isi-edk

37
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual. Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis. (Anonim, 2000). Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.(Anonim, 2000). Gangguan yang terjadi pada hipofisis dan menyebabkan hipofungsi dan hiperfungsi dari kelenjar hipofisis itu 1

Transcript of isi-edk

Page 1: isi-edk

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau

kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran

sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke

seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan

merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda

dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan

perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan

pemasakan seksual. Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang

penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),

pankreas, ovarium, dan testis. (Anonim, 2000).

Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan

bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena

itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi dua

bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.(Anonim,

2000). Gangguan yang terjadi pada hipofisis dan menyebabkan hipofungsi dan

hiperfungsi dari kelenjar hipofisis itu sendiri dan akan menimbulkan manifestasi

klinik yang bervariasi.

Beberapa gangguan kelenjar hipofisis kita kenal dengan istilah

Hipotuitarisme dan Hiperpitutarisme. Dalam makalah ini, kami tertarik untuk

membahas lebih lanjut tentang Hipopituitarisme dan Hiperpitutarisme beserta

dengan asuhan keperawatannya yang akan kami bahas pada bab selanjutnya.

B. Tujuan

1. Mengetahui lebih jelas tentang Hipopituitarisme.

2. Mengetahui lebih jelas tentang Hiperpituitarisme.

3. Mengetahui lebih jelas bagaimanakah Asuhan Keperawatan dari

Hipopitutarisme.

1

Page 2: isi-edk

4. Mengetahui lebih jelas bagaimanakah Asuhan Keperawatan dari

Hiperpitutarisme.

2

Page 3: isi-edk

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelenjar Hipofisis

1. Definisi

Hipofisis merupakan

sebuah kelenjar sebesar kacang

polong, yang terletak di dalam

struktur bertulang (sela tursika)

di dasar otak.  Sela tursika

melindungi hipofisa tetapi

memberikan ruang yang sangat

kecil untuk mengembang. (Ly,

2010).

Kelenjar hipofisis ini

terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan

bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh

karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.

(Opie, 2010)

Kelenjar hipofisis merupakan bagian otak yang terletak dibawah

hipotalamus. Kerja hipofisis dipengaruhi hipotalamus yang dihubungkan oleh

sistem portal hipotalamo-hipofisis. Melalui sistem tersebut releasing hormon

dari hipotalamus mencapai hipofisis, sehingga hipofisis mudah melepaskan

hormon-hormon.(Nightingale, 2010)

Kelenjar Hipofisis disebut sebagai master gland sistem endokrin. Kelenjar

ini mensekresikan hormone-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan

sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri

sebagian besar dikontrol oleh hipotalamus, suatu daerah otak di dekat kelenjar

tersebut. Kelenjar hipofisis merupakan struktur berbentuk bulat dengan ukuran ±

1,27 cm yang terletak pada permukaan inferior otak dan dihubungkan dengan

3

Page 4: isi-edk

hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi lobus

anterior, intermedius, dan posterior.(Smeltzer & Bare :1291, 2002)

2. Klasifikasi

a. Hipofisis Anterior

Hormon utama kelenjar hipofisis anterior adalah hormon stimulasi-

folikel (FSH; follicle stimulating hormone); hormon luteinisasi (LH; luteinizing

hormone); hormon prolaktin; hormon adrenokortikotropik (ACTH;

adrenocorticotropic hormone); hormon stimulasi-tiroid (TSH; thyroid-

stimulating hormone); dan hormone pertumbuhan (GH; growth hormone).

Sekresi tiap hormon utama ini dikendalikan oleh faktor pelepasan (RF; releasing

factor) yang disekresikan oleh hipotalamus. Faktor pelepasan mencapai hipofisis

anterior melalui aliran darah dalam suatu sirkulasi khusus yang disebut sistem

darah portal hipofisis. (Smeltzer & Bare :1292, 2002).

Hormon yang dilepaskan oleh hipofisis anterior akan memasuki

sirkulasi umum dan dibawa ke target organnya. TSH, ACTH, FSH, dan LH

memiliki fungsi utama melepas hormon dari kelenjar endokrin yang lain.

