isi asli.docx
Transcript of isi asli.docx
Ilmu Teknologi Pangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik
yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan
atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh
manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan
makanan. (Wikipedia, 2013) karena tidak semua makanan di
konsumsi dalam bentuk segar. Sebagian besar makanan di konsumsi
setelah terlebih dahulu diolah menjadi berbagai makanan siap
saji/setengah siap saji dalam berbagai jenis. Tujuan Pengolahan
bahan pangan adalah untuk meningkatkan kualitas dan
memperpajang masa simpan bahan pangan. Pengolahan bahan
pangan identik dengan proses pengawetan. Baik pengawetan secara
kimia, fisik ataupun mikrobiologi. Salah satu cara pengolahan
tersebut adalah pengolahan buah dengan penambahan gula.
Abon adalah makanan yang terbuat dari daging yang disuwir
atau telah dipisahkan seratnya, kemudian ditambah bumbu dan
digoreng. Daging sapi dan daging kerbau adalah daging yang umum
digunakan dalam pembuatan abon. Menurut Sumarsono et al., 2008,
penggunaan kantong plastik yang ditutup rapat untuk mengemas
abon dapat mempertahankan kualitas selama penyimpanan sehingga
abon dapat disimpan beberapa bulan dalam suhu kamar. Umur
simpan abon sapi dapat mencapai lebih dari 60 hari dan memiliki
rasa yang khas sehingga disukai konsumen (Perdana, 2009).
Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah daging yang
diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan
konsumsi makanan.(wikipedia, 2013)
Daging sapi merupakan bahan makanan yang tidak bisa
dikonsumsi secara langsung tetapi harus melalui proses pengolahan
terlebih dahulu. Pangan ini mengandung protein yang tinggi
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 1
Ilmu Teknologi Pangan
sehingga sangat cepat mengalami kebusukan dan tidak dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Agar dapat disimpan
dalam waktu yang panjang maka daging sapi harus melalui proses
pengolahan dengan kandungan air yang sidikit sehingga akan
memperpanjang waktu simpan. Hal ini melatarbelakangi
dilakukannya praktikum pembuatan abon sapi.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu membuat produk abon sapi dengan benar.
1.3 Manfaat
a. Mengetahui pengertian pengolahan pangan;
b. Mengetahui tujuan pengolahan pangan;
c. Mengetahui pengertian abon sapi;
d. Mengetahui ciri-ciri abon sapi yang baik;
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 2
Ilmu Teknologi Pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Pangan
Pengolahan pangan adalah kumpulan metode dan teknik yang
digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau
mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh
manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan
makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan
telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging
dan menggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik,
dapat dipasarkan dan tahan lama. Proses yang sama digunakan untuk
membuat pakan hewan. Contoh ekstrem pengolahan makanan
meliputi penyiapan ikan fugu mati atau konsumsi dibawah gravitasi
nol. (Wikipedia, 2013)
Pada prinsipnya pengolahan pangan dilakukan dengan tujuan:
(1) untuk pengawetan, pengemasan dan penyimpanan produk pangan
(misalnya pengalengan); (2) untuk mengubah menjadi produk yang
diinginkan (misalnya pemanggangan); serta (3) untuk
mempersiapkan bahan pangan agar siap dihidangkan. (Palupi, 2007)
Metode-metode pengolahan pangan : (Lisa, 2011)
a. Menghilangkan lapisan luar yang tidak diinginkan, seperti
mengupas kentang atau peach.
b. Memotong atau mengupas, contohnya wortel.
c. Pembagian dan pelunakan
d. Pemerasan, seperti untuk membuat jus buah
e. Fermentasi contohnya di pembuatan bir
f. Emulsifikasi
g. Pemasakan, seperti perebusan, pendidihan, penggorengan,
pengukusan atau pemanggangan
h. Penggorengan lama
i. Pemanggangan
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 3
Ilmu Teknologi Pangan
j. Pencampuran
k. Menambah gas seperti pengembang untuk roti atau gasifikasi
minuman ringan
l. Peragian
m. Pengeringan semprot
n. Pasteurisasi
o. Pengepakan
Penggorengan adalah salah satu cara pengolahan pangan yang
mudah serta banyak diminati. Penggorengan dengan minyak atau
lemak banyak dipilih sebagai cara pengolahan karena mampu
meningkatkan citarasa dan tekstur bahan pangan yang spesifik,
sehingga bahan pangan menjadi kenyal dan renyah (Winarno 1999).
