memakai cara kerja dimana tinja ditampung dalam suatu bejana (wadah yang berisi caustic soda sehingga tinja dapat dihancurkan dan sekaligus didesinfeksi). Yang digunakan sebagai pembersih bukanlah air, akan tetapi menggunakan kertas toilet. Jamban kimia ada dua macam, yaitu :a. Tipe lemari (commode type)b. Tipe tangki (tank type)Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah terkumpul perlu di buang lagi.Banyak macam jamban yang digunakan tetapi jamban pedesan di Indonesia pada dasarnya digolongkan menjadi 2 macam yaitu : 1. Jamban tanpa leher angsa. Jamban yang mempunyai bermacam cara pembuangan kotorannya yaitu: a. Jamban cubluk, bila kotorannya dibuang ke tanah b. Jamban empang, bila kotorannya dialirkan ke empang 2. Jamban leher angsa. Jamban ini mempunyai 2 cara pembuangan kotorannya yaitu: a. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl langsung di atas galian penampungan kotoran b. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl tidak berada langsung di atas galian penampungan kotoran tetapi dibangun terpisah dan dihubungkan oleh suatu saluran yang miring ke dalam lubang galian penampungan kotoran.

C. Syarat-Syarat Jamban Sehat Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 11. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak paling sedikit berjarak 10 m dari sumber air minum (sumur pompa tangan, sumur gali, dan lain-lain. Tetapi jika keadaan tanah berkapur, tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau dan bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring maka jarak hendaknya lebih dari 15 m. 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk itu jamban harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lobang yang rapat.3. Air seni, air pembersih, dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit 1x1m dan dibuat cukup landai/ miring ke arah lobang jongkok. 4. Mudah dibersihkan, aman digunakan bahan yang kuat dan tahan lama serta tidak mahal5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang6. Cukup penerangan 7. Lantai kedap air 8. Ventilasi cukup baik 9. Tersedia air dan alat pembersih Agar tinja yang mengandung bibit penyakit dan gangguan kesehatan tersebut tidak dapat menyebar dan disebar faktor lain perlu dilakukan hal-hal berikut:1. Pada sumber pengotoran/kakus dengan bantuan air yang meresap di dalam tanah yang tidak ada aliran cara mendatar menurut penelitian diperoleh bahwa:a. Ke arah mendatar, bakteri menyebar hanya sejauh 90 cmb. Ke arah menurun /ke bawah adalah sejauh 3 m keadaan ini terjadi dengan bantuan air yang meresap kearah samping dan arah bawah2. Sedangkan pada lapisan tanah yang aliran air/ lapisan tanah mengandung air untuk bakteri adalah:a. Di arah mendatar sampai sejauh 11 m dari letak sumber pencemaran/ kakusb. Untuk pengotortan bentuk bahan kimia dapat merembes sejauh 70 m dari sumber air.Menurut Arifin dalam Abdullah ada tujuh syarat-syarat jamban sehat yaitu:7,101. Tidak mencemari air a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. b. Dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester c. Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter d. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur 2. Tidak mencemari tanah permukaan Jamban yang sudah penuh, segera disedot untuk dikuras kotorannya, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian 3. Bebas dari serangga a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah b. Ruangan jamban harus terang karena bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bias menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering e. Lubang jamban harus tertutup khususnya jamban cemplung 4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran d. Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodik 5. Aman digunakan oleh pemakainya Untuk tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran seperti: batu bata, selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain 6. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainyaa. Lantai jamban seharusnya rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran b. Jangan membuang plastik, puntung rokok atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopana. Jamban harus berdinding dan berpintu b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan Menurut Ehlers dkk, syarat-syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah: 5a. Tidak mengotori tanah permukaan b. Tidak mengotori air permukaan c. Tidak mengotori air dalam tanah d. Tempat kotoran tidak boleh terbuka e. Jamban terlindung dari penglihatan orang lain. Menurut Chandra dkk, jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : 111. Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah. 2. Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat. 3. Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus. 4. Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan. 5. Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur. 6. Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan . Menurut Entjang, ciri-ciri bangunan jamban yang memenuhi syarat kesehatan yaitu harus memiliki:5

a. Rumah jamban Rumah jamban mempunyai fungsi untuk tempat berlindung pemakainya dari pengaruh sekitarnya. Baik ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika. Konstruksinya disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga b. Lantai jamban Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah jambanc. Slab (tempat kaki berpijak waktu si pemakai jongkok) d. Closet (lubang tempat feces masuk) e. Pit (sumur penampungan feces) Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang fungsinya sebagai tempat mengumpulkan atau menyimpan kotoran/tinja agar tidak bertebaran atau bisa juga sebagi tempat mengisolir tinja. Konstruksinya dapat berbentuk sederhana berupa lubang tanah saja dan ada pula menggunakan dinding penahan yang terbuat dari papan, bamboo, dan beton.f. Bidang resapan Adalah sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan tinja yang lengkap untuk mengalirkan dan meresapkan cairan yang bercampur kotoran/tinja