Prolaktin bekerja pada payudara untuk menstimulasi produksi ASI. Hormon

pertumbuhan (growth hormone) yang disebut juga somatotropin merupakan

hormon protein yang meningkatkan sintesis protein dalam banyak jaringan,

meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adipose dan menaikkan

kadar glukosa darah. Sekresi hormon pertumbuhan ditingkatkan oleh stress,

latihan dan kadar glukosa yang rendah. (Smeltzer & Bare :1293, 2002).

Fungsi Hormon Hipofisis Anterior

No

.Hormon Fungsi

1 Hormon pertumbuhan (GH;

growt hormone)/Hormon

Somatrotopin

Meningkatkan pertumbuhan dengan

mempengaruhi beberapa fungsi

metabolisme seluruh tubuh,

khususnya pembentukan protein.(Ly,

2010)

2 Hormon stimulasi-tiroid (TSH; mengatur kecepatan sekresi tiroksin

4

Page 5: isi-edk

thyroid-stimulating hormone) oleh kelenjer tiroid, dan tiroksin

selanjutnya mengatur kecepatan

sebagian besar reaksi – reaksi kimia

seluruh tubuh.(Ly, 2010)

3 Hormon adrenokortikotropik

(ACTH; adrenocorticotropic

hormone)

mengatur sekresi beberapa hormon

korteks adrenal, yang selanjutnya

mempengaruhi metabolisme glukosa,

protein, dan lemak.(Ly, 2010)

4 Hormon stimulasi-folikel (FSH;

follicle stimulating hormone)

a. Pada wanita : merangsang

perkembangan folikel pada

ovarium dan sekresi estrogen.

b. Pada testis : menstimulasi testis

untuk mengstimulasi sperma.

(Opie, 2010)

5 Hormon luteinisasi (LH;

luteinizing hormone)

a. Pada Wanita : bersama dengan

estrogen menstimulasi ovulasi

dan pembentukan progesterone

oleh korpus luteum.

b. Pada pria : menstimulasi sel – sel

interstitial pada testis untuk

berkembang dan menghasilkan

testoteron.

(Opie, 2010)

6 Hormon prolaktin meningkatkan perkembangan

kelenjar mammae dan pembentukan

susu.(Ly, 2010)

b. Hipofisis Posterior

Hormon penting yang disekresikan oleh lobus posterior kelenjar

hipofisis adalah vasopressin (hormon antidiuretik [ADH]) dan oksitosin. Kedua

hormon ini disintesis dalam hipotalamus kemudian berjalan lewat sel-sel saraf

5

Page 6: isi-edk

yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis posterior tempat

hormone tersebut disimpan. Sekresi vasopressin dirangsang oleh peningkatan

osmolalitas darah atau penurunan tekanan darah. Fungsi utama vasopressin

adalah mengendalikan ekskresi air oleh ginjal. Sedangkan oksitosin distimulasi

selama kehamilan dan saat melahirkan. Fungsi utama oksitosin adalah

memudahkan ejeksi ASI selama laktasi dan meningkatkan kekuatan kontraksi

uterus pada saat persalinan serta melahirkan

Fungsi Hormon Hipofisis Posterior

No

.

Hormon Fungsi

1 Hormon antidiuretik (ADH) 1. Menurunkan volume urine dan

meningkatkan tekanan darah dengan

cara menyempitkan pembuluh darah.

(Opie, 2010).

2. Berperan dalm proses persalinan bayi

dan laktasi.(Ly, 2010).

2 Oksitosin 3. Mengatur kecepatan ekskresi air ke

dalam urin dan dengan cara ini

membantu mengatur konsentrasi air

dalam cairan tubuh.(Ly, 2010)

4. Menurunkan volume urine dan

meningkatkan tekanan darah dengan

cara menyempitkan pembuluh darah.

(Opie, 2010).

c. Hipofisis Intermedius

Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis intermedius adalah Melanocyte

stimulating hormon atau disingkat MSH. MSH mempengaruhi warna kulit tiap

individu. (Opie, 2010).

6

Page 7: isi-edk

Hipofisis intermedius berasal dari bagian dorsal kantong

yang menjadi satu dengan hipofisis posterior. Pars intermedus

mengeluarkan hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon). MSH terdiri

dari sub unit alfa dan sub unit beta, beta MHS lebih dominan dalam menentukan

warna kulit seseorang. Beta MSH memiliki struktur kimia yang mirip dengan

ACTH (Adrenocorticotropic Hormon), sehingga ACTH memiliki fungsi yang

sama seperti MSH.(Anonim, 2008).

d. Abnormalitas Fungsi Hipofisis

Abnormalitas fungsi hipofisis disebabkan oleh hipersekresi dan

hiposekresi setiap hormone yang diproduksi atau dilepas oleh kelenjar tersebut.

