Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...
Transcript of Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU
BEKERJA
Skripsi
Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh:
NUR LAILATUL NI’MAH
NIM: 1113104000004
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PROGRAM STUDY OF NURSING SCIENCE
ISLAMIC STATE OF UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduated Thesis, June 2017
Nur Lailatul Ni’mah, NIM: 1113104000004
FACTORS AFFECTING EXCLUSIVE BREASFEEDING SUCCESS ON
WORKING MOTHER LABOR
xvii + 62 pages, 15 table, 9 appendices
ABSTRACT
Exclusive breast milk (ASI) is the best food for infant growth at the age of 0-6
months. Exclusive breastfeeding also has the content as an antibody that can
protect babies from various diseases. Given the huge benefits of exclusive
breastfeeding, the Indonesian government has targeted exclusive breastfeeding
coverage of 80%. But in reality there are still many mothers who do not give
exclusive breastfeeding to their babies. Exclusive breastfeeding tends to decline
for various reasons, one of which is because many mothers working. Based on the
Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012, 42% of mothers
who gave exclusive breastfeeding were found. The purpose of this study is to
determine the factors that affect the success of exclusive breastfeeding on working
mother labor. This study was conducted from April to May 2017. This type of
research is quantitative with cross sectional analytic approach. Sample technique
with total sampling counted 95 respondents. Data collection techniques using
questionnaires in the form of Guttman scale consisting of 17 questions. Method of
data analysis using chi-square statistical test. The result of the research shows that
there is no relationship between age (p-value = 0.704), education (p-value =
0.558), parity (p-value = 0.262), information source (0.315), knowledge (p-value
= 1.000) Attitude (p-value = 0.693), Working Environment (p-value = 0.667) to
the success of exclusive breastfeeding to working mothers in Kretek Tangan
Kretek Tangan (SKT) Unit Karangbener Djarum Kudus. It is expected that the
increase in support of health workers and employers related to the implementation
of exclusive breastfeeding so that the success of exclusive breastfeeding on
working mothers is increasing.
Key word: exclusive breastfeeding, Mother work
References: 30 ( 1985 - 2016)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Nur Lailatul Ni’mah, NIM: 1113104000004
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA BURUH
xvii + 62 halaman, 15 tabel, 9 lampiran
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan makanan terbaik untuk tumbuh kembang
bayi pada usia 0–6 bulan. ASI eksklusif juga memiliki kandungan sebagai
antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Mengingat
manfaat dari ASI eksklusif yang begitu besar, pemerintah Indonesia telah
menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. Namun kenyataannya masih
banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi nya. Pemberian
ASI eksklusif cenderung menurun dengan berbagai alasan, salah satunya karena
banyak ibu bekerja. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 didapatkan 42% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh. Penelitian ini
dilakukan pada bulan april sampai mei 2017. Jenis penelitian adalah kuantitatif
dengan pendekatan analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan
total sampling sebanyak 95 responden. Teknik pengumpulan data dengan
kuesioner dalam bentuk skala Guttman yang terdiri dari 17 pertanyaan. Metode
analisis data dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian
didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara usia (p-value = 0.704), pendidikan
(p-value = 0.558), paritas (p-value=0.262), sumber informasi (p-value = 0.315),
pengetahuan (p-value = 1.000), Sikap (p-value = 0.693), Lingkungan kerja (p-
value = 0.667) terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja
buruh di Sigaret Kretek Tangan (SKT) Unit Karangbener Djarum Kudus.
Diharapkan adanya peningkatan dukungan tenaga kesehatan serta atasan kerja
terkait pelaksanaan pemberian ASI eksklusif sehingga keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja semakin bertambah.
Kata kunci: ASI eksklusif, Ibu bekerja
Daftar bacaan: 30 (1985 - 2016)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
vi
LEMBAR PENGESAHAN
vii
LEMBAR PENGESAHAN
viii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Lailatul Ni’mah
Tempat, Tanggal lahir : Pati, 21 Oktober 1994
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Ds. Sukoagung. Kec. Batangan, Kab. Pati, Jawa
Tengah
Telepon : +62 8967 8094 86
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. 2013-2017 Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2010-2013 MA Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati
3. 2007-2010 MTS Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati
4. 2004-2007 SDN Sukoagung Batangan Pati
5. 2001-2003 SDN Kedalon 02 Batangan Pati
6. 2000-2001 TK Miftahul Falah
Riwayat Organisasi
1. Anggota KASTRAD Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta
(2016)
2. Sekretaris Umum Silaturahmi Mahasiswa Pati (SIMPATI) periode 2016-
2017
3. Ketua Lembaga Semi Otonom (LSO) Ikatan Keluarga Alumni Madrasah
Aliyah Raudlatul Ulum (IKAMARU) periode 2015
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi. Salawat serta salam selalu tercurahkan teruntuk
baginda Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita semua temasuk umatnya yang
mendapatkan syafaat di dunia dan khususnya diakhirat. Amin.
Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja Buruh” ini disusun untuk memenuhi
persyaratan kurikulum sarjana strata-1 (S-1) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini pun
disusun dengan menerapkan dan untuk mengembangkan teori-teori yang peneliti
peroleh selama kuliah. Penulis masih memiliki banyak keterbatasan pengetahuan,
pengalaman serta kemampuan sehingga penyusunan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapan kritik dan saran sehingga
kedepanya penyajian skripsi ini bisa lebih sempurna.
Penulis mendapatkan banyak dukungan, bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu, pada
kesempatan kali ini penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih yang
setulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kep., MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ernawati, S.Kep., Sp. KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yenita Agus, M.Kep.,Sp.Mat.,PhD selaku pembimbing akademik
sekaligus pembimbing proposal skripsi yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta
arahan kepada penulis selama proses penyusunan proposal.
5. Bapak Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan bersedia memberikan arahan, bimbingan serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.
6. Bapak Karyadi, PhD & Ibu Ratna Pelawati, S.Kp.,M.Biomed selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan sarannya.
7. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan serta
pengalamannya selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Kedua orang tua yang telah mendidik, membesarkan, memberikan
semangat dan selalu mencurahkan kasih sayang serta dukungan baik
secara material maupun spiritual untuk penulis dalam setiap langkah
menuju kesuksesan.
9. Seluruh keluarga besar PSIK 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya kepada Muna Mushoffa dan Maulidah Nur Atiqoh yang
bersedia menjadi rekan terbaik dalam menjalani proses ini sehingga
xi
peneliti mampu menyelesaikan skripsi sedemikian rupa. Semoga apa yang
kita kerjakan mendapatkan Ridho dari yang Maha Kuasa.
10. Sahabat terbaik Ilmi Karima Jamil, Aizatul Mardliyah, Fitria Lailatul
Maghfiroh, Sholihatur Riyadhoh dan Ulin Ni’mah yang turut membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
11. Serta seluruh pihak yang telah mendoakan dan mendukung kelancaran
proposal skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan sekecil apapun itu,
semoga Allah SWT senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga Allah senantiasa
memberikan rahmat, hidayah serta ampunan-Nya kepada kita. Amin Allahumma
Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, Juni 2017
Penulis
xii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Duhai Allah sang pemberi limpahan nikmat,
Kepada-Mu ku lumatkan seluruh keresahan yang tak lagi merakyat.
Dalam tenggang waktu yang tak lagi bersahabat,
Ku menengadah mengurai tumpukan harapan yang sebelumnya sengaja ku lipat.
Duhai Allah sang pemberi limpahan nikmat,
Kepada-Mu kini ku haturkan segala bentuk syukur yang tak lagi terukur.
Dan hanya kepada-Mu pula,
Ku sampaikan setiap bentuk pertanggungjawaban atas apapun yang ku kerjakan.
Semoga yang kini terselesaikan dan kedepan yang dikerjakan tak pernah lepas
dari RidaMu.
xiii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
2. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
3. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
4. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
5. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 8
BAB II ................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 9
Landasan Teori................................................................................................................ 9
1. ASI eksklusif ........................................................................................................... 9
2. Menyusui pada ibu bekerja buruh ......................................................................... 10
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif .............. 11
4. Kerangka Teori ..................................................................................................... 19
Bagan 1.1 Kerangka Teori ............................................................................................ 19
BAB III ............................................................................................................................. 20
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN OPERASIONAL ...................................... 20
1. Kerangka Konsep .................................................................................................. 20
2. Hipotesis ............................................................................................................... 21
3. Definisi Operasional ............................................................................................. 22
BAB IV ............................................................................................................................. 24
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 24
1. Desain Penelitian .................................................................................................. 24
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 24
xiv
3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 25
4. Pengumpulan Data ................................................................................................ 26
Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................................... 26
5. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................................................. 28
a. Uji Validitas ...................................................................................................... 28
b. Reabilitas........................................................................................................... 29
6. Metode Pengolahan Data ...................................................................................... 29
7. Tehnik Analisis Data ............................................................................................. 31
a. Analisa Univariat .............................................................................................. 31
b. Analisa Bivariat ................................................................................................ 31
8. Etika Penelitian ..................................................................................................... 32
BAB V .............................................................................................................................. 33
HASIL PENELITIAN ...................................................................................................... 33
1. Gambaran Tempat Penelitian ................................................................................ 33
2. Gambaran Penelitian ............................................................................................. 33
3. Analisis Univariat ................................................................................................. 34
4. Analisis Bivariat .................................................................................................... 38
BAB VI ............................................................................................................................. 46
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 46
1. Analisis Univariat ................................................................................................. 46
2. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 58
BAB VII ............................................................................................................................ 60
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 60
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 60
2. Saran ..................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 63
xv
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
BPS : Badan Pusat Statistik
Depkes : Departemen Kesehatan
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
MAL : Metode Amenorea dan Laktasi
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Riskesdes : Riset Kesehatan Dasar
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
WHO : World Health Organization
UNICEF : United Nations Childrens Fund
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Gambaran usia responden pada ibu bekerja buruh di SKT (Sigaret Kretek
Tangan) Unit Karangbener Djarum Kudus ..................................................... 34
Tabel 5.2 Gambaran tingkat pendidikan responden pada ibu bekerja buruh di SKT
(Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus ............................ 35
Tabel 5.3 Gambaran paritas responden pada ibu bekerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan)
unit Karangbener Djarum Kudus .................................................................... 35
Tabel 5.4 Gambaran Sumber Informasi tentang ASI Eksklusif pada ibu bekerja di SKT
(Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus ............................ 36
Tabel 5.5 Gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif responden pada ibu bekerja di
SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus .................... 36
Tabel 5.6 Gambaran pengetahuan pemberian ASI eksklusif responden pada ibu bekerja di
SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus .................... 37
Tabel 5.7 Gambaran sikap pemberian ASI eksklusif responden pada ibu bekerja di SKT
(Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus ............................ 37
Tabel 5.8 Gambaran Linkungan kerja pemberian ASI eksklusif responden pada ibu
bekerja buruh di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum
Kudus .............................................................................................................. 38
Tabel 5.9 Hubungan Usia terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ..................... 39
Tabel 5.10 Hubungan pendidikan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ......... 40
Tabel 5.11 Hubungan paritas terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ................ 41
Tabel 5.12 Hubungan sumber informasi dengan keberhasilan ASI eksklusif .................. 42
Tabel 5.13 Hubungan pengetahuan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ...... 42
Tabel 5.14 Hubungan Sikap terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ................. 43
Tabel 5.15 Hubungan Lingkungan Kerja terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
........................................................................................................................ 44
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Teori ................................................................................. 19
Bagan 2.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi esensial yang mengandung sel-
sel darah putih, imunoglobulin, enzim, hormon dan protein spesifik serta
zat gizi lainnya yang diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang
bayi (Sherwood, 2012). Nutrisi dikategorikan sebagai salah satu faktor
penentu pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan yang optimal
merupakan indikator dari keberhasilan atas pemberian asupan nutrisi yang
baik (Sjarif, Lestari, Mexitalia, & Nasar, 2014). Jika bayi mengalami
kekurangan nutrisi atau gizi berat pada masa ini, pengurangan jumlah sel
otak akan terjadi sebanyak 15%-20% dan hal ini dapat mempengaruhi
potensi tumbuh kembang anak (Sjarif et al., 2014). Roesli (2008)
menyatakan bahwa sumber nutrisi dengan kualitas serta kuantitas terbaik
bagi bayi terdapat dalam ASI eksklusif.