Menurut Supriyanto et al. (2006), penggorengan merupakan
fenomena transpor yang terjadi secara simultan, yaitu transfer panas,
transfer massa air, dan transfer (serapan) massa minyak. Saat proses
penggorengan dilakukan, terjadi transfer panas dari minyak kebahan
pangan, penguapan massa air, dan penyerapan minyak oleh bahan
pangan. Suhu penggorengan
yang dianjurkan adalah 177—201oC, atau tergantung jenis bahan
yang digoreng (Winarno 1999).
Salah satu proses pengolahan pangan yang banyak digunakan
di industri pangan adalah proses penggorengan. Penggorengan
adalah suatu proses pemanasan bahan pangan menggunakan medium
minyak goreng sebagai pengantar panas (Muchtadi, 2008). Secara
umum tujuan dari proses penggorengan adalah untuk melakukan
pemanasan pada bahan pangan, pemasakan, dan pengeringan pada
bahan yang digoreng. Menggoreng dengan minyak atau lemak
mampu meningkatkan cita rasa dan tekstur makanan yang spesifik
sehingga makanan menjadi kenyal dan renyah, jumlah kalori
makanan meningkat setelah digoreng. Jenis makanan yang digoreng
tidak mudah dicerna karena adanya lemak yang terserap dalam
makanan (Winarno, 1999). Muchtadi (2008) menyatakan bahwa
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 4
Ilmu Teknologi Pangan
berdasarkan metode pindah panas yang terjadi selama penggorengan,
terdapat dua metode penggorengan yang telah ditetapkan secara
komersial yaitu shallow/pan frying atau penggorengan dangkal dan
deep-fat frying.
a. Shallow/Pan Frying atau Penggorengan Dangkal
Shallow atau pan frying adalah proses penggorengan
dengan menggunakan sedikit minyak goreng, sehingga proses
penggorengan terjadi pada minyak yang dangkal (shallow). Pada
metode penggorengan seperti ini, bahan yang digoreng tidak
seluruhnya terendam dalam minyak. Bahan pangan akan
mengalami kontak langsung dengan wajan atau pan
penggorengan. Konsekuensi dari proses penggorengan ini
adalah proses pematangan dan pencoklatan tidak terjadi
secaramerata diseluruh lapisan permuk aan bahan yang
digoreng.
b. Deep-Fat Frying
Metode deep-fat frying yaitu metode penggorengan
dengan menggunakan minyak goreng yang banyak sehingga
bahan pangan yang digoreng terendam seluruhnya dalam
minyak goreng. Proses penggorengan ini akan menghasilkan
bahan pangan yang digoreng matang secara merata, serta
warnanya cenderung seragam. Sedangkan berdasarkan kondisi
prosesnya, penggorengan dapat dilakukan pada kondisi tekanan
atmosferik, bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosferik, dan
pada kondisi vakum. Kondisi proses tersebut akan
mempengaruhi suhu proses penggorengan yang terjadi, dan juga
mutu produk gorengan yang dihasilkan (Muchtadi, 2008).
2.2 Abon Sapi
Abon adalah makanan yang terbuat dari daging yang disuwir
atau telah dipisahkan seratnya, kemudian ditambah bumbu dan
digoreng. Daging sapi dan daging kerbau adalah daging yang umum
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 5
Ilmu Teknologi Pangan
digunakan dalam pembuatan abon. Menurut Sumarsono et al., 2008,
penggunaan kantong plastik yang ditutup rapat untuk mengemas
abon dapat mempertahankan kualitas selama penyimpanan sehingga
abon dapat disimpan beberapa bulan dalam suhu kamar. Umur
simpan abon sapi dapat mencapai lebih dari 60 hari dan memiliki
rasa yang khas sehingga disukai konsumen (Perdana, 2009).
Proses pembuatan abon melalui proses penggorengan. Selama
proses penggorengan terjadi perubahan-perubahan fisikokimiawi
baik pada bahan pangan yang digoreng maupun minyak gorengnya.
Suhu penggorengan yang lebih tinggi dari pada suhu normal (168-
1960C) maka akan menyebabkan degradasi minyak goreng yang
berlangsung dengan cepat (antara lain penurunan titik asap). Proses
penggorengan pada suhu tinggi dapat mempercepat proses oksidasi.
Lemak pada daging dan pada abon sapi dapat menyebabkan
terjadinya oksidasi. Hasil pemecahan ikatan rangkap dari asam
lemak tidak jenuh adalah asam lemak bebas yang merupakan sumber
bau tengik. Adanya antioksidan dalam lemak seperti vitamin E
(tokoferol) dapat mengurangi kecepatan proses oksidasi lemak,
tetapi dengan adanya prooksidan seperti logam-logam berat
(tembaga, besi, kobalt dan mangan) serta logam porfirin seperti pada
mioglobin, klorofil, dan enzim lipoksidasi lemak akan dipercepat
(Nazieb, 2009).
