Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...

201
STRATEGI DAKWAH RADIO DAKTA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS RADIO DAKWAH DI KOTA BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Nur Baeti NIM. 11150510000064 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 / 1441 H

Transcript of Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:...

STRATEGI DAKWAH RADIO DAKTA

DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS RADIO DAKWAH

DI KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Nur Baeti

NIM. 11150510000064

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 / 1441 H

i

ABSTRAK

Nur Baeti NIM 11150510000064

Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mempertahankan

Identitas Radio Dakwah di Kota Bekasi

Pertentangan antara organisasi Islam dapat terus

bermunculan di masa yang akan datang terutama masalah

penentuan Idul Fitri dan fatwa-fatwa lainnya. Maka, perlu adanya

upaya yang nyata agar oragnisasi Islam dapat saling pengertian

dan menghilangkan prasangka. Upaya Radio Dakta dalam

menyatukan umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan

menghadirkan ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang

berbeda.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat

pertanyaan, bagaimana strategi dakwah Radio Dakta dalam

mengemas realitas simbolik? Dan bagaimana Radio Dakta

mempertahankan identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada

pasca produksi?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

konstruksi sosial media massa. Penelitian ini akan membahas

strategi dakwah Asmuni Syukir pada tahap lima pengemasan

realitas simbolik dan tahap enam tahap evaluasi, tahapan

(Armawati Arbi, 2019). Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan paradigma konstruktivisme.

Hasil penelitian mengenai strategi dakwah Radio Dakta

dalam mempertahankan identitas radio dakwah di Kota Bekasi

adalah pada tahap ke lima, setiap kajian yang dibawakan oleh

narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai dengan

yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Hal ini dibuktikan dari

setiap kajian yang dibawakan oleh narasumber kompeten dari

berbagai latar belakang organsasi Islam yang berbeda

menyertakan sumber-sumber dari materi yang dibawakan seperti,

Al-Qur’an, hadits shohih, dan juga kitab-kitab terkenal dengan

menyertakan penulisnya. Tahap 6 adalah tahap evaluasi. Kurang

lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada lagu-lagu. Siaran

lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits juga perubahan

format program weekend.

Kata kunci : Strategi dakwah, teori komunikasi soial media

massa, Radio Dakta 107 FM Bekasi, kualitatif.

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Alhamdulillahi rabbil alamin. Segala puji bagi Allah atas

segala limpahan rahmat, kasih sayang, dan nikmat jasmani

maupun rohani yang tak pernah luntur diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa

untuk selalu kita curahkan ke Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa Islam dengan segala perjuangannya, semoga kita

termasuk orang-orang yang mendapat syafaat di hari kiamat

kelak.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak sekali

mendapatkan pelajaran yang tentunya akan berguna bagi masa

depan kelak. Skripsi dengan judul “Strategi Dakwah Radio Dakta

Dalam Mempertahankan Identitas Radio Dakwah Di Kota

Bekasi”. Bagi penulis bukanlah sekedar syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial, namun lebih dari itu, penelitian ini adalah

bukti dari pembelajaran yang sudah penulis dapat di jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan

terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai, terutama kepada yang saya hormati:

iii

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A

selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Kepala Prodi Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. H. Edi Amin, MA. Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Armawati Arbi, M.Si sselaku Dosen Pembimbing yang

telah sabar dalam membimbing, memotivasi penulis serta

meluangkan waktu, tenaga, pikiran di sela-sela kesibukannya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menjalani proses

perkuliahan.

7. Seluruh staff perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

komunikasi dan staff perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan

penulis untuk mendapatkan berbagai bahan dan refrensi untuk

skripsi ini.

8. Ibu Suyanti selaku General Pt. Radio Nada Komunikasi

Utama yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan.

iv

9. Ibu Suyanti, Ka Ulfa, dan Mba Syifa dan seluruh staff Radio

Dakta terimakasih sudah memberikan informasi yang penulis

butuhkan.

10. Seluruh staff perpustakan Perpustakaan Daerah Kota Bekasi

yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan penulis

untuk mendapatkan berbagai bahan dan refrensi untuk

menyelesaikan skripsi.

11. Kedua orang tua penulis, ayahanda Wahyudi dan ibunda

Suminah, dan juga kakak penulis Uswatun Hasanah, Amd. S,

yang dengan limpahan cintanya tidak pernah lelah

mendoakan, menyemangati, dan mengasihi dalam bentuk

moril maupun materil yang tidak akan bisa penulis balas

sampai kapan pun.

12. Novia Hasan, Sherlyana Pulungan, Dewi Mahardika, Hodijah,

Ergita Purnama, Tyni Wahazal, Ida Kurnia, yang telah

memberikan semangat dan masukan. Terimakasih telah selalu

ada di sisi penulis bagaimanapun keadaan penulis dan

terimakasih untuk waktu dan tenaga kalian menemani hari-

hari perkuliahan penulis dengan penuh kebahagiaan.

13. Garin Aulia dan Hany Amelia teman-teman sedari kecil yang

selalu memotifasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

14. Hapsah Nur Habibah dan Yaritsa Aghnia Qolbi terimakasih

sudah menjadi roommate sekaligus keluarga di Ciputat. Lika

Malika, Putri Nabila, Anita, Rifa, yang selalu mengunjungi

kost kami tanpa lupa membawa buah tangan.

15. Seluruh teman-teman seperjuangan KPI 2015, terimakasih

sudah menjadi penyemangat dalam perkuliahan penulis.

v

16. Kepada Seluruh rekan JTV 2015, kakak-kakak, dan adik-adik

Jurnalis TV, yang sudah memberikan wadah bagi penulis

untuk mengembangkan minat dan bakat.

17. Seluruh keluarga IKBDM dan HIKMAD yang selalu menjadi

rumah bagi para santri alumni Pondok Pesantren Daarul

Mughni Al Maaliki.

18. HIKMAD Ciputat Ka Mita, Ka Angel, Ka Ubay, Ka Nun, Ka

Uli, Ka Desy, Ka Nindy, Izzati, Vany, Ayu, Della, Nona,

Rika, Anis, Bano, Bang Hanafi, Bang Ben, Fuad, Hardian,

Obay, Yogi, Reza, Fahrevi, Away, Ibnu, Ariyadi, Mufid dan

teman-teman lainnya yang banyak memberikan penulis

semangat dalam penulisan skripsi.

19. Seluruh teman-teman Himpuna Mahasiswa Islam Komisariat

Fakultas Dakwah terimakasih telah mengajarkan banyak hal

yang tidak pernah penulis dapatkan di kelas perkuliahan.

20. Kelompok KKN MERCUSUAR 2018 yang telah memberi

kenangan indah diakhir perkuliahan penulis.

Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis

sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu, untuk pihak

yang membantu namun tidak disebutkan dalam skripsi ini, itu

tidak mengurangi rasa terima kasih sedalam-dalamya. Semoga

kalian selalu diberi kemudahan untuk meraih kesuksesan dari

Allah SWT.

Bekasi , 26 Desember 2019

Nur Baeti

NIM. 11150510000064

vi

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................. ii

DAFTAR TABEL ..................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................ 11

C. Batasan dan Rumusan Masalah ....................... 11

D. Tujuan Penelitian ............................................ 12

E. Manfaat Penelitian .......................................... 12

F. Kajian Terdahulu............................................. 13

G. Metodologi Penelitian ..................................... 15

H. Sistematika Penulisan ..................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................ 22

1. Teori Konstruksi Sosial Media Massa ..... 22

2. Strategi Dakwah ....................................... 31

3. Radio ........................................................ 34

4. Identitas .................................................... 39

5. Kerangka Konsep ..................................... 43

BAB III GAMBARAN UMUM ........................................... 44

A. Logo dan Filosofis .......................................... 44

B. Sejarah Radio Dakta ........................................ 44

C. Visi dan Misi Radio Dakta .............................. 47

D. Company Profile ............................................. 47

E. Struktur Organisasi Radio Dakta .................... 48

F. Sosial Media Radio Dakta ............................... 50

G. Profil Program Radio Dakta 2019 ................. 52

vii

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................. 83

A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam

Mengemas Realitas Simbolik .......................... 91

B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas

Radio Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca

Produksi .......................................................... 98

BAB V PEMBAHASAN .................................................... 98

A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam

Mengemas Realitas Simbolik .......................... 125

B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas

Radio Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca

Produksi .......................................................... 127

TABEL TEMUAN ................................................. 135

A. Tabel Temuan Strategi Dakwah Pada

Siaran Langsung ....................................... 135

B. Modifikasi Strategi Dakwah Di Kota

Bekasi Pada Pasca Produksi ..................... 137

BAB VI PENUTUP .............................................................. 140

A. Simpulan ......................................................... 140

B. Saran ................................................................ 141

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 143

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Proses Sosiologi Silmutan ...................................... 27

Tabel 2 Kerangka Konsep ................................................... 44

Tabel 3 Visi & Misi Radio Dakta ........................................ 48

Tabel 4 Dakta Pagi ............................................................. 53

Tabel 5 Dakta Siang ............................................................ 56

Tabel 6 Dakta Sore .............................................................. 65

Tabel 7 Program Weekend .................................................. 71

Tabel 8 Perbedaan Weekend & Weekdays ........................ 76

Tabel 9 Dakta Sore .............................................................. 78

Tabel 10 Minggu Dakta Pagi................................................. 80

Tabel 11 Minggu Dakta Siang............................................... 80

Tabel 12 Minggu Dakta Sore ................................................ 82

Tabel 13 Pola Acara Kuliah Fajar ......................................... 84

Tabel 14 Pola Acara Dakta Pagi............................................ 86

Tabel 15 Kebijakan Dalam Menerapkan unsur-unsur

komunikasi ............................................................. 92

Tabel 16 Siaran pukul 05.00-06.05 ....................................... 99

Tabel 17 Azas Asmuni Syukir............................................... 121

Tabel 18 Evaluasi .................................................................. 126

Tabel 19 Perubahan Santu dan Minggu ................................ 130

Tabel 20 Temuan Penelitian .................................................. 136

Tabel 21 Modivikasi .............................................................. 138

Tabel 22 Event Off Air .......................................................... 140

ix

DAFTAR GAMBAR

Figure 1 Logo Radio Dakta ........................................... 45

Figure 2 Twitter : @RadioDakta ................................... 51

Figure 3 Facebook : Siaran Radio Dakta ....................... 51

Figure 4 Website Dakta www.dakta.com ...................... 52

Figure 5 Instagram : @radiodakta ................................. 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar

dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien.

Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik

perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah

stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola

stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi

program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi

target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format

stasiun penyiaran yang harus dipilih.1 Jika dahulu dakwah selalu

dilakukan dengan cara tatap muka di sebuah majelis, kini dakwah

dapat dilakukan melalui media komunikasi seperti radio. Dakwah

menggunakan radio dapat menjangkau audiens yang luas. Jadi,

dakwahnya dapat selalu berkembang.

Aktivitas dakwah adalah kegiatan menyampaikan materi

dakwah (mengajak, mengajar, mendengar dan sebagainya)

kepada obyeknya untuk mencapai tujuan. Materi dakwah yang

disampaikan sifatnya selalu religius (psychis), maka dalam

penyampaiannya memerlukan cara-cara atau strategi yang baik

agar efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau

1Morissan. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio &

Televisi. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal. 230.

2

manuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.2

Apabila kegiatan dakwah yang dilakukan dapat mencapai tujuan

dakwah artinya strategi yang digunakan tepat.

Dalam bukunya Asmuni Syukir menyebutkan ada

beberapa azas yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah,

antara lain: Pertama, Azas filosofis azas ini terutama

membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-

tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas

dakwah. Kedua, azas kemampuan dan keahlian Da’I

(achievement and professional). Ketiga, azas sosiologis azas ini

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,

mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah.

Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya. Keempat, Azas

psychologis azas ini membahas masalah yang erat hubungannya

dengan kejiwaan manusia. Seorang da’I adalah manusia,

begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan)

yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah

agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan

(rakhaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai

azas (dasar) dakwahnya. Kelima, Azas efektivitas dan efisien azas

ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha

menseimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang

dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa

waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang

semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga

2 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al Ikhlas),

h. 32.

3

dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin

atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.3

Identitas sebuah perusahaan adalah manifestasi aktual dari

realita perusahaan seperti yang disampaikan melalui nama

perusahaan, logo, moto, produk, layanan, bangunan, alat-alat

tulis, seragam, dan barang-barang bukti nyata yang diciptakan

oleh organisasi tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam

konstituen. Konstituen kemudian membentuk persepsi

berdasarkan pesan-pesan yang perusahaan tersebut kirimkan

dalam bentuk nyata. Jika citra-citra ini dengan akurat

mencerminkan realita perusahaan, program identitas tersebut

berhasil. Jika persepsi berbeda sama sekali dari realita (seperti

yang sering terjadi ketika perusahaan-perusahaan tidak

mengambil waktu untuk menganalisis apakah memang ada

kecocokan), maka strateginya tidak efektif atau pemahaman diri

perusahaan itu membutuhkan modifikasi.4

Dalam bukunya juga Paul Argenti menjelaskan citra

adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi. Dengan

kata lain, citra adalah organisasi sebagaimana terlihat dari sudut

pandang konstituennya. Tergantung pada konstituen mana yang

terlibat, sebuah organisasi dapat memiliki banyak citra yang

berbeda. Dengan begitu, untuk mengerti identitas dan citra sama

dengan mengetahui seperti apa organisasi itu sebenarnya dan

kemana ia menuju. Pastinya produk dan layanan, orang-orang,

bangunan, serta nama-nama dan simbol merupakan bagian dari

3 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al Ikhlas),

h. 32. 4 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010), h.

78.

4

realita ini. Sementara terdapat perbedaan tak terbatas tentang

bagaimana elemen-elemen tersebut dilihat oleh konstituen yang

berbeda-beda, adalah sekumpulan fakta ini. Koleksi benda-benda

nyata dan tidak berwujud ini yang menyediakan sebuah titik awal

bagi organisasi tersebut untuk menciptakan dan kemudian

berkomunikasi tentang sebuah identitas.5

Organisasi-organisasi bisa mendapat pengertian yang

lebih baik mengenai citra mereka (seperti yang disampaikan

melalui identitas) dengan mengadakan riset dengan para

konstituen. Riset ini harus bersifat kualitatif sekaligus kuantitatif

dan harus mencoba untuk menentukan sekonsisten apa identitas

itu bagi para konstituen. Melihat bagaimana industri saat ini

menghadapi kompetisi global dan perusahaan-perusahaan sedang

mencoba mengaturnya dengan keterbatasan sumber daya,

identitas, dan citra sebuah organisasi bisa jadi adalah satu-satunya

pembeda yang orang dapat gunakan untuk membedakan satu

perusahaan dari yang lain.6

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin dalam bukunya

menjelaskan mengenai UU Penyiaran Pasal 1 butir 2, Ketentuan

Umum Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran,

memberikan definisi khusus penyiaran sebagai kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau

5 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010),

h. 79. 6 Paul A. Argenti. Komunikasi Korporat.(Jakarta: Salemba Humanika 2010),

hal. 79.

5

media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan

bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.7

Definisi khusus yang dimaksudkan di sini adalah

berkaitan dengan fungsi regulasi yang diamanatkan oleh UU

tersebut, sehingga definisinya dibatasi mulai dari kegiatan

pemancarluasan siaran, yang tentunya telah menggunakan ruang

publik. Dengan demikian, di ruang publik ini, penyiaran telah

menggunakan spektrum frekuensi penyiaran, telah

melangsungkan proses komunikasi massa, dan sebagainya.

Sementara, proses produksi siaran tersebut, seperti produksi paket

siaran, belum masuk kek wilayah publik atau masih bersifat

intern stasiun penyiaran bersangkutan dan karenanya tidak

termasuk dalam pengaturan UU tersebut. Oleh karena itu, stasiun

penyiaran bebas menentukan, apakah paket itu akan diproduksi

sendiri atau dari rumah produksi (production house). Tetapi bila

bahan content tersebut kemudian disiarkan yang berarti masuk ke

ruang publik, dia harus mengikuti aturan tentang content yang

disusun oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

Selanjutnya, dalam konsideran UU No. 32/2002 butir d

ditegaskan, bahwa lembaga penyiaran merupakan media

komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam

kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki

kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya

sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan

perekat sosial. Ini berarti media penyiaran berperan sebagai

7 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran. (Jakarta:

Kencana, 2011), hal. 43.

6

media massa yang sejajar dengan media cetak dan media tatap

muka.8

Secara sederhana komunikasi massa didefinisikan sebagai

komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah,

radio, televisi dan film. Salah satu definisi yang paling sederhana

tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980) yang

menyebutkan: “Mass communication is message communicated

through a mass medium to a large number of people”

(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang).9

Program siaran bukan sekedar tontonan, radio bukan

sekedar hiburan musik, media cetak bukan sekedar bacaan, berita

bukan sekedar informasi melainkan program siaran mampu

menyentuh hati khalayak sehingga suara dan gambar mampu

membekas ke dalam jiwa khalayak. Setelah khalayak mendengar,

menonton, dan membaca program tersebut, isinya mampu

menggugah khalayak dan mampu membangun theater of mind

khalayak.10

ما في قلوبهم فأعرض عنهم ئك الذين يعلم الل أول

وعظهم وقل لهم في أنفسهم قولا بليغاا

8Hidajanto Djamal Dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah,

Organisasi, Operasional Dan Regulasi. (Jakarta: Prenada Media Group), H.

44. 9 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1996), hal 189. 10

Armawati Arbi, Format Program Siaran Radio Dangdut Jakarta dalam

Konsultasi Keluarga dan Dakwah. Jurnal Komunikasi Islam | ISBN 2088-

6314 | Volume 02, Nomor 02, Desember 2012.

7

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya)

Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu,

berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan

katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada

jiwanya.” (QS.An-Nissa: 63)

Penyiar dan pendengar memiliki hubungan one on one

dalam stasiun radio, karena para penyiar radio berbicara pada

pendengarnya secara pribadi. Siaran radio dapat sangat

menumbuhkan emosional, tergantung dari siaran yang didengar.

Seperti siaran keagamaan yang menenangkan, berita yang

menegangkan hingga siaran hiburan yang menggembirakan.

Media penyiaran telah memiliki analogi yang sama

dengan komunikasi interpersonal sebagaimana dua orang yang

sedang berbicara, sehingga dapat dilihat saat ini banyak program

interaktif yang disiarkan oleh media penyiaran. Program

interaktif tersebut di antaranya berbentuk pelibatan pendengar

dan pemirsanya secara langsung di mana pun berada pada siaran

televisi atau radio. Komunikasi antara penyiar televisi atau radio

dapat berlangsung dengan melibatkan medium komunikasi

lainnya, misalnya telepon, SMS, faks, dan email. Dengan

demikin, volume umpan balik yang diterima media massa saat ini

sudah tidak terbatas lagi dan seketika serta mempunyai saluran

yang tidak tunggal.11

Setiap kegiatan ataupun usaha, agar dapat memperoleh

keberhasilan yang tinggi haruslah senantiasa kita programkan

11

Hidajanto Djamal Dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah,

Organisasi, Operasional Dan Regulasi. (Jakarta: Prenada Media Group), hal.

71.

8

serta kita susun rencana kerja yang baik dan matang. Perencanaan

yang baik dan benar akan menghindarkan kita dari kesalahan

ataupun kekeliruan di dalam mengemudikan jalannya bisnis yang

kita pimpin. Perencanaan yang baik akan menuntun kita ke ke

arah jalan yang benar sehingga kita selalu dapat berada dalam

kondisi yang biasanya disebut “we are on right track” artinya

kita dapat selalu berada dalam posisi atau jalur serta track yang

benar. Perencanaan yang baikdan benar itulah yang dikenal

sebagai “perencanaan strategis”. Oleh karena itu sering pula

dikatakan bahwa perencanaan yang strategis berarti akan

menuntun kita pada “doing the right thing”. Setiap kegiatan

haruslah selalu dipertimbangkan dan dirancang dengan saksama

agar kita akan selalu melakukan pekerjaan kita dengan baik dan

benar serta tidak melakukan pekerjaan yang justru keliru.

Perencanaan kerja yang baik serta strategis ini perlu dilakukan

dengan baik terhadap pekerjaan yang berskala kecil sekalipun.

Contoh pekerjaan yang berskala besar misalnya kita akan

membuka bisnis baru, ataupun kita akan memperluas perusahaan

kita, atau kita akan mencoba untuk memproduksikan dan

kemudian memasarkan sebuah produk baru dan sebagainya.

Semua kegiatan tersebut tentu saja karena berskala besar haruslah

direncanakan dengan saksama serta teliti dan dengan sebaik-

baiknya, agar nantinya tidak terjadi kekeliruan maupun

hambatan.12

Mayoritas pendengar Radio Dakta adalah laki laki sebesar

53% dan perempuan 47%. Usia pendengar Radio Dakta adalah

12

Indriyo Gitosudarmo. Manajemen Strategis Edisi Pertama. BPFE-

Yogyakarta, 2001. Hal 82.

9

25-40 tahun sebesar 53%, 41-50 tahun sebesar 20%, <25 tahun

sebesar 19%, dan >50 tahun 8%. Mayoritas pendengar Radio

Dakta adalah karyawan swasta dengan tingkat pendidikan

mayoritas SMA atau universitas. Pendengar Radio Dakta disebut

sebagai Rekan Dakta. Tagline Radio Dakta adalah "Suara Umat

Islam Indonesia".13

Radio dakta hadir sebagai radio yang bernafaskan Islam.

Menyajikan konten-konten siaran bernuansa Islam dengan

dilengkapi informasi-informasi terkini Kota Bekasi dan

sekitarnya. Dakta sebagai radio dakwah tetap mempertahankan

konsistensinya sebagai radio dakwah di tengah-tengah persaingan

radio hiburan yang bermunculan saat ini. Setiap stasiun radio

memiliki strategi sendiri untuk meningkatkan identitasnya

sebagai radio dakwah.

Radio Dakta telah beberapa kali mengganti format

siarannya. Tahun 1992 Frekuensi radio dakta dipindahkan ke

92.15 FM dengan format radio berita, radio wanita, dan keluarga.

Tahun 2000, menyesuaikan dengan kebutuhan khalayak

pendengar, radio Dakta 92.15 FM menjadi radio berita dan

hiburan bernuansa Islam dengan sasaran seluruh anggota

keluarga Muslim. Frekuensi kemudian berubah menjadi 107 FM.

Tahun 2005, format siaran berubah lagi menjadi radio informasi

Bekasi.14

Perbedaan pandang antara organisasi Islam sudah menjadi

hal umum diperbincangkan oleh masyarakat. Tidak semua

13

Pendengar radio dakta. Radio Dakta. Diakses tanggal 21-04-2019 pukul

19:51 WIB. 14

www.dakta.com diakses 21-04-2019 pukul 20:08 WIB

10

organisasi memiliki cara pandang yang sama, terutama pada

masalah cara-cara beibadah. Perbedaan tersebut memunculkan

ungkapan stereotype dan prejudice di antara warga yang

mengganggu kerukunan masyarakat.15

Pertentangan antara

organisasi Islam dapat terus bermunculan di masa yang akan

datang terutama masalah mengenai penentuan awal puasa yang

setiap tahun senjadi pertentangan, penentuan Idul Fitri dan fatwa-

fatwa lainnya. Maka, perlu adanya upaya yang nyata agar

oragnisasi Islam tersebut dapat saling pengertian dan

menghilangkan prasangka. Salah satunya yaitu seperti yang

dilakukan oleh Radio Dakta.

Radio Dakta menghadirkan ustad-ustad sebagai

narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi yang

berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang

kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan

umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan

ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu

diharapkan agar masyarakat berbikir luas dan cerdas. Dalam

siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-

hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya

membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi

satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu

perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-

ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

15

Agus Triono, dkk. Komunikasi, Religi dan Budaya. Yogyakarta: APIK

PTM. 2017, hal 17.

11

Berdasarkan alasan-alasan di atas maka judul yang paling

tepat adalah “Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam

Mempertahankan Identitas Radio Dakwah Di Kota Bekasi”.

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan dalam latar

belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai

berikut:

1. Eksistensi radio dakwah yang mulai berkurang karena

munculnya radio-radio hiburan.

2. Pengemasan program-program radio dakwah kurang

menyentuh kalangan milenial.

3. Radio dakwah meninggalkan kesan tua dan

membosankan.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini fokus pada program dakwah di pagi

hari yaitu pada siaran on air dan kegiatan off air.

2. Rumusan Masalah

Dengan batasan penelitain di atas, maka rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi dakwah Radio Dakta dalam

mengemas realitas simbolik (tahap 5, Program

Dakta Pagi)?

2. Bagaimana Radio Dakta mempertahankan

identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada pasca

produksi (tahap 6, Kegiatan off air)?

12

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi dakwah Radio Dakta dalam

mengemas realitas simbolik melalui strategi dakwah.

2. Untuk mengetahui Radio Dakta mempertahankan

identitas radio dakwah di Kota Bekasi pada pasca

produksi.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

akademis dan praktis, yaitu:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif dan memperdalam strategi dakwah di

dunia penyiaran dan identitas radio dakwah.

b. Manfaat Praktis

1. Strategi dakwah di radio dakta bermanfaat bagi

calon pendakwah dan calon presenter radio dakta.

2. Identitas radio dakwah bermanfaat bagi pihak

manajemen dan kaum profesional radio dakta.

F. Kajian Terdahulu

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti telah

melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian

terdahulu yang hampir sama dengan yang ditulis oleh peneliti.

Neisya Ghassani Sabillah, menemukan bentuk

eksternalisasi Radio Fajri FM yang memutarkan setiap hari

13

program dakwah Islam, bentuk objektivasi ditemukan Radio Fajri

FM memiliki 7 program live dan 32 program tapping, dan

internalisasi yang dilakukan dengan pengajian bulanan pada

kegiatan off-air serta penyebaran media publikasi dan temu

pendengar radio Fajri FM. Persamaan dengan penelitian ini

adalah sama-sama meneliti program dakwah dan siaran langsung.

Perbedaan dengan penelitian ini strategi komunikasi Radio Fajri

99,3 Fm dalam mempertahankan citra Radio Dakwah.16

Endang Rismawati, menyimpulkan Penelitian strategi

komunikasi dakwah yang digunakan dalam program Siraman

Rohani“Segmen Mari Tanya Ustad” di Radio 97,6 FM La

Nugraha Lampung yaitu strategi dalam menyampaikan pesan

dakwah di Radio La Nugraha Lampung dalam menyampaikan

pesan dakwahnya menggunakan tiga tahapan yaitu, Perencanaan,

pengorganisasian, dan pengawasan (controlling). Persamaan

dengan penelitian ini adalah objek penelitiannya yaitu strategi

dakwah. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini

memfokuskan strategi dakwah dalam satu siaran. Sedangkan

penulis meneliti strategi dakwah Radio Dakta siaran pagi, siang,

sore dan malam dalam meningkatkan identitas radio dakwah di

Kota Bekasi.17

Syayidatul Umroh, menemukan bahwa strategi dakwah

Radio Suara Muslim Surabaya dalam Program Mozaik yakni

16

Neisya Ghassani Sabillah, Strategi Komunikasi Radio Fajri 99,3 Fm Bogor

Dalam Mmempertahankan Citra Radio Dakwah. Fakultas Ilmu Dakwah dan

komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2015 17

Endang Rismawati Strategi Komunikasi Dakwah Radio 97,6 Fm La

Nugraha Lampung Pada Program Siraman Rohani, Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan

Lampung.

14

dengan menggunakan strategi sentimentil dimana startegi yang

dituju kepada para muslimah. Persamaan dengan penelitian ini

adalah pada objek penelitian yaitu strategi dakwah. Perbedaannya

adalah penelitian ini meneliti empat progam dakwah. Sedangkan

penulis meneliti strategi dakwah Radio Dakta pada siaran pagi,

siang, sore dan malam program dakwah.

18

NAMA

PENELITI

JUDUL

PENELITIAN

PERSAMAAN

PENELITIAN

PERBEDAAN

PENELITIAN

HASIL

PENELITIAN

Neisya

Ghassani

Sabillah

Strategi

Komunikasi

Radio Fajri 99,3

Fm Bogor Dalam

Mempertahankan

Citra Radio

Dakwah

Program

dakwah

Siaran

langsung

Teori

konstruksi

sosial media

massa

Kualitatif

deskriptif

Tahap 6

penerapan

relitas objektif

Strategi

komunikasi

Citra Radio

Tahap 2

mencari fakta,

referensi

Eksternalisasi

Radio Fajri

memutar program

dakwah setiap

hari

Objektivasi

Radio Fajri

memiliki 7

program live dan

32 program

tapping

Internalisasi

kegiatan off air

Radio Fajri

Endang

Rismawati

Strategi

Komunikasi

Dakwah Radio

97,6 Fm La

Nugraha

Lampung Pada

Siaran Rohani

Strategi

dakwah

Program

dakwah

Kualitatif

deskriptif

Meneliti satu

segmen siaran

Teori Lasswell

Strategi yang

digunakan adalah

tahap

perencanaan,

pengorganisasian,

dan pengawasan.

Syayidatul

Umroh

Strategi Dakwah

Radio Ssuara

Muslim

Surabaya Dalam

Program Mozaik

Strategi

dakwah

Kualitatif

deskriptif

Meneliti satu

program siaran

Strategi

komunikasi

persuasif

Strategi

komunikasi

persuasive

1. Mengenal

khalayak dengan

melakukan forum

18

Syayidatul Umroh, Stategi Dakwah Radio Suara Muslim Surabaya dalam

Program Mozaik , Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2018.

15

group discussion

dan melakukan

survey

2. Menyusun

pesan dengan

memilih issue

yang sedang

trend

G. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan,

kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh kebenaran dari proses berpikir ilmiah.19

Pada

dasarnya metodologi penelitian adalah cara-cara peneliti

mendapatkan informasi dan data yang sesuai dan dibutuhkan

dalam penelitiannya. Metode dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kulitiatif adalah jenis penelitian

yang menghasilkan data-data berupa kata-kata dan gambar yang

dihasilkan dari peneitian alamiah.

a. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah “kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta

kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan

teori.”20

Paradigma berisi bagaimana mempelajari fenomena,

realita serta cara yang digunakan dalam penelitian dan

menginterpretasikan temuan.21

19

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya

Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 22. 20

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya

Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 33. 21

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), hal 25.

16

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis.

Paradigma konstruktivis adalah untuk mengetahui dan mengamati

secara mandalam objek yang diteliti. Penelitian yang dihasilkan

akan menemukan kebenaran atas realitas. Dalam penelitian ini,

penulis ingin mengamati strategi dakwah yang dilakukan oleh

Radio Dakta dalam mempertahankan identitas radio dakwah di

tengah-tengah persaingan dunia penyiaran khususnya radio.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah memahami

fenomena yang terjadi pada subjek penelitian dengan cara

mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.

Sebagaimana dijelaskan oleh David Williams seperti yang

dikutip Moleong mengemukakan bahwa penelitian kualitatif

adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau

peneliti yang tertarik secara alamiah.22

Secara praktik menggambarkan segala sesuatu yang

merupakan strategi dakwah Dakta Radio baik dalam siaran off-air

maupun on-air.

c. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

22

Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2007), hal 6.