ASI eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada anaknya
langsung setelah lahir sampai 6 bulan tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun (Roesli, 2008). ASI eksklusif dikategorikan sebagai
makanan terbaik bayi dari karunia Tuhan yang komposisinya selalu
berubah dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi dari hari ke hari
(Pratiwi & Mardiana, 2016). Memberikan ASI eksklusif kepada bayi
berarti telah memberikan hadiah besar berupa imunisasi terbaik, gizi
2
terlengkap, minuman tersehat dan air kehidupan (Utami Roesli, 2000: 36
dikutip dari jurnal Pratiwi & Mardiana, 2016).
Pemberian ASI eksklusif dapat bermanfaat untuk melindungi bayi
dari infeksi dan mencegah kekurangan kadar gula darah pada bayi. Bagi
ibu sendiri, menyusui dapat mempercepat proses pengecilan rahim secara
alami, mengurangi bahaya perdarahan sesudah melahirkan serta
menambah kesuburan pasca melahirkan (Saminem, 2008). Selain itu
menyusui bisa dijadikan sebagai proses awal pendidikan bayi karena dapat
merangsang indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, bahkan
sensasi raba dan juga dapat meningkatkan interaksi bayi dengan ibunya
(Roesli, 2008). Mengingat pentingnya pemberian ASI, maka World Health
Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
merekomendasikan kebijakan Infant Young and Child Feeding atau
disebut dengan Standar Emas Pemberian Makan pada Bayi dan Anak
yang salah satunya adalah memberikan ASI saja pada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan (Depkes, 2012).
Namun pada kenyataannya pemberian ASI eksklusif di Indonesia
masih belum mencapai angka yang diharapkan yaitu 80%. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
pencapaian ASI eksklusif sekitar 42%. Sedangkan dari dinas kesehatan
provinsi, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 54,3% (Pusdatin,
2015). Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015
menunjukkan cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 61,6%,
3
sedikit meningkat dibandingkan pada tahun 2014 yaitu sebesar 60,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan daerah Kudus
tahun 2014 diketahui dari 7.401 bayi (0-6 bulan) yang diberi ASI eksklusif
hanya sebesar 3,202 (43,3%), padahal target pemberian ASI di Kabupaten
ini adalah 50%.
Gangguan proses pemberian ASI eksklusif pada prinsipnya berakar
pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri, dukungan keluarga serta
lingkungan sekitar (Hikmawati, 2008). Rendahnya pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI serta manajemen laktasi sejak masa kehamilan
hingga melahirkan akan berdampak pada sikap ibu yang dapat
mempengaruhi perilaku terhadap pemberian ASI eksklusif (Hasrimayana,
2009). Padahal ibu dengan pengetahuan baik memiliki peluang 2,5 kali
untuk menyusui secara eksklusif (Afriana, 2004).
Sedangkan penelitian Sulistiyowati dan Siswantara (2014)
menyatakan bahwa gangguan proses pemberian ASI eksklusif terjadi
karena banyaknya ibu bekerja. Kendala ibu bekerja dalam memberikan
ASI eksklusif dikarenakan jarak tempat kerja yang cukup jauh dari rumah,
kurangnya ketersediaan fasilitas ruang memerah ASI di tempat kerja, jenis
pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung serta
rendahnya implementasi hak kesehatan reporoduksi pada pekerja
perempuan. Padahal pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah
mengeluarkan kebijakan terkait pemberian ASI eksklusif di tempat kerja
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pasal 30 ayat 3
4
(Abdullah, 2012). Hal ini berarti tidak semua perusahaan menerapkan
kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam peraturan tersebut.
Hal ini perlu disikapi lebih lanjut, apalagi mengingat jumlah
pekerja perempuan di Indonesia yang semakin meningkat dari waktu ke
waktu (Abdullah, 2012). Dalam penelitian (Susanti, 2012) ditemukan
bahwa presentasi ibu menyusui yang berstatus bekerja di Indonesia sekitar
70%. Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu
kegiatan untuk mencari nafkah (mata pencaharian) guna memenuhi
kebutuhan hidup. Ibu bekerja berarti seorang ibu yang melakukan suatu
kegiatan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Profil Kesehatan Kabupaten Pati (2013) menyebutkan beberapa
upaya dalam meningkatkan keberhasilan menyusui yang salah satunya
ditunjang dengan memberikan informasi terkait pentingnya ASI eksklusif
kepada ibu dan cara mempertahankan menyusui sekalipun ibu berpisah
dari bayinya yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan setempat.
Beberapa penelitian juga menemukan adanya faktor predisposisi
yang mencakup pengetahuan, umur, tingkat pendidikan, keterpaparan
informasi yang memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif
(Abdullah, 2012). Notoatmodjo (2005) dalam bukunya mengemukakan
bahwa untuk mengubah perilaku individu perlu mengidentifikasi individu
tersebut terlebih dahulu. Dimana indentifikasi ini berkaitan dengan
karakteristik individu.
5
Dari survei awal yang dilakukan di PT Djarum Kudus didapatkan
bahwa masih banyak ibu yang memberikan ASI kepada bayinya namun
tidak secara eksklusif. Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa
sebanyak 5 dari 8 ibu memilih menggunakan susu formula dengan alasan
lebih mudah diberikan dan tidak mengurangi jam kerja ibu karena
sebagian besar ibu bekerja selama 7 jam dalam sehari dengan sistem
borongan. Sedangkan sisanya tetap memberikan ASI eksklusif karena
mendapatkan anjuran dari dokter dan perawat pada saat melahirkan dan
juga dapat menghemat biaya pengeluaran sehari-hari. Dari hasil
peninjauan juga ditemukan adanya ruang laktasi di pabrik tempat ibu
bekerja, sehingga hal ini dapat membantu ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif dengan melakukan perah ASI.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian berjudul faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu
bekerja buruh perlu untuk dilakukan.
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI eksklusif pada ibu
pekerja buruh di Sigaret Kretek Tangan (SKT) Unit Karangbener
Djarum Kudus.
6
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik (umur, pendidikan, paritas,
sumber informasi) pengetahuan, sikap, lingkungan kerja dan
perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
2. Mengetahui hubungan karakteristik (umur, pendidikan, paritas,
sumber informasi) dan status pemberian ASI eksklusif pada ibu
bekerja buruh.
3. Mengetahui hubungan pengetahuan dan status pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh.
4. Mengetahui hubungan sikap dan status pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh.
5. Mengetahui hubungan lingkungan bekerja dan status pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan,
didapatkan kesimpulan bahwa di SKT Unit Karangbener Djarum Kudus
masih banyak ibu bekerja yang memberikan ASI kepada bayinya namun
tidak secara eksklusif. Namun ada pula beberapa ibu yang masih tetap
memberikan ASI eksklusif dengan beberapa alasan yang telah
dikemukakan dalam latar belakang. Maka pada penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berperan dalam keberhasilan
pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di tempat tersebut.
7
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan bagi profesi keperawatan dalam mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
pada ibu bekerja sehingga dapat meminimalkan dan mencegah
ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif.
b. Bagi Ibu Bekerja
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada ibu
bekerja terkait ASI eksklusif beserta manfaatnya sehingga dapat
memberikan motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada
bayinya.
c. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik bagi
perusahaan atau pabrik tempat bekerja untuk memfasilitasi ruang
laktasi serta memberikan kebijakan ibu bekerja dalam memenuhi hak
maternitasnya sebagaimana yang telah disebutkan dalam Undang-
Undang (UU) Nomor 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 128 ayat 2 dan
3 terkait pemberian dukungan secara penuh untuk ibu menyusui
dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus (ruang pemberian ASI
di tempat kerja dan tempat sarana umum).
8
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat berguna untuk peneliti agar dapat lebih
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja serta dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
5. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di Sigaret Kretek Tangan (SKT) Unit
Karangbener Djarum Kudus Jawa Tengah dengan metode pengambilan
data primer dan sekunder menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
ibu bekerja di pabrik tersebut.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. ASI eksklusif
a. Pengertian ASI eksklusif
ASI ekslusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada anaknya
langsung setelah lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun (Roesli. 2008). Air Susu Ibu (ASI) adalah
nutrisi esensial yang mengandung sel-sel darah putih, imunoglobulin,
enzim, hormon dan protein spesifik serta zat gizi lainnya yang
diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang kehidupan bayi
(Sherwood. 2012). Nutrisi merupakan salah satu faktor penentu
pertumbuhan yang optimal yang dijadikan indikator dari keberhasilan
atas pemberian asupan gizi yang baik (Sjarif et al., 2014). Air Susu Ibu
(ASI) dikategorikan sebagai makanan terbaik bayi yang merupakan
karunia Tuhan dan tidak dapat ditiru oleh para ahli makanan manapun
karena komposisinya selalu berubah yang disesuaikan dengan
pertumbuhan bayi dari hari ke hari (Pratiwi & Mardiana, 2016)
b. Manfaat ASI dan Menyusui
Menyusui memiliki banyak manfaat yang dapat ditinjau dari
beberapa aspek;
Apabila dilihat dari komposisinya, ASI mengandung kolostrum
yang merupakan cairan pelindung bayi yang kaya akan zat anti-infeksi,
10
protein tinggi dan garam anorganik. Kolostrum ini merupakan air susu
pertama yang keluar 1-2 hari setelah ibu melahirkan dan berwarna
kekuningan. ASI pun mengandung taurin yang berfungsi sebagai neuro
transmiter serta berperan dalam proses maturasi sel otak, susunan saraf
serta pertumbuhan retina (Utami, Roesli, 2008 & Nurbaeti, Irma dkk,
2013). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa
kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding susu formula. Tinggi
kadar lemak ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang
cepat selama masa ini.
Apabila dilihat dari segi psikologi, interaksi antara ibu dan bayi
akan menumbuhkan ikatan kasih sayang dan rasa nyaman yang timbul
karena adanya sentuhan kulit antara keduanya (skin to skin contact).
Bayi pun akan merasa aman karena mendengar denyut jantung ibu
yang sudah dikenal sejak bayi dalam kandungan (depkes RI. 2001).
Jika ditinjau dari segi ekonomi, menyusui secara eksklusif sangat
praktis, mudah diberikan dan akan menghemat pengeluaran rumah
tangga karena ibu tidak membutuhkan biaya tambahan.
Menyusui secara eksklusif dapat menunda kehamilan karena
merupakan alat kontraspsi alamiah yang dikenal dengan istilah Metode
Amenorea Laktasi (MAL) (depkes RI. 2001).
