isi-edk
-
Upload
markonah-dvermounth -
Category
Documents
-
view
532 -
download
4
Transcript of isi-edk
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau
kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke
seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan
merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda
dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan
perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan
pemasakan seksual. Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),
pankreas, ovarium, dan testis. (Anonim, 2000).
Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena
itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.(Anonim,
2000). Gangguan yang terjadi pada hipofisis dan menyebabkan hipofungsi dan
hiperfungsi dari kelenjar hipofisis itu sendiri dan akan menimbulkan manifestasi
klinik yang bervariasi.
Beberapa gangguan kelenjar hipofisis kita kenal dengan istilah
Hipotuitarisme dan Hiperpitutarisme. Dalam makalah ini, kami tertarik untuk
membahas lebih lanjut tentang Hipopituitarisme dan Hiperpitutarisme beserta
dengan asuhan keperawatannya yang akan kami bahas pada bab selanjutnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui lebih jelas tentang Hipopituitarisme.
2. Mengetahui lebih jelas tentang Hiperpituitarisme.
3. Mengetahui lebih jelas bagaimanakah Asuhan Keperawatan dari
Hipopitutarisme.
1
4. Mengetahui lebih jelas bagaimanakah Asuhan Keperawatan dari
Hiperpitutarisme.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelenjar Hipofisis
1. Definisi
Hipofisis merupakan
sebuah kelenjar sebesar kacang
polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika)
di dasar otak. Sela tursika
melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat
kecil untuk mengembang. (Ly,
2010).
Kelenjar hipofisis ini
terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
(Opie, 2010)
Kelenjar hipofisis merupakan bagian otak yang terletak dibawah
hipotalamus. Kerja hipofisis dipengaruhi hipotalamus yang dihubungkan oleh
sistem portal hipotalamo-hipofisis. Melalui sistem tersebut releasing hormon
dari hipotalamus mencapai hipofisis, sehingga hipofisis mudah melepaskan
hormon-hormon.(Nightingale, 2010)
Kelenjar Hipofisis disebut sebagai master gland sistem endokrin. Kelenjar
ini mensekresikan hormone-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri
sebagian besar dikontrol oleh hipotalamus, suatu daerah otak di dekat kelenjar
tersebut. Kelenjar hipofisis merupakan struktur berbentuk bulat dengan ukuran ±
1,27 cm yang terletak pada permukaan inferior otak dan dihubungkan dengan
3
hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi lobus
anterior, intermedius, dan posterior.(Smeltzer & Bare :1291, 2002)
2. Klasifikasi
a. Hipofisis Anterior
Hormon utama kelenjar hipofisis anterior adalah hormon stimulasi-
folikel (FSH; follicle stimulating hormone); hormon luteinisasi (LH; luteinizing
hormone); hormon prolaktin; hormon adrenokortikotropik (ACTH;
adrenocorticotropic hormone); hormon stimulasi-tiroid (TSH; thyroid-
stimulating hormone); dan hormone pertumbuhan (GH; growth hormone).
Sekresi tiap hormon utama ini dikendalikan oleh faktor pelepasan (RF; releasing
factor) yang disekresikan oleh hipotalamus. Faktor pelepasan mencapai hipofisis
anterior melalui aliran darah dalam suatu sirkulasi khusus yang disebut sistem
darah portal hipofisis. (Smeltzer & Bare :1292, 2002).
Hormon yang dilepaskan oleh hipofisis anterior akan memasuki
sirkulasi umum dan dibawa ke target organnya. TSH, ACTH, FSH, dan LH
memiliki fungsi utama melepas hormon dari kelenjar endokrin yang lain.
Prolaktin bekerja pada payudara untuk menstimulasi produksi ASI. Hormon
pertumbuhan (growth hormone) yang disebut juga somatotropin merupakan
hormon protein yang meningkatkan sintesis protein dalam banyak jaringan,
meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adipose dan menaikkan
kadar glukosa darah. Sekresi hormon pertumbuhan ditingkatkan oleh stress,
latihan dan kadar glukosa yang rendah. (Smeltzer & Bare :1293, 2002).