17

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kualitatif. Data kualitatif, yaitu data yang

disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk

angka.23

Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian

ini yaitu gambaran umum objek penelitian, meliputi:

sejarah singkat berdirinya Radio Dakta, letak geografis

objek, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan

pengelola, keadaan pendengar, keadaan sarana dan

prasarana, dan strategi dakwah yang digunakan oleh

Radio Dakta.

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.24

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber

data yaitu:

a) Sumber data primer, yaitu data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari

sumber pertamanya.25

Adapun yang menjadi sumber

data primer dalam penelitian ini adalah pengelola

Radio Dakta.

b) Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari

sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang

23

Noeng Muhadjir,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Rakesarasin,1996), hal 2. 24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal

129. 25

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hal 93.

18

tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.26

Dalam

penelitian ini, dokumentasi merupakan data sekunder.

3. Tahapan Penelitian

a. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data observasi, yaitu peneliti melakukan

penelitian langsung ke lapangan, pengamatan

memungkinkan peneliti akan merasakan apa yang

dirasakan oleh subjek peneliti bukan apa yang dirasakan

peneliti sendiri. Peneliti akan mengamati strategi

dakwah yang dilakukan oleh Radio Dakta dalam

mempertahankan identitasnya sebagai radio dakwah.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakan dua pihak, yaitu

pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai sebagai pihak pemberi jawaban

atas pertanyaan itu.27

Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi mengenai hal yang kita

teliti.

Wawancara mendalam dilakukan dengan pihak

radio dakta, misalnya seperti General Manajer Radio

Dakta, Produser program siaran dakwah Radio Dakta,

beberapa penyiar program dakwah Radio Dakta, dll.

26

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hal 94. 27

Basrowi - Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), hal 127.

19

3. Studi Dokumen

Menurut Sugiyono dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan

lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.28

b. Teknik Pengolahan data

Pada tahap ini, seorang peneliti berusaha menjawab

pertanyaan penelitian kemudian semuanya dilakukan

untuk mencapai tujuan penelitian dengan cara

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah

dibaca dan dijelaskan.29

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses

peneliti memasuki lapangan untuk mengumpulkan data.

Peneliti mendapatkan data-data dari hasil wawancara

dengan informan yang telah ditentukan. Data juga

28

Sugiyono, Metode Penelirian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2013), hal 240.

29 Atwar Bajari, Metode Penelitian Komunikasi: Prosedur, tren, dan Etika,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 108.

20

didapat dari berbagai referensi yang sangat membantu

dalam penelitian ini, baik dari buku maupun dari para

ahli. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis strategi

dakwah Radio Dakta dalam mempertahankan identitas

radio dakwah di Kota Bekasi. Setelah data-data

didapatkan dan terkumpul seluruhnya, lalu hasil tersebut

dianalisis dengan teori yang sudah dipilih peneliti.

Peneliti menganalisis data dengan menjabarkan proses

strategi dakwah yang dilakukan oleh Dakta Radio dalam

program dakwah di pagi hari yaitu pada siaran langsung

dan pasca produksinya.

d. Pedoman Penulisan

Adapun pedoman penulisan yang akan dilakukan

dalam penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada

“Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor: 507 tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”

H. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat pemelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

21

Membahas tentang strategi dakwah, konstruksi

sosial media massa, dan identitas lembaga media.

Bab III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Membahas tentang visi dan misi, sejarah Radio

Dakta, identitas radio dakwah, tujuan dan sasaran

(segmen) Radio Dakta.

Bab IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Membahas mengenai semua data yang ditemukan

di lapangan.

Bab V PEMBAHASAN

Membahas mengenai analisa terhadap strategi

Radio Dakta pada siaran langsung, perubahan

identitas Radio Dakta dan program dakwah Radio

Dakta.

Bab VI PENUTUP

Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan

skripsi, yang berisi tentang kesimpulan, saran-

saran. Pada bagian akhir dari penulisan skripsi

penulis menyajikan dafta pustaka yang menjadi

referensi penulisan skripsi dan lampiran-lampiran

yang terkait dalam penelitian.

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Konstruksi Sosial Media Massa

Gagasan awal dari teori ini adalah mengoreksi teori

konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L. Berger

dan Thomas Luckmann (1966), the social construction of reality,

a Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas

kenyataan: sebuah risalah tentang sosiologi pengetahuan. Mereka

menulis konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara

simultan melalui tiga proses, yaitu eksernalisasi, obektivasi, dan

internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dan

lain dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena

proses sosial adalah objektif, subjektif, dan simbiolis atau

intersubjektif.30

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas

Berger dan Luckman (melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi,

objektivitas, dan internalisasi) adalah proses simultan yang terjadi

secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada

suau komunitas primer dan semisekunder. Teori konstruksi sosial

atas realitas menurut Peter L.Berger dan Luckman bahwa tidak

perlu memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena

yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas.31

Pendek

kata, Berger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara

30

Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015),

hal 290. 31

M. Burhan Bungin. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana,

2008), hal 194.

23

individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan

individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisai,

objektivasi, dan internalisasi.

Melalui “Konstruksi Sosial Media Massa: Realitas Iklan

Televisi dalam Masyarakat Kapitalis,” teori dan pendekatan

konstruksi sosial atas realitas Peter L.Berger dan Luckman telah

direvisi dengan meilihat variable atau fenomena media massa

menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi,

subjektivitas, dan internalisasi. Dengan demikian, sifat dan

kelebihan media massa telah memperbaiki kelemahan proses

konstruksi sosial atas realitas yang berjalan lamban itu. Substansi

“teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi

informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial

berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas

yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, di mana

massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis.32

Burhan bungin menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan

terjadinya konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran

konstruksi sosial media massa adalah sebagai berikut:33

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah

tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada

desk editor yang ada di setiap media massa. Ada tiga hal

penting dalam tahap atau proses persiapan materi

konstruksi, yaitu:

32

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2008), hlm. 194. 33

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2008), hlm. 195.

24

a. Keberpihakan media massa kepada kapitalis.

Sehingga diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi

media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam

arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan

kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin

pencipta uang dan penggandaan modal. Semua elemen

media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya,

ideologi mereka adalah membuat media massa laku di

masyarakat.

b. Keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk dari

keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan berbagai

partisipasi kepada masyarakat, namun target utamanya

adalah menjual berita, meningkatkan rating, dan

popularitas kelompok tertentu untuk kepentingan

kapitalis.

c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk

keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti

yang sesungguhnya adalah visi setiap media massa,

namun kondisi era sekarang visi tersebut tak pernah

menunjukkan jati dirinya. Walaupun slogan-slogan

tentang visi tersebut tetap terdengar.

2. Tahap sebaran konstruksi

Sebaran kostruksi media massa dilakukan melalui

strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran

media massa masing-masing berbeda, namun prinsip

utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki

konsep real time yang berbeda dengan media cetak.

Karena sifatnya yang langsung (live), maka yang

25

dimaksud dengan real time oleh media elektronik adalah

seketika disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai

ke pemirsa atau pendengar. Namun bagi varian-varian

media cetak, yang dimaksud dengan real time terdiri dari

beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti harian,

mingguan, dan bulanan. Walaupun media cetak memiliki

konsep real time yang tertunda, namun konsep aktualitas

menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa

tepat waktu memperoleh berita tersebut.

3. Tahap pembentukan konstruksi

a. Tahap pembentukan konstruksi realitas.

Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana

pemberitaan telah sampai pada pembaca dan

pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di

masyarakat melalui tiga tahapan yang berlangsung.

Pertama, konstruksi realitas pembenaran sebagai

suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk

di masyarakat cenderung mebenarkan apa saja yang

ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas

kebenaran.

Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa,

yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan

orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media

massa adalah karena pilihannya untuk bersedia

pikirannya dikonstruksi oleh media media massa.

Ketiga, menjadikan konsumsi media massa

sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara

habit tergantung pada media massa. Media massa

26

adalah bagian kebiasaan hidup yang tak dapat

dilepaskan.

b. Tahap pembentukan konstruksi citra

Konstruksi citra yang dimaksud dapat berupa

bagaimana konstruksi citra ada suatu pemberitaan

ataupun bagaimana konstruksi citra pada suatu iklan.

Konstruksi citra pada suatu pemberitaan biasanya

disiapkan oleh orang-orang yang bertugas dalam

meredaksi media massa, mulai dari wartawan, editor,

dan pemimpin redaksi. Adapun konstruksi citra pada

suatu iklan biasanya disiapkan oleh para pembuat

iklan, misalnya copywritter. Pembentukkan konstruksi

citra ialah bangunan yang diinginkan oleh tahap-tahan

konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang

dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua

model, yakni model good news dan bad news. Model

good news adalah suatu konstruksi yang cenderung

mengkonstruksi suatu pemberitaan sebagai

pemberitaan yang baik. Adapun model bad news

adalah suatu kontruksi yang cenderung

mengkonstruksi kejelakan atau memberi citra buruk

pada objek pemberitaan.

4. Tahap konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa

maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan

akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam

tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahap ini

perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap

27

alasan-alasan konstruksi sosial yang akan terkonstruksi.

Adapun bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga

sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan

bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

Dalam penelitian disertasi Armawati Arbi,

mengemukakan bahwa konstruksi radio atas realitas

berlangsung dalam tiga tahap proses dialektika: yang pertama,

tahap eksternalisasi pendengar dan tim radio membentuk

realitas subjektif. Kedua, tahap objektivasi tim produksi dan

pendengar mengemas realitas simbolik. Ketiga, tahap

internalisasi tim radio dan pendengar menetapkan realitas

PROSES SOSIOLOGI SIMULTAN

EKSTERNALISASI

OBJEKTIVASI

INTERNALISASI

M

E

D

I

A

M

A

S

S

A

Objektif

Subjektif

Intersubjektif

Realitas terkonstruksi:

Lebih cepat

Lebih luas

Sebaran merata

Membentuk opini

massa

Massa cenderung

terkonstruksi

Opini massa

cenderung apriori

Opini massa

cenderung sinis

SOURCE MASSAGE CHANNEL RECEIVER EFFECTS

Table 1 Proses Sosiologi Silmutan

28

objektif. Intitusionalisasi, legitimasi dan sosialisasi dilakukan

melalui enam tahap proses kontruksi tersebut:

1) tahap menerapkan kebijakan SMCRE

2) tahap memilih ide, referensi

3) tahap membuat berbagai skrip

4) tahap pembentukan realitas subjektif

5) tahap pengemasan realitas simbolik

6) tahap komunikasi persuasif.

Penelitian ini mengkritik pandangan Burhan Bungin

tentang proses konstruksi media massa atas realitas sosial secara

simultan. Namun bedanya, Burhan Bungin berfokus pada iklan

televisi sebagai tapping (rekaman), bukan produksi siaran

langsung (live). Sedangkan penelitian Armawati Arbi

memproduksi program dakwah dan program konsultasi keluarga

siaran langsung.

a) Tahap menerapkan kebijakan SMCRE

Penelitian ini, tim produksi siaran radio

menyiapkan unsur-unsur komunikasi, yaitu penyiar,

pesan prolog, format dan pengungkapan diri (self-

disclosure). Tim manajemen radio mengadakan

MOU/kontrak kepada tim produksi seperti kepala

produksi, operator dan penyiar. Tim produksi

menyiapkan jingle acara, lagu, dan promosi acara.

Hasil tahap pertama penelitian ini adalah roda jam siar

permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan Bungin

pada tahap pertama hanya menyiapkan materi iklan

saja. Hasilnya adalah tahap penyiapan materi

29

konstruksi iklan adalah gambar naskah iklan

(karikatur).

b) Tahap memilih ide referensi

Penyiar membingkai fakta pendengar. Hasil dari

tahap memilih referensi adalah jumlah referensi yang

berkaitan dengan kekuatan framing. Data yang

ditemukan sebagai referensi adalah melalui bingkai

pendengar atas realitas problem pendengar dan

bingkai tim radio. Pada penelitian Burhan Bungin,

realitas sosial iklan televisi tidak diambil dari data dan

pengalaman pemirsanya.

c) Tahap membuat berbagai skrip

Tim produksi yaitu, kepala produksi, operator, dan

juga penyiar berperan ganda dalam menyiapkan

prolog atau skrip acara. Sedangkan tahap kedua

Burhan Bungin adalah sebaran konstruksi,

menyiapkan segmen iklan, minat pemirsa melalui

strategi iklannya dari ilmu semiotika. Dari tokoh, isi

pesan, bahasanya disesuaikan dengan segmennya.

Sedangkan Burhan Bungin menyiapkan materi dan

khalayaknya pada tahap pertama dan kedua.

d) Tahap pembentukan realitas subjektif

Tim produksi melakukan penyeleksian,

pengabaian, penonjolan dan pendalam atas realitas

problem pendengar. Hasilnya adalah skrip kasus

intisari pernyataan dari fakta pendengar dan

pertanyaan pendengar.

e) Tahap pengemasan realitas simbolik

30

Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan

pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan

pendengar, dan pencitraan problem pendengar.

Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap

pembentukan konstruksi citra.

f) Tahap komunikasi persuasif

Tahap ini mengevaluasi unsur-unsur komunikasi

dakwah, unsur tersebut dipertahankan atau direvisi.

Semua pelaku konstruksi yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam proses ini merefleksi

diri dan menginternalisasi objektif melalui

pengalaman realitas subjektif dan realitas

simboliknya. Jika penyiar, pesan, format

dipertahankan, apa alasannya.

Penelitian Burhan Bungin menonjolkan kekuatan

televisi, sedangkan penelitian Armawati Arbi

menonjolkan pada kekuatan radio. Carole Fleming dalam

The Radio Handbook menggambarkan bahwa kekuatan

radio komersil masih relevan jika radio mengikuti

perubahan teknologi, minat komunitas radio untuk

menjaring pendengar. Carole Fleming juga

mengungkapkan hasil survei dari The Radio Advertising

Bureau Cosmissioned, bahwa ada hubungan antara radio

dan pengguna MP3 sebagai teknologi pendatang baru,

sekarang mereka bekerja sama. MP3 digunakan

ketika traveling dan shopping sedangkan radio disimak

31

untuk mencari informasi cuaca, berita, dan kondisi

perjalanan serta tempat kuliner.34

2. Strategi Dakwah

Berdakwah membutuhkan strategi dan metode. Sebab,

strategi dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah

terlaksana dengan baik, dan sesuai tujuan. Artinya, kedua hal

tersebut dapat membantu pendakwah untuk menjalankan

profesinya, baik dalam menyampaikan pesan yang menarik,

penampilan, maupun gaya berdakwah.

Kesiapan strategi tidak lain ditentukan oleh persiapan

pendakwah. Ketika persiapan tidak matang, tentu strategi dakwah

pun akan berantakan. Sebab, strategi merupakan sebuah

keharusan bagi pendakwah, mengingat sasaran dakwah yang

memiliki latar belakang berbeda-beda. Setiap pendakwah tentu

ingin maksimal dalam menyampaikan dakwahnya. Karena itu,

aspek-aspek yang sekiranya mendukung terhadap dakwahnya pun

perlu benar-benar diperhatikan.35

Adapun macam-macam strategi dakwah menurut beberapa

jumhurulama antara lain :

a. Strategi Tilawah (Strategi Komunikasi)

Strategi penyampaian pesan-pesan Al-Qur’an

kepada ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya

hubungan insani secara sehat dan bersahaja, sehingga

34

Armawati Arbi, Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas Realitas Problem

Keluarga, Disertasi, 2012. 35

Khairi Syeikh Maulana Arabi. Dakwah Dengan Cerdas: Bekal-bekal untuk

Aktivis Dakwah. (Yogyakarta: Laksana 2017), hal 73.

32

dakwah dapat tetap memberikan fungsi maksimal bagi

kepentingan hidup dalam kehidupan. Di sanalah proses

dakwah perlu mempertimbangkan dimensi sosiologis agar

komunikasi yang dilaluinya dapat berimplikasi pada

peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain, strategi

ini diartikan sebagai proses komunikasi antara da’i

dengan mad’u. Dengan adanya strategi tilawah mad’u

diminta untuk mendengarkan da’I dengan membaca

sendiri pesan-pesan dakwah yang telah ditulis oleh da’i.

Strategi tilawah lebih mefokuskan pada bidang pemikiran

dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah melalui indra

penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang

sehat.

b. Strategi Tazkiyah(Strategi Pembersihan Sikap dan

Perilaku)

Strategi pembersihan sikap dan perilaku yaitu

strategi dakwah yang dilakukan melalui proses

pembersihan sikap dan perilaku. Proses pembersihan ini

dimaksudkan agar terjadi perubahan individu dan

masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama

mengemban misi kemanusiaan, sekaligus memelihara

keutuhan Islam sebagai agamarahmatal lil alamin. Strategi

tazkiyah lebih mefokuskan pada jiwa mad‟udengan

landasan misi dakwah adalah menyucikan jiwa manusia.

c. Strategi Ta’lim (Strategi Pendidikan)

Strategi ini dapat dilakukan melalui proses

pendidikan, yakni proses pembebasan manusia dari

33

berbagai penjara kebodohan yang seringkali melilit

kemerdekaan dan kreativitas. Pendidikan adalah proses

pencerahan untuk menghindari keterjebakan hidup dalam

pola jahiliyah yang sangat tidak menguntungkan,

khususnya bagi masa depan umat manusia. Strategi ta‟lim

hampir sama dengan dengan strategi tilawah yaitu

keduanya mentransformasikan pesan dakwah, akan tetapi

strategi ta‟lim lebih mendalam, dilakukan secara formal

dan sistematis artinya metode inihanya dapat diterapkan

pada mitra dakwah yang tetap dengan kurikulum yang

telah dirancang, dilakukan secara

bertahap serta mempunyai target dan tujuan tertentu.36

Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau

manuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.

Menurut Asmuni Syukir strategi dakwah dapat dikatakan baik

apabila memperhatikan beberapa azas berikut: Pertama, Azas

filosofis azas ini terutama membicarakan masalah yang erat

hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam

proses atau dalam aktifitas dakwah. Kedua, azas kemampuan dan

keahlian Da’I (achievement and professional). Ketiga, azas

sosiologis azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik

pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat,

filosofis sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan

sebagainya. Keempat, Azas psychologis azas ini membahas

masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia.

36

Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana 2009., hal 355-356

34

Seorang da’I adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang

memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama

lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah

idiologi atau kepercayaan (rakhaniah) tak luput dari masalah-

masalah psychologis sebagai azas (dasar) dakwahnya. Kelima,

Azas efektivitas dan efisien azas ini maksudnya adalah di dalam

aktivitas dakwah harus berusaha menseimbangkan antara biaya,

waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian

hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat

memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain

ekonomis biaya, tenaga dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang

semaksimal mungkin atau setidak-tidaknya seimbang antara

keduanya.37

3. Radio

Penyiaran atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai

Broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran

yang dimulai dari penyiaran materi produksi, produksi, penyiapan

bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan

siaran tersebut oleh pendengar/pemirsa di satu tempat.38

Dalam bukunya Helena Olii mengatakan bahwa radio

masih dan akan bertahan sebagai sarana komunikasi massa

terpenting di tengah maraknya siaran-siaran televisi saat ini.

Kemajuan teknologi pun memungkinkan hadirnya media lain

yang tidak kalah cepanya dengan radio, seperti hadirnya internet

37

Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas)

hal. 32. 38

Wahyudi, J.B., Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, 1994, hal. 6

35

yang dapat menyajikan laporan berita aktual. Namun, dari segi

kecepatan, radio tetap lebih unggul. Seseorang baru bisa

memperoleh informasi dari internet setelah melalui proses dan

program tertentu. Jadi, radio memang memiliki beberapa karakter

yang dapat membedakannya dengan media lain.39

Radio adalah media suara. Pendengar sebagai penerima

pesanlah yang menentukan pilihan program yang disiarkan.

Mereka biasanya aktif mengikuti siaran. Kalau programnya

disenangi, akan diikuti terus. Sebaliknya, radio akan dimatikan

kalau acara yang disajikan tidak menarik. Sifat pendengar radio

heterogen. Berbeda dalam usia, pendidikan, jenis kelamin, dan

status kehidupan. Jadi, kekuatan radio sama sekali belum

menjamin bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh reporter

dapat diterima dan dimengerti oleh khalayak. Oleh karena itu,

konsep-konsep pesan dalam penyajian suatu acara harus

diupayakan ringkas dengan membatasi fakta, karena pikiran

pendengar tidak dapat menyimpan informasi yang jumlahnya

banyak.40

Undang-Undang Penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun

penyiaran ke dalam empat jenis41

, yakni:

a) Stasiun swasta

Ketentuan dalam Undang-Undang Penyiaran menyebutkan

bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang

bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang

39

Helena Olii, Reportase Radio & Televisi, (Jakarta: Permata Puri Media) hal.

6. 40

Helena Olii, Reportase Radio & Televisi, (Jakarta: Permata Puri Media) hal.

18 41

Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002

36

usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau

televisi.42

Bersifat komersial berarti stasiun swasta didirikan

dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal

dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait

dengan penyelenggaraan penyiaran.

Bisnis stasiun penyiaran swasta tampaknya menjadi alah satu

bentuk investasi yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari

besarnya minat orang untuk membuka stasiun penyiaran.

Spektrum frekuensi di beberapa kota besar di Indonesia ternyata

sudah cukup padat. Hal ini menunjukkan jumlah stasiun

penyiaran yang terdapat di kota-kota besar sudah cukup banyak.

Siaran iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi

stasiun swasta dan karenanya hal ini harus diperhatikan secara

baik. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa materi

siaran iklan harus sesuai kode etik periklanan dan persyaratan

siaran iklan yang dikeluarkan oleh KPI serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku khususnya Undang-Undang

Perlindungan Konsumen dan Undang-undang lainnya.43

b) Stasiun berlangganan

Di Indonesia ketentuan mengenai stasiun penyiaran

berlangganan selauin diatur dalam UU No. 32/2002 juga diatur

dalam peraturan pelaksanaannya, yaitu melalui Peraturan

Pemerintah No. 52 Tahun 2005 (PP 52/2005) tentang

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan.

42

Pasal 16, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 43

Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),

hal. 99

37

Menurut ketentuan tersebut stasiun penyiaran berlangganan harus

berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya

menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan yang

memancarluaskan atau menyalurkan materi siarannya secara

khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia atau

media informasi lainnya.

Persyaratan pendirian stasiun penyiaran berlangganan

mencakup: didirikan oleh warga negara Indonesia dengan bentuk

badan hukum Indonesia berupa perseroan terbatas yang memiliki

bidang usaha hanya menyeleggarakan jasa penyiaran

berlangganan dan modal awal usaha harus seluruhnya dimiliki

oleh orang Indonesia.

Pembiayaan media penyiaran berlangganan berasal dari iuran

berlangganan, siaran iklan dan usaha lain yang sah dan terkait

dengan penyelenggaraan penyiaran. Ketentuan lain seperti modal

pendirian, izin penyiaran, batasan kepemilikan dan siaran iklan

stasiun berlangganan adalah sama dengan stasiun penyiaran

swasta yang telah kita bahas sebelumnya.44

c) Stasiun komunitas

Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hukum

Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen

dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkauan

wilayahnya terbatas serta untuk melayani kepentingan

komunitasnya. Komunitas adalah sekumpulan orang yang

bertempat tinggal atau berdomisili dan berinteraksi di wilayah

tertentu. Dengan kata lain, stasiun ini didirikan tidak untuk

44

Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),

hal. 104

38

mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang

mencari keuntungan semata.

Stasiun komunitas merupakan lembaga nonpartisan yang

didirikan oleh warga negara Indonesia dan berbentuk badan

hukum koperasi atau perkumpulan dengan seluruh modal

usahanya bersal dari anggota komunitas. Dalam hal ini, kegiatan

stasiun komunitas khusus menyelenggarakan siaran komunitas.

Stasiun komunitas didirikan dengan modal awal yang diperoleh

dari kontribusi komunitasnya yang berasal dari tiga orang atau

lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas. Stasiun ini dapat

memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah,

sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Lembaga

Penyiaran Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal

pendirian dan dana operasional dari pihak asing.

d) Staisun publik

Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang

didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak

komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan

masyarakat. Stasiun penyiaran publik terdiri atas Radio Republik

Indonesia (RRI) da Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang

stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota negara. Di daerah

provinsi, kabupaten atau kota dapat didirikan stasiun penyiaran

publik lokal.

Hambatan utama pengembangan stasiun penyiaran publik

adalah masalah dana operasional. Pada awalnya, stasiun

penyiaran publik tidak menerima iklan dan karenanya menerima

bantuan keuangan (subsidi) dari pemerintah. Namun banyak

negara yang harus mengurangi subsidi untuk stasiun penyiaran

39

publik seiring dengan kesulitan ekonomi yang dialami negara

termasuk di Indonesia. Stasiun penyiaran publik dewasa ini tidak

lagi diharamkan menyiarkan iklan. 45

4. Identitas

Berikut adalah sebuah metode yang digunakan oleh banyak

organisasi untuk mengelola proses identitas dengan sukses:

a. Lakukan audit identitas

Para konsultan melakukan riset mereka mengulas literatur

perusahaan, iklan, peralatan kantor, produk, layanan, dan

fasilitas. Mereka juga meriset persepsi-persepsi di antara

konstituen-konstituen yang paling penting, termasuk karyawan,

analis, dan konsumen. Idenya adalah untuk melakukannya secara

menyeluruh, untuk membuka hubungan-hubungan dan

ketidakkonsistenan, dan kemudian menggunakan audit tersebut

sebagai dasar bagi perubahan-perubahan identitas yang potensial.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang dalam

mengenai organisasi, yang artinya mendekati realita sedekat

mungkin dari perspektif-perspektif pada manajer di dalam dan

mencocokkannya dengan persepsi dari konstitue kunci.

b. Tentukan tujuan identitas

Memiliki tujuan yang jelas adalah hal yang esensial bagi

proses identitas. Tujuan-tujuan ini harus ditentukan oleh

manajemen senior dan harus menjelaskan bagaimana tiap

konstituen harus bereaksi terhadap proposal-proposal identitas

tertentu. Misalnya: “Sebagai hasil dari proses perubahan ini, para

45

Morissan. Menejemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008),

hal. 107

40

analis akan mengenali organisasi kita sebagai lebih dari sekedar

perusahaan satu produk saja” atau “Memasang logo baru di

bagian luar toko-toko kita akan membuat konsumen akan lebih

sadar akan transformasi-transformasi dramatis yang terjadi di

dalam.” Amat sangat penting, bagaimanapun juga, bahwa

penekanannya diletakkan pada respons konstituen daripada

tindakan perusahaan.

Selain itu, perubahan yang dilakukan demi perubahan,

atau perubahan untuk mencapai standarisasi dunia, bukanlah

tujuan yang sepertinya akan sukses. Biasanya, perubahan-

perubahan seenaknya macam itu adalah akibat dari seorang CEO

yang ingin meninggalkan jejaknya di perusahaan, bukannya

memberikan langkah yang perlu di dalam evolusi citra

perusahaan.

c. Kembangkan desain dan nama

Setelah audit identitas selesai dan tujuan-tujuan jelas telah

ditetapkan, fase berikutnya dalam proses identitas adalah desain

aktual. Jika sebuah perubahan nama dibutuhkan, maka para

konsultan harus mencari alternatif-alternatif. Langkah ini tidak

dapat terjadi tanpa bantuan konsultan karena begitu banyak nama

yang sudah dipakai dan perusahaan harus menghindari

kemungkinan pelanggaran merek dagang dan nama. Walaupun

demikian, pilihan untuk perubahan tetap saja ratusan. Biasanya

pilihan-pilihan tertentu akan menonjol karena lebih pantas.

Kriteria seleksi tergantung dari beberapa variabel.

d. Kembangkan prototipe

Setelah desain akhir dipilih dan disetujui oleh semua yang

terlibat, konsultan mengembangkan model-model tersebut

41

menggunakan simbol atau nama baru. Untuk produk, kemasan

prototipe menunjukkan bagaimana merek tersebut digunakan di

dalam iklan. Jika operasi retail dilibatkan, maka sebuah model

dari toko tersebut dibangun. Pada situasi lain, identitas ditetapkan

kepada semua, termasuk dasi, T-shirt, kartu nama, dan peralatan

kantor untuk melihat bagimana perubahan itu berjalan.

Untuk mencegah kegagalan, sekkelompok orang dan

sudut pandang yang beragam harus dilibatkan di dalam proses

keseluruhan. Satu peringatan adalah untuk menghindari

pengakomodasian ide-ide yang berbeda-beda dengan

mengencerkan konsep. Sebuah perusahaan seharusnya tidak

menerima sebuah identitas dari suara terbanyak saja. Dua cara

untuk mengatasi tugas ini adalah untuk membriarkan seorang

pemimpin memenangkan desain ini atau mendirikan sebuah

komite yang kuat untuk mengerjakan program ini. Di dalam

pendekatan manapun, semua harus diinformasikan mengenai

proyek tersebut dan dilibatkan dari awal. Lebih banyak orang

terlibat di dalam pross dari awal, lebih sedikit usaha yang

diperlukan untuk menjual ide tersebut setelah semua kerja keras

yang dilakukan.

e. Luncurkan dan komunikasikan

Dari banyaknya waktu dan orang yang terlibat di dalam

proses, berita tentang perubahan dapat dengan mudah dibocorkan

kepada publik. Kadang-kadang, publisitas semacam ini

merupakan kejadian yang positif karena dapat menciptakan

semangat dan rasa antisipasi. Namun, tetap saja peristiwa

kebetulan seperti itu bukan pengganti bagi sebuah perkenalan

identitas baru perusahaan secara formal. Untuk membangun

42

drama ke dalam pengumumannya, staf hubungan masyarakat

harus kreatif dalam mengundang para reporter tanpa

membocorkan tujuan utamanya. Ada satu perusahaan yang

mengirimkan pensil sepanjang enam kaki dan sebuah kalender

besar dengan tanda pada tanggal konferensi pers untuk

mengumumkan perubahan mereka.

Pada konferensi pers itu sendiri, desain tersebut harus

dengan jelas dipajang dalam berbagai konteks, dan para eksekutif

senior harus dengan saksama menjelaskan stratgei di belakang

program tersebut. Sebagai alat komunikasi tambahan, perusahaan

mungkin ingin menggunakan iklan, tayangan Web atau rilis

berita video, dan jaringan satelit. Terutama karena bertambah

signifikannya peran platform Web yang bermain di dalam sistem

komunikasi, alat ini, dan juga blog serta jaringan media sosial,

harus dimanfaatkan untuk mencapai audiens target di tempat-

tempat di mana mereka mengonsumsi media secara personal.

f. Implementasikan program

Langkah terakhir adalah implementasi, yang dapat

membutuhkan waktu tahunan di dalam perusahaan-perusahaan

besar dan beberapa bulan untuk perusahaan yang lebih kecil.

Penolakan tidak dapat dihindari, tetapi apa yang sering

mengejutkan adalah besarnya rasa kepemilikan para konstituen

terhadap identitas yang lama.