2. Menyusui pada ibu bekerja buruh
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kerja sebagai
suatu kegiatan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerja
11
atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan. Ibu bekerja berarti seorang ibu yang melakukan kegiatan guna
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini akan mempersulit ibu
untuk beriteraksi lebih sering dengan anaknya, terutama pada ibu yang
memiliki bayi dan berkewajiban untuk menyusui. Handayani (2010) dalam
penelitian Susanti (2012) menyatakan, dalam kondisi apapun ibu tetap
dapat memberikan ASI kepada anaknya sekalipun masa cuti sudah
berakhir namun tidak secara kontak langsung. Alternatif yang dapat
ditempuh yaitu dengan pemberian ASI perah. Perilaku ini dibutuhkan
motivasi serta kesabaran yang ekstra (Susanti, 2012). Ibu yang tetap
menyusui setelah kembali bekerja justru akan meningkatkan produktivitas
dalam bekerja dan menurunkan angka absensi yang disebabkan anak sakit
serta menurunkan ketegangan pada ibu. Selain itu, perah ASI juga dapat
mengoptimalkan produksi ASI (Sjarif et al., 2014).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif
Menurut Bloom, perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah
faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. Sementara menurut Larence Green dalam Notoatmodjo
(2007), perilaku dipengaruhi oleh Faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
tradisi dan kepercayaan masyarakat, tingkat pendidikan, sosial ekonomi,
pekerjaan), Faktor pendukung (adanya fasilitas kesehatan), faktor penguat
(tenaga kesehatan dan dukungan atasan kerja).
12
Selain ketiga faktor tersebut, lingkungan juga merupakan penyebab
yang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku spesifik. Hal ini meliputi
faktor-faktor individu maupun kolektif namun mempunyai pengaruh
dalam masalah kesehatan. Faktor ini seperti genetik, umur, jenis kelamin,
penyakit bawaan, tempat bekerja, atau timpat tinggal. (Green dan Kreuter,
1991 dalam Afifah, 2007).
Pada bagian di bawah ini akan dibahas beberapa faktor yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
a. Pengetahuan
Pengetahuan merukapan fakta atau informasi yang dianggap
benar berdasarkan pemikiran observasi fenomena secara langsung
atau melalui pemberian alasan logis atau tindakan penyelesaian
masalah (Hidayat Alimul Aziz A, 2007). Dengan demikian,
perbuatan dan tingkah laku seseorang dapat terjadi menurut apa
yang diketahui dan diyakini sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki. Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya dengan waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal ini dipengaruhi oleh
intensitas dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo. 2007).
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkatan
yang berbeda-beda dan dibagi dalam 6 tingkatan:
13
1. Tahu (Know)
Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Dalam
hal ini, tahu dikategorikan sebagai tingkat pengetahuan paling
dasar. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu
tentang yang dipelajari.
2. Memahami
Memahami bukan berarti sekedar tahu, bukan sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui.
3. Aplikasi
Apabila seseorang telah memahami suatu objek, dapat
menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang telah
diketahui tersebut pada situasi atau keadaan yang lain.
4. Analisis
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan dan mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang
telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut
telah dapat membedakan atau mengelompokkan membuat
diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
14
5. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada kemampuan seseorang dalam
merangkum atau meletakkan sutau hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Bisa
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari beberapa formulasi yang telah ada (Notoatmodjo,
2010). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan menurut Mubarok (2007), yaitu;
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal untuk
dipahami. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka semakin mudah mereka paham dalam menerima
berbagai sumber informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat pendidikan seseorang maka akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan
informasi baru yang diperkenalkan.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman serta pengetahuan tambahan baik
secara langsung maupun tak langsung.
15
3. Umur
Bertambahnya umur seseorang akan megakibatkan
perubahan pada aspek psikis dan psikologis mental. Pada
aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang akan
semakin matang dan dewasa.
4. Pengalaman
Pengalaman ialah suatu kejadian yang sebelumnya
pernah dialamai individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Pengalaman ini akan mempengaruhi gaya
berpikir seseorang, dimana pengalaman baik yang bersifat
menyenangkan secara psikologis akan menimbulkan kesan
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap
positif dan begitu pula sebaliknya.
5. Kebudayaan
Kebudayaan yang dimaksud adalah lingkungan sekitar.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai kebudayaan atau
keyakinan untuk menjaga kebersihan lingkungan, maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap
selalu menjaga kebersihan lingkungan.
6. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap suatu keinginan menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni hal baru yang pada akhirnya akan
16
membantunya memperoleh pengetahuan baru dan lebih
dalam.
7. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membatu
seseorang untuk lebih cepat memperoleh pengetahuan baru.
b. Sikap
Menurut Gibson (1985) sikap merupakan faktor penentu
perilaku. Sikap (attitude) adalah kesiapan-kesiapan mental yang
dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai
pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain,
objek dan situasi yang berhubungan dengannya. Seseorang dengan
sikap yang baik cenderung memiliki perilaku yang baik (Foot et al,
2005). Sikap berkaitan erat dengan pola pikir dan keyakinan
seseorang terhadap suatu objek. Disamping itu, sikap memiliki
fungsi psikologis yang berbeda dari setiap orang yang kedepannya
dapat mempengaruhi seseorang dalam memegang sikap yang
diyakininya. Sikap juga bagian dari tingkah laku dan penting dalam
kehidupan manusia untuk informasi guna mendukung manusia
dalam bersikap (Juherman, 2008). Ibu dengan sikap positif
terhadap manfaat ASI berencana memberikan ASI eksklusif
(Abdullah, 2011).
Berbeda dengan pernyataan Putra & Windiani (2013),
menurutnya sikap belum otomatis terwujud menjadi sebuah
17
tindakan nyata. Terwujudnya sikap menjadi tindakan nyata
diperlukan adanya faktor pendukung lainnya. Hal ini bisa ditarik
kesimpulan bahwa individu yang memiliki sikap baik dengan
disertai faktor pendukung seperti memiliki pengetahuan baik atau
memperoleh dorongan (dukungan) bersifat positif terhadap suatu
hal maka kemungkinan memiliki perilaku yang baik.
c. Fasilitas Laktasi pada Ibu Bekerja
Dalam Undang – Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia pasal 49, Ayat 2 menyatakan, wanita berhak
mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan
atau profesinya terhadap hal – hal yang dapat mengancam
keselamatan dan atau kesehatannya bekenaan dengan fungsi
reproduksi wanita. Penjelasan dari perlindungan khusus terhadap
kesehatan reproduksi yaitu merujuk pada layanan kesehatan yang
berkaitan dengan fungsi reproduksi wanita yang salah satunya
adalah memberikan kesempatan untuk menyusui.
Pada Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 83 telah dijelaskan bahwa pekerja/buruh
perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan
selama waktu kerja. Periode selama waktu kerja yaitu waktu yang
disediakan perusahaan pada para buruh/pekerja wanita untuk
menyusui anaknya dengan mempertimbangkan ketersediaan
18
tempat/ruangan yang dapat digunakan untuk maksud semacam itu
menurut kondisi dan kemampuan finansial perusahaan yang akan
diatur dalam peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.
19
4. Kerangka Teori
Bagan 1.1 Kerangka Teori
Sumber: Noatmodjo (2007)
Faktor Predisposing (Predisposing)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Tradisi
6. Tingkat Pendidikan
7. Sosial Ekonomi
8. pekerjaan
Faktor pendukung (Enabling)
Sarana Prasarana atau Fasilitas
Kesehatan
Faktor penguat (reinforcing)
1. Petugas kesehatan
2. Atasan Kerja
Pemberian ASI
Eksklusif
Lingkungan Kerja
Karakteristik Individu:
Usia, pendiidika, Paritas, sumber
informasi
20
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN OPERASIONAL
1. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Dalam riset, variabel merupakan konsep dari
berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk
pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2008).
Variabel dalam penelitian ini diambil dari konsep Green Lawrence
dalam Notoatmodjo (2007) yang menyebutan bahwa faktor – faktor
perilaku terdiri dari faktor presdiposisi (Pengetahuan, Sikap), faktor
pendukung (Ketersediaan Fasilitas atau Sarana Prasarana) dan faktor
penguat ( Petugas Kesehatan dan Atasan Kerja), karakteristik individu dan
beberapa faktor yang tidak dimasukkan kedalam variabel, dihomogenkan
peneliti dalam kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 2.1 Kerangka Konsep
Perilaku Pemberian
ASI Eksklusif
Karakteristik Individu
Pengetahuan
Sikap
Lingkungan Kerja (Fasilitas
laktasi & Kebijakan Atasan)
21
2. Hipotesis
a. Ada hubungan antara karakteristik (usia, pendidikan, paritas, sumber
informasi) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu
bekerja buruh.
b. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
c. Ada hubungan antara sikap dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh.
d. Ada hubungan antara lingkungan kerja dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
22
3. Definisi Operasional
No. Variabel Penelitian Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1.
Karakteristik
Responden
a. Usia
Terdiri dari usia, pendidikan,
paritas, sumber informasi dan
perilaku
Lama hidup seseorang
dihitung dari tahun kelahiran
sampai ulang tahun terakhir
Kuesioner
Terbuka
Memberikan
Pertanyaan
terbuka
1 = Dewasa Awal
2 = DewasaAkhir
[Depkes RI, 2009]
Ordinal
b. Pendidikan
Berdasarkan ijazah terakhir
yang dimiliki
Kuesioner
Tertutup
Memberikan
pertanyaan
Pendidikan (UU No. 20 Th.
2003):
1. Sekolah Dasar
2. Pendidikan
menengah Pertama
3. Pendidikan
Menengah
Atas/Kejuruan
Ordinal
c. Paritas
Berdasarkan jumlah anak
yang dilahirkan Kuesioner
Memberikan
pertanyaan
terbuka
1 = Primipara
2 = Multipara Nominal
d. Sumber
Informasi
Suatu Objek atau media yang
bisa mengahsilakan informasi
Kuesioner
Tertutup
Memberikan
pertanyaan
1 = Non Nakes
2 = Nakes
Ordinal
e. Perilaku Suatu aktifitas makhluk hidup
Kuesioner
Tertutup
Memberikan
pertanyaan
2 = ASI Eksklusif
1 = Non ASI Eksklusif Ordinal
2. Pengetahuan
Fakta atau informasi yang
dianggap benar berdasarkan
pemikiran observasi
Kuesioner
tertutup
Memberikan
pernyataan
Nilai pengetahuan dikategorikan
dengan cara;
2 = baik, jika nilai responden >
Ordinal
23
fenomena secara langsung
atau melalui pemberian
alasan logis.
cut off point median (8,00)
1 = Kurang baik, jika nilai
responden < cut off point median
(8,00)
3. Sikap
Kesiapan mental yang
dipelajari dan diorganisasi
melalui pengalaman dan
mempunyai pengaruh tertentu
atas cara tanggap seseorang
terhadap suatu objek dan
situasi yang berhubungan
dengannya.