Fungsi Hormon Hipofisis Anterior
No
.Hormon Fungsi
1 Hormon pertumbuhan (GH;
growt hormone)/Hormon
Somatrotopin
Meningkatkan pertumbuhan dengan
mempengaruhi beberapa fungsi
metabolisme seluruh tubuh,
khususnya pembentukan protein.(Ly,
2010)
2 Hormon stimulasi-tiroid (TSH; mengatur kecepatan sekresi tiroksin
4
thyroid-stimulating hormone) oleh kelenjer tiroid, dan tiroksin
selanjutnya mengatur kecepatan
sebagian besar reaksi – reaksi kimia
seluruh tubuh.(Ly, 2010)
3 Hormon adrenokortikotropik
(ACTH; adrenocorticotropic
hormone)
mengatur sekresi beberapa hormon
korteks adrenal, yang selanjutnya
mempengaruhi metabolisme glukosa,
protein, dan lemak.(Ly, 2010)
4 Hormon stimulasi-folikel (FSH;
follicle stimulating hormone)
a. Pada wanita : merangsang
perkembangan folikel pada
ovarium dan sekresi estrogen.
b. Pada testis : menstimulasi testis
untuk mengstimulasi sperma.
(Opie, 2010)
5 Hormon luteinisasi (LH;
luteinizing hormone)
a. Pada Wanita : bersama dengan
estrogen menstimulasi ovulasi
dan pembentukan progesterone
oleh korpus luteum.
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk
berkembang dan menghasilkan
testoteron.
(Opie, 2010)
6 Hormon prolaktin meningkatkan perkembangan
kelenjar mammae dan pembentukan
susu.(Ly, 2010)
b. Hipofisis Posterior
Hormon penting yang disekresikan oleh lobus posterior kelenjar
hipofisis adalah vasopressin (hormon antidiuretik [ADH]) dan oksitosin. Kedua
hormon ini disintesis dalam hipotalamus kemudian berjalan lewat sel-sel saraf
5
yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis posterior tempat
hormone tersebut disimpan. Sekresi vasopressin dirangsang oleh peningkatan
osmolalitas darah atau penurunan tekanan darah. Fungsi utama vasopressin
adalah mengendalikan ekskresi air oleh ginjal. Sedangkan oksitosin distimulasi
selama kehamilan dan saat melahirkan. Fungsi utama oksitosin adalah
memudahkan ejeksi ASI selama laktasi dan meningkatkan kekuatan kontraksi
uterus pada saat persalinan serta melahirkan
Fungsi Hormon Hipofisis Posterior
No
.
Hormon Fungsi
1 Hormon antidiuretik (ADH) 1. Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah.
(Opie, 2010).
2. Berperan dalm proses persalinan bayi
dan laktasi.(Ly, 2010).
2 Oksitosin 3. Mengatur kecepatan ekskresi air ke
dalam urin dan dengan cara ini
membantu mengatur konsentrasi air
dalam cairan tubuh.(Ly, 2010)
4. Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah.
(Opie, 2010).
c. Hipofisis Intermedius
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis intermedius adalah Melanocyte
stimulating hormon atau disingkat MSH. MSH mempengaruhi warna kulit tiap
individu. (Opie, 2010).
6
Hipofisis intermedius berasal dari bagian dorsal kantong
yang menjadi satu dengan hipofisis posterior. Pars intermedus
mengeluarkan hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon). MSH terdiri
dari sub unit alfa dan sub unit beta, beta MHS lebih dominan dalam menentukan
warna kulit seseorang. Beta MSH memiliki struktur kimia yang mirip dengan
ACTH (Adrenocorticotropic Hormon), sehingga ACTH memiliki fungsi yang
sama seperti MSH.(Anonim, 2008).
d. Abnormalitas Fungsi Hipofisis
Abnormalitas fungsi hipofisis disebabkan oleh hipersekresi dan
hiposekresi setiap hormone yang diproduksi atau dilepas oleh kelenjar tersebut.