43

5. Kerangka Konsep

Table 2 Kerangka Konsep

STRATEGI DAKWAH

(Asmuni Syukir)

Azas

Keahlian

Da’i

Azas

Filosofis

Azas

Sosiolog

is

Azas

Psycholo

gis

Azas

efektivitas

dan efisien

Ideologi

Media

Da’I &

Tim

Produksi

Mitra

Dakwah

25 tahun

ke atas

Mitra

Dakwah

&

Da’I

6 M

Tahap 5:

Mengemas

Realitas

Simbolik

(Siaran On Air)

Tahap 6:

Menetapkan

Realitas

Objektif

(Kegiatan Off

Air)

Modifikasi

SMRC dan

Event

44

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Logo dan Filosofis

Figure 1 Logo Radio Dakta

Dalam logo Radio Dakta pada gambar menunjukkan

identitas Radio Dakta. Didalam logo tersebut tertulis alamat

Radio Dakta di 107 FM. Selain frekuensi, logo tersebut juga

menunjukkan motto Radio Dakta yaitu bijak dan cerdas. Maksud

dari motto ini adalah Radio Dakta sebagai radio informasi harus

memberikan informasi secara bijak. Kemudian dari informasi

yang bijak tersebut diharapkan mampu mencerdaskan pendengar

Radio Dakta. Logo Radio Dakta memang terlihat cukup

sederhana. Hanya ada nama, frekuensi, dan motto saja. Paduan

warna yang digunakan juga tidak banyak, hanya hitam-kuning,

dan sedikit warna putih.

B. Sejarah Radio Dakta

Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan bapak

H.Iman Loebis sebagai pemilik PT. Java Motors yang bercita-cita

45

untuk membangun sebuah radio sebagai sarana menyebarkan

informasi dan dakwah di tengah masyarakat.

Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor

di frekuensi AM 1260 KHz yang berlokasi di Bandung, Jawa

Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan

teknis maka dipindahkan izin penyiarannya ke wilayah Bekasi

dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah

Jabodetabek.

PT. Radio Nada Komunikasi Utama pada tanggal 27

Maret 1992 mengudaralah Radio DAKTA dengan format radio

informasi di frekuensi 92,15 FM yang dipancarkan di jalan

KH.Agus Salim No. 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya

penataan frekuensi siaran radio yang dilakukan oleh Departemen

Komunikasi dan Informatika, maka sejak tanggal 1 Agustus 2004

radio Dakta pindah frekuensi di 107 FM.

Dalam perjalanannya radio dakta mengalami beberapa

kali perubahan format yaitu format Radio Sahabat Wanita, Radio

Keluarga hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya

menjadi Radio Informasi sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.

Dakta dengan motto “Bijak dan Cerdas” berkomitmen

untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan

bagi pendengar. Radio dakta juga terus membangun kesadaran

masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi

pendengar untuk memberikan informasi secara langsung.

Menyampaikan saran dan keluhan tentang fasilitas dan pelayanan

publik serta memberikan tanggapan dan opini mengenai berbagai

isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian masyarakat.

46

Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga

banyaknya program radio baik off-air dan on-air yang kental

dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra islami melekat

erat dengan Radio Dakta. Dari segi muatan siaran juga

menunjukkan bahwa radio ini memiliki segmentasi islam. Lebih

dari 40 persen siaran radio dakta memiliki muatan islami, seperti

kajian, muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an.

Siaran radio ini mengenai beragam peristiwa yang terjadi

di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga informasi seputar

pelayanan masyarakat, antara lain: kerusakan fasilitas umum, info

lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan, dan lain

sebagainya. Sasaran dari radio dakta adalah memaparkan

perkembangan dinamika masyarakat, khususnya yang berdomisili

di Bekasi dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya,

dan religi yang berbasiskan pedoman agama Islam. Acara dari

Radio Dakta juga semakin menguatkan identitas radio dakta

sebagai radio yang mengedepankan konten-konten islami.

Beberapa diantaranya acara on air kajian malam. Selain itu, ada

program off air radio dakta seperti Taklim dakta, Dakta peduli,

dan Toko Dakta yang juga menyediakan buku-buku bacaan islam

dan obat-obatan herbal. Dengan hal-hal tersebut, tak salah jika

menyebut Radio Dakta sebagai radio yang memiliki fokus lebih

dibidang Islam, walau demikian radio dakta juga tak lupa untuk

memberikan informasi terkini diluar dunia islam.

47

C. Visi dan Misi Radio Dakta

Visi

Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di

Indonesia, yang bernafaskan Islam dan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Misi

Menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan

keadilan sesuai ajaran Islam. Membangun image sebagai

radio pemersatu umat Islam. Meningkatkan kualitas hidup

masyarakat yang lebih baik Membangun komunitas yang

produktif, kreatif dan mandiri secara menyeluruh.

Table 3 Visi & Misi Radio Dakta

D. Company Profile

Nama Perusahaan PT. Radio Nada Komunikasi Utama

ID Station Dakta FM

Berdiri 27 Maret 1992

IPP 75/KEP/M.KDMINFO/03/2007

No. Anggota PRSSNI 013-1/1973

Call Sign PM3FRU

Frekuensi FM 107

Pemancar RVR - VJ10000TR

Tinggi Tower 72 Meter

48

48

E. Struktur Organisasi Radio Dakta

Director Andi Kosala

General Manager Suyanti

Programme Division Manager

: Announcer Hayatun, Maula, Ulfi, Riska,

Tyas, Hanna, Elnoor, Izal.

: Social Media Ulfa Nurul

: Reporter Ardi, Bayu,Jaenuddin, Boy

: Website

Adit Wahyudi,

Asiyah Afiifah

: Administration Ria Novita

: Production Triyono

: Operator Mustakim, Agus, Noval,

Dicky

Resource Division Manager

Business Devt Division Manager

Human Resource Ratna

Wahyuningsih

General Affair Ratna

Wahyuningsih

Finance

:Cashier Wiwik, Iskania

: Book Keeper

Wiwik lection :Col

Suyanto

: Technician Mantik, Ari

EDP : : Reception

Desi Efrida : Security

Irawan, Jun : Driver

Acip Suryana, Iwan,

Kusnadi : Office Boy

Rodin, Jaya

: Sales Supervisor Hendi

: Off Air Officer Yogi Wawa

Account Executive : Hendi, Hardiki, Tia

Traffic & Adm : Ahmad Harahap

49

DIVISI PROGRAM SIARAN RADIO DAKTA

Koordinator Syifa Faradila

Sekretaris Redaksi Ria Novita

Social Media Ulfa Nurul

Website Admin Adit Wahyudi

Website Editor Asiyah Afifah

Penyiar 1. Syifa Faradila (Hayatun

Fadriyanti)

2. Ulfiana Larasati

3. Maula Ahmad

4. Riska Nur Syahri

5. Tyas Rahayu (Rahayu

Drianingtias)

6. Elnoordiansyah

7. Hanna Ritonga (Siti

Nurjannah)

8. Andy Faizal

Reporter 1. Ardi Mahardika

2. Bayu Samudera

3. Boy Aditya

4. Jaenuddin Ishaq

Operator 1. Firman Hakim

(Mustakim)

2. Bagus Koencoro (Agus

Widodo)

3. Noval Rizky Arisandi

4. Dicky Kosasih

50

F. Sosial Media Radio Dakta

Figure 2 Twitter : @RadioDakta

Figure 3 Facebook : Siaran Radio Dakta

51

Figure 4 Website dakta Www.dakta.com

Figure 5 Instagram : @radiodakta

52

G. PROFIL PROGRAM RADIO DAKTA 2019:

Memperjelas day part siaran sesuai dengan circle clock jam

siaran (mengudara) Radio Dakta secara reguler dari pukul 06.00-

22.00 denga pembagian day part sebagai berikut:46

1. Program Weekdays (Senin-Jumat)

Dakta Pagi : Pukul 06.00 -10.00 WIB (prime time pagi)

Menghadirkan dialog, informasi, dan peristiwa

sebagai starting mengangkat topik-topik yang sedang

menjadi perbicangan dan perhatian publik (public

concern) dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial,

baik yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta

(berita dan topik yang didapatkan dan dipublish kepada

masyarakat pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional

maupun lokal Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun yang

berkembang di media massa nasional dengan narasumber

yang diutamakan A1 (berkaitan langsung dengan

informasi, berita, dan peristiwa). Sumber acuan kerja tim

Dakta Pagi adalah transfer informasi tim Dakta Sore dan

dan agenda setting tim Dakta Pagi.

Table 4 Dakta Pagi

Traffic Report Pagi Laporan reporter secara rutin

dari berbagai lokasi di Kota dan

kabupaten Bekasi, serta

perbatasan antara Jakarta dengan

Kota Bekasi yang menjadi jalur

46

www.dakta.com

53

masuk warga Kota dan

kabupaten Bekasi ke wilayah

Jakarta mulai pukul 06.30 dan

dilanjutkan setiap satu jam

sampai selesainya Dakta pagi

pada pukul 10.00 WIB.

Ulasan Media Menghadirkan analisa terhadap

berita yang berkembang

ditengah masyarakat dari

presfektif insan media.

Sorotan Dunia Islam Menghadirkan berbagai

pembahasan dari berbagai

perkembangan yang

menyangkut masyarakat muslim

nasional dan internasional.

Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan

durasi maksimal 4 menit yang

menghadirkan 3 berita utama

terkini dari berita dan peristiwa

terkini yang berkembang di

Radio dakta, media nasional dan

internasional.

News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan

durasi maksimal 2 menit yang

54

menghadirkan informasi utama

mengenai berita dan peristiwa

yang berkembang di lokal Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50

pada setiap jamnya yang

berdurasi 3 menit dan berisi

jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan pendengar mengenai

hadist-hadist Nabi Muhammad

Shalallahu Alaihi Wassalam

sebagai sarana edukasi agar

tidak salah dalam menafsirkan

makna hadist dan dapat

mempraktekannya dengan benar

dalam kehidupan sehari-hari.

Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang

berdurasi 5 menit dan berisi

pemaparan dari Da’i-Da’I

terkenal (Ustad Abdul Somad,

Ustad Adi Hidayat, Ustad Yusuf

Mansur, dan Aa Gym) mengenai

berbagai permasalahan

keumatan dan solusi jalan keluar

terbaik berdasarkan Qur’an dan

55

Hadist dalam rangka lebih

meningkatkan kualitas ibadah

kepada Allah Subhanahu Wa

Ta'ala dan meningkatkan

kualitas hubungan antar sesama

manusia, baik sesama muslim

maupun non muslim.

Traffic report pagi, Ulasan Media, dan Sorotan Dunia Islam

merupakan pembeda utama antara Dakta pagi dengan Dakta

Siang I dan II, Dakta Sore, dan Dakta Malam.

Dakta siang I : Pukul 10.00 - 13.00 WIB

Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta pagi dan

mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting

tim Dakta Siang, baik itu informasi, berita, dan peristiwa

dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang

berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan topik

yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat pertama kali

oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal Kota dan

Kabupaten Bekasi) maupun yang berkembang di media massa

nasional dengan narasumber yang diutamakan A1 (berkaitan

langsung dengan informasi, berita, dan peristiwa).

Table 5 Dakta Siang

ROS (report on the spot)

Liputan secara live dibidang

politik, ekonomi, sosial,

56

pendidikan, hukum, pelayanan

publik, dan peristiwa, baik

nasional maupun lokal Kota dan

kabupaten Bekasi dari tim

liputan Radio Dakta.

Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-15

menit sebagai sarana

penyampaian informasi dan

keluhan masyarakat (live/on air)

terhadap fasilitas umum dan

pelayanan publik di Kota dan

kabupaten Bekasi untuk

ditindaklanjuti oleh Dakta Radio

kepada pimpinan daerah

(Walikota dan Wakil Walikota

atau Bupati dan Wakil Bupati,

serta SKPD yang terkait). Selain

juga tindaklanjut kepada

lembaga penyedia jasa (PDAM,

PLN, Telkom, penyedia jasa

layanan intenet dan kabel TV,

serta lainnya).

Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan

durasi maksimal 4 menit yang

menghadirkan 3 berita utama

terkini dari berita dan peristiwa

57

yang berkembang di Radio

Dakta, media nasional dan

internasional.

News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan

durasi maksimal 2 menit yang

menghadirkan informasi utama

mengenai berita dan peristiwa

yang berkembang di lokal Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50

pada setiap jamnya yang

berdurasi 3 menit dan berisi

jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan pendengar mengenai

hadist-hadist Nabi Muhammad

Shalallahu Alaihi Wassalam

sebagai sarana edukasi agar tidak

salah dalam menafsirkan makna

hadist dan dapat

mempraktekannya dengan benar

dalam kehidupan sehari-hari.

Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang

berdurasi 5 menit dan berisi

pemaparan dari Da’i-Da’I

terkenal (Ustad Abdul Somad,

Ustad Adi Hidayat, Ustad Yusuf

58

Mansur, dan Aa Gym) mengenai

berbagai permasalahan keumatan

dan solusi jalan keluar terbaik

berdasarkan Qur’an dan Hadist

dalam rangka lebih

meningkatkan kualitas ibadah

kepada Allah Subhanahu Wa

Ta'ala dan meningkatkan kualitas

hubungan antar sesama manusia,

baik sesama muslim maupun non

muslim.

Sentuhan Nurani Setiap pukul 12.00-13.00 WIB

yang menghadirkan kajian

mengenai berbagai pengetahun

keislaman yang disampaikan

oleh para ustadz yang memiliki

keilmuan dan kompetensi di

bidangnya dengan tujuan sebagai

edukasi untuk pendengar Radio

Dakta dalam rangka:

Meningkatkan kualitas ibadah

dan hubungan antara manusi

sebagai ciptaan Allah

Subhanahu Wa Ta'ala sebagai

sang pencipta (Hablum

Minallah).

59

Meningkatkan kualitas

hubungan antara manusia

dengan sesama manusia

(Hablum Minannas), baik

yang memiliki hubungan

kekerabatan (keluarga)

maupun tidak, baik dengan

sesama muslim maupun

tidak).

Maratus Solihah Setiap Jumat pukul 12.30-13.00

yang menghadirkan kajian

khusus bagi perempuan

mengenai berbagai pengetahuan

keislaman yang disampaikan

oleh para ustazah yang memiliki

keilmuan dan kompetensi di

bidangnya dengan tujuan

memberikan edukasi kepada

perempuan muslimah dalam

masalah:

Hukum-hukum agama yang

khusus berkaitan dengan

perempuan muslimah.

Mempersiapkan diri untuk

mendapatkan pendamping

hidup melalui cara-cara yang

60

sesuai dengan ajaran Islam

(persiapan pra nikah).

Bagaimana menjadi

pendamping yang baik bagi

pasangan hidup dalam rangka

membina keluarga yang

sakinah, mawaddah,

warahmah.

Bagaimana memberikan

pendampingan dan

pembinanaan bagi anak-anak

sesuai dengan kaedah-kaedah

Islam.

Safari Jum’at

Setiap jumat 12.00-12.30 yang

menghadirkan live even sholat

Jumat dari berbagai masjid yang

ada di Kota dan kabupaten

bekasi. Program ini diisi dengan

dialog bersama Pengurus DKM

sebelum sholat Jumat dimulai

mengenai aktivitas masjid,

sejarah masjid, bentuk bangunan

unik masjid, serta live khotbah

Jumat.

ROS, program “Apa Kabar Bekasi”, Sentuhan Nurani, dan

61

Maratus Solihah (khusus setiap Jumat), serta Safari Jum’at,

Menjadi pembeda utama Dakta Siang dengan Dakta pagi, Dakta

Sore, dan Dakta Malam.

Dakta Siang II : Pukul 13.00 -16.00 WIB

Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta siang I dan

mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting

tim Dakta Siang II , baik itu informasi, berita, dan peristiwa

dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang

berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan topik

yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat pertama kali

oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal Kota dan

Kabupaten Beksi) maupun yang berkembang di media massa

nasional dengan narasumber yang diutamakan A1 (berkaitan

langsung dengan informasi, berita, dan peristiwa).

ROS (report on the spot)

Liputan secara live dibidang

politik, ekonomi, sosial,

pendidikan, hukum, pelayanan

publik, dan peristiwa, baik

nasional maupun lokal Kota

dan kabupaten Bekasi dari tim

liputan Radio Dakta.

Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-15

menit sebagai sarana

penyampaian informasi dan

62

keluhan masyarakat (live/on

air) terhadap fasilitas umum

dan pelayanan publik di Kota

dan kabupaten Bekasi untuk

ditindaklanjuti oleh Dakta

Radio kepada pimpinan daerah

(Walikota dan Wakil Walikota

atau Bupati dan Wakil Bupati,

serta SKPD yang terkait).

Selain juga tindaklanjut kepada

lembaga penyedia jasa (PDAM,

PLN, Telkom, penyedia jasa

layanan intenet dan kabel TV,

serta lainnya).

Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan

durasi maksimal 4 menit yang

menghadirkan 3 berita utama

terkini dari berita dan peristiwa

yang berkembang di Radio

Dakta, media nasional dan

internasional.

News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan

durasi maksimal 2 menit yang

menghadirkan informasi utama

mengenai berita dan peristiwa

63

yang berkembang di lokal Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Hadir di menit 20, 35, dan 50

pada setiap jamnya yang

berdurasi 3 menit dan berisi

jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan pendengar

mengenai hadist-hadist Nabi

Muhammad Shalallahu Alaihi

Wassalam sebagai sarana

edukasi agar tidak salah dalam

menafsirkan makna hadist dan

dapat mempraktekannya

dengan benar dalam kehidupan

sehari-hari.

Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang

berdurasi 5 menit dan berisi

pemaparan dari Da’i-Da’I

terkenal (Ustad Abdul Somad,

Ustad Adi Hidayat, Ustad

Yusuf Mansur, dan Aa Gym)

mengenai berbagai

permasalahan keumatan dan

solusi jalan keluar terbaik

berdasarkan Qur’an dan Hadist

dalam rangka lebih

64

meningkatkan kualitas ibadah

kepada Allah Subhanahu Wa

Ta'ala dan meningkatkan

kualitas hubungan antar sesama

manusia, baik sesama muslim

maupun non muslim.

ROS dan program “Apa Kabar Bekasi” Menjadi pembeda

utama Dakta Siang dengan Dakta Pagi, Dakta Sore, dan Dakta

malam.

Dakta Sore : Pukul 16.00 – 20.00 (prime time sore)

Updating transfer informasi dan pekerjaan tim Dakta Siang I

dan II dan mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan

agenda setting tim Dakta Sore, baik itu informasi, berita, dan

peristiwa dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik

yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan

topik yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat

pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal

Kota dan Kabupaten Beksi) maupun yang berkembang di

media massa nasional dengan narasumber yang diutamakan

A1 (berkaitan langsung dengan informasi, berita, dan

peristiwa).

Table 6 Dakta Sore

Traffic Report Sore Laporan reporter secara rutin

dari berbagai lokasi di Kota

dan kabupaten Bekasi, serta

65

perbatasan antara Jakarta

dengan Kota Bekasi yang

menjadi jalur masuk warga

Kota dan kabupaten Bekasi ke

wilayah Jakarta mulai pukul

17.10 dan dilanjutkan setiap

satu jam sampai selesainya

Dakta pagi pada pukul 18.00

WIB

ROS (report on the spot) Liputan secara live dibidang

politik, ekonomi, sosial,

pendidikan, hukum, pelayanan

publik, dan peristiwa, baik

nasional maupun lokal Kota

dan kabupaten Bekasi dari tim

liputan Radio Dakta.

Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-

15 menit sebagai sarana

penyampaian informasi dan

keluhan masyarakat (live/on

air) terhadap fasilitas umum

dan pelayanan publik di Kota

dan kabupaten Bekasi untuk

ditindaklanjuti oleh Dakta

Radio kepada pimpinan daerah

(Walikota dan Wakil Walikota

66

atau Bupati dan Wakil Bupati,

serta SKPD yang terkait).

Selain juga tindaklanjut kepada

lembaga penyedia jasa

(PDAM, PLN, Telkom,

penyedia jasa layanan intenet

dan kabel TV, serta lainnya).

Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan

durasi maksimal 4 menit yang

menghadirkan 3 berita utama

terkini dari berita dan

peristiwa yang berkembang di

Radio Dakta, media nasional

dan internasional.

News Flash (NF)

Setiap 15 menit sekali dengan

durasi maksimal 2 menit yang

menghadirkan informasi

utama mengenai berita dan

peristiwa yang berkembang di

lokal Kota dan Kabupaten

Bekasi.

Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50

pada setiap jamnya yang

berdurasi 3 menit dan berisi

jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan pendengar

67

mengenai hadist-hadist Nabi

Muhammad Shalallahu Alaihi

Wassalam sebagai sarana

edukasi agar tidak salah dalam

menafsirkan makna hadist dan

dapat mempraktekannya

dengan benar dalam kehidupan

sehari-hari.

Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam

yang berdurasi 5 menit dan

berisi pemaparan dari Da’i-

Da’I terkenal (Ustad Abdul

Somad, Ustad Adi Hidayat,

Ustad Yusuf Mansur, dan Aa

Gym) mengenai berbagai

permasalahan keumatan dan

solusi jalan keluar terbaik

berdasarkan Qur’an dan

Hadist dalam rangka lebih

meningkatkan kualitas ibadah

kepada Allah Subhanahu Wa

Ta'ala dan meningkatkan

kualitas hubungan antar

sesama manusia, baik sesama

muslim maupun non muslim.

Mutiara Hikmah Setiap pukul 16.00-17.00 WIB

68

yang menghadirkan kajian

mengenai berbagai pengetahun

keislaman dan membahas

masalah-masalah yang

berkembang baik dalam

bidang politik, hukum, dan

sosial yang menyentuh

kepentingan umat Islam.

Mutiara Hikmah disampaikan

oleh para ustadz yang

memiliki keilmuan dan

kompetensi di bidangnya,

Mutiara Hikmah disampaikan

dengan format interaktif,

dimana pendengar dapat

bertanya langsung kepda

ustadz yang yang menjadi

narasumber dan dipandu oleh

presenter dengan format

dialog. Mutiara Hikmah

bertujuan sebagai edukasi

untuk pendengar Radio Dakta

dalam rangka:

a) Meningkatkan peran dan

partisipasi umat diberbagai

bidang kehidupan yang

69

sesuai dengan koridor-

koridor Islami.

b) Meningkatkan kualitas

ibadah dan hubungan

antara manusi sebagai

ciptaan Allah Subhanahu

Wa Ta'ala sebagai sang

pencipta (Hablum

Minallah).

c) Meningkatkan kualitas

hubungan antara manusia

dengan sesama manusia

(Hablum Minannas), baik

yang memiliki hubungan

kekerabatan (keluarga)

maupun tidak, baik dengan

sesama muslim maupun

tidak).

Traffic Report Sore dan Mutiara Hikmas menjadi pembeda

utama Dakta Sore dengan Dakta pagi, Dakta Siang, dan Dakta

Malam.

Dakta malam : Pukul 20.00 – 22.00

Berisi kajian mengenai hadist, fiqih, arti dan makna ayat-ayat

Al Qur An serta berbagai persoalan umat yang bertujuan

70

sebagai edukasi bagi masyarakat/pendengar dalam rangka

mengapai kebahagian dunia dan akherat.

Program Weekend (Sabtu dan Minggu)

Pembagian Day part pada program weekend sama dengan

program weekdays, yaitu Dakta pagi, Dakta Siang I, Dakta

Siang II, Dakta Sore, dan Dakta Malam, hanya saja ada

perbedaan dari sisi item-item program-program khusus yang

dihadirkan pada Sabtu dan Minggu. Disamping ada juga

persamaan beberpa item program.

Persamaan item-item program weekend dan weekdays:

Updating transfer informasi dan pekerjaan dari satu tim day

part ke tim day part selanjutnya.

Mengangkat topik-topik aktual hasil perumusan agenda setting

masing-masing tim day part, baik itu informasi, berita, dan

peristiwa dibidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, baik

yang berkembang sebagai origin news Radio Dakta (berita dan

topik yang didapatkan dan dipublish kepada masyarakat

pertama kali oleh Radio Dakta baik nasional maupun lokal

Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun yang berkembang di

media massa nasional dengan narasumber yang diutamakan

A1 (berkaitan langsung dengan informasi, berita, dan

peristiwa).

Table 7 Program Weekend

Traffic Report Sore Laporan reporter secara rutin

dari berbagai lokasi di Kota

dan kabupaten Bekasi, serta

71

perbatasan antara Jakarta

dengan Kota Bekasi yang

menjadi jalur masuk warga

Kota dan kabupaten Bekasi ke

wilayah Jakarta mulai pukul

17.10 dan dilanjutkan setiap

satu jam sampai selesainya

Dakta pagi pada pukul 18.00

WIB

ROS (report on the spot) Liputan secara live dibidang

politik, ekonomi, sosial,

pendidikan, hukum, pelayanan

publik, dan peristiwa, baik

nasional maupun lokal Kota

dan kabupaten Bekasi dari tim

liputan Radio Dakta

Apa Kabar Bekasi Setiap jam dengan durasi 10-

15 menit sebagai sarana

penyampaian informasi dan

keluhan masyarakat (live/on

air) terhadap fasilitas umum

dan pelayanan publik di Kota

dan kabupaten Bekasi untuk

ditindaklanjuti oleh Dakta

Radio kepada pimpinan daerah

(Walikota dan Wakil Walikota

72

atau Bupati dan Wakil Bupati,

serta SKPD yang terkait).

Selain juga tindaklanjut kepada

lembaga penyedia jasa

(PDAM, PLN, Telkom,

penyedia jasa layanan intenet

dan kabel TV, serta lainnya).

Dakta Terkini (DT) Setiap satu jam sekali dengan

durasi maksimal 4 menit yang

menghadirkan 3 berita utama

terkini dari berita dan peristiwa

yang berkembang di Radio

Dakta, media nasional dan

internasional.

News Flash (NF) Setiap 15 menit sekali dengan

durasi maksimal 2 menit yang

menghadirkan informasi utama

mengenai berita dan peristiwa

yang berkembang di lokal

Kota dan Kabupaten Bekasi.

Mutiara Hadist Hadir di menit 20, 35, dan 50

pada setiap jamnya yang

berdurasi 3 menit dan berisi

jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan pendengar

mengenai hadist-hadist Nabi

73

Muhammad Shalallahu Alaihi

Wassalam sebagai sarana

edukasi agar tidak salah dalam

menafsirkan makna hadist dan

dapat mempraktekannya

dengan benar dalam kehidupan

sehari-hari.

Tadabur Qur’an Hadir menit 30 setiap jam yang

berdurasi 5 menit dan berisi

pemaparan dari Da’i-Da’I

terkenal (Ustad Abdul Somad,

Ustad Adi Hidayat, Ustad

Yusuf Mansur, dan Aa Gym)

mengenai berbagai

permasalahan keumatan dan

solusi jalan keluar terbaik

berdasarkan Qur’an dan Hadist

dalam rangka lebih

meningkatkan kualitas ibadah

kepada Allah Subhanahu Wa

Ta'ala dan meningkatkan

kualitas hubungan antar

sesama manusia, baik sesama

muslim maupun non muslim.

Mutiara Hikmah Setiap pukul 16.00-17.00 WIB

yang menghadirkan kajian

74

mengenai berbagai pengetahun

keislaman dan membahas

masalah-masalah yang

berkembang baik dalam bidang

politik, hukum, dan sosial yang

menyentuh kepentingan umat

Islam. Mutiara Hikmah

disampaikan oleh para ustadz

yang memiliki keilmuan dan

kompetensi di bidangnya,

Mutiara Hikmah disampaikan

dengan format interaktif,

dimana pendengar dapat

bertanya langsung kepda

ustadz yang yang menjadi

narasumber dan dipandu oleh

presenter dengan format

dialog. Mutiara Hikmah

bertujuan sebagai edukasi

untuk pendengar Radio Dakta

dalam rangka:

a) Meningkatkan peran dan

partisipasi umat diberbagai

bidang kehidupan yang

sesuai dengan koridor-

koridor Islami.

75

b) Meningkatkan kualitas

ibadah dan hubungan antara

manusi sebagai ciptaan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala

sebagai sang pencipta

(Hablum Minallah).

c) Meningkatkan kualitas

hubungan antara manusia

dengan sesama manusia

(Hablum Minannas), baik

yang memiliki hubungan

kekerabatan (keluarga)

maupun tidak, baik dengan

sesama muslim maupun

tidak).

Perbedaaan item-item program weekend dan weekdays :

SABTU (Dakta Pagi)

Table 8 Perbedaan Weekend & Weekdays Sabtu

06.00 – 07.30 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

peristiwa, topik-topik yang

menjadi perhatian dan

menarik bagi masyarakat.

76

3. Apa kabar Bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

4. Pantauan cuaca akhir

pecan, khususnya wilayah

Jabodetabek dan Jabar.

07.30 - 08.00 Bekasi Dalam Berita

08.00 – 08.30 Laporan reporter mengenai lalu

lintas, giat masyarakat, dll.

08.30 – 09.00 Indonesia Dalam Berita

SABTU (Dakta Siang)

09.00 – 10.00 Taman Pustaka

10.00 – 12.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

perisriwa, perkembangan

berita, human interest,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Apa kabar Bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

77

dan masukan.

4. Rencana ada program

dialog ekonomi

bekerjasama dengan

ekonom-ekonom UI

(durasi 60 menit)

12.00 – 13.00 Kajian

13.00 – 14.00 Reguler :

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

perisriwa, perkembangan

berita, human interest,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Apa kabar Bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

14.00 – 16.00 Galery Muda

SABTU (Dakta Sore)

Table 9 Dakta Sore

16.00 – 17.00 Kajian

17.00 – 18.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai

78

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

perisriwa, perkembangan

berita, human interest,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Apa kabar Bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

18.00 – 18.15 Sholat Maghrib

18.15 – 20.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

perisriwa, perkembangan

berita, human interest,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Informasi mengenai

budaya dan kuliner-kuliner

khas Bekasi.

20.00 – 22.00 Getar Kalam

79

MINGGU (Dakta Pagi)

Table 10 Minggu Dakta Pagi

06.00 – 09.00 Reguler :

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat masyarakat,

dll.

2. Wawancara perkembangan

peristiwa, topik-topik yang

menjadi perhatian dan

menarik bagi masyarakat,

human interest, olahraga,

info-info unik.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan

masukan.

4. Pantauan cuaca akhir

pekan, khususnya wilayah

jabodetabek dan jabar.

5. Catatan akhir pekan 08.30-

09.00

MINGGU (Dakta Siang)

Table 11 Minggu Dakta Siang

09.00 – 11.00 Reguler:

1. Laporan reporter

mengenai lalu lintas, giat

80

masyarakat, dll.

2. Wawancara

perkembangan peristiwa,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik

bagi masyarakat, human

interest, olahraga, info-

info unik.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

4. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

11.00 – 12.00 Tahsin

12.00 – 13.00 Kajian

13.00 – 16.00

Reguler:

1. Laporan reporter

mengenai lalu lintas, giat

masyarakat, dll.

2. Wawancara

perkembangan peristiwa,

perkembangan berita,

81

human interest, topik-

topik yang menjadi

perhatian dan menarik

bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

4. Jika ada program

talkshow (narasumber

undangan, KOMIK)

penyelengagraannya pada

14.00 – 15.00. Note:

dengan tetap

memperhatikan breaking

news dan bisa masuk

kapan saja di jam-jam

tersebut.

MINGGU (Dakta Sore)

Table 12 Minggu Dakta Sore

16.00 – 17.00 Kajian

17.00 – 18.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai

lalu lintas, giat

masyarakat, dll.

82

2. Wawancara perkembangan

peristiwa, perkembangan

berita, human interest,

topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan

dan masukan.