Kuesioner
tertutup
Memberikan
Pernyataan
Nilai Sikap dikategorikan dengan
cara;
1 = Negatif, jika nilai responden
< cut off point mean (1.46)
2 = Positif, jika nilai responden >
cut off point mean (1.46)
Ordinal
4. Lingkungan Kerja
Keadaan atau situasi di
tempat kerja
Kuesioner
tertutup
Memberikan
Pertanyaan
Nilai Lingkungan kerja
dikategorikan dengan cara;
1 = Tidak Mendukung, jika nilai
responden < cut off point (1.51)
2 = Mendukung, jika nilai
responden > cut off point mean
(1.51)
Ordinal
24
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain cross sectional
(potong lintang). Desain penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu
kejadian pada waktu yang bersamaan (sekali waktu), sehingga variabel
dependen dan variabel independen diteliti secara bersamaan
(Notoatmodjo, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden, tingkat pengetahuan, sikap, dan lingkungan kerja
terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu
bekerja.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah kerja SKT (Sigaret
Kretek Tangan) Unit Karangbener PT Djarum Kudus Jawa Tengah yang
merupakan pabrik rokok terbesar nomor tiga di Indoneisa. Dimana dalam
pabrik ini pekerjanya terdiri atas perempuan yang sebagian besar berusia
produktif dan berhak mendapatkan hak maternitas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Penelitian ini dilakukan pada April – Mei 2017.
25
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Masyarakat yang terdapat di suatu daerah, institusi atau berupa
data sekunder seperti rekam medis. Populasi penelitian juga
merupakan keseluruhan objek yang akan diukur ciri-cirinya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian (Nursalam,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
anak usia 6-12 bulan dan bekerja di SKT Unit Karangbener PT Djarum
Kudus.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi dan digunakan untuk penelitian. Apabila populasi besar,
peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian misal
karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi (Sujarweni, 2015). Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian,
peneliti mengambil sampel dari seluruh populasi yang sesuai dengan
kriteria peneliti dan didapatkan 95 responden dengan cara consecutive
26
sampling. Adapun kriteria inklusi untuk sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1. Ibu pekerja yang memiliki pengalaman menyusui.
2. Memiliki Bayi berusia 6 bulan sampai 12 bulan.
3. Ibu dengan tingkat pendidikan SD sampai SMA.
4. Dapat membaca dan menulis.
Kriteria Esklusi:
1. Ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea.
2. Memiliki bayi yang mengalami cacat bawaan.
4. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan yang diadopsi
dari penelitian Dalimunthe (2007) dan telah dimodifikasi ulang oleh
peneliti.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan
pengukuran (Widoyoko, 2013). Alat pengukuran data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner yang menggunakan Skala
Guttman (Sugiyono, 2014).
Sebelum diolah lebih lanjut, data terlebih dahulu
dikategorikan dan disajikan dalam distribusi frekuensi, kemudian
27
dikategorikan menjadi baik-buruk bagi variabel pengetahuan,
negatif-positif untuk variabel sikap, dan mendukung-tidak
mendukung untuk variabel lingkungan kerja. Pengkategorian ini
melalui uji normalitas. Jika data berdistribusi normal maka cut off
point menggunakan nilai mean. Jika data berdistribusi tidak normal
maka cut off point menggunakan nilai median.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
beberapa bagian yaitu:
1. Karakteristik Responden
a. Usia, pertanyaan mengenai usia responden
dikelompokkan dalam 2 kategori menurut Depkes RI
(2009) yaitu 1 = Dewasa awal (26-35 tahun), 2 =
Dewasa akhir (36-45 tahun).
b. Pendidikan, pertanyaan ini terkait tingkat pendidikan
terakhir responden. Pendidikan diklasifikasikan
menjadi, 1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMA
c. Paritas, pertanyaan ini untuk mengetahui berapa kali ibu
pernah melahirkan anak yang diklasifikasikan sebagai
berikut: 1 = Primipara, 2 = Multipara.
d. Sumber Informasi, untuk mengetahui jumlah ibu yang
memperoleh informasi dari tenaga kesehatan dengan
kasifikasi, 1 = Non Nakes, 2 = Nakes.
28
e. Perilaku, untuk mengetahui jumlah ibu yang
memberikan ASI eksklusif dengan klasifikasi, 1 = Non
ASI eksklusif, 2 = ASI eksklusif.
2. Pengetahuan
Bagian kedua kuesioner untuk menilai tingkat
pengetahuan responden dengan jumlah 9 pernyataan.
3. Sikap
Bagian ke tiga kuesioner untuk menilai sikap responden
menggunakan 5 pernyataan.
4. Lingkungan Kerja
Bagian ke empat kuesioner untuk menilai lingkungan
kerja yang mencakup fasilitas laktasi dan dukungan atasan di
tempat kerja menggunakan 3 pertanyaan.
5. Uji Validitas dan Reabilitas
Kuesioner yang sudah tersusun dilakukan uji valid dengan 30
responden ibu bekerja buruh di SKT (Sigaret kretek Tangan) Unit
Karangbener Dajrum Kudus.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuesioner. Untuk memperoleh data yang valid dan realibel maka
kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas. Hasil uji
29
valid dalam penelitian ini didapatkan 9 pertanyaan dari variabel
pengetahuan dinyatakan 6 yang valid, yaitu pada nomor 1, 4, 5, 6,
8 dan 9, sedang nomor 2, 3, 7 dinyatakan tidak valid. Pada
variabel Sikap dari 5 pentanyaan didapatkan 5 valid, yaitu pada
nomer 10, 11, 12, 13 dan 14. Pada variabel lingkungan kerja, dari 3
pertanyaan didapatkan 3 valid yaitu pada nomer 15, 16, dan 17.
Bagi nomor yang tidak valid telah dilakukan modifikasi pertanyaan
oleh peneliti.
b. Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reabilitas
menggunakan bantuan software komputer dengan rumus Alpha
Cronbach. Hasil uji reabilitas dalam penelitian didapatkan, variabel
pengetahuan = 0, 775, Sikap = 0, 817, dan Lingungan Kerja = 0,
739.
6. Metode Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data diolah terlebih dahulu dengan
tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang
diperolah dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama
30
dalam pengujian hipotesis. Setiadi (2007) membagi 5 tahapan pengolahan
data sebagai berikut:
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaan kembali kebenaran data
yaitu dengan memeriksa terlebih dahulu kuesioner yang diserahkan
oleh responden.
b. Coding
Peneliti melakukan pengkodean berupa angka numerik
pada data yang telah peneliti tetapkan. Pengkodean ini penting
terutama karena pengolahan data yang peneliti lakukan
menggunakan software statistik komputer.
c. Scoring (penetapan skor)
Setelah semua data terkumpul dan kelengkapannya
diperiksa, kemudian setelahnya dilakukan tabulasi dan diberikan
skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item pertanyaan
dari setiap variabel.
d. Entri Data
Peneliti melakukan data entri yaitu memasukkan data
penelitian yang selanjutnya peneliti tampilkan dalam tabel
distribusi frekuensi.
e. Cleaning Data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk
31
memastikan data telah bersih dari kesalahan sehingga data siap
dianalisa.
7. Tehnik Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisan univariat adalah analisa yang diperlukan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana
(Budiharto, 2008). Sedangkan menurut Setiadi (2007), analisa
univariat merupakan analisis setiap variabel yang dinyatakan
dengan menggambarkan dan meringkas data dalam bentuk tabel
atau gravik. Analisis data secara univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan
masing-masing variabel independen.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang diperlukan untuk
menjelaskan hubungan dua variabel yaitu anatara variabel bebas
dan variabel terikat (Budiharto, 2006). Dalam penelitian ini analisa
bivariat yakni untuk menjelaskan empat variabel, yakni variabel
karakteristik responden, pengetahuan ibu, Sikap, lingkungan kerja
sebagai variabel independen/bebas dengan variabel perilaku
pemberian ASI eksklusif sebagai variabel dependen/terikat.
Peneliti menggunakan uji chi-square karena data untuk melihat
hubungan sangat erat kaitannya dengan kualitas data variabel
dependen dengan variabel independen (Budiharto, 2008).
32
8. Etika Penelitian
Peneliti telah mendapatkan persetujuan dari perusahaan PT Djarum
di Kudus untuk melakukan penelitian terkait topik. Penelitian menerapkan
masalah etika yang meliputi:
a. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul
penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat
mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden menolak,
maka peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.
b. Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti
tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data yang diisi responden, lembar tersebut hanya
diberi kode tertentu misalnya inisial nama depan.
c. Kerahasiaan (Confidentiatily)
Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti akan
dijamin kerahasiaannya. Jawaban yang telah diberikan responden
hanya diketahui oleh peneliti. Kuesioner tersebut juga menjadi
satu-satunya data untuk keperluan penelitian.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Tempat Penelitian
Kudus merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah.
Berdasarkan Profil Kabupaten (2011), letak geografis Kabupaten Kudus
antara 1300 36-110
0 50 Bujur Timur dan antara 6
0 51-7
0 16 Lintang
Selatan. Luas wilayah Kabupaten Kudus tercatat sebesar 42.516 Ha atau
sekitar 1,3% dari luas Propinsi Jawa Tengah. Penelitian Fatimah dkk
(2013) menyatakan bahwa Kabupaten Kudus memiliki lebih dari 150
industri dari seluruh perusahaan yang ada. Berdasarkan gender, terdapat
81.682 wanita pekerja dan 80% dari jumlah tersebut bekerja di Djarum
Kudus (Fatimah, Martini, Rostyaningtyas, & Soemarmi, 2013)
Djarum Kudus merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia
yang beralamatkan di Jln. Ahmad Yani No 28 – Kudus – Jawa Tengah.
Perusahaan ini memiliki banyak cabang yang salah satunya adalah Brak
SKT (Sigaret Kretek Tangan) Unit Karangbener Djarum Kudus di desa
Karangbener Kecamatan Bae Kudus yang saat ini merupakan lokasi
penelitian.
2. Gambaran Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2017 di SKT Unit
Karangbener Djarum Kudus. Responden dalam penelitian adalah ibu yang
bekerja di pabrik tersebut berjumlah 95 orang dan memiliki kriteria inklusi
sesuai dengan yang telah ditetapkan peneliti. Pada bulan februari lalu
34
peneliti meminta izin dan menjelaskan maksud penelitian ke
bagian Public Affairs Departemen Djarum Kudus Pusat, sehingga dari
pihak pabrik menentukan tempat penelitian di salah satu cabang pabrik
Djarum yaitu di SKT Karangbener Kecamatan Bae. Dari keseluruhan ibu
yang bekerja didapatkan 95 orang yang memiliki anak usia 6 – 12 bulan
dan memenuhi syarat kriteria inklusi yang peneliti butuhkan.
Dari 95 populasi yang ada, akhirnya peneliti menetapkan sampel
dengan sistem total samping yaitu keseluruhan dari populasi merupakan
sampel. Sehingga pada hari senin 22 Mei 2017 peneliti mulai pengambilan
data dengan memberikan kuesioner berjumlah 95 kepada ibu di gedung
aula yang sengaja disediakan pabrik untuk kegiatan hari itu. Sebelum
mengisi kuesioner, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan terkait
cara mengisi dan penjelasan dari pertanyaan yang terdapat dikuesioner.
Dalam rentang waktu sekitar 30 menit, proses pengambilan data pun
selesai.
3. Analisis Univariat
a. Karakteristik responden
Pengelompokan responden berdasarkan usia digambarkan pada
tabel 5.1 berikut;
Tabel 5.1 Gambaran usia responden pada ibu bekerja buruh di SKT
(Sigaret Kretek Tangan) Unit Karangbener Djarum Kudus
Kategori Usia Jumlah Persentase (%)
Dewasa awal (26-35 tahun) 62 65.3%
Dewasa akhir (36-45 tahun) 33 34.7%
Total 95 100%
35
Berdasarkan tabel penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden berada pada tahap dewasa awal yaitu sebanyak
62 orang (65.3%). Sisanya berada pada tahap dewasa akhir sebanyak
33 orang (34.7%).