Kelainan lobus anterior dan posterior hipofisis dapat terjadi tanpa tergantung

satu sama lain. Hipersekresi paling sering mengenai ACTH atau hormone

pertumbuhan sedangkan hiposekresi umumnya mengenai seluruh hormone

hipofisis anterior dan disebut panhipotituitarisme. Pada keadaan ini, kelenjar

tiroid, korteks adrenal dan gonad akan mengalami atrofi karena tidak adanya

hormon-hormon tropik.(Smeltzer & Bare :1293, 2002).

3. Hipopituitarisme

a. Definisi

Hipopituitarisme adalah hilangnya sebagian atau seluruh fungsi lobus

anterior kelenjar hipofisa.(Ly, 2010).

Hipopituitari merupakan kelainan fungsi kelenjar hipofisis yang

mencakup gangguan akibat kekurangan hormone GH atau yang dikenal growth

hormone. Hipopituitarisme pada anak menimbulkan gejala cebol (dwarfism).

Dwarfisme dapat disebabkan oleh defisiensi GRH, defisiensi IGF-I, atau

penyebab lainnya. Beberapa kasus dwarfisme disebabkan oleh defisiensi seluruh

sekresi kelenjar hipofisis anterior atau disebut panhipopituitarisme selama masa

anak-anak.(Deo, 2010)

b. Etiologi

7

Page 8: isi-edk

Penyebab yang secara primer mempengaruhi kelenjar hipofisa

(hipopituitarisme primer):

1) Tumor hipofisa

2) Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan

darah, anemia)

3) Infeksi dan peradangan

4) Sarkoidosis atau amiloidosis

5) Penyinaran

6) Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan

7) Penyakit autoimun.

Penyebab yang secara sekunder mempengaruhi hipotalamus

(hipopituitarisme sekunder):

1) Tumor hipotalamus

2) Peradangan

3) Cedera kepala

4) Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat

pembedahan.

(Ly, 2010)

c. Manifestasi Klinis

Hipopituitarisme mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin yang

dirangsang oleh hormon-hormon hipofisa anterior, karena itu gejala bervariasi

tergantung kepada jenis hormon apa yang kurang. Gejala-gejalanya biasanya

timbul secara bertahap dan tidak disadari selama beberapa waktu, tetapi kadang

terjadi secara mendadak dan dramatis.(Ly, 2010)

Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause

bisa menyebabkan:

1) Terhentinya siklus menstruasi (amenore)

2) Kemandulan

3) Vagina yang kering

4) Hilangnya beberapa ciri seksual wanita.

8

Page 9: isi-edk

Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan:

1) Impotensi

2) Pengkisutan buah zakar

3) Berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan

4) Hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan

rambut wajah).

(Ly, 2010)

Kekurangan gonadotropin juga terjadi pada sindroma Kallmann, dapat

juga menimbulkan gejala:

1) Celah bibir atau celah langit-langit mulut

2) Buta warna

3) Tidak mampu membaui sesuatu.

(Ly, 2010)

Kekurangan hormon pertumbuhan pada orang dewasa biasanya

menyebabkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi

pada anak-anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, sehingga

menyebabkan tubuh kerdil/cebol (dwarfisme).(Ly, 2010).

Kupperman (1963) membagi dwarfisme dalam 2 jenis, yaitu:

a) Pituitary dwarfism

Pada penyakit ini penderita-selain kekurangan somatotropin juga kekurangan

ACTH, TSH dan gonadotropin. Karena itu mereka sering pula mempunyai

gejala-gejala dari hipoadrenalisme, hipotiroidisme dan hipogonadisme.