Kelainan lobus anterior dan posterior hipofisis dapat terjadi tanpa tergantung
satu sama lain. Hipersekresi paling sering mengenai ACTH atau hormone
pertumbuhan sedangkan hiposekresi umumnya mengenai seluruh hormone
hipofisis anterior dan disebut panhipotituitarisme. Pada keadaan ini, kelenjar
tiroid, korteks adrenal dan gonad akan mengalami atrofi karena tidak adanya
hormon-hormon tropik.(Smeltzer & Bare :1293, 2002).
3. Hipopituitarisme
a. Definisi
Hipopituitarisme adalah hilangnya sebagian atau seluruh fungsi lobus
anterior kelenjar hipofisa.(Ly, 2010).
Hipopituitari merupakan kelainan fungsi kelenjar hipofisis yang
mencakup gangguan akibat kekurangan hormone GH atau yang dikenal growth
hormone. Hipopituitarisme pada anak menimbulkan gejala cebol (dwarfism).
Dwarfisme dapat disebabkan oleh defisiensi GRH, defisiensi IGF-I, atau
penyebab lainnya. Beberapa kasus dwarfisme disebabkan oleh defisiensi seluruh
sekresi kelenjar hipofisis anterior atau disebut panhipopituitarisme selama masa
anak-anak.(Deo, 2010)
b. Etiologi
7
Penyebab yang secara primer mempengaruhi kelenjar hipofisa
(hipopituitarisme primer):
1) Tumor hipofisa
2) Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan
darah, anemia)
3) Infeksi dan peradangan
4) Sarkoidosis atau amiloidosis
5) Penyinaran
6) Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
7) Penyakit autoimun.
Penyebab yang secara sekunder mempengaruhi hipotalamus
(hipopituitarisme sekunder):
1) Tumor hipotalamus
2) Peradangan
3) Cedera kepala
4) Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat
pembedahan.
(Ly, 2010)
c. Manifestasi Klinis
Hipopituitarisme mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin yang
dirangsang oleh hormon-hormon hipofisa anterior, karena itu gejala bervariasi
tergantung kepada jenis hormon apa yang kurang. Gejala-gejalanya biasanya
timbul secara bertahap dan tidak disadari selama beberapa waktu, tetapi kadang
terjadi secara mendadak dan dramatis.(Ly, 2010)
Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause
bisa menyebabkan:
1) Terhentinya siklus menstruasi (amenore)
2) Kemandulan
3) Vagina yang kering
4) Hilangnya beberapa ciri seksual wanita.
8
Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan:
1) Impotensi
2) Pengkisutan buah zakar
3) Berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan
4) Hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan
rambut wajah).
(Ly, 2010)
Kekurangan gonadotropin juga terjadi pada sindroma Kallmann, dapat
juga menimbulkan gejala:
1) Celah bibir atau celah langit-langit mulut
2) Buta warna
3) Tidak mampu membaui sesuatu.
(Ly, 2010)
Kekurangan hormon pertumbuhan pada orang dewasa biasanya
menyebabkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi
pada anak-anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, sehingga
menyebabkan tubuh kerdil/cebol (dwarfisme).(Ly, 2010).
Kupperman (1963) membagi dwarfisme dalam 2 jenis, yaitu:
a) Pituitary dwarfism
Pada penyakit ini penderita-selain kekurangan somatotropin juga kekurangan
ACTH, TSH dan gonadotropin. Karena itu mereka sering pula mempunyai
gejala-gejala dari hipoadrenalisme, hipotiroidisme dan hipogonadisme.
Pemeriksaan dengan foto rontgen menunjukkan penutupan epifisis-epifisis
terlambat dibandingkan dengan umur kronologis.
b) Primordial dwarfism
Dalam hal ini yang kekurangan adalah hanaya somatotropin, sebagai contoh
orang-orang pygmee dari Afrika. Mereka tidak kekurangan hormon-hormon
hipofisis lain. Pada pemeriksaan tulang kita temukan penutupan epifisis dari
tulang-tulang tidak terlambat dan cocok dengan umur kronologis. Biasanya
9
penderita-penderita demikian-selain dari pygmee – bisa mendapat keturunan
yang tinggi badannya normal.
