Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...
Transcript of Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...
STRATEGI DAKWAH RADIO DAKTA
DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS RADIO DAKWAH
DI KOTA BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Nur Baeti
NIM. 11150510000064
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 / 1441 H
i
ABSTRAK
Nur Baeti NIM 11150510000064
Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mempertahankan
Identitas Radio Dakwah di Kota Bekasi
Pertentangan antara organisasi Islam dapat terus
bermunculan di masa yang akan datang terutama masalah
penentuan Idul Fitri dan fatwa-fatwa lainnya. Maka, perlu adanya
upaya yang nyata agar oragnisasi Islam dapat saling pengertian
dan menghilangkan prasangka. Upaya Radio Dakta dalam
menyatukan umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan
menghadirkan ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang
berbeda.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat
pertanyaan, bagaimana strategi dakwah Radio Dakta dalam
mengemas realitas simbolik? Dan bagaimana Radio Dakta
mempertahankan identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada
pasca produksi?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
konstruksi sosial media massa. Penelitian ini akan membahas
strategi dakwah Asmuni Syukir pada tahap lima pengemasan
realitas simbolik dan tahap enam tahap evaluasi, tahapan
(Armawati Arbi, 2019). Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan paradigma konstruktivisme.
Hasil penelitian mengenai strategi dakwah Radio Dakta
dalam mempertahankan identitas radio dakwah di Kota Bekasi
adalah pada tahap ke lima, setiap kajian yang dibawakan oleh
narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai dengan
yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Hal ini dibuktikan dari
setiap kajian yang dibawakan oleh narasumber kompeten dari
berbagai latar belakang organsasi Islam yang berbeda
menyertakan sumber-sumber dari materi yang dibawakan seperti,
Al-Qur’an, hadits shohih, dan juga kitab-kitab terkenal dengan
menyertakan penulisnya. Tahap 6 adalah tahap evaluasi. Kurang
lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada lagu-lagu. Siaran
lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits juga perubahan
format program weekend.
Kata kunci : Strategi dakwah, teori komunikasi soial media
massa, Radio Dakta 107 FM Bekasi, kualitatif.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin. Segala puji bagi Allah atas
segala limpahan rahmat, kasih sayang, dan nikmat jasmani
maupun rohani yang tak pernah luntur diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa
untuk selalu kita curahkan ke Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa Islam dengan segala perjuangannya, semoga kita
termasuk orang-orang yang mendapat syafaat di hari kiamat
kelak.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak sekali
mendapatkan pelajaran yang tentunya akan berguna bagi masa
depan kelak. Skripsi dengan judul “Strategi Dakwah Radio Dakta
Dalam Mempertahankan Identitas Radio Dakwah Di Kota
Bekasi”. Bagi penulis bukanlah sekedar syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial, namun lebih dari itu, penelitian ini adalah
bukti dari pembelajaran yang sudah penulis dapat di jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai, terutama kepada yang saya hormati:
iii
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Kepala Prodi Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Edi Amin, MA. Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Armawati Arbi, M.Si sselaku Dosen Pembimbing yang
telah sabar dalam membimbing, memotivasi penulis serta
meluangkan waktu, tenaga, pikiran di sela-sela kesibukannya.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjalani proses
perkuliahan.
7. Seluruh staff perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
komunikasi dan staff perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan
penulis untuk mendapatkan berbagai bahan dan refrensi untuk
skripsi ini.
8. Ibu Suyanti selaku General Pt. Radio Nada Komunikasi
Utama yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan.
iv
9. Ibu Suyanti, Ka Ulfa, dan Mba Syifa dan seluruh staff Radio
Dakta terimakasih sudah memberikan informasi yang penulis
butuhkan.
10. Seluruh staff perpustakan Perpustakaan Daerah Kota Bekasi
yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan penulis
untuk mendapatkan berbagai bahan dan refrensi untuk
menyelesaikan skripsi.
11. Kedua orang tua penulis, ayahanda Wahyudi dan ibunda
Suminah, dan juga kakak penulis Uswatun Hasanah, Amd. S,
yang dengan limpahan cintanya tidak pernah lelah
mendoakan, menyemangati, dan mengasihi dalam bentuk
moril maupun materil yang tidak akan bisa penulis balas
sampai kapan pun.
12. Novia Hasan, Sherlyana Pulungan, Dewi Mahardika, Hodijah,
Ergita Purnama, Tyni Wahazal, Ida Kurnia, yang telah
memberikan semangat dan masukan. Terimakasih telah selalu
ada di sisi penulis bagaimanapun keadaan penulis dan
terimakasih untuk waktu dan tenaga kalian menemani hari-
hari perkuliahan penulis dengan penuh kebahagiaan.
13. Garin Aulia dan Hany Amelia teman-teman sedari kecil yang
selalu memotifasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
14. Hapsah Nur Habibah dan Yaritsa Aghnia Qolbi terimakasih
sudah menjadi roommate sekaligus keluarga di Ciputat. Lika
Malika, Putri Nabila, Anita, Rifa, yang selalu mengunjungi
kost kami tanpa lupa membawa buah tangan.
15. Seluruh teman-teman seperjuangan KPI 2015, terimakasih
sudah menjadi penyemangat dalam perkuliahan penulis.
v
16. Kepada Seluruh rekan JTV 2015, kakak-kakak, dan adik-adik
Jurnalis TV, yang sudah memberikan wadah bagi penulis
untuk mengembangkan minat dan bakat.
17. Seluruh keluarga IKBDM dan HIKMAD yang selalu menjadi
rumah bagi para santri alumni Pondok Pesantren Daarul
Mughni Al Maaliki.
18. HIKMAD Ciputat Ka Mita, Ka Angel, Ka Ubay, Ka Nun, Ka
Uli, Ka Desy, Ka Nindy, Izzati, Vany, Ayu, Della, Nona,
Rika, Anis, Bano, Bang Hanafi, Bang Ben, Fuad, Hardian,
Obay, Yogi, Reza, Fahrevi, Away, Ibnu, Ariyadi, Mufid dan
teman-teman lainnya yang banyak memberikan penulis
semangat dalam penulisan skripsi.
19. Seluruh teman-teman Himpuna Mahasiswa Islam Komisariat
Fakultas Dakwah terimakasih telah mengajarkan banyak hal
yang tidak pernah penulis dapatkan di kelas perkuliahan.
20. Kelompok KKN MERCUSUAR 2018 yang telah memberi
kenangan indah diakhir perkuliahan penulis.
Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu, untuk pihak
yang membantu namun tidak disebutkan dalam skripsi ini, itu
tidak mengurangi rasa terima kasih sedalam-dalamya. Semoga
kalian selalu diberi kemudahan untuk meraih kesuksesan dari
Allah SWT.
Bekasi , 26 Desember 2019
Nur Baeti
NIM. 11150510000064
vi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................ 11
C. Batasan dan Rumusan Masalah ....................... 11
D. Tujuan Penelitian ............................................ 12
E. Manfaat Penelitian .......................................... 12
F. Kajian Terdahulu............................................. 13
G. Metodologi Penelitian ..................................... 15
H. Sistematika Penulisan ..................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................ 22
1. Teori Konstruksi Sosial Media Massa ..... 22
2. Strategi Dakwah ....................................... 31
3. Radio ........................................................ 34
4. Identitas .................................................... 39
5. Kerangka Konsep ..................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM ........................................... 44
A. Logo dan Filosofis .......................................... 44
B. Sejarah Radio Dakta ........................................ 44
C. Visi dan Misi Radio Dakta .............................. 47
D. Company Profile ............................................. 47
E. Struktur Organisasi Radio Dakta .................... 48
F. Sosial Media Radio Dakta ............................... 50
G. Profil Program Radio Dakta 2019 ................. 52
vii
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................. 83
A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam
Mengemas Realitas Simbolik .......................... 91
B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas
Radio Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca
Produksi .......................................................... 98
BAB V PEMBAHASAN .................................................... 98
A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam
Mengemas Realitas Simbolik .......................... 125
B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas
Radio Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca
Produksi .......................................................... 127
TABEL TEMUAN ................................................. 135
A. Tabel Temuan Strategi Dakwah Pada
Siaran Langsung ....................................... 135
B. Modifikasi Strategi Dakwah Di Kota
Bekasi Pada Pasca Produksi ..................... 137
BAB VI PENUTUP .............................................................. 140
A. Simpulan ......................................................... 140
B. Saran ................................................................ 141
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 143
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Proses Sosiologi Silmutan ...................................... 27
Tabel 2 Kerangka Konsep ................................................... 44
Tabel 3 Visi & Misi Radio Dakta ........................................ 48
Tabel 4 Dakta Pagi ............................................................. 53
Tabel 5 Dakta Siang ............................................................ 56
Tabel 6 Dakta Sore .............................................................. 65
Tabel 7 Program Weekend .................................................. 71
Tabel 8 Perbedaan Weekend & Weekdays ........................ 76
Tabel 9 Dakta Sore .............................................................. 78
Tabel 10 Minggu Dakta Pagi................................................. 80
Tabel 11 Minggu Dakta Siang............................................... 80
Tabel 12 Minggu Dakta Sore ................................................ 82
Tabel 13 Pola Acara Kuliah Fajar ......................................... 84
Tabel 14 Pola Acara Dakta Pagi............................................ 86
Tabel 15 Kebijakan Dalam Menerapkan unsur-unsur
komunikasi ............................................................. 92
Tabel 16 Siaran pukul 05.00-06.05 ....................................... 99
Tabel 17 Azas Asmuni Syukir............................................... 121
Tabel 18 Evaluasi .................................................................. 126
Tabel 19 Perubahan Santu dan Minggu ................................ 130
Tabel 20 Temuan Penelitian .................................................. 136
Tabel 21 Modivikasi .............................................................. 138
Tabel 22 Event Off Air .......................................................... 140
ix
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Logo Radio Dakta ........................................... 45
Figure 2 Twitter : @RadioDakta ................................... 51
Figure 3 Facebook : Siaran Radio Dakta ....................... 51
Figure 4 Website Dakta www.dakta.com ...................... 52
Figure 5 Instagram : @radiodakta ................................. 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar
dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien.
Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik
perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah
stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola
stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi
program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi
target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format
stasiun penyiaran yang harus dipilih.1 Jika dahulu dakwah selalu
dilakukan dengan cara tatap muka di sebuah majelis, kini dakwah
dapat dilakukan melalui media komunikasi seperti radio. Dakwah
menggunakan radio dapat menjangkau audiens yang luas. Jadi,
dakwahnya dapat selalu berkembang.
Aktivitas dakwah adalah kegiatan menyampaikan materi
dakwah (mengajak, mengajar, mendengar dan sebagainya)
kepada obyeknya untuk mencapai tujuan. Materi dakwah yang
disampaikan sifatnya selalu religius (psychis), maka dalam
penyampaiannya memerlukan cara-cara atau strategi yang baik
agar efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau
1Morissan. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio &
Televisi. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal. 230.
2
manuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.2
Apabila kegiatan dakwah yang dilakukan dapat mencapai tujuan
dakwah artinya strategi yang digunakan tepat.
Dalam bukunya Asmuni Syukir menyebutkan ada
beberapa azas yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah,
antara lain: Pertama, Azas filosofis azas ini terutama
membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-
tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas
dakwah. Kedua, azas kemampuan dan keahlian Da’I
(achievement and professional). Ketiga, azas sosiologis azas ini
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,
mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah.
Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya. Keempat, Azas
psychologis azas ini membahas masalah yang erat hubungannya
dengan kejiwaan manusia. Seorang da’I adalah manusia,
begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan)
yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah
agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan
(rakhaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai
azas (dasar) dakwahnya. Kelima, Azas efektivitas dan efisien azas
ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha
menseimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa
waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang
semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga
2 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al Ikhlas),
h. 32.
3
dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin
atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.3
Identitas sebuah perusahaan adalah manifestasi aktual dari
realita perusahaan seperti yang disampaikan melalui nama
perusahaan, logo, moto, produk, layanan, bangunan, alat-alat
tulis, seragam, dan barang-barang bukti nyata yang diciptakan
oleh organisasi tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam
konstituen. Konstituen kemudian membentuk persepsi
berdasarkan pesan-pesan yang perusahaan tersebut kirimkan
dalam bentuk nyata. Jika citra-citra ini dengan akurat
mencerminkan realita perusahaan, program identitas tersebut
berhasil. Jika persepsi berbeda sama sekali dari realita (seperti
yang sering terjadi ketika perusahaan-perusahaan tidak
mengambil waktu untuk menganalisis apakah memang ada
kecocokan), maka strateginya tidak efektif atau pemahaman diri
perusahaan itu membutuhkan modifikasi.4
Dalam bukunya juga Paul Argenti menjelaskan citra
adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi. Dengan
kata lain, citra adalah organisasi sebagaimana terlihat dari sudut
pandang konstituennya. Tergantung pada konstituen mana yang
terlibat, sebuah organisasi dapat memiliki banyak citra yang
berbeda. Dengan begitu, untuk mengerti identitas dan citra sama
dengan mengetahui seperti apa organisasi itu sebenarnya dan
kemana ia menuju. Pastinya produk dan layanan, orang-orang,
bangunan, serta nama-nama dan simbol merupakan bagian dari
3 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al Ikhlas),
h. 32. 4 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010), h.
78.
4
realita ini. Sementara terdapat perbedaan tak terbatas tentang
bagaimana elemen-elemen tersebut dilihat oleh konstituen yang
berbeda-beda, adalah sekumpulan fakta ini. Koleksi benda-benda
nyata dan tidak berwujud ini yang menyediakan sebuah titik awal
bagi organisasi tersebut untuk menciptakan dan kemudian
berkomunikasi tentang sebuah identitas.5
Organisasi-organisasi bisa mendapat pengertian yang
lebih baik mengenai citra mereka (seperti yang disampaikan
melalui identitas) dengan mengadakan riset dengan para
konstituen. Riset ini harus bersifat kualitatif sekaligus kuantitatif
dan harus mencoba untuk menentukan sekonsisten apa identitas
itu bagi para konstituen. Melihat bagaimana industri saat ini
menghadapi kompetisi global dan perusahaan-perusahaan sedang
mencoba mengaturnya dengan keterbatasan sumber daya,
identitas, dan citra sebuah organisasi bisa jadi adalah satu-satunya
pembeda yang orang dapat gunakan untuk membedakan satu
perusahaan dari yang lain.6
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin dalam bukunya
menjelaskan mengenai UU Penyiaran Pasal 1 butir 2, Ketentuan
Umum Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran,
memberikan definisi khusus penyiaran sebagai kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau
5 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010),
h. 79. 6 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010),
hal. 79.
5
media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.7
Definisi khusus yang dimaksudkan di sini adalah
berkaitan dengan fungsi regulasi yang diamanatkan oleh UU
tersebut, sehingga definisinya dibatasi mulai dari kegiatan
pemancarluasan siaran, yang tentunya telah menggunakan ruang
publik. Dengan demikian, di ruang publik ini, penyiaran telah
menggunakan spektrum frekuensi penyiaran, telah
melangsungkan proses komunikasi massa, dan sebagainya.
Sementara, proses produksi siaran tersebut, seperti produksi paket
siaran, belum masuk kek wilayah publik atau masih bersifat
intern stasiun penyiaran bersangkutan dan karenanya tidak
termasuk dalam pengaturan UU tersebut. Oleh karena itu, stasiun
penyiaran bebas menentukan, apakah paket itu akan diproduksi
sendiri atau dari rumah produksi (production house). Tetapi bila
bahan content tersebut kemudian disiarkan yang berarti masuk ke
ruang publik, dia harus mengikuti aturan tentang content yang
disusun oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).
Selanjutnya, dalam konsideran UU No. 32/2002 butir d
ditegaskan, bahwa lembaga penyiaran merupakan media
komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki
kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan
perekat sosial. Ini berarti media penyiaran berperan sebagai
7 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran. (Jakarta:
Kencana, 2011), hal. 43.
6
media massa yang sejajar dengan media cetak dan media tatap
muka.8
Secara sederhana komunikasi massa didefinisikan sebagai
komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film. Salah satu definisi yang paling sederhana
tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980) yang
menyebutkan: “Mass communication is message communicated
through a mass medium to a large number of people”
(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang).9
Program siaran bukan sekedar tontonan, radio bukan
sekedar hiburan musik, media cetak bukan sekedar bacaan, berita
bukan sekedar informasi melainkan program siaran mampu
menyentuh hati khalayak sehingga suara dan gambar mampu
membekas ke dalam jiwa khalayak. Setelah khalayak mendengar,
menonton, dan membaca program tersebut, isinya mampu
menggugah khalayak dan mampu membangun theater of mind
khalayak.10
ما في قلوبهم فأعرض عنهم ئك الذين يعلم الل أول
وعظهم وقل لهم في أنفسهم قولا بليغاا
8Hidajanto Djamal Dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah,
Organisasi, Operasional Dan Regulasi. (Jakarta: Prenada Media Group), H.
44. 9 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996), hal 189. 10
Armawati Arbi, Format Program Siaran Radio Dangdut Jakarta dalam
Konsultasi Keluarga dan Dakwah. Jurnal Komunikasi Islam | ISBN 2088-
6314 | Volume 02, Nomor 02, Desember 2012.
7
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya)
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu,
berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada
jiwanya.” (QS.An-Nissa: 63)
Penyiar dan pendengar memiliki hubungan one on one
dalam stasiun radio, karena para penyiar radio berbicara pada
pendengarnya secara pribadi. Siaran radio dapat sangat
menumbuhkan emosional, tergantung dari siaran yang didengar.
Seperti siaran keagamaan yang menenangkan, berita yang
menegangkan hingga siaran hiburan yang menggembirakan.
Media penyiaran telah memiliki analogi yang sama
dengan komunikasi interpersonal sebagaimana dua orang yang
sedang berbicara, sehingga dapat dilihat saat ini banyak program
interaktif yang disiarkan oleh media penyiaran. Program
interaktif tersebut di antaranya berbentuk pelibatan pendengar
dan pemirsanya secara langsung di mana pun berada pada siaran
televisi atau radio. Komunikasi antara penyiar televisi atau radio
dapat berlangsung dengan melibatkan medium komunikasi
lainnya, misalnya telepon, SMS, faks, dan email. Dengan
demikin, volume umpan balik yang diterima media massa saat ini
sudah tidak terbatas lagi dan seketika serta mempunyai saluran
yang tidak tunggal.11
Setiap kegiatan ataupun usaha, agar dapat memperoleh
keberhasilan yang tinggi haruslah senantiasa kita programkan
11
Hidajanto Djamal Dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah,
Organisasi, Operasional Dan Regulasi. (Jakarta: Prenada Media Group), hal.
71.
8
serta kita susun rencana kerja yang baik dan matang. Perencanaan
yang baik dan benar akan menghindarkan kita dari kesalahan
ataupun kekeliruan di dalam mengemudikan jalannya bisnis yang
kita pimpin. Perencanaan yang baik akan menuntun kita ke ke
arah jalan yang benar sehingga kita selalu dapat berada dalam
kondisi yang biasanya disebut “we are on right track” artinya
kita dapat selalu berada dalam posisi atau jalur serta track yang
benar. Perencanaan yang baikdan benar itulah yang dikenal
sebagai “perencanaan strategis”. Oleh karena itu sering pula
dikatakan bahwa perencanaan yang strategis berarti akan
menuntun kita pada “doing the right thing”. Setiap kegiatan
haruslah selalu dipertimbangkan dan dirancang dengan saksama
agar kita akan selalu melakukan pekerjaan kita dengan baik dan
benar serta tidak melakukan pekerjaan yang justru keliru.
Perencanaan kerja yang baik serta strategis ini perlu dilakukan
dengan baik terhadap pekerjaan yang berskala kecil sekalipun.
Contoh pekerjaan yang berskala besar misalnya kita akan
membuka bisnis baru, ataupun kita akan memperluas perusahaan
kita, atau kita akan mencoba untuk memproduksikan dan
kemudian memasarkan sebuah produk baru dan sebagainya.
Semua kegiatan tersebut tentu saja karena berskala besar haruslah
direncanakan dengan saksama serta teliti dan dengan sebaik-
baiknya, agar nantinya tidak terjadi kekeliruan maupun
hambatan.12
Mayoritas pendengar Radio Dakta adalah laki laki sebesar
53% dan perempuan 47%. Usia pendengar Radio Dakta adalah
12
Indriyo Gitosudarmo. Manajemen Strategis Edisi Pertama. BPFE-
Yogyakarta, 2001. Hal 82.
9
25-40 tahun sebesar 53%, 41-50 tahun sebesar 20%, <25 tahun
sebesar 19%, dan >50 tahun 8%. Mayoritas pendengar Radio
Dakta adalah karyawan swasta dengan tingkat pendidikan
mayoritas SMA atau universitas. Pendengar Radio Dakta disebut
sebagai Rekan Dakta. Tagline Radio Dakta adalah "Suara Umat
Islam Indonesia".13
Radio dakta hadir sebagai radio yang bernafaskan Islam.
Menyajikan konten-konten siaran bernuansa Islam dengan
dilengkapi informasi-informasi terkini Kota Bekasi dan
sekitarnya. Dakta sebagai radio dakwah tetap mempertahankan
konsistensinya sebagai radio dakwah di tengah-tengah persaingan
radio hiburan yang bermunculan saat ini. Setiap stasiun radio
memiliki strategi sendiri untuk meningkatkan identitasnya
sebagai radio dakwah.
Radio Dakta telah beberapa kali mengganti format
siarannya. Tahun 1992 Frekuensi radio dakta dipindahkan ke
92.15 FM dengan format radio berita, radio wanita, dan keluarga.
Tahun 2000, menyesuaikan dengan kebutuhan khalayak
pendengar, radio Dakta 92.15 FM menjadi radio berita dan
hiburan bernuansa Islam dengan sasaran seluruh anggota
keluarga Muslim. Frekuensi kemudian berubah menjadi 107 FM.
Tahun 2005, format siaran berubah lagi menjadi radio informasi
Bekasi.14
Perbedaan pandang antara organisasi Islam sudah menjadi
hal umum diperbincangkan oleh masyarakat. Tidak semua
13
Pendengar radio dakta. Radio Dakta. Diakses tanggal 21-04-2019 pukul
19:51 WIB. 14
www.dakta.com diakses 21-04-2019 pukul 20:08 WIB
10
organisasi memiliki cara pandang yang sama, terutama pada
masalah cara-cara beibadah. Perbedaan tersebut memunculkan
ungkapan stereotype dan prejudice di antara warga yang
mengganggu kerukunan masyarakat.15
Pertentangan antara
organisasi Islam dapat terus bermunculan di masa yang akan
datang terutama masalah mengenai penentuan awal puasa yang
setiap tahun senjadi pertentangan, penentuan Idul Fitri dan fatwa-
fatwa lainnya. Maka, perlu adanya upaya yang nyata agar
oragnisasi Islam tersebut dapat saling pengertian dan
menghilangkan prasangka. Salah satunya yaitu seperti yang
dilakukan oleh Radio Dakta.
Radio Dakta menghadirkan ustad-ustad sebagai
narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi yang
berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang
kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan
umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan
ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu
diharapkan agar masyarakat berbikir luas dan cerdas. Dalam
siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-
hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya
membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi
satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu
perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-
ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
15
Agus Triono, dkk. Komunikasi, Religi dan Budaya. Yogyakarta: APIK
PTM. 2017, hal 17.
11
Berdasarkan alasan-alasan di atas maka judul yang paling
tepat adalah “Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam
Mempertahankan Identitas Radio Dakwah Di Kota Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan dalam latar
belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Eksistensi radio dakwah yang mulai berkurang karena
munculnya radio-radio hiburan.
2. Pengemasan program-program radio dakwah kurang
menyentuh kalangan milenial.
3. Radio dakwah meninggalkan kesan tua dan
membosankan.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penelitian ini fokus pada program dakwah di pagi
hari yaitu pada siaran on air dan kegiatan off air.
2. Rumusan Masalah
Dengan batasan penelitain di atas, maka rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dakwah Radio Dakta dalam
mengemas realitas simbolik (tahap 5, Program
Dakta Pagi)?
2. Bagaimana Radio Dakta mempertahankan
identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada pasca
produksi (tahap 6, Kegiatan off air)?
12
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi dakwah Radio Dakta dalam
mengemas realitas simbolik melalui strategi dakwah.
2. Untuk mengetahui Radio Dakta mempertahankan
identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada pasca
produksi.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
akademis dan praktis, yaitu:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif dan memperdalam strategi dakwah di
dunia penyiaran dan identitas radio dakwah.
b. Manfaat Praktis
1. Strategi dakwah di radio dakta bermanfaat bagi
calon pendakwah dan calon presenter radio dakta.
2. Identitas radio dakwah bermanfaat bagi pihak
manajemen dan kaum profesional radio dakta.
F. Kajian Terdahulu
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti telah
melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian
terdahulu yang hampir sama dengan yang ditulis oleh peneliti.
Neisya Ghassani Sabillah, menemukan bentuk
eksternalisasi Radio Fajri FM yang memutarkan setiap hari
13
program dakwah Islam, bentuk objektivasi ditemukan Radio Fajri
FM memiliki 7 program live dan 32 program tapping, dan
internalisasi yang dilakukan dengan pengajian bulanan pada
kegiatan off-air serta penyebaran media publikasi dan temu
pendengar radio Fajri FM. Persamaan dengan penelitian ini
adalah sama-sama meneliti program dakwah dan siaran langsung.
Perbedaan dengan penelitian ini strategi komunikasi Radio Fajri
99,3 Fm dalam mempertahankan citra Radio Dakwah.16
Endang Rismawati, menyimpulkan Penelitian strategi
komunikasi dakwah yang digunakan dalam program Siraman
Rohani“Segmen Mari Tanya Ustad” di Radio 97,6 FM La
Nugraha Lampung yaitu strategi dalam menyampaikan pesan
dakwah di Radio La Nugraha Lampung dalam menyampaikan
pesan dakwahnya menggunakan tiga tahapan yaitu, Perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan (controlling). Persamaan
dengan penelitian ini adalah objek penelitiannya yaitu strategi
dakwah. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini
memfokuskan strategi dakwah dalam satu siaran. Sedangkan
penulis meneliti strategi dakwah Radio Dakta siaran pagi, siang,
sore dan malam dalam meningkatkan identitas radio dakwah di
Kota Bekasi.17
Syayidatul Umroh, menemukan bahwa strategi dakwah
Radio Suara Muslim Surabaya dalam Program Mozaik yakni
16
Neisya Ghassani Sabillah, Strategi Komunikasi Radio Fajri 99,3 Fm Bogor
Dalam Mmempertahankan Citra Radio Dakwah. Fakultas Ilmu Dakwah dan
komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2015 17
Endang Rismawati Strategi Komunikasi Dakwah Radio 97,6 Fm La
Nugraha Lampung Pada Program Siraman Rohani, Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan
Lampung.
14
dengan menggunakan strategi sentimentil dimana startegi yang
dituju kepada para muslimah. Persamaan dengan penelitian ini
adalah pada objek penelitian yaitu strategi dakwah. Perbedaannya
adalah penelitian ini meneliti empat progam dakwah. Sedangkan
penulis meneliti strategi dakwah Radio Dakta pada siaran pagi,
siang, sore dan malam program dakwah.
18
NAMA
PENELITI
JUDUL
PENELITIAN
PERSAMAAN
PENELITIAN
PERBEDAAN
PENELITIAN
HASIL
PENELITIAN
Neisya
Ghassani
Sabillah
Strategi
Komunikasi
Radio Fajri 99,3
Fm Bogor Dalam
Mempertahankan
Citra Radio
Dakwah
Program
dakwah
Siaran
langsung
Teori
konstruksi
sosial media
massa
Kualitatif
deskriptif
Tahap 6
penerapan
relitas objektif
Strategi
komunikasi
Citra Radio
Tahap 2
mencari fakta,
referensi
Eksternalisasi
Radio Fajri
memutar program
dakwah setiap
hari
Objektivasi
Radio Fajri
memiliki 7
program live dan
32 program
tapping
Internalisasi
kegiatan off air
Radio Fajri
Endang
Rismawati
Strategi
Komunikasi
Dakwah Radio
97,6 Fm La
Nugraha
Lampung Pada
Siaran Rohani
Strategi
dakwah
Program
dakwah
Kualitatif
deskriptif
Meneliti satu
segmen siaran
Teori Lasswell
Strategi yang
digunakan adalah
tahap
perencanaan,
pengorganisasian,
dan pengawasan.
Syayidatul
Umroh
Strategi Dakwah
Radio Ssuara
Muslim
Surabaya Dalam
Program Mozaik
Strategi
dakwah
Kualitatif
deskriptif
Meneliti satu
program siaran
Strategi
komunikasi
persuasif
Strategi
komunikasi
persuasive
1. Mengenal
khalayak dengan
melakukan forum
18
Syayidatul Umroh, Stategi Dakwah Radio Suara Muslim Surabaya dalam
Program Mozaik , Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2018.
15
group discussion
dan melakukan
survey
2. Menyusun
pesan dengan
memilih issue
yang sedang
trend
G. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh kebenaran dari proses berpikir ilmiah.19
Pada
dasarnya metodologi penelitian adalah cara-cara peneliti
mendapatkan informasi dan data yang sesuai dan dibutuhkan
dalam penelitiannya. Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kulitiatif adalah jenis penelitian
yang menghasilkan data-data berupa kata-kata dan gambar yang
dihasilkan dari peneitian alamiah.
a. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah “kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan
teori.”20
Paradigma berisi bagaimana mempelajari fenomena,
realita serta cara yang digunakan dalam penelitian dan
menginterpretasikan temuan.21
19
Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya
Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 22. 20
Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya
Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 33. 21
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hal 25.
16
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis.
Paradigma konstruktivis adalah untuk mengetahui dan mengamati
secara mandalam objek yang diteliti. Penelitian yang dihasilkan
akan menemukan kebenaran atas realitas. Dalam penelitian ini,
penulis ingin mengamati strategi dakwah yang dilakukan oleh
Radio Dakta dalam mempertahankan identitas radio dakwah di
tengah-tengah persaingan dunia penyiaran khususnya radio.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah memahami
fenomena yang terjadi pada subjek penelitian dengan cara
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Sebagaimana dijelaskan oleh David Williams seperti yang
dikutip Moleong mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah.22
Secara praktik menggambarkan segala sesuatu yang
merupakan strategi dakwah Dakta Radio baik dalam siaran off-air
maupun on-air.
c. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
22
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2007), hal 6.
17
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kualitatif. Data kualitatif, yaitu data yang
disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk
angka.23
Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian
ini yaitu gambaran umum objek penelitian, meliputi:
sejarah singkat berdirinya Radio Dakta, letak geografis
objek, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan
pengelola, keadaan pendengar, keadaan sarana dan
prasarana, dan strategi dakwah yang digunakan oleh
Radio Dakta.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.24
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber
data yaitu:
a) Sumber data primer, yaitu data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari
sumber pertamanya.25
Adapun yang menjadi sumber
data primer dalam penelitian ini adalah pengelola
Radio Dakta.
b) Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari
sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang
23
Noeng Muhadjir,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Rakesarasin,1996), hal 2. 24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal
129. 25
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hal 93.
