Interpretasi Gravitasi

6
Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 1 Modul 7 Interpretasi data gravitasi Interpretasi data yang digunakan dalam metode gravitasi adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini interpretasi secara kuantitatif adalah pemodelan, yaitu dengan pembuatan model benda geologi atau struktur bawah permukaan dari respon yang ditimbulkan oleh medan gravitasi daerah penelitian. Pemodelan yang digunakan adalah benda 2 ½ dimensi seperti yang diajukan oleh Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Sedangkan untuk interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur anomali Bouguer lengkap di bidang datar. Untuk interpretasi kuantitatif dapat dilakukan dengan menslice kontur ABL yang tentunya dapat menggambarkan anomali pada lokasi penelitian. Hasil slice ini di save disave format .dta Kemudian hasil slice tadi dibuat suatu bentuk permodelan dengan program Grav- 2DC yang menggambarkan kondisi bawah permukaan dari anomalinya. EFEK GRAVITASI BENDA 2 ½ -D (Cady, 1980) Perhitungan dua dimensi (2D) sepanjang profil yang tegak lurus terhadap sumbu dari benda prismatik yang mempunyai panjang tak berhingga telah dikenal dalam interpretasi kuantitatif metode gravitasi. Metode perhitungan tersebut banyak digunakan karena perhitungannya dilakukan dengan mengandaikan struktur geologi sebagai struktur yang mendekati benda dua dimensi sehingga akan mempermudah perhitungan, dan data yang diperoleh biasanya merupakan profil yang tegak lurus terhadap strike. Pada kenyataannya setiap benda atau struktur pasti mempunyai ujung. Oleh karena itu, untuk lebih mendekati keadaan alam yang sebenarnya maka diperkenalkan benda 2 ½ dimensi. Benda 2 ½ dimensi yaitu benda 3 dimensi yang mempunyai penampang yang sama dengan panjang berhingga. Medan gravitasi pada titik ) (r P yang berada di luar suatu massa yang terdistribusi kontinyu o r dengan volume V (gambar H.1) adalah : ) ( ) ( r U r F (7-1) dengan potensial gravitasi : V r r r d r G r U 0 0 3 0 ) ( ) ( (7-2)

description

Normal Resjflskfmnsl

Transcript of Interpretasi Gravitasi

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 1

    Modul 7

    Interpretasi data gravitasi

    Interpretasi data yang digunakan dalam metode gravitasi adalah secara kualitatif dan

    kuantitatif. Dalam hal ini interpretasi secara kuantitatif adalah pemodelan, yaitu dengan

    pembuatan model benda geologi atau struktur bawah permukaan dari respon yang

    ditimbulkan oleh medan gravitasi daerah penelitian. Pemodelan yang digunakan adalah

    benda 2 dimensi seperti yang diajukan oleh Talwani (1959) dengan program komputer

    Grav-2DC. Sedangkan untuk interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta

    kontur anomali Bouguer lengkap di bidang datar.

    Untuk interpretasi kuantitatif dapat dilakukan dengan menslice kontur ABL yang

    tentunya dapat menggambarkan anomali pada lokasi penelitian. Hasil slice ini di save disave

    format .dta Kemudian hasil slice tadi dibuat suatu bentuk permodelan dengan program Grav-

    2DC yang menggambarkan kondisi bawah permukaan dari anomalinya.

    EFEK GRAVITASI BENDA 2 -D (Cady, 1980)

    Perhitungan dua dimensi (2D) sepanjang profil yang tegak lurus terhadap sumbu dari

    benda prismatik yang mempunyai panjang tak berhingga telah dikenal dalam interpretasi

    kuantitatif metode gravitasi. Metode perhitungan tersebut banyak digunakan karena

    perhitungannya dilakukan dengan mengandaikan struktur geologi sebagai struktur yang

    mendekati benda dua dimensi sehingga akan mempermudah perhitungan, dan data yang

    diperoleh biasanya merupakan profil yang tegak lurus terhadap strike.