18.00 – 18.15 Sholat Maghrib

18.15 – 20.00 Tsaqofah

20.00 – 22.00 Sirah Nabawi

83

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mengemas Realitas

Simbolik

Strategi dakwah dalam program Dakta Pagi adalah

Strategi tilawah yaitu strategi penyampaian pesan-pesan Al-

Qur’an kepada ummat. Strategi ini diartikan sebagai proses

komunikasi antara da’i dengan mad’u. Dengan adanya strategi

tilawah mad’u diminta untuk mendengarkan da’I dengan

membaca sendiri pesan-pesan dakwah yang telah ditulis oleh

da’i. Strategi tilawah lebih mefokuskan pada bidang pemikiran

dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah melalui indra

penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang sehat.

Dalam acara kuliah fajar ustad sebagai da’I menyampaikan

ceramah dengan basic Al-Qur’an dan Sunnah juga menyertakan

ijma’ ulama dari kitab-kita terkenal. Acara Kuliah Fajar memiliki

segmen interaktif Tanya-jawab seputar materi yang dibawakan.

Hal ini bertujuan agar da’I dan pendengar terjalin sebuah ikatan

psikologis agar tujuan-tujuan dakwah tercapai.

Kuliah fajar merupakan program religi sebelum

dimulainya program regular pada daypart Dakta Pagi. Program

acaranya berisi Tanya-jawab seputar masalah fiqih, mumalah dan

ibadah.

Table 13 Pola Acara Kuliah Fajar

Pola Acara Segmen Strategi

Insert hadist Segmen 1 Pendidikan Keislaman

84

Insert iklan Dakta

Umroh, insert iklan

donasi pembangunan

masjid Islamic Centre

Bekasi

Segmen 2 Marketing Radio

Bumper In Segmen 3 Dakta Radio Bijak dan

Cerdas

Kuliah Fajar Segmen 4 Ceramah Ust, Ahmad

Syahili

Talkset 1, memanggil

pendengar, dialog,

Bapak Abdullah

Segmen 5 Dialog interaktif

pendengar bertanya

terkait materi yang

dibawakan

Talkset 2, ucapan

terima kasih,

memanggil

pendengar, dan dialog

Bapak Ihsan

Segmen 6 Dialog interaktif

pendengar bertanya

terkait materi yang

dibawakan

Talkset 3, memanggil

pendengar, dan dialog

Bapak Buyung

Segmen 7 Dialog interaktif

pendengar bertanya

terkait materi yang

dibawakan

Talkset 4, memanggil

pendengar dan dialog

Hamba Allah

Segmen 8 Dialog interaktif

pendengar bertanya

terkait materi yang

dibawakan

Talkset 5, menjawab

pertanyaan pendengar

Segmen 9 Dialog

Ustad ceramah

menjawab pertanyaan

pendengar

Closing Kuliah Fajar Segmen

10

Dialog

Ustad menutup acara

dengan bacaan

kafaarotul majelis

85

Program Dakta Pagi menghadirkan dialog informasi, dan

peristiwa sebagai starting mengangkat topik-topik yang sedang

menjadi perbincangan dan perhatian publik di bidang politik,

hukum, ekonomi, dan sosial, baik yang berkembang sebagai

origin news Radio Dakta (berita dan topik yang didapatkan dan

dipublish kepada masyarakat pertama kali oleh Radio Dakta baik

nasional maupun lokal Kota dan Kabupaten Bekasi) maupun

yang berkembang di media massa, nasional dengan narasumber

yang diutamakan A1 (berkaitan langsung dengan informasi,

berita, dan peristiwa).

Traffic Report Pagi merupakan laporan secara rutin dari

berbagai lokasi di Kota dan Kabupaten Bekasi, serta perbatasan

antara Jakarta dengan Kota Bekasi yang menjadi jalur masuk

warga Kota dan Kabupaten Bekasi ke wilayah Jakarta. Acara

Ulasan Media menghadirkan analisa terhadap berita yang

berkembang di tengah masyarakat dari perspektif insan media.

Table 14 Pola Acara Dakta Pagi

Pola acara Segmen Strategi

Insert iklan IONASIS Segmen 1 Marketing radio

Insert pembacaan Al-

Qur’an surat An-Nash

Segmen 2 Pendidikan keislaman

Insert iklan Indi Home Segmen 3 Marketing Radio

Bumper Radio satu

suara berjuta telinga

Bumper in dialog

informasi bersama

Alfamidi

Segmen 4 Marketing Radio

Insert Renungan

Ustad Anshori

Segmen 5 Pendidikan keislaman

86

Insert Iklan IONASIS Segmen 6 Marketing Radio

Talkset 1, informasi

lalu lintas, interaktif

pendengar persoalan

banjir Bekasi

Segmen 7 Pendengar

menyampaikan keluahan

persoalan banjir kepada

Radio Dakta agar

disampaikan kepada

pemerintah

Insert Iklan wakaf Al-

Qur’an braile

Segmen 8 Mengajak berinfak dan

sodaqah

Talkset 2, info lalu

lintas dari Bapak Rifki

Ardiansyah Polda

Metro Jaya

Segmen 9 Interaktir langsung

dilakan dengan

narasumber yang

berhubungan dengan

bidangnya

Insert iklan pelayanan

Dakta Pospay

Segmen

10

Marketing Radio

Insert iklan layanan

masyarakat dari

Persatuan Radio

Siaran Swasta

Nasional

Segmen

11

Marketing Radio

Bumper Dialog

informasi bersama

Alfamidi

Segmen

12

Marketing Radio

Insert iklan HAP

Promo Alfamidi

Segmen

13

Marketing radio

Insert Oase Iman Segmen

14

Pendidikan Keislaman

Insert iklan dakta Segmen Marketing radio

87

umroh 15

Talkset 3, info cuaca

dari Bapak Irsal

BMKG

Segmen

16

Interaktif langsung

dengan ahli

Insert iklan Indi Home Segmen

17

Marketing radio

Bumper in dialog

informasi bersama

Alfamidi

Segmen

18

Marketing radio

Talkset 4, interaktif

“Janji Palsu, Investasi

Bodong” bersama

Asyari Usman mantan

wartawan BBC

London dalam Acara

Ulasan Media

Segmen

19

Interaktif langsung

dengan ahli

Talkset 5, memanggil

pendenga bapak

Hamzah sharing

mengenai pengalaman

investasi

Segmen

20

Interaktif langsung

dengan ahli

Bumper out, penutup,

iklan alfamidi

Segmen

21

Marketing radio

Insert Al-Qur’an surat

Ibrahim ayat 7

Segmen

22

Pendidikan keislaman

88

Temuan Tahap 5:

Dari segi muatan siaran menunjukkan bahwa radio ini

memiliki segmentasi Islam. Lebih dari 40 persen siaran radio

dakta memiliki muatan Islami, seperti kajian, muhasabah malam,

tafsir ayat Al-Qur’an dan Hadist. Narasumber atau ustad yang

mengisi acara membawakan ceramah dengan menyebutkan

sumber-sumbernya seperti Ayat Al-Quran, hadits Nabi yang

sohih, dan kitab-kitab ulama terkenal sehingga pendengar

mengetahui informasi tidak hanya diterima oleh logika tapi juga

sudah ada dalam Al-Qur’an. Narasumber dapat menjelaskan

dengan makna yang mudah dipahami oleh pendengar yang

menjadikan pendengar kritis terhadap tema yang dibawakan.

Unsur dakwah yang ditonjolkan pada format ini adalah

narasumber dan pendengar. Adanya prolog yang disampaikan

ustad menunjukkan pentingnya narasumber dan identitasnya.

Format ini menonjolkan keahlian narasumber dan kepercayaan

dari pendengar.

“umat itu cerdas tidak hanya cerdas membaca Al-

Qur’an, mereka juga harus cerdas memilih sekolah, harus

cerdas berekonomi, harus cerdas dunia pendidikan, harus

cerdas politik, harus cerdas kesehatan.”47

Kutipan di atas adalah hasil wawancara dengan Ibu

Suyanti General Manager Radio Dakta. Berdasarkan kutipan di

atas menggambarkan visi dari Radio Dakta yaitu menjadi media

47

Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November

2019.

89

informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang

bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan

lingkungan. Hal itu juga diperkuat dengan tagline Radio Dakta

yaitu “Bijak & Cerdas”.

Radio Dakta sangat jarang melakukan siaran tapping,

siaran tapping dilakukan apabila ustad yang menjadi narasumber

berhalangan hadir saat on air. Alasan jarangnya siaran tapping

adalah karena pendengar tidak bisa berinteraktif berbeda jika

siaran live pendengar lebih leluasa saat segmen interaktif.

Figure 6 Presentase Radio Dakta

Intensitas pendengar dengan Radio Dakta sangat baik,

radio dakta bukan hanya dikenal sebagai radio Islam tapi juga

radio layanan publik. Masyarakat yang mempunyai keluhan

apapun mengenai kota Bekasi dan sekitarnya akan bertanya

kepada Radio Dakta. Radio Dakta sebagai media berusaha

menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah, terutama

pemerintah Kota Bekasi. Seperti yang dikatakan oleh Ulfa Nurul

Div. Sosial Media dan Listener Service Radio Dakta:

“Misalkan kaya gini, masyarakat kan punya keluhan

tentang jalan rusak, tentang air PDAM yag kotor atau mati,

90

masyarakat kan bingung meskipun mereka punya sosial

media, misal kaya PDAM punya sosial media nih, tapi

mereka nggak interaktif tuh, misalkan ‘min air kotor nih

disini dan di sini keluarnya kotor kenapa?’ mereka kan nggak

langsung, tapi kalau mereka keluhan ke kita, misalkan hari

ini hari minggu pelayanan air di jl. Ahmad yani rusak atau

kotor, bau dll. Nah sesi call back, telfon balik.

Assalamualaikum ibu, bagaimana airnya sejak akapan bu

matinya?sudah dari kemarin mba dll nggak dapet respon

saya au ke dakta nih kalau dakta cepet, biasanya mereka

ngomong kaya gitu. Oh iya bu nanti akan kita sampaikan,

saya minta datanya dulu ya. Nomor pelanggan, alamat

rumah, lengkap, nanti saya hubungin atau tanyain ke

humasnya..”48

Setelah Div. Sosial Media dan Listener Service mendapat

aduan-aduan semacam itu, tim Radio dakta akan menghubungi

PDAM atau lembaga yang berkaitan, baru setelahnya akan

dinaikkan ke on air dengan wawancara langsung. Program

tersebut adalah program Apa Kabar Bekasi. Apa Kabar Bekasi

adalah program yang membahas semua permasalahan di Bekasi

baik layanan publik atau pemerintahan. Kemudian jika ada

permasalahan yang terus terulang kembali, Radio Dakta akan

memberikan wadah kepada lembaga yang bersangkutan untuk

mengadakan dialog publik.

48

Wawancara pribadi dengan Ulfa Nurul, Jl. KH. Agus Salim, 01 November

2019.

91

B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas Radio Dakwah

Di Kota Bekasi Pada Pasca Produksi

Table 15 Kebijakan Dalam Menerapkan unsur-unsur komunikasi

KEBIJAKAN

DALAM

MENERAPKAN

UNSUR-UNSUR

KOMUNIKASI

RADIO DAKTA 107 FM

KETERANGAN

SOURCE

STRUKTUR

RADIO DAN

JOB

DESCRIPTION

Owner- Direktur- General

Manager

Program Division Manager-

Announcer-Social Media-

Reporter- Website-

Administration- Production-

Operator

Resource Division Manager-

Human Resource- General

Affair- Finance Cashier- Book

Keeper- Collection

Business Devt Division

Manager- Sales Supervisor-

Off Air Officer- Account

Executive- Traffic & Adm

Technician- Reception-

Security- Driver- Office Boy

Penyiar di Radio

Dakta memanggil

sebutan nama asli

masing-masing

dengan kata ganti

“Saya”.

MESSAGE

IDE UTAMA

Bijak dan Cerdas MOTTO

CHANNEL

FORMAT

UTAMA

Siaran radio dakta mengenai

beragam peristiwa yang terjadi

di wilayah Bekasi dan

sekitarnya juga informasi

seputar pelayanan masyarakat,

antara lain: kerusakan fasilitas

Radio Dakta adalah

radio informasi

dengan basik Al-

Qur’an dan Sunnah.

Lebih dari 40 persen

siaran radio dakta

memiliki muatan

92

umum, info lalu lintas,

pelayanan di kantor

pemerintahan, dan lain

sebagainya.

Sasaran dari radio dakta adalah

memaparkan perkembangan

dinamika masyarakat,

khususnya yang berdomisili di

Bekasi dari sudut pandang

politik, ekonomi, sosial,

budaya, dan religi yang

berbasiskan pedoman agama

Islam. Acara dari Radio Dakta

juga semakin menguatkan

identitas radio dakta sebagai

radio yang mengedepankan

konten-konten islami. Dari segi

muatan siaran menunjukkan

bahwa radio ini memiliki

segmentasi islam.

islami, seperti

kajian, muhasabah

malam, tafsir ayat

Al-Qur’an.

RECEIVER

PENERIMA

UTAMA

Mayoritas pendengar Radio

Dakta adalah pria sebesar 60%

dan wanita 40%. Usia

pendengar Radio Dakta adalah

25-50 tahun.

Pendengarnya

beragama Islam dan

terbuka dengan

perkembangan

zaman.

EFFECT

TUJUAN

UTAMA

PROGRAM

SIARAN

Memaparkan perkembangan

dinamika masyarakat,

khususnya yang berdomisili di

Bekasi, dari sudut pandang

politi, ekonomi, social,

budaya, dan religi yang

berbasiskan pedoman agama

Islam.

Program siaran informasi

Radio Dakta menjadi

media informasi dan

pembelajaran terbaik

di Indonesia, yang

bernafaskan Islam

dan memberikan

manfaat bagi

masyarakat dan

lingkungan.

93

yang lebih interaktif dan

solutif untuk segmen

kelompok pendengar dewasa

menengah atas.

Menjadi mediator atau ajang

diskusi terbuka untuk

kalangan masyarakat,

pemerintahan, dan praktisi

professional dalam membahas

berbagai masalah yang sedang

hangat terjadi di masyarakat.

Brand

Image

Temuan Tahap 6:

Format siaran radio merupakan hal penting dalam siaran

radio. Format akan langsung menunjukkan bagaimana identitas

dan karakteristik stasiun radio. Radio Dakta sempat beberapa kali

mengganti format siaran. Pada tahun 1992 radio dakta mengganti

formatnya menjadi radio keluarga, alasannya adalah karena

Bekasi merupakan pemukiman pasti ada bapak, ibu, dan anak

dalam satu keluarga. Tahun 1998 radio dakta kembali mengubah

format menjadi sahabat wanita, karena Bekasi merupakan

pemukiman, berarti banyak wanita yang ada di rumah sebagai ibu

rumah tangga. Radio dakta ingin membekali para wanita, maka

dari itu format radio dakta berubah menjadi sahabat wanita.

Kemudian pada tahun 2000 format radio dakta kembali berubah

menjadi radio informasi sampai dengan sekarang.

Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada

lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits,

itulah yang menjadi keunggulan tersendiri bagi Radio Dakta.

94

Seperti yang dikatakan oleh General Manajer Radio Dakta

sebagai berikut:

“Kalau bicara tadi, radio lagu-lagu elo pesen Mp3 aja

udah, mau ngapain, kita kan ingin itu sih pilihan kalau saya

pilihan, dia ngejar segmen emang bener ada yang seneng

lagu, biarin tapikan juga kita punya pintu-pintu lagi yang kan

nggak mungkin juga ya seIndonesia raya saya rangkul semua

saya nggak punya tangan ke situ, logikanya. Karena radio-

radio yang muncul itu adalah mereka yang alumni ustad di

dakta, ada. Jadi mereka siaran di dakta mereka punya

komunitas, mereka di pertanyakan oleh komunitasnya ‘pak

ustad, ente siaran di dakta kok ada lagu sih?’ gitu misalnya

‘jangan ada lagu dong’ cerita ke saya ‘bu yanti, boleh nggak,

nggak ada lagu?’ nggak bisa, saya belum siap nggak ada

lagu orang akan jenuh, lagu itu sebenernya untuk bridging

dari acara satu ke acara lainnya.”49

Radio Dakta meniadakan lagu-lagu adalah setelah adanya

complain dari pendengar yang kemudian dijadikan bahan

evaluasi dan hasilnya adalah mengganti lagu dengan siaran

hikmah dan hadits. Pada tahap enam yaitu evaluasi Radio Dakta

menghadirkan ustad-ustad yang fenomenal di Youtube. Bukan

hanya itu jika dahulu dakta hanya mempunyai siaran dakta pagi,

dakta siang, sore, dan malam sekarang Radio Dakta sudah

49

Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November

2019.

95

memiliki banyak sekali program acara salah satunya ada lifestyle,

tahsin dan lain sebagainya.

Radio Dakta menghadirkan ustad-ustad sebagai

narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi yang

berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang

kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan

umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan

ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu

diharapkan agar masyarakat berbikir luas dan cerdas. Dalam

siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-

hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya

membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi

satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu

perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-

ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

“Jadi kalau ada yang bilang dakta itu jenis kelaminnya apa

si? Kadang A kadang B. Dakta itu hanya radio siaran swasta,

kadang harapan pendengar itu dakta ni Muhammadiyah atau

NU atau Persis atau apa? Bukan. Dakta radio siaran swasta.

Kalau mencari perbedaan, banyak. Kenapa ngga kita cari

yang samanya? Jadi kalau kalian dengerin radio dakta ini

salah satu bentuk dakwah strateginya. Kita kumpulin semua

lembaga Islam yang ada di sini, kita kasih ruangan. Untuk

apa? Untuk mereka menyampaikan kebenaran, tapi tidak

menyampaikan cara-cara shalat yang beda-beda ada yang

96

diputer dulu itu jangan dibahas. Yang dibahas itu bagaimana

kita menjaga shalat itu istiqamah dari subuh, dzuhur, ashar,

maghrib, isya, ngejaga itu. Karena kalau dakta memberikan

ruang untuk ngomongin perbedaan jadi pecah. Makanya saya

rangkul semua. Akhirnya pendengar ada yang mengatakan,

dakta tuh apa sih, Muhammadiyah apa NU? Itu tadi ukhuwah

Islamiyah. Jadi, pendengar harus cerdas. Ambil yang

samanya, karena bicara itu, itukan ormas, lembaga

keislaman, jadi bukan agama.”50

Hal tersebut sudah menjadi strategi Radio Dakta sejak

awal, sejak awal Radio Dakta berdiri memang mereka fokus

basic nya adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Radio Dakta sebagai

media siaran swasta hanya menyampaikan dan mengajak umat

Islam kembali membuka Al-Qur’an. Segmentasi Radio Dakta

adalah orang-orang yang usianya sudah menginjak 25 tahun ke

atas.

“Nah kalau udah bicara agama emang harus hitam-hitam

putih-putih nggak boleh abu-abu, jadi emang kalau bagi

mereka yang nggak siap kupingnya gatel kupingnya panas,

karena nggak siap, harusnya dia siap menyiapkan diri

megang AlQur’annya. Nah itu yang sekarang ini boleh

dibilang umat itu menjadi mendengarkan yang A dianggap

salah, tapi dia tidak mendengarkan Al-Qur’annya. Jadi

akhirnya defend tidak terima itu yang salah. Saya siap

50

Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November

2019.

97

dengerin dakta yang jam berapa, kalau mereka yang masih

islamnya KTP mereka nggak berani di acara malam kajian,

karena itu harus yang bicara “lo mau ke Allah, harus gini, lo

mau ke Allah harus gitu, mau ke Surga harus gini, udah

nggak boleh enggak”. Cuma kan ngga semua siap, yang

belom siap silahkan di jam 12 siang dengerinnya, yang

sedeng-sedeng silahkan siap-siap dengerinya acara subuh.

Tapi acara jam 8 malam kajian malam, itu mreka yang sudah

artinya “go to Allah” gitu.”51

51

Wawancara pribadi dengan Suyanti, Jl. KH. Agus Salim, 01 November

2019.

98

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori

Konstruksi Sosial Media Massa. Dalam penelitian disertasi

Armawati Arbi, mengemukakan bahwa terdapat enam tahap

proses kontruksi tersebut: tahap menerapkan kebijakan SMCRE,

tahap memilih ide, referensi, tahap membuat berbagai skrip,

tahap pembentukan realitas subjektif, tahap pengemasan realitas

simbolik, dan tahap penetapan realitas objektif. Penelitian ini

akan membahas proses konstruksi pada tahap lima pengemasan

realitas simbolik dan tahap enam evaluasi, tahapan Armawati

Arbi. Tahap lima adalah menciptakan dan peningkatkan

pengetahuan pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan

pendengar dan pencitraan problem pendengar. Kemudian di tahap

enam, tahap ini adalah tahap evaluasi. Hasilnya adalah apakah

format akan dipertahankan atau format akan diubah.

A. Strategi Dakwah Radio Dakta Dalam Mengemas Realitas

Simbolik

Table 16 Siaran pukul 05.00-06.05

Program acara : Kuliah Fajar

Narasumber : Ustad. Ahmad Syahidi

Waktu : 12 Desember 2019, pukul 05.00-06.05 WIB

Tema : Alasan-Alasan Yang Dibenarkan Syariat Sehingga Dia Mendapatkan

Ruhsah Keringanan Dari Allah

DURASI NASKAH POLA ACARA

Insert

hadist (30

detik)

Bismillahirrahmanirrahiim Iqra’ul Qur’an

fainnahu ya’ti yaumal qiyamah syafi’al-li

ashabih rahum muslim. Bacalah olehmu Al-

Qura’an karena pada hari kiamat nanti ia

akan mendatangi orang yang membacanya

Memutar hadist

99

sebagai pemberi syafa’at. Hadist riwayat

Muslim.

Insert

iklan

dakta

umroh (2

menit)

Labbaikallahumma labbaik

Rekan Dakta, begitu banyak jasa Umroh

ditawarkan sehingga bingung memilihnya.

Dakta Umroh memberikan jawabanya,

berikut pengalaman Ibu Hajah Uli Sarmili

Saleh yang beralamat di Perum Cibitung

Kabupaten Bekasi saat menjalankan ibadah

umroh Bersama Dakta.

Testimoni jama’ah

Iklan dakta

umroh

Insert

iklan

pembangu

nan

masjid (40

detik)

Sebagai pusat pengembaga Dakwah dan

Kegiatan umat Islam, Islamic Center kini

sedang memperluas daya tampung Masjid

Nurul Islam agar lebih representative dan

nyaman untuk aktifitas ibadah dan syiat

Islam DKM Nurul Islam Islamic Center

Bekasi mengajak rekan untuk berpartisipasi

dalam Pembangunan Masjid Nurul Islam

Islamic Center Bekasi.

Iklan

pembangunan

masjid

Insert

Jingle

Station

(5 detik)

Dakta radio/ bijak dan cerdas// Memutar jingle

station

Insert

Bumper in

(25 detik)

Sang fajar datang/menyambut pagi

menghadirkan harapan baru/ bagi setiap

insannya// mari kita raih dengan penuh

pengharapan/kepada ilahi rabbi// saatnya

kami hadirkan kuliah fajar/ bersama Ustad

Ahmad Syahidi//

Bumper in

kuliah fajar

Talkset

opening

penyiar (1

menit 22

detik)

Bismillahirrahmanirrahiim//

Innalhamdalillah nahmaluhu wanastainhu

wannastaghfiru/

wanna’uzubillahiminnasyuruhi

wainnsyaita’I aminna mayyadahillah

falamudillad wamamalaikhu falahadi

allah//Ashadualla ilaahailallah wala

ahdahula syarikala wa Ashadu alla

Opening penyiar

sekaligus

narasumber.

Kuliah fajar

tidak

menggunakan

penyiar dalam

siaran.

100

Muhammadan abduhu warrasuluhuu allazi

nabi ba’da// Allahumma salli wasallim wa

alla alihi wasabbihi wamantabihu bihsanin

ilallahumiddiin//Rekan Dakta yang

dirahmati Allah// bijak bersyukur/ cerdas

bertafakur// Alhamdulillah/ dengan izin dan

keridhaan dari Allah SWT// kita masih

diberikan kesempatan untuk bisa menjalani

sebagian aktifitas kita sebagian amaliyah

ibadah kita/ baik itu yang terkait dengan

kebutuhan kita ataupun yang merupakan

takarub kita kepada Allah SWT/ mudah-

mudahan semua aktifitas itu buat nilai

ibadah dan tentunya menjadi pemberat bagi

timbangan kebaikan-kebaikan kita nanti di

Yaumil Hisab//

Talkset (

17 menit 3

detik)

Rekan Dakta yang dirahmati Allah// masih

melanjutkan tentang macam-macam alasan-

alasan yang dibenarkan syariat sehingga dia

mendapatkan ruhsah keringanan dari Allah//

kemarin kita telah bahasa tentang “Lupa”

//jadi lupa juga merupakan uzur syar’I/

barang siapa yang lupa/ maka dibenarkan

atau diberikan keringanan oleh Allah SWT

untuk mengganti ibadah tersebut/ atau

ibadah tersebut tidak batal// Seperti Ibadah

saum/ ibadah makan dan minum/ maka

kondisi lupa makan dan minum tidak

menjadi batal/ ibadah Shaum kita selama

kita masih tetap dilaksanakan// bagaimana

mestinya dan juga apabila kita Shalat/

ternyata ada hal yang lupa/ maka shalat itu

tidak batal/ tetapi pas sebelum salamnya kita

melakukan yang Namanya sujud syahwi//

Kemudian yang kedua/ kita kemarin

membahas tentang Aljahlu/ tentang ketidak

tahuan bahwa ketidak tahuan ini menjadi

Uzur syahr’I juga menjadi alasan untuk dia

mendapatkan keringanan/ ruhsah berupa

tidak terkenanya kewajiban/ atau mungkin

Review kajian

lalu dan

ceramah

101

dia bisa melaksanakan kewajiban dimana dia

saat pahamnya saat itu/ tetapi tentu bahwa

dalam syarat atau dalam ketentuan terkait

dengan Aljahlu ini harus dipenuhi tidak

semua ketidak tahuan ini menjadi Uzur

Syar’I/ tapi uzur syar’I yang tertentu yang

mendapatkan keringanan atau mendapat

dispensasi oleh Allah SWT// syarat yang

pertama adalah /‘annita’alla qa alla

bimaudhain istabahat fi’il adillattu kaljahli

fil maudil istihad waljahli fil maudi subaha//

syarat yang pertama harus dipenuhi bagi

seorang yang ahjalu atau orang yang tidak

tahu ini// yaitu bahwa yang tidak diketahui

terkait dengan dalil-dalil// yang masih samar

atau pada perkara yang masih diistihadkan//

Maka tentu tidak semua orang paham

terhadap dalil-dalil syar’I bahkan banyaknya

di antara kaum Muslimin mungkin bersifat

Taqlid atau I’tiba/ yaitu pengikuti saja apa

yang dijelaskan kepada mereka/ mereka

tidak paham terkait masalah-masalah yang

diIstihadkan/ maka kalau seandainya ini

tidak tahu maka ini uzur syar’I termasuk hal

yang dimaafkan karena masalah tersebut

masih masalah yang diitihadkan/ tetapi kalau

perkara-perkara yang memang itu

merupakan pengetahuan umum/ dan pasti

semua orang mengetahuinya maka tentu

tidak ada uzur syar’I// Seperti misalnya

shalat 5 waktu/ pasti semua orang paham

semua orang Islam tahu tentang kewajibanya

karena itu terkait tentang rukun Islam/ maka

perkara tersebut kalau dia mengatakan tidak

tahu maka ini tidak menjadi uzur syar’I//

Uzur syar’I itu misalnya/ ketika ada orang

yang tidak tahu tentang hal detail/ contoh

dalam masalah shalat/ ada orang yang tidak

tahu terkait hal Tumaninah/ ialah merupakan

termasuk kategori rukun dalam shalat nah

ada orang yang tidak tahu dia shalat cepat-

102

cepat aja/ dikiranya shalat itu yang penting

dilaksanakan/ yang penting bacaan benar

/tapi tidak Tumaninah/ maka perbuatan

ketidaktahuan dia termasuk uzur syar’I

/karena hal ini masih diistihadkan termasuk

rukun atau wajib shalat// Maka demikian

juga dengan ibadah-ibadah lain juga

termasuk dengan haji/ terkait dengan zakat/

Ada orang yang belum paham tentang zakat/

itu bahwa zakat itu wajib apabila telah

memenuhi haul dan nisaub/ ada yang tidak

paham dia main bayar -bayar aja/ padahal

belum waktunya// Nah ini ketidaktahuan ini

merupaka uzur syar’I walaupun masalah

zakat tidak merupakan uzur syar’I/ kalau dia

tidak melaksanakan ibadah zakat/ dia

berdosa dan tidak dipandang ketidahtahuan

karena zakat ini adalah masuk rukun Islam

ke-3 syahadat shalat zakat// jadi tidak

mungkin orang tidak tahu terhadap masalah

zakat ini/ tapi terkait dengan ukuran misal

ukuran zakat berapa persen nah ini termasuk

uzur syar’I/

Oleh karena itu/ syarat yang kedua yang

memenuhi ketidaktahuan ini adalah//

allayukinnuma inna anhu bisuali ahli ilmi

anuhmi/ jadi ketidaktahuan ini terkait

perkara yang kita tidak bisa menghindar atau

perkara yang tidak mungkin kita bertanya

kepada ahli ilmi/ pada para ulama atau

kepada orang-orang yang paham//

Amma izzah ta’arol ikhtiroju amma anhu

biankana bindakhalasil islam layujadwa

silattul khusul ahla ilmi syar’I fainhu ya

andhuru bijamahlihi// Adapaun orang yang

bisa atau masuk ke negara yang bukan

Islam/ kemudian di sana tidak ada orang

yang bisa ditanya terkait dengan hukum-

hukum Islam/ maka tentunya dia diberikan

uzur syar’I atau ketidaktahuanya// Tetapi

ketika di tempat ada orang banyak yang bisa

103

ditanya/ kemudian dia bilang tidak tahu

maka ini tidak bisa dibilang tidak tahu/

kenapa dia tidak belajar dan bertanya/ Jadi

bukan alasan dia tidak tahu karena sekarang

fasilitasnya sudah banyak apalagi jaman

sekarang orang bisa nanya apa saja dengan

adanya media social/ baik langsung atau

berupa rekaman di youtube dan sebagainya/

ini banyak sekali fasilitas untuk belajar

tentang hukum Islam// ah kalau jaman dulu

dia jauh dari fasilitas media sosial ,

komunikasi susah maka tentu dalam kondisi

seperti ini dianggap bahwa ketidaktahuan ini

sebagai uzur syar’i/ tapi sekarang semuanya

memungkinkan bahwa di tengah gunung

juga kita masih bisa berkomunikasi/ Syarat

yang kedua ini tidak memungkinkan bahwa

bagi dirinya untuk bertanya kepada ahli ilmu

dan ini yang menjadi syarat dia dikatakan

aljahlu/

Ibnu Hal mengatakan/ izaakulna annaljahilu

fainnama ma ahmaluhu izal yamkhal fitanhu

ukhri/ kata beliau sesungguhnya jika kita

katakana bahwa orang yang bodoh itu

Ya’zuru/ dia mendapatkan uzur alasan/

Fainnama ma ahmaluhu izalam wayuhsur

waifrit// hanya saja kondisinya bahwa dia

adalah tidak ifrit tidak yakhsur tidak

mengurang-ngurangi tidak malas-malasan

fitalimul khukni dalam belajar hukum/

Amma ijaa kusiro/ adapaun jika dia

mengurang-ngurangi/ malas-malasan dia

mungkin berlebih-lebihan maka tentu dia

tidak dikatakan uzur secara pasti//

Jadi ada orang misalnya maaf nih yaa hmm

hidupnya mungkin untuk bekerja saja/ dari

senin sampai sabtu jadi tidak sempat bagi

dia untuk belajar menuntut ilmu/ bahkan

untuk bertanya kepada yang lainnya/

Tapikan dia pasti ada hari liburnya maka

pada kesempatan itulah dia bertanya dan

104

belajar/ Tapi dengan adanya alat komunikasi

/adanya kemudahan dia untuk belajar dan

mencari tahu bahkan mungkin untuk dia

sekarang ini kan ada Ta’lim/ di Mesjid-

mesjid pastikan mungkin dia melakukan

ibadah shalat berjamaah di masjid apalagi

pas hari Jumat/ juga ada khatbah maka itu

kesempatan untuk dia untuk belajar dan

mempelajari hukum-hukumnya/ Jadi orang

tersebut tetap tidak bisa dikatakan uzur

karena ketidak tahuanya//

Dan yang ketiga syarat itu ketidaktahuan

dikatakan uzur yaitu bahwa ketidak

tahuanya itu tidak terkait dengan Haqul Ibat/

dengan hak hamba-hamba yang lain//

Apabila dia berkaitan dengan pemelikan

orang-lain seperti ada pembeli yang merusak

atau yang menghancurkan almabi barang

dagangan qablal qabli sebelum dipegang

sebelum terjadi jahilan karena dia bodoh

maka hal tersebut tidak menjadikan dia uzur/

maka dia berkewajiban memberikan

gantinya atau garansi apabila memang

barang itu rusak karena tanganya// Waizza

kanna bihadil ba’i/ apabila si barangnya itu

berada di tangan penjual maka termasuk ke

dalam kerusakan qabdan lil ba’I lil mabi’//

itu berarti berada ditanggung jawab si

penjual// Jadi ketidak tahuan dia terhadap

barang yang milik orang/ lain rusak kalau

rusaknya ada di tangan pembeli maka

pembeli yang tanggung jawab/ tapi kalau di

tangan penjual /berarti tanggung jawab

penjual//Dia ketidaktahuan tapi ketidak

tahuanya dengan hak orang lain maka tidak

bisa gara-gara kita tidak tahu tapikan jelas

barang itu rusak di tangan kita maka ketidak

tahuan ini tidak termasuk ke dalam uzur

syar’i// berbeda kalau seandainya itu tidak

ada kaitanya dengan orang lain maka bisa

jadi itu menjadi uzur syar’I//Jadi syarat yang

105

ketiga inii bahwa ketidak tahuan kebodohan

atau tidak ada ilmu itu kalau kaitanya

dengan hak Allah saja//

Contoh dia dibunuh dia tidak tahu yang

dibunuh itu bukan orang kafir tetap itu/ atau

misal dia tidak sengaja kirain engga ada

orang/ ternyata ada orang misalnya main

tabrak aja misalnya/ walaupun dia tidak tahu

di sana ada orang maka tidak termasuk

hukum uzur// Dia tidak terhindar dari

hukuman/ bahkan dia tetap harus di Qisas/

kalau memang ada semi-semi atau

kemungkinan dia tidak sengaja

melakukannya// Itulah rekan Dakta yang

dirahmati Allah// terkait dengan uzur Syar’I

tadi jadi ada Al-jahlu dan disini ada juga

syarat-syaratnya yang harus dipenuhi

sehingga dia dikatakan mendapatkan

pengampunan dari dosa-dosa kalau jahli

memang meliputih ketiga syarat yang tadi//

Bahwa yang pertama/ kebodohanya terkait

dengan diIstihadkan/ bukan perkara yang

diketahui secara umum/ kedua bahwa

kebodohanya itu dengan kondisi dia yang

tidak mungkin bagi dia bertanya ahli ilmu/

yang ketiga adalah materi kebodohanya itu

hanya terkait dengan Allah bukan terkait

dengan hak Manusia//

Interaktif

(10 detik)