18
tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.26
Dalam
penelitian ini, dokumentasi merupakan data sekunder.
3. Tahapan Penelitian
a. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, yaitu peneliti melakukan
penelitian langsung ke lapangan, pengamatan
memungkinkan peneliti akan merasakan apa yang
dirasakan oleh subjek peneliti bukan apa yang dirasakan
peneliti sendiri. Peneliti akan mengamati strategi
dakwah yang dilakukan oleh Radio Dakta dalam
mempertahankan identitasnya sebagai radio dakwah.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakan dua pihak, yaitu
pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan
dan yang diwawancarai sebagai pihak pemberi jawaban
atas pertanyaan itu.27
Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi mengenai hal yang kita
teliti.
Wawancara mendalam dilakukan dengan pihak
radio dakta, misalnya seperti General Manajer Radio
Dakta, Produser program siaran dakwah Radio Dakta,
beberapa penyiar program dakwah Radio Dakta, dll.
26
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hal 94. 27
Basrowi - Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hal 127.
19
3. Studi Dokumen
Menurut Sugiyono dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan
lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.28
b. Teknik Pengolahan data
Pada tahap ini, seorang peneliti berusaha menjawab
pertanyaan penelitian kemudian semuanya dilakukan
untuk mencapai tujuan penelitian dengan cara
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca dan dijelaskan.29
c. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses
peneliti memasuki lapangan untuk mengumpulkan data.
Peneliti mendapatkan data-data dari hasil wawancara
dengan informan yang telah ditentukan. Data juga
28
Sugiyono, Metode Penelirian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2013), hal 240.
29 Atwar Bajari, Metode Penelitian Komunikasi: Prosedur, tren, dan Etika,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 108.
20
didapat dari berbagai referensi yang sangat membantu
dalam penelitian ini, baik dari buku maupun dari para
ahli. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis strategi
dakwah Radio Dakta dalam mempertahankan identitas
radio dakwah di Kota Bekasi. Setelah data-data
didapatkan dan terkumpul seluruhnya, lalu hasil tersebut
dianalisis dengan teori yang sudah dipilih peneliti.
Peneliti menganalisis data dengan menjabarkan proses
strategi dakwah yang dilakukan oleh Dakta Radio dalam
program dakwah di pagi hari yaitu pada siaran langsung
dan pasca produksinya.
d. Pedoman Penulisan
Adapun pedoman penulisan yang akan dilakukan
dalam penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada
“Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nomor: 507 tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”
H. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat pemelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II KAJIAN PUSTAKA
21
Membahas tentang strategi dakwah, konstruksi
sosial media massa, dan identitas lembaga media.
Bab III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Membahas tentang visi dan misi, sejarah Radio
Dakta, identitas radio dakwah, tujuan dan sasaran
(segmen) Radio Dakta.
Bab IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Membahas mengenai semua data yang ditemukan
di lapangan.
Bab V PEMBAHASAN
Membahas mengenai analisa terhadap strategi
Radio Dakta pada siaran langsung, perubahan
identitas Radio Dakta dan program dakwah Radio
Dakta.
Bab VI PENUTUP
Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan
skripsi, yang berisi tentang kesimpulan, saran-
saran. Pada bagian akhir dari penulisan skripsi
penulis menyajikan dafta pustaka yang menjadi
referensi penulisan skripsi dan lampiran-lampiran
yang terkait dalam penelitian.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Konstruksi Sosial Media Massa
Gagasan awal dari teori ini adalah mengoreksi teori
konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckmann (1966), the social construction of reality,
a Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas
kenyataan: sebuah risalah tentang sosiologi pengetahuan. Mereka
menulis konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara
simultan melalui tiga proses, yaitu eksernalisasi, obektivasi, dan
internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dan
lain dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena
proses sosial adalah objektif, subjektif, dan simbiolis atau
intersubjektif.30
Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas
Berger dan Luckman (melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi,
objektivitas, dan internalisasi) adalah proses simultan yang terjadi
secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada
suau komunitas primer dan semisekunder. Teori konstruksi sosial
atas realitas menurut Peter L.Berger dan Luckman bahwa tidak
perlu memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena
yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas.31
Pendek
kata, Berger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara
30
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015),
hal 290. 31
M. Burhan Bungin. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana,
2008), hal 194.
23
individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan
individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisai,
objektivasi, dan internalisasi.
Melalui “Konstruksi Sosial Media Massa: Realitas Iklan
Televisi dalam Masyarakat Kapitalis,” teori dan pendekatan
konstruksi sosial atas realitas Peter L.Berger dan Luckman telah
direvisi dengan meilihat variable atau fenomena media massa
menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi,
subjektivitas, dan internalisasi. Dengan demikian, sifat dan
kelebihan media massa telah memperbaiki kelemahan proses
konstruksi sosial atas realitas yang berjalan lamban itu. Substansi
“teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas
yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, di mana
massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis.32
Burhan bungin menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan
terjadinya konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran
konstruksi sosial media massa adalah sebagai berikut:33
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah
tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada
desk editor yang ada di setiap media massa. Ada tiga hal
penting dalam tahap atau proses persiapan materi
konstruksi, yaitu:
32
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2008), hlm. 194. 33
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2008), hlm. 195.
24
a. Keberpihakan media massa kepada kapitalis.
Sehingga diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi
media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam
arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan
kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin
pencipta uang dan penggandaan modal. Semua elemen
media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya,
ideologi mereka adalah membuat media massa laku di
masyarakat.
b. Keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk dari
keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan berbagai
partisipasi kepada masyarakat, namun target utamanya
adalah menjual berita, meningkatkan rating, dan
popularitas kelompok tertentu untuk kepentingan
kapitalis.
c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk
keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti
yang sesungguhnya adalah visi setiap media massa,
namun kondisi era sekarang visi tersebut tak pernah
menunjukkan jati dirinya. Walaupun slogan-slogan
tentang visi tersebut tetap terdengar.
2. Tahap sebaran konstruksi
Sebaran kostruksi media massa dilakukan melalui
strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran
media massa masing-masing berbeda, namun prinsip
utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki
konsep real time yang berbeda dengan media cetak.
Karena sifatnya yang langsung (live), maka yang
25
dimaksud dengan real time oleh media elektronik adalah
seketika disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai
ke pemirsa atau pendengar. Namun bagi varian-varian
media cetak, yang dimaksud dengan real time terdiri dari
beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti harian,
mingguan, dan bulanan. Walaupun media cetak memiliki
konsep real time yang tertunda, namun konsep aktualitas
menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa
tepat waktu memperoleh berita tersebut.
3. Tahap pembentukan konstruksi
a. Tahap pembentukan konstruksi realitas.
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana
pemberitaan telah sampai pada pembaca dan
pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di
masyarakat melalui tiga tahapan yang berlangsung.
Pertama, konstruksi realitas pembenaran sebagai
suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk
di masyarakat cenderung mebenarkan apa saja yang
ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas
kebenaran.
Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa,
yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan
orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media
massa adalah karena pilihannya untuk bersedia
pikirannya dikonstruksi oleh media media massa.
Ketiga, menjadikan konsumsi media massa
sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara
habit tergantung pada media massa. Media massa
26
adalah bagian kebiasaan hidup yang tak dapat
dilepaskan.
b. Tahap pembentukan konstruksi citra
Konstruksi citra yang dimaksud dapat berupa
bagaimana konstruksi citra ada suatu pemberitaan
ataupun bagaimana konstruksi citra pada suatu iklan.
Konstruksi citra pada suatu pemberitaan biasanya
disiapkan oleh orang-orang yang bertugas dalam
meredaksi media massa, mulai dari wartawan, editor,
dan pemimpin redaksi. Adapun konstruksi citra pada
suatu iklan biasanya disiapkan oleh para pembuat
iklan, misalnya copywritter. Pembentukkan konstruksi
citra ialah bangunan yang diinginkan oleh tahap-tahan
konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang
dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua
model, yakni model good news dan bad news. Model
good news adalah suatu konstruksi yang cenderung
mengkonstruksi suatu pemberitaan sebagai
pemberitaan yang baik. Adapun model bad news
adalah suatu kontruksi yang cenderung
mengkonstruksi kejelakan atau memberi citra buruk
pada objek pemberitaan.
4. Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa
maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan
akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam
tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahap ini
perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap
27
alasan-alasan konstruksi sosial yang akan terkonstruksi.
Adapun bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga
sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan
bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.
Dalam penelitian disertasi Armawati Arbi,
mengemukakan bahwa konstruksi radio atas realitas
berlangsung dalam tiga tahap proses dialektika: yang pertama,
tahap eksternalisasi pendengar dan tim radio membentuk
realitas subjektif. Kedua, tahap objektivasi tim produksi dan
pendengar mengemas realitas simbolik. Ketiga, tahap
internalisasi tim radio dan pendengar menetapkan realitas
PROSES SOSIOLOGI SIMULTAN
EKSTERNALISASI
OBJEKTIVASI
INTERNALISASI
M
E
D
I
A
M
A
S
S
A
Objektif
Subjektif
Intersubjektif
Realitas terkonstruksi:
Lebih cepat
Lebih luas
Sebaran merata
Membentuk opini
massa
Massa cenderung
terkonstruksi
Opini massa
cenderung apriori
Opini massa
cenderung sinis
SOURCE MASSAGE CHANNEL RECEIVER EFFECTS
Table 1 Proses Sosiologi Silmutan
28
objektif. Intitusionalisasi, legitimasi dan sosialisasi dilakukan
melalui enam tahap proses kontruksi tersebut:
1) tahap menerapkan kebijakan SMCRE
2) tahap memilih ide, referensi
3) tahap membuat berbagai skrip
4) tahap pembentukan realitas subjektif
5) tahap pengemasan realitas simbolik
6) tahap komunikasi persuasif.
Penelitian ini mengkritik pandangan Burhan Bungin
tentang proses konstruksi media massa atas realitas sosial secara
simultan. Namun bedanya, Burhan Bungin berfokus pada iklan
televisi sebagai tapping (rekaman), bukan produksi siaran
langsung (live). Sedangkan penelitian Armawati Arbi
memproduksi program dakwah dan program konsultasi keluarga
siaran langsung.
a) Tahap menerapkan kebijakan SMCRE
Penelitian ini, tim produksi siaran radio
menyiapkan unsur-unsur komunikasi, yaitu penyiar,
pesan prolog, format dan pengungkapan diri (self-
disclosure). Tim manajemen radio mengadakan
MOU/kontrak kepada tim produksi seperti kepala
produksi, operator dan penyiar. Tim produksi
menyiapkan jingle acara, lagu, dan promosi acara.
Hasil tahap pertama penelitian ini adalah roda jam siar
permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan Bungin
pada tahap pertama hanya menyiapkan materi iklan
saja. Hasilnya adalah tahap penyiapan materi
29
konstruksi iklan adalah gambar naskah iklan
(karikatur).
b) Tahap memilih ide referensi
Penyiar membingkai fakta pendengar. Hasil dari
tahap memilih referensi adalah jumlah referensi yang
berkaitan dengan kekuatan framing. Data yang
ditemukan sebagai referensi adalah melalui bingkai
pendengar atas realitas problem pendengar dan
bingkai tim radio. Pada penelitian Burhan Bungin,
realitas sosial iklan televisi tidak diambil dari data dan
pengalaman pemirsanya.
c) Tahap membuat berbagai skrip
Tim produksi yaitu, kepala produksi, operator, dan
juga penyiar berperan ganda dalam menyiapkan
prolog atau skrip acara. Sedangkan tahap kedua
Burhan Bungin adalah sebaran konstruksi,
menyiapkan segmen iklan, minat pemirsa melalui
strategi iklannya dari ilmu semiotika. Dari tokoh, isi
pesan, bahasanya disesuaikan dengan segmennya.
Sedangkan Burhan Bungin menyiapkan materi dan
khalayaknya pada tahap pertama dan kedua.
d) Tahap pembentukan realitas subjektif
Tim produksi melakukan penyeleksian,
pengabaian, penonjolan dan pendalam atas realitas
problem pendengar. Hasilnya adalah skrip kasus
intisari pernyataan dari fakta pendengar dan
pertanyaan pendengar.
e) Tahap pengemasan realitas simbolik
30
Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan
pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan
pendengar, dan pencitraan problem pendengar.
Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap
pembentukan konstruksi citra.
f) Tahap komunikasi persuasif
Tahap ini mengevaluasi unsur-unsur komunikasi
dakwah, unsur tersebut dipertahankan atau direvisi.
Semua pelaku konstruksi yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam proses ini merefleksi
diri dan menginternalisasi objektif melalui
pengalaman realitas subjektif dan realitas
simboliknya. Jika penyiar, pesan, format
dipertahankan, apa alasannya.
Penelitian Burhan Bungin menonjolkan kekuatan
televisi, sedangkan penelitian Armawati Arbi
menonjolkan pada kekuatan radio. Carole Fleming dalam
The Radio Handbook menggambarkan bahwa kekuatan
radio komersil masih relevan jika radio mengikuti
perubahan teknologi, minat komunitas radio untuk
menjaring pendengar. Carole Fleming juga
mengungkapkan hasil survei dari The Radio Advertising
Bureau Cosmissioned, bahwa ada hubungan antara radio
dan pengguna MP3 sebagai teknologi pendatang baru,
sekarang mereka bekerja sama. MP3 digunakan
ketika traveling dan shopping sedangkan radio disimak
31
untuk mencari informasi cuaca, berita, dan kondisi
perjalanan serta tempat kuliner.34
2. Strategi Dakwah
Berdakwah membutuhkan strategi dan metode. Sebab,
strategi dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah
terlaksana dengan baik, dan sesuai tujuan. Artinya, kedua hal
tersebut dapat membantu pendakwah untuk menjalankan
profesinya, baik dalam menyampaikan pesan yang menarik,
penampilan, maupun gaya berdakwah.
Kesiapan strategi tidak lain ditentukan oleh persiapan
pendakwah. Ketika persiapan tidak matang, tentu strategi dakwah
pun akan berantakan. Sebab, strategi merupakan sebuah
keharusan bagi pendakwah, mengingat sasaran dakwah yang
memiliki latar belakang berbeda-beda. Setiap pendakwah tentu
ingin maksimal dalam menyampaikan dakwahnya. Karena itu,
aspek-aspek yang sekiranya mendukung terhadap dakwahnya pun
perlu benar-benar diperhatikan.35
Adapun macam-macam strategi dakwah menurut beberapa
jumhurulama antara lain :
a. Strategi Tilawah (Strategi Komunikasi)
Strategi penyampaian pesan-pesan Al-Qur’an
kepada ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya
hubungan insani secara sehat dan bersahaja, sehingga
34
Armawati Arbi, Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas Realitas Problem
Keluarga, Disertasi, 2012. 35
Khairi Syeikh Maulana Arabi. Dakwah Dengan Cerdas: Bekal-bekal untuk
Aktivis Dakwah. (Yogyakarta: Laksana 2017), hal 73.
32
dakwah dapat tetap memberikan fungsi maksimal bagi
kepentingan hidup dalam kehidupan. Di sanalah proses
dakwah perlu mempertimbangkan dimensi sosiologis agar
komunikasi yang dilaluinya dapat berimplikasi pada
peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain, strategi
ini diartikan sebagai proses komunikasi antara da’i
dengan mad’u. Dengan adanya strategi tilawah mad’u
diminta untuk mendengarkan da’I dengan membaca
sendiri pesan-pesan dakwah yang telah ditulis oleh da’i.
Strategi tilawah lebih mefokuskan pada bidang pemikiran
dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah melalui indra
penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang
sehat.
b. Strategi Tazkiyah(Strategi Pembersihan Sikap dan
Perilaku)
Strategi pembersihan sikap dan perilaku yaitu
strategi dakwah yang dilakukan melalui proses
pembersihan sikap dan perilaku. Proses pembersihan ini
dimaksudkan agar terjadi perubahan individu dan
masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama
mengemban misi kemanusiaan, sekaligus memelihara
keutuhan Islam sebagai agamarahmatal lil alamin. Strategi
tazkiyah lebih mefokuskan pada jiwa mad‟udengan
landasan misi dakwah adalah menyucikan jiwa manusia.
c. Strategi Ta’lim (Strategi Pendidikan)
Strategi ini dapat dilakukan melalui proses
pendidikan, yakni proses pembebasan manusia dari
33
berbagai penjara kebodohan yang seringkali melilit
kemerdekaan dan kreativitas. Pendidikan adalah proses
pencerahan untuk menghindari keterjebakan hidup dalam
pola jahiliyah yang sangat tidak menguntungkan,
khususnya bagi masa depan umat manusia. Strategi ta‟lim
hampir sama dengan dengan strategi tilawah yaitu
keduanya mentransformasikan pesan dakwah, akan tetapi
strategi ta‟lim lebih mendalam, dilakukan secara formal
dan sistematis artinya metode inihanya dapat diterapkan
pada mitra dakwah yang tetap dengan kurikulum yang
telah dirancang, dilakukan secara
bertahap serta mempunyai target dan tujuan tertentu.36
Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau
manuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.
Menurut Asmuni Syukir strategi dakwah dapat dikatakan baik
apabila memperhatikan beberapa azas berikut: Pertama, Azas
filosofis azas ini terutama membicarakan masalah yang erat
hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
proses atau dalam aktifitas dakwah. Kedua, azas kemampuan dan
keahlian Da’I (achievement and professional). Ketiga, azas
sosiologis azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik
pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat,
filosofis sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan
sebagainya. Keempat, Azas psychologis azas ini membahas
masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia.
36
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana 2009., hal 355-356
34
Seorang da’I adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang
memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama
lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah
idiologi atau kepercayaan (rakhaniah) tak luput dari masalah-
masalah psychologis sebagai azas (dasar) dakwahnya. Kelima,
Azas efektivitas dan efisien azas ini maksudnya adalah di dalam
aktivitas dakwah harus berusaha menseimbangkan antara biaya,
waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian
hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat
memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain
ekonomis biaya, tenaga dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin atau setidak-tidaknya seimbang antara
keduanya.37
3. Radio
Penyiaran atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran
yang dimulai dari penyiaran materi produksi, produksi, penyiapan
bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan
siaran tersebut oleh pendengar/pemirsa di satu tempat.38
Dalam bukunya Helena Olii mengatakan bahwa radio
masih dan akan bertahan sebagai sarana komunikasi massa
terpenting di tengah maraknya siaran-siaran televisi saat ini.
Kemajuan teknologi pun memungkinkan hadirnya media lain
yang tidak kalah cepanya dengan radio, seperti hadirnya internet
37
Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas)
hal. 32. 38
Wahyudi, J.B., Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, 1994, hal. 6
35
yang dapat menyajikan laporan berita aktual. Namun, dari segi
kecepatan, radio tetap lebih unggul. Seseorang baru bisa
memperoleh informasi dari internet setelah melalui proses dan
program tertentu. Jadi, radio memang memiliki beberapa karakter
yang dapat membedakannya dengan media lain.39
Radio adalah media suara. Pendengar sebagai penerima
pesanlah yang menentukan pilihan program yang disiarkan.
Mereka biasanya aktif mengikuti siaran. Kalau programnya
disenangi, akan diikuti terus. Sebaliknya, radio akan dimatikan
kalau acara yang disajikan tidak menarik. Sifat pendengar radio
heterogen. Berbeda dalam usia, pendidikan, jenis kelamin, dan
status kehidupan. Jadi, kekuatan radio sama sekali belum
menjamin bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh reporter
dapat diterima dan dimengerti oleh khalayak. Oleh karena itu,
konsep-konsep pesan dalam penyajian suatu acara harus
diupayakan ringkas dengan membatasi fakta, karena pikiran
pendengar tidak dapat menyimpan informasi yang jumlahnya
banyak.40
Undang-Undang Penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun
penyiaran ke dalam empat jenis41
, yakni:
a) Stasiun swasta
Ketentuan dalam Undang-Undang Penyiaran menyebutkan
bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang
bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang
39
Helena Olii, Reportase Radio & Televisi, (Jakarta: Permata Puri Media) hal.
6. 40
Helena Olii, Reportase Radio & Televisi, (Jakarta: Permata Puri Media) hal.
18 41
Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002
36
usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau
televisi.42
Bersifat komersial berarti stasiun swasta didirikan
dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal
dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait
dengan penyelenggaraan penyiaran.
Bisnis stasiun penyiaran swasta tampaknya menjadi alah satu
bentuk investasi yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari
besarnya minat orang untuk membuka stasiun penyiaran.
Spektrum frekuensi di beberapa kota besar di Indonesia ternyata
sudah cukup padat. Hal ini menunjukkan jumlah stasiun
penyiaran yang terdapat di kota-kota besar sudah cukup banyak.
Siaran iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi
stasiun swasta dan karenanya hal ini harus diperhatikan secara
baik. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa materi
siaran iklan harus sesuai kode etik periklanan dan persyaratan
siaran iklan yang dikeluarkan oleh KPI serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku khususnya Undang-Undang
Perlindungan Konsumen dan Undang-undang lainnya.43
b) Stasiun berlangganan
Di Indonesia ketentuan mengenai stasiun penyiaran
berlangganan selauin diatur dalam UU No. 32/2002 juga diatur
dalam peraturan pelaksanaannya, yaitu melalui Peraturan
Pemerintah No. 52 Tahun 2005 (PP 52/2005) tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan.
42
Pasal 16, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 43
Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),
hal. 99
37
Menurut ketentuan tersebut stasiun penyiaran berlangganan harus
berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya
menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan yang
memancarluaskan atau menyalurkan materi siarannya secara
khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia atau
media informasi lainnya.
Persyaratan pendirian stasiun penyiaran berlangganan
mencakup: didirikan oleh warga negara Indonesia dengan bentuk
badan hukum Indonesia berupa perseroan terbatas yang memiliki
bidang usaha hanya menyeleggarakan jasa penyiaran
berlangganan dan modal awal usaha harus seluruhnya dimiliki
oleh orang Indonesia.
Pembiayaan media penyiaran berlangganan berasal dari iuran
berlangganan, siaran iklan dan usaha lain yang sah dan terkait
dengan penyelenggaraan penyiaran. Ketentuan lain seperti modal
pendirian, izin penyiaran, batasan kepemilikan dan siaran iklan
stasiun berlangganan adalah sama dengan stasiun penyiaran
swasta yang telah kita bahas sebelumnya.44
c) Stasiun komunitas
Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hukum
Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen
dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkauan
wilayahnya terbatas serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya. Komunitas adalah sekumpulan orang yang
bertempat tinggal atau berdomisili dan berinteraksi di wilayah
tertentu. Dengan kata lain, stasiun ini didirikan tidak untuk
44
Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),
hal. 104
38
mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang
mencari keuntungan semata.
Stasiun komunitas merupakan lembaga nonpartisan yang
didirikan oleh warga negara Indonesia dan berbentuk badan
hukum koperasi atau perkumpulan dengan seluruh modal
usahanya bersal dari anggota komunitas. Dalam hal ini, kegiatan
stasiun komunitas khusus menyelenggarakan siaran komunitas.
Stasiun komunitas didirikan dengan modal awal yang diperoleh
dari kontribusi komunitasnya yang berasal dari tiga orang atau
lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas. Stasiun ini dapat
memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah,
sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Lembaga
Penyiaran Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal
pendirian dan dana operasional dari pihak asing.
d) Staisun publik
Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang
didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak
komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat. Stasiun penyiaran publik terdiri atas Radio Republik
Indonesia (RRI) da Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang
stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota negara. Di daerah
provinsi, kabupaten atau kota dapat didirikan stasiun penyiaran
publik lokal.
Hambatan utama pengembangan stasiun penyiaran publik
adalah masalah dana operasional. Pada awalnya, stasiun
penyiaran publik tidak menerima iklan dan karenanya menerima
bantuan keuangan (subsidi) dari pemerintah. Namun banyak
negara yang harus mengurangi subsidi untuk stasiun penyiaran
39
publik seiring dengan kesulitan ekonomi yang dialami negara
termasuk di Indonesia. Stasiun penyiaran publik dewasa ini tidak
lagi diharamkan menyiarkan iklan. 45
4. Identitas
Berikut adalah sebuah metode yang digunakan oleh banyak
organisasi untuk mengelola proses identitas dengan sukses:
a. Lakukan audit identitas
Para konsultan melakukan riset mereka mengulas literatur
perusahaan, iklan, peralatan kantor, produk, layanan, dan
fasilitas. Mereka juga meriset persepsi-persepsi di antara
konstituen-konstituen yang paling penting, termasuk karyawan,
analis, dan konsumen. Idenya adalah untuk melakukannya secara
menyeluruh, untuk membuka hubungan-hubungan dan
ketidakkonsistenan, dan kemudian menggunakan audit tersebut
sebagai dasar bagi perubahan-perubahan identitas yang potensial.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang dalam
mengenai organisasi, yang artinya mendekati realita sedekat
mungkin dari perspektif-perspektif pada manajer di dalam dan
mencocokkannya dengan persepsi dari konstitue kunci.
b. Tentukan tujuan identitas
Memiliki tujuan yang jelas adalah hal yang esensial bagi
proses identitas. Tujuan-tujuan ini harus ditentukan oleh
manajemen senior dan harus menjelaskan bagaimana tiap
konstituen harus bereaksi terhadap proposal-proposal identitas
tertentu. Misalnya: “Sebagai hasil dari proses perubahan ini, para
45
Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),
hal. 107
40
analis akan mengenali organisasi kita sebagai lebih dari sekedar
perusahaan satu produk saja” atau “Memasang logo baru di
bagian luar toko-toko kita akan membuat konsumen akan lebih
sadar akan transformasi-transformasi dramatis yang terjadi di
dalam.” Amat sangat penting, bagaimanapun juga, bahwa
penekanannya diletakkan pada respons konstituen daripada
tindakan perusahaan.
Selain itu, perubahan yang dilakukan demi perubahan,
atau perubahan untuk mencapai standarisasi dunia, bukanlah
tujuan yang sepertinya akan sukses. Biasanya, perubahan-
perubahan seenaknya macam itu adalah akibat dari seorang CEO
yang ingin meninggalkan jejaknya di perusahaan, bukannya
memberikan langkah yang perlu di dalam evolusi citra
perusahaan.
c. Kembangkan desain dan nama
Setelah audit identitas selesai dan tujuan-tujuan jelas telah
ditetapkan, fase berikutnya dalam proses identitas adalah desain
aktual. Jika sebuah perubahan nama dibutuhkan, maka para
konsultan harus mencari alternatif-alternatif. Langkah ini tidak
dapat terjadi tanpa bantuan konsultan karena begitu banyak nama
yang sudah dipakai dan perusahaan harus menghindari
kemungkinan pelanggaran merek dagang dan nama. Walaupun
demikian, pilihan untuk perubahan tetap saja ratusan. Biasanya
pilihan-pilihan tertentu akan menonjol karena lebih pantas.
Kriteria seleksi tergantung dari beberapa variabel.
d. Kembangkan prototipe
Setelah desain akhir dipilih dan disetujui oleh semua yang
terlibat, konsultan mengembangkan model-model tersebut
41
menggunakan simbol atau nama baru. Untuk produk, kemasan
prototipe menunjukkan bagaimana merek tersebut digunakan di
dalam iklan. Jika operasi retail dilibatkan, maka sebuah model
dari toko tersebut dibangun. Pada situasi lain, identitas ditetapkan
kepada semua, termasuk dasi, T-shirt, kartu nama, dan peralatan
kantor untuk melihat bagimana perubahan itu berjalan.
Untuk mencegah kegagalan, sekkelompok orang dan
sudut pandang yang beragam harus dilibatkan di dalam proses
keseluruhan. Satu peringatan adalah untuk menghindari
pengakomodasian ide-ide yang berbeda-beda dengan
mengencerkan konsep. Sebuah perusahaan seharusnya tidak
menerima sebuah identitas dari suara terbanyak saja. Dua cara
untuk mengatasi tugas ini adalah untuk membriarkan seorang
pemimpin memenangkan desain ini atau mendirikan sebuah
komite yang kuat untuk mengerjakan program ini. Di dalam
pendekatan manapun, semua harus diinformasikan mengenai
proyek tersebut dan dilibatkan dari awal. Lebih banyak orang
terlibat di dalam pross dari awal, lebih sedikit usaha yang
diperlukan untuk menjual ide tersebut setelah semua kerja keras
yang dilakukan.
e. Luncurkan dan komunikasikan
Dari banyaknya waktu dan orang yang terlibat di dalam
proses, berita tentang perubahan dapat dengan mudah dibocorkan
kepada publik. Kadang-kadang, publisitas semacam ini
merupakan kejadian yang positif karena dapat menciptakan
semangat dan rasa antisipasi. Namun, tetap saja peristiwa
kebetulan seperti itu bukan pengganti bagi sebuah perkenalan
identitas baru perusahaan secara formal. Untuk membangun
42
drama ke dalam pengumumannya, staf hubungan masyarakat
harus kreatif dalam mengundang para reporter tanpa
membocorkan tujuan utamanya. Ada satu perusahaan yang
mengirimkan pensil sepanjang enam kaki dan sebuah kalender
besar dengan tanda pada tanggal konferensi pers untuk
mengumumkan perubahan mereka.
Pada konferensi pers itu sendiri, desain tersebut harus
dengan jelas dipajang dalam berbagai konteks, dan para eksekutif
senior harus dengan saksama menjelaskan stratgei di belakang
program tersebut. Sebagai alat komunikasi tambahan, perusahaan
mungkin ingin menggunakan iklan, tayangan Web atau rilis
berita video, dan jaringan satelit. Terutama karena bertambah
signifikannya peran platform Web yang bermain di dalam sistem
komunikasi, alat ini, dan juga blog serta jaringan media sosial,
harus dimanfaatkan untuk mencapai audiens target di tempat-
tempat di mana mereka mengonsumsi media secara personal.
f. Implementasikan program
Langkah terakhir adalah implementasi, yang dapat
membutuhkan waktu tahunan di dalam perusahaan-perusahaan
besar dan beberapa bulan untuk perusahaan yang lebih kecil.
Penolakan tidak dapat dihindari, tetapi apa yang sering
mengejutkan adalah besarnya rasa kepemilikan para konstituen
terhadap identitas yang lama.