Pemeriksaan dengan foto rontgen menunjukkan penutupan epifisis-epifisis

terlambat dibandingkan dengan umur kronologis.

b) Primordial dwarfism

Dalam hal ini yang kekurangan adalah hanaya somatotropin, sebagai contoh

orang-orang pygmee dari Afrika. Mereka tidak kekurangan hormon-hormon

hipofisis lain. Pada pemeriksaan tulang kita temukan penutupan epifisis dari

tulang-tulang tidak terlambat dan cocok dengan umur kronologis. Biasanya

9

Page 10: isi-edk

penderita-penderita demikian-selain dari pygmee – bisa mendapat keturunan

yang tinggi badannya normal.

(Deo, 2010)

Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala

berupa:

1) Kebingungan

2) Tidak tahan terhadap cuaca dingin

3) Penambahan berat badan

4) Sembelit

5) Kulit kering

(Ly, 2010)

Kekurangan kortikotropin saja jarang terjadi; bisa menyebabkan kurang

aktifnya kelenjar adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:

1) Lelah

2) Tekanan darah rendah

3) Kadar gula darah rendah

4) Rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan

atau infeksi).

(Ly, 2010)

Kekurangan prolaktin yang terisolasi merupakan keadaan yang jarang

terjadi, tetapi bisa menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak dapat

menghasilkan air susu setelah melahirkan.(Ly, 2010)

Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi yang jarang

terjadi, dimana terjadi kerusakan sebagian kelenjar hipofisa. Gejalanya berupa

lelah, rontoknya rambut kemaluan dan rambut ketiak serta ketidakmampuan

menghasilkan air susu.(Ly, 2010)

d. Pemeriksaan Penunjang

1). Pemeriksaan Laboratorium

10

Page 11: isi-edk

a) Pengeluaran ketosteroid dan hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun,

BMR menurun.

2). Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis Sella Tursika

a) Foto polos kepala

b) Poliomografi berbagai arah (multi direksional)

c) Pneumoensefalografi

d) CT Scan

e) Angiografi serebral

3). Pemeriksaan Lapang Pandang

a) Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan

b) Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optik

4). Pemeriksaan Diagnostik

a) Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron

b) Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH

c) Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan

dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.

d) Tes provokatif.

(Anonim, 2008)

e. Penatalaksanaan Medis

1) Kausal

Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi. Bila gejala –

gejala tekanan oleh tumor progresif dilakukan terapi pembedahan atau

operasi.

2) Terapi Subtitusi

a) Hidrokortison antara 20 – 30 mg sehari diberikan per–os, umumnya

disesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10 – 15 mg

waktu pagi, 10 mg waktu malam. Prednison dan deksametason tidak

diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila

terdapat stres (infeksi, operasi dan lain - lain), dosis oral dinaikkan

atau diberikan parenteral. Bila terjadi krisis adrenal atasi syok segera

11

Page 12: isi-edk

dengan pemberian cairan per-infus NaCl-glukosa, steroid dan

vasopreses.

b) Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.

c) Testosteron pada penderita laki – laki berikan suntikan testosteron

enantot atau testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu.

Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os tiap hari.

d) Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan

siklus haid. Berikan juga androgen dengan dosis setengah dosis pada

laki – laki, hentikan bila ada gejala virilisasi ’’growth hormone’’.

e) Defisiensi hormon hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk

defisiensi GH pada anak – anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi

TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen,

untuk defisiensi gonadotropin sendiri (isolated) dapat diobati dengan

penyuntikan FSH atau HCG.

(Anonim, 2008)

4. Hiperpituitarisme

a. Definisi

Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat

tumor atau hiperplasi hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi

salah satu hormon hipofisis atau lebih.(Ly, 2010)

Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang

berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh

kelenjar pituitary (hipofise) biasanya berupa hormone- hormone hipofise

anterior.(Nike, 2010).

Hiperpituitarisme adalah sekresi yang berlebihan satu atau

beberapa hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Disebabkan

oleh hormon sekresi yang meningkat sebagi akibat dari adanya benigna

adenoma. (Nightingale, 2010)

b. Jenis-jenis Penyakit Hiperpituitarisme

1). SIADH (Syndrome of inappropriate Antidiuretic Hormone)

a) Definisi

12

Page 13: isi-edk

Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan

produksi hormon antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau

hiponatremia. Ahli Patologi klinik juga akan mencari data labor lain

yang berhubungan dengan osmolaritas serum, peningkatan gravitas

urin, edema atau dehidrasi, hiponatremia dan peningkatan hormon

plasma vasopresin. Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam

batas normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan

trauma kepala atau tumor, dimana patologi akan mengambil biopsi

untuk memastikannya.(Ly, 2010)  

b) Etiologi

SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan

gangguan hipotalamus (bagian dari otak yang berkoordinasi

langsung dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi hormone).