Itu rekan Dakta yang dirahmati Allah/

silahkan mungkin kalau ada pertanyaan-

pertanyaan bisa menghubungin di nomor

021-86163//

Segmen Tanya-

jawab

Dialog

penanya

(1 menit

30 detik)

Iya/ inikan tadi temanya yaitu tentang apa

yang dilakukan seperti terbunuh tadi nah

yang saya tanyakan adalah/ kalau misalkan/

orang membunuh itu mengalami gangguan

jiwa kalau tahu pas dia sadar itu

bagaimana?/ Apa orang itu dimaafkan /apa

gimana karena pada saat itu dia tidak sadar

Interaktif

pendengar

106

dia membunuh?/ Itu saja pak terimakasih

Wassalamualaikum wr.wb//

Dialog

penanya

(1 menit

48 detik)

Ini pak saya mau Tanya/ kalau mau ambil

barang orang lain itukan saya tahu itu dosa

tapi maksudnya tahu dosa tapi tidak tahu

bahwa dosanya ini tahunya hanya dosa

kepada Allah bukan pada manusianya ini/

saya tahu dosa tapi maksudnya Cuma taubat

kepada Allah/ mungkin bisa dimaafkan/ itu

termasuk uzur syar’I tidak?/ Dan yang kedua

setelah kita bertaubat kan syaratnya ada

empat kan syaratnya ada 4 dan salah satu

hak manusia ini nah itu kalau misalkan hak

manusia belum dipenuhi berarti taubatnya

belum diterima apa bagaimana?// Cuma itu

saja pak Ustadz Terimakasih.

Assalamualaikum wr wb//

Interaktif

pendengar

Dialog

penanya

(1 menit 4

detik)

Maaf ustadz ini diluar tema/ ini mengenai

uang zakat nih, saya kan udah berpuluh

tahun tidak bekerja tapi setiap bulanya dapat

uang itu kira-kira ada ribanya ngga?// Yang

kedua/ mengenai shalat tahiyat sering saya

lihat tahiyat awal dan tahiyat akhir itu

duduknya sama, apakah itu ada dalilnya?

/Terimakasih Assalamualaikum wr.wb.//

Interaktif

pendemgar

Dialog

jawaban (

8 menit)

Waalaikumsalam wr.wb// kita jawab dulu

yang pertama dari pak Angga/ orang yang

mengalami gangguan jiwa apa itu termasuk

uzur syar’I/ dimaafkan/ dalam hadist yang

shahih sebagaimana kemarin saya bacakan/

yang diterima dari Abdul daud Tirmidzi/

disana disebutkan /Rafi’al kalamu

ahsalahsin// kata Rasul abhwa diangkat

hukum itu dari tiga perkara// yang pertama

adalah Ahnil majnun/i dari orang gila

a’tayatil hingga dia berakal yang kedua/ wa

anni sabbihi/ dari anak kecil hingga dia

balik dan yang ketiga/ adalah dari orang

yang tidak hingga dia bangun// Jadi dengan

dalil ini tentu ketiga orang tad/, yaitu orang

Interaktif ustad

menjawab

pertanyaan

pertama

107

gila/ anak kecil dan orang yang tidur itu

kalau dia melakukan suatu perbuatan maka

tidak dianggap perbuatannya atau tidak

terjadi hukum di atas perbuatanya itu//

Karena dia termasuk uzur syar’I anak kecil

misalnya dia melakukan ibadah tentu yang

mendapatkan pahala dari shalatnya itu orang

tuanya/ ada orang gila mengifakan hartanya

itu tidak jadi ibadah karena tidak sadar

bahkan tidak sah harus dikembalikan/

demikian juga kalau dia melakukan

kejahatan/ atau melakukan krimanisasi

/maka secara umum dia tidak mendapatkan

sanksi// maka dalam Islam ketiga orang ini

harusnya al-hajaru dihajar maksudnya

dihajar bukan dipukuli/ tapi ditahan artinya

dia tidak boleh melakukan perbuatan-

perbuatan yang berakibat hukum/ misalnya

dia melakukan jual-beli apabila melakukan

melukai orang lain/ ini tidak boleh ini/

makanya harus ditahan/

Nah yang berkewajiban menahan mereka

adalah yang berwenang pertama tentunya

adalah Al-walinya/ walinya dan yang kedua

adalah/ pemerintah/ dalam hal ini harus

dijaga karena anak kecil dan orang gila

karena termasuk yang tidak terkena

hukuman adalah walinya// Jika anak kecil

membunuh/ maka tentu anak kecil tidak

kena hukum yang terkena hukum orang

tuanya karena membiarkan anaknya

melakukan pembunuhan// Demikian juga

orang gila/ yang terkena hukuman juga

walinya/ apalagi kalau gangguan jiwa ini

hanya sementara/ jadi dia ketika tidak sadar

dia melakukan kejahatan / dan ketika sadar

dia baru sadar bahwa itu perbuatan kejahatan

/maka tetap kalau itu terkait dengan hak

orang lain dia tidak terlepas dari hukuman/

Bahkan kalau disinyalir/ kalau dia setengah

sadar maka bisa jadi kena hukuman qisas

108

/nah kalau memang dia mengalami

gangguan jiwa sesaat/ maka dia tidak bisa

terlepas dari tanggung jawab kalau itu terkait

dengan hak orang lain// Kaya tadi misalnya/

dia membunuh atau menganiyaya maka

tetap dia terkena hukuman// Baik itu

ditimpakan kepada mereka/ denda atau

qisas/ tetap ketika sadarnya tentunya//

Karena ini kaitanya dengan hak orang lain

walaupun gangguang jiwa/ Dan gangguan

jiwa termasuk uzur syar’I kalau kaitanya

dengan hak Allah. Seperti dia tidak shalat

orang gangguan jiwa tidak masalah berarti

itukan uzur syar’I// nah itu dimaafkan

tentunya/Kalau dia gangguan jiwa di bulan

Ramadhan saja kemudian dia sadar kata para

ulama /berarti dia berkewajiban untuk

mengganti//

Sama juga terhadap shalat/ ya sebagian

ulama mengatakan// gangguan jiwa orang

sehingga dia tidak shalat maka pas gangguan

jiwa saja /dia tidak wajib shalat tapi/ ketika

dia sudah ingat/ maka sebagian ulama

mengatakan dia wajib shalat/ karena

disamakan kaya orang lupa tadikan// Itu

terkait dengan yang pertama yaitu pak

Angga //

Dialog

jawaban

(11 menit)

Kemudian kedua Pak Afid// hak manusia ini

dosa ya dia tahu bahwa itu dosa maka dia

tahu itu dengan hak manusia// jadi itu harus

ditunaikan kalau memang diam au istighfar/

mau taubat kepada Allah/ maka tunaikanlah

dengan kewajiban-kewajiban orang-lain/

kalau terkait dengan Allah juga kalau

memang dia bisa lakukan sekarang ya

lakukan/ misalnya ketika dia shalat/ dia tahu

bahwa shalat itu wajib/ kemudian dia

tinggalkan dan dia tahu itu dosa nah

sekarang sudah sadar/ maka dia harus

melaksanakan sebagaian yang dia tinggal

Interaktif ustad

menjawab

pertnyaan ke

dua

109

tersebut// Jadi hak Allah juga kalau bisa

/ditunaikan semua hak manusia apalagi itu

wajib ditunaikan/ Apalagi kalau dia tahu

kalau memang sebenarnya dosa. //

Yang tadi sama juga ya/ kalau bertaubat kan

syaratnya ada 4/ yang pertama itu al-ilmu/

dia sadar dia tahu bahwa apa yang

dilakukanya salah/ al-ahzamu/ dia bertekad

untuk tidak mengulanginya lagi/ Anna-

nahdamu/ dia menyesal atas tindakanya/

kemudian yang ke empat adalah/

mengikutinya dengan amal shaleh jadi

diikutinya dengan diganti amal-amal

kemarin dengan amal shaleh// Jadi itu syarat

dari bartaubat/ Ini tentunya kalau kaitanyan

dengan hak Allah/ tapi kalau kaitanya

dengan hak manusia/ maka kita harus

tunaikan dulu misalnya kita bersalah pada

orang lain/ telah berbuat zalim kepada dia

maka/ kita harus minta maaf kepadanya/

maka sebelum dia memaafkan/ maka tentu

Allah belum menerima taubat kita/ dan kalau

seandainya sampai wafatnya dia tidak

memaafkan/ bahkan sampai dia meninggal

yang melakukanya juga/ maka ini tentu akan

menjadi pertanggung jawaban dia di akhirat/

Nanti setiap orang itu akan diadili oleh Allah

di akhirat/ atas semua tindakanya di dunia/

baik tindakan dia terhadap Allah SWT/

melalaikan kewajiban atau meninggalkan

sesuatu yang diharuskan mengerjakan yang

dilarang maka juga akan dipertanggung

jawabkan/ atas tindakanya kepada orang

lain/ misalnya berbuat zalim/ aniaya maka

itu disebut ada orang yang muflis/ muflis itu

kata Rasul orang yang banyak amalnya

ketika di dunia/ tapi ketika di akhirat/ dia

tidak mendapat apa-apa dari amalnya itu/

karena mungkin dia banyak dosa kepada

orang lain/ sehingga banyak orang datang

kepada Allah/ dan minta pertanggung

110

jawabanya/ Maka ini akan dipertanggung

jawabkan di akhirat/

Kalau si A ini minta kepada Allah atas si B

ini karena melakukan kejahatan/ dan minta

keadilan ya Allah/ dan minta amalnya/ maka

bisa dikembalikan amal si B ini kepada si A/

jadi terkait sekali lagi dengan hak orang lain/

maka harus selesai di dunia/ kalau tidak

selesai di dunia /maka nanti akan menjadi

masalah di akhirat/ baik itu kalau ada

amalnya/ itu diberikan amalnya terhadap

orang yang dizaliminya/ atau kalau tidak ada

amalnya berarti dia disiksa dulu/ karena ini

adalah kezaliman/ maka harus dibalas/

Setiap kebaikan akan dibalas dengan

kebaikan/ dan setiap kezaliman akan dibalas

oleh Allah SWT// Ini sekali lagi harus ya

bertaubat/ itu disampung itu melakukan 4

perkara itu //tapi kalau terkait dengan

manusia maka diselesaikan di dunia//

Kalau seandainya orangnya sudah wafat

/yasuda minta maaf kepada keluarganya/

Mudah-mudahan keluarganya juga

memaafkan /dan orangnya yang di dalam

kubur juga memaafkan/ atau mungkin

orangnya dulu sudah memaafkan /Cuma

tidak diucapkan saja/ bisa jadi seperti itu//

Jadi untuk memastikanya memang/ harus

ketemu dan harus ada kata dia memaafkan

/kalau tidak ada kata maaf maka dia harus

bertanggung jawab di akhirat//

Dialog

jawaban (

7 menit 50

detik)

Ketiga adalah uang pensiun/ apakah uang

pensiun itu termasuk ada ribanya// Sebagian

ulama menganggap bahwa setiap orang

itukan mendapatkan apa yang diusahakan//

nah di dalam Hadist Imam Abu Daud itu/

disebutkan bahwa barang siapa yang

mengambil harta lebih dari haknya/ lebih

dari yang dia kerjakan/ maka dia termasuk

gulul// gulul itu bisa dikatakan sebagai

Interaktif ustad

menjawab

pertanyaan ke

tiga

111

kecurangan/ atau juga bisa dikatakan dosa//

Dan ini memang ada hadistnya/ sehingga

ada orang berpendapat bahwa apapun bila

kita bekerja/ dan kita mendapat gaji dan itu

memang jelas/ karena kita memang bekerja

tapi kalau kita sudah tidak kerja/ nah gaji

dari mana itu/ maka ada orang mengatakan

bahwa gaji pension/ atau uang bonus atau

apa saja itu termasuk riba//

Tetapi kalau kita lihat sistematika

pensiunan/ atau juga akad/ ketika pensiun itu

juga bagian dari apa yang kita usahakan/

karena tentunya orang yang tidak pernah

bekerja /tidak akan mendapat pension/ orang

yang mendapat pensiun adalah orang yang

bekerja/ itupun jugakan ada syarat-

syaratnya/ harus bekerja misalnya sekiaan

tahun// Kalau sudah kerja sekian tahun/ baru

dia dapat pension// tapi kalau dia baru

masuk kemudian dia meninggal/ mendapat

pensiun ini uang darimana?/ Karena

biasanya/ kalau begitu tidak dapat pensiun

itu// Artinya /bahwa uang pensiun itu/ adalah

hasil dari yang kita usahakan/ Uang pensiun

itu termasuk dengan uang akad/ ketika dulu

kita bekerja/ ketika bekerjakan ada

perjanjian/ Termasuk juga ada tunjangan/

dan lain-lain itu bagian dari perjanjian/

ketika ingin bekerja sama/ Jadi perusahaan

memberikan gajinya kepada kita/ dan kita

memberikan tenaganya kepada perusahaan//

Sehingga disini ada Musyarakatul abdan

/kita bekerja menjual jasa dan kemudian

perusahaan membeli jasa itu/ Kemudian/

dalam jual beli itukan ada transasi ada

perjanjian/ yaitu antara si pekerja dan pihak

perusahaan/ maka uang pensiun ini masuk

dalam perjanjian tersebut// Selama ini masih

dalam wajar/ dan tidak ada yang dirugikan/

tidak ada tipu menipu/ bahkan ini /antaroo

binikum sama-sam ridha/ maka tentu ini

112

tidak termasuk dalam kategori dikatakan

riba tadi karena ini adalah/ Mim masa’a /dari

apa yang diusahakan dari hasil dia kerja

/kalau kata orang uang pensiun itu seperti

uang gaji Cuma ditangguhkan oleh pihak

perusahaan kita sudah meningggal kita

kasihkan kepada keluarga atau anaknya gitu

sebenarnya itu bagian dari hasil keringat kita

hasil kerja kita//

Kedua/ adalah terkait dengan tahiyat awal

dan tahiyat akhir/ dalam hal ini memang ada

3 pendapat dalam masalah ini// Kalau

kalangan Hanafi’ah mengatakan/ bahwa

yang Namanya Tahiyat itu semuanya

tawaruk/ tawaruk/ itu semuanya dalam

kondisi tahiyat akhir baik itu tahiyat akhir

atau awal yaitu kaki kiri dijorokan ke

sebelah kanan kita duduk di atas tempat

duduk kita// itu Namanya tawaruk/ jadi

kalau menurut Hanafiah/ semua tahiyat itu

tawaruk/ Yang kedua adalah mahzab maliki/

kalau maliki itu semuanya iftiras/ jadi

duduknya iftiras semuanya/ baik itu tahiyat

awal ataupun akhir adapun// mahzab

Hanabalah/ pertama kalau dia shalatnya dua

rakaat/ maka dia tetap Iftiras// jadi kalau

shalatnya dua rakaat maka duduknya adalah

Iftiras/ yaitu dengan menduduki kaki kiri/

Sementara Safiyah/ yaitu dibedakan kalau

tahiyat awal maka Iftiras/ tapi kalau tahiyat

akhir maka tawaruk//Terlepas apakah tahiyat

awalnya itu dalam dua rakaat/ atau empat

rakaat/ tetap pokonya kalau dia tahiyat akhir

maka duduknya adalah tawaruk/ Seperti

shalat subuh /maka itukan duduk maka itu

duduknya tawaruk/ semenara Ahmad Bin

hambal/ atau Hanabalah itu Iftiras /karena

itu shalatnya dua rakaat// Maka kalau

Hanabal/ kalau shalatnya dua rakaat atau

kalau shalatnya dua rakaat maka dudukunya

Iftiros/ sementara kalau empat rakaat maka

113

itu ada tawaruk//

Berbeda dengan Safi’iyah/ dibedakan yaitu

kalau shalatnya dua rakaat /tetap walaupun

akhir shalat dua rakaatnya itu duduknya

tawaruk/ tapi kalau shalatnya empat rakaat

maka pada dua rakaatnya adalah iftiras//

Apakah itu ada dalilnya?// Ada yaa dalilnya

masing-masing Cuma ini adalah /mahalul

istihad/ ini adalah tempat istihad jadi tinggal

pilih saja mana yang rajih mana yang

marjuh// kalau saya secara pribadi lebih

memilih kepada pendapatnya Imam Syafi’I

karena disana disebutkan bahwa khusus

yang shalat dua rakaat karena Rasulullah

Ijjasajalah safiah rak’atayni allaji

yakadrafihi , Rasulullah itu apabila dia

duduk apabila duduk itu terakhirnya beliau

shalat maka tawaruk duduknya adalah

tawaruk itu riwayat Imam Abu Daud jadi

pokonya dilihat dari segi tahiyatnya kalau

Imam Syafi’I// tetap harus tawaruk mau

shalatnya empat rakaat ataupun shalatnya

dua rakaat sementara kalau Ahmad bin

Hambal/ berpegang kepada Hadist riwayat

Imam Bukhori Cuma ini berkenan dengan

shalat yang empat rakaat sehingga mereka

tetap yang iftiras dan shalat yang dua rakaat

juga tetap iftiras//

Closing

(45 detik)

Rekan Dakta yang dirahmati Allah//

mungkin sampai di sini kebersamaan kita

karena waktunya tidak mengizinkan/ jadi

Dakta Radio 100FM bijak bersyukur cerdas

bertafakur/ yang bertugas di sini Ahmad

Syahidi undur diri// Mohon maaf apabila ada

kesalahan wassalamualaikum

warrahmatullahi wabarakattu//

Insert

Iklan

IONASIS

IONASIS adalah air sehat keluarga memiliki

tingkat Ph 8+ yang bersifat basa atau alkali

sehingga mampu memperbaiki keasaman

Memutarkan

insert iklan

114

(2 menit

20 detik)

tubuh akibat pola hidup serta pencemasan di

air, udara, dan lingkungan membuat tubuh

kita cenderung bersifat asam pada kondisi

tubuh yang bersifat asam maka virus bakteri

jamur dan kuman mudah berkembang biak

akibatnya kita mudah terserang penyakit

mengkonsumsi IONASIS secara teratur

mampu mengembalikan tingkat keasaman

tubuh menjadi basa atau alkalis dengan

kondisi tubuh yang alkalis maka daya tahan

tubuh terhadap gangguan penyebab sakit

akan meningkat serta kesehatan tubuh tetap

terjaga IONASIS diproduksi dengan

teknologi terkini sehingga molekul airnya

mampu diserap tubuh secara maksimal

IONASIS yang diserap oleh tubuh

bermanfaat untuk melarutkan dan

membuang sisa metaboleisme dari tubuh

IONASIS diproses dengan teknologi yang

tercanggih saat ini sehingga molekul

IONASIS mampu membawa oksigen ke

seluruh bagian sel tubuh dengan maksimal.

Sel tubuh yang mendapatkan oksigen

dengan baik mampu menghindarkan kita

dari hidras. Dapatkan promo special dari

bulan ini pembelian satu box IONASIS

dapat bonus satu botol IONASIS informasi

hub 88074268802427

Insert

waktu

(7 detik)

Pukul enam waktu Indonesia barat Insert waktu

06.00 WIB

Insert Al

Qur’an

(20 detik)

Apabila telah datang pertolongan Allah dan

kemenangan maka bertasbihlah dengan

memuji Tuhanmu dan memohon ampun

kepada Nya sungguh Allah Maha Penerima

Taubat QS. An Nasr ayat 1 dan 3

Memutarkan

Insert Al Qur’an

Bumper

Dakta

Terkini (8

detik)

Saatnya kita ikuti rangkuman informasi aktual

dalam Dakta Terkini

Memutar

Bumper acara

Dakta Rekan dakta ketua pemberantasan korupsi Membacakan

115

terkini (2

menit 30

detik)

Firli Bahuri membahas ahli staf pegawai KPK

menjadi apparat sipil negara atau ASN dalam

pertemuan dengan pimpinan komisi 3 DPR RI

pembahasan topik tersebut terkait dengan

komisi 3 DPRD dianggap penting untuk

penyusunan regulasi turunan dari UU No 19

thn 2019 tentang KPK

Selain topik soal status pegawai KPK menjadi

ASN eks kapolda Sumatra selatan itu

membahas evaluasi kinerja pimpinan KPK

periode 2016-2019

Apparat satpol PP melakukan razia kosan dan

apartemen kegiatan razia tersebut dilakukan

sesuai perintah walikota depok untuk

mencegah kegiatan penyimpangan sex

termasuk aktifitas sex lesbian, gay, bisexual

dan transgender. Dibantu aparat polisi, tni

dinas sosial kota depok dan dinas catatan sipil

kota depok berhasil mengamankan 20

pasangan bukan suami-istri yang berbuat

mesum di salah satu apartemen di jalan

margonda

Departemen pertahanan Amerika Serikat

dianggap sedang mencemari lingkungan

dengan bahan kimia beracun dengan terus

membakar busa pemadam kebakaran,

menurut para pecinta lingkungan ini adalah

salah satu langkah yang melanggar peraturan

baru dalam sepucuk surat yang dikirim

perdana menteri

berita nasional

dan

internasional

Insert

Bumper

out dan

insert

iklan

(4 menit)

Telah anda ikuti Dakta tekini rangkuman

informasi aktual yang dipersemabahkan oleh

“bah cemmana nih mau jualan online tak

dapat sinyal aku” “makanya pake indi home

aja bang, koneksi cepat bebas kuota pula”

Ring ring

Aduh bos nelpon, halo pak? Siap pak saya

kirim dari rumah sekarang baik pak

Kenapa bro? bos minta diemail kerjaan? Pake

wifi rumah gue aja kalau mau nelpon pake

telfon rumah tuh gratis 1000 menit dari

Memutarkan

insert iklan

116

indihome

Toktoktok

ono opotoh? duh aku ketinggalan nonton

balbalan piye iki piye

Oalaah nganggo indihome toh iso diplayback

tujuh hari

Mah saluran tivi ini bisa dikit lay, kita pun

parabola ganti indihome mah bisa internet

taorang pun saluran banyak gratis telpon juga

Begitu banyak cerita indihome dari seluruh

nusantara menemani dan menghibur

masyarakat dari kecamatan hingga

metropolitan, mau berlanggana indihome

intsal aplikasi myindihome di google store

atau appstore sekarang indihome untuk

Indonesia

Insert

profil

radio

(5detik)

Radio satu suara berjuta telinga, ayo dengar

radio

Memutar profil

radio

Bumper

dan

sponsor

(10 detik)

Dialog informasi dakta pagi bersama alfamidi

“belanja puas dengan harga hemat”

Kesimpulan Tahap 5:

Berdakwah membutuhkan strategi dan metode. Sebab,

strategi dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah

terlaksana dengan baik, dan sesuai tujuan. Sejak awal

didirikannya stasiun siaran Radio Dakta strategi yang mereka

gunakan dalam berdakwah adalah berpegang teguh pada ajaran

Al-Qur’an dan Sunnah. Setiap kajian yang dibawakan oleh

narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai dengan

yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits.

117

Hal ini dibuktikan dari setiap kajian yang dibawakan oleh

narasumber kompeten yang menyertakan sumber-sumber dari

materi yang dibawakan seperti, Al-Qur’an, hadits shohih, dan

juga kitab-kitab terkenal dengan menyertakan penulisnya.

Kegiatan interaktif yang banyak dilakukan pendengar

dengan Radio Dakta adalah pada program Apa Kabar Bekasi,

Kajian Malam, Kuliah Fajar dan lain-lain. Pendengar lebih

leluasa dan nyaman menyampaikan aspirasinya terkait layanan

publik Kota Bekasi kepada Radio Dakta daripada langsung

kepada lembaga yang dituju karena lamanya tanggapan yang

diberikan dari lembaga tersebut. Berbanding terbalik jika

masyarakat menyampaikan lewat siaran interaktif radio dakta, tim

radio dakta akan berusaha menghubungkan ke lembaga yang

bersangkutan terkait keluhan-keluhan masyarakat Bekasi yang

kemudian disiarkan langsung oleh tim Radio Dakta.

Tahap ke lima adalah tahap pengemasan realitas simbolik

yaitu, menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar,

kesadaran pendengar, pemberdayaan pendengar, dan pencitraan

problem pendengar. Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap

pembentukan konstruksi citra. Tahap lima ini ditunjukkan dari

visi Radio Dakta. Visi Radio Dakta adalah menjadi media

informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang

bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan

lingkungan. Hal ini juga ditunjukkan dari tagline Radio Dakta

yang selalu di putar saat sebelum siaran dimulai dan juga tertera

di logo Radio Dakta yang berbunyi “Bijak & Cerdas”.

118

Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga

banyaknya program radio baik off-air dan on-air yang kental

dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra islami melekat

erat dengan Radio Dakta. Dari segi muatan siaran juga

menunjukkan bahwa radio ini memiliki segmentasi islam. Lebih

dari 40 persen siaran radio dakta memiliki muatan islami, seperti

kajian, muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an.

Siaran radio dakta mengenai beragam peristiwa yang

terjadi di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga informasi seputar

pelayanan masyarakat, antara lain: kerusakan fasilitas umum, info

lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan, dan lain

sebagainya. Sasaran dari radio dakta adalah memaparkan

perkembangan dinamika masyarakat, khususnya yang berdomisili

di Bekasi dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya,

dan religi yang berbasiskan pedoman agama Islam. Acara dari

Radio Dakta juga semakin menguatkan identitas radio dakta

sebagai radio yang mengedepankan konten-konten islami.

Strategi dakwah yang dijalankan oleh Radio Dakta sesuai

dengan yang dikatakan Asmuni Syukir. Menurut Asmuni Syukir

strategi dakwah dapat dikatakan baik apabila memperhatikan

beberapa azas berikut: Pertama, Azas filosofis azas ini terutama

membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-

tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas

dakwah. Kedua, azas kemampuan dan keahlian Da’I

(achievement and professional). Ketiga, azas sosiologis azas ini

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,

119

mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah.

Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya. Keempat, Azas

psychologis azas ini membahas masalah yang erat hubungannya

dengan kejiwaan manusia. Seorang da’I adalah manusia,

begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan)

yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah

agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan

(rakhaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai

azas (dasar) dakwahnya. Kelima, Azas efektivitas dan efisien azas

ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha

menseimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang

dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa

waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang

semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga

dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin

atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.52

Program Dakta Pagi Kekuatan kata dan Bahasa dianggap

sebagai strategi membingkai realitas simbolik. Jumlah pendengar,

iklan, dan sponsor memberi peringkat. Peran dari presenter,

narasumber memiliki peran penting dalam membingkai realitas

simbolik. Narasumber dan pengisi acara lainnya merupakan

bagian dari tim produksi, namun masing-masing memiliki strategi

dan jobdesk masing-masing. Berikut adalah strategi yang

dilakukan tim radio dakta berdasarkan 5 azas strategi dakwah

Asmuni Syukir:

52

Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas)

hal. 32.

120

Table 17 Azas Asmuni Syukir

Azas, Asmuni

Syukir

Pelaku Konstruksi

Strategi

Objek

Konstruksi

Azas Filosofis Berbagai macam

ideologi

Azas filosofis erat

hubungannya dengan

tujuan dakwah. Radio

dakta ingin

menyatukan umat

Islam, strategi yang

dilakukan adalah

memberikan wadah

kepada semua

organisasi Islam

termasuk di dalamnya

da’I dari berbagai

macam latar belakang

organisasi Islam yang

berbeda-beda.