43
5. Kerangka Konsep
Table 2 Kerangka Konsep
STRATEGI DAKWAH
(Asmuni Syukir)
Azas
Keahlian
Da’i
Azas
Filosofis
Azas
Sosiolog
is
Azas
Psycholo
gis
Azas
efektivitas
dan efisien
Ideologi
Media
Da’I &
Tim
Produksi
Mitra
Dakwah
25 tahun
ke atas
Mitra
Dakwah
&
Da’I
6 M
Tahap 5:
Mengemas
Realitas
Simbolik
(Siaran On Air)
Tahap 6:
Menetapkan
Realitas
Objektif
(Kegiatan Off
Air)
Modifikasi
SMRC dan
Event
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Logo dan Filosofis
Figure 1 Logo Radio Dakta
Dalam logo Radio Dakta pada gambar menunjukkan
identitas Radio Dakta. Didalam logo tersebut tertulis alamat
Radio Dakta di 107 FM. Selain frekuensi, logo tersebut juga
menunjukkan motto Radio Dakta yaitu bijak dan cerdas. Maksud
dari motto ini adalah Radio Dakta sebagai radio informasi harus
memberikan informasi secara bijak. Kemudian dari informasi
yang bijak tersebut diharapkan mampu mencerdaskan pendengar
Radio Dakta. Logo Radio Dakta memang terlihat cukup
sederhana. Hanya ada nama, frekuensi, dan motto saja. Paduan
warna yang digunakan juga tidak banyak, hanya hitam-kuning,
dan sedikit warna putih.
B. Sejarah Radio Dakta
Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan bapak
H.Iman Loebis sebagai pemilik PT. Java Motors yang bercita-cita
45
untuk membangun sebuah radio sebagai sarana menyebarkan
informasi dan dakwah di tengah masyarakat.
Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor
di frekuensi AM 1260 KHz yang berlokasi di Bandung, Jawa
Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan
teknis maka dipindahkan izin penyiarannya ke wilayah Bekasi
dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah
Jabodetabek.
PT. Radio Nada Komunikasi Utama pada tanggal 27
Maret 1992 mengudaralah Radio DAKTA dengan format radio
informasi di frekuensi 92,15 FM yang dipancarkan di jalan
KH.Agus Salim No. 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya
penataan frekuensi siaran radio yang dilakukan oleh Departemen
Komunikasi dan Informatika, maka sejak tanggal 1 Agustus 2004
radio Dakta pindah frekuensi di 107 FM.
Dalam perjalanannya radio dakta mengalami beberapa
kali perubahan format yaitu format Radio Sahabat Wanita, Radio
Keluarga hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya
menjadi Radio Informasi sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.
Dakta dengan motto “Bijak dan Cerdas” berkomitmen
untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan
bagi pendengar. Radio dakta juga terus membangun kesadaran
masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi
pendengar untuk memberikan informasi secara langsung.
Menyampaikan saran dan keluhan tentang fasilitas dan pelayanan
publik serta memberikan tanggapan dan opini mengenai berbagai
isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian masyarakat.
46
Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga
banyaknya program radio baik off-air dan on-air yang kental
dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra islami melekat
erat dengan Radio Dakta. Dari segi muatan siaran juga
menunjukkan bahwa radio ini memiliki segmentasi islam. Lebih
dari 40 persen siaran radio dakta memiliki muatan islami, seperti
kajian, muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an.
Siaran radio ini mengenai beragam peristiwa yang terjadi
di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga informasi seputar
pelayanan masyarakat, antara lain: kerusakan fasilitas umum, info
lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan, dan lain
sebagainya. Sasaran dari radio dakta adalah memaparkan
perkembangan dinamika masyarakat, khususnya yang berdomisili
di Bekasi dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan religi yang berbasiskan pedoman agama Islam. Acara dari
Radio Dakta juga semakin menguatkan identitas radio dakta
sebagai radio yang mengedepankan konten-konten islami.
Beberapa diantaranya acara on air kajian malam. Selain itu, ada
program off air radio dakta seperti Taklim dakta, Dakta peduli,
dan Toko Dakta yang juga menyediakan buku-buku bacaan islam
dan obat-obatan herbal. Dengan hal-hal tersebut, tak salah jika
menyebut Radio Dakta sebagai radio yang memiliki fokus lebih
dibidang Islam, walau demikian radio dakta juga tak lupa untuk
memberikan informasi terkini diluar dunia islam.
47
C. Visi dan Misi Radio Dakta
Visi
Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di
Indonesia, yang bernafaskan Islam dan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Misi
Menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan
keadilan sesuai ajaran Islam. Membangun image sebagai
radio pemersatu umat Islam. Meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang lebih baik Membangun komunitas yang
produktif, kreatif dan mandiri secara menyeluruh.
Table 3 Visi & Misi Radio Dakta
D. Company Profile
Nama Perusahaan PT. Radio Nada Komunikasi Utama
ID Station Dakta FM
Berdiri 27 Maret 1992
IPP 75/KEP/M.KDMINFO/03/2007
No. Anggota PRSSNI 013-1/1973
Call Sign PM3FRU
Frekuensi FM 107
Pemancar RVR - VJ10000TR
Tinggi Tower 72 Meter
48
48
E. Struktur Organisasi Radio Dakta
Director Andi Kosala
General Manager Suyanti
Programme Division Manager
: Announcer Hayatun, Maula, Ulfi, Riska,
Tyas, Hanna, Elnoor, Izal.
: Social Media Ulfa Nurul
: Reporter Ardi, Bayu,Jaenuddin, Boy
: Website
Adit Wahyudi,
Asiyah Afiifah
: Administration Ria Novita
: Production Triyono
: Operator Mustakim, Agus, Noval,
Dicky
Resource Division Manager
Business Devt Division Manager
Human Resource Ratna
Wahyuningsih
General Affair Ratna
Wahyuningsih
Finance
:Cashier Wiwik, Iskania
: Book Keeper
Wiwik lection :Col
Suyanto
: Technician Mantik, Ari
EDP : : Reception
Desi Efrida : Security
Irawan, Jun : Driver
Acip Suryana, Iwan,
Kusnadi : Office Boy
Rodin, Jaya
: Sales Supervisor Hendi
: Off Air Officer Yogi Wawa
Account Executive : Hendi, Hardiki, Tia
Traffic & Adm : Ahmad Harahap
49
DIVISI PROGRAM SIARAN RADIO DAKTA
Koordinator Syifa Faradila
Sekretaris Redaksi Ria Novita
Social Media Ulfa Nurul
Website Admin Adit Wahyudi
Website Editor Asiyah Afifah
Penyiar 1. Syifa Faradila (Hayatun
Fadriyanti)
2. Ulfiana Larasati
3. Maula Ahmad
4. Riska Nur Syahri
5. Tyas Rahayu (Rahayu
Drianingtias)
6. Elnoordiansyah
7. Hanna Ritonga (Siti
Nurjannah)
8. Andy Faizal
Reporter 1. Ardi Mahardika
2. Bayu Samudera
3. Boy Aditya
4. Jaenuddin Ishaq
Operator 1. Firman Hakim
(Mustakim)
2. Bagus Koencoro (Agus
Widodo)
3. Noval Rizky Arisandi
4. Dicky Kosasih
50
F. Sosial Media Radio Dakta
Figure 2 Twitter : @RadioDakta
Figure 3 Facebook : Siaran Radio Dakta
52
G. PROFIL PROGRAM RADIO DAKTA 2019:
Memperjelas day part siaran sesuai dengan circle clock jam
siaran (mengudara) Radio Dakta secara reguler dari pukul 06.00-
22.00 denga pembagian day part sebagai berikut:46
1. Program Weekdays (Senin-Jumat)
Dakta Pagi : Pukul 06.00 -10.00 WIB (prime time pagi)
Menghadirkan dialog, informasi, dan peristiwa
sebagai starting mengangkat topik-topik yang sedang
menjadi perbicangan dan perhatian publik (public
concern) dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial,
baik yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta
(berita dan topik yang didapatkan dan dipublish kepada
masyarakat pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional
maupun lokal Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun yang
berkembang di media massa nasional dengan narasumber
yang diutamakan A1 (berkaitan langsung dengan
informasi, berita, dan peristiwa). Sumber acuan kerja tim
Dakta Pagi adalah transfer informasi tim Dakta Sore dan
dan agenda setting tim Dakta Pagi.
Table 4 Dakta Pagi
Traffic Report Pagi Laporan reporter secara rutin
dari berbagai lokasi di Kota dan
kabupaten Bekasi, serta
perbatasan antara Jakarta dengan
Kota Bekasi yang menjadi jalur
46
www.dakta.com
53
masuk warga Kota dan
kabupaten Bekasi ke wilayah
Jakarta mulai pukul 06.30 dan
dilanjutkan setiap satu jam
sampai selesainya Dakta pagi
pada pukul 10.00 WIB.
Ulasan Media Menghadirkan analisa terhadap
berita yang berkembang
ditengah masyarakat dari
presfektif insan media.
Sorotan Dunia Islam Menghadirkan berbagai
pembahasan dari berbagai
perkembangan yang
menyangkut masyarakat muslim
nasional dan internasional.
Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan
durasi maksimal 4 menit yang
menghadirkan 3 berita utama
terkini dari berita dan peristiwa
terkini yang berkembang di
Radio dakta, media nasional dan
internasional.
News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan
durasi maksimal 2 menit yang
54
menghadirkan informasi utama
mengenai berita dan peristiwa
yang berkembang di lokal Kota
dan Kabupaten Bekasi.
Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50
pada setiap jamnya yang
berdurasi 3 menit dan berisi
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pendengar mengenai
hadist-hadist Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam
sebagai sarana edukasi agar
tidak salah dalam menafsirkan
makna hadist dan dapat
mempraktekannya dengan benar
dalam kehidupan sehari-hari.
Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang
berdurasi 5 menit dan berisi
pemaparan dari Da’i-Da’I
terkenal (Ustad Abdul Somad,
Ustad Adi Hidayat, Ustad Yusuf
Mansur, dan Aa Gym) mengenai
berbagai permasalahan
keumatan dan solusi jalan keluar
terbaik berdasarkan Qur’an dan
55
Hadist dalam rangka lebih
meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan meningkatkan
kualitas hubungan antar sesama
manusia, baik sesama muslim
maupun non muslim.
Traffic report pagi, Ulasan Media, dan Sorotan Dunia Islam
merupakan pembeda utama antara Dakta pagi dengan Dakta
Siang I dan II, Dakta Sore, dan Dakta Malam.
Dakta siang I : Pukul 10.00 - 13.00 WIB
Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta pagi dan
mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting
tim Dakta Siang, baik itu informasi, berita, dan peristiwa
dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang
berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan topik
yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat pertama kali
oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal Kota dan
Kabupaten Bekasi) maupun yang berkembang di media massa
nasional dengan narasumber yang diutamakan A1 (berkaitan
langsung dengan informasi, berita, dan peristiwa).
Table 5 Dakta Siang
ROS (report on the spot)
Liputan secara live dibidang
politik, ekonomi, sosial,
56
pendidikan, hukum, pelayanan
publik, dan peristiwa, baik
nasional maupun lokal Kota dan
kabupaten Bekasi dari tim
liputan Radio Dakta.
Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-15
menit sebagai sarana
penyampaian informasi dan
keluhan masyarakat (live/on air)
terhadap fasilitas umum dan
pelayanan publik di Kota dan
kabupaten Bekasi untuk
ditindaklanjuti oleh Dakta Radio
kepada pimpinan daerah
(Walikota dan Wakil Walikota
atau Bupati dan Wakil Bupati,
serta SKPD yang terkait). Selain
juga tindaklanjut kepada
lembaga penyedia jasa (PDAM,
PLN, Telkom, penyedia jasa
layanan intenet dan kabel TV,
serta lainnya).
Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan
durasi maksimal 4 menit yang
menghadirkan 3 berita utama
terkini dari berita dan peristiwa
57
yang berkembang di Radio
Dakta, media nasional dan
internasional.
News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan
durasi maksimal 2 menit yang
menghadirkan informasi utama
mengenai berita dan peristiwa
yang berkembang di lokal Kota
dan Kabupaten Bekasi.
Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50
pada setiap jamnya yang
berdurasi 3 menit dan berisi
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pendengar mengenai
hadist-hadist Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam
sebagai sarana edukasi agar tidak
salah dalam menafsirkan makna
hadist dan dapat
mempraktekannya dengan benar
dalam kehidupan sehari-hari.
Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang
berdurasi 5 menit dan berisi
pemaparan dari Da’i-Da’I
terkenal (Ustad Abdul Somad,
Ustad Adi Hidayat, Ustad Yusuf
58
Mansur, dan Aa Gym) mengenai
berbagai permasalahan keumatan
dan solusi jalan keluar terbaik
berdasarkan Qur’an dan Hadist
dalam rangka lebih
meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan meningkatkan kualitas
hubungan antar sesama manusia,
baik sesama muslim maupun non
muslim.
Sentuhan Nurani Setiap pukul 12.00-13.00 WIB
yang menghadirkan kajian
mengenai berbagai pengetahun
keislaman yang disampaikan
oleh para ustadz yang memiliki
keilmuan dan kompetensi di
bidangnya dengan tujuan sebagai
edukasi untuk pendengar Radio
Dakta dalam rangka:
Meningkatkan kualitas ibadah
dan hubungan antara manusi
sebagai ciptaan Allah
Subhanahu Wa Ta'ala sebagai
sang pencipta (Hablum
Minallah).
59
Meningkatkan kualitas
hubungan antara manusia
dengan sesama manusia
(Hablum Minannas), baik
yang memiliki hubungan
kekerabatan (keluarga)
maupun tidak, baik dengan
sesama muslim maupun
tidak).
Maratus Solihah Setiap Jumat pukul 12.30-13.00
yang menghadirkan kajian
khusus bagi perempuan
mengenai berbagai pengetahuan
keislaman yang disampaikan
oleh para ustazah yang memiliki
keilmuan dan kompetensi di
bidangnya dengan tujuan
memberikan edukasi kepada
perempuan muslimah dalam
masalah:
Hukum-hukum agama yang
khusus berkaitan dengan
perempuan muslimah.
Mempersiapkan diri untuk
mendapatkan pendamping
hidup melalui cara-cara yang
60
sesuai dengan ajaran Islam
(persiapan pra nikah).
Bagaimana menjadi
pendamping yang baik bagi
pasangan hidup dalam rangka
membina keluarga yang
sakinah, mawaddah,
warahmah.
Bagaimana memberikan
pendampingan dan
pembinanaan bagi anak-anak
sesuai dengan kaedah-kaedah
Islam.
Safari Jum’at
Setiap jumat 12.00-12.30 yang
menghadirkan live even sholat
Jumat dari berbagai masjid yang
ada di Kota dan kabupaten
bekasi. Program ini diisi dengan
dialog bersama Pengurus DKM
sebelum sholat Jumat dimulai
mengenai aktivitas masjid,
sejarah masjid, bentuk bangunan
unik masjid, serta live khotbah
Jumat.
ROS, program “Apa Kabar Bekasi”, Sentuhan Nurani, dan
61
Maratus Solihah (khusus setiap Jumat), serta Safari Jum’at,
Menjadi pembeda utama Dakta Siang dengan Dakta pagi, Dakta
Sore, dan Dakta Malam.
Dakta Siang II : Pukul 13.00 -16.00 WIB
Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta siang I dan
mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting
tim Dakta Siang II , baik itu informasi, berita, dan peristiwa
dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang
berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan topik
yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat pertama kali
oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal Kota dan
Kabupaten Beksi) maupun yang berkembang di media massa
nasional dengan narasumber yang diutamakan A1 (berkaitan
langsung dengan informasi, berita, dan peristiwa).
ROS (report on the spot)
Liputan secara live dibidang
politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, hukum, pelayanan
publik, dan peristiwa, baik
nasional maupun lokal Kota
dan kabupaten Bekasi dari tim
liputan Radio Dakta.
Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-15
menit sebagai sarana
penyampaian informasi dan
62
keluhan masyarakat (live/on
air) terhadap fasilitas umum
dan pelayanan publik di Kota
dan kabupaten Bekasi untuk
ditindaklanjuti oleh Dakta
Radio kepada pimpinan daerah
(Walikota dan Wakil Walikota
atau Bupati dan Wakil Bupati,
serta SKPD yang terkait).
Selain juga tindaklanjut kepada
lembaga penyedia jasa (PDAM,
PLN, Telkom, penyedia jasa
layanan intenet dan kabel TV,
serta lainnya).
Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan
durasi maksimal 4 menit yang
menghadirkan 3 berita utama
terkini dari berita dan peristiwa
yang berkembang di Radio
Dakta, media nasional dan
internasional.
News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan
durasi maksimal 2 menit yang
menghadirkan informasi utama
mengenai berita dan peristiwa
63
yang berkembang di lokal Kota
dan Kabupaten Bekasi.
Hadir di menit 20, 35, dan 50
pada setiap jamnya yang
berdurasi 3 menit dan berisi
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pendengar
mengenai hadist-hadist Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam sebagai sarana
edukasi agar tidak salah dalam
menafsirkan makna hadist dan
dapat mempraktekannya
dengan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang
berdurasi 5 menit dan berisi
pemaparan dari Da’i-Da’I
terkenal (Ustad Abdul Somad,
Ustad Adi Hidayat, Ustad
Yusuf Mansur, dan Aa Gym)
mengenai berbagai
permasalahan keumatan dan
solusi jalan keluar terbaik
berdasarkan Qur’an dan Hadist
dalam rangka lebih
64
meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan meningkatkan
kualitas hubungan antar sesama
manusia, baik sesama muslim
maupun non muslim.
ROS dan program “Apa Kabar Bekasi” Menjadi pembeda
utama Dakta Siang dengan Dakta Pagi, Dakta Sore, dan Dakta
malam.
Dakta Sore : Pukul 16.00 – 20.00 (prime time sore)
Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta Siang I
dan II dan mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan
agenda setting tim Dakta Sore, baik itu informasi, berita, dan
peristiwa dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik
yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan
topik yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat
pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal
Kota dan Kabupaten Beksi) maupun yang berkembang di
media massa nasional dengan narasumber yang diutamakan
A1 (berkaitan langsung dengan informasi, berita, dan
peristiwa).
Table 6 Dakta Sore
Traffic Report Sore Laporan reporter secara rutin
dari berbagai lokasi di Kota
dan kabupaten Bekasi, serta
65
perbatasan antara Jakarta
dengan Kota Bekasi yang
menjadi jalur masuk warga
Kota dan kabupaten Bekasi ke
wilayah Jakarta mulai pukul
17.10 dan dilanjutkan setiap
satu jam sampai selesainya
Dakta pagi pada pukul 18.00
WIB
ROS (report on the spot) Liputan secara live dibidang
politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, hukum, pelayanan
publik, dan peristiwa, baik
nasional maupun lokal Kota
dan kabupaten Bekasi dari tim
liputan Radio Dakta.
Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-
15 menit sebagai sarana
penyampaian informasi dan
keluhan masyarakat (live/on
air) terhadap fasilitas umum
dan pelayanan publik di Kota
dan kabupaten Bekasi untuk
ditindaklanjuti oleh Dakta
Radio kepada pimpinan daerah
(Walikota dan Wakil Walikota
66
atau Bupati dan Wakil Bupati,
serta SKPD yang terkait).
Selain juga tindaklanjut kepada
lembaga penyedia jasa
(PDAM, PLN, Telkom,
penyedia jasa layanan intenet
dan kabel TV, serta lainnya).
Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan
durasi maksimal 4 menit yang
menghadirkan 3 berita utama
terkini dari berita dan
peristiwa yang berkembang di
Radio Dakta, media nasional
dan internasional.
News Flash (NF)
Setiap 15 menit sekali dengan
durasi maksimal 2 menit yang
menghadirkan informasi
utama mengenai berita dan
peristiwa yang berkembang di
lokal Kota dan Kabupaten
Bekasi.
Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50
pada setiap jamnya yang
berdurasi 3 menit dan berisi
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pendengar
67
mengenai hadist-hadist Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam sebagai sarana
edukasi agar tidak salah dalam
menafsirkan makna hadist dan
dapat mempraktekannya
dengan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam
yang berdurasi 5 menit dan
berisi pemaparan dari Da’i-
Da’I terkenal (Ustad Abdul
Somad, Ustad Adi Hidayat,
Ustad Yusuf Mansur, dan Aa
Gym) mengenai berbagai
permasalahan keumatan dan
solusi jalan keluar terbaik
berdasarkan Qur’an dan
Hadist dalam rangka lebih
meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan meningkatkan
kualitas hubungan antar
sesama manusia, baik sesama
muslim maupun non muslim.
Mutiara Hikmah Setiap pukul 16.00-17.00 WIB
68
yang menghadirkan kajian
mengenai berbagai pengetahun
keislaman dan membahas
masalah-masalah yang
berkembang baik dalam
bidang politik, hukum, dan
sosial yang menyentuh
kepentingan umat Islam.
Mutiara Hikmah disampaikan
oleh para ustadz yang
memiliki keilmuan dan
kompetensi di bidangnya,
Mutiara Hikmah disampaikan
dengan format interaktif,
dimana pendengar dapat
bertanya langsung kepda
ustadz yang yang menjadi
narasumber dan dipandu oleh
presenter dengan format
dialog. Mutiara Hikmah
bertujuan sebagai edukasi
untuk pendengar Radio Dakta
dalam rangka:
a) Meningkatkan peran dan
partisipasi umat diberbagai
bidang kehidupan yang
69
sesuai dengan koridor-
koridor Islami.
b) Meningkatkan kualitas
ibadah dan hubungan
antara manusi sebagai
ciptaan Allah Subhanahu
Wa Ta'ala sebagai sang
pencipta (Hablum
Minallah).
c) Meningkatkan kualitas
hubungan antara manusia
dengan sesama manusia
(Hablum Minannas), baik
yang memiliki hubungan
kekerabatan (keluarga)
maupun tidak, baik dengan
sesama muslim maupun
tidak).
Traffic Report Sore dan Mutiara Hikmas menjadi pembeda
utama Dakta Sore dengan Dakta pagi, Dakta Siang, dan Dakta
Malam.
Dakta malam : Pukul 20.00 – 22.00
Berisi kajian mengenai hadist, fiqih, arti dan makna ayat-ayat
Al Qur An serta berbagai persoalan umat yang bertujuan
70
sebagai edukasi bagi masyarakat/pendengar dalam rangka
mengapai kebahagian dunia dan akherat.
Program Weekend (Sabtu dan Minggu)
Pembagian Day part pada program weekend sama dengan
program weekdays, yaitu Dakta pagi, Dakta Siang I, Dakta
Siang II, Dakta Sore, dan Dakta Malam, hanya saja ada
perbedaan dari sisi item-item program-program khusus yang
dihadirkan pada Sabtu dan Minggu. Disamping ada juga
persamaan beberpa item program.
Persamaan item-item program weekend dan weekdays:
Updating transfer informasi dan pekerjaan dari satu tim day
part ke tim day part selanjutnya.
Mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting
masing-masing tim day part, baik itu informasi, berita, dan
peristiwa dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik
yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan
topik yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat
pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal
Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun yang berkembang di
media massa nasional dengan narasumber yang diutamakan
A1 (berkaitan langsung dengan informasi, berita, dan
peristiwa).
Table 7 Program Weekend
Traffic Report Sore Laporan reporter secara rutin
dari berbagai lokasi di Kota
dan kabupaten Bekasi, serta
71
perbatasan antara Jakarta
dengan Kota Bekasi yang
menjadi jalur masuk warga
Kota dan kabupaten Bekasi ke
wilayah Jakarta mulai pukul
17.10 dan dilanjutkan setiap
satu jam sampai selesainya
Dakta pagi pada pukul 18.00
WIB
ROS (report on the spot) Liputan secara live dibidang
politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, hukum, pelayanan
publik, dan peristiwa, baik
nasional maupun lokal Kota
dan kabupaten Bekasi dari tim
liputan Radio Dakta
Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-
15 menit sebagai sarana
penyampaian informasi dan
keluhan masyarakat (live/on
air) terhadap fasilitas umum
dan pelayanan publik di Kota
dan kabupaten Bekasi untuk
ditindaklanjuti oleh Dakta
Radio kepada pimpinan daerah
(Walikota dan Wakil Walikota
72
atau Bupati dan Wakil Bupati,
serta SKPD yang terkait).
Selain juga tindaklanjut kepada
lembaga penyedia jasa
(PDAM, PLN, Telkom,
penyedia jasa layanan intenet
dan kabel TV, serta lainnya).
Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan
durasi maksimal 4 menit yang
menghadirkan 3 berita utama
terkini dari berita dan peristiwa
yang berkembang di Radio
Dakta, media nasional dan
internasional.
News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan
durasi maksimal 2 menit yang
menghadirkan informasi utama
mengenai berita dan peristiwa
yang berkembang di lokal
Kota dan Kabupaten Bekasi.
Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50
pada setiap jamnya yang
berdurasi 3 menit dan berisi
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pendengar
mengenai hadist-hadist Nabi
73
Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam sebagai sarana
edukasi agar tidak salah dalam
menafsirkan makna hadist dan
dapat mempraktekannya
dengan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang
berdurasi 5 menit dan berisi
pemaparan dari Da’i-Da’I
terkenal (Ustad Abdul Somad,
Ustad Adi Hidayat, Ustad
Yusuf Mansur, dan Aa Gym)
mengenai berbagai
permasalahan keumatan dan
solusi jalan keluar terbaik
berdasarkan Qur’an dan Hadist
dalam rangka lebih
meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan meningkatkan
kualitas hubungan antar
sesama manusia, baik sesama
muslim maupun non muslim.
Mutiara Hikmah Setiap pukul 16.00-17.00 WIB
yang menghadirkan kajian
74
mengenai berbagai pengetahun
keislaman dan membahas
masalah-masalah yang
berkembang baik dalam bidang
politik, hukum, dan sosial yang
menyentuh kepentingan umat
Islam. Mutiara Hikmah
disampaikan oleh para ustadz
yang memiliki keilmuan dan
kompetensi di bidangnya,
Mutiara Hikmah disampaikan
dengan format interaktif,
dimana pendengar dapat
bertanya langsung kepda
ustadz yang yang menjadi
narasumber dan dipandu oleh
presenter dengan format
dialog. Mutiara Hikmah
bertujuan sebagai edukasi
untuk pendengar Radio Dakta
dalam rangka:
a) Meningkatkan peran dan
partisipasi umat diberbagai
bidang kehidupan yang
sesuai dengan koridor-
koridor Islami.
75
b) Meningkatkan kualitas
ibadah dan hubungan antara
manusi sebagai ciptaan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
sebagai sang pencipta
(Hablum Minallah).
c) Meningkatkan kualitas
hubungan antara manusia
dengan sesama manusia
(Hablum Minannas), baik
yang memiliki hubungan
kekerabatan (keluarga)
maupun tidak, baik dengan
sesama muslim maupun
tidak).
Perbedaaan item-item program weekend dan weekdays :
SABTU (Dakta Pagi)
Table 8 Perbedaan Weekend & Weekdays Sabtu
06.00 – 07.30 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
peristiwa, topik-topik yang
menjadi perhatian dan
menarik bagi masyarakat.
76
3. Apa kabar Bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
4. Pantauan cuaca akhir
pecan, khususnya wilayah
Jabodetabek dan Jabar.
07.30 - 08.00 Bekasi Dalam Berita
08.00 – 08.30 Laporan reporter mengenai lalu
lintas, giat masyarakat, dll.
08.30 – 09.00 Indonesia Dalam Berita
SABTU (Dakta Siang)
09.00 – 10.00 Taman Pustaka
10.00 – 12.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
perisriwa, perkembangan
berita, human interest,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Apa kabar Bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
77
dan masukan.
4. Rencana ada program
dialog ekonomi
bekerjasama dengan
ekonom-ekonom UI
(durasi 60 menit)
12.00 – 13.00 Kajian
13.00 – 14.00 Reguler :
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
perisriwa, perkembangan
berita, human interest,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Apa kabar Bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
14.00 – 16.00 Galery Muda
SABTU (Dakta Sore)
Table 9 Dakta Sore
16.00 – 17.00 Kajian
17.00 – 18.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai
78
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
perisriwa, perkembangan
berita, human interest,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Apa kabar Bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
18.00 – 18.15 Sholat Maghrib
18.15 – 20.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
perisriwa, perkembangan
berita, human interest,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Informasi mengenai
budaya dan kuliner-kuliner
khas Bekasi.
20.00 – 22.00 Getar Kalam
79
MINGGU (Dakta Pagi)
Table 10 Minggu Dakta Pagi
06.00 – 09.00 Reguler :
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat masyarakat,
dll.
2. Wawancara perkembangan
peristiwa, topik-topik yang
menjadi perhatian dan
menarik bagi masyarakat,
human interest, olahraga,
info-info unik.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan
masukan.
4. Pantauan cuaca akhir
pekan, khususnya wilayah
jabodetabek dan jabar.
5. Catatan akhir pekan 08.30-
09.00
MINGGU (Dakta Siang)
Table 11 Minggu Dakta Siang
09.00 – 11.00 Reguler:
1. Laporan reporter
mengenai lalu lintas, giat
80
masyarakat, dll.
2. Wawancara
perkembangan peristiwa,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik
bagi masyarakat, human
interest, olahraga, info-
info unik.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
4. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
11.00 – 12.00 Tahsin
12.00 – 13.00 Kajian
13.00 – 16.00
Reguler:
1. Laporan reporter
mengenai lalu lintas, giat
masyarakat, dll.
2. Wawancara
perkembangan peristiwa,
perkembangan berita,
81
human interest, topik-
topik yang menjadi
perhatian dan menarik
bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
4. Jika ada program
talkshow (narasumber
undangan, KOMIK)
penyelengagraannya pada
14.00 – 15.00. Note:
dengan tetap
memperhatikan breaking
news dan bisa masuk
kapan saja di jam-jam
tersebut.
MINGGU (Dakta Sore)
Table 12 Minggu Dakta Sore
16.00 – 17.00 Kajian
17.00 – 18.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai
lalu lintas, giat
masyarakat, dll.
82
2. Wawancara perkembangan
peristiwa, perkembangan
berita, human interest,
topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan
dan masukan.
18.00 – 18.15 Sholat Maghrib
18.15 – 20.00 Tsaqofah
20.00 – 22.00 Sirah Nabawi
83
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mengemas Realitas
Simbolik
Strategi dakwah dalam program Dakta Pagi adalah
Strategi tilawah yaitu strategi penyampaian pesan-pesan Al-
Qur’an kepada ummat. Strategi ini diartikan sebagai proses
komunikasi antara da’i dengan mad’u. Dengan adanya strategi
tilawah mad’u diminta untuk mendengarkan da’I dengan
membaca sendiri pesan-pesan dakwah yang telah ditulis oleh
da’i. Strategi tilawah lebih mefokuskan pada bidang pemikiran
dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah melalui indra
penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang sehat.
Dalam acara kuliah fajar ustad sebagai da’I menyampaikan
ceramah dengan basic Al-Qur’an dan Sunnah juga menyertakan
ijma’ ulama dari kitab-kita terkenal. Acara Kuliah Fajar memiliki
segmen interaktif Tanya-jawab seputar materi yang dibawakan.
Hal ini bertujuan agar da’I dan pendengar terjalin sebuah ikatan
psikologis agar tujuan-tujuan dakwah tercapai.