Pada kasus lainnya, missal: beberapa keganasan (ditempat lain dari

tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti diuretik, terutama

keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini:

-Meningitis – peradangan pada meningens, selaput pelindung otak

dan saraf spinalis.

-Encephalitis – peradangan dijaringan otak.

-Tumor otak

-Psikosis

-Penyakit paru

-Trauma kepala

-Guillain-Barré syndrome (GBS) – keadaan reversible yang

menyerang jaringan syaraf, menyebabkan lemah otot, nyeri dan

paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di bagian

dada bisa menganggu proses bernafas.

-Penggunaan obat tertentu

-Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan

(Ly, 2010)

c. Patofisiologi

13

Page 14: isi-edk

Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin)

menjadi kuat adalah penurunan valume darah. Keadaan ini terjadi secara

hebat terutama saat volume darah turun 15 – 25 persen, dengan kecepatan

sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal. Penyebab

peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium kanan, mempunyai

reseptor regang yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan sinyal ke

otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan

akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi proses yang berlawanan, dengan

peningkatan sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, di samping

reseptor regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada daerah

karotid, aortik dan pulmonari dalam peningkatan sekresi ADH. Sekresi

darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang

kardiomegali. Atrium yang mebesar tanpa di ikutioleh katup – katupnya

membuat darah menumpuk pada atrium – atrium dan akhirnya terjadilah

gagal jantung.(Ly, 2010)  

d. Manifestasi Klinis

Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi :

1) Nausea

2) Muntah

3) Irritability

4) Perubahan prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi,

5) Seizures

6) Stupor

7) Koma

(Ly, 2010)

1. Galaktore

a) Definisi

Galaktore adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang

tidak sedang dalam masa menyusui.(Ly, 2010)

b) Etiologi

14

Page 15: isi-edk

Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan

prolaktin) pada kelenjar hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya

prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi pada pria tumor ini

cenderung membesar.Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan

terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan seperti

fenotiazin, obat tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama

metildopa) dan narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin adalah

hipotiroidisme.gagl ginjal dan efek samping obat bisa menjadi

faktor penyebab.(Ly, 2010)

c) Patofisiologi

Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh adenoma

hipofise, biasanya berupa mikrokardenoma (diameter tumor kurang

dari 1 cm). Atau disfungsi hipotalamus. Dopamin merupakan

inhibitor hipotalamik primer untuk pelepasan prolaktin terputusnya

trasnmisi dopamin kehipofise dapat menyebabkan prolaktin

berlebihan.(Ly, 2010)

d) Manifestasi Klinis

- Gangguan siklus menstruasi atau siklusnya berhenti.

- Wajah tampak merah

- Vagina kering sehingga terjadi gangguan dalam melakukan

hubungan seksual.

- Penderita pria mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang

pandang perifernya.

- Sekitar 2/3 penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan

menjadi impoten.

(Ly, 2010)

3) Gigantisme

a) Definisi

Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh

karena kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan.

Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji kacang tanah dan

menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam tulang pelipis

15

Page 16: isi-edk

dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan

penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara berangsur.

Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah

penderita memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh

karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi

sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.(Ly, 2010)

b) Etiologi

- Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah

adenoma hipofisis.

- Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena

hipersekresi GHRH dari Hipothalamus.

- Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas,

dll) yang mensekresi GH atau GHRH.

Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan

ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau

karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH

secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan

hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang

menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab

kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor

pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan.

(Ly, 2010)

c) Patofisiologi

Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar

hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor

pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi

hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh

jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada

Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum

epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga

tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).

Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi.

16

Page 17: isi-edk

Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang

sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut

menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak

glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau

Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan

akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10

persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.

Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan

menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati

sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada

kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu

sendiri.(Ly, 2010)

d) Manifestasi Klinis

- Pertumbuhan linier yang cepat

- Tanda – tanda wajah kasar

- Pembesaran kaki dan tangan

- Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului

pertumbuhan linier.

- Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku

- Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas.

Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih.

(Ly, 2010)

4) Akromegali

a) Definisi

Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan

hormon pertumbuhan yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50

tahun.(Ly, 2010)

b) Etiologi

Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu

disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma).(Ly, 2010)

c) Patofisiologi

17

Page 18: isi-edk

Bila tumor asidofilik timbul sesudah masa dewasa muda-yakni,

sesudah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang

maka orang itu tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, namun

jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh dan tebal tulangnya

msih terus tumbuh. Perbesaran tadi terutama dapat di lihat pada

tulang – tulang kecil tangan dan kaki serta pada tulang

membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan

tulang dahi , tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian

tulang vertebra, sebab pada masa dewasa muda pertumbuhan

tulang – tulang ini tidak berhenti. Akibatnya, tulang rahang

tampak menonjol ke depan, kadang kala sampai setengah inci ke

depan, dahi menyempit ke depan sebab pertumbuhan tepi

supraorbitalnya sangat besar, hidung membesar sampai dua kali

ukuran normal, kakinya membutuhkan sepatu berukuran 14 atau

lebih besar, dan jari-jarinya menjadi sangat tebal . (Ly,

2010)                                  

d) Manifestasi Klinis

- Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.

Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya

membengkak.

- Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi

yang lebih besar.

- Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan

bertambah gelapnya kulit.

- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit

membesar, menyebabkan keringat berlebihan dan bau badan

yang menyengat.

- Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa

menyebabkan rahang menonjol (prognatisme).

- Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara

menjadi dalam dan serak. Lidah membesar dan lebih berkerut-

kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada berbentuk

18

Page 19: isi-edk

seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa

tahun bisa terjadi artritis degeneratif yang melumpuhkan.

Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu

sehingga terjadi gagal jantung.

- Kadang penderita merasakan gangguan dan kelemahan di

tungkai dn lengannya karena jaringan yang membesar menekan

persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak juga

bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama

pada lapang pandang sebelah luar.

- Sakit kepala hebat.

(Ly, 2010)

e. Pemeriksaan Penunjang

1) Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH

2) CT – Scan / MRI

3) Pengukuran lapang pandang

4) Pemeriksaan hormon

5) Angiografi

6) Tes toleransi glukosa

7) Tes supresi dengan dexamethason

f. Penatalaksanaan Medis

1) Terapi Pembedahan

Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua

macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah

makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau

trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid

hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara

pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan

hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang

didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP

yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut

juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.

19

Page 20: isi-edk

Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada

umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa

kebocoran cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal,

epistaksis, sinusitis dan infeksi pada luka operasi.

Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5

µg/l. Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60%

kasus, yang terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 %

makroadenoma.

2) Terapi Radiasi

Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau

tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan

pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi

pembedahan dilaksanakan.

Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar

GH, tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar

GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi

dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan

GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah

penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun

penyinaran.

Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan

dibawah 5 µg/l setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus.

Kalau pengobatan dilanjutkan s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu

mencapai kadar tersebut. (Ly, 2010)

20

Page 21: isi-edk

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KELENJAR

HIPOFISIS

A. Pengkajian

1. Pengkajian Pada Hipopituitarisme

Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara

mencakup:

a Riwayat penyakit masa lalu

Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien,

serta riwayat radiasi pada kepala.

Sejak kapan keluhan diarasakan

Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang

defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.

Apakah keluhan terjadi sejak lahir.

Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme.

b Kaji TTV dasar untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang

akan datang.

c Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji pertumbuhan fisik klien.

Bandingkan perumbuhan anak dengan standar.

d Keluhan utama klien:

1) Pertumbuhan lambat.

2) Ukuran otot dan tulang kecil.

3) Tanda – tanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambut

pubis dan rambut axila, payudara tidak tumbuh, penis tidak

tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain – lain.

4) Interfilitas.

5) Impotensi.

21

Page 22: isi-edk

6) Libido menurun.

7) Nyeri senggama pada wanita.

e Pemeriksaan fisik

1) Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk

dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis pada

klien pria amati pula pertumbuhan rambut wajah (jenggot dan

kumis).

Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.

Tergantung pada penyebab hipopituitary, perlu juga dikaji data lain

sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka

perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi serebrum dan fungsi

nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.

2) Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

f Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :

1) Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika.

2) Pemeriksaan serta serum darah : LH dan FSH GH, androgen,

prolaktin, testosteron, kartisol, aldosteron, test stimulating yang

mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid releasing

hormone.

(Anonim, 2010)

2. Pengkajian Pada Gangguan Hiperpituitarisme

g Riwayat penyakit.

Manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH

dan ACTH yang mulai dirasakan.

Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam

keluarga.

h Keluhan utama, meliputi :

22

Page 23: isi-edk

1) Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh

seperti jari-jari, tangan, dll.

2) Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.

3) Nyeri kepala.

4) Gangguan penglihatan.

5) Libido seksual menurun, dll.

i Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :

1) Amati bentuk wajah.

2) Kepala, tangan/ lengan dan kaki bertambah besar, dagu menjorok

ke depan.

3) Adanya kesulitan mengunyah.

4) Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri

dan sulit bergerak.

5) Peningkatan respirasi kulit.

6) Suara membesar karena hipertropi laring

7) Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.

8) Disfagia akibat lidah membesar.

9) Kelemahan

10) Perubahan nutisi

11) Ketidakseimbangan  cairan dan elektrolit

12) Perubahan kardiovaskular

13) Perubahan karakteristik tubuh

14) Intoleransi terhadap stress

15) Ketidakstabilan emosional

16) Perubahan produksi

j Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropik

2) Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan

hormone dan dengan melakukan efeknya terhadap kadar hormone

sarum.

3) Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scan

23

Page 24: isi-edk

3. Diagnosa Keperawatan

a Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan

penampilan fisik.

b Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi

penyakit.

c Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.

d Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan

gangguan transmisi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada

nervus optikus,

4. Intervensi Keperawatan

Dx.1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan

penampilan fisik.

Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memiliki kembali

citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi.

Kriteria Hasil :

Melakukan kegiatan penerimaan, penampilan misalnya: kerapian,

pakaian, postur tubuh, pola makan, tanggung jawab peran.

Intervensi :

1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap

perubahan.

R/ Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan

perubahan tubuhnya.

2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi – segi positif yang dapat

dikembangkan oleh klien.

R/ Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.

3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan

(ginekomastia, galaktorea)

R/Aagar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.

24

Page 25: isi-edk

Dx.2. Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi

penyakit.

Tujuan :  Setelah dilakuan tindakan keperawatan tingkat koping individu

meningkat.

Kriteria Hasil :

Klien dapat mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan keadaan

emosional.

Klien dapat membuat keputusan dan dilanjutkan dengan tindakan yang sesuai /

mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal.

Intervensi :

1. Kaji status koping individu yang ada.

R/ Meningkatkan proses interaksi sosial karena klien mengalami

peningkatan komunikatif.

2. Berikan dukungan jikaindividu berbicara.

R/ Klien meningkatkan rasa percaya diri kepada orang lain.

3. Bantu individu untuk memcahkan masalah (problem solving).

R/ Dengan berkurangnya ketegangan, ketakutan klien akan menurun dan

tidak mengucil/mengisolasikan diri dari lingkungan.

4. Instruksikan individu untuk melakukan teknis relaksasi, dalam proses teknik

pembelajaran penatalaksanaan stress.

R/ Ketepatan penanganan dan proses penyembuhan.

5. Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi untuk proses penyuluhan.

R/ Klien mengerti tentang penyakitnya.

Dx.3. Harga diri Rendah berhubungan dengan Perubahan Penampilan Tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan harga diri meningkat.

Kriteria hasil :

Mengungkapkan hasil perasaan dan pikiran mengenai diri.

Mengidentifikasikan dua atributif positif mengenai diri.

Intervensi :

25

Page 26: isi-edk

1. Bina hubungan saling percaya perawat dan klien.

R/ Rasa percaya diri meningkat, pasien menerima kenyataan akan

penampilan tubuh.

2. Tingkatkan interaksi sosial.

R/ Pasien akan merasa berarti, dihargai, dihormati, serta diterima oleh

lingkungan.

3. Diskusikan harapan /keinginan / perasaan.

R/ Dengan cara pertukaran pengalaman perasaan akan lebih mampu dalam

mencegah faktor penyebab terjadinya harga diri rendah.

4. Rujuk kepelayanan pendukung.

R/ Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan pengalaman yang

sama.

26