Kemampuan tim

radio mengemas

rangkaian

program acara

Azas

kemampuan dan

keahlian

1. Insert mutiara hikmah

2. Insert Tadabur Qur’an

3. Bumper In setiap acara

4. Bumper Out setiap

acara

Kemampuan dan

keahlian tim Radio

dapat dilihat dari

standar rekrutmen

pegawai, yaitu latar

belakang pendidikan

minimal S1

Kemampuan

dan pendidikan

yang ditempuh

tim

Azas sosiologis 1. Interaktif ulasan media

2. Kuliah Fajar

3. Renungan

Mayoritas penduduk

Bekasi merupakan

agama Islam. Serta

Pengetahuan

dan daya

jangkau luas

121

strategi membangun

image sebagai radio

pemersatu umat Islam.

Radio Dakta memiliki

segmentasi dari usia

25-50 tahun.

Azas

psychologis

1. Interaktif program

traffic report

2. Interaktif Apa Kabar

Bekasi

3. Interaktif ulasan media

Pendengar radio dakta

dapat melaporkan

secara langsung

keluhan dan

aspirasinya lewat

program interaktif.

Radio dakta sangat

jarang melakukan

tapping karena

membuat pendengar

tidak dapat

menyampaikan

pendapatnya. Tapping

dilakukan sesekali

jikalau narasumber

berhalangan untuk

siaran pada hari yang

ditentukan.

Kemampuan

sebagai insan

media yaitu

menjembatani

antara

pendengar

dengan

pemerintah

Azas efektivitas

dan efisien

1. Iklan Dakta Umroh

2. Iklan Ionasis

3. Iklan Indihome

Membangun

komunitas yang

produktif, kreatif dan

Kemampuan

marketing tim

radio

122

4. Iklan Alfamidi

5. Iklan Dakta Pospay

mandiri secara

menyeluruh.

6 M

1. Man : Tim Produksi dan Da’i

2. Material : Materi Dakwah

3. Machine : WA, SMS, Telp, Web, Instagram, Facebook, Twitter

4. Marketing : Podcast

5. Method : Metode Dakwah

6. Money : Iklan dan Sponsor

Tarif Iklan Radio Dakta 107 FM Bekasi

Paket Iklan Radio: Harga: Diskon:

Loose Spote Rp. 500.000 20%

Adlibs Rp. 500.000 20%

Live Report Rp. 1.500.000 20%

Talk Show Rp. 6.000.000 20%

Talk Show (Blocking Time) Rp. 8.000.000 20%

Quiz Interaktif (10 episode) Rp. 10.000.000 20%

Advertorial (Rubrikasi) Rp. 1.000.000 20%

Time Signal Rp. 1.000.000 20%

Sponsor Program Rp. 5.000.000 20%

Live Event (Area Bekasi) Rp. 6.000.000 10%

Biaya Produksi Spot Rp. 2.000.000 20%

Narasumber merupakan bagian dari tim produksi radio.

Oleh karenanya narasumber pasti memiliki strategi dakwah

dalam penyampaian materinya. Berikut adalah strategi yang

dilakukan narasumber kuliah fajar berdasarkan 5 azas strategi

dakwah Asmuni Syukir:

123

Azas, Asmuni

Syukir

Pelaku Konstruksi

Strategi

Objek

Konstruksi

Azas Filosofis Berbagai macam

ideologi, Radio Dakta

memiliki da’I dari

berbagai macam latar

belakang organisasi

Islam yang berbeda.

Tujuannya adalah

menyatukan umat

muslim. Dalam hal ini

Radio Dakta

menekankan bah

setiap materi siaran

basicnya harus

kembali pada Al-

Qur’an dan Hadist.

Kekuatan

Bahasa

Azas

kemampuan dan

keahlian da’I

1. Topik yang

dibawakan

2. Referensi bacaan

3. Jawaban langusung

pada pertanyaan

random

Kemampuan dan

keahlian da’I dapat

dilihat dari

pembawaan materi

dan standarisasi tim

radio memilih da’I,

semua da’I yang ada

di radio dakta

merupakan da’I

koompeten.

Kekuatan

Bahasa dan

pengetahuan

Azas sosiologis 1. Segmentasi

pendengar usia

dewasa sekitar 25

tahun keatas

2. Segmentasi penanya

usia dewasa sekitar 30

tahun keatas

Segmentasi dakta pagi

adalah agar dapat

menjadi booster

semangat pagi

pendengar.

Kekuatan

Bahasa dan

pengetahuan.

124

3. Mayoritas pendengar

beragama Islam

Azas

psychologis

1. Materi yang mudah

diterima

2. Interaktif pendengar

saat segmen Tanya-

jawab

Narasumber akan

menggunakan Bahasa

yang mudah dipahami

dan interaktif

menunbuhkan

hubungan psikologis

antara pendengar dan

narasumber sehingga

pendengar dapat

dengan mudah

menyampaikan

pendapat dan

pertanyaan.

Kekuatan

Bahasa

Azas efektivitas

dan efisien

1. Waktu siaran

yang efisien

2. Tidak banyak

tenaga yang

dikeluarkan

3. Tidak banyak

biaya yang

dikeluarkan

Waktu siar kuliah

subuh dan dakta pagi

adalah pukul 05.00-

09.00, kebanyakan

pendengar

mendengarkan siaran

radio lewat radio atau

streaming, biaya yang

dikeluarkan hanya

paket data dan listrik.

Ketepatan waktu

125

B. Radio Dakta Mempertahankan Identitas Radio

Dakwah Di Kota Bekasi Pada Pasca Produksi

Table 18 Evaluasi

Internal Media Negosiasi Eksternal Media

1. Pihak manajemen

adalah Direktur Utama,

General Manager, dan

lain-lain.

Seluruh pegawai

fokus menjalankan

tugasnya sesuai

jobdesk masing-

masing dan

meningkatkan

kemampuannya.

Kepentingan

yayasan dan institusi

social lain.

2. Teknisi Alat pemancar, mixer,

dan noice dari

pemancar akibat cuaca

dan lokasi siaran

langsung lapangan

Teknisi dari luar

3. Pihak professional HRD, Marketing,

Social Media, PD.

Permintaan khalayak

4. Ide utama Mencerdaskan umat Lembaga Islam,

lembaga

pemerintahan, dll.

5. Berita/ informasi MBKG, Sosial Media,

dll

Lembaga

pemerintahan,

lembaga Islam, dll

6. Pengiklan Agency periklanan

dan promosi usaha

baru di Bekasi. Radio

Dakta tidak memutar

lagu, musik hanya

digunakan untuk

bridging tanda

beralihnya satu

program ke program

berikutnya.

Data pendengar

7. Pemilik PT. Radio

Nada Komunikasi

Utama

H.Iman Loebis PT. Java Motors

merupakan milik

owner Dakta FM

8. Pekerja radio Sistem penggajian

melalui sistem

training kerja dan

Sistem ini

mempengaruhi iklim

komunikasi dan

126

pegawai tetap iklim organisasi

media kemudian

kinerja dan

kreativitasnya

9. Kendali hukum Radio Dakta berada di

bawah naungan PT.

Radio Nada

Komunikasi Utama

Pemilik aktif sebagai

pengusaha

Kesimpulan Tahap 6

Tahap 6 adalah tahap evaluasi pihak internal dan

eksternal. Pihak professional sangat menentukan strategi dakwah

yang digunakan. Pihak professional yang menentukan dan

bertanggung jawab dalam pemilihan ide. Dalam menjalankan

strategi dakwah penyiar merupakan faktor utama, karena penyiar

yang akan secara langsung berkomunikasi dengan pendengar dan

melakukan dakwahnya.

Permasalahan teknis juga penting dalam proses siaran.

Terlebih siaran lansung di lapangan yang membutuhkan fasilitas

yang memadai seperti alat pemancar dan menghilangkan noise

agar siaran berjalan lancar. Peralatan siaran harus dijaga dan

dirawat agar tidak menghambat proses siaran.

Strategi yang digunakan Radio Dakta bisa dikatakan

efektif dalam mempertahankan identitas radio sebagai radio

dakwah. Radio Dakta mengubah metode dakwahnya menjadi

Dakwah Cerdas yaitu dakwah yang serius tanpa ada selingan

hiburan. Radio dakta memiliki standar tinggi dalam memilih

penyiar. Salah satu yang menjadi syaratnya adalah pendidikan,

penyiar dengan latar belakang pendidikan S1 atau S2 diharapkan

memiliki wawasan yang luas atas topik yang akan mereka

127

bawakan saat siaran. Radio Dakta memberikan nama acara

disesuaikan dengan konten atau format acaranya, bukan

menggunakan nama penyiar sebagai nama acara.

Radio Dakta adalah menghadirkan ustad-ustad sebagai

narasumber dari berbagai latar belakangan organisasi Islam yang

berbeda. Mereka menghadirkan ustad-ustad yang memang

kompeten di bidangnya. Upaya Radio Dakta dalam menyatukan

umat agar tidak adanya perpecahan adalah dengan menghadirkan

ustad-ustad dari berbagai organisasi Islam yang berbeda. Hal itu

diharapkan agar masyarakat berpikir luas dan cerdas. Dalam

siaran Radio Dakta mengupayakan agar tidak membicarakan hal-

hal yang akan mengakibatkan perpecahan, seperti misalnya

membahas mengenai perbedaan tata cara solat antara oraganisasi

satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut akan memicu

perbedaan dan perpecahan. Semua materi dan jawaban dari ustad-

ustad yang siaran harus sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

Radio Dakta sebagai media siaran swasta hanya menyampaikan

dan mengajak umat Islam kembali membuka Al-Qur’an oleh

karena itu segmentasi Radio Dakta adalah orang-orang yang

usianya sudah menginjak 25 tahun ke atas.

Begitu pula dengan siaran off air yang banyak diikuti oleh

masyarakat Kota Bekasi. Pemilik radio dakta yaitu Bapak Andi

Kosala berpesan “sampaikanlah walau satu ayat”. Beliau ingin

menjadikan harta ini bekal untuknya ke surga, menjadikan harta

ini untuk tim yang ngelola Radio Dakta bekal ke surga dan juga

menambah pintu rezeki, supaya bisa berinfaq banyak. Beliau

ingin yang ada di Dakta yang sekelilingnya harus mendapat

128

manfaat. Maka dari itu, Radio Dakta banyak pula memiliki

kegiatan off air seperti memberikan edukasi mengenai

pengelolaan DKM masjid, memberikan sumbangan ke panti-panti

seperti ke panti rehabilitas di Al Fajar Berseri yang merupakan

panti khusus untuk orang gangguan jiwa, Jum’at barokah yaitu

kegiatan membagikan makanan di depan Kantor siaran Radio

Dakta dan juga Dakta Peduli.

Evaluasi dilakukan agar terciptanya program-program

unggulan. Seperti evaluasi yang dilakukan pada tahun-tahun

sebelumya, tahun 1992 radio dakta mengganti formatnya menjadi

radio keluarga, alasannya adalah karena Bekasi merupakan

pemukiman pasti ada bapak, ibu, dan anak dalam satu keluarga.

Tahun 1998 radio dakta kembali mengubah format menjadi

sahabat wanita, karena Bekasi merupakan pemukiman, berarti

banyak wanita yang ada di rumah sebagai ibu rumah tangga.

Radio dakta ingin membekali para wanita, maka dari itu format

radio dakta berubah menjadi sahabat wanita. Kemudian pada

tahun 2000 format radio dakta kembali berubah menjadi radio

informasi sampai dengan sekarang.

Di awal kemunculannya Radio Dakta seringkali

mengubah format siaran, hal tersebut terjadi format-format

sebelumnya sudah terlaksana dan setelah dilakukan evaluasi,

hasil keputusannya adalah mengganti format. Selain itu

pergantian format yang terjadi disebabkan pula karena adanya

perubahan jaman. Jika sebuah stasiun siaran radio tidak peka

terhadap perubahan jaman, yang terjadi adalah sebuah

ketertinggalan. Demi memenuhi

129

Radio Dakta melakukan evaluasi terhadap program

siarannya. Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta tidak ada

lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan hikmah dan hadits.

Evaluasi ini terjadi karena adanya complain dari pendengar yang

tidak menginginkan adanya lagu dalam siaran Radio Dakta.

Setelah dilakukan evaluasi oleh tim radio dakta hasilnya adalah

mengganti segmen lagu dengan hikmah dan hadits. Dalam siaran

langsung lapangan yang biasanya menjadi bahan evaluasi adalah

kendala reporter di lapangan yaitu masalah teknis. Untuk

menciptakan program-program unggulan Radio Dakta selalu

melakukan evaluasi sehingga lahirlah program unggulan yang

banyak diminati masyarakat.Tahap evaluasi radio dakta dapat

dilihat dari kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap tahun bahkan

setiap pekanan selalu ada meeting redaksi. Evaluasi dilakukan

kembali dengan hasil format program Sabtu dan Minggu, berikut

perubahan program setelah evaluasi:

Perubahan Format Program Sabtu dan Minggu Berlaku

mulai 1 Oktober 2019

Table 19 Perubahan Santu dan Minggu

SABTU

Dakta Pagi

06.00 – 07.30 Reguler :

1. Laporan reporter mengenai lalu

lintas, giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan

peristiwa, topik-topik yang menjadi

perhatian dan menarik bagi

masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

130

menyampaikan keluhan dan

masukan.

4. Pantauan cuaca akhir pekan,

khususnya wilayah jabodetabek dan

jabar.

07.30 – 08.00 Bekasi Dalam Berita (Pengganti Buletin

Bekasi)

08.00 – 08.30

Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

08.30 – 09.00 Indonesia Dalam Berita (Pengganti

Buletin Bekasi)

Dakta Siang:

09.00 – 10.00 Taman Pustaka

10.00 –12.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

4. Rencana ada program dialog ekonomi

bekerjasama dengan ekonom-ekonom

UI (durasi 60 menit).

12.00 – 13.00 Kajian

13.00 – 14.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

14.00 – 16.00 Galery muda

131

Note: dengan tetap memperhatikan

breaking news dan bisa masuk kapan saja

di jam-jam tersebut.

Dakta Sore:

16.00 – 17.00 Kajian

17.00 – 18.00

Reguler

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

18.15 – 20.00

Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Informasi mengenai budaya dan

kuliner-kuliner khas Bekasi

20.00 – 22.00 Getar kalam

Note: dengan tetap memperhatikan

breaking news dan bisa masuk kapan saja

di jam-jam tersebut.

MINGGU

Dakta Pagi:

06.00 – 09.00

Reguler :

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat, human

132

interest, olahraga, info-info unik.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

4. Pantauan cuaca akhir pekan,

khususnya wilayah jabodetabek dan

jabar.

5. Catatan akhir pekan 08.30-09.00

Dakta Siang:

09.00 – 11.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat, human

interest, olahraga, info-info unik.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

4. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

11.00 – 12.00 Tahsin

12.00 – 13.00 Kajian

13.00 – 16.00

Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

4. Jika ada program talkshow

(narasumber undangan, KOMIK)

penyelengagraannya pada 14.00 –

15.00.

Note: dengan tetap memperhatikan

breaking news dan bisa masuk kapan saja

133

di jam-jam tersebut.

Dakta Sore:

16.00 – 17.00 Kajian

17.00 – 18.00 Reguler:

1. Laporan reporter mengenai lalu lintas,

giat masyarakat, dll.

2. Wawancara perkembangan peristiwa,

perkembangan berita, human interest,

topik-topik yang menjadi perhatian

dan menarik bagi masyarakat.

3. Apa kabar bekasi dengan

mengundang pendengar

menyampaikan keluhan dan masukan.

18.00 – 18.15 Sholat Magrib

18.15 – 20.00 Tsaqofah

Note: dengan tetap memperhatikan

breaking news dan bisa masuk kapan saja

di jam-jam tersebut.

20.00 – 22.00 Sirah Nabawi

Note: dengan tetap memperhatikan

breaking news dan bisa masuk kapan saja

di jam-jam tersebut.

134

Selain kegiatan on air Radio Dakta juga memiliki banyak

kegiatan off air diantaranya yaitu mengumpulkan masjid-masjid

se-Bekasi, yang kemudian Radio Dakta berikan edukasi

mengenai pengelolaan DKM masjid. Agar masjid bukan hanya

dibuka pada bulan Ramadhan, hari-hari lain, jam-jam lain harus

dibuka. Radio Dakta mengadakan workshop bagaimana

mengelola masjid, bagaimana meningkatkan ekonomi syariah

lingkungannya.

Generasi muda hari ini lebih suka berkomunikasi dengan

media interaktif. Untuk menarik minat generasi muda atau

generasi millennial terhadap program dakwah, maka Radio Dakta

banyak mengadakan kegiatan off-air dengan mengangkat tema

yang sedang trend di kalangan millennial. Seperti beberapa waktu

lalu ramai tentang hijrah, bagaimana fenomena artis hijrah dan

dengan menghadirkan narasumber yang banyak digemari

millennial. Program tersebut adalah Millenial Bicara. Baik tema

hingga peserta merupakan generasi millennial. Radio Dakta

mengundang mereka-mereka yang baru hijrah, anak punk

muslim, organisasi rohis dan lain sebagainya.

Selain itu Radio Dakta juga memiliki kegiatan yang

dilakukan setiap bulan, yaitu memberikan beras ke panti-panti,

seperti ke panti rehabilitas di Al Fajar Berseri. Al Fajar Berseri

adalah panti khusus untuk orang gangguan jiwa. Karena selama

ini yang mendapat dana bantuan adalah Panti asuhan maka kali

ini Radio dakta fokus kepada panti rehabilitas untuk orang-orang

dengan gangguan jiwai di dua tempat, yang pertama Al Fajar

Berseri kabupaten Bekasi dan di Zabrud Biru kota Bekasi.

135

Kegiatan off air lainnya adalah taklim bulanan yang

diselenggarakan untuk umum. Radio Dakta mengajak masyarakat

untuk turut hadir dalam taklim bulanan melalui sosal media

Instagram, twitter, facebook, dan whatsapp grup. Tema yang

diangkat dalam taklim bulanan juga merupakan tema yang

banyak digemari masyarakat seperti Membina Keluarga Islami.

Narasumber yang akan dihadirkan juga merupakan ustad yang

memang kompeten dalam bidangnya. Selain kegiatan off air, saat

taklim bulanan dimulai dan narasumber sudah mulai naik podium

atau panggung taklim akan disiarkan on air secara langsung di

Radio Dakta.

TABEL TEMUAN

A. Tabel Temuan Strategi Dakwah Pada Siaran

Langsung Table 20 Temuan Penelitian

Azas Filosofis Berbagai macam ideologi

Azas Kemampuan dan

Keahlian Da’i

Tingkat Menengah

Azas Sosiologi Segmentasi Mayoritas pendengar Radio

Dakta adalah laki laki sebesar 53% dan

perempuan 47%. Usia pendengar Radio

Dakta adalah 25-40 tahun sebesar 53%,

41-50 tahun sebesar 20%, <25 tahun

sebesar 19%, dan >50 tahun 8%.

Mayoritas pendengar Radio Dakta

adalah karyawan swasta dengan tingkat

pendidikan mayoritas SMA atau

universitas.

Azas Psychologis Intensitas kedekatan da’I dengan

pendengar saat segmen interaktif:

“Apakabar pa tedy?// Di jalan ini pa

tedy?//” acara Kuliah Fajar 12 September

2019

136

Azas Efektivitas dan Efisien 6 M

1. Man : Tim Produksi, penyiar,

narasumber

2. Material : Materi Dakwah

(Perkata-perkara Yang Membatalkan

Ketauhidan, Kufur Akbar Atau

Kekafiran Besar, Alasan-Alasan Yang

Dibenarkan Syariat, dsb)

3. Machine : WA, SMS, Telp

4. Marketing : Radio Web, Instagram,

Facebook, Twitter.

5. Method : 8 insert pada program

Dakta Pagi pukul 05.00-09.00, metode

dakwah yang digunakan adalah

Dakwah Billisan.

6. Money : 35 iklan dalam satu

program Dakta Pagi, Iklan komersil:

20 iklan, iklan produk dakta: 8 iklan,

iklan layanan masyarakat: 3 iklan,

iklan promosi acara: 4 iklan

1 sponsor dalam acara Dialog

Informasi

137

B. Modifikasi Strategi Dakwah Di Kota Bekasi Pada

Pasca Produksi Table 21 Modivikasi

MODIFIKASI

DALAM

MENERAPKAN

UNSUR-UNSUR

KOMUNIKASI

RADIO DAKTA 107 FM

KETERANGAN

SOURCE

STRUKTUR

RADIO DAN

JOB

DESCRIPTION

Owner- Direktur- General

Manager

Program Division Manager-

Announcer-Social Media-

Reporter- Website-

Administration- Production-

Operator

Resource Division Manager-

Human Resource- General

Affair- Finance Cashier- Book

Keeper- Collection

Business Devt Division

Manager- Sales Supervisor-

Off Air Officer- Account

Executive- Traffic & Adm

Technician- Reception-

Security- Driver- Office Boy

Penyiar di Radio

Dakta memanggil

sebutan nama asli

masing-masing

dengan kata ganti

“Saya” dan

memanggil sesame

rekan dengan

sebutan “mas, mbak,

kak, ibu, bapak”

MESSAGE

IDE UTAMA

Bijak dan Cerdas MOTTO

CHANNEL

FORMAT

UTAMA

Kuliah Fajar setaip harinya

menyiarkan tema baru dengan

da’I yang berbeda. Pada

program Dakta Pagi siaran

radio dakta mengenai beragam

peristiwa yang terjadi di

wilayah Bekasi dan sekitarnya

juga informasi seputar

pelayanan masyarakat, antara

Radio Dakta tidak

menampilkan lagu

dan terdapat

perubahan format

pada program week

end

138

lain: kerusakan fasilitas umum,

info lalu lintas, pelayanan di

kantor pemerintahan, dan lain

sebagainya.

Radio Dakta memiliki 60%

format informasi 20% religi

20% iklan

RECEIVER

PENERIMA

UTAMA

Mayoritas pendengar Radio

Dakta adalah pria sebesar 60%

dan wanita 40%. Usia

pendengar Radio Dakta adalah

25-50 tahun.

Pendengarnya

beragama Islam dan

terbuka dengan

perkembangan

zaman.

EFFECT

TUJUAN

UTAMA

PROGRAM

SIARAN

Memaparkan perkembangan

dinamika masyarakat,

khususnya yang berdomisili di

Bekasi, dari sudut pandang

politi, ekonomi, sosial,

budaya, dan religi yang

berbasiskan pedoman agama

Islam.

Program siaran informasi

yang lebih interaktif dan

solutif untuk segmen

kelompok pendengar dewasa

menengah atas.

Menjadi mediator atau ajang

diskusi terbuka untuk

kalangan masyarakat,

pemerintahan, dan praktisi

professional dalam membahas

berbagai masalah yang sedang

hangat terjadi di masyarakat.

Radio Dakta menjadi

media informasi dan

pembelajaran terbaik

di Indonesia, yang

bernafaskan Islam

dan memberikan

manfaat bagi

masyarakat dan

lingkungan.

139

Table 22 Event Off Air

Event

Mingguan

Event

Bulanan

Event

Tahunan

Kalender Islam

Safari Jum’at Dialog

Publik

Funbike Maulid Nabi

Shalat Jum’at

dari masjid-

masjid Bekasi

Millennial

bicara

Gathering

klien

Idhul Adha

Ta’lim Ummahat

Selasa dan Sabtu

Ta’lim

bulanan

Haji

&

Umrah

Dakta on CFD Donor

darah

Jum’at Barokah Galeri

muda

goes to

campus

140

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil data penelitian yang telah digambarkan dalam bab-bab

sebelumnya, maka peneliti menarik ksimpulan, yaitu:

1. Tahap ke lima adalah tahap pengemasan realitas simbolik

yaitu, menciptakan dan meningkatkan pengetahuan

pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan

pendengar, dan pencitraan problem pendengar. Burhan

Bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan

konstruksi citra. Tahap lima ini ditunjukkan dari visi

Radio Dakta. Visi Radio Dakta adalah menjadi media

informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia, yang

bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi

masyarakat dan lingkungan. Hal ini juga ditunjukkan dari

tagline Radio Dakta yang selalu di putar saat sebelum

siaran dimulai dan juga tertera di logo Radio Dakta yang

berbunyi “Bijak & Cerdas”. Sejak awal didirikannya

stasiun siaran Radio Dakta strategi yang mereka gunakan

dalam berdakwah adalah berpegang teguh pada ajaran Al-

Qur’an dan Sunnah. Setiap kajian yang dibawakan oleh

narasumber ataupun penyiar semua materi harus sesuai

dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Hal ini

dibuktikan dari setiap kajian yang dibawakan oleh

narasumber kompeten dari berbagai latar belakang

141

organsasi Islam yng berbeda menyertakan sumber-sumber

dari materi yang dibawakan seperti, Al-Qur’an, hadits

shohih, dan juga kitab-kitab terkenal dengan menyertakan

penulisnya.

2. Tahap 6 adalah tahap evaluasi. Hasilnya adalah apakah

format akan dipertahankan atau format akan diubah.

Radio Dakta melakukan evaluasi terhadap program

siarannya. Kurang lebih sudah satu tahun Radio Dakta

tidak ada lagu-lagu. Siaran lagu-lagu diganti dengan

hikmah dan hadits. Evaluasi ini terjadi karena adanya

complain dari pendengar yang tidak menginginkan adanya

lagu dalam siaran Radio Dakta. Setelah dilakukan

evaluasi oleh tim radio dakta hasilnya adalah mengganti

segmen lagu dengan hikmah dan hadits. Dalam siaran

langsung lapangan yang biasanya menjadi bahan evaluasi

adalah kendala reporter di lapangan yaitu masalah teknis.

Untuk menciptakan program-program unggulan Radio

Dakta selalu melakukan evaluasi sehingga lahirlah

program unggulan yang banyak diminati masyarakat.

Tahap evaluasi radio dakta dapat dilihat dari kegiatan

evaluasi yang dilakukan setiap tahun bahkan setiap

pekanan selalu ada meeting redaksi.

B. Saran

1. Radio Dakta

Radio Dakta kini sudah menjadi satu-satunya radio

Informasi yang menekankan pada unsur religi, namun

masih acara siaran masih kurang menyentuh millenial.

142

Hanya ada kegiatan off air yang diperuntukkan millenial,

sedangkan acara on air masih kurang menyentuh

millenial. Saran penulis, millenial lebih menyukai dakwah

yang santai, bagaimana jika segmen lagu-lagu religi atau

shalawat diputar kembali agar menarik minat kaum

millenial. Karena nada dan irama dapat menjadi

instrument dalam berdakwah.

2. Saran Akademik

Penelitian ini kiranya dapat memberikan saran

untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya

mengenai startegi dakwah. Harapan peneliti adalah

dengan diketahuinya metode dakwah yang tepat dapat

meningkatkan identitas sebuah lembaga Islam dalam

melakukan dakwahnya. Semoga penelitian ini dapat

diajukan acuan untuk penelitian sejenis dan dapat diteliti

lebih lanjut.

143

DAFTAR PUSTAKA:

Arabi, Khairi Syeikh Maulana. 2017. Dakwah Dengan Cerdas:

Bekal-bekal untuk Aktivis Dakwah. Yogyakarta:

Laksana

Arbi, Armawati. Format Program Siaran Radio Dangdut Jakarta

dalam Konsultasi Keluarga dan Dakwah. Jurnal

Komunikasi Islam | ISBN 2088-6314 | Volume 02,

Nomor 02, Desember 2012.

Argenti, Paul. A. 2010. Komunikasi Korporat. Jakarta: Salemba

Humanika

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik

Aziz, Moh.Ali, 2009. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana

Bajari, Atwar, 2015. Metode Penelitian Komunikasi: Prosedur,

tren, dan Etika, Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Basrowi - Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif,

Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, M. Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa.

Jakarta: Kencana

Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. 2011. Dasar-Dasar

Penyiaran. Jakarta: Kencana

Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis Edisi Pertama.

BPFE-Yogyakarta

144

Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori

Praktik, Jakarta: Bumi Aksara,

Moleong,Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Rosda Karya

Morissan. 2015. Manajemen Media Penyiaran : Strategi

Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Prenadamedia

Group

Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Rakesarasin,

Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi

dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Olii, Helena, Reportase Radio & Televisi, Jakarta: Permata Puri

Media

Rakhmat, Jalaludin. 1996. Psikologi Komunikasi, Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2013. Metode Penelirian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian Jakarta: Rajawali,

Suryanto, 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: CV

Pustaka Setia

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi dakwah Islam, Surabaya:

Al Ikhlas

145

Umroh,Syayidatul, 2018.Stategi Dakwah Radio Suara Muslim

Surabaya dalam Program Mozaik , Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Sunan Ampel Surabaya

Wahyudi, J.B., 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran

Website:

Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002

Pasal 16, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002

Pendengar radio dakta. Radio Dakta.

www.dakta.com

Transkip Wawancara General Manajer Radio Dakta

Peneliti : Nur Baeti

Narasumber : Ibu Suyanti (General Manager Radio Dakta)

Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019

Waktu wawancara : 10.00 WIB

Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim

Tipe wawancara : Tatap Muka

Jawaban :Saya cerita mengenai dakta dulu ya jadi tahun 1992 radio dakta

berdiri di kota Bekasi. Radio dakta ini pemiliknya bapak H.Andi

Lubis, beliau punya beberapa jenis usaha, beliau ingin

mengembangkan ada usaha lagi. Akhirnya terpikirkanlah usaha

yang sampaikanlah walaupun hanya satu ayat, yaitu radio. Jadi

beliau cari radio, dapet radio di Bandung namanya radio famor,

frekuensinya AM. Kemudian beliau beli, beliau pindahkan di

Bekasi menjadi radio dakta. Dakta itu kepanjangannya PT. Radio

Nada Komunikasi Utama ada di kartu nama saya, ya. Jadi

bukannya dakwah dan taqwa ya. Kemudian, frekuensinya juga

mendapat gelombang dari Dirjen Postel ya bahwa di Bekasi ini ada

semacam frekuensi yang bisa kita miliki ya 92,15 FM seperti itu ya,

namanya Radio Dakta. Dari tahun 1992 lah kita mulai bersiaran di

sini. Kita siarannya dari pagi hingga pukul 12 malam, kita tidak

non-stop. Di tahun 2005 ada peraturan menteri nomor 15 yang

sehubungan dengan tata frekuensi di Indonesia itu sembrawut

bahasanya ya gitu, ditata ulang. Ditata ulang dengan keputusan

menteri tersebut dakta mendapatkan frekuensi 107 FM tahun 2005

sampai dengan hari ini. Pada tahun 1992 dakta ini formatnya adalah

radio keluarga, kenapa radio keluarga? Karena di Bekasi ini adalah

pemukiman, pasti ada bapak, ibu, dan anak, seperti itu. Tahun 1998

ya kita berubah lagi ya artinya melihat dari kondisi dan situasi

menjadi radio sahabat wanita seperti itu. Kenapa sahabat wanita

karena ini banyak pemukiman, berarti banyak wanita yang pasti di

rumah. Berarti mereka dibekali oleh kita makanya sahabat wanita.

Nah baru tahun 2000 kita formatnya berubah menjadi radio

informasi sampai dengan hari ini. Visi kita adalah mencerdaskan

umat. Jadi umat itu cerdas tidak hanya membaca Qur’an mereka

harus cerdas memilih sekolah, harus cerdas berekonomi, harus

cerdas dunia pendidikan, harus cerdas politik, harus cerdas

kesehatan, itu yang kita hantarkan. Jadi Islam itu tidak melulu

masalah Al-Qur’annya, harus pinter baca Qur’an, tapi dia harus

cerdas. Supaya apa? Supaya apa yang ada di dalam Al-Qur’an itu

bisa diaplikasikan, karena tingkat kecerdasan yang dimiliki gitu ya.