Kuliah fajar merupakan program religi sebelum
dimulainya program regular pada daypart Dakta Pagi. Program
acaranya berisi Tanya-jawab seputar masalah fiqih, mumalah dan
ibadah.
Table 13 Pola Acara Kuliah Fajar
Pola Acara Segmen Strategi
Insert hadist Segmen 1 Pendidikan Keislaman
84
Insert iklan Dakta
Umroh, insert iklan
donasi pembangunan
masjid Islamic Centre
Bekasi
Segmen 2 Marketing Radio
Bumper In Segmen 3 Dakta Radio Bijak dan
Cerdas
Kuliah Fajar Segmen 4 Ceramah Ust, Ahmad
Syahili
Talkset 1, memanggil
pendengar, dialog,
Bapak Abdullah
Segmen 5 Dialog interaktif
pendengar bertanya
terkait materi yang
dibawakan
Talkset 2, ucapan
terima kasih,
memanggil
pendengar, dan dialog
Bapak Ihsan
Segmen 6 Dialog interaktif
pendengar bertanya
terkait materi yang
dibawakan
Talkset 3, memanggil
pendengar, dan dialog
Bapak Buyung
Segmen 7 Dialog interaktif
pendengar bertanya
terkait materi yang
dibawakan
Talkset 4, memanggil
pendengar dan dialog
Hamba Allah
Segmen 8 Dialog interaktif
pendengar bertanya
terkait materi yang
dibawakan
Talkset 5, menjawab
pertanyaan pendengar
Segmen 9 Dialog
Ustad ceramah
menjawab pertanyaan
pendengar
Closing Kuliah Fajar Segmen
10
Dialog
Ustad menutup acara
dengan bacaan
kafaarotul majelis
85
Program Dakta Pagi menghadirkan dialog informasi, dan
peristiwa sebagai starting mengangkat topik-topik yang sedang
menjadi perbincangan dan perhatian publik di bidang politik,
hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang berkembang sebagai
origin news Radio Dakta (berita dan topik yang didapatkan dan
dipublish kepada masyarakat pertama kali oleh Radio Dakta baik
nasional maupun lokal Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun
yang berkembang di media massa, nasional dengan narasumber
yang diutamakan A1 (berkaitan langsung dengan informasi,
berita, dan peristiwa).
Traffic Report Pagi merupakan laporan secara rutin dari
berbagai lokasi di Kota dan Kabupaten Bekasi, serta perbatasan
antara Jakarta dengan Kota Bekasi yang menjadi jalur masuk
warga Kota dan Kabupaten Bekasi ke wilayah Jakarta. Acara
Ulasan Media menghadirkan analisa terhadap berita yang
berkembang di tengah masyarakat dari perspektif insan media.
Table 14 Pola Acara Dakta Pagi
Pola acara Segmen Strategi
Insert iklan IONASIS Segmen 1 Marketing radio
Insert pembacaan Al-
Qur’an surat An-Nash
Segmen 2 Pendidikan keislaman
Insert iklan Indi Home Segmen 3 Marketing Radio
Bumper Radio satu
suara berjuta telinga
Bumper in dialog
informasi bersama
Alfamidi
Segmen 4 Marketing Radio
Insert Renungan
Ustad Anshori
Segmen 5 Pendidikan keislaman
86
Insert Iklan IONASIS Segmen 6 Marketing Radio
Talkset 1, informasi
lalu lintas, interaktif
pendengar persoalan
banjir Bekasi
Segmen 7 Pendengar
menyampaikan keluahan
persoalan banjir kepada
Radio Dakta agar
disampaikan kepada
pemerintah
Insert Iklan wakaf Al-
Qur’an braile
Segmen 8 Mengajak berinfak dan
sodaqah
Talkset 2, info lalu
lintas dari Bapak Rifki
Ardiansyah Polda
Metro Jaya
Segmen 9 Interaktir langsung
dilakan dengan
narasumber yang
berhubungan dengan
bidangnya
Insert iklan pelayanan
Dakta Pospay
Segmen
10
Marketing Radio
Insert iklan layanan
masyarakat dari
Persatuan Radio
Siaran Swasta
Nasional
Segmen
11
Marketing Radio
Bumper Dialog
informasi bersama
Alfamidi
Segmen
12
Marketing Radio
Insert iklan HAP
Promo Alfamidi
Segmen
13
Marketing radio
Insert Oase Iman Segmen
14
Pendidikan Keislaman
Insert iklan dakta Segmen Marketing radio
87
umroh 15
Talkset 3, info cuaca
dari Bapak Irsal
BMKG
Segmen
16
Interaktif langsung
dengan ahli
Insert iklan Indi Home Segmen
17
Marketing radio
Bumper in dialog
informasi bersama
Alfamidi
Segmen
18
Marketing radio
Talkset 4, interaktif
“Janji Palsu, Investasi
Bodong” bersama
Asyari Usman mantan
wartawan BBC
London dalam Acara
Ulasan Media
Segmen
19
Interaktif langsung
dengan ahli
Talkset 5, memanggil
pendenga bapak
Hamzah sharing
mengenai pengalaman
investasi
Segmen
20
Interaktif langsung
dengan ahli
Bumper out, penutup,
iklan alfamidi
Segmen
21
Marketing radio
Insert Al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 7
Segmen
22
Pendidikan keislaman
88
Temuan Tahap 5:
Dari segi muatan siaran menunjukkan bahwa radio ini
memiliki segmentasi Islam. Lebih dari 40 persen siaran radio
dakta memiliki muatan Islami, seperti kajian, muhasabah malam,
tafsir ayat Al-Qur’an dan Hadist. Narasumber atau ustad yang
mengisi acara membawakan ceramah dengan menyebutkan
sumber-sumbernya seperti Ayat Al-Quran, hadits Nabi yang
sohih, dan kitab-kitab ulama terkenal sehingga pendengar
mengetahui informasi tidak hanya diterima oleh logika tapi juga
sudah ada dalam Al-Qur’an. Narasumber dapat menjelaskan
dengan makna yang mudah dipahami oleh pendengar yang
menjadikan pendengar kritis terhadap tema yang dibawakan.
Unsur dakwah yang ditonjolkan pada format ini adalah
narasumber dan pendengar. Adanya prolog yang disampaikan
ustad menunjukkan pentingnya narasumber dan identitasnya.
Format ini menonjolkan keahlian narasumber dan kepercayaan
dari pendengar.
“umat itu cerdas tidak hanya cerdas membaca Al-
Qur’an, mereka juga harus cerdas memilih sekolah, harus
cerdas berekonomi, harus cerdas dunia pendidikan, harus
cerdas politik, harus cerdas kesehatan.”47
Kutipan di atas adalah hasil wawancara dengan Ibu
Suyanti General Manager Radio Dakta. Berdasarkan kutipan di
atas menggambarkan visi dari Radio Dakta yaitu menjadi media
47
Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November
2019.
89
informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang
bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan. Hal itu juga diperkuat dengan tagline Radio Dakta
yaitu “Bijak & Cerdas”.
Radio Dakta sangat jarang melakukan siaran tapping,
siaran tapping dilakukan apabila ustad yang menjadi narasumber
berhalangan hadir saat on air. Alasan jarangnya siaran tapping
adalah karena pendengar tidak bisa berinteraktif berbeda jika
siaran live pendengar lebih leluasa saat segmen interaktif.
Figure 6 Presentase Radio Dakta
Intensitas pendengar dengan Radio Dakta sangat baik,
radio dakta bukan hanya dikenal sebagai radio Islam tapi juga
radio layanan publik. Masyarakat yang mempunyai keluhan
apapun mengenai kota Bekasi dan sekitarnya akan bertanya
kepada Radio Dakta. Radio Dakta sebagai media berusaha
menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah, terutama
pemerintah Kota Bekasi. Seperti yang dikatakan oleh Ulfa Nurul
Div. Sosial Media dan Listener Service Radio Dakta:
“Misalkan kaya gini, masyarakat kan punya keluhan
tentang jalan rusak, tentang air PDAM yag kotor atau mati,
90
masyarakat kan bingung meskipun mereka punya sosial
media, misal kaya PDAM punya sosial media nih, tapi
mereka nggak interaktif tuh, misalkan ‘min air kotor nih
disini dan di sini keluarnya kotor kenapa?’ mereka kan nggak
langsung, tapi kalau mereka keluhan ke kita, misalkan hari
ini hari minggu pelayanan air di jl. Ahmad yani rusak atau
kotor, bau dll. Nah sesi call back, telfon balik.
Assalamualaikum ibu, bagaimana airnya sejak akapan bu
matinya?sudah dari kemarin mba dll nggak dapet respon
saya au ke dakta nih kalau dakta cepet, biasanya mereka
ngomong kaya gitu. Oh iya bu nanti akan kita sampaikan,
saya minta datanya dulu ya. Nomor pelanggan, alamat
rumah, lengkap, nanti saya hubungin atau tanyain ke
humasnya..”48
Setelah Div. Sosial Media dan Listener Service mendapat
aduan-aduan semacam itu, tim Radio dakta akan menghubungi
PDAM atau lembaga yang berkaitan, baru setelahnya akan
dinaikkan ke on air dengan wawancara langsung. Program
tersebut adalah program Apa Kabar Bekasi. Apa Kabar Bekasi
adalah program yang membahas semua permasalahan di Bekasi
baik layanan publik atau pemerintahan. Kemudian jika ada
permasalahan yang terus terulang kembali, Radio Dakta akan
memberikan wadah kepada lembaga yang bersangkutan untuk
mengadakan dialog publik.
48
Wawancara pribadi dengan Ulfa Nurul, Jl. KH. Agus Salim, 01 November
2019.
91
B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas Radio Dakwah
Di Kota Bekasi Pada Pasca Produksi
Table 15 Kebijakan Dalam Menerapkan unsur-unsur komunikasi
KEBIJAKAN
DALAM
MENERAPKAN
UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI
RADIO DAKTA 107 FM
KETERANGAN
SOURCE
STRUKTUR
RADIO DAN
JOB
DESCRIPTION
Owner- Direktur- General
Manager
Program Division Manager-
Announcer-Social Media-
Reporter- Website-
Administration- Production-
Operator
Resource Division Manager-
Human Resource- General
Affair- Finance Cashier- Book
Keeper- Collection
Business Devt Division
Manager- Sales Supervisor-
Off Air Officer- Account
Executive- Traffic & Adm
Technician- Reception-
Security- Driver- Office Boy
Penyiar di Radio
Dakta memanggil
sebutan nama asli
masing-masing
dengan kata ganti
“Saya”.
MESSAGE
IDE UTAMA
Bijak dan Cerdas MOTTO
CHANNEL
FORMAT
UTAMA
Siaran radio dakta mengenai
beragam peristiwa yang terjadi
di wilayah Bekasi dan
sekitarnya juga informasi
seputar pelayanan masyarakat,
antara lain: kerusakan fasilitas
Radio Dakta adalah
radio informasi
dengan basik Al-
Qur’an dan Sunnah.
Lebih dari 40 persen
siaran radio dakta
memiliki muatan
92
umum, info lalu lintas,
pelayanan di kantor
pemerintahan, dan lain
sebagainya.
Sasaran dari radio dakta adalah
memaparkan perkembangan
dinamika masyarakat,
khususnya yang berdomisili di
Bekasi dari sudut pandang
politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan religi yang
berbasiskan pedoman agama
Islam. Acara dari Radio Dakta
juga semakin menguatkan
identitas radio dakta sebagai
radio yang mengedepankan
konten-konten islami. Dari segi
muatan siaran menunjukkan
bahwa radio ini memiliki
segmentasi islam.
islami, seperti
kajian, muhasabah
malam, tafsir ayat
Al-Qur’an.
RECEIVER
PENERIMA
UTAMA
Mayoritas pendengar Radio
Dakta adalah pria sebesar 60%
dan wanita 40%. Usia
pendengar Radio Dakta adalah
25-50 tahun.
Pendengarnya
beragama Islam dan
terbuka dengan
perkembangan
zaman.
EFFECT
TUJUAN
UTAMA
PROGRAM
SIARAN
Memaparkan perkembangan
dinamika masyarakat,
khususnya yang berdomisili di
Bekasi, dari sudut pandang
politi, ekonomi, social,
budaya, dan religi yang
berbasiskan pedoman agama
Islam.
Program siaran informasi
Radio Dakta menjadi
media informasi dan
pembelajaran terbaik
di Indonesia, yang
bernafaskan Islam
dan memberikan
manfaat bagi
masyarakat dan
lingkungan.
93
yang lebih interaktif dan
solutif untuk segmen
kelompok pendengar dewasa
menengah atas.
Menjadi mediator atau ajang
diskusi terbuka untuk
kalangan masyarakat,
pemerintahan, dan praktisi
professional dalam membahas
berbagai masalah yang sedang
hangat terjadi di masyarakat.
Brand
Image
Temuan Tahap 6:
Format siaran radio merupakan hal penting dalam siaran
radio. Format akan langsung menunjukkan bagaimana identitas
dan karakteristik stasiun radio. Radio Dakta sempat beberapa kali
mengganti format siaran. Pada tahun 1992 radio dakta mengganti
formatnya menjadi radio keluarga, alasannya adalah karena
Bekasi merupakan pemukiman pasti ada bapak, ibu, dan anak
dalam satu keluarga. Tahun 1998 radio dakta kembali mengubah
format menjadi sahabat wanita, karena Bekasi merupakan
pemukiman, berarti banyak wanita yang ada di rumah sebagai ibu
rumah tangga. Radio dakta ingin membekali para wanita, maka
dari itu format radio dakta berubah menjadi sahabat wanita.
Kemudian pada tahun 2000 format radio dakta kembali berubah
menjadi radio informasi sampai dengan sekarang.
Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada
lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits,
itulah yang menjadi keunggulan tersendiri bagi Radio Dakta.
94
Seperti yang dikatakan oleh General Manajer Radio Dakta
sebagai berikut:
“Kalau bicara tadi, radio lagu-lagu elo pesen Mp3 aja
udah, mau ngapain, kita kan ingin itu sih pilihan kalau saya
pilihan, dia ngejar segmen emang bener ada yang seneng
lagu, biarin tapikan juga kita punya pintu-pintu lagi yang kan
nggak mungkin juga ya seIndonesia raya saya rangkul semua
saya nggak punya tangan ke situ, logikanya. Karena radio-
radio yang muncul itu adalah mereka yang alumni ustad di
dakta, ada. Jadi mereka siaran di dakta mereka punya
komunitas, mereka di pertanyakan oleh komunitasnya ‘pak
ustad, ente siaran di dakta kok ada lagu sih?’ gitu misalnya
‘jangan ada lagu dong’ cerita ke saya ‘bu yanti, boleh nggak,
nggak ada lagu?’ nggak bisa, saya belum siap nggak ada
lagu orang akan jenuh, lagu itu sebenernya untuk bridging
dari acara satu ke acara lainnya.”49
Radio Dakta meniadakan lagu-lagu adalah setelah adanya
complain dari pendengar yang kemudian dijadikan bahan
evaluasi dan hasilnya adalah mengganti lagu dengan siaran
hikmah dan hadits. Pada tahap enam yaitu evaluasi Radio Dakta
menghadirkan ustad-ustad yang fenomenal di Youtube. Bukan
hanya itu jika dahulu dakta hanya mempunyai siaran dakta pagi,
dakta siang, sore, dan malam sekarang Radio Dakta sudah
49
Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November
2019.
95
memiliki banyak sekali program acara salah satunya ada lifestyle,
tahsin dan lain sebagainya.
Radio Dakta menghadirkan ustad-ustad sebagai
narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi yang
berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang
kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan
umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan
ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu
diharapkan agar masyarakat berbikir luas dan cerdas. Dalam
siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-
hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya
membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi
satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu
perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-
ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
“Jadi kalau ada yang bilang dakta itu jenis kelaminnya apa
si? Kadang A kadang B. Dakta itu hanya radio siaran swasta,
kadang harapan pendengar itu dakta ni Muhammadiyah atau
NU atau Persis atau apa? Bukan. Dakta radio siaran swasta.
Kalau mencari perbedaan, banyak. Kenapa ngga kita cari
yang samanya? Jadi kalau kalian dengerin radio dakta ini
salah satu bentuk dakwah strateginya. Kita kumpulin semua
lembaga Islam yang ada di sini, kita kasih ruangan. Untuk
apa? Untuk mereka menyampaikan kebenaran, tapi tidak
menyampaikan cara-cara shalat yang beda-beda ada yang
96
diputer dulu itu jangan dibahas. Yang dibahas itu bagaimana
kita menjaga shalat itu istiqamah dari subuh, dzuhur, ashar,
maghrib, isya, ngejaga itu. Karena kalau dakta memberikan
ruang untuk ngomongin perbedaan jadi pecah. Makanya saya
rangkul semua. Akhirnya pendengar ada yang mengatakan,
dakta tuh apa sih, Muhammadiyah apa NU? Itu tadi ukhuwah
Islamiyah. Jadi, pendengar harus cerdas. Ambil yang
samanya, karena bicara itu, itukan ormas, lembaga
keislaman, jadi bukan agama.”50
Hal tersebut sudah menjadi strategi Radio Dakta sejak
awal, sejak awal Radio Dakta berdiri memang mereka fokus
basic nya adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Radio Dakta sebagai
media siaran swasta hanya menyampaikan dan mengajak umat
Islam kembali membuka Al-Qur’an. Segmentasi Radio Dakta
adalah orang-orang yang usianya sudah menginjak 25 tahun ke
atas.
“Nah kalau udah bicara agama emang harus hitam-hitam
putih-putih nggak boleh abu-abu, jadi emang kalau bagi
mereka yang nggak siap kupingnya gatel kupingnya panas,
karena nggak siap, harusnya dia siap menyiapkan diri
megang AlQur’annya. Nah itu yang sekarang ini boleh
dibilang umat itu menjadi mendengarkan yang A dianggap
salah, tapi dia tidak mendengarkan Al-Qur’annya. Jadi
akhirnya defend tidak terima itu yang salah. Saya siap
50
Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November
2019.
97
dengerin dakta yang jam berapa, kalau mereka yang masih
islamnya KTP mereka nggak berani di acara malam kajian,
karena itu harus yang bicara “lo mau ke Allah, harus gini, lo
mau ke Allah harus gitu, mau ke Surga harus gini, udah
nggak boleh enggak”. Cuma kan ngga semua siap, yang
belom siap silahkan di jam 12 siang dengerinnya, yang
sedeng-sedeng silahkan siap-siap dengerinya acara subuh.
Tapi acara jam 8 malam kajian malam, itu mreka yang sudah
artinya “go to Allah” gitu.”51
51
Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November
2019.
98
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori
Konstruksi Sosial Media Massa. Dalam penelitian disertasi
Armawati Arbi, mengemukakan bahwa terdapat enam tahap
proses kontruksi tersebut: tahap menerapkan kebijakan SMCRE,
tahap memilih ide, referensi, tahap membuat berbagai skrip,
tahap pembentukan realitas subjektif, tahap pengemasan realitas
simbolik, dan tahap penetapan realitas objektif. Penelitian ini
akan membahas proses konstruksi pada tahap lima pengemasan
realitas simbolik dan tahap enam evaluasi, tahapan Armawati
Arbi. Tahap lima adalah menciptakan dan peningkatkan
pengetahuan pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan
pendengar dan pencitraan problem pendengar. Kemudian di tahap
enam, tahap ini adalah tahap evaluasi. Hasilnya adalah apakah
format akan dipertahankan atau format akan diubah.
A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mengemas Realitas
Simbolik
Table 16 Siaran pukul 05.00-06.05
Program acara : Kuliah Fajar
Narasumber : Ustad. Ahmad Syahidi
Waktu : 12 Desember 2019, pukul 05.00-06.05 WIB
Tema : Alasan-Alasan Yang Dibenarkan Syariat Sehingga Dia Mendapatkan
Ruhsah Keringanan Dari Allah
DURASI NASKAH POLA ACARA
Insert
hadist (30
detik)
Bismillahirrahmanirrahiim Iqra’ul Qur’an
fainnahu ya’ti yaumal qiyamah syafi’al-li
ashabih rahum muslim. Bacalah olehmu Al-
Qura’an karena pada hari kiamat nanti ia
akan mendatangi orang yang membacanya
Memutar hadist
99
sebagai pemberi syafa’at. Hadist riwayat
Muslim.
Insert
iklan
dakta
umroh (2
menit)
Labbaikallahumma labbaik
Rekan Dakta, begitu banyak jasa Umroh
ditawarkan sehingga bingung memilihnya.
Dakta Umroh memberikan jawabanya,
berikut pengalaman Ibu Hajah Uli Sarmili
Saleh yang beralamat di Perum Cibitung
Kabupaten Bekasi saat menjalankan ibadah
umroh Bersama Dakta.
Testimoni jama’ah
Iklan dakta
umroh
Insert
iklan
pembangu
nan
masjid (40
detik)
Sebagai pusat pengembaga Dakwah dan
Kegiatan umat Islam, Islamic Center kini
sedang memperluas daya tampung Masjid
Nurul Islam agar lebih representative dan
nyaman untuk aktifitas ibadah dan syiat
Islam DKM Nurul Islam Islamic Center
Bekasi mengajak rekan untuk berpartisipasi
dalam Pembangunan Masjid Nurul Islam
Islamic Center Bekasi.
Iklan
pembangunan
masjid
Insert
Jingle
Station
(5 detik)
Dakta radio/ bijak dan cerdas// Memutar jingle
station
Insert
Bumper in
(25 detik)
Sang fajar datang/menyambut pagi
menghadirkan harapan baru/ bagi setiap
insannya// mari kita raih dengan penuh
pengharapan/kepada ilahi rabbi// saatnya
kami hadirkan kuliah fajar/ bersama Ustad
Ahmad Syahidi//
Bumper in
kuliah fajar
Talkset
opening
penyiar (1
menit 22
detik)
Bismillahirrahmanirrahiim//
Innalhamdalillah nahmaluhu wanastainhu
wannastaghfiru/
wanna’uzubillahiminnasyuruhi
wainnsyaita’I aminna mayyadahillah
falamudillad wamamalaikhu falahadi
allah//Ashadualla ilaahailallah wala
ahdahula syarikala wa Ashadu alla
Opening penyiar
sekaligus
narasumber.
Kuliah fajar
tidak
menggunakan
penyiar dalam
siaran.
100
Muhammadan abduhu warrasuluhuu allazi
nabi ba’da// Allahumma salli wasallim wa
alla alihi wasabbihi wamantabihu bihsanin
ilallahumiddiin//Rekan Dakta yang
dirahmati Allah// bijak bersyukur/ cerdas
bertafakur// Alhamdulillah/ dengan izin dan
keridhaan dari Allah SWT// kita masih
diberikan kesempatan untuk bisa menjalani
sebagian aktifitas kita sebagian amaliyah
ibadah kita/ baik itu yang terkait dengan
kebutuhan kita ataupun yang merupakan
takarub kita kepada Allah SWT/ mudah-
mudahan semua aktifitas itu buat nilai
ibadah dan tentunya menjadi pemberat bagi
timbangan kebaikan-kebaikan kita nanti di
Yaumil Hisab//
Talkset (
17 menit 3
detik)
Rekan Dakta yang dirahmati Allah// masih
melanjutkan tentang macam-macam alasan-
alasan yang dibenarkan syariat sehingga dia
mendapatkan ruhsah keringanan dari Allah//
kemarin kita telah bahasa tentang “Lupa”
//jadi lupa juga merupakan uzur syar’I/
barang siapa yang lupa/ maka dibenarkan
atau diberikan keringanan oleh Allah SWT
untuk mengganti ibadah tersebut/ atau
ibadah tersebut tidak batal// Seperti Ibadah
saum/ ibadah makan dan minum/ maka
kondisi lupa makan dan minum tidak
menjadi batal/ ibadah Shaum kita selama
kita masih tetap dilaksanakan// bagaimana
mestinya dan juga apabila kita Shalat/
ternyata ada hal yang lupa/ maka shalat itu
tidak batal/ tetapi pas sebelum salamnya kita
melakukan yang Namanya sujud syahwi//
Kemudian yang kedua/ kita kemarin
membahas tentang Aljahlu/ tentang ketidak
tahuan bahwa ketidak tahuan ini menjadi
Uzur syahr’I juga menjadi alasan untuk dia
mendapatkan keringanan/ ruhsah berupa
tidak terkenanya kewajiban/ atau mungkin
Review kajian
lalu dan
ceramah
101
dia bisa melaksanakan kewajiban dimana dia
saat pahamnya saat itu/ tetapi tentu bahwa
dalam syarat atau dalam ketentuan terkait
dengan Aljahlu ini harus dipenuhi tidak
semua ketidak tahuan ini menjadi Uzur
Syar’I/ tapi uzur syar’I yang tertentu yang
mendapatkan keringanan atau mendapat
dispensasi oleh Allah SWT// syarat yang
pertama adalah /‘annita’alla qa alla
bimaudhain istabahat fi’il adillattu kaljahli
fil maudil istihad waljahli fil maudi subaha//
syarat yang pertama harus dipenuhi bagi
seorang yang ahjalu atau orang yang tidak
tahu ini// yaitu bahwa yang tidak diketahui
terkait dengan dalil-dalil// yang masih samar
atau pada perkara yang masih diistihadkan//
Maka tentu tidak semua orang paham
terhadap dalil-dalil syar’I bahkan banyaknya
di antara kaum Muslimin mungkin bersifat
Taqlid atau I’tiba/ yaitu pengikuti saja apa
yang dijelaskan kepada mereka/ mereka
tidak paham terkait masalah-masalah yang
diIstihadkan/ maka kalau seandainya ini
tidak tahu maka ini uzur syar’I termasuk hal
yang dimaafkan karena masalah tersebut
masih masalah yang diitihadkan/ tetapi kalau
perkara-perkara yang memang itu
merupakan pengetahuan umum/ dan pasti
semua orang mengetahuinya maka tentu
tidak ada uzur syar’I// Seperti misalnya
shalat 5 waktu/ pasti semua orang paham
semua orang Islam tahu tentang kewajibanya
karena itu terkait tentang rukun Islam/ maka
perkara tersebut kalau dia mengatakan tidak
tahu maka ini tidak menjadi uzur syar’I//
Uzur syar’I itu misalnya/ ketika ada orang
yang tidak tahu tentang hal detail/ contoh
dalam masalah shalat/ ada orang yang tidak
tahu terkait hal Tumaninah/ ialah merupakan
termasuk kategori rukun dalam shalat nah
ada orang yang tidak tahu dia shalat cepat-
102
cepat aja/ dikiranya shalat itu yang penting
dilaksanakan/ yang penting bacaan benar
/tapi tidak Tumaninah/ maka perbuatan
ketidaktahuan dia termasuk uzur syar’I
/karena hal ini masih diistihadkan termasuk
rukun atau wajib shalat// Maka demikian
juga dengan ibadah-ibadah lain juga
termasuk dengan haji/ terkait dengan zakat/
Ada orang yang belum paham tentang zakat/
itu bahwa zakat itu wajib apabila telah
memenuhi haul dan nisaub/ ada yang tidak
paham dia main bayar -bayar aja/ padahal
belum waktunya// Nah ini ketidaktahuan ini
merupaka uzur syar’I walaupun masalah
zakat tidak merupakan uzur syar’I/ kalau dia
tidak melaksanakan ibadah zakat/ dia
berdosa dan tidak dipandang ketidahtahuan
karena zakat ini adalah masuk rukun Islam
ke-3 syahadat shalat zakat// jadi tidak
mungkin orang tidak tahu terhadap masalah
zakat ini/ tapi terkait dengan ukuran misal
ukuran zakat berapa persen nah ini termasuk
uzur syar’I/
Oleh karena itu/ syarat yang kedua yang
memenuhi ketidaktahuan ini adalah//
allayukinnuma inna anhu bisuali ahli ilmi
anuhmi/ jadi ketidaktahuan ini terkait
perkara yang kita tidak bisa menghindar atau
perkara yang tidak mungkin kita bertanya
kepada ahli ilmi/ pada para ulama atau
kepada orang-orang yang paham//
Amma izzah ta’arol ikhtiroju amma anhu
biankana bindakhalasil islam layujadwa
silattul khusul ahla ilmi syar’I fainhu ya
andhuru bijamahlihi// Adapaun orang yang
bisa atau masuk ke negara yang bukan
Islam/ kemudian di sana tidak ada orang
yang bisa ditanya terkait dengan hukum-
hukum Islam/ maka tentunya dia diberikan
uzur syar’I atau ketidaktahuanya// Tetapi
ketika di tempat ada orang banyak yang bisa
103
ditanya/ kemudian dia bilang tidak tahu
maka ini tidak bisa dibilang tidak tahu/
kenapa dia tidak belajar dan bertanya/ Jadi
bukan alasan dia tidak tahu karena sekarang
fasilitasnya sudah banyak apalagi jaman
sekarang orang bisa nanya apa saja dengan
adanya media social/ baik langsung atau
berupa rekaman di youtube dan sebagainya/
ini banyak sekali fasilitas untuk belajar
tentang hukum Islam// ah kalau jaman dulu
dia jauh dari fasilitas media sosial ,
komunikasi susah maka tentu dalam kondisi
seperti ini dianggap bahwa ketidaktahuan ini
sebagai uzur syar’i/ tapi sekarang semuanya
memungkinkan bahwa di tengah gunung
juga kita masih bisa berkomunikasi/ Syarat
yang kedua ini tidak memungkinkan bahwa
bagi dirinya untuk bertanya kepada ahli ilmu
dan ini yang menjadi syarat dia dikatakan
aljahlu/
Ibnu Hal mengatakan/ izaakulna annaljahilu
fainnama ma ahmaluhu izal yamkhal fitanhu
ukhri/ kata beliau sesungguhnya jika kita
katakana bahwa orang yang bodoh itu
Ya’zuru/ dia mendapatkan uzur alasan/
Fainnama ma ahmaluhu izalam wayuhsur
waifrit// hanya saja kondisinya bahwa dia
adalah tidak ifrit tidak yakhsur tidak
mengurang-ngurangi tidak malas-malasan
fitalimul khukni dalam belajar hukum/
Amma ijaa kusiro/ adapaun jika dia
mengurang-ngurangi/ malas-malasan dia
mungkin berlebih-lebihan maka tentu dia
tidak dikatakan uzur secara pasti//
Jadi ada orang misalnya maaf nih yaa hmm
hidupnya mungkin untuk bekerja saja/ dari
senin sampai sabtu jadi tidak sempat bagi
dia untuk belajar menuntut ilmu/ bahkan
untuk bertanya kepada yang lainnya/
Tapikan dia pasti ada hari liburnya maka
pada kesempatan itulah dia bertanya dan
104
belajar/ Tapi dengan adanya alat komunikasi
/adanya kemudahan dia untuk belajar dan
mencari tahu bahkan mungkin untuk dia
sekarang ini kan ada Ta’lim/ di Mesjid-
mesjid pastikan mungkin dia melakukan
ibadah shalat berjamaah di masjid apalagi
pas hari Jumat/ juga ada khatbah maka itu
kesempatan untuk dia untuk belajar dan
mempelajari hukum-hukumnya/ Jadi orang
tersebut tetap tidak bisa dikatakan uzur
karena ketidak tahuanya//
Dan yang ketiga syarat itu ketidaktahuan
dikatakan uzur yaitu bahwa ketidak
tahuanya itu tidak terkait dengan Haqul Ibat/
dengan hak hamba-hamba yang lain//
Apabila dia berkaitan dengan pemelikan
orang-lain seperti ada pembeli yang merusak
atau yang menghancurkan almabi barang
dagangan qablal qabli sebelum dipegang
sebelum terjadi jahilan karena dia bodoh
maka hal tersebut tidak menjadikan dia uzur/
maka dia berkewajiban memberikan
gantinya atau garansi apabila memang
barang itu rusak karena tanganya// Waizza
kanna bihadil ba’i/ apabila si barangnya itu
berada di tangan penjual maka termasuk ke
dalam kerusakan qabdan lil ba’I lil mabi’//
itu berarti berada ditanggung jawab si
penjual// Jadi ketidak tahuan dia terhadap
barang yang milik orang/ lain rusak kalau
rusaknya ada di tangan pembeli maka
pembeli yang tanggung jawab/ tapi kalau di
tangan penjual /berarti tanggung jawab
penjual//Dia ketidaktahuan tapi ketidak
tahuanya dengan hak orang lain maka tidak
bisa gara-gara kita tidak tahu tapikan jelas
barang itu rusak di tangan kita maka ketidak
tahuan ini tidak termasuk ke dalam uzur
syar’i// berbeda kalau seandainya itu tidak
ada kaitanya dengan orang lain maka bisa
jadi itu menjadi uzur syar’I//Jadi syarat yang
105
ketiga inii bahwa ketidak tahuan kebodohan
atau tidak ada ilmu itu kalau kaitanya
dengan hak Allah saja//
Contoh dia dibunuh dia tidak tahu yang
dibunuh itu bukan orang kafir tetap itu/ atau
misal dia tidak sengaja kirain engga ada
orang/ ternyata ada orang misalnya main
tabrak aja misalnya/ walaupun dia tidak tahu
di sana ada orang maka tidak termasuk
hukum uzur// Dia tidak terhindar dari
hukuman/ bahkan dia tetap harus di Qisas/
kalau memang ada semi-semi atau
kemungkinan dia tidak sengaja
melakukannya// Itulah rekan Dakta yang
dirahmati Allah// terkait dengan uzur Syar’I
tadi jadi ada Al-jahlu dan disini ada juga
syarat-syaratnya yang harus dipenuhi
sehingga dia dikatakan mendapatkan
pengampunan dari dosa-dosa kalau jahli
memang meliputih ketiga syarat yang tadi//
Bahwa yang pertama/ kebodohanya terkait
dengan diIstihadkan/ bukan perkara yang
diketahui secara umum/ kedua bahwa
kebodohanya itu dengan kondisi dia yang
tidak mungkin bagi dia bertanya ahli ilmu/
yang ketiga adalah materi kebodohanya itu
hanya terkait dengan Allah bukan terkait
dengan hak Manusia//
Interaktif
(10 detik)
Itu rekan Dakta yang dirahmati Allah/
silahkan mungkin kalau ada pertanyaan-
pertanyaan bisa menghubungin di nomor
021-86163//
Segmen Tanya-
jawab
Dialog
penanya
(1 menit
30 detik)
Iya/ inikan tadi temanya yaitu tentang apa
yang dilakukan seperti terbunuh tadi nah
yang saya tanyakan adalah/ kalau misalkan/
orang membunuh itu mengalami gangguan
jiwa kalau tahu pas dia sadar itu
bagaimana?/ Apa orang itu dimaafkan /apa
gimana karena pada saat itu dia tidak sadar
Interaktif
pendengar
106
dia membunuh?/ Itu saja pak terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb//
Dialog
penanya
(1 menit
48 detik)
Ini pak saya mau Tanya/ kalau mau ambil
barang orang lain itukan saya tahu itu dosa
tapi maksudnya tahu dosa tapi tidak tahu
bahwa dosanya ini tahunya hanya dosa
kepada Allah bukan pada manusianya ini/
saya tahu dosa tapi maksudnya Cuma taubat
kepada Allah/ mungkin bisa dimaafkan/ itu
termasuk uzur syar’I tidak?/ Dan yang kedua
setelah kita bertaubat kan syaratnya ada
empat kan syaratnya ada 4 dan salah satu
hak manusia ini nah itu kalau misalkan hak
manusia belum dipenuhi berarti taubatnya
belum diterima apa bagaimana?// Cuma itu
saja pak Ustadz Terimakasih.