(Deo, 2010)
Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala
berupa:
1) Kebingungan
2) Tidak tahan terhadap cuaca dingin
3) Penambahan berat badan
4) Sembelit
5) Kulit kering
(Ly, 2010)
Kekurangan kortikotropin saja jarang terjadi; bisa menyebabkan kurang
aktifnya kelenjar adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:
1) Lelah
2) Tekanan darah rendah
3) Kadar gula darah rendah
4) Rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan
atau infeksi).
(Ly, 2010)
Kekurangan prolaktin yang terisolasi merupakan keadaan yang jarang
terjadi, tetapi bisa menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak dapat
menghasilkan air susu setelah melahirkan.(Ly, 2010)
Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi yang jarang
terjadi, dimana terjadi kerusakan sebagian kelenjar hipofisa. Gejalanya berupa
lelah, rontoknya rambut kemaluan dan rambut ketiak serta ketidakmampuan
menghasilkan air susu.(Ly, 2010)
d. Pemeriksaan Penunjang
1). Pemeriksaan Laboratorium
10
a) Pengeluaran ketosteroid dan hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun,
BMR menurun.
2). Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis Sella Tursika
a) Foto polos kepala
b) Poliomografi berbagai arah (multi direksional)
c) Pneumoensefalografi
d) CT Scan
e) Angiografi serebral
3). Pemeriksaan Lapang Pandang
a) Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan
b) Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optik
4). Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron
b) Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH
c) Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan
dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.
d) Tes provokatif.
(Anonim, 2008)
e. Penatalaksanaan Medis
1) Kausal
Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi. Bila gejala –
gejala tekanan oleh tumor progresif dilakukan terapi pembedahan atau
operasi.
2) Terapi Subtitusi
a) Hidrokortison antara 20 – 30 mg sehari diberikan per–os, umumnya
disesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10 – 15 mg
waktu pagi, 10 mg waktu malam. Prednison dan deksametason tidak
diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila
terdapat stres (infeksi, operasi dan lain - lain), dosis oral dinaikkan
atau diberikan parenteral. Bila terjadi krisis adrenal atasi syok segera
11
dengan pemberian cairan per-infus NaCl-glukosa, steroid dan
vasopreses.
b) Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.
c) Testosteron pada penderita laki – laki berikan suntikan testosteron
enantot atau testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu.
Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os tiap hari.
d) Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan
siklus haid. Berikan juga androgen dengan dosis setengah dosis pada
laki – laki, hentikan bila ada gejala virilisasi ’’growth hormone’’.
e) Defisiensi hormon hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk
defisiensi GH pada anak – anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi
TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen,
untuk defisiensi gonadotropin sendiri (isolated) dapat diobati dengan
penyuntikan FSH atau HCG.
(Anonim, 2008)
4. Hiperpituitarisme
a. Definisi
Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat
tumor atau hiperplasi hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi
salah satu hormon hipofisis atau lebih.(Ly, 2010)
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang
berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh
kelenjar pituitary (hipofise) biasanya berupa hormone- hormone hipofise
anterior.(Nike, 2010).
Hiperpituitarisme adalah sekresi yang berlebihan satu atau
beberapa hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Disebabkan
oleh hormon sekresi yang meningkat sebagi akibat dari adanya benigna
adenoma. (Nightingale, 2010)
b. Jenis-jenis Penyakit Hiperpituitarisme
1). SIADH (Syndrome of inappropriate Antidiuretic Hormone)
a) Definisi
12
Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan
produksi hormon antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau
hiponatremia. Ahli Patologi klinik juga akan mencari data labor lain
yang berhubungan dengan osmolaritas serum, peningkatan gravitas
urin, edema atau dehidrasi, hiponatremia dan peningkatan hormon
plasma vasopresin. Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam
batas normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan
trauma kepala atau tumor, dimana patologi akan mengambil biopsi
untuk memastikannya.(Ly, 2010)
b) Etiologi
SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan
gangguan hipotalamus (bagian dari otak yang berkoordinasi
langsung dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi hormone).
