pengaruh pemberian heparin intravena sebagai profilaksis dvt ...
Intravena urogram
-
Upload
deolukmana -
Category
Documents
-
view
80 -
download
0
Transcript of Intravena urogram
Intravena Urography
INTRAVENA UROGRAPHY
DEFINISI
Intravena urogram (excretory urogram) adalah pemeriksaan traktus urinaria dengan radiologi
menggunakan media kontras. Merupakan tehnik pemeriksaan utama traktus urinaria yang
sudah digunakan sejak awal tahun 1930an.
Banyak modalitas imaging semakin sering digunakan, seperti; USG, CT-scan, dan MRI.
Setiap modalitas ini memiliki keterbatasan berbeda. Imaging urinaria yang ideal secara global
masih kontroversi.
IVU dilakukan untuk mengetahui fungsi renal dan melihat anatomi ginjal, ureter, serta vesika
urinaria.
Ginjal mengeksresi air, elektrolit, dan sisa metabolisme. Glomerulus menyaring banyak
substansia. Tubulus mensekresi dan reabsorbsi beberapa substansia. Jumlah pembuangan
setiap substansia ini berbeda-beda. Secara objektif, IVU masih merupakan pemeriksaan
imaging traktus urinarius terbaik. IVU mampu mendiagnosa leboh detail dari modalitas
imaging traktus urinarius lain.
Amat penting untuk memahami fisiologi ginjal sebelum melakukan dan membaca hasil IVU.
Iodine sebagai cairan radio-opak dipakai dalam intravena urogram.
Keradio-opakan materi tergantung dari iodine yang dipakai. Beberapa iodine yang sering
dipakai antara lain:
Conray 60 28 % iodine
Conray 400 40 % iodine
Hypaque M90 46 % iodine
Hypaque 25 15 % iodine
Renographin 60 29 % iodine
Reno M-60 28 % iodine
Reno M-Dip 14 % iodine
Reno vist II 31 % iodine
Isopaque 280 28 % iodine
1
Intravena Urography
Medium ini akan dibawa keginjal melalui sirkulasi darah dan mengisi glomerulus lalu masuk
ke tubulus, menuju pelvis, ureter dan vesika urinaria dan terlihat sebagai bayangan radio opak
pada kertas film.
INDIKASI
Pemakaian IVU ditinjau ulang akibat efek samping negatif dan adanya pemeriksaan yang
lebih baik juga simpel, seperti sonourography, CT urography, dan MR urography. Pemakian
IVU mulai dikurangi dan tidak digunakan lagi sebagai pilihan utama dalam imaging traktus
urinarius.
Batu Urinaria
Batu ginjal
Batu ureter
Batu vesika urinaria
Batu uretra
Keganasan Urinaria
tumor jinak ginjal, ureter, dan vesika urinaria
tumor ganas ginjal, ureter, dan vesikaurinaria
karsinoma prostat
Inflamasi Urinaria
pielonefritis akut
pielonefritis kronis
glomerulonefritis
sistitis
tuberkulosis urinaria
Obstruksi dan trauma urinaria
pembesaran prostat
striktur uretra
post operasi cedera dan legasi ureter
kelainan kongenital ureter
striktur ureter
luka tusuk terkena sistem urinaria
cedera ginjal
cedera vesika urinaria
2
Intravena Urography
Kelainan persambungan
fistula vesikogenital
fistula uretrogenital
fistula rektovesikal
fistula vesikokolik
divertikulasi vesika
vesika ektiopia
epispadia
paten uraktus
KONTRAINDIKASI
gagal ginjal
gagal hati
kreatinin serum meningkat (>7mg/100ml)
urea darah meningkat
alergi zat kontras
alergi generalisata
multiple myeloma
METODE PERSIAPAN PASIEN
Pemeriksaan urin lengkap dan darah lengkap (terutama kadar ureum serum dan kreatinin)
harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan adanya kelainan fungsi
ginjal karena urografi tak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal.
Pasien diberikan laktasif sekitar 20-24 jam sebelum pemeriksaan x-ray (satu malam sebelum
pemeriksaan).
Pasien dipuasakan secara oral dan dan dibuat dehidrasi dengan cara menghentikan konsumsi
cairan.
Keadaan dehidrasi ini membantu dalam pewarnaan lebih baik dan hasil foto lebih jelas.
Pasien tidak boleh dibuat dehidrasi bila menderita gagal ginjal karena dapat terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3
Intravena Urography
Sensitifitas terhadap zat warna perlu diperiksa untuk menghindari terjadinya reaksi alergi.