Assalamualaikum wr wb//
Interaktif
pendengar
Dialog
penanya
(1 menit 4
detik)
Maaf ustadz ini diluar tema/ ini mengenai
uang zakat nih, saya kan udah berpuluh
tahun tidak bekerja tapi setiap bulanya dapat
uang itu kira-kira ada ribanya ngga?// Yang
kedua/ mengenai shalat tahiyat sering saya
lihat tahiyat awal dan tahiyat akhir itu
duduknya sama, apakah itu ada dalilnya?
/Terimakasih Assalamualaikum wr.wb.//
Interaktif
pendemgar
Dialog
jawaban (
8 menit)
Waalaikumsalam wr.wb// kita jawab dulu
yang pertama dari pak Angga/ orang yang
mengalami gangguan jiwa apa itu termasuk
uzur syar’I/ dimaafkan/ dalam hadist yang
shahih sebagaimana kemarin saya bacakan/
yang diterima dari Abdul daud Tirmidzi/
disana disebutkan /Rafi’al kalamu
ahsalahsin// kata Rasul abhwa diangkat
hukum itu dari tiga perkara// yang pertama
adalah Ahnil majnun/i dari orang gila
a’tayatil hingga dia berakal yang kedua/ wa
anni sabbihi/ dari anak kecil hingga dia
balik dan yang ketiga/ adalah dari orang
yang tidak hingga dia bangun// Jadi dengan
dalil ini tentu ketiga orang tad/, yaitu orang
Interaktif ustad
menjawab
pertanyaan
pertama
107
gila/ anak kecil dan orang yang tidur itu
kalau dia melakukan suatu perbuatan maka
tidak dianggap perbuatannya atau tidak
terjadi hukum di atas perbuatanya itu//
Karena dia termasuk uzur syar’I anak kecil
misalnya dia melakukan ibadah tentu yang
mendapatkan pahala dari shalatnya itu orang
tuanya/ ada orang gila mengifakan hartanya
itu tidak jadi ibadah karena tidak sadar
bahkan tidak sah harus dikembalikan/
demikian juga kalau dia melakukan
kejahatan/ atau melakukan krimanisasi
/maka secara umum dia tidak mendapatkan
sanksi// maka dalam Islam ketiga orang ini
harusnya al-hajaru dihajar maksudnya
dihajar bukan dipukuli/ tapi ditahan artinya
dia tidak boleh melakukan perbuatan-
perbuatan yang berakibat hukum/ misalnya
dia melakukan jual-beli apabila melakukan
melukai orang lain/ ini tidak boleh ini/
makanya harus ditahan/
Nah yang berkewajiban menahan mereka
adalah yang berwenang pertama tentunya
adalah Al-walinya/ walinya dan yang kedua
adalah/ pemerintah/ dalam hal ini harus
dijaga karena anak kecil dan orang gila
karena termasuk yang tidak terkena
hukuman adalah walinya// Jika anak kecil
membunuh/ maka tentu anak kecil tidak
kena hukum yang terkena hukum orang
tuanya karena membiarkan anaknya
melakukan pembunuhan// Demikian juga
orang gila/ yang terkena hukuman juga
walinya/ apalagi kalau gangguan jiwa ini
hanya sementara/ jadi dia ketika tidak sadar
dia melakukan kejahatan / dan ketika sadar
dia baru sadar bahwa itu perbuatan kejahatan
/maka tetap kalau itu terkait dengan hak
orang lain dia tidak terlepas dari hukuman/
Bahkan kalau disinyalir/ kalau dia setengah
sadar maka bisa jadi kena hukuman qisas
108
/nah kalau memang dia mengalami
gangguan jiwa sesaat/ maka dia tidak bisa
terlepas dari tanggung jawab kalau itu terkait
dengan hak orang lain// Kaya tadi misalnya/
dia membunuh atau menganiyaya maka
tetap dia terkena hukuman// Baik itu
ditimpakan kepada mereka/ denda atau
qisas/ tetap ketika sadarnya tentunya//
Karena ini kaitanya dengan hak orang lain
walaupun gangguang jiwa/ Dan gangguan
jiwa termasuk uzur syar’I kalau kaitanya
dengan hak Allah. Seperti dia tidak shalat
orang gangguan jiwa tidak masalah berarti
itukan uzur syar’I// nah itu dimaafkan
tentunya/Kalau dia gangguan jiwa di bulan
Ramadhan saja kemudian dia sadar kata para
ulama /berarti dia berkewajiban untuk
mengganti//
Sama juga terhadap shalat/ ya sebagian
ulama mengatakan// gangguan jiwa orang
sehingga dia tidak shalat maka pas gangguan
jiwa saja /dia tidak wajib shalat tapi/ ketika
dia sudah ingat/ maka sebagian ulama
mengatakan dia wajib shalat/ karena
disamakan kaya orang lupa tadikan// Itu
terkait dengan yang pertama yaitu pak
Angga //
Dialog
jawaban
(11 menit)
Kemudian kedua Pak Afid// hak manusia ini
dosa ya dia tahu bahwa itu dosa maka dia
tahu itu dengan hak manusia// jadi itu harus
ditunaikan kalau memang diam au istighfar/
mau taubat kepada Allah/ maka tunaikanlah
dengan kewajiban-kewajiban orang-lain/
kalau terkait dengan Allah juga kalau
memang dia bisa lakukan sekarang ya
lakukan/ misalnya ketika dia shalat/ dia tahu
bahwa shalat itu wajib/ kemudian dia
tinggalkan dan dia tahu itu dosa nah
sekarang sudah sadar/ maka dia harus
melaksanakan sebagaian yang dia tinggal
Interaktif ustad
menjawab
pertnyaan ke
dua
109
tersebut// Jadi hak Allah juga kalau bisa
/ditunaikan semua hak manusia apalagi itu
wajib ditunaikan/ Apalagi kalau dia tahu
kalau memang sebenarnya dosa. //
Yang tadi sama juga ya/ kalau bertaubat kan
syaratnya ada 4/ yang pertama itu al-ilmu/
dia sadar dia tahu bahwa apa yang
dilakukanya salah/ al-ahzamu/ dia bertekad
untuk tidak mengulanginya lagi/ Anna-
nahdamu/ dia menyesal atas tindakanya/
kemudian yang ke empat adalah/
mengikutinya dengan amal shaleh jadi
diikutinya dengan diganti amal-amal
kemarin dengan amal shaleh// Jadi itu syarat
dari bartaubat/ Ini tentunya kalau kaitanyan
dengan hak Allah/ tapi kalau kaitanya
dengan hak manusia/ maka kita harus
tunaikan dulu misalnya kita bersalah pada
orang lain/ telah berbuat zalim kepada dia
maka/ kita harus minta maaf kepadanya/
maka sebelum dia memaafkan/ maka tentu
Allah belum menerima taubat kita/ dan kalau
seandainya sampai wafatnya dia tidak
memaafkan/ bahkan sampai dia meninggal
yang melakukanya juga/ maka ini tentu akan
menjadi pertanggung jawaban dia di akhirat/
Nanti setiap orang itu akan diadili oleh Allah
di akhirat/ atas semua tindakanya di dunia/
baik tindakan dia terhadap Allah SWT/
melalaikan kewajiban atau meninggalkan
sesuatu yang diharuskan mengerjakan yang
dilarang maka juga akan dipertanggung
jawabkan/ atas tindakanya kepada orang
lain/ misalnya berbuat zalim/ aniaya maka
itu disebut ada orang yang muflis/ muflis itu
kata Rasul orang yang banyak amalnya
ketika di dunia/ tapi ketika di akhirat/ dia
tidak mendapat apa-apa dari amalnya itu/
karena mungkin dia banyak dosa kepada
orang lain/ sehingga banyak orang datang
kepada Allah/ dan minta pertanggung
110
jawabanya/ Maka ini akan dipertanggung
jawabkan di akhirat/
Kalau si A ini minta kepada Allah atas si B
ini karena melakukan kejahatan/ dan minta
keadilan ya Allah/ dan minta amalnya/ maka
bisa dikembalikan amal si B ini kepada si A/
jadi terkait sekali lagi dengan hak orang lain/
maka harus selesai di dunia/ kalau tidak
selesai di dunia /maka nanti akan menjadi
masalah di akhirat/ baik itu kalau ada
amalnya/ itu diberikan amalnya terhadap
orang yang dizaliminya/ atau kalau tidak ada
amalnya berarti dia disiksa dulu/ karena ini
adalah kezaliman/ maka harus dibalas/
Setiap kebaikan akan dibalas dengan
kebaikan/ dan setiap kezaliman akan dibalas
oleh Allah SWT// Ini sekali lagi harus ya
bertaubat/ itu disampung itu melakukan 4
perkara itu //tapi kalau terkait dengan
manusia maka diselesaikan di dunia//
Kalau seandainya orangnya sudah wafat
/yasuda minta maaf kepada keluarganya/
Mudah-mudahan keluarganya juga
memaafkan /dan orangnya yang di dalam
kubur juga memaafkan/ atau mungkin
orangnya dulu sudah memaafkan /Cuma
tidak diucapkan saja/ bisa jadi seperti itu//
Jadi untuk memastikanya memang/ harus
ketemu dan harus ada kata dia memaafkan
/kalau tidak ada kata maaf maka dia harus
bertanggung jawab di akhirat//
Dialog
jawaban (
7 menit 50
detik)
Ketiga adalah uang pensiun/ apakah uang
pensiun itu termasuk ada ribanya// Sebagian
ulama menganggap bahwa setiap orang
itukan mendapatkan apa yang diusahakan//
nah di dalam Hadist Imam Abu Daud itu/
disebutkan bahwa barang siapa yang
mengambil harta lebih dari haknya/ lebih
dari yang dia kerjakan/ maka dia termasuk
gulul// gulul itu bisa dikatakan sebagai
Interaktif ustad
menjawab
pertanyaan ke
tiga
111
kecurangan/ atau juga bisa dikatakan dosa//
Dan ini memang ada hadistnya/ sehingga
ada orang berpendapat bahwa apapun bila
kita bekerja/ dan kita mendapat gaji dan itu
memang jelas/ karena kita memang bekerja
tapi kalau kita sudah tidak kerja/ nah gaji
dari mana itu/ maka ada orang mengatakan
bahwa gaji pension/ atau uang bonus atau
apa saja itu termasuk riba//
Tetapi kalau kita lihat sistematika
pensiunan/ atau juga akad/ ketika pensiun itu
juga bagian dari apa yang kita usahakan/
karena tentunya orang yang tidak pernah
bekerja /tidak akan mendapat pension/ orang
yang mendapat pensiun adalah orang yang
bekerja/ itupun jugakan ada syarat-
syaratnya/ harus bekerja misalnya sekiaan
tahun// Kalau sudah kerja sekian tahun/ baru
dia dapat pension// tapi kalau dia baru
masuk kemudian dia meninggal/ mendapat
pensiun ini uang darimana?/ Karena
biasanya/ kalau begitu tidak dapat pensiun
itu// Artinya /bahwa uang pensiun itu/ adalah
hasil dari yang kita usahakan/ Uang pensiun
itu termasuk dengan uang akad/ ketika dulu
kita bekerja/ ketika bekerjakan ada
perjanjian/ Termasuk juga ada tunjangan/
dan lain-lain itu bagian dari perjanjian/
ketika ingin bekerja sama/ Jadi perusahaan
memberikan gajinya kepada kita/ dan kita
memberikan tenaganya kepada perusahaan//
Sehingga disini ada Musyarakatul abdan
/kita bekerja menjual jasa dan kemudian
perusahaan membeli jasa itu/ Kemudian/
dalam jual beli itukan ada transasi ada
perjanjian/ yaitu antara si pekerja dan pihak
perusahaan/ maka uang pensiun ini masuk
dalam perjanjian tersebut// Selama ini masih
dalam wajar/ dan tidak ada yang dirugikan/
tidak ada tipu menipu/ bahkan ini /antaroo
binikum sama-sam ridha/ maka tentu ini
112
tidak termasuk dalam kategori dikatakan
riba tadi karena ini adalah/ Mim masa’a /dari
apa yang diusahakan dari hasil dia kerja
/kalau kata orang uang pensiun itu seperti
uang gaji Cuma ditangguhkan oleh pihak
perusahaan kita sudah meningggal kita
kasihkan kepada keluarga atau anaknya gitu
sebenarnya itu bagian dari hasil keringat kita
hasil kerja kita//
Kedua/ adalah terkait dengan tahiyat awal
dan tahiyat akhir/ dalam hal ini memang ada
3 pendapat dalam masalah ini// Kalau
kalangan Hanafi’ah mengatakan/ bahwa
yang Namanya Tahiyat itu semuanya
tawaruk/ tawaruk/ itu semuanya dalam
kondisi tahiyat akhir baik itu tahiyat akhir
atau awal yaitu kaki kiri dijorokan ke
sebelah kanan kita duduk di atas tempat
duduk kita// itu Namanya tawaruk/ jadi
kalau menurut Hanafiah/ semua tahiyat itu
tawaruk/ Yang kedua adalah mahzab maliki/
kalau maliki itu semuanya iftiras/ jadi
duduknya iftiras semuanya/ baik itu tahiyat
awal ataupun akhir adapun// mahzab
Hanabalah/ pertama kalau dia shalatnya dua
rakaat/ maka dia tetap Iftiras// jadi kalau
shalatnya dua rakaat maka duduknya adalah
Iftiras/ yaitu dengan menduduki kaki kiri/
Sementara Safiyah/ yaitu dibedakan kalau
tahiyat awal maka Iftiras/ tapi kalau tahiyat
akhir maka tawaruk//Terlepas apakah tahiyat
awalnya itu dalam dua rakaat/ atau empat
rakaat/ tetap pokonya kalau dia tahiyat akhir
maka duduknya adalah tawaruk/ Seperti
shalat subuh /maka itukan duduk maka itu
duduknya tawaruk/ semenara Ahmad Bin
hambal/ atau Hanabalah itu Iftiras /karena
itu shalatnya dua rakaat// Maka kalau
Hanabal/ kalau shalatnya dua rakaat atau
kalau shalatnya dua rakaat maka dudukunya
Iftiros/ sementara kalau empat rakaat maka
113
itu ada tawaruk//
Berbeda dengan Safi’iyah/ dibedakan yaitu
kalau shalatnya dua rakaat /tetap walaupun
akhir shalat dua rakaatnya itu duduknya
tawaruk/ tapi kalau shalatnya empat rakaat
maka pada dua rakaatnya adalah iftiras//
Apakah itu ada dalilnya?// Ada yaa dalilnya
masing-masing Cuma ini adalah /mahalul
istihad/ ini adalah tempat istihad jadi tinggal
pilih saja mana yang rajih mana yang
marjuh// kalau saya secara pribadi lebih
memilih kepada pendapatnya Imam Syafi’I
karena disana disebutkan bahwa khusus
yang shalat dua rakaat karena Rasulullah
Ijjasajalah safiah rak’atayni allaji
yakadrafihi , Rasulullah itu apabila dia
duduk apabila duduk itu terakhirnya beliau
shalat maka tawaruk duduknya adalah
tawaruk itu riwayat Imam Abu Daud jadi
pokonya dilihat dari segi tahiyatnya kalau
Imam Syafi’I// tetap harus tawaruk mau
shalatnya empat rakaat ataupun shalatnya
dua rakaat sementara kalau Ahmad bin
Hambal/ berpegang kepada Hadist riwayat
Imam Bukhori Cuma ini berkenan dengan
shalat yang empat rakaat sehingga mereka
tetap yang iftiras dan shalat yang dua rakaat
juga tetap iftiras//
Closing
(45 detik)
Rekan Dakta yang dirahmati Allah//
mungkin sampai di sini kebersamaan kita
karena waktunya tidak mengizinkan/ jadi
Dakta Radio 100FM bijak bersyukur cerdas
bertafakur/ yang bertugas di sini Ahmad
Syahidi undur diri// Mohon maaf apabila ada
kesalahan wassalamualaikum
warrahmatullahi wabarakattu//
Insert
Iklan
IONASIS
IONASIS adalah air sehat keluarga memiliki
tingkat Ph 8+ yang bersifat basa atau alkali
sehingga mampu memperbaiki keasaman
Memutarkan
insert iklan
114
(2 menit
20 detik)
tubuh akibat pola hidup serta pencemasan di
air, udara, dan lingkungan membuat tubuh
kita cenderung bersifat asam pada kondisi
tubuh yang bersifat asam maka virus bakteri
jamur dan kuman mudah berkembang biak
akibatnya kita mudah terserang penyakit
mengkonsumsi IONASIS secara teratur
mampu mengembalikan tingkat keasaman
tubuh menjadi basa atau alkalis dengan
kondisi tubuh yang alkalis maka daya tahan
tubuh terhadap gangguan penyebab sakit
akan meningkat serta kesehatan tubuh tetap
terjaga IONASIS diproduksi dengan
teknologi terkini sehingga molekul airnya
mampu diserap tubuh secara maksimal
IONASIS yang diserap oleh tubuh
bermanfaat untuk melarutkan dan
membuang sisa metaboleisme dari tubuh
IONASIS diproses dengan teknologi yang
tercanggih saat ini sehingga molekul
IONASIS mampu membawa oksigen ke
seluruh bagian sel tubuh dengan maksimal.
Sel tubuh yang mendapatkan oksigen
dengan baik mampu menghindarkan kita
dari hidras. Dapatkan promo special dari
bulan ini pembelian satu box IONASIS
dapat bonus satu botol IONASIS informasi
hub 88074268802427
Insert
waktu
(7 detik)
Pukul enam waktu Indonesia barat Insert waktu
06.00 WIB
Insert Al
Qur’an
(20 detik)
Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan memohon ampun
kepada Nya sungguh Allah Maha Penerima
Taubat QS. An Nasr ayat 1 dan 3
Memutarkan
Insert Al Qur’an
Bumper
Dakta
Terkini (8
detik)
Saatnya kita ikuti rangkuman informasi aktual
dalam Dakta Terkini
Memutar
Bumper acara
Dakta Rekan dakta ketua pemberantasan korupsi Membacakan
115
terkini (2
menit 30
detik)
Firli Bahuri membahas ahli staf pegawai KPK
menjadi apparat sipil negara atau ASN dalam
pertemuan dengan pimpinan komisi 3 DPR RI
pembahasan topik tersebut terkait dengan
komisi 3 DPRD dianggap penting untuk
penyusunan regulasi turunan dari UU No 19
thn 2019 tentang KPK
Selain topik soal status pegawai KPK menjadi
ASN eks kapolda Sumatra selatan itu
membahas evaluasi kinerja pimpinan KPK
periode 2016-2019
Apparat satpol PP melakukan razia kosan dan
apartemen kegiatan razia tersebut dilakukan
sesuai perintah walikota depok untuk
mencegah kegiatan penyimpangan sex
termasuk aktifitas sex lesbian, gay, bisexual
dan transgender. Dibantu aparat polisi, tni
dinas sosial kota depok dan dinas catatan sipil
kota depok berhasil mengamankan 20
pasangan bukan suami-istri yang berbuat
mesum di salah satu apartemen di jalan
margonda
Departemen pertahanan Amerika Serikat
dianggap sedang mencemari lingkungan
dengan bahan kimia beracun dengan terus
membakar busa pemadam kebakaran,
menurut para pecinta lingkungan ini adalah
salah satu langkah yang melanggar peraturan
baru dalam sepucuk surat yang dikirim
perdana menteri
berita nasional
dan
internasional
Insert
Bumper
out dan
insert
iklan
(4 menit)
Telah anda ikuti Dakta tekini rangkuman
informasi aktual yang dipersemabahkan oleh
“bah cemmana nih mau jualan online tak
dapat sinyal aku” “makanya pake indi home
aja bang, koneksi cepat bebas kuota pula”
Ring ring
Aduh bos nelpon, halo pak? Siap pak saya
kirim dari rumah sekarang baik pak
Kenapa bro? bos minta diemail kerjaan? Pake
wifi rumah gue aja kalau mau nelpon pake
telfon rumah tuh gratis 1000 menit dari
Memutarkan
insert iklan
116
indihome
Toktoktok
ono opotoh? duh aku ketinggalan nonton
balbalan piye iki piye
Oalaah nganggo indihome toh iso diplayback
tujuh hari
Mah saluran tivi ini bisa dikit lay, kita pun
parabola ganti indihome mah bisa internet
taorang pun saluran banyak gratis telpon juga
Begitu banyak cerita indihome dari seluruh
nusantara menemani dan menghibur
masyarakat dari kecamatan hingga
metropolitan, mau berlanggana indihome
intsal aplikasi myindihome di google store
atau appstore sekarang indihome untuk
Indonesia
Insert
profil
radio
(5detik)
Radio satu suara berjuta telinga, ayo dengar
radio
Memutar profil
radio
Bumper
dan
sponsor
(10 detik)
Dialog informasi dakta pagi bersama alfamidi
“belanja puas dengan harga hemat”
Kesimpulan Tahap 5:
Berdakwah membutuhkan strategi dan metode. Sebab,
strategi dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah
terlaksana dengan baik, dan sesuai tujuan. Sejak awal
didirikannya stasiun siaran Radio Dakta strategi yang mereka
gunakan dalam berdakwah adalah berpegang teguh pada ajaran
Al-Qur’an dan Sunnah. Setiap kajian yang dibawakan oleh
narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai dengan
yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits.
117
Hal ini dibuktikan dari setiap kajian yang dibawakan oleh
narasumber kompeten yang menyertakan sumber-sumber dari
materi yang dibawakan seperti, Al-Qur’an, hadits shohih, dan
juga kitab-kitab terkenal dengan menyertakan penulisnya.
Kegiatan interaktif yang banyak dilakukan pendengar
dengan Radio Dakta adalah pada program Apa Kabar Bekasi,
Kajian Malam, Kuliah Fajar dan lain-lain. Pendengar lebih
leluasa dan nyaman menyampaikan aspirasinya terkait layanan
publik Kota Bekasi kepada Radio Dakta daripada langsung
kepada lembaga yang dituju karena lamanya tanggapan yang
diberikan dari lembaga tersebut. Berbanding terbalik jika
masyarakat menyampaikan lewat siaran interaktif radio dakta, tim
radio dakta akan berusaha menghubungkan ke lembaga yang
bersangkutan terkait keluhan-keluhan masyarakat Bekasi yang
kemudian disiarkan langsung oleh tim Radio Dakta.
Tahap ke lima adalah tahap pengemasan realitas simbolik
yaitu, menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar,
kesadaran pendengar, pemberdayaan pendengar, dan pencitraan
problem pendengar. Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap
pembentukan konstruksi citra. Tahap lima ini ditunjukkan dari
visi Radio Dakta. Visi Radio Dakta adalah menjadi media
informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang
bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan. Hal ini juga ditunjukkan dari tagline Radio Dakta
yang selalu di putar saat sebelum siaran dimulai dan juga tertera
di logo Radio Dakta yang berbunyi “Bijak & Cerdas”.
118
Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga
banyaknya program radio baik off-air dan on-air yang kental
dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra islami melekat
erat dengan Radio Dakta. Dari segi muatan siaran juga
menunjukkan bahwa radio ini memiliki segmentasi islam. Lebih
dari 40 persen siaran radio dakta memiliki muatan islami, seperti
kajian, muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an.
Siaran radio dakta mengenai beragam peristiwa yang
terjadi di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga informasi seputar
pelayanan masyarakat, antara lain: kerusakan fasilitas umum, info
lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan, dan lain
sebagainya. Sasaran dari radio dakta adalah memaparkan
perkembangan dinamika masyarakat, khususnya yang berdomisili
di Bekasi dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan religi yang berbasiskan pedoman agama Islam. Acara dari
Radio Dakta juga semakin menguatkan identitas radio dakta
sebagai radio yang mengedepankan konten-konten islami.
Strategi dakwah yang dijalankan oleh Radio Dakta sesuai
dengan yang dikatakan Asmuni Syukir. Menurut Asmuni Syukir
strategi dakwah dapat dikatakan baik apabila memperhatikan
beberapa azas berikut: Pertama, Azas filosofis azas ini terutama
membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-
tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas
dakwah. Kedua, azas kemampuan dan keahlian Da’I
(achievement and professional). Ketiga, azas sosiologis azas ini
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,
119
mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah.
Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya. Keempat, Azas
psychologis azas ini membahas masalah yang erat hubungannya
dengan kejiwaan manusia. Seorang da’I adalah manusia,
begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan)
yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah
agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan
(rakhaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai
azas (dasar) dakwahnya. Kelima, Azas efektivitas dan efisien azas
ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha
menseimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa
waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang
semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga
dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin
atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.52
Program Dakta Pagi Kekuatan kata dan Bahasa dianggap
sebagai strategi membingkai realitas simbolik. Jumlah pendengar,
iklan, dan sponsor memberi peringkat. Peran dari presenter,
narasumber memiliki peran penting dalam membingkai realitas
simbolik. Narasumber dan pengisi acara lainnya merupakan
bagian dari tim produksi, namun masing-masing memiliki strategi
dan jobdesk masing-masing. Berikut adalah strategi yang
dilakukan tim radio dakta berdasarkan 5 azas strategi dakwah
Asmuni Syukir:
52
Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas)
hal. 32.
120
Table 17 Azas Asmuni Syukir
Azas, Asmuni
Syukir
Pelaku Konstruksi
Strategi
Objek
Konstruksi
Azas Filosofis Berbagai macam
ideologi
Azas filosofis erat
hubungannya dengan
tujuan dakwah. Radio
dakta ingin
menyatukan umat
Islam, strategi yang
dilakukan adalah
memberikan wadah
kepada semua
organisasi Islam
termasuk di dalamnya
da’I dari berbagai
macam latar belakang
organisasi Islam yang
berbeda-beda.
Kemampuan tim
radio mengemas
rangkaian
program acara
Azas
kemampuan dan
keahlian
1. Insert mutiara hikmah
2. Insert Tadabur Qur’an
3. Bumper In setiap acara
4. Bumper Out setiap
acara
Kemampuan dan
keahlian tim Radio
dapat dilihat dari
standar rekrutmen
pegawai, yaitu latar
belakang pendidikan
minimal S1
Kemampuan
dan pendidikan
yang ditempuh
tim
Azas sosiologis 1. Interaktif ulasan media
2. Kuliah Fajar
3. Renungan
Mayoritas penduduk
Bekasi merupakan
agama Islam. Serta
Pengetahuan
dan daya
jangkau luas
121
strategi membangun
image sebagai radio
pemersatu umat Islam.