Pada kasus lainnya, missal: beberapa keganasan (ditempat lain dari
tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti diuretik, terutama
keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini:
-Meningitis – peradangan pada meningens, selaput pelindung otak
dan saraf spinalis.
-Encephalitis – peradangan dijaringan otak.
-Tumor otak
-Psikosis
-Penyakit paru
-Trauma kepala
-Guillain-Barré syndrome (GBS) – keadaan reversible yang
menyerang jaringan syaraf, menyebabkan lemah otot, nyeri dan
paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di bagian
dada bisa menganggu proses bernafas.
-Penggunaan obat tertentu
-Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan
(Ly, 2010)
c. Patofisiologi
13
Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin)
menjadi kuat adalah penurunan valume darah. Keadaan ini terjadi secara
hebat terutama saat volume darah turun 15 – 25 persen, dengan kecepatan
sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal. Penyebab
peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium kanan, mempunyai
reseptor regang yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan sinyal ke
otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan
akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi proses yang berlawanan, dengan
peningkatan sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, di samping
reseptor regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada daerah
karotid, aortik dan pulmonari dalam peningkatan sekresi ADH. Sekresi
darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang
kardiomegali. Atrium yang mebesar tanpa di ikutioleh katup – katupnya
membuat darah menumpuk pada atrium – atrium dan akhirnya terjadilah
gagal jantung.(Ly, 2010)
d. Manifestasi Klinis
Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi :
1) Nausea
2) Muntah
3) Irritability
4) Perubahan prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi,
5) Seizures
6) Stupor
7) Koma
(Ly, 2010)
1. Galaktore
a) Definisi
Galaktore adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang
tidak sedang dalam masa menyusui.(Ly, 2010)
b) Etiologi
14
Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan
prolaktin) pada kelenjar hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya
prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi pada pria tumor ini
cenderung membesar.Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan
terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan seperti
fenotiazin, obat tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama
metildopa) dan narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin adalah
hipotiroidisme.gagl ginjal dan efek samping obat bisa menjadi
faktor penyebab.(Ly, 2010)
c) Patofisiologi
Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh adenoma
hipofise, biasanya berupa mikrokardenoma (diameter tumor kurang
dari 1 cm). Atau disfungsi hipotalamus. Dopamin merupakan
inhibitor hipotalamik primer untuk pelepasan prolaktin terputusnya
trasnmisi dopamin kehipofise dapat menyebabkan prolaktin
berlebihan.(Ly, 2010)
d) Manifestasi Klinis
- Gangguan siklus menstruasi atau siklusnya berhenti.
- Wajah tampak merah
- Vagina kering sehingga terjadi gangguan dalam melakukan
hubungan seksual.
- Penderita pria mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang
pandang perifernya.
- Sekitar 2/3 penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan
menjadi impoten.
(Ly, 2010)
3) Gigantisme
a) Definisi
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh
karena kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan.
Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji kacang tanah dan
menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam tulang pelipis
15
dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan
penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara berangsur.
Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah
penderita memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh
karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi
sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.(Ly, 2010)
b) Etiologi
- Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah
adenoma hipofisis.
- Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena
hipersekresi GHRH dari Hipothalamus.
- Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas,
dll) yang mensekresi GH atau GHRH.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan
ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau
karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH
secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan
hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang
menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor
pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan.
(Ly, 2010)
c) Patofisiologi
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar
hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor
pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi
hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh
jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada
Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum
epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga
tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi.
16
Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang
sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut
menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak
glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau
Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan
akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10
persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan
menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati
sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada
kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu
sendiri.(Ly, 2010)
d) Manifestasi Klinis
- Pertumbuhan linier yang cepat
- Tanda – tanda wajah kasar
- Pembesaran kaki dan tangan
- Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului
pertumbuhan linier.
- Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku
- Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas.
Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih.