Apabila terjadi reaksi anafilaksis berat, harus ditangani secara efisien.
Obat disiapkan bersama dengan spluit dan swab antiseptik.
Pasien harus sudah terpasang jalur intravena sebelum pemeriksaan dilakukan untuk
memastikan jalur parenteral.
Injeksi steroid
Injeksi adrenalin (0.3ml dari 1:1000)
Injeksi antihistamin
Drip dekstrose IV
Oksigen untuk inhalasi
UROGRAPHY
IVU harus dilakukan oleh seorang dokter yang sudah mengerti kemungkinan buruk yang
dapat terjadi untuk menghindari hal tak diinginkan.
Bila persiapan tidak baik, akan didapatkan banyak gas dan tinja pada foto polos dan anatomi
sistem urinaria tidak jelas, lebih baik menunda pemeriksaan sampai persiapan yang baik
dilakukan terhadap pasien.
Imaging urografi yang baik dilakukan dan diinterpretasikan secara menyeluruh juga
perbagian.
UROGRAM EMERGENSI
Emergency urogram dilakukan tanpa persiapan karena dapat berbahaya. Dalam kasus seperti
ini, diagnosa harus dibandingkan dengan akut abdomen emergensi lainnya, seperti:
Apendisitis akut
Cedera ginjal
Kalkulus anuria
4
Intravena Urography
IVU hampir tidak pernah dipakai dalam keadaan emergensi untuk mengobservasi atau
menetahui keadaan kolik renal. Scan ultrasound memiliki sensivitas tinggi dan tidak invasif
dalam mendeteksi batu kantung empedu, pankreatitis akut, apendisitis akut, dan masa pelvic-
abdominal yang menyebabkan sakit seperti kolik renal.
CT urografi helical dipakai sebagai pilihan pertama mengobservasi pasien dengan kolik renal.
Bila tidak tersedia, ultrasound scanning dan foto polos juga efektif untuk dipakai.
FILM X-RAY 1 (Foto Polos Abdomen)
Memperlihatkan foto polos abdomen yang didalmanya terdapat seluruh lapang abdomen dan
pelvis (ginjla, ureter, vesika urinaria). Merupakan bagian penting dalam potongan foto
urografi.
Foto ginjal, ureter, visaka urinaria ini harus memperlihatkan area suprarenal sampai bawah
simfisis pubis. Pasien harus membuang pipisnya sebelum melakukan pemeriksaan.
FILM X-RAY 2 (Langsung/Nefrogram)
Pasien disuntikan medium kontras secara perlahan melalui IV. Jumlah kontras dihitung
berdasarkan tinggi dan berat pasein.
Juga dipengaruhi oleh keputusan radiologis. Jumlah medium kontras yang besar juga boleh
digunakan. Biasanya pewarna radiopak 40ml dipakai IV untuk orang dewasa seberat 70kg.
Pasien dengan fungsi ginjal buruk atau obstruksi uropati dilakukan urografi dengan infus
bolus.
Jumlah medium kontras yang banyak diinfuskan IV. Gambar x-ray menjadi bersih atau
dengan kualitas lebih baik.
Suntikan medium kontras akan dibawa melalui vena, paru, jantung, dan aorta menuju ke
arteri renalis.
Sebagian kontras akan langsung difiltrasi dalam ginjal.
5
Intravena Urography
Pengambilan gambar langsung sesaat setelah penyuntikan kontras akan memperlihatkan
warna opak yang difus di parenkim ginjal.
Gambar terbaik parenkim ginjal dicapai pada waktu 1-3 menit setelah bolus kontras.
Densitas nefrogram menunjukkan kemampuan tubulus proksimal dalam mereabsorbi air dan
menunjukkan warna radiopak. Film nefrogram ini amat berguna. Pemeriksaan ini
menunjukkan parenkim ginjal dan memperlihatkan luka juga translusen substansinya.
Tomogram (film dengan fokus terhadap fokal area) menambahkan gambaran radiografik
pada fase nefrogram. Ginjal normal berukuran sekitar 9-13cm (panjang cefalokaudal). Ginjal
kiri lebih besar 0,5cm dibanding ginjal kanan. Ginjal pria lebih besar dibanding wanita. tebal
parenkim ginjal antara 3-3.5 cm.
Bila dicurigai ada kista, perlu dilakukan USG. Bila lesi solid, dilakukan CT untuk
mengkonfirmasi.