Nah bicara umat, kita tidak membatasi Islam, di luar Islam itu juga

umat Nabi Muhammad. Nah jadi kenapa Dakta? Kok ada iklan A

atau iklan B. kita sudah menghilangkan yang namanya rokok dan

minuman tidak ada. Tapi ada prodak sepanjang lebelnya halal tidak

mesti menjadi syar’I itu yang namanya kudu Aminah kudu

namanya Rizky tidak, gitu istilahnya. Ada handphone merek itu?

Kan tidak, gitu ya. Jadi lebih ke ini produk menjadi tidak baik

karena penggunaan yang berlebihan. Jadi kami memberikan

fasilitas ilmu untuk umatnya Nabi. Jadi mau agama apapun, dia

harus dengerin dakta. Saya berharap dengan dengerin dakta ada

kesejukkan di situ mereka akan pindah agamanya. Jadi kalau ada

yang bilang dakta itu jenis kelaminnya apa si? Kadang A kadang B.

Dakta itu hanya radio siaran swasta, kadang harapan pendengar itu

dakta ni Muhammadiyah atau NU atau Persis atau apa? Bukan.

Dakta radio siaran swasta. Kalau mencari perbedaan, banyak.

Kenapa ngga kita cari yang samanya? Jadi kalau kalian dengerin

radio dakta ini salah satu bentuk dakwah strateginya. Kita kumpulin

semua lembaga Islam yang ada di sini, kita kasih ruangan. Untuk

apa? Untuk mereka menyampaikan kebenaran, tapi tidak

menyampaikan cara-cara shalat yang beda-beda ada yang diputer

dulu itu jangan dibahas. Yang dibahas itu bagaimana kita menjaga

shalat itu istiqamah dari subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya,

ngejaga itu. Karena kalau dakta memberikan ruang untuk

ngomongin perbedaan jadi pecah. Makanya saya rangkul semua.

Akhirnya pendengar ada yang mengatakan, dakta tuh apa sih,

Muhammadiyah apa NU? Itu tadi ukhuwah Islamiyah. Jadi,

pendengar harus cerdas. Ambil yang samanya, karena bicara itu,

itukan ormas, lembaga keislaman, jadi bukan agama. Nah jadi itu

strategi kita dari awal itu, pertama dakta berdiri itu memang kita

lebih konsern besiknya adalah Al-Qur’an dan Sunnah ya. Jadi

jangan sampai Al Qur’an itu kita hanya megang pada saat ijab

qobul, terus ditaro di rak. Coba kalo agama lain, Minggu selalu

dibawa Injilnya dibuka, kita tidak. Makanya kalau di Dakta ya kita

ajarkan mereka, buka surat anu, suruh baca diartikan. Nah jadi, ada

yang mereka beranggapan dakta ini radio Islam baru misalnya, ada

yang bilang kok ini nggak boleh itu nggak boleh, semuanya ada di

Al Qur’an. Jadi kita hanya menyampaikan, yuk buka lagi Al

Qur’annya. Nah jadi dulu ada yang namanya Anta Tas’al Wa

Nahnu Nujib itu tahun 93. Jadi anda bertanya kami menjawab. Nah

kalau udah bicara agama emang harus hitam-hitam putih-putih

nggak boleh abu-abu, jadi emang kalau bagi mereka yang nggak

siap kupingnya gatel kupingnya panas, karena nggak siap, harusnya

dia siap menyiapkan diri megang AlQur’annya. Nah itu yang

sekarang ini boleh dibilang umat itu menjadi mendengarkan yang A

dianggap salah, tapi dia tidak mendengarkan Al-Qur’annya. Jadi

akhirnya defend tidak terima itu yang salah. Jadi penyebaran

dakwah ini di radio dakta kita sudah mulai dari sejak kami berdiri

acara Anta Tasal Wa Nahnu Nujib. Berkembang terus akhirnya kita

masukin yang nggak terlalu keras tanda kutip yang lembut gitu kan.

Karena pendegar dakta itu ibarat kereta api, itu saya angkut

semuanya. Silahkan yang mau naik, ayo naik tinggal nanti dia

seleksi. Saya siap dengerin dakta yang jam berapa, kalau mereka

yang masih islamnya KTP mereka nggak berani di acara malam

kajian, karena itu harus yang bicara “lo mau ke Allah, harus gini, lo

mau ke Allah harus gitu, mau ke Surga harus gini, udah nggak

boleh enggak”. Cuma kan ngga semua siap, yang belom siap

silahkan di jam 12 siang dengerinnya, yang sedeng-sedeng silahkan

siap-siap dengerinya acara subuh. Tapi acara jam 8 malam kajian

malam, itu mreka yang sudah artinya “go to Allah” gitu. Jadi ada

karena itu tadi, karena bicara kereta api ada anak lulusan SD, anak

SMA, ada yang ijazahnya S1 sampai ada yang agamanya lain. Jadi

kami merangkul stekholder kalau bicara mengenai dakwah kami

merangkul ormas-ormas, lembaga-lembaga keislaman, untuk apa?

Sama-sama berjaung dengan dakta. Karena dakta nggak mungkin

bisa mencerdaskan sendiri, dakta ini kan lebih ke timnya penyiar.

Saya harus sinergi dengan lembaga yang kapasitasnya atau

kemahirannya di situ kapasitanya dia memang di bidang itu gitu.

Kalau kita liat mbah gugel si bener bisa, mbah gugel cuma secara

atmosfer itu nggak nyampe ke pendengar. Tapi coba kalo yang

kompetennya bicara pastikan beda. Nah adi kita samapai hari ini

pun saya merangkul semua, saya udah nggak liat lagi pokoknya dia

Islam bener lembaganya atas nama apa justru kita harus sinergi.

Kita juga membuka kegiatan-kegiatan selain on-air, karena kalau

kita bicara on air saja ada orang yang tidak dengarin radio. Satu

bisa juga karena masalah jangkauan, karena kita nggak bisa rata

seindonesia. Tapi yang jelas di era sekarang ini kita ada audio

streaming, fasilitas internet. Selama di planet bumi, bisa dengertin

dakta, gitu kan. Nah jadi kami juga ada kegiatan off airnya, untuk

mendukung on air. Ke mana? Ke masjid-masjid, kita kumpulin

masjid-masjid seBekasi, edukasi mengenai misalnya pengelolaan

DKM masjid. Jadi masjid itu jangan hanya dibuka pada bulan

Ramadhan, hari-hari lain, jam-jam lain harus dibuka. Karena

mempersilahkan orang kan udah fungsinya masjid ya. Apalagi

kalau di pinggir jalan, fungsinya adalah mempersilahkan tamu-

tamu Allah untuk shalat di masjid dia, jadi jangan digembok. Jadi

masjid nggak bisa hanya ramainya di bulan Ramadhan jadi kita ada

workshop bagaimana mengelola masjid, bagaimana meningkatkan

ekonomi syariah lingkungannya. Kalau masjid itukan rata-rata

depannya tuh bisa luas 5 meteran lebih itu bisa dibikin ekonomi

syariah disitu, jadi berputar, uangnya tidak hanya lewat infaq aja

sekarang orang kalau dateng dimintain infaq-infaq pasti juga

gatelkan aduh gua nggak bawa duit nggak enak ah shalat disini, kan

gitu juga nggak boleh, jadi kita ajarkan. Termasuk pengelolaan

majamen masjid, kita ada. Jadi pendekatan dakwah itu tidak melulu

dengan on air. Nah dengan kita tatap muka ngadain event kegiatan

CSR orang akan empati, oh dakta seperti ini ya, mereka baru akan

dengerin radio dakta. Kita juga memberikan pengajaran kepada

para pengurus majelis taklim terutama para ustazah penceramah,

jadi kita ada pelatihan mubalighoh nah itu bagaimana sih dia harus

berdakwah itu satu supaya apa yang didakwahkan itu jamaah resep

dan mau dilakukan diaplikasikan di kehidupan sehari-hari seperti

itu. Kita juga ada kegiatan off airnya adalah safari jumat. Safari

jumat ini kita menyiarkan langsung kegiatan khutbah jumat. Nah

jadi sebelum acara dimulai jam setengah sebelas reporter dakta

akan ngobrol sama pengurus masjid. Mereka akan menceritakan

mengenai masjid tersebut. Kegiatan rutinnya, berdiri sejak kapan,

ada program apa, itu juga kan salah satu program dakwah,

penyebaran dakwah dan informasi. Nanti pada saat salah jumatnya

khutbah jumatnya kita siarkan langsung. Untuk siapa? Untuk kaum

muslimin terutama lebih ke ummahat yang pada di rumah bisa

dengerin.itu juga syiar islam jadi secara tidak langsung saya deketin

masjidnya dia akan dengerin frekuensi dakta akhirnya dia akan

mandapatkan dakwah. Jadi dakwah itu tidak bicara keislam aja

dakwah itu bicara tentang bagaimana melakukan bisnis syariah itu

juga dakwah. Jadi kita bagaimana orang harus berobat ke tempat

yang tepat itu juga dakwah. Bagaimana mencari sekoah yang tepat,

itu juga dakwah. Bagaimana membeli produk yang bener, itu juga

dakwah. Jadi bungkusannya dakta itu adalah memang radio

informasi.

Pertanyaan :Radio dakta ini kan beberapa kali ganti format, apa

penyebabnya?

Jawaban :Jadi kita ganti format itu karena kita sudah laksanakan, kita

evaluasi. Ternyata kalau kita bicara radio keluarga lingkupnya

kecil, kita nggak bisa kemana-mana karena bicara keluarga saja.

Terus gimana kalo keluarga ini bukam menjadi format tapi ada di

acara sekarang kita ada acara sejak perubahan itu kita ada acara

namanya SAMARA Sakinah Mawaddah Warahmah. Program itu

setiap hari Senin, jam 8 malam kita ada samara. Nah disitulah

bagaimana membina keluarga. Berubah lagi kita ngeliat, ternyata

banyak orang pagi itu sibuk kerja, berati para istri itu ada di rumah

ya. Yuk kita fokus yang perempuan nih. Berjalannya waktu

perkembangan Bekasi kan melesat tuh era 2000 ada hotel ini ada

mall, kampus-kampus mulai masuk tuh, tidak hanya kampus yang

lokas kampus yang namanya Gunadarma, Trisakti itu ada cabang-

cabangnya di sini, Jayabaya ada juga. Jadi kita harus ngelebarin

sayap informasi. Jadi perubahan itu karena adanya perubahan

jaman. Kita harus peka, jadi kalau kita nggak peka dengan

perubahan jaman nanti kita kelewat. Nggak bisa radio itu, hanya

itu terus sampai nanti mati misalnya. Jadi harus mengikuti, tren

sekarang modelnya seperti ini, gaya siaran kita pun harus ngikutin.

Kaya sekarang apa-apa hoax, apa-apa sosmed. Kesannya media

lainnya itu tidak penting yang penting itu di sosmed. Jadi kita tidak

merasa tersaingi justru itu menjadi bahan siaran kita. Dengan

adanya sosmed berarti kita punya materi. Jadi dakta itu supaya

orang denger ‘lo mau tau bener atau enggak’, dengerin dakta. Nah

jadi hoax atau tidak itu kita klaifikasi kepada instansi terkait. Bener

nggak si kaya waktu itu ada longsor di daerah anu, kita telpon dan

nggak taunya itu kejadian udah taun jebot. Nah jadi sudut pandang

kita jangan apa-apa negatif jadi akhirnya kita nggak bergerak.

Kalau saya liat apapun di sekeliling kita jangan dibilangn negatif

saya yakin apapun yang ada di sekeliling kita itu rahasia Allah

supaya hambanya itu peka nggak ada disekeliling lo, mau jadiin

negatif atau positif atau menjadikannya itu manfaat jadi peluang

kalian berbagi untuk mencari pahala. Jadi hoax itu jangan juga kita

sebagai media radio, nggaka ada iklan masuk nggak ada ini orang-

orang mainannya sosmed bu, tapi orang percaya nggak? Tetep

radio itu dipercaya orang. Karena yang ngomong adalah orang yang

berkepentingan bicara kompeten, tapi bicara hoax tulisan bisa aja

direktur PLN bener nggak direktur PLN who know? Tetep saya

bilang sosmed ini hanya tren gimik-gimik orang seneng, kalo nggak

buka handpon bukan jaman sekarang, ya ngga.

Pertanyaan :Setelah adanya peruabahan apakah ada peningkatan?

Jawaban :Nah jadi kalau pendengar justru bertambah dan pendengar justru

diperkaya. Tidak hanya biacara yaitu tadi karena visi kita

mencerdaskan umat jadi kita melekin umat Islam. Jadi kalau

misalnya ‘wah pemimpinnya begini’ ‘anggota DPR seperti ini’. Lu

milih apa kemaren, itu pencerdasan jangan sampai kita hanya

kebagian jadi korban tapi kita punya sumber-sumber yang pinter.

Kamu harus maju, berjuang itu nggak bisa lewat sosmed. Jadi

kebanyakan kita yang pinter, yang pandai, yang remnya lebih

pakem, mau berbuat salah eh nggak jadi itu remnya lebih pakem,

itu mereka nggak ada dorongan untuk ke sana, seakan-akan ‘udah

jangan main politik, udah kamu jangan ada di situ’ padahal dia

punya kapasitas itu. Itu yang harus kita dorong. Karena kalau tidak

yang ada yang menduduki menjadi pemimpin entah dia DPR atau

Legislatif gitu mereka kan yang punya cuma selembar kertas dia

‘jalankan!’ contoh kaya BPJS sekarang, nah tinggal begitu aja.

Padahal kalau dihitung perorang 160.000 satu keluarga minimal 4

sudah hampir 800.000 sebulan lebih mahal dari asuransi swasta,

asuransi swasta dengan gagahnya kita masuk rumah sakit nggak

ngerasa kita berantem sama customer service di rumah sakit, coba

kalau pakai BPJS pake acara bersitegang ada rasa kaya kita

diremehkan seakan kita nggak mampu. Padahal kalau kita kelas

satu atau kelas dua kita orang kaya loh, karena kita bayar loh

nggak sakit aja kita bayar, logikanya. Maksud saya hal seperti itu

anggota DPR sekarang ngga ada komentar begitu ini diterbitkan,

kemaren kalian kemana aja nih yang baru tujuh hari mereka tidak

menyuarakan kita. Itu kan juga bagian dari dakwah. Nah jadi titik-

titik ini menjadi central mereka menjadi istiqamah membangun

negara menjadi baik menjadi bagus kita ibadahnya juga jadi bagus

karena dikelola oleh orang-orang yang bagus itu harus edukasi dari

mana? Dari kita. Yang pinter, yang bagus maju kamu. Itu peran

dakta disitu bukan memecah belah dan lain-lain, tapi ayo dong.

Kalau bicara dari radio yang ada coba dicek ada radio yang

lebelnya Islam ya ngomonginnya Al-Qur’an aja udah. Infaq yang

banyak, Palestine sumbang, tapi negara ini umat ini disini gimana?

Kamu cek radio yang berlebelkan Islam, dia tidak bermain di

konsentrasi itu, karena khawatir juga mungkin nanti frekuensinya

ditutup atau bisa juga dia sumbernya nggak punya, karena begitu

punya frekuensi dia hanya urusannya adalah menyebarkan dakwah

saja. Kalau dakta memang radio swasta, radio berbisnis kita cuma

basicnya Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi temen-temen ini memang

judulnya “kerja” mereka harus nyari narasumber.

Pertanyaan :Kalau dilihat sekarang ini banyak radio hiburan yang lebih

banyak pendengarnya, kenapa radio dakta ini mempertahankan

identitasnya sebagai radio dakwah ?

Jawaban :Kami ini radio informasi yang bassicnya Islam, karena

pesanpemilik radio ‘sampaikanlah walau satu ayat’ ingin dapet

barokah, ingin dapet pahala. Beliau itu menyerahkan ke saya ‘saya

ini punya kereta api ini harta dari Allah, saya titipin ke kamu,

jadikan harta ini bekal saya untuk ke surga, jadikan harta ini untuk

kalian yang ngelola bekal ke surga juga menambah pintu rezeki

banyak supaya kalian bisa berinfaq banyak. Yang ada di dakta yang

sekelilingnya harus dapet manfaat, itu pesennya. Kalau bicara tadi,

radio lagu-lagu elo pesen Mp3 aja udah, mau ngapain, kita kan

ingin itu sih pilihan kalau saya pilihan, dia ngejar segmen emang

bener ada yang seneng lagu, biarin tapikan juga kita punya pintu-

pintu lagi yang kan nggak mungkin juga ya seIndonesia raya saya

rangkul semua saya nggak punya tangan ke situ, logikanya.

Makanya timbul radio-radio Islam lain, saya tidak pernah itu

menjadi pesaing tapi kalau mereka menganggap pesaing itu urusan

mereka, kalau saya tidak menjadi pesaing. Karena radio-radio yang

muncul itu adalah mereka yang alumni ustad di dakta, ada. Jadi

mereka siaran di dakta mereka punya komunitas, mereka di

pertanyakan oleh komunitasnya ‘pak ustad, ente siaran di dakta kok

ada lagu sih?’ gitu misalnya ‘jangan ada lagu dong’ cerita ke saya

‘bu yanti, boleh nggak, nggak ada lagu?’ nggak bisa, saya belum

siap nggak ada lagu orang akan jenuh, lagu itu sebenernya untuk

bridging dari acara satu ke acara lainnya. Lagupun itu kita selektif

pa ustad, sampaikan ke jama’ah bapak, jadi dakta ini tidak untuk

jama’ah bapak saja, saya harus akomodir tadi satu kereta yang

punya KTP doang, Islam KTP aja yang agamanya beda, begitu dia

dengar lagu yang enak, pasti dia akan ini lagunya enak radio apa

nih ya dia akan turning program yang lain. Bertikutnya lagi

dikomen lagi sama jama’ahnya tiap ustad kan punya kumpulan, ‘pa

ustad, kok ada iklan, jangan ada iklan dong’ saya bilang pa ustad,

yang bayar bapak siapa? Saya nggak mau jerih payah orang adalah

jihad yah tidak jihad itu untuk diri bapak ke Allah tapi kalau sudah

pakai fasilitas lain, pake bensin harus ke sini meninggalkan

keluarga gitu kan? Saya harus alokasikan penggantian transport

bapak. Itu dari siapa? Dari yayasan, kami semua tidak mau dapat

duit dari yayasan, kami orang mampu untuk bekerja karena pertama

dakta berdiri adalah radio siaran swasta beda kalau radio-radio lain

yang labelnya adalah memang atas nama yayasan berarti dapet duit

dari yayasan. Nah tapi itu pilihan, jadi bilang mendingan gini pa

ustad, saya terimakasih ya dnegan ustad-ustad di sini yang sama-

sama bersinergi sama dakta untuk berdakwah tapi saya bilang dakta

ini ibarat S1, ada tadi yang cuma lagu-lagu misalnya itu levelnya

tingkatannya SD ada tingkatannya radio yang SMP apa SMP di

samping lagu ada hadist ya kan ada yang kaya gitu? Ada lagu-lagu

tapi ada renungan hadist gitukan? Nah dakta ini S1, nah kalau dia

nggak mau ada lagu nggak mau ada iklan pak ustad bikin radio

namanya S2, penjurusan. Penjurusan ke Surga recomended.

Sebaiknya begitu, bapak lebih plong yang mana? Kalau ada yang

telfon alhamdulillah terimakasih pa ustad saya baru tahu saya udah

umur 48 tahun saya baru tahu shalat itu gini gitu, serep mana sama

orang yang protes sama dakta, kok dakta ini kok dakta itu, mana

pak? Ya yang itu tadi. Iya karena yang protes tadi nggak usah

didakwahin, ya nggak? Yang protes dakta kok ada ini, udah pasti

dia Islamnya udah kuat, sudah nggak usah didakwahin yang kaya

gini, tugas ustad lebih banyak ke pelosok-pelosok, yang kalau ada

yang meninggal itu masih dimintain duit mba, orang di kampung

itu kan nggak punya itu kalau ada yang meninggal harus

ngamplopin untuk anak kecil 50 orang, harus ngamplopin orang

yang gali kuburan bisa 40 sampe 50 orang padahal yang nggali

Cuma 4 orang, tapi yang bantuin yang ikut nengok itu 40 orang itu

baru saja kejadian, dakwah disitu! Kalau orang yang maaf ya yang

sudah jilbabnya panjang, yang sudag memelihara jenggot Sunnah

Nabi itu tidak perlu didakwahi. Justru dia harus berfungsi

mendakwahkan yang di level kelas SD kalau dia nggak berani

dakwah yang tinggi supaya ilmunya ngalir tidak untuk protes. Nah

jadi itu yang perannya strategi dakwah kita tuh dari jaman baheula

sampai sekarang yang dibahas itu nggak usah, udah sampaikan

qunut itu subuh ada qunut nggak ada qunut silakan ngikutin imam,

kalau lu nggak ngikutin sama imam cari masjid lain. Nah jadi, tadi

saya bilang kenapa nggak mau pindah, kami ingin memberikan

dunia dapet akhirat dapet, kami ingin manfaat. Maaf saya bukan

membandingkan bahwa itu tidak manfaat. Kami ingin mendapatkan

poin lebih karena kami sanggup. Anak-anak di sini ilmunya lebih

anak-anak di sini ilmunya banyak harus bisa, kalau bisa kepake kan

ilmunya ngalir. Untuk apa? Untuk pahala buat kita, tapi lagupun

dapet pahala dapet kebaikan maksudnya begitu nyupir macet nih

lagu enak, silahkan. Tapi apa mereka tahu arti-artinya bahasa

inggris artinya apa, ada arti-arti iramanya enak tapi artinya itu kalo

diartiin vulgar. Jadi kenapa nggak mau pindah? Itu tidak, karena

saya yakin ilmu kita, usia kita, kita udah ninggalin keluarga, saya

lulus sekolah ninggalin orang tua, bekal untuk orang tua sebagai

bentuk terimakasih supaya pahalanya ngalir, saya harus berbuat

yang lebih, yang manfaat gitu.

Pertanyaan :Sebagai radio islam ya bu, ada nggak sih batasan-batasan seperti

pemilihan ustad, pemilihan penyiar, pemilihan pegawai gitu?

Jawaban :Ada, ada batasannya. Karena dakta ini formatnya radio informasi

berarti penyiarnya itu harus minimal S1. Kenapa S1 karena yang

kita sampaikan ke pendengar itu adalah bobotnya beda, yah jadi S1

itu penyiar yang sudah siap, untuk apa? Untuk berilmu, banyak-

banyak ilmunya. Dibandingin kalau SMA kalau ngomongin politik

mau nggak? Nggak mau, nggak siap dia, ah ribet ngomongin kaya

gitu, tapi kalau S1 disitu tempatnya. Ustad pun sama yang kita cari

adalah ustad yang dia harus tau framenya dakta ini adalah basicnya

Al-Qur’an dan Sunnah, jadi ida harus ada di sini kalau ngomongin

fikih framenya di sini, ngomongin akhlak framenya di sini, gitu.

Pertanyaan :Dalam membentuk identitasnya sebagai radio islam gitu ya bu,

apakah ada peraturan kaya peraturan berpakaian mungkin atau

peraturan berperilaku untu staf atau ustad?

Jawaban :Ya, ada. Karena gini, yang kita sampaikan di radio pasti pendengar

dengernya adalah suara begitu dengar cara ngomong berarti dakta

ini Islam yang artinya cerdas, terus bajunya gamis tapi gamis

modern itu kita harus jaga, makanya kita di sini perempuan itu harus

berhijab, nah tatabicara dan yang lain harus lihat. Dan di sini harus

di tes bisa baca Al-Qur’an kalau nggak bisa baca Al-Qur’an nggak

boleh gitu, jadi bisa baca Al-Qur;an, agamanya Islam, nah prilaku

termasuk ustad. Kalau ada ustad yang di luar ada hal yang tidak

baik, pendengar akan ‘dakta tuh ustadnya gimana si?’ padahal Cuma

seminggu sekali, cuman satu jam, tapi secara otomatis badan dia tuh

kebungkus oleh dakta, saya sampaikan. Bapak tuh bungkusannya

dakta loh, walaupun cuman satu jam, tapi bapak dapat manfaatkan,

suka dapet orderan, nah dijaga.

Pertanyaan :Salah satu yang melatar belakangi saya untuk ambil penelitian

ini adalah di ualng tahun dakta ke 23 dirut radio dakta pa Andi

Kosala itu di artikel mengatakan akan membentuk radio Islam

terbaik dan beliau bilang akan ada update konsep program, program

plan, best presenter, sampai kreatif program, dan saat ini apakah

hal-hal tersebut sudah tercapai?

Jawaban :Untuk sempurnanya, kalau tercapai berarti kita stop, yang itu

tercapai berarti kita punya hal-hal yang harus dicapai lagi. Jadi

kalau bicara best program, iya. Karena dakta terbukti dari

pendengar itu mereka bertanya, contoh dakta idul adha nya kapan?

Nggak ke menteri Agama loh, ke dakta. ‘dakta idul fitrinya

kapan?’terus ‘dakta saya mau dong qurbannya sama dakta’, itu

salah satu, radio terbaik. Sapai ada dakta tadi saya denger iklan

sekolah Islam saya minta nomor telfonnya. Karena dia yakin, kalau

orang udah pasang di dakta itu, sudah terseleksi. Termasuk

program umrah, banyak umrah yang tertipu, umrah boleh murah di

tempat lain, tapi sesuai Al-Qur’an dan Sunnah nggak? Kita sudah

memberangkatkan angkatan ke 10. Karena apa? The power of

dakta. Orang begitu denger dakta, udah itu harapan, beda sama

hoax tadi, apa yang disampaikan dakta itu benar, jadi oh ada ini.

Insyaallah itu sudah tercapai, justru ada yang lebih kita tajamkan

yaitu best radio terbaik itu adalah ukurannya itu unlimited. Ya,

kamu bisa lihat nanti penghargaan-penghargaan kita.

Pertanyaan :Di kajian-kajian malam itu kan ada pembahasan kajian fiqih,

tauhid gitu ya bu, apabila terdapat seperti perbedaan pendapat itu

bagaimana?

Jawaban :Maka, tiap ustad itu kita sudah sudah kita kaplingkan, hari Senin

misalnya SAMARA urusan keluarga, hari Selasa misalnya masalah

fiqih, hati-hati pendengar juga suka iseng, udah nanya si A nanya

lagi ke si B, nah itu yang bikin rancu. Nah kalau memang bukan di

bidangnya maksudnya materinya bukan yang bapak bawa, bapak

bisa jawab sebaiknya gini ‘oh ibu silahkan nanti hari Rabu, hari

Rabu nanti dengan ustad anu’ nah begitu.

Pertanyaan :Bagaimana radio dakta menanggapi penilaian masyarakat saat

radio dakta dinilai sebagai salah satu golongan?

Jawaban :Kita sampaikan, karena ngeliatnya dakta itu apasih? Bangunan,

pada saat siaran di situ ustad A dari Persis, besok ada ustad B dari

NU, besok lagi ada dari Muhammadiyah itu bicara gedungnya aja

dakta. Yang namanya “dakta” siapa? Saya namanya Yanti, ya kan

gitu. Nah jadi kita kasih di situ ruangan, untuk mencerdaskan tadi.

Pastikan kalau orang Muhammadiyah, perwakilan orang

Muhammadiyah bicara pasti pendengar Muhammadiyah akan

dengerin. Besoknya lagi orang NU, Persis, nah ini kan mereka

ngumpul dengerin dakta, akhirnya mereka akan terbuka, oh begini,

jangan bicara perbedaannya. Jadi dakta gimana sih, kemaren bapak

itu ngomong ini? Itu pendapat dari lembaga, bapak ambil sarinya

yang mana, yang benar hanya satu, kalau bicara lembaga kan sudah

ada di hadist, ada 70 berapa tuh? Yang benar hanya satu kan?

Begini dengan begini kalo kamu begini bakal masuk neraka nggak?

(ibu Yanti mempaktekkan posisi tangan saat shalat) nggak ada

cerita yang jelas di Al-Qur’an tentang sholat yang pakai begini atau

disini itu masuk neraka, itu kan tidak. Nah jadi, kita sampaikan itu

adalah lembaga, semua bassic lagi ke Al-Qur’an dan Sunnah, jadi

apa kata si A dan si B itu nggak boleh dijadikan nunutan makanya

kita ustadnya banyak karena saya nggak mau ustad tuh satu public

figure, jadi kesannya kata ustad ini begini kata ustad ini begini

begitu ustad nyeleweng ustad juga manusia, begitu ustad salah satu,

bubar jalan semuanya. Dakta tetep ada siapapun yang ada di sini,

ustadnya pindah kek keluar kek atau ganti yang baru Its dakta.

Pertanyaan :Sebagai media Islam, bagaimana dakta mempertahankan

keindependenannya?

Jawaban :Jadi, frekuensi ini kan kita dapet dari negara, dipinjamkan oleh

negara, ada aturannya bahwa kita ada berapa persen itu memang

untuk pendidikan dan yang lain. Jadi bicara independen kita radio

siaran swasta di sini tidak ada, alhamdulillah di sini tidak ada

bermain partai, misalnya ketua partai bikin radio, lah itu yang jadi

masalah, sekarang banyak radio itu juga ketua partai bikin radio.

Terus apalagi, yayasan A bikin radio, rumah sakit bikin radio, nah

jadi apa yang mau disampaikan jadi terbatas, nah karena kita radio

informasi dan saya siaran swasta, tidak ada kepentingan politik dan

lain-lain jadi kita independen. Kita artinya pemerintah ada yang

perlu kita koreksi kami koreksi. Pemerintah kota Bekasi, kabupaten

ada yang perlu dikoreksi, kita koreksi kita sampaikan. Namanya

koreksi udah pasti nggak enak didengar, yakan namanya koreksi

kan. Koreksi, tapi kalau hasilnya bagus ya kita ucapin terimakasih

anda usdah menjalankan yang benar.

Transkip wawancara Produser

Peneliti : Nur Baeti

Narasumber : Syifa Faradila

Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019

Waktu wawancara : 11.00 WIB

Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim

Tipe wawancara : Tatap Muka

Pertanyaan :Apa saja upaya radio dakta dalam persaingan dunia penyiaran

sekarang melihat banyaknya radio hubiran yang bermunculan

dan memiliki pendengar yang banyak?

Jawaban :Jadi, kalau bicara tentang persaingan tentu bukan hal yang baru

lagi, radio sekarang saling bersaing dengan program. Tapi ada

nilai atau value yang mungkin nggak dimiliki radio lain, Cuma

ada di beberapa radio mungkin diantaranya adalah dakta. Dakta

degan format siarannya berita, news and talk juga gitukan, tapi

ternyata 50% kita banyak banget kajian. Kajian itu mulai dari

pagi sampai dengan malem, kajian semua mulai dari hari Senin

sampai dengan Minggu. Apa yang kita sajikan terkait dengan

fiqih dan lain-lain. Jadi kalau persaingan seperti apa, kita sih

merasaya nggak begitu banyak persaingan, karena radio

memang banyak hiburan dan lain-lain, tapi gimana caranya

untuk hiburan ini, kita meyakini bahwa ada pendengar

tersendiri yang memang sudah terpolarisasi istilahnya dengan

program kajian yang selama ini kita bikin gitu. Baik itu kajian

secara off air atau juga kajian secara on air. Apalagi melihat

mungkin sekarang anak-anak millenial gimana biar tetap, ini

kita ambil kegiatan off airnya gimana remaja dan anak-anak

muda sekarang.