Radio Dakta memiliki
segmentasi dari usia
25-50 tahun.
Azas
psychologis
1. Interaktif program
traffic report
2. Interaktif Apa Kabar
Bekasi
3. Interaktif ulasan media
Pendengar radio dakta
dapat melaporkan
secara langsung
keluhan dan
aspirasinya lewat
program interaktif.
Radio dakta sangat
jarang melakukan
tapping karena
membuat pendengar
tidak dapat
menyampaikan
pendapatnya. Tapping
dilakukan sesekali
jikalau narasumber
berhalangan untuk
siaran pada hari yang
ditentukan.
Kemampuan
sebagai insan
media yaitu
menjembatani
antara
pendengar
dengan
pemerintah
Azas efektivitas
dan efisien
1. Iklan Dakta Umroh
2. Iklan Ionasis
3. Iklan Indihome
Membangun
komunitas yang
produktif, kreatif dan
Kemampuan
marketing tim
radio
122
4. Iklan Alfamidi
5. Iklan Dakta Pospay
mandiri secara
menyeluruh.
6 M
1. Man : Tim Produksi dan Da’i
2. Material : Materi Dakwah
3. Machine : WA, SMS, Telp, Web, Instagram, Facebook, Twitter
4. Marketing : Podcast
5. Method : Metode Dakwah
6. Money : Iklan dan Sponsor
Tarif Iklan Radio Dakta 107 FM Bekasi
Paket Iklan Radio: Harga: Diskon:
Loose Spote Rp. 500.000 20%
Adlibs Rp. 500.000 20%
Live Report Rp. 1.500.000 20%
Talk Show Rp. 6.000.000 20%
Talk Show (Blocking Time) Rp. 8.000.000 20%
Quiz Interaktif (10 episode) Rp. 10.000.000 20%
Advertorial (Rubrikasi) Rp. 1.000.000 20%
Time Signal Rp. 1.000.000 20%
Sponsor Program Rp. 5.000.000 20%
Live Event (Area Bekasi) Rp. 6.000.000 10%
Biaya Produksi Spot Rp. 2.000.000 20%
Narasumber merupakan bagian dari tim produksi radio.
Oleh karenanya narasumber pasti memiliki strategi dakwah
dalam penyampaian materinya. Berikut adalah strategi yang
dilakukan narasumber kuliah fajar berdasarkan 5 azas strategi
dakwah Asmuni Syukir:
123
Azas, Asmuni
Syukir
Pelaku Konstruksi
Strategi
Objek
Konstruksi
Azas Filosofis Berbagai macam
ideologi, Radio Dakta
memiliki da’I dari
berbagai macam latar
belakang organisasi
Islam yang berbeda.
Tujuannya adalah
menyatukan umat
muslim. Dalam hal ini
Radio Dakta
menekankan bah
setiap materi siaran
basicnya harus
kembali pada Al-
Qur’an dan Hadist.
Kekuatan
Bahasa
Azas
kemampuan dan
keahlian da’I
1. Topik yang
dibawakan
2. Referensi bacaan
3. Jawaban langusung
pada pertanyaan
random
Kemampuan dan
keahlian da’I dapat
dilihat dari
pembawaan materi
dan standarisasi tim
radio memilih da’I,
semua da’I yang ada
di radio dakta
merupakan da’I
koompeten.
Kekuatan
Bahasa dan
pengetahuan
Azas sosiologis 1. Segmentasi
pendengar usia
dewasa sekitar 25
tahun keatas
2. Segmentasi penanya
usia dewasa sekitar 30
tahun keatas
Segmentasi dakta pagi
adalah agar dapat
menjadi booster
semangat pagi
pendengar.
Kekuatan
Bahasa dan
pengetahuan.
124
3. Mayoritas pendengar
beragama Islam
Azas
psychologis
1. Materi yang mudah
diterima
2. Interaktif pendengar
saat segmen Tanya-
jawab
Narasumber akan
menggunakan Bahasa
yang mudah dipahami
dan interaktif
menunbuhkan
hubungan psikologis
antara pendengar dan
narasumber sehingga
pendengar dapat
dengan mudah
menyampaikan
pendapat dan
pertanyaan.
Kekuatan
Bahasa
Azas efektivitas
dan efisien
1. Waktu siaran
yang efisien
2. Tidak banyak
tenaga yang
dikeluarkan
3. Tidak banyak
biaya yang
dikeluarkan
Waktu siar kuliah
subuh dan dakta pagi
adalah pukul 05.00-
09.00, kebanyakan
pendengar
mendengarkan siaran
radio lewat radio atau
streaming, biaya yang
dikeluarkan hanya
paket data dan listrik.
Ketepatan waktu
125
B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas Radio
Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca Produksi
Table 18 Evaluasi
Internal Media Negosiasi Eksternal Media
1. Pihak manajemen
adalah Direktur Utama,
General Manager, dan
lain-lain.
Seluruh pegawai
fokus menjalankan
tugasnya sesuai
jobdesk masing-
masing dan
meningkatkan
kemampuannya.
Kepentingan
yayasan dan institusi
social lain.
2. Teknisi Alat pemancar, mixer,
dan noice dari
pemancar akibat cuaca
dan lokasi siaran
langsung lapangan
Teknisi dari luar
3. Pihak professional HRD, Marketing,
Social Media, PD.
Permintaan khalayak
4. Ide utama Mencerdaskan umat Lembaga Islam,
lembaga
pemerintahan, dll.
5. Berita/ informasi MBKG, Sosial Media,
dll
Lembaga
pemerintahan,
lembaga Islam, dll
6. Pengiklan Agency periklanan
dan promosi usaha
baru di Bekasi. Radio
Dakta tidak memutar
lagu, musik hanya
digunakan untuk
bridging tanda
beralihnya satu
program ke program
berikutnya.
Data pendengar
7. Pemilik PT. Radio
Nada Komunikasi
Utama
H.Iman Loebis PT. Java Motors
merupakan milik
owner Dakta FM
8. Pekerja radio Sistem penggajian
melalui sistem
training kerja dan
Sistem ini
mempengaruhi iklim
komunikasi dan
126
pegawai tetap iklim organisasi
media kemudian
kinerja dan
kreativitasnya
9. Kendali hukum Radio Dakta berada di
bawah naungan PT.
Radio Nada
Komunikasi Utama
Pemilik aktif sebagai
pengusaha
Kesimpulan Tahap 6
Tahap 6 adalah tahap evaluasi pihak internal dan
eksternal. Pihak professional sangat menentukan strategi dakwah
yang digunakan. Pihak professional yang menentukan dan
bertanggung jawab dalam pemilihan ide. Dalam menjalankan
strategi dakwah penyiar merupakan faktor utama, karena penyiar
yang akan secara langsung berkomunikasi dengan pendengar dan
melakukan dakwahnya.
Permasalahan teknis juga penting dalam proses siaran.
Terlebih siaran lansung di lapangan yang membutuhkan fasilitas
yang memadai seperti alat pemancar dan menghilangkan noise
agar siaran berjalan lancar. Peralatan siaran harus dijaga dan
dirawat agar tidak menghambat proses siaran.
Strategi yang digunakan Radio Dakta bisa dikatakan
efektif dalam mempertahankan identitas radio sebagai radio
dakwah. Radio Dakta mengubah metode dakwahnya menjadi
Dakwah Cerdas yaitu dakwah yang serius tanpa ada selingan
hiburan. Radio dakta memiliki standar tinggi dalam memilih
penyiar. Salah satu yang menjadi syaratnya adalah pendidikan,
penyiar dengan latar belakang pendidikan S1 atau S2 diharapkan
memiliki wawasan yang luas atas topik yang akan mereka
127
bawakan saat siaran. Radio Dakta memberikan nama acara
disesuaikan dengan konten atau format acaranya, bukan
menggunakan nama penyiar sebagai nama acara.
Radio Dakta adalah menghadirkan ustad-ustad sebagai
narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi Islam yang
berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang
kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan
umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan
ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu
diharapkan agar masyarakat berpikir luas dan cerdas. Dalam
siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-
hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya
membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi
satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu
perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-
ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
Radio Dakta sebagai media siaran swasta hanya menyampaikan
dan mengajak umat Islam kembali membuka Al-Qur’an oleh
karena itu segmentasi Radio Dakta adalah orang-orang yang
usianya sudah menginjak 25 tahun ke atas.
Begitu pula dengan siaran off air yang banyak diikuti oleh
masyarakat Kota Bekasi. Pemilik radio dakta yaitu Bapak Andi
Kosala berpesan “sampaikanlah walau satu ayat”. Beliau ingin
menjadikan harta ini bekal untuknya ke surga, menjadikan harta
ini untuk tim yang ngelola Radio Dakta bekal ke surga dan juga
menambah pintu rezeki, supaya bisa berinfaq banyak. Beliau
ingin yang ada di Dakta yang sekelilingnya harus mendapat
128
manfaat. Maka dari itu, Radio Dakta banyak pula memiliki
kegiatan off air seperti memberikan edukasi mengenai
pengelolaan DKM masjid, memberikan sumbangan ke panti-panti
seperti ke panti rehabilitas di Al Fajar Berseri yang merupakan
panti khusus untuk orang gangguan jiwa, Jum’at barokah yaitu
kegiatan membagikan makanan di depan Kantor siaran Radio
Dakta dan juga Dakta Peduli.
Evaluasi dilakukan agar terciptanya program-program
unggulan. Seperti evaluasi yang dilakukan pada tahun-tahun
sebelumya, tahun 1992 radio dakta mengganti formatnya menjadi
radio keluarga, alasannya adalah karena Bekasi merupakan
pemukiman pasti ada bapak, ibu, dan anak dalam satu keluarga.
Tahun 1998 radio dakta kembali mengubah format menjadi
sahabat wanita, karena Bekasi merupakan pemukiman, berarti
banyak wanita yang ada di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Radio dakta ingin membekali para wanita, maka dari itu format
radio dakta berubah menjadi sahabat wanita. Kemudian pada
tahun 2000 format radio dakta kembali berubah menjadi radio
informasi sampai dengan sekarang.
Di awal kemunculannya Radio Dakta seringkali
mengubah format siaran, hal tersebut terjadi format-format
sebelumnya sudah terlaksana dan setelah dilakukan evaluasi,
hasil keputusannya adalah mengganti format. Selain itu
pergantian format yang terjadi disebabkan pula karena adanya
perubahan jaman. Jika sebuah stasiun siaran radio tidak peka
terhadap perubahan jaman, yang terjadi adalah sebuah
ketertinggalan. Demi memenuhi
129
Radio Dakta melakukan evaluasi terhadap program
siarannya. Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada
lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits.
Evaluasi ini terjadi karena adanya complain dari pendengar yang
tidak menginginkan adanya lagu dalam siaran Radio Dakta.
Setelah dilakukan evaluasi oleh tim radio dakta hasilnya adalah
mengganti segmen lagu dengan hikmah dan hadits. Dalam siaran
langsung lapangan yang biasanya menjadi bahan evaluasi adalah
kendala reporter di lapangan yaitu masalah teknis. Untuk
menciptakan program-program unggulan Radio Dakta selalu
melakukan evaluasi sehingga lahirlah program unggulan yang
banyak diminati masyarakat.Tahap evaluasi radio dakta dapat
dilihat dari kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap tahun bahkan
setiap pekanan selalu ada meeting redaksi. Evaluasi dilakukan
kembali dengan hasil format program Sabtu dan Minggu, berikut
perubahan program setelah evaluasi:
Perubahan Format Program Sabtu dan Minggu Berlaku
mulai 1 Oktober 2019
Table 19 Perubahan Santu dan Minggu
SABTU
Dakta Pagi
06.00 – 07.30 Reguler :
1. Laporan reporter mengenai lalu
lintas, giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan
peristiwa, topik-topik yang menjadi
perhatian dan menarik bagi
masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
130
menyampaikan keluhan dan
masukan.
4. Pantauan cuaca akhir pekan,
khususnya wilayah jabodetabek dan
jabar.
07.30 – 08.00 Bekasi Dalam Berita (Pengganti Buletin
Bekasi)
08.00 – 08.30
Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
08.30 – 09.00 Indonesia Dalam Berita (Pengganti
Buletin Bekasi)
Dakta Siang:
09.00 – 10.00 Taman Pustaka
10.00 –12.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
4. Rencana ada program dialog ekonomi
bekerjasama dengan ekonom-ekonom
UI (durasi 60 menit).
12.00 – 13.00 Kajian
13.00 – 14.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
14.00 – 16.00 Galery muda
131
Note: dengan tetap memperhatikan
breaking news dan bisa masuk kapan saja
di jam-jam tersebut.
Dakta Sore:
16.00 – 17.00 Kajian
17.00 – 18.00
Reguler
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
18.15 – 20.00
Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Informasi mengenai budaya dan
kuliner-kuliner khas Bekasi
20.00 – 22.00 Getar kalam
Note: dengan tetap memperhatikan
breaking news dan bisa masuk kapan saja
di jam-jam tersebut.
MINGGU
Dakta Pagi:
06.00 – 09.00
Reguler :
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat, human
132
interest, olahraga, info-info unik.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
4. Pantauan cuaca akhir pekan,
khususnya wilayah jabodetabek dan
jabar.
5. Catatan akhir pekan 08.30-09.00
Dakta Siang:
09.00 – 11.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat, human
interest, olahraga, info-info unik.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
4. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
11.00 – 12.00 Tahsin
12.00 – 13.00 Kajian
13.00 – 16.00
Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
4. Jika ada program talkshow
(narasumber undangan, KOMIK)
penyelengagraannya pada 14.00 –
15.00.
Note: dengan tetap memperhatikan
breaking news dan bisa masuk kapan saja
133
di jam-jam tersebut.
Dakta Sore:
16.00 – 17.00 Kajian
17.00 – 18.00 Reguler:
1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,
giat masyarakat, dll.
2. Wawancara perkembangan peristiwa,
perkembangan berita, human interest,
topik-topik yang menjadi perhatian
dan menarik bagi masyarakat.
3. Apa kabar bekasi dengan
mengundang pendengar
menyampaikan keluhan dan masukan.
18.00 – 18.15 Sholat Magrib
18.15 – 20.00 Tsaqofah
Note: dengan tetap memperhatikan
breaking news dan bisa masuk kapan saja
di jam-jam tersebut.
20.00 – 22.00 Sirah Nabawi
Note: dengan tetap memperhatikan
breaking news dan bisa masuk kapan saja
di jam-jam tersebut.
134
Selain kegiatan on air Radio Dakta juga memiliki banyak
kegiatan off air diantaranya yaitu mengumpulkan masjid-masjid
se-Bekasi, yang kemudian Radio Dakta berikan edukasi
mengenai pengelolaan DKM masjid. Agar masjid bukan hanya
dibuka pada bulan Ramadhan, hari-hari lain, jam-jam lain harus
dibuka. Radio Dakta mengadakan workshop bagaimana
mengelola masjid, bagaimana meningkatkan ekonomi syariah
lingkungannya.
Generasi muda hari ini lebih suka berkomunikasi dengan
media interaktif. Untuk menarik minat generasi muda atau
generasi millennial terhadap program dakwah, maka Radio Dakta
banyak mengadakan kegiatan off-air dengan mengangkat tema
yang sedang trend di kalangan millennial. Seperti beberapa waktu
lalu ramai tentang hijrah, bagaimana fenomena artis hijrah dan
dengan menghadirkan narasumber yang banyak digemari
millennial. Program tersebut adalah Millenial Bicara. Baik tema
hingga peserta merupakan generasi millennial. Radio Dakta
mengundang mereka-mereka yang baru hijrah, anak punk
muslim, organisasi rohis dan lain sebagainya.
Selain itu Radio Dakta juga memiliki kegiatan yang
dilakukan setiap bulan, yaitu memberikan beras ke panti-panti,
seperti ke panti rehabilitas di Al Fajar Berseri. Al Fajar Berseri
adalah panti khusus untuk orang gangguan jiwa. Karena selama
ini yang mendapat dana bantuan adalah Panti asuhan maka kali
ini Radio dakta fokus kepada panti rehabilitas untuk orang-orang
dengan gangguan jiwai di dua tempat, yang pertama Al Fajar
Berseri kabupaten Bekasi dan di Zabrud Biru kota Bekasi.
135
Kegiatan off air lainnya adalah taklim bulanan yang
diselenggarakan untuk umum. Radio Dakta mengajak masyarakat
untuk turut hadir dalam taklim bulanan melalui sosal media
Instagram, twitter, facebook, dan whatsapp grup. Tema yang
diangkat dalam taklim bulanan juga merupakan tema yang
banyak digemari masyarakat seperti Membina Keluarga Islami.
Narasumber yang akan dihadirkan juga merupakan ustad yang
memang kompeten dalam bidangnya. Selain kegiatan off air, saat
taklim bulanan dimulai dan narasumber sudah mulai naik podium
atau panggung taklim akan disiarkan on air secara langsung di
Radio Dakta.
TABEL TEMUAN
A. Tabel Temuan Strategi Dakwah Pada Siaran
Langsung Table 20 Temuan Penelitian
Azas Filosofis Berbagai macam ideologi
Azas Kemampuan dan
Keahlian Da’i
Tingkat Menengah
Azas Sosiologi Segmentasi Mayoritas pendengar Radio
Dakta adalah laki laki sebesar 53% dan
perempuan 47%. Usia pendengar Radio
Dakta adalah 25-40 tahun sebesar 53%,
41-50 tahun sebesar 20%, <25 tahun
sebesar 19%, dan >50 tahun 8%.
Mayoritas pendengar Radio Dakta
adalah karyawan swasta dengan tingkat
pendidikan mayoritas SMA atau
universitas.
Azas Psychologis Intensitas kedekatan da’I dengan
pendengar saat segmen interaktif:
“Apakabar pa tedy?// Di jalan ini pa
tedy?//” acara Kuliah Fajar 12 September
2019
136
Azas Efektivitas dan Efisien 6 M
1. Man : Tim Produksi, penyiar,
narasumber
2. Material : Materi Dakwah
(Perkata-perkara Yang Membatalkan
Ketauhidan, Kufur Akbar Atau
Kekafiran Besar, Alasan-Alasan Yang
Dibenarkan Syariat, dsb)
3. Machine : WA, SMS, Telp
4. Marketing : Radio Web, Instagram,
Facebook, Twitter.
5. Method : 8 insert pada program
Dakta Pagi pukul 05.00-09.00, metode
dakwah yang digunakan adalah
Dakwah Billisan.
6. Money : 35 iklan dalam satu
program Dakta Pagi, Iklan komersil:
20 iklan, iklan produk dakta: 8 iklan,
iklan layanan masyarakat: 3 iklan,
iklan promosi acara: 4 iklan
1 sponsor dalam acara Dialog
Informasi
137
B. Modifikasi Strategi Dakwah Di Kota Bekasi Pada
Pasca Produksi Table 21 Modivikasi
MODIFIKASI
DALAM
MENERAPKAN
UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI
RADIO DAKTA 107 FM
KETERANGAN
SOURCE
STRUKTUR
RADIO DAN
JOB
DESCRIPTION
Owner- Direktur- General
Manager
Program Division Manager-
Announcer-Social Media-
Reporter- Website-
Administration- Production-
Operator
Resource Division Manager-
Human Resource- General
Affair- Finance Cashier- Book
Keeper- Collection
Business Devt Division
Manager- Sales Supervisor-
Off Air Officer- Account
Executive- Traffic & Adm
Technician- Reception-
Security- Driver- Office Boy
Penyiar di Radio
Dakta memanggil
sebutan nama asli
masing-masing
dengan kata ganti
“Saya” dan
memanggil sesame
rekan dengan
sebutan “mas, mbak,
kak, ibu, bapak”
MESSAGE
IDE UTAMA
Bijak dan Cerdas MOTTO
CHANNEL
FORMAT
UTAMA
Kuliah Fajar setaip harinya
menyiarkan tema baru dengan
da’I yang berbeda. Pada
program Dakta Pagi siaran
radio dakta mengenai beragam
peristiwa yang terjadi di
wilayah Bekasi dan sekitarnya
juga informasi seputar
pelayanan masyarakat, antara
Radio Dakta tidak
menampilkan lagu
dan terdapat
perubahan format
pada program week
end
138
lain: kerusakan fasilitas umum,
info lalu lintas, pelayanan di
kantor pemerintahan, dan lain
sebagainya.
Radio Dakta memiliki 60%
format informasi 20% religi
20% iklan
RECEIVER
PENERIMA
UTAMA
Mayoritas pendengar Radio
Dakta adalah pria sebesar 60%
dan wanita 40%. Usia
pendengar Radio Dakta adalah
25-50 tahun.
Pendengarnya
beragama Islam dan
terbuka dengan
perkembangan
zaman.
EFFECT
TUJUAN
UTAMA
PROGRAM
SIARAN
Memaparkan perkembangan
dinamika masyarakat,
khususnya yang berdomisili di
Bekasi, dari sudut pandang
politi, ekonomi, sosial,
budaya, dan religi yang
berbasiskan pedoman agama
Islam.
Program siaran informasi
yang lebih interaktif dan
solutif untuk segmen
kelompok pendengar dewasa
menengah atas.
Menjadi mediator atau ajang
diskusi terbuka untuk
kalangan masyarakat,
pemerintahan, dan praktisi
professional dalam membahas
berbagai masalah yang sedang
hangat terjadi di masyarakat.
Radio Dakta menjadi
media informasi dan
pembelajaran terbaik
di Indonesia, yang
bernafaskan Islam
dan memberikan
manfaat bagi
masyarakat dan
lingkungan.
139
Table 22 Event Off Air
Event
Mingguan
Event
Bulanan
Event
Tahunan
Kalender Islam
Safari Jum’at Dialog
Publik
Funbike Maulid Nabi
Shalat Jum’at
dari masjid-
masjid Bekasi
Millennial
bicara
Gathering
klien
Idhul Adha
Ta’lim Ummahat
Selasa dan Sabtu
Ta’lim
bulanan
Haji
&
Umrah
Dakta on CFD Donor
darah
Jum’at Barokah Galeri
muda
goes to
campus
140
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil data penelitian yang telah digambarkan dalam bab-bab
sebelumnya, maka peneliti menarik ksimpulan, yaitu:
1. Tahap ke lima adalah tahap pengemasan realitas simbolik
yaitu, menciptakan dan meningkatkan pengetahuan
pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan
pendengar, dan pencitraan problem pendengar. Burhan
Bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan
konstruksi citra. Tahap lima ini ditunjukkan dari visi
Radio Dakta. Visi Radio Dakta adalah menjadi media
informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang
bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan. Hal ini juga ditunjukkan dari
tagline Radio Dakta yang selalu di putar saat sebelum
siaran dimulai dan juga tertera di logo Radio Dakta yang
berbunyi “Bijak & Cerdas”. Sejak awal didirikannya
stasiun siaran Radio Dakta strategi yang mereka gunakan
dalam berdakwah adalah berpegang teguh pada ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah. Setiap kajian yang dibawakan oleh
narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai
dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Hal ini
dibuktikan dari setiap kajian yang dibawakan oleh
narasumber kompeten dari berbagai latar belakang
141
organsasi Islam yng berbeda menyertakan sumber-sumber
dari materi yang dibawakan seperti, Al-Qur’an, hadits
shohih, dan juga kitab-kitab terkenal dengan menyertakan
penulisnya.
2. Tahap 6 adalah tahap evaluasi. Hasilnya adalah apakah
format akan dipertahankan atau format akan diubah.
Radio Dakta melakukan evaluasi terhadap program
siarannya. Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta
tidak ada lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan
hikmah dan hadits. Evaluasi ini terjadi karena adanya
complain dari pendengar yang tidak menginginkan adanya
lagu dalam siaran Radio Dakta. Setelah dilakukan
evaluasi oleh tim radio dakta hasilnya adalah mengganti
segmen lagu dengan hikmah dan hadits. Dalam siaran
langsung lapangan yang biasanya menjadi bahan evaluasi
adalah kendala reporter di lapangan yaitu masalah teknis.
Untuk menciptakan program-program unggulan Radio
Dakta selalu melakukan evaluasi sehingga lahirlah
program unggulan yang banyak diminati masyarakat.
Tahap evaluasi radio dakta dapat dilihat dari kegiatan
evaluasi yang dilakukan setiap tahun bahkan setiap
pekanan selalu ada meeting redaksi.
B. Saran
1. Radio Dakta
Radio Dakta kini sudah menjadi satu-satunya radio
Informasi yang menekankan pada unsur religi, namun
masih acara siaran masih kurang menyentuh millenial.
142
Hanya ada kegiatan off air yang diperuntukkan millenial,
sedangkan acara on air masih kurang menyentuh
millenial. Saran penulis, millenial lebih menyukai dakwah
yang santai, bagaimana jika segmen lagu-lagu religi atau
shalawat diputar kembali agar menarik minat kaum
millenial. Karena nada dan irama dapat menjadi
instrument dalam berdakwah.
2. Saran Akademik
Penelitian ini kiranya dapat memberikan saran
untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya
mengenai startegi dakwah. Harapan peneliti adalah
dengan diketahuinya metode dakwah yang tepat dapat
meningkatkan identitas sebuah lembaga Islam dalam
melakukan dakwahnya. Semoga penelitian ini dapat
diajukan acuan untuk penelitian sejenis dan dapat diteliti
lebih lanjut.
143
DAFTAR PUSTAKA:
Arabi, Khairi Syeikh Maulana. 2017. Dakwah Dengan Cerdas:
Bekal-bekal untuk Aktivis Dakwah. Yogyakarta:
Laksana
Arbi, Armawati. Format Program Siaran Radio Dangdut Jakarta
dalam Konsultasi Keluarga dan Dakwah. Jurnal
Komunikasi Islam | ISBN 2088-6314 | Volume 02,
Nomor 02, Desember 2012.
Argenti, Paul. A. 2010. Komunikasi Korporat. Jakarta: Salemba
Humanika
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik
Aziz, Moh.Ali, 2009. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana
Bajari, Atwar, 2015. Metode Penelitian Komunikasi: Prosedur,
tren, dan Etika, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Basrowi - Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif,
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, M. Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa.
Jakarta: Kencana
Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. 2011. Dasar-Dasar
Penyiaran. Jakarta: Kencana
Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis Edisi Pertama.
BPFE-Yogyakarta
144
Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori
Praktik, Jakarta: Bumi Aksara,
Moleong,Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosda Karya
Morissan. 2015. Manajemen Media Penyiaran : Strategi
Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Prenadamedia
Group
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Rakesarasin,
Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi
dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Olii, Helena, Reportase Radio & Televisi, Jakarta: Permata Puri
Media
Rakhmat, Jalaludin. 1996. Psikologi Komunikasi, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sugiyono, 2013. Metode Penelirian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian Jakarta: Rajawali,
Suryanto, 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: CV
Pustaka Setia
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, Surabaya:
Al Ikhlas
145
Umroh,Syayidatul, 2018.Stategi Dakwah Radio Suara Muslim
Surabaya dalam Program Mozaik , Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya
Wahyudi, J.B., 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran
Website:
Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002
Pasal 16, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002
Pendengar radio dakta. Radio Dakta.
www.dakta.com
Transkip Wawancara General Manajer Radio Dakta
Peneliti : Nur Baeti
Narasumber : Ibu Suyanti (General Manager Radio Dakta)
Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019
Waktu wawancara : 10.00 WIB
Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim
Tipe wawancara : Tatap Muka
Jawaban :Saya cerita mengenai dakta dulu ya jadi tahun 1992 radio dakta
berdiri di kota Bekasi. Radio dakta ini pemiliknya bapak H.Andi
Lubis, beliau punya beberapa jenis usaha, beliau ingin
mengembangkan ada usaha lagi. Akhirnya terpikirkanlah usaha
yang sampaikanlah walaupun hanya satu ayat, yaitu radio. Jadi
beliau cari radio, dapet radio di Bandung namanya radio famor,
frekuensinya AM. Kemudian beliau beli, beliau pindahkan di
Bekasi menjadi radio dakta. Dakta itu kepanjangannya PT. Radio
Nada Komunikasi Utama ada di kartu nama saya, ya. Jadi
bukannya dakwah dan taqwa ya. Kemudian, frekuensinya juga
mendapat gelombang dari Dirjen Postel ya bahwa di Bekasi ini ada
semacam frekuensi yang bisa kita miliki ya 92,15 FM seperti itu ya,
namanya Radio Dakta. Dari tahun 1992 lah kita mulai bersiaran di
sini. Kita siarannya dari pagi hingga pukul 12 malam, kita tidak
non-stop. Di tahun 2005 ada peraturan menteri nomor 15 yang
sehubungan dengan tata frekuensi di Indonesia itu sembrawut
bahasanya ya gitu, ditata ulang. Ditata ulang dengan keputusan
menteri tersebut dakta mendapatkan frekuensi 107 FM tahun 2005
sampai dengan hari ini. Pada tahun 1992 dakta ini formatnya adalah
radio keluarga, kenapa radio keluarga? Karena di Bekasi ini adalah
pemukiman, pasti ada bapak, ibu, dan anak, seperti itu. Tahun 1998
ya kita berubah lagi ya artinya melihat dari kondisi dan situasi
menjadi radio sahabat wanita seperti itu. Kenapa sahabat wanita
karena ini banyak pemukiman, berarti banyak wanita yang pasti di
rumah. Berarti mereka dibekali oleh kita makanya sahabat wanita.
Nah baru tahun 2000 kita formatnya berubah menjadi radio
informasi sampai dengan hari ini. Visi kita adalah mencerdaskan
umat. Jadi umat itu cerdas tidak hanya membaca Qur’an mereka
harus cerdas memilih sekolah, harus cerdas berekonomi, harus
cerdas dunia pendidikan, harus cerdas politik, harus cerdas
kesehatan, itu yang kita hantarkan. Jadi Islam itu tidak melulu
masalah Al-Qur’annya, harus pinter baca Qur’an, tapi dia harus
cerdas. Supaya apa? Supaya apa yang ada di dalam Al-Qur’an itu
bisa diaplikasikan, karena tingkat kecerdasan yang dimiliki gitu ya.
Nah bicara umat, kita tidak membatasi Islam, di luar Islam itu juga
umat Nabi Muhammad. Nah jadi kenapa Dakta? Kok ada iklan A
atau iklan B. kita sudah menghilangkan yang namanya rokok dan
minuman tidak ada. Tapi ada prodak sepanjang lebelnya halal tidak
mesti menjadi syar’I itu yang namanya kudu Aminah kudu
namanya Rizky tidak, gitu istilahnya. Ada handphone merek itu?
Kan tidak, gitu ya. Jadi lebih ke ini produk menjadi tidak baik
karena penggunaan yang berlebihan. Jadi kami memberikan
fasilitas ilmu untuk umatnya Nabi. Jadi mau agama apapun, dia
harus dengerin dakta. Saya berharap dengan dengerin dakta ada
kesejukkan di situ mereka akan pindah agamanya. Jadi kalau ada
yang bilang dakta itu jenis kelaminnya apa si? Kadang A kadang B.