Pengelompokan responden berdasarkan tingkat pendidikan
digambarkan pada tabel 5.2:
Tabel 5.2 Gambaran tingkat pendidikan responden pada ibu bekerja
buruh di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum
Kudus
Tingkat pendidikan Jumlah Pesentase (%)
SD 41 43.2%
SMP 40 42.1%
SMA 14 14.7%
Total 95 100%
Berdasarkan tabel 5.2 disimpulkan bahwa mayoritas responden
berpendidikan SD yaitu sebanyak 41 orang (43.2%) dan sisanya SMP
sebanyak 40 orang (42.1%) serta SMA yaitu sebanyak 14 orang
(14.7%).
Pengelompokan responden berdasarkan paritas digambarkan pada
tabel 5.3:
Tabel 5.3 Gambaran paritas responden pada ibu bekerja di SKT
(Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum Kudus
Jenis Paritas Jumlah Pesentase (%)
Primipara 4 4.2%
Multipara 91 95.8%
Total 95 100%
Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden berada pada kategori Multipara yaitu dengan jumlah 91
36
responden (95.8%). Sisanya 4 responden (4.2%) masuk kategori
Primipara.
Pengelompokan responden berdasarkan sumber informasi
digambarkan pada tabel 5.4:
Tabel 5.4 Gambaran Sumber Informasi tentang ASI Eksklusif pada ibu
bekerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum
Kudus
Sumber Informasi Jumlah Pesentase (%)
Nakes 87 91,6%
Non Nakes 8 8,4%
Total 95 100%
Pada Tabel 5.4 di atas dapat diketahui sebagian besar ibu yang
menjadi responden ini mendapatkan informasi terakit ASI eksklusif
dari Tenaga Kesehatan sebanyak 87 responden (91,6%) dan sisanya
tidak memperoleh informasi sebanyak 8 responden (8,4%).
Pengelompokan responden berdasarkan perilaku pemberian ASI
Eksklusif
Tabel 5.5 Gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif responden pada
ibu bekerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum
Kudus
Perilaku Jumlah Pesentase (%)
ASI eksklusif 75 78,1%
Non ASI eksklusif 21 21,9%
Total 95 100%
Pada Tabel 5.5 di atas dapat diketahui sebagian besar ibu yang
menjadi responden ini memberikan ASI eksklusif sebanyak 75
37
responden (78,1%) dan sisanya non ASI eksklusif sebanyak 21
responden (21,9%).
b. Gambaran responden berdasarkan pengetahuan
Tabel 5.6 Gambaran pengetahuan pemberian ASI eksklusif responden
pada ibu bekerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener
Djarum Kudus
Pengetahuan Jumlah Pesentase (%)
Tinggi 84 88.4%
Rendah 11 11.6%
Total 95 100%
Pada Tabel 5.6 telah diketahui sebagian besar ibu yang menjadi
responden ini memiliki pengetahuan Tinggi dengan jumlah 84
responden (88.4%) dan sisanya pengetahuan rendah sebanyak 11
responden (11.6%).
c. Gambaran responden berdasarkan sikap
Tabel 5.7 Gambaran sikap pemberian ASI eksklusif responden pada
ibu bekerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit Karangbener Djarum
Kudus
Sikap Jumlah Pesentase (%)
Positif 44 46,3%
Negatif 51 53,7%
Total 95 100%
Pada Tabel 5.7 telah diketahui sebagian besar ibu yang menjadi
responden ini memiliki sikap negatif dengan jumlah 51 responden (53,
7%) dan sisanya sikap positif sebanyak 44 responden (46,3%).
38
d. Gambaran responden berdasarkan lingkungan kerja
Tabel 5.8 Gambaran Linkungan kerja pemberian ASI eksklusif
responden pada ibu bekerja buruh di SKT (Sigaret Kretek Tangan) unit
Karangbener Djarum Kudus
Lingkungan Kerja Jumlah Pesentase (%)
Mendukung 48 50,5%
Tidak Mendukung 47 49,5%%
Total 95 100%
Pada Tabel 5.8 telah diketahui sebagian besar ibu yang menjadi
responden ini lingkungan kerja mendukung dengan jumlah 48
responden 50,5%) dan sisanya tidak mendukung sebanyak 47
responden (49,5%).
4. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen dalam penelitian. Analisa dilakukan
dengan cara memasukkan hasil kategori-kategori responden ke dalam tabel
contigency 2x2 melalui komputerisasi serta menggunakan derajat
kemaknaan 95% atau nilai α = 0.05. keputusan statistik diambil
berdasarkan p-value. Jika p- value < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima sedangkan jika p-value ≥ 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil analisis statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
39
Tabel 5.9 Hubungan Usia terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Perilaku
Total
OR
p-value Usia Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Dewasa_Akhir 6 18.2 27 81.8 33 100 0.639
Dewasa_Awal 16 25.8 46 74.2 62 100 (0.223-1.829) 0.704
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan tabel 5.9 telah diketahui bahwa dari 62 responden
(100%) terdapat 16 responden (25.8) usia dewasa awal dengan
perilaku non ASI eksklusif dan 46 responden (74.2%) dewasa awal
dengan perilaku ASI eksklusif. Sedangkan dari 33 responden (100%)
didapatkan 27 responden (81.8) usia dewasa akhir dengan ASI
eksklusif dan 6 responden (18.2) dewasa akhir dengan non ASI
eksklusif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.639, artinya
ibu dengan dewasa akhir berpotensi 0.639 kali lipat perilaku non ASI
eksklusif. Melalui uji statistik dengan continuity correction,
didapatkan bahwa nilai p-value = 0.704 Ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan bermakna antara usia dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener
Djarum Kudus.
40
Tabel 5.10 Hubungan pendidikan terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif
Perilaku
Total p-value Pendidikan Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
F % F % F %
SD 11 26.8 30 73.2 41 100
SMP 8 20.0 32 80.0 40 100 0.558
SMA 3 21.4 11 78.6 14 100
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan tabel 5.10 telah diketahui bahwa dari 41 responden
(100%) terdapat 11 responden (26.8) pendidikan SD dengan perilaku
non ASI eksklusif dan 30 responden (73.2%)dengan ASI eksklusif,
dari 40 responden (100%) terdapat 8 responden (20.0%) pendidikan
SD dengan non ASI eksklusif dan 32 responden (80.0%) pendidikan
SMP dengan ASI eksklusif , sedangkan dari 14 responden (100%)
terdapat 3 responden (21.4) pendidikan SMA dengan non ASI
eksklusif dan 73 (76.9%) dengan ASI eksklusif. Dari hasil analisis
melalui uji statistik dengan continuity correction, didapatkan bahwa
nilai p-value = 0.558 Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara pendidikan dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener Djarum
Kudus.
41
Tabel 5.11 Hubungan paritas terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif
Perilaku
Total
OR
p-value Paritas Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Primipara 0 0.0 4 100.0 4 100 0.758
Multipara 22 24.2 69 75.8 91 100 (0.675-0.852) 0.262
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan Tabel 5.11 diketahui bahwa dari 4 responden (100%)
tedapat 0 responden (0.0%) primipara dengan non ASI eksklusif dan 4
responden (100%) primipara dengan ASI eksklusif. Sedangkan dari 91
responden (100%) didapatkan 69 responden (75.8%) multipara dengan
ASI eksklusif dan sisanya 22 responden (23.2%) multipara non ASI
eksklusif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.758, artinya
ibu dengan pripimara berpotensi 0.76 kali lipat perilaku non ASI
eksklusif. Melalui uji statistik dengan continuity correction,
didapatkan bahwa nilai p-value = 0.262 Ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan bermakna antara paritas dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener
Djarum Kudus.
42
Tabel 5.12 Hubungan sumber informasi dengan keberhasilan ASI
eksklusif
Perilaku
Total
OR
p-value Sumber
Informasi
Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Nakes 19 21.8 68 78.2 87 100 0.758 0.315
Non
Nakes
3 37.5 5 62.5 8 100 (0.675-0.852)
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan Tabel 5.12 diketahui bahwa dari 87 responden (100%)
tedapat 19 responden (21.8%) nakes dengan non ASI eksklusif dan 68
responden (78.2%) nakes dengan ASI eksklusif. Sedangkan dari 8
responden (100%) didapatkan 3 responden (37.5%) nakes dengan ASI
eksklusif dan sisanya 5 responden (62.5%) non nakes non ASI
eksklusif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.758, artinya
ibu dengan nakes berpotensi 0.76 kali lipat perilaku non ASI eksklusif.
Melalui uji statistik dengan continuity correction, didapatkan bahwa
nilai p-value = 0.315 Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara paritas dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener Djarum Kudus.
Tabel 5.13 Hubungan pengetahuan terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif
Perilaku
Total
OR
p-value Pengetahuan Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Rendah 2 18.2 9 81.8 11 100 0.711
Tinggi 20 23.8 64 76.2 84 100 (0.142-3.566) 1.000
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
43
Berdasarkan tabel 5.13 telah diketahui bahwa dari 11 responden
(100%) terdapat 2 responden (18.2%) memiliki pengetahuan rendah
dengan perilaku Non ASI eksklusif dan 9 responden (81.8%) memiliki
pengetahuan rendah dengan perilaku ASI eksklusif. Sedangkan dari 84
responden (100%) terdapat 64 responden (76.2%) memiliki
pengetahuan tinggi dengan perilaku ASI eksklusif dan 20 responden
(23.8%) memiliki pengetahuan tinggi dengan perilaku Non ASI
eksklusif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.711, artinya
pengetahuan rendah berpotensi 0.711 kali lipat memiliki perilaku non
ASI Eksklusif. Melalui uji statistik dengan continuity correction,
didapatkan bahwa nilai p-value = 1.000. Ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara pengetahuan dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener Djarum
Kudus.
Tabel 5.14 Hubungan Sikap terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif
Perilaku
Total
OR
p-value Sikap Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Negatif 11 21.6 40 78.4 51 100 0.825
Positif 11 25.0 33 75.0 44 100 (0.318 -2.143) 0.693
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa dari 51 responden
(100%) terdapat 11 responden (21.6%) memiliki sikap negatif dengan
perilaku non ASI eklusif dan 40 responden (78.4%) memiliki sikap
negatif dengan perilaku ASI eksklusif. Sedangkan dari 44 responden
44
(100%) terdapat 11 responden (25.0%) memiliki sikap positif dengan
perilaku non ASI eksklusif dan 33 responden (75.0%) memiliki sikap
positif dengan perilaku ASI eksklusif . Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 0.825, artinya sikap negatif berpotensi 0.825 kali lipat
tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Melalui uji statistik dengan
continuity correction, didapatkan bahwa nilai p-value = 0.693. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh di SKT
Unit Karangbener Djarum Kudus.
Tabel 5.15 Hubungan Lingkungan Kerja terhadap keberhasilan pemberian
ASI eksklusif
Perilaku
Total
OR p-
value Lingkungan
kerja
Non ASI
Eksklusif
ASI
Eksklusif
95% CI
F % F % F %
Tidak
Mendukung
10 21.3 37 78.7 47 100 0.811
Mendukung 12 25.0 36 75.0 48 100 (0.312 -2.110) 0.667
Total 22 23.2 73 76.8 95 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 47 responden (100%)
terdapat 10 responden (21.3%) menyatakan lingkungan kerja tidak
mendukung dengan perilaku Non ASI eksklusif dan 37 responden
(78.7%) dengan lingkungan kerja tidak mendukung perilaku ASI
eksklusif, sedangkan dari 48 responden (100%) terdapat 12 responden
(25.0%) menyatakan lingkungan kerja mendukung perilaku non ASI
eksklusif dan 36 responden (75.0%) dengan lingkungan kerja
mendukung perilaku ASI eksklusif . Dari hasil analisis diperoleh pula
45
nilai OR = 0.811, artinya lingkungan kerja yang tidak mendukung
berpotensi 0.811 kali lipat memiliki perilaku non ASI eksklusif.