    Pada kenyataannya setiap benda atau struktur pasti mempunyai ujung. Oleh karena

    itu, untuk lebih mendekati keadaan alam yang sebenarnya maka diperkenalkan benda 2

    dimensi. Benda 2 dimensi yaitu benda 3 dimensi yang mempunyai penampang yang sama

    dengan panjang berhingga.

    Medan gravitasi pada titik )(rP

    yang berada di luar suatu massa yang terdistribusi

    kontinyu or

    dengan volume V (gambar H.1) adalah :

    )()( rUrF

    (7-1)

    dengan potensial gravitasi :

    Vrr

    rdrGrU

    0

    0

    3

    0 )()(

    (7-2)

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 2

    )(rP

    r

    dan G merupakan konstanta gravitasi.

    Gambar 7.1. Medan gravitasi pada titik )(rP

    yang berada di luar suatu massa yang terdistribusi

    kontinyu or

    dengan volume V.

    Gambar 7.2 menunjukkan benda 2 dimensi. Sumbu y paralel dengan strike benda

    dan pengamatan dilakukan sepanjang profil pada bidang x-z. Sumbu z positif ke bawah.

    Gambar 7.2. Geometri benda 2 dengan sumbu z positif ke bawah.

    Berdasarkan persamaan 7-1 dan 7-2 maka diperoleh persamaan :

    x

    UGFx 2 (7-3)

    y

    UGFy 2 (7-4)

    V

    O X

    Z Y

    )( 0rQ

    0r

    0rr

    )( 0r

    z

    x

    -y

    +y

    (x,-y2,z)

    (x,y1,z)

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 3

    z

    UGFz 2 (7-5)

    Persamaan 7-3, 7-4 dan 7-5 merupakan turunan parsial pertama dari integral volume.

    Dengan mengasumsikan densitas homogen, persamaan 7-5 menjadi :

    dxdydzzyxz

    GFz2/1222 )(

    (7-6)

    Fz dipilih untuk integrasi yang lebih detail karena total medan gravitasi yang terukur memiliki

    arah yang vertikal yang disebut efek gravitasi.

    Dalam metode gravitasi, strike benda dapat memiliki panjang y1 dan y2 yang berbeda.

    Untuk menghilangkan ambiguitas tanda, y1 dan y2 memiliki tanda positif pada bidang x-z. y1

    positif pada arah +y dan y2 positif pada arah y.

    Berdasarkan persamaan 7-6, perhitungan Fz dari y2 ke 0 dan dari 0 ke y1 adalah :

    dxdzRyRyzxz

    GFz )ln()ln()ln( 221122 (7-7)

    dengan 22

    1

    2

    1 zyxR dan 22

    2

    2

    2 zyxR .

    Persamaan 7-7 pada bidang z adalah :

    2

    1

    2

    1)ln()ln()ln( 2211

    22x

    x

    z

    zzdxRyRyzxGF (7-8)

    Integral pada poligon dapat dimasukkan pada integral garis di sekitar poligon dengan

    z sebagai fungsi x di tiap sisinya (gambar 7.3), maka :

    ii zxmz 0 (7-9)

    Gambar 7.3. Hubungan x-z pada satu sisi cross section berbentuk poligon.

    1 1

    xoi

    1

    a1

    zoi

    (xi, zi)

    (xi+1, zi+1)

    x

    +z

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 4

    dengan :

    ii

    ii

    iixx

    zzm

    1

    1tan (7-10)

    dan iz0 merupakan batasan z dari perluasan sisi i. Persamaan 7-8 menjadi :

    )( 210 IIIGFz (7-11)

    dengan :

    dxzmxxI ])(ln[2

    0

    2

    0 (7-12)

    dan

    dxzmxxYYI nnn ])(ln[2

    0

    22 (7-13)

    untuk n = 1,2.

    Perhitungan ini dilakukan searah dengan jarum jam pada N sisi poligon. Percepatan

    gravitasi g = Fz dari benda di bawah titik amat dengan kontras densitas negatif bernilai

    positif ke bawah sepanjang sumbu z.