Pertanyaan :Untuk persaingan ini gimana radio dakta menyusun dan

memilih program siaran?

Jawaban :Kita melihat apa yang sedang ramai diperbincangkan sekarang,

untuk terkait dengan tema-tema termasuk mungkin tema-tema

keremajaan. Kalau diambil contoh misalnya, beberapa waktu

lalu ramai tentang hijrah, gimana fenomena artis hijrah mereka

yang tadinya bekerudung sekaramg berkerudung, yang tadinya

pakai hijab biasa terus sekarang syar’i. Nah dakta, gimana nih

agar ini sampai ke masyarakat terutama ke millenial, kalau

millenial kan kalau diajak untuk diajak dengerin kaya gitu kan

males secara on air di radio ya, tapi begitu kamu ikut nih ada

artis kan lebih terpacu untuk itu. Nah berarti kita nggak bisa

ngandelin siaran on air aja, harus ada serangan darat, apa

serangan daratnya, yaitu siaran off air kita. Kita ada kemarin

Millenial Bicara, temanya apa tentang hijarh, siapa yang kita

undang? Mereka-mereka yang aru hijrah, anak punk muslim

mereka segala macem itu. Salah satu upaya kita untuk

mengimbangi itu dan memasukkan unsur syi’ar kita kegiatan itu

ke millenial-millenial. Kalau untuk kalangan-kalangan yang

ibu-ibu itu kita ada banyak, kegiatan rutin kita itu ada ibu-ibu

Selasa dan Sabtu udah ada Ta’limnya. Dan untuk umumnya kita

ada setiap bulan. Belom lagi taklim-taklim yang lain jadi bobot

atau porsi dalam kegiatan kajian kita tuh lumayan banyak

banget. Tinggal pengemasan dan segmen apa yang akan kita

sasar untuk terkait dengan itu.

Pertanyaan :Kalau siaran dari pagi hingga malam program mana yang paling

bayak pendengarnya?

Jawaban :Kalau kajian, kajian malam. Kalau program siaran berita, itu di

dakta pagi dari jam 6 sampe jam 9. Kalau kajian malam dari jam

7 sampe jam 10 mungkin karena orang-orang sudah mulai

sampai di rumah gitu ya, mereka yang selama ini mungkin

nggak sempet mau taklim mungkin ya malem itu kesempatan

bagi mereka dengerin walaupun misalnya ketemu ustadnya

seminggu sekali, tapi mereka merasa perlu ‘oh saya butuhnya

fiqih nih berarti saya dengernya ustad ini, oh saya butuh samara

berarti saya dengerin samara’.

Pertanyaan :Karena kita bicara soal pasca produksi, jadi kapan saja

dilakukan evaluasi dan apa saja yang harus dievaluasi?

Jawaban :Evaluasi biasanya setelah acara, setelah kegiatan misalnya kalau

off air, kitan lihat evaluasi yang pertama dari sisi massa dulu

yang udah pasti gimana crawded enggak, jadi kalau kita bicara

off air itu, off air itu sukses dari kraudidnya massa. Begitu massa

keliahtan banyak itu sukses. Tapi begitu masanya tunggu-

tungguan, ‘mana ya kok dikit banget’ nah itu kita ngerasa gagal

tuh. Kalau masa crawded dan membludak itu kita ngerasa acara

kita sukses. Itu yang pertama evaluasi. Yang kedua kita evaluasi

konten, konten itu baik dari narasumber atau kita sendiri sebagai

pemandu. Udah bener ngga sih kita terlalu offer nggak sih kita

mandu kegiatan ini. Terus evaluasi lainnya terkait dengan tehnis

lah ya secara sound bagus apa engga dan di udara terdengarnya

gimana suara kita, kalau enggak, berarti harus ada yng dibetulin,

tehnis apa yang harus dibetulin, mic gimana antena mungkin

ditinggiin. Tapi kalau lebih kepada konten, crawded nya massa

lalu juga interktifnya ke audiens seperti apa dan respon dari

audiens kalau audiensnya banyak mereka ngerespon dengan baik

itu kita merasa sukses kegiatan kita

Pertanyaan:Siapa saja sasaran/segmentasi pendengar Radio Dakta?

Jawaban : Kita usianya dari usia 25 sampai ke sini.

Pertanyaan :Apa keunggulan radio dakta dengan radio lainnya?

Jawaban :Keunggulan radio dakta dengan radio lainnya kita ada sisi

pendakwahnya, yang itu tadi mbak bilang dan itu tidak dimiliki

oleh banyak radio. Kita berita ada, fokus kita berita ada, tapi kita

selingin dengan dakwahnya itu. Dakwahnya apa? Nah itu kajian-

kajian, apalagi sekarang sudah hampir satu tahun pure sudah tidak

ada lagu, lagu itu kita ganti dengan hikmah kita ganti dengan

hadist, nah itu kita ngerasa jadi keunggulan. Kenapa nggak ada

lagu? Apa bedanya lagu sama hadist? Kalau lagu mislanya 3 menit

hadist kita hadirkan juga durasinya sama 3 sampai 4 menit toh

sama. Kalau mau hitung-hitungan pahala misalkan lebih kita

dapat pahala hadist dibandingkan dengan lagu. Intinya sih sama

keunggulan kita tidak hanya menjadi radio berita tapi kita juga

menjadi radio dakwah yang itu penuh dengan konten-kontennya

dakwah dan tema-tema yang dihadirkan oleh narasumber kita.

Pertanyaan :Salah satu yang melatar belakangi saya untuk ambil penelitian

ini adalah di ualng tahun dakta ke 23 dirut radio dakta Pa Andi

Kosala itu di artikel mengatakan akan membentuk radio Islam

terbaik dan beliau bilang akan ada update konsep program,

program plan, best presenter, sampai kreatif program, dan saat ini

apakah hal-hal tersebut sudah tercapai dan seperti apa

pembaharuannya?

Jawaban :Pembaharuannya dalam salah staunya itu tadi kita sudah tidak ada

lagu, pembaharuannya apa lagi kita menghadirkan sisi-sisi

dakwahnya berbagai ustad kita sisipkan dari ustad yang fenomenal

di Youtube sampai itu masuk di dalam kita juga. Nah program

baru, program baru kita cukup bayak kalau program baru. Kalau

biasanya pendengar Cuma taunya dakta pagi, dakta siang, sore,

dan malam sekarang kia sudah banyak, sekarang kita sudah ada

lifestyle, terus juga kita ada tadi kegiatan off air kita millenial

bicara, dialog publik. Karena gini.semangat kita orang itu nggak

pure tau dakta itu sebagai radio, jadi apa nih yang harus kita

lakukan, salah satunnya itu tadi yang disampaikan pak andi. Kita

juga hraus turun gunung nih, turun gunungnya apa biar masyarakat

tau progra-program dakta. Program dakta ada kegiatan off air.

Kegiatan off air kita misalnya nih sekarang deh kita ngadain oh

tenyata dakta itu ada off airnya ya oh dakta itu olahraga juga, jadi

jangan sampai stigma masyarakat Cuma dakat tuh hanya sekedar

radio. Sekaang kita berkembang dengan adanya trading nah itu

salah satu pengembangan kita juga trading umrah kita ada ionasis

kita ada juga smfing jual decoder unutk tivi-tivi islami dan itu

adalah salah satu upaya kita juga unutk setelah milad kemarin apa

nih yang harus kita walaupun ada beberapa hal yang memang

tidak begitu bagus atau tidak begitu sempurna untuk dilaksanakan

tapikan paling tidak pelan-pelan kita usdah mulai, sudah mulai

untuk program seperti apa baik off air dan on airnya, unutk

presenter segala macem, bagaimana penyiar kita nih siaran mereka

ngga nguasain tapi kedengarannya di udara dia cerdas,ngga tau

temanya begitu dalem tapi masyarakat dengernya mereka tau lebih

mendalam apakah dilakukan training, coaching, dan lain-lainnya.

Nah itu yang harus kuta lakukan dan kita berbenah dan itu menjadi

bahan evaluasi kita setiap tahun bahkan setap pekanan kita elalu

ada meeting redaksi disitu lah kita unutk mencoba mereview

program-program kita selama ini apa, sepekan kira-kira apa yang

dilakukan. Paling tidak kalau dari SDM kita coba untuk training

dan coaching unutk nambah wawasan bagi temen-temen yang ada

disini.

Pertanyaan :Kalau unutk pendengar antara siaran langsung dan tapping mana

yang lebih banyak?

Jawaban :Siaran tapping itu kita nggak ada tapi kecuali kalau ustadnya

berhalangan jjadi misalnya nih haji kan bebrapa ustad sini jadi

pembimbing jadi mereka akan tapping duli. Tapping udu baru

nanti kita siarkan, tapi kebanyakn kita yang live disbanding

tapping itu, karena kalau tapping itu kan kita nggak bisa

berinteraktif dengan pendengar kita kalau live pendengar ita lebih

leluasa saat interaktif jadi kalau lebih banyak mana, lebih banyak

yang interaktif atau live.

Pertanyaan :Apa saja kendala melakukan siaran langsung?

Jawaban :Tehnis biasanya, tehnis itu kan, misalnya kemarin siran di tempat

A terus besok ada lagi siaran langsung di tempat B outdor ya

maksudnya. Kita nggak bisa nyamain sama kondisi A dengan B,

kalau A mungkin lempeng-lempeng aja antenanya udah gitu aja

selesai tapi tempat B nggak bisa udah dicek berapa kali tetep aja

suara nggak masuk atau kresek-kresek harus muter arah

kemanapun, lebih ke tehnis biasanya.

Pertanyaan :Kalau di evaluasi siaran langsung itu biasanya startegi yang

digunakan seperti apa?

Jawaban :Di lapangan yang pasti di sisi tehnis kita harus jernih siarannya,

audionya karna kan kita kalau pendengar di mobil nggak jernih

pastikan dia akan pindah channel begitu juga kita, begitu nggak

jernih kita rusting apanih yang harus kita lakuin, udah kita pake

handphone sembari tehnisi betulin. Jadi kalau tehnisi botulin,

bisa, kita akan switch dengan itu lagi tapi kalau nggak bisa

sepanjang siaran kita pake by phone.

Pertanyaan :Sebagus-bagusnya program kalau frekuensinya kurang kuat itu

kan percuma ya mbak, nah dakta ini sekuat apa frekuensinya?

Jawaban :Frekuensi kita itu Jabodetabek, tapi memangada aturan-aturan

yang nggak boleh kita langgar dari kementerian sama juga dari

pers ri kita di Bekasi main daya jangkau kita, tapi ada di Jakarta

kita juga bisa nerima tapi di beberapa tempat nggakb bisa, jadi kita

Bekasi ya Bekasi aja nggak bisa kita ngambil coverage karena di

Jakarta sudah banyak radio-radio lain. Jadi kita ada aturan aturan

yang sdah ditetap kan media-media baik televise dan radio, itu

yang frekuensinya covergaenya nggak boleh kita ini lagi.mislanya

eberapa waktu lalu kita dikomplain sama di halim karena mereka

bocor dia bilang, karanasetiap mereka mau takeoff landing itu ada

frekuensi radio yang masuk dan didetek sama balmo segala

macem ternyata radio dakta kita ditegur. Kita disruh turun sekian

frekunsi, semakin turun kita semakin kurang. Yang tadinya bisa

100% full kesini 80 kaya gitu.

Pertanyaan :Sebagai media Islam bagaimana radio dakta mempertahankan

keindependenan medianya?

Jawaban :Kita berusaha unutk pemberitaan keislaman tetap dalam kategori

cover both side ya jadi memang itu yang harus diepgangtapi yang

paling kita pegang adalah Al-Qur’an dan Sunnah dan itu sudah

dari jama pendirinya atau yang punyanya memang seperti out .

jadi bagaimana caranya kita mengahdirkan berita yang memang

betul-betul real nggak hoax jadi saat berita mainstream

memberitakan misalnya terkait dengan penangkapan beberpaa

ulama kemarin kita coba unutk menggali betul nggak sikaya

kemarin nih mislanya kasusnya yang penganiayaan ninoy

melibatkan ulama-ulama gerakan 212 dan lain-lainnya tapi kita

coba unutk menghubungi narasumbernya. Siapa narasumbernya

kita hubungin pengacaranya betul nggak sih? Ternyata nggak

betul, kronologisnya itu ustad itu ketikaada di lokasi bukan mukul

malah melinudngi gitu kan, jadi kita coba unutk menggali berita

itu terutama berita keuatan yag menajdi konsep kita dengan

berbagai narasumber tentu dnegan cover both side juga kita

hadirkan. Kalo di media mainstream mereka ada angle yang

berbeda kita juga ada angle yang berbeda karena kenapa? Karena

kita hrus menghadirkan berita yang bener bukan berita yang by

request pemerintah segala macem itu, itu yang kita lakukan karena

memang kita fokus pada berita keumatan. Kaya sekarang misalnya

tentang cadar celana cungkring dan lain-lain itu jadi konsern kita,

kita wawancara dengan siapa, dnegan ulama dengan apa segala

macem terus dari pemeritahan juga ya kita awancara juga

kementeriannya atau DPRnya dengan siapapun itu. Unutk kita

mempertahankan radio yang independen radio yang tidak berpihak

kemanapun.

Transkip wawancara Div. Social Media and Listener service

Peneliti : Nur Baeti

Narasumber : Ulfa Nurul (Div. Social Media and Listener service)

Hari/Tanggal : Jum’at, 01 November 2019

Waktu wawancara : 10.43 WIB

Tempat wawancara : Jl. KH. Agus Salim

Tipe wawancara : Tatap Muka

Pertanyaan :Bagaimana membentuk identitas radio dakta sebagai radio

dakwah di sisoal media?

Jawaban :Sosial media kan, sosial media dakta itu mengikuti alurnya siaran

radio, jadi seccarangga langsung meskipun kita radio dakta nggak

pernah melebeli kira radio Islam, kita sebenernya radio berita tapi

secaratidak langsungmasyarakat melebeli kita radio Islam, kaya

gitu jadi kita berupaya masyarakat atau warga Bekasi khususnya

yang nggak bisa dengerin radio dakta itu bisa mendapatkan intisari

dari siaran kami. Salah satu caranya adalah dengan sosial media.

Jadi misalkan ada ustad-ustad menyampaikan tausiahnya,

misalkan di kualiah fajar atau kajian malam itu kita masukkan di

podcast terus kita sebar deh ke whatapp grup. Dan kita memeliki

komunitas di whatapp grup, yaitu namaya dakta listener forum.

Pertanyaan :Ada nggak si mbak batasan-batasan untuk publikasi di sosial

media?

Pertanyaan :Batasan-batasan si nggak ada, cuman kalau sosial media kita tuh

follower dan pendengar kita udah segmented banget, jadi kalau

misalkan saya posting nih subuh-subuh tentang hadits gitu

tentang misalkan bagaimana mencari ridho Allah gitu kan ya, itu

likesnya banyak banget tuh. Tapi kalau misalkan saya pagi-pagi

posting misalkan yang nggak ngeboost semangat mereka, itu

pasti yang like sedikit. Jadi memang segmented postingan itu

mempengaruhi, jadi kalau pagi itu tentang semangat-semangat

atau tentang mengingatkan untuk dzikir pagi gitu nanti pas

sorenya atau malemnya kita ajak tuh followers kita untuk

evaluasi, hari ini ngapain aja begitu. Terutama di Instagram,

twitter dan facebook.

Pertanyaan :Kalau untuk siaran off air bagaimana peran divisi listener

service?

Jawaban :Jadi kalau misalkan taklim bulanan kita ajak masyarakat tuh,

melalui sosal media Instagram, twitter, facebook, whatsapp grup,

kita punya banyak kontak nanti kita japri-japriin, nanti pada

dateng. Misalkan ustad Haikal Hasan nih temanya tentang

membina keluarga islami gitu, itu biasanya bayak banget tuh, nah

biasanya kita interaktif, melalui live Instagram, juga interaktif

langsung kepada masyarakat gutu si

Pertanyaan :Seberaba besar intensitas hubungan antara radio dakta dengan

pendnegar radio?

Jawaban :Intensitasnya sangat dekat sekali, artinya gini radio dakta ini

nggak hanya dikenal sebagai radio islam tapi juga radio layanan

public. Jadi masyarakat yang punya keluhan apapun pasti

nanyanya ke dakta, dan kita sebagai media berusaha

menjembatani antara masyarakat sama pemerintah, teruama

pemerintah kota Bekasi. Misalkan kaya gini, masyarakat kan

punya keluhan tentang jalan rusak, tentang air PDAM yag kotor

atau mati, masyarakat kan bingung meskipun mereka punya

sosial media, missal kaya PDAM punya sosial media nih, tapi

mereka nggak interaktif tuh, mislakan ‘min air kotor nih disini

dan di sini keluarnya kotor kenapa?’ mereka kan nggak langsung,

tapi kalau mereka keluhan ke kita, misalkan hari ini hari minggu

pelayanan air di jl. Ahmad yani misalkan, rusak atau kotor, bau

dll. Itu yang [ertama terjadi ya sering terjadi, dan kita terima, baik

ibu treimakasih atas informasinya, kita akan hubungi ibu ya. Nah

sesi call back, telfon balik. Assalamualaikum ibu, bagaimana

airnya sejak akapan bu matinya?sudah dari kemarin mba dll

nggak dapet respon saya au ke dakta nih kalaudakta cepet,

biasanya mereka ngomong kaya gitu. Oh iya bun anti akan kita

sampaikan, saya minta datanya dulu ya. Nomor pelanggan,

alamat rumah, lengkap, nanti saya hubungin atau tanyain ke

humasnya. Jadi saya haru punya nomer humas, nomer kepala

dinas, kita tanya pak ada keluhan apa di ahmad yani, kenapa air

nya keluar kotor bahkan mati sejak kemarin. Oh iya mbak ada ini

dll. Oke pak kita wawancara on air aja ya. Saya ngomong tuh

sama produser, kita punya program namanya Apa Kabar Bekasi.

Jadi semua permasalahan di Bekasi saya tamping terus saya data

nanti saya ajak on air. Jadi masyarakat seneng, pemerintah

menjawab. Nah terus saking banyaknya pelayanan PDAM yang

buruk gitu ya, pernah kita naikin ke dialog public.

Kita juga punya kegiatan yang kita lakukan setiap bulan, yaitu

memberikan beras ke panti-panti, misalkan ke panti rehabilitas di

al fajar berseri, jadi tuh panti untuk khusus orang gila, kan selama

ini kita engehnya pantiyatim piatu, nah saat iin kita fokus ke panti

rehabilitasi kejiwaan, itu di dua tempat, yang pertama al fajar

berseri kabupaten Bekasi sama di zabrud biru di kota Bekasi, jadi

setiap bulannya kita ngasih satu karung setiap pantinya. Selain itu

kita juga punya guru atau ustad binaan di kabupaten Bekasi atau

di muara gembong, jadi muara gembong itukan ujung sekali

Bekasi ya pesisir pantai, nah itu konsisinya kurang

memprihatikan. Jadi guru di sana itu tidak dibayar. Maka dari itu

kita memberikan gaji gitu, secara suka rela ke giru si madrasah

sana. Mereka punya yayasan tapi kurang memprihatinkan dan

gurunya mereka terpencil nggak ada uang, jadi kita kasih setiap

bulannya.

Ada program dakta peduli, dakta peduli itu mbak syifa ketuanya,

yang tadi tuh anggotanya. Agendanya tentang kemanuasiaan,

dakwah-dakwah juga, kaya taklim bulanan itu ada di bawah dakta

peduli, kita-kita donor darah besok tgl 5 itu juga, terus ada lagi

setiap ada bencana dakta peduli insyaallah hadir ya mbak.

Pertama waktu itu di Lombok, Palu dan Banten. Nah di situlah

radio dakta hadir bersama apara pendengar, kita bawa bantuan

dari pendengar. Waktu di Lombok kita bawa truk kemanusiaan

namanya, itu isinya makanan pakaian minuman, itu dari

pendengar radio dakta se Bekasi. Ada juga dari luar Bekasi ya

mbak, mereka litany dari sosial media, jaid orang yangdateng ke

dakta msalkan bantuan dari sekolah apa, ngasih 20 jt misalkan

gitu, itu kita foto dan kita posting di sosial media, kan otomatis

orang-orang tergerak hatinya tuh. Tergerak hatinya untuk

menyampaikan donasi atau menyumbangkan rejekinya.

Ada juga jumat barokah, ini si baru keempat kalinya, sudah

hampir sebulan kita melakukan ini bisa berupa maan siang nasi

atau snak dan minuman. Dananya dari karyawan dakta, jadi kita

ingin membiasakan karyawan-karyawan dakta memberikan

kewajibannya untuk menyumbangkan sedekah atau rejekinya

untuk para musafir, mustahik lah pokonya.

Donasi-donasi kita dari pendengar publish biasanya di udara juga.

Karena kita punya tanggung jawab terkait donasi itu kita ikut

turun langusng ke lokasi. Atau kalau kita nggak ke sana kita

perdalam ke rang-orang yang ada di lokasi. Bagaimana lokasi

terkininya, itu slaah satu cara supaya kita menggandeng mereka

yang ingin berdonasi, tidak hanya bencana waktu beberapa tahun

lalu yang lagi rame Palestine, kita jugadonasi hampir setengah

miliar kita dapet. Jadi kita bagi ke beberapa lembaga, jadi kita

nggak hanya satu lembaga, kita berkoordinasi ke beberapa

lembaga yang kita anggap deket sama kita dan bisa request sama

kita. Request dalam artian karena kita punya tanggung jawab

kepada pendnega untuk bertanggung jawaban, jadi kita butuh

untuk komunikasi bukan masalah ria atau segala macem. Karena

kita butuh pertanggung jawaban kita ke pendengar. Ke mana aja

sih dakta ngasihnya? Ya itu tadi. Di Lombok kemarin kita

memberangkatkan satu mobil container. Kita kerjasama dengan

dewan dakwah tuh satu container kita isi sembako dan lain-

lainya. Karena kalau bencana biasanya kan by moment kan, jadi

ya ketika bencana dateng baru kita adakan, tapi kegiatan yang

disebutkan tadi udah rutin kita laksanakan. Ngasih bantuan beras,

bantuan guru-guru yang di muara gembong yang jadi binaan kita,

termasuk biasanya kita ada peduli kesehatan, program

pendidikan, terakhir kita qurban ke muara gembong, karena

mereka setahun sekali pun belum tentu makan daging. Ternyata

merekapun antusias seneng banget kan. Jadi kita motong di sana

dan bagiin di sana.

Pertanyaan :Sebagai radio Islam tentunya akan mendapat banyak penilaian

dari pendengar, tanggapan mbak syifa sebagai produser

bagaimana juga bagaimana menurut ka ulfa?

Jawaban :Stigma kita di masyarakat kuat waktu tahun lalu bahwa dakta itu

wahabi tapi kita kembali lagi, kita semuanya kembali kepada Al-

Qur’an dan Sunnah kok, dibilang wahabi apa yang kita lakukan?

Semua ustad itu dari segala elemen, persis ada, muhammadiyah

ada, NU ada, Syiah aja yang nggak ada. Seluruhnya kita rangkul

ustadnya ulamanya. Jadi pemahan mereka nggak bisa

menyalahkan juga sah-sah saja mungkin, mereka yang nggak

terbiasa dengan ini, bid’ah segala macem ya mungkin itu tadi dari

persepsi masing-masing. Tapi yang kita hadirkan memang ustad-

ustad yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah, dan yang kita hadirkan

adalah mereka yang kompeten bukan ustad yang baru muncul

sehari dua hari itu enggak, mereka yang sudah pakar-pakarnya

semua. Jadi itu untuk memberikan ke masyarakat bahwa ini loh

ustad-ustad yang kita hadirkan mereka dari persis,

muhammadiyah, NU, dewan dakwah semuanya ada di sini.

Pertanyaan :Kalau di sosial media bagaimana ka?

Jawaban :Kalau sosial media kan whatsapp terutama ya saat interaktif kalo

kajian itu kan di subuh hari di sore hari dan malam hari itu adi

otomatis karena jam kerjanya ulfa itu dari jam 8 sampe jam sore

aja gitu, jadi kalo interkatif itu kita serahkan aja di studio nanti

ustadnya liat sendiri atau penyiarnya liat sendiri jadi orang

bertanya melalui whatsapp otomatis kan mereka trun in tuh

dibacakanlah pertanyaanya sama penyiar nanti jawabannya sama

ustad via on air juga. Jadi nggak kita jawab lagi via on air.

Pertanyaan :Ada nggak si yang suka DM soal hal-hal seperti ini?

Jawaban :Sering, sering sekali, bahkan akhirnya kita punya program di onair

tanya jawab keislaman bersama ustad siapa gitu misalnya. ‘pa

stad boleh nggak sih solat tahajud berjamaah gitu kan ya’, nani

dijawab tuh sama ustadnya kita jawab di on air nah itu kita puter

berkali-kali. Pertanyaan muncul lagi yang kira-kira keseharian

kita gitu kita bikin lagi versi onairnya gitu

Pertanyaan :Kalau dari pemilihan ustad itu ada kriterianya nggak?

Jawaban :Kriterianya udah pasti pertimbangannya karena kita sudah tau

ilmu mereka dan ini juga orang-orangnya ya sama-sama sama

dakta dari awal jadi dia tau betul dakta kaya gimana. Nah kita

ngerangkulnya dengan link-link yang kita punya walaupun silih

berganti, tapi mereka tetep akan kasih rekomendasinya. Jadi kita

alhamdulillah apa yang jadi pertimbangan ya ilmu mereka.

Karena ilmu mereka udah mumpuni jadi tinggal kita menjaga

hubungan itu dengan mereka.

Pertanyaan :Berarti kalau ada penilaian dakta nih golongannya ini itu dll

Jawana :Tetep ada lebeling itu pasti ada tapi kita sebagai media kita hanya

mewadahi. Hari senini misalnya ustadnya dari NU, selasa dari

Muhammadiyah, rabu Persis, dan lain-lain. Semuanya kita rangkul

jadi nggak ada stigma masyarakat tentang pelebelan gitu.

Semuanya kita sebagai media hanya menampung semua perbedaan

itu menjadi satu gitu. Kalau mislakan ustad-ustad, radio dakta

banyak melahirkan ustad-ustad sukses kaya Ustad Farid Thokhbah

beliau berasal dari radio dakta, terus Ustad Umar Miftah sebelum

beliau tenar di artis-artis beliau ustad di radio dakta dulu. Jadi

kebanyakan alhamdulillah yang sekarang udah terkenal berawal

dari radio dakta.

Pertanyaan :Eksistensi radio dakwah itu kan mulai berkurang karena banyak

bermunculan radio hiburan ya mbak, bagaimana cara dakta

menyentuh kalangan millenial?

Jawaban :Kalau millenial kita cari tentang tema-tema yang sedang jadi

perbincangan anak-anak millenial. Terus kita mencoba untuk

menghadirkan kira-kira program seperti salah satunya off air

karena kalau on air kita nggak terlalu banyak untuk millenial tapi

kita banyaknya di off air, seperti yang kita lakukan kemarin

dengan ustad haikal salah satu cara menggali minat millenial untuk

ikut ngajilah. Yang tadinya mereka dengar by audio sekarang yuk

kita dengernya langsung ngajinya. Jadi antusiasnya banyak. Untuk

sekarang bagaimana eksistensi dakta untuk dakwah ke

millenialnya tetep ada, pertama kita tetep ngikutin perkembangan

dakwah anak sekarang, yang kedua kita akan ada kegitan off air

yang sesuai sama tema-tema itu tadi. Siapa yang kita libatkan?

Anak-anak remaja, millenial, baik itu yang kampus, rohis atau

segala macem itu kita libatkan mereka. Jadi dnegan seperi itu

dakta mencoba mempertahankan eksistensi itu. Unutk menjaga

eksistensi kita ke kegiatan-kegiatan off air di luar, kalau di dalem

juga ada misalnya kita undang komunitas nasyid, anak-anak

remaja masjid itu kan ada perkumpulanya, nah itu salah satu cara

kita untuk syiar atau dakwah ke anak-anak muda. Mereka itu juga

aware loh tentang Islam anak-anak ini juga banyak kegiatannya.

Apalagi yang kita lakukan, kita juga bersinergi dengan beberapa

komunitas juga, kaya komunitas Al Azhar jakapermai mereka

sering ngadain kegiatan menghadirkan narasumber millenial kita

kerja sama dengan mereka jadi media partner. Itu juga kan salah

satu cara menjaga eksistensi kita. Oh ternyata dakat amasih di

jalan dakwah anak-anak mudanya ya, ya walaupun kita nggak ikut

langsung tapi kalau ada di background ada dakta oh ada dakta nih

ikut support kegiatan.

Pertanyaan :Jaman sekarang kan banyak ustad muda seperti influencer di

instagram kenapa nggak di jadiin salah satu ustad di radio dakta?

Jawaban :Ya kita sekarang ikon kita yang pertama adakah ustad Agus Palevi

misalnya ya, di kuliah fajar itu sudah jadi ikon kita sebagai

pembimbing umrah. Mislanya samara ya ikonnya ustad nur ali.

Memang lingkupnya belum terlalu luas seperti yang di luar. Kalo

di dakta kita belum concern banget ke youtube untuk ustad jadi

kita sekedar by moment, siapa yang coba kita tampilkan ustad

Agus palevi kita coba tampilkan sebagai pembimbig umrah kita.

Pertanyaan :Kalau reporter ada berapa orang dan disebar ke berapa titik?

Jawaban :Kita ada lima reporter, dua kota ,bekasi, satu kabupaten bekasi,

satu lagi jakarta tapi ini juga bisa by moment juga mislanya ada

isu yang national di jakarta kaya aksi mahasiswa kemarin itu kan

gede nggak mungkin Cuma satu kuta akan ambil reporter kita

yang di bekasi akan backup di sana begitu juga di sini kalau di

sini kurang kita akan ambil yang di jakarta jadi untuk mengcover.

Termasuk aksi 212 dan lain-lain itu semua turun nggak hanya

reporter tapi itu kita taro di berbagai tempat dan siaran semua,

laporan dari berbagai lokasi untuk memberikan kesemptan

kepada pendengar kita yang nggak sempet ikut.

Pertanyaan :Sebagai insan media bagaimana dakta memfarming berita?

Jawaban :Framing insan media ya kita berusaha untuk menampilkan berita-

berita menyajikan program-program yang berdekatan dengan

keseharian masyarajat atau yang dibutuhkan masyarakat. Kita

kerjasama juga dengan beberapa instansi. Karena dakta nggak

bisa sendirian kita juga butuh koordinasi dan kolaborasi dengn

beberapa kalangan. Apa gunanya ? ya kalau ada kegiatan atau

isu-isu tertentu kita bisa menggaet mereka. Tapi balik lagi apa

yang kuta hadirkan di siaran itu ya kita mencoba menghadirkan

yang real di lapangan yang fakta bukan hoax baik di lingkup

national atau bekasi. Karena kita bekasi mau nggak mau kita

lebih banyak bekasi. Jadi kita melibatkan beberapa narasumber

untuk komentarnya kita mengangkat isu-isu di bekasi.

Foto-foto kegiatan dan wawancara di Radio Dakta 107 FM

Pembagian makanan gratis dalam event jum’at barokah

Pembagian makanan gratis dalam event jum’at barokah

Pembagian makanan gratis dalam event jum’at barokah

Wawancara General Manager Ibu Hj. Suyanti, SE

Wawancara produser siaran Mbak Syifa Faradila