Melalui uji statistik dengan continuity correction, didapatkan bahwa
nilai p-value = 0.667. Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara lingkungan kerja dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh di SKT Unit Karangbener Djarum Kudus.
46
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
Pada penelitian ini didapatkan karakteristik ibu berdasarkan usia
mayoritas berada pada kategori dewasa awal yaitu antara usia 26 sampai
35 tahun sebanyak 62 responden (65.3%). Sama halnya dengan Abdullah
(2012) yang mayoritas respondennya adalah ibu berusia 20 – 35 tahun.
Dimana menurut Abdullah (2012), faktor umur memainkan peran penting
sebagai pemicu ibu dalam memberikan ASI eksklusif yang artinya
semakin tua usia ibu, maka semakin banyak melakukan ASI eksklusif.
Berbeda dengan Ebrahim dalam Abdullah (2012) yang menyatakan,
wanita yang lebih muda justru memiliki kemampuan laktasi lebih baik,
karena adanya perkembangan kelenjar yang matang pada masa pubertas.
Sedangkan dalam penelitian Krisna (2003) menemukan bahwa tidak ada
pengaruh antara umur dengan pemberian ASI esklusif pada bayi usia 0 – 4
bulan.
Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dalam penelitian ini
mayoritas berpendidikan SD yaitu sebanyak 41 orang (43.25). Pendidikan
merupakan panutan manusia dalam berbuat dan mengisi kehidupan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Satino & Yuyun Setyorini,).
Senada dengan penelitian Putra & I Gusti Ayu Trisna Windiani (2013),
tingkat pendidikan yang cukup tinggi dapat membentuk progresif pada diri
seseorang dalam menerima hal baru seperti pentingnya ASI eksklusif
47
untuk bayi usia 0-6 bulan. Hal ini didukung oleh teori Notoadmodjo
(2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah mendapatkan informasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif.
Berbeda dengan Saleh (2011) yang menemukan bahwa tingkat
pendidikan tinggi namun tidak dibarengi dengan pengetahuan tentang
praktik ASI eksklusif dapat mempengaruhi pemberian ASI ekslusif, yaitu
didapatkan subjek dengan pendidikan tinggi cenderung cepat memberikan
prelaktal dan MP_ASI lebih dini kepada bayinya karena kurangnya
pengetahuan tentang ASI eksklusif. Arifin (2002) dalam Saleh (2011)
menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan dan kurangnya informasi
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan pemberian ASI
eksklusif.
Karakteristik responden berdasarkan paritas pada penelitian ini
mayoritas dalam kategori Multipara atau ibu yang melahirkan lebih dari
satu anak yaitu sebanyak 91 responden (95.8%). Paritas menunjukkan
jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas (mampu
hidup) dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya (Forte,
William R & Oxorn, Harry, 2010). Faktor Paritas memiliki hubungan yang
bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (p< 0,05; OR=3,574;
CI=1,356 -9,420), artinya ibu dengan status paritas multipara berpeluang 3
kali lebih besar dalam memberikan ASI eksklusif dibanding dengan ibu
primipara (Hakim, Ramlan, 2012).
48
Hal ini juga dikemukakan Ida (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif
6 bulan di wilayah kerja puskesmas kemiri muka kota depok yaitu ada
hubungan bermakna antara paritas dengan perilaku pemberian ASI
eksklusif. Ibu dalam kategori paritas > 1 berpeluang 2,3 kali lebih besar
berperilaku ASI eksklusif dibanding ibu dengan paritas 1 kali. Jumlah
persalinan yang pernah dialami dapat memberikan pengalaman pada ibu
dalam memberikan ASI eksklusif. Selaras dengan Soetjiningsih 1997
dalam Hakim, Ramlan (2012) menyatakan bahwa pengalaman ibu dalam
mengurus anak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang
ASI eksklusif.
Sumber informasi merupakan informasi dari lingkungan sekitar
yang bisa diamati dan akan mempengaruhi bertambahnya pengetahuan
seseorang (Rahmayani, 2010) . Pada penelitian kali ini ditemukan bahwa
mayoritas responden mendapatkan informasi terakait ASI eksklusif dari
tenaga kesehatan yaitu sebanyak 87 orang (91.6%). Dalam hal ini,
informasi bisa diberikan tenaga kesehatan dalam bentuk penyuluhan.
Penyuluhan merupakan salah satu alat yang dapat meningkatkan
pengetahuan ibu menyusui eksklusif (Putra & Windiani, 2013). Sudarma,
Momon (2008) pun menyatakan bahwa sumber informasi dari tenaga
kesehatan memberikan dampak yang positif terhadap perilaku individu,
sehingga individu dapat menunjukkan sikap dan budaya hidup sehat.
Tenaga Kesehatan menurut Kementerian Kesehatan RI (2010) adalah
49
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang kesehatan
(Khoiniasari, Aik, 2015).
Studi Kualitatif yang dilakukan Fikawati dan syafiq (2009)
didapatkan bahwa dukungan tenaga kesehatan penolong persalinan
memiliki pengaruh paling nyata dalam keberhasilan pelaksanaan ASI
eksklusif karena tidak hanya memberi dorongan melalui informasi
melainkan juga dorongan berupa tindakan (Abdullah, 2012). Adanya
keterpaparan informasi tentang menyusui secara eksklusif memungkinkan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif lebih tinggi ( Afriana, Rosita dkk
dalam Abdullah (2012).
Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden memberikan
ASI eksklusif kepada anaknya yaitu sebanyak 75 orang (78.1%). Jika
mengingat target cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kudus,
maka penelitian kali ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
signifikan yaitu dari target awal 50% sedangkan hasil penelitian diperoleh
data sebanyak 78,1%. Data dari hasil penelitian ini lebih besar jika
dibandingkan dengan penelitian Rahayu (2011) yang menyatakan bahwa
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 63,7% sama dengan data
dari Riskesdas tahun 2007.
Perilaku merupakan penghayatan yang utuh dan reaksi seseorang
akibat adanya rangsangan baik internal maupun eksternal. Asiyah (2015)
menuliskan dalam bukunya bahwa perilaku juga dijadikan sebagai
50
gambaran kecenderungan seseorang untuk bertindak atau melakukan
aktivitas sehari-hari. Sedangkan menurut Hakim, Ramlan (2012) Perilaku
manusia merupakan aktivitas yang mencakup perbuatan serta tindakan
yang telah dilakukannya. Welford (2001) menyatakan bahwa menyusui
adalah suatu pengalaman untuk proses pembelajaran bagi beberapa ibu.
Menyusui tidak murni berasal dari insting ibu, namun perlu adanya
pembelajaran yang dikembangkan untuk menambah pengetahuan
mengenai laktasi sehingga ibu dan bayinya memperoleh manfaat yang
optimal dari aktivitas menyusui (Juherman, Yulia N, 2008).
Pada penelitian kali ini didapatkan mayoritas responden memiliki
pengetahuan baik sebanyak 84 orang (88.4%). Pengetahuan merupakan
sejumlah informasi yang dikumpulkan, dipahami dan pengenalan terhadap
sesuatu hal (Notoadmodjo.2005). Pengetahuan bisa didapatkan dari
pengalaman individu yang diperoleh dari hasil belajar baik formal maupun
informal (Dalimunthe, 2007). Ibu dengan memiliki pengetahuan baik
memiliki peluang 2,5 kali untuk menyusui secara eksklusif (Afriana,
2004). Sama halnya dalam penelitian Juherman, Yulia N (2008) yang juga
menyatakan, pengetahuan tentang manfaat breastfeeding (menyusui)
berpengaruh kuat terhadap periode menyusui ibu. Kurangnya pengetahuan
tentang menyusui dari satu generasi atau bahkan lebih akan menjadi
kendala dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu karena kurang adanya
dukungan yang.
51
Pada penelitian kali ini didapatkan mayoritas ibu memiliki sikap
negatif yaitu sebanyak 51 responden (53.7%). Sikap merupakan kesiapan
mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman dan
berpengaruh terhadap cara tanggap seseorang terhadap orang lain, objek
atau situasi yang berhubungan dengannya (Ghibson, 1985). Sikap
berkaitan erat dengan pola pikir dan keyakinan seseorang terhadap suatu
objek. Disamping itu, sikap memiliki fungsi psikologis yang berbeda dari
setiap orang yang kedepannya dapat mempengaruhi seseorang dalam
memegang sikap yang diyakininya. Sikap juga bagian dari tingkah laku
dan penting dalam kehidupan manusia untuk informasi guna mendukung
manusia dalam bersikap (Juherman, Yulia N, 2008). Ibu dengan sikap
positif terhadap manfaat ASI berencana memberikan ASI eksklusif
(Abdullah, 2011). Sama halnya Roesli (2000) yang juga menyatakan
bahwa terciptanya sikap positif mengenai ASI dan menyusui dapat
meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif.
Pada penelitian kali ini didapatkan mayoritas ibu memiliki
lingkungan kerja yang mendukung yaitu sebanyak 48 responden (50.5%).
Lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap pembentukan perilaku
seseorang. Lingkungan yang mendukung memperoleh hasil 64% dalam
pemberian ASI eksklusif (Satino & Setyorini, Y, 2014). Salah satu faktor
pemungkin (Enabling) yang dapat mempengaruhi keberhasilan ASI
eksklusif pada ibu bekerja menurut Rizkianti, R & Saptarini (2014) adalah
adanya hak menyusui serta tersedianya sarana memerah dan menyimpan
52
ASI seperti ruang menyusui, alat pompa, botol tempat menyimpan ASI
juga lemari pendingin di tempat kerja. Hal ini penting mengingat tidak
semua ibu bekerja dapat membawa serta anaknya. Selain tersedianya
fasilitas laktasi, Rizkianti juga mejabarkan bahwa dukungan atasan
merupakan salah satu bentuk faktor pendorong (Reinforcing) ibu dalam
pemberian ASI eksklusif. Responden dalam penelitian mengatakan bahwa
memperoleh dukungan dari atasan kerja dapat memberikan mereka
kebebasan memerah ASI pada jam kerja kapan pun mereka inginkan.
Analisa Bivariat
a. Hubungan Karakteristik (Usia, Pendidikan, Paritas, Sumber Informasi)
terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara usia terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh. Berbeda dengan penelitian Abdullah (2012)
yang mengemukakan bahwa semakin tua usia ibu, maka semakin
banyak melakukan ASI eksklusif. Namun lain halnya dengan
penelitian Krisna (2003) yang justru menemukan bahwa tidak ada
pengaruh antara umur dengan pemberian ASI esklusif.
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan terhadap keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh. Mendukung hal ini, dalam
penelitian Saleh (2011) mengemukakan bahwa tingkat pendidikan
namun tidak dibarengi dengan pengetahuan tengtang ASI eksklusif
53
tidak dapat mempengaruhi perilaku positif terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif. Arifin (2002) dalam penelitiannya pun
menyatakan, rendahnya pendidikan dengan dibarengi kurangnya
informasi menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan
pemberian ASI eksklusif.
Padahal dalam penelitiannya, Satino & Setyorini (2014)
menyatakan bahwa pendidikan merupakan panutan manusia dalam
berbuat dan mengisi kehidupan untuk meningkatan kualitas hidup.