Gambar harus mencakup seluruh lapang abdomen dan pelvis sehingga apabila terdapat ginjal
ektopik tetap dapat terdeteksi.
Pada obstruksi uropati, terjadi filtrasi dan reabsorbi terus menerus dari urine yang telah
difiltrasi. Gambar nefrogram akan tetap selama beberapa jam setelah penyuntikan kontras.
Keadaan nefrogram menetap lebih dari satu setengah jam setelah penyuntikan kontras adalah
patalogis.
FILM X-RAY 3 (Film Pielogram)
Gambar diambil 5 menit setelah penyuntikan kontras. Sebagian besar pewarna telah
mencapai tubulus kolektus dan telah dieksresi melalui tubulus ini. Kontras memasuki sitem
pelvi-calix. Tahap ini memberikan informasi penting tentang struktur dan fungsi ginjal.
FILM X-RAY 4
Gambar berikutnya diambil 15 menit setelah penyuntikan kontras. gambar ini menunjukkan
pelvis dan bagian atas ureter.
FILM X-RAY 5 (sistogram)
6
Intravena Urography
Gambar berikunya diambil 30-45 menit setelah penyuntikan kontras.
Gambar ini menunjukkan bagian bawah ureter dan vesika urinaria. Ureter terlihat dari atas
hingga bawah sampai vesika urinaria terisi.
Waktu normal yang dibutuhkan medium kontras untuk dieksresi ke vesika urinaria adalah
sekitar 25 menit sampai 1,5 jam setelah penyuntikan kontras. gambar vesika urinaria ini
disebut sitogram.
FILM X-RAY 6 (film postmicturition)
Pasien diminta untuk miksi lalu gambar diambil lagi. Gambar diambil untuk melihat jumlah
urin sisa yang ada di vesika urinaria setelah aktivitas miksi komplit secara sadar oleh pasien.
Gambar ini menunjukkan perhitungan yang hampir sama dengan jumlah residual urin.
Gambar ini harus diambil bila terdapat kecurigaan obstruksi di jalur pengeluaran dari vesika
urinaria. (striktur uretra, pembesaran prostate, dan katup uretral posterior)
FILM X-RAY TERTUNDA
Banyak gambar lain yang perlu dibuat untuk melihat anatomi dan fisiologi dari traktus
urinaria pasien dengan fungsi tidak normal ginjal (obstruksi, gagal ginjal, dll).
Gambar diambil pada 2 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam setelah penyuntikan
kontras. Gambar tertunda ini bida diambil sampai 72 jam setelah penyuntikan kontras.
KOMPLIKASI
Akibat penyuntikan medium kontras, dapat terjadi efek samping seperti:
Mual
Urtikaria dan rash kecil
Edema laring berat
Anafilaktik syok
Henti jantung
7
Intravena Urography
Bila terlihat tanda alergi, injeksi kontras harus langsung dihentikan. Resusitasi harus
dilakukan secepatnya. Diberikan antihistamin dan kortikosteroid secara parenteral.
Dengan tindakan ini, reaksi anafilaktik berat dapat berkurang. Bila reaksi anafilaktik berat
terjadi, diatasi seperti penanganan syok.
MR UROGRAFI dan CT UROGRAFI
CT-scan dapat menemukan lebih banyak batu dan penyakit traktus urinaria bagian atas lain.
CT urografi merupakan pilihan lebih baik untuk pasien dengan hematuria dan tumor renal.
MR urografi dan CT urografi dapat menghasilkan gambar lebih baik bagi traktus urinaria atas
yang tidak terdeteksi dengan IV urograf.
MR urogram T2 dapat menunjukkan gambaran dilatasi traktus urinarius bahkan pada ginjal
yang tidak mengeksresi.
MR urogram T1 dapat menunjukkan gambaran memuaskan untuk kasus non dilatasi dan
obstruksi sistem kolekting pada pasien dengan fungsi renal normal atau medium.
IVU tidak dilakukan sebagai alat pemeriksaan karena harga, resiko penggunaan kontras, dan
radiasi. Pemeriksaan tehnik imaging dapat diganti dengan tehnik yang lebih simpel dan lebih
aman.
Walaupun IVU masih dipakai sebagai pilihan dalam melihat seluruh sistem traktus urinaria
dan menilai keadaan papila dan caliks, dimasa depan IVU siap digantikan oleh CT urografi
dan MR urografi.
MR urografi adalah tehnik imaging baru untuk melihat traktus urinaria bagian atas, cocok
untuk anak-anak, pemuda, dan ibu hamil.
8