Dakta itu hanya radio siaran swasta, kadang harapan pendengar itu
dakta ni Muhammadiyah atau NU atau Persis atau apa? Bukan.
Dakta radio siaran swasta. Kalau mencari perbedaan, banyak.
Kenapa ngga kita cari yang samanya? Jadi kalau kalian dengerin
radio dakta ini salah satu bentuk dakwah strateginya. Kita kumpulin
semua lembaga Islam yang ada di sini, kita kasih ruangan. Untuk
apa? Untuk mereka menyampaikan kebenaran, tapi tidak
menyampaikan cara-cara shalat yang beda-beda ada yang diputer
dulu itu jangan dibahas. Yang dibahas itu bagaimana kita menjaga
shalat itu istiqamah dari subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya,
ngejaga itu. Karena kalau dakta memberikan ruang untuk
ngomongin perbedaan jadi pecah. Makanya saya rangkul semua.
Akhirnya pendengar ada yang mengatakan, dakta tuh apa sih,
Muhammadiyah apa NU? Itu tadi ukhuwah Islamiyah. Jadi,
pendengar harus cerdas. Ambil yang samanya, karena bicara itu,
itukan ormas, lembaga keislaman, jadi bukan agama. Nah jadi itu
strategi kita dari awal itu, pertama dakta berdiri itu memang kita
lebih konsern besiknya adalah Al-Qur’an dan Sunnah ya. Jadi
jangan sampai Al Qur’an itu kita hanya megang pada saat ijab
qobul, terus ditaro di rak. Coba kalo agama lain, Minggu selalu
dibawa Injilnya dibuka, kita tidak. Makanya kalau di Dakta ya kita
ajarkan mereka, buka surat anu, suruh baca diartikan. Nah jadi, ada
yang mereka beranggapan dakta ini radio Islam baru misalnya, ada
yang bilang kok ini nggak boleh itu nggak boleh, semuanya ada di
Al Qur’an. Jadi kita hanya menyampaikan, yuk buka lagi Al
Qur’annya. Nah jadi dulu ada yang namanya Anta Tas’al Wa
Nahnu Nujib itu tahun 93. Jadi anda bertanya kami menjawab. Nah
kalau udah bicara agama emang harus hitam-hitam putih-putih
nggak boleh abu-abu, jadi emang kalau bagi mereka yang nggak
siap kupingnya gatel kupingnya panas, karena nggak siap, harusnya
dia siap menyiapkan diri megang AlQur’annya. Nah itu yang
sekarang ini boleh dibilang umat itu menjadi mendengarkan yang A
dianggap salah, tapi dia tidak mendengarkan Al-Qur’annya. Jadi
akhirnya defend tidak terima itu yang salah. Jadi penyebaran
dakwah ini di radio dakta kita sudah mulai dari sejak kami berdiri
acara Anta Tasal Wa Nahnu Nujib. Berkembang terus akhirnya kita
masukin yang nggak terlalu keras tanda kutip yang lembut gitu kan.
Karena pendegar dakta itu ibarat kereta api, itu saya angkut
semuanya. Silahkan yang mau naik, ayo naik tinggal nanti dia
seleksi. Saya siap dengerin dakta yang jam berapa, kalau mereka
yang masih islamnya KTP mereka nggak berani di acara malam
kajian, karena itu harus yang bicara “lo mau ke Allah, harus gini, lo
mau ke Allah harus gitu, mau ke Surga harus gini, udah nggak
boleh enggak”. Cuma kan ngga semua siap, yang belom siap
silahkan di jam 12 siang dengerinnya, yang sedeng-sedeng silahkan
siap-siap dengerinya acara subuh. Tapi acara jam 8 malam kajian
malam, itu mreka yang sudah artinya “go to Allah” gitu. Jadi ada
karena itu tadi, karena bicara kereta api ada anak lulusan SD, anak
SMA, ada yang ijazahnya S1 sampai ada yang agamanya lain. Jadi
kami merangkul stekholder kalau bicara mengenai dakwah kami
merangkul ormas-ormas, lembaga-lembaga keislaman, untuk apa?
Sama-sama berjaung dengan dakta. Karena dakta nggak mungkin
bisa mencerdaskan sendiri, dakta ini kan lebih ke timnya penyiar.
Saya harus sinergi dengan lembaga yang kapasitasnya atau
kemahirannya di situ kapasitanya dia memang di bidang itu gitu.
Kalau kita liat mbah gugel si bener bisa, mbah gugel cuma secara
atmosfer itu nggak nyampe ke pendengar. Tapi coba kalo yang
kompetennya bicara pastikan beda. Nah adi kita samapai hari ini
pun saya merangkul semua, saya udah nggak liat lagi pokoknya dia
Islam bener lembaganya atas nama apa justru kita harus sinergi.
Kita juga membuka kegiatan-kegiatan selain on-air, karena kalau
kita bicara on air saja ada orang yang tidak dengarin radio. Satu
bisa juga karena masalah jangkauan, karena kita nggak bisa rata
seindonesia. Tapi yang jelas di era sekarang ini kita ada audio
streaming, fasilitas internet. Selama di planet bumi, bisa dengertin
dakta, gitu kan. Nah jadi kami juga ada kegiatan off airnya, untuk
mendukung on air. Ke mana? Ke masjid-masjid, kita kumpulin
masjid-masjid seBekasi, edukasi mengenai misalnya pengelolaan
DKM masjid. Jadi masjid itu jangan hanya dibuka pada bulan
Ramadhan, hari-hari lain, jam-jam lain harus dibuka. Karena
mempersilahkan orang kan udah fungsinya masjid ya. Apalagi
kalau di pinggir jalan, fungsinya adalah mempersilahkan tamu-
tamu Allah untuk shalat di masjid dia, jadi jangan digembok. Jadi
masjid nggak bisa hanya ramainya di bulan Ramadhan jadi kita ada
workshop bagaimana mengelola masjid, bagaimana meningkatkan
ekonomi syariah lingkungannya. Kalau masjid itukan rata-rata
depannya tuh bisa luas 5 meteran lebih itu bisa dibikin ekonomi
syariah disitu, jadi berputar, uangnya tidak hanya lewat infaq aja
sekarang orang kalau dateng dimintain infaq-infaq pasti juga
gatelkan aduh gua nggak bawa duit nggak enak ah shalat disini, kan
gitu juga nggak boleh, jadi kita ajarkan. Termasuk pengelolaan
majamen masjid, kita ada. Jadi pendekatan dakwah itu tidak melulu
dengan on air. Nah dengan kita tatap muka ngadain event kegiatan
CSR orang akan empati, oh dakta seperti ini ya, mereka baru akan
dengerin radio dakta. Kita juga memberikan pengajaran kepada
para pengurus majelis taklim terutama para ustazah penceramah,
jadi kita ada pelatihan mubalighoh nah itu bagaimana sih dia harus
berdakwah itu satu supaya apa yang didakwahkan itu jamaah resep
dan mau dilakukan diaplikasikan di kehidupan sehari-hari seperti
itu. Kita juga ada kegiatan off airnya adalah safari jumat. Safari
jumat ini kita menyiarkan langsung kegiatan khutbah jumat. Nah
jadi sebelum acara dimulai jam setengah sebelas reporter dakta
akan ngobrol sama pengurus masjid. Mereka akan menceritakan
mengenai masjid tersebut. Kegiatan rutinnya, berdiri sejak kapan,
ada program apa, itu juga kan salah satu program dakwah,
penyebaran dakwah dan informasi. Nanti pada saat salah jumatnya
khutbah jumatnya kita siarkan langsung. Untuk siapa? Untuk kaum
muslimin terutama lebih ke ummahat yang pada di rumah bisa
dengerin.itu juga syiar islam jadi secara tidak langsung saya deketin
masjidnya dia akan dengerin frekuensi dakta akhirnya dia akan
mandapatkan dakwah. Jadi dakwah itu tidak bicara keislam aja
dakwah itu bicara tentang bagaimana melakukan bisnis syariah itu
juga dakwah. Jadi kita bagaimana orang harus berobat ke tempat
yang tepat itu juga dakwah. Bagaimana mencari sekoah yang tepat,
itu juga dakwah. Bagaimana membeli produk yang bener, itu juga
dakwah. Jadi bungkusannya dakta itu adalah memang radio
informasi.
Pertanyaan :Radio dakta ini kan beberapa kali ganti format, apa
penyebabnya?
Jawaban :Jadi kita ganti format itu karena kita sudah laksanakan, kita
evaluasi. Ternyata kalau kita bicara radio keluarga lingkupnya
kecil, kita nggak bisa kemana-mana karena bicara keluarga saja.
Terus gimana kalo keluarga ini bukam menjadi format tapi ada di
acara sekarang kita ada acara sejak perubahan itu kita ada acara
namanya SAMARA Sakinah Mawaddah Warahmah. Program itu
setiap hari Senin, jam 8 malam kita ada samara. Nah disitulah
bagaimana membina keluarga. Berubah lagi kita ngeliat, ternyata
banyak orang pagi itu sibuk kerja, berati para istri itu ada di rumah
ya. Yuk kita fokus yang perempuan nih. Berjalannya waktu
perkembangan Bekasi kan melesat tuh era 2000 ada hotel ini ada
mall, kampus-kampus mulai masuk tuh, tidak hanya kampus yang
lokas kampus yang namanya Gunadarma, Trisakti itu ada cabang-
cabangnya di sini, Jayabaya ada juga. Jadi kita harus ngelebarin
sayap informasi. Jadi perubahan itu karena adanya perubahan
jaman. Kita harus peka, jadi kalau kita nggak peka dengan
perubahan jaman nanti kita kelewat. Nggak bisa radio itu, hanya
itu terus sampai nanti mati misalnya. Jadi harus mengikuti, tren
sekarang modelnya seperti ini, gaya siaran kita pun harus ngikutin.
Kaya sekarang apa-apa hoax, apa-apa sosmed. Kesannya media
lainnya itu tidak penting yang penting itu di sosmed. Jadi kita tidak
merasa tersaingi justru itu menjadi bahan siaran kita. Dengan
adanya sosmed berarti kita punya materi. Jadi dakta itu supaya
orang denger ‘lo mau tau bener atau enggak’, dengerin dakta. Nah
jadi hoax atau tidak itu kita klaifikasi kepada instansi terkait. Bener
nggak si kaya waktu itu ada longsor di daerah anu, kita telpon dan
nggak taunya itu kejadian udah taun jebot. Nah jadi sudut pandang
kita jangan apa-apa negatif jadi akhirnya kita nggak bergerak.
Kalau saya liat apapun di sekeliling kita jangan dibilangn negatif
saya yakin apapun yang ada di sekeliling kita itu rahasia Allah
supaya hambanya itu peka nggak ada disekeliling lo, mau jadiin
negatif atau positif atau menjadikannya itu manfaat jadi peluang
kalian berbagi untuk mencari pahala. Jadi hoax itu jangan juga kita
sebagai media radio, nggaka ada iklan masuk nggak ada ini orang-
orang mainannya sosmed bu, tapi orang percaya nggak? Tetep
radio itu dipercaya orang. Karena yang ngomong adalah orang yang
berkepentingan bicara kompeten, tapi bicara hoax tulisan bisa aja
direktur PLN bener nggak direktur PLN who know? Tetep saya
bilang sosmed ini hanya tren gimik-gimik orang seneng, kalo nggak
buka handpon bukan jaman sekarang, ya ngga.
Pertanyaan :Setelah adanya peruabahan apakah ada peningkatan?
Jawaban :Nah jadi kalau pendengar justru bertambah dan pendengar justru
diperkaya. Tidak hanya biacara yaitu tadi karena visi kita
mencerdaskan umat jadi kita melekin umat Islam. Jadi kalau
misalnya ‘wah pemimpinnya begini’ ‘anggota DPR seperti ini’. Lu
milih apa kemaren, itu pencerdasan jangan sampai kita hanya
kebagian jadi korban tapi kita punya sumber-sumber yang pinter.
Kamu harus maju, berjuang itu nggak bisa lewat sosmed. Jadi
kebanyakan kita yang pinter, yang pandai, yang remnya lebih
pakem, mau berbuat salah eh nggak jadi itu remnya lebih pakem,
itu mereka nggak ada dorongan untuk ke sana, seakan-akan ‘udah
jangan main politik, udah kamu jangan ada di situ’ padahal dia
punya kapasitas itu. Itu yang harus kita dorong. Karena kalau tidak
yang ada yang menduduki menjadi pemimpin entah dia DPR atau
Legislatif gitu mereka kan yang punya cuma selembar kertas dia
‘jalankan!’ contoh kaya BPJS sekarang, nah tinggal begitu aja.
Padahal kalau dihitung perorang 160.000 satu keluarga minimal 4
sudah hampir 800.000 sebulan lebih mahal dari asuransi swasta,
asuransi swasta dengan gagahnya kita masuk rumah sakit nggak
ngerasa kita berantem sama customer service di rumah sakit, coba
kalau pakai BPJS pake acara bersitegang ada rasa kaya kita
diremehkan seakan kita nggak mampu. Padahal kalau kita kelas
satu atau kelas dua kita orang kaya loh, karena kita bayar loh
nggak sakit aja kita bayar, logikanya. Maksud saya hal seperti itu
anggota DPR sekarang ngga ada komentar begitu ini diterbitkan,
kemaren kalian kemana aja nih yang baru tujuh hari mereka tidak
menyuarakan kita. Itu kan juga bagian dari dakwah. Nah jadi titik-
titik ini menjadi central mereka menjadi istiqamah membangun
negara menjadi baik menjadi bagus kita ibadahnya juga jadi bagus
karena dikelola oleh orang-orang yang bagus itu harus edukasi dari
mana? Dari kita. Yang pinter, yang bagus maju kamu. Itu peran
dakta disitu bukan memecah belah dan lain-lain, tapi ayo dong.
Kalau bicara dari radio yang ada coba dicek ada radio yang
lebelnya Islam ya ngomonginnya Al-Qur’an aja udah. Infaq yang
banyak, Palestine sumbang, tapi negara ini umat ini disini gimana?
Kamu cek radio yang berlebelkan Islam, dia tidak bermain di
konsentrasi itu, karena khawatir juga mungkin nanti frekuensinya
ditutup atau bisa juga dia sumbernya nggak punya, karena begitu
punya frekuensi dia hanya urusannya adalah menyebarkan dakwah
saja. Kalau dakta memang radio swasta, radio berbisnis kita cuma
basicnya Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi temen-temen ini memang
judulnya “kerja” mereka harus nyari narasumber.
Pertanyaan :Kalau dilihat sekarang ini banyak radio hiburan yang lebih
banyak pendengarnya, kenapa radio dakta ini mempertahankan
identitasnya sebagai radio dakwah ?
Jawaban :Kami ini radio informasi yang bassicnya Islam, karena
pesanpemilik radio ‘sampaikanlah walau satu ayat’ ingin dapet
barokah, ingin dapet pahala. Beliau itu menyerahkan ke saya ‘saya
ini punya kereta api ini harta dari Allah, saya titipin ke kamu,
jadikan harta ini bekal saya untuk ke surga, jadikan harta ini untuk
kalian yang ngelola bekal ke surga juga menambah pintu rezeki
banyak supaya kalian bisa berinfaq banyak. Yang ada di dakta yang
sekelilingnya harus dapet manfaat, itu pesennya. Kalau bicara tadi,
radio lagu-lagu elo pesen Mp3 aja udah, mau ngapain, kita kan
ingin itu sih pilihan kalau saya pilihan, dia ngejar segmen emang
bener ada yang seneng lagu, biarin tapikan juga kita punya pintu-
pintu lagi yang kan nggak mungkin juga ya seIndonesia raya saya
rangkul semua saya nggak punya tangan ke situ, logikanya.
Makanya timbul radio-radio Islam lain, saya tidak pernah itu
menjadi pesaing tapi kalau mereka menganggap pesaing itu urusan
mereka, kalau saya tidak menjadi pesaing. Karena radio-radio yang
muncul itu adalah mereka yang alumni ustad di dakta, ada. Jadi
mereka siaran di dakta mereka punya komunitas, mereka di
pertanyakan oleh komunitasnya ‘pak ustad, ente siaran di dakta kok
ada lagu sih?’ gitu misalnya ‘jangan ada lagu dong’ cerita ke saya
‘bu yanti, boleh nggak, nggak ada lagu?’ nggak bisa, saya belum
siap nggak ada lagu orang akan jenuh, lagu itu sebenernya untuk
bridging dari acara satu ke acara lainnya. Lagupun itu kita selektif
pa ustad, sampaikan ke jama’ah bapak, jadi dakta ini tidak untuk
jama’ah bapak saja, saya harus akomodir tadi satu kereta yang
punya KTP doang, Islam KTP aja yang agamanya beda, begitu dia
dengar lagu yang enak, pasti dia akan ini lagunya enak radio apa
nih ya dia akan turning program yang lain. Bertikutnya lagi
dikomen lagi sama jama’ahnya tiap ustad kan punya kumpulan, ‘pa
ustad, kok ada iklan, jangan ada iklan dong’ saya bilang pa ustad,
yang bayar bapak siapa? Saya nggak mau jerih payah orang adalah
jihad yah tidak jihad itu untuk diri bapak ke Allah tapi kalau sudah
pakai fasilitas lain, pake bensin harus ke sini meninggalkan
keluarga gitu kan? Saya harus alokasikan penggantian transport
bapak. Itu dari siapa? Dari yayasan, kami semua tidak mau dapat
duit dari yayasan, kami orang mampu untuk bekerja karena pertama
dakta berdiri adalah radio siaran swasta beda kalau radio-radio lain
yang labelnya adalah memang atas nama yayasan berarti dapet duit
dari yayasan. Nah tapi itu pilihan, jadi bilang mendingan gini pa
ustad, saya terimakasih ya dnegan ustad-ustad di sini yang sama-
sama bersinergi sama dakta untuk berdakwah tapi saya bilang dakta
ini ibarat S1, ada tadi yang cuma lagu-lagu misalnya itu levelnya
tingkatannya SD ada tingkatannya radio yang SMP apa SMP di
samping lagu ada hadist ya kan ada yang kaya gitu? Ada lagu-lagu
tapi ada renungan hadist gitukan? Nah dakta ini S1, nah kalau dia
nggak mau ada lagu nggak mau ada iklan pak ustad bikin radio
namanya S2, penjurusan. Penjurusan ke Surga recomended.
Sebaiknya begitu, bapak lebih plong yang mana? Kalau ada yang
telfon alhamdulillah terimakasih pa ustad saya baru tahu saya udah
umur 48 tahun saya baru tahu shalat itu gini gitu, serep mana sama
orang yang protes sama dakta, kok dakta ini kok dakta itu, mana
pak? Ya yang itu tadi. Iya karena yang protes tadi nggak usah
didakwahin, ya nggak? Yang protes dakta kok ada ini, udah pasti
dia Islamnya udah kuat, sudah nggak usah didakwahin yang kaya
gini, tugas ustad lebih banyak ke pelosok-pelosok, yang kalau ada
yang meninggal itu masih dimintain duit mba, orang di kampung
itu kan nggak punya itu kalau ada yang meninggal harus
ngamplopin untuk anak kecil 50 orang, harus ngamplopin orang
yang gali kuburan bisa 40 sampe 50 orang padahal yang nggali
Cuma 4 orang, tapi yang bantuin yang ikut nengok itu 40 orang itu
baru saja kejadian, dakwah disitu! Kalau orang yang maaf ya yang
sudah jilbabnya panjang, yang sudag memelihara jenggot Sunnah
Nabi itu tidak perlu didakwahi. Justru dia harus berfungsi
mendakwahkan yang di level kelas SD kalau dia nggak berani
dakwah yang tinggi supaya ilmunya ngalir tidak untuk protes. Nah
jadi itu yang perannya strategi dakwah kita tuh dari jaman baheula
sampai sekarang yang dibahas itu nggak usah, udah sampaikan
qunut itu subuh ada qunut nggak ada qunut silakan ngikutin imam,
kalau lu nggak ngikutin sama imam cari masjid lain. Nah jadi, tadi
saya bilang kenapa nggak mau pindah, kami ingin memberikan
dunia dapet akhirat dapet, kami ingin manfaat. Maaf saya bukan
membandingkan bahwa itu tidak manfaat. Kami ingin mendapatkan
poin lebih karena kami sanggup. Anak-anak di sini ilmunya lebih
anak-anak di sini ilmunya banyak harus bisa, kalau bisa kepake kan
ilmunya ngalir. Untuk apa? Untuk pahala buat kita, tapi lagupun
dapet pahala dapet kebaikan maksudnya begitu nyupir macet nih
lagu enak, silahkan. Tapi apa mereka tahu arti-artinya bahasa
inggris artinya apa, ada arti-arti iramanya enak tapi artinya itu kalo
diartiin vulgar. Jadi kenapa nggak mau pindah? Itu tidak, karena
saya yakin ilmu kita, usia kita, kita udah ninggalin keluarga, saya
lulus sekolah ninggalin orang tua, bekal untuk orang tua sebagai
bentuk terimakasih supaya pahalanya ngalir, saya harus berbuat
yang lebih, yang manfaat gitu.
Pertanyaan :Sebagai radio islam ya bu, ada nggak sih batasan-batasan seperti
pemilihan ustad, pemilihan penyiar, pemilihan pegawai gitu?
Jawaban :Ada, ada batasannya. Karena dakta ini formatnya radio informasi
berarti penyiarnya itu harus minimal S1. Kenapa S1 karena yang
kita sampaikan ke pendengar itu adalah bobotnya beda, yah jadi S1
itu penyiar yang sudah siap, untuk apa? Untuk berilmu, banyak-
banyak ilmunya. Dibandingin kalau SMA kalau ngomongin politik
mau nggak? Nggak mau, nggak siap dia, ah ribet ngomongin kaya
gitu, tapi kalau S1 disitu tempatnya. Ustad pun sama yang kita cari
adalah ustad yang dia harus tau framenya dakta ini adalah basicnya
Al-Qur’an dan Sunnah, jadi ida harus ada di sini kalau ngomongin
fikih framenya di sini, ngomongin akhlak framenya di sini, gitu.
Pertanyaan :Dalam membentuk identitasnya sebagai radio islam gitu ya bu,
apakah ada peraturan kaya peraturan berpakaian mungkin atau
peraturan berperilaku untu staf atau ustad?
Jawaban :Ya, ada. Karena gini, yang kita sampaikan di radio pasti pendengar
dengernya adalah suara begitu dengar cara ngomong berarti dakta
ini Islam yang artinya cerdas, terus bajunya gamis tapi gamis
modern itu kita harus jaga, makanya kita di sini perempuan itu harus
berhijab, nah tatabicara dan yang lain harus lihat. Dan di sini harus
di tes bisa baca Al-Qur’an kalau nggak bisa baca Al-Qur’an nggak
boleh gitu, jadi bisa baca Al-Qur;an, agamanya Islam, nah prilaku
termasuk ustad. Kalau ada ustad yang di luar ada hal yang tidak
baik, pendengar akan ‘dakta tuh ustadnya gimana si?’ padahal Cuma
seminggu sekali, cuman satu jam, tapi secara otomatis badan dia tuh
kebungkus oleh dakta, saya sampaikan. Bapak tuh bungkusannya
dakta loh, walaupun cuman satu jam, tapi bapak dapat manfaatkan,
suka dapet orderan, nah dijaga.
Pertanyaan :Salah satu yang melatar belakangi saya untuk ambil penelitian
ini adalah di ualng tahun dakta ke 23 dirut radio dakta pa Andi
Kosala itu di artikel mengatakan akan membentuk radio Islam
terbaik dan beliau bilang akan ada update konsep program, program
plan, best presenter, sampai kreatif program, dan saat ini apakah
hal-hal tersebut sudah tercapai?
Jawaban :Untuk sempurnanya, kalau tercapai berarti kita stop, yang itu
tercapai berarti kita punya hal-hal yang harus dicapai lagi. Jadi
kalau bicara best program, iya. Karena dakta terbukti dari
pendengar itu mereka bertanya, contoh dakta idul adha nya kapan?
Nggak ke menteri Agama loh, ke dakta. ‘dakta idul fitrinya
kapan?’terus ‘dakta saya mau dong qurbannya sama dakta’, itu
salah satu, radio terbaik. Sapai ada dakta tadi saya denger iklan
sekolah Islam saya minta nomor telfonnya. Karena dia yakin, kalau
orang udah pasang di dakta itu, sudah terseleksi. Termasuk
program umrah, banyak umrah yang tertipu, umrah boleh murah di
tempat lain, tapi sesuai Al-Qur’an dan Sunnah nggak? Kita sudah
memberangkatkan angkatan ke 10. Karena apa? The power of
dakta. Orang begitu denger dakta, udah itu harapan, beda sama
hoax tadi, apa yang disampaikan dakta itu benar, jadi oh ada ini.
Insyaallah itu sudah tercapai, justru ada yang lebih kita tajamkan
yaitu best radio terbaik itu adalah ukurannya itu unlimited. Ya,
kamu bisa lihat nanti penghargaan-penghargaan kita.
Pertanyaan :Di kajian-kajian malam itu kan ada pembahasan kajian fiqih,
tauhid gitu ya bu, apabila terdapat seperti perbedaan pendapat itu
bagaimana?
Jawaban :Maka, tiap ustad itu kita sudah sudah kita kaplingkan, hari Senin
misalnya SAMARA urusan keluarga, hari Selasa misalnya masalah
fiqih, hati-hati pendengar juga suka iseng, udah nanya si A nanya
lagi ke si B, nah itu yang bikin rancu. Nah kalau memang bukan di
bidangnya maksudnya materinya bukan yang bapak bawa, bapak
bisa jawab sebaiknya gini ‘oh ibu silahkan nanti hari Rabu, hari
Rabu nanti dengan ustad anu’ nah begitu.
Pertanyaan :Bagaimana radio dakta menanggapi penilaian masyarakat saat
radio dakta dinilai sebagai salah satu golongan?
Jawaban :Kita sampaikan, karena ngeliatnya dakta itu apasih? Bangunan,
pada saat siaran di situ ustad A dari Persis, besok ada ustad B dari
NU, besok lagi ada dari Muhammadiyah itu bicara gedungnya aja
dakta. Yang namanya “dakta” siapa? Saya namanya Yanti, ya kan
gitu. Nah jadi kita kasih di situ ruangan, untuk mencerdaskan tadi.
Pastikan kalau orang Muhammadiyah, perwakilan orang
Muhammadiyah bicara pasti pendengar Muhammadiyah akan
dengerin. Besoknya lagi orang NU, Persis, nah ini kan mereka
ngumpul dengerin dakta, akhirnya mereka akan terbuka, oh begini,
jangan bicara perbedaannya. Jadi dakta gimana sih, kemaren bapak
itu ngomong ini? Itu pendapat dari lembaga, bapak ambil sarinya
yang mana, yang benar hanya satu, kalau bicara lembaga kan sudah
ada di hadist, ada 70 berapa tuh? Yang benar hanya satu kan?
Begini dengan begini kalo kamu begini bakal masuk neraka nggak?
(ibu Yanti mempaktekkan posisi tangan saat shalat) nggak ada
cerita yang jelas di Al-Qur’an tentang sholat yang pakai begini atau
disini itu masuk neraka, itu kan tidak. Nah jadi, kita sampaikan itu
adalah lembaga, semua bassic lagi ke Al-Qur’an dan Sunnah, jadi
apa kata si A dan si B itu nggak boleh dijadikan nunutan makanya
kita ustadnya banyak karena saya nggak mau ustad tuh satu public
figure, jadi kesannya kata ustad ini begini kata ustad ini begini
begitu ustad nyeleweng ustad juga manusia, begitu ustad salah satu,
bubar jalan semuanya. Dakta tetep ada siapapun yang ada di sini,
ustadnya pindah kek keluar kek atau ganti yang baru Its dakta.
Pertanyaan :Sebagai media Islam, bagaimana dakta mempertahankan
keindependenannya?
Jawaban :Jadi, frekuensi ini kan kita dapet dari negara, dipinjamkan oleh
negara, ada aturannya bahwa kita ada berapa persen itu memang
untuk pendidikan dan yang lain. Jadi bicara independen kita radio
siaran swasta di sini tidak ada, alhamdulillah di sini tidak ada
bermain partai, misalnya ketua partai bikin radio, lah itu yang jadi
masalah, sekarang banyak radio itu juga ketua partai bikin radio.
Terus apalagi, yayasan A bikin radio, rumah sakit bikin radio, nah
jadi apa yang mau disampaikan jadi terbatas, nah karena kita radio
informasi dan saya siaran swasta, tidak ada kepentingan politik dan
lain-lain jadi kita independen. Kita artinya pemerintah ada yang
perlu kita koreksi kami koreksi. Pemerintah kota Bekasi, kabupaten
ada yang perlu dikoreksi, kita koreksi kita sampaikan. Namanya
koreksi udah pasti nggak enak didengar, yakan namanya koreksi
kan. Koreksi, tapi kalau hasilnya bagus ya kita ucapin terimakasih
anda usdah menjalankan yang benar.
Transkip wawancara Produser
Peneliti : Nur Baeti
Narasumber : Syifa Faradila
Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019
Waktu wawancara : 11.00 WIB
Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim
Tipe wawancara : Tatap Muka
Pertanyaan :Apa saja upaya radio dakta dalam persaingan dunia penyiaran
sekarang melihat banyaknya radio hubiran yang bermunculan
dan memiliki pendengar yang banyak?
Jawaban :Jadi, kalau bicara tentang persaingan tentu bukan hal yang baru
lagi, radio sekarang saling bersaing dengan program. Tapi ada
nilai atau value yang mungkin nggak dimiliki radio lain, Cuma
ada di beberapa radio mungkin diantaranya adalah dakta. Dakta
degan format siarannya berita, news and talk juga gitukan, tapi
ternyata 50% kita banyak banget kajian. Kajian itu mulai dari
pagi sampai dengan malem, kajian semua mulai dari hari Senin
sampai dengan Minggu. Apa yang kita sajikan terkait dengan
fiqih dan lain-lain. Jadi kalau persaingan seperti apa, kita sih
merasaya nggak begitu banyak persaingan, karena radio
memang banyak hiburan dan lain-lain, tapi gimana caranya
untuk hiburan ini, kita meyakini bahwa ada pendengar
tersendiri yang memang sudah terpolarisasi istilahnya dengan
program kajian yang selama ini kita bikin gitu. Baik itu kajian
secara off air atau juga kajian secara on air. Apalagi melihat
mungkin sekarang anak-anak millenial gimana biar tetap, ini
kita ambil kegiatan off airnya gimana remaja dan anak-anak
muda sekarang.
Pertanyaan :Untuk persaingan ini gimana radio dakta menyusun dan
memilih program siaran?
