INVASI MILITER PERTAMA AMERIKA SERIKAT - m.· Invasi Militer Pertama Amerika Serikat A merika telah
date post
21-Jul-2019Category
Documents
view
212download
0
Embed Size (px)
Transcript of INVASI MILITER PERTAMA AMERIKA SERIKAT - m.· Invasi Militer Pertama Amerika Serikat A merika telah
K.SUBROTO
SERANGANKEKUALABATUACEH
INVASIMILITERPERTAMAAMERIKASERIKAT
K. Subroto
Laporan Edisi 1 / Januari 2019
ABOUT US
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.
Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,
kirimkan e-mail ke:
lk.syamina@gmail.com
Seluruh laporan kami bisa didownload di website:
www.syamina.org
SYAMINA
SERANGAN KE KUALA BATU ACEHInvasi Militer Pertama Amerika Serikat
SYAMINA Edisi 1 / Januari 2019
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 3
EXECUTIVE SUMMARY 4
Pantai Barat Aceh Menjadi Pusat Perdagangan Lada Internasional 7
Adat Dan Syariat yang Menyatu di Aceh 11
Sistem Perlindungan Perdagangan Barat yang Biadab 12
Mengapa Penduduk Kuala Batu Berani menantang AS? 13
Peristiwa Penyerangan Kapal Friendship 14
Kehebohan di Amerika 15
Perintah Serangan dari Presiden Andrew Jackson 16
Invasi Angkatan Laut AS Membantai Penduduk Kuala Batu 17
Antara Pahlawan dan 'Pembunuh Bengis 21
Serangan Kedua Angkatan Laut Amerika 25
KESIMPULAN 28
DAFTAR PUSTAKA 29
SYAMINAEdisi 1 / Januari 2019
4
Hari ini nama Kuala Batu (Kuala Batee) hampir tidak diketahui oleh para sarjana Indonesia maupun Melayu, kecuali mereka yang telah mempelajari sejarah dan masyarakat provinsi Aceh, di Sumatra bagian Utara. Bahkan dalam buku-buku sejarah Indonesia sangat sedikit yang menyebutkan tentang Kuala
Batee, dan apa yang terjadi di sana pada tahun 1831-1832, yang menggerakkan rantai
peristiwa yang menyebabkan ekspedisi Sumatera Pertama tahun 1832 dan intervensi
Amerika di sana. Peristiwa yang juga menjadi alasan Belanda untuk terlibat lebih
lanjut dalam politik lokal Aceh.
Pulau Sumatera yang luas dan kaya sudah sejak lama diincar oleh Belanda.
Sumatera menempati posisi strategis yang sangat penting, merupakan wilayah yang
dipersengketakan dengan Inggris karena menghasilkan lada dan jenis komoditas
lain yang berharga.
Kuala Batu (beberapa sumber Barat menulis dengan ejaan Quallah Battoo)
adalah sebuah kerajaan kecil di wilayah Aceh pada masa lalu. Pada awalnya negeri
Kuala Batu merupakan bagian dari kekuasaan Susoh. Kerajaan ini berkuasa sekitar
tahun 1785 1832 Masehi. Kini lokasinya masuk dalam wilayah Kecamatan Kuala
Batee yang berbatasan dengan Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya. Kuala
Batee terletak di ujung pulau Sumatera, dan pada 1830-an adalah pemerintahan kecil
yang independen di Aceh.
Aceh telah terlibat dalam perdagangan lada dengan banyak negara Barat
termasuk Inggris, Belanda, Prancis, Denmark dan Spanyol sejak abad ke-17. Dan kala
itu Aceh dikenal reputasinya sebagai pengekspor lada terbesar di dunia. Kesultanan
Aceh merupakan pemerintahan di kawasan Asia Tenggara yang kuat. Aceh saat
itu memiliki hubungan dekat dengan kekuatan besar Muslim lainnya, seperti
Kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman) yang berpusat di Istanbul.
Pada tahun 1831, Friendship sering hilir mudik di pantai Barat Aceh, Sumatera
Utara, untuk mencari lada. Menurut Robert Booth, pada tahun 1832, sebelum
EXECUTIVE SUMMARY
SYAMINA Edisi 1 / Januari 2019
5
peristiwa yang menggemparkan Amerika itu, Penduduk Kuala Batu, Aceh muak
dengan para pedagang Amerika yang suka mencurangi takaran timbangan. Endicott
(Kapten kapal Friendship) banyak menghabiskan waktu dengan Po Adam, uleebalang
setempat, yang memperingatkannya bahwa raja-raja lokal tengah marah karena
turunnya harga lada dan kapten-kapten kapal yang kabur dengan tidak membayar
penuh
Di Kesultanan Aceh, hukum Islam dan adat senantiasa memayungi seluruh lini
kehidupan masyarakat. Keduanya berjalan beriringan, seperti dua sisi mata uang.
Menurut adat istiadat penduduk Aceh; Kecurangan dalam timbangan dianggap
sebagai kesalahan besar (dosa besar).