(Ly, 2010)
4) Akromegali
a) Definisi
Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan
hormon pertumbuhan yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50
tahun.(Ly, 2010)
b) Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu
disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma).(Ly, 2010)
c) Patofisiologi
17
Bila tumor asidofilik timbul sesudah masa dewasa muda-yakni,
sesudah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang
maka orang itu tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, namun
jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh dan tebal tulangnya
msih terus tumbuh. Perbesaran tadi terutama dapat di lihat pada
tulang – tulang kecil tangan dan kaki serta pada tulang
membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan
tulang dahi , tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian
tulang vertebra, sebab pada masa dewasa muda pertumbuhan
tulang – tulang ini tidak berhenti. Akibatnya, tulang rahang
tampak menonjol ke depan, kadang kala sampai setengah inci ke
depan, dahi menyempit ke depan sebab pertumbuhan tepi
supraorbitalnya sangat besar, hidung membesar sampai dua kali
ukuran normal, kakinya membutuhkan sepatu berukuran 14 atau
lebih besar, dan jari-jarinya menjadi sangat tebal . (Ly,
2010)
d) Manifestasi Klinis
- Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.
Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya
membengkak.
- Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi
yang lebih besar.
- Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan
bertambah gelapnya kulit.
- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit
membesar, menyebabkan keringat berlebihan dan bau badan
yang menyengat.
- Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa
menyebabkan rahang menonjol (prognatisme).
- Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara
menjadi dalam dan serak. Lidah membesar dan lebih berkerut-
kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada berbentuk
18
seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa
tahun bisa terjadi artritis degeneratif yang melumpuhkan.
Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu
sehingga terjadi gagal jantung.
- Kadang penderita merasakan gangguan dan kelemahan di
tungkai dn lengannya karena jaringan yang membesar menekan
persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak juga
bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama
pada lapang pandang sebelah luar.
- Sakit kepala hebat.
(Ly, 2010)
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH
2) CT – Scan / MRI
3) Pengukuran lapang pandang
4) Pemeriksaan hormon
5) Angiografi
6) Tes toleransi glukosa
7) Tes supresi dengan dexamethason
f. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi Pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua
macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah
makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau
trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid
hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara
pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan
hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang
didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP
yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut
juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.
19
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada
umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa
kebocoran cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal,
epistaksis, sinusitis dan infeksi pada luka operasi.
Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5
µg/l. Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60%
kasus, yang terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 %
makroadenoma.
2) Terapi Radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau
tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan
pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi
pembedahan dilaksanakan.
Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar
GH, tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar
GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi
dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan
GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah
penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun
penyinaran.
Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan
dibawah 5 µg/l setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus.
Kalau pengobatan dilanjutkan s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu
mencapai kadar tersebut. (Ly, 2010)
20
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KELENJAR
HIPOFISIS
A. Pengkajian
1. Pengkajian Pada Hipopituitarisme
Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara
mencakup:
a Riwayat penyakit masa lalu
Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien,
serta riwayat radiasi pada kepala.
Sejak kapan keluhan diarasakan
Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang
defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
Apakah keluhan terjadi sejak lahir.
Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme.
b Kaji TTV dasar untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang
akan datang.
c Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji pertumbuhan fisik klien.
Bandingkan perumbuhan anak dengan standar.
d Keluhan utama klien:
1) Pertumbuhan lambat.
2) Ukuran otot dan tulang kecil.
3) Tanda – tanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambut
pubis dan rambut axila, payudara tidak tumbuh, penis tidak
tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain – lain.
4) Interfilitas.
5) Impotensi.
21
6) Libido menurun.
7) Nyeri senggama pada wanita.
e Pemeriksaan fisik
1) Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk
dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis pada
klien pria amati pula pertumbuhan rambut wajah (jenggot dan
kumis).
Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.
Tergantung pada penyebab hipopituitary, perlu juga dikaji data lain
sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi serebrum dan fungsi
nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.
2) Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
f Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :
1) Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika.