Jawaban :Kita melihat apa yang sedang ramai diperbincangkan sekarang,
untuk terkait dengan tema-tema termasuk mungkin tema-tema
keremajaan. Kalau diambil contoh misalnya, beberapa waktu
lalu ramai tentang hijrah, gimana fenomena artis hijrah mereka
yang tadinya bekerudung sekaramg berkerudung, yang tadinya
pakai hijab biasa terus sekarang syar’i. Nah dakta, gimana nih
agar ini sampai ke masyarakat terutama ke millenial, kalau
millenial kan kalau diajak untuk diajak dengerin kaya gitu kan
males secara on air di radio ya, tapi begitu kamu ikut nih ada
artis kan lebih terpacu untuk itu. Nah berarti kita nggak bisa
ngandelin siaran on air aja, harus ada serangan darat, apa
serangan daratnya, yaitu siaran off air kita. Kita ada kemarin
Millenial Bicara, temanya apa tentang hijarh, siapa yang kita
undang? Mereka-mereka yang aru hijrah, anak punk muslim
mereka segala macem itu. Salah satu upaya kita untuk
mengimbangi itu dan memasukkan unsur syi’ar kita kegiatan itu
ke millenial-millenial. Kalau untuk kalangan-kalangan yang
ibu-ibu itu kita ada banyak, kegiatan rutin kita itu ada ibu-ibu
Selasa dan Sabtu udah ada Ta’limnya. Dan untuk umumnya kita
ada setiap bulan. Belom lagi taklim-taklim yang lain jadi bobot
atau porsi dalam kegiatan kajian kita tuh lumayan banyak
banget. Tinggal pengemasan dan segmen apa yang akan kita
sasar untuk terkait dengan itu.
Pertanyaan :Kalau siaran dari pagi hingga malam program mana yang paling
bayak pendengarnya?
Jawaban :Kalau kajian, kajian malam. Kalau program siaran berita, itu di
dakta pagi dari jam 6 sampe jam 9. Kalau kajian malam dari jam
7 sampe jam 10 mungkin karena orang-orang sudah mulai
sampai di rumah gitu ya, mereka yang selama ini mungkin
nggak sempet mau taklim mungkin ya malem itu kesempatan
bagi mereka dengerin walaupun misalnya ketemu ustadnya
seminggu sekali, tapi mereka merasa perlu ‘oh saya butuhnya
fiqih nih berarti saya dengernya ustad ini, oh saya butuh samara
berarti saya dengerin samara’.
Pertanyaan :Karena kita bicara soal pasca produksi, jadi kapan saja
dilakukan evaluasi dan apa saja yang harus dievaluasi?
Jawaban :Evaluasi biasanya setelah acara, setelah kegiatan misalnya kalau
off air, kitan lihat evaluasi yang pertama dari sisi massa dulu
yang udah pasti gimana crawded enggak, jadi kalau kita bicara
off air itu, off air itu sukses dari kraudidnya massa. Begitu massa
keliahtan banyak itu sukses. Tapi begitu masanya tunggu-
tungguan, ‘mana ya kok dikit banget’ nah itu kita ngerasa gagal
tuh. Kalau masa crawded dan membludak itu kita ngerasa acara
kita sukses. Itu yang pertama evaluasi. Yang kedua kita evaluasi
konten, konten itu baik dari narasumber atau kita sendiri sebagai
pemandu. Udah bener ngga sih kita terlalu offer nggak sih kita
mandu kegiatan ini. Terus evaluasi lainnya terkait dengan tehnis
lah ya secara sound bagus apa engga dan di udara terdengarnya
gimana suara kita, kalau enggak, berarti harus ada yng dibetulin,
tehnis apa yang harus dibetulin, mic gimana antena mungkin
ditinggiin. Tapi kalau lebih kepada konten, crawded nya massa
lalu juga interktifnya ke audiens seperti apa dan respon dari
audiens kalau audiensnya banyak mereka ngerespon dengan baik
itu kita merasa sukses kegiatan kita
Pertanyaan:Siapa saja sasaran/segmentasi pendengar Radio Dakta?
Jawaban : Kita usianya dari usia 25 sampai ke sini.
Pertanyaan :Apa keunggulan radio dakta dengan radio lainnya?
Jawaban :Keunggulan radio dakta dengan radio lainnya kita ada sisi
pendakwahnya, yang itu tadi mbak bilang dan itu tidak dimiliki
oleh banyak radio. Kita berita ada, fokus kita berita ada, tapi kita
selingin dengan dakwahnya itu. Dakwahnya apa? Nah itu kajian-
kajian, apalagi sekarang sudah hampir satu tahun pure sudah tidak
ada lagu, lagu itu kita ganti dengan hikmah kita ganti dengan
hadist, nah itu kita ngerasa jadi keunggulan. Kenapa nggak ada
lagu? Apa bedanya lagu sama hadist? Kalau lagu mislanya 3 menit
hadist kita hadirkan juga durasinya sama 3 sampai 4 menit toh
sama. Kalau mau hitung-hitungan pahala misalkan lebih kita
dapat pahala hadist dibandingkan dengan lagu. Intinya sih sama
keunggulan kita tidak hanya menjadi radio berita tapi kita juga
menjadi radio dakwah yang itu penuh dengan konten-kontennya
dakwah dan tema-tema yang dihadirkan oleh narasumber kita.
Pertanyaan :Salah satu yang melatar belakangi saya untuk ambil penelitian
ini adalah di ualng tahun dakta ke 23 dirut radio dakta Pa Andi
Kosala itu di artikel mengatakan akan membentuk radio Islam
terbaik dan beliau bilang akan ada update konsep program,
program plan, best presenter, sampai kreatif program, dan saat ini
apakah hal-hal tersebut sudah tercapai dan seperti apa
pembaharuannya?
Jawaban :Pembaharuannya dalam salah staunya itu tadi kita sudah tidak ada
lagu, pembaharuannya apa lagi kita menghadirkan sisi-sisi
dakwahnya berbagai ustad kita sisipkan dari ustad yang fenomenal
di Youtube sampai itu masuk di dalam kita juga. Nah program
baru, program baru kita cukup bayak kalau program baru. Kalau
biasanya pendengar Cuma taunya dakta pagi, dakta siang, sore,
dan malam sekarang kia sudah banyak, sekarang kita sudah ada
lifestyle, terus juga kita ada tadi kegiatan off air kita millenial
bicara, dialog publik. Karena gini.semangat kita orang itu nggak
pure tau dakta itu sebagai radio, jadi apa nih yang harus kita
lakukan, salah satunnya itu tadi yang disampaikan pak andi. Kita
juga hraus turun gunung nih, turun gunungnya apa biar masyarakat
tau progra-program dakta. Program dakta ada kegiatan off air.
Kegiatan off air kita misalnya nih sekarang deh kita ngadain oh
tenyata dakta itu ada off airnya ya oh dakta itu olahraga juga, jadi
jangan sampai stigma masyarakat Cuma dakat tuh hanya sekedar
radio. Sekaang kita berkembang dengan adanya trading nah itu
salah satu pengembangan kita juga trading umrah kita ada ionasis
kita ada juga smfing jual decoder unutk tivi-tivi islami dan itu
adalah salah satu upaya kita juga unutk setelah milad kemarin apa
nih yang harus kita walaupun ada beberapa hal yang memang
tidak begitu bagus atau tidak begitu sempurna untuk dilaksanakan
tapikan paling tidak pelan-pelan kita usdah mulai, sudah mulai
untuk program seperti apa baik off air dan on airnya, unutk
presenter segala macem, bagaimana penyiar kita nih siaran mereka
ngga nguasain tapi kedengarannya di udara dia cerdas,ngga tau
temanya begitu dalem tapi masyarakat dengernya mereka tau lebih
mendalam apakah dilakukan training, coaching, dan lain-lainnya.
Nah itu yang harus kuta lakukan dan kita berbenah dan itu menjadi
bahan evaluasi kita setiap tahun bahkan setap pekanan kita elalu
ada meeting redaksi disitu lah kita unutk mencoba mereview
program-program kita selama ini apa, sepekan kira-kira apa yang
dilakukan. Paling tidak kalau dari SDM kita coba untuk training
dan coaching unutk nambah wawasan bagi temen-temen yang ada
disini.
Pertanyaan :Kalau unutk pendengar antara siaran langsung dan tapping mana
yang lebih banyak?
Jawaban :Siaran tapping itu kita nggak ada tapi kecuali kalau ustadnya
berhalangan jjadi misalnya nih haji kan bebrapa ustad sini jadi
pembimbing jadi mereka akan tapping duli. Tapping udu baru
nanti kita siarkan, tapi kebanyakn kita yang live disbanding
tapping itu, karena kalau tapping itu kan kita nggak bisa
berinteraktif dengan pendengar kita kalau live pendengar ita lebih
leluasa saat interaktif jadi kalau lebih banyak mana, lebih banyak
yang interaktif atau live.
Pertanyaan :Apa saja kendala melakukan siaran langsung?
Jawaban :Tehnis biasanya, tehnis itu kan, misalnya kemarin siran di tempat
A terus besok ada lagi siaran langsung di tempat B outdor ya
maksudnya. Kita nggak bisa nyamain sama kondisi A dengan B,
kalau A mungkin lempeng-lempeng aja antenanya udah gitu aja
selesai tapi tempat B nggak bisa udah dicek berapa kali tetep aja
suara nggak masuk atau kresek-kresek harus muter arah
kemanapun, lebih ke tehnis biasanya.
Pertanyaan :Kalau di evaluasi siaran langsung itu biasanya startegi yang
digunakan seperti apa?
Jawaban :Di lapangan yang pasti di sisi tehnis kita harus jernih siarannya,
audionya karna kan kita kalau pendengar di mobil nggak jernih
pastikan dia akan pindah channel begitu juga kita, begitu nggak
jernih kita rusting apanih yang harus kita lakuin, udah kita pake
handphone sembari tehnisi betulin. Jadi kalau tehnisi botulin,
bisa, kita akan switch dengan itu lagi tapi kalau nggak bisa
sepanjang siaran kita pake by phone.
Pertanyaan :Sebagus-bagusnya program kalau frekuensinya kurang kuat itu
kan percuma ya mbak, nah dakta ini sekuat apa frekuensinya?
Jawaban :Frekuensi kita itu Jabodetabek, tapi memangada aturan-aturan
yang nggak boleh kita langgar dari kementerian sama juga dari
pers ri kita di Bekasi main daya jangkau kita, tapi ada di Jakarta
kita juga bisa nerima tapi di beberapa tempat nggakb bisa, jadi kita
Bekasi ya Bekasi aja nggak bisa kita ngambil coverage karena di
Jakarta sudah banyak radio-radio lain. Jadi kita ada aturan aturan
yang sdah ditetap kan media-media baik televise dan radio, itu
yang frekuensinya covergaenya nggak boleh kita ini lagi.mislanya
eberapa waktu lalu kita dikomplain sama di halim karena mereka
bocor dia bilang, karanasetiap mereka mau takeoff landing itu ada
frekuensi radio yang masuk dan didetek sama balmo segala
macem ternyata radio dakta kita ditegur. Kita disruh turun sekian
frekunsi, semakin turun kita semakin kurang. Yang tadinya bisa
100% full kesini 80 kaya gitu.
Pertanyaan :Sebagai media Islam bagaimana radio dakta mempertahankan
keindependenan medianya?
Jawaban :Kita berusaha unutk pemberitaan keislaman tetap dalam kategori
cover both side ya jadi memang itu yang harus diepgangtapi yang
paling kita pegang adalah Al-Qur’an dan Sunnah dan itu sudah
dari jama pendirinya atau yang punyanya memang seperti out .
jadi bagaimana caranya kita mengahdirkan berita yang memang
betul-betul real nggak hoax jadi saat berita mainstream
memberitakan misalnya terkait dengan penangkapan beberpaa
ulama kemarin kita coba unutk menggali betul nggak sikaya
kemarin nih mislanya kasusnya yang penganiayaan ninoy
melibatkan ulama-ulama gerakan 212 dan lain-lainnya tapi kita
coba unutk menghubungi narasumbernya. Siapa narasumbernya
kita hubungin pengacaranya betul nggak sih? Ternyata nggak
betul, kronologisnya itu ustad itu ketikaada di lokasi bukan mukul
malah melinudngi gitu kan, jadi kita coba unutk menggali berita
itu terutama berita keuatan yag menajdi konsep kita dengan
berbagai narasumber tentu dnegan cover both side juga kita
hadirkan. Kalo di media mainstream mereka ada angle yang
berbeda kita juga ada angle yang berbeda karena kenapa? Karena
kita hrus menghadirkan berita yang bener bukan berita yang by
request pemerintah segala macem itu, itu yang kita lakukan karena
memang kita fokus pada berita keumatan. Kaya sekarang misalnya
tentang cadar celana cungkring dan lain-lain itu jadi konsern kita,
kita wawancara dengan siapa, dnegan ulama dengan apa segala
macem terus dari pemeritahan juga ya kita awancara juga
kementeriannya atau DPRnya dengan siapapun itu. Unutk kita
mempertahankan radio yang independen radio yang tidak berpihak
kemanapun.
Transkip wawancara Div. Social Media and Listener service
Peneliti : Nur Baeti
Narasumber : Ulfa Nurul (Div. Social Media and Listener service)
Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019
Waktu wawancara : 10.43 WIB
Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim
Tipe wawancara : Tatap Muka
Pertanyaan :Bagaimana membentuk identitas radio dakta sebagai radio
dakwah di sisoal media?
Jawaban :Sosial media kan, sosial media dakta itu mengikuti alurnya siaran
radio, jadi seccarangga langsung meskipun kita radio dakta nggak
pernah melebeli kira radio Islam, kita sebenernya radio berita tapi
secaratidak langsungmasyarakat melebeli kita radio Islam, kaya
gitu jadi kita berupaya masyarakat atau warga Bekasi khususnya
yang nggak bisa dengerin radio dakta itu bisa mendapatkan intisari
dari siaran kami. Salah satu caranya adalah dengan sosial media.
Jadi misalkan ada ustad-ustad menyampaikan tausiahnya,
misalkan di kualiah fajar atau kajian malam itu kita masukkan di
podcast terus kita sebar deh ke whatapp grup. Dan kita memeliki
komunitas di whatapp grup, yaitu namaya dakta listener forum.
Pertanyaan :Ada nggak si mbak batasan-batasan untuk publikasi di sosial
media?
Pertanyaan :Batasan-batasan si nggak ada, cuman kalau sosial media kita tuh
follower dan pendengar kita udah segmented banget, jadi kalau
misalkan saya posting nih subuh-subuh tentang hadits gitu
tentang misalkan bagaimana mencari ridho Allah gitu kan ya, itu
likesnya banyak banget tuh. Tapi kalau misalkan saya pagi-pagi
posting misalkan yang nggak ngeboost semangat mereka, itu
pasti yang like sedikit. Jadi memang segmented postingan itu
mempengaruhi, jadi kalau pagi itu tentang semangat-semangat
atau tentang mengingatkan untuk dzikir pagi gitu nanti pas
sorenya atau malemnya kita ajak tuh followers kita untuk
evaluasi, hari ini ngapain aja begitu. Terutama di Instagram,
twitter dan facebook.
Pertanyaan :Kalau untuk siaran off air bagaimana peran divisi listener
service?
Jawaban :Jadi kalau misalkan taklim bulanan kita ajak masyarakat tuh,
melalui sosal media Instagram, twitter, facebook, whatsapp grup,
kita punya banyak kontak nanti kita japri-japriin, nanti pada
dateng. Misalkan ustad Haikal Hasan nih temanya tentang
membina keluarga islami gitu, itu biasanya bayak banget tuh, nah
biasanya kita interaktif, melalui live Instagram, juga interaktif
langsung kepada masyarakat gutu si
Pertanyaan :Seberaba besar intensitas hubungan antara radio dakta dengan
pendnegar radio?
Jawaban :Intensitasnya sangat dekat sekali, artinya gini radio dakta ini
nggak hanya dikenal sebagai radio islam tapi juga radio layanan
public. Jadi masyarakat yang punya keluhan apapun pasti
nanyanya ke dakta, dan kita sebagai media berusaha
menjembatani antara masyarakat sama pemerintah, teruama
pemerintah kota Bekasi. Misalkan kaya gini, masyarakat kan
punya keluhan tentang jalan rusak, tentang air PDAM yag kotor
atau mati, masyarakat kan bingung meskipun mereka punya
sosial media, missal kaya PDAM punya sosial media nih, tapi
mereka nggak interaktif tuh, mislakan ‘min air kotor nih disini
dan di sini keluarnya kotor kenapa?’ mereka kan nggak langsung,
tapi kalau mereka keluhan ke kita, misalkan hari ini hari minggu
pelayanan air di jl. Ahmad yani misalkan, rusak atau kotor, bau
dll. Itu yang [ertama terjadi ya sering terjadi, dan kita terima, baik
ibu treimakasih atas informasinya, kita akan hubungi ibu ya. Nah
sesi call back, telfon balik. Assalamualaikum ibu, bagaimana
airnya sejak akapan bu matinya?sudah dari kemarin mba dll
nggak dapet respon saya au ke dakta nih kalaudakta cepet,
biasanya mereka ngomong kaya gitu. Oh iya bun anti akan kita
sampaikan, saya minta datanya dulu ya. Nomor pelanggan,
alamat rumah, lengkap, nanti saya hubungin atau tanyain ke
humasnya. Jadi saya haru punya nomer humas, nomer kepala
dinas, kita tanya pak ada keluhan apa di ahmad yani, kenapa air
nya keluar kotor bahkan mati sejak kemarin. Oh iya mbak ada ini
dll. Oke pak kita wawancara on air aja ya. Saya ngomong tuh
sama produser, kita punya program namanya Apa Kabar Bekasi.
Jadi semua permasalahan di Bekasi saya tamping terus saya data
nanti saya ajak on air. Jadi masyarakat seneng, pemerintah
menjawab. Nah terus saking banyaknya pelayanan PDAM yang
buruk gitu ya, pernah kita naikin ke dialog public.
Kita juga punya kegiatan yang kita lakukan setiap bulan, yaitu
memberikan beras ke panti-panti, misalkan ke panti rehabilitas di
al fajar berseri, jadi tuh panti untuk khusus orang gila, kan selama
ini kita engehnya pantiyatim piatu, nah saat iin kita fokus ke panti
rehabilitasi kejiwaan, itu di dua tempat, yang pertama al fajar
berseri kabupaten Bekasi sama di zabrud biru di kota Bekasi, jadi
setiap bulannya kita ngasih satu karung setiap pantinya. Selain itu
kita juga punya guru atau ustad binaan di kabupaten Bekasi atau
di muara gembong, jadi muara gembong itukan ujung sekali
Bekasi ya pesisir pantai, nah itu konsisinya kurang
memprihatikan. Jadi guru di sana itu tidak dibayar. Maka dari itu
kita memberikan gaji gitu, secara suka rela ke giru si madrasah
sana. Mereka punya yayasan tapi kurang memprihatinkan dan
gurunya mereka terpencil nggak ada uang, jadi kita kasih setiap
bulannya.
Ada program dakta peduli, dakta peduli itu mbak syifa ketuanya,
yang tadi tuh anggotanya. Agendanya tentang kemanuasiaan,
dakwah-dakwah juga, kaya taklim bulanan itu ada di bawah dakta
peduli, kita-kita donor darah besok tgl 5 itu juga, terus ada lagi
setiap ada bencana dakta peduli insyaallah hadir ya mbak.
Pertama waktu itu di Lombok, Palu dan Banten. Nah di situlah
radio dakta hadir bersama apara pendengar, kita bawa bantuan
dari pendengar. Waktu di Lombok kita bawa truk kemanusiaan
namanya, itu isinya makanan pakaian minuman, itu dari
pendengar radio dakta se Bekasi. Ada juga dari luar Bekasi ya
mbak, mereka litany dari sosial media, jaid orang yangdateng ke
dakta msalkan bantuan dari sekolah apa, ngasih 20 jt misalkan
gitu, itu kita foto dan kita posting di sosial media, kan otomatis
orang-orang tergerak hatinya tuh. Tergerak hatinya untuk
menyampaikan donasi atau menyumbangkan rejekinya.
Ada juga jumat barokah, ini si baru keempat kalinya, sudah
hampir sebulan kita melakukan ini bisa berupa maan siang nasi
atau snak dan minuman. Dananya dari karyawan dakta, jadi kita
ingin membiasakan karyawan-karyawan dakta memberikan
kewajibannya untuk menyumbangkan sedekah atau rejekinya
untuk para musafir, mustahik lah pokonya.
Donasi-donasi kita dari pendengar publish biasanya di udara juga.
Karena kita punya tanggung jawab terkait donasi itu kita ikut
turun langusng ke lokasi. Atau kalau kita nggak ke sana kita
perdalam ke rang-orang yang ada di lokasi. Bagaimana lokasi
terkininya, itu slaah satu cara supaya kita menggandeng mereka
yang ingin berdonasi, tidak hanya bencana waktu beberapa tahun
lalu yang lagi rame Palestine, kita jugadonasi hampir setengah
miliar kita dapet. Jadi kita bagi ke beberapa lembaga, jadi kita
nggak hanya satu lembaga, kita berkoordinasi ke beberapa
lembaga yang kita anggap deket sama kita dan bisa request sama
kita. Request dalam artian karena kita punya tanggung jawab
kepada pendnega untuk bertanggung jawaban, jadi kita butuh
untuk komunikasi bukan masalah ria atau segala macem. Karena
kita butuh pertanggung jawaban kita ke pendengar. Ke mana aja
sih dakta ngasihnya? Ya itu tadi. Di Lombok kemarin kita
memberangkatkan satu mobil container. Kita kerjasama dengan
dewan dakwah tuh satu container kita isi sembako dan lain-
lainya. Karena kalau bencana biasanya kan by moment kan, jadi
ya ketika bencana dateng baru kita adakan, tapi kegiatan yang
disebutkan tadi udah rutin kita laksanakan. Ngasih bantuan beras,
bantuan guru-guru yang di muara gembong yang jadi binaan kita,
termasuk biasanya kita ada peduli kesehatan, program
pendidikan, terakhir kita qurban ke muara gembong, karena
mereka setahun sekali pun belum tentu makan daging. Ternyata
merekapun antusias seneng banget kan. Jadi kita motong di sana
dan bagiin di sana.
Pertanyaan :Sebagai radio Islam tentunya akan mendapat banyak penilaian
dari pendengar, tanggapan mbak syifa sebagai produser
bagaimana juga bagaimana menurut ka ulfa?
Jawaban :Stigma kita di masyarakat kuat waktu tahun lalu bahwa dakta itu
wahabi tapi kita kembali lagi, kita semuanya kembali kepada Al-
Qur’an dan Sunnah kok, dibilang wahabi apa yang kita lakukan?
Semua ustad itu dari segala elemen, persis ada, muhammadiyah
ada, NU ada, Syiah aja yang nggak ada. Seluruhnya kita rangkul
ustadnya ulamanya. Jadi pemahan mereka nggak bisa
menyalahkan juga sah-sah saja mungkin, mereka yang nggak
terbiasa dengan ini, bid’ah segala macem ya mungkin itu tadi dari
persepsi masing-masing. Tapi yang kita hadirkan memang ustad-
ustad yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah, dan yang kita hadirkan
adalah mereka yang kompeten bukan ustad yang baru muncul
sehari dua hari itu enggak, mereka yang sudah pakar-pakarnya
semua. Jadi itu untuk memberikan ke masyarakat bahwa ini loh
ustad-ustad yang kita hadirkan mereka dari persis,
muhammadiyah, NU, dewan dakwah semuanya ada di sini.
Pertanyaan :Kalau di sosial media bagaimana ka?
Jawaban :Kalau sosial media kan whatsapp terutama ya saat interaktif kalo
kajian itu kan di subuh hari di sore hari dan malam hari itu adi
otomatis karena jam kerjanya ulfa itu dari jam 8 sampe jam sore
aja gitu, jadi kalo interkatif itu kita serahkan aja di studio nanti
ustadnya liat sendiri atau penyiarnya liat sendiri jadi orang
bertanya melalui whatsapp otomatis kan mereka trun in tuh
dibacakanlah pertanyaanya sama penyiar nanti jawabannya sama
ustad via on air juga. Jadi nggak kita jawab lagi via on air.
Pertanyaan :Ada nggak si yang suka DM soal hal-hal seperti ini?
Jawaban :Sering, sering sekali, bahkan akhirnya kita punya program di onair
tanya jawab keislaman bersama ustad siapa gitu misalnya. ‘pa
stad boleh nggak sih solat tahajud berjamaah gitu kan ya’, nani
dijawab tuh sama ustadnya kita jawab di on air nah itu kita puter
berkali-kali. Pertanyaan muncul lagi yang kira-kira keseharian
kita gitu kita bikin lagi versi onairnya gitu
Pertanyaan :Kalau dari pemilihan ustad itu ada kriterianya nggak?
Jawaban :Kriterianya udah pasti pertimbangannya karena kita sudah tau
ilmu mereka dan ini juga orang-orangnya ya sama-sama sama
dakta dari awal jadi dia tau betul dakta kaya gimana. Nah kita
ngerangkulnya dengan link-link yang kita punya walaupun silih
berganti, tapi mereka tetep akan kasih rekomendasinya. Jadi kita
alhamdulillah apa yang jadi pertimbangan ya ilmu mereka.
Karena ilmu mereka udah mumpuni jadi tinggal kita menjaga
hubungan itu dengan mereka.
Pertanyaan :Berarti kalau ada penilaian dakta nih golongannya ini itu dll
Jawana :Tetep ada lebeling itu pasti ada tapi kita sebagai media kita hanya
mewadahi. Hari senini misalnya ustadnya dari NU, selasa dari
Muhammadiyah, rabu Persis, dan lain-lain. Semuanya kita rangkul
jadi nggak ada stigma masyarakat tentang pelebelan gitu.
Semuanya kita sebagai media hanya menampung semua perbedaan
itu menjadi satu gitu. Kalau mislakan ustad-ustad, radio dakta
banyak melahirkan ustad-ustad sukses kaya Ustad Farid Thokhbah
beliau berasal dari radio dakta, terus Ustad Umar Miftah sebelum
beliau tenar di artis-artis beliau ustad di radio dakta dulu. Jadi
kebanyakan alhamdulillah yang sekarang udah terkenal berawal
dari radio dakta.
Pertanyaan :Eksistensi radio dakwah itu kan mulai berkurang karena banyak
bermunculan radio hiburan ya mbak, bagaimana cara dakta
menyentuh kalangan millenial?
Jawaban :Kalau millenial kita cari tentang tema-tema yang sedang jadi
perbincangan anak-anak millenial. Terus kita mencoba untuk
menghadirkan kira-kira program seperti salah satunya off air
karena kalau on air kita nggak terlalu banyak untuk millenial tapi
kita banyaknya di off air, seperti yang kita lakukan kemarin
dengan ustad haikal salah satu cara menggali minat millenial untuk
ikut ngajilah. Yang tadinya mereka dengar by audio sekarang yuk
kita dengernya langsung ngajinya. Jadi antusiasnya banyak. Untuk
sekarang bagaimana eksistensi dakta untuk dakwah ke
millenialnya tetep ada, pertama kita tetep ngikutin perkembangan
dakwah anak sekarang, yang kedua kita akan ada kegitan off air
yang sesuai sama tema-tema itu tadi. Siapa yang kita libatkan?
Anak-anak remaja, millenial, baik itu yang kampus, rohis atau
segala macem itu kita libatkan mereka. Jadi dnegan seperi itu
dakta mencoba mempertahankan eksistensi itu. Unutk menjaga
eksistensi kita ke kegiatan-kegiatan off air di luar, kalau di dalem
juga ada misalnya kita undang komunitas nasyid, anak-anak
remaja masjid itu kan ada perkumpulanya, nah itu salah satu cara
kita untuk syiar atau dakwah ke anak-anak muda. Mereka itu juga
aware loh tentang Islam anak-anak ini juga banyak kegiatannya.
Apalagi yang kita lakukan, kita juga bersinergi dengan beberapa
komunitas juga, kaya komunitas Al Azhar jakapermai mereka
sering ngadain kegiatan menghadirkan narasumber millenial kita
kerja sama dengan mereka jadi media partner. Itu juga kan salah
satu cara menjaga eksistensi kita. Oh ternyata dakat amasih di
jalan dakwah anak-anak mudanya ya, ya walaupun kita nggak ikut
langsung tapi kalau ada di background ada dakta oh ada dakta nih
ikut support kegiatan.
Pertanyaan :Jaman sekarang kan banyak ustad muda seperti influencer di
instagram kenapa nggak di jadiin salah satu ustad di radio dakta?
Jawaban :Ya kita sekarang ikon kita yang pertama adakah ustad Agus Palevi
misalnya ya, di kuliah fajar itu sudah jadi ikon kita sebagai
pembimbing umrah. Mislanya samara ya ikonnya ustad nur ali.
Memang lingkupnya belum terlalu luas seperti yang di luar. Kalo
di dakta kita belum concern banget ke youtube untuk ustad jadi
kita sekedar by moment, siapa yang coba kita tampilkan ustad
Agus palevi kita coba tampilkan sebagai pembimbig umrah kita.
Pertanyaan :Kalau reporter ada berapa orang dan disebar ke berapa titik?
Jawaban :Kita ada lima reporter, dua kota ,bekasi, satu kabupaten bekasi,
satu lagi jakarta tapi ini juga bisa by moment juga mislanya ada
isu yang national di jakarta kaya aksi mahasiswa kemarin itu kan
gede nggak mungkin Cuma satu kuta akan ambil reporter kita
yang di bekasi akan backup di sana begitu juga di sini kalau di
sini kurang kita akan ambil yang di jakarta jadi untuk mengcover.
Termasuk aksi 212 dan lain-lain itu semua turun nggak hanya
reporter tapi itu kita taro di berbagai tempat dan siaran semua,
laporan dari berbagai lokasi untuk memberikan kesemptan
kepada pendengar kita yang nggak sempet ikut.
Pertanyaan :Sebagai insan media bagaimana dakta memfarming berita?
Jawaban :Framing insan media ya kita berusaha untuk menampilkan berita-
berita menyajikan program-program yang berdekatan dengan
keseharian masyarajat atau yang dibutuhkan masyarakat. Kita
kerjasama juga dengan beberapa instansi. Karena dakta nggak
bisa sendirian kita juga butuh koordinasi dan kolaborasi dengn
beberapa kalangan. Apa gunanya ? ya kalau ada kegiatan atau
isu-isu tertentu kita bisa menggaet mereka. Tapi balik lagi apa
yang kuta hadirkan di siaran itu ya kita mencoba menghadirkan
yang real di lapangan yang fakta bukan hoax baik di lingkup
national atau bekasi. Karena kita bekasi mau nggak mau kita
lebih banyak bekasi. Jadi kita melibatkan beberapa narasumber
untuk komentarnya kita mengangkat isu-isu di bekasi.
Foto-foto kegiatan dan wawancara di Radio Dakta 107 FM
Pembagian makanan gratis dalam event jum’at barokah
Pembagian makanan gratis dalam event jum’at barokah