Ciri-ciri abon yang baik : (Anonim, 2012)
a. Perhatikan tekstur serat-serat dagingnya. Jika dengan mudah
melihat serat dagingnya, maka Abon tersebut mengandung
banyak daging sapi. Sebaliknya, jika terlihat tekstur yang
bubuk dan tidak terlihat serat, maka terdapat sebagian besar
bahan campuran lain di dalamnya yang menyebabkan abon
tidak mempunyai cita rasa daging sapi.
b. Lihatlah warnanya. Dengan hanya melihat sekilas saja, akan
dapat diketahui apakah abon sapi tersebut diproses dengan
cara yang benar atau tidak. Warna dari Abon Sapi
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 6
Ilmu Teknologi Pangan
berkualitas baik adalah coklat keemasan mengkilat dan tidak
kusam.
c. Cermati apakah ada banyak terlihat cairan atau minyak di
dinding atau di dasar kemasan. Jika ya, maka artinya proses
pengeringannya tidak menyeluruh. Hal ini dapat
mengakibatkan abon lekas basi atau tengik dan selain itu pun,
timbangan abon menjadi lebih berat dengan adanya
kelembaban tersebut.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 7
Ilmu Teknologi Pangan
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
a. Alat
- Pisau
- Wajan
- Pengaduk/spatula
- Sendok
- Talenan
- Timbangan
- Ulekan
- Kain saring
- Mesin sealer
b. Bahan
- Daging sapi
- Garam
- Gula
- Bawang merah
- Bawang putih
- Ketumbar
- Merica
3.2 Cara Kerja
a. Timbang daging sapi sebanyak 125 gram. Bersihkan dan cuci;
b. Rebus daging sapi yang sudah bersih hingga daging empuk;
c. Siapkan bumbu halus dan ulek;
d. Setelah empuk angkat daging dan suwir kecil-kecil, lalu diperas
menggunakan kain saring;
e. Panaskan wajan, masukkan bumbu dan aduk sebentar lalu
masukkan suwiran daging sapi, aduk merata;
f. Tambahkan air santan sebanyak 250 ml sedikit demi sedikit;
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 8
Ilmu Teknologi Pangan
g. Masak hingga kering dan warna kecoklatan, angkat dan peras lagi
menggunakan kain saring;
h. Timbang hasil dan kemas dalam plastic bening lalu tutup
menggunakan mesin sealer.
3.3 Diagram Alir
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 9
Timbang Daging sapi (125 gram)
Cuci bersihkan
Potong daging sapi 5 cm kemudian suwir-suwir
Rebus daging sapi
Buat bumbunya, ditumis. Lalu Campurkan dengan suwiran daging dan tambahkan santan
Press menggunakan kain saring hilangkan airnya
lakukan uji Organoleptikkemudian masukan kedalam kemasan sajikan
Goreng suwiran daging hingga kecoklatan. Jika masih terdapat minyak (Press dengan kain saring untuk
mengurangi minyak).
Ilmu Teknologi Pangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 1. Foto Praktikum
No. Foto Keterangan
1 Gambar 1. Daging sapi direbus Daging sapi
dibersihkan dan
dicuci lalu direbus
hingga empuk.
2 Gambar 2. Bumbu yang sudah dikupas Kupas bumbu
bawang merah,
bawang putih dan
merica serta kemiri.
3 Gambar 3. Menghaluskan bumbu Bumbu yang sudah
dikupas dan
dibersihkan diulek
sampai halus.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 10
Ilmu Teknologi Pangan
4 Gambar 4. Suwiran daging sapi Daging sapi jika
sudah empuk
diangkat dan
disuwir-suwir
5 Gambar 5. Pemasakkan Abon Bumbu dimasukkan
ke wajan yang
sudah panas. Lalu
masukkan juga
suwiran-suwiran
daging sapi tadi
6 Gambar 6. Penambahan santan Setelah itu masukan
air santan sedikit
demi sedikit
kedalam campuran
bumbu dan suwiran
dagingnya tadi
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 11
Ilmu Teknologi Pangan
7 Gambar 7. Pemasakkan hingga kering Masak dan aduk
sampai daging
hingga kering dan
berwarna
kecoklatan.