Dengan berbagai pelanggaran aturan (adat) perdagangan setempat yang
berulang kali dilakukan oleh para pedangan asal Amereka, beberapa orang mungkin
kesal dan marah sehingga melakukan kekerasan. Saat itu kapal dagang Friendship
asal Amerika muatannya dirampas, kapalnya disandera dan beberapa anak buah
kapalnya terbunuh oleh penduduk di wilayah ini. Menurut versi kedua, kapal dagang
Amerika Serikat Friendship diserang dan di sandera oleh penduduk Kuala Batu
pada 3 Februari 1813 karena kapal AS tersebut hendak menyelundupkan lada dari
pelabuhan Kuala Batu.
Keberhasilan berdagang di pantai Aceh tergantung pada kemahiran berbahasa
Melayu, atau berbahasa Aceh. Kenyataan bahwa pantai lada Aceh terdiri dari
banyak sekali wilayah otonomi, yang mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh
tetapi tidak mengacuhkan perintahnya, menjadikan pantai lada itu wilayah
klasik diplomasi kapal perang Barat. Kapten kapal yang menunjukkan kehalusan
perasaan, kesabaran dan berlaku adil tidak banyak mengalami kesulitan, dan bahkan
dapat berdagang secara kredit, yang menuntut kepercayaan yang tinggi kepada
mereka oleh pedagang-penjual Aceh.
Ketika berita tentang serangan terhadap Friendship mencapai Amerika, kabar itu
disambut dengan kemarahan. Tiga hari setelah Friendship tiba di Salem, pemiliknya
(yang merupakan senator dan sahabat presiden Amerika) menulis surat kepada
Presiden Andrew Jackson dan menuntut agar dia mengambil tindakan pembalasan
terhadap para perompak Melayu di Kuala Batu.
Potomac diperintahkan oleh Presiden Jackson untuk pergi ke Kuala Batee,
menilai situasi dan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan
keselamatan kapal-kapal dagang Amerika yang berlayar di perairan Hindia Timur di
masa depan.
Pada awal Februari 1832 (satu tahun setelah serangan terhadap Friendship),
Potomac sampai di Aceh, dan kemudian ke Kuala Batu, dan rencana dibuat untuk
serangan. Serangan terhadap Kuala Batu dilakukan menggunakan kombinasi tipu
daya dan strategi.
Potomac disamarkan sebagai kapal dagang Denmark. Setelah mendekati Kuala
Batu, Potomac menangkap sejumlah penduduk setempat dan menanyai mereka
tentang pertahanan di kota kecil itu. Diputuskan bahwa serangan (pada 6 Februari
SYAMINAEdisi 1 / Januari 2019
6
1832) dilakukan dinihari (jam 2 malam), menggunakan kombinasi pasukan darat
dan juga pemboman dari laut.
Pada gempuran pertama kota Kuala Batu berhasil ditaklukkan dan pasukan
Amerika membunuh 150 orang yang berusaha mempertahankan kota itu. Walaupun
sudah berhasil dikalahkan pasukan amerika belum puas. Mereka kembali menyisir
seluruh kota, merampas semua harta bendanya dan membantai 300 orang, hampir
semua penduduk kuala Batu. Setelah itu mereka membakar, membombardir dan
menghancurkan semua yang ada.
Kapten dan Kru Potomac mendapat banyak kritik atas peristiwa itu. Beredar juga
kabar tentang para pelaut dan tentara Amerika yang terlibat dalam pembantaian,
pemerkosaan, dan penjarahan atas persetujuan komandan mereka. Seluruh
kekacauan dapat dihindari jika kapten Potomac mau berunding dengan orang
Sumatra sebelum bertindak. Seorang kolumnis surat kabar Boston berargumen
dengan awak pelayaran, dan beberapa marinir, ia dapat mengelilingi kota, dan
mengajukan tuntutan, tanpa penumpahan setetes darahpun
Bukankah lebih bijaksana bila para pelaku yang bertanggung jawab atas serangan
pada kapal dagang Amerika saja yang ditangkap dan dibawa ke pengadilan untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya? Tapi itu juga tidak menjadi pilihan.
Maka wajar bila setelah kabar serangan dan pembantaian sampai di publik Amerika,
Kapten dan kru mendapat kritikan yang sangat luas dari berbagai kalangan. Kritikan
dan hujatan itu bahkan bertahan sampai beberapa tahun setelah serangan terjadi.
Anehnya dengan semua kejahatan, dan kekejaman serta kritikan dan hujatan publik
Amerika, presiden Jackson justru mendukung dan membela tindakan tersebut ketika
pidato tahunan di kongres Amerika.
Pemerintah Amerika tidak pernah menginvestigasi atau mengkroscek laporan
penyerangan kapal dagangnya. Apa latar belakang penyerangan tersebut? Kenapa
yang diserang kapal Amerika? Dan siapa sebenarnya pelakunya? Semua itu tidak
pernah dilakukan.
Hal yang dilakukan rezim Presiden Adrew Jackson saat itu, langsung mengirim
kapal perang Potomac untuk menghukum (bahkan menghabisi) seluruh penduduk
Kuala Batu atas tindakan yang dilakukan oleh beberapa orang saja.
Ekspedisi Sumatera Pertama menandai titik balik penting dalam hubungan
maritim Amerika dengan Asia Tenggara. Karena peristiwa itu menandakan bahwa
Amerika tidak hany