Gambar 2.4 Syarat Jamban SehatD. Manfaat dan Fungsi Jamban Sehat Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan memiliki manfaat sebagai berikut: a. Melindungi masyarakat dari penyakit b. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman c. Bukan sebagai tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit d. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.12

E. Pemeliharaan Jamban Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah sebagai berikut:11. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering, 2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air, 3. Tidak ada sampah berserakan, 4. Rumah jamban dalam keadaan baik, 5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat, 6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada, 7. Tersedia alat pembersih, 8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki. Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban dapat dilakukan dengan: 1. Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember, 2. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidak bau dan mengundang lalat, 3. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak membahayakan pemakai, 4. Tidak memasukkan bahan kima dan detergen pada lubang jamban, 5. Tidak ada aliran masuk kedalam jamban selain untuk membilas tinja.

F. Tujuan Penggunaan Jamban SehatKesehatan lingkungan adalah sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat, karena di dalam lingkunan penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. 13Santoso dan Ranti mengemukakan bahwa pemeliharaan kesehatan lingkungan dititikbertakan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya penyakit atau mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Hal ini tidak dapat terlepas dari perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, termasuk dalam penggunaan jamban keluarga. 13Mutmainna menjelaskan bahwa pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. 12Menurut Mutmainna tujuan jamban keluarga yaitu sebagai berikut: Tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain. 12Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan penggunaan jamban keluarga adalah dilakukan untuk menjaga higienitas lingkungan yang lebih baik, lebih sehat, lingkungan lebih bersih, lebih nyaman dan keselamatan lebih terjaga, serta dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit.

G. Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia semakin meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat dibagi menjadi 2 cara, yaitu:8a. Hubungan langsungHubungan ini terjadi melalui kontak langsung antara manusia dan tinja. Hal ini dapat terjadi apabila manusia menginjak tinja/ kotoran manusia yang mengandung larva cacing (cacing tambang) maka larva tersebut akan menembus kulit kaki dan masuk ke tubuh manusia dan akan tubuh menjadi cacing dewasa,b. Hubungan tidak langsungHubungan ini terjadi melalui perantara seperti: air, tangan, antropoda, dan tanah sehingga mengkontaminasi makanan/ minuman lalu masuk ke tubuh manusia yang sehatMelihat beberapa kemungkinan diatas maka tinja dapat mempunyai peran yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya penyebaran mikroorganisme tersebut perlu dilakukan pemutusan mata rantai penularan penyakit. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penularan suatu penyakit adalah:8 Agen penyebab Reservoir atau sumber infeksi agen penyebab Cara mebghindarkan dari reservoir Cara transmisi dari reservoir ke penjamu baru yang potensial Cara masuk ke penjamu baru Penjamu yang rentanDi bawah ini digambarkan mata rantai transmisi penularan penyakit dari kotoran/ tinja manusia:8

Gambar 2.5 Mata Rantai Penularan Penyakit Melalui TinjaGambar tersebut menunjukkan cara yang dilalui oleh agent penyebab penyakit untuk mencapai penjamu baru. Mata rantai transmisi suatu daerah berbeda-beda bisa melalui air, makanan, lalat, dan arthopoda lainnya.8Untuk memutuskan mata rantai agar transmisi penyakit tidak terjadi dilakukan dengan mengisolasikan tinja sebagai sumber infeksi sehingga agen penyebab tidak mungkin mencapai penjamu baru. Pemutusan mata rantai penularan penyakit dari tinja dapat dilakukan dengan rintangan sanitasi seperti gambar di bawah ini:8

Gambar 2.6 Rintangan Sanitasi untuk Memutus Mata Rantai PenularanBeberapa penyakit yang ditularkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya.8

BAB IIIKESIMPULANJamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah suatu fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya

23