Pernyataan ini dipertegas dengan statement WHO yang menyatakan,
semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan maka semakin tinggi
pula pemanfaatan upaya kesehatan sehingga dapat mengurangi tingkat
kematian bayi (S. Rahayu & Apriningrum, 2014). Mendukung hal itu,
dalam bukunya Notoadmodjo (2010) pun menyatakan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah mendapatkan
informasi yang kedepannya dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara paritas terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh. Paritas merupakan jumlah dari
kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah
dilahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya (Forte, William R &
Oxorn, Harry, 2010). Berbeda dengan penelitian Hakim, R (2012)
yang justru menyatakan bahwa terdapat hubungan antara paritas
dengan pemberian ASI eksklusif yaitu ibu dengan status multipara
54
berpeluang 3 kali lipat lebih besar dalam memberikan ASI eksklusif
dibanding ibu dengan status primipara. Mendukung pernyataan
tersebut, dalam penelitiannya Ida (2011) menyatakan bahwa jumlah
persalinan yang pernah dialami memberikan pengalaman pada ibu
dalam memberikan ASI eksklusif.
Pada penelitian kali ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara sumber informasi dari tenaga kesehatan terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh. Padahal
informasi dari tenaga kesehatan memberikan dampak positif terhadap
perilaku individu dan dapat menunjukkan sikap serta budaya hidup
sehat (Sudarman, momon, 2008). Demikian pula dengan Abdullah
(2012) yang menyatakan bahwa dukungan tenaga kesehatan memiliki
pengaruh paling nyata terhadap keberhasilan pelaksanaan pemeberian
ASI eksklusif.
Selain dari tenaga kesehatan, Informasi juga dapat diperoleh
dari berbagai sumber yaitu dengan membaca buku dan majalah tentang
ASI, mencari informasi di internet, bertemu dengan konsultan laktasi
serta memanfaatkan kelompok sosial untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran guna menambah wawasan terkait pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayi (Riordan, 2005 dalam Juherman, Yulia N, 2008).
55
b. Hubungan pengetahuan terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan terhadap keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh. Hal ini sependapat dengan
penelitian Ida (2012) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan
proporsi perilaku pemberian ASI eksklusif antara ibu berpengetahuan
tinggi tentang ASI eksklusif dengan yang berpengetahuan rendah,
dilihat dari hasil statistik yaitu P = 0,539. Salah satu kendala dalam
meningkatkan pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan
tetang menyusui dalam keluarga. Dimana keluarga merupakan sumber
pemberi dukungan terbaik bagi ibu. Banyak ibu masa kini mendapati
ibu dan nenek mereka kurang pengetahuan tentang menyusui dan tidak
mampu memberikan dukungan (Juherman, Yulia N, 2008).
Berbeda dengan Afriana (2004), dalam penelitiannya telah
ditemukan adanya hubungan signifikan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan baik berpeluang 2,5 kali untuk menyusui eksklusif. Hal
ini senada dengan penelitian Abdullah (2012) yang menyatakan bahwa
semakin baik pengetahuan ibu, maka semakin berpeluang pula ibu
untuk memberikan ASI eksklusif. Efendi, Ferry & Makhfudli (2009)
pun menyatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
bertahan lebih lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.
56
Dalam bukunya, Notoadmodjo (2005) mengemukakan bahwa
pengetahan merupakan sejumlah informasi yang dikumpulkan,
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal. Pengetahuan pun
berasal dari pengalaman tertentu dari seseorang yang dialami atau
diperoleh dari hasil belajar baik formal, informal maupun non formal
(Dalimunthe, 2007).
c. Hubungan Sikap terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada
ibu bekerja
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara sikap dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh. Penelitian Ida (2012) pun
menunjukkan hasil yang serupa yaitu tidak terdapat hubungan
bermakna antara sikap ibu terhadap ASI eksklusif dengan perilaku
pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Mendukung hal ini, Putra &
Windiani (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap belum
otomatis terwujud menjadi sebuah tindakan. Sikap merupakan
kesiapan mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui
pengalaman dan berpengaruh terhadap cara tanggap seseorang
terhadap orang lain, objek atau situasi yang berhubungan dengannya
(Ghibson, 1985 dalam Abdullah). Terwujudnya sikap menjadi
tindakan nyata diperlukan faktor dukungan dari pihak tertentu, seperti
tenaga kesehatan (Putra & Windiani, 2013).
57
Berbeda dengan penelitian Foot et al (2005) dalam Saleh (2011)
yang justru menunjukkan adanya hubungan antara sikap ibu dengan
praktik pemberian ASI. Penelitian Foo LL, SJS Queck, MT Lim, M
Deurenberg-Yap (2005) dalam Budiyanto, Asti, & Yuwono (2015) pun
menyatakan bahwa di Singapura, sikap ibu berhubungan dengan
praktik pemberian ASI karena ibu yang menganggap ASI eksklusif
sebagai makanan terbaik untuk bayi akan berencana memberikan ASI
eksklusif.
d. Hubungan Lingkungan Kerja terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja
Hasil dari penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara lingkungan tempat kerja terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh. Lingkungan kerja
yang dimaksudkan adalah keadaan atau situasi yang memadai bagi ibu
pekerja untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Hal ini
mencakup adanya fasilitas ruang pojok ASI, tersedia nya fasilitas
lemari pendingin bagi ibu pekerja yang disesuaikan dengan kebutuhan
karyawan serta adanya kebijakan dari atasan. Serupa dengan penelitian
Abdullah, Giri Inayah (2012) yang juga mengemukakan bahwa tidak
ada hubungan bermakna antara ketersediaan fasilitas di kantor dengan
pemberian ASI eksklusif (p=0.532).
Padahal menurut Satino & Setyorini, Yuyun (2014), lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
58
perkembangan perilaku seseorang. Faktor lingkungan berpengaruh
positif terhadap pemberian ASI eksklusif yaitu faktor lingkungan yang
mendukung pemberian ASI eksklusif memperoleh hasil 64% (32
responden) sedangkan lingkungan yang tidak mendukung memperoleh
hasil sebesar 36% (18 responden). Lingkungan mendukung disini
mencakup adanya fasilitas laktasi sesuai yang dibutuhkan ibu bekerja.
Sejalan dengan penelitian tersebut, Susanti (2012) pun menjelaskan
bahwa meskipun tidak ada kontak secara langsung dengan bayi, ibu
bisa memberikan ASI dengan melakukan kontak secara psikis melalui
ASI perah di ruang pojok laktasi tempat kerja. ASI hasil perah dapat
disimpan dalam lemari es selama tiga hari sedangkan dalam freezer,
ASI beku dapat bertahan sampai 3-4 bulan, sehingga dengan hal ini ibu
akan terbantu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya ((Susanti,
2012). Maka ibu yang bekerja dan tidak membawa serta bayi nya
bukanlah alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif (Departemen
Kesehatan, 2005).
2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari keterbatasan
yang dimiliki peneliti sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang
hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik
independen maupun dependen pada waktu yang sama
sehingga peneliti tidak bisa melihat adanya sebab-akibat.
59
b. Penelitian ini kurang menggali lebih dalam terkait fasilitas
ruang laktasi khususnya mengenai management pengelolaan
ASI dan Ruang penitipan bayi di tempat kerja.
c. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi
beberapa pertanyaan yang diajukan untuk mengukur variabel
penelitian dan telah disediakan alternatif jawaban (pertanyaan
tertutup) sehingga jawaban belum menggali secara
keseluruhan jika dibandingkan dengan jawaban yang
bersifat terbuka.
d. Hasil dari peneitian ini tidak bisa dijadikan gambaran real
terkait Faktor–Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja buruh karena hanya dilakukan di
satu cabang pabrik Djarum Kudus.
60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan karakteristik, mayoritas responden pada penelitian ini
berada pada kategori dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 62
responden (65.3%), tingkat pendidikan mayoritas responden
berpendidikan SD yaitu sebanyak 41 orang (43.25), berdasarkan
paritas mayoritas dalam kategori multipara yaitu sebanyak 91
responden (95.8%), dan berdasarkan sumber informasi mayoritas
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 87 orang
(91.6%), berdasarkan perilaku mayoritas responden memberikan ASI
eksklusif kepada anaknya yaitu sebanyak 75 orang (78.1%).
Berdasarkan variabel pengetahuan mayoritas responden memiliki
pengetahuan tinggi (baik) sebanyak 84 reponden (88.4%), berdasarkan
sikap dalam penelitian ini mayoritas responden memiliki sikap negatif
sebanyak 51 responden (53.7%), dan berdasarkan lingkungan kerja
mayoritas responden memiliki lingkungan kerja mendukung sebanyak
48 responden (50.5%).
b. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk variabel
karakteristik responden (usia sebesar 0.704, pendidikan sebesar 0.262,
paritas sebesar 0,315, sumber informas sebesar 0.677) > 0,05. Maka
berdasarkan hasil analisis secara statistik, disimpulkan bahwa belum
ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara variabel
karakteristik responden dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh.
c. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk variabel
pengetahuan; 1.000 Maka berdasarkan hasil analisis secara statistik,
disimpulkan bahwa belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya
hubungan antara variabel pengetahuan dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
d. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk variabel sikap;
0.693. Maka berdasarkan hasil analisis secara statistik, disimpulkan
bahwa belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan
antara variabel sikap dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja buruh.
e. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk variabel
Lingkungan kerja; 0.667. Maka berdasarkan hasil analisis secara
statistik, disimpulkan bahwa belum ada cukup bukti untuk menyatakan
adanya hubungan antara variabel sikap dengan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja buruh.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan:
a. Ilmu Keperawatan
Hendaknya hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa terkait faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja, sehingga kedepannya dapat
dijadikan upaya untuk meminimalkan dan mencegah ketidakberhasilan
pemberian ASI eksklusif.
b. Ibu Bekerja
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih terkait
pentingnya ASI eksklusif sehingga kedepannya bisa menumbuhkan
motivasi ibu bekerja untuk meningkatkan pemberian ASI secara
eksklusif.
c. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan bentuk deskripstif
dengan pertanyaan terbuka sehingga dapat menggali lebih dalam
terkait faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja. Bagi peneliti selanjutnya juga diharapkan
melakukan penelitian dengan topik serupa namun dengan variabel
yang lebih bervariasi dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak,
serta dapat dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor yang
lebih dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, G. I. (2012). Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di
Kementerian Kesehatan RI tahun 2012. Tesis Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Afifah, D. (2007). Pemberian ASI Eksklusif (Studi Kualitatif Di Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang Tahun 2007) Factors Contributing To The
Failure Of Exclusive …. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/17024/
Afriana, N. (2004). Analisis Praktik Pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja di
Instansi Pemerintahan DKI Jakarta Tahun 2004.
Budiharto. (2008). Metodology Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.
Budiyanto, Asti, A. D., & Yuwono, P. (2015). Hubungan Ketersediaan Fasilitas
Penunjang Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang
Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 11(1), 6–
18.
Dalimunthe, S. A. (2007). Faktor-Faktor Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Bayi 0-6 Blan Di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Kisaran Barat Kota
Kisaran. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, (32), 2012–
2013. http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Fatimah, S., Martini, Rostyaningtyas, D., & Soemarmi, A. (2013). Faktor
Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi Perusahaan dan Dukungan Keluarga
dalam Penentuan Pola Menyusui oleh Pekerja (Buruh) Wanita di Kabupaten
Kudus. Jurnal Gizi Indonesia, 2(1), 24–32.
