Intoleransi Laktosa Pada Bayi

download Intoleransi Laktosa Pada Bayi

of 8

description

semoga bisa membantu

Transcript of Intoleransi Laktosa Pada Bayi

Intoleransi Laktosa pada Bayi

Melly

10.2012.525 kelompok E3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

PendahuluanDi dalam susu dan produk susu lainnya terkandung komponen gula atau karbohidrat yang dikenal dengan laktosa (gula susu). Pada keadaan normal, tubuh dapat memecah laktosa menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim laktase.Berbeda dengan sebagian besar mamalia yang tidak lagi memproduksi laktase sejak masa menyusui, pada manusia, laktase terus diproduksi sepanjang hidupnya. Tanpa laktase yang cukup manusia tidak dapat/mampu mencerna laktosa sehingga akan mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut dan diare yang dikenal sebagai intoleransi laktosa atau defisiensi lactase.1Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya kita dapat mengetahui informasi tentang apa itu penyakit intoleransi laktosa, penyebab, gejala klinis, pemeriksaan,pencegahan, pengobatannya dan penyakit lainnya yang hampir sama dengan intoleransi laktosa.

DiareDiare didefinisikan sebagai buang air besar dengan volume, frekuensi, atau kecairan yang berlebihan. Setiap proses yang meningkatkan frekuensi defekasi atau volume tinja menyebabkan tinja menjadi lebih encer karen konsistensi tinja yang lunak tetapi berbentuk ditentukan oleh penyerapan air yang bergantung pada waktu. Proses defekasi ditandai dengan frekuensi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari).2,3Diare dapat bersifat akut ( durasi kurang dari 2 minggu) secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat atau kronik (lebih dari 2 minggu atau lebih) dengan kehilangan berat badan (failure to thrive) selama masa diare tersebut. Diare dapat bersifat sekretorik, osmotik, atau malabsorptif bergantung pada dasar patofisiologis yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan usus.Diare osmotik disebabkan oleh malabsorpsi nutrien atau elektrolit yang kurang diserap yang menahan air di lumen; diare osmotik disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein, BBLR dan bayi baru lahir. Diare sekretorik terjadi jikat terdapat secretagogues yang mempertahankan transpor cairan keluar sel epitel yang deras menuju lumen saluran cerna; diare sekretorik disebabkan oleh infeksi (virus, kuman-kuman patogen dan apatogen), hiperperistaltik usus halus ( keracunan makan, makanan yang pedas), gangguan syaraf (alergi, hawa dingin), defisiensi imun terutama SIgA (secretory Immunoglobulin A) yang mengakibatkan terjadinya bakteri/jamur tumbuh berlipat ganda.Diare malabsorptifterjadi jika kemampuan usus mencerna atau menyerap nutrien tertentu terganggu dan dapat disebabkan oleh gangguan pencampuran makanan (gangguan motilitas), insufisiensi pankreas (gangguan pencernaan), atau kerusakan enterosit atau zat pengangkut di permukaannya (gangguan penyerapan).2,3

AnamnesaPada anamnesa tanyakan kepada orang tua pasien apa yang menjadi keluhan dari anaknya. Yang menjadi keluhan adalah ketika diberi susu formula, frekuensi diare menjadi meningkat. Kemudian tanyakan berapa lama diare, bagaimana frekuensi diare, apakah ada lendir atau darah atau bau amis, apakah ada berat badan yang menurun atau tidak. Dari anamnesa kita dapat melanjutkan ke tahap pemeriksaan fisik dari bayi tersebut.

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik yang dilakukan ialah pemeriksaan abdomen ditandai ada perubahan bentuk abdomen (buncit atau kembung), ada nyeri perut pada saat palpasi, ada tanda kemerahan di daerah anus.

Pemeriksaan Penunjang1. Diet eliminasi, yaitu dengan cara tidak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung laktosa (susu dan produk susu) dan lihat apakah ada perbaikan gejala. Apabila timbul gejala klinis setelah diberikan bahan makanan yang mengandung laktosa, maka dapat dipastikan penyebabnya adalah intoleransi laktosa.4-62. Hydrogen breath test, merupakan pengujian kadar hidrogen dalam panas. Laktosa yang tidak terurai oleh laktase akan mengalami fermentasi oleh bakteri sehingga menghasilkan gas hidrogen didalam saluran cerna. Tes ini dilakukan dengan mempuasakan pasien, lalu mengukur kadar hidrogen udara dari napasnya, kemudian memasukkan laktosa 2g/kgBB lalu diukur kadar hidrogennya setelah 2-3 jam pemberian. Peningkatan kadar hidrogen udara dalam napas diatas 20ppm dapat dipastikan pasien menderita intoleransi laktosa.4-63. Pengukuran kadar pH feses. Jika kadar pH feses