8 Gambar 8. Pemerasaan untuk
mengurangi lemak
Angkat dan press
untuk
menghilangkan
minyak pada
daging.
9 Gambar 9. pengemasan Jika sudah selesai
timbang dan
masukan kedalam
plastic kemasan dan
tutup menggunakan
mesin sealer.
10 Gambar 10. Produk abon sapi Produk abon sapi
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 12
Ilmu Teknologi Pangan
yang sudah dikemas
siap disimpan
ataupun
dikonsumsi.
Hasil dari praktikum ini gagal karena abon yang dihasilkan memiliki
tekstur yang kurang halus kemungkinan karena suwiran daging yang
kurang kecil. Dari segi rasa enak dan terasa daging sapi, hal ini
membuktikan bahwa produk yang dibuat asli menngunakan daging
sapi. Aroma yang dihasilkan harum dan tidak terasa amis. Warna yang
dihasilkan adalah coklat keemasan sama seperti abon yang terdapat
dipasaran. Berat abon yang dihasilkan 64 gram, dikemas dalam dua
kemasan masing-masing 32 gram.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengolahan daging sapi dengan
metode penggorengan yaitu abon sapi. Abon adalah makanan yang
terbuat dari daging yang disuwir atau telah dipisahkan seratnya,
kemudian ditambah bumbu dan digoreng hingga kering.
Pembuatan abon ini menggunakan daging sapi sebagai bahan utama,
daging direbus dengan tujuan agar daging empuk, setelah empuk
daging disuwir-suwir halus agar produk yang dihasilkan
menghasilkan tekstur yang berserat tetapi tidak kasar.
Pada pembuatan abon ini bumbu tidak ditumis menggunakan minyak
tetapi langsung dipanaskan dalam wajan dan diaduk bersama dengan
suwiran daging dan ditambah air santan sedikti demi sedikit.
Sebelum dimasak daging sapi yang telah disuwir diperas dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air, sehingga produk yang dihasilkan
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 13
Ilmu Teknologi Pangan
nanti memiliki kandungan air yang sedikit hal ini akan menjadikan
waktu simpan produk menjadi lebih lama.
Penambahan bumbu bertujuan memberikan rasa dan aroma yang
dapat membangkitkan selera makan. Jenis rempah-rempah yang
digunakan dalam pembuatan abon adalah bawang merah, bawang
putih, ketumbar, dan merica. Manfaat lain penggunaan rempah-
rempah adalah sebagai pengawet dikarenakan beberapa rempah-
rempah dapat membunuh bakteri sehingga produk menjadi awet dan
memiliki waktu simpan yang lebih lama.
Bahan lain yang ditambahkan adalah gula dan garam. Penggunaan
gula dan garam dalam pembuatan abon bertujuan menambah cita
rasa dan memperbaiki tekstur suatu produk abon. Pada pembuatan
abon, gula mengalami reaksi millard. Sehingga menimbulkan warna
kecoklatan yang dapat menambah daya tarik suatu produk abon dan
memberikan rasa manis. Garam dapur (NaCl) merupakan bahan
tambahan yang hampir selalu digunakan untuk membuat suatu
masakan. Rasa asin yang ditimbulkan oleh garam dapur berfungsi
sebagai penguat rasa yang lainnya. Garam dapat berfungsi sebagai
pengawet karena berbagai mikroba pembusuk, khususnya yang
bersifat proteolitik sangat peka terhadap kadar garam.
Pada pembuatan abon ini tidak menggunakan minyak goreng karena
sudah menggunakan santan, hal ini bertujuan agar kandungan lemak
pada abon tidak terlalu tinggi karena adanya penambahan air santan
kelapa, sehingga lemak sudah didapatkan dari santan tersebut.
Santan kelapa merupakan emulsi lemak dalam air yang terkandung
dalam kelapa yang berwarna putih yang diperoleh dari daging buah
kelapa. Penambahan santan kelapa akan menambah cita rasa dan
nilai gizi suatu produk abon yang akan dihasilkan. Santan akan
menambah rasa gurih karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Setelah produk abon selesai dimasak, hasil diperas menggunakan
kain saring untuk mengurangi kadar lemak dalam produk agar daya
simpan lebih lama.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 14
Ilmu Teknologi Pangan
Dari segi organoleptik produk abon yang dihasilkan menarik, tetapi
tekstur yang dihasilkan kurang halus, hal ini kemungkinan
dikarenakan suwiran daging yang kurang halus. Dari segi warna
abon berwarna coklat sama seperti abon yang berada dipasaran
sehingga sangat menarik. Aroma abon yang dihasilkan tidak amis
tetapi masih memiliki citarasa daging sapi sebagai bahan utamanya,
hal ini membuktikan bahwa produk asli menggunakan daging sapi.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 15
Ilmu Teknologi Pangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengolahan pangan adalah kumpulan metode dan teknik yang
digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau
mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia
atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan.