2) Pemeriksaan serta serum darah : LH dan FSH GH, androgen,
prolaktin, testosteron, kartisol, aldosteron, test stimulating yang
mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid releasing
hormone.
(Anonim, 2010)
2. Pengkajian Pada Gangguan Hiperpituitarisme
g Riwayat penyakit.
Manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH
dan ACTH yang mulai dirasakan.
Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga.
h Keluhan utama, meliputi :
22
1) Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh
seperti jari-jari, tangan, dll.
2) Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.
3) Nyeri kepala.
4) Gangguan penglihatan.
5) Libido seksual menurun, dll.
i Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :
1) Amati bentuk wajah.
2) Kepala, tangan/ lengan dan kaki bertambah besar, dagu menjorok
ke depan.
3) Adanya kesulitan mengunyah.
4) Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri
dan sulit bergerak.
5) Peningkatan respirasi kulit.
6) Suara membesar karena hipertropi laring
7) Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.
8) Disfagia akibat lidah membesar.
9) Kelemahan
10) Perubahan nutisi
11) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
12) Perubahan kardiovaskular
13) Perubahan karakteristik tubuh
14) Intoleransi terhadap stress
15) Ketidakstabilan emosional
16) Perubahan produksi
j Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropik
2) Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan
hormone dan dengan melakukan efeknya terhadap kadar hormone
sarum.
3) Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scan
23
3. Diagnosa Keperawatan
a Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan
penampilan fisik.
b Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi
penyakit.
c Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.
d Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan
gangguan transmisi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada
nervus optikus,
4. Intervensi Keperawatan
Dx.1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan
penampilan fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memiliki kembali
citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi.
Kriteria Hasil :
Melakukan kegiatan penerimaan, penampilan misalnya: kerapian,
pakaian, postur tubuh, pola makan, tanggung jawab peran.
Intervensi :
1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap
perubahan.
R/ Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan
perubahan tubuhnya.
2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi – segi positif yang dapat
dikembangkan oleh klien.
R/ Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.
3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan
(ginekomastia, galaktorea)
R/Aagar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.
24
Dx.2. Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi
penyakit.
Tujuan : Setelah dilakuan tindakan keperawatan tingkat koping individu
meningkat.
Kriteria Hasil :
Klien dapat mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan keadaan
emosional.
Klien dapat membuat keputusan dan dilanjutkan dengan tindakan yang sesuai /
mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal.
Intervensi :
1. Kaji status koping individu yang ada.
R/ Meningkatkan proses interaksi sosial karena klien mengalami
peningkatan komunikatif.
2. Berikan dukungan jikaindividu berbicara.
R/ Klien meningkatkan rasa percaya diri kepada orang lain.
3. Bantu individu untuk memcahkan masalah (problem solving).
R/ Dengan berkurangnya ketegangan, ketakutan klien akan menurun dan
tidak mengucil/mengisolasikan diri dari lingkungan.
4. Instruksikan individu untuk melakukan teknis relaksasi, dalam proses teknik
pembelajaran penatalaksanaan stress.
R/ Ketepatan penanganan dan proses penyembuhan.
5. Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi untuk proses penyuluhan.
R/ Klien mengerti tentang penyakitnya.
Dx.3. Harga diri Rendah berhubungan dengan Perubahan Penampilan Tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan harga diri meningkat.
Kriteria hasil :
Mengungkapkan hasil perasaan dan pikiran mengenai diri.
Mengidentifikasikan dua atributif positif mengenai diri.
Intervensi :
25
1. Bina hubungan saling percaya perawat dan klien.
R/ Rasa percaya diri meningkat, pasien menerima kenyataan akan
penampilan tubuh.
2. Tingkatkan interaksi sosial.
R/ Pasien akan merasa berarti, dihargai, dihormati, serta diterima oleh
lingkungan.
3. Diskusikan harapan /keinginan / perasaan.
R/ Dengan cara pertukaran pengalaman perasaan akan lebih mampu dalam
mencegah faktor penyebab terjadinya harga diri rendah.
4. Rujuk kepelayanan pendukung.
R/ Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan pengalaman yang
sama.
26