Hajjah, S. (2008). Kehamilan Normal: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hasrimayana. (2009). Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kedawung II Sragen.
Hidayat Alimul Aziz A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknin Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Hikmawati, I. (2008). Faktor-Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama
Dua Bulan. Faktor-Faktor Risiko Kegagalan Pemberian Asi Selama Dua
Bulan, (September).
Juherman, Y. N. (2008). Pengetahuan, sikap, dan peranan ayah terhadap
pemberian asi eksklusif.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pratiwi, D. M., & Mardiana. (2016). Analisis Faktor Penghambat Pemanfaatan
Ruang Menyusui di Tempat Kerja pada Pekerja Wanita di PT. Daya
Manunggal. Unnes Journal of Public Health, 5(2), 100–109.
Putra, H. G. S. A., & I Gusti Ayu Trisna Windiani. (2013). Karakteristik Ibu
Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Sidemen Kecamatan
Sidemen Kabupaten Karangasem 2013, 1–11.
Rahayu, L. (2011). BBLR (Berat Badan Lahir rendah) dan Pemberian ASI
Eksklusif Terhadap Perubahan Status Stunting Pada Balita di Kota dan
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Pencapaian MDG's. (April 2011),
160-169. Retrieved from
http://journal.unsil.ac.id/jurnal/prosiding/9/9leni_19.pdf
Rahayu, S., & Apriningrum, N. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Pemberian ASI Eksklusif pada Karyawati UNSIKA tahun 2013. Jurnal
Ilmiah Sosial Januari-Maret,I(1), 55-63
Rizkianti, A., Rachmalina, P., Novianti, & Saptarini, I. (2014). Analisis Faktor
Keberhasilan Praktik Pemberian Asi Eksklusif Di Tempat Kerja Pada Buruh
Industri Tekstil Di Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan, 42(4), 237–248.
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Satino & yyun Setyorini. Analisis faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu Primipara di Kota surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan, 3, No 2, 125-130.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia: dari Sistem ke Sel. Jakarta: EGC.
Sjarif, D. R., Lestari, E. D., Mexitalia, M., & Nasar, S. S. (2014). Buku Ajar
Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta: IKDAI.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, W. (2015). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sulistiyowati, T., & Siswantara, P. (2014). Perilaku Ibu Bekerja Dalam
Memberikan ASI Eksklusif di Kelurahan Japanan Wilayah Kerja Puskesmas
Kemlagi-Mojokerta. Promkes, 2, 89–100.
Susanti, N. (2012). Peran Ibu Menyusui yang Bekerja dalam Pemberian ASI
Eksklusif bagi Bayinya. Egalita, 165–176.
Widoyoko, E. P. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Jakarta:
Salemba Medika.
LAMPIRAN
Lampiran 1
PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA BURUH
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Assalamualaikum Wr.Wb
Saya Nur Lailatul Ni’mah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) sedang melaksanakan penelitian skripsi
sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana
Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar
kiranya Ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah
disediakan. Kerahasiaan jawaban akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Saya harap kuesioner ini diisi dengan sejujur mungkin sesuai dengan apa
yang dipertanyakan. Sehingga hasil nya dapat digunakan untuk mengetahui
gambaran yang baik oleh peneliti.
Saya ucapkan terimakasih banyak untuk bantuan dan partisipasi ibu dalam
pengisian kuesioner ini.
Ciputat, April 2017
Tertanda
Peneliti
Apakah ibu bersedia menjadi responden?
YA/TIDAK
Tertanda
Responden
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
1. Istilah titik dibawah ini dan beri tanda check list (√) pada salah satu kolom
kurung ( ) sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.
2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.
No. Kuesioner :
Tanggal :
1. Data Demografi
Nama :
Tanggal Lahir/Usia :
Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah [ ]
b. SD [ ]
c. SMP [ ]
d. SMA [ ]
Jam Kerja :
Sumber Informasi :
a. Dari Tenaga Kesehatan [ ]
b. Lainnya [ ]
Identitas Bayi :
Nama Bayi :
Tempat tanggal lahir/Usia :
Anak ke :
Apakah ibu memberikan makanan tambahan (susu formula, air putih, buah, bubur)
ketika bayi berusia dibawah 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
Variabel Pernyataan Benar Salah
1. ASI eksklusif adalah
memberikan Air Susu Ibu saja
dari bayi baru lahir sampai usia
6 bulan
2. Pemberian air putih atau madu
atau susu formula saat bayi
2. Pengetahuan
baru lahir disebut menyusui
secara eksklusif
3. ASI bersifat praktis dan mudah
diberikan kepada bayi
4. ASI eksklusif dapat
melindungi bayi dari penyakit
5. Memberikan ASI eklusif bisa
dijadikan sebagai KB alami
bagi ibu
6. Proses pemberian ASI yang
lancar memungkinkan asupan
gizi bayi menjadi lebih baik
7. Pemberian ASI cenderung
tidak bersih karena tidak
menggunakan alat bantu
(seprti: Botol)
8. Isapan dari mulut bayi akan
memperlancar pengeluaran
ASI selama 6 bulan
9. Bayi boleh diberikan makanan
atau minuman selain ASI dari
usia 3 bulan
3. Sikap
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
10. Menurut saya, memberikan
ASI kepada anak hanya ketika
berada di rumah saja
11. Menurut saya, wanita pekerja
yang menyusui tidak
memerlukan ruang pojok ASI
12. Menurut saya, pemberian ASI
saja selama 6 bulan tidak
memenuhi kebutuhan nutrisi
(gizi) bayi
13. Menurut saya, susu formula
sudah menjadi pendamping
ASI yang lengkap dari usia 0-6
bulan
14. Menurut saya, sekalipun
bekerja ibu tetap memberikan
ASI kepada anak dengan cara
memerah dan menyimpan ASI
di kulkas atau freezer
Pertanyaan Ya Tidak
15. Apakah ada fasilitas laktasi
(Ruang pojok ASI dan lemari
4. Lingkungan
Kerja
pendingin) di tempat kerja ibu?
16. Apakah fasilitas laktasi di
tempat kerja ibu sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan
karyawan?
17. Apakah perusahaan /atasan
memberikan kebijakan/
kelonggaran waktu untuk
memerah ASI?
Lampiran 6
A. Uji Validitas & Reabilitas
Item-Total Statistics
Pengetahuan
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 12.3333 8.023 .422 .609 .724
VAR00004 12.5000 7.155 .539 .876 .692
VAR00005 12.9000 6.921 .505 .873 .690
VAR00006 12.3667 7.826 .424 .785 .718
VAR00007 12.4000 8.317 .047 .782 .748
VAR00008 12.5000 6.741 .751 .884 .663
VAR00009 12.4667 6.947 .702 .871 .674
VAR00010 5.6333 2.102 .992 .986 .660
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.729 .775 8
Item-Total Statistics
Sikap
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 5.5333 7.223 .669 . .720
VAR00002 5.7000 7.459 .430 . .749
VAR00003 5.7333 6.892 .654 . .710
VAR00004 6.0333 7.344 .511 . .738
VAR00005 5.5000 7.500 .581 . .736
VAR00006 3.1667 2.213 1.000 . .677
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.762 .817 6
Lampiran 7
Item-Total Statistics
Lingkungan
Kerja Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 3.1333 2.533 .553 .506 .679
VAR00002 3.2333 2.392 .539 .650 .667
VAR00003 3.5333 2.464 .395 .512 .723
VAR00004 2.0000 .828 .904 .833 .412
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of
Items
.723 .739 4
B. Uji Normalitas
Descriptives
Statistic Std. Error
Pengetahuan Mean 8.17 .084
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8.00
Upper Bound 8.34
5% Trimmed Mean 8.24
Median 8.00
Variance .673
Std. Deviation .821
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -1.149 .247
Kurtosis 1.365 .490
Statistics
Pengetahuan
N Valid 95
Missing 0
Mean 8.17
Median 8.00
Lampiran 7
Descriptives
Statistic Std. Error
Sikap Mean 3.15 .141
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.87
Upper Bound 3.43
5% Trimmed Mean 3.19
Median 3.00
Variance 1.893
Std. Deviation 1.376
Minimum 0
Maximum 5
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -.371 .247
Kurtosis -.841 .490
Sikap
N Valid 95
Missing 35
Mean 3.15
Median 3.00
Descriptive
Statistic Std. Error
Lingkungan
Kerja
Mean 2.36 .075
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.21
Upper Bound 2.51
5% Trimmed Mean 2.40
Median 3.00
Variance .530
Std. Deviation .728
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.672 .247
Kurtosis -.827 .490
Lingkungan Kerja
N Valid 95
Missing 35
Mean 2.36
Median 3.00
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan_1 * perilaku 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
pengetahuan_1 * perilaku Crosstabulation
perilaku
Total
Non ASI
eksklusif
ASI
eksklusif
pengetahuan_1 Rendah Count 2 9 11
Expected Count 2.5 8.5 11.0
Tinggi Count 20 64 84
Expected Count 19.5 64.5 84.0
Total Count 22 73 95
Expected Count 22.0 73.0 95.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .173a 1 .677
Continuity Correctionb .001 1 .971
Likelihood Ratio .182 1 .670
Fisher's Exact Test 1.000 .508
Linear-by-Linear
Association .171 1 .679
N of Valid Casesb 95
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,55.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pengetahuan_1 (Non ASI
eksklusif /ASI eksklusif)
.711 .142 3.566
For cohort perilaku = Non
ASI eksklusif .764 .206 2.832
For cohort perilaku = ASI
eksklusif 1.074 .793 1.454
N of Valid Cases 95
Lampiran 8
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sikap_1 * perilaku 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
sikap_1 * perilaku Crosstabulation
perilaku
Total
Non ASI
eksklusif
ASI
eksklusif
sikap_1 Negatif Count 11 40 51
Expected Count 11.8 39.2 51.0
positif Count 11 33 44
Expected Count 10.2 33.8 44.0
Total Count 22 73 95
Expected Count 22.0 73.0 95.0
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .156a 1 .693
Continuity Correctionb .023 1 .880
Likelihood Ratio .156 1 .693
Fisher's Exact Test .808 .439
Linear-by-Linear
Association .155 1 .694
N of Valid Casesb 95
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,19.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for sikap_1 (Non
ASI eksklusif /ASI
eksklusif)
.825 .318 2.143
For cohort perilaku = Non
ASI eksklusif .863 .415 1.794
For cohort perilaku = ASI
eksklusif 1.046 .837 1.307
N of Valid Cases 95
Lampiran 9
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lingkungan_Ker1 *
perilaku 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
fasilitas_1 * perilaku Crosstabulation
Perilaku
Total
Non ASI
eksklusif
ASI
eksklusif
Lingkungan_
Ker1
tidak mendukung Count 10 37 47
Expected Count 10.9 36.1 47.0
Mendukung Count 12 36 48
Expected Count 11.1 36.9 48.0
Total Count 22 73 95
Expected Count 22.0 73.0 95.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .185a 1 .667
Continuity Correctionb .035 1 .852
Likelihood Ratio .185 1 .667
Fisher's Exact Test .809 .426
Linear-by-Linear
Association .183 1 .669
N of Valid Casesb 95
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,88.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Lingkungan_Ker1 (tidak
memadai / memadai)
.811 .312 2.110
For cohort perilaku = Non
ASI eksklusif .851 .407 1.778
For cohort perilaku = ASI
eksklusif 1.050 .842 1.309
N of Valid Cases 95