    EFEK GRAVITASI BENDA 2-D

    Benda 2 dimensi yang dimaksud adalah benda 3 dimensi yang mempunyai

    penampang yang sama dimana saja sepanjang tak terhingga pada salah satu arah

    koordinatnya.

    Pada beberapa kasus, pola kontur anomali Bouguer yakni berbentuk berjajar, yang

    mengindikasikan bahwa penyebab anomali adalah benda atau struktur yang sangat

    memanjang. Dalam kasus seperti ini, umumnya akan lebih praktis apabila benda tersebut

    dinyatakan dalam bentuk 2 dimensi daripada 3 dimensi. Karena efek gravitasi 2 dimensi

    dapat ditampilkan dalam bentuk profil tunggal sehingga untuk keperluan interpretasi geofisika

    akan lebih mudah mencocokkan model teoritik terhadap data observasi daripada 3 dimensi

    dalam bentuk peta kontur.

    Apabila dianggap tidak tergantung pada salah satu arah koordinatnya dan benda

    memanjang tak berhingga sepanjang sumbu y, tanpa mengubah penampang dimana saja

    dalam arah tersebut, maka :

    02

    1

    2

    0

    2

    0

    2

    00000 ),(),( dyzzyyxxdzdxzxGzxUS

    S

    dzRdxzxG 0000 ln),( a konstan (7-14)

    dengan 2

    0

    2

    0 )()( zzxxR .

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 5

    Persamaan (7-14) disebut sebagai potensial logaritmik. Bentuk persamaan seperti ini

    akan menyederhanakan perhitungan yang dilakukan. Jika z misalnya ditentukan, maka

    persamaan (7-14) hanya mengandung satu variabel, sedangkan persamaan pada benda

    2,5D mengandung dua variabel.

    Apabila persamaan (7-14) diambil x = z = 0 dan konstan, maka akan diperoleh :

    adzdxzxGUS

    002

    0

    2

    0ln2)0( konstan

    sehingga efek gravitasi ke arah vertikalnya :

    Szx

    dzdxzGg

    2

    0

    2

    0

    0002)0( (7-15)

    Pada kenyataannya setiap benda atau struktur pasti mempunyai ujung. Oleh karena

    itu, untuk lebih mendekati keadaan alam yang sebenarnya maka dikenalkan benda 2

    dimensi. Benda 2 dimensi yaitu benda 3 dimensi yang mempunyai penampang yang sama

    dengan panjang berhingga.

    Apabila panjang benda adalah Y dari koordinat titik asalnya (persamaan F.1),

    mempunyai jurus searah koordinat y, dengan x = z = 0, dan konstan, maka akan diperoleh :

    002

    0

    2

    0

    22

    0

    2

    0ln2)0( dzdxzx

    YzxYGU

    S

    Sehingga ;

    S Yzxzx

    dzdxYzGg

    )()(2)0(

    22

    0

    2

    0

    2

    0

    2

    0

    000 (7-16)

    Apabila persamaan (7-15) diintegralkan terhadap x0, maka :

    )(arctan2)0(

    22

    0

    2

    0

    00

    Yzx

    YdzxGg

    (7-17)

    Apabila penampang benda 2 dimensi itu didekati dengan bentuk n sudut poligon seperti

    yang diusulkan oleh Talwani dkk (1959) (gambar 7.4) yang ditandai oleh pasangan koordinat

    titik sudut (xi, zi). untuk sudut ke-I :

    ii bzax 0

    dengan :

    ii

    iii

    zz

    xxa

    1

    1 dan ii

    iiiii

    zz

    zxzxb

    1

    11

  • Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 6

    Maka persamaan g (0) akan menjadi ;

    n

    i

    z

    z

    i

    i

    AGg1

    1

    arctan2)0( dz0 (7-18)

    dimana

    220202 21)(

    Ybzbaza

    bzaYA

    iiii

    ioi

    Gambar 7.4. Penampang benda 2 dimensi bentuk n sudut poligon.

    P1(x1,z1)

    P2(x2,z2)

    Q(xo,zo)

    P3(x3,z3) P4(x4,z4)

    0 x

    z