2. Tujuan pengolahan pangan : (a) untuk pengawetan, pengemasan dan
penyimpanan produk pangan (misalnya pengalengan); (b) untuk
mengubah menjadi produk yang diinginkan (misalnya pemanggangan);
serta (c) untuk mempersiapkan bahan pangan agar siap dihidangkan.
3. Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging
(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut
atau dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-
bumbu selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan
abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari
daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres.
4. Ciri-ciri abon yang baik : (Anonim, 2012)
1. Perhatikan tekstur serat-serat dagingnya.
2. Lihatlah warnanya.
3. Cermati apakah ada banyak terlihat cairan atau minyak di dinding
atau di dasar kemasan.
5. Hasil dari praktikum ini gagal karena abon yang dihasilkan memiliki
tekstur yang kurang halus kemungkinan karena suwiran daging yang
kurang kecil. Dari segi rasa enak dengan citarasa daging sapi, hal ini
membuktikan bahwa produk yang dibuat asli menngunakan daging
sapi. Aroma yang dihasilkan harum dan tidak terasa amis. Warna yang
dihasilkan adalah coklat keemasan sama seperti abon yang terdapat
dipasaran. Berat abon yang dihasilkan 64 gram, dikemas dalam dua
kemasan masing-masing 32 gram.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 16
Ilmu Teknologi Pangan
5.2 Saran
Perhatikan proses pemasakan, jangan menggunakan api terlalu besar
karena dapat menyebabkan produk gosong. Jaga kebersihan selama
proses pembuatan produk, agar produk yang dihasilkan tidak hanya
enak dan baik tetapi juga bersih. Dan pengadukan yang teratur agar
kematangan abon merata.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 17
Ilmu Teknologi Pangan
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Tips Memilih Abon Sapi Berkualitas.
http://www.optimasi.co.id/web/tips-memilih-abon-sapi-berkualitas.html
(diakses pada tanggal 03 Mei 2013)
Arianto. 2010. Pengendalian Mutu Proses Pembuatan Abon Lele Di Irt Karmina.
http://konsultansolokselatan.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 03 Mei
2013)
Muchtadi TR. 2008. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Nazieb, A. 2009. Food Science and Technology. Surakarta : Universitas Negeri
Surakartra.
Nursiam, Intan. 2010. Uji Hedonik Dan Mutu Hedonik Abon Daging Sapi.
http://intannursiam.wordpress.com/2010/11/11/laporan-pembuatan-
abon- sapi/ (diakses pada tanggal 03 Mei 2013)
Palupi, NS, FR Zakaria dan E Prangdimurti. 2007. Pengaruh Pengolahan
Terhadap Nilai Gizi Pangan. Bogor : Departemen Ilmu & Teknologi
Pangan-Fateta-IPB.
Perdana, A. 2009. Proses Pembuatan Abon Sapi.
http://perdanaangga.wordpress.com/2009/06/04proses-pembutan-abon-
dan-nugget/ (diakses pada tanggal 03 Mei 2013)
Rais, Harfina. 2012. Laporan Abon dan Dendeng.
http://harfinad24090112.wordpress.com/2012/09/30/lap-8-abon-dan-
dendeng/ (diakses pada tanggal 03 Mei-2013)
Sumarsono, J, dan H.A Sirajudin. 2008. Penentuan Lama Sentrifuge Minyak Abon
Daging Sapi. Makalah Penunjang Seminar Nasional. Mataram : Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 18
Ilmu Teknologi Pangan
Supriyanto, Raharjo B, Marsono Y, Supranto. 2006. Pemodelan Matematik
Transfer Panas Dan Massa Pada Proses Penggorengan Bahan Makanan
Berpati. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
Wikipedia. 2013. Danging Sapi. http://id.wikipedia.org/wiki/Daging_sapi (diakses
pada tanggal 03 Mei 2013)
Wikipedia. 2013. Pengolahan Pangan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_makanan (diakses pada tanggan
17-April-2013)
Winarno FG. 1999. Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Jakarta : Balai
Pustaka.
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 19
Ilmu Teknologi Pangan
LAMPIRAN
Tabel2. SNI 01-3707-1995 Abon
Pengolahan Pangan Dengan Metode Penggorengan (